92552814-typhi
DESCRIPTION
demam tifoidTRANSCRIPT
http://lmirlankameri.blogspot.com/
A. Latar Belakang
Di seluruh dunia, demam typhus mempengaruhi sekitar 17 juta orang per tahun, menyebabkan hampir 600.000
kematian. Agen penyebabnya, Salmonella typhi enterica (disebut sebagai Salmonella typhi dari sekarang), adalah parasit
obligat yang tidak memiliki reservoir alami yang dikenal di luar manusia. Sedikit yang diketahui tentang sejarah
munculnya infeksi almonella typhi manusia, namun diperkirakan telah menyebabkan kematian tokoh terkenal seperti
penulis Inggris dan penyair Rudyard Kipling, penemu pesawat, Wilbur Wright, dan Kekaisaran Yunani Alexander Agung.
Epidemi tercatat paling awal terjadi di Jamestown, VA mana diperkirakan bahwa 6.000 orang meninggal karena demam
tipus di awal abad ke-17. Penyakit ini jarang terjadi di Amerika Serikat dan negara-negara maju, tetapi selalu
menimbulkan risiko munculnya.
Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram-negatif berbentuk tongkat/batang yang menyebabkan
tifus, paratifus, dan penyakit foodborne. Spesies-spesies Salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen
sulfida. Salmonella dinamai dari Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika, walaupun sebenarnya, rekannya Theobald
Smith (yang terkenal akan hasilnya pada anafilaksis) yang pertama kali menemukan bakterium tahun 1885 pada tubuh
babi. Habitat Inang bagi Salmonella adalah usus halus manusia dan hewan. Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi. Salmonella typhi bisa berada
dalam air, es, debu, sampah kering yang bila organisme ini masuk ke dalam vehicle yang cocok (daging, kerang dan
sebagainya) akan berkembang biak mencapai dosis infekti.
Dimensi Bakteri berbentuk batang, tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai flagel feritrik (fimbrae),
pada pewarnaan gram bersifat gram negatif, ukuran 2- 4 mikrometer x 0.5-0.8 mikrometer dan bergerak.
Adapun bakteri salmonella dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kelas :Psilopsida.
Ordo :Psilotales.
Family :Psilotaceae.
Genus :Salmonella.
Species :salmonella typhi.
Habitat Inang bagi Salmonella adalah usus halus manusia dan hewan. Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi. Salmonella typhi bisa berada
dalam air, es, debu, sampah kering yang bila organisme ini masuk ke dalam vehicle yang cocok (daging, kerang dan
sebagainya) akan berkembang biak mencapai dosis infekti.
Dimensi Bakteri berbentuk batang, tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai flagel feritrik (fimbrae),
pada pewarnaan gram bersifat gram negatif.
Salmonella typhy masuk kedalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Bakteri
masuk kesaluran cerna, usus selanjutnya melalui aliran darah masuk kehati, limfa, sumsum tulang dan empedu.
Sacara bertahap dalam waktu 8 – 14 hari setelah terinfeksi bakteri Salmonella biasa menimbulkan gejala demam
tifoid berupa : demam, sakit kepala, lemah dan lelah, sakit tenggorokan, nyeri perut dan diare (terutama anak-anak)
atau konstipasi atau sembelit (terutama orang dewasa) memasuki minggu kedua, pada penderita biasa timbul bercak
kecil kemerahan (rose sport) dibagian bawah dada atau bagian atas perut, yang biasanya hilang dalam 3-4 hari.
Penyakit ini biasanya berlangsung 3 – 5 minggu, diikuti komplikasi utama berupa perdarahan pada saluran
pencernaan dan perporasi usus disertai peritonitis.
Pemeriksaan laboratorium yang biasa dilakukan dalam mendiagnosa demam tifoid adalah isolasi bakteri, uji serelogi
dan uji molekuler. Uji serologi demam tifoid dengan mendeteksi antibody spesifik terhadap komponen antigen
Salmonella typhy maupun mendeteksi antigen itu sendiri. Beberapa uji serologi yang dapat digunakan pada demam
tifoid ini meliputi : uji widal, uji dipstick, tes tubex, uji enzyme-linket immunosorbent assay (ELISA).
B. Rumusan masalah
1. Mengetahui struktur antigen salmonella typhi.
2. Mengetahui fektor virulensi pada salmonella typhi.
3. Mengetahui sifat bakteri salmonella typhi.
4. Mengetahui penyakit yang ditimbulakan oleh bakteri Salmonella typhi.
5. Mengetahui cara pemeriksaan laboratorium atas bakteri Salmonella typhi.
6. Mengetahui cara pengobatan dari penyakit yang ditimbulkan oleh salmonella typhi.
7. Mengetahui cara pencegahan dari pada bakteri Salmonella typhi.
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui struktur antigen salmonella typhi.
2. Untuk mengetahui fektor virulensi pada salmonella typhi.
3. Untuk mengetahui sifat bakteri salmonella typhi.
4. Untuk mengetahui penyakit yang ditimbulakan oleh bakteri Salmonella typhi.
5. Untuk mengetahui cara pemeriksaan laboratorium atas bakteri Salmonella typhi.
6. Untuk mengetahui cara pengobatan dari penyakit yang ditimbulkan oleh salmonella typhi.
7. Untuk mengetahui cara pencegahan dari pada bakteri Salmonella typhi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi
Salmonella typhi merupakan salah satu spesies bakteri salmonella yang berbentuk basil, gram negatif, fakultatif
aerob, bergerak dengan flagel pertrich, mudah tumbuh pada perbenihan biasa dan tumbuh baik pada perbenihan yang
mengandung empedu yang apabila masuk kedalam tubuh manusia akan dapat menyebabkan penyakit infeksi S. typhi
dan mengarah kepengembangan tifus, atau demam enterik.
Salmonella typhi menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever), karena invasi bakteri ke dalam pembuluh
darah dan gastroenteritis, yang disebabkan oleh keracunan makanan/intoksikasi. Gejala demam tifus meliputi demam,
mual-mual, muntah dan kematian S. typhi memiliki keunikan hanya menyerang manusia, dan tidak ada inang lain.
Infeksi Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang lanjut usia.
Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun. Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan
mencuci tangan dan menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi.
B. Sifat Bakteri Salmonella Typhi
Adapun sifat dari bakteri diatas adalah sabagai berikut :
bentuk batang, gram negatif, fakultatif aerob, bergerak dengan flagel pertrich, mudah tumbuh pada perbenihan biasa
dan tumbuh baik pada perbenihan yang menganddung empedu.
sebagian besar salmonella typhi bersifat patogen pada binatang dan merupakan sumber infeksi pada manusia, binatang-
binatang itu antara lain tikus, unggas, anjing, dan kucing.
dialam bebas salmonella typhi dapat tahan hidup lama dalam air , tanah atau pada bahan makanan. di dalam feses diluar
tubuh manusia tahan hidup 1-2 bulan.
C. Struktur antigen
a. Antigen O
Antigen O merupakan somatic yang terletak dilapisan luar tubuh kuman. Struktur kimianya terdiri dari lipopolisakarida.
Antigen ini tahan terhadap pemenasan 100oC selama 2-5 jam, alcohol dan asam yang encer.
b. Antigen H
Antigen H merupakan antigen yang terletak di plagella, pibriae atau fili Salmonella typhi dan berstruktur kimia protein.
Antigen ini tidak aktif pada pemanasan di atas suhu 60oC, dan pemberian alcohol atau asam.
c. Antigen Vi
Antigen Vi terletak dilapisan terluar Salmonella typhi (kapsul) yang melindungi kuman dari pagositas dengan struktur
kimia glikolitid. Akan rusak bila dipanaskan selama 1 jam pada suhu 60oC, dengan pemberian asam dan fenol. Antigen
inidigunakan untuk mengetahui adanya karier.
d. Outer Membrane Protein (OMP)
Antigen OMP Salmonella Typhi merupakan bagian dinding sel yang terletak diluar membrane plasma dan lapisan
peptidoglikan yang membatasi sel terhadap ingkungan sekitarnya. OMP ini terdiri dari 2 bagian yaitu proteinnonporin.
D. Faktor Virulensi
Salmonella typhi memiliki kombinasi karakteristik yang menjadikannya patogen efektif. Spesies ini berisi
endotoksin khas dari organisme Gram negatif, serta antigen Vi yang ini diyakini akan meningkatkan virulensi. Hal ini juga
memproduksi dan mengeluarkannya protein yang dikenal sebagai "invasin" yang memungkinkan sel-sel non-fagosit
untuk mengambil bakteri, di mana ia dapat hidup intrasel. Hal ini juga mampu menghambat meledak oksidatif leukosit,
membuat respons imun bawaan tidak efektif.
E. Epidemiologi
Pertemuan manusia untuk Salmonella typhi dilakukan melalui rute fecal-oral dari individu yang terinfeksi kepada
orang sehat. Kebersihan miskin pasien shedding organisme dapat menyebabkan infeksi sekunder, serta konsumsi
kerang dari badan air tercemar. Sumber yang paling umum infeksi, bagaimanapun, adalah minum air tercemar oleh urin
dan kotoran
individu yang terinfeksi. Ukuran inokulum estimasi untuk infeksi adalah 100.000 bakteri. Demam Tifoid juga merupakan
infeksi laboratorium kedua yang paling sering dilaporkan.
Masuknya spesies ini bakteri ke dalam tubuh manusia yang paling sering dicapai dengan konsumsi, dengan
pentingnya diketahui transmisi aerosol. Setelah tertelan, organisme berkembang biak di usus kecil selama periode 1-3
minggu, sungsang dinding usus, dan menyebar ke sistem organ dan jaringan lain. Pertahanan tuan rumah bawaan
melakukan sedikit untuk mencegah infeksi karena inhibisi lisis oksidatif dan kemampuan untuk tumbuh intrasel setelah
pengambilan.
Transmisi Salmonella typhi hanya terbukti terjadi dengan rute fecal-oral, sering dari individu asimtomatik. 2-5%
dari individu yang terinfeksi sebelumnya menjadi carrier kronis yang tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit, tetapi
aktif gudang organisme layak mampu menginfeksi orang lain. Sebuah contoh yang terkenal adalah "Tifus" Maria Mallon,
yang adalah seorang penangan makanan bertanggung jawab untuk menginfeksi sedikitnya 78 orang, menewaskan 5.
Pembawa ini sangat menular menimbulkan risiko besar bagi kesehatan masyarakat karena kurangnya gejala penyakit
terkait.
Kerusakan yang disebabkan oleh demam tifoid adalah reversibel dan terbatas jika pengobatan dimulai pada awal
infeksi. Hal ini menyebabkan angka kematian kurang dari 1% di antara individu-individu diperlakukan yang memiliki
strain antibiotik-rentan Salmonella typhi, membuat hasil dan prognosis untuk pasien yang positif.
F. Penularan
Adapu cara penularan dari penyakit typhus adalah sebagai berikut:
1. melalalui makanan yang terkontaminasi oleh bakteri.
2. melalui air untuk keperluan rumah tangga yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
3. Melalui daging, telur, susu yang berasal dari hewan sakit yang dimasak kurang matang.
4. makana dan minuman berhubungan dengan binatang yang mengandung bakteri salmonella typh, seperti lalat, tikus,
kucing dan ayam.
Setelah sembuh dari penyakitnya, penderita akan kebal terhadap typhus, untuk waktu cukup lama. Interksi ulang
(reinfeksi) dapat terjadi, tetapi biasanya gejalanya sangat ringan. Makanan penderita dapat juga menjadi karier karena
bakteri menetap dan berkembang biak dalam kandung empedunya. Bahan yang berbahaya untuk penularan adalah
feses penderita atau karier.
G. Cara Pemeriksaan Laboratorium
Untuk keakuratan dalam penegakan diagnosa penyakit, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan
laboratorium diantaranya pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan Widal dan biakan empedu.
1. Pemeriksaan darah tepi merupakan pemeriksaan sederhana yang mudah dilakukan di laboratorium sederhana untuk
membuat diagnosa cepat. Akan ada gambaran jumlah darah putih yang berkurang (lekopenia), jumlah limfosis yang
meningkat dan eosinofilia.
2. Pemeriksaan Widal adalah pemeriksaan darah untuk menemukan zat anti terhadap kuman tifus. Widal positif kalau titer
O (1/160) atau lebih dan atau menunjukkan kenaikan progresif menggunakan metode “Tube Aglutination Test”.
Reaksi Widal
salmonella typhi mempunyai tiga macam antigen yaitu O antigen (somatik antigen) H antigen (flagellar antigen) dan Vi
antigen (virulensi antigen). pada reaksi aglutinasinya :
Aglutinasi O berbentuk butir-butir pasir yang tidak hilang bila di
kocok.
Aglutinassi H berbentuk butir-butir yang holang bila dikocok
Aglutinsi Vi berbentuk awan.
Reaksi widal adalah suatu reaksi serum(sero-tes)untuk mengetahui ada tidaknya antibody terhadap salmonella tyhpi,
dengan jalan mereaksikan serum seseorang dengan antigen O, H, dan Vi dari laboratorium. Bila terjadi aglutinasi,
dikatakan reaksi widal posotif yang berarti serum orang tersebut mempunyai antybody terhadap salmonella tyhpi, baik
setelah vaksinasi, setelah sembuh dari penyakit thypus ataupun sedang menderita thypus. Reaksi widal negatif artinya
tidak memiliki antybody terhadap salmonella thypi.
Reaksi widal dipakai untuk menegakkan diagnosa penyakit thypus abdominalis. peninggian titer aglutinin O
menunjukkan adanya infeksi yang aktif, peninggian titer aglutinin H menunjukkan disebabakan vaksinasi, peninggian
titer aglutini Vi menunjukkan karier.
3. Diagnosa demam Tifoid pasti positif bila dilakukan biakan empedu dengan ditemukannya kuman Salmonella typhi dalam
darah waktu minggu pertama dan kemudian sering ditemukan dalam urine dan faeces.
Sampel darah yang positif dibuat untuk menegakkan diagnosa pasti. Sample urine dan faeces dua kali berturut-turut
digunakan untuk menentukan bahwa penderita telah benar-benar sembuh dan bukan pembawa kuman (carrier).
Sedangkan untuk memastikan apakah penyakit yang diderita pasien adalah penyakit lain maka perlu ada diagnosa
banding. Bila terdapat demam lebih dari lima hari, dokter akan memikirkan kemungkinan selain demam tifoid yaitu
penyakit infeksi lain seperti Paratifoid A, B dan C, demam berdarah (Dengue fever), influenza, malaria, TBC
(Tuberculosis), dan infeksi paru (Pneumonia).
H. Pengobatan
Dengan antibiotik yang tepat, lebih dari 99% penderita dapat disembuhkan. Kadang makanan diberikan melalui
infus sampai penderita dapat mencerna makanan. Jika terjadi perforasi usus, diberikan antibiotik berspektrum luas
(karena berbagai jenis bakteri akan masuk ke dalam rongga perut) dan mungkin perlu dilakukan pembedahan untuk
memperbaiki atau mengangkat bagian usus yang mengalami perforasi.
Anti biotika yang sering digunakan:
Kloramfenikol : Dosis : 4 x 500mg/hari . Diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas.
Tiamfenikol: Dosis ; 4×500 mg.
Kotrimoksazol : Dosis : 2 x 2 tablet (1 tablet mengandung sulfametoksazol 400 mg dan 80 mg trimetoprim) diberikan
selama 2 minggu.Ampisilin dan amoksisilin : dosis : 50-150 mg/kgBB dan digunakan selama 2 minggu.
Sefalosporin generasi ketiga : dosis 3-4 gram dalam dektrosa 100 cc diberikan selama ½ jam perinfus sekali sehari,
diberikan selama 3 hingga 5 hari.
I. Pencegahan
Vaksin tifus per-oral (ditelan) memberikan perlindungan sebesar 70%. Vaksin ini hanya diberikan kepada orang-
orang yang telah terpapar oleh bakteri Salmonella typhi dan orang-orang yang memiliki resiko tinggi (termasuk petugas
laboratorium dan para pelancong).
Adapun untuk mencegahnya adalah melakukan hal-hal berikut:
1. Menyediakan tempat pembuangan yang sehat dan higienis.
2. Mencuci tangan sebelum mengkonsumsi jajanan.
3. Menghindari jajan di tempat yang kurang terjamis kebersihan dan kesehatannya.
4. Menjaga agar sumber air yang digunakan tidak terkontaminasi oleh bakteri thypus.
5. Jangan menggunakan air yang sudah tercemar. Masak air hingga 100˚C.
6. Melakukan pengawasan terhadap rumah makan dan penjual makanan/jajanan.
7. Melakukan vaksinasi untuk memberi kekebalan tubuh yang kuat.
8. Mencari informasi mengenai bahaya penyakit thypus. Jika memahami tentang penyakit ini, maka pelajar akan lebih
mudah untuk menjaga diri dan lingkungannya agar selalu bersih dan sehat.
9. Menemukan dan mengawasi pengidap kuman. Pengawasan diperlukan agar tidak lengah terhadap kuman yang dibawa.
Sebab, jika lengan, sewaktu-waktu penyakitnya akan kambuh.
10. Daya tahan tubuh ditingkatkan lagi.
11. Jangan banyak jajan di luar rumah.
12. Mengkonsumsi makanan yang masih panas sehingga kebersihannya terjamin.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan (foodborne diseases).
Pada umumnya, serotipe Salmonella menyebabkan penyakit pada organ pencernaan. Salmonella typhi bisa berada
dalam air, es, debu, sampah kering yang bila organisme ini masuk ke dalam vehicle yang cocok (daging, kerang dan
sebagainya) akan berkembang biak mencapai dosis infeksi.
Infeksi Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang lanjut usia.
Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun. Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan
mencuci tangan dan menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi.
B. Saran
Adapun saran dari penulis yakni :
1. supaya kita selalu menjaga kebersihan lingkungan hidup kita agar terhindar dari kontaminasi dengan bakteri salmonella
typhi.
2. Agar mewaspadai sejak dini pencegahan dan pengobatan penyakit typhus.
3. Dan yang paling penting adalah ” Mencegah lebih baik daripada mengobati”.
DAFTAR PUSTAKA
Entjang Indan, dr. 2001. “Mikrobiologi & Parasitologi”, Citra Aditya Bakti : Bandung.
Arif Mansyur. 2007. “Semiloka Mutu “Pemantapan Mutu tes Rapid Salmonella”, Makassar.
Brooks, Geo F, Butel, Janet S, Morse, Stephen A. 2005. “Mikrobiologi Kedokteran Edisi Pertama”, Salemba
Medica : Jakarta.
Nugraha Tania. 2010. “Penata Laksanaan Demam Tifoid”, Fakultas Kedokteran Universitas Riau.
Kenapa Orang Tifus Tidak Boleh Banyak Bergerak ?By tina on October 8, 2011 in Kesehatan
Banyak orang menganggap penyakit tifus adalah penyakit yang biasa. Penderitanya bahkan tidak mau mengikuti saran dokter agar istirahat total. Kenapa orang tifus tidak boleh banyak bergerak?
Tifus merupakan penyakit peradangan pada usus yang disebabkan infeksi bakteri Salmonella typhi yang tertular lewat makanan dan minuman yang airnya terinfeksi bakteri. Kuman ini masuk melalui mulut dan menyebar ke lambung lalu ke usus halus. Bakteri ini memperbanyak diri di dalam usus.
Pada minggu pertama, kuman dari tifus hanya bisa dilihat dari feses. Lalu pada minggu kedua baru bisa diketahui lewat darah karena infeksi yang ada di usus sudah masuk ke dalam pembuluh darah. Dan pada minggu ketiga diagnosis bisa terlihat positif di urin.
“Biasanya pada minggu pertama tidak ditemukan hasil positif pada darah, itu yang sering orang sebut dengan gejala tifus. Padahal sebenarnya ia sudah terkena tifus tapi karena kumannya belum masuk ke pembuluh darah maka hasil tes darahnya negatif,” ujar dr Dante Saksono H SpPD, PhD.
Menurut dr Dante, banyak orang mengartikan sakit tifus awalnya sebagai gejala tifus padahal itu tidak tepat. Orang yang baru gejala tifus sebenarnya sudah terkena penyakit tifus hanya stadiumnya saja yang berbeda. Menurutnya yang benar adalah bukan penyakit gejala tifus tapi tetap penyakit tifus hanya stadiumnya saja yang berbeda.
Umumnya dalam mendiagnosis penyakit tifus dilakukan pemeriksaan tes darah untuk melihat apakah ada antibodi yang dihasilkan oleh tubuh dari bakteri Salmonella typhi yang menyebabkan penyakit tifus. Jika kuman tersebut sudah masuk ke dalam pembuluh darah, maka hasil tes darahnya akan positif.
Selain itu yang menjadi ciri paling khas dari tifus adalah melihat jumlah leukositnya (sel darah putih).
Umumnya jika suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri akan menyebabkan jumlah leukositnya meningkat, tapi tidak begitu pada penyakit tifus.
“Jika infeksinya diakibatkan oleh bakteri Salmonella, maka jumlah leukositnya akan menurun. Sedangkan untuk jumlah trombosit tidak bisa dijadikan patokan,” ungkap dokter yang berpraktek di RSCM dan mengajar di FKUI ini.
Gejala yang biasa muncul dari penyakit tifus adalah badan panas atau demam selama beberapa hari terutama siang dan malam, rasa sakit di perut bagian kiri, lidah bagian tengah berwarna putih tapi pinggirnya merah serta terjadi perubahan pola buang air besar (BAB).
dr Dante menuturkan jika seseorang sudah didiganosis positif terkena tifus, maka penanganannya adalah dengan mengonsumsi antibiotik yang tepat serta banyak istirahat di tempat tidur dan mengonsumsi air putih.
Kenapa perlu istirahat yang cukup di tempat tidur?
Penyembuhan penyakit tifus ini adalah untuk menghilangkan bakteri yang masuk di tubuh. Karena itu penderita harus istirahat total dan tidak banyak bergerak agar panas badan cepat turun.
Jika banyak bergerak bisa membuat suhu badan naik dan kuman akan terus berkembang biak masuk ke dalam darah. Banyak bergerak juga tidak baik karena orang dengan tifus sedang mengalami masalah ususnya yang sedang ringkih yang bisa makin sakit jika banyak gerak.
“Orang dengan sakit tifus boleh makan seperti biasa dan tidak harus makan yang lembek-lembek. Yang terpenting jangan terlalu banyak mengonsumsi sayuran berserat,” ujar dr Dante.
dr Dante menjelaskan hal ini karena sayuran berserat sulit dicerna oleh usus, sedangkan pada saat orang terkena tifus maka ususnya sedang luka akibat infeksi sehingga pasien harus mengurangi makanan yang sulit dicerna.
Sumber :health.detik.com
Read more: http://www.huteri.com/2000/kenapa-orang-tifus-tidak-boleh-banyak-bergerak#ixzz1u65UEohV