repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67248... · bab ii tinjauan pustaka...

25
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Dampak Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dampak adalah benturan, atau pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif), benturan yang cukup hebat antar dua benda sehingga menyebabkan perubahan yang berarti dalam momentum sistem yang mengalami benturan itu. Dampak positif adalah akibat baik/ pengaruh yang menguntungkan yang didapatkan dari berbagai hal atau peristiwa yang terjadi sedangkan dampak negatif adalah pengaruh atau akibat yang dihasilkan yang cenderung memperburuk keadaan ataupun merugikan. pengertian Dampak.2012-2016, dapat diakses pada www.google.com/amp/kbbi.web.id/dampakhtml (diakses 16 Maret 2017 pukul 20.25 WIB). Adapun dampak memberikan pengaruh berupa: 1. Dampak positif yaitu dampak yang berpengaruh positif 2. Dampak negatif yaitu dampak yang berpengaruh negatif 3. Dampak langsung yaitu dampak yang dirasakan langsung dan berkaitan dengan dampak positif 4. Dampak tidak langsung yaitu dampak tidak langsung yang dirasakan dengan adanya suatu pengaruh 2.2 Pengertian Bandara Udara Menurut Anex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization), Bandara Udara adalah suatu tempat atau daerah, di darat atau diperairan dengan batas-batas tertentu, termasuk bangunan dan instalasi yang dibangun untuk Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 27-Feb-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Dampak

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dampak adalah

benturan, atau pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik negatif maupun

positif), benturan yang cukup hebat antar dua benda sehingga menyebabkan

perubahan yang berarti dalam momentum sistem yang mengalami benturan itu.

Dampak positif adalah akibat baik/ pengaruh yang menguntungkan yang

didapatkan dari berbagai hal atau peristiwa yang terjadi sedangkan dampak

negatif adalah pengaruh atau akibat yang dihasilkan yang cenderung

memperburuk keadaan ataupun merugikan. pengertian Dampak.2012-2016, dapat

diakses pada www.google.com/amp/kbbi.web.id/dampakhtml (diakses 16 Maret

2017 pukul 20.25 WIB).

Adapun dampak memberikan pengaruh berupa:

1. Dampak positif yaitu dampak yang berpengaruh positif

2. Dampak negatif yaitu dampak yang berpengaruh negatif

3. Dampak langsung yaitu dampak yang dirasakan langsung dan berkaitan

dengan dampak positif

4. Dampak tidak langsung yaitu dampak tidak langsung yang dirasakan

dengan adanya suatu pengaruh

2.2 Pengertian Bandara Udara

Menurut Anex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization),

Bandara Udara adalah suatu tempat atau daerah, di darat atau diperairan dengan

batas-batas tertentu, termasuk bangunan dan instalasi yang dibangun untuk

Universitas Sumatera Utara

10

keperluan pergerakan pesawatterbang lepas landas, pendaratan atau pergerakan

dipermukaan. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonnesia

Nomor 70 tahun 2001, Bandara udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan

untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, dan naik turunnya penumpang

atau bongkar muatan kargo atau pos, yang dilengkapi dengan fasilitas

keselamatan penerbangan.www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-bandar-

udara-defenisi. htm?=1hub.bud.dephub.go.id/id/page/detail/44 (diakses 16 Maret

2017 pukul 20.00 WIB)

Sistem Bandara udara dibagi menjadi 2 bagian utama, yaitu: sisi darat

(land side) dan sisi udara (air side). Sistem bandara pada sisi darat terdiri atas

sistem jalan penghubung kendaraan (jalan masuk ke Bandara), lapangan parkir

kendaraan dan terminal penumpang, sedangkan sistem Bandara pada sisi udara

meliputi runway, apron, taxiway.

Lingkup kegiatan pada Bandara udara sangat luas, sehingga secara umum

fungsi Bandara udara dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Melayani, mengatur dan mengawasi lalu-lintas udara baik yang datang,

berangkat maupun transit

b. Menyimpan, mengurus dan mengatur muatan, baik yang berasal dari

angkutan darat yang dipindahkan ke angkutan udara maupun sebaliknya

c. Menyediakan dan memelihara fasilitas bandar udara, telekomunikasi,

navigasi udara dan listrik

d. Menyelenggarakan dan mengendalikan keamanan dan ketertiban umum di

bandara udara

Universitas Sumatera Utara

11

2.3 Pembangunan

2.3.1 Pengertian Pembangunan

Kata pembangunan sudah menjadi kata kunci bagi segala hal. Secara

umum, kata ini diartikan sebagai usaha untuk memajukan kehidupan masyarakat

dan warganya. Seringkali, kemajuan yang dimaksud terutama adalah kemajuan

material. Maka pembangunan seringkali diartikan sebagai kemajuan yang dicapai

oleh sebuah masyarakat di bidang ekonomi (Budiman,1996:1).

Pembangunan pada hakekatnya adalah perubahan progresif yang

berkelanjutan (sustained progressive change) untuk mempertahankan kepentingan

individu maupun komunitas melalui pengembangan, intensifikasi dan

penyesuaian terhadap sumber daya. Pembangunan adalah proses yang kontinu.

