76276907 aplikasi penginderaan jauh untuk interpretasi dan estimasi potensi sumberdaya batubara

13
Publikasi Naskah Tesis, Pasca S Jurusan Penginderaan Jauh, Un Yogyakarta APLIKASI PENGINDER POTE (Kasus di Kecamatan Gunung Fa Indonesia telah menjadi 2006 lalu, dengan volume ekspo Dengan naiknya harga BBM, p Kebutuhan batubara akan semak dengan kapasitas 13 ribu megaw batubara hingga 90 juta ton/tahu paling awal, untuk mengiden batubara, sebagian besar masih m waktu, tenaga dan biaya yang c mengidentifikasi dan mengestim dimana metode ini masih meme dalam survei batubara. Tujuan dari penelitian in batubara berdasarkan interpreta batubara berdasarkan data hasil yang digunakan adalah interpret fotomorfik dan pendekatan fisiog dalam identifikasi lokasi potens penelitian, yaitu di Kecamata Kalimantan Tengah. Peta form Landsat7 ETM+ tahun 2003 d geologi skala 1 : 250.000 seba interpretasi DSM SRTM 90 m ta Analisa yang dilaku menumpangsusunkan peta form dijadikan potensi batubara adal bearing formation) yaitu Formas sumber daya (SD) batubara dari bor dan data singkapan (out crop daya batubara terukur. Berdasarkan hasil inter mengandung batubara, 4 lokasi y daerah prospek batubara lokasi 336,200 Ha, lokasi 4 ± 194,024 Perhitungan sumber daya dilaku batubara lokasi 2 dan didapat has 1. ,fariz_geoitn@yahoo.co.id/faris. 2. Guru Besar Fakultas Geografi, Un 3. Guru Besar Fakultas Geografi, Un Kata Kunci: Interpetasi, Estim Sarjana Fakutas Geografi niversitas Gadjah Mada RAAN JAUH UNTUK INTERPRETASI D ENSI SUMBER DAYA BATUBARA g Bintang Awai, Kabupaten Barito Selatan, Pr Tengah) aris Ade Irawan 1 , Hartono 2 , Sutikno 3 INTISARI eksportir batubara nomor dua terbesar di dunia se or 184 juta ton dan devisa yang diperoleh sebe pemerintah mulai mengkonversi energi PLN dar kin besar dengan adanya rencana pemerintah mem watt hingga tahun 2010, sehingga diperkirakan me un untuk dalam negeri. Di Indonesia pada tahapan ntifikasi daerah-daerah yang secara geologis m menggunakan metode terestris, dimana metode te cukup besar, oleh karena itu diperlukan cara ce masi potensi batubara dengan menggunakan citr erlukan pengkajian mendalam untuk mencapai t ni adalah menentukan lokasi, luasan dan sebaran asi citra penginderaan jauh dan mengestimasi analisa digital citra penginderaan jauh dan surv tasi visual digital citra penginderaan jauh. Melalu grafis dihasilkan data spasial dengan tema param si batubara, seperti struktur geologi, pola aliran an Gunung Bintang Awai, Kabupaten Barito masi batuan lokasi penelitian, dibuat melalui int dengan memperhatikan variabel tersebut di ata agai data sekunder. Peta indikasi potensi batu ahun 2000. ukan untuk menghasilkan lokasi potens masi batuan dengan peta indikasi potensi bat lah lokasi-lokasi yang berada di formasi pemb si Warukin dan Formasi Montalat. Untuk menghit i lokasi yang telah ditentukan, diperlukan data s p) di lokasi tersebut. Hasil perhitungan tersebut m rpretasi dan uji lapangan, dihasilkan 5 lokasi yang terdapat batubara dan 1 lokasi yang tidak ter 1 hasil penelitian ± 109,008 Ha, lokasi 2 ± 961 Ha yang dihitung berdasarkan luas deliniasi (zon ukan pada salah satu lokasi potensi batubara, y sil estimasi batubara terukur sebesar 4.421.490,8 .irawan1984@gmail.com niversitas Gadjah Mada Yogyakarta niversitas Gadjah Mada Yogyakarta masi, Sumber Daya 1 DAN ESTIMASI rovinsi Kalimantan etelah Australia sejak esar 3,4 miliar US $. ri BBM ke batubara. mbangun PLTU baru embutuhkan pasokan n eksplorasi batubara mengandung endapan ersebut membutuhkan epat dan tepat untuk ra penginderaan jauh tahap operasionalnya potensi sumber daya potensi sumberdaya vei lapangan. Metode ui pendekatan secara meter yang digunakan n dan litologi daerah o Selatan, Provinsi terpretasi citra satelit as dan panduan peta ubara dibuat melalui si batubara ialah tubara. Lokasi yang bawa batubara (coal tung estimasi potensi sekunder berupa data menghasilkan sumber i terduga berpotensi rdapat batubara. Luas 1,837 Ha, lokasi 3 ± ne) hasil interpretasi. yaitu daerah prospek 86 Ton.

