882.pdf
TRANSCRIPT
![Page 1: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPAN
lAPORAN AKHIR
PENGEMBANGAN METODE EKSTRAKSI OEM
(DIGITAL ELEVATION MODEL) DARI DATA ALOS PRISM
PROGRAM INSENTIF RISET DASAR Fokus Bidang Prioritas: Teknologi lnformasi dan Komunikasi
Kode Produk Target: 5.06 Kode Kegiatan: 5.06.03
Peneliti Utama: Dr. Bam bang Trisakti
PUSAT PENGEMBANGAN PEMANFAATAN DAN TEKNLOGI PENGINDERAAN JAUH
LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN) Jalan LAPAN no. 70, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta 13710, Indonesia
Tei./Fax: (021) 8722733
NOVEMBER 2010
![Page 2: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/2.jpg)
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN
Judul Penelitian: PENGEM BANGAN METODE EKSTRAKSI OEM (DIGITAL ELEVATION MODEL) DARI
DATA ALOS PRISM
Fokus Bidang Prioritas: Teknologi lnformasi dan Komunikasi Kode Produk Target: 5.06 Kode Kegiatan : 5.06.03 Lokasi Penelitian : Jakarta
Penelitian Tahun Ke : 1
Keterangan Lembaga Pelaksana/Pengelola Penelitian A. lembaga Pelaksana Penelitian
Nama Peneliti Utama Dr. Bam bang Trisakti
Nama Lembaga/lnstitusi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Unit Organisasi Pusat Pengembangan Pemanfaatan dan Teknologi lnderaja (PUSBANGJA)
Ala mat Jl. LAPAN No. 70, Pekayon Pasar Rebo, Jakarta 13710, Indonesia
Telepon/HP/Faksimil/e-mai/ 021-8722733/ 08889716291/ [email protected]
B. lembaga lain yang terlibat (dapat lebih dari satu) Nama Koordinator
Nama Lembaga
Ala mat Telepon/Faksimile/e-mail
Jangka Waktu Kegiatan : 1 tahun Biaya Tahun-1 : Rp 165.800.000 Biaya Tahun-2 : Rp -. Total Biaya : Rp 165.800.000 Kegiatan (baru/lanjutan) : Baru Rekapitulasi Biaya Tahun yang Diusulkan :
No.
1.
2.
3. 4.
Uraian Gaji dan Upah Bahan Habis Pakai
Perjalanan Dinas Lain-la in
Jumlah biaya tahun yang diusulkan
Menyetujui:
Kepala Pusat Pengembangan Pemanfaatan dan Teknologi
Penginderaan Jauh
(ffffl, ~ __, (lr. Agus Hidayat, M.Sc.)
Jumlah (Rp)
108.100.000 9.910.000
28.000.000 19.790.000
165.800.000
Peneliti Utama
(Dr. Bam bang Trisakti)
![Page 3: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/3.jpg)
RINGKASAN KEGIATAN
Judul Penelitian:
PENGEMBANGAN METODE EKSTRAKSI OEM (DIGITAL ELEVATION MODEL) DARI DATA ALOS
PRISM
Digital Elevation Model (OEM) merupakan salah satu data utama untuk mendukung berbagai
kegiatan, seperti pembuatan peta topografi, koreksi geometrik citra, pemetaan daerah rawan
bencana (banjir, tsunami, longsor, dan gunung api) dan rencana tataruang wilayah. OEM dapat
dihasilkan dengan perhitungan paralaks menggunakan data stereo ALOS PRISM. Kegiatan ini
bertujuan untuk memperoleh prosedur pembuatan OEM dari data ALOS PRISM dengan akurasi
yang dapat diterima (ekuivalen dengan akurasi vertikal OEM SRTM X-C band resolusi 30m).
OEM diturunkan dengan menggunakan modul Leica Photogrammetry Suite (LPS} software
Erdas Imagine dan mengembangkan metode penggabungan OEM SRTM dan peta topografi
Selanjutnya dilakukan pengujian tingkat akurasi terhadap OEM yang dihasilkan, analisis terhadap
pengaruh beberapa parameter (jumlah, distribusi dan sumber GCP, rasio base-to-height, operator
yang mengerjakan dan resolusi spasial OEM). Berbagai informasi tersebut kemudian akan
digunakan untuk pembuatan prosedur standar penurunan OEM dari citra ALOS PRISM yang dapat
dioperasionalkan. Oaerah penelitian adalah wilayah Bandung, Bogar di Provinsi Jawa Barat, dan
Sragen di Provinsi Jawa Tengah dengan pertimbangan bahwa wilayah-wilayah ini mempunyai
kondisi topografi yang bervariasi sehingga dapat mewakili lingkungan bertopografi rendah sampai
lingkungan bertopografi tinggi. Selain penurunan OEM, dilakukan juga kajian metode
penggabungan data ketinggian dari OEM SRTM dengan peta topografi, dan tingkat akurasi dari
OEM hasil pengabungan kedua jenis informasi tersebut.
Kegiatan ini telah dilaksanakan dari bulan Februari-November 2010. Hasil yang diperoleh
adalah sebagai berikut:
1. OEM dari PRISM ALOS dapat diturunkan dengan menggunakan model geometrik sensor
"Generic pushbroom" LPS-Imagine. Walaupun masih perlu kajian lebih lanjut metode
penghilangan blunder (bull eyes).
2. Akurasi OEM dari PRISM ALOS dipengaruhi secara signifikan oleh jumlah, distribusi
GCP/CP, sumber GCP/CP dan kemampuan operator. Sedangkan stereo pair dan resolusi
spasial OEM kurang mempengaruhi secara signifikan.
![Page 4: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/4.jpg)
3. Akurasi OEM dari PRISM ALOS menggunakan GCP pengukuran lapangan lebih baik
dibandingkan akurasi OEM SRTM, sementara akurasi OEM dari ALOS PRISM menggunakan
GCP/CP data referensi mempunyai akurasi 1.5-2 kali akurasi bila menggunakan GCP
pengukuran lapangan
4. Prosedur pembuatan OEM dari PRISM ALOS dapat dibuat, dengan memperhatikan
pengaruh parameter-parameter yang mempengaruhi tingkat akurasi OEM
5. Akurasi OEM dapat ditingkatkan dengan pengabungan titik tinggi 2 data yang berbeda
melalui metode interpolasi
6. Metode interpolasi krigging mempunyai akurasi terbaik dibandingkan metode lain yang
digunakan pada kegiatan ini
![Page 5: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/5.jpg)
PRAKATA
Berkat rahmat Allah SWT, draft laporan tahap II dari penelitian kami yang berjudul 11PENGEMBANGAN METODE EKSTRAKSI OEM {DIGITAL ELEVATION MODEL) DARI DATA ALOS
PRISM"dapat diselesaikan dengan baik.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Kemen Ristek yang telah memberikan
bantuan dana untuk melaksanakan penelitian ini. Terimakasih pula kami sampaikan
kepada pejabat struktural eselon I, II dan Ill di lingkungan Kedeputian Penginderaan Jauh
yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan kepada kami, sehingga
penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
Kami mengharapkan banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian ini
sehingga tujuan dan sasaran penelitian dapat tercapai pada akhir kegiatan.
Jakarta, 22 November 2010
Atas nama tim
Peneliti Utama
(Dr. Bam bang Trisakti)
![Page 6: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/6.jpg)
DAFTAR lSI
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN ii
PERSONIL PELAKSANA PENELITIAN iii
RINGKASAN KEGIATAN iv
PRAKATA vi
DAFTAR lSI vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR X
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................•.............................. 1
1-1. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1-2. Hipotesis ................................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................................... 4
2-1. Digital Elevation Model (DEM) ................................................................................. 4
2-2. Sistem Perekaman Sensor Stereo dan Metode Pegukuran Ketinggian ...................... 7
2-3. Proses Penurunan DEM .......................................................................................... 10
2-4. Sensor PRISM dari Satelit ALOS .............................................................................. 13
2-5. Shuttle Radar Topography Mission ......................................................................... 16
BAB Ill TUJUAN DAN MANFAAT ......................................•.........•....................••••••.......••••.•.••.. 19
3-1. Tujuan dan Sasaran Kegiatan .................................................................................. 19
3-2. Output Kegiatan ..................................................................................................... 19
3-3. Manfaat Kegiatan ................................................................................................... 19
BAB IV METODOLOGI ............................................................................................................. 20
4-1. Lokasi Penelitian ..................................................................................................... 20
4-2. Data yang Digunakan .............................................................................................. 20
4-3. Metode Penelitian .................................................................................................. 21
![Page 7: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/7.jpg)
BAB V KAJIAN PEMANFAATAN OEM CITRA STERE0 ............................................................... 31
5-l. Kegiatan Awal untuk Persiapan Pembuatan OEM .................................................... 31
5-2. Penurunan OEM dari Citra ALOS Stereo ALOS PRISM .............................................. 36
S-3. Analisis Pengaruh Parameter terhadap Tingkat Akurasi OEM .................................. 42
5-4. Perbandingan DEM dari ALOS PRISM dengan OEM SRTM ........................................ SO
5-5 . Penggabungan OEM SRTM dan Peta Topografi ....................................................... 52
BAB VI KESIMPULAN ............................................................................................................. 56
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 51
LAMP IRAN
I. SURVEI LAPANGAN KE BANDUNG
II. SURVEI LAPANGAN KE BOGOR, CIANJUR DAN SEKITAR
Ill. JUKNIS PEMBUATAN OEM ALOS PRISM MENGGUNAKAN LPS, IMAGINE
IV. BUKU CATATAN HARlAN PENELITIAN
r
![Page 8: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/8.jpg)
1-1. LATAR BELAKANG
BASI
PENDAHULUAN
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mempunyai tugas dan fungsi antara
lain menghasilkan informasi geospasial berbasis data satelit penginderaan jauh kepada institusi
terkait, masyarakat, perguruan tinggi, dll. Salah satu kegiatan dari Kedeputian Penginderaan Jauh
- LAPAN adalah menyediakan informasi Digital Eelevation Model (OEM) berbasis citra satelit
resolusi tinggi dan menengah, sebagai data pendukung untuk berbagai kegiatan, khususnya
kegiatan penyiapan data standar, mitigasi bencana, dan penyusunan tataruang wilayah.
OEM merupakan informasi digital dari ketinggian (topografi) suatu wilayah permukaan
bumi yang dapat disimpan dalam bentuk data raster berbasis piksel atau dalam bentuk data
vektor berbasis poligon. Beberapa metoda penurunan ketinggian permukaan bumi yang umum
dilakukan adalah: pengukuran ketinggian secara langsung di lapangan menggunakan Global
Positioning System (GPS) geodetik, menghitung ketinggian berdasarkan paralak yang terjadi pada
citra stereo hasil perekaman sensor optik (airbone atau satelit penginderaan jauh}, dan
menghitung ketinggian dengan metode interferometri berdasarkan beda fase pada citra Synthetic
Aparture Radar (SAR). Masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam bila
digunakan dalam pembuatan OEM, sebagai contoh: metode pengukuran lapangan membutuhkan
titik pengukuran yang banyak dan meyebar untuk menghasilkan suatu OEM yang baik, citra stereo
sensor optik mudah diproses untuk menghasilkan OEM dengan akurasi tinggi tapi bermasalah
dengan tutupan awan, sedangkan citra stereo sensor radar tidak terpengaruh dengan kondisi
awan dan waktu (siang atau malam) tapi mempunyai tingkat kesulitan yang cukup tinggi dalam
pengolahannya. Oewasa ini perkembangan teknologi satelit sensor optik sangat cepat terutama
dengan semakin tingginya resolusi spasial dari data yang direkam, sehingga dapat diperoleh citra
stereo sensor optik untuk menghasilkan informasi OEM dengan akurasi tinggi. Berdasarkan hal
tersebut penurunan OEM resolusi tinggi menggunakan data stereo sensor optik menjadi salah
satu pilihan utama saat ini.
Ekstraksi data OEM dengan teknik menghitung ketinggian dari paralaks dilakukan dengan
memanfaatkan satelit optik yang dapat merekam citra stereo (dua atau lebih citra yang direkam
dari sudut yang berbeda). Salah satu satelit yang dapat merekam data stereo adalah satelit
Advanced Land Observation Satellite (ALOS). ALOS adalah satelit milik Jepang yang diluncurkan
pada tanggal 24 Januari 2006 yang membawa 3 instrumen sensor yaitu PRISM, AVNIR dan
![Page 9: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/9.jpg)
PALSAR. PRISM (The panchromatic Remote Sensing Instrument for Stereo Mapping) adalah sensor
untuk merekam citra optik pankromatik pada panjang gelombang 0.52-0.77 flm dengan resolusi
spasial 2.5 m. Sensor ini mempunyai 3 teleskop untuk merekam citra stereo dari arah depan
(Forward), arah tegak lurus (Nadir) dan arah belakang (Backward) searah dengan orbit satelit
(along track). Kombinasi citra stereo tersebut dapat digunakan untuk menghasilkan OEM dengan
akurasi yang cukup untuk memetakan permukaan bumi dalam skala 1:25.000 (JAXA, 2006).
Ekstraksi OEM dari data stereo ALOS PRISM dan pengujian tingkat akurasi dari OEM yang
dihasilkan telah dipublikasi dalam beberapa paper penelitian, seperti pada Tabel 1. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut OEM yang dihasilkan dari citra stereo sensor ALOS PRISM mempunyai
akurasi sekitar 2- 6.5 m. Tetapi karena satelit ALOS relatif baru, maka penelitian tersebut masih
terhitung sedikit dibandingkan dengan penelitian sejenis untuk citra stereo satelit lain, seperti
citra stereo SPOT atau ASTER. Oari resolusi spasial yang tinggi, maka satelit ALOS khususnya citra
stereo PRISM sangat bermanfaat untuk memetakan topografi secara detil dan akurat untuk
wilayah Indonesia yang mempunyai beragam variasi ketinggian dan daerah yang sulit dijangkau
oleh survei lapangan. Selain itu, OEM dari data ALOS diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
akan DEM dengan resolusi spasial tinggi yang selama ini hanya dapat dipenuhi dengan
menggunakan DEM Shutlle Radar Topography Mission (SRTM) C band dengan resolusi spasial 90
meter dan OEM SRTM X-C band dengan resolusi spasial 30m.
Tabel1-l. Akurasi OEM SRTM dan OEM dari stereo PRISM ALOS
Tahun Sensor satelit Referensi Akurasi (m)
2004 ALOS PRISM Chen T. et al. <3m {93%)
2005 SRTM X- band Gesch D. 3-Sm
2006 SRTM X band Yastikh et al. 5.6
2006 SRTM C band Yastikh et al. 9.6m
2006 ALOS PRISM JAXA <6.5 m
2008 ALOS PRISM Bignone & Umakawa 2-5m
2008 ALOS PRISM Schneider et al. 4m
2010 ALOS PRISM Geo Image 5m
Beberapa hasil penelitian mengenai penurunan DEM dari data stereo ALOS PRISM juga telah
dilakukan di Indonesia (Trisakti dan Pradana {2007), Surlan et al. {2009), Amhar dan Komara
{2009)). Trisakti dan Pradana {2007) telah mencoba menurunkan OEM menggunakan modul
Orthobase-Pro dari software Erdas Imagine dengan menggunakan data Ground Control Point
{GCP) dari citra referensi Landsat ortho dan OEM SRTM. Kajian yang dilakukan meliputi
perbandingan tingkat ketelitian antara OEM (citra stereo PRISM dan citra stereo ASTER) dan
![Page 10: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/10.jpg)
perbandingan level data citra stereo ALOS PRISM yang digunakan. Ketelitian OEM dari ALOS
PRISM berdasarkan hasil penelitian di Indonesia diperlihatkan pada Tabel 2, dimana hasil tidak
terlalu berbeda dengan hasil penelitian pada Tabel 3. Dari jumlah penelitian yang dilakukan
terlihat bahwa jumlah penelitian di Indonesia mengenai penurunan OEM dari ALOS PRISM masih
sangat kurang. Bahkan kajian mengenai parameter-parameter yang mempengaruhi tingkat
akurasi OEM seperti, jumlah minimal GCP, distribusi sebaran GCP, resolusi spasial OEM yang
dihasilkan dan model sensor yang digunakan belum banyak dikerjakan. Oleh karena itu perlu
dilakukan kajian mengenai penurunan OEM dari citra stereo ALOS PRISM dan parameter
parameter yang mempengaruhi tingkat akurasi OEM yang dihasilkan.
Tabell-2. Akurasi OEM dari stereo PRISM ALOS
Tahun Sensor satelit Referensi Akurasi (m)
2007 ALOS PRISM Trisakti & Pradana < 6.5 m terhadap SRTM X band
2009 ALOS PRISM Amhar & Komara <Sm
Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan ekstraksi OEM dari citra stereo ALOS PRISM
menggunakan modul Leica Photogrammetry Suite (LPS) software Erdas Imagine. Selanjutnya
melakukan pengujian tingkat akurasi OEM yang dihasilkan, analisis pengaruh beberapa parameter
(jumlah, distribusi dan sumber GCP, rasio base-to-height, operator yang mengerjakan dan resolusi
spasial OEM). Berbagai informasi tersebut kemudian akan digunakan untuk pembuatan prosedur
standar penurunan OEM dari citra ALOS PRISM yang dapat dioperasionalkan. Daerah penelitian
adalah wilayah Bandung, Bogar di Provinsi Jawa Barat, dan Sragen di Provinsi Jawa Tengah
dengan pertimbangan bahwa wilayah-wilayah ini mempunyai kondisi topografi yang bervariasi
sehingga dapat mewakili lingkungan bertopografi rendah sampai lingkungan bertopografi tinggi.
Selain ltu akan dikaji pula metode penggabungan data ketinggian dari OEM SRTM dengan peta
topografi, dan tingkat akurasi dari OEM hasil pengabungan kedua jenis informasi tersebut.
1-2. HIPOTESIS
1. Data stereo ALOS PRISM dapat digunakan untuk menurunkan OEM dengan akurasi vertikal
ekuivalen atau lebih baik dibandingkan dengan SRTM X-C band resolusi spasial 30m
2. Tingkat akurasi OEM dipengaruhi oleh beberapa hal seperti: jumlah, distribusi dan sumber
GCP, rasio base-to-height, operator yang mengerjakan, resolusi spasial OEM.
3. Pengabungan antara Data SRTM dan peta topografi menghasilkan informasi topografi yang
lebih detil.
![Page 11: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/11.jpg)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2-1. DiGITAL ELEVATION MODEL {OEM)
Digital Elevation Model atau OEM adalah model dijital yang memberikan informasi bentuk
permukaan bumi (topografi) dalam bentuk data raster, vektor atau bentuk data lainnya. OEM
terdiri dari 2 informasi, yaitu: data ketinggian dan data posisi koordinat dari ketingian tersebut di
permukaan bumi. Pada beberapa referensi, istilah OEM sering dikaitkan dengan beberapa istilah
lainnya yaitu: Digital Terrain Model {DTM) dan Digital Surface Model (DSM). Gambar 2-1
memperlihatkan perbedaan antara OEM, DTM dan DSM. OEM merupakan informasi ketinggian
permukaan bumi yang ditampilkan dengan perbedaan warna (warna hitam memperlihatkan
daerah topografi rendah, sedangkan warna putih memperlihatkan daerah topografi tinggi), DTM
merupakan informasi ketinggian dari permukaan bumi tanpa tutupan lahan diatasnya, sedangkan
DSM merupakan informasi tutupan lahan dari permukaan bumi beserta tutupan lahan diatasnya
(sebagai contoh, daerah perkotaan yang memperlihatkan 30 dari gedung-gedung).
DEM: Digital Elevation Model DIM: Digital Terain Model DSM: Digital Surface Model
Gambar 2-1 Tampilan OEM, DTM dan DSM
Beberapa metoda umum yang biasa digunakan untuk menurunkan OEM adalah:
1. Melakukan interpolasi, yaitu melakukan interpolasi terhadap titik ketinggian (dimana titik
berisi informasi ketinggian Z dan koordinat XY) atau interpolasi terhadap garis kontur untuk
![Page 12: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/12.jpg)
menghasilkan OEM. Gambar 2-2 memperlihatkan garis kontur dengan interval 25 m untuk
daerah Banda Aceh dan OEM hasil dari interpolasi data kontur tersebut.
Gambar 2-2 (a) Garis kontur RBI dengan interval 25m untuk wilayah Aceh,
(b) OEM RBI hasil interpolasi dari data kontur RBI
2. Penurunan OEM mengunakan citra stereo, yaitu menggunakan 2 atau lebih citra yang
diperoleh dari sudut pandang yang berbeda. Sebagai contoh adalah Gambar 2-3 yanag
memperlihatkan sensor VNIR-ASTER yang mempunyai 2 citra stereo, dan PRISM-ALOS yang
mempunyai 3 citra stereo (triplet) searah dengan lintasan satelit. Selanjutnya Gambar 2-4
memperlihatkan contoh citra stereo yang direkam oleh PRISM-ALOS di kaki gunung Fuji,
beserta OEM yang dihasilkan menggunakan citra stereo tersebut.
VNIR ASTER, 2 arah pandang
\·1: Ltlo.!-<itf"',!:hl \~..:lVI ,,fbJk.I~N !N".fr•·le';l,t
_j
PRISM ALOS, 3 arah pandang
Gambar 2-3 Perekaman citra stereo sensor VNIR-ASTER dan PRISM-ALOS
![Page 13: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/13.jpg)
r-
r--
r--
"'
~
r--
"' r---
"'
"'
r--
"'
"' 3.
"'
Arah Pandang forward Arah Pandang nadir Arah Pandang backward
Tampilan 3D untuk gunung Fuji
Gambar 2-4 Citra stereo (Arah pandang forward, nadir dan backward) ALOS beserta tampilan
3D yang dibentuk dari citra stereo tersebut (JAXA)
Radar lnterferometri (lnSAR). Teknik dimana data dari sensor radar dari satelit penginderaan
jauh (contoh: ERS, JERS-1, RadarSAT dan PALSAR-ALOS) digunakan untuk memetakan
ketinggian (topografi) dari permukaan bumi. Dua citra radar yang meliput wilayah yang sama
di permukaan bumi dan direkam dalam waktu yang bersamaan, dikombinasikan untuk
membentuk interferogram. Lingkaran warna (fringes) yang terdapat pada interferogram
memperlihatkan ketinggian permukaan bumi, ketinggian akan berubah dengan drastis pada
lingkaran warna yang berdekatan. Gambar 2-5 dan 2-6 memperlihatkan contoh citra
interferogram yang diperoleh dari hasil interferometri, dan tampilan 3D dari DEM yang
diperoleh.
c
![Page 14: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/14.jpg)
r
Gambar Z-5 Citra interferogram dari hasil interferometri (JAXA)
Gambar Z-6 Tampilan 3D dari DEM yang dihasilkan (JAXA)
2-2. SISTEM PEREKAMAN SENSOR STEREO DAN METODE PENGUKURAN KETINGGIAN
Gambar 2-7 memperlihatkan konfigurasi dari sistem stereo ASTER. Hubungan antara
Base/Height dan a adalah B/H = tan a, dimana a adalah sudut yang terbentuk antara arah nadir
dan arah backward pada lokasi observasi di permukaan bumi. Sudut a yang sesuai dengan rasio
B/H sebesar 0.6 adalah sudut 30.96°. Dengan mempertimbangkan bentuk dari permukaan bumi,
maka sudut antara teleskop nadir dan teleskop backward didesain menjadi sebesar 27.60°.
Gambar 2-8 memperlihatkan bentuk geometri dan waktu pengambilan 1 scene data stereo
ASTER sepanjang lintasan orbit (along-track). Satelit Terra melintasi garis orbit dengan ketinggian
rata-rata 705 (di daerah equator) dari permukaan bumi dengan kecepatan 6.7 km/detik.
Pengambilan 1 scene data dengan swath 60 km (meliputi luasan 60 x 60 km) dari dari arah nadir
membutuhkan waktu sekitar 9 detik, sedangkan pengambilan 1 scene data stereo dari arah nadir
dan bacward membutuhkan waktu sekitar 64 detik. Sudut yang dibentuk antara teleskop nadir
dan backward adalah 27.6° untuk menghasilkan rasio Base/Height sebesar 0.6 dengan
memperhatikan bentuk kurva permukaan bumi.
![Page 15: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/15.jpg)
SPACECRAFT
CENTER OF EARTI I
Gambar 2-7. konfigurasi dari sistem stereo (Sensor ASTER)
COMPL.CTE ACQUISITION
38
I I 64 55
6 7 km/sec
430 370
BEGIN ACQUISITION
3N
I 9 0 sec
705 km ORBIT
GROUND 60 Okm
~-1 t-1 STEREO
SCENE
Gam bar 2-8 Bentuk geometri dan waktu pengambilan 1 scene data stereo
searah lintasan orbit (along-track)
![Page 16: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/16.jpg)
Gambar 2-9 memperlihatkan algoritma pengukuran tinggi objek .6.h dari perbedaan
paralak (jarak paralak) .6.p pada sistem stereo sensor ASTER (Lang H. and Welch (1999L Trisakti et
a/. (2006)). Objek pada permukaan bumi dengan ketinggian .6.h, direkam dengan dua teleskop dari
arah 1 (Tegak lurus) dan arah 2 (miring).
Teleskop1 akan melakukan merekam bagian puncak dan bagian dasar objek pada waktu
yang sama (waktu tl}, sedangkan teleskop 2 akan merekam terlebih dahulu pada bagian puncak
objek (waktu t2 dan jarak X2 dari posisi rekam sensor 1) kemudian merekam bagian dasar (waktu
t3 dan jarak X1 dari posisi rekam sensor 1). Sehingga terjadi perbedaan waktu dan jarak untuk
merekam antara bagian puncak dan dasar objek sebesar t3-t2 dan X1-X2. Perbedaan ini akan
mengakibatkan terjadinya perbedaan posisi antara puncak dan dasar objek pada citra perekaman
arah miring, sedangkan pada citra perekaman tegak lurus, puncak atau dasar objek akan mengacu
hanya pada posisi dasar objek. Perbedaan ini disebut perbedaan paralak atau jarak paralak f..p
yang besarnya sama dengan jarak perekaman arah miring antara puncak dan dasar objek X1-X2,
atau f..p= X1-X2. Sudut arah miring terhadap garis vertikal (atau sudut yang dibentuk antara
telescop 1 dan teleskop 2) adalah sebesar a, dimana tan a senilai dengan X1 dibagi ketinggian
satelit dari permukaan bumi, atau B/H. Jadi persamaan yang dapat dibentuk adalah sebagai
berikut:
.6.p= X1-X2
tan a= B/H
{2-1)
(2-2)
Selanjutnya ketinggian objek .6.h dapat dihitung dengan formula trigonometri sederhana
yaitu: tan a= (X1-X2)/ .6.h. Sehingga persamaannya menjadi sebagai berikut
.6.h = (X1-X2)/tan a
f..h = f..p/ (B/H)
f..h = H*f..p/B
(2-3)
(2-4)
{2-5)
Dari Persamaan ini diketahui bahwa ketinggian objek dapat ditentukan dengan cara menentukan
jarak paralak terlebih dahulu.
![Page 17: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/17.jpg)
Tana=B/H
3N X1 - X2 = t.p
Height H
t1
~ ' ' '
At Vert ical
u
X2
t2 13
XI
:
~~h tan (!
38
X1- X2 = t.p t.h = -tan a tan a
datum
Ketinggian i\h ~-·· ····:~·· •
~--~~L-------------------~----
--. -t.p B
Jarak paralax Base
Gambar 2-9 Pendekatan pengukuran ketinggian ~h dari perbedaan paralak (jarak paralak)
~p pada sistem stereo (Sumber: Lang H. and Welch (1999), Trisakti et a/.
(2006))
2-3. PROSES PENURUNAN OEM
Konsep dasar dari penurunan OEM adalah membangun model korelasi antara sistem
kordinat image space (30), sensor dan sistem kordinat ground space (30).
Sedangkan Tahapan penurunan OEM terdiri dari 4 tahap, yaitu:
1. Transfomasi Sistem Koordinat:
Transformasi sistem koordinat piksel ke sistem kordinat image space menggunakan
parameter orientasi dalam (Internal geometry). Parameter orientasi dalam terdiri dari:
focal length, principal point, fiducial mark.
Metode transformasi yang digunakan adalah metode transformasi Affine, seperti pada
persamaan (2-6) dimana dibutuhkan minimal 3 titik (XY) untuk mendapatkan 6 koefisien
tranformasi yang digunakan untuk memenuhi persamaan tersebut. llustrasi trasnformasi
Affine diperlihatkan pada Gambar 2-10
x = al + a2X + a3Y
y = bl + b2X +b3Y
(2-6)
(2-7)
![Page 18: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/18.jpg)
Dim ana,
x, y: koordinat image
X, Y : koordinat piksel
Ya- e ro-r1e
Gambar 2-10_ llustrasi transformasi Affine
2. Space Resection
Membuat korelasi antara sistem kordinat image space (x,y,z) dengan ground space
(X,Y,Z) . Digunakan persamaan kolinear, dengan syarat bahwa titik 0 (sensor), kordinat
image dan kordinat ground terletak segaris (linear) seperti Gambar 2-11. Gambar 2-12
memperlihatkan persamaan model korelasi antara sensor, image dan ground serta
persamaan kolinear yang dibentuk, dimana persamaan kolinear digunakan untuk
mengestimasi parameter orientasi luar (X,Y,Z, ro ,<j>,K), untuk itu dibutuhkan input GCP
minimal 3 GCP (XYZ) atau lebih besar untuk mendapatkan 6 koefisien persamaan.
Gambar 2-11. Sensor (0), kordinat image dan kordinat ground terletak segaris (linear)
![Page 19: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/19.jpg)
Korelasi sensor, image dan ground:
Image /[;:- ;~ s:at:I [~:- ~oj -f j l Zp-Zo ~ Ground
Matrik rotasi M( w,r/J,K.)
Kolinear:
Gambar 2-12. Korelasi antara sensor, image dan ground (atas)
serta persamaan kolinear (bawah)
3. Space Forward Intersection
Membuat persamaan untuk menghitung kordinat ground space (XYZ) pada wilayah
overlap 2 citra (Gambar 2-13) bila telah diketahui parameter orientasi luar berbasis
persamaan kolinear.
01 02
Zo
z
Gambar 2-13. Overlap 2 citra
4. Estraksi OEM
Tahapan ini terdiri dari:
a. Pengumpulan mass point dengan image matching (cross corelation dan least
square adjusment)
![Page 20: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/20.jpg)
b. Perhitungan kordinat ground space (XYZ) untuk setiap mass point dengan teknik
"Space forward intersection"
c. Kontruksi OEM dari koordinat XYZ mass point dengan lnterpolasi
2-4. SENSOR PRISM DARI SATELIT ALOS
2-4-1. PENJELASAN RINGKAS SATELIT ALOS
ALOS (Advanced Land Observing Satellite) pada Gambar 2-14 adalah satelit milik JAXA (Japan
Aerospace Exploration Agency) yang telah diluncurkan pada tanggal 24 Januari 2006. Peluncuran
dilakukan dengan menggunakan Roket H-IlA dari komplek peluncuran Yoshinobu, Tanegashima
Space Center, Jepang.
Satelit ALOS adalah satelit generasi berikutnya setelah satelit JERS-1 (the Japanese Earth
Resources Satellite-1) dan ADEOS (Advanced Earth Observing Satellite) yang dimanfaatkan untuk
melakukan observasi terhadap permukaan bumi. ALOS membawa 3 instrumen remote sensing,
yaitu: Panchromatic Remote-sensing Instrument for Stereo Mapping (PRISM) yang digunakan
untuk memetakan topografi permukaan bumi, Advanced Visible and Near Infrared Radiometer 2
(AVNIR-2) untuk observasi permukaan bumi dengan akurasi tinggi dan Phased Array type L-band
Synthetic Aperture Radar (PALSAR) untuk observasi permukaan bumi kapanpun tanpa masalah
dengan siang-malam atau kondisi cuaca. Gambaran umum satelit ALOS diperlihatkan pada Tabel
2-1. Selanjutnya akan dibicarakan mengenai sensor PRISM yang dapat merekam citra stereo
dengan spasial 2.5 m.
Star Tracker
,/ Phased Array tupe L-band Synthetic Aperture Radar (PALSAR)
Panchromatic Remote-sensing Instrument for Stereo Mapping {PRISM)
Advanced Visible and Near lni rared Radiometer type 2 (AVNIR-2)
mass: 4000kg power: 7 kW
Gam bar 2-14 Skema satelit ALOS (Advanced Land Observing Satellite)
![Page 21: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/21.jpg)
r
Tabel 2-1. Gambaran umum satelit ALOS
Pesawat peluncur Roket H-IlA
Tempat peluncuran Tanegashima Space Center
Berat satelit Mendekati 4000 Kg
Tenaga {Power) Mendekati 7000 W
Masa operasi 3-5 tahun
Sun-Synchronous
Masa perulangan : 46 hari Orbit
Ketinggian: sekitar 692 Km diatas equator
lnklinasi: sekitar 98.2°
2-4-2. SENSOR ALOS PRISM
PRISM adalah sensor untuk merekam citra optik pankromatik pada panjang gelombang 0.52
- 0.77 J..Lm dan mempunyai resolusi spasial 2.5 m. Sensor ini mempunyai 3 teleskop untuk
merekam citra stereo dari arah depan (Forward), arah tegak lurus (Nadir) dan arah belakang
(Backward) searah dengan orbit satelit (along track). Kombinasi citra stereo tersebut dapat
digunakan untuk menghasilkan OEM dengan akurasi yang cukup untuk memetakan permukaan
bumi dalam skala 1:25.000 atau lebih besar (JAXA, 2006).
Gambar 2-15 memperlihatkan 3 teleskop yang diinstal pada sesor PRISM dengan arah
Nadir, Forward dan Backward. Setiap teleskop terdiri dari 3 cermin dan beberapa detektor CCO
untuk melakukan perekaman dengan menggunakan metoda push-broom scanning. Teleskop pada
arah tegak lurus dapat merekam citra dengan swath 70 Km, sedangkan arah depan dan arah
belakang merekam dengan swath sebesar 35 Km. Sudut yang dibentuk teleskop arah depan dan
arah belakang terhadap arah tegak lurus adalah 23.8°, ini bertujuan untuk menghasilkan data
stereo dengan rasio Iebar (base)/tinggi (height) yang mendekati nilai 1.
![Page 22: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/22.jpg)
......
' ub-satcllitc track
Gam bar 2-15 Sensor PRISM yang terdiri dari 3 teleskop
Tabel 2-2 memperlihatkan karakteristik dari sensor dan data PRISM (Chen et a/ (2004),
Tadono et a/ (2003)). lnformasi karakteristik sensor dan data PRISM sangat dibutuhkan dalam
pembuatan model sensor dalam proses penurunan OEM. Berdasarkan hasil penelitian
sebelumnya (Trisakti dan Pradana, 2007), direkomendasikan untuk menurunkan OEM dengan
menggunakan data ALOS PRISM dengan level 1B atau level 1B2R. Hal ini disebabkan karena
belum banyak terjadinya perubahan geometrik dan radiometrik citra akibat perubahan orientasi
dan resampling.
Tabel 2-2. Karakteristik sensor dan data PRISM
List Karakteristik Keterangan
Panjang gelombang 0.52- 0. 77 mm
Jumlah teleskop 3 (Nadir, Forward, Sudut antara nadir dan backward) forward/bacward adalah +/-23.8 °
Rasia base/height 1.0 (Forward/Backward) Resolusi spasial 2.5 m Resolusi temporal 46 hari Luas perekaman (swath 35 km dan 70 km 35 km untuk mode stereo triplet, width) dan 70 km untuk hanya
pengambilan nadir
Pointing angle +/- 1.5 ° +/- menunjukan arah kanan dan kiri
Metoda scanning Push broom
Radiometrik 8 bits Nilai berkisar dari 0- 255
![Page 23: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/23.jpg)
FOV 5.8 (Nadir) Berkorelasi dengan luas perekaman 2.63 (forward/backward) setiap teleskop.
IFOV 3.61 wad Berkorelasi dengan resolusi spasial
Focal length 1939 mm
S/N > 70
MTF > 0.20
Level data 0 Raw data lA Raw data terproses dengan
informasi koefisien koreksi lBl Terkoreksi radiometrik pada sensor 1B2 R (Geo referenced) Terkoreksi sistematis
G (Geo coded) Terkoreksisesuai peta
2-5. SHUTILE RADAR TOPOGRAPHY MISSION {SRTM)
Misi SRTM adalah suatu misi untuk memetakan ketinggian permukaan bumi dengan
menggunakan space shuttle yang memuat instrument SAR. Kegiatan ini merupakan kerjasama
antara beberapa lembaga penerbangan dan antariksa lnternasional yang terdiri dari :
NASA (National Aeronautics and Space Agency)
NIMA (National Imagery and Mapping Agency)
J PL (Jet Propulsion Laboratory)
DLR (German Aerospace Center)
ASI (The Italian Space Agency)
Misi SRTM dilakukan pada bulan Februari 2000, space shuttle mengorbit bumi selama 11 hari .
Pemetaan topografi dilakukan terhadap permukaan bumi dengan menggunakan instrument SAR.
Misi ini berhasil memetakan 80% daratan di permukaan bumi untuk daerah pada lintang 60° N
sampai 56° S.
Gambar 2-16a memperlihatkan instrument SAR yang dipasang pada space shutlle.
lnstrumen SAR terdiri dari 3 bagian, yaitu:
1. Antena utama yang menempel pada badan space shuttle yang terdiri dari 2 antena yang
berfungsi untuk memancarkan dan menerima (receiver) X band dan C band
2. Antena penerima yang berada terpisah dari badan space shuttle yang terdiri dari receiver
X band dan C band, serta antena GPS
3. Tiang pemanjang sepanjang 60 m yang menghubungkan antara antenna utama dan
antena penerima
Kedua antena ini dalam satu waktu akan menghasikan 2 citra SAR yang berbeda posisi
penerimaannya sehingga dapat digunakan untuk pembuatan OEM menggunakan metoda
interferometri.
![Page 24: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/24.jpg)
C band memetakan topografi permukaan bumi secara global (resolusi spasial 90 m) dengan
swath 225 Km per orbit, sedangkan X band memetakan topografi permukaan bumi secara detil
(resolusi 30 m) dengan swath 50 Km per orbit. Hal ini mengakibatkan DEM C band dapat
memetakan seluruh permukaan bumi pada daerah pada lintang 60° N sampai 56° 5, sedangkan
X band hanya memetakan sebagian wilayah dengan cakupan perekaman yang menyilang seperti
pada Gambar 2-1Gb. Cakupan SRTM X band untuk wilayah Indonesia diperlihatkan pada Gambar
2-17 untuk wilayah Indonesia bagian barat, dan Gambar 2-18 untuk wilayah Indonesia bagian
barat. Selanjutnya untuk mendapatkan DEM untuk memetakan seluruh topografi permukaan
bumi dengan resolusi yang detil (30m) maka dilakukan pengabungan citra C band dengan citra X
band, yang dikenal dengan SRTM X-C band.
Antena penerima
Tiang pemanjang
Antena Utama,
Cakupan perekaman X band
Gambar 2-16 (a) lnstrumen SAR pada space shuttle dan (b) cakupan perekaman X band
5' 5'
a· o·
-5' -5'
-1 o· <'~----====----~====l'l'---~~====="~ -1 o· 90' 95' 100' 105' 110' 115' 120'
Gambar 2-17 Cakupan perekaman X band untuk wilayah Indonesia barat
![Page 25: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/25.jpg)
5'
o·
-5·
~
-10' 120'
. .... _,.. '
t
'
..,. Yl
125'
5'
o·
-5· f,
"fl
-:,.J
-1 o· 130' 135' 140' 145' 150'
Gambar 2-18 Cakupan perekaman X band untuk wilayah Indonesia timur
Data SRTM terdiri dari 3 resolusi spasial yaitu: resolusi spasial 1 km (30 arc second), 90 m (3
arc second) dan 30 m (1 arc second). Contoh perbedaan tampilan dan keakuratan ketiga data
SRTM tersebut diperlihatkan pada Gambar 2-19. Akurasi data SRTM X band dengan resolusi
spasial 30 m adalah berkisar 3-5 m (Gesch D., 2005), akurasi data C band dengan resolusi spasial
90 m adalah berkisar : ±16 m (Standard product), sedangkan akurasi SRTM X-C band (gabungan
data X- and C- Band) dengan resolusi spasial 30m adalah berkisar 5 - 9 m (Yastikh et.at 2006).
Ketiga jenis dataSRTM dengan resolusi
30m 90m 1Km
Gambar 2-19 Contoh perbedaan tampilan dan keakuratan data SRTM berbeda resolusi
![Page 26: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/26.jpg)
r
BAB Ill
TUJUAN DAN MANFAAT
3-1. TUJUAN DAN SASARAN KEGIATAN
Tujuan Kegiatan:
• Memperoleh prosedur pembuatan DEM dari data ALOS PRISM dengan akurasi yang dapat
diterima (ekuivalen atau lebih baik dari akurasi vertikal DEM SRTM X-C band resolusi 30
m)
• Mengembangkan metode penggabungan DEM SRTM dan peta topografi
Sasaran Kegiatan:
• Tersedianya metode pembuatan DEM dari citra stereo ALOS PRISM
• Tersedianya prosedur standar pengolahan data untuk menghasilkan DEM (ekuivalen atau
lebih baik dengan akurasi vertikal DEM SRTM X-C band resolusi 30m).
• Tersedianya metode penggabungan DEM SRTM dan peta topografi
3-2. OUTPUT KEGIATAN
• Metode pembuatan DEM dari citra stereo ALOS PRISM
• Prosedur standar pengolahan data untuk menghasilkan DEM (ekuivalen dengan akurasi
vertikal DEM SRTM X-C band resolusi 30m)
• DEM dari citra stereo ALOS PRISM untuk wilayah kajian
• Metode penggabungan DEM SRTM dan Peta topografi
3-3. MANFAAT KEGIATAN
lnformasi yang dihasilkan berupa metode pembuatan DEM, data DEM wilayah kajian dan
prosedur standar ekstraksi DEM, yang akan bermanfaat untuk:
1. Mendukung kegiatan bidang Pemantauan, yang membutuhkan informasi DEM untuk
memproduksi informasi mitigasi bencana.
2. Mendukung kegiatan penyiapan data standar, yang membutuhkan informasi DEM untuk
melakukan koreksi orthorektifikasi dan radiometrik data citra satelit.
3. Mendukung kegiatan Kedeputian Penginderaan Jauh untuk pemetaan topografi wilayah
![Page 27: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/27.jpg)
BABIV METODOLOGI
4-1. LOKASI PENELITIAN
Lokasi kajian diperlihatkan pada Gambar 4-1, yang terdiri dari 3 lokasi yaitu:
•
•
Wilayah Bogar, Ban dung dan sekitarnya di Provinsi Jawa Barat
Wilayah Sragen di Provinsi Jawa tengah
Gam bar 4-1. Lokasi kajian pembuatan OEM (Bogar, Baandung dan Sragen)
Pemilihan lokasi-lokasi tersebut dilakukan dengan pertimbangan:
• Wilayah-wilayah ini mempunyai kondisi topografi yang bervariasi sehingga dapat
mewakili lingkungan bertopografi rendah sampai lingkungan bertopografi tinggi.
• Ketersediaan data yang lengkap (GCP, citra stereo dan data referensi)
• Lokasi dekat dan ketersediaan akses yang baik, sehingga menjangkau lokasi yang akan
diukur
4-2. DATA YANG DIGUNAKAN
Data-data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Data primer:
Citra stereo levei1B2R spasial 2.5 meter dari sensor optik ALOS PRISM, yang terdiri dari:
- Citra stereo Nadir dan Backward untuk wilayah Sragen dan sekitar
- Citra stereo Nadir, Backward dan Forward untuk wilayah Bandung dan sekitar
![Page 28: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/28.jpg)
- Citra stereo Nadir dan Forward untuk wilayah Bogar dan sekitar
2. Data sekunder:
o Data GCP (XYZ) pengukuran lapangan menggunakan GPS Geodetik di wilayah Sragen
o Data GCP (XYZ) pengukuran lapangan menggunakan GPS Geodetik di wilayah Bandung
dan sekitar
o Data GCP (XYZ) pengukuran lapangan menggunakan GPS Geodetik di wilayah Bogar
dan sekitar
o Citra Landsat 7 ETM ortho spasial 15-30 meter.
o Data OEM SRTM band spasial 30-90 meter.
o Peta topografi (kontur) dari Peta Rupa Bumi atau Peta Kontur Dittopad (Dinas
Topografi- Angkatan Darat)
Gambar 4-2 memperlihatkan kondisi topografi dan citra Nadir ALOS PRISM untuk wilayah kajian,
terlihat bahwa ketinggian wilayah kajian bervariasi dari 50 m sampai lebih dari 2000 meter.
4-3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini terbagi menjadi 2 kegiatan, yaitu: kegiatan utama untuk menurunkan OEM dari
citra stereo ALOS PRISM dengan akurasi ekuivalen dengan OEM SRTM X-C band 30 m, dan
kegiatan tambahan untuk mengembangkan metode pengabungan antara OEM SRTM dengan peta
topografi sehingga diperoleh peta kontur dengan akurasi yang lebih baik.
Pada kegiatan penurunan dan pengujian OEM dari citra stereo ALOS PRISM terdapat 5 tahap
pengerjaan, yaitu:
• Pengukuran dan analisis tingkat akurasi OEM SRTM
• Pengumpulan dan pemilihan GCP untuk data input pembuatan OEM
• Penurunan OEM dari citra stereo ALOS PRISM
• Proses lanjutan untuk perbaikan kesalahan dan interpolasi
• Pengujian dan anal isis tingkat akurasi dari OEM yang dihasilkan
Pada kegiatan pengembangan metode penggabungan OEM terdapat 3 tahap pengerjaan,
yaitu:
• Ekstraksi titik ketinggian dari OEM SRTM 90 dan peta topografi
• Penggabungan titik ketinggian dan interpolasi
• Pengujian tingkat akurasi dari OEM yang dihasilkan
![Page 29: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/29.jpg)
(a) OEM SRTM wilayah Bogar (b) Citra Nadir PRISM wilayah Bogar
(c) OEM SRTM wilayah Bandung (d) Citra Nadir PRISM wilayah Bandung
(e) OEM SRTM wilayah Sragen (f) Citra Nadir PRISM wilayah Sragen
Gam bar 4-2 Kondisi OEM SRTM dan citra Nadir untuk wilayah kajian (kotak hitam
adalah batas citra pada OEM)
')')
![Page 30: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/30.jpg)
4-3-1. PENURUNAN DAN PENGUJIAN OEM DARI CITRA STEREO ALOS PRISM
1. Pengukuran dan analisis tingkat akurasi OEM SRTM
Tingkat akurasi dari SRTM X-C band dilakukan dengan melakukan studi literature
terhadap penelitian-penelitian yang telah dikerjakan, dan melakukan uji akurasi SRTM X-C
band di beberapa wilayah dengan membandingkan nilai ketinggian OEM SRTM X-C band
dengan ketinggian hasil pengukuran lapangan.
Metode pengujian akurasi yang digunakan pada penelitian ini adalah :
o Metode hitung perataan kuadrat terkecil dengan metode parameter (Julzarika, 2007)
untuk menentukan akurasi dan presisi. Akurasi adalah tingkat kedekatan atau
konsistensi pengukuran terhadap nilai yang benar (true value) sedangkan presisi
adalah tingkat kedekatan atau kedekatan pengukuran terhadap nilai rerata.
Perhitungan ini menggunakan 7 parameter orientasi luar (Koordinat tanah X, Y, Z dan
sudut rotasi co, <j> , K) ditambah skalar.
Persamaan untuk menentukan besarnya parameter tersebut adalah:
(4-1)
Dim ana, X = matriks parameter transformasi koordinat asal terhadap koordinat tujuan A= matriks desain/model transformasi koordinat (asal)
F = matriks pengukuran koordinat (tujuan) P = matriks bobot
Error terhadap parameter (3 dimensi) dihitung dengan persamaan:
A
~X= ( CJ o 2
)*(ATPA)"1
A 2 V T *P*V {CJ o )=----
n-u
Dimana, ~X = matriks varian kovarian parameter n = jumlah pengamatan u = jumlah parameter
A 2 • • • CJ o = a postenon vanan V = matriks residu (A*X+F)
(4-2)
(4-3)
...,..,
![Page 31: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/31.jpg)
o Metode perhitungan Root Mean Square Error (RMSE) antara OEM yang dihasilkan
dengan OEM referensi (Albert K.W.Y., 2003) . Metode ini juga merupakan metode yang
digunakan dalam American National Map Accuracy Standard.
RMSE=~
Oimana,
E 2 2 2 2 = e i + e 2 + e 3 + ... e n
RMSE = Error/akurasi
e = Perbedaan ketiggian = Ereterensi- Esampet
n = Jumlah total sampel yang digunakan
2. Pengumpulan dan pemilihan GCP untuk data input pembuatan OEM
(4-4)
Pengumpulan GCP dilakukan dengan mengumpulkan hasil pengukuran atau melakukan
pengukuran di lapangan menggunakan GPS geodetik. Selanjutnya dilakukan pemilihan GCP
yang akan digunakan dengan memperhatikan bahwa lokasi pengukuran dapat diidentifikasi,
serta distribusi sebaran GCP yang merata pada seluruh scene citra yang akan diproses. Untuk
mempermudah dalam mendapatkan sebaran GCP yang merata pada seluruh scene citra
dilakukan pembuatan grid. Gambar 4-3 memperlihatkan salah satu contoh hasil pemilihan
GCP yang akan digunakan dalam pembuatan OEM wilayah Sragen.
Gam bar 4-3. Sebaran GCP yang digunakan untuk pembuatan OEM wilayah Sragen
![Page 32: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/32.jpg)
3. Penurunan DEM dari citra stereo ALOS PRISM
Penurunan OEM dilakukan dengan menggunakan dengan menggunakan modul LPS
software Erdas Imagine. Prosedur pembuatan OEM ditunjukkan pada Gambar 4-4. Pertama
tama dilakukan penentuan model geometrik sensor. Oisini model geometrik yang digunakan
adalah model "Generic Pushbroom" berbasis persamaan polynomial. Model ini dipilih karena
dalam penelitian sebelumnya, model ini telah berhasil untuk menurunkan OEM citra stereo
PRISM dengan tingkat akurasi yang cukup baik {Trisakti dan Pradana, 2009). Tahapan
berikutnya adalah memasukan citra stereo {2 citra atau 3 citra), dimana untuk penurunan OEM
wilayah Sragen hanya digunakan 2 citra {nadir dan backward). Selanjutnya pembuatan piramid
layer {Gambar 4-5), yaitu membuat beberapa level citra yang mempunyai resolusi lebih rendah
dari citra asli, dibuat 4 level citra, yaitu resolusi: resolusi awal, 1/2 resolusi awal, 1/4 resolusi
awal dan 1/8 resolusi awal. Korelasi akan dilakukan pada level terendah {1/8 resolusi awal)
terlebih dahulu, kemudian secara bertahap dinaikan resolusi hingga menjadi sebesar resolusi
awal. Metode piramid layer digunakan untuk mempersingkat waktu dan mempertinggi tingkat
akurasi saat proses image matching dilakukan.
Setting orientasi dalam untuk citra stereo dilakukan dengan memasukan informasi
karakteristik satelit {seperti: focal length, track incidence, sensor incidence, sensor column, pixel
size, ground resolution) yang diperoleh dari data header (file informasi yang menyertai citra
satelit) dan referensi lainnya yang terkait dengan informasi karakteristik satelit. Pengukuran
GCP dilakukan dengan mengidentifikasi sebaran GCP yang dibuat {Gambar 3-3), meletakan
pada kedua citra stereo dan memberi informasi XY {koordinat horisontal) dan Z (ketinggian).
Kemudian GCP yang telah diukur akan dirubah menjadi control point yang kemudian digunakan
dalam proses selanjutnya.
Tahap berikutnya adalah membuat tie point sekitar 50 buah secara otomatis berdasarkan
persamaan transformasi terbentuk dan metode image matching. Metoda image matching
adalah melakukan korelasi antara area/piksel pada dua citra stereo berdasarkan kesamaan nilai
keabuan dari piksel. Korelasi dilakukan dengan menghitung nilai koefisien korelasi {p) tertinggi
untuk menentukan piksel yang sama yang terdapat pada citra utama dan citra target. Proses
korelasi menggunakan koefisien korelasi yang ditampilkan seperti pada Persamaan {4-5) {Leica
Geosystems, 2002).
![Page 33: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/33.jpg)
GCP(XYZ)
Menentukan Geometric model (Generic Push broom)
Seting orientasi dalam untukcitra stereo
Pengukuran GCP dan setting control point
Pembuatan dan editing tie point
I
RMSE XYZtie point Parameterorientasi luar
RMSE Parameterorientasi luar
Kualitas dan RMSE
p 1/
1./
; I
dim ana,
p g(c,r)
c1,r1
c2,r2 n i, j
Gambar 4-4. Prosedur pembuatan DEM
IJ
= Koefisien korelasi = Nilai keabuan dari piksel (c,r) = Koordinat piksel pada citra utama = Koordinat piksel pada citra target
= Jumlah total piksel pada window = lndeks piksel dalam search window
(4-5)
![Page 34: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/34.jpg)
Tie point yang diperoleh di koreksi posisi dan lokasi untuk dibawa ke tahap berikutnya,
yaitu: proses triangulasi. Pada proses triangulasi dilakukan setting beberapa parameter untuk
mendapatkan nilai RMSE yang paling kecil (< 1 piksel) . Proses triangulasi ini dilakukan untuk
membangun persamaan transformasi dengan mengkorelasikan antara koordinat bumi, koordinat
piksel dan model geometrik sensor menggunakan metoda kolinier. Hasil yang diperoleh dalam
kegiatan triangulasi adalah : nilai koordinat dan ketinggian XYZ untuk semua titik ikat, nilai estimasi
parameter orientasi luar (Koordinat tanah X, Y, Z dan sudut rotasi co, <!J , K) untuk kedua citra
stereo, serta RMSE dari seluruh GCP yang digunakan.
Selanjutnya melakukan pengechekan terhadap nilai XYZ dari tie point yang dihitung dengan
triangulasi, bila nilainya baik (tidak negatif atau terlalu tinggi) maka semua tie point dijadikan
control point dan kemudian dilakukan triangulasi kedua untuk memperbaiki nilai estimasi
parameter orientasi luar yang diperoleh. Selanjutnya tahap terakhir adalah melakukan proses
penurunan DEM (DEM extraction) pada daerah overlap antara citra Nadir dan citra Backward,
sehingga diperoleh DEM dan informasi persentase tingkat akurasi DEM terhadap titik GCP yang
digunakan.
Master image
Level 4
Level 3
Level 2
Level l
L ...... 4
r.:.!!~'u u ... :J 1:l'h l28pD..t. ,_~~ of lA
'""'' JS4-~J'b;tll Re.duknd 1:2
---------
' ' ' ' '
--
Gam bar 4-5. Pembuatan piramid layer
Target image
Level 4
Level 3
Level 2
Level 1
![Page 35: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/35.jpg)
4. Proses lanjutan untuk perbaikan kesalahan dan interpolasi
Hasil OEM yang dihasilkan akan dichek kualitas secara visual dengan melihat ada atau
tidaknya error pada nilai ketinggiannya. Error dapat terjadi karena proses matching yang tidak
akurat karena kondisi objek dipermukaan bumi yang homogen, seperti contoh: tutupan awan
atau genangan air di citra. Perbaikan dapat dilakukan dengan melakukan fill sink bila errornya
sedikit (piksel error) atau terrain cut dan interpolasi bila errornya banyak (area error).
Perbaikan error dapat dilakukan menggunakan beberapa software seperti llwis. Proses lain
yang dapat dilakukan adalah melakukan filtering dan resampling terhadap OEM yang diperoleh.
Pada kegiatan ini
5. Pengujian dan analisis tingkat akurasi dari OEM yang dihasilkan
Pengujian akurasi dilakukan dengan metode yang sama seperti untuk pengujian OEM
SRTM. Selanjutnya dilakukan analisis tingkat akurasi OEM yang dihasilkan karena pengaruh
beberapa parameter :
o Resolusi spasial OEM yang dihasilkan
o Jumlah, distribusi dan sumber Ground Control Point (CP) yang digunakan.
Pada beberapa penelitian (Selby (PCI Geo), Trisakti et al. (2006)) terhadap data stereo
ASTER diketahui bahwa jumlah, distribusi dan sumber GCP mempengaruhi tingkat
akurasi dari OEM yang dihasilkan. Sehingga perlu dilakukan kajian terhadap
parameter-parameter tersebut untuk dapat menghasilkan OEM yang optimal.
o Base to height ratio (B/H) dari stereo data
Error pada OEM juga disebabkan karena pengaruh rasio base to height (B/H) dari
sensor saat merekam, seperti diperlihatkan persamaan (4-6) (Ono, 2005). Semakin
besar B/H semakin kecil error OEM yang dihasilkan. Perbedaan B/H dari setiap
pasangan stereo akan diuji untuk mengetahui tingkat akurasi dari OEM yang
dihasilkan.
Error (prediksi) =Error titik ikat /(B/H) (4-6)
Oengan melakukan analisis terhadap parameter-parameter tersebut, diharapkan
persyaratan optimal untuk menurunkan data OEM dapat diperoleh.
![Page 36: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/36.jpg)
4-3-2. METODE PENGUKURAN SURVEILAPANGAN
Pengukuran lapangan dilakukan untuk mendapatkan ground control point (GCP) yang akan
dimanfaatkan untuk imput dalam pembuatan DEM dan dipakai untuk menguji tingkat akurasi dari
DEM yang dihasilkan. Pengukuran setiap GCP dilapangan dilakukan dengan menggunakan GPS
Geodetik (Gambar 4-6) yang terdiri dari GPS base (diletakan di titik referensi di Kantor KESDM)
dan GPS Rover (yang dibawa ke setiap lokasi). Data yang diperoleh dari kedua GPS kemudian
diproses untuk menghasilkan data koordinat (X,Y) dan elevasi (h). Pengukuran dilakukan selama 1
jam atau lebih untuk mendapatkan data elevasi dengan tikat akurasi dibawah 1 m.
Penentuan lokasi GCP yang diukur dilakukan sedemikian rupa (mempertimbangkan distribusi
dan keterwakilan) sehingga GCP yang diukur tersebut dapat membentuk jaring-jaring geodetis
yang yang sangat berguna bagi proses triangulasi sehingga dapat dihasilkan DEM dengan akurasi
yang tinggi. Selain harus bisa membentuk jaring geografis, lokasi-lokasi tersebut juga dipilih
berdasarkan akses lokasi yang dapat terjangkau dengan kendaraan bermotor, serta kenampakan
lokasi yang mudah diidentifikasi dengan menggunakan citra ALOS PRISM. Kenampakan yang jelas
pada citra akan mempermudah pengukuran dan juga dalam melakukan plating GCP pada citra
stereo saat pembuatan DEM.
Pada kegiatan ini dilakukan 2 kali survei ke wilayah Bandung dan sekitarnya (LAMPIRAN 1),
dan ke wilayah Cianjur dan sekitarrya (meliputi daerah Bogar) untuk mengukur sekitar 15-20 titik
GCP.
Gam bar 4-6. GPS geodetik yang digunakan dalam pengukuran
![Page 37: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/37.jpg)
4-3-3. METOOE PENGGABUNGAN OEM
Untuk penggabungan OEM langkah-langkah kerjanya adalah sebagai berikut:
1. Ekstraksi titik ketinggian dari OEM SRTM 90 dan peta topografi
Ekstraksi titik ketinggian dengan menurunkan titik tinggi setiap piksel dalam koordinat
XYZ untuk data OEM SRTM. Untuk peta kontur dapat dilakukan digitasi garis kontur pada
peta topografi dan kemudian merubah menjadi titik tinggi dalam koordinat XYZ atau
menggunakan data digital titik tinggi XYZ
2. Penggabungan titik ketinggian dan interpolasi
Melakukan penggabungan titik tinggi dari data OEM SRTM dan data peta topografi,
kemudian melakukan interpolasi. Model interpolasi yang akan digunakan adalah metode
krigging dan spline.
3. Pengujian tingkat akurasi dari OEM yang dihasilkan
Pengujian akurasi dilakukan dengan metode yang sama seperti untuk pengujian OEM
SRTM dan OEM ALOS.
![Page 38: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/38.jpg)
BABV
HASIL DAN PEMBAHASAN
5-l. KEGIATAN AWAL UNTUK PERSIAPAN PEMBUATAN OEM
5-1.1. PENGUMPULAN GCP UNTUK INPUT DAN PENGUJIAN OEM
Pengumpulan GCP dilakukan dengan 2 cara yaitu:
• Pengukuran lapangan menggunakan GPS geodetik dimana GCP yang dikumpulkan akan
digunakan sebagai input dalam pembuatan OEM dan juga sebagai alat pengujian tingkat
akurasi OEM
• Menggunakan referensi CP (Control Point) yang diambil dari data IKONOS dari Google
Earth untuk koordinat horisontal (X,Y), dan dari SRTM untuk koordinat vertikal (Z) yang
digunakan sebagai input dalam pembuatan OEM
Pengumpulan titik GCP hasil pengukuran menggunakan GPS geodetik untuk wilayah Sragen
dan Bandung diperlihatkan pada Tabel 1 dan 2.
Tabel 5-1. Titik GCP pengukuran dengan GPS geodetik di Sragen dan sekitar
No. lintang Bujur Ketinggian
1 110.854938 -7.276720 148.45
2 110.887262 -7.333160 118.50
3 110.964715 -7.322973 88.00
4 111.021283 -7.359437 77.80
5 111.111134 -7.367095 66.54
6 111.062075 -7.425666 87.89
7 110.979462 -7.412066 84.72
8 110.925346 -7.387473 71.66
9 110.860913 -7.413197 134.70
10 110.837908 -7.352173 112.00
11 110.801547 -7.450570 120.78
12 110.866307 -7.456578 116.18
13 110.904860 -7.472464 78.06
14 110.991749 -7.501649 147.21
15 111.095477 -7.477280 161.47
16 111.053936 -7.552238 379.04
![Page 39: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/39.jpg)
No. lintang Bujur Ketinggian
17 111.068569 -7.599407 533.82
18 110.981335 -7.582832 187.60
19 110.929939 -7.529185 99.14
20 110.847596 -7.557776 108.00
21 110.779390 -7.522975 107.71
Tabel 5-2. Titik GCP pengukuran dengan GPS geodetik di Bandung dan sekitar
No. lintang Bujur Ketinggian
1 6° 53' 59.29965" s wr 37' 14.36989" E 771.90
2 6° 51' 47.69923" s wr 30' 12.68674" E 706.76
3 6° 51' 27.15510" s wr 33' 33.43954" E 881.47
4 6° 51' 28.55972" s wr 39' 53. 14110" E 1198.65
5 6° 56' 03.29729" s lOr 32' 21.94705" E 702.51
6 6° 59' 38.73815" s lOr 31' 53.86974" E 692.62
7 r o4' 33.75554" s wr 26' 43 .32025" E 1186.34
8 r o7' 52.06194" s wr 24' 42.89433" E 1586.76
9 r 03' 18.33300" s lOr 39' 24.89550" E 927.82
10 r o8' 58.84542" s wr 33' 39.20484" E 1208.31
11 r oo· 46.99171" s wr 39' 04.10577" E 685.26
12 r o3' 41.54881" s wr 33' 09.50146" E 741.17
13 6° 54' 41.28066" s lOr 37' 06.55270" E 730.41
14 6° 55' 04.21535" s 10r 28' 01.80266" E 670.00
15 6° 57' 18.44254" s lOr 36' 39.87993" E 696.30
16 6° 48' 53.86209" s lOr 28' 39.16447" E 668.90
17 6° 54' 00.06612" s lOr 37' 05.09341" E 754.99
Untuk pengambilan CP menggunakan citra referensi perlu dilakukan pemilihan titik CP yang
teliti dan tepat, oleh karena itu diperlukan sketsa lokasi yang benar. Sketsa lokasi dicari dengan
menggunakan pendekatan pada ke citra IKONOS dari Google Earth, yaitu memplotkan satu
persatu t it ik pengukuran dan melakukan identifikasi lokasi. Gambar 5-l memperlihatkan contoh
lokasi GCP yang dipandu dengan menggunakan citra IKONOS dari Gogle Earth, umumnya lokasi
titik GCP terdapat di perpotongan jalan atau objek yang mempunyai sudut yang tajam. Gambar 2
memperlihatkan posisi pengukuran di sudut pertigaan jalan.
![Page 40: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/40.jpg)
GCP2
Tinggi : 118.5 m
Lat!Lon :110.887262, -7 .33316
' ~·., ,'11: " .·"# .. ·. - ··F ..... ·. fi ... l '.. .. ..
. ;,. .. flllltl· f/V
................... ~GCC2~. Jlf' • .. • . . . .
' 1, ' ., . -~~ ., • • OL' ~·,.h·' :v 1~1~11
"'•~ :.,.,,: ••')•N~ • .•. •·)'t·e,.•.n
..:.·~ £u·;.~1 lo;t·.oc~•n
! 'I.' ,J ...... .' ~ ( •·•• • I~ ·!
Gam bar 5-1 Contoh lokasi GCP 2 yang terletak di pertigaan jalan pada pojok sebelah kiri.
Hasil distribusi titik Control Point untuk wilayah Sragen, Bandung dan Bogar berdasarkan
data referensi (IKONOS} dari Google Earth dan DEM SRTM diperlihatkan pada Gambar S-2, 5-3
dan S-4.
Gambar S-2. Sebaran GCP dan CP yang digunakan untuk pembuatan OEM wilayah Sragen
![Page 41: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/41.jpg)
r
Gam bar 5-3. Sebaran CP yang digunakan untuk pembuatan OEM wilayah Bandung
Gambar 5-4. Sebaran CP yang digunakan untuk pembuatan OEM wilayah Boger
5-1.2. ANAUSIS AKURASI VERTIKAL OEM SRTM X-C BAND
Untuk memperoleh OEM ALOS PRISM dengan akurasi vertikal ekuivalen atau lebih baik
dibandingkan dengan OEM SRTM X-C band, maka terlebih dahulu dikaji mengenai akurasi vertikal
dari OEM SRTM X-C band. Berdasarkan hasil kajian literature diperoleh akurasi dari OEM SRTM
seperti pada Tabel S-3. SRTM X band dengan resolusi 30 m mempunyai akurasi berkisar 3- 6 m
yang lebih baik dari pada SRTM C band dengan resolusi 90 m yang mempunyai akurasi berkisar 5
- 16 m. Variasi akurasi ini dipengaruhi oleh kondisi topografi dan tutupan lahan dimana data
SRTM tersebut diuji.
![Page 42: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/42.jpg)
Table 5-3. Akurasi OEM SRTM X dan C band
Tahun Sensor satelit Referensi Akurasi (m)
2005 SRTM X-C band G. Kocak et al. 9m
2005 SRTM X band Gesch D. 3-5m 2006 SRTM X band Yastikh et al. 5.6 2006 SRTM C band Yastikh et al. 9.6m
2006 SRTM C band Gorokhovich and Voustianiouk 4.5-8 m
Pengujian terhadap akurasi dari SRTM X-C band juga dilakukan untuk daerah kajian
(wilayah Sragen dan Bandung). Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai ketinggian
OEM SRTM X-C band dengan ketinggian hasil pengukuran lapangan menggunakan GPS geodetik
menggunakan metode hitung perataan kuadrat terkecil dan perhitungan RMSE.
Tabel 5-4 memperlihatkan hasil pengujian untuk wilayah Sragen dan Bandung
menggunakan 7 sampai 10 titik GCP. Hasil memperlihatkan bahwa akurasi vertikal dari data OEM
SRTM X-C band untuk wilayah kajian berkisar berkisar 5-6 m. Hasil ini masih dalam kisaran yang
tidak terlalu berbeda dengan hasil penelitian-penelitian pada Tabel 5-3. Selanjutnya OEM yang
dibuat menggunakan data stereo ALOS PRISM diharapkan mempunyai kisaran akurasi vertikal
yang sama atau lebih baik dari akurasi OEM SRTM X-C band hasil pengujian.
Table 5-4. Hasil uji akurasi SRTM X-C band
No Wilayah Metode Akurasi Vertikal
1 Bandung RMSE 4.7m
2 Sragen RMSE 5.5 m
3 Sragen Perataan 6.1m
![Page 43: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/43.jpg)
S-2. PENURUNAN OEM DARI CITRA STEREO ALOS PRISM
Berikut ini adalah hasil dari tahapan pembuatan DEM, dimana sebagai contoh adalah
pembuatan DEM wilayah Sragen. Pembuatan DEM dilakukan menggunakan modul LPS Erdas
Imagine, dengan menggunakan model geometrik"Generic Pushbroom" berbasis persamaan
polynomial. Setting untuk model sensor orientasi dalam (interior orientation) yang digunakan
diperlihatkan pada Tabel 5-5 untuk citra Nadir dan Backward. Untuk setiap data berbeda maka
nilai track incidence untuk citra Nadir, dan sensor colums untuk citra Nadir dan Backward akan
berbeda. lnformasi ini dapat dilihat pada meta data yang menyertai data ALOS PRISM
Tabel 5-5. Setting model sensor orientasi dalam
Frame Editor Nadir Backward Tab Frame Attributes Side incidence (degrees) 1,5 1,5 Track incidence (degrees) 1.4 -26,5
Ground resolution (meters) 2,5 2,5
Sensor line along axis X X
Sensor Information Nadir Backward Tab General Focal length (mm) 1939 1939 Principal point xO (mm) 0 0
Principal point yO (mm) 0 0
Pixel size (mm) 0,007 0,007
Sensor columns 14659 16250
Tab Model Parameters X 2 2 y 2 2
z 2 2 Omega 1 1
Phi 1 1
Kappa 2 2
Lokasi GPS pada citra Nadir dan Backward diperlihatkan pada Gambar 5-5. Selanjutnya
dilakukan proses pembuatan titik ikat otomatis dan penambahan titik ikat manual (Gambar 5-6).
Penambahan titik ikat manual dilakukan untuk daerah yang sebaran titik ikatnya kurang. Panah
warna merah menunjukkan penambahan titik ikat secara manual.
![Page 44: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/44.jpg)
.......,
~
Citra Nadir Citra Backward
Gam bar S-5 Distribusi GCP untuk citra Nadir dan Backward
Gambar 5-6 Distribusi GCP dan titik ikat otomatis dan manual
Proses triangulasi menghasilkan estimasi nilai koefisien dari parameter orientasi luar
(Koordinat tanah X, Y, Z dan sudut rotasi ro, <j>, K) untuk kedua citra stereo, serta RMSE dari seluruh
GCP yang digunakan. Pada proses ini hasil triangulasi adalah seperti di bawah ini, dimana RMSE
kurang dari 0.5 piksel.
Summary RMSE for
Ground X: Ground Y: Ground z: Image X: Image Y:
GCPs and CHKs (number Control 0.0001063 (77) 0.0000987 (77) 0.4389426 (77) 0.3299361 (154) 0.4183694 (154)
of observations in parenthesis) : Check
0.0000000 (0) 0.0000000 (0) 0.0000000 (0) 0.0000000 (0) 0.0000000 (0)
![Page 45: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/45.jpg)
Image parameter value: image id 2:
X: 1.13228815e+004 2.88771575e+002 -l.00484844e-002 y: -4.40501026e+003 -3.18084026e+002 2.93225795e-002 z: 6.92221678e+005 -2.22231933e+001 -5.11971871e-001
omega: 6.46038341e-003 9.65370000e-004 Phi: 1.69117296e-002 3.09128329e-004
Kappa: -2.13811162e-001 2.31753684e-006 7.52993351e-007 image id 1:
X: -5.52047123e+004 3.39536171e+002 1.07078672e-002 y: -3.28469656e+005 -1.54907031e+002 2.26167227e-001 z: 6.06156088e+005 -2.68375174e+002 -4.22137876e-001
omega: 4.98445846e-001 8.28523959e-004 Phi: -7.91875174e-002 3.81551867e-004
Kappa: -1.81987058e-001 8.15801927e-005 7.63668504e-007
RMSE dan estimasi nilai parameter orientasi luar hasil triangulasi
Pada proses penurunan OEM diperoleh RMSE sebesar 3.6 dan Linear Error sebesar 5.8
terhadap semua titik control point yang digunakan (77 titik control point), dan dihasilkan citra OEM
serta citra kualitas OEM (Gambar 5-7) tersebut. lnformasi detil tingkat akurasi terhadap control
point yang digunakan dari OEM yang dihasilkan diperlihatkan pada Tabel S-6. Kualitas OEM terbagi
menjadi 5 kelas yaitu: Excellent, Good, Fair, Isolated dan Suspicious. Hasil mass point saat penurunan
OEM menunjukkan bahwa jumlah kelas Excellent dan good (tinggi) sebesar 86% sedangkan kelas
Suspicious (meragukan) sebesar 14%.
Tabel 5-6. Akurasi vertikal OEM terhadap titik control yang digunakan (77 titik control)
Minimum, Maximum Error: -9.9 m, 11.8 m
Mean Error: -0.4 m
Mean Absolute Error: 2.7 m
Root Mean Square Error (RMSE): 3.6 m
Absolute Linear Error 90 (LE90): 5.8 m
![Page 46: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/46.jpg)
--... _
(a) Hasil DEM dari ALOS PRISM resolusi spasiallO m
(b) Kualitas dari DEM, hijau menunjukkan kepercayaan tinggi (akurasi >70%) sedangkan warna merah men kkan n rendah <50%
Gambar 5-7 (a) Citra DEM dari ALOS PRISM dan (b) Kualitas piksel DEM
![Page 47: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/47.jpg)
(a) Blunder (bull eye) pada citra OEM (b) Kualitas OEM yang meragukan
Gam bar 5-8 Blunder yang terjadi pada OEM
Oari berbagai referensi disebutkan bahwa blunder (bull eye) biasanya terjadi pada
pembuatan OEM. Bull eye ini dapat terjadi karena GCP/CP yang terdistribusi kurang merata (ada
lack GCP/CP) atau korelasi matching yang rendah karena objek permukaan bumi yang homogeny
(misal: genangan air atau awan). Untuk itu perlu dilakukan proses perbaikan untuk
menghilangkan bull eye tersebut. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan menghilangkan bull
eye dan melakukan proses interpolasi untuk mengisinya kembali (Gambar 5-9) atau dengan
melakukan penurunan resolusi OEM (resampling). Gambar S-9 memperlihatkan contoh hasil dari
penghilangan bull eye dan interpolasi menggunakan metode kringging dengan semivariogram
linear, sedangkan Gambar 5-10 memperlihatkan contoh hasil dari resampling OEM.
(a) Blunder (bull eye) pada citra OEM (b) Penghilangan bull eye dan interpolasi
Gambar S-9 Metode resampling untuk penghilangan Blunder (interpolasi)
![Page 48: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/48.jpg)
(a) Blunder (bull eye) pada citra OEM (b) Resampling OEM dari 10m menjadi 30m
Gambar 5-10 Metode resampling untuk penghilangan Blunder (resampling)
Secara statistik dengan pengujian tingkat akurasi OEM terhadap data pengukuran lapangan
menggunakan metode hitung perataan kuadrat terkecil, terlihat bahwa proses resampling, serta
metode penghilangan bull eye dan interpolasi dapat meningkatkan akurasi vertikal OEM sehingga
mendekati tingkat akurasi SRTM (Tabel 5-7). Walaupun begitu kedua cara tersebut belum
memperlihatkan hasil yang optimal karena pada metode pertama interpolasi dilakukan di seluruh
scene sehingga pola OEM berubah, sedangkan metode kedua belum menghilangkan secara
keseluruhan blunder yang terjadi pada OEM. Sehingga kajian mengenai penghilangan blunder
menjadi suatu kajian yang perlu dilakukan. Pada kegiatan ini kajian mengenai metode
penghilangan blunder yang optimal belum dilakukan.
Tabel5-7. Hasil pengujian akurasi vertical terhadap 7 titik pengukuran lapangan menggunakan metode hitung perataan kuadrat terkecil
OEM Akurasi vertikal (m) Presisi vertikal (m)
OEM awal spasial 10 m 17.1 8.529 +/-5.997
OEM resampling spasial 30m 14.1 11.385 +/-4.976
OEM hasil penghilangan bull eye dan interpolasi 5.0 7.812 +/- 1.533
![Page 49: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/49.jpg)
S-3. ANALISIS PENGARUH PARAMETER TERHADAP TINGKAT AKURASI OEM
Untuk mendapatkan standar penurunan DEM dibutuhkan kajian terhadap beberapa
parameter yang mempengaruhi kualitas DEM yang dihasilkan. DEM yang dihasilkan diuji dengan
titik Control Point yang digunakan sebagai input untuk pembuatan DEM. Dimana Control Point
terdiri dari titik GCP dan CP.
1. Pengaruh Jumlah GCP yang digunakan
Analisis jumlah GCP dilakukan untuk mendapat jumlah GCP yang optimal untuk
menghasilkan DEM dengan akurasi yang diharapkan. Pembuatan DEM dilakukan dengan
menggunakan 4 variasi GCP (Tabel S-8) dengan distribusi dibuat merata untuk seluruh wilayah.
Lokasi GCP yang digunakan dapat dilihat pada Gambar S-2. Proses yang dilakukan adalah sama
untuk setiap variasi, yaitu: memasukan input GCP (5, 10, 16 dan 21) kemudian menambahkan titik
ikat sebanyak 50 buah. Selanjutnya dilakukan perhitungan triangulasi dan penurunan DEM. Hasil
diperlihatkan pada Gambar 5-11.
Tabel 5-8. Jumlah titik yang digunakan dalam pembuatan DEM
Variasi Nomor GCP
1 Semua (21 titik)
2 1,2,3,4,5, 7, 10, 11,13, 15, 16,17,18,19,20,21 (16 titik)
3 1,3,5,9,7,14,15, 17,21,19 (10 Titik)
4 1,5,13,17,21 (5 Titik)
(a) Jumlah GCP 21 (a) Jumlah GCP 16
![Page 50: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/50.jpg)
(c) Jumlah GCP 10 (d) Jumlah GCP 5
Gam bar 5-11. OEM dari ALOS PRISM dengan jumlah input GCP yang berbeda
Tingkat akurasi vertikal dan horisontal untuk setiap OEM yang dibuat diperlihatkan pada
Tabel S-9. Hasil memperl ihatkan bahwa hasil OEM dengan menggunakan 21 GCP, 15 GCP dan 10
GCP relatif tidak mengakibatkan perbedaan terhadap tingkat akurasi vertikal dan horisontal.
Tetapi akurasi baik vertikal maupun horisontal menurun secara signifikan saat pembuatan OEM
hanya menggunakan 5 GCP.
Tabel 5-9. Tingkat akurasi vertikal dan horisontal dari masing-masing DEM terhadap
GCP/CP input dari hasil penurunan OEM
Jumlah GCP Akurasi vertikal terhadap Akurasi horisontal terhadap
titik input GCP/CP (m) titik input GCP/CP (m)
21GCP 3.6 5.8
15 GCP 3.4 5.2
10GCP 3.3 5.2
5 GCP 8.3 13.7
2. Pengaruh Sumber GCP/CP yang Berbeda
Analisis pengaruh sumber GCP/CP dilakukan dengan menggunakan sumber GCP/CP dari
pengukuran lapangan dan sumber GCP/CP dari data referensi (Google Earth dan SRTM). Hasil
diperlihatkan pada Gambar 5-12 untuk perbandingan tingkat ketelitian vertikal dan horisontal
![Page 51: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/51.jpg)
OEM yang dihasilkan untuk jumlah GCP/CP yang berbeda. Terlihat bahwa sumber GCP/CP dari
OEM SRTM dan Google Earth, menghasilkan OEM dengan akurasi vertikal 1.5 kali, dan akurasi
horisontal 2 kali lipat dibanding OEM dari sumber GCP pengukuran. Hal ini terkait erat dengan
t inggi rendahnya tingkat akurasi dari sumber GCP/CP yang digunakan. Semakin baik akurasi dari
GCP/CP input semakin akurat OEM yang dihasilkan. Walaupun begitu untuk mendapatkan GCP
dari pengukuran lapangan cukup sulit dan memakan biaya, sehingga pembuatan OEM dengan
menggunakan sumber data referensi dapat menjadi alternatif untuk menghasilkan OEM dengan
tingkat akurasi tertentu .
Sumber (Pengukuran) Sumber (SRTM, Google Earth)
Horisontal 15 15
-E 12 12 -9 9
6 6
3 3
0 0
5 10 16 21 5 10 16 21
Jumlah GCP (-) Jumlah GCP (-)
Gambar 5-12. Perbandingan tingkat akurasi OEM dari sumber pengukuran lapangan (kiri),
dan OEM dari sumber data referensi (kanan)
3. Pengaruh Resolusi Spasial OEM yang Dihasilkan
Resolusi spasial OEM diperkirakan berpengaruh terhadap kual itas dari OEM yang dihasilkan.
OEM dengan resolusi spasial yang terlalu detil dapat memberikan informasi yang lebih detil tapi
akan menghasilkan banyak blunder. Pada proses ini resolusi dilakukan pembuatan OEM dengan
resolusi spasial berbeda (10 m, 15, m, 20 m dan 30 m). Hasil OEM diperlihatkan pada Gambar 5-
13 dan hasil akurasi pada Tabel 5-10. Akurasi vertikal yang ditampilkan adalah akurasi vertikal
hasil pengujian dengan titik GCP/CP input yang diperoleh dalam proses akhir penurunan OEM.
![Page 52: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/52.jpg)
(a) OEM resolusi 10m (b) OEM resolusi 15m
(c) OEM resolusi 20m (d) OEM resolusi 30m
Gambar 5-13 OEM dari ALOS PRISM dalam berbagai resolusi
Tabel5-10. Tingkat akurasi vertikal dari masing-masing OEM terhadap
GCP/CP input dari hasil penurunan OEM
OEM Akurasi vertikal terhadap titik input GCP/CP (m)
OEM spasial 10 m 3.6
OEM spasial15 m 3.8
OEM spasial 20m 4.0
OEM spasial 30m 4.4
![Page 53: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/53.jpg)
Secara visual OEM resolusi 30m mempunyai kualitas yang lebih baik dari segi pengurangan
blunder. Tetapi dari kedetilan informasi maka maka bertambahnya besarnya nilai resolusi spasial
semakin berkurang kedetilan informasinya. Berdasarkan tingkat akurasi vertikal terhadap titik
GCP/CP input, tampak terjadi sedikit penurunan yang diperkirakan karena pengurangan resolusi
spasial, sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan nilai ketinggian karena proses resampling.
4. Pengaruh Operator {Pelaksana)
Pelaksana yang berbeda mungkin menghasilkan tingkat akurasi yang berbeda karena
perbedaan ketelitian dalam menempatkan GCP/control point, dan perbedaan setting parameter
dalam proses triangulasi. Gambar 5-14 memperlihatkan OEM yang diturunkan oleh 3 orang
berbeda dengan input data yang sama, dan Tabel 5-11 memperlihatkan tingkat akurasinya.
(a) OEM resolusi 10m (operator 1) (b) OEM resolusi 10m (operator 2)
(c) OEM resolusi 10m (operator 3)
Gambar 5-14 OEM dari ALOS PRISM hasil pengerjaan operator yang berbeda
![Page 54: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/54.jpg)
Hasil memperlihatkan bahwa ada perbedaan yang tingkat ketelitian pada hasil OEM yagng
dikerjakan oleh ketiga operator, walaupun hasil tersebut tidak terlalu berbeda secara signifikan.
Hal ini disebabkan operator yang mengerjakan relatif sering mengerjakan kegiatan koreksi
sehingga cukup teliti dalam menempatkan titik GCP/CP. Oisimpulkan orang yang teliti dan
berpengalaman dalam proses koreksi dapat mempertahankan kualitas OEM yang dihasilkan.
Tabel 5-11. Tingkat akurasi vertikal dan horisontal dari masing-masing OEM terhadap
GCP/CP input dari hasil penurunan OEM
Operator Akurasi vertikal terhadap Akurasi horisontal terhadap
titik input GCP/CP (m) titik input GCP/CP (m)
Operator 1 3.6 5.8
Operator 2 3.7 6.1
Operator 3 3.7 6.5
5. Pengaruh Stereo Pair dari data ALOS PRISM
Pada bagian ini OEM dibuat dengan menggunakan kombinasi citra stereo yang berbeda.
Kombinasi dari citra stereo mengakibatkan terjadinya perubahan ni lai rasio base/height dari citra
stereo. OEM diturunkan menggunakan kombinasi citra stereo: Forward-Nadir (FN), Backward
Nadir (BN), Backward-Forward (BF) dan Backward-Nadir-Forward (triplet BNF). Kombinasi BF
mempunyai rasio base/height sebesar 1, sedangkan kombinasi BN dan FN mempunyai rasio
base/height yang sam a yaitu 0.5. Gambar 5-15 dan 5-16 memperlihatkan OEM dan perbandingan
tingkat akurasi dengan menggunakan citra stereo pair yang berbeda untuk wilayah Bandung.
Sedangkan Gambar 5-17 dan 5-18 memperlihatkan OEM dan perbandingan tingkat akurasi
dengan menggunakan citra stereo pair yang berbeda dari ALOS PRISM untuk wilayah Bogor.
Sedikit diskusi mengenai hasil yang diperoleh, hasil ini kurang sesuai dengan hipotesis awal,
bahwa tingkat akurasi OEM berkorelasi dengan besarnya nilai rasio base/height. Semakin besar
nilai rasio base/height semakin tinggi akurasi dari OEM yang diperoleh. Sehingga perkiraan awal
OEM dari kombinasi BNF dan BF akan mempunyai tingkat akurasi yang terkecil dibandingkan OEM
dari kombinasi lainnya (NB dan NF). Tetapi hasil memperlihatkan bahwa tingkat akurasi NB
mempunyai akurasi yang paling baik dibandingkan kombinasi lainnya. Tetapi secara umum
kesemua kombinasi menunjukkan tingkat akurasi yang relatif tidak berbeda. Hasil yang sama juga
dilaporkan oleh Jaxa (2006), bahwa RMSE dari OEM stereo PRISM tidak memperlihatkan
perbedaan yang signifikan untuk semua kombinasi .
![Page 55: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/55.jpg)
,.--.
r--
'"""'
Analis lebih lanjut dalam tahapan pengerjaan memperlihatkan bahwa citra backward
menampakan objek yang lebih jelas dan tajam dibandingan citra forward, sehingga penempatan
titik GCP/CP dapat lebih akurat. Hal ini mengakibatkan proses matching menjadi lebih baik dan
menghasilkan OEM yang lebih akurat.
Nadir-Backward Nadir-Forward
Backward-forward I Nadir-Backward-forward
Gambar 5-15. OEM dari berbagai kombinasi stereo pair ALOS PRISM untuk wilayah Bandung
Vertikal Horisontal
25
20 E
rn 15 -""' "t ClJ > 10 ·v; rn ... :::l
-""' <!
0
NB llF BF NBF
Stereo pair
Gam bar 5-16. Tingkat akurasi vertikal dan horisontal dari OEM dengan berbagai
kombinasi stereo pair
![Page 56: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/56.jpg)
,..._
"
(a) DEM Forward-Nadir (b) DEM Backward-Nadir
(c) DEM Backward-Forward (a) DEM Backward-N:.dir-Forward
200m IOOOm
Gambar 5-17_ OEM dari berbagai kombinasi stereo pair ALOS PRISM untuk wilayah Bogar
12
6.5- 7.8 m 10
BNF 8
w 6 (f)
~ 0::
4
2
0
Stereo Pair
Gambar 5-18. Tingkat akurasi vertikal dan horisontal dari OEM dengan berbagai
kombinasi stereo pair
![Page 57: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/57.jpg)
5-4. PERBANOINGAN OEM OARI ALOS PRISM OENGAN OEM SRTM
Perbandingan OEM dari data ALOS PRISM dengan OEM SRTM dilakukan dengan
membandingkan kedua OEM terhadap titik-titik GCP dari pengukuran lapangan. Selanjutnya
dihitung tingkat akurasi (RMSE) kedua OEM tersebut terhadap data pengukuran lapangan.
Tabel 5-12 memperlihatkan hasil perbandingan tingkat akurasi dari OEM dari ALOS PRISM
dengan menggunakan sumber GCP pengukuran lapangan (OEM1), OEM dari ALOS PRISM dengan
menggunakan sumber GCP dari data referensi (OEM2) dan OEM SRTM terhadap hasil pengukuran
lapangan untuk wilayah Sragen. Pengujian dilakukan di 14 titik pengukuran lapangan.
Tabel 5-12. Perbandingan tingkat akurasi OEM dari ALOS PRISM dengan SRTM
GCP Abs (Survei-SRTM) (m) Abs (Survei-OEM1) (m) Abs (Survei-OEM2) (m)
1 12.1 2.5 3.4
2 10.4 5.7 6.0
3 5.8 1.8 3.0
4 12.8 1.2 0.7
5 9.7 1.6 5.5
6 17.5 8.3 18.5
7 4.7 2.7 1.7
8 1.2 0.3 4.5
9 1.2 7.5 2.8
10 2.5 11.0 4.9
11 2.7 2.8 2.6
12 2.9 0.2 18.8
13 0.1 1.3 4.9
14 0.2 8.3 4.6
RMSE 5.5 3.5 5.6
Hasil memperlihatkan bahwa untuk wilayah Sragen, OEM yang dibuat dengan
menggunakan sumber GCP hasil pengukuran lapangan mempunyai tingkat akurasi yang lebih baik
dibandingkan OEM SRTM, sementara OEM yang dibuat dengan menggunakan sumber GCP dari
data referensi mempunyai tingkat akurasi sedikit lebih rendah dibandingkan OEM SRTM.
Tabel 5-13 memperlihatkan hasil perbandingan tingkat akurasi dari OEM dari ALOS PRISM
dengan menggunakan sumber GCP pengukuran lapangan (OEM1), OEM dari ALOS PRISM dengan
menggunakan sumber GCP dari data referensi (OEM2) dan OEM SRTM terhadap hasil pengukuran
lapangan untuk wilayah Bandung. Pengujian dilakukan di 7 titik pengukuran lapangan.
![Page 58: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/58.jpg)
Tabel 5-13. Perbandingan tingkat akurasi DEM dari ALOS PRISM dengan SRTM
GCP Abs (Survei-SRTM) (m) Abs (Survei-DEM1) (m) Abs (Survei-DEM2) (m)
1 1.5 11.9 1.7
2 3.6 5.5 2.9
3 11.3 2.0 17.7 4 12.5 5.2 16.8
5 1.2 8.6 3.0
6 6.9 2.0 4.0
7 10.3 1.0 13.0
RMSE 4.7 4.0 7.1
Hasil yang relatif tidak berbeda diperlihatkan pada Tabel 5-13. Pada wilayah Bandung, DEM
yang dibuat dengan menggunakan sumber GCP hasil pengukuran lapangan mempunyai tingkat
akurasi yang lebih baik dibandingkan DEM SRTM, sementara DEM yang dibuat dengan
menggunakan sumber GCP dari data referensi mempunyai tingkat akurasi yang lebih rendah
dibandingkan DEM SRTM. Tingkat akurasi DEM dari data referensi berkisar 1.5- 2 kali lipat lebih
rendah dibandingkan DEM dari pengukuran lapangan.
![Page 59: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/59.jpg)
5-5. PENGGABUNGAN OEM SRTM DAN PETA TOPOGRAFI
Penggabungan antara data SRTM dan topografi dilakukan dengan menurunkan titik
ketinggian dari masing-masing data, kemudian melakukan pengabungan titik ketinggian dari
kedua sumber dan melakukan interpolasi dengan berbagai metode.
Gambar 5-19 memperlihatkan contoh titik tinggi dari Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) skala
1:25.000 untuk wilayah Bandung dan sekitarnya, dan wilayah yang akan digabungkan antara DEM
RBI dan SRTM.
.. . . .. . . . . . . . . . . . . .. . . . ; ... ~ .... . . . .. ·. : .. ; .
• /::; ;-:\:t:. .::·. ~ .. .. ~~.Sli:. ... ~""~.E~,...l;:;.__ryi.i;.;• ~'.~:iw:~~III:.J~:: ·, ./. . .. . . . . .· ' .... ' .··~ . :' . ·.: . : . ; ...
. ... . : . : .:-:. · .. :. ': .: :.:·:=·.::. . . . . '•' . ;· . . ... . . . . . . . . .. .. ·:: . . . .... ~. ·. . . ' . . . . . . . ... ::. . . ·.· ..... · . : '.. =·· . .. . . . . . . ...
•• t • • • • • • ••• :· • • : •
. ·.
. ..
RBI 1: 25.000
SRTM spasial 90 m
Gambar 5-19. Titik tinggi RBI skala 1:25.000 dan DEM SRTM spasial 90
Sedangkan Gambar 5-20 dan Gambar 5-21 memperlihatkan contoh perbandingan antara
DEM resolusi spasial 30 yang dibentuk dari hasil penggabungan antara titik tinggi RBI dan titik
tinggi dari SRTM dengan menggunakan metode interpolasi krigging semivariogram linear, dengan
DEM SRTM 90 m. Pengujian secara visual memperlihatkan bahwa DEM hasil gabungan
mempunyai pola yang lebih halus dan lebih akurat karena lebih sesuai dengan lokasi titik tinggi
dari peta RBI. Hal ini juga terlihat dari posisi titik ketinggian terhadap peta kontur yang dibuat
dengan menggunakan DEM hasil gabungan titik ketinggian tersebut (Gambar 5-22).
![Page 60: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/60.jpg)
Gambar 5-20. Perbandingan DEM gabungan dan DEM SRTM
Gam bar 5-21. DEM gabungan (kiri), DEM SRTM 90 (kanan) dan titik tinggi RBI
Analisis lebih lanjut dilakukan dengan membandingkan tingkat akurasi kedua DEM
diperolehnya data hasil pengukuran lapangan atau data referensi lainnya untuk wilayah ini.
Pengujian tingkat akurasi dilakukan terhadap beberapa DEM hasil gabungan yang mendapat
perlakukan interpolasi menggunakan metode yang berbeda.
Tabel 5-14 memperl ihatkan perbandingan tingkat akurasi dari berbagai metode interpolasi
(8 metode interpolasi) berdasarkan hasil pengujian menggunakan 7 titik pengukuran lapangan di
daerah Bandung. Sedangkan Gambar 5-22 memperlihatkan perbandingan tingkat akurasi dalam
bentuk grafik batang.
![Page 61: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/61.jpg)
Gambar 5-22. Kontur interval 5 m dari data DEM gabungan
Tabel 5-14. Perbandingan tingkat akurasi dari berbagai metode interpolasi
Met ode SRTM Polynomial regresion Moving average Spline smooth Minimum curvature
RMSE 4.7 25.5 15.4 3.4 3.4
Metode SRTM Krigging linear Nearest neighbour Krigging spherical Krigging cubic
RMSE 4.7 3.4 3.3 3.2 3.2
~0
25
lO
RMSE lS
10
0
SRTM Polynomial Moving Sp line Minimum Krigging N ear~ t Krigging Krlgging rt"gresion a•ierage smooth curvattort> linear neighbour spherical cubic
Metode yang digunakan
Gambar 5-23. Kontur interval 5 m dari data DEM gabungan
![Page 62: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/62.jpg)
Hasil memperlihatkan bahwa dari 8 metode interpolasi yang digunkan 6 diantaranya
mempunyai tingkat akurasi yang lebih baik dari OEM SRTM, akurasi terbaik diperoleh dengan
menggunakan metode Krigging Spherical dan Krigging Cubic.
![Page 63: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/63.jpg)
BABVI
KESIMPULAN
Kegiatan "Pengembangan Metode Ekstraksi DEM (Digital Elevation Model) dari Data ALOS
PRISM" telah dilaksanakan dari bulan Februari-November 2010. Kajian mengenai penurunan DEM
dari citra stereo ALOS PRISM, analisis parameter yang mempengaruh tingkat akurasi DEM yang
dibuat dan kajian mengenai metode penggabungan DEM SRTM dan peta topografi telah berhasil
diselesaikan, beberapa kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. DEM dari PRISM ALOS dapat diturunkan dengan menggunakan model geometrik sensor
"Generic pushbroom" LPS-Imagine. Walaupun masih perlu kajian lebih lanjut metode
penghilangan blunder (bull eyes).
2. Akurasi DEM dari PRISM ALOS dipengaruhi secara signifikan oleh jumlah, distribusi
GCP/CP, sumber GCP/CP dan kemampuan operator. Sedangkan stereo pair dan resolusi
spasial DEM kurang mempengaruhi secara signifikan.
3. Akurasi DEM dari PRISM ALOS menggunakan GCP pengukuran lapangan lebih baik
dibandingkan akurasi DEM SRTM, sementara akurasi DEM dari ALOS PRISM menggunakan
GCP/CP data referensi mempunyai akurasi 1.5-2 kali akurasi bila menggunakan GCP
pengukuranlapangan
4. Prosedur pembuatan DEM dari PRISM ALOS dapat dibuat, dengan memperhatikan
pengaruh parameter-parameter yang mempengaruhi tingkat akurasi DEM
5. Akurasi DEM dapat ditingkatkan dengan pengabungan titik tinggi 2 data yang berbeda
melalui metode interpolasi
6. Metode interpolasi krigging mempunyai akurasi terbaik dibandingkan metode lain yang
digunakan pada kegiatan ini
![Page 64: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/64.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Amhar F. And Komara A., 2009, Mapping and Map Updating with ALOS Data the Indonesia
Experience, seminar on Utilizing of ALOS Data in Indonesia, Jakarta, 2009
Julzarika A., 2007, Analisa Perubahan Koordinat Akibat Proses Perubahan Format Tampilan Peta
pada Pembuatan Sistem lnformasi Geografi Berbasis Internet, Skripsi Jurusan Teknik
Geodesi dan Geomatika, FT UGM, Yogyakarta.
Bignone F. and Umakawa H., 2008, Assessment of ALOS PRISM Digital Elevation Model Extraction
ove Japan, The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial
Information Sciences. Vol. XXXVII, Beijing, 2008
Chen T., Shibasaki R., Tsuno K. and Moria K., 2004, Triplet Matching for OEM Generation with
PRISM ALOS, ISPRS XX, lstambui,Turkey.
Gesch D., 2005, Vertical Accuracy of SRTM Data of the Accuracy of SRTM Data of the United
States: Implications for Topographic Change Detection, SRTM Data Validation and
Applications Workshop
Gorokhhovich Y. and Voustianiouk, 2006, Accuracy assessment of the processed SRTM based
elevation data by CGIAR using field data from USA and Thailand and its relation to the
terrain characteristics, Remote Sensing of Environment 104 (2006) P.409-415,
ScienceDirect.
JAXA, 2006, Annual Report 2005, EORC Bulletin, No.9, March 2006
JAXA, 2006, The 2nd ALOS Research Announcement: Calibration and Validation, Utilization
Research, and Scientific Research, Earth Observation Research Center Japan Aerospace
Exploration Agency, Japan
Lang H. and Welch R., 1999, ATBD-AST-08 Algorithm theoretical Basic Document for Aster Digital
Elevation Models, Standart product AST14, pp. 1-69
Leica Geosystems, 2002, Imagine OethoBase User's Guide, GIS and Mapping Division, Atlanta,
Georgia.
Ono M., December 2005, OEM Generation Using Satellite Images, Remote Sensing Technology
Center of Japan
Schneider M., Lehner M., Muller R. And Reinartz P., 2008, Stereo Evaluation of ALOS/PRISM Data
on ESA-AO Test Sites- First DLR Results, ALOS Symposium, Rhodos, 2008
Selby R., PCI Geo, Creating digital elevation models and orthoimagesfrom ASTER Imagery, PCI
Geomatics, United Kingdom.
![Page 65: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/65.jpg)
Surlan, Trisakti B., Carolita 1., Kustiyo and Julzarika A., 2009, DEM Generation from ALOS PRISM
Sensor and Its Application, seminar on Utilizing of ALOS Data in Indonesia, Jakarta, 2009.
Trisakti B. and Pradana F.A., 2007, DEM Automatic Extraction from Stereoscopic PRISM-ALOS,
Journal of Remote Sensing and Digital Image Processing, Vol. IV, 2007 (In Bahasa)
Trisakti B. and Pradana F.A., 2006, "Application of ASTER stereoscopic Image for developing
topography updating model", Research Report 2006, Remote Sensing Application and
Development Center, LAPAN (In Bahasa).
Tighe Lorraine and Chamberlain Drew, 2009, Accuracy assessment of the processed SRTM-based
elevation data by CGIAR using field data from USA and Thailand and its relation to the
terrain characteristics, ASPRS/MAPPS Fall Conference, 16-19 November 2009, San Antonia
Texas
Yastikh et al., 2006, Accuracy and Morphological Analyses of GTOP030 and SRTM X-C band DEMS
in the Test Area lstambul, ISPRS Workshop, Ankara
![Page 66: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/66.jpg)
LAMPIRAN I
SURVEI LAPANGAN KE BANDUNG
![Page 67: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/67.jpg)
LAPAN
LAPORAN
KEGIATAN SURVEI LAPANGAN BANDUNG DAN SEKITAR
20-24 SEPTEMBER 2010
PENGEMBANGAN METODE EKSTRAKSI OEM
(DIGITAL ELEVATION MODEL) DARI DATA ALOS PRISM
PROGRAM INSENTIF RISET DASAR
Fokus Bidang Prioritas: Teknologi lnformasi dan Komunikasi
Kode Produk Target: 5.06
Kode Kegiatan: 5.06.03
Peneliti Utama: Dr. Eng.Bambang Trisakti
PUSAT PENGEMBANGAN PEMANFAATAN DAN TEKNLOGI PENGINDERAAN JAUH
LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN)
Jalan LAPAN no. 70, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta 13710, Indonesia
Tei./Fax: (021) 8722733
![Page 68: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/68.jpg)
1. PENDAHULUAN
Digital Elevation Model (DEM) merupakan informasi digital dari ketinggian (topografi) suatu
wilayah permukaan bumi yang dapat disimpan dalam bentuk data raster berbasis piksel atau
dalam bentuk data vektor berbasis poligon. Ekstraksi data DEM dengan teknik menghitung
ketinggian dari paralaks dilakukan dengan memanfaatkan satelit optik yang dapat merekam citra
stereo (dua atau lebih citra yang direkam dari sudut yang berbeda). Salah satu satelit yang dapat
merekam data stereo adalah satelit ALOS (Advanced Land Observation Satellite). ALOS adalah
satelit milik Jepang yang diluncurkan pada tanggal 24 Januari 2006 yang membawa 3 instrumen
sensor yaitu PRISM, AVNIR dan PALSAR. PRISM (The panchromatic Remote Sensing Instrument for
Stereo Mapping) adalah sensor untuk merekam citra optis pankromatik pada panjang gelombang
0.52- 0.77 1-1m dengan resolusi spasial 2.5 m. Sensor ini mempunyai 3 feleskop untuk merekam
citra stereo dari arah depan (Forward), arah tegak lurus (Nadir) dan arah belakang (Backward)
searah dengan orbit satelit (along track). Kombinasi citra stereo tersebut dapat digunakan untuk
menghasilkan DEM dengan akurasi yang cukup untuk memetakan permukaan bumi dalam skala
1:25.000 (JAXA, 2006).
Ekstraksi dan pengujian tingkat akurasi DEM dari data stereo ALOS PRISM telah dilakukan
oleh Chen T. et al (2004), JAXA (2006), Bignone & Umakawa (2008) dan Schneider et al. (2008).
Berdasarkan hasil penelitian mereka, ALOS mempunyai akurasi sekitar 2 - 6.5 m. Selain itu,
beberapa paper mengenai pemanfaatan data stereo ALOS PRISM untuk menurunkan DEM telah
dilakukan di Indonesia (Trisakti dan Pradana 2007, Surlan et al. 2009, Amhar dan Komara 2009),
tetapi hanya terbatas pada implementasi software komersil atau software buatan peneliti Jepang.
Sedangkan kajian mengenai perhitungan akurasi dan error, kajian parameter yang mempengaruhi
tingkat akurasi DEM yang bermanfaat untuk pembuatan prosedur standar, serta pendalaman
teori (model matematis) ekstraksi DEM masih belum dilakukan.
Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk membuat prosedur standar pengolahan data untuk
membuat DEM dari data stereo optis ALOS PRISM. Pembuatan DEM membutuhkan data masukan
Ground Control Point (GCP) dari data referensi atau hasil pengukuran di lapangan menggunakan
Differensial Global Positioning system (DGPS) atau GPS geodetik. Selain itu GCP hasil pengukuran
lapangan dibutuhkan pula untuk pengujian akurasi dari DEM yang dihasilkan dengan
menggunakan data stereo ALOS PRISM. Dalam kaitannya dengan pengumpulan/pengukuran GCP
yang akan digunakan sebagai input dan pengujian, maka sangat diperlukan melakukan kegiatan
survei lapangan ke daerah kajian pembuatan DEM, yaitu di wilayah Bandung dan sekitarnya.
![Page 69: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/69.jpg)
2. TUJUAN SURVEI
• Melakukan pengukuran GCP di wilayah Bandung dan sekitarnya untuk kebutuhan data
masukan pembuatan DEM dari citra ALOS PRISM.
• Melakukan pengukuran GCP di wilayah Bandung dan sekitarnya untuk data pengujian
akurasi dari DEM yang dihasilkan.
• Melakukan pengamatan kondisi topografi dan tutupan lahan di wilayah kajian
3. PERSONIL KEGIATAN
No Nama Unit Kerja Pendidikan akhir Lembaga
1. Dr. Bam bang Trisakti Pusbangja 53 LAPAN
2. Ita Carolita, M.Si. Pusbangja 52 LAPAN
3. Gathot Winarso, M.Sc. Pusbangja 52 LAPAN
4 Atriyon Julzarika, S.T. Pusbangja 51 LAPAN
4. METODOLOGI
4.1. lokasi dan Kegiatan Survei :
Wilayah Bandung dan sekitarnya di Provinsi Jawa Barat yang masuk dalam cakupan 1 scene
data ALOS PRISM, seperti diperlihatkan pada Gam bar 1. Gambar 1 memperlihatkan citra ALOS PRISM
untuk wilayah Bandung dan memperlihatkan lokasi GCP yang diukur. Kegiatan survei diperlihatkan
pada Tabel 1.
Tabell. Pelaksanaan kegiatan survei
Tanggal Kegiatan Keterangan
20 September 2010 - Perjalanan Jakarta - Bandung
- Koordinasi, penyusunan rencana dan
peminjaman GPS geodetik di Kantor
KESDM
21 September 2010 Pengukuran GCP di wilayah Bandung dan Pengukuran sekitar 6 titik
sekitar (Bandung utara dan barat)
22 September 2010 Pengukuran GCP di wilayah Bandung dan Pengukuran sekitar 5 titik
sekitar (Bandung selatan)
23 September 2010 Pengukuran GCP di wilayah Bandung dan Pengukuran sekitar 6 titik
sekitar (Bandung timur)
![Page 70: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/70.jpg)
r
24 September 2010 - Pengukuran dan penyusunan data
- Perjalanan Bandung- Jakarta
Gambar 1. Scene Citra ALOS dan titik pengukuran GCP
4.2. Peralatan yang digunakan
1. GPS Geodetik dengan ketelitian berkisar 1m atau lebih tinggi. GPS yang digunakan dalam
survei adalah GPS Geodetik dual frekusiensi LEICA 1200, yang dipinjam dari Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi bencana Geologi, KESDM (Kementrian Energi Sumber Daya
Mineral).
2. Print out peta rencana lokasi dari GCP yang akan diukur
3. Laptop dan GPS navigasi untuk membantu menunjukan arah lokasi yang akan diukur.
4. Alat tulis
4.3. Metode penentuan Lokasi dan pengukuran GCP
Dalam proses ekstraksi OEM diperlukan sejumlah GCP dengan syarat GCP tersebut
membentuk sebuah jaring-jaring geodetis, dan membentuk suatu distribusi GCP yang merata dan
mewakili berbagai kondisi ketinggian. Oleh karena itu, penentuan lokasi GCP dilakukan
sedemikian rupa (mempertimbangkan distribusi dan keterwakilan) sehingga GCP yang diukur
tersebut dapat membentuk jaring-jaring geodetis yang yang sangat berguna bagi proses
![Page 71: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/71.jpg)
r
triangulasi sehingga dapat dihasilkan DEM dengan akurasi yang tinggi. Selain harus bisa
membentuk jaring geografis, lokasi-lokasi tersebut juga dipilih berdasarkan akses lokasi yang
dapat terjangkau dengan kendaraan bermotor, serta kenampakan lokasi yang mudah
diidentifikasi dengan menggunakan citra ALOS PRISM. Hal ini dilakukan untuk memudahkan
dalam pengukuran dan juga dalam melakukan plating GCP pada citra stereo saat pembuatan
DEM.
Pada survei kali ini dilakukan pengukuran sekitar 20 GCP yang terdistribusi di seluruh citra
ALOS PRISM yang digunakan. Dari 20 GCP yang diambil, 15 GCP akan dijadilan sebagai input
dalam pembuatan DEM, sedangkan sekitar 5 GCP akan digunakan untuk pengujian tingkat akurasi
DEM yang dihasilkan. Pengukuran setiap GCP dilakukan dengan menggunakan GPS Geodetik yang
terdiri dari GPS base (diletakan di titik referensi di Kantor KESDM) dan GPS Rover (yang dibawa ke
setiap lokasi). Pengukuran dilakukan selama 1 jam untuk setiap lokasi. Data yang diperoleh dari
kedua GPS kemudian diproses untuk menghasilkan data koordinat (X,Y) dan elevasi (h).
5. HASIL PENGUKURAN
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan GPS geodetik seperti diperlihatkan pada
Gambar 2. GPS terdiri dari tiang dan penerima untuk menangkap sinyal, serta data logger untuk
pengolahan datanya.
Tiang dan penerima sinyal Data Logger
Gam bar 2. GPS geodetik yang digunakan dalam pengukuran
![Page 72: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/72.jpg)
Hasil pengukuran dipengukuran dan pengamatan di setiap GCP yang diperlihatkan pada
Tabel 1, sedangkan hasil detil dari pengukuran diperlihatkan pada Lampiran. Pada setiap titik
dilakukan pengukuran GCP, pengambaran posisi titik pada citra dan pengamatan tutupan lahan.
Tabell. Hasil pengukuran menggunakan GPS geodetik disetiap titik
latitude longitude Ellip. Hgt sd, lat(em) sd, long (em) sd, hgt (em)
1 6° 51' 27.15510" 5 lOr 33' 33.43954" E 881.4746 0.03 0.04 0.10
2 6° 51' 47.69923" 5 107° 30' 12.68674" E 706.7646 0.13 0.16 0.39
3 6° 48' 53.86209" 5 lOr 28' 39.16447" E 668.8998 0.18 0.25 0.65
4 6° 55' 04.21535" 5 10r 28' 01.80266" E 670.0023 0.19 0 .23 0.65
5 6° 56' 03 .29729" 5 lOr 32' 21.94705" E 702.5112 0.12 0.13 0.25
6 6° 54' 00.06612" 5 lOr 37' 05.09341" E 754.9965 0.05 0.06 0.18
7 6° 59' 38.73815" 5 lOr 31' 53.86974" E 692.6154 0.08 0.10 0.25
8 r 04' 33. 75554" 5 lOr 26' 43.32025" E 1186.3418 0.19 0.97 0.49
9 r o7' 52.06194" 5 10r 24' 42.89433" E 1586.7638 0.42 0.32 1.01
10 r o8' 58.84542" 5 10r 33' 39.20484" E 1208.3119 0.18 0.27 0.40
11 r 03' 41.54881" 5 10r 33' 09.50146" E 741.1711 0.36 0.71 1.16
12 r o3' 18.33300" 5 10r 39' 24.89550" E 927.8220 0.16 0.19 0.58
13 roo· 46.99171" 5 10r 39' 04.10577" E 685.2592 0.20 0.48 1.02
14 6° 51' 28.55972" 5 lOr 39' 53.14110" E 1198.6461 0.06 0.08 0.21
15 6° 54' 41.28066" 5 lOr 37' 06.55270" E 730.4074 0.13 0.09 0.25
16 6° 57' 18.44254" 5 lOr 36' 39.87993" E 696.2958 0 .10 0.10 0.33
E5DM 6° 53' 59.29965" 5 10r 37' 14.36989" E 771.8993 0 0 0
6. DAFT AR PUST AKA
Amhar F. And Komara A., 2009, Mapping and Map Updating with ALOS Data the Indonesia Experience, seminar on Utilizing of ALOS Data in Indonesia, Jakarta, 2009
Bignone F. and Umakawa H., 2008, Assessment of ALOS PRISM Digital Elevation Model Extraction ove Japan, The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences. Vol. XXXVII, Beijing, 2008
Chen T., Shibasaki R., Tsuno K. and Moria K., 2004, Triplet Matching for OEM Generation with
PRISM ALOS, ISPRS XX, lstambui,Turkey.
JAXA, 2006, Annual Report 2005, EORC Bulletin, No. 9, March 2006
JAXA, 2006, The 2nd ALOS Research Announcement: Calibration and Validation, Utilization Research, and Scientific Research, Earth Observation Research Center Japan Aerospace Exploration Agency, Japan
Schneider M., Lehner M., Muller R. And Reinartz P., 2008, Stereo Evaluation of ALOS/PRISM Data on ESA-AO Test Sites- First DLR Results, ALOS Symposium, Rhodos, 2008
Surlan, Trisakti B., Carolita 1., Kustiyo and Julzarika A., 2009, OEM Generation from ALOS PRISM Sensor and Its Application, seminar on Utilizing of ALOS Data in Indonesia, Jakarta, 2009.
Trisakti B. and Pradana F.A., 2007, OEM Automatic Extraction from Stereoscopic PRISM-ALOS, Journal of Remote Sensing and Digital Image Processing, Vol. IV, 2007 (In Bahasa)
![Page 73: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/73.jpg)
LAMPIRAN DATA TITIK PENGUKURAN
KEGIATAN SURVEI Dl BANDUNG DAN
SEKITARNYA
TANGGAL 20-24 SEPTEMBER 2010
Distribusi Titik Pengukuran
![Page 74: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/74.jpg)
Titik Pengukura n 1
r
Penutup Ia han : Perumahan dan kola
![Page 75: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/75.jpg)
Titik Pengukuran 3
Lokasi Pengukuran
Titik Pengukuran 4
Lokasi Pengukuran
Penutup lahan: Jalan to I, jembatan dan sawah
Penutup lahan: Lapangan, kebun campur Dan permukiman
![Page 76: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/76.jpg)
Titik Pengukuran 5
Lokasi Pengukuran
Lokasi Pengukuran
JO
Penutup lahan : Permukiman, jembatan, Jalan
Penutup lahan: Lapangan, jalan, perkotaan Jalur hijau '
![Page 77: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/77.jpg)
Titik Pengukuran 7
Lokasi Pengukuran
0
Titik Pengukuran 8
Penutup Ia han · Lapangan , stadio sawah n,
Penutup lahan· Sawah k b · ' e un cam u dan permukiman p r,
![Page 78: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/78.jpg)
...
Lokasi Pengukuran
Loka · s1Penguk uran
Penutup lahan· Resort, hutan .
Penutup lah . hutan an.
![Page 79: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/79.jpg)
Titik Pengukuran 11
Lokasi Pengukuran
Titik Pengukura n 12
Lokasi Pengukuran
Penutup lahan: hutan
Penutup Ia han: Kantor kecamatan, perkebunan
![Page 80: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/80.jpg)
Titik Pengukura n 13
Lokasi Pengukura n Penutup lahan: Sawah, pabrik
Titik Pengukuran 14
Lokasi Pengukura n Penutup lahan: Sawah, kebun
![Page 81: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/81.jpg)
Titik Pengukuran 15
Lokasi Pengukuran Penutup lahan:
IQ Permukiman, kota
Titik Pengukura n 16
Lokasi Pengukuran Penutup lahan: Permukiman, kota
![Page 82: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/82.jpg)
LAMPIRAN II
" SURVEI LAPANGAN KE BOGOR, CIANJUR DAN SEKITAR
![Page 83: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/83.jpg)
LAPAN
LAPORAN
KEGIATAN SURVEI LAPANGAN BOGOR CIANJUR DAN SEKITAR
27- 31 OKTOBER 2010
PENGEMBANGAN METODE EKSTRAKSI OEM
(DIGITAL ELEVATION MODEL) DARI DATA ALOS PRISM
PROGRAM INSENTIF RISET DASAR
Fokus Bidang Prioritas: Teknologi lnformasi dan Komunikasi
Kode Produk Target: 5.06
Kode Kegiatan: 5.06.03
Peneliti Utama: Dr. Eng.Bambang Trisakti
PUSAT PENGEMBANGAN PEMANFAATAN DAN TEKNLOGI PENGINDERAAN JAUH
LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN)
Jalan LAPAN no. 70, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta 13710, Indonesia
Tei./Fax: (021) 8722733
![Page 84: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/84.jpg)
1. PENDAHULUAN
Digital Elevation Model (OEM) merupakan informasi digital dari ketinggian (topografi) suatu
wilayah permukaan bumi yang dapat disimpan dalam bentuk data raster berbasis piksel atau
dalam bentuk data vektor berbasis poligon. Ekstraksi data OEM dengan teknik menghitung
ketinggian dari paralaks dilakukan dengan memanfaatkan satelit optik yang dapat merekam citra
stereo (dua atau lebih citra yang direkam dari sudut yang berbeda). Salah satu satelit yang dapat
merekam data stereo adalah satelit ALOS (Advanced Land Observation Satellite). ALOS adalah
satelit milik Jepang yang diluncurkan pada tanggal 24 Januari 2006 yang membawa 3 instrumen
sensor yaitu PRISM, AVNIR dan PALSAR. PRISM (The panchromatic Remote Sensing Instrument for
Stereo Mapping) adalah sensor untuk merekam citra optis pankromatik pada panjang gelombang
0.52- 0.77 f..Lm dengan resolusi spasial 2.5 m. Sensor ini mempunyai 3 teleskop untuk merekam
citra stereo dari arah depan (Forward), arah tegak lurus (Nadir) dan arah belakang (Backward)
searah dengan orbit satelit (along track). Kombinasi citra stereo tersebut dapat digunakan untuk
menghasilkan OEM dengan akurasi yang cukup untuk memetakan permukaan bumi dalam skala
1:25.000 (JAXA, 2006).
Ekstraksi dan pengujian tingkat akurasi OEM dari data stereo ALOS PRISM telah dilakukan
oleh Chen T. et al (2004), JAXA (2006), Bignone & Umakawa (2008) dan Schneider et al. (2008) .
Berdasarkan hasil penelitian mereka, ALOS mempunyai akurasi sekitar 2 - 6.5 m. Selain itu,
beberapa paper mengenai pemanfaatan data stereo ALOS PRISM untuk menurunkan OEM telah
dilakukan di Indonesia (Trisakti dan Pradana 2007, Surlan et al. 2009, Amhar dan Komara 2009),
tetapi hanya terbatas pada implementasi software komersil atau software buatan peneliti Jepang.
Sedangkan kajian mengenai perhitungan akurasi dan error, kajian parameter yang mempengaruhi
tingkat akurasi OEM yang bermanfaat untuk pembuatan prosedur standar, serta pendalaman
teori (model matematis) ekstraksi OEM masih belum dilakukan.
Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk membuat prosedur standar pengolahan data untuk
membuat OEM dari data stereo optis ALOS PRISM. Pembuatan OEM membutuhkan data masukan
Ground Control Point (GCP) dari data referensi atau hasil pengukuran di lapangan menggunakan
Differensial Global Positioning system (OGPS) atau GPS geodetik. Selain itu GCP hasil pengukuran
lapangan dibutuhkan pula untuk pengujian akurasi dari OEM yang dihasilkan dengan
menggunakan data stereo ALOS PRISM. Oalam kaitannya dengan pengumpulan/pengukuran GCP
yang akan digunakan sebagai input dan pengujian, maka sangat diperlukan melakukan kegiatan
survei lapangan ke daerah kajian pembuatan OEM, yaitu di wilayah Bogar Cianjur dan sekitarnya.
![Page 85: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/85.jpg)
2. TUJUAN SURVEI
• Melakukan pengukuran GCP di wilayah Bogar, Cianjur dan sekitarnya untuk kebutuhan
data masukan pembuatan OEM dari citra ALOS PRISM.
• Melakukan pengukuran GCP di wilayah Bogar, Cianjur dan sekitarnya untuk data
pengujian akurasi dari DEM yang dihasilkan.
• Melakukan pengamatan kondisi topografi dan tutupan lahan di wilayah kajian
3. PERSONIL KEGIATAN
No Nama Unit Kerja Pendidikan akhir Lembaga
1. Dr. Bam bang Trisakti Pusbangja 53 LAPAN
2. lr. Gok Maria Sitanggang Pusbangja 51 LAPAN
3. Gathot Winarso, M.Sc. Pusbangja 52 LAPAN
4 Atriyon Julzarika, S.T. Pusbangja 51 LAPAN
4. METODOLOGI
4.1. Lokasi dan Kegiatan Survei :
Wilayah Bogar, Cianjur dan sekitarnya di Provinsi Jawa Barat yang masuk dalam cakupan 1
scene data ALOS PRISM, seperti diperlihatkan pada Gambar 1. Gambar 1 memperlihatkan citra ALOS
PRISM untuk wilayah Bogar, Cianjur dan sekitarnya dan memperlihatkan lokasi GCP yang diukur.
Kegiatan survei diperlihatkan pada Tabell.
Tabel 1. Pelaksanaan kegiatan survei
Tanggal Kegiatan Keterangan
27 Oktober 2010 • Mengambil GPS Geodetik di Cibinong Pengukuran 3 titik, 1 titik
(PT. Geosindo). gaga I.
• Perjalanan menuju Cianjur sekaligus
mengukur titik yang bisa dilewati (titik
16 dan 17), berusaha menuju titik 18
jembatan tidak bisa dilewati putar balik
mobil tidak bisa jalan karena tanjakan
licin.
• Sampai di Cianjur
28 Oktober 2010 • Melapor ke Setda Kab. Cianjur Pengukuran sekitar 3 titik
![Page 86: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/86.jpg)
(administrasi).
• Melapor ke Bappeda kab. Cianjur
(teknis)
• Pengukuran GCP di titik 20, 19 dan 14 .
Jalan menuju titik 13 tidak bisa
dilewati.
29 Oktober 2010 Pengukuran GCP di titik 6, 7, 8, 9 dan 4. Pengukuran sekitar Stitik
Menuju titik 5 jalan tidak bisa dilewati
30 Oktober 2010 Pengukuran GCP di titik 3, 2, 1 dan 12 Pengukuran sekitar 4 titik
31 Oktober 2010 • Menyusun laporan sementara
• Perjalanan kembali ke Jakarta.
ngukuran
Gambar 1. Scene Citra ALOS dan titik pengukuran GCP
![Page 87: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/87.jpg)
4.2. Peralatan yang digunakan
1. GPS Geodetik dengan ketelitian berkisar 1 m atau lebih tinggi. GPS yang digunakan dalam
survei adalah GPS Geodetik dual frekusiensi LEICA 1200, yang sewa dari PT. Geosindo.
2. Print out peta rencana lokasi dari GCP yang akan diukur
3. Laptop dan GPS navigasi untuk membantu menunjukan arah lokasi yang akan diukur.
4. Alat tulis
4.3. Metode penentuan Lokasi dan pengukuran GCP
Dalam proses ekstraksi OEM diperlukan sejumlah GCP dengan syarat GCP tersebut
membentuk sebuah jaring-jaring geodetis, dan membentuk suatu distribusi GCP yang merata dan
mewakili berbagai kondisi ketinggian. Oleh karena itu, penentuan lokasi GCP dilakukan
sedemikian rupa (mempertimbangkan distribusi dan keterwakilan) sehingga GCP yang diukur
tersebut dapat membentuk jaring-jaring geodetis yang yang sangat berguna bagi proses
triangulasi sehingga dapat dihasilkan OEM dengan akurasi yang tinggi. Selain harus bisa
membentuk jaring geografis, lokasi-lokasi tersebut juga dipilih berdasarkan akses lokasi yang
dapat terjangkau dengan kendaraan bermotor, serta kenampakan lokasi yang mudah
diidentifikasi dengan menggunakan citra ALOS PRISM. Hal ini dilakukan untuk memudahkan
dalam pengukuran dan juga dalam melakukan plating GCP pada citra stereo saat pembuatan
OEM.
Pada survei kali ini dilakukan pengukuran sekitar 14 GCP dari 20 GCP yang direncanakan yang
terdistribusi di seluruh citra ALOS PRISM yang digunakan. Pengukuran setiap GCP dilakukan
dengan menggunakan GPS Geodetik yang terdiri dari GPS base dan GPS Rover (yang dibawa ke
setiap lokasi). Pengukuran dilakukan selama30 jam untuk lokasi kurang dari 25 km dari GPS base
dan 1 jam untuk lokasi yang jarak dengan GPS base lebih dari 25 km. Data yang diperoleh dari
kedua GPS kemudian diproses untuk menghasilkan data koordinat (X,Y) dan elevasi (h).
5. HASIL PENGUKURAN
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan GPS geodetik seperti diperlihatkan pada
Gambar 2. GPS terdiri dari tiang dan penerima untuk menangkap sinyal, serta data logger untuk
pengolahan datanya.
Hasil pengukuran dipengukuran dan pengamatan di setiap GCP yang diperlihatkan pada
Tabel 1, sedangkan hasil detil dari pengukuran diperlihatkan pada Lampiran. Pada setiap titik
dilakukan pengukuran GCP, pengambaran posisi titik pada citra dan pengamatan tutupan lahan.
![Page 88: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/88.jpg)
r
Tiang dan penerima sinyal Data Logger
Gam bar 2. GPS geodetik yang digunakan dalam pengukuran
Tabell. Hasil pengukuran menggunakan GPS geodetik disetiap titik
Latitude Longitude Ellip. Hgt Undltn Cor Orthom Hgt OrthHgt-L'lTTG
1 6° 21' 39.43574" s 107" 01' 04.30519" E 78.597 18.622 59.975 54.07880
2 6° 23' 09.66932" s 107" 06' 50.92192" E 67.252 18.638 48.601 42.70450
3 6° 22' 00.75304" s 107" 10' 21.44322" E 75.456 18.638 56.818 50.92210
4 6° 23' 06.20651" s 107" 13' 38.85300" E 49.891 18.646 31.245 25.34890
6 6° 27' 16.68261" s 107" 01' 21.95628" E 87.051 18.635 68.416 62.52040
7 6° 28' 27.22806" s 107° 04' 21. 78044" E 119.885 18.633 101.252 95.35620 8 6° 28' 34.13048" s 107" 08' 38.98435" E 98.571 18.641 79.930 74.03410
9 6° 27' 46.13377" s 107" 13' 26.48244" E 58.009 15.521 42.488 36.59190
12 6° 32' 07.33928" s 107" 04' 10.01042" E 379.556 16.156 363.400 357.50420
14 6° 31' 34.55799" s 107" 11' 54.23582" E 90.960 15.250 75.710 69.81400
16 6° 34' 31.29659" s 107°57'42.37883"E 504.183 15.192 488.991 483.09460
17 6° 35' 57.11517" s 107" 02' 55.64098" E 653.523 15.260 638.263 632.36670
19 6° 38' 42.50166" s 107" 09' 57.65057" E 222.769 15.276 207.493 201.59690
20 6° 39' 40.36522" s 107" 12' 25.64980" E 580.064 15.552 564.512 558.61550
BASE 6° 29' 27.79580" s 106° 50' 56.07500" E 158.167 14.091 144.076 138.1800
![Page 89: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/89.jpg)
6. DAFT AR PUSTAKA
Amhar F. And Komara A., 2009, Mapping and Map Updating with ALOS Data the Indonesia Experience, seminar on Utilizing of ALOS Data in Indonesia, Jakarta, 2009
Bignone F. and Umakawa H., 2008, Assessment of ALOS PRISM Digital Elevation Model Extraction ove Japan, The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences. Vol. XXXVII, Beijing, 2008
Chen T., Shibasaki R., Tsuno K. and Moria K., 2004, Triplet Matching for OEM Generation with PRISM ALOS, ISPRS XX, lstambui,Turkey.
JAXA, 2006, Annual Report 2005, EORC Bulletin, No. 9, March 2006
JAXA, 2006, The 2nd ALOS Research Announcement: Calibration and Validation, Utilization Research, and Scientific Research, Earth Observation Research Center Japan Aerospace Exploration Agency, Japan
Schneider M., Lehner M., Muller R. And Reinartz P., 2008, Stereo Evaluation of ALOS/PRISM Data on ESA-AO Test Sites- First DLR Results, ALOS Symposium, Rhodos, 2008
Surlan, Trisakti B., Carolita 1., Kustiyo and Julzarika A., 2009, OEM Generation from ALOS PRISM Sensor and Its Application, seminar on Utilizing of ALOS Data in Indonesia, Jakarta, 2009.
Trisakti B. and Pradana F.A., 2007, OEM Automatic Extraction from Stereoscopic PRISM-ALOS, Journal of Remote Sensing and Digital Image Processing, Vol. IV, 2007 (In Bahasa}
![Page 90: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/90.jpg)
LAMPIRAN DATA TITIK PENGUKURAN
KEGIATAN SURVEI Dl BOGOR-CIANJUR
DAN SEKITARNYA
TANGGAL 27-31 OKTOBER 2010
Distribusi Titik Pengukuran
( Tidak bisa diukur I akses sulit
![Page 91: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/91.jpg)
Lokasi Pengukuran
.r
GPS Geodetik + Antena GPS Navigasi Laptop + Internet ~ Google Earth Alat Tulis Kendaraan
Penutup lahan: Permukiman Jarang La han terbuka/ladang Vegetasi (Kebun)
![Page 92: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/92.jpg)
Titik LP-02
Lokasi Pengukuran
w.ooWpOhoo Permukiman dan Kebun
Titik LP-03
Lokasi Pengukuran
/~ Penutup Ia han : Perkantoran (Urban) ___ _ a;. __ • ...._ ___ ~
![Page 93: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/93.jpg)
Titik LP-04 Ket Lokasi pindah dari rencana semula
Lokasi Pengukuran
$ Penutup lahan: Pemukikan , sawah, lapangan bola
Titik LP-05
Tidak dapat diakses karen a jalan yang tidak bisa dilalui
![Page 94: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/94.jpg)
Titik LP-06
Lokasi Pengukuran
Titik LP-07
Penutup lahan: Jembatan, sawah pemukiman
![Page 95: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/95.jpg)
Titik LP-08
Lokasi Pengukuran
Titik LP-09
L r
Penutup lahan: Sawah
Penutup Ia han: permukiman
Pindah ke sini
![Page 96: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/96.jpg)
Titik LP-1 0
6°29'56.89"8 107° 16'12.65"T
Titik LP-11
6°30'48 .93"8 1 or 0'22.09"T
Tidak jadi diukur karena aksesbilitas dan waktu tidak cukup (akses susah dan akan menghabiskan waktu
k jadi diukur karen a aksesbilitas waktu tidak cukup (akses susah akan menghabiskan waktu
![Page 97: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/97.jpg)
Titik LP-12a
Lokasi Pengu u~
Titik LP-13
6°32'46.23"S 1 or 7'39.44'T
Penutup lahan: Kebun campur/ladang
Jalan tidak bisa dilewati
![Page 98: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/98.jpg)
Titik LP-14
Lok.,; Po"'"t"
---
Titik LP-15
6°33'43.40"S 107° 13'50.02"T
Penutup lahan: Sawah
Tidak jadi diukur karen a aksesbilitas dan waktu tidak cukup (akses susah dan akan menghabiskan waktu
![Page 99: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/99.jpg)
Titik LP-16
Lokasi Pengukuran ~
lr Penutup lahan: Kebun /Pemukiman
Titik LP-17
Penutup Ia han : Ladang/kebun
![Page 100: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/100.jpg)
,---.., Titik LP-18
"' ,......,
,......,
" r---,
" Jembatan ambrol separo jalan tidak bisa dilewati
--...,
,..--...
,......, 6°36'55.35"8 1or 6'34.79"T
r---,
Titik LP-19
Lokasi Pengukuran
Penutup lahan: Ladang/kebun
![Page 101: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/101.jpg)
Titik LP-20
Lokasi Pengukuran
Penutup lahan: Ladang/kebun
![Page 102: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/102.jpg)
LAMPIRAN Ill
JUKNIS PEMBUATAN OEM ALOS PRISM
![Page 103: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/103.jpg)
Software Bahan
Daerah
PENURUNAN DIGITAL ELEVATION MODEL (OEM) DARI CITRA ALOS PRISM
Orthobase-Pro, Erdas lmgine 8.6 citra ALOS PRISM Forward dan Nadir
Bogar dan sekitarnya
1. Buka program ERDAS Imagine 8.6.
2. Klik modul OrthoBASE. Pilih Create a new OrthoBASE project pada OrthoBASE Setup, kemudian klik OK.
ib OtlhoBA.SI ~tartup £\
8.6 We11:::0me to 01tnoBASE. From tm o.a~og you rMJ begin a new OrthoBASE po;ect 01 }IOU m<'ly M:WtM worknq on a~ cre!!tedone.
\What wot.dd.vou Ike to do?
• DM!e a new OlthoBA5E prof8d
Tentukan tempat penyimpanan dan isikan nama blockfile (*.blk). File ini merupakan project OrthoBASE yang kita buat. Klik OK.
"" t.oo<"' J..:i w_booo< · I rul&l
182 .:3 DMa[O~J ~181 ::> [C) ,~-,.~-~
182 AV .;j keq_2007
,llt~<J<~~-1~~¢DEBI:mBEI,
1
111 b<J.W_• ,;) CD-ROM IE ) L
l!b<J<I_ • .., """"'~) llb<J<i_•;;J floopy[H) " 11 bg.ft 0. a.ll
j1n bgft_auto_U'J.blgc.ot.bk [t ~11"1f_euto 1 2~ ,~ bgft_o!'IIAo_Ul.bl<. II ~fl_c-auo.bk
fleMme. bogor_bk
Fkolt""' j8Wdlo("bl<l
Fileo.Yne d~2007 /alos_bopo$/bogor.bll.- Size: 8309
~ ~
Recent .. f
"""' J
3. Pada dialog Model Setup, pilih model geometrik yang sesuai dengan sistem pelarikan sensor satelit. Untuk sensor satelit ALOS PRISM, gunakan Generic Push broom. Klik OK.
1
![Page 104: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/104.jpg)
Ket: Orthobase adalah modul untuk citra stereo cross track SPOT, sehingga untuk ALOS kita menggunakan model umum untuk sensor pushbroom. Di sini kita harus mengisi spesifikasi dari sensor dan citra satelit ALOS. Selain ALOS, generic pushbroom dapat digunakan juga untuk sensor push broom lainnya seperti : ASTER.
itt Model Setup £i S8ecl Geomel:nc Model:
F1ameCa1M!~ DlgiaiCame•a Video Canwa (Vd!!og~phj.<l Non-MetncCatnet'a DPPOB
4. Pada dialog Block Property Setup, kita akan diminta menentukan sistem referensi data yang digunakan .
u Hlock Property Setup II Set Aefe~ence Syot~
Oah.-o:
up reference system.
Klik Set Projection sehingga muncul Projection Chooser. Tentukan kategori datum dan proyeksi sesuai daerah. Untuk daerah Bogar, pilih UTM WGS 84 South pada Categories dan UTM Zone 48 (Range 102£ -108£) pad a Projection. Klik OK.
Starwdsrd D..mom
c~~u~rM~WG~s~~sw~h-------------------------~~. IL-n~-~ 1
p,....,..,. ~;~~:~~:;:: : ;:: e UTM Zone 44 IR....,. lliE • 9410) UTMZone451R....,.B4E · 9!E)
~:~~:~ ~=:u~~J UTMZone49 (Hange108E 114E) UTM Zone 50 IR"""' 114E · 12QE) UTMZono 51 (R....,.120C·126EJ UTHZ0t1052 IR"""' 126E ·132E) UTHZono53 (Rango 132E -13BEJ Ul MZone54 (Range1 38E·1 44E] UTHZone55 (Range 144E -1 50E) UTH Zone56 IR"'9" 150E · 156E) UT MZone57 (Ronge156E · 162E)
UTMZone59 (Rafl9" 16BE -1 74E) UTMZone5B(R...,.162E·169E) II
~U~TM~Z=~~6=0~(R="""'~17~4E~19=0E~)----------------~~v
Pada dialog Block Properties Setup akan tampak hasil dari pengesetan sistem proyeksi.
2
![Page 105: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/105.jpg)
~ Bto~.:k Property ~tup •
Sel Reference S,Y£tem
UTM
W'GS e' 48
WGS84
Klik Next. lsikan satuan Horisontal Units dan Vertical Units dalam Meters. Klik OK.
u BloLk Vrop1rly Setup liJ A~MCeUntr
HorizonlaiUrb
Ve1oca1 u~ IM~"''
Set: Map Projection iWI.d L.lnls
CK::J f'<e""'"' j
c...:...::,=d ~ ~
5. Akan muncul jendela OrthoBASE Pro dengan nama blockfile yang tadi kita buat. Klik menu Edit- Add Frame sehingga muncul dialog Image File Name. Langkah ini dilakukan untuk memasukkanfi/e citra yang akan diturunkan informasi DEM-nya.
Pilih tipe file yang sesuai ( *.ers) dan cari file citra yang telah dirotasi (seperti telah dijelaskan pada langkah sebelummnya). Klik OK.
3
![Page 106: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/106.jpg)
l ook n: ':j e+Js_bogof
]t.eda_..Ji·o!m= .Jbg1-ti-10_i!IUI:oers
] bg1-bl-~_auto.ers J bgT-bi2_<Uo_stfJ.brgcol.ets ]bgob12_ooJo_.0.= ,J bo•·bl_outo2 ...
3 ~r-bled"tt2.ers ~-r12_at.to_:!i0-btgcol eu
J bgi-ri2_.Uo_:»>.ers Jbg1_-'Uto2. e~e
Fllesoi~: EAM~I~ecsl
J 8!)"_bCIS
J Bg~_b_ullers ] boce<it2"' ] 8g~_, ... .J jBgt_n.ers
jkt-ti_,_..o10-2.ers J jl:.t-ti_a.to12-2.ers
J ~l-bl_alm2. o!r&
QTeystafe: 2-447 R01m: x 3-401 Colurm11« 1 Bandf~l
~) (!JjQj J .. ~~ u jd-bf_ ... o2_1p[ ]j<t-bl ___ ,., ~
U l<t·rl_,..ol0-2 He~ LJ ~~ nl_ ... o\2-2. --L) ~-nf_a\Jo2.or$
8 ~-nf_c~uto2.e Recent. ~lrJedt2er:o -
Jk12 f lOt en: Golo
JJkt~ote<S
Pada jendela OrthoBASE Pro akan terlihat nama kedua file (file Nadir dan file Forward yang sudah dirotasi) yang dipilih.
lt.t OrthoUA~l l'ro (bg,r nf_auto blk) GJ!'; I'8J File Edit Ptocess ~
a. IIl 0 C:l1 A z f1J Row• !maoeiD OMGrotlon > I~MCeN~TM Active p.,., lnl E~ DTMD""O"""'~
11! > d:Jkeg_2007/~_bogor.lbgr f rotlefl X 2 2 d:lkeg_2007/~6r:n_bogtX/bg n_tott.en X I
-........
•'"
;;, I; t-'~
...
6. Klik menu Edit - Compute Pyramid Layers (atau klik kolom Pyr.) pada jendela OrthoBASE Pro, pilih All/mages Without Pyramids, Klik OK.
One Image Seected
r AI Se&&cted Image~
Kolom Pyr. akan berubah warna dari merah menjadi hijau.
4
![Page 107: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/107.jpg)
L OrlhgBASE Pru (bu~r2.bk) r. oi!RI "' Edt """"" "'~ (;j. ID 0 r:fJ 6. z EB
Row" lm;,qeiO De·il.,iQtion > lmaqeN5ne AcWe ""·
lnl Ext.. DTM Ortho OrW!e -r-1 1 ) d:lkeq_20011~ bcg:t;bgl f 10t.ets X 2 2 d /ke!L2007Jalos_bogolltq n rolen X >I· I
Ket: Piramid layer adalah proses untuk membuat beberapa citra baru yang mempunyai resolusi lebih rendah dari citra asli. Misal:1/4 ,1/8, 1/16 atau 1/32 dari ukuran citra asli. Piramid layer dibuat untuk memudahkan korelasi antara citra dan mempercepat waktu proses.
7. Klik menu Edit -Frame Editor pada jendela OrthoBASE Pro (atau klik kolom Int.}, akan terlihat dialog Frame Editor.
~ f,4me fdrlor fllf!! n rol ers) ':lTIJ~
l m~ge Fr6e N~me bgi_n_rotett
BlockModei Type: GenericP~
Ser1101 Name: ..:J Edl ~ New
jlr-o< - 1 __j
~ ~ ._..!:'!Lj
Pada tab Sensor, klik New. lsikan informasi sensor pada dialog Sensor Information tab General. lnformasi sensor ini akan digunakan nantinya dalam proses korelasi dan triangulasi.
Ket: lnformasi sensor dapat diperoleh dari Header file, atau dari referensi spesifikasi sensor, atau dapat menghitung sendiri berbasis pada spesifikasi sensor bila informasi tersebut tidak tersedia .
Pertama, isi nama pada Sensor Name, kemudian mengisi spesifikasi sensor
w. Sensor lnform411on lr Gener-al Model PMameleu l
SennNM~e: '""AUJ'""'s'"""N~,..,-----
D~ion:
FOC<IIlength (ltYll~ l t939.oooo::l -}3 f"fl"q)e!Pon:MI(Illm~ olllijj 33 Pr~IPorlyo(mmt~-:-!
Plxel Sire (m): 10.00700 • ]
Sensa Cdrns I 14650 .... •.
I~ I c: I
I
5
![Page 108: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/108.jpg)
Ket: Focal length dapat dicari dari referensi spesifikasi sensor ALOS. Focal length adalah jarak antara titik pengambilan (exposure station) dengan titik tengah (principal point) pada citra negative/positif dalam teleskop yang digunakan . Focal length untuk PRISM sebesar 1939 mm.
Ket
Principal point X dan Y atau titik tengah citra adalah (0,0) Pixel size adalah besarnya ukuran setiap piksel pada sensor, nilai ini dapat dihitung dengan persamaan :
Foca I length Pixel size Altitude Ground resolution
Atau secara sederhana adalah perbandingan jarak fokus dengan ketinggian satelit adalah sebanding dengan ukuran piksel pada sensor dengan luas daerah di bumi untuk 1 piksel. Sensor column dapat kita temukan di header file.
Klik tab Model Parameters dan isikan nilai Polynomial Orders seperti berikut.
tr.o Sensor lnformahon I8J
X: ~Omege y ["'""" J Pli
Z:~:H ... epp«
"""'
Parameter ini digunakan untuk korelasi citra stereo dengan menggunakan model persamaan kolinearitas. Di sini digunakan 6 parameter, yaitu X,Y,Z , Omega (perputaran pada sumbu X), Phi (perputaran pada sumbu Y) dan Kappa (perputaran pada sumbu Z). Model Polynomial order yang dimasukan berdasarkan hasil penelitian pembuatan DEM ASTER menggunakan citra stereo ASTER. Sangat terbuka untuk mencoba nilai-nilai yang berbeda untuk mendapatkan DEM terbaik.
Klik OK. Selanjutnya adalah mengisi parameter pada tab Frame Attribute seperti berikut. II. I r.wne ldrtor fbiV n ro1t ~n) ~JI.f;J.
Sen.sOI' Fr¥neAJ!!bJes
Side InCidence ldeoees~ ,- 5o:xJ J Jrd.lnclCieo:eldet:;Jeest'-ri-~::J
Gromd AeM!Um {rMter:t ~
Senscrl~t~eAklngA~~~~: r K • y
I~ "'""""' ,--- - 1 ~----~
Cancol
Ket: Side incidence adalah pointing angle, atau pergerakan sensor/teleskop ke kanan dan kekiri. ALOS mempunyai pointing angle sebesar ±1.5 ° untuk setiap teleskop.
6
![Page 109: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/109.jpg)
Track Incidence adalah sudut yang dibentuk antara teleskop backward atau forward dengan teleskop Nadir. Besarnya sudut adalah sebesar ±24°, sudut ini dibuat untuk menghasilkan base to height rasio sebesar 1 untuk stereo Backward-Forward. Ground resolution adalah ukuran sebenarnya di bumi untuk setiap 1 piksel di citra. Sensor line along axis diisi untuk sumbu Y karena paralaks terjadi pada sumbu Y setelah dilakukan rotasi citra sebesar 270°.
Langkah berikutnya yaitu mengisi informasi sensor untuk pasangan citra stereo (forward). ita I ramc ldilor (bgr_f_ rot crs) "- Ll.
!mage Ae tJame bgr_l_rolert
Block Model T we: Generic Ptnti:lroom
Sens01 Name fALDs FO!Wald
11. frame [ditor (bgr_f_rot.ers) ~©Jm
Sensor Frame Attributes I Side Incidence (degrees]: j1.5000 33
Track Incidence (degrees~ j 26.5700 33 Ground Resolution (meters]: j 2.50 :8
Sensor Line Along Axis: r X r. y
General Model Parameters I Sensor Name: I ALOS Forward
Description:
Focal Length (mm~ 11939.00000
Principal Point xo (mm]: I 0.00000
Principal Poinl yo (mm]: I 0.00000
.-:-~=-=---"':" Pixel Size (mm): j 0.00700 ::j
Sensor Columns: 116247 33
Save
Cancel
Help
Previous I c~~:·~:·~:~.- ~.:.:1
Cancel I ~lp_j
General Model Parameters
Polo;nomial Orders of Sensor Model:
X: j2 33 Omega:
Y: '-"12 --33-:-1: Phi:
Z: j 2 33 Kappa:
Klik Next dan lakukan langkah/tahapan yang sama dengan setting citra Nadir.
Ket: Yang diperlukan adalah menyesuaikan beberapa nilai parameter sesuai jenis citra yang digunakan.
Ket: !sian lengkap untuk informasi sensor untuk ketiga citra (forward, nadir, dan backward) ada~hsebagaiberikut
7
OK
Cancel
Help
![Page 110: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/110.jpg)
Frame Editor Forward Nadir Backward
Tab Frame Attributes Side incidence (degrees) 1,5 1,5 1,5 Track incidence (degrees) 26,57 0 -26,57 Ground resolution (meters) 2,5 2,5 2,5 Sensor line along axis y y y
Sensor Information Forward Nadir Backward Tab General Focal length (mm) 1939 1939 1939 Principal point xO (mm) 0 0 0 Principal point yO (mm) 0 0 0 Pixel size (mm) 0,007 0,007 0,007 Sensor columns 16247 14650 16214 Tab Model Parameters X 2 2 2 y 2 2 2 z 2 2 2 Omega 1 1 1 Phi 1 1 1 Kappa 2 2 2
Setelah semuanya terisi, klik OK. Kolom Int. pada jendela OrthoBASE Pro akan terlihat
berwarna hijau (semula berwarna merah).
ilia OtthollA'S[ Pro (bogor2 blk) :;_]§£) Fie E'* Process Heb
13- lrJ 0 if.) 6 z EiJ Row If lm,;qelO Der~;. fmaqeNeme Ac!Ne P.,... Int. Ext DTM Or!ho OrUne-~ ,, d lk eq_2007/o!llos_bogorlbg _f _ rot&/$ ~ ::--r. 'f I T lR 2 2 , d: lk.@g_2007/~ bogof/bt;r 1'\_rolers
H
Selanjutnya dapat dilakukan pengumpulan titik kontrol (GCP/CP) dan pembuatan titik ikat (TP).
8. Klik Edit - Point Measurement (atau klik ikon ~ ), jendela Point Measurement akan terbuka seperti di bawah ini. Pada Main View akan tampil citra stereo di sebelah kiri dan di sebelah kanan. Citra yang ditampilkan pada Main View dapat dirubah dengan memilih citra yang diinginkan pada view kiri dan view kanan. (Di sini view kiri adalah citra nadir, sedangkan view kanan adalah citra forward).
8
![Page 111: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/111.jpg)
,......,
ViewKiri View Kanan
§"' Add
9 @ Dftete
Tool z Zo S.vo Palette ~ • "'~
r Ute V~eWet" A,: Reletera-
- I r AM Image Shit
100
100
R...O
~Image SIT!.
100
,... 100
R...O
Klik ikon A untuk memasukkan citra referensi horisontal (citra berkoordinat). Klik Image Layer pada dialog GCP Reference Source, kemudian klik OK. Pilih citra referensi yang akan dipakai pada folder penyimpanan (format citra referensi bisa dalam bentuk *.ers, *.lan atau *img). Klik OK jika sudah ditemukan.
II. GCr> Reference Source II! r. ~nl·~geT~y·e·;
("'" Vector Layer
r Amotatml
r GCP File (. gee)
ASCII Fie {2D)
- ASCII Fole (:IJ)
r S~Fie(3DJ (""' Digitizing Tcijet (Cuuentl
r Digitizing T ol*t (New)
r Keyboard 0~
lc 9:t<: .. ::1 c~ncel 1
Help
RcfNenr-~ lma&t' layer ~
122 S5_2002_Mi2_Uim48s. en
M**F'P' J o1~_7p20010512_z48_m80"' J p1221005_i'\200'10512_z46_m50.en
Fie name: 122-65_200Vusi_Wn48t ers
V'es.oltype· !ER Mappet("enJ
!J~: 9l) Rows 11 10& CoUmt x 4 B&l"d:sl
3 gi!j
::J
OK
c...,;
"'"' Aect:ftl..
Gao
[).
Selain data referensi horisontal, diperlukan juga data referensi vertikal. Citra ini harus berformat *.img, sehingga citra yang berformat lain harus diimpor dahulu ke format *.img. Untuk melakukan proses import data ke format *.img, klik modul Import, sehingga muncul jendela Import/Export.
9
![Page 112: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/112.jpg)
Pada bagian sebelah kiri dicari nama f ile yang akan di import (disini file dalam format ErMapper * .ers), kemudian pada bagian sebelah kanan ditentukan tempat penyimpanan file * .img hasil import. Kemudian klik OK.
ll.o lmport/£xport IEJ r. ff~.P~?.~-~ r Export
Type: I ER Mapper (Direct Read)
Media: jFile
Input File: (".ers) Output File: (". img)
I srtm3J_bgr_utm48s.e.rs ~ Jsrtm30_bgr_utm48s.img
~-,--;::;:--,----= ILJ srtm30_bgr.ers LJ srlm30 bgr utm48n.ers
[.J srtm30_bgr_utm4Bs.ers
~ srtm30_bgr2_utm48s.img
JG srtm_bogor 31~ srtm_bogor
OK Close Help
Akan muncul jendela informasi file yang diimpor. Klik OK sehingga muncul jendela proses. Klik OK setelah proses selesai untuk menutup proses impor.
lr.o lmpO<I lR M•ppor ' - J Ll !X !~ File: d /k~2007hrlm_bogorlt~tm30_bgi_~S:..en
01,.1put Fle. d.lke!LZ007hrtm_!:.:.}Oilutm30_bg~ 3_utrwC8s.~
RtNn 4717
Columm 5'311
Band~
UL X s1•2'37.22
lR X 7S1537.22
Ul y 92Sn5.30
tR Y: :S15n585.:.ll
~· lmportmg LH. Mapper DaHl ~,
Job Stllle· Done
Pe~cent Oooe: um: Of.illlllllllllllil ll 100
[C OK J [ ::::::JI =~:::J
Ket: Proses import dapat dilakukan secara terpisah sebelum proses dilakukan. Citra DEM
harus matching dengan citra referensi horizontal.
Klik ikon °~ untuk memasukkan citra referensi vertikal. Pada dialog Vertical Reference
Source, pil ih DEM dan cari file-nya dengan mengeklik ikon ~Bit. Format yang tersedia adalah *.img. Pilih file yang baru saja diimpor. Pilih Z Units dalam satuan Meters. Kemudian klik OK.
10
![Page 113: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/113.jpg)
9.
111< ( hooscr !l1J Fie I LriH f..3 '""'-'-
OK
Ftle~ rWn:IJ_bg2_i.Jm4&.mg ---
""""""" rr ... ~ Fllencrw:: d:A.eu_21lJ7hrtm_borp/:s~ l rn2ll_bg2_t.llrllA& imo- Sire: !i5841457
Hasil peng1s1an data referensi horisontal dan vertikal akan muncul pada jendela Point Measurement. Aktifkan Checklist Use Viewer as Reference, maka tampilan view kiri akan berubah menjadi citra referensi horisontal.
P Use VIlli'. !!II AJ. Aelerenc~
leftV!eW ' 122-&S_2002,_~_Wll< ..
r ~tmageshllt
- """'' ~
}- 100
}- 100
"""
Dapat diaktifkan
Hasil pengtstan referensi
Klik Add untuk membuat GCP/CP. Satu Point ID akan ditambahkan di Reference CeiiArray.
Gunakan ikon ' untuk menggerakkan Link Cursor pada View sampai menentukan lokasi titik yang dapat teridentifikasi dengan baik di kedua View. Fasilitas zooming dapat dilakukan untuk menentukan titik secara detil dengan mengubah ukuran kotak Link Cursor.
Ket: Zooming dapat dilakukan dengan menekan mouse pada sudut kotak link cursor, kemudian melakukan penarikan ke arah luar (pembesaran) atau penarikan ke arah dalam (pengecilan) . Proses zooming dapat dilakukan di seluruh window yang ada.
11
![Page 114: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/114.jpg)
Klik ikon + , kemudian carilah titik yang dapat dijadikan sebagai titik GCP/CP pada citra referensi. Bila sudah menemukan titik GCP yang dicari, kliklah titik tersebut pada Detail View (kanan atas peta referensi). Kemudian cari titik yang sama untuk citra stereo (citra nadir atau citra forward), dan lakukan hal sama (mengeklik titik tersebut pada detail view).
Ket: Kliklah pada titik seakurat mungkin, bisa pada titik sudut piksel setelah melakukan zooming.
Untuk menambah titik GCP yang akan dimasukan, klik Add dan lakukan langkah yang sama dengan di atas, sehingga GCP dapat ditemukan secara menyebar di seluruh citra.
Ket: Pilih titik lokasi secara teliti dan tersebar secara merata di seluruh citra, karena sebaran titik dan ketepatan penempatan mempengaruhi akurasi dari DEM yang dihasilkan.
Pengumpulan titik GCP/CP pada citra referensi (citra ortho landsat 7) ----llii!IJl
.-,.,,....,... .....
[ """ I ].·•:i ao..J ~ ~
"' ~~eWetAsRetl!wenca lellV-. (i22-G5_2002_fuo __ 3 r - I ..... Stil
R'i' v .... fbo._,_,.. 3 r - I""""Stil
100
100
Hcwlzont51· 122·65_2002_1ua_l.lm4& e~&
Ve!tcat srt:n30_bgr2_t.m48s ng
Bila pengambilan GCP sudah dilakukan dengan benar, maka pada kanan bawah akan tampak koordinat piksel pada citra stereo (sebagai contoh gambar bawah, posisi piksel pada citra
nadir).
Pengumpulan titik GCP/CP pada dilakukan dengan cara menyebar
12
![Page 115: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/115.jpg)
7 UseV.ewer.AtRefefence
t.JI:VIftiW' 122-65_2002_fuu_iJITI' •J r Ar«o lrnage Shlt
100
Hon~ 122·65_2002_tua_tJm4& •s
venu utm:ll_bgf2_1JM4& llliJ
Posisi piksel obyek pada Posisi piksel obyek pada citra referensi horisontal citra nadir
Bila pengambilan GCP sudah dilakukan dengan benar, maka bila kita menselect salah satu GCP pada kanan bawah akan tampak koordinat piksel pada citra stereo (sebagai contoh gambar bawah, posisi piksel pada citra nadir).
Selanjutnya dilakukan koreksi citra forward terhadap citra nadir. Citra nadir dijadikan citra referensi dan ditampilkan pada window kiri dan citra forward ditampilkan pada window
kanan. Selanjutnya dilakukan penentuan titik yang sama pada citra forward dengan merujuk pada citra nadir.
Bila pengambilan GCP sudah dilakukan dengan benar, maka bila kita menselect salah satu GCP pada kanan bawah akan tampak koordinat piksel pada citra nadir dan forward.
Pengumpulan titik GCP/CP pada citra forward terhadap citra nadir
13
![Page 116: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/116.jpg)
r
Posisi piksel obyek pada citra referensi horisontal
A,.;;vow /bo<_,_,.,. •] ~lmageS,...t
100
100
Honrortal 122.0S_2002_tuli_~!n4& eu: Ve!IJCat srtlfOO_bg2,_1..1!r'r'14& rng
Posisi piksel obyek pada citra nadir dan forward
10. Selanjutnya dilakukan peng1s1an informasi ketinggian untuk setiap GCP yang dimasukkan. Untuk mengisi referensi vertikal, klik kanan kolom Point#, pilih Select All. Seluruh kolom dan baris akan berwarna kuning.
Kemudian klik ikon Z untuk memasukkan nilai ketinggian referensi pada titik koordinat yang bersangkutan. Kolom Z Reference yang tadinya kosong secara otomatis akan terisi dengan nilai ketinggian dari citra referensi vertikal.
14
![Page 117: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/117.jpg)
Crleria ...
Goto ...
N"'e N~ '" X N""" T~ X
"' None '" X 600916.819 9262li3218 N~ Tie X 686566.166 9266281 964 Nooe T~ X 68n91 483 9266337944
ll.+a ~ ~ ifJ~6.9@
.Uoii'iJI
ii'i z Zo
Qo,., , s..., I
~ 0l &'!! • ~ r U$eVieweiAsRefetence
"""'"" ,bg_,_.,, 3 r A~lrnageS~t
100
100
R~View: ! ~_f_rd ::::J r Applylm.!JQeSI'll!
100
100
~] CJo,e I s ... j
• H:!J r Ute V~e~Wer As Rele~ence
left V~ew lb91_n_uX ~ r Appljoi~MyeSh~t
·:<>- f'ilzjo - >- 100
() f'il.Jo - 1- 100
~~ Rot<V'"' jbg_f_o~ 3 r ....,,;o~""""shlt
·:<>- f50:;jo- .- 100
() 50 ~0- 100
~~ Honront« 122-65_2002_tutJ_tjm46s.. etl:
Ve~t-=:at srlm30_1q2_utm48s.ing
15
![Page 118: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/118.jpg)
,.....,_
"'
"'
Selanjutnya Klik kanan kolom Point#, pilih Select None untuk menghilangkan pilihan.
11. Klik kolom Type, kolom tersebut akan berwarna biru. Klik kanan kolom Type, pilih Formula, sehingga muncul dialog Formula. Ketik "Full" pada kotak Formula, klik Apply. Terjadi
perubahan pada kolom Type dari None menjadi Full.
' + .. § ..., ~ (f) fJ 8 ef!l m:er~l
Close J
ib z Zo ~
$,~~ • ~ UtteV!eWerAs.Aeference
t.ttv"'" jbQf_n_rol ::::1 r N<>\d,.,.SI;II
3:< [SO±Jo- J- 100
Ct [50 ±Jo - J- 100
~ ~ R;,r< v .... jt.o>_,_..,. ::::1 r .Awlylm*Shll
3:< [50 ±Jo- J- 100
Ct [50 ±Jo - J- 100
~ ~ Horiztxtal: 122-65_2002_Mi_..tm~.er1
Vertical: -'rtm30_bgl2_\.llm-i&.lll'lg
>:FM
1t.ao fa1mukt liD Colurnr.s fl.l'lctiorw FOII"l'\M$:
Poill lD ~- ' General J"'. !J..!J..!....:J > • 0 De~10n m~<a>.< b> J 000 •J..:.l 6 J Type 8b&f<~>l #.#110 Uf.age ri(<a>) it~O.OO 1J_:j ~ ·J """"" e'A'f'l:<a>J 0% -XRelerence ~<a>) 000% o J ~.J..., _ _j YAelerence m~< e> ,<b> l 0 !l£.00
Fl. 2 Reference m~<a>.<b>} - wJdlw J.L!.I .UJ.J Forml.U
.... I
~ ~ Clooe ~ Klik kolom Usage, kolom tersebut akan berwarna biru. Klik Clear pada dialog Formula, ketik "Control" pada kotak Formula, dan klik Apply. Terjadi perubahan pada kolom Usage dari Tie menjadi Control.
Ket: "Full" dan "Control" digunakan untuk membuat titik yang dibuat menjadi GCP atau titik Control. Titik ini akan menjadi referensi tetap dalam proses triangulasi dan tidak akan berubah nilainya .
16
![Page 119: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/119.jpg)
~ rnt.X(<e>.<b>} ablf<.a> l lnl{<a>) eYen(<a>) odd(< a>) rnai4.<a>.<b>J
=='-----' """"'""""-''''""'"')'-----------' o:;:=r_ _ _,_,
Reset
100
100
100
100
Proses di atas untuk menjadikan titik-titik yang dimasukkan sebagai titik acuan dalam proses triangulasi. Klik Close untuk menutup dialog Formula. Klik kanan kolom Usage, pilih Select None untuk menonaktifkan pilihan kolom.
12. Untuk menambah ketelitian dan mempercepat pembuatan DEM, diperlukan titik ikat (tie point) selain GCP/CP yang telah dimasukkan.
Klik ikon "fJ untuk membuat titik ikat otomatis, akan muncul dialog Automatic Tie Point Generation Properties. lsikan jumlah titik ikat yang diinginkan pada Intended Number of Points Per Image (semakin banyak semakin baik, yang direkomendasikan minimal 50 titik) . Klik Run, pada CeiiArray akan muncul sejumlah titik ikat yang masih kosong koordinat dan nilai ketinggiannya. Klik OK untuk menutup kotak dialog. Untuk menambah ketelitian, titik ikat otomatis perlu diedit terlebih dahulu dengan menyamakan posisi titik ikat citra satu terhadap citra yang lain.
Ket: Titik ikat dapat diedit atau langsung dipakai. Proses editing harus dilakukan bila kita ingin memperoleh hasil DEM dengan akurasi yang baik, bahkan bila perlu setelah proses editing dapat dilakukan konversi dari titik ikat menjadi GCP/titik control. Proses editing dilakukan dengan menyamakan posisi titik ikat citra forward terhadap citra nadir. Proses editing cukup memakan waktu bergantung jumlah titik ikat yang dibuat.
17
![Page 120: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/120.jpg)
11 12 """" T~
13 """" '" " 14 """" T~
15 15 """" T~
16 16 """" '"
• f.xteno!IHead!w/GIY T 1e Pc.ic
SeachSize:: 21
ConelabonSize: 7
l~sfS(J.IareSize:21
X X
Ae~ Stlatew Pauwnet.eu.
FM:ue Pt Dense 1CIOX
Coaffcieri t.mt oas JritialAcctucy·10%
"""• I
2 Zo Clorej
~I
" ' !!ll • ~ r UseVicwetAsRefetence
rAM 1"'95twl
~ f50 :'• - 1-- 100
() jso _J o - r- 100
~?tv J Reset
AightView. rbg~_f_rp;
ApplyJnageShift
Reset
100
100
Hatizro.at 122-65_.2002)tni_Wl481 et:J
Vetbcal' adm:JJ_bg2_1.bn4&.mg
§ .., Add
(o.w;''
z 2o ~ s .....
• ~
r _I...,..SfWI
50 ::o- ~ 100
-so jo - r-- 100
~~
r _ ,.._s.,. sb ::a - J-- 100
soja- J- 100
~~ HOfJ;:or11:al 122-65_200Z_Iuti_utm481.ert
Vsrticdl rrlm30_bgi2_U!I'Tl48s:.~
18
![Page 121: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/121.jpg)
13. Klik ikon f!J untuk memunculkan dialog Triangulation. Pada tiap tab (General, Point, dan Advanced Options) ada beberapa parameter yang perlu diisi/dipilih.
V. lrl4n&ulat1on • 1t. I nangule:11on E
Convetg!tlOI!IVM.oe~t
r Compue ko.Jrl!IOJ tc. Urlo:nowns:
rs-J f3 :B romoi;
-
I~ ~
Acct:P:
""""''
V. I naneulaflon •
9 Sq...le Grou Enor Check Umg:
(10: Ti"rleloiUnit'w'eight
r
H OK=JI ~
~ Repc11t
X iJ!!!!;t,;t~ 25COOOO ~
z 25COOOO :8
Adapun isian untuk pilihan default adalah sebagai berikut.
Tab Parameter Keterangan I nilai General Maximum normal iterations 5
Iterations with relaxation 3 Convergence value (pixels) 0,001 Compute accuracy for unknowns Dinonaktifka n Image coordinate unit for report Pixels
Point Type Same weighted values (X, Y, Z = 2,5 ~ resolusi spasial
ALOS Prism = 2,5 m)
Advanced Simple gross error check Diaktifkan, nilai 3 options Use image observations of check point in Diaktifkan
triangulation Consider earth curvature in calculation Dinonaktifka n Define topocenter (degrees) Dinonaktifka n
!sian tersebut dapat diubah-ubah. (informasi mengenai masing-masing parameter dapat diperoleh dari "help" pada software erdas) Klik Run untuk menampilkan hasil triangulasi.
Ket: Perhatikan hasil triangulasi, yaitu: Triangulasi Iteration Convergence (TIC) dan RMSE (root mean square error)
19
![Page 122: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/122.jpg)
......._
Klik Accept jika sudah mendapatkan TIC yes dan nilai RMSE yang terkecil. Bila triangulasi telah selesai dilakukan maka koordinat (XYZ) titik ikat yang tadinya kosong akan terisi secara otomatis.
Ket: Triangulasi dilakukan untuk membuat korelasi antara koordinat citra, kordinat GCP dan sensor. Yang paling penting untuk diperhatikan dalam hasil triangulasi adalah nilai RMSE yang kecil dan merata, terutama RMSE untuk image X sekecil mungkin (< 0.5 piksel).
Tr!<~~g~Jal:onltera'JonCorllr'ef~ Yet
T otallmage Un~-\1/~Jght AMSE; ums
Coo!Jol Port AMSE: Dleck Poot RMSE·
GmmdX: 12. 441 3181 GromdX: UCWl{Ul
SrOtrodY. 15442518) G10mdY· UCWl(O)
GrCUldZ. ~2318{8) GrolnlZ. O.CWl(O)
m~X: u2002ns1 lrreg8 X UCWl{U]
._y M1137nGJ lmagoY UCWl(O)
l1 CIOfr I ..,_ Ae~
~
r UseVewe~IJ:> Rderm:::e
leitVtew fb.J_n_cot ,.... ~l•nageShil.
H•lp
100
100
~~ AightVew jt.g_l_,ot • .J
r ..,,. ,._ sh•
100
100
Honeontal 122-65_21JJ2_h.IS1_1Jrn48t eiS
Veetical: utm30_bgr2_t.trn4&.~
Klik ikon ~ untuk menampilkan catatan hasil triangulasi. Catatan ini dapat disimpan dengan mengeklik menu File- Save As, kemudian tentukan tempat penyimpanan dan nama file-nya (dengan format *.txt).
20
![Page 123: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/123.jpg)
b f dtlor: In rMult 001~)6,1hr c /do1 ume-1/hp OW'ner/loro~k 1/lem1'/ gtg_!(t Flo (dit -Ft>d ,.., ~ D " ~ :1, ~ e !JI.
Tnangula.ll.o.n Rep:~rt V1 th OrthoBASE ~ Output i aa.ge un1ts- pu:els Output ground units. •eters Output angular un1t.s ra.dJ.ans
Points excluded v1tb gros:J errors; 1aage p1d 1aa.ge_x l..age_y resJ.dual_x resl.d\
1 5 788 5166 545.5807 -0 3296 -0.: 1 7 1245 5552 1605.4959 - 1 7071 -0 . I 1 8 11H 51H 1133 . 4894 0 sus o.: 1 9 1744 502" 2067.5107 1 6192 -o.: 1 10 2227 5342 11 51.4749 - 1 3912 o.: 1 11 1446 5702 180.5923 0 82 40 o.: 1 1 8 21513 BOlO 321.8457 -0 0030 -0.! 1 23 936 5016 613. 319'0 0 0034. -0 .• 1 26 2313 1904 719.2798 -0 0042 -0.: 1 36 103 4 5479 1397 .5038 0 0053 -0. : 1 3) 552 1863 1419.4063 -0 0026 o.: 1 38 15 17 4365 1457. 4652 0 0017 -0.: 1 50 1003 1453 1913.0206 0 0040 -0.: 2 2 3130 5141 785.5631 0 23H 0 .. 2 3 64 4624 17 04 .-UH 0 2674 0.! 2 4 78 4897 790.5766 -0 3737 -0 .f 2 5 690 6277 515.4594 0 7949 o.· 2 6 2506 5727 358.5550 -0 1929 -O.f 2 7 1146 5552 14 77.5555 -0 9792 -o.: 2 9 1649 U22 189'5. 4996 0 6531 0.1 2 56 570 2742 2051.8079 0 0112 -0.: 2 10 2155 5671 1065 . 4673 0 0815 0.• 2 11 1371 4547 186. 4620 0 0544 -0,1 2 1 8 2108 8665 312.8319 -0 0127 0.! 2 23 841 5565 576.8555 -0 0140 -~ : ~ 2 51 1868 9773 1770.7091 0 0033
( )
Tutup jendela Point Measurement. Pada jendela OrthoBASE Pro akan terlihat bahwa kolom Ext. telah berubah warna dari merah menjadi hijau.
11.. OrthaHA~I Pro (her nl_aulo hlk) ~FIE! Fie EOt ProeMS ~
14. Langkah selanjutnya adalah melakukan penurunan informasi DEM dari kedua citra ALOS. Klik kolom DTM, akan muncul dialog DTM Extraction. lsikan parameter-parameter pada DTM Extraction dialog dengan pilihan berikut:
Output DTM Type DEM Output Form
Output DTM File
- DTM Cell Size
Make Pixels Square OEM Background Value
- Trim the DTM Border by
Single DTM Mosaic
klik l&t untuk menentukan tempat penyimpanan dan nama file X= 2,5; Y = 2,5; unit= Meter (Resolusi spa sial ALOS Prism adalah 2,5 m) diaktifkan
Default :0%
21
![Page 124: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/124.jpg)
ta DIM llC1rar.t10n II
OU:pU Form • Si'lo,1e DTMMQ1:dle' ll'llividJai OTMFJe:s
OEMB-VaM< ~
TtintheO TM Badef~ ~~
~ ~:I.nilj
Klik Advanced Properties, kemudian klik tab General. Pada Reduce DTM Correlation Area by, isikan 10, kemudian klik Reduce. Pilih Horisontal Units dan Vertical Units dalam Meters. Jika perlu, aktifkan Create Contour
Map untuk membuat peta kontur (dalam format *.shp}
IL UIM lxtractJOn Propcrtlcs ~"_ (=:IJX1
Spherod: W'GS 84 Vert.ca!Uris- lt-te.tet' - I ZOMNwber 49 tle~t;E.iiiOliM!J
D<ll:_.ll WGS84 3
Klik tab Accuracy. Aktifkan Use Block GCP's dan Use Block Tie Points.
L' DTM falrottllon PtoJI~rrlles ~IQI!)
GmomJt,... P .. JAre.>s~ A=<acy,
0 f
7 u~eb:kGCPa
7 UK" s~.ri!.E.o&ou
r- Use External OEM
lmpaL ..
H<\> j
Klik OK untuk menutup dialog DTM Extraction Properties dan klik Run untuk menjalankan proses penurunan DEM, dan menyimpan file DEM sesuai dengan lokasi dan nama yang dimasukan pada Output DTM File.
Jika proses telah berjalan sempurna (100%), maka kolom DTM pada jendela OrthoBASE Pro akan berubah warna dari merah menjadi hijau.
22
![Page 125: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/125.jpg)
~ UrthoHA'\t Pro (her nl_auto hlk) Cll::il8"1
Fi&eEdi:PriXI!ISS~
Go lrJ ~ (-+=; A z IIJ
"""" lmaae!O D~> lmaqeN.eme Active P\'1 Int. Ell DTM Orlho Onlne-
I 1 ) d:Jkeg_2007JNos bolplbg_n_rot era X T rrr ~ 2 2 d:lkeg_2007/-*'s booor~f_rotert X
15. Simpan Poject penurunan DEM dengan menekan menu File- Save pada jendela OrthoBASE Pro. Project ini dapat dibuka lagi bila ingin memperbaiki proses pembuatan titik ikat dan triangulasi.
16. Untuk melihat hasil penurunan DEM, klik modul Viewer
Klik File- Open -Raster Layer (atau klik ikon ~ ), cari tempat penyimpanan dan nama file hasil penurunan DEM. Klik OK.
Proses selanjutnya dapat melakukan konversi ke data raster lain yang dimudah diolah misalnya ke *.ers.
23
![Page 126: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/126.jpg)
LAMPIRAN IV
BUKU CATATAN HARlAN PENELITIAN
![Page 127: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/127.jpg)
BUKU CATAlAN HARlAN PENELITIAN
{BCHP)
PROGRAM INSENTIF
DEWAN RISET NASIONAL
KEMENTERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI
Nomor BCHP : ...••........••••.•.•.••...........•.•••.
Tahun Anggaran 2010
![Page 128: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/128.jpg)
Keterangan Penelitian
Judul Penelitian PENGEMBANGAN METODE EKSTRAKSI DEM (DIGITAL ELEVATION MODEL) DARI DATA ALOS PRISM
Peneliti Utama BAM BANG TRISAKTI
lnstitusi Peneliti LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN)
Bidang Fokus Teknologi lnformasi dan Komunikasi
Tahun Pelaksanaan 2010
Biaya Rp 165 .800.000
Tujuan • Memperoleh prosedur pembuatan DEM dari data ALOS PRISM
dengan akurasi yang dapat diterima (ekuivalen dengan akurasi
vertikal DEM SRTM X-C band resolusi 30m)
• Mengembangkan metode penggabungan DEM SRTM dan peta
topografi
Sasaran Akhir Tahun • Tersedianya metode pembuatan DEM dari citra stereo ALOS
PRISM
• Tersedianya prosedur standar pengolahan data untuk
menghasilkan DEM (ekuivalen dengan akurasi vertikal DEM
SRTM X-C band resolusi 30m).
• Tersedianya metode penggabungan DEM SRTM dan peta
topografi
Nomor BCHP
2
![Page 129: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/129.jpg)
r--
,--...,
/'"""'
,--...,
r-
r--
Catatan Kemajuan Penelitian (tambah halaman sesuai kebutuhan}
Catatan Kemajuan Penelitian Bulan Februari 2010
1 Senin, 01/02/10
2 Selasa, 02/02/10
3 Rabu, 03/02/10
4 Kamis, 04/02/10
5 Jum'at, 05/02/10
6 Senin, 08/02/10
7 Selasa, 09/02/10
Pembagian tugas pengumpulan data dan tanggung jawab pengumpulan tugas
lnventa risasi data citra stereo ALOS PRISM untuk daerah penelitian (Sragen, Bandung dan Bogor)
Pengumpulan data citra stereo ALOS PRISM untuk daerah penelitian (Sragen, Bandung}
Pengumpulan data citra stereo ALOS PRISM untuk daerah penelitian (Bogor} dan pemilihan scene yang clear
Download data citra satelit Landsat dari Web USGS
Download data citra satelit Landsat dari Web USGS
Pengumpulan data OEM SRTM se bagai data referensi ketinggian
Pengumpulan data OEM SRTM se bagai data referensi ketinggian
Lokasi citra ALOS PRISM daerah penelitian
~Cr~b ··c~~ ~
dan Bandung
Citra Landsat 7 ETM+ untuk wilayah (Sragen}, path/row: 119-65 ( 2001} dan 120-65 (2001}
Citra Landsat 7 ETM+ untuk wilayah (Bandung dan Bogor} Bandung dan Bogor: 122-65 (2002)
daerah penelitian (Sragen)
OEM SRTM untuk daerah penelitian (Bogor dan Ba
3
![Page 130: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/130.jpg)
8 Rabu, 10/02/10 Pengumpulan data vektor (batas Data vektor batas administrasi sebagai data propinsi, kabupaten dan pendukung kecamatan)
9 Kamis, 11/02/10 Pengumpulan data vektor (batas Data vektor batas administrasi sebagai data propinsi, kabupaten dan pendukung kecamatan)
10 Jum'at, 12/02/10 Pengumpulan data pengukuran Data GCP wilayah Sragen "' Ground Control Point (GCP)
~ daerah kajian
,-
"' 11 Senin, 15/02/10 Pengumpulan data pengukuran Beberapa data GCP wilayah Bandung Ground Control Point (GCP) daerah kajian
12 Selasa, 16/02/10 Pengumpulan data ketinggian dan Data ketinggian wilayah Jakarta, Bogar dan topografi wilayah sekitar skala 1:50.000 (RBI)
13 Rabu, 17/02/10 Pengumpulan data ketinggian dan Data ketinggian wilayah Bandung dan sekitar topografi wilayah skala 1:25.000 (RBI)
14 Kamis, 18/02/10 Data peta topografi Dittopad skala Beberapa wilayah di Banten dan Bali 1:50.000
15 Jum'at, 19/02/10 Pengumpulan data dasar (penutup Data penutup lahan wilayah Jawa skala Ia han) wilayah Jawa 1:50.000
16 Senin, 22/02/10 Pengumpulan data dasar (penutup Data penutup lahan wilayah Jawa skala _......._ lahan) wilayah Jawa 1:100.000
,.....__ 17 Selasa, 23/02/10 Diskusi dan koordinasi rencana Hasil diskusi kegiatan
Pengumpulan data dasar dan citra Vektor jalan, sungai pendukung lainnya
18 Rabu, 24/02/10 Pengumpulan data dasar dan citra Citra ALOS AVNIR untuk daerah penelitian ,..... pendukun Ia inn
4
![Page 131: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/131.jpg)
19 Kamis, 25/02/10 Menyusun hasil kajiandan catatan Hasil kajian dan catatan bulan Februari penelitian bulan Februari
5
![Page 132: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/132.jpg)
Catatan Kemajuan Penelitian Bulan Maret 2010
No Hari/Tanggal
1 Senin, 01/03/10
2 Selasa, 02/03/10
3 Rabu,03/03/10
4 Kamis, 04/03/10
5 Jum'at, 05/03/10
6 Senin, OB/03/10
7 Selasa, 09/03/10
8 Rabu, 10/03/10
KEGIATAN
Studi Literatur mengenai satelit perekam citra stereo
Studi Literatur mengenai satelit perekam citra stereo,
Studi Literatur mengenai Digital Elevation Model (OEM)
Studi Literatur mengenai Digital Elevation Model (OEM)
Studi Literatur mengenai akurasi OEM stereo ALOS
Studi Literatur mengenai akurasi OEM Stereo ALOS
Studi Literatur mengenai OEM SRTM X-C band
Studi Literatur mengenai OEM SRTM X-C band
CATATAN KEMAJUAN
Kutipan mengenai satelit perekam citra stereo ALOS dan ASTER
Kutipan mengenai satelit perekam citra stereo ALOS dan ASTER
Kutipan mengenai definisi dan dan pembuatan OEM
Kutipan mengenai definisi dan dan pembuatan OEM
f\~i
,;, ! "'"""""" ""'""" • • ~ ! ~ ! ...
l'ailluncf(l\._.,. 7CM - .-., Slb-Pdlc ... ct
Akurasi OEM pada penelitian-penelitian sebelumnya
Akurasi OEM pada penelitian-penelitian
sebelumnya ~tlo1omr Ai<tnJICm)
Ct<4n r. •• • ' < l"' i~3")
J.u.A < 0.5 m
Kutipan mengenai OEM SRTM X dan C band
Kutipan mengenai OEM SRTM X dan C band
6
![Page 133: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/133.jpg)
9 Kamis, 11/03/10
10 Jum'at, 12/03/10
11 Senin, 15/03/10
12 Rabu, 17/03/10
13 Kamis, 18/03/10
14 Jum'at, 19/03/10
Studi Literatur akurasi DEM SRTM X-C band
Studi Literatur mengenai
pemanfaatan DEM
Studi Literatur mengenai pengujian akurasi DEM
Studi Literatur mengenai pengujian akurasi DEM
Studi Literatur mengenai pembuatan DEM stereo (Paralak}
Studi Literatur mengenai pembuatan DEM stereo (paralak}
120 ,,.. 130' 135" "" , .. ""
Kutipan berbagai apl ikasi da ta DEM
Pembelajaran hitung perataan kuadrat terkecil
Pembelajaran hitung perataan kuadrat terkecil
-· ,~_..,~.....,._.......__~.,.....- .... _ ~-..,... ... --..--··----.. ~ •·-•~,.......•--r•--· .. _... ...
""""'·--~~~· , .............. ._ ... _ D-•;:r.• .... "'>.\j.
···---... -· ~·-..... ·-... ,.....__. __ .-.· .• _.u ....
-~-----·""J•I')
Kutipan dan pembelajaran perhitungan paralak
Kutipan dan pembelajaran perhitungan paralak
lll
... ~- 4.-
g ~I -·~
_ .. , - ---~r
..L_ -::--'!¥~=-===:--.. --- • -7
![Page 134: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/134.jpg)
15 Senin, 22/03/10 Oiskusi dan koordinasi pematangan Hasil diskusi rencana kegiatan
Studi Literatur mengenai pembuatan Kutipan dan pembelajaran perhitungan OEM stereo (kolinear) persamaan kolinear
16 Selasa, 23/03/10 Studi Literatur mengenai pembuatan Kutipan dan pembelajaran perhitungan OEM stereo (kolinear) persamaan kolinear
17 Rabu, 24/03/10 Studi Literatur mengenai pembuatan Kutipan dan pembelajaran perhitungan OEM stereo (Model sensor) persamaan Model sensor
18 Kamis, 25/03/10 Studi Literatur mengenai pembuatan Kutipan dan pembelajaran perhitungan OEM stereo (model sensor) persamaan Model sensor
19 Jum'at, 26/03/10 Penyusunan model sensor ALOS Model sensor fr11•tEtttt.r 1 '•U llutwtr• TUFni-""IIIGwn
tUIC: CA:ot{dc .u! 1.: u ln~.:zc;~~ldt "" ++ -tlT--0J<;U. lt:iVhrJI;)II\mci.CII)
Xtuot•• o_ u•J
s.--rl•f•r•al-. :-;,.u.-~ TU~.,ffi
P'oallm ~' 19-'9 IS.\9 ,.., :r.o,,.., ' 0 ~C'fXpw<l~\11llrl. _ _1~007 _l_~-~·!? P\::u.JUn .,.,,,
'""'"' t<6t!9 tt;::o IN'II•*Ih"-"" X ' ' ' l J +.-0 I .. I I
"' ' '
20 Senin, 29/03/10 Pengumpulan hasil penelitian Kutipan hasil penelitian di Indonesia sebelumnya di Indonesia
21 Selasa, 30/03/10 Pengumpulan hasil penelitian Kutipan hasil penelitian di Indonesia sebelumnya di Indonesia
22 Rabu, 31/03/10 Menyusun hasil kajiandan catatan Hasil kajian dan catatan bulan Maret
penelitian bulan Maret
8
![Page 135: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/135.jpg)
Catatan Kemajuan Penelitian Bulan April2010
1 Kamis, 01/04/10 Penginstalan software yang dibutuhkan
2 Senin, 05/04/10 Pembelajaran software Imagine
3 Selasa, 06/04/10 Pembelajaran software Imagine
4 Rabu,07/04/10 Pembelajaran software Imagine
5 Kamis, 08/04/10 Pembelajaran software Imagine
6 Jum'at, 09/04/10 Pembelajaran software Imagine
7 Senin, 12/04/10 Diskusi dan analisis untuk pembuatan
titik GCP input untuk wilayah Sragen
8 Selasa, 13/04/10 Pembuatan titik GCP input untuk wilayah Sragen: Penentuan 1-7 titik GCP
9 Rabu, 14/04/10 Pembuatan titik GCP input untuk wilayah Sragen: Penentuan 8-14 titik GCP
10 Kamis, 15/04/10 Pembuatan titik GCP input untuk wilayah Sragen: Penentuan 15-21 titik GCP
11 Jum'at, 16/04/10 Verifikasi lokasi di google earth
Pengenalan dan praktis software
Pengenalan dan praktis software
Pengenalan dan praktis software
Pengenalan dan praktis software
Pengenalan dan praktis software
Penentuan distribusi (pembuatan grid) dan
jumlah GCP (21}
Pembuatan distribusi dan lokasi titik GCP nomor 1-7
Pembuatan distribusi dan lokasi titik GCP nomor 8-14
Pembuatan distribusi dan lokasi titik GCP nomor 15-21
Lokasi GCP di citra IKONOS (google earth)
dan ALOS
9
![Page 136: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/136.jpg)
12 Senin, 19/04/10
13 Selasa, 20/04/10
......_
14 Rabu , 21/04/10
15 Kamis, 22/04/10
16 Jum'at, 23/04/10
17 Senin, 26/04/10
Pembuatan tabel GCP input berdasarkan koordinat hasil pengukuran lapangan
Pembuatan tabel GCP input berdasarkan koordinat citra google earth dan SRTM
Pembuatan citra penunjuk lokasi GCP
Tabel GCP hasil pengukuran lapangan untuk 21 GCP di wilayah Sragen
Tabel GCP hasil berdasarkan koordinat citra google earth dan SRTM untuk 21 GCP di wilayah Sragen
Contoh lokasi GCP 1-7
Pembuatan citra penunjuk lokasi GCP Contoh lokasi GCP 8-14
Pembuatan citra penunjuk lokasi GCP Contoh lokasi GCP 15-21
Croping OEM SRTM wilayah penelitian
10
![Page 137: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/137.jpg)
._ ,.
~~~~JJ\~ --
18 Selasa, 27/04/10 Kajian tambahan akurasi SRTM Akurasi DEM SRTM r..., sensorloOIIelit .......... Ahl~(m}
"" SR1MX..Cbilod G. locaktt at. •m - SRTMXbend G•schD. )-5m - SRTMXbalod Yanlm•tlil •.. - SRTMCbMI<J Yuttthetal ,,.m - SRTUCbol<>d Goroltt.:Mcl'o and Vo!.<~l~- 4.5 arra
''" SKTUCb¥1d rllndChitmbi!rtul ts.nm
19 Rabu, 28/04/10 Pengujian akurasi OEM SRTM wilayah Hasil pengujian akurasi penelitian
20 Kamis, 29/04/10 Pengujian akurasi OEM SRTM wilayah Hasil pengujian akurasi penelitian HQ~ V' OkVfO)I51UM X-C bond
No Wi&aygh _J~~ah TTG J~~;n'dt Je~~a: J Pr.sisi k•tingg icn j I y 0 1t0 110 7 7 1.5 m 9.'185+/·1..531 2 ')Ia ffi 7 7 6. 1 m 9.66.1+/· I.IOS 3 ~)nl(]t(] 7 7 6.7 m 6.100 +/~ 1.15-4
Kt-lerongon: n c.: Ttftl:. Toggt C.eode<o~ TKl : flht Kontrol Tanoh
21 Jum'at, 30/04/10 Menyusun hasil kajiandan catatan Hasil kajian dan catatan bulan April penelitian bulan April
11
![Page 138: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/138.jpg)
---..,
'""""'
'"""" ,.--..
;--.
,.--..
-.,
Catatan Kemajuan Penelitian Bulan Mei 2010
No Hari/Tanggal
1 Senin, 03/05/10
2 Selasa, 04/05/10
3 Rabu,05/05/10
4 Kamis, 06/05/10
5 Jum'at, 07/05/10
6 Senin, 10/05/10
7 Selasa, 11/05/10
KEGIATAN
Penentuan model sensor dan parameter interior dalam
Proses setting proyeksi, model sensor dan piramid layer Penempatan titik GCP di citra stereo
Penempatan titik GCP di citra stereo
Penempatan titik GCP di citra stereo
Pembuatan titik ikat dan proses triagulasi
Penurunan OEM stereo
CATATAN KEMAJUAN
Model sensor dan parameter interior dalam ..... -.. r•FronwAt111bWft
!iodf'.,.C1dt'Pt'ef tt~l ,_, " Tradtlneldenar _,, u •l65
Gro..I\4NSOJL.t.on r¥t•l'l) ,, ,_, ,._ ... - ' ' -- - -roca11t hmm) "" "" """ tliO mm . Prll'q»>potntytl{mm) .
t,GI7 I,MJJ
~'tiOI'COiui'!IM , .... .....,~ X
' ' -"" Hasil setting pada software
Titik GCP
Titik GCP
Titik GCP Na11r RdrtVJ:t•d
12
![Page 139: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/139.jpg)
8 Rabu,12/05/10 r
9 Jum'at, 14/05/10 ~
r-
~
--.,
~ 10 Sen in, 17/05/10
" 11 Selasa, 18/05/10
~
12 Rabu, 19/05/10
13 Kamis, 20/05/10
14 Jum'at, 21/05/10
15 Senin, 24/05/10
16 Selasa, 25/05/10
17 Rabu, 26/05/10
Analisis OEM Stereo (pengujian dengan OEM SRTM)
Kajian penghilangan blunder
Kajian penghilangan blunder
Kajian penghilangan blunder
Analisis akurasi OEM hasil kajian penghilangan blunder
Pembuatan OEM dengan spasial berbeda (10, 15,20 dan 30m)
Pembuatan OEM dengan spasial berbeda (10, 15,20 dan 30m)
Pembuatan OEM dengan spasial berbeda (10, 15,20 dan 30m}
Hasil analisis akurasi
resampling data
DEMawallOm
fill sink dan interpolasi
fill sink dan interpolasi All sink dan
Hasil analisis akurasi citra perbaikan spasiai !Om
Spasial30m
OEM
Proses data OEM
Proses data OEM
Proses Data OEM
Fill sirk din lnterp;Jiasi
Pembuatan DEM dengan spasial Penurunan OEM berbeda (10, 15,20 dan 30m}
Analisis OEM dengan spasial berbeda Hasil data OEM berbeda spasial dan (10, 15,20 dan 30 m} kualitas
13
![Page 140: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/140.jpg)
18 Kamis, 27/05/10
19 Senin, 31/05/10
Analisis DEM dengan spasial berbeda (10, 15,20 dan 30 m)
Menyusun hasil kajiandan catatan penelitian bulan Mei
Hasil pengujian akurasi Akurasi terhadap titik
GCP/CP (m)
10 15 20 30
Spaslal OEM(m)
Hasil kajian dan catatan bulan Mei
14
![Page 141: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/141.jpg)
Catatan Kemajuan Penelitian Bulan Juni 2010
~
No Hari/Tanggal KEGIATAN CATATAN KEMAJUAN
1 Selasa, 01/06/10 Pembuatan OEM dengan operator Proses Data OEM
yang berbeda
2 Rabu,02/06/10 Pembuatan OEM dengan operator Proses Data DEM
' yang berbeda
,..... 3 Kamis, 03/06/10 Pembuatan DEM dengan operator Proses Data DEM yang berbeda
4 Jum'at, 04/06/10 Pembuatan OEM dengan operator Proses Data DEM yang berbeda
5 Sen in, 07/06/10 Analisis OEM dengan operator yang Hasil data OEM berbeda operator berbeda
Operator 3
6 Selasa, 08/06/10 Anal isis OEM dengan operator yang Hasil pengujian akurasi berbeda Akul'ilsi terhadap titik
GCP/CP(m)
Vertikal Honsontal 10
~ 8 .:.: 'E 6 .. > ·;;; 4 ~
" ;---.. ~ 2
2
'"" Operator(-)
7 Rabu,09/06/10 Pembuatan OEM jumlah GCP yang Proses Data OEM berbeda
---..
8 Kamis, 10/06/10 Pembuatan DEM jumlah GCP yang Proses Data OEM berbeda
15
![Page 142: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/142.jpg)
9 Jum'at, 11/06/10
10 Senin, 14/06/10
11 Selasa, 15/06/10
12 Rabu, 16/06/10
r 13 Kamis, 17/06/10
Pembuatan OEM jumlah GCP yang berbeda
Pembuatan OEM jumlah GCP yang
berbeda
Analisis OEM jumlah GCP yang berbeda
Analisis DEM jumlah GCP yang berbeda
Kajian pengabungan DEM RBI dan SRTM
Proses Data OEM
Proses Data OEM
Hasil data DEM berbeda jumlah GCP 21GCP 16GCP
lOGCP
Hasil pengujian akurasi Akurasi tarhadap titik
GCP/CP{m)
•vertJI<al Hanson tal
10 16 21
Jumlah GCP (-)
5GCP
Hasil pe nggabungan titik ketinggian
.. . J';
::::_ !_:.:_:-:-.-J~aa~
.;:;~),.'l''t< .· .· : .· . . ·: . ·: .. : . . ··· .....
16
![Page 143: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/143.jpg)
14 Jum'at, 18/06/10
15 Senin, 21/06/10
16 Selasa, 22/06/10
17 Rabu,23/06/10
18 Kamis, 24/06/10
19 Jum'at, 25/06/10
20 Senin, 28/06/10
21 Selasa, 29/06/10
r- 22 Rabu, 30/06/10
"'
Kajian pengabungan DEM RBI dan SRTM
Kajian pengabungan DEM RBI dan SRTM
Kajian pengabungan DEM RBI dan SRTM dan pembuatan kontur
Pembuatan laporan dan presentasi untuk evaluasi internal
Pembuatan laporan dan presentasi untuk evaluasi internal
Pembuatan laporan dan presentasi untuk evaluasi internal
Evaluasi internal
Evaluasi internal
Menyusun hasil kajiandan catatan penelitian bulan Juni
Proses penggabungan
Laporan dan presentasi
Laporan dan presentasi
Laporan dan presentasi
Evaluasi
Evaluasi
Hasil kajian dan catatan bulan Juni
17
![Page 144: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/144.jpg)
r
/
~
,.--.
r--
,...
,-.,
,........
Catatan Kemajuan Penelitian
Bulan Juli 2010
No Hari/Tanggal 1 Kamis, 01/07/10
2 Jum'at, 02/07/10
3 Sen in, 05/07/10
4 Selasa, 06/07/10
5 Rabu,07/07/10
6 Kamis, 08/07/10
7 Jum'at, 09/07/10
8 Sen in, 12/07/10
9 Selasa, 13/07/10
KEGIATAN Penyusunan proposal untuk survei lapangan
Penyusunan proposal survei lapangan
Penyusunan proposal survei lapangan
Pembuatan OEM dengan jumlah GCP yang berbeda (GCP dari SRTM)
Pembuatan OEM dengan jumlah GCP yang berbeda (GCP dari SRTM)
Pembuatan OEM dengan jumlah GCP yang berbeda (GCP dari SRTM)
Pembuatan OEM dengan jumlah GCP yang berbeda (GCP dari SRTM)
Analisis OEM dengan jumlah GCP yang berbeda (GCP dari SRTM)
Analisis OEM dengan jumlah GCP yang berbeda (GCP dari SRTM)
CATATAN KEMAJUAN Penyusunan proposal
Penyusunan proposal
Proposal survei
Proses Data OEM
Proses Data OEM
Proses Data OEM
Proses Data OEM
Hasil OEM dari sumber GCP SRTM 21GCP 16GCP
Hasil analisis akurasi
18
![Page 145: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/145.jpg)
10 Rabu, 14/07/10
11 Kamis, 15/07/10
12 Jum'at, 16/07/10
13 Sen in, 19/07/10
14 Selasa, 20/07/10
15 Rabu,21/07/10
16 Kamis, 22/07/10
17 Jum'at,23/07/10
18 Sen in, 26/07/10
19 Selasa, 27/07/10
Analisis DEM lanjutan
Akurasl terhadap ttttk GCP/CP (m}
Vort1kal Horisontal
15 ~----------------,
12
-rl{ 10 16 21
Jumlah GCP (-)
Perbandingan hasil akurasi DEM Sumber(Penguku~n)
Veftihl Hottson~ l
10 16 21
JumlahGCP (-)
Sumber(SRTM, Google f uth)
15 .,_r,....-----. 12
to us 21
Jumlah GiC P (-)
Pembahasan hasil evaluasi internal Hasil pembahasan
Perbaikan dan editing laporan semester I
Perbaikan dan editing laporan semester I
Perbaikan dan editing laporan semester I
Perbaikan dan editing laporan semester I
Penyusunan laporan catatan penelitian
Penyusunan laporan catatan penelitian
Pengajuan anggaran keperluan kegiatan
Pengajuan anggaran keperluan kegiatan
Proses perba ikan
Proses perbaikan
Proses perbaikan
Hasil perbaikan
Proses penyusunan
Hasil penyusunan
Proses pembuatan
Kebutuhan anggaran
19
![Page 146: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/146.jpg)
20 Rabu, 28/07/10 Penggandaan dan pencetakan Hasil penggandaan dan pencetakan
21 Kamis, 29/07/10 Perumusan kegiatan untuk Hasil perumusan semester depan
22 Jum'at, 30/07/10 Menyusun hasil kajiandan catatan Hasil kajian dan catatan bulan Juni penelitian bulan Juni
20
![Page 147: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/147.jpg)
Catatan Kemajuan Penelitian Bulan Agustus 2010
No Hari/Tanggal KEGIATAN 1 Senin, 02/08/10 Kajian teori penurunan OEM
2 Selasa, 03/08/10 Kajian teori penurunan DEM
3 Rabu,04/08/10 Kajian teori penurunan DEM
4 Kamis, 05/08/10 Kajian teori penurunan OEM
5
6
Jum'at, 06/08/10 Kajian sate lit ALOS generasi 3
Sen in, 9/08/10 Penyiapan data ALOS PRISM wilayah Bandung
CATATAN KEMAJUAN I '
llustrasi transformasi Affine
'a' /..... .. ' \
Hubungan sensor, image dan ground
,.
I ~-."'-J ?~.--"··;; -
Overlap 2 citra
Hasil perumusan
Satelit ALOS 3
Data ALOS
velocity -j"' Y l
21
![Page 148: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/148.jpg)
7 Selasa, 10/08/10 Konversi data Data terkonversi
8 Rabu,11/08/10 Penentuan titik GCP/CP berdasar Titik GCP/CP google earth
9 Kamis, 12/08/10 Penentuan titik GCP/CP berdasar Titik GCP/CP google earth
" 10 Jum'at, 13/08/10 Penentuan titik GCP/CP berdasar Titik GCP/CP Bandung
google earth
11 Senin, 16/08/10 Proses pembuatan OEM Proses data
Bandung backward-nadir
- 12 Selasa, 17/08/10 Proses pembuatan OEM Proses data ,....., Bandung backward-nadir
13 Rabu, 18/08/10 Proses pembuatan OEM Proses data
Bandung backward-nadir
.-- 14 Kamis, 19/08/10 Proses pembuatan OEM Proses data
Bandung backward-nadir .,-...
15 Jum'at, 20/08/10 Proses pembuatan OEM backward-nadir Bandung backward-nadir
..--._
_,..
16 Senin, 23/08/10 Proses pembuatan OEM Proses data .,......_
Bandung backward-forward,
,---. nadir-forward dan triplet
17 Selasa, 24/08/10 Proses pembuatan OEM Proses data
Bandung backward-forward, nadir-forward dan triplet
22
![Page 149: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/149.jpg)
18 Rabu,25/08/10 Proses pembuatan DEM Proses data
Bandung backward-forward, nadir-forward dan triplet
19 Kamis, 26/08/10 Proses pembuatan DEM Proses data
Bandung backward-forward, nadir-forward dan triplet
20 Jum'at, 27/08/10 Proses pembuatan DEM Proses data
Bandung backward-forward, nadir-forward dan triplet
21 Sen in, 30/08/10 Proses pembuatan DEM Proses data
Bandung backward-forward, nadir-forward dan triplet
22 Selasa, 31/08/10 Proses pembuatan DEM Proses data
Bandung backward-forward,
nadir-forward dan triplet
23
![Page 150: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/150.jpg)
Catatan Kemajuan Penelitian Bulan September 2010
No Hari/Tanggal KEGIATAN 1 Rabu,01/09/10 Proses pembuatan OEM
Bandung backward-forward,
nadir-forward dan triplet
2 Kamis, 02/09/10 Proses pembuatan OEM Bandung backward-forward,
nadir-forward dan triplet
3 Jum'at, 03/09/10 Analisis hasil
4 Sen in, 06/09/10 Analisis hasil
5 Selasa, 07/09/10 Diskusi membahas hasil
6 Rabu,OS/09/10 Diskusi dan membuat rencana berikut
7 Kamis, 09/09/10 Liburan
8 Jum'at, 10/09/10 Liburan
9 Senin, 13/09/10 Liburan
10 Selasa, 14/09/10 Liburan
11 Rabu, 15/09/10 Persiapan survei ke Bandung: Pembuatan lokasi survei
12 Kamis, 16/09/10 Persiapan survei ke Bandung: Pembuatan citra ALOS
13 Jum'at, 17/09/10 Persiapan survei ke Bandung: Pembuatan citra ALOS
CATATAN KEMAJUAN Proses data
Hasil DEM dari stereo pair
~(i;J
~ Hasil analisis
Hasil analisis
Hasil diskusi
Hasil diskusi dan rencana
Lokasi survei
Proses
Citra ALOS dan lokasi survei
24
![Page 151: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/151.jpg)
,-
r--
,- 14 Senin, 20/09/10 Survei
" 15 Selasa, 21/09/10 Survei Survei
" 16 Rabu,22/09/10 Survei Survei
r-- 17 Kamis, 23/09/10 Survei Survei
18 Jum'at, 24/09/10 Survei Survei
"' 19 Sen in, 27/09/10 Pembuatan laporan survei Laporan
;--...
20 Selasa, 28/09/10 Pembuatan laporan survei Laporan
21 Rabu,29/09/10 Pembuatan laporan survei Laporan survei ,-...
22 Kamis, 30/09/10 "
Pembuatan laporan survei Laporan survei
25
![Page 152: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/152.jpg)
r-
,......_
,.-
,.-
f'
,......_
Catatan Kemajuan Penelitian Bulan Oktober 2010
No Hari/Tanggal KEGIATAN CATATAN KEMAJUAN 1 Jum'at, 01/10/10 Proses pembuatan OEM Proses data
Bandung berbasis data lapangan
2 Sen in, 04/10/10 Proses pembuatan OEM Proses data
Bandung berbasis data lapangan
3 Selasa, 05/10/10 Proses pembuatan OEM Proses data
Bandung berbasis data lapangan
4 Rabu,06/10/10 Proses pembuatan OEM Hasil OEM
Bandung berbasis data lapangan
5 Kamis, 07/10/10 Pengujian akurasi Akurasi Stereo pair Vertika\ Horisontal
•• llf " "" Stereo pair
6 Jum'at, 08/10/10 Pengujian akurasi Hasil uji akurasi GCP Abs (Sucve• SltTM) m) ~ (Sucvei· DEMl) lm Abs Survei- OEM2) (m)
1 ..,. lU u
' 3.6 ·~ ...
• 1l.3 lJ) 17 . u .s "' , ...
s '·' ... • • lJ) ... 7 10,3 1,0 13,0 ..... .., 4)) 7,1.
7 Senin, 11/10/10 Penentuan titik GCP/CP berdasar Titik GCP /CP google earth wilayah bogor
8 Selasa, 12/10/10 Penentuan titik GCP/CP berdasar Titik GCP /CP google earth wilayah bogor
9 Rabu, 13/10/10 Penentuan titik GCP/CP berdasar Titik GCP/CP Bogor google earth wilayah bogor
26
![Page 153: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/153.jpg)
r ,.-.
r-
,-.
/"
,...--.
,........
,.-.
"""'
~
10 Kamis, 14/10/10
r--
11 Jum'at, 15/10/10
12 Senin, 18/10/10
13 Se~sa, 19/10/10
r-..
,......_
r-'-.
14 Rabu,20/10/10 r--
15 Kamis, 21/10/10 ,......
16 Jum'at, 22/10/10 '""'
17 Senin, 25/10/10 /"--
'""' 18 Selasa, 26/10/10
,- 19 Rabu, 27/10/10
20 Kamis, 28/10/10
21 Jum'at, 29/10/10
"'
Diskusi dan koordinasi hasil kegiatan
Proses pembuatan DEM Bogor Nadir-forward
Proses pembuatan DEM Bogor Nadir-forward
Proses pembuatan DEM Bogor Nadir-forward
Pembuatan draft laporan akhir
Pembuatan draft laporan akhir
Pembuatan draft laporan akhir
Persiapan survei
Persiapan survei
Survei
Survei
Survei
Hasil diskusi
Proses data
Proses data
Draft laporan akhir
Draft laporan akhir
Draft laporan akhir
Lokasi pengukuran GCP
Lokasi pengukuran GCP dan citra
Survei
Survei
Survei
27
![Page 154: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/154.jpg)
r
r
r
Catatan Kemajuan Penelitian Bulan November 2010
No Hari/Tanggal KEGIATAN
1 Sen in, 01/08/10 Pembuatan power point
2 Selasa, 02/08/10 Pembuatan power point
3 Rabu,03/08/10 Presentasi akhir
4 Kamis, 04/08/10 Perb aikan dan evaluasi kegiatan
5 Jum'at, 05/08/10 Pembuatan laporan survei
6 Sen in, 08/08/10 Pembuatan laporan survei
7 Selasa, 09/08/10 Pembuatan laporan survei
8 Rabu,10/08/10 Uji akurasi
9 Kamis, 11/08/10 Uji akurasi
10 Jum'at, 12/08/10 Pembuatan Juknis DEM
11 Senin, 15/08/10 Pembuatan Juknis DEM
12 Selasa, 16/08/10 Penyusunan Laporan akhir
13 Rabu,17/08/10 Libur
14 Kamis, 18/08/10 Penyusunan Laporan akhir
15 Jum'at, 19/08/10 Penyusunan Laporan akhir
16 Senin, 22/08/10 Penjilidan dan penyerahan Laporan
17 Selasa, 23/08/10 Mengurus administrasi
18 Rabu,24/08/10 Men gurus ad min istrasi
19 Kamis, 25/08/10 Back up data
CATATAN KEMAJUAN
Power point
Power point
Presentasi
Hasil evaluasi
Laporan
Laporan
Laporan survei
Pengumpulan dan plot titik
GCP Abs (Sufvei·SIITM) (m) Abs(Survei-DEMI){m) Abs(St!rvei·DEM2)(mj I 12. 1 2.5 3.4
2 I M 5.7 6.0
3 5.8 1.8 3.0 4 12.8 1.2 0.7 5 9.7 1.6
~a~s--6 17.5 8.3 7 4.7 2.7 1.7 8 1.2 03 45
' 1.2 7.5 ,. 10 2.5 11 .0 4.9 11 2.7 2.8 2.6
12 '·' 0.2 18.8
13 01 1.3 ... " 0.2 8.3 •. 6
RMSE 5.5 3.5 5.6
Juknis DEM
Juknis DEM
Laporan
Laporan
Laporan
Laporan
Dokumen
Dokumen
Data
28
![Page 155: 882.pdf](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061600/55cf8ee6550346703b96cd4e/html5/thumbnails/155.jpg)
20 Jum'at, 26/08/10 Back up data
21 Senin, 29/08/10 Back up data
22 Selasa, 30/08/10 Back up data
Nomor BCHP : .
30, November 2010
Mengetahui:
Kepala Bidang Pengembangan Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh
Ui~~ ~(lr. Wawan K. Harsanugraha, M.Si.)
Data
Data
Data
Peneliti Utama
(Dr. Bambang Trisakti)
29