jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id › ... › uploads › 2019 › 12 › 3.-b… · web...

27
LKPJ Gubernur Jawa Barat ATA 2018 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam perencanaan pembangunan pemerintah daerah. Proyeksi keuangan daerah yang akurat dan cermat perlu dilakukan untuk mengetahui kemampuan daerah dalam mendanai rencana pembangunan, sehingga dalam pengelolaan keuangan daerah dihasilkan suatu kebijakan keuangan daerah yang akurat dan cermat serta tepat sasaran. Keberhasilan suatu daerah dalam melaksanakan pembangunannya tidak bisa dilepaskan dari faktor pengelolaan keuangan daerah yang dikelola dengan manajemen yang baik. Kebijakan keuangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 secara umum disusun dalam rangka mewujudkan arah kebijakan pembangunan yang tertuang dalam RPJMD Tahun 2013-2018, dan tidak terlepas dari kapasitas fiskal daerah sebagai salah satu penopang strategis dalam implementasi pembangunan Provinsi Jawa Barat. Kebijakan belanja Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2018 diarahkan untuk meningkatkan pencapaian sasaran Pembangunan Jawa Barat melalui pengaturan pola pembelanjaan yang lebih fokus, proporsional, efektif, dan efisien. 3.1. PENDAPATAN DAERAH 3.1.1 Kebijakan dan Strategi Pendapatan Daerah Kebijakan Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat untuk Perubahan Anggaran Tahun 2018, salah satunya diarahkan pada upaya peningkatan pendapatan daerah dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, dan dana perimbangan. Peningkatan pendapatan daerah dari sumber-sumber diatas dilakukan melalui upaya-upaya sebagai berikut: 1. Memantapkan kelembagaan melalui peningkatan peran dan fungsi CPDP, UPT, UPPD dan Balai Penghasil; 2. Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber pendapatan melalui penerapan secara penuh penyesuaian tarif terhadap pajak daerah dan retribusi daerah; 3. Meningkatkan koordinasi dan perhitungan lebih intensif, bersama antara pusat-daerah untuk pengalokasian sumber pendapatan dari dana perimbangan dan non perimbangan; III - 1

Upload: others

Post on 05-Jul-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id › ... › uploads › 2019 › 12 › 3.-B… · Web view2019/12/03  · Sumber Pendapatan Daerah dalam APBD Provinsi Jawa Barat terdiri dari:

LKPJ Gubernur Jawa Barat ATA 2018

BAB IIIKEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

KEUANGAN DAERAH

Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam perencanaan pembangunan pemerintah daerah. Proyeksi keuangan daerah yang akurat dan cermat perlu dilakukan untuk mengetahui kemampuan daerah dalam mendanai rencana pembangunan, sehingga dalam pengelolaan keuangan daerah dihasilkan suatu kebijakan keuangan daerah yang akurat dan cermat serta tepat sasaran. Keberhasilan suatu daerah dalam melaksanakan pembangunannya tidak bisa dilepaskan dari faktor pengelolaan keuangan daerah yang dikelola dengan manajemen yang baik.

Kebijakan keuangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 secara umum disusun dalam rangka mewujudkan arah kebijakan pembangunan yang tertuang dalam RPJMD Tahun 2013-2018, dan tidak terlepas dari kapasitas fiskal daerah sebagai salah satu penopang strategis dalam implementasi pembangunan Provinsi Jawa Barat. Kebijakan belanja Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2018 diarahkan untuk meningkatkan pencapaian sasaran Pembangunan Jawa Barat melalui pengaturan pola pembelanjaan yang lebih fokus, proporsional, efektif, dan efisien.

3.1. PENDAPATAN DAERAH3.1.1Kebijakan dan Strategi Pendapatan Daerah

Kebijakan Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat untuk Perubahan Anggaran Tahun 2018, salah satunya diarahkan pada upaya peningkatan pendapatan daerah dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, dan dana perimbangan. Peningkatan pendapatan daerah dari sumber-sumber diatas dilakukan melalui upaya-upaya sebagai berikut:

1. Memantapkan kelembagaan melalui peningkatan peran dan fungsi CPDP, UPT, UPPD dan Balai Penghasil;

2. Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber pendapatan melalui penerapan secara penuh penyesuaian tarif terhadap pajak daerah dan retribusi daerah;

3. Meningkatkan koordinasi dan perhitungan lebih intensif, bersama antara pusat-daerah untuk pengalokasian sumber pendapatan dari dana perimbangan dan non perimbangan;

4. Meningkatkan deviden BUMD dalam upaya meningkatkan secara signifikan terhadap pendapatan daerah;

5. Meningkatkan kesadaran, kepatuhan dan kepercayaan serta partisipasi aktif masyarakat/lembaga dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak dan retribusi;

6. Meningkatkan dan mengoptimalkan pengelolaan aset daerah secara profesional;

7. Peningkatan sarana dan prasarana dalam rangka meningkatkan pendapatan;

III - 1

Page 2: jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id › ... › uploads › 2019 › 12 › 3.-B… · Web view2019/12/03  · Sumber Pendapatan Daerah dalam APBD Provinsi Jawa Barat terdiri dari:

LKPJ Gubernur Jawa Barat ATA 2018

8. Pemantapan kinerja organisasi dalam meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak;

9. Meningkatkan kemampuan aparatur yang berkompeten dan terpercaya dalam rangka peningkatan pendapatan dengan menciptakan kepuasan pelayanan prima.

Sedangkan untuk meningkatkan dana perimbangan dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:

1. Mengoptimalkan penerimaan pajak orang pribadi dalam negeri (PPh OPDN), PPh pasal 21, pajak ekspor, dan PPh badan;

2. Meningkatkan akurasi data sumber daya alam sebagai dasar perhitungan bagi hasil dalam dana perimbangan; serta

3. Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah pusat untuk dana perimbangan dan kabupaten/kota untuk obyek pendapatan sesuai wewenang provinsi.