Upload: zaini-arief

Post on 02-Dec-2015

135 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

indera jauh

TRANSCRIPT

Page 1: 76276907 Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Interpretasi Dan Estimasi Potensi Sumberdaya Batubara

Publikasi Naskah Tesis, Pasca Sarjana Fakutas Geografi

Jurusan Penginderaan Jauh, Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta

APLIKASI PENGINDERAAN JAUH UNTUK INT

POTENSI

(Kasus di Kecamatan Gunung Bintang Awai, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan

Faris

Indonesia telah menjadi eksportir batubara nomor dua terbesar di dunia setelah Australia sejak

2006 lalu, dengan volume ekspor 184 juta ton dan devisa yang diperoleh sebesar 3,4 miliar US $.

Dengan naiknya harga BBM, pemerintah mulai mengkonversi energi PL

Kebutuhan batubara akan semakin besar dengan adanya rencana pemerintah membangun PLTU baru

dengan kapasitas 13 ribu megawatt hingga tahun 2010, sehingga diperkirakan membutuhkan pasokan

batubara hingga 90 juta ton/tahun untuk dalam

paling awal, untuk mengidentifikasi daerah

batubara, sebagian besar masih menggunakan metode terestris, dimana metode tersebut membutuhkan

waktu, tenaga dan biaya yang cukup besar, oleh karena itu diperlukan cara cepat dan tepat untuk

mengidentifikasi dan mengestimasi potensi batubara dengan menggunakan citra penginderaan jauh

dimana metode ini masih memerlukan pengkajian mendalam untuk mencapai tahap opera

dalam survei batubara.

Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan lokasi, luasan dan sebaran potensi sumber daya

batubara berdasarkan interpretasi citra penginderaan jauh dan mengestimasi potensi sumberdaya

batubara berdasarkan data hasil anal

yang digunakan adalah interpretasi visual digital citra penginderaan jauh. Melalui pendekatan secara

fotomorfik dan pendekatan fisiografis dihasilkan data spasial dengan tema parameter yang di

dalam identifikasi lokasi potensi batubara, seperti struktur geologi, pola aliran dan litologi daerah

penelitian, yaitu di Kecamatan Gunung Bintang Awai, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi

Kalimantan Tengah. Peta formasi batuan lokasi penelitian,

Landsat7 ETM+ tahun 2003 dengan memperhatikan variabel tersebut di atas dan panduan peta

geologi skala 1 : 250.000 sebagai data sekunder. Peta indikasi potensi batubara dibuat melalui

interpretasi DSM SRTM 90 m ta

Analisa yang dilakukan untuk menghasilkan lokasi potensi batubara ialah

menumpangsusunkan peta formasi batuan dengan peta indikasi potensi batubara. Lokasi yang

dijadikan potensi batubara adalah lokasi

bearing formation) yaitu Formasi Warukin dan Formasi Montalat. Untuk menghitung estimasi potensi

sumber daya (SD) batubara dari lokasi yang telah ditentukan, diperlukan data sekunder berupa data

bor dan data singkapan (out crop

daya batubara terukur.

Berdasarkan hasil interpretasi dan uji lapangan, dihasilkan 5 lokasi terduga berpotensi

mengandung batubara, 4 lokasi yang terdapat

daerah prospek batubara lokasi 1 hasil penelitian ± 109,008 Ha, lokasi 2 ± 961,837 Ha, lokasi 3 ±

336,200 Ha, lokasi 4 ± 194,024 Ha yang dihitung berdasarkan luas deliniasi (

Perhitungan sumber daya dilakukan pada salah satu lokasi potensi batubara, yaitu daerah prospek

batubara lokasi 2 dan didapat hasil estimasi batubara terukur sebesar 4.421.490,86 Ton.

1. ,[email protected]/faris.irawan

2. Guru Besar Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

3. Guru Besar Fakultas Geografi, Uni

Kata Kunci: Interpetasi, Estimasi, Sumber Daya

Pasca Sarjana Fakutas Geografi

Jauh, Universitas Gadjah Mada

APLIKASI PENGINDERAAN JAUH UNTUK INTERPRETASI DAN ESTIMASI

POTENSI SUMBER DAYA BATUBARA

(Kasus di Kecamatan Gunung Bintang Awai, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah)

Faris Ade Irawan1, Hartono2, Sutikno3

INTISARI Indonesia telah menjadi eksportir batubara nomor dua terbesar di dunia setelah Australia sejak

2006 lalu, dengan volume ekspor 184 juta ton dan devisa yang diperoleh sebesar 3,4 miliar US $.

