98406293 askep keluarga asli
TRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
I. Data Umum
1. Nama Kep.Klg : Bpk. E
2. Usia : 37 Tahun
3. Pendidikan : SMA
4. Pekerjaan : Pedagang
5. Alamat : Jl.Muhajirin 26 Ilir Lrg.Khotib 1 No.19 RT 13 RW 05
Talang Semut.
6. Komposisi Anggota Keluarga :
No. Nama Jenis
Kelamin
Hub dgn
KK
Umur Pendidikan Pekerjaan/Ket
1. Ibu N P Istri 32 Tahun SMA IRT
2. Anak W P Anak 10 Tahun SD (Kls. 5) -
3. Anak H L Anak 7 Tahun SD (Kls. 1) -
4. Anak R L Anak 11 Bulan - -
Genogram :
1
100
32
37
7 11 Bln
Keterangan Genogram :
7. Tipe keluarga
Keluarga inti terdiri dari tiga orang anak
8. Suku bangsa
Bapak E berasal dari Palembang, sedangkan Ibu N berasal dari Palembang juga.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Penduduk di lingkungan
tempat tinggal umumnya berasal dari Palembang juga dan masih ada hubungan
keluarga. Namun, ada juga pendatang lain yang mempunyai latar belakang
budaya hampir sama sehingga tidak ada kendala dalam berinteraksi dengan
masyarakat sekitar.
9. Agama
Islam. Kedua orangtua rajin beribadah. Tetapi jarang mengikuti salat berjamaah
dimasjid. Ibu belum bisa mengikuti pengajian karena anaknya masih kecil.
Keluarga tidak ada masalah dalam menjalankan ibadahnya. Anak pertama ikut
pengajian setiap hari di TPA yang tidak jauh dari rumah mereka.
10. Status sosial ekonomi keluarga
Pencari nafkah hanya Bapak E. Setiap hari Bapak E berdagang ikan asin di
pasar 26 dengan pendapatan rata-rata Rp. 40.000 per hari. Jumlah pengeluaran
juga hampir sama, kadang-kadang lebih. Menurut Bapak E, hal yang
menyulitkan adalah bila musim hujan dagangan sering tidak habis. Keluarga
tidak mempunyai uang simpanan. Penghasilan dirasakan cukup bila dicukup-
cukupi.
2
: Laki-laki
: Perempuan
: garis pernikahan
: garis keturunan
: Meninggal : tinggal serumah
11. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga tidak pernah melakukan rekreasi ke tempat hiburan. Rekreasi hanya
berkumpul dengan keluarga. Anak W dan Anak H hanya menonton televisi di
rumah dan bermain dengan teman-teman sebaya. Menurut Bapak E dan Ibu N,
keluarganya bila selesai mengurus rumah biasanya mengobrol-ngobrol dan
bercerita karena hal tersebut dapat membuat mereka merasa senang dan dapat
menghilangkan kebosanan.
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
12. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Tahap perkembangan keluarga dengan usia sekolah.
1. Mensosialisasikan anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya. Hal tersebut sudah
dipenuhi oleh keluarga, yaitu dengan memberi kesempatan anak belajar
bersama teman sekolahnya. Namun, anak belum mengikuti les tambahan
karena belum tersedia sarana tersebut di dekat rumah.
2. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan. Tidak ada
masalah dalam intensitas pertemuan dengan anggota keluarga lain.
3. memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga. Keluarga berusaha
memenuhi kebutuhan kesehatan anggotanya. Bila da yang sakit, biasanya
mereka membeli obat di warung/apotik. Bila tidak sembuh, anggota
keluarga yang sakit langsung dibawa ke pelayanan kesehatan Puskesmas
Merdeka atau pergi ke Bidan.
13. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Semua tahap perkembangan keluarga sudah terpenuhi, tinggal memenuhi
kebutuhan perkembangan individu sesuai usianya.
14. Riwayat keluarga inti
Bapak E adalah warga asli Talang Semut, Sedangkan Ibu N tinggal di Km.12.
Mereka bertemu saat perkawinan kakaknya Bapak E. Mereka berpacaran
3
selama satu tahun sebelum akhirnya menikah. Ketiga anak merupakan anggota
keluarga yang direncanakan dan mereka menyayanginya.
15. Riwayat keluarga sebelumnya
Hubungan antara keluarga pihak Bapak E dan Ibu N saat ini baik, Orang tua
suami (Ibu) tinggal sebelah rumah. Tidak ada konflik dalam berhubungan,
sedangkan kedua orang tua Ibu N tinggal di Km.12, mereka sering berkunjung
bila hari libur.
