94010-7-380593405078

35
MODUL-7-8-9 PENDEKATAN KUANTITATIF DESKRIPTIF,KORELASIONAL, KAUSAL Dosen: Ispawati Asri Pendekatan kuantitatif menekankan/mengutamakan atas dasar asumsi-asumsi dari pendekatan positivist dalam mengkaji dan menelaan keilmuan. Dalam pendekatan kuantitatif kita akan menggunakan prinsip-prinsip pendekatan penelitian kuantitatif,antara lain yaitu; variabel, hiptesis, unit analisis, hubungan sebab akibat. Kesalahan dalam logika mungkin sekali tejadi ketika peneliti membangun ilustrasi hubungan sebab akibat, hal inilah yang menyebabkan mengapa komponen-komponen desain penelitian ini penting untuk diketahui. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti sebelum berangkat ke lapangan/ melakukan observasi telah mempunyai desain penelitian yang mantap. Dalam arti peneliti telah Metodologi Penelitian Komunikasi Dra. Ispawati Asri, MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana ‘11 1

Upload: djunaidi-tauda

Post on 01-Dec-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MODUL-7-8-9PENDEKATAN KUANTITATIF DESKRIPTIF,KORELASIONAL, KAUSAL

Dosen: Ispawati Asri

Pendekatan kuantitatif menekankan/mengutamakan atas dasar asumsi-

asumsi dari pendekatan positivist dalam mengkaji dan menelaan keilmuan. Dalam

pendekatan kuantitatif kita akan menggunakan prinsip-prinsip pendekatan

penelitian kuantitatif,antara lain yaitu; variabel, hiptesis, unit analisis, hubungan

sebab akibat. Kesalahan dalam logika mungkin sekali tejadi ketika peneliti

membangun ilustrasi hubungan sebab akibat, hal inilah yang menyebabkan

mengapa komponen-komponen desain penelitian ini penting untuk diketahui.

Dalam penelitian kuantitatif, peneliti sebelum berangkat ke lapangan/

melakukan observasi telah mempunyai desain penelitian yang mantap. Dalam arti

peneliti telah merumuskan pertanyaan penelitian dengan jelas, mempunyai

kerangka teoritis yang matang dan telah mempunyai sejumlah hipotesia penelitian

yang akan diuji kebenaraanya. Hal ini merupakan hal esensial yang membedakan

antara penelitian kualitaif dengan penellitian kuantitatif.

Pendekatan kuantitatif mensyaratkan peneliti memahami betul variabel

yang akan diukur dan menentukan alat ukur dan membuat model analisis

sehingga terlihat jelas peta pemikiran dari peneliti terhadap permasalahan

Metodologi Penelitian KomunikasiDra. Ispawati Asri, MM.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 1

penelitiannya. Seorang peneliti kuantitatif harus cermat dalam menentukan

jumplah sampel yang diambil yang dapat merepresentasikan populasi. Disamping

itu peneliti juga sudah harus merumuskan teknik pengolahan data dan metoda

analisa. Biasanya penelitian kuantitatif akan sangat konsern dengan alat statistik

yang digunakan dalam pengolahan data penelitian. Pendekatan kuantitaif bisa

dilakukan dengan penelitian survey, eksperimen, maupun analisis isi.

Analisa Data Kuantitatif

Data mentah yang telah dikumpulkan oleh seorang peneliti tidak akan ada

maknanya jika tidak dianalisis. Analisis data merupakan bagian yang amat penting

dalam metoda ilmiah, karena dengan analisalah data tersebut dapat diberi arti dan

makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.

Data mentah yang telah dikumpulkan dipilah-pilah dalam kelompok-kelompok,

diberi kategorisasi, dilakukan manipulasi (pengolahan) serta diperas sedemikian

rupa sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah dan

bermanfaat untuk menguji hipotesis.

Mengadakan manipulasi terhadap data mentah berarti mengubah data

mentah tersebut dari bentuk awalnya menjadi suatu bentuk yang dapat dengan

mudah memperlihatkan hubungan – hubungan antara fenomena. Beberapa

tingkatan kegiatan perlu dilakukan, antara lain memeriksa data mentah sekali lagi,

membuatnya dalam bentuk tabel dan melakukan pengkodean data.

Pengkodean data

Data yang dikumpulkan dapat berupa angka, kalimat pendek atau panjang,

atupun hanya “ya” dan “tidak”. Untuk memudahkan analisis, maka jawaban-

jawaban tersebut perlu diberi kode. Pemberian kode kepada jawaban sangat

Metodologi Penelitian KomunikasiDra. Ispawati Asri, MM.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 2

penting artinya jika pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer.

Yang dimaksud dengan mengkode adalah menaruh angka pada tiap jawaban.

Pembarian kode dapat dilakukan dengan melihat jenis pertanyaan atau

jawaban. Dalam hal ini dapat dibedakan :

a. Jawaban yang berupa angka

b. Jawaban dari pertanyaan tertutup.

c. Jawaban pertanyaan semi terbuka dan

d. Jawaban pertanyaan terbuka

Tahap-tahapan Penelitian Survei

Dalam modul terdahulu telah dijelaskan apa yang dimaksud dengan penelitian

ilmiah. Dalam bagian ini, kita akan mengkaji pengertian dan tahapan-tahapan

penelitian survei atau sistematika langkah-langkah dalam penelitian survei.

a. Relevansi Penelitian Survei Bagi Ilmu Komunikasi

Penelitian dalam ilmu komunikasi banyak mengandalkan kepada data yang

langsung didapat dari lapangan, terutama sekali bila mana kita mmerlukan

pendapat, sikap dan perilaku anggota masyarakat. Hal ini disebabkan ilmu

komunikasi memerlukan data yang luas dan mendalam dari objek studinya

yang berupa perilaku manusia. Metode penelitian yang dapat digunakan

untuk keperluan tersebut adalah metode penelitian survei.

Survei pertama kali dikembangkan oleh Charles Booth, yang meneliti

kehidupan buruh di Inggris pada abad 19. Dengan metode ini, Booth

memperoleh data tentang kemiskinan kaum buruh. Analisis Booth lebih

bersifat deskriptif saja.

Metodologi Penelitian KomunikasiDra. Ispawati Asri, MM.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 3

Dalam perkembangan selanjutnya, metode penelitian survei ini

dikembangkan tidak hanya bersifat deskriptif saja, tetapi juga mencari

penjelasan mengenai hubungan gejala-gejala sosial umumnya dan gejala-

gejala komunikasi pada khususnya.

Misalnya, dengan melalui survei kita ingin mengetahui mengapa seorang

petani yang sering menonton acara penyuluhan pertanian di TV RI lebih

baik hasil pertanian dari pada petani yang jarang atau tidak pernah

menonton.

Kita lalu mencari jawabannya. Gejala menonton TV dan gejala kenaikan

tingkat produksi, kita hubungkan. Melalui survei yang datanya kita peroleh

langsung dari petani yang bersangkutan dapat diketahui bagaimana

hubungan kedua gejala tersebut.

b. Ciri-Ciri Penelitian Survei

Ciri-ciri penelitian survei adalah sebagai berikut

1. Dapat diketahui secara langsung bagaimana hubungan antara

gejala-gejala yang diteleiti. Dengan kata lain penelitian survei lebi

bercirikan verifikatif dengan menguji hubungan antar gejala.

2. Lebih mengandalkan data primer; artinya data yang langsung

diperoleh dari informan atau responden melalui daftar-daftar

pertanyaan atau kuesioner.

3. Unit analisis dalam penelitian adalah individu yang menekankan

kepada diri seseorang atau ciri-ciri suatu kelompok tertentu.

Metodologi Penelitian KomunikasiDra. Ispawati Asri, MM.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 4

4. Dapat menghemat tenaga karena tdiak meneliti semua orang atau

individu yang dijadikan sumber informan. Hanya individu-individu

yang menjadi bagian sampel saja yang mempunyai kesempatan

untuk menjadi sumber informasi.

c. Tahap-tahap Penelitian Survei

Penelitian dipahami sebagai suatu bentuk aktivitas dan cara berfikir yang

logis dan sistematik dengan tujuan untuk mendapatkan data empiris yang

dapat dijadikan bahan untuk menganalisis permasalahan yang diteliti. Hal

ini emebrikan penegrtian bahwa dalam melakukan suatu penelitian dituntut

untuk melalui prosedur dan tahapan-tahapan tertentu.

Untuk jelasnya kita dapat melihat tahapan-tahapan penelitian survei berikut

ini.

a. Merumuskan masalah penelitian dan menentukan tujuan survei;

b. Menentukan teori dan konsep;

c. Mengoperasionalisasikan konsep-konsep;

d. Merumuskan hipotesis;

e. Mengambilan sampel;

f. Pembuatan kuesioner;

g. Pekerjaan lapangan, termasuk memilih dan melatih pewawancara

(surveyor);

h. Analisis;

i. Pelaporan.

Metodologi Penelitian KomunikasiDra. Ispawati Asri, MM.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 5

Tahap Penelitian Survei

d. Menentukan Masalah

Seperti kita ketahui bahwa pada dasarnya ilmu merupakan suatu metode

untuk memperoleh dan meemcahkan persoalan-persoalan. Dengan

melihat sangat banyaknya masalah atau persoalan, maka diperlukan

kepakaan dan selektivitas peneliti terhadap permasalahan yang hendak

diteliti.

Selektif artinya peneliti harus mamapu menentukan pilihan secara rasional

terhadap masalah mana yang paling mungkin untuk diteliti dengan

mempertimbangkan kegunaan hasil penelitian tersebut bagi masyarakat

Metodologi Penelitian KomunikasiDra. Ispawati Asri, MM.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 6

Permusan Masalah

PelaporanMenentukan Teori & Konsep

AnalisisOperasionalisasi

Editing & Koding

Pekerjaan Lapangan

Pembuatan Kuesioner

Hipotesis

Penentuan Sampel

dan pengembangan ilmu pengetahuan. Sedangkan kepakaan berarti

peneliti dituntut untuk mempunyai kemampuan untuk selalu melihat

permasalahan-permasalahan yang aktual dan berkembang di masyarakat.

e. Pembatasan Masalah Penelitian

Perumusan atau penentuan masalah merupakan langkah awal yang

menentukan proses penelitian serta sekaligus memberikan pembatasan

kepada peneliti untuk mengadapan observasi. Pembatasan masalah ini

akan menunjukkan ruang lingkup wilayah penelitian. Apakah mencakup

seluruh wilayah tertentu (Indonesia atau Jawa saja) atau hanya pada

kelompok etnis tertentu (suku Sunda, Jawa ) dan sebagainya. Secara

lengkap penentuan ruang lingkup ini dimaksudkan untuk :

a. Maksud dan perhatian peneliti;

b. Bahan yang ada mengenai masalah yang bersangkutan;

c. Menentukan asumsi-asumsi yang sudah dirumuskan;

d. Dipertimbangkan apakah sudah pernah dilakukan sebelumnya

(Young:1966, p.130)

Pertama, dengan ruang lingkup peneliti dapat menerangkan maksud dan

perhatian terhadap suatu masalah yang hendak dibahas. Perhatian peneliti

ini berkaitan dengan kepentingan untuk memecahkan untuk mencari

jawaban terhadap suatu permasalahan.

Selain itu penentuan ruang lingkup masalah berguna dalam pengumpulan

bahan yang sesuai dengan topik penelitian, misalnya saja pengumpulan

konsep-konsep melalui perpustakaan.

Di perpustakaan, peneliti dapat mengumpulkan bahan-bahan pustaka dan

asumsi-asumsi yang bersesuaian. Misalnya, peneliti hendak meneliti

Metodologi Penelitian KomunikasiDra. Ispawati Asri, MM.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 7

komunikasi interpersonal, maka dapat dikumpulkan informasi ilmiah dan

literatur-literatur yang sesuai dengan topik tersebut.

Penentuan ruang lingkupun dapat dijadikan pedoma apakah topik tersebut

pernah diteliti sebelumnya. Peneliti dapat saja mempersempit atau

memperluas sampel yang diteliti.

Sebagai contoh, Anda menemukan penelitian yang pernah dilakukan

dengan ruang lingkup satu desa saja, maka dapat diperluas menajdi satu

kecamatan.

Jenis-jenis Analisis Data

Pada riset kuantitatif, dikenal beberapa jenis analisis. Pembedaan ini tergantung

pada banyaknya variabel yang akan dianalisis.

a. Analisis Univariat

Adalah analisis terhadap satu variabel. Jenis analisis ini dilakukan untuk riset

deskriptif, dan menggunakan statistik deskriptif. Hasil penghitungan statistik

deskriptif ini nantinya merupakan dasar bagi penghitungan analisis berikutnya,

misalnya untuk menghitung hubunan antarvariabel.

b. Analisis Bivariat

Analisis yang dilakukan untuk melihat hubungan dua variabel. Kedua variabel

tersebut merupakan variabel pokok, yaitu variabel pengaruh (bebas) dan

variabel terpengaruh (takbebas). Hubungan antarvaraiabel ini mempunyai

beberapa kemungkinan:

Simetris

Ada hubungan tetapi sifat hubungan adalah simetris, yaitu tdiak saling

memengaruhi. Perubahan pada variabel satu tidak disebabkan oleh

Metodologi Penelitian KomunikasiDra. Ispawati Asri, MM.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 8

variabel lainnya. Misalnya pilihan acara televisi tdiak disebabkan oleh

kepemilikan pesawat televisi.

Dua variabel mempunyai hubungan dan saling memengaruhi

(timbal-balik)

Asimetris

Sebuah variabel memengaruhi variabel yang lain atau sebuah variabel

berubah disebabkan variabel yang lain.

c. Analisis Multivariat

Sama dengan analisis bivariat, hanya pada analisis multivariat jumlah

variabelnya lebih dari dua. Namun tetap mempunyai dua variabel pokok,

hanya variabel bebasnya terdiri dari sub-subvariabel.

Penggunaan Statistik

Dalam analisis data kuantitatif dikenal dua macam statistik, yaitu statistik deskriptif

dan statistik inferensial. Statistik deskriptif digunakan pada riset deskriptif, yang

berupaya menggambarkan gejala atau fenomena dari satu variabel yang diteliti

tanpa berupa menjelakan hubungan-hubungan yang ada. Sedangkan statistik

inferensial digunakan pada riset eksplanatif, yaitu riset yang bertujuan

menjelaskan hubungan antara dua variabel atau lebih.

Secara garis besar macam teknik statistik yang digunakan dapat digambarkan

sebagai berikut :

Metodologi Penelitian KomunikasiDra. Ispawati Asri, MM.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 9

Gambar 7.1

Teknik Statistik

a. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan peristiwa, perilaku atau

objek tertentu lainnya. Beberapa jenis teknik yang termasuk kategori Statistik

Deskriptif yang sering digunakan antara lain : Tabel (Distribusi) Frekuensi,

Tendensi Sentral, dan Standar Deviasi.

1. Distirbusi Frekuensi

Kegunaan dari distribusi frekuensi adalah membantu peneliti untuk

mengetahui bagaimana distirbusi frekuensi dari data penelitian.

Metodologi Penelitian KomunikasiDra. Ispawati Asri, MM.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 10

Eksplorasi

Deskriptif

Eksplanatif

UjiHipotesis

UjiKomparatif (Perbedaan)

UjiHubungan(Asosiatif)

StatistikInferensial

StatistikDeskriptif

TujuanPenelitian

Misalnya: peneliti mengumpulkan data dari 10 responden tentang ”acara

radio Miniwatt yang paling digemari”.

Contoh tabel frekuensi dari hasil pengumpulan data disampaikan pada

tabel 7.1 dan 7.2 berikut :

Tabel 7.1

Acara yang Disukai Responden

Responen ke - Jawaban Acara yang Digemari

1 Salam dan Lagu

2 Warung Kopi

3 Salam dan Lagu

4 Bursa Musik Indonesia

5 Salam dan Lagu

6 Salam dan Lagu

7 Salam dan Lagu

8 Warung Kopi

9 Dangdut Ria

10 Dangdut Ria

Dari data mentah, diubah ke dalam tabel frekuensi menjadi :

Tabel 7.2

Acara yang Disukai Responden

Acara Paling Favorit Frekuensi Persentase (%)

Salam dan Lagu 5 50

Warung Kopi 2 20

Dangdut Ria 2 20

Metodologi Penelitian KomunikasiDra. Ispawati Asri, MM.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 11

Bursa Musik Indonesia 1 10

2. Tendensi Sentral

Bertujuan untuk mendapatkan ciri khas tertentu dalam bentuk sebuah nilai

bilangan yang merupakan ciri khas dari bilangan tersebut. Ada tiga bentuk

tendensi sentral yang sering digunakan, yaitu: mean, median, dan modus.

a. Mean

Mean (nilai rata-rata) adalah nilai tengah dari total bilangan.

Mean diperoleh dari rumus:

N

Misalnya, seorang dosen memberikan penilaian kepada 5 orang

mahasiswanya. Si A mendapat nilai 7, si B mendapat nilai 5, si C

mendapat nilai 6, si D mendapat nilai 7, dan si E mendapat nilai 6.

Maka nilai rata-rata (mean) ke -5 mahasiswa adalah:

M = = = 6,2

Jadi meannya adalah 6,2

b. Modus

Modus merupakan jenis tendensi sentral yang menunjukkan frekuensi

tersebut pada suatu kelompok data nominal tertentu. Jadi modus

merupakan frekuensi yang paling sering muncul. Contoh :

Metodologi Penelitian KomunikasiDra. Ispawati Asri, MM.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 12

fXM =

7 + 5 + 6 + 7 +6 3155

Tabel 7.3

Tema Berita Surat Kabar

Tema Berita Dimuat Surat Kabar dalam Satru Bulan Frekuensi

Berita Politik 10

Berita Ekonomi 8

Berita Olahraga 7

Berita Kriminal 16

Lain 9

Dari tabel di atas terlihat bahwa berita kriminal merupakan modus atau

frekuensi yang paling sering muncul.

c.Median

Median adalah nilai tengah sebuah data. Unstuck mencarinya, data

terlebih dulu diurutkan. Misalnya, ada data yang terdiri dari 759321879,

kemudiaan urutan tersebut dibelah dua, maka menjadi :

1 2 3 5 7 7 8 9 9

angka tujuh adalah nilai tengah (median) dari data tersebut.

b. Statistik Inferensial

Penggunaan tehnik statistik inferensial tergolong lebih rumit daripada

statistik deskriptif. Statistik inferensial digunakan untuk riset eksplanatif yang

bertujuan menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel. Sebelum

memilih jenis rumus yang dikehendaki, peneliti harus mempertimbangkan

beberapa hal berikut :

• Tujuan dan Bentuk Hipotesis Penelitian

Metodologi Penelitian KomunikasiDra. Ispawati Asri, MM.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 13

Teknik statistik inferensial ditentukan oleh tujuan penelitian, apakah

untuk membandingkan (komparatif) atau untuk menghubungkan satu

variabel dengan variabel lainnya (asosiatif)

• Variabel /Data/Skala Pengukuran

Teknik statistik inferensial juga tergantung pada jenis data/skala

pengukuran yang digunakan, apakah data/skala nominal, ordinal,

interval atau rasio. Misalnya, jika jenis dua data yang ingin dicari

hubungannya sama-sama interval, maka teknik statistik yang

digunakan adalah Pearson’s Correlation Product Moment.

Penggunaan teknik statistik inferensial ini dibedakan antara penelitian

eksplanatif yang asosiatif dan yang bertujuan komparatif. Penjelasan tentang

asosiatif dan komparatif dapat dilihat kembali di halaman 61 buku ini.

Analisis Hubungan (Asosiatif)

Analisis hubungan adalah analisis yang menggunakan uji statistik inferensial

dengan tujuan untuk melihat derajat hubungan di antara dua atau lebih dari

dua variabel. Kekuatan hubungan yang menunjukkan derajat hubungan ini

disebut koefisien asosiasi (korelasi). Nilai koefisien korelasi ini adalah :

Kurang dari 0,20 Hubungan rendah sekali; lemas sekali

0,20 – 0,39 Hubungan rendah tetapi pasti

0,40 – 0,70 Hubungann yang cukup berarti

0,71 – 0,90 Hubungan yang tinggi; kuat

Lebih dari 0,90 Hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan.

Jadi, bila dari uji statistik ditemukan hubungan antara dua variabel

menunjukkan angka 0,90 berarti hubungan antara kedua variabel tadi tinggi

Metodologi Penelitian KomunikasiDra. Ispawati Asri, MM.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 14

atau kuat. Selain itu, ada beberapa ketentuan lain yang berlaku mengenai sifat

dan nilai hubungan (korelasi), yaitu :

a. Nilai hubungan (korelasi) antara variabel X dan Y berkisar antara -1

sampai dengan +1.

b. Hubungan bersifat positif terjadi bila ”semakin besar nilai variabel X maka

semakin besar pula nilai variabel Y” atau sebaliknya ”semakin kecil nilai

variabel X maka semakin kecil nilai variabel Y”.

Contoh : ”Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin

tinggi kemampuan membacanya” .

c. Hubungan bersifat negatif terjadi bila ”semakin kecil nilai variabel X maka

semakin besar nilai variabel Y” atau sebaliknya ”semakin besar nilai

variabel X maka semakin kecil nilai variabel Y”.

d. Bilai nilai koefisien hubungan sama dengan o, berarti tidak ada hubungan

antarvariabel.

e. Bilai nilai koefisien hubungan sama dengan 1 atau sama dengan -1, berarti

terjadi hubungan yang sempurna. Yang pertama disebut mempunyai

hubungan (korelasi) yang sempurna positif dan yang kedua adalah

hubungan sempurna negatif. Hubungan sempurna positif berarti setiap

kenaikan nilai variabel X selalu disertai kenaikan yang seimbang

(proporsional) pada nilai-nilai variabel Y. Hubungan sempurna negatif

berarti setiap kenaikan nilai X diikuti penurunan secara proporsional nilai Y.

Namun demikian hubungan sempurna amat jarang ditemukan. Menurut

Hadi (2000:286) nilai korelasi yang lebih besar dari +1 atau -1 tidak pernah

dijumpai. Jika kita menjumpai yang lebih dari +1 dan -1 maka kita harus

meninjau kembali kebenaran perhitungan.

Metodologi Penelitian KomunikasiDra. Ispawati Asri, MM.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 15

Misalnya dari perghitungan antara variabel terpaan iklan dengan perilaku

membeli diperoleh membeli hasil -0,765, berarti bahwa ada hubungan yang

kuat antara terpaan iklan dengan perilaku membeli di mana sifat hubungan

adalah negatif: ”semakin sering terpaan iklan maka semkain jarang orang

membeli produknya”.

Berikut disampaikan garis besar beberapa rumus statistik inferensial untuk

analisisi asosiatif yangd apat digunakan peneliti, yaitu di adaptasi dari berbagai

sumber:

Tabel 7.4

Beberapa Jenis Rumus Statistik

Jenis

Skala/Data

Nominal Ordinal Interval/Rasio

Nominal Lambda,

Cramer’s,

Tschuprow’st Wilcoxon’s

Theta

Eta, The Correlation

ratio

Phi

Tetrachoric,

Koefisien

Kontingensi C

(Pearson’s C)

Ordinal Gamma

Spearman’s

Kendall’s

Somer’s dyx

Jaspen’s M

(Coefficient of Multi

Serial Association)

Interval/Rasio Pearson’s Correlation

(Product Moment)

Metodologi Penelitian KomunikasiDra. Ispawati Asri, MM.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 16

Korelasi

Parsial/Parsial,

Regresi

Keterangan lebih lanjut :

• Untuk menguji hipotesis asosiatif antara data/skala/variavel

nominal dengan nominal menggunakan Pearson’s Lambda, Cramer’s, atau

Phi.

• Untuk menguji hipotesis asosiatif antara data/skala/variabel

nominal dengan ordinal menggunakan rumus Theta.

• Untuk menguji hipotesis asosiatif antara data/skala/variavel

nominal dengan interval/rasio menggunakan rumus Eta, The Correlation

Rasio.

• Untuk menguji hipotesis asosiatif antara data/skala/variavel

ordinal dengan ordinal menggunakan rumus Gamma, Kendall’s, Spearman’s

Rho atau Somer’s dyx.

• Untuk menguji hipotesis asosiatif antara data/skala/variavel

ordinal dengan interval/rasio menggunakan rumus Jaspen’s M.

• Untuk menguji hipotesis asosiatif antara interval/rasio dengan

interval/rasio menggunakan rumus Pearson’s Correlations.

Beberapa Rumus Statistik dalam Analisis Hubungan

Metodologi Penelitian KomunikasiDra. Ispawati Asri, MM.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 17

N XY - X Y

[N X2 -(X )2][N Y2 –( Y)2]

Berikut disampaikan sebagian dari rumus statistik yang sering digunakan dalam

penelitian sosial. Untuk memperoleh penjelasan yang lebih mendalam tentang uji-

uji statisti, penulis menyarankan agar membaca buku-buku yang khusus

membahas statistik.

a. Pearson’s Correlation (Product Moment)

Rumus atau teknik statistik ini digunakan untuk mengetahui koefisien korelasi

atau derajat kekuatan hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan antara

variabel/data /skala interval dengan interval lainnya. Teknik ini digunakan

tanpa melihat apakah suatu variabel tertentu tergantung kepada variabel

lainnya. Simbol korelasi product moment ditulis dengan huruf ”r”. Nilai

korelasinya sudah disampaikan di halaman sebelumnya.

Rumus Korelasi Product Moment adalah :

r =

di mana :

r = koefisien korelasi Pearson’s Product Moment

N = jumlah individu dalam sampel

X = angka mentah untuk variabel X

Y = angka mentah untuk variabel Y

Contoh aplikasi Statistik Pearson’s Product Moment ini adalah pada

penelitian:

“Hubungan antara Iklim Komunikasi dengan Iklim Organisasi pada

Karyawan PT M”, di mana kedua variavel penelitian adalah internal.

Metodologi Penelitian KomunikasiDra. Ispawati Asri, MM.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 18

Berikut disampaikan proses penghitungannya:

Metodologi Penelitian KomunikasiDra. Ispawati Asri, MM.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 19

Tabel 7.5

Data Iklim Komunikasi dan Organisasi PT M

Responden No. Iklim Komunikasi(X)

Iklim Organisasi(Y)

1 19 162 17 173 19 154 20 145 13 19

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa penelitian kuantitatif

merupakan:

Penelitian ini disebut sebagai metoda positivistik, karena dilandaskan pada

filsafat positivisme.

Pendekatan ini telah memenuhi kaidah2 ilmiah yaitu konkret/empiris,

obyektif, terukur, rasional dan sistematis.

Pendekatan ini juga disebut sebagai metoda discovery karena melalui

pendekatan ini dapat ditemukan dan dikembangkan Iptek-Iptek baru.

Disebut kuantitatif karena data penelitiannya berupa angka2 dan analisis

menggunakan statistik.

Dalam penelitian kuantitatif berhampiran a.l dg istilah2 :

variabel, kerangka teori, hipotesis, kerangka konsep, populasi dan

sampling, kuesioner, analisis statistik.

Metodologi Penelitian KomunikasiDra. Ispawati Asri, MM.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 20

Pendekatan kuantitatif menekankan/mengutamakan atas dasar asumsi-

asumsi dari pendekatan positivist dalam mengkaji dan menelaan

keilmuan.

Dalam pendekatan kuantitatif kita akan menggunakan prinsip-prinsip

pendekatan penelitian kuantitatif,antara lain yaitu; variabel, hiptesis, unit

analisis, hubungan sebab akibat. kesalahan dalam logika mungkin sekali

tejadi ketika peneliti membangun ilustrasi hubungan sebab akibat, hal

inilah yang menyebabkan mengapa komponen-komponen desain

penelitian ini penting untuk diketahui.

Dalam penelitian kuantitatif, peneliti sebelum berangkat ke lapangan /

melakukan observasi telah mempunyai desain penelitian yang mantap.

Dalam arti peneliti telah merumuskan pertanyaan penelitian dengan

jelas, mempunyai kerangka teoritis yang matang dan telah mempunyai

sejumlah hipotesia penelitian yang akan diuji kebenaraanya. Hal ini

merupakan hal esensial yang membedakan antara penelitian kualitaif

dengan penellitian kuantitatif.

Pendekatan kuantitatif mensyaratkan peneliti memahami betul variabel

yang akan diukur dan menentukan alat ukur dan membuat model analisis

sehingga terlihat jelas peta pemikiran dari peneliti terhadap

permasalahan penelitiannya.Seorang peneliti kuantitatif harus cermat

dalam menentukan jumplah sampel yang diambil yang dapat

merepresentasikan populasi.

Di samping itu peneliti juga sudah harus merumuskan teknik pengolahan

data dan metoda analisa. Biasanya penelitian kuantitatif akan sangat

konsern dengan alat statistik yang digunakan dalam pengolahan data

penelitian. Pendekatan kuantitaif bisa dilakukan dengan penelitian

survey, eksperimen, maupun analisis isi.

Metodologi Penelitian KomunikasiDra. Ispawati Asri, MM.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 21

2.1 KORELASI

Pendekatan kuantitatif seringkali digunakan untuk mengetahui hubungan

antara variabel, baik untuk melihat apakah ada hubungan antar variabel

maupun kekuatan hubungan antar variabel yang diteliti.

Metoda penelitian yang digunakan yaitu metoda korelasional. Misalnya

seorang guru ingin mengetahui apakah ada hubungan antara

kecerdasan dengan prestasi akademik, pengusaha ingin mengetahui

apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan karyawan dengan

prestasi kerjanya, atau penelitian lain ingin mengetahui sejauhmana usia

responden berpengaruh terhadap pola konsumsi makanan, dsb.

Hubungan yang dicari tersebut dinamakan korelasi. Metode korelasi

bertujuan meneliti sejauhmana variasi pada suatu faktor berkorelasi

dengan variasi faktor lain.

Kalau dua variabel saja yang kita hubungkan, korelasinya disebut

korelasi sederhana (simple correlation), sedangkan kalau lebih dari dua,

kita menggunakan korelasi ganda (multiple correlation).

2.1.1 KOEFISIEN KORELASI

Pada akhir abad XIX, Karl Pearson, berdasarkan teori Sir Francis Galton,

mengembangkan indeks untuk mengukur tingkat hubungan di antara

variabel. Dikenal dengan istilah Pearson Product Coeficient Correlatin,

indeks ini dikenal dengan huruf kecil r.

Dalam contoh, r menunjukkan bilangan di antara +1.00 dan –1.00.

Metodologi Penelitian KomunikasiDra. Ispawati Asri, MM.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 22

Bila tidak ada hubungan di antara variabel sama sekali, nilai r = 0.

Bila hubungan di antara variabel bertambah, nilai r bertambah dari 0 plus

atau minus satu.

Bila nilai r positif, variabel-variabel dikatakan berkorelasi secara positif.

Artinya, bila skor pada variabel X bertambah, skor variabel A pun

bertambah pula.

Korupsi, misalnya, berkorelasi positif dengan pembelian barang-barang

mewah. Maka, makin bayak korupsi, makin cenderung orang membeli

barang mewah (contoh kurang nyaman !). bila tanda r negatif, variabel

dikatakan berkorelasi secara negatif, skor yang tinggi pada pengubah

(variabel) yang satu berkaitan dengan skor yang rendah pada variabel

lain.

Frekuensi skizoprenis, misalnya berkorelasi negatif dengan status sosial

ekonomi. Makin tinggi status sosial ekonomi, makin rendah frekuensi

skizoprenia.

Untuk melukiskan koefisien korelasi, ilmuwan sosial biasanya

meletakkan skor X dan Y dalam diagram yang disebut diagram sebar.

Bila hubugan ini sempurna, titik-titik dalam diagram menunjukkan garis

lurus. Makin kecil koefisien korelasi, makn tersebar titik titiknya.

Metodologi Penelitian KomunikasiDra. Ispawati Asri, MM.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 23

Gambar 2

Y

X

R = +1 r < r < 1 r = -1

2.2. MENAFSIRKAN KOEFISIEN KORELASI

Kefisien dan kausalitas. Untuk memahami nilai r kita harus

mempertimbangkan 3 hal yaitu :

1. besaran korelasi yang berkisar dari 0 (berarti tidak ada korelasi sama

sekali) sampai 1 (koelasi sempurna)

2. Arah korelasi yang ditunjukkan dengan tanda positif atau negatif.

Korelasi positif bukan berarti baik dan begitu pula sebaliknya, tetapi

nilai positif menunjukakan bahwa makin tinggi nilai variabel X, makin

tinggi pula nilai pada variabel Y.

3. Persoalan apakah r yang diperoleh itu signifikan secara statistik.

Berbicara tentang tinggi rendahnya korelasi, apa pedoman yang dapat

kita pergunakan ?, walaupun amat bergantung pada jenis data yang

Metodologi Penelitian KomunikasiDra. Ispawati Asri, MM.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 24

dinilai dan tes statistik yang digunakan. Koefisien koreasi diartikan

Guilford secara kasar sebagai berikut :

Kurang dari 0,20 hubungan rendah sekali, lemas sekali

0,20 – 0,40 hubungan rendah tetapi pasti

0,40 – 0,70 hubungan yang cukup berarti

0,70 – 0,90 hubungan yang tinggi; kuat

lebih dari 0,90 hubungan sangat tinggi;kuat sekali, dapat

diandalkan

Penggunaan Metode Korelasional

Metode korelasional digunakan untuk :

1. Mengukur hubungan diantara berbagai variable

2. Meramalkan variabel tak bebas dari pengetahuan kita tentang variabel

bebas

3. Meratakan jalan untuk membuat rancangan penelitian eksperimental.

Seperti dijelaskan di muka, metode korelasional meneliti hubungan

diantara berbagai variabel. Dalam penelitian sosial kita sering

berhubungan dengan berbagai atribut, yakni variabel yang tidak dapat

kita kendalikan.

Metode eksperimental jelas tidak mungkin digunakan. Kita tidak dapat

menetapkan jenis kelamin pria hari ini dan wanita esoknya, lalu

mengukur pengaruh jenis kelamin terhadap reaksi emosional. Yang

dapat kita lakukan ialah mengumpulkan sejumlah pria dan wanita,

Metodologi Penelitian KomunikasiDra. Ispawati Asri, MM.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 25

memberikan tes emosional, dan membandingkan skor pria dan wanita

melalui teknik-teknik analisis korelasional.

Metodologi Penelitian KomunikasiDra. Ispawati Asri, MM.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 26

DAFTAR PUSTAKA

1. Anders Hansen, Simon Cottle, Ralph Negrine, and Chris Newbold. Mass Communication Research Methods. Macmillan Press LTD. England. 1998.

2. Malo, Manase, Prof., Dr. Metode Penelitian Sosial. Universitas Terbuka, 1998.

3. Nazir, Mohammad. Ph.D. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia Jakarta. 1988.

4. Neuman, W. Laurence. Social Research Methods, Qualitatif & Quantitatif Approache. Allyn & Bacon. USA. 1997.

5. Rakhmat, Jalaluddin, Drs., M.Sc. Metode Penelitian Komunikasi. Remaja Rosdakarya – Bandung 2002.

6. Rangkuti, Freddy. Riset Pemasaran. Gramedia Pstaka Utama. Jakarta. 1997.