9. bab ii tlong di lihat
DESCRIPTION
aTRANSCRIPT
BAB IIPENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH
2.1 Penetapan Prioritas MasalahProgram Keluarga Berencana merupakan program kesehatan dasar yang berhubungan dengan permasalahan lintas sektoral. Diputuskan untuk menggunakan metode MCUA dalam penetapan prioritas masalah untuk program ini karena metode ini memiliki parameter expanding scope, dimana parameter ini menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain di luar sektor kesehatan.Dari masalah yang didapat diberikan penilaian pada masing-masing masalah dengan membandingkan masalah satu dengan lainnya, kemudian tiap masalah tersebut diberikan nilai. Pada metode MCUA, yang menjadi kriteria penilaian untuk menentukan prioritas masalah pada Puskesmas yang ada di Kecamatan Tanjung Priok yaitu :1. EmergencyEmergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan parameter kuantitatif berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh permasalahan tersebut. Misalnya masalah K1, maka yang digunakan sebagai parameter adalah angka kematian ibu, dan lain sebagainya.1. Greatest memberKriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang terkena masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa penyakit, maka parameter yang digunakan adalah prevalence rate. Sedangkan untuk masalah lain, maka greatest member ditentukan dengan cara melihat selisih antara pencapaian suatu kegiatan pada sebuah program kesehatan dengan target yang telah ditetapkan.1. Expanding ScopeMenunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain diluar sektor kesehatan. Parameter penilaian yang digunakan adalah seberapa luas wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta berapa banyak sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.1. FeasibilityKriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa mungkin masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah ketersediaan sumber daya manusia berbanding dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan kegiatan bersangkutan yang menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran untuk kegiatan tersebut.1. PolicyBerhubungan dengan orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah masyarakat memiliki kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah kebijakan pemerintah mendukung terselesaikannya masalah tersebut. Hal tersebut dapat dinilai dengan apakah ada seruan atau kebijakan pemerintah yang concern terhadap permasalahan tersebut, apakah ada lembaga atau organisasi masyarakat yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai media.Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut diatas untuk penilaian masalah dan masing-masing kriteria harus diberikan bobot penilaianuntuk dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih obyektif. Pada metode ini harus ada kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan.Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu dengan yang lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai bobot yang lebih tinggi. Setelah dikaji dan dibahas, didapatkan kriteria mana yang mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi. Nilai bobot berkisar satu sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah kriteria yang mempunyai bobot lima. Bobot 5 : paling pentingBobot 4 : sangat penting sekaliBobot 3 : sangat pentingBobot 2 : pentingBobot 1 : cukup penting
2.1.1 EmergencyEmergency menunjukkan besar kerugian yang ditimbulkan oleh masalah. Ini ditujukan dengan case fatality rate (CFR) masing-msing penyakit. Sedangkan untuk masalah-masalah yang tidak berhubungan dengan penyakit digunakan proxy CFR. Nilai proxy CFR didapatkan dari berbagai sumber, sedangkan sistem scoring proxy CFR ditentukan berdasarkan hasil diskusi, argumentasi,serta justifikasi. Nilai CFR dan Angka kematian (sumber: Departemen Kesehatan RI, Dirjen Pengendalian Penyakit Menular) sebagai berikut :Angka Kematian Ibu : 359 orang per 100.000 jumlah kelahiran hidup : 0,359%
Tabel 2.1 Penentuan Score berdasarkan Proxy AKIRange (%)Score
0 31
4 62
7 93
10 124
13 155
16 186
19 217
22 248
25 279
28 3010
Tabel 2.2 No.Program dan KegiatanCakupanTargetSelisihScore
1.Cakupan peserta KB Baru dengan IUD di wilayah Kelurahan gading timur, Gading barat dan pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 9,4% %
9,422,513,455
2.Cakupan peserta KB Baru dengan MOP di wilayah Kelurahan gading timur, Gading barat dan pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 4,9 %
4,922,517,246
3.Cakupan peserta KB Baru dengan MOW di wilayah Kelurahan gading timur, Gading barat dan pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 15 %
1522,57,83
4.Cakupan peserta KB Baru dengan implan wilayah Kelurahan gading timur, Gading barat dan pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 14,3 %
14,322,57,843
5.Cakupan peserta KB Baru dengan implan wilayah Kelurahan gading timur, Gading barat dan pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 14,3 %
42,322,520,157
6.Cakupan peserta KB Baru dengan implan wilayah Kelurahan gading timur, Gading barat dan pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 14,3 %
3122,59,553
7.Cakupan peserta KB Baru dengan kondom di wilayah Kelurahan gading timur, Gading barat dan pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 34,1 %
34,122,511,9594
8.Cakupan peserta KB Aktif dengan IUD di wilayah Kelurahan gading timur, Gading barat dan pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 0,62 %
0,6222,522.238
9.Cakupan peserta KB Aktif dengan MOP di wilayah Kelurahan gading timur, Gading barat dan pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 0 %
022,522,,858
10.Cakupan peserta KB Aktif dengan MOW di wilayah Kelurahan gading timur, Gading barat dan pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 0,02 %
0,0222,522,838
11.Cakupan peserta KB Aktif dengan implan di wilayah Kelurahan gading timur, Gading barat dan pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 0,23 %
0,2322,522,628
12.Cakupan peserta KB Aktif dengan suntik di wilayah Kelurahan gading timur, Gading barat dan pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 10%
1022,512,854
13.Cakupan peserta KB Aktif dengan pil di wilayah Kelurahan gading timur, Gading barat dan pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 1,68 %
1,6822,521,177
14.Cakupan peserta KB Aktif dengan kondom di wilayah Kelurahan gading timur, Gading barat dan pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 4,29 %
4,2922,518,566
2.1.2. Greetes MembersGreetes Members menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalens. Semakin besar selisih antara target dan cakupan maka akan semakin besar score yang didapatkan.
Tabel 2.3 Penentuan Score Greetes Members
Range (%)Score
0 31
4 62
7 93
10 124
13 155
16 186
19 217
22 248
25 279
28 3010
Tabel 2.4 Masalah di Puskesmas Kecamatan Tanjung PriokPeriode Januari-Maret 2014No.Program dan KegiatanCakupanTargetSelisihScore
1.Cakupan peserta KB Baru dengan IUD di wilayah Kelurahan gading timur, Gading barat dan pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 9,4% %
9,422,513,015
2.Cakupan peserta KB Baru dengan MOP di wilayah Kelurahan gading timur, Gading barat dan pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 4,9 %
4,922,517,66
3.Cakupan peserta KB Baru dengan MOW di wilayah Kelurahan gading timur, Gading barat dan pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 15 %
1522,57,53
4.Cakupan peserta KB Baru dengan implan wilayah Kelurahan gading timur, Gading barat dan pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 14,3 %
14,322,58,23
5.Cakupan peserta KB Baru dengan implan wilayah Kelurahan gading timur, Gading barat dan pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 14,3 %
42,322,519,87
6.Cakupan peserta KB Baru dengan implan wilayah Kelurahan gading timur, Gading barat dan pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 14,3 %
3122,59,23
7.Cakupan peserta KB Baru dengan kondom di wilayah Kelurahan gading timur, Gading barat dan pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 34,1 %
34,122,511,64
8.Cakupan peserta KB Aktif dengan IUD di wilayah Kelurahan gading timur, Gading barat dan pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 0,62 %
0,6222,521,887
9.Cakupan peserta KB Baru dengan kondom di wilayah Kelurahan gading timur, Gading barat dan pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 34,1 %
022,522,58
10.Cakupan peserta KB Aktif dengan MOW di wilayah Kelurahan gading timur, Gading barat dan pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 0,02 %
0,0222,522,488
11.Cakupan peserta KB Aktif dengan implan di wilayah Kelurahan gading timur, Gading barat dan pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 0,23 %
0,2322,522,278
12.Cakupan peserta KB Aktif dengan suntik di wilayah Kelurahan gading timur, Gading barat dan pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 10%
1022,512,54
13.Cakupan peserta KB Aktif dengan pil di wilayah Kelurahan gading timur, Gading barat dan pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 1,68 %
1,6822,520,827
14.Cakupan peserta KB Aktif dengan pil di wilayah Kelurahan gading timur, Gading barat dan pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 1,68 %
4,2922,518,216
2.1.3 Expanding ScopeExpanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain diluar sektor kesehatan. Parameter penilaian yang digunakan adalah seberapa luas wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta berapa banyak sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain diluar kesehatan. Dinilai melalui dua azas puskesmas yaitu azas pertanggung-jawaban wilayah dan azas keterpaduan. Azas pertanggung-jawaban wilayah dilihat dari luas wilayah dan jumlah penduduk yang ada di wilayah kelurahan tersebut. Sedangkan azas keterpaduan dilihat dari lintas sektor.Jumlah PUS Se-Kecamatan Kelapa Gading adalah 23.773, dan jumlah PUS peserta KB Baru periode Januari-Maret 2014 dengan MOP adalah 4 orang, dan untuk jumlah PUS peserta KB Aktif periode Januari-Maret 2014 dengan Suntik adalah 1.996 orang, dengan ini maka skoring penilaian didasarkan atas jumlah penduduk pada interval-interval tertentu. Jarak antar interval adalah 250 orang. Untuk keterpaduan lintas sektor diberikan nilai 10 karena masalah pada suatu program memungkinkan untuk menimbulkan masalah pada banyak sektor lainnya yang berhubungan langsung, sedangkan yang tidak ada kaitan dengan sektor lain diberikan nilai 5.
Tabel 2.5 Jumlah Penduduk, Kepala Keluarga (KK), Rukun Warga (RW), dan Rukun Tetangga (RT) di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading tahun 2013No.KelurahanJumlah PendudukJumlah KKJumlah RWJumlah RT
1.Kelapa Gading Timur38.50710.22421241
2.Kelapa Gading Barat44.15412.04122217
3.Pegangsaan Dua 55.46118.79013118
Jumlah138.12241.05556576
Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan Kelapa Gading tahun 2013.
Tabel 2.6 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Jumlah Penduduk Periode Januari Maret 2014No. KelurahanJumlah PendudukNilai
1.Kelapa gading timur38.507 jiwa1
2.Kelapa gading barat44.154 jiwa2
3.Penggangsaan dua55.461 jiwa3
Tabel 2.7 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Luas Wilayah Kelurahan di Kecamatan Tanjung Priok Periode Januari Maret 2014No. KelurahanPUSNilai
1.Kelapa gading timur6.9881
2.Pegangsaan Dua7.5412
3.Kelapa Gading Barat9.2443
Tabel 2.8 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Keterpaduaan Lintas Sektor Periode Januari Maret 2014
NilaiLintas Sektor
1Tidak ada keterpaduan lintas sektor
2Ada keterpaduan lintas sektor
Tabel 2.9 Penentuan Nilai Expanding Scope Program KB di Wilayah Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok Periode Januari November 2013
No.Program dan KegiatanJumlah PendudukPUSLintas SektorJumlah
1.Cakupan peserta KB Baru dengan IUD di wilayah Kelurahan gading timur pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 9,4% %
1113
2.Cakupan peserta KB Baru dengan MOP di wilayah Kelurahan Gading barat pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 4,9 %
2316
3.Cakupan peserta KB Baru dengan MOW di wilayah pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 15 %
3216
4.Cakupan peserta KB Baru dengan implan wilayah Kelurahan gading timur, pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 14,3 %
1113
5.Cakupan peserta KB Baru dengan implan wilayah Gading Barat pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 14,3 %
2316
6.Cakupan peserta KB Baru dengan implan wilayah pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 14,3 %
3216
7.Cakupan peserta KB Baru dengan kondom di wilayah Kelurahan gading timur, pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 34,1 %
1113
8.Cakupan peserta KB Aktif dengan IUD di wilayah Gading Barat pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 0,62 %
2316
9.Cakupan peserta KB Baru dengan kondom di wilayah pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 34,1 %
3216
10.Cakupan peserta KB Aktif dengan MOW di wilayah Kelurahan gading timur, pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 0,02 %
1113
11.Cakupan peserta KB Aktif dengan implan di wilayah Gading barat pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 0,23 %
2316
12.Cakupan peserta KB Aktif dengan suntik di wilayah pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 10%
3216
13.Cakupan peserta KB Aktif dengan pil di wilayah Kelurahan gading timur, pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 1,68 %
1113
14.Cakupan peserta KB Aktif dengan pil di wilayah Gading barat pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 1,68 %
2316
2.1.4. FeasibilityMenunjukkan sejauh mana kemungkinan program kerja yang terdapat di puskesmas dapat atau tidak dilaksanakan. Untuk menilai hal tersebut digunakan sistem scoring dilihat dari ketersediaan sumber daya manusia, program kerja, material, serta transportasi yang efektif serta efisien untuk mengatasi masalah tersebut.Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu masalah dapat diselesaikan meliputi:1. Ratio tenaga kerja puskesmas terhadap jumlah penduduk. Semakin banyak jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk, maka kemungkinan suatu permasalahan terselesaikan akan semakin besar. Oleh karena itu, dilakukan perhitungan ratio tenaga kesehatan di setiap puskesmas kelurahan terhadap jumlah penduduk yang menjadi sasaran program kesehatan dimasing-masing wilayah puskesmas.2. Jumlah Pegawai di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2013PuskesmasMedisParamedisUmumJumlah
NoPNSNon PNSPNSNon PNSPNSNon PNS
1Kec. Kelapa Gading61221091260
2Kel.Kelapa.Gading Timur20701111
3Kel.Kelapa.Gading Barat2050018
4Kel.Pegangsaan Dua 211211219
Jumlah1224611111698
3. Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading tahun 2013.
Tabel 2.10 Range Pada Skoring Ratio Tenaga Kesehatan
RangeScore
1 : 1 1 : 151
1 : 16 1 : 202
1 : 21 1 : 253
1 : 26 1 : 304
4. Ketersediaaan fasilitas, Scoring ketersediaan fasilitas terhadap setiap kegiatan Puskesmas penilaiannya dibagi 2, yaitu :tersedia dan tidak tersedia.Penilaian berdasarkan wawancara dengan pemegang program terkait.
Tabel 2.11 Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok Periode Januari November 2013
NoKategoriKetersediaanScore
1TempatTersedia2
Tidak tersedia1
2Alat/obatTersedia2
Tidak tersedia1
5. Ketersediaan dana, Scoring ketersediaan dana terhadap setiap kegiatan puskesmas dibagi 2 yaitu tidak dianggarkan dan di anggarkan. Penilaian berdasarkan wawancara dengan pemegang program terkait.
Tabel 2.12 Scoring Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok Periode Januari November 2013
No DanaScore
1Tidak Dianggarkan1
2Dianggarkan2
Tabel 2.13 Penentuan Nilai Feasabillty Program KB di Wilayah Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok Periode Januari November 2013
No.Program dan KegiatanSDM (Tenaga Kesehatan)Fasilitas (Alat/Obat)DanaJumlah
1.Cakupan peserta KB Baru dengan IUD di wilayah Kelurahan gading timur pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 9,4% %
1225
2.Cakupan peserta KB Baru dengan MOP di wilayah Kelurahan Gading barat pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 4,9 %
1225
3.Cakupan peserta KB Baru dengan MOW di wilayah pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 15 %
2125
4.Cakupan peserta KB Baru dengan implan wilayah Kelurahan gading timur, pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 14,3 %
1225
5.Cakupan peserta KB Baru dengan implan wilayah Gading Barat pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 14,3 %
1225
6.Cakupan peserta KB Baru dengan implan wilayah pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 14,3 %
2125
7.Cakupan peserta KB Baru dengan kondom di wilayah Kelurahan gading timur, pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 34,1 %
1225
8.Cakupan peserta KB Aktif dengan IUD di wilayah Gading Barat pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 0,62 %
1225
9.Cakupan peserta KB Baru dengan kondom di wilayah pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 34,1 %
2125
10.Cakupan peserta KB Aktif dengan MOW di wilayah Kelurahan gading timur, pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 0,02 %
1225
11.Cakupan peserta KB Aktif dengan implan di wilayah Gading barat pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 0,23 %
1225
12.Cakupan peserta KB Aktif dengan suntik di wilayah pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 10%
2125
13.Cakupan peserta KB Aktif dengan pil di wilayah Kelurahan gading timur, pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 1,68 %
1225
14.Cakupan peserta KB Aktif dengan pil di wilayah Gading barat pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 1,68 %
1225
2.1.5 PolicyUntuk dapat menyelesaikan masalah ini, maka aspek lain yang harus dipertimbangkan dari suatu masalah tersebut menjadi concern masyarakat dan pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana kebijakan yang dibuat oleh pemerintah terhadap masalah tersebut. Parameter yang digunakan sebagai hasil justifikasi ditentukan bahwa untuk mengetahui hal tersebut dilihat dari seberapa seringnya masalah tersebut dipublikasikan di berbagai media. Parameter tersebut diberikan nilai berdasarkan parameter yang paling mungkin sampai ke masyarakat. Publikasi suatu informasi kesehatan di media elektronik memiliki jangkauan yang lebih luas diberikan nilai 4. Sedangkan kebijakan pemerintah berupa undang-undang yang mengatur jumlah anak diberikan nilai 3. Begitupun dengan publikasi informasi dalam bentuk media cetak diberikan nilai 2. Maka pada publikasi informasi yang diberikan secara penyuluhan diberikan nilai 1 dan yang tidak diberikan, diberikan nilai 0. Penjumlahan dari nilai tersebut dijadikan score penilaian.
Tabel. 2.14 Scoring media promosi terhadap program KB Baru dan KB Aktif pada puskesmas di wilayah Kecamatan Tanjung Priok periode Januari November 2013ParameterScore
Penyuluhan :Ada Tidak ada12
Media Cetak (Poster, Majalah, Koran, Banner, Leaflet, Pamflet, Bookleat)Ada Tidak ada
12
Kebijakan pemerintah (undang-undang)AdaTidak ada
12
Media Elektronik (TV, radio, internet)AdaTidak ada
12
Tabel. 2.15 Penentuan Score Policy program KB baru dan aktif pada Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok periode Januari - November 2013NoProgram dan KegiatanPenyuluhanCetakKebijakan PemerintahElektronikJumlah
1Cakupan peserta KB Baru dengan IUD di wilayah Kelurahan gading timur pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 9,4% %
11114
2Cakupan peserta KB Baru dengan MOP di wilayah Kelurahan Gading barat pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 4,9 %
11114
3Cakupan peserta KB Baru dengan MOW di wilayah pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 15 %
10113
4Cakupan peserta KB Baru dengan implan wilayah Kelurahan gading timur, pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 14,3 %
10102
5Cakupan peserta KB Baru dengan implan wilayah Gading Barat pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 14,3 %
11114
6Cakupan peserta KB Baru dengan implan wilayah pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 14,3 %
10113
7Cakupan peserta KB Baru dengan kondom di wilayah Kelurahan gading timur, pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 34,1 %
11114
8Cakupan peserta KB Aktif dengan IUD di wilayah Gading Barat pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 0,62 %
11114
9
Cakupan peserta KB Baru dengan kondom di wilayah pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 34,1 %
11114
10Cakupan peserta KB Aktif dengan MOW di wilayah Kelurahan gading timur, pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 0,02 %
11114
11Cakupan peserta KB Aktif dengan implan di wilayah Gading barat pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 0,23 %
11113
12Cakupan peserta KB Aktif dengan suntik di wilayah pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 10%
10113
13Cakupan peserta KB Aktif dengan pil di wilayah Kelurahan gading timur, pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 1,68 %
11114
14Cakupan peserta KB Aktif dengan pil di wilayah Gading barat pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 1,68 %
11114
51
Tabel 2.16 Penentuan Masalah Menurut Metode MCUA (MS 1- MS 14) di Kecamatan Tanjung Priok Periode Januari-Maret Tahun 2014
No.ParameterBobotMS-1MS-2MS-3MS-4MS-5MS-6MS-7MS-8MS-9MS-10MS-11MS-12MS-13MS-14
NBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBN
1.Greetes Member5525630315315735315420735840840840420735630
2.Feasibity4520520520520520520520520520520520520520520
3.Expanding Scope33961861839618618396186183961861839618
4.Policy24848362448364848484836364848
5.Emergency15566333377334488888888447788
Jumlah156782625188626189938592687984
MS-1Cakupan peserta KB Baru dengan IUD di Kelurahan gading timur pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 9,4% berada di bawah target yaitu 22,5 %MS-2 Cakupan peserta KB Baru dengan MOP d wilayah Kelurahan Gading barat pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 4,9 % berada di bawah target yaitu 22,5 % MS-3 Cakupan peserta KB Baru dengan MOW di wilayah pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 15 % berada di bawah target yaitu 22,5 %MS-4 Cakupan peserta KB Baru dengan implan di wilayah Kelurahan gading timur pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 15 % berada di bawah target yaitu 22,5 %MS- 5 Cakupan peserta KB Baru dengan suntik di wilayah Kelurahan Gading barat pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 42,3 %berada di atas target yaitu 22,5 %MS-6Cakupan peserta KB Baru dengan pil di wilayah pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 42,3 % berada di atas target yaitu 22,5 %MS- 7Cakupan peserta KB Baru dengan kondom di wilayah Kelurahan gading timur pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 42,3 % berada di atas target yaitu 22,5 %MS-8 Cakupan peserta KB Aktif dengan IUD di wilayah Kelurahan Gading barat pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 42,3 % berada di atas target yaitu 22,5 %MS- 9 Cakupan peserta KB Aktif dengan MOP di wilayah pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 42,3 % berada di atas target yaitu 22,5 %MS-10 Cakupan peserta KB Aktif dengan MOW di wilayah Kelurahan gading timur pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 0,02 % berada di bawah target yaitu 22,5 %MS-11 Cakupan peserta KB Aktif dengan implan di wilayah Gading barat pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 0,23 % berada di bawah target yaitu 22,5 %MS- 12 Cakupan peserta KB Aktif dengan suntik di wilayah pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 0,23 % berada di bawah target yaitu 22,5 %MS-13 Cakupan peserta KB Aktif dengan pil di wilayah Kelurahan gading timur pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 0,23 % berada di bawah target yaitu 22,5 %MS-14 Cakupan peserta KB Aktif dengan kondom di wilayah Gading barat pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 0,23 % berada di bawah target yaitu 22,5 %
1. Masalah prioritas untuk program KB di wilayah Kecamatan Tanjung Priok yang akan ditetapkan penyebab masalah dengan menggunakan fishbone diagram adalah sebagai berikut:
1. Cakupan peserta KB Aktif dengan MOP di wilayah pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 42,3 % berada di atas target yaitu 22,5 %2. Cakupan peserta KB Aktif dengan implan di wilayah Gading barat pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 0,23 % berada di bawah target yaitu 22,5 %
2.2 Menentukan Penyebab Masalah
Setelah dilakukan penetapan prioritas terhadap masalah yang ada, selanjutnya ditentukan kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan penyelesaian yang ada terlebih dahulu. Pada tahap telah dicoba mencari apa yang menjadi akar permasalahan dari setiap masalah yang merupakan prioritas. Pada tahap ini digunakan diagram sebab akibat yang disebut juga diagram tulang ikan (fishbone diagram/ishikawa). Dengan memanfaatkan pengetahuan dan dibantu dengan data yang tersedia dapat disusun berbagai penyebab masalah secara teoritis.
Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input, yaitu sumber daya atau masukan oleh suatu sistem. Sumber daya sistem adalah :1. Man: jumlah staf/petugas, keterampilan, pengetahuan, dan motivasi kerja. 2. Money: jumlah dana3. Material: jumlah peralatan medis, dan jenis obat. 4. Method: cara5. Minute : waktu pelaksanaan
Proses adalah kegiatan sistem. Melalui proses akan diubah input menjadi output. Pada proses terdiri dari :1. Planning (perencanaan) : sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi, sampai dengan menetapkan alternatif kegiatan unuk mencapainya.2. Organizing (pengorganisasian) : rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi.3. Actuating (pelaksana) : proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang telah dimiliki dan dukungan sumber daya yang tersedia.4. Controlling (monitoring) : proses untuk mengamati secara terusmenerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan.
Masalah prioritas untuk program KB di wilayah Kecamatan Tanjung Priok yang akan ditetapkan penyebab masalah dengan menggunakan fishbone diagram adalah sebagai berikut:
1. Cakupan peserta KB Aktif dengan MOP di wilayah pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 42,3 % berada di atas target yaitu 22,5 %2. Cakupan peserta KB Aktif dengan implan di wilayah Gading barat pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 0,23 % berada di bawah target yaitu 22,5 %
2.3 Mencari Penyebab Masalah Yang Dominan Pada tahap iniadalah menentukan penyebab masalah yang dominan. Dari sembilan prioritas masalah yang mungkin dengan menggunakan metode Ishikawa atau lebih dikenal dengan fishbone (diagram tulang ikan), yang telah dikonfirmasi dengan data menjadi akar penyebab masalah (yang terdapat pada lingkaran). Dari akar penyebab masalah tersebut, dapat dicari akar penyebab masalah yang paling dominan. Penyebab masalah yang paling dominan adalah penyebab masalah yang apabila diselesaikan maka secara otomatis sebagian besar masalah-masalah yang lainnya dapat dipecahkan. Penentuan akar penyebab masalah yang paling dominan dengan cara diskusi, argumentasi, justifikasi dan pemahaman program yang cukup. Di bawah ini adalah penyebab masalah yang dominan dalam program KB pada puskesmas di wilayah Kecamatan Kelapa Gading.
3. 2.3.1 Cakupan peserta KB Aktif dengan MOP di wilayah pengangsaan dua pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 42,3 % berada di atas target yaitu 22,5 %
Berdasarkan data yang ditemukan cakupan peserta KB dengan suntik di wilayah Kecamatan Tanjung Priok periode Januari-Maret 2014 di dapatkan:Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah :1. Kurangnya motivasi tenaga kesehatan puskesmas terhadap pelaksanaan program KB (Man).2. Ruang lingkup program KB yang dianggap sempit (Money).3. Minat masyarakat yang tinggi terhadap pemilihan alat kontrasepsi suntik (Material).4. Kurangnya pelatihan bagi petugas KB mengenai penctatan data yang baik (Method).5. Waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program KB. (Minute)
Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah : 1. Perencanaan program dan anggaran puskesmas tidak sesuai dengan target dan sasaran (Planning).2. Tidak jelasnya pembagian tugas pengorganisasian program KB (Organizing).3. Kurangnya komunikasi antar petugas pelaksana program KB (Actuating).4. Koordinasi dalam proses pengawasan masih belum baik (Controlling).
Akar penyebab masalah yang ditemukan pada lingkungan (Environtment) adalah:1.Kurangnya penyediaan fasilitas dalam penyampaian informasi (Environment).
Dari sepuluh akar penyebab masalah di atas maka ditetapkan empat akar penyebab masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi langsung juga pemahaman yang cukup. Keempat akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut adalah :0. Minat masyarakat yang tinggi terhadap pemilihan alat kontrasepsi suntik.(Material)0. Kurangnya pelatihan bagi petugas KB mengenai pencatatan data yang baik. (Method)0. Perencanaan program dan anggaran puskesmas tidak sesuai dengan target dan sasaran. (Planning)0. Tidak jelasnya pembagian tugas pengorganisasian program KB. (Organizing)
\2.3.2Cakupan peserta KB Aktif dengan implan di wilayah Gading barat pada Januari Maret 2014 adalah sebesar 0,23 % berada di bawah target yaitu 22,5 %
Dari data yang ditemukan Cakupan peserta KB Aktif dengan Pil di wilayah Kecamatan Tanjung Priok bulan Januari s/d November 2013 adalah sebesar 113,20%, berada di atas target yakni 82,5%, dari diagram Fishbone ditemukan 10 akar penyebab masalah.Akar penyebab masalah yang ditemukan dari input adalah : 1. Kurangnya koordinasi antara pihak pengawas dengan pihak pelaksana program KB. (Man)2. Rendahnya biaya produksi pembuatan kontrasepsi pil. (Money)3. Kurangnya informasi mengenai target sasaran penggunaan alat kontrasepsi. (Material)4. Kurangnya pemahaman tentang metode dan pelaksanaan program KB lainnya. (Method)5. Waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program KB. (Minute)
Akar penyebab masalah yang ditemukan dari process adalah :1. Kurangnya pemahaman petugas perencana mengenai kebijakan BKKBN. (Planning)2. Pembagian tugas staf yang masih belum jelas.(Organizing)3. Kurangnya pembekalan dan pelatihan terhadap petugas dalam memberikan informasi kepada masyarakat tentang jenis jenis KB. (Actuating)4. Kurangnya tenaga pengawas lapangan. (Controling)
Akar penyebab masalah yang ditemukan dari lingkungan (Environment) adalah :1. Kurangnya tenaga kesehatan yang terjun ke lapangan masyarakat
Dari sepuluh akar penyebab masalah di atas dipilih empat akar penyebab masalah yang paling dominan, yang didapatkan berdasarkan hasil diskusi dan justifikasi :1. Kurangnya koordinasi antara pihak pengawas dengan pihak pelaksana program KB. (Man)2. Kurangnya pemahaman petugas perencana mengenai kebijakan BKKBN. (Planning)3. Pembagian tugas staf yang masih belum jelas. (Organizing)4. Kurangnya pembekalan dan pelatihan terhadap petugas dalam memberikan informasi kepada masyarakat tentang jenis jenis KB. (Actuating)