76794070 tinea kapitis

20
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Dermatofitosis adalah setiap infeksi fungal superfisial yang disebabkan oleh dermatofit dan mengenai stratum korneum kulit, rambut dan kuku, termasuk onikomikosis dan berbagai macam bentuk tinea. Disebut juga epidermomycosis dan epidermophytosis. 1.2. Etiologi Terdapat tiga genus menjadi penyebab deratofitosis yaitu Tripcophyton, microsporum, epidermophyton yang dikelompokkan dalam kelas Deutemycetes. Dari ketiga genus tersebut telah ditemukan 41 spesies terdiri dari 17 spesies Microsporum, 22 spesies Trichopyton, 2 spesies Epidermophyton. Spesies terbanyak yang menjadi penyebab dermatofitosis di Indoneisa adalah Trchophyton Rubrum (T. Rubrum). Pada penelitian yang dilakukan di Surabaya

Upload: reizkhi-fitriyana

Post on 28-Apr-2015

60 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: 76794070 Tinea Kapitis

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Definisi

Dermatofitosis adalah setiap infeksi fungal superfisial yang disebabkan

oleh dermatofit dan mengenai stratum korneum kulit, rambut dan kuku,

termasuk onikomikosis dan berbagai macam bentuk tinea. Disebut juga

epidermomycosis dan epidermophytosis.

1.2. Etiologi

Terdapat tiga genus menjadi penyebab deratofitosis yaitu Tripcophyton,

microsporum, epidermophyton yang dikelompokkan dalam kelas

Deutemycetes. Dari ketiga genus tersebut telah ditemukan 41 spesies terdiri

dari 17 spesies Microsporum, 22 spesies Trichopyton, 2 spesies

Epidermophyton.

Spesies terbanyak yang menjadi penyebab dermatofitosis di Indoneisa

adalah Trchophyton Rubrum (T. Rubrum). Pada penelitian yang dilakukan di

Surabaya pada tahun 2006-2007 ditemukan spesies terbanyak yang berhasil

dikultur adalah M. audioinii (14,6%). T. Rubrum (12,2%), T mentagrophytes

(7,3%).

1.3. Epidemiologi

Usia , jenis kelamin, dan ras merupakan faktor epidemilogi yang terpenting

dimaan prevalesi infeksi dermatofit pada laki-laki lima kali lebih banyak dari

wanita. Namun demikian tinea kapitis karena T. tonsurans lebih sering pada

wanita dewasa dibandingkan laki-laki dewasa, danlebih sering pada anak-anak

Page 2: 76794070 Tinea Kapitis

4

Afrika Amerika, hal ini dikarenakan adanya pengaruh kebersihan perorangan

lingkungan yang kumuh serta padat dan status sosial ekonomi dalam

penyebaran infeksinya. Jamur penyebab tinea kapitis ditemukan pada sisir, topi,

sarung bantal, mainaan anak-anak atau bahkan kursi gedung teater.

1.4. Klasifikasi Dan Karakteristik Dermatofitosis

Pembagian dermatofitosis berdasarkan lokasi infeksi atau cirri tertentu, sebagai

berikut :

Page 3: 76794070 Tinea Kapitis

5

Page 4: 76794070 Tinea Kapitis

6

Page 5: 76794070 Tinea Kapitis

7

1.5. Patogenesis Dermatofitosis

- Antropofilik, transmisi darimanusia ke manusia . ditularkan mealui langsung

maupun tidak langsung nelalui lantai kolam renang danudara sekitar rumah

sakit/klinik atau tanoa rekasi keradangan.

- Zoofilik, tranmisi dari hewan ke manusia ditularkan melalui kontak langsung

maupun tidak langsung melaui bulu binatang yang terinfeksi dan melekat

dipakaian atau sebagai kontaminan pada rumah / tempat tidur hewan, tempat

makanan dan minuman hewan. Sumber penularan utama pada anjing, kucing,

sapi kuda, dan mencit.

- Geofilik , transmisi dari tanah ke manusia danmenimbulkan reaksi radang.

1.6. Tinea Kapitis

adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur superfisial pada kulit

kepala, bulu mata dengan kecenderungan menyerang tangkai rambut dan folikel –

folikel rambut. Penyakit ini termasuk kepada mikosis superfisialis atau

dermatofitosis.

1.7. Etiologi

Penyakit ini disebabkan oleh spesies dermatofita dari genus Trichophyton dan

Microsporum, misalnya T. violaceum, T. gourvilii, T. mentagrophytes, T. tonsurans,

M. audoinii, M. canis, M. ferrugineum.

Page 6: 76794070 Tinea Kapitis

8

1.8. Epidemiologi

Tinea kapitis adalah infeksi jamur yang mengenai anak – anak berumur antara 4

dan 14 tahun. Walaupun jamur patogen yang terlibat banyak, Trichophyton tonsurans

menjadi penyebab lebih dari 90% kasus. Kasus – kasus di perkotaan biasanya

didapatkan dari teman – teman atau anggota keluarga. Kepadatan penduduk, hygien

yang buruk dan malnutrisi protein memudahkan seseorang mendapatkan penyakit ini.

Kasus – kasus yang disebabkan oleh Microsporum canis jarang terjadi dan di dapat

dari anak anjing dan anak kucing. Tinea kapitis terjadi lebih dari 92,5% dari

dermatofitosis pada anak – anak berumur kurang dari 10 tahun. Penyakit ini jarang

pada orang dewasa. Meskipun kejadiannya mungkin dapat dijumpai pada pasien –

pasien tua.

1.9. Patofisiologi

Ectothrix dermatosis tipikal infeksi berada pada perifolikuler stratum

korneum, tersebar disekitar dan di dalam rambut pada celah kecil sebelum turun

kedalam folikel untuk melakukan penetrasi pada kortex rambut. Setelah mencapai

kortex rambut antroconia pindah kepermukaan. Tampilan mikroskopis, hanya ectotrix

antroconidia yang bisa di jumpai menempel di samping rambut,

Pathogenesis dari endothric infeksi sama dijumpai antroconidia didalam

rambut. Menggantikan intrapilar keratin dan meninggalkan kortex secara utuh.

Hasilnya, rambut sangat mudah rontok dan putus pada pada bagian skalp dimana

kekuatan dinding folikelnya telah hilang. Meninggalkan sisa rambut yang sangat

kecil. Jadi, tinea capitis “black dot” di jumpai.

Page 7: 76794070 Tinea Kapitis

9

1.10. GEJALA KLINIK

Di dalam klinik tinea kapitis dapat di lihat sebagai 3 bentuk yang jelas

1. Grey patch ringworm.

Grey patch ringworm merupakan tinea kapitis yang biasanya disebabkan

oleh genus Microsporum dan sering ditemukan pada anak – anak. Penyakit

mulai dengan papul merah yang kecil di sekitar rambut. Papul ini melebar dan

membentuk bercak yang menjadi pucat dan bersisik. Keluhan penderita adalah

rasa gatal. Warna rambut menjadi abu – abu dan tidak berkilat lagi. Rambut

mudah patah dan terlepas dari akarnya, sehingga mudah dicabut dengan pinset

tanpa rasa nyeri. Semua rambut di daerah tersebut terserang oleh jamur,

sehingga dapat terbentuk alopesia setempat.

Tempat – tempat ini terlihat sebagai grey patch. Grey patch yang di lihat

dalam klinik tidak menunjukkan batas – batas daerah sakit dengan pasti. Pada

pemeriksaan dengan lampu wood dapat di lihat flouresensi hijau kekuningan

pada rambut yang sakit melampaui batas – batas grey tersebut. Pada kasus –

kasus tanpa keluahan pemeriksaan dengan lampu wood ini banyak membantu

diagnosis). Tinea kapitis yang disebabkan oleh Microsporum audouinii

biasanya disertai tanda peradangan ringan, hanya sekali – sekali dapat terbentuk

kerion.

2. Kerion

Kerion adalah reaksi peradangan yang berat pada tinea kapitis, berupa

pembengkakan yang menyerupai sarang lebah dengan serbukan sel radang yang

padat disekitarnya. Bila penyebabnya Microsporum caniis dan Microsporum

gypseum, pembentukan kerion ini lebih sering dilihat, agak kurang bila

Page 8: 76794070 Tinea Kapitis

10

penyebabnya adalah Trichophyto violaceum. Kelainan ini dapat menimbulkan

jaringan parut dan berakibat alopesia yang menetap, parut yang menonjol

kadang – kadang dapat terbentuk.

3. Black dot ringworm

Black dot ringworm terutama disebabkan oleh Trichophyton tonsurans

dan Trichophyton violaceum. Pada permulaan penyakit, gambaran klinisnya

menyerupai kelainan yang di sebabkan oleh genus Microsporum. Rambut yang

terkena infeksi patah, tepat pada rambut yang penuh spora. Ujung rambut yang

hitam di dalam folikel rambut ini memberi gambaran khas, yaitu black dot,

Ujung rambut yang patah kalau tumbuh kadang – kadang masuk ke

bawah permukaan kulit.Dalam hal ini perlu dilakukan irisan kulit untuk

mendapatkan bahan biakan jamur

Tinea kapitis juga akan menunjukkan reaksi peradangan yang lebih berat,

bila disebabkan oleh Trichophyton mentagrophytes dan Trichophyton

verrucosum, yang keduanya bersifat zoofilik. Trichophyton rubrum sangat

jarang menyebabkan tinea kapitis, walaupun demikian bentuk klinis granuloma,

kerion , alopesia dan black dot yang disebabkan Trichophyton rubrum.

Page 9: 76794070 Tinea Kapitis

11

1.11. Diagnosis

Diagnosa ditegakkan berdasarkan gambaran klinis, pemeriksaan dengan

lampu wood dan pemeriksaan mikroskopik rambut langsung dengan KOH.

Pada pemeriksaan mikroskopik akan terlihat spora di luar rambut ( ektotriks )

atau di dalam rambut ( endotriks ).

Diagnosis laboratorium dari dermatofitosis tergantung pada pemeriksaan

dan kultur dari kikisan lesi. Infeksi pada rambut ditandai dengan kerusakan

yang ditemukan pada pemeriksaan. Lesi dapat dilepaskan dengan forsep tanpa

disertai dengan trauma atau dikumpulkan dengan potongan – potongan yang

halus dengan ayakan halus atau sikat gigi.  Pemeriksaan dengan pembiakan

perlu untuk menyokong pemeriksaan langsung sediaan basah dan untuk

menentukan spesies jamur. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menanamkan

Page 10: 76794070 Tinea Kapitis

12

bahan klinis pada media buatan. Yang dianggap paling baik pada waktu ini

adalah medium agar dextrose sabouraud. Pada agar sabouraud dapat

ditambahkan antibiotik saja (kloramfenikol) atau ditambah pula klorheksimid.

Kedua zat tersebut diperlukan untuk menghindarkan kontaminasi bacterial

maupun jamur kontaminan.

Sampel rambut terpilih di kultur atau dilembutkan dalam 10 – 20 %

potassium hydroxide (KOH ) sebelum pemeriksaan di bawah mikroskop.

Pemeriksaan dengan preparat KOH ( KOH mount ) selalu menghasilkan

diagnosa yang tepat adanya infeksi tinea.

Pada pemeriksaan lampu wood didapatlkan infeksi rambut oleh M. canis,

M.ferrugineum, akan memberikan flouresensi cahaya hijau terang hingga

kuning kehijauan. Infeksi rambut oleh T. schoeiileinii akan terlihat warna hijau

pudar atau biru keputihan, dan hifa didapatkan di dalam batang rambut. Pada

rambut sapi T. verrucosum memperlihatkan fluoresensi hijau tetapi pada

manusia tidak berfluoresensi.

Ketika diagnosa ringworm dalam pertimbangan, kulit kepala diperiksa di

bawah lampu wood. Jika fluoresensi rambut yang terinfeksi biasa, pemeriksaan

mikroskopik cahaya dan kultur. Infeksi yang disebabkan oleh spesies

microsporum memberikan fluoresensi warna hijau.

1.12. Diagnosis

Diagnosa dari tinea kapitis, khususnya pada anak – anak memberi kesan

eritematous, tambalan sisik dan alopesia. Rambut rapuh dan tak bercahaya ,

infiltrat, lesi ulserasi dapat menjadi tanda. Dermatitis seboroik, psoriasis, lupus

Page 11: 76794070 Tinea Kapitis

13

erytrematosus, alopesia areata, impetigo, trikotilomania, pyoderma, folikulitis

decalcans dan sifilis sekunder adalah merupakan pertimbangan diferensial

diagnosa. Pemeriksaan dengan KOH setiap bulan menentukan kepantasan

diagnosa jika hal itu sebuah tinea.

Pada dermatitis seboroik, rambut yang terlibat lebih difus, rambut tidak

rapuh dan kulit kepala merah , bersisik dan gatal. Dermatitis seboroik dan

penyakit berskuama kronik lain seperti psoriasis dapat menyebabkan

pengumpulan sisik menjadi massa padat di kulit kepala. Kondisi ini disebut

pitiriasis amiantacea. Sisik lebih kasar pada psoriasis tetapi tidak rapuh.

Impetigo sulit dibedakan dengan inflamasi ringworm, tetapi akhirnya nyeri

lebih parah. Alopesia areata dapat agak eritematous pada tahap awal penyakit

ini tetapi dapat kembali normal seperti warna kulit.

1.13. TatalaksanaI

Pengobatan dermatofitosis mengalami kemajuan sejak tahun 1958.

secara terpisah melaporkan, bahwa griseofulvin peroral dapat menyembuhkan

dermatofitosis yang ditimbulkan pada binatang percobaan. Sebelum zaman

griseofulvin pengobatan dermatofitosis hanya dilakukan secara topikal dengan

zat – zat keratolitik dan fungistatik.

Pada masa sekarang dermatofitosis pada umumnya dapat diatasi dengan

pemberian griseofulvin yang bersifat fungistatik.

Griseofulvin akan terkumpul pada lapisan keratin pada rambut, kuku

menimbulkan resistensi terhadap invansi jamur, namun pengobatan harus

berlangsung dalam waktu lama karena waktu yang dibutuhkan griseofulvin

Page 12: 76794070 Tinea Kapitis

14

untuk menghasilkan lapisan keratin yang resisten cukup lama sekitar 4 – 6

minggu. Griseofulvin menimbun keratin berlapis – lapis di rambut dan kuku,

membuat mereka menjadi resisten terhadap invasi jamur. Terapi infeksi keratin

memerlukan waktu yang cukup lama dan kontinu agar dapat digantikan oleh

keratin yang resisten, biasanya 4 – 6 minggu. Pada lesi yang mengalami

peradangan, kompres sering diperlukan untuk membersihkan pus dan sisik-sisik

infeksi. Kemajuan terapi di monitor dengan pemeriksaan klinik yang rutin

dengan bantuan lampu wood untuk fluoresensi dari spesies seperti M. audouinii

dan M. canis.

Beberapa anti mikotik terbaru termasuk itraconazol, terbinafine, dan

fluconazol, telah dilaporkan sebagai obat yang efektif dan aman. Pengobatan

yang efektif dan aman untuk tinea kapitis dengan infeksi endotriks spesies

termasuk T. tonsurans, itraconazol digunakan secara teratur regimen denyut

dengan kapsul ( 5 mg/.kg/hari selama 1 minggu, 3 denyut dalam 3 minggu

terbagi), dan itraconazol regimen denyut dengan oral solution ( 3 mg/kg/hari

untuk 1 minggu, 3 denyut, ie, dalam 1 minggu perbulan ).

Terbinafine tablet dengan dosis 3 – 6 mg/kg/hari digunakan ± 2 – 4

minggu dan telah berhasil digunakan untuk T. tonsurans.M. canis relatif

resisten untuk jenis obat ini, tetapi obat ini merupakan terapi yang efektif jika

digunakan dalam jangka waktu yang lama. Petunjuk umum untuk tinea kapitis

dengan BB > 40 kg ( 250 mg / hari ), Untuk BB 20 – 40 kg ( 125 mg / hari),

Untuk BB 10 – 20 kg ( 62,5 mg / hari ) selama 2 – 4 minggu.

Tablet fluconazol atau suspensi oral ( 3 – 6 mg / kgbb/ hari ) diatur untuk

6 minggu. Dalam suatu pengobatan lebih dari seminggu ( 6 mg /kg/ hari ) dapat

di atur jika indikasi klinik ditemukan pada saat itu.

Page 13: 76794070 Tinea Kapitis

15

Pada infeksi ektotriks ( misalnya M. audouinii, M. canis ), pengobatan

dalam jangka yang lama diharuskan. Meskipun ketoconazol oral dapat di terima

sebagai alternatif lain dari griseofulvin tetapi tidak dapat dipercaya sebagai

terapi pilihan karena resiko hepatotoksik dan biayanya yang mahal.

Oral steroid dapat membantu mengurangi resiko dan meluasnya alopesia

yang permanen pada terapi kerion. Hindari penggunaan kortikosteroid topikal

selama terapi infeksi dermatofitosis.

1.14. Prognosis

Quo Ad Sanationam : Bonam

Quo Ad Vitam : Bonam

Quo Ad Functionam : Bonam

Quo Ad Kosmetika : Bonam

Page 14: 76794070 Tinea Kapitis

16

BAB III

KESIMPULAN

Tinea Kapitis adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur superfisialis pada

kulit kepala, bulu mata dengan kecenderungan menyerang tangkai rambut dan folikel

rambut. Etiologi daripenyakit ini disebabkan oleh spesies dermatofita darei genus

Trichophyton dan Microsporum misalnya T. Violaceum, T. Gourvilli, T.

Mentagrophytes, T. Tonsurans Patogenesis Tinea kapitis adalah Antropofilik, transmisi

darimanusia ke manusia . ditularkan mealui langsung maupun tidak langsung nelalui

lantai kolam renang danudara sekitar rumah sakit/klinik atau tanoa rekasi keradangan.

Zoofilik, tranmisi dari hewan ke manusia ditularkan melalui kontak langsung maupun

tidak langsung melaui bulu binatang yang terinfeksi dan melekat dipakaian atau

sebagai kontaminan pada rumah / tempat tidur hewan, tempat makanan dan minuman

hewan. Sumber penularan utama pada anjing, kucing, sapi kuda, dan mencit.

Geofilik , transmisi dari tanah ke manusia danmenimbulkan reaksi radang.

Gejala yang ditimbulkan dibagi dlam 3 bentuk yakni grey pacth ringworm,

kerion, dan black dots ring worm. Penyebaran infeksi jamur infeksi ini akan

bertambah apabila sanitasi lingkungan masih tidak bersih, meskipun terapi telah

dilakukan akan tetapi jamur ini tidak akan hilang dan terus akan meningkat jumlah

pasien apabila kita tidak menjaga kebersihan maka dari itulah insidensi penyakit

inimasih banyak