93004-7-819588475834

24

Click here to load reader

Upload: edward-edward-cullins

Post on 24-Jul-2015

33 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 93004-7-819588475834

Mata Kuliah

AKUNTANSI MANAJEMEN

Materi:

REVIEWMATERI PERTEMUAN 1-6

Fakultas/Jurusan

EKONOMI / AKUNTANSI

SEMESTER

2007/2008

TATAP MUKA KE: 7

Penyusun:

YUDHI HERLIANSYAH

UNIVERSITAS MERCUBUANA

JAKARTA 2008

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

Page 2: 93004-7-819588475834

AKUNTANSI MANAJEMEN

REVIEW MATERI PERTEMUAN 1-6

1. MANAGERIAL ACCOUNTING AND THE BUSINESS ENVIRONMENT.

2. COST TERM, CONCEPT, CLASIFICATION, AND COST BEHAVIOR.

3. COST VOLUME PROFIT RELATIONSHIP-1

4. COST VOLUME PROFIT RELATIONSHIP-2

5. VARIABEL COSTING: A TOOL FOR MANAGEMENT.

6. ACTIVITY-BASED COSTING : A TOOL TO AID DECISION MAKING

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

Page 3: 93004-7-819588475834

PERTEMUAN-7

REVIEW MATERI PERTEMUAN 1-6

1. MANAGERIAL ACCOUNTING AND THE BUSINESS ENVIRONMENT

a. Definisi akuntansi manajemen.

Dalam arti sempit : adalah suatu proses organisasi yang bertujuan untuk

menyediakan informasi bagi para manajer untuk perencanaan, pengimplementasian,

dan pengendalian aktivitas-aktivitas organisasi.

Dalam arti luas : adalah proses identifikasi, pengukuran, analisis, penyiapan, dan

komunikasi informasi keuangan yang digunakan oleh manajemen untuk perencanaan,

evaluasi, pengendalian, dalam suatu organisasi serta untuk menjamin ketepatan

penggunaan sumber-sumber dan pertanggungjawabannya.

b. Tujuan akuntansi manajemen

1. Menyediakan informasi yang diperlukan untuk perencanaan, pengevaluasian,

dan pengendalian operasi, pengamanan aktiva organisasi, dan

pengkomunikasian dengan pihak-pihak luar yang berkepentingan.

2. Berpartisipasi dalam penentuan strageki, taktik, pembuatan keputusan

pengoperasian, dan mengkoordinasi berbagai pengaruh yang memasuki

organisasi.

c. Trend perubahan akuntansi manajemen

1. Kemajuan teknologi informasi

2. Implementasi Just-in Time (JIT) Manufacturing

3. Meningkatnya tuntunan mutu

4. Kemajuan teknologi informasi

5. Implementasi Just-in Time (JIT) Manufacturing

6. Meningkatnya tuntunan mutu

7. Meningkatnya diversifikasi dan kompleksitas produk serta semakin pendeknya

daur hidup produk.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

Page 4: 93004-7-819588475834

8. diperkenalkannya computer integrated Manufacturing

d. Persamaan dan Perbedaan akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan

1. Persamaan akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan:

1. Prinsip yang lazim diterima umum

kemungkinan juga diterima/relevan dalam akuntansi manajemen

sama-sama bergantung pada sistem akuntansi yang sama.

2. Sama-sama menggunakan informasi operasi yang sama sebagai bahan baku

dalam menghasilkan informasi.

3. Sama-sama bergantung pada konsep tanggungjawab (rensponsibility) dan

pertanggungjawaban (stewardship)

4. Sama-sama terfokus pada penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan.

5. Perbedaan akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan

SUMBER-SUMBER DATA AKUNTANSI MANAJEMEN

Sistem akuntansi ( Accounting System ) adalah suatu mekanisme formal untuk

menghimpun mengorganisasikan dan mengkomunikasikan informasi tentang aktivitas-

aktivitas organisai Sistem yang lazim terdapat dalam perusahaan adalah :

Sistem pesanan yang masuk (order entry system ) : pesanan-pesanan penjualan

dari para pelanggan diproses dan dipenuhi, dan pelanggan-pelanggan kemudian

ditagih untuk pembelian-pembeliannya.

Sistem penerimaan kas ( Cash receipt system ) : penerimaan-penerimaan kas dari

para pelanggan dicatat dan kas tersebut lalu disetorkan ke bank.

Sistem pembelian (purchase system) : dalam perusahaan eceran, barang dagangan

dipesan, diterima, dan dicatat.

Sistem perencanaan dan pengendalian produksi (production planning and control

system ) : dalam perusahaan pabrikasi, skedul produksi disusun ; dilakukan

pembelian bahan baku, tenaga kerja, dan perlengkapan dibuat jadwalnya, dan

keluaran produksi dipantau.

Sistem pengeluaran kas (cash disbursement system): semua pembayaran untuk

pembelian dan aktivitas-aktivitas lainnya dilakukan dan dicatat.

Sistem personalia (personnel system) : semua peristiwa personalia dicatat. Aktivitas-

aktivitas pokok meliputi pengangkatan tunjangan-tunjangan, gaji, evaluasi, dll.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

Page 5: 93004-7-819588475834

Sistem akuntansi umum (general accounting system) : data dari semua sistem

transaksi lainnya dikumpulkan, dan sebagian besar laporan manajemen dan laporan

keuangan dihasilkan. Proses penganggaran merupakan bagian dari sistem ini.

EXPANDING ROLE OF MANAGERIAL ACCOUNTING

Akuntansi manajemen bermula pada revolusi industri abad 19. pada periode awal

sebagian besar perusahaan dikendalikan sepenuhnya oleh pemilik atau oleh manajer

yang harus disewa berdasarkan hubungan baik dan aset-aset pribadi. Karena pemilikan

saham bersifat intern dan keaman hutangnya terjaga, kebutuhan akan laporan

keuangan yang terperinci tidak begitu tinggi. Senaliknya akuntansi manajerialnya relatif

canggih dan menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mengelola skala produksi

yang besar baik tekstil, baja maupun produk lainnya.

Memasuki abad 20 tuntutan akuntansi keuangan berkembang karena tekanan baru

bagi setiap perusahaan dari pasar modal, kreditor, lembaga-lembaga pemerintah dan

otoritas pajak. Johnson dan Kaplan menyatakan bahwa kebanyakan perusahaan

membutuhkan suntikan modal yang dapat diperoleh dari para pemilik modal. Untuk

dapat menangguk modal dari luar tersebut manajer harus menyediakan laporan

keuangan yang diaudit. Karena para pemilik modal ini mengndalkan pada laporan

keuangan yang diaudit, akuntan independen memiliki kepentingan yang kuat untuk

menyusun prosedur baku pelaporan keuangan perusahaan. Prosedur costing

persediaan yang diadopsi dari akuntan publik pada periode awal abad 20 ini sangat

mempengaruhi peran akuntansi manajemen hingga saat ini.

Sebagai konsekuensinya selama beberapa dekade akuntan manajemen

memfokuskan diri pada usaha untuk meyakinkan bahwa ketentuan akuntan keuangan

telah dipenuhi dan laporan keuangan dapat diselesaikan tepat waktu. Praktik akuntansi

manajemen mengalami kemandegan. Pada awal abad 20 lini produk dan opersionalnya

berkembang menjadi sangat kompleks, misalpada perusahaan raksasa seperti General

Motor, General Electric, Du Pont dll.

Tetapi disebahagian besar perusahaan praktik akuntansi manajemen selam

pertengahan tahun 1980an memilliki perbedaan yang besar dibandingkan dengan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

Page 6: 93004-7-819588475834

praktik umum setelah perang dunia ke-1. perkembangan terakhir tekanan ekonomi

mengharuskan adanya inovasi-inovasi dalam akuntansi manajemen.

2. COST TERM, CONCEPT, CLASIFICATION, AND COST BEHAVIOR

Biaya berhubungan dengan semua tipe organisasi bisnis, nonbisnis, manufaktur,

eceran, dan jasa. Umumnya biaya-biaya yang terjadi dan cara klasifikasi biaya

tergantung pada tipe organisasinya. Akuntansi manajerial dapat diterapkan pada suatu

jenis organisasi. dengan alasan inilah, kita mempertimbangkan karakteristik biaya pada

bermacam perusahaan manufaktur, perdagangan dan jasa.

Konsep biaya yang dikembangkan pada awal adalah perusahaan manufaktur

karena aktivitas pokok perusahaan manufaktur meliputi hampir semua aktivitas yang

ada dijenis organisasi lainnya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

Page 7: 93004-7-819588475834

Untuk memudahkan pembaca, secara umum biaya diklasifikasi seperti gambar

berikut:

Operasi keluar Biaya pemasaran

Biaya distribusi lain

Berdasar

fungsinya Bahan baku

Produksi Upah langsung

Overhead pabrik

Operasi ke dalam Administrasi umum

Hubungan dg Bahan baku prime cost

Produksi Upah langsung

Overhead pabrik conversion cost

Hubungan dg Langsung

Departemen Tak langsung

Hubungan dg Biaya terkendali

Penanggungjwb biaya Biaya tak terkendali

Berdasar Biaya variabel

Tingkah laku Biaya Semivariabel

Biaya tetap

Biaya Pemasaran : yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mengenalkan, menawarkan

sampai dengan menyampaikan ke konsumen, termasuk didalamnya biaya iklan,

pengiriman dsb.

Biaya Distribusi selain biaya pemasaran yaitu : biaya yang dikeluarkan sejak barang

selesai produksi sampai barang siap dipasarkan dalam hal ini meliputi biaya

penyimpanan, pembungkusan dsb.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

BIAYA

Page 8: 93004-7-819588475834

Biaya bahan baku : yaitu biaya untuk memperoleh, sampai dengan bahan baku siap

digunakan, meliputi harga bahan, ongkos angkut, penyimpanan dsb.

Biaya upah langsung : adalah biaya untuk pekerja yang mengerjakan bahan baku dan

dapat dihubungkan langsung dengan produk yang dibuat.

Biaya overhead pabrik : biaya untuk membuat produk tetapi tidak bisa langsung

dihubungkan dengan produknya atau sering disebut biaya produksi tak langsung.

Biaya administrasi : yaitu biaya yang berhubungan dengan masalah catat-mencatat

dan perkantoran, seperti : gaji pegawai kantor, kertas dan alat-alat tulis dsb.

Biaya umum : adalah biaya yang dikeluarkan dalam hubungannya dengan biaya

pemeliharaan perusahaan secara keseluruhan, seperti biaya pemeliharaan kebun,

pengecatan kembali gedung dsb.

Biaya langsung : biaya yang bisa dihubungkan langsung dengan obyek yang

mengeluarkan biaya tersebut.

Misalnya biaya bahan bakar untuk departemen listrik adalah biaya langsung departemen

listrik.

Biaya tak langsung : merupakan biaya yang tak bisa dihubungkan langsung dengan

obyek dimana biaya tersebut dikeluarkan.

Misalnya asuransi gedung bagi departemen produksi yang dibayar untuk seluruh

gedung dan dan departemen dibebani biaya maka biaya asuransi gedung bagi

departemen produksi adalah biaya tak langsung.

Biaya terkendali : yaitu biaya yang bisa dihubungkan dengan penanggungjawab biaya.

Biaya tak terkendali : adalah biaya yang tidak berhubungan langsung dengan

penanggungjawab biaya.

Biaya variabel : yaitu biaya yang berubah-ubah secara proporsinal dengan perubahan

volume (kapasitas), misalnya : biaya bahan dengan produksi apabila produk dibuat satu

unit biaya bahan Rp.100 maka produk dibuat 10 unit, biaya bahan Rp.1.000 ( Rp.100 X

10) dst.

Biaya tetap : biaya yang tidak dipengaruhi oleh volume/kapasitas. Misalnya : biaya

penyusutan garis lurus, berapapun produk dibuat tidak mempengaruhi biaya

penyusutan.

Biaya semivariabel : yaitu biaya yang berubah dengan adanya perubahan

volume/kapasitas tetapi tidak proporsional dengan perubahan volume.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

Page 9: 93004-7-819588475834

3. COST VOLUME PROFIT RELATIONSHIP

Analisa CVP merupakan suatu tekhnik yang digunakan untuk

menganalisis hubungan antara, jumlah volume, total biaya, total penghasilan, dan laba

dalam suatu periode tertentu. Dalam analisis CVP volume merujuk pada satu aktivitas

tunggal pemicu biaya yaitu penjualan, yang diasumsikan berkorelasi dengan perubahan

penghasilan, biaya, dan laba.

Analisa Biaya-Volume-Laba (Cost-Volume-Provit = CVP Analysis) juga merupakan

alat (tool) manajer untuk membantu memahami hubungan antara C-V-P perusahaan

dalam membuat keputusan bisnis dengan berfokus pada harga produk, volume

(tingkat aktivitas), biaya variabel per unit, total biaya tetap, dan bauran produk

yang terjual.

Keputusan-keputusan manajer berupa:

Produk yang akan dibuat, dijual, diterima atau ditolak ordernya, dll.

Kebijakan menyangkut harga jual.

Strategi pemasaran yang akan digunakan dan dikembangkan.

Fasilitas-fasilitas apa saja yang dibutuhkan dalam proses produksi.

Beberapa asumsi yang mendasari analisis C-V-P adalah:

1. Harga jual produk dan jasa konstan dalam batas yang relevan, meskipun

volumenya berubah.

2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan relevan dan dapat dialokasikan

secara akuran ke dalam elemen Fixed Cost (total) dan Variable Cost (per unit).

3. Bauran penjualan bagi perusahaan multi-produk adalah konstan.

4. Seluruh biaya dapat diklasifikasi kedalam biaya variable dan biaya tetap.

5. Fungsi total biaya adalah linear dalam relevant range.

6. Fungsi total revenue adalah linier dalam relevant range.

7. Analisis dilakukan terhadap produk tunggal, atau bauran penjualan dari multi

produk adalah konstan.

8. Hanya satu pemicu biaya (cost drvers) yaitu unit atu satuan moneter volume

penjualan.

Material, WIP, dan finish good inventory bagi perusahaan manufaktur tidak

mengalami perubahan. Unit produksi = unit penjualan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

Page 10: 93004-7-819588475834

1. BREAKEVENT ANALYSIS

Titik impas adalah tingkat penjualan dengan tingkat laba nol. Tujuan analisis titik

impas adalah untuk mencari tingkat aktivitas dimana pendapatan dari hasil pnejualan

sama dengan jumlah semua biaya variable dan biaya tetapnya.

Titik impas dapat dihitung dengan :

1. METODE PERSAMAAN ( equation method )

2. METODE MARGIN KONTRIBUSI ( contribution margin method )

1. Metode persamaan :

Metode ini bermanfaat data-data dari laporan laba rugi yang disusun dengan

format kontribusi. Format laporan laba rugi dapat disajikan dengan persamaan sebagai

berikut :

Laba = penjualan – (biaya variable + biaya tetap )

Persamaan tersebut dapat kita ubah menjadi :

Penjualan = biaya variabel + biaya tetap + laba

Pada titik impas, besarnya laba adalah nol. Oleh karenya, titik impas dapat dihitung

dengan menemukan titik dimana penjualan sama dengan biaya variabel ditambah

dengan biaya tetap.

Maka, berdasarkan pada data diatas jika diketahui harga peru-unit produk yang

dijual ádalah Rp 250.000, dan jika diketahui bahwa biaya variable peru-unit produk yang

dijual Rp 150.000, dan preusan mengharapkan keuntungan sebesar Rp 5.000.000

sebulan dengan fixed cost Rp 35.000.000 sebulan maka besarnya penjualan yang harus

dicapai preusan dapat dihitung sbb:

Penjualan = biaya variable + biaya tetap + laba

250.000Q = 150.000Q + 35.000.000 + 5.000.000

250.000Q – 150.000Q = 35.000.000 + 5.000.000

100.000Q = 40.000.000

Q = 40.000.000 / 100.000

Q = 400. unit.

2. Metode margin kontribusi

Metode ini pada dasarnya adalah metode singkat dari metode persamaan yang

telah dijelaskan diatas. Pendekatan ini memusatkan pada ide bahwa setiap unit yang

terjual memberikan margin kontribusi tertentu yang dapat digunakan untuk menutup

biaya tetap. Untuk menemukan berapa unit yang harus dijual untuk mencapai titik

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

Page 11: 93004-7-819588475834

impas, total biaya tetap dibagi dengan margin kontribusi per unit. CM digunakan utk

menutup fixed expenses. Sisanya memberi kontribusi pd net operating income

Kontribusi Margin adalah selisih antara besarnya penjualan Total atau penualan

perunit dengan Biaya variable total atau biaya variable per-unit. Persamaan kontribusi

dapat ditunjukkan sbb:

Kontribusi Margin = Penjualan – Biaya Variable

Maka,

Kontribusi margin Total pada penjualan sebanyak = 400 unit adalah

CM = (400 unit x 250.000) – (400 unit x 150.000)

CM = 100.000.000 – 60.000.000

CM = 40.000.000

Maka besarnya CM yaitu 40.000.000 adalah yang dapat digunakan untuk

menutup Fixed cost yaitu sebesar 35.000.000. selisihnya merupakan net operating

income perusahaan.

Perhitungan CM dapat pula menggunakan harga per-unit masing-masing

variabel, misalnya dalam kasus diatas:

CM = 250.000 – 150.000

CM/ unit = 100.000

Hasil ini menunjukkan bahwa setiap penambahan penjualan sebanyak 1 unit maka

marjin kontribusi perushaan bertambah sebanyak Rp 100.000

Jika perusahaan menjual sebanyak 400 unit produk maka tambahan kontribusi

margin adalah:

CM = 400 unit x Rp 100.000

CM = Rp 40.000.000

Jika fixed cost perusahaan adalah Rp 35.000.000 perbulan maka laba yang dapat

diperoleh adalah sebesar :

Laba = Total CM – Fixed Cost

Laba = Rp 40.000.000 – Rp 35.000.000

Laba = Rp 5.000.000.

Jika Penjualan meningkat 100 unit dari 400 unit sebelumnya maka kenaikan

penjualan ini akan menambah besarnya Kontribusi marjin yang pada akhrnya akan

meningkatkan net operating income perusahaan sebesar:

Tambahan laba = 100 unit x Rp 100.000

Tambahan laba = Rp 10.000.000.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

Page 12: 93004-7-819588475834

Oleh karena itu perubahan penjualan akan mengubah besaran CM dan pada akhirnya

merubah besaran net operating income, seperti ditunjukkan dalam tabel berikut:

4. COST VOLUME PROFIT RELATIONSHIP-2

ASSUMPTIONS OF CVP ANALYSIS FOR MULTIPLE PRODUCT

Beberapa pembahasan di modul terdahulu memberikan sudut pandang prinsip-

prinsip dalam analisis biaya volume laba dan juga beberapa contoh yang menjelaskan

bagaimana prinsip ini digunakan oleh manajer. Sebelum bahasan analisis biaya volume

laba berakhir terlebih dahulu dijabarkan bagaimana dampak biaya volume laba terhadap

produk dimana perusahaan menghasilkan produk yang berbeda harga jual dan biaya

variabel sedangkan fixed cost sama untuk produk yang berbeda tersebut. Produk jenis

ini disebut pula dengan bauran produk atau mulitple produk disebut pula Product Mix..

Penerapan model CVP untuk masalah ini memerlukan satu asumsi utama, yaitu

penjualan produk selalu terjadi pada komposisi atau bauran penjualan yang sama.

Artinya penjualan dari masing-masing produk akan tetap dalam proporsi yang sama dari

total penjualan.

Untuk praktisnya, pendekatan ini paling baik digunakan untuk jumlah prodk yang

kecil. Untuk jumlah produk yang besar, pendekatan yang terbaik adalah dengan

mengestimasi rasio margin kontribusi keseluruhan dan menentukan titik impas

penjualan dalam dolar secara keseluruhan.

Beberapa asumsi yang mendasari analisis C-V-P adalah:

1. Harga jual produk dan jasa konstan dalam batas yang relevan, meskipun

volumenya berubah.

2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan relevan dan dapat dialokasikan

secara akuran ke dalam elemen Fixed Cost (total) dan Variable Cost (per unit).

Elemen variabel per-unit konstan dan elemen total biaya tetap juga konstan

dalam cakupan yang relevan.

3. Bauran penjualan bagi perusahaan multi-produk adalah konstan.

4. Dalam perusahaan manufaktur, persediaan tidak mengalami perubahan. Unit

yang diproduksi sama dengan unit yang terjual.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

Page 13: 93004-7-819588475834

Selain itu beberapa hal yang harus diperhatikan adalah:

1. Linearitas dan Rentang yang relevan

Model CVP mengasumsikan bahwa pendapatan dan total biaya adalah linier

pada rentang aktivitas yang relevan. Meskipun perilaku biaya sebenarnya tidak linier

dengan rentang output yang terbatas, total biaya yang diharapkan meningkat

mendekati tingkat yang linier.

2. Mengidentifikasi Biaya Tetap dan Biaya Variabel untuk Analisis CVP

Pada analisis jangka pendek, biaya tetap yang relevan adalah biaya tetap yang

diperkirakan berubah sehubungan dengan peluncuran produk baru. Biaya ini

meliputi biaya beberapa fasilitas produk baru, gai pegawai produk yang baru, dan

biaya-biaya lain yang sejenis. Untuk mengukur biaya variable per unit, akuntan

manajemen harus teliti memasukan semua biaya variable yang relevan, tidak hanya

biaya produksi tetapi juga biaya penjualan dan biaya distribusi. Jadi penegluaran

untuk komisi dimasukan sebagai biaya variable per unit. Biaya transportasi atau

penyimpanan di gudang akan relevan jika biay atersebut berubah sesuai dengan

tingkat output

SALES MIX

Pada bauran penjualan manajer akan selalu berusaha untuk mencapai

kombinasi atau bauran yang akan memberikan laba besar. Kebanyakan perusahaan

memiliki beberapa produk dan tingkat laba masing-asing produk yang berbeda. Laba

tergantung pada bauran penjualan perusahaan. Laba yang lebih besar akan diperoleh

jika produk dengan marjin yang lebih besar mendapatkan proporsi yang besar pula dari

total penjualan.

Perubahan bauran penjualan akan menyebabkan variasi (kadang-kadang)

membingungkan laba yang diperoleh perusahaan. Pergeseran bauran penjualan dari

produk yang memiliki marjin yang tinggi ke produk yang memiliki marjin rendah dapat

menyebabkan laba menurun meskipun tingkat penjualan meningkat. Sebaliknya

pergeseran bauran penjualan dari produk yang memiliki marjin rendah ke produk yang

memiliki marjin tinggi akan menyebabkan laba meningkat meskipun total penjualan

turun. Pertimbangan untuk mencapai volume penjualan tertentu sangat berbeda dengan

pertimbangan untuk menjual bauran produk yang memberikan laba tinggi.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

Page 14: 93004-7-819588475834

Bauran Penjualan dan Analisis Titik Impas.

Jika perusahaan menjual lebih dari satu jenis produk, analisis titik impas lebih

kompleks dibandingkan dengan yang sudah dibahas diawal. Alasannya adalah bahwa

produk yang berbeda memiliki harga jual, biaya, dan marjin kontribusi yang berbeda

pula.

Konsekuensinya, titik impas akan bergantung pada bauran berbagai macam

produk yang dijual. Untuk menggambarkannya dicontohkan bahwa Rizone Co adalah

perusahaan kecil yang melakukan impor CD-ROM dari Perancis. CD-ROM tersebut

akan digunakan untuk perlengkapan PC. Untuk saat ini perusahaan mendistribusikan

barang-barang berikut ini ke toko komputer; Antique CD dan Bantique CD. Kedua

produk tersebut dilengkapi dengan sound, photo, vidio clip, dan program yang canggih.

5. VARIABEL COSTING: A TOOL FOR MANAGEMENT

Penentuan biaya pokok penuh / absorsi (full costing atau absorption costing)

mengalokasikan suatu bagian dari overhead pabrikasi tetap dan overhead pabrikasi

variabel kepada setiap unit yang dihasilkan selama suatu periode. Karena penentuan

biaya pokok penuh ini mencampuradukan biaya variabel dan biaya tetap, maka unitunit

produk yang dikenakan biayanya melalui metode tersebut tidak sesuai untuk

dimasukkan dalam laporan rugi laba bertipe kontribusi. Hal ini menyebabkan

pergembangan metode penentuan biaya pokok vaniabel (variable costing) yang terfokus

pada perilaku biaya dalam menghitung Biaya-biaya unit produk.

Baik metode full costing maupun variabel costing kedua-duanya merupakan

metode penentuan harga pokok produk- Perbedaan pokok yang ada diantara keduanya

adalah terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang bersifat tetap. Adanya

perbedaan perlakuan terhadap biaya produksi ini akan. mempunyai akibat pada :

1. Perhitungan harga pokok produk

2. Penyajian laporan laba rugi

Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang

membebankan seluruh biaya produksi yang berprilaku variable maupun tetap kepada

produk. Variable Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang

membebankan biaya produksi yang berprilaku variable saja kepada produk.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

Page 15: 93004-7-819588475834

Full Costing sering disebut juga sebagai Absorbtion Costing, sedangkan Variable

Costing disebut juga sebagai Direct Costing,

INCOME COMPARISON OF ABSORPTION AND VARIABLE COSTING

Terdapat perbedaan menyangkut perlakuan terhadap biaya overhead pabrikasl

tetap antara metode penentuan biaya pokok penuh dan penentuan biaya pokok variabel.

Dalam metode penentuan biaya pokok penuh / absorsi, biaya overhead pabrikasi tetap

disertakan dalam persediaan dan dimasukkan sebagai beban hanya pada saat

persediaan tadi dijual. Sedangkan dalam metode penentuan biaya pokok vaniabel, biaya

overhead pabrikasi tetap dimasukkan sebgai beban seperti halnya biaya periode

nonpabrikasi lainnya.

6. ACTIVITY-BASED COSTING : A TOOL TO AID DECISION MAKING

HOW COSTS ARE TRATED UNDER ACTIVITY BASED COSTING

ABC adalah metode costing yang dirancang untuk menyediakan informasi biaya bagi

manajer untuk keputusan stratejik dan keputusan lainnya yang mungkin akan

mempengaruhi kapasitas dan juga biaya tetap. ABC juga digunakan sebagai elemen

activity-based management, yaitu pendekatan manajemen yang fokus pada aktivitas.

Aktivitas adalah setiap kejadian atau transaksi yang merupakan pemicu biaya. (cost

driver)- yakni bertindak sebagai faktor penyebab (causal factor) dalam pengeluaran

biaya dalam organisasi. Aktivitas-Aktivitas ini menjadi titik-titik penghimpunan biaya.

Pertama, biaya-biaya ditelusuri ke aktivitas-aktivitas; dan kedua, aktivitas-aktivitas tadi

lantas ditelusuri ke produk-produk berdasarkan penggunaan aktivitas Oleh produk-

produk tadi. Sistem ABC mengasumsikan bahwa aktivitas-aktivitaslah, bukanya produk,

yang mengkonsumsi sumber daya.

ABC digunakan untuk menentukan produk dan biaya untuk laporan khusus

kepada manajer. Dalam sistem akuntansi biaya tradisional, tujuannya adalah untuk

menilai secara tepat persediaan dan harga pokok penjualan untuk pelaporan keuangan

Eksternal Tujuan dari ABC adalah memahami overhead dan profitabilitas produk dan

konsumen. Sebagai konsekuensi perbedaan tujuan ini, praktek terbaik ABC memiliki

perbedaan dengan sistem akuntansi biaya tradisional. Dalam ABC :

1. Biaya produksi dan non produksi dibebankan ke produk.

2. Beberapa biaya produksi tidak dimasukkan ke biaya produk

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

Page 16: 93004-7-819588475834

3. Ada sejumah pool biaya overhead, setiap pool dialokasikan ke produk dan obyek

costing lainnya dengan menggunakan ukuran aktivitas masing-masing yang

khusus.