Dalam merealisasikan perkiraan rencana penerimaan pendapatan daerah (target) diperlukan strategi pencapaiannya sebagai berikut:a. Strategi pencapaian target pendapatan asli daerah, ditempuh melalui:

1. Penataan kelembagaan, penyempurnaan dasar hukum pemungutan dan regulasi penyesuaian tarif pungutan;

2. Pelaksanaan pemungutan atas obyek pajak/retribusi baru dan pengembangan sistem operasi penagihan atas potensi pajak dan retribusi yang tidak memenuhi kewajibannya;

3. Peningkatan fasilitas dan sarana pelayanan secara bertahap sesuai dengan kemampuan anggaran;

4. Melaksanakan pelayanan dan pemberian kemudahan kepada masyarakat dalam membayar pajak melalui drive thru, Gerai Samsat dan Samsat Mobile, layanan SMS, dan pengembangan Samsat Outlet serta Samsat Gendong;

5. Mengembangkan penerapan standar pelayanan kepuasan publik di seluruh kantor bersama/samsatdengan menggunakan parameter iso 9001-2008;

6. Penyebarluasan informasi di bidang pendapatan daerah dalam upaya peningkatan kesadaran masyarakat;

7. Revitalisasi BUMD melalui berbagai upaya: pengelolaan BUMD secara profesional, peningkatan sarana, prasarana, kemudahan prosedur pelayanan terhadap konsumen/nasabah, serta mengoptimalkan peran Badan Pengawas, agar BUMD berjalan sesuai dengan peraturan sehingga mampu bersaing dan mendapat kepercayaan dari perbankan;

8. Optimalisasi pemberdayaan dan pendayagunaan aset yang diarahkan pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah; serta

9. Melakukan koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Keuangan pada tataran kebijakan, dengan POLRI dan kabupaten/kota termasuk dengan daerah perbatasan, dalam operasional pemungutan dan pelayanan Pendapatan Daerah, serta mengembangkan sinergitas pelaksanaan tugas dengan Perangkat Daerah penghasil.

III - 2

Page 3: jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id › ... › uploads › 2019 › 12 › 3.-B… · Web view2019/12/03  · Sumber Pendapatan Daerah dalam APBD Provinsi Jawa Barat terdiri dari:

LKPJ Gubernur Jawa Barat ATA 2018

b. Strategi pencapaian target dana perimbangan, melalui:1. Sosialisasi secara terus menerus mengenai pungutan pajak

penghasilan dalam upaya peningkatan kesadaran masyarakat dalam pembayaran pajak;

2. Peningkatan akurasi data potensi baik potensi pajak maupun potensi sumber daya alam bekerjasama dengan Kementerian Keuangan cq. Direktorat Jenderal Pajak sebagai dasar perhitungan Bagi Hasil;

3. Peningkatan keterlibatan pemerintah daerah dalam perhitungan lifting migas dan perhitungan sumber daya alam lainnya agar memperoleh proporsi pembagian yang sesuai dengan potensi;

4. Peningkatan koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, Kementerian teknis, Badan Anggaran DPR RI dan DPD RI untuk mengupayakan peningkatan besaran Dana Perimbangan (DAU, DAK dan Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak).

3.1.2Anggaran dan Realisasi Pendapatan Daerah Sumber Pendapatan Daerah dalam APBD Provinsi Jawa Barat terdiri

dari: 1) Pendapatan Asli Daerah (PAD), 2) Dana Perimbangan, dan 3) Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah sesuai aturan yang berlaku. Realisasi Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2018 secara keseluruhan sebesar 103,08 persen dari target yang telah ditetapkan. Target, realisasi, dan kontribusi masing-masing kelompok pendapatan terhadap Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2018 disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Target, Realisasi, dan Kontribusi Kelompok Pendapatan

terhadap Pendapatan Daerah Provinsi Jawa BaratTahun Anggaran 2018

Uraian Perubahan APBD TA. 2018 (Rp)

Realisasi Kontribusi terhadap

Pendapatan (%)Rp %

Pendapatan Asli Daerah 18.817.250.109.020,00 20.011.464.307.537,00 106,35 58,36Dana Perimbangan 14.379.237.589.601,00 14.207.941.513.901,00 98,81 41,35Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

68.106.180.000,00 68.106.180.000,00 100,00 0,20

Jumlah Pendapatan Daerah

33.264.593.878.621,00

34.287.512.001.438,00 103,08 100,00

Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 sebelum Audit BPK RI

Pada kelompok PAD, realisasi sektor pajak menjadi penyumbang utama yaitu sebesar 104,44 persen dari target yang telah ditetapkan dengan kontribusi 90,72 persen terhadap PAD. Pencapaian tersebut tidak lepas dari inovasi dalam pelayanan pajak daerah. Target, realisasi dan kontribusi

III - 3

Page 4: jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id › ... › uploads › 2019 › 12 › 3.-B… · Web view2019/12/03  · Sumber Pendapatan Daerah dalam APBD Provinsi Jawa Barat terdiri dari:

LKPJ Gubernur Jawa Barat ATA 2018

masing-masing rincian PAD terhadap total PAD Tahun Anggaran disajikan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2Target, Realisasi, dan Kontribusi Rincian PAD Provinsi Jawa Barat

Tahun Anggaran 2018

Uraian Perubahan APBD TA. 2018 (Rp)

Realisasi Kontribusi terhadap PAD (%)Rp %

Pajak Daerah 17.381.809.897.000,00 18.153.618.094.193,00 104,44 90,72Retribusi Daerah 45.267.605.170,00 52.842.782.692,00 116,73 0,26Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

349.779.545.863,00 348.537.989.633,00 99,65 1,74

Lain-lain PAD Yang Sah

1.040.393.060.987,00 1.456.465.441.019,00 139,99 7,28

Jumlah PAD 18.817.250.109.020,00

20.011.464.307.537,00

106,35 100,00

Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 sebelum Audit BPK RI

Target, realisasi, dan kontribusi masing-masing rincian Dana Perimbangan terhadap total Dana Perimbangan Tahun Anggaran 2018 disajikan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3Target, Realisasi, dan Kontribusi Rincian Dana Perimbangan

Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2018

Uraian Perubahan APBD TA. 2018 (Rp)

Realisasi Kontribusi terhadap

Dana Perimbanga

n (%)Rp %

Dana Bagi Hasil Pajak/bagi Hasil Bukan Pajak

1.609.724.433.601,00 1.804.540.601.861,00 112,10 12,70

Dana Alokasi Umum

3.023.552.986.000,00 3.023.552.986.000,00 100,00 21,28

Dana Alokasi Khusus

9.745.960.170.000,00 9.379.847.926.040,00 96,24 66,02

Jumlah Dana Perimbangan

14.379.237.589.601,00

14.207.941.513.901,00

98,81 100,00

III - 4

Page 5: jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id › ... › uploads › 2019 › 12 › 3.-B… · Web view2019/12/03  · Sumber Pendapatan Daerah dalam APBD Provinsi Jawa Barat terdiri dari:

LKPJ Gubernur Jawa Barat ATA 2018

Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 sebelum Audit BPK RI

Target, realisasi, dan kontribusi masing-masing rincian Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah terhadap total Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Tahun Anggaran 2018 disajikan pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4Target, Realisasi, dan Kontribusi Rincian

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2018

Uraian Perubahan APBD TA. 2018 (Rp)

RealisasiKontribusi terhadap Lain-lain

Pendapatan Daerah yang Sah

(%)Rp %

Pendapatan Hibah 22.044.000.000,00 22.044.000.000,00 100,00 32,37Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

33.750.000.000,00 33.750.000.000,00 100,00 49,55

Bantuan Keuangan dari Provinsi/Pemerintah Daerah Lainnya

12.312.180.000,00 12.312.180.000,00 100,00 18,08

Jumlah Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

68.106.180.000,00

68.106.180.000,00

100,00 100,00

Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 sebelum Audit BPK RI

3.1.3Permasalahan dan Solusi

Permasalahan yang dihadapi dalam Pajak Daerah meliputi:1) Kesadaran wajib pajak untuk memenuhi kewajiban pembayarannya

secara tepat waktu serta pemahaman terhadap ketentuan pemberlakukan pajak progresif, masih perlu terus ditingkatkan.

2) Ketersediaan sarana dan prasarana layanan perpajakan di Samsat belum seluruhnya terstandarisasi sesuai kebutuhan dan perubahan regulasi yang ada.

3) Belum optimalnya upaya intensifikasi dan ekstensifikasi Retribusi Daerah dan Lain-lain PAD yang Sah.

4) Belum seluruh Perangkat Daerah Pemungut retribusi memiliki formula baku untuk penetapan target dan standar biaya operasional pemungutan retribusi daerah.

5) Belum optimalnya kualitas SDM pengelola perusahaan dalam menyikapi persaingan usaha yang makin kuat di daerah.

6) Penerimaan dana bagi hasil pajak pusat (PBB, PPh Pasal 21 dan PPh Pasal 25/29 WP OPDN) masih belum optimal karena belum ditunjang oleh keakuratan data objek dan subjek pajak serta tingkat kesadaran masyarakat dalam pembayaran pajak yang harus terus ditingkatkan.

III - 5

Page 6: jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id › ... › uploads › 2019 › 12 › 3.-B… · Web view2019/12/03  · Sumber Pendapatan Daerah dalam APBD Provinsi Jawa Barat terdiri dari:

LKPJ Gubernur Jawa Barat ATA 2018

7) Belum optimalnya data potensi sumber daya alam yang ada di kabupaten/kota sebagai dasar perhitungan dana perimbangan.

8) Masih terjadinya keterlambatan pemerintah daerah penghasil migas dalam menyampaikan perhitungan, monitoring data produksi dan lifting Migas sehingga berpengaruh terhadap tingkat penerimaan dana bagi hasil sumber daya alam.

9) Penetapan alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) ke daerah melalui Peraturan Menteri Keuangan, dilakukan setelah APBD ditetapkan, sehingga pelaksanannya harus dilakukan setelah APBD perubahan. Kondisi ini menjadikan pelaksanaannya tidak optimal karena sisa waktu anggaran yang tersedia menjadi terbatas.

Adapun solusi untuk pemecahan masalah pada Pajak Daerah, meliputi:1) Mengintensifkan sosialisasi terhadap seluruh pemilik kendaraan

bermotor, terkait kebijakan penerapan pajak progresif.2) Peningkatan standarisasi sarana dan prasarana pelayanan di seluruh

Samsat melalui pemanfaatan kegiatan revitalisasi gedung.3) Optimalisasi kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi Retribusi Daerah

dan Lain-lain PAD yang Sah dengan orientasi pada tarif dan potensinya.4) Melakukan penyusunan formula penetapan target dan standar biaya

operasional pemungutan retribusi daerah.5) Meningkatkan koordinasi dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa

Keuangan dalam pengisian jabatan pimpinan BUMD perbankan guna penguatan profesionalitas manajemen perbankan daerah.

6) Optimalisasi intensifikasi pendapatan pajak daerah melalui peningkatan koordinasi dengan berbagai pihak terkait dan penertiban administrasi, seperti dilakukan Operasi Gabungan dengan Mitra POLRI, Penelusuran/Sensus Kendaraan Tidak melakukan Daftar Ulang melalui pihak Kecamatan/Kelurahan, maupun perorangan dimana setiap pegawai Cabang pelayanan minimal menelusuri 2 Wajib Pajak pemilik Kendaraan Bermotor per hari. Selain itu terus dilakukan penyempurnaan regulasi dasar penetapan pajak daerah dan dasar pemungutan pajak daerah.

7) Meningkatkan dukungan dan fasilitasi kepada KPP dan Kanwil DJP Jabar I dan II dengan membuat regulasi terkait pendaftaran wajib pajak cabang/lokasi bagi pelaku yang melakukan usaha dan/atau pekerjaan di Jawa Barat.

8) Guna memperkuat informasi dalam perhitungan lifting migas dan penyaluran dana bagi hasil SDA, pada setiap triwulan dilakukan perhitungan bersama Kementrian ESDM, Kementrian Keuangan, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota penghasil.

9) Menyelenggarakan rapat koordinasi dan fasilitasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyelesaikan permasalahan yang terkait DBHCHT.

3.2. BELANJA DAERAH

3.2.1Kebijakan Belanja Daerah

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, belanja daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang

III - 6

Page 7: jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id › ... › uploads › 2019 › 12 › 3.-B… · Web view2019/12/03  · Sumber Pendapatan Daerah dalam APBD Provinsi Jawa Barat terdiri dari:

LKPJ Gubernur Jawa Barat ATA 2018

bersangkutan. Sedangkan menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006 sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, belanja daerah dikelompokan menjadi Belanja Tidak Langsung (BTL) dan Belanja Langsung (BL). BTL yaitu belanja yang tidak memiliki keterkaitan secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang meliputi belanja pegawai, belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga. Salah satu terobosan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam mendanai pembangunan di kabupaten/kota dengan menggunakan instrument perhitungan besaran alokasi bantuan keuangan kepada kabupaten/kota sebagai bahan pendukung kebijakan pimpinan di dalam penyusunan APBD Provinsi Jawa Barat. Formulasi yang dimaksud adalah beberapa indikator yang disyaratkan dalam peraturan perundang-undangan, antara lain Permendagri Nomor 13 Tahun 2016 sebagaimana terakhir diubah menjadi Permendagri Nomor 21 tahun 2011 dan RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018. Indikator yang digunakan dalam perhitungan formulasi ini terdiri dari : (1) Jumlah Penduduk; (2) Luas Wilayah; (3) Jumlah Penduduk Miskin; (4) Saluran Irigasi; (5) Panjang jalan Kabupaten/Kota; (6) Capaian IPM; (7) Pencapaian Rata-rata Lama Sekolah, dan (8) Pencapaian Luas Kawasan Lindung. Sedangkan BL merupakan belanja yang memiliki keterkaitan secara langsung dengan program dan kegiatan yang meliputi: belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal.

Pada Tahun 2017 pemerintah telah merubah prinsip dari yang menggunakan prinsip money follow function, karena manfaatnya tidak jelas, diubah menjadi money follow programme dengan memperhatikan prioritas pembangunan sesuai permasalahan serta situasi dan kondisi pada tahun mendatang, artinya program dan kegiatan strategis yang memang menjadi prioritaslah yang mendapatkan anggaran. Hal ini juga yang menjadi pedoman untuk pelaksanaan Tahun 2018.

Kecenderungan semakin meningkatnya kebutuhan belanja pegawai, pemenuhan belanja rutin perkantoran (fixed cost), belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan, tidak berbanding lurus dengan peningkatan pendapatan daerah walaupun pendapatan daerah Provinsi Jawa Barat dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal ini berdampak pada kemampuan riil keuangan daerah yang cenderung semakin menurun. Dengan menggunakan indikator ruang fiskal (ketersediaan dana dalam APBD yang dapat digunakan secara bebas oleh daerah), ruang fiskal daerah Jawa Barat menunjukkan kecenderungan menurun dibandingkan tahun sebelumnya.

Kebijakan belanja daerah Tahun 2018 diupayakan dengan pengaturan pola pembelanjaan yang akuntabel, proporsional, efisien dan efektif. Adapun kebijakan belanja daerah untuk Tahun 2018 sebagai berikut:1) RPJMD 2013-2018, 11 Prioritas Pembangunan Jawa Barat Tahun 2018,

program prioritas dan kegiatan prioritas dengan pembagian: urusan pemerintah wajib pelayanan dasar sejumlah enam (6) urusan, wajib non pelayanan dasar sejumlah 18 urusan dan pemerintah pilihan sejumlah delapan (8) urusan serta penunjang pemerintahan sejumlah delapan (8) urusan; Pendukungan Sustainable Development Goals (SDGs); pengentasan kemiskinan;

III - 7

Page 8: jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id › ... › uploads › 2019 › 12 › 3.-B… · Web view2019/12/03  · Sumber Pendapatan Daerah dalam APBD Provinsi Jawa Barat terdiri dari:

LKPJ Gubernur Jawa Barat ATA 2018

2) Dukungan RPJMN 2015–2019 dan RKP 2018;3) Penggunaan dana fungsi pendidikan 20% dari anggaran pendapatan dan

belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan;

4) Penggunaan dana fungsi kesehatan 10%, dalam rangka peningkatan fungsi kesehatan Pemerintah Provinsi Jawa Barat secara konsisten dan berkesinambungan mengalokasikan anggaran kesehatan minimal 10% (sepuluh persen) dari total belanja APBD di luar gaji, pembiayaan tidak hanya urusan kesehatan tetapi non urusan kesehatan yang merupakan fungsi kesehatan seperti sarana olahraga dan sumber daya insani;

5) Penggunaan dana fungsi infrastruktur 10% dari penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) termasuk yang dibagihasilkan kepada kabupaten/kota, dialokasikan untuk mendanai pembangunan dan/atau pemeliharaan jalan serta peningkatan moda dan sarana transportasi umum sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009;

6) Bantuan keuangan kab/kota, bantuan desa, hibah, Bansos dan subsidi;7) Penggunaan Dana DAK, DBHCHT, BOS Pusat, Pajak Rokok;8) Pendukungan untuk optimalisasi penggunaan aset milik daerah;9) Pendukungan penyelenggaraan Asian Games Tahun 2018;10)Pemberian penghargaan bagi atlet berprestasi;11)Pembangunan dan pengembangan pusat pelayanan publik dan sosial.

3.2.2Anggaran dan Realisasi Belanja DaerahBelanja Daerah diformulasikan untuk membiayai 2 (dua) jenis belanja

pembangunan daerah, yaitu: 1) Belanja Langsung (BL) dan 2) Belanja Tidak Langsung (BTL). Belanja Daerah pada Tahun Anggaran 2018 direalisasikan sebesar 94,47 persen dari target yang telah ditetapkan. Tabel anggaran dan realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018 disajikan pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah

Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2018

Uraian Perubahan APBD TA. 2018 (Rp)

RealisasiRp %

Belanja Tidak Langsung 27.153.904.782.418,61 25.838.208.359.468,00 95,15

Belanja Langsung 8.515.946.208.041,00 7.860.011.937.351,00 92,30

Jumlah Belanja Daerah 35.669.850.990.459,61 33.698.220.296.819,00 94,47

Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 sebelum Audit BPK RI

Secara terperinci, anggaran dan realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018 dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Realisasi Belanja Tidak Langsung (BTL)

III - 8

Page 9: jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id › ... › uploads › 2019 › 12 › 3.-B… · Web view2019/12/03  · Sumber Pendapatan Daerah dalam APBD Provinsi Jawa Barat terdiri dari:

LKPJ Gubernur Jawa Barat ATA 2018

Realisasi BTL pada APBD Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2018 sebesar 95,15 persen dari target yang telah ditetapkan. Berikut adalah anggaran dan realisasi Belanja Tidak Langsung TA. 2018 disajikan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6Anggaran dan Realisasi Belanja Tidak Langsung

Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2018

Uraian Perubahan APBDTA. 2018 (Rp)

Realisasi

Rp %Belanja Pegawai 5.671.092.268.288,61 5.544.183.049.925,00 97,76Belanja Subsidi 20.000.000.000,00 19.359.366.500,00 96,80Belanja Hibah 9.408.172.570.736,00 8.789.711.098.518,00 93,43Belanja Bantuan Sosial

302.512.790.000,00 278.015.390.000,00 91,90

Belanja Bagi Hasil 7.542.526.872.477,00 7.450.622.081.732,00 98,78Belanja Bantuan Keuangan

4.167.091.405.800,00 3.756.133.209.513,00 90,14

Belanja Tidak Terduga 42.508.875.117,00 184.163.280,00 0,43Jumlah Belanja Tidak Langsung

27.153.904.782.418,61 25.838.208.359.468,00 95,15

Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 sebelum Audit BPK RI

a) Belanja Pegawai dialokasikan sebesar Rp5.671.092.268.288,61 direalisasikan sebesar Rp5.544.183.049.925,00 atau 97,76 persen.

b) Belanja Subsidi dialokasikan sebesar Rp20.000.000.000,00 direalisasikan sebesar Rp19.359.366.500,00 atau 96,80 persen.

c) Belanja Hibah dialokasikan sebesar Rp9.408.172.570.736,00 direalisasikan sebesar Rp8.789.711.098.518,00 atau 93,43 persen, yang diperuntukkan:1) Belanja Hibah kepada Pemerintah Pusat sebesar

Rp1.199.670.506.970,00. 2) Belanja Hibah kepada Badan, Lembaga, Organisasi

Kemasyarakatan yang Berbadan Hukum sebesar Rp878.980.471.548,00.

3) Belanja Hibah BOS (Pusat) sebesar Rp6.711.060.120.000,00, meliputi:(a) Belanja Hibah BOS (Pusat) kepada Satuan Pendidikan

Dasar sebesar Rp5.283.639.400.000,00. Rincian dapat disajikan pada Tabel 3.7.

III - 9

Page 10: jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id › ... › uploads › 2019 › 12 › 3.-B… · Web view2019/12/03  · Sumber Pendapatan Daerah dalam APBD Provinsi Jawa Barat terdiri dari:

LKPJ Gubernur Jawa Barat ATA 2018

Tabel 3.7BOS Pusat kepada Satuan Pendidikan Dasar

Tahun Anggaran 2018No

Kabupaten/Kota Realisasi (Rp)

1 Kabupaten Bandung 427.264.400.000,002 Kabupaten Bandung Barat 184.527.240.000,003 Kabupaten Bekasi 355.233.240.000,004 Kabupaten Bogor 608.501.800.000,005 Kabupaten Ciamis 113.632.120.000,006 Kabupaten Cianjur 288.111.040.000,007 Kabupaten Cirebon 236.831.480.000,008 Kabupaten Garut 329.268.920.000,009 Kabupaten Indramayu 188.647.880.000,00

10 Kabupaten Karawang 264.643.440.000,0011 Kabupaten Kuningan 122.842.120.000,0012 Kabupaten Majalengka 128.304.320.000,0013 Kabupaten Pangandaran 39.745.040.000,0014 Kabupaten Purwakarta 119.868.080.000,0015 Kabupaten Subang 173.288.800.000,0016 Kabupaten Sukabumi 273.466.360.000,0017 Kabupaten Sumedang 127.162.920.000,0018 Kabupaten Tasikmalaya 193.889.360.000,0019 Kota Bandung 268.800.920.000,0020 Kota Banjar 20.303.400.000,0021 Kota Bekasi 281.586.120.000,0022 Kota Bogor 118.982.800.000,0023 Kota Cimahi 61.460.200.000,0024 Kota Cirebon 46.189.800.000,0025 Kota Depok 190.027.800.000,0026 Kota Sukabumi 42.209.800.000,0027 Kota Tasikmalaya 78.850.000.000,00

Jumlah 5.283.639.400.000,00Sumber : Laporan Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2018 sebelum Audit BPK RI

(b) Belanja Hibah BOS (Pusat) kepada Satuan Pendidikan Menengah sebesar Rp1.427.420.720.000,00. Rincian selengkapnya disajikan pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8BOS pusat kepada Satuan Pendidikan Menengah

Tahun Anggaran 2018No

Kabupaten/Kota Realisasi (Rp)

1 Kabupaten Bandung 108.709.320.000,002 Kabupaten Bandung Barat 47.177.920.000,003 Kabupaten Bekasi 78.881.080.000,004 Kabupaten Bogor 198.136.560.000,00

III - 10

Page 11: jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id › ... › uploads › 2019 › 12 › 3.-B… · Web view2019/12/03  · Sumber Pendapatan Daerah dalam APBD Provinsi Jawa Barat terdiri dari:

LKPJ Gubernur Jawa Barat ATA 2018

No

Kabupaten/Kota Realisasi (Rp)

5 Kabupaten Ciamis 23.899.480.000,006 Kabupaten Cianjur 74.895.000.000,007 Kabupaten Cirebon 62.741.880.000,008 Kabupaten Garut 76.249.720.000,009 Kabupaten Indramayu 44.725.200.000,00

10 Kabupaten Karawang 59.626.000.000,0011 Kabupaten Kuningan 24.023.600.000,0012 Kabupaten Majalengka 20.289.680.000,0013 Kabupaten Pangandaran 6.548.880.000,0014 Kabupaten Purwakarta 12.755.680.000,0015 Kabupaten Subang 44.027.760.000,0016 Kabupaten Sukabumi 65.844.520.000,0017 Kabupaten Sumedang 33.206.160.000,0018 Kabupaten Tasikmalaya 54.446.880.000,0019 Kota Bandung 94.365.800.000,0020 Kota Banjar 4.748.680.000,0021 Kota Bekasi 101.057.360.000,0022 Kota Bogor 56.541.920.000,0023 Kota Cimahi 22.171.840.000,0024 Kota Cirebon 13.915.480.000,0025 Kota Depok 64.131.080.000,0026 Kota Sukabumi 11.355.080.000,0027 Kota Tasikmalaya 22.948.160.000,00