Dengan naiknya harga BBM, pemerintah mulai mengkonversi energi PLN dari BBM ke batubara.

Kebutuhan batubara akan semakin besar dengan adanya rencana pemerintah membangun PLTU baru

dengan kapasitas 13 ribu megawatt hingga tahun 2010, sehingga diperkirakan membutuhkan pasokan

batubara hingga 90 juta ton/tahun untuk dalam negeri. Di Indonesia pada tahapan eksplorasi batubara

paling awal, untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang secara geologis mengandung endapan

batubara, sebagian besar masih menggunakan metode terestris, dimana metode tersebut membutuhkan

an biaya yang cukup besar, oleh karena itu diperlukan cara cepat dan tepat untuk

mengidentifikasi dan mengestimasi potensi batubara dengan menggunakan citra penginderaan jauh

dimana metode ini masih memerlukan pengkajian mendalam untuk mencapai tahap opera

Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan lokasi, luasan dan sebaran potensi sumber daya

batubara berdasarkan interpretasi citra penginderaan jauh dan mengestimasi potensi sumberdaya

batubara berdasarkan data hasil analisa digital citra penginderaan jauh dan survei lapangan.

yang digunakan adalah interpretasi visual digital citra penginderaan jauh. Melalui pendekatan secara

fotomorfik dan pendekatan fisiografis dihasilkan data spasial dengan tema parameter yang di

dalam identifikasi lokasi potensi batubara, seperti struktur geologi, pola aliran dan litologi daerah

penelitian, yaitu di Kecamatan Gunung Bintang Awai, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi

Kalimantan Tengah. Peta formasi batuan lokasi penelitian, dibuat melalui interpretasi citra satelit

Landsat7 ETM+ tahun 2003 dengan memperhatikan variabel tersebut di atas dan panduan peta

geologi skala 1 : 250.000 sebagai data sekunder. Peta indikasi potensi batubara dibuat melalui

interpretasi DSM SRTM 90 m tahun 2000.

Analisa yang dilakukan untuk menghasilkan lokasi potensi batubara ialah

menumpangsusunkan peta formasi batuan dengan peta indikasi potensi batubara. Lokasi yang

dijadikan potensi batubara adalah lokasi-lokasi yang berada di formasi pembawa batuba

) yaitu Formasi Warukin dan Formasi Montalat. Untuk menghitung estimasi potensi

sumber daya (SD) batubara dari lokasi yang telah ditentukan, diperlukan data sekunder berupa data

out crop) di lokasi tersebut. Hasil perhitungan tersebut menghasilkan sumber

Berdasarkan hasil interpretasi dan uji lapangan, dihasilkan 5 lokasi terduga berpotensi

mengandung batubara, 4 lokasi yang terdapat batubara dan 1 lokasi yang tidak terdapat batubara.

daerah prospek batubara lokasi 1 hasil penelitian ± 109,008 Ha, lokasi 2 ± 961,837 Ha, lokasi 3 ±

336,200 Ha, lokasi 4 ± 194,024 Ha yang dihitung berdasarkan luas deliniasi (zone

Perhitungan sumber daya dilakukan pada salah satu lokasi potensi batubara, yaitu daerah prospek

batubara lokasi 2 dan didapat hasil estimasi batubara terukur sebesar 4.421.490,86 Ton.

/[email protected]

Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

: Interpetasi, Estimasi, Sumber Daya

1

ERPRETASI DAN ESTIMASI

(Kasus di Kecamatan Gunung Bintang Awai, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan

Indonesia telah menjadi eksportir batubara nomor dua terbesar di dunia setelah Australia sejak

2006 lalu, dengan volume ekspor 184 juta ton dan devisa yang diperoleh sebesar 3,4 miliar US $.

N dari BBM ke batubara.

Kebutuhan batubara akan semakin besar dengan adanya rencana pemerintah membangun PLTU baru

dengan kapasitas 13 ribu megawatt hingga tahun 2010, sehingga diperkirakan membutuhkan pasokan

Di Indonesia pada tahapan eksplorasi batubara

daerah yang secara geologis mengandung endapan

batubara, sebagian besar masih menggunakan metode terestris, dimana metode tersebut membutuhkan

an biaya yang cukup besar, oleh karena itu diperlukan cara cepat dan tepat untuk

mengidentifikasi dan mengestimasi potensi batubara dengan menggunakan citra penginderaan jauh

dimana metode ini masih memerlukan pengkajian mendalam untuk mencapai tahap operasionalnya

Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan lokasi, luasan dan sebaran potensi sumber daya

batubara berdasarkan interpretasi citra penginderaan jauh dan mengestimasi potensi sumberdaya

isa digital citra penginderaan jauh dan survei lapangan. Metode

yang digunakan adalah interpretasi visual digital citra penginderaan jauh. Melalui pendekatan secara

fotomorfik dan pendekatan fisiografis dihasilkan data spasial dengan tema parameter yang digunakan

dalam identifikasi lokasi potensi batubara, seperti struktur geologi, pola aliran dan litologi daerah

penelitian, yaitu di Kecamatan Gunung Bintang Awai, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi

dibuat melalui interpretasi citra satelit

Landsat7 ETM+ tahun 2003 dengan memperhatikan variabel tersebut di atas dan panduan peta

geologi skala 1 : 250.000 sebagai data sekunder. Peta indikasi potensi batubara dibuat melalui

Analisa yang dilakukan untuk menghasilkan lokasi potensi batubara ialah

menumpangsusunkan peta formasi batuan dengan peta indikasi potensi batubara. Lokasi yang

lokasi yang berada di formasi pembawa batubara (coal

) yaitu Formasi Warukin dan Formasi Montalat. Untuk menghitung estimasi potensi

sumber daya (SD) batubara dari lokasi yang telah ditentukan, diperlukan data sekunder berupa data

. Hasil perhitungan tersebut menghasilkan sumber

Berdasarkan hasil interpretasi dan uji lapangan, dihasilkan 5 lokasi terduga berpotensi

batubara dan 1 lokasi yang tidak terdapat batubara. Luas

daerah prospek batubara lokasi 1 hasil penelitian ± 109,008 Ha, lokasi 2 ± 961,837 Ha, lokasi 3 ±

zone) hasil interpretasi.

Perhitungan sumber daya dilakukan pada salah satu lokasi potensi batubara, yaitu daerah prospek

batubara lokasi 2 dan didapat hasil estimasi batubara terukur sebesar 4.421.490,86 Ton.

Page 2: 76276907 Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Interpretasi Dan Estimasi Potensi Sumberdaya Batubara

Publikasi Naskah Tesis, Pasca Sarjana Fakutas Geografi

Jurusan Penginderaan Jauh, Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta

1. PENGANTAR

Permintaan terhadap b

dipastikan terus meningkat hingga

beberapa tahun ke depan. Dengan naiknya

harga BBM, pemerintah mulai

mengkonversi energi PLN dari BBM ke

batubara. Untuk pembangkit listrik tenaga

uap (PLTU) dengan kapasitas 10 ribu

megawatt, dibutuhkan 30-40 juta

batubara/tahun. Padahal, selama ini

konsumsi domestik hanya sekitar 40 juta

ton/tahun, sehingga dalam waktu 2,5 tahun

akan ada kenaikan kebutuhan batubara

sebanyak dua kali lipat. Kebutuhan

batubara akan semakin besar dengan

adanya rencana pemerintah membangun

PLTU baru dengan kapasitas 13 ribu

megawatt hingga 2010 sehingga

diperkirakan membutuhkan pasokan

batubara hingga 90 juta ton/tahun untuk

dalam negeri (Mulyono, 2006 ).

Direktorat Energi dan Sumberdaya

Mineral memperkirakan potensi batubara

Indonesia mencapai 90 miliar ton lebih dan

cadangan terbukti mencapai 5,3 miliar ton.

Sementara tingkat produksi batubara

Indonesia baru mencapai rata

200 juta ton per tahun. Merujuk pada data

Pusat Litbang Teknologi Mineral dan

Batubara tahun 2006, total cadangan

batubara di Provinsi Kalimantan Tengah

pada tahun 2005 sebesar 48,59 juta ton,

terdiri dari batubara kalori sedang sebesar

Pasca Sarjana Fakutas Geografi

Jauh, Universitas Gadjah Mada

Permintaan terhadap batubara

dipastikan terus meningkat hingga

beberapa tahun ke depan. Dengan naiknya

harga BBM, pemerintah mulai

energi PLN dari BBM ke

batubara. Untuk pembangkit listrik tenaga

uap (PLTU) dengan kapasitas 10 ribu

40 juta ton

bara/tahun. Padahal, selama ini

konsumsi domestik hanya sekitar 40 juta

ton/tahun, sehingga dalam waktu 2,5 tahun

kan ada kenaikan kebutuhan batubara

sebanyak dua kali lipat. Kebutuhan

batubara akan semakin besar dengan

adanya rencana pemerintah membangun

PLTU baru dengan kapasitas 13 ribu

megawatt hingga 2010 sehