84709901-obsgyn-dkp.pdf

Upload: franciscus-buwana

Post on 25-Feb-2018

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 84709901-OBSGYN-DKP.pdf

    1/17

    1

    PRESENTASI KASUS

    DISPROPORSI KEPALA PANGGUL

    Disusn Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Dalam Mengikuti Program Pendidikan Profesi

    Bagian Obstetri dan Ginekologi

    Diajukan Kepada Yth:

    dr. H. M. Ani Ashari, Sp. OG

    Disusun oleh:

    Isnaini Ashar

    20050310200

    SMF ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

    RSUD PANEMBAHAN SENOPATI

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

    2009

  • 7/25/2019 84709901-OBSGYN-DKP.pdf

    2/17

    2

    BAB I

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengertian Disprorposi Kepala Panggul

    Disproporsi kepala panggul yaitu suatu keadan yang timbul karena tidak adanya

    keseimbangan antara panggul ibu dengan kepala janin.

    B. Jenis-Jenis Panggul

    Caldwell dan Mooloy berdasarkan penyelidikan rontgenologik dan anatomic

    mengklasifikasikan panggul-panggul berdasarkan morfologinya dalam 4 jenis:

    1. Panggul ginekoid, dengan pintu atas pangul yang bundar atau dengan diameter

    transversa yang lebih panjang sedikit daripada diameter anteroposterior dan dengan

    panggul tengah serta pintu bawah panggul yang cukup luas. Panggul jenis ini paling

    baik untuk wanita, ditemukan pada 45% wanita.

    2. Panggul anthropoid, dengan diameter anteroposterior yang lebih panjang daripada

    diameter transversa, dan denagn arkus pubis menyempit sedikit. Ditemukan pada 355

    wanita.

    3.

    Pangul android, dengan pintu atas panggul yang berbentuk segitiga berhubungan

    dengan penyempitan kedepan, dengan spina ischiadica menonjol ke dalam dan

    dengan arkus pubis menyempit. Umumnya pria yang memiliki panggul jenis ini, dan

    hanya ditemukan 15% pada wanita.

    4. Pangul platipelloid, dengan diameter anteroposterior yang jelas lebih pendek daripada

    diameter transversa pada pintu atas pangul dan dengan arkus pubis yang luas.

    Ditemukan pada 5% wanita.

    Berhubung dengan faktor ras dan sosial ekonomi, frekuensi dan ukuran-ukuran jenispangul berbeda-beda diantara berbagai bangsa. Dengan demikian standar untuk panggul

    normal pada seorang wanita Eropa berbeda dengan standar wanita Asia. Pada panggul

    dengan ukuran normal, kelahiran pervaginam janin dengan berat badan yang normal tidak

    akan mengalami kesukaran.

  • 7/25/2019 84709901-OBSGYN-DKP.pdf

    3/17

    3

    C. Faktor-Faktor Disproporsi Kepala Panggul

    1. Faktor panggul ibu

    a. Terdapat pangul-panggul sempit yang umumnya disertai peubahan dalam

    bentuknya. Menurut klasifikasi yang dianjurkan Munro Kerr yang diubah sedikit,

    panggul-pangul yang terakhir dapat digolongkan sebagai berkut:

    1). Perubahan bentuk karena kelainan perubahan intrauterine:

    a). Panggul Naegele

    b). Panggul Robert

    c). Split pelvis

    d). Panggul asimilasi

    2). Perubahan bentuk karena penykit pada tulng-tulang panggul dan/atau sendi

    panggul:

    a). Rakitis

    b). Neoplasma

    c). Fraktur

    d). Atrofi, karies, nekrosis

    3). Perubahan bentuk karena penyakit kaki:

    a). Koksitis

    b). Luksasio koksa

    c). Atrofi atau kelumpuhan satu kaki

    4). Perubahan bentuk karena penyakit tulang belakang:

    a). Kifosis

    b). Skoliosis

    c). Spondilolistesis

    b.

    Berdasarkan pintu masuk panggul

    1). Kesempitan pada pintu atas panggul

  • 7/25/2019 84709901-OBSGYN-DKP.pdf

    4/17

    4

    Pintu atas panggul dianggap sempit bila diameter anteroposterior terpendeknya

    kurang dari 10 cm, atau diameter taransversa kurang dari 12 cm. oleh karena pada

    pangul sempit kemungkinan besar bahwa kepala tertahan oleh pintu atas panggul,

    menyebabkan serviks uteri kurang mengaami tekanan kepala sehingga dapat

    menyebabkan inersia uteri dan lambatnya pembukaan serviks.

    2). Kesempitan panggul tengah

    Apabila ukurannya distansia interpinarum kurang dari 9,5 cm diwaspadai akan

    kemungkinan kesukaran dalam persalinan, ditambah agi bila ukuran diameter

    sagitalis juga pendek.

    3). Kesempitan pintu bawah panggul

    Pintu bawah pangul terdiri atas segitiga depan dan segitiga belakang yang

    mempunyai dasar yang sama, yakni distansia tuberum. Bila distansia tuberum

    dengan diameter sagitalis posterior kurangdari 15 cm, maka dapat timbul

    kemacetan pada kelahiran ukuran normal.

    2. Kelainan bentuk janin

    a. Pertumbuhan yang berlebihan

    Berat neonates normal pada kehamilan aterm berkisar 2500-4000 gram. Yang

    dinamakan bayi besar jika berat lahirnya melebihi 4000 gram. Pada janin besar,

    faktor keturunan memegang peranan penting. Pada wanita hamil dengan diabetes

    mellitus, pada postmaturitas dan pada grandemultipara juga dapat mengakibatkan

    janin besar. Menentukan besarnya janin secara klinis memang sulit dilakukan.

    Kadang-kadang baru diketahui adanya janin besar setelah tidak adanya kemajuan

    dalam persalinan pada panggul normal dan his yang kuat. Walaupun panggul ibu

    luas dan dapat dilewati janin lebih dari 4000 gram sebaiknya dilakukan persalinan

    perabdominal dengan pertimbangan jalan lahir lunak ibu. Disebut makrosomia

    bila lingkar kepala janin 37-40 cm, dan untuk persalinan pervaginam dilakukan

    paa janin engan lingkar kepala

  • 7/25/2019 84709901-OBSGYN-DKP.pdf

    5/17

    5

    b. Hidrosefalus

    Hidrosefalus dalah penimbunan cairan serebrospinal dalam ventrikel otak,

    sehingga kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran-pelebaran sutura-sutura dan

    ubun-ubun. Cairan yang tertimbun di ventrikel biasanya antara 500-1500 ml, akan

    tetapi kadang-kadang dapat mencapai 5 liter. Karena kepala janin terlalu besar

    dan tidak dapat berakomodasi di bagia bawah uterus, maka sering ditemukan

    dalam letak sungsang. Pada presentasi kepala, hidrosefalus dapat ditegakkan

    dengan pemeriksaan dala teraba sutura-sutura dan ubun-ubun yang melebar dan

    tegang, sedangkan tulang kepala sanga tipis dan mudah ditekan. Pemeriksaan

    rontgenologik menunjukka kepala janin angat besar dengan tulang-tulang yang

    sangat tipis.

    3.

    Mal presentasi kepala

    Pada persalinan normal, kepala janin pada waktu melewati pintu jalan lahir berada

    dalam keadaan fleksi dengan presentasi belakang kepala. Dengan adanya

    malpresentasi kepala seperti presentasi puncak kepala, presentasi dahi dan presentasi

    muka maka dapat menimbulkan kemacetan dalam persalinan. Hal ini dimungkinkan

    karena kepala tidak dapat masuk PAP karena diameter kepala pada malpresentasi

    lebih besar disbanding ukuran panggul khususnya panjang diameter anteroposterior

    panggul.

    D. Pemeriksaan Disproporsi Kepala Panggul

    1. Pelvimetri rontgen, untuk mengukur ukuran panggul

    2. Magnetik Resonance Imaging (MRI)

    3. Vaginal toucher

    4. Tinggi badan ibu

  • 7/25/2019 84709901-OBSGYN-DKP.pdf

    6/17

    6

    1. Bahaya pada ibu:

    a. Partus lama yang seringkali disertai pecahnya ketuban pada pembukaan kecil

    dapat menimbulkan dehidrasi serta asidosis dan infeksi inrapartum.

    b. Dengan his yang kuat sedang kemajuan janin dalam jalan lahir tertahan dapat

    timbul regangan segmen bawah uterus (rupture uteri mengancam) dan bila tidak

    segera diambil tindakan akan terjadi rupture uteri.

    c. Dengan persalinan tidak maju karena diproporsi kapala panggul, jalan lahir

    mengalami tekanan yang lama antara kepala janin dan tulang panggul. Hal itu

    menimbulkan gangguan sirkulasi dengan akibat terjadinya iskemia dan kemudian

    nekrosis pada tempat tersebut. Beberapa hari post partum akan terjadi fistula

    vesikoservikalis atau fistula vesikovaginalis atau fistula rektovaginalis.

    2.

    Bahaya pada janin:

    a.

    Partus lama dapat meningkatkan kematian perinatal apalagi bila ditambah dengan

    infeksi intrapartum.

    b. Dengan adanya disprpoporsi kepala panggul kepala janin dapat melewati

    rintangan pada panggul dengan mengadakan moulage. Moulage dapat dialami

    oleh kepala janin tanpa akibat yang jelek sampai batas-batas tertentu, akan tetapi

    apabila batas-batas tersebut dilampaui akan terjadi sobekan pada tentorium

    serebelli dan perdarahan intracranial.

    c. Selanjutnya tekanan oleh promontorium atau kadang-kadang oleh simfisis dapat

    menyebabkan perlukan pada jaringan diatas tulang kepala janin dan dapat pula

    menimbulkan fraktur pada os parietalis.

    F. Penanganan

    Dewasa ini ada dua tindakan utama yang dilakukan untuk menangani persalinan dengan

    disproporsi kepala panggul, yaitu seksio sesarea dan partus percobaan. Disamping itu

    kadang-kadang ada indikasi dilakukan kraniotomia yang dikerjakan bila pada janin mati.

    1. Seksio sesarea

  • 7/25/2019 84709901-OBSGYN-DKP.pdf

    7/17

  • 7/25/2019 84709901-OBSGYN-DKP.pdf

    8/17

    8

    b. Kualitas dan turunnya kepala janin harus terus diawasi. Kesempitan panggul tidak

    jarang mengakibatkan kelainan his dan gangguan pembukan serviks.

    c. Sebelum ketuban pecah, pada umumnya kepala janin tidak dapat masuk kedalam

    rongga panggul dengan sempurna. Pemecahan ketuban secar aktif hanya dapat

    dilakukan bila his berjalan secara teratur dan udah ada pembukaan serviks

    sepruhnya atau lebih.

    d. Masalah yang penting ialah menentukan berapa lama partus percobaan boleh

    berlangsung. Apabila his cukup sempurna maka sebgai indicator berhasil atau

    tidaknya partus percobaan tersebut ada hal-hal yang mencakup keadaan-keadaan

    berikut:

    1). Adakah gangguan pembukaan serviks, misalnya pemanjangan fase laten;

    pemanjangan fase aktif

    2). Bagaimana kemajuan penurunan bagian terendah janin (belakang kepala)?

    3). Adakah tanda-tanda klinis dari pihak anak maupun ibu yang menunjukkan

    adanya bahaya bagi anak atau ibu (gawat janin, rupture uteri)

    Apabila ada salah satu gangguan diatas maka menandakan bahwa persalinan per

    vaginam tidak mungkin dan harus diseleaikan dengan seksio sesarea. Sebaliknya

    bila kemajuan pembukaan serta penurunan kepala berjalan lancar, maka

    persalinan per vaginam bisa dilaksanakan.

  • 7/25/2019 84709901-OBSGYN-DKP.pdf

    9/17

    9

    BAB II

    STATUS PASIEN

    A. Identitas

    Nama : Ny S

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Umur : 27 tahun

    Alamat : Samparan, Caturharjo, Pandak, Bantul

    Agama : Islam

    Pekerjaan : Ibu rumah tangga

    Bangsal : Alamanda

    No. CM : 39 12 42

    Tanggal masuk : 10-11-2009

    B. Anamnesa

    1. Keluhan utama

    Pasien dengan keterangan G1P0H0 merasa hamil 9 bulan, kencang-

    kencang sejak 1 bulan terakhir dan masih jarang, lender darah belum ada,

    air kawah belum ada, ada gerakan janin.

    2. Riwayat ANC

    Riwayat ANC teratur di bidan dan Puskesmas

    3. Riwayat penyakit dahulu

    Riwayat penyakit jantung, asma, hipertensi, diabetes mellitus, dan alergi

    disangkal

    4. Riwayat Penykit Keluarga

    Riwayat penyakit keluarga yang sama dengan penderita disangkal

    5.

    Riwayat KB

    Pasien belum pernah KB

    6. Riwayat Menstruasi

  • 7/25/2019 84709901-OBSGYN-DKP.pdf

    10/17

    10

    Riwayat menstruasi teratur, siklus menstruasi 28-30 hari, lama menstruasi

    5-6 hari.

    HPHT : 28-1-2009

    HPL : 4-11-2009

    UK : 40 minggu 1 hari

    7. Riwayat fertilisasi

    Sudah menikah 1 kali, koitus normal.

    8. Riwayat Ginekologi

    Tidak ada

    9. Riwayat Obstetri

    I : hamil ini

    C. Pemeriksaan Fisik

    1. Keadaan umum: baik, compos mentis, tidak anemis

    2. Vital sign:

    Tekanan darah : 120/100 mmHg

    Nadi : 110 kali/menit

    Suhu : 36,90Celcius

    Respirasi : 20 kali/menit

    3. Status umum

    a. Kepala:

    Kulit : warna kulit sawo matang, tidak ikterik, tidak sianosis

    Kepala : simetris, distribusi ambut merata

    Muka : simetris, tidak ada jejas atau bekas luka

    Mata : konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-)

    Mulut : bibir tidak kering, lidah tidak kotor

    b. Leher

    Inspeksi : tidak tampak benjolan

    Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe

  • 7/25/2019 84709901-OBSGYN-DKP.pdf

    11/17

    11

    c. Thorak

    Jantung

    Inspeksi : simetris, iktus kordis tak tampak

    Palpasi : iktus kordis tak kua agka

    Auskultasi :S1>S2 reguler

    Paru

    Inspeksi : dada simetris saatinspirasi dan ekspirasi, tidak ada

    retraksi, tida ada ketingalan gerak

    Palpasi : vocal fremitus kanan=kiri, tidak ada ketingalan gerak

    Perkusi : sonor kedua lapangan paru

    Auskultasi : suara paru vesikuler, tidak ada suara tambahan

    d. Abdomen

    Inspeksi : perut membucit, darm counter tidak ada, tidak ada luka

    bekas SC

    Auskultasi : suara peristaltic (+) normal

    Palpasi : nyeri tekan (-), hepar da lien tidak teraba, defans muscular

    tidak ada

    Perkusi : timpani pada abdomen

    e. Ekstermitas

    Superior : kanan : udem (-), sianosis : (-)

    Kiri : udem (-), sianosis : (-)

    Inferior : kanan : udem (-), sianosis : (-)

    Kiri : udem (-), sianosis : (-)

    f. Tinggi badan : 143 cm

    Berat badan : tidak diukur

    4. Status lokalis (obstetric)

    a. Inspeksi

  • 7/25/2019 84709901-OBSGYN-DKP.pdf

    12/17

    12

    Kepala : kloasma gravidarum (+)

    Dada : mamae tegang, aerola dan papilla mamae tampak

    hiperpigmentasi

    Abdomen : perut tampak membuncit, tampak stria gravidarum

    Urogenital : tidak tampak lendir darah merembes, tidak tampak air

    kawah merembes

    b. Palpasi

    Leopold I : fundus uteri teraba 3 jari dibawah prcessus xypoideus,

    difundus uteri teraba bagian lunak janin

    Leopold II : janin tunggal, letak memanjang, teraba pungung pada

    bagia kanan (puka)

    Leopold III: bagian janin teraba keras dan bulat (kepala) masih bisa

    digoyangkan

    Leopold IV: konvergen, kepala belum masuk panggul, teraba 5/5

    bagian

    TFU : 31 cm dengan TBJ : 2945 gram

    c. Auskultasi

    DJJ : 132 kali/menit

    d. Vaginal toucher

    v/u tenang, dinding vagina licin, serviks dibelakang, STLD (-), AK (-)

    5. Resume Anamnesa

    Pasien dengan keterangan G1P0H0 merasa hamil 9 bulan, kencang-

    kencang sejak 1 bulan terakhir dan masih jarang, lender darah belum ada,

    air kawah belum ada, ada gerakan janin.

    Riwayat ANC teratur di bidan dan Puskesmas

    Riwayat penyakit jantung, asma, hipertensi, diabetes mellitus, dan alergi

    disangkal

  • 7/25/2019 84709901-OBSGYN-DKP.pdf

    13/17

    13

    Riwayat penyakit keluarga yang sama dengan penderita disangkal

    Pasien belum pernah KB

    Riwayat menstruasi teratur, siklus menstruasi 28-30 hari, lama menstruasi

    5-6 hari.

    HPHT : 28-1-2009

    HPL : 4-11-2009

    UK : 40 minggu 1 hari

    Sudah menikah 1 kali, koitus normal.

    Riwayat Ginekologi : Tidak ada

    Riwayat Obstetri: I : hamil ini

    6.

    Pemeriksaa penunjang

    USG : janin tunggal, memanjang, preskep, DJJ (+), placenta di korpus

    depan grade III

    EKG : tidak dilakukan

    Laboratorium:

    Hb :13.1 gr%

    AL : 7.7 ribu/ul

    AT : 156 ribu/ul

    HMT : 39.6%

    Gol. Darah : B

    PPT : 11.7 detik

    APTT : 28.4 detik

    Control PPT : 26.9 detik

    Control APTT : 57.2 detik

    Glukosa sewaktu : 85 gr/dl

    Na : 140.6 mmol/L

    K : 3.97 mmol/L

    Cl : 107.9 mmol/L

    HBsAg : -

  • 7/25/2019 84709901-OBSGYN-DKP.pdf

    14/17

    14

    7. Diagnosis

    DKP primigravida hamil aterm belum masuk persalinan

    8. Terapi

    Rencana SC

    Observasi His dan DJ

    D. Follow Up

    10-11-2009

    19.30 persiapan pre operasi

    20.00 pasien masuk ruang operasi, dilakukan prosedur operasi SC

    20.20 bayi lahir per abdominal berturut-turut kepala

    bokong

    kaki

    Jenis kelamin perempuan, BB 2759 gr, PB 45 cm, LK 34 cm, LD 32

    cm, LLA 10 cm, AS 5/7

    20.30 plasenta lahir per abdominal, lengkap

    21.00 operasi selesai

    Dx. Post SC atas indikasi DKP P1A0H0

    Tx. Cek Hb post operasi

    Inj. Ampicilin 3x1 gram

    Inj. Gentamicin 2x80 gram

    Inj. Ketorolac 3x30 gram

  • 7/25/2019 84709901-OBSGYN-DKP.pdf

    15/17

    15

    BAB III

    PEMBAHASAN

    Pasien G1P0A0 27 tahun merasa hamil 9 bulan, kencang-kencang sejak 1

    bulan terakhir dan masih jarang, lendir darah belum ada, air kawah belum ada,

    ada gerakan janin. Pada palpasi didapatkan janin tunggal, letak memanjang,

    presentasi kepala dan punggung di bagia kanan (puka). TFU 31 cm dengan TBJ

    2945 gram, sedangkan tinggi ibu hanya 143 cm. Dengan tinggi badan ibu tersebut

    dikhawatirkan ibu mempunyai panggul yang kecil dikarenakan dalam beberapa

    kasus didapatkan wanita dengan tinggi badan kurang dari 145 cm mempunyai

    panggul kecil. Berdasarkan lmu obstetric sosial, ibu yang akan melahirkan secara

    pervaginam normal harus memiliki tinggi badan lebih atau sama dengan 145 cm,

    karena dengan tinggi 145 cm seimbang bila dilewati janin dengan berat 2500

    gram. Selain itu taksiran berat janin sebesar 2945 gram seimbang dengan wanita

    dengan tinggi badan 150 cm. Jelas kemungkinan besar pasien ini mengalami

    ketidakseimbangan antara panggul dan besar janin sehingga terjadi diproporsi

    kepala panggul.

    Pada pasien ini tindakan yang dilakukan adalah seksio sesarea dan bukan

    dengan partus percobaan. Dilakukan seksio sesaria kemungkinan dikarenakan

    kepala janin belum masuk kedalam pintu atas panggul pada kehamila aterm.

    Resiko terhadap janin akan semakin besar kalau persalinan semakin maju

    sehingga diputuskan segera dilakukan seksio sesarea.

    Setelah dilakukan seksio sesarea dilahirkan bayi perabdominal dengan

    berat 2750 gram. Bayi dengan berat tersebut seimbang bila dilahirkan pervaginam

    dengan tinggi ibu sekitar 148 cm, sedangka pasien ini tingginya hanya 143 cm.

    Bila pada pasien ini dilakukan persalinan pervaginam maka akan sangat beresiko

    terhadap ibu dan janin.

  • 7/25/2019 84709901-OBSGYN-DKP.pdf

    16/17

    16

    KESIMPULAN

    1. Disproporsi kepala panggul terjadi karena tidak adanya keseimbangan antara

    panggul ibu dengan besar janin

    2. Disproporsi kepala panggul dipengaruhi oleh faktor panggul karena

    penyempitan pintu atas panggul, pintu tengah panggul dan pintu bawah

    panggul serta faktor janin karena janin besar dan hidrosefallus

    3. Penanganan disproporsi kepala panggul dilakukan tindakan seksio sesarea

    atau partus percobaan

  • 7/25/2019 84709901-OBSGYN-DKP.pdf

    17/17

    17

    DAFTAR PUSTAKA

    Ashari, Ani. 2009. Disproporsi Kepala Panggul (Kuliah Obsetri). Bantul: RSPS

    Hakimi, R. 2003. Patologi dan Fisiologi Persalinan. Jakarta: Yayasan Essentia Media

    Mochtar, R. 2005. Sinopsis Obsetetri. Jakarta: EGC

    Norwitz, Errol & John, Schorge (2008). At a Glance Obstetri dan Ginekologi.Edisi

    2. Jakarta: Erlangga

    Prawirohardjo, Sarwono. (2007). Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina

    Pustaka Sarwono Prawirohardjo.