4. Basis alokasi biasanya berbeda dengan basis alokasi dalam sistem akuntansi

biaya tradisional.

5. Tarif overhead atau tingkat aktivitas disesualkan dengan kapasitas aktivitas dan

bukannya dengan kapasitas yang dianggarkan.

Sistem ABC memakal pemicu biaya dasar unit maupun non unit dan biasanya

jumlah pemicunya lebih besar ketimbang jumlah pemicu biaya dasar unit yaing lazim

dipakal dalam sistem tradisional. Akibatnya sistem ABC meningkatkan akurasi

penentuan biaya pokok produk. Walaupun demiklan, dari perspektif managerial sistem

ABC ini menawarkan lebih daripada. sekadar informasi biaya pokok yang akurat.

PERLAKUAN BIAYA DALAM SISTEM ABC

Biaya Non Produksi dan ABC

Dalam akuntansi tradisional, hanya biaya produksi yang dibebankan ke produk. Beban

penjualan umum dan administrasi diperlakukan sebagai beban periodik dan tidak

dibebankan ke produk. Meskipun demikian, beberapa biaya non produksi ini juga

sebagai bagian dari biaya produksi penjualan, distribusi dan pelayanan atas produk.

Sebagal contoh, komisi yang dibayarkan kepada tenaga. penjualan, biaya pengiriman

dan biaya garansi dapat dengan mudah ditelusuri ke produk. Untuk menentukan tingkat

profitabil itas barang dan jasa, biaya-biaya non produksi tersebut dalam ABC

dibebankan ke produk.

Biaya Produksi dan ABC

Dalam akuntansi tradisional, semua biaya produksi dibebankan ke produk - bahkan

produksi yang tidak disebabkan oleh produk. Sebagal contoh, sebagian upah keamanan

pabrik akan dialokasikan ke produk meskipun upah penjaga keamanan tersebut sama

sekali tidak terpengaruh apakah perusahaan berproduksi atau tidak. Dalam ABC, biaya

hanya akan dipengaruhl oleh produk yang dibuat.

Biaya Kapasilas Mengganggur dalam ABC

Dalam akuntansi tradisional, tarif overhead yang ditentukan dihitung dengan membagi

anggaran biaya overhead dengan ukuran aktivitas yang dianggarkan seperti anggaran

jam kerja langsung. Praktek seperti ini akan mengakibatkan pembebanan kapasitas

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

Page 17: 93004-7-819588475834

yang mengganggur ke produk dan juga akan menyebabkan biaya produksi per unit yang

tidak stabil.

Dalam ABC, produk hanya dibebani biaya dari kapasitas yang digunakan dan tidak

dibebani Oleh kapasitas yang tidak digunakan. Pendekatan ini menyebabkan biaya per

unit yang lebih stabil dan konsisten dengan tujuan pembebanan biaya ke produk yang

menyebebkan aktivitas.

DESIGNING AN ABC SYSTEM

Para ahli setuju dengan beberapa karakteristik pokok berikut demi kesuksesan

penerapan ABC:

I. Inisiatif untuk menerapkan ABC harus didukung oleh manajemen puncak,

II. Rancangan dan penerapan sistem ABC harus menjadi tanggungjawab tim lintas

fungsional dan bukan hanya menjadi tanggunglawab bagian akuntansi.

Tim tersebut terdiri dari semua bagian yang akan menggunakan data dari sistem ABC.

Manajer puncak harus mendukung inislatif tersebut dengan DUA ALASAN

1) Tanpa adanya kepemimpinan darl manajemen puncak, beberapa manajer

tidak

memiliki alasan untuk berubah,

2) Jika manaj'er puncak t1dak mendukung sistem ABC dan meneruskan sistem

lama, maka bawahannya juga akan berperilaku derrijklan dan sistem ABC

tidak akan digunakan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN