988-2975-1-pb
TRANSCRIPT
7/26/2019 988-2975-1-PB
http://slidepdf.com/reader/full/988-2975-1-pb 1/16
PENENTUAN JENIS TANIN DAN PENETAPAN
KADAR TANIN DARI KULIT BUAH PISANG MASAK
( Musa paradisiaca L.) SECARA
SPEKTROFOTOMETRI DAN PERMANGANOMETRIEbry Ryanata, 2014
Pembimbing: (I) Sajekti Palupi, (II) Azminah
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai penentuan kadar tanin kulit buah pisangmasak ( Musa paradisiaca L.) varietas kepok secara spektrofotometri dan
permanganometri. Serbuk kulit buah pisang diekstraksi dengan cara maserasikinetik menggunakan pelarut etanol 70%. Ekstrak yang didapat diuji kualitatifmaupun kuantitatif. Hasil uji kualitatif menunjukkan adanya tanin dan jenistaninnya adalah tanin terkondensasi. Uji kuantitatif secara spektrofotometerdidapatkan panjang gelombang maksimum asam galat adalah 765,50, dan waktuyang diperlukan untuk mencapai serapan konstan adalah 90 menit. Kurva bakuasam galat adalah : y = 0,0601 + 0,0887x, nilai r hitung = 0,999. Rata-rata kadartanin yang didapat secara spektrofotometri adalah 2,45%. Dengan menggunakan
permanganometri, didapatkan normalitas asam oksalat 0,11N dan normalitasKMnO4 0,1097N. Rata-rata kadar yang didapat dengan permanganometri 0,8%.
Kata kunci : Musa paradisiaca L., kulit buah pisang kepok, maserasi, Penentuankadar tanin, Folin Ciocalteu, KMnO4
PENDAHULUAN
Pisang ( Musa paradisiaca L.)merupakan salah satu tanaman yang
paling umum ditanam di hampersemua negara-negara tropis
(Wachirasiri, 2009). Pisang ( Musa paradisiaca L.) adalah salah satu buah yang paling banyak diproduksidan dikonsumsi di seluruh dunia dan
potensi penggunaan kulitnya akanmenjadi sangat relevan (Rebello,
2014). Pisang sangat populer karenaketersediaan mudah, murah, berbagai
penggunaan dan konten nutrisitinggi. Pisang merupakan kelasmonokotil, sub divisi Angiospermaedan masuk dalam keluargaMusaceae(Sen C, 2012). Dalam
pengolahannya, kulit pisang biasanyatidak dimanfaatkan dan dibuang ditempat sampah. Padahal kulit pisangmengandung vitamin C, B, kalsium,
protein, dan lemak dalam jumlahyang cukup banyak (Ramada, 2008).Pada penelitan yang dilakukan diBerlin, kulit pisang jugamengandung kadar tanin sebesar
1
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.1 (2015)
7/26/2019 988-2975-1-PB
http://slidepdf.com/reader/full/988-2975-1-pb 2/16
6,84% pada kulit pisang hijau, 4,97% pada kulit pisang hampir matang, dan4,69% pada kulit pisang matang
(Tartrakoon, 1999). Berdasarkankandungan kimia pada kulit pisangtersebut, pada penelitian inidigunakan limbah kulit pisang.Selain mudah didapat dan jumlahnyayang banyak, penelitian ini ditujukanuntuk memanfaatkan limbah kulit
pisang kepok yang diperoleh dari penjual pisang goreng.
Tanin merupakan senyawa alamidengan berat molekul 500-3000,
dengan beberapa gugus hidroksifenol bebas, terbentuk ikatan stabildengan protein dan biopolimer(Karamać, 2007). Secara umumtanin digunakan sebagai astrigent
(Ashok, 2012), gangguangastroinstestinal tract , abrasi kulit,antiseptik lemah untuk pengobatanluka bakar, antidotum keracunanglikosida alkaloida dan reagent untukdestilasi gelatin, protein danalkaloida (Tyler et al, 1976). Gugus
fenol yang terdapat ada taninmenyebabkan efek astringent,antiseptik, terjadi warna dengangaram besi (Trease dan Evan,
1996). Berdasarkan manfaat yangtanin tersebut penelitian inidigunakan untuk mendapatkaninformasi tentang adanya tanin darilimbah kulit pisang kepok agar bisadimanfaatkan dengan baik.
Untuk menentukan tanin secarakualitatif dapat dilakukan denganmengidentifikasi adanya tanin dan
jenis tanin. Untuk identifikasi adanyatanin menggunakan larutan uji FeCl3,gelatin test, uji penambahan kaliumferisianida dan ammonia, dan ujiuntuk asam klorogenik . Sedangkan
untuk menentukan jenis taninterkondensasi, terhidrolisis, dankompleks menggunakan larutan uji
FeCl3, uji katekin , uji HCl, uji asamasetat ditambah Pb asetat, uji KBr.Jika hasil uji menunjukkan hasil
positif pada pengujian taninterhidrolisis dan terkondensasi,kemungkinan tergolong taninkompleks. Untuk itu dilakukan ujitambahan dengan menggunakan
pereaksi Stiasnya (formaldehid 3%-asam korida 2:1) dan uji penambahanFeCl3 pada filtrat hasil refluks. Untukuji kuantitatif tannin mrnggunakan
metode spektrofotometri dan permanganometri.
Digunakan dua metode tersebutkarena mudah, cepat, murah, sertamempunyai tingkat ketelitian yangtinggi. Keuntungan utama metodespektrofotometri adalah memberikancara yang sederhana untukmenetapkan kuantitas zat yangsangat kecil (Fajriati, 2005). Metode
penetapan kadar tanin secara
permanganometri yang digunakan berdasarkan Materia MedikaIndonesia, karena lebih cepatdibandingkan dengan metode
permanganometri pada Official
Methods Of Analysis Of Association
Of Official Analytical Chemist , yangmemerlukan waktu 20 jam untuk
penyarian dengan eter anhidris yangmudah menguap.
Metode titrasi Permanganometriyang merupakan pengukuran volumesuatu larutan yang diketahuikonsentrasinya dengan pasti, yangdiperlukan untuk bereaksi sempurnadengan salah satu volume tepat zatyang akan ditentukan. Larutan yangkadarnya diketahui dengan pasti
2
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.1 (2015)
7/26/2019 988-2975-1-PB
http://slidepdf.com/reader/full/988-2975-1-pb 3/16
dinamakan larutan baku atau larutanstandar (DepKes RI, 1989). Titrasi
permanganometri berdasarkan proses
oksidasi-reduksi atau redoks. Pada penelitian ini digunakan sebagaistandar zat pengoksidasi adalahKMnO4 karena termasuk oksidatorkuat, umum digunakan, mudahdiperoleh, dan tidak mahal. Dansebagai larutan baku primer adalahasam oksalat. Pada penetapan kadartanin, setelah ekstrak kulit pisangdisari dengan air, kemudian dipipetvolume tertentu ditambahkan asamindigo sulfonat sebagai indikator,
kemudian dititrasi dengan kalium permanganat yang telah dibakukandengan asam oksalat. Titik akhirtitrasi pada penetaan kadar taninditunjukkan dari warna biru menjadi
berwarna kuning emas (Soefia RS,1980; Underwood AL and Day RA,1980).
Metode kedua yang digunakan untuk penetapan kadar tanin adalahKolorimetri memakai instrument
spektrofotometer. Teknik inimenggunakan sumber radiasi sinartampak dengan memakai instrumentspektrofotometer (Mulja, 1995).Spektrofotometri merupakan
pengukuran energi cahaya oleh suatusistem kimia pada panjanggelombang tertentu (Roth, 1985).
Penetapan kadar tanin total dilakukandengan menggunakan reagen Folin-Ciocalteau. Reagen Folin Ciocalteaudigunakan karena senyawa fenolikdapat bereaksi dengan Folinmembentuk larutan berwarna yangdapat diukur absorbansinya. Prinsipdari metode folin ciocalteau adalahterbentuknya senyawa kompleks
berwarna biru yang dapat diukur
pada panjang gelombang 765 nm.Pereaksi ini mengoksidasi fenolat(garam alkali) atau gugus fenolik-
hidroksi mereduksi asam heteropoli(fosfomolibdat-fosfotungstat) yangterdapat dalam pereaksi FolinCiocalteau menjadi suatu kompleksmolibdenum-tungsten. Senyawafenolik bereaksi dengan reagen FolinCiocalteau hanya dalam suasana basaagar terjadi disosiasi proton padasenyawa fenolik menjadi ion fenolat.Untuk membuat kondisi basadigunakan Na2CO3 15%. Gugushidroksil pada senyawa fenolik
bereaksi dengan reagen FolinCiocalteau membentuk kompleksmolibdenumtungsten berwarna biruyang dapat dideteksi denganspektrofotometer. Semakin besarkonsentrasi senyawa fenolik makasemakin banyak ion fenolat yangakan mereduksi asam heteropoli(fosfomolibdat-fosfotungstat)menjadi kompleks molibdenum-tungsten sehingga warna biru yangdihasilkan semakin pekat. Dansebagai standart pembanding adalahasam galat. (Sulistyani, 2011).
METODE PENELITIANAlat dan Bahan
Bahan tanaman yang digunakandalam penelitian ini adalah kulit
buah pisang kepok ( Musa
paradisiaca L.), yang diambil di kotaSidoarjo. Bahan kimia yangdigunakan dalam penelitian ini antaralain: etanol 70% yang dibuat darietanol absolut GR pro analisis(Mallinckrodt), aqua demineralisata,asam asetat 10%, asam oksalat2H2O, asam galat, Folin Ciocalteu,asam klorida, stiasny (formaldehid30%-HCl 2N), Besi (III) ammonium
3
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.1 (2015)
7/26/2019 988-2975-1-PB
http://slidepdf.com/reader/full/988-2975-1-pb 4/16
sulfat, larutan ammonia, kaliumferricyanida, KBr, H2SO4 4N, indigokarmin P, larutan asam sulfat pekat,
larutan FeCl3, larutan gelatin 1%,larutan KMnO4 0,1N, Na2CO3 15%,Pb asetat 10%.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: timbangananalitik (Ohaus), pengayak mesh 30,rotary evaporator (Buchii), moisture
content balance (Mettler Toledo),alat maserasi kinetik, waterbath B-480 (Buchii), waterbath listrik(Memmert), blender ,
Spektrofotometer UV-Vis(Shimadzu), mikropipet volume 100-1000 µl dan 0,5-5 ml (SOCOREX),magnetic stirrer, buret, pipet volume,dan alat-alat gelas laboraturium.
Penyiapan Bahan Penelitian
Buah bungur muda dicuci bersih, laludikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Setelah diperoleh simplisiakering, buah bungur muda yang
sudah bersih dihaluskan denganblender dan diayak menggunakan
pengayak ukuran mesh 30 agarterbentuk serbuk yang lebih halusdan seragam.
Pembuatan Ekstrak Etanol 70%
Buah Pisang ( Musa Paradisiaca L.)
Serbuk kering kulit buah pisangkepok ( Musa paradisiaca L.) 100gram diaduk dengan penambahan
pelarut etanol 70% sebanyak 300 mlselama + 2 jam dan didiamkansemalam kemudian disaring,didapatkan ampas dan filtratnya.Pada ampas dilakukan maserasiulang (maserasi ulang dilakukan 3kali). Filtrat yang didapatdikumpulkan dan dipekatkan dengan
Rotary evaporator dan diuapkandiatas waterbath sampai didapatkanekstrak etanol 70% dengan bobot
konstan.
Penentuan Jenis Tanin
Penentuan jenis tanin (secarakualitatif) meliputi identifikasiadanya tanin dan identifikasi jenistanin.
A. Identifikasi Adanya Tanin
Dari ekstrak etanol 70% kulit buah
pisang kepok ( Musa paradisiaca L.)yang didapat, dilakukan uji sebagai berikut:
1. Ekstrak ditambah FeCl3 akanmemberikan endapan biru-hitam
pada tanin terhidrolisis danmemberikan endapan hitamkehijauan pada taninterkondensasi
2. Gelatin test
Ekstrak ditambah larutan gelatin1% yang mengandung NaCl,
jika timbul endapan berartimengandung tanin (Trease dan
Evans, 1996).
3. Penambahan Kalium fericyanidadan ammonia
Ekstrak yang mengandung taninakan bereaksi positif,memberikan warna merah tua
(Tyler dkk, 1976).
4.
Test for chlorogenic acid
Ekstrak ditambah larutanammonia kemudian dipapardengan udara, jika timbul warna
4
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.1 (2015)
7/26/2019 988-2975-1-PB
http://slidepdf.com/reader/full/988-2975-1-pb 5/16
hijau berarti mengandung tanin(Trease dan Evans, 1996).
B.
Identifikasi Jenis Tanina. Tanin terhidrolisis
( pyrogallotannin)
Dari ekstrak etanol 70% kulit buah pisang kepok ( Musa
paradisiaca L.) yang didapat,dilakukan uji sebagai berikut:
1. Ekstrak kulit buah pisang kepok( Musa paradisiaca L.) 2 mlasam asetat 10% dan 1 ml
larutan Pb asetat 10%, akanterbentuk endapan dalam 5menit (Robinson, 1995).
2. Ekstrak kulit buah pisang kepok( Musa paradisiaca L.)dididihkan dengan HCl, tidakakan terbentuk warna merah
phlobaphen yang tidak larut (Tyler dkk, 1976).
3. Ekstrak kulit buah pisang kepok
( Musa paradisiaca L.) ditambahFeCl3 akan berwarna hitamkebiruan (Tyler dkk, 1976).
4.
Ekstrak kulit buah pisang kepok( Musa paradisiaca L.)ditambahkan pereaksi bromine(KBr) tidak mengendap (Tyler
dkk, 1976).
5.
Batang korek api dimasukkan kedalam masing-masing ekstrak
kulit buah pisang kepok ( Musa paradisiaca L.), dikeringkan,dibasahi dengan HCl dandipanaskan, batang korek apitidak berubah warna menjadi
pink atau merah (Trease dan
Evan, 1996).
b. Tanin terkondensasi (catechol
atau pyrocatechol tannin,
phlobatannin,
proanthocyanidine)
Dari ekstrak etanol 70% kulit buah pisang kepok ( Musa
paradisiaca L.) yang didapat,dilakukan uji sebagai berikut:
1. Ekstrak kulit buah pisang ( Musa
paradisiaca L.) ditambahkan 2ml asam asetat 10% dan 1 mllarutan Pb asetat 10%, tidakmenimbulkan endapan atau tetap
berupa larutan (Robinson,1995).
2. Ekstrak kulit buah pisang kepok( Musa paradisiaca L.)dididihkan dengan HCl, akanterbentuk warna merah
phlobaphen yang tidak larut(Tyler dkk, 1976).
3. Ekstrak kulit buah pisang kepok( Musa paradisiaca L.) ditambah
FeCl3 akan memberikan warnahitam kehijauan (Tyler dkk,
1976).
4.
Ekstrak kulit buah pisang kepok( Musa paradisiaca L.)ditambahkan pereaksi bromine(KBr) akan mengendap (Tyler
dkk, 1976).
5. Batang korek api dimasukkan kedalam masing-masing ekstrak
kulit buah pisang kepok ( Musa paradisiaca L.), dikeringkan,dibasahi dengan HCl dandipanaskan, bila terbentuk
phloroglucinol akanmenyebabkan batang korek api
berubah warna menjadi pinkatau merah (Catechin + HCl
5
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.1 (2015)
7/26/2019 988-2975-1-PB
http://slidepdf.com/reader/full/988-2975-1-pb 6/16
menghasilkan phloroglucinol)(Trease dan Evan, 1996).
c.
Tanin kompleks
Untuk membedakan taninkatekol dan tanin galat, larutanekstrak etanol 70% kulit buah
pisang kepok ( Musa paradisiaca
L.) ditambah dengan pereaksiStiasny (formaldehid 30%-HCl2N (2:1)) dan dipanaskan di atas
penangas air sambil digoyang-goyangkan. Bila terjadi endapanmerah, menunjukkan adanya
tanin katekol. Endapan yangterbentuk disaring kemudianfiltrat dinetralkan dengan
Natrium Asetat. Dengan penambahan FeCl3 1% padafiltrat akan terbentuk warna birutinta atau hitam yangmenunjukkan adanya tanin galat(Hilpiani, 2012).
Penetapan Kadar Tanin Secara
Spektrofotometri
A.
Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
Ditimbang asam galat sebanyak 10,0mg, dilarutkan dan ditambahkanaqua demineralisata sampai volume100,0 ml sehigga didapatkan bakuinduk 100,0 bpj. Larutan baku indukasam galat dipipet sejumlah tertentudan dimasukkan ke dalam labu ukur10,0 ml, ditambahkan 1 ml reagen
Folin Ciocalteu, kemudian dikocokdan didiamkan selama 5 menit. Kedalam larutan tersebut ditambah 2 mllarutan Na2CO3 15%, dikocokhomogen dan didiamkan selama 5menit. Selanjutnya ditambahkan aquademineralisata sampai tepat 10,0ml dan dibaca pada panjang
gelombang pada rentang λ 500-900nm.
B.
Penentuan Waktu Stabil
Larutan baku induk asam galatdipipet sejumlah tertentu dandimasukkan ke dalam labu ukur 10,0ml, ditambahkan 1 ml reagen Folin
Ciocalteu, kemudian dikocok dandidiamkan selama 5 menit. Ke dalamlarutan tersebut ditambah 2 mllarutan Na2CO3 15%, dikocokhomogen dan didiamkan selama 5menit. Selanjutnya ditambahkan aqua
demineralisata sampai tepat 10,0 ml.Lalu diamati absorbansinya pada λ 765 nm dengan interval waktu
pengamatan 0, 5, 10, 15, 20, 25, 30,35, 40, 45, 50, 55, 60, sampai 110menit pada panjang gelombangmaksimum.
C. Pembuatan Kurva Baku Asam
Galat
Larutan baku induk asam galat
dipipet sejumlah tertentu dandimasukkan ke dalam labu ukur 10,0ml, lalu ditambahkan 1 ml reagenFolin Ciocalteu, dikocok dandidiamkan selama 5 menit. Ke dalamlarutan tersebut ditambah 2 mllarutan Na2CO3 15%, dikocokhomogen dan didiamkan selama 5menit. Selanjutnya ditambahkan aquademineralisata sampai tepat volume10,0 ml, dikocok homogen dandidiamkan selama 90 menit. Lalu
amati absorbansi pada panjanggelombang maksimum. Dilakukan
pengambilan larutan baku indukasam galat sejumlah tertentusebanyak tujuh kali, sehinggadidapatkan tujuh konsentrasi dandibuat kurva baku standar asamgalat.
6
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.1 (2015)
7/26/2019 988-2975-1-PB
http://slidepdf.com/reader/full/988-2975-1-pb 7/16
D. Penetapan Kadar Tanin Total
Sebanyak 50,0 mg ekstrak etanol
70% kulit buah pisang kepok ( Musa paradisiaca L.) dilarutkan denganaqua demineralisata sampai volume50,0 ml. Larutan ekstrak yangdiperoleh kemudian dipipet sejumlahtertentu dan ditambah 1 ml reagenFolin Ciocalteu, kemudian dikocokdan didiamkan selama 5 menit. Kedalam larutan tersebut ditambah 2 mllarutan Na2CO3 15%, dikocokhomogen dan didiamkan selama 5menit. Selanjutnya ditambahkan aqua
demineralisata sampai volume 10,0ml, diamkan pada range waktu stabilyang diperoleh. Absorbansi larutanekstrak diamati pada panjanggelombang maksimum. Konsentrasiyang didapatkan dilakukan replikasisebanyak dua kali. Kadar tanin totaldihitung ekivalen dengan asam galat(Gallic Acid Equivalent/ GAE ).
Penetapan Kadar Tanin Secara
Permanganometri
A. Pembakuan Larutan Baku
Primer Asam Oksalat
Ditimbang dalam botol timbangasam oksalat 2H2O sebanyak + 0,693gram, dilarutkan dengan aquademineralisata secukupnya.Dimasukkan ke dalam labu ukur100,0 ml, lalu ditambah aquademineralisata sampai batas tanda
pada labu ukur. Dihitung N asam
oksalat 2H2O.
B.
Pembakuan Larutan KMnO4
dengan Asam Oksalat 0,1N
Dipipet 10,0 ml larutan asam oksalat2H2O 0,1N. Lalu dimasukkan kedalam erlenmeyer 100 ml, ditambah
10 ml larutan H2SO4 4N, dipanaskansampai suhu 70o C, kemudiandititrasi dengan KMnO4 0,1N. Titrasi
dihentikan apabila sudah terjadi perubahan warna dari tidak berwarnamenjadi berwarna merah muda(sudah mencapai TAT). Dilakukan 5kali replikasi dan dicatat hasilnya.
C.
Penetapan Kadar Tanin
dengan KMnO4
Sebanyak + 2 gram serbuk kulit buah pisang kepok ( Musa paradisiaca L.)dimasukkan ke dalam beaker glass.
Lalu ditambahkan 50 ml aquademineralisata, dipanaskan di ataswaterbath sampai mendidih selama30 menit sambil diaduk. Didiamkan
beberapa menit, diendapkan, laludituang melalui kertas saring kedalam labu ukur 250,0 ml dandidapat filtrat. Ampasnya disarikembali dengan aqua demineralisatamendidih dan dimasukkan ke dalamlabu ukur yang sama. Penyariandilakukan beberapa kali hingga
residu tidak menunjukkan perubahanwarna menjadi berwarna biru hitamapabila direaksikan dengan FeCl3.
Larutan didinginkan danditambah aqua demineralisata sampai250,0 ml secara kuantitatif ke dalamlabu ukur. Lalu dipipet 25,0 ml,dipindahkan ke dalam erlenmeyer1000 ml, ditambah 750 ml aquademineralisata dan 25,0 ml indikatorasam indigo sulfonat LP.
Selanjutnya, dititrasi dengan KMnO4 hingga terjadi perubahan warna dari
biru tua menjadi berwarna kuningkeemasan. Dicatat volume KMnO4 yang digunakan. Dilakukan 5 kalireplikasi.
7
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.1 (2015)
7/26/2019 988-2975-1-PB
http://slidepdf.com/reader/full/988-2975-1-pb 8/16
D.
Penyiapan dan Pengukuran
Titrasi Blanko
Disiapkan 775 ml aquademineralisata dalam erlenmeyer1000 ml. Ditambahkan indikatorasam indigo sulfonat 25,0 ml, laluditritasi dengan KMnO4 hinggaterjadi perubahan warna larutan dari
biru tua menjadi berwarna kuningkeemasan. Dicatat volume KMnO4 yang digunakan. Dilakukan 5 kalireplikasi.
HASIL PENELITIAN
Ekstraksi Serbuk Buah Bungur
Muda ( Lagerstroemia Speciosa
Pers.)
Hasil ekstraksi serbuk kulit buah pisang dengan cara maserasi kinetikselama 1 jam dan diulang 3 kali.Penimbangan serbuk 102,6344 gramdidapatkan hasil ekstrak 11,66085gram.
Penentuan Adanya Tanin SecaraKualitatif
Hasil penetapan kualitatif adanyatanin dilakukan pada ekstrak kulit
buah pisang dengan menggunakanaquadem. berdasarkan data
percobaan yang dilakukanmenunjukkan bahwa ekstrak kulit
buah pisang positif mengandungtanin. Data hasil pengamatan dapatdilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Penentuan Adanya Taninsecara Kualitatif
Pereaksi Hasil Tanin
FeCl3 Biru
Hitam+
Larutan
garam gelatin
Adanya
endapan+
Penambahan
K3Fe(CN)6
+ Ammonia
Merah
Tua+
Test for
Chlorogenic
Acid
+ +
Penentuan Jenis Tanin
Hasil penetapan kualitatif jenis tanindilakukan pada ekstrak kulit buah
pisang dengan menggunakanaquadem. Data hasil pengamatandapat dilihat pada tabel 4.3 untukidentifikasi jenis tanin terhidrolisis,4.4 untuk identifikasi jenis taninterkondensasi, 4.5 untuk jenis taninkompleks.
Tabel 4.3 Penentuan Jenis Tanin
TerhidrolisisPereaksi Hasil Kesimpulan
Ekstrak +
Asam Asetat
10% + Pb
Asetat 10%
Tidakterbentukendapan
-
Ekstrak +
HCl
dipanaskan
Terbentukwarna merah phlobaphenyang tidak
larut
-
Ekstrak +FeCl3
Birukehitaman
-
Ekstrak +
Pereaksi
Bromine
Terbentukendapan
-
8
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.1 (2015)
7/26/2019 988-2975-1-PB
http://slidepdf.com/reader/full/988-2975-1-pb 9/16
Tabel 4.4 Penentuan Jenis TaninTerkondensasi
Pereaksi Hasil Kesimpulan+ Asam
asetat 10%
+ Pb asetat
10%
Tidakterbentukendapan
+
+ HCl
dipanaskan
Terbentukwarna merah phlobaphenyang tidak
larut+
FeCl3Biru
kehitaman+
Pereaksi
brominemengendap
+
Tabel 4.5 Penentuan Jenis Tanin
Kompleks
Pereaksi Hasil Kesimpulan
+ Stiasny
+ FeCl3
Tidakmengendap
Mengendapcoklatmuda
_
_
Berdasarkan hasil percobaan diatasdapat disimpulkan bahwa kulit buah
pisang masak mengandung tanninterkondensasi.
PENETAPAN KADAR TANIN
SECARA
SPEKTROFOTOMETRI
Penentuan Panjang Gelombang
Maksimum
Dibuat larutan asam galat 4,0 bpj, ditambahkan pereaksi Folin
Ciocalteu dan dilakukan scanning pada λ 500-900 nm. Pada hasil percobaan yang telah dilakukan,diperoleh bahwa panjang gelombangmaksimum dari baku asam galatadalah 765,5 nm yang dapat dilihat
pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Profil Spektra PanjangGelombang Maksimum Asam Galat
Penentuan Waktu Stabil
Penentuan waktu stabil didapat darikonsentrasi asam galat 4,0 bpj yangditambahkan pereaksi Folin
Ciocalteu dilakukan time scanning sampai 110 menit pada panjang
gelombang 765 nm. Dan didapatkanhasil sebagai berikut:
9
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.1 (2015)
7/26/2019 988-2975-1-PB
http://slidepdf.com/reader/full/988-2975-1-pb 10/16
Tabel 4.6 Penentuan Waktu Stabil
Waktu stabil didapat pada menit ke-90 yang ditunjukkan dengan
perubahan absorbansi yang sangatkecil pada menit tersebut.
Pembuatan Kurva Baku Asam
Galat dengan Reagen Folin
Ciocalteu
Kurva baku asam galat dibuat darilarutan baku kerja dengan
penambahan pereaksi Folin
Ciocalteu yang diamati denganmenggunakan spektrofotometriVisibel pada panjang gelombang765,5 nm. Hasil yang didapatkantelah dicantumkan pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Baku Kerja Asam Galat
Konsentrasi (bpj) Absorbansi
1,0 0,156
2,0 0,242
3,0 0,313
4,0 0,409
5,0 0,508
6,0 0,590
7,0 0,687
Regresi (Konsentrasi vs Absorbansi)y = 0,0601 + 0,0887xr = 0,9992r 2 = 0,9985
Gambar 4.2 Kurva Baku Asam
Galat
Hasil regresi menunjukkan bahwa rhitung > r tabel (0,999 > 0,754),maka hubungan antara konsentrasidan absorbansi memiliki korelasiyang bermakna.
Penetapan Kadar Sampel Buah
Bungur Muda
Tabel 4.8 Hasil Penetapan KadarTanin secara Spektrofotometri
Sampel
(bpj)
Pengenceran
(bpj)Absorbansi Kadar
1018
81,44 0,236 2,43%
91,62 0,263 2,49%
101,8 0,278 2,41%
1002
80,16 0,237 2,48%
90,18 0,254 2,42%
200,4 0,498 2,46%210,42 0,521 2,46%
220,44 0,553 2,52%
X+SD2,458
+0,037
KV 1,52%
Waktu
(menit)
Absorbansi Waktu
(menit)
Absorbansi
0 0,300 60 0,383
5 0,312 65 0,386
10 0,320 70 0,403
15 0,328 75 0,404
20 0,334 80 0,430
25 0,341 85 0,462
30 0,347 90 0,466
35 0,353 95 0,487
40 0,359 100 0,474
45 0,365 105 0,478
50 0,372 110 0,480
55 0,378
10
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.1 (2015)
7/26/2019 988-2975-1-PB
http://slidepdf.com/reader/full/988-2975-1-pb 11/16
Dari penelitian penetapan kuantitatifkadar tanin pada kulit buah pisangmasak secara spektrofotometri,
diperoleh rata-rata kadar taninsebesar 2,45% b/b GAE .
PEMBAKUAN DAN PENETAPAN
KADAR TANIN SECARA
PERMANGANOMETRI
Penetapan Normalitas Asam
Oksalat
Pembuatan asam oksalat yaitudengan menimbang asam oksalat
0,6938 gram, dilarutkan denganaquadem dalam labu ukur 100 mlsampai tanda. Sehingga didapatkan
N asam oksalat sebesar 0,1100N.
Penetapan Normalitas KMnO4
Pembakuan larutan KMnO4 denganlarutan baku asam oksalat, yaitudengan memipet 10,0 ml asamoksalat secara kuantitatif, laluditritasi dengan larutan KMnO4 dandilakukan 5 kali replikasi. Sehingga
didapatkan hasil normalitas KMnO4
0,1097N. Data pembakuan KMnO4 dengan asam oksalat dapat dilihat
pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Hasil Penetapan Normalitas KMnO4
No
Normalita
s Asam
Oksalat
(N)
Vol.
Asam
Oksalat
(ml)
Vol.
KMnO4
(ml)
1
0,11007
10,0 0,00-10,05
2 10,0 0,00-10,05
3 10,0 0,00-10,05
4 10,0 0,00-10,00
5 10,0 0,00-10,00
X+SD10,03 +
0,0273
Penetapan Kadar Tanin pada
Buah Bungur Muda
Tabel 4.10 Hasil Penetapan KadarTanin secara Permanganometri
Bobot
Sampel
(g)
Normalitas
KMnO4
(N)
Vol.
Titran
(ml)
Vol.
Blanko
(ml)
Kadar
4,0025
0,10974
0,00 -
2,18
0,00 -
1,390,9%
4,00450,00 -
2,20
0,00 -
1,400,91%
4,0012 0,00 -2,15 0,00 -1,40 0,85%
4,00470,00 -
2,21
0,00 -
1,400,92%
4,00190,00 -
2,15
0,00 -
1,400,86%
X+SD
0,888
+
0,031
KV 3,5%
Dari penelitian penetapan kuantitatifkadar tanin pada kulit buah pisangmasak secara permanganometri,dipeoleh hasil rata-rata kadar taninsebesar 0,88%.
PEMBAHASAN
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit pisangkepok, yang diambil dari limbah
penjual pisang goreng di daerahKetapang Suko, Sidoarjo. Dipilihkulit pisang karena pisang ( Musa
paradisiaca L.). Langkah awal yangdilakukan adalah serbuk kulit buah
11
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.1 (2015)
7/26/2019 988-2975-1-PB
http://slidepdf.com/reader/full/988-2975-1-pb 12/16
pisang ditentukan kadar lembabnya,rata-rata kadar lembab serbuk kulit
buah pisang adalah 7,01%.
Ditimbang serbuk kulit buah pisang102,6344 gram, lalu diekstraksidengan maserasi kinetik selama 1
jam menggunakan pelarut etanol70%, didiamkan satu malam.Disaring, didapatkan ampas danfiltrat. Filtrat ditampung, ampasdimaserasi lagi selama satu jam,setelah itu didiamkan satu malam.Disaring, didapatkan filtrat danampas, filtrat dicampur dengan filtrat
pertama dan ditampung, ampas
dimaserasi lagi. Proses tersebutdiulang tiga kali. Setelah semuafiltrat ditampung, lalu filtratdipekatkan dengan rotary evaporator hingga 1/3 bagian dan dilanjutkandengan waterbath electric suhu 600Chingga diperoleh bobot konstanekstrak. Hasil akshir ekstraksididapat bobot ekstrak 11,66085gram.Dilakukan uji kualitatif untukmengetahui adanya tanin dan jenistanin yang terdapat pada kukit buah
pisang kepok. Uji kualitatif yangdilakukan dengan FeCl3, dimanadengan adanya gugus fenol padatanin akan berikatan dengan FeCl3 membentuk kompleks berwarnahijau (Depkes RI, 1979).Menggunakan larutan garamditambah gelatin menghasilkanendapan yang menunjukkan adanyatanin (Trease dan Evan, 1996). Sifat
tanin dapat mengendapkan protein,semua tanin menimbulkan endapansedikit atau banyak jika ditambahkandengan gelatin, karena gelatintermasuk protein alami (Harborne,
1995). Dengan K 3Fe(CN)6 ditambahammonia terbentuk warna merah tua,dengan test asam klorogenik
terbentuk warna hijau dilapisan atasyang menandakan positifmengandung tanin. Hasil uji
kualitatif tanin dapat dilihat padatabel 4.2.
Pada penetapan jenis tanin kulit buah pisang kepok termasuk taninterkondensasi (tabel 4.3), adapun
perinciannya adalah dengan penambahan FeCl3 memberikanwarna hijau, saat diberi larutan asamasetat 10% ditambah Pb asetat 10%terbentuk endapan. MenggunakanHCl dipanaskan terbentuk warna
merah phlobaphen yang tidak larut,dengan KBr tidak terjadi endapan.Serangkaian uji jenis tanin tersebutmenunjukkan bahwa jenis tanin kulit
buah pisang kepok adalah taninterkondensasi.
Setelah serangkaian uji kualitatifmenunjukkan hasil positif, makaselanjutnya dilakukan uji kuantitatifuntuk mengetahui kadar tanin yangterdapat dalam kulit pisang kepok.
Adapun uji kuantitatif yangdilakukan, yaitu: dengan caraspektrofotometri dan
permanganometri.
Penetapan kadar tanin dengan caraspektrofotometri menggunakanreagen Folin-Ciocalteau. Reaksi
pembentukan yang terjadi adalahreduksi oksidasi dimana taninsebagai reduktor dan FolinCiocalteau sebagai oksidator. Hasil
oksidasi akan membentuk warna biruyang dapat dibaca panjanggelombang maksimal (Dewi, 2010).Reagen Folin Ciocalteau digunakankarena senyawa fenolik dapat
bereaksi dengan Folin membentuklarutan berwarna yang dapat diukurabsorbansinya. Prinsip dari metode
12
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.1 (2015)
7/26/2019 988-2975-1-PB
http://slidepdf.com/reader/full/988-2975-1-pb 13/16
folin ciocalteau adalah terbentuknyasenyawa kompleks berwarna biruyang dapat diukur pada panjang
gelombang 765 nm. Pereaksi inimengoksidasi fenolat (garam alkali)atau gugus fenolik-hidroksimereduksi asam heteropoli(fosfomolibdat-fosfotungstat) yangterdapat dalam pereaksi FolinCiocalteau menjadi suatu kompleksmolibdenum-tungsten. Senyawafenolik bereaksi dengan reagen FolinCiocalteau hanya dalam suasana basaagar terjadi disosiasi proton padasenyawa fenolik menjadi ion fenolat.
Untuk membuat kondisi basadigunakan Na2CO3 15%. Gugushidroksil pada senyawa fenolik
bereaksi dengan reagen FolinCiocalteau membentuk kompleksmolibdenumtungsten berwarna biruyang dapat dideteksi denganspektrofotometer. Semakin besarkonsentrasi senyawa fenolik makasemakin banyak ion fenolat yangakan mereduksi asam heteropoli(fosfomolibdat-fosfotungstat)menjadi kompleks molibdenum-tungsten sehingga warna biru yangdihasilkan semakin pekat. Dansebagai standart pembanding adalahasam galat. (Sulistyani, 2011).
Pertama dilakukan penentuan panjang gelombang maksimum asamgalat dalam pelarut aquadem.Penetapan panjang gelombangmaksimum bertujuan untukmengetahui besarnya panjanggelombang yang dibutuhkan larutanasam galat untuk mencapai serapanmaksimum. Pemilihan panjanggelombang serapan maksimum inikarena akan diperoleh sensitivitasmaksimum, yaitu pada panjanggelombang perbedaan kadar yang
kecil saja telah mampu memberikanserapan yang cukup besar, panjanggelombang maksimum tersebut
memberikan kesalahan serapan yangminimal atau memungkinkan adanya
pengaruh interferensi dari zat lainyang terlarut adalah paling kecil(Dewi, 2010). Panjang gelombangyang dapat menghasilkan serapantertinggi merupakan panjanggelombang maksimumnya.Berdasarkan hasil penelitian,didapatkan panjang gelombangmaksimum asam galat dalam pelarutaquadem adalah 765,50 yang diukur
dengan menggunakanspektrofotometer UV-visibel(gambar 4.1). Kemudian menentukanoperating time, uji ini untukmengetahui lama waktu yangdibutuhkan larutan baku asam galatuntuk mencapai serapan konstan.Hasil penelitian menunjukkan bahwawaktu yang diperlukan untukmencapai serapan konstan adalah 90menit, jadi pengukuran absorbansidilakukan pada waktu ke 90 menit(tabel 4.6). Langkah ketiga dengan
pembuatan kurva baku asam galatuntuk mengetahui kolerasi antarakonsentrasi asam galat danabsorbansinya. Persamaan kurva
baku yang diperoleh dari konsentrasilarutan asam galat adalah : y =0,0601 + 0,0887x, nilai r hitung =0,999 lebih besar dari r tabel = 0,754dengan taraf signifikansi 5%. Hasilregresi tersebut menunjukkan bahwa
hubungan antara kosentrasi danabsorbansi memiliki kolerasi yang bermakna (gambar 4.2).
Pengukuran serapan sampel. hasilyang didapat pada penetapan kadartanin pada kulit buah pisang kepok
13
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.1 (2015)
7/26/2019 988-2975-1-PB
http://slidepdf.com/reader/full/988-2975-1-pb 14/16
dengan cara spektrofotometri adalah2,45% (tabel 4.8).
Penetapan kadar tanin dilakukanmetode titrasi permanganometri,metode ini berdasarkan prosesoksidasi-reduksi atau redoks. Pada
penelitian ini digunakan sebagaistandar zat pengoksidasi adalahKMnO4 karena termasuk oksidatorkuat, umum digunakan, mudahdiperoleh, dan tidak mahal. Dansebagai larutan baku primer adalahasam oksalat.
Langkah pertama yang dilakukanadalah pembuatan larutan baku asamoksalat dengan normalitas asamoksalat 0,1N. Lalu dilakukan
pembakuan larutan KMnO4 denganasam oksalat yang normalitasnyasudah diketahui. Pembakuan larutanKMnO4 dengan larutan baku asamoksalat, didapatkan hasil normalitasKMnO4 0,1N. Data pembakuanKMnO4 dengan asam oksalat dapatdilihat pada tabel 4.9.
Penetapan kadar tanin denganmetode titrasi permanganometridilakukan dengan melarutkansejumlah serbuk kulit buah pisangkepok dengan aquadem, laludipanaskan agar tanin dapat tersaridalam air, karena pada dasarnyatanin larut dalam air (Reynold,
1996). Dilakukan pendingian, setalahitu disaring dan filtrat ditampung,
proses tersebut diulang sampai
ampas tidak menghasilkan warna biru apabila diberi larutan FeCl3, haltersebut menandakan seluruh taninsudah tersari. Filtrat dicampur,ditambah aquadem pada labu 250 ml,lalu dipipet 25 ml, ditambahakanasam indigo sulfonat sebanyak 25 mldan dititrasi dengan larutan KMnO4
yang sebelumnya sudah dibakudengan asam oksalat. Titik akhirtitrasi ditandai dengan perubahan
warna dari biru menjadi kuning emas(Underwood dan Day,1998). Darihasil penelitian diperoleh kadar taninrata-rata 0,8% dari 5 kali replikasi.
KESIMPULAN
Bedasarkan hasil penelitian yangtelah dilakukan, maka dapatdisimpulkan bahwa kulit buah pisangkepok tergolong jenis taninterkondensasi. Pada penentapan
kadar tanin kulit buah pisang kepokdengan cara spektrofotometrididapatkan hasil 2,45%. Kadar taninkulit buah pisang kepok yangdidapatkan dengan cara
permanganometri adalah 0,8%.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan dan RepublikIndinesia . (1986). Sediaan
Galenik. Jakarta: Departemen
Kesehatan dan RepublikIndinesia .
Departemen Kesehatan dan RepublikIndinesia . (2000). Parameter
Standar Umum Ekstrak
Tumbuhan Obat . Jakarta:Departemen KesehatanRepublik Indinesia .
Departemen Kesehatan dan RepublikIndinesia. (1979). Farmakope
Indonesia Edisi III. Jakarta:Direktorat JenderalPengawasan Obat danMakanan DepartemenKesehatan RepublikIndonesia.
14
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.1 (2015)
7/26/2019 988-2975-1-PB
http://slidepdf.com/reader/full/988-2975-1-pb 15/16
Departemen Kesehatan dan RepublikIndonesia. (1985). Cara
Pembuatan Simplisia.
Jakarta: Direktorat JenderalPengawasan Obat danMakanan.
Departemen Kesehatan RepublikIndinesia . (1989). Materia
Medika Indonesia. Jakarta:Departemen Kesehatan danRepublik Indinesia .
Determination Of Total PhenolicContent Of Methanolic
Extracts Red Rossel(Hibiscus Sabdariffa Linn)Calyxs In Variation OfGrowing Area BySpectrophotometry. (2012).2.
Fajriati, I. (2005). Optimasi MetodePenentuan Tanin. 51-57.
Gandjar, G. I. (2007). Kimia Farmasi
Analisis. Yogyakarta: PustakaPelajar.
Hagerman, A. E. (2010). Hydrolyzable Tannin
Structural Chemistry.
I. Palici, B. T. (2005). Method forQuantitative Determination ofPolyphenolic.
Khanittha Moosophin, T. W. (2010).Tannin Extraction fromMangosteen Peel for Protein.
15(5).
Ligia Portugal Gomes Rebello a, A.M. (2014). Flour of banana(Musa AAA) peel as a sourceof antioxidant phenoliccompounds. 55, 397-403.
Lin, L. L. (2008). HPLC, NMR andMALDI-TOF MS Analysis ofCondensed. 2986-2997.
Magdalena Karamać, A. K. (2007).Extraction AndChromatographic SeparationOf Tannin Fractions From.57 , 471–474.
Maria Inez de Godoy Pelozo, M. L.(2008). SpectrophotometricDetermination of Tannins andCaffeine. 51(3), 447-451.
Mursyidi, F. M. (1978). Voumetri
dan Gravimetri. Yogyakarta:Fakultas Farmasi UGM.
Phatcharaporn Wachirasiri, S. J.(2009). The effects of banana
peel preparations on the properties of. 31(6), 605-611.
Praveen Kumar Ashok, K. U. (2012).Tannins are Astringent. 1(3).
Ramiro Garcı´aa, A. A.-E. (2008).
Extraction of CondensedTannins from Mexican PlantSources.
Sen C, M. H. (2012). Modifiedatmosphere packaging andactive packaging of banana(Musa spp.): A review oncontrol of ripening andextension of shelf life. 39(9),122-132.
Singh, S. M. (2010). QuantitativeAnalysis of Total Phenolic. 2,2403-2406.
Sri Yuliani, L. U. (t.thn.). KadarTanin Dan Quersetin TigaTipe Daun Jambu Biji(Psidium guajava).
15
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.1 (2015)
7/26/2019 988-2975-1-PB
http://slidepdf.com/reader/full/988-2975-1-pb 16/16
Suharman, M. M. (1995). Analisa
Instrumental . Surabaya:Universitas Airlangga Press.
Sulastri, T. (2009). Analysis ofConcentration of Tanninsfrom Ethanol and WaterExtract at the Pinang SirihSeed (Areca Catechu L). 10,59-63.
Tinnagon Tartrakoon, N. C. (1999).The Nutritive Value ofBanana Peel (Musasapieutum L.) in Growing
Pigs.
Tyler VE, B. L. (1976).Pharmacognosy. Philadelphia: Lea Febinger.
Vasundhara Saxena, G. M. (2013).Comparative Study OnQuantitative Estimation OfTannins In TerminaliaChebula, Terminalia Belerica,Terminalia Arjuna AndSaraca Indica UsingSpectrophotometer. 6 .
Yosophine Sulistyani, S. A. (2011).Ekstraksi Senyawa FenolikDari Limbah Kulit. 10.
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.1 (2015)