Pembangunan juga harus dipisahkan dari konsep pertumbuhan dimana

pembangunan konsep yang lebih luas yang secara simultan melibatkan aspek

sosial, lingkungan dan ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat

(Sondang, 2001:12).

Pembangunan merupakan sesuatu yang menarik. Hal itu bukan saja

karena pembangunan selalu memiliki Dimensi-dimensi yang begitu luas sehingga

selalu memikat, tetapi juga karena pembangunan menjadi suatu yang melekat

dalam kehidupan kita. Keberadaan pembangunan telah menimbulkan berbagai

kajian dan pandangan tentang pembangunan.

Dari perspektif ekonomi pembangunan dimaknai sebagai suatu upaya

dalam mewujudkan masyarakat sejahtera secara adil dan merata. Masyarakat

sejahtera ditandai dengan adanya kemakmuran berupa meningkatnya komsumsi

masyarakat karena meningkatnya pendapatan. Sedangkan pandangan dari

Universitas Sumatera Utara

12

perspektif ekonomi lingkungan, pembangunan dinyatakan sebagai proses

perubahan yang terencana dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan

masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan secara berkelanjutan(Mudana,

2015:14).

Higgins berpendapat bahwa pembangunan pada dasarnya merupakan

pertumbuhan manusia itu sendiri. Dengan kata lain pertumbuhan semua manusia

yang menyangkut inti nilai-nilai manusiawi, baik yang terkait dengan pemenuhan

kebutuhan biologis, kejiwaan, sosial, budaya, ideologi, spritual, kebatinan, dan

aspirasi-aspirasi trasendentalnya. Hal itu sejalan dengan konsepsi pembangunan

yang dikemukakan oleh Soetdjamoko yang mengemukakan pembangunan sebagai

suatu proses perubahan menuju keberadaban dan pembebasan manusia.

Richard mengemukakan pengertian pembangunan(development) sebagai

berikut: primarily an attempt to increase the amount of the subsistence which

environment canprovide. Defensi tersebut menunjukkan pembangunan merupakan

proses perubahan yang direncanakan untuk tujuan peningkatan kesejahteraan

penghidupan manusia, hal ini menunjukkan pentingnya perencanaan.Dalam

perencanaan tujuan pembangunan inilah gagasan, ide, paham, teori atau

paradigma yang dianut oleh perencana pembangunan mewarnai rumusan

perencanaan pembangunan yang dihasilkan (Mudana, 2015:15).

Dalam konteks itulah maka dikatakan konteks mentalis masyarakat akan

mewarnai perencanaan dan menentukan keberhasilan proses pembangunan itu

sendiri. Faktor mentalis ini oleh sebagian orang disebut dengan berbagai istilah,

ada yang menyebutnya dengan faktor manusia, faktor kultural, faktor non-

ekonomi, faktor psikokultural, atau sikap mental.

Universitas Sumatera Utara

13

Konsep-konsep pembangunan tersebut diatas menunjukkan luasnya ruang

lingkup pembangunan. Karena pembangunan memiliki makna yang sangat luas

maka dimungkinkan adanya berbagai pandangan tentang pembangunan. Hal

itulah paling tidak yang memungkinkan disatu sisi pembangunan dipandang

sebagai kata benda yang netral yaitu suatu kata yang digunakan untuk

menjelaskan proses dan usaha dalam meningkatkan kehidupan ekonomi, politik,

budaya, infrastruktur masyarakat dan sebagainya. Dalam konteks ini

pembangunan disejajarkan dengan perubahan sosial (Mudana, 2015:16).

2.3.2 Mengukur Pembangunan

Untuk mengukur pembangunan Arief Budiman mengatakan dalam

bukunya yang berjudul “Teori Pembagunan Dunia Ketiga” (hal 1-9) yaitu:

1. Kekayaan rata-rata

Pembangunan mula-mula dipakai dalam arti pertumbuhan ekonomi,

Sebuah masyarakat dinilai berhasil melaksanakan pembangunan, bila

pertumbuhan masyarakat tersebut cukup tinggi. Dengan demikian yang diukur

adalah produktivitas masyarakat atau produktivitas negara. Dalam bahasa teknis

ekonominya, produktivitas ini diukur oleh Produk Nasional Bruto (PNB) atau

Gross National Product (GNP) dan Product Domestic Bruto (PDB) atau Gross

Domestik Product (GDP).

2. Pemerataan

Segera menjadi jelas bahwa kekayaan keseluruhan yang dimiliki, atau

yang diproduksikan sebuah bangsa, tidak berarti bahwa kekayaan itu merata

dimiliki oleh semua penduduknya. Bisa terjadi, sebagian kecil orang di dalam

negara tersebut memiliki kekayaan yang berlimpah, sedangkan sebagian besar

Universitas Sumatera Utara

14

hidup dalam kemiskinan. Hal ini bisa menimbulkan ironi, kita bisa mengunjungi

sebuah negara yang tinggi PNB/kapitanya, tetapi dimana-mana kita lihat orang

hidup miskin, tidak punya tempat tinggal, dan kedinginan pada musim dingin.

Memang ada orang yang luar biasa kaya, tetapi jumlahnya sangat sedikit.

Orang-orang kaya ini ibarat sebuah pulau kecil yang dikelilingi oleh

samudera orang miskin yang sangat luas. Kalau kekayaan ini dirata-ratakan dalam

PNB/kapita atau PDB/kapita, akan diperoleh nilai yang tinggi. Kemiskinan yang

ada tertutup oleh adanya kekayaan yang luar biasa tersebut.Dapatkah negara itu

dikatakan maju pembangunannya?.

Oleh karena itu, timbul keinginan untuk memasukkan aspek pemerataan

dalam ukuran pembangunan, bukan lagi hanya PNB/kapita saja. Pemerataan ini

secara sederhana diukur dengan melihat beberapa prosen dari PNB diraih oleh

40% penduduk golongan menengah, dan berapa persen oleh 20% penduduk

terkaya meraih lebih dari 50% PNB, sedangkan sisanya dibagi diantara 80%

penduduknya, ketimpangan antara orang-orang kaya dan miskin dianggap besar.

Dengan demikian dapat dikatakan,bangsa atau negara yang berhasil

melakukanpembangunan adalah mereka yang disamping tinggiproduktivitasnya,

penduduknya juga makmur dan sejahtera secara relatif merata (Budiman, 1996:

5).

3. Kualitas Kehidupan

Salah satu cara lain untuk mengukur kesejahteraan penduduk sebuah

negara adalah dengan menggunakan tolok ukur PQLI (Physical of life Index),

Tolok ukur PQLI ini diperkenalkan oleh Moris yang mengukur 3 indikator,

yakni: (1) rata-rata harapan hidup sesudah umur satu tahun (2) rata-rata jumlah

Universitas Sumatera Utara

15

kematian bayi, dan (3) rata-rata prosentasi buta dan melek huruf. Prestasi PQLI

tidak selalu sama dengan prestasi PNB/kapita, meskipun pada umumnya dapat

dikatakan bahwa negara yang tinggi PNB/kapitanya juga tinggi angka PQLI-nya,

demikian juga sebaliknya.

4. Kerusakan Lingkungan

Sebuah negara yang tinggi produktivitasnya, dan merata pendapatan

penduduknya, bisa saja berada dalam sebuah proses untuk menjadi semakin

miskin. Hal ini misalnya, karena pembangunan yang menghasilkan produktivitas

yang tinggi itu tidak mempedulikan dampak terhadap lingkungannya.

Lingkungannya semakin rusak, Sumber-sumber alamnya semakin terkuras,

sementara kecepatan bagi alam untuk melakukan rehabilitasi lebih lambat

daripada kecepatan perusakan sumber alam tersebut. Mungkin juga pabrik-pabrik

yang didirikan menghasilkan limbah kimia yang merusak alam di sekitarnya,

sehingga mengganggu kesehatan penduduk maupun segala makhluk hidup

disekitarnya (Budiman, 1996: 7).

Oleh karena itu, seringkali terjadi bahwa pembangunan yang dianggap

berhasil ternyata tidak memiliki daya kelestarian yang memadai. Akibatnya,

pembangunan ini tidak bisa berkelanjutan, atau tidak sustainable.Karena itu,

dalam kriteria keberhasilan pembangunan yang paling baru, dimasukkan juga

faktor kerusakan lingkungan sebagai faktor yang menentukan. Apa gunanya

sebuah pembangunan yang pada saat ini memang tinggi produktivtasnya, merata

pembagian kekayaannya, tetapi dalam jangka sepuluh tahun atau dua puluh tahun

mendatang akan kempes karena kehilangan sumber daya yang menjadi impuls

utama pertumbuhan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

16

5. Keadilan Sosial dan Kesinambungan

Demikian tolak pembangunan yang berhasil, yang semula hanya memberi

tekanan pada tingkat produktivitas ekonomi sebuah negara, kini menjadi semakin

kompleks. Dua faktor baru yang ditambahkan pada pembahasan diatas, yakni

faktor keadilan sosial(pemerataan pendapatan) dan faktor lingkungan, berfungsi

untuk melestarikan pembangunan ini, supaya bisa berlangsung terus secara

berkesinambungan.

Sebenarnya faktor keadilan sosial dan faktor lingkungan saling berkaitan

erat. Yang pertama, keadilan sosial bukanlah faktor yang dimasukkan atas dasar

pertimbangan moral, yaitu demi keadilan saja. Tetapi faktor ini berkaitan dengan

kelestarian pembangunan juga. Bila terjadi kesenjangan yang terlalu mencolok

antara orang-orang kaya dan orang miskin, masyarakat yang bersangkutan

menjadi rawan secara politis.

Orang-orang miskin itu cenderung untuk menolak status quo yang ada.

Mereka ingin memperbaiki diri, dengan mengubah keadaan. Oleh karena itu, bila

konfigurasi kekuatan-kekuatan sosial memungkinkan(misalnya, terjadi

pertentangan yang tajam antara kaya dan miskin, terjadi perpecahan di kalangan

militer dan sebagian dari mereka mendukung kelompok yang mau mengubah

keadaan, kelompok orang-orang ini terorganisir secara relatif baik, sebagainya)

akan terjadi gejolak politik yang bisa menghancurkan hasil pembangunan yang

sudah dicapai (Budiman,1996:9).

Dengan demikian, seperti juga masalah kerusakan alam yang dapat

mengganggu kesinambungan pembangunan, faktor keadilan sosial juga

merupakan semacam kerusakan sosial yang bisa mengakibatkan dampak yang

Universitas Sumatera Utara

17

sama. Kerusakan sosial ini antara lain dapat diukur oleh index Gini dan tingkat

kualitas kehidupan fisik seperti yang dicerminkan oleh tolok ukur PQLI. Karena

itu, dapat dirumuskan bahwa pembangunan yang berhasil mempunyai unsur-unsur

sebagai berikut:

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi

Pembangunan yang

berhasil Berkesinambungan -Tidak terjadi kerusakan sosial

-Tidak terjadi kerusakan alam

2.4 Masyarakat

2.4.1 Pengertian Masyarakat

Istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebut kesatuan-kesatuan hidup

manusia, baik dalam tulisan ilmiah maupun dalam bahasa sehari-hari adalah

masyarakat. Dalam bahasa Inggris dipakai istilah society yang berasal dari kata

latin Socies berarti “kawan” Istilah masyarakat sendiri berasal dari kata arab

syaraka yang berarti “ikut serta, berpartisipasi”. Masyarakat adalah sekumpulan

manusia yang saling “bergaul” atau dengan istilah ilmiah saling “berinteraksi”

(Koentjaraningrat, 2009:116).

Pengertian Masyarakat menurut beberapa Ahli:

1. Ralph Linton (1936) mengemukakan bahwa masyarakat adalah

sekelompok manusia yang telah cukup lama dan bekerja sama, sehingga

mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya sebagai salah satu kesatuan

sosial dengan batas-batas tertentu. Pengertian ini menunjukkan adanya

syarat-syarat sehingga disebut masyarakat, yakni adanya pengalaman

Universitas Sumatera Utara

18

hidup bersama dalam jangka waktu cukup lama dan adanya kerja sama

diantara anggota kelompok, memiliki perasaan atau pikiran menjadi

bagian dari suatu kesatuan kelompoknya. Pengalaman hidup bersama

menimbulkan kerja sama, adaptasi terhadap organisasi dan pola tingkah

laku anggota-anggota.

2. John Lewis Gillin dan Jhon Philip Gillin mengatakan bahwa masyarakat

adalah sekelompok manusia yang terbesar yang mempunyai kebiasaan,

tradisi, sikap, perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu meliputi

pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil.

3. Steinmentz, seorang ahli sosiologi Belanda memberi batasan tentang

masyarakat sebagai kelompok manusia yang terbesar yang meliputi

pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil yang

mempunyai hubungan erat dan teratur.

4. Melville J. Herskovits mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok

individu yang diorganisasikan yang mengikuti satu cara hidup tertentu.

5. Auguste comte mengatakan bahwa masyarakat merupakan kelompok-

kelompok makhluk hidup dengan realitas –realitas baru yang berkembang

menurut pola perkembangan yang tersendiri. Masyarakat dapat

membentuk kepribadian yang khas bagi manusia, sehingga tanpa adanya

kelompok, manusia yang dengan atau sendirinya bertalian secara

golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, yang dengan atau

sendirinya bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan

satu sama lain (Basrowi, 2005: 39).

Universitas Sumatera Utara

19

Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana agar warganya dapat

saling berinteraksi. Adanya prasarana untuk berinteraksi menyebabkan warga

dari suatu kelompok manusia itu saling berinteraksi. Sebaliknya bila hanya

adanya suatu potensi untuk berinteraksi saja belum berarti bahwa warga dari

suatu kesatuan manusia itu benar-benar akan berinteraksi. Perlu diperhatikan

bahwa tidak semua kesatuan manusia yang bergaul atau berinteraksi itu

merupakan masyarakat. Meskipun kadang-kadang mereka juga berinteraksi

secara terbatas, mereka tidak mempunyai suatu ikatan lain kecuali ikatan berupa

perhatian.

Demikian juga sekumpulan manusia yang menonton suatu pertandingan

sepak bola dan sebenarnya semua kumpulan manusia penonton apapun juga,

tidak disebut masyarakat. Sebaliknya untuk sekumpulan manusia itu kita pakai

istilah kerumunan dan dalam bahasa inggris telah dipakai istilah crowd.

Dengan demikian suatu asrama pelajar, suatu akademi kedinasan atau

sekolah tidak dapat disebut masyarakat, karena meskipun kesatuan manusia yang

terdiri dari murid, guru, pegawai administrasi, serta para karyawan lain itu terikat

dan diatur tingkah lakunya oleh berbagai norma dan aturan sekolah, namun

sistem normanya hanya meliputi beberapa sektor kehidupan yang terbatas saja.

Sedangkan sebagai suatu kesatuan manusia, suatu asrama atau sekolah itu hanya

bersifat sementara, artinya tidak ada kontinuitasnya. Maka hal ini tidak dapat

disebut sebagai masyarakat(Koentjaranigrat, 2009:117).

2.4.2 Perubahan masyarakat

Perubahan masyarakat secara umum menyangkut perubahan-perubahan

struktur, fungsi budaya dan perilaku masyarakat. Untuk dapat membuat defenisi

Universitas Sumatera Utara

20

masyarakat secara jelas dan rinci, maka terlebih dahulu perlu dilakukan

pemisahan pengertian istilah perubahan dan istilah masyarakat. Perubahan berarti

suatu proses yang mengakibatkan keadaan sekarang berbeda dengan keadaan

sebelumnya, perubahan bisa berupa kemunduran (regress) dan bisa juga berupa

kemajuan (progress). Sedangkan masyarakat artinya sekelompok ikatan nilai dan

norma-norma sosial. Istilah masyarakat juga dapat diartikan sebagai wadah atau

tempat orang-orang yang saling berhubungan dengan hukum dan budaya tertentu

untuk mencapai tujuan bersama (Syani, Abdul.1995:85).

Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan-perubahan baik perubahan

dalam arti luas maupun perubahan dalam arti sempit, perubahan secara cepat

(revolusi) atau lambat (evolusi). Menurut Selo Soemerdjan bahwa perubahan-

perubahan dalam lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang

mempengaruhi sistem sosialnya termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan

pola-pola perikelakuan diantara kelompok kelompok dalam masyarakat. Hal ini

menunjukkan bahwa betapa luasnya bidang-bidang yang mungkin mengalami

perubahan.Oleh karena itu perubahan pada masyarakat berarti juga perubahan

pada kebudayaan, maka tidak mudah untuk mengemukakan batasan secara

ringkas dan terperinci karena bidang kajiannya cukup luas (Syani,

Abdul.1995:86).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses perubahan masyarakat

pada dasarnya merupakan perubahan pola perilaku kehidupan dari seluruh norma-

norma sosial yang lama menjadi pola perilaku dan seluruh norma-norma sosial

yang baru secara seimbang, berkemajuan dan berkesinambungan. Pola-pola

kehidupan masyarakat lama yang dianggap sudah usang diganti dengan pola-pola

Universitas Sumatera Utara

21

kehidupan baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan sekarang dan masa

mendatang.

2.4.3 Faktor pendorong perubahan masyarakat

Perubahan masyarakat pada umunya dapat terjadi dengan sendirinya

secara wajar dan teratur, terutama apabila perubahan itu sesuai dengan

pertumbuhan kepentingan masyarakat. Jika tidak, biasanya masyarakat tertutup

terhadap perubahan lantaran khawatir atau takut kalaustabilitas kehidupan

masyarakatnya akan terganggu akibat perubahan itu. Akan tetapi, pada kondisi

tertentu perubahan masyarakat tidak bisa dihindari, terutama jika keadaan

sekarang dianggap tidak berkemajuan atau tidak memuaskan lagi.

Terjadinya ketidakpuasan terhadap keadaan sekarang disebabkan nilai-

nilai, norma-norma sosial, pengetahuan dan yang ada teknologi sekarang

dianggap tidak sesuai lagi dengan tuntutan masyarakat, atau karena dianggap

tidak dapat memenuhi berbagai kepentingan yang semakin kompleks dan serba

terbatas. Dalam kondisi demikian, cepat atau lambat masyarakat akan berubah,

mereka akan mencari jalan keluar dari berbagai kesulitannya dengan cara

mengganti nilai-nilai, norma-norma, pengetahuan dan teknologi baru yang

dianggap dapat memenuhi tuntutan hidup sekarang dan masa depan keturunannya

(Syani, Abdul 1995:88).

Peluang menuju kearah perubahan akan semakin besar di kala masyarakat

lingkungan sekitar menawarkan berbagai metode dan teknologi atau sarana

baru(faktor ekstern) yang dianggap sesuai dengan kebutuhan masa sekarang dan

masa mendatang.

Universitas Sumatera Utara

22

2.5 Kesejahteraan sosial

2.5.1 Pengertian Kesejahteraan

Kesejahteraan berasal dari kata “sejahtera”. Sejahtera ini mengandung

pengertian dari bahasa Sansekerta “Catera” yang berarti payung. Dalam konteks

ini, kesejahteraan yang terkandung dalam arti “catera” (payung) adalah orang

yang sejahtera yaitu orang yang dalam hidupnya bebas dari kemiskinan,

kebodohan, ketakutan atau kekhawatiran sehingga hidupnya aman, tentram baik

lahir maupun batin (Fahrudin,2012:8).

UU No. 11 Tahun 2009 pasal 2 ayat 1 mendefenisikan kesejahteraan

sosial adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, materiil ataupun

spritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, baik kesusilaan, dan ketentraman

lahir batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan

usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang

sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi

hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan pancasila (Fahrudin,

2012:9).

2.5.2 Fungsi dan Tujuan Kesejahteraan sosial

Kesejahteraan sosial mempunyai tujuan yaitu:

1. Untuk mencapai kehidupan yang sejahtera dalam arti tercapainya standard

kehidupan pokok seperti sandang, perumahan, pangan, kesehatan,

pendidikan, pendapatan, kesehatan dan relasi-relasi sosial yang harmonis

dengan lingkungannya.

Universitas Sumatera Utara

23

2. Untuk mencapai penyesuaian diri yang baik khususnya dengan masyarakat

dilingkungannya, misalnya dengan menggali sumber-sumber,

meningkatkan dan mengembangkan taraf hidup yang memuaskan

Dalam Undang-Undang No 11 tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial,

penyelenggaraan kesejahteraan sosial bertujuan untuk:

a. Meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas, dan kelangsungan hidup

b. Memulihkan fungsi sosial dalam rangka mencapai kemandirian

c. Meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan

menangani masalah kesejahteraan sosial

d. Meningkatkan kemampuan, kepedulian dan tanggung jawab sosial

dunia usaha dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara

melembaga dan berkelanjutan

e. Meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan kesejateraan

sosial

Fungsi-fungsi kesejahteraan sosial bertujuan untuk menghilangkan atau

mengurangi tekanan-tekanan yang diakibatkan terjadinya perubahan-perubahan

sosial ekonomi, menghindarkan terjadinya konsekuensi-konsekuensi sosial yang

negatif akibat pembangunan serta menciptakan kondisi-kondisi yang mampu

mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Adapun fungsinya adalah

sebagai berikut:

1. Fungsi Pencegahan (Preventive): Kesejahteraan sosial ditujukan untuk

memperkuat individu, keluarga, dan masyarakat supaya terhindar dari

masalah-masalah sosial yang baru. Dalam masyarakat transisi, upaya

pencegahan ditekankan pada kegiatan-kegiatan untuk membantu

Universitas Sumatera Utara

24

menciptakan pola-poa baru dalam hubungan sosial serta lembaga sosial-

sosial baru.

2. Fungsi penyembuhan (Curative): Kesejahteraan sosial ditujukan untuk

menghilangkan kondisi-kondisi ketidakmampuan fisik, emosional, dan

sosial agar orang yang mengalami masalah tersebut dapat berfungsi

kembali secara wajar dalam masyarakat.

3. Fungsi Pengembangan (Development): Kesejahteraan sosial berfungsi

untuk memberikan sumbangan langsung ataupun tidak langsung dalam

proses pembangunan atau pengembangan tatanan dan sumber-sumber

daya sosial dalam masyarakat.

4. Fungsi Penunjang (Supportive): Fungsi ini mencakup kegiatan-kegiatan

untuk membantu mencapai tujuan sektor atau bidang pelayanan

kesejahteraan sosial yang lain (Fahrudin, 2012: 12).

2.5.3 Indikator Kesejahteraan Masyarakat

1. Pendapatan

Pendapatan adalah hasil yang diperoleh dari kerja atau usaha yang

dilakukan. Pendapatan akan mempengaruhi gaya hidup seseorang. Orang atau

keluarga yang mempunyai status ekonomi atau pendapatan tinggi akan

mempraktikkan gaya hidup yang mewah, misalnya lebih komsumtif karena

mereka mampu untuk membeli semua yang dibutuhkan bila dibandingkan dengan

keluarga yang kelas ekonominya kebawah.

Universitas Sumatera Utara

25

2. Pekerjaan

Pekerjaan adalah simbol status seseorang di masyarakat. Pekerjaan

merupakan jembatan untuk memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan

hidup dan untuk mendapatkan tempat pelayanan kesehatan yang diinginkan.

3. Pendidikan

Menurut undang-undang RI No.20 tahun 2003 pasal 3 pendidikan

bertujuan untuk “mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia

indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan

keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan

bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu. Makin tinggi

tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah dalam memperoleh pekerjaan,

sehingga semakin banyak pula penghasilan yang diperoleh. Sebaliknya

pendidikan yang kurang menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap

nilai-nilai yang baru dikenal.

Berdasarkan tingkat pendidikan seseorang akan jauh lebih mudah untuk

dimasukkan kedalam salah satu kelompok sosial: a) tinggi baik pada capital

ekonomi dan budaya, b) tinggi dalam capital ekonomi dan rendah pada capital

buadaya, C) rendah dalam capital ekonomi dan tinggi pada capital budaya, d)

rendah baik pada capital ekonomi maupun budaya.

Universitas Sumatera Utara

26

4. Kesehatan

Kesehatan adalah kemampuan untuk memberikan jaminan kesehatan

terhadap keluarga, indikatornya yaitu: Kemampuan untuk membeli obat-obatan

dan kemampuan untuk berobat ke Rumah sakit, puskesmas, dan pengobatan

tradisonal.

2.6 Penelitian Yang Relevan

Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian Ken Ardhana Neswari 2012

Dampak Pembangunan Bandara Internasional Lombok terhadap perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Barat

Hasil penelitian mengatakan bahwa dampak dari adanya pembangunan Bandara Internasional Lombok menunjukkan bahwa pembangunan tersebut berpotensi terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga Provinsi NTB, Analisis keterkaitan dan dampak penyebaran memperlihatkan bahwa sektor pembangunan Bandara mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien penyebaran yaitu sebesar 1,7354, analisis sektor pembangunan Bandara menunjukka dampak positif, keberadaan Bandara Internasional Lombok juga mampu mengembangkan sektor pariwisata dan mendatangkan lebih banyak penumpang karena semakin mudahnya akses menuju NTB, hal

Universitas Sumatera Utara

27

tersebut mampu mengembangkan perekonomian Provinsi NTB.

2.7 Pengajuan Hipotesis

Secara Etimologis istilah hipotesis berasal dari bahasa latin, yang terdiri

dari dua kata, yaitu hipo yang berarti sementara dan these yang berarti pernyataan.

Dengan demikian secara sederhana hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan

sementara. Hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya atau

merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan peneliti. Hipotesis harus

dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan (Priyono, 2016: 66).

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu pernyataan yang menegaskan

hubungan antara dua atau lebih variabel dimana pernyataan tersebut merupakan

jawaban yang bersifat sementara atas masalah penelitian. Selain itu, hipotesis

adalah arahan sementara untuk menjelaskan fenomena yang diteliti (Siagian,

2011). Hipotesis yang digunakan dalam proposal penelitian ini dapat diartikan

sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai

terbukti benar melalui data yang dikumpulkan.

Hipotesis bisa ditolak (H-) dan bisa juga diterima (H+), atau bisa juga

tidak mempengaruhi sama sekali terhadap penelitian yang dilakukan. Hipotesa

tidak diterima dan tidak pula ditolak dan biasa disebut dengan hipotesa nol(Ho).

Adapun hipotesis dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ha : Terdapat dampak pembangunan Bandara Silangit terhadap tingkat

kesejahteraan masyarakat Desa Pariksabungan Kecamatan Siborong-

borong Kabupaten Tapanuli Utara

Universitas Sumatera Utara

28

Ho : Tidak terdapat dampak pembangunan Bandara Silangit terhadap tingkat

kesejahteraan masyarakat Desa Pariksabungan Kecamatan Siborong-borong

Kabupaten Tapanuli Utara

2.8 Kerangka Pemikiran

Pembangunan adalah usaha untuk memajukan kesejahteraan masyarakat.

Masyarakat sebagai subjek sekaligus objek dalam pembangunan harus tetap

mendapat prioritas utama mengingat bahwa tujuan utama pembangunan yaitu

peningkatan taraf hidup masyarakat. Walaupun sebenarnya eksternalitas dari

pembangunan tersebut menimbulkan dampak positif dan negatif.

Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan secara resmi menyerahkan

operasional pengelolaan Bandara Silangit kepada PT. Angkasa Pura II dan

berencana menjadikan Bandara Silangit sebagai Bandara wisata terbesar di

Indonesia. Dalam pembangunan bandara ini diprediksi memakan ratusan hektar

tanah di desa Pariksabungan sehingga menimbulkan dampak pergeseran peralihan

baik secara ekonomi, sosial, dan ketersediaan infrastruktur.

Desa pariksabungan adalah desa yang terkena imbas langsung dari

pembangunan Bandara. Karena lahan sudah digunakan untuk pembangunan

Bandara maka untuk dapat bertahan hidup masyarakat sekitar 2% berubah mata

pencaharian dari petani menjadi pedagang di sekitar Bandara. Masyarakat berpikir

dengan cara berdagang dapat meningkatkan pendapatan dibandingkan bertani,

karena dalam bertani harus menunggu waktu yang lama untuk dapat panen, modal

tidak adabahkan terjadi gagal panen sedangkan berdagang dapat mempunyai

keuntungan yang besar karena adanya pembangunan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

29

Dengan adanya pembangunan Bandara Silangit dapat dilihat bagaimana

dampak dari pembangunan tersebut akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan

masyarakat yakni Pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kesehatan. Untuk lebih

jelasnya tentang dampak pembangunan Bandara Silangit terhadap tingkat

kesejahteraan masyarakat desa Pariksabungan Kecamatan Siborong-borong

Kabupaten Tapanuli Utara, maka peneliti menggambarkan bagan kerangka

pemikiran sebagai berikut:

Bagan Alur Pemikiran:

Gambar 2.1 Bagan Alur Pemikiran

Masyarakat

Tingkat Kesejahteraan:

a. Pekerjaan

b. Pendapatan

c. Pendidikan

d. Kesehatan

Pembangunan Bandara Silangit

Universitas Sumatera Utara

30

2.9 Defenisi Konsep

Defenisi Konsep adalah proses pemberian defenisi teoritis atau defenisi

konseptual pada sebuah konsep. Defenisi konsep merupakan suatu defenisi dalam

bentuk yang abstrak yang mengacu pada ide-ide lain atau sebagai proses yang

digunakan untuk menunjukkan secara tepat tentang apa yang peneliti maksudkan

bila menggunakan suatu istilah tertentu (priyono,2016:79).

Adapun yang menjadi batasan konsep dalam penelitian ini adalah:

1. Yang dimaksud dengan dampak dalam penelitian ini adalah pengaruh

yang diperoleh melalui pembangunan Bandara Silangit baik pengaruh

negatif maupun pengaruh positif dan seberapa besar pembangunan

tersebut mempengaruhi kehidupan masyarakat desa Pariksabungan

Kecamatan Siborong-borong.

2. Yang dimaksud dengan pembangunan Bandara Silangit dalam penelitian

ini adalah Pembangunan yang dilakukan Pemerintah melalui Kementerian

Perhubungan operasional pengelolaan Bandara Silangit kepada PT.

Angkasa Pura II, Dengan adanya proyek pembangunan bandara akan

berdampak pada pengalih fungsi lahan sekitar pembangunan Bandara

Silangit yakni desa Pariksabungan

3. Yang dimaksud dengan kesejahteraan masyarakat dalam penelitian ini

adalah suatu kondisi atau keadaan masyarakat desa pariksabungan setelah

hadirnya pembangunan bandara silangit. Dalam pembangunan akan dilihat

adanya peningkatan dalam tingkat kesejahteraan yakni pekerjaan,

pendapatan, pendidikan, kesehatan.

Universitas Sumatera Utara

31

4. Yang dimaksud dengan masyarakat dalam penelitian ini adalah

sekelompok orang yang merasakan dampak dari pembangunan baik

dampak positif maupun dampak negatif, dimana masyarakat tersebut telah

hidup bersama dalam waktu yang cukup lama dan mempunyai tujuan

kepentingan yang sama yakni mendapatkan peningkatan kehidupan

dengan hadirnya pembangunan.

2.10 Defenisi Operasional

Ditinjau dari proses atau langkah-langkah penelitian, dapat dikemukakan

bahwa perumusan defenisi operasional adalah langkah lanjutan dari perumusan

defenisi konsep. Jika perumusan defenisi konsep ditujukan untuk mencapai

keseragaman pemahaman tentang konsep-konsep, baik berupa obyek, peristiwa

maupun fenomena yang diteliti, maka perumusan operasional merupakan

gambaran teliti mengenai prosedur yang diperlukan untuk memasukan unit-unit

analisis kedalam kategori-kategori tertentu dari tiap-tiap variabel

(Priyono,2016:79).

Melihat transformasi yang berlaku, maka defenisi operasional sering

disebut sebagai suatu proses operasionalisasi konsep. Operasionalisasi konsep

berarti menjadikan konsep yang semula bersifat statis menjadi dinamis, Jika

konsep itu sudah bersifat dinamis, maka akan memungkinkan untuk dioperasikan.

Wujud operasionalisasi konsep adalah bentuk sajian yang benar-benar terperinci,

sehingga makna dan aspek-aspek yang terangkum dalam konsep tersebut

terangkat dan terbuka (Siagian, 2011:142).

Adapun defenisi operasional dalam Penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas (independent variabel)

Universitas Sumatera Utara

32

Variabel bebas (X) adalah segala gejala, faktor, atau unsur yang

menentukan atau mempengaruhi munculnya variabel kedua yang disebut sebagai

variabel terikat. Tanpa variabel ini maka variabel berubah sehingga akan muncul

variabel terikat yang berbeda atau yang lain atau bahkan sama sekali tidak ada

yang muncul (Nawawi, 1998:57).

Variabel Bebas (X) dalam penelitian ini adalah dampak Pembangunan

Bandara Silangit.

b. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variabel Terikat (Y) adalah sejumlah gejala, faktor maupun unsur yang

ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan adanya variabel bebas dan bukan

karena adanya variabel lain.

Variabel Terikat (Y) Dalam Penelitian ini adalah Tingkat Kesejahteraan

Masyarakat Desa Pariksabungan Kecamatan Siborong-borong Kabupaten

Tapanuli Utara, Indikatornya adalah:

a. Pekerjaan adalah merupakan kategori profesi yang dilakukan dalam mencari

penghasilan untuk mendapatkan pendapatan rumah tangga, dengan indikator:

1. Jenis usaha yang dikembangkan

2. Jenis pekerjaan suami

3. Aktivitas ekonomi seperti status bekerja

b. Pendapatan adalah jumlah penghasilan riil yang disumbangkan untuk

memenuhi kebutuhan bersama, dengan indikator:

1. Pendapatan dari hasil usaha

2. Tanggungan dalam keluarga

3. Besarnya keluarga

Universitas Sumatera Utara

33

4. Kepemilikan tanah

5. Tabungan

6. Pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari berupa pemenuhan sandang,

pangan, papan

c. Pendidikan adalah kualitas pendidikan anak dilihat dari kemampuan serta

akses untuk mengenyam dan memperoleh proses pendidikan suatu lembaga

penyelenggara pendidikan sampai jenjang pendidikan tertinggi dengan

ukuran kemampuan menyekolahkan anak.

d. Kesehatan adalah kemampuan untuk memberikan jaminan kesehatan terhadap

keluarga. Indikatornya yang dipakai adalah kemampuan untuk membeli obat-

obatan peningkatan gizi, dan kemampuan untuk berobat ke rumah sakit,

puskesmas dan pengobatan tradisional.

Universitas Sumatera Utara