III. Lingkungan
16. Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati adalah milik sendiri. Rumah itu berukuran 8 x 12 m
yang terdiri dari satu ruang tamu, satu kamar tidur, satu dapur, satu WC dan satu
ruang keluarga. Lantai rumah tampak bersih, Hal ini terlihat dari tidak adanya
kotoran pada lantai, namun perabotan rumah dan mainan anak-anak belum
tertata dengan rapi. Lantai rumah terbuat dari semen tanpa keramik. Dinding
rumah terbuat dari kayu, jendela hanya ada pada bagian ruang tamu. Plafon
tidak ada sehingga saat siang hari terasa sangat panas. Kamar tidur tidak ada
jendela. Pencahayaan hanya dari ventilasi dekat ruang tamu. Atap rumah dari
seng. Halaman rumah bersih jika tidak ada hujan. Bila musim hujan, halaman
rumah tampak becek. Kondisi air minum bening, tidak berbau, tidak berasa, dan
tidak bewarna. Keluarga mempunyai kebiasaan merawat rumah dengan
menyapu setiap hari dan kadang-kadang dipel pada pagi hari.
Keterangan : Posisi ruangan rumah dapat dilihat pada denah rumah dihalaman
ini.
4
DAPUR
WC R. KELUARGA
K. TIDUR
R. TAMU
TETANGGA
17. Karakteristik tetangga dan komunitas :
Lingkungan tetangga umumnya berasal palembang juga dan masih ada
hubungan keluarga. Ada beberapa warga berasal dari jawa dan sunda sudah
cukup lama menetap di Talang Semut dan mempunyai adat dan kebiasaan yang
sama. Keluarga sering terlihat duduk bersama-sama di waktu sore hari. Tempat
berbelanja kebutuhan dapur sekitar 20 m dari rumah. Sekolah , Tempat ibadah,
dan Posyandu tidak jauh dari rumah. Untuk pergi ke Posyandu biasanya mereka
mendapat pengumuman lewat masjid.
18. Mobilitas geografis keluarga
Anggota keluarga tinggal dalam komunitas dan lingkungan sekitar rumah yang
sama. Karena keluarga yang lain tinggal di palembang juga maka mereka sering
berkunjung apabila hari libur.
19. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyakarat
Ibu mengikuti arisan keluarga dan belum mengikuti pengajian rutin di masjid
karena sibuk mengasuh anak.
Bapak E berdagang ikan asin di Pasar 26 pada pagi hari sampai sore hari.
Sehingga Bapak E jarang mengikuti pengajian di masjid.
Anak W hampir setiap hari ikut belajar mengaji di TPA dekat rumahnya.
Keluarga merasa tidak dikucilkan dan tidak merasa berbeda dengan tetangga.
Bila ada yang membutuhkan, keluarga siap membantu.
20. Sistem pendukung keluarga
Orangtua Bapak E, tinggal disebelah rumah dan dapat membantu mengasuh
anak mereka. Keluarga tidak mempunyai tabungan asuransi, namun sudah
terdaftar di JPS.
5
JALAN
IV. Struktur Keluarga
21. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka. Setiap
anggota keluarga bebas menyampaikan keluhannya. Bila ada masalah, mereka
selalu mengomunikasikan bersama. Menurut ibu, tidak ada hal yang ditutup-
tutupi didalam keluarga. Anggota keluarga bertemu setiap hari sehingga dapat
berkomunikasi setiap hari. Apabila ada yang tidak sesuai, anggota keluarga
menyampaikan secara terbuka dengan sikap positif.
22. Struktur kekuatan keluarga
Pemegang keputusan di keluarga adalah Bapak. Namun, sebelum mengambil
keputusan, bapak terlebih dahulu mendiskusikannya kepada ibu. Bila ada
sesuatu yang sangat penting dan bapak tidak ada di rumah, biasanya ibu yang
mengambil keputusan. Setelah bapak pulang, ibu baru mengomunikasikan
bersama bapak.
23. Struktur peran keluarga
Peran formal ayah adalah sebagai bapak yang mencari nafkah dan memperbaiki
rumah. Ibu berperan sebagai pengatur rumah tangga, seperti memasak,
mengurus anak, dan mengatur keuangan keluarga. Anak pertama pelajar kelas 5
SD ikut menjaga adiknya. Anak kedua pelajar kelas 1 SD. Anak ketiga masih
berusia 11 bulan. Ibu juga berperan sebagai perawat keluarga, merawat, dan
mengasuh anggota keluarga lainnya. Menurut Ibu N, bila anaknya rewel, bapak
biasanya mau membantu memasak dan mengerjakan pekerjaan rumah lainnya.
24. Nilai dan norma budaya
Fungsi nilai budaya yang dianut keluarga adalah saling menghormati antara
anggota keluarga satu dengan lainnya dan menghormati yang lebih tua. Hal ini
terlihat pada Anak W yang setiap perawat berkunjung ke rumahnya selalu
menyalami. Nilai yang ada di keluarga merupakan gambaran nilai agama yang
dianutnya (Islam), tidak terlihat adanya konflik dalam nilai, dan tidak ada yang
6
memengaruhi status kesehatan keluarga dalam menggunakan nilai yang di
yakini oleh keluarga.
V. Fungsi Keluarga
25. Fungsi afektif
Orangtua menyadari adanya kebutuhan-kebutuhan pada setiap anggota
keluarga, seperti kebutuhan terhadap makanan, perhatian, kasih sayang, bermain
untuk anak-anak, dan pasangannya. Setiap anggota merasa akrab dengan
keluarga lainnya. Anak juga tampak senang bermain dengan ayah dan ibunya.
26. Fungsi sosialisasi
Keluarga mengontrol secara rutin perilaku anak, seperti disiplin dalam belajar
dan bersikap sopan kepada yang lebih tua. Ibu mengatakan jika anaknya salah,
ia akan menegur. Kalau perlu, ia memarahinya, tetapi tidak berlebihan. Anak
tidak dibiarkan begitu saja dalam bertindak. Orangtua tetap memerhatikan
sikapnya. Jika anak sudah mampu melakukan sendiri, orangtua hanya
mengingatkan saja. Setiap anggota keluarga bebas memberikan perhatian dan
kasih sayang kepada anggota keluarga yang lain. Tanggung jawab
membesarkan anak menjadi beban bersama sesuai dengan peran yang berlaku.
Ayah memantau perilaku anaknya dan mau mengajak anak bermain apabila ada
kesempatan. Anak sering bermain bersama teman-temannya.
27. Fungsi perawatan keluarga
Keluarga mempunyai kebiasaan menggunakan fasilitas kesehatan apabila
mereka merasa perlu, misalnya bapak sakit kepala, batuk atau pilek, biasanya
ibu terlebih dahulu membeli obat di warung seperti bodrex dan antangin,
kadang-kadang sembuh. Bila tidak sembuh, mereka baru pergi ke Bidan atau ke
Puskesmas Merdeka. Keluarga jarang melakukan olahraga, hanya anak W dan
anak H. Namun, keluarga menganggap olahraga itu penting dan dapat
menyehatkan badan. Menurut Bpk. E, kegiatan yang dilakukannya setiap hari
melebihi dari olahraga. Keluarga sering tidak menghadiri acara di sekolah
dengan alasan tidak sempat.
7
Pengkajian tanggal : 02/05/2011
Anak pertama BB 20 kg dan tinggi badan 135 cm. Pada KMS anak sekolah berada pada
garis pita kuning yang mencerminkan kondisi kurang gizi. Menurut Ibu N, anaknya tidak
suka makan sayuran. Bila makan siang, kadang-kadang hanya habis setengah piring
dengan lauk telur dan tempe. Kadang-kadang anak W juga menambah bila nafsu
makannya sedang baik. Makan malam kadang-kadang habis setengah piring kalau tidak
jajan. Bila jajan, ia kadang-kadang tidak makan malam.
Anaknya tidak terbiasa sarapan pagi di rumah. Pada pagi hari biasanya anak sarapan
dengan kue-kuean, seperti bakwan dan roti. Biasanya anak makan dua kali sehari. Itupun
kadang-kadang habis, kadang-kadang tidak. Menurut anak W, kadang-kadang kuenya
hanya habis setengah. Di sekolah ia senang membeli ciki. Ia makan siang sebelum pergi
ke sekolah ( pukul 12.00 ). Bila pergi ke sekolah ia selalu di bekali dengan uang jajan.
Saat pergi mengaji ( pukul 08.00 ), ia minta uang jajan juga. Pengeluaran untuk uang
jajan anaknya hampir Rp. 5000/ hari. Ibu mengeluh anaknya yang sulit makan. Menurut
ibu, kurang gizi adalah kekurangan makan sehingga anaknya tampak kurus. Menurut Ibu
N, cara memasak sayuran dipotong dulu baru di cuci. Bila memasak nasi, biasanya beras
dicuci sampai bersih sehingga air beras kelihatan bening. Ia jarang menutup panci bila
memasak sayuran dan biasanya sampai matang benar.
Anak kedua BB 20 kg dan tinggi badan 110 cm. Anak H ini terlihat sehat. Anak ketiga
berusia 11 bulan. Anak R sudah tiga kali tidak di bawa ke posyandu. Pada bulan april
yang lalu, ibu tidak membawa anaknya ke posyandu. Alasannya, anaknya selalu
menangis apabila di bawa ke posyandu dan membuat Ibu tidak tahan melihatnya
sehingga membawanya pulang. Pada kartu KMS, balita sudah 3 bulan tidak ke posyandu.
Anak R belum imunisasi campak, DPT III, polio III, dan hepatitis.
Ibu N mengatakan bahwa ia belum mengetahui akibatnya bila anaknya tidak diimunisasi.
Ibu N juga mengeluh anaknya agak sulit makan dan minum susu formula pun kurang.
Tanggal 02/05/2011
Ibu N mengatakan kedua tangan, perut dan dadanya terasa gatal sejak kemarin. Ibu tidak
mengetahui pasti penyebabnya. Menurut Ibu N, penyakit yang dideritanya ini sering
kambuh. Menurut Ibu N, mungkin penyebabnya adalah makan ikan laut. Kadang-kadang
8
setelah makan ikan teri dan tongkol, kulit sering menjadi merah dan gatal-gatal.
Biasanya, ibu membeli salep Inexon di apotek untuk mengobatinya. Kadang-kadang
penyakit tersebut sembuh, kadang-kadang tidak. Bila tidak sembuh, ia baru pergi ke
Puskesmas Merdeka.
VI. Stres dan Koping Keluarga
28. Stressor
- Jangka pendek
Penyakit kulit yang diderita ibu N merupakan masalah yang harus segera
diatasi. Untuk berobat, ia membutuhkan uang, sedangkan penghasilan
keluarga pas-pasan. Untuk mengatasi hal ini, keluarga memutuskan membeli
obat di warung / di apotik karena telah terbiasa mengobati sendiri dahulu. Jika
tidak sembuh, mereka baru berusaha datang ke Puskesmas. Menurut Bapak E,
kehidupan mereka pas-pasan. Semakin terasa sulit jika musim hujan tiba
karena ia tidak dapat berjualan ikan asin.
- Jangka Panjang
Menurut keluarga, stresor jangka panjang tidak ada. Menurut keluarga, Bila
ada masalah, mereka menyelesaikannya dengan pelan-pelan, tidak usah dibuat
stress.
29. Kemampuan keluarga berespons terhadap masalah
Jika ada masalah, keluarga menghadapinya dengan tenang, mencari alternatif
penyelesaiannya, dan menyakini setiap masalah ada jalan keluarnya. Menurut
keluarga, masalah yang sangat penting diatasi adalah bila anak sedang sakit.
30. Strategi koping yang digunakan
Koping yang digunakan adalah dengan memecahkan masalah secara bersama-
sama. Apabila tidak menemukan pemecahannya atau mengalami kebuntuan,
keluarga akan minta pendapat orangtua Bapak E dan adiknya yang kebetulan
rumahnya bersebelahan.
31. Strategi adaptasi disfungsional
Tidak terlihat adaptasi yang disfungsional.
9
32. Pemeriksaan fisik keluarga Bapak E
No. Komponen Bapak E Ibu N Anak W Anak H Anak R
1. Kepala Rambut
hitam
pendek,
bersih, tidak
ada kelainan.
Rambut hitam
panjang, tidak
ada kerontokan,
dan tidak ada
bekas luka di
kepala.
Rambut
hitam
panjang,
tidak mudah
rontok,
tampak
bersih, tidak
ada kelainan.
Rambut
hitam
pendek,
bersih, tidak
ada kelainan.
Rambut tipis dan
jarang, warna
agak pirang,
tidak mudah di
cabut.
2. Mata Sklera tidak
ikterus,
konjungtiva
tidak anemis,
tidak ada
peradangan,
visus normal.
Sklera tidak
ikterus,
konjungtiva
tidak anemis,
tidak ada
peradangan,
visus normal.
Sklera tidak
ikterus,
konjungtiva
tidak anemis,
tidak ada
peradangan.
Sklera tidak
ikterus,
konjungtiva
tidak anemis,
tidak ada
peradangan.
Sklera tidak
ikterus,
konjungtiva
tidak anemis,
tidak ada
peradangan.
3. Telinga Bersih, tidak
ada serumen,
dan tidak ada
luka.
Bersih, tidak
ada serumen,
dan tidak ada
luka.
Bersih, tidak
ada serumen,
dan tidak ada
tanda luka.
Bersih, tidak
ada serumen,
dan tidak ada
tanda luka.
Bersih, tidak ada
serumen, dan
tidak ada tanda
luka.
4. Hidung Bersih, tidak
ada sekret,
tidak ada
kelainan.
Bersih, tidak
ada sekret, tidak
ada kelainan.
Bersih, tidak
ada sekret,
tidak ada
kelainan.
Bersih, tidak
ada sekret,
tidak ada
kelainan.
Bersih, tidak ada
sekret, tidak ada
kelainan.
5. Mulut Stomatitis
tidak ada,
terdapat
karang gigi.
Stomatitis tidak
ada, terdapat
karang gigi.
Stomatitis
tidak ada,
gigi geraham
bawah kanan
berlubang.
Stomatitis
tidak ada,
gigi geraham
bawah kanan
dan kiri
Stomatitis tidak
ada, gigi baru
tumbuh. Gigi
atas 1 dan gigi
bawah 2.
10
berlubang.
6. Leher dan
tenggorokan
Nyeri tekan
(-),
pembesaran
kelenjar
limfe dan
tiroid tidak
ada,
kesulitan
menelan
tidak ada.
Nyeri tekan (-),
pembesaran
kelenjar limfe
dan tiroid tidak
ada, kesulitan
menelan tidak
ada.
Nyeri tekan
(-),
pembesaran
kelenjar limfe
dan tiroid
tidak ada,
kesulitan
menelan
tidak ada.
Nyeri tekan
(-),
pembesaran
kelenjar
limfe dan
tiroid tidak
ada,
kesulitan
menelan
tidak ada.
Nyeri tekan (-),
pembesaran
kelenjar limfe
dan tiroid tidak
ada, kesulitan
menelan tidak
ada.
7. Dada dan
paru
Pergerakan
dada
simetris,
vesikuler,
sonor seluruh
lapisan paru,
ronkhi (-),
mengi (-),
stridor (-),
tidak ada
penggunaan
otot bantu
pernafasan.
Pergerakan
dada simetris,
vesikuler, sonor
seluruh lapisan
paru, ronkhi (-),
mengi (-),
stridor (-), tidak
ada penggunaan
otot bantu
pernafasan.
Pergerakan
dada simetris,
vesikuler,
sonor seluruh
lapisan paru,
ronkhi (-),
mengi (-),
stridor (-),
tidak ada
penggunaan
otot bantu
pernafasan.
Pergerakan
dada
simetris,
vesikuler,
sonor seluruh
lapisan paru,
ronkhi (-),
mengi (-),
stridor (-),
tidak ada
penggunaan
otot bantu
pernafasan.
Pergerakan dada
simetris,
vesikuler, sonor
seluruh lapisan
paru, ronkhi (-),
mengi (-), stridor
(-), tidak ada
penggunaan otot
bantu
pernafasan.
8. Jantung BJ I dan II
murni
BJ I dan II
murni
BJ I dan II
murni
BJ I dan II
murni
BJ I dan II murni
9. Abdomen BU : 12
x/mnt, datar,
tidak ada
nyeri tekan,
tumor (-).
BU : 12 x/mnt,
datar, tidak ada
nyeri tekan,
tumor (-).
BU : 14
x/mnt, datar,
tidak ada
nyeri tekan,
tumor (-).
BU : 16
x/mnt, datar,
tidak ada
nyeri tekan,
tumor (-).
BU : 18 x/mnt,
datar, tidak ada
nyeri tekan,
tumor (-).
10. Ekstremitas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
11
kelainan,
pergerakan
bebas, tidak
ada cedera.
kelainan,
pergerakan
bebas, tidak ada
cedera.
kelainan,
pergerakan
bebas, tidak
ada cedera.
kelainan,
pergerakan
bebas, tidak
ada cedera.
kelainan,
pergerakan
bebas, tidak ada
cedera.
11. Kulit Bersih, ada
bekas luka
kulit, tidak
ada jamur,
tidak ada
tanda infeksi,
turgor kulit
baik.
Pada kedua
tangan dan
permukaan dada
dan perut
terdapat
kelainan kulit
dan berwarna
agak merah,
turgor baik.
Warna kulit
hitam manis,
turgor kulit
baik, tidak
ada luka pada
kulit.
Warna kulit
putih, turgor
kulit baik,
tidak ada
luka pada
kulit.
Warna kulit
putih, turgor
kulit baik, tidak
ada luka pada
kulit.
12. Kuku Pendek dan
bersih
Pendek dan
bersih
Pendek dan
bersih
Pendek dan
bersih
Pendek dan
bersih
13. BB 80 kg 50 kg 20 kg 20 kg -
14. TB 175 cm 162 cm 135 cm 110 cm -
15. Tanda Vital TD : 120/80
mmHg
Nadi : 80
x/mnt
Suhu : 36,5 0C
RR : 18
x/mnt
TD : 110/70
mmHg
Nadi : 74 x/mnt
Suhu : 37,0 0C
RR : 18 x/mnt
Nadi : 80
x/mnt
Suhu : 37,1 0C
RR : 18
x/mnt
Nadi : 85
x/mnt
Suhu : 36,8 0C
RR : 20
x/mnt
Nadi : 86 x/mnt
Suhu : 37,6 0C
16. Kesimpulan Saat dikaji
Bapak E
dalam
keadaan
sehat.
Ada kelainan
kulit diduga
akibat alergi
makanan.
Pada KMS,
BB anak usia
sekolah
seharusnya
25 kg. BB
anak W
kurang dari 5
kg, berada
Saat dikaji
Anak H
dalam
keadaan
sehat.
Belum ada
tanda-tanda
penyakit akibat
belum di
imunisasi. Anak
R dalam keadaan
sehat.
12
pada garis
kuning.
VII. Harapan Keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga
Keluarga berharap perawat dapat memberikan informasi kesehatan sehingga
anggota keluarga dapat memelihara kesehatannya.
13
ANALISA DATA
Tanggal : 02/05/2011
No. DATA MASALAH KEPERAWATAN1. S : Menurut Ibu N, anaknya mempunyai kebiasaan tidak menyukai sayur dan tidak terbiasa makan pagi di
rumah. Pagi hari biasanya sarapan dengan kue bakwan dan roti. Menurut anak W, kadang-kadang kuenya hanya habis setengah, makan siangnya sebelum pergi ke sekolah (pukul 12.00), pergi ke sekolah selalu dibekali dengan uang jajan, dan saat pergi mengaji (pukul 08.00) juga meminta uang jajan.Menurut ibu N, anak W makan siang kadang-kadang hanya habis setengah piring dengan lauk telur dan tempe dan kadang-kadang bisa menambah bila nafsu makannya sedang tinggi. Biasanya, ia makan malam setelah salat magrib. Bila tidak atau berkurang jajannya, anak W baru mau makan. Sore hari setelah pulang sekolah biasanya anak banyak jajan dan tidak mau makan malam.Menurut ibu N, pengeluaran untuk jajan anaknya sehari hampir Rp. 5000/ hari.Ibu N mengeluh anaknya sulit makan. Kadang-kadang kalau sudah makan di sore hari, anaknya jarang makan malam. Menurut ibu N, cara memasak sayuran dipotong-potong dahulu baru dicuci. Bila memasak nasi, biasanya beras dicuci sampai bersih sehingga air beras kelihatan bening. Bila memasak sayur, panci jarang ditutup dan biasanya sampai matang (benar).
O : BB 20 kg dengan tinggi badan 135 cm, pada kartu KMS anak usia sekolah perempuan berada pada garis kuning, seharusnya BB anak W adalah 25 kg. badan kelihatan agak kurus, turgor kulit baik, dan rambut hitam tidak rontok.
Kurang gizi pada keluarga Bapak E, khususnya pada anak W.
2. S : Ibu N mengatakan badannya terasa gatal sejak kemarin. Menurut ibu, dia tidak tahu penyebabnya secara pasti. Menurut ibu N, penyakit yang dideritanya ini sering kambuh, kemungkinan penyebabnya adalah alergi makan ikan laut, kadang-kadang setelah makan ikan teri dan ikan tongkol pun sering timbul merah dan gatal-gatal pada kulit. Biasanya ibu membeli salep Inexon di apotek/warung untuk mengobatinya. Kadang-kadang penyakit ini sembuh, kadang-kadang tidak. Bila tidak sembuh, ia baru pergi ke Puskesmas Merdeka.
O : Pada kedua tangan, perut dan dada terdapat kelainan kulit.
Gangguan integritas kulit pada keluarga Bapak E, khususnya pada ibu N.
3. S : Ibu N mengatakan sudah lama tidak datang ke posyandu untuk menimbang anaknya. Ibu N mengatakan anaknya belum diimunisasi Campak, DPT, Hepatitis, dan Polio.
O : Pada kartu KMS Balita terlihat imunisasi Campak, DPT III, Polio III, dan Hepatitis belum diberikan. Ibu N sudah 3 kali tidak datang ke posyandu.
Resiko PD31 pada keluarga Bapak E, khususnya pada anak R.
14
PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN
MASALAH KEPERAWATA N KRITERIA BOBOT NILAI PEMBENARANKurang gizi pada keluarga Bapak
E, khususnya pada anak W.
1. Sifat masalah : Aktual 1 3/3 X 1 = 1 Masalah adalah actual karena sudah menyerang anak, perlu tindakan perawatan, dapat berdampak pada masalah lain (infeksi, aktivitas, intelegensi)
2. Kemungkinan masalah diubah : sebagian
2 ½ X 2 = 1 Sumber daya keluarga ada (pendidikan, kemauan menerima perubahan), namun mengalami keterbatasan keuangan. Fasilitas kesehatan tersedia karena ada tenaga kesehatan yang datang ke keluarga. Keluarga mempunyai motivasi tinggi untuk merawat anaknya agar kekurangan gizi yang terjadi tidak bertambah parah.
3. Potensi untuk di cegah : tinggi 1 3/3 X 1 = 1 Masalah belum berat karena dapat sembuh jika kebutuhan gizi terpenuhi. Masalah dapat dicegah agar tidak bertambah parah, namun sangat membutuhkan peran serta keluarga dalam mengubah perilaku pemenuhan nutrisi. Membutuhkan waktu minimal 1 bulan untuk memulihkan gizi agar tidak bertambah parah.
4. Menonjolnya masalah : ada, merasa perlu segera diatasi.
1 2/2 X 1 = 1 Anggapan keluarga masalah gizi penting harus segera diatasi.
Jumlah 4Gangguan integritas kulit pada
keluarga Bapak E, khususnya pada
ibu N.
1. Sifat masalah : Aktual
1 3/3 X 1 = 1 Masalah adalah actual karena sudah menyerang ibu N, perlu tindakan keperawatan, dapat berdampak pada masalah lain (infeksi sekunder).
2. Kemungkinan masalah diubah : sebagian
2 ½ X 2 = 1 Sumber daya keluarga ada (pendidikan, kemauan menerima perubahan), namun mengalami keterbatasan dana. Fasilitas kesehatan tersedia karena ada tenaga kesehatan yang datang ke keluarga. Perlu adanya teknologi kesehatan dengan biaya obat yang murah. Keluarga diikutkan program JPS.
15
3. Potensi untuk dicegah : cukup
1 2/3 X 1 = 2/3 Masalah belum berat, namun sudah terjadi. Penyakit sering menyerang, belum diketahui sumber penyebab pasti terutama pada ibu N. penyakit dapat dicegah dengan penkes.
4. Menonjolnya masalah : ada, ingin segera diatasi
1 2/2 X 1= 1 Keluarga menyadari penyakit ini perlu diatasi karena mengganggu ibu N.
Jumlah 3 2/3Resiko PD31 pada keluarga Bapak E, khususnya pada anak R.
1. Sifat masalah : Mengancam kesehatan
1 2/3 X 1 = 2/3 Masalah belum terjadi, namun perlu dilakukan upaya pencegahan dengan imunisasi.
2. Kemungkinan masalah diubah : Mudah
2 2/2 X 2 =2 Sumber daya keluarga ada (pendidikan, kemauan menerima perubahan), namun mempunyai dana yang terbatas. Sumber daya masyarakat ada, fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan tersedia. Keluarga mempunyai motivasi untuk mengimunisasi anak.
3. Potensial masalah untuk dicegah : Cukup
1 2/3 X 1 = 2/3 Masalah belum terlalu berat, namun sudah berlangsung, dapat diatasi/dicegah dengan penkes. Masih memiliki waktu untuk diimunisasi karena usia anak masih 1 tahun.
4. Menonjolnya masalah : Masalah tidak dirasakan.
1 0/2 X 1 = 0 Keluarga tidak merasakan masalah tersebut.
Jumlah 3 1/3
Diagnosa Keperawatan Prioritas
1. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan pada anak usia sekolah dan risiko kurang gizi pada anggota keluarga Bapak E yang lain yang berhubungan
dengan KMK (Ketidak mampuan Keluarga) merawat anggota keluarga dengan masalah kurang gizi.(4)
2. Gangguan integritas kulit pada ibu N keluarga Bapak E yang berhubungan dengan KMK (Ketidak mampuan Keluarga) merawat anggota keluarga dengan
masalah penyakit kulit.(3 2/3)
16
3. Risiko PD31 pada anak R keluarga Bapak E yang berhubungan dengan KMK (Ketidak mampuan Keluarga) merawat anggota keluarga dengan masalah
imunisasi.(3 1/3)
17
RENCANA KEPERAWATAN KELUARGA
Nama KK : Bapak E Alamat : Jl.Muhajirin 26 Ilir Lrg.Khotib 1 No.19 RT 13 RW 05 Talang Semut.
18
No Diagnosa Perawatan
Tujuan Evaluasi Rencana Intervensi
Umum Khusus KRITERIA Standar
19
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
No. DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI1 Pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan pada anak usia sekolah dan risiko kurang gizi pada anggota keluarga Bapak E yang lain yang berhubungan dengan KMK (Ketidak mampuan Keluarga) merawat anggota keluarga dengan masalah kurang gizi.
03/05/2011 Memberi penyuluhan tentang :- Arti gizi dan kurang gizi- Penyebab kekurangan gizi- Tanda gejala kekurangan gizi- Arti warna pada KMS anak usia
sekolah
1. Struktura. Keluarga Bapak E dapat bekerja sama
dengan mahasiswa.b. Keluarga khususnya klien (Anak W)
mengerti maksud dan kunjungan hari ini.
2. Proses a. Keluarga dapat terlihat aktif dalam
diskusi.b. Keluarga menunjukkan minat terhadap
kegiatan atau tindakan yang dilakukan.c. Keluarga dapat memberikan respon
verbal dan non verbal yang baik.d. Keluarga kooperatif selama kegiatan
berlangsung.e. Keluarga tampak serius untuk mengenal
masalah gizi yang terjadi pada anaknya.
3. Hasil a. Keluarga dapat menjelaskan arti gizi dan
kurang gizi.b. Keluarga dapat menjelaskan penyebab
kekurangan gizi.c. Keluarga dapat menjelaskan tanda gejala
kekurangan gizi.d. Keluarga dapat menjelaskan arti warna
pada KMS anak usia sekolah.
20
2. Gangguan integritas kulit pada ibu N keluarga Bapak E yang berhubungan dengan KMK (Ketidak mampuan Keluarga) merawat anggota keluarga dengan masalah penyakit kulit.
04/05/2011 Memberi penyuluhan tentang :- pengertian penyakit kulit- penyebab penyakit kulit- tanda gejala penyakit kulit- bahaya/akibat penyakit kulit- cara merawat dan mengobati
penyakit kulit.
1. Struktura. Keluarga Bapak E dapat bekerja sama
dengan mahasiswa.b. Keluarga khususnya klien (Ibu N)
mengerti maksud dan kunjungan hari ini.
2. Prosesa. Keluarga dapat terlihat aktif dalam
diskusi.b. Keluarga menunjukkan minat terhadap
kegiatan atau tindakan yang dilakukan.c. Keluarga dapat memberikan respon
verbal dan non verbal yang baik.d. Keluarga kooperatif selama kegiatan
berlangsung.e. Keluarga mampu mengambil keputusan
untuk merawat dan mengobati penyakit kulit yang diderita Ibu N.
3. Hasil a. Keluarga dapat menjelaskan pengertian
penyakit kulit.b. Keluarga dapat menjelaskan penyebab
penyakit kulit.c. Keluarga dapat menjelaskan tanda gejala
penyakit kulit.d. Keluarga dapat menjelaskan
bahaya/akibat penyakit kulit.e. Keluarga dapat menjelaskan cara
merawat dan mengobati penyakit kulit.
21
3. Risiko PD31 pada anak R keluarga Bapak E yang berhubungan dengan KMK (Ketidak mampuan Keluarga) merawat anggota keluarga dengan masalah imunisasi
05/05/2011 Memberi penyuluhan tentang :- pengertian imunisasi- macam-macam imunisasi- jenis penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi- penyakit yang akan terjadi jika
anak tidak diimunisasi.
1. Struktura. Keluarga Bapak E dapat bekerja sama
dengan mahasiswa.b. Keluarga khususnya klien (Anak R)
mengerti maksud dan kunjungan hari ini.
2. Prosesa. Keluarga dapat terlihat aktif dalam
diskusi.b. Keluarga menunjukkan minat terhadap
kegiatan atau tindakan yang dilakukan.c. Keluarga dapat memberikan respon
verbal dan non verbal yang baik.d. Keluarga kooperatif selama kegiatan
berlangsung.e. Keluarga mengerti akan pentingnya
imunisasi khususnya pada Anak R sehingga mereka segera membawa anaknya ke Posyandu.
3. Hasil a. Keluarga dapat menjelaskan pengertian
imunisasi.b. Keluarga dapat menjelaskan macam-
macam imunisasi.c. Keluarga dapat menjelaskan jenis
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
d. Keluarga dapat menjelaskan penyakit yang akan terjadi jika anak tidak diimunisasi.
22
23