JUMLAH 1.427.420.720.000,00Sumber : Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2018 sebelum Audit BPK RI

(c) Belanja Bantuan Sosial dialokasikan sebesar Rp302.512.790.000,00 direalisasikan sebesar Rp278.015.390.000,00 atau 91,90 persen;

(d) Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa dialokasikan sebesar Rp7.542.526.872.477,00 direalisasikan sebesar Rp7.450.622.081.732,00 atau 98,78 persen. Adapun rincian Belanja Bagi Hasil Pajak dan Retribusi kepada Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:- Rincian Realisasi Belanja Bagi Hasil Pajak kepada

Kabupaten/Kota sebesar Rp7.450.622.081.732,00 berdasarkan Kabupaten/Kota selengkapnya disajikan pada Tabel 3.9 sebagai berikut:

III - 11

Page 12: jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id › ... › uploads › 2019 › 12 › 3.-B… · Web view2019/12/03  · Sumber Pendapatan Daerah dalam APBD Provinsi Jawa Barat terdiri dari:

LKPJ Gubernur Jawa Barat ATA 2018

Tabel 3.9Rincian Realisasi Belanja Bagi Hasil Pajak Kepada

Kabupaten/KotaTahun Anggaran 2018

(Berdasarkan Kabupaten/Kota)

No Kabupaten/Kota Realisasi (Rp)1 Kabupaten Bandung 464.457.469.495,002 Kabupaten Bandung Barat 240.298.088.056,003 Kabupaten Bekasi 685.250.393.645,004 Kabupaten Bogor 690.990.698.541,005 Kabupaten Ciamis 116.228.963.438,006 Kabupaten Cianjur 219.388.945.337,007 Kabupaten Cirebon 282.185.583.477,008 Kabupaten Garut 196.268.282.972,009 Kabupaten Indramayu 221.377.814.936,0010 Kabupaten Karawang 398.404.339.403,0011 Kabupaten Kuningan 116.324.447.550,0012 Kabupaten Majalengka 143.368.557.287,0013 Kabupaten Pangandaran 41.857.708.966,0014 Kabupaten Purwakarta 164.863.254.726,0015 Kabupaten Subang 192.604.178.232,0016 Kabupaten Sukabumi 236.419.349.092,0017 Kabupaten Sumedang 135.262.793.817,0018 Kabupaten Tasikmalaya 138.492.730.525,0019 Kota Bandung 846.318.832.375,0020 Kota Banjar 27.804.685.603,0021 Kota Bekasi 783.616.733.048,0022 Kota Bogor 236.569.329.408,0023 Kota Cimahi 128.044.295.494,0024 Kota Cirebon 89.899.372.419,0025 Kota Depok 478.502.251.409,0026 Kota Sukabumi 67.868.765.242,0027 Kota Tasikmalaya 107.954.217.239,00

Jumlah 7.450.622.081.732,00Sumber : Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2018 sebelum Audit BPK RI

- Rincian Realisasi Belanja Bagi Hasil Pajak kepada Kabupaten/Kota sebesar Rp7.450.622.081.732,00 berdasarkan komponen belanja selengkapnya disajikan dalam Tabel 3.10 sebagai berikut:

III - 12

Page 13: jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id › ... › uploads › 2019 › 12 › 3.-B… · Web view2019/12/03  · Sumber Pendapatan Daerah dalam APBD Provinsi Jawa Barat terdiri dari:

LKPJ Gubernur Jawa Barat ATA 2018

Tabel 3.10Rincian Realisasi Belanja Bagi Hasil Pajak Kepada

Kabupaten/KotaTahun Anggaran 2018

(Berdasarkan Komponen Belanja)

No

Belanja Bagi Hasil Realisasi (Rp)

1 Bagi Hasil Pajak Kendaraan Bermotor

2.146.089.120.322,00

2 Bagi Hasil Pajak Kendaraan Bermotor yang belum disalurkan

118.129.468.649,00

3 Bagi Hasil Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

1.587.524.111.430,00

4 Bagi Hasil Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang belum disalurkan

83.794.465.860,00

5 Bagi Hasil Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

1.589.056.682.169,00

6 Bagi Hasil Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang belum disalurkan

149.191.067.540,00

7 Bagi Hasil Pajak Air Permukaan

24.316.022.250,00

8 Bagi Hasil Pajak Air Permukaan yang belum disalurkan

2.290.763.034,00

9 Bagi Hasil Pajak Rokok 1.198.455.660.922,0010 Bagi Hasil Pajak Rokok yang

belum disalurkan551.774.719.556,00

Jumlah 7.450.622.081.732,00Sumber : Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2018 sebelum Audit BPK RI

d) Bantuan Keuangan dialokasikan sebesar Rp4.167.091.405.800,00 dengan realisasi sebesar Rp3.756.133.209.513,00 atau 90,14 persen yang terdiri dari:a) Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi sebesar

Rp4.000.000.000,00, yaitu Bantuan Keuangan kepada Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar Rp2.000.000.000,00 dan Provinsi Sulawesi Tengah sebesar Rp2.000.000.000,00.

b) Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota sebesar Rp3.110.011.160.713,00. Rincian selengkapnya dapat disajikan dalam tabel 3.11 sebagai berikut:

III - 13

Page 14: jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id › ... › uploads › 2019 › 12 › 3.-B… · Web view2019/12/03  · Sumber Pendapatan Daerah dalam APBD Provinsi Jawa Barat terdiri dari:

LKPJ Gubernur Jawa Barat ATA 2018

Tabel 3.11Rincian Realisasi Belanja Bantuan Keuangan

kepada Kabupaten/KotaTahun Anggaran 2018

No Kabupaten/Kota Realisasi (Rp)

1 Kabupaten Bandung 29.890.014.941,002 Kabupaten Bandung Barat 46.925.381.532,003 Kabupaten Bekasi 31.695.799.797,004 Kabupaten Bogor 101.727.790.624,005 Kabupaten Ciamis 240.196.907.391,006 Kabupaten Cianjur 343.439.037.496,007 Kabupaten Cirebon 125.612.730.116,008 Kabupaten Garut 338.612.363.376,009 Kabupaten Indramayu 180.818.155.649,00

10 Kabupaten Karawang 23.521.019.628,0011 Kabupaten Kuningan 59.754.422.699,0012 Kabupaten Majalengka 120.104.782.151,0013 Kabupaten Pangandaran 64.451.591.381,0014 Kabupaten Purwakarta 20.196.037.653,0015 Kabupaten Subang 32.850.847.600,0016 Kabupaten Sukabumi 108.752.117.100,0017 Kabupaten Sumedang 202.916.752.496,0018 Kabupaten Tasikmalaya 574.961.286.198,0019 Kota Bandung 42.105.411.927,0020 Kota Banjar 83.362.719.310,0021 Kota Bekasi 5.242.033.358,0022 Kota Bogor 16.031.214.400,0023 Kota Cimahi 10.167.148.716,0024 Kota Cirebon 22.368.738.263,0025 Kota Depok 16.328.176.000,0026 Kota Sukabumi 28.643.159.446,0027 Kota Tasikmalaya 239.335.521.465,00

Jumlah 3.110.011.160.713,00Sumber : Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2018 sebelum Audit BPK RI

c) Belanja Bantuan Keuangan kepada Desa sebesar Rp614.755.000.000,00. Rincian selengkapnya dapat disajikan dalam tabel 3.12 sebagai berikut:

III - 14

Page 15: jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id › ... › uploads › 2019 › 12 › 3.-B… · Web view2019/12/03  · Sumber Pendapatan Daerah dalam APBD Provinsi Jawa Barat terdiri dari:

LKPJ Gubernur Jawa Barat ATA 2018

Tabel 3.12Rincian Realisasi Belanja Bantuan Keuangan kepada Desa

Tahun Anggaran 2018

No

Kabupaten/Kota Realisasi (Rp)

A Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa dan Infrastruktur Perdesaan

608.465.000.000,00

1 Kabupaten Bandung 31.050.000.000,002 Kabupaten Bandung

Barat 18.860.000.000,00

3 Kabupaten Bekasi 20.240.000.000,004 Kabupaten Bogor 47.035.000.000,005 Kabupaten Ciamis 29.670.000.000,006 Kabupaten Cianjur 40.710.000.000,007 Kabupaten Cirebon 47.150.000.000,008 Kabupaten Garut 48.415.000.000,009 Kabupaten Indramayu 35.535.000.000,00

10 Kabupaten Karawang 33.695.000.000,0011 Kabupaten Kuningan 41.515.000.000,0012 Kabupaten Majalengka 37.950.000.000,0013 Kabupaten Pangandaran 10.695.000.000,0014 Kabupaten Purwakarta 20.930.000.000,0015 Kabupaten Subang 28.175.000.000,0016 Kabupaten Sukabumi 43.585.000.000,0017 Kabupaten Sumedang 31.050.000.000,0018 Kabupaten Tasikmalaya 40.365.000.000,0019 Kota Banjar 1.840.000.000,00B Bantuan Keuangan Kepada Desa di Bidang

Lainnya6.290.000.000,00

Jumlah 614.755.000.000,00

Sumber : Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018

sebelum Audit BPK RI

e) Belanja Bantuan Keuangan kepada Partai Politik sebesar Rp24.367.048.800,00.

f) Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota Lainnya sebesar Rp3.000.000.000,00, yaitu Bantuan Keuangan kepada Kabupaten Pandeglang sebesar Rp1.000.000.000,00, Kabupaten Serang sebesar Rp1.000.000.000,00, dan Kabupaten Lampung Selatan sebesar Rp1.000.000.000,00.

d) Belanja Tidak Terduga dialokasikan sebesar Rp42.508.875.117,00 dengan realisasi sebesar Rp184.163.280,00 atau 0,43 persen yang seluruhnya merupakan Pengembalian Dana Kelebihan Setoran Retribusi Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA).

III - 15

Page 16: jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id › ... › uploads › 2019 › 12 › 3.-B… · Web view2019/12/03  · Sumber Pendapatan Daerah dalam APBD Provinsi Jawa Barat terdiri dari:

LKPJ Gubernur Jawa Barat ATA 2018

2. Realisasi Belanja Langsung (BL)Sementara itu, realisasi BL pada APBD Provinsi

Jawa Barat Tahun Anggaran 2018 sebesar 92,30 persen dari target yang telah ditetapkan. Berikut adalah anggaran dan realisasi Belanja Langsung TA. 2018 disajikan pada Tabel 3.13.

Tabel 3.13Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung Provinsi Jawa Barat

Tahun Anggaran 2018

Uraian Perubahan APBDTA. 2018 (Rp) Realisasi (Rp) Penyerapa

n (%)

Belanja Pegawai 260.990.606.870,20 248.646.484.400,00 95,27Belanja Barang dan Jasa

4.643.920.869.008,71 4.432.028.199.535,00 95,44

Belanja Modal

3.611.034.732.162,09 3.179.337.253.416,00 88,05

Jumlah Belanja Langsung

8.515.946.208.041,00 7.860.011.937.351,00 92,30

Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat TA. 2018 sebelum Audit BPK RI

3.3. PEMBIAYAAN DAERAH 3.3.1Kebijakan Pembiayaan Daerah

Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan daerah terdiri dari Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan.

Pada Tahun Anggaran 2018, Penerimaan Pembiayaan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat bersumber dari SiLPA dan Penerimaan Kembali Dana Bergulir. Penerimaan Pembiayaan juga bisa bersumber dari pinjaman pemerintah daerah dalam bentuk obligasi daerah dalam rangka mempercepat pembangunan daerah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Namun demikian, hal tersebut dapat meningkatkan adanya konsekuensi kewajiban yang harus dibayar atas pelaksanaan pinjaman pemerintah daerah dimaksud, seperti angsuran pokok, biaya bunga, denda, dan biaya lainnya, dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian (prudential management), profesional, dan tepat guna agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi keuangan daerah.

Adapun kebijakan Pengeluaran Pembiayaan selama Periode Tahun Anggaran 2018 antara lain:1) Pemerintah Daerah dapat melakukan percepatan pembangunan

(khususnya melalui peningkatan pelayanan publik).

III - 16

Page 17: jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id › ... › uploads › 2019 › 12 › 3.-B… · Web view2019/12/03  · Sumber Pendapatan Daerah dalam APBD Provinsi Jawa Barat terdiri dari:

LKPJ Gubernur Jawa Barat ATA 2018

2) Adanya unsur keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam pembangunan daerah akan menjadi daya dukung tersendiri bagi Pemerintah Daerah.

3) Pemerintah Daerah memiliki independensi dalam menentukan nilai obligasi yang akan diterbitkan, tingkat bunga/kupon, jangka waktu, peruntukan, dan lain-lain.

4) Peningkatan ekonomi daerah melalui penyediaan layanan umum yang menunjang aktivitas perekonomian.

5) Promosi kepada pihak luar melalui publikasi di pasar modal akan mampu menarik investor menanamkan modalnya yang dapat melebihi nilai penerbitan Obligasi Daerah.

3.3.2Anggaran dan Realisasi Pembiayaan Daerah Pembiayaan Daerah terdiri atas 1) Penerimaan Pembiayaan Daerah

dan 2) Pengeluaran Pembiayaan Daerah. Berikut adalah anggaran dan realisasi Pembiayaan Daerah TA. 2018 disajikan pada Tabel 3.14.

Tabel 3.14Anggaran dan Realisasi Pembiayaan Provinsi Jawa Barat

Tahun Anggaran 2018

Uraian Perubahan APBDTA. 2018 (Rp)

Realisasi

Rp %Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya

2.493.457.111.838,61 2.493.457.111.838,61 100,00

Penerimaan Kembali Dana Bergulir

0,00 70.235.711.273,00 -

Jumlah Penerimaan Pembiayaan

2.493.457.111.838,61 2.563.692.823.111,61 102,82

Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah

88.200.000.000,00 88.199.998.800,00 99,99

Jumlah Pengeluaran Pembiayaan

88.200.000.000,00 88.199.998.800,00 99,99

Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat TA. 2018 sebelum Audit BPK RI

III - 17

Page 18: jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id › ... › uploads › 2019 › 12 › 3.-B… · Web view2019/12/03  · Sumber Pendapatan Daerah dalam APBD Provinsi Jawa Barat terdiri dari:

LKPJ Gubernur Jawa Barat ATA 2018

Realisasi Pengeluaran Pembiayaan Daerah sebesar Rp88.199.998.800,00 seluruhnya merupakan Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah kepada PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.

Selain kepada BUMD di atas, Penyertaan Modal Pemerintah Provinsi Jawa Barat dilakukan juga kepada Perusahaan Milik Daerah/BUMD lainnya dan Perusahaan Patungan/Milik Swasta. Adapun rekapitulasi penyertaan modal sampai dengan tahun 2018 disajikan pada Tabel 3.15.

Tabel 3.15Daftar Penyertaan Modal Pemerintah Provinsi Jawa Barat

Tahun Anggaran 2018

NoNama

Badan/Lembaga/Pihak Ketiga

Jumlah Penyertaan Modal Per 1 Januari

2018 (Rp)

Jumlah Penyertaan Modal selama

Tahun Anggaran 2018 (Rp)

Jumlah Penyertaan Modal

per 31 Desember 2018 (Rp)

1PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk

927.498.683.463,79 88.199.998.800,00 1.015.698.682.263,79

2 PT. Tirta Gemah Ripah 245.000.000.000,00 245.000.000.000,00

3 PT. Agronesia 255.000.000.000,00 255.000.000.000,00

4 PT. Jasa Sarana Jawa Barat 700.000.000.000,00 700.000.000.000,00

5 PD. Jasa dan Kepariwisataan 88.313.799.592,00 88.313.799.592,00

6 PD. Agribisnis dan Pertambangan 72.771.688.651,00 72.771.688.651,00

7 PT. Jamkrida Jabar 153.000.000.000,00 153.000.000.000,00

8 PT. Agro Jabar 30.000.000.000,00 30.000.000.000,00

9 PT. Bandar Udara Internasional Jawa Barat 796.000.000.000,00 796.000.000.000,00

10 PT. Migas Hulu Jabar 35.000.000.000,00 35.000.000.000,00

11 PT. Migas Hilir Jabar 35.000.000.000,00 35.000.000.000,00

12 PD Bank Perkreditan Rakyat 27.342.390.000,00 27.342.390.000,00

13 PT. BPR Intan Jabar 7.000.000.000,00 7.000.000.000,00

14 PT. BPR Karya Utama Jabar 5.996.750.000,00 5.996.750.000,00

15 PT. BPR Cianjur Jabar 9.165.566.750,00 9.165.566.750,00

16 PT. BPR Cipatujah Jabar 3.997.490.000,00 3.997.490.000,00

17 PT. BPR Wibawa Mukti Jabar 12.400.000.000,00 12.400.000.000,00

18 PT. BPR Majalengka Jabar 6.800.000.000,00 6.800.000.000,00

19 PT. BPR Artha Galuh Mandiri Jabar 2.200.000.000,00 2.200.000.000,00

20 PT. BPR Karawang Jabar 900.000.000,00 900.000.000,00

21 PT. Lembaga Keuangan Mikro 29.647.803.250,00 29.647.803.250,00

22 PT. Asuransi Bangun Askrida 1.310.000.000,00 1.310.000.000,00

Jumlah 3.444.344.171.706,79 88.199.998.800,00 3.532.544.170.506,79

III - 18

Page 19: jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id › ... › uploads › 2019 › 12 › 3.-B… · Web view2019/12/03  · Sumber Pendapatan Daerah dalam APBD Provinsi Jawa Barat terdiri dari:

LKPJ Gubernur Jawa Barat ATA 2018

Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat TA. 2018 sebelum Audit BPK RI

III - 19

Page 20: jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id › ... › uploads › 2019 › 12 › 3.-B… · Web view2019/12/03  · Sumber Pendapatan Daerah dalam APBD Provinsi Jawa Barat terdiri dari:

LKPJ Gubernur Jawa Barat ATA 2018

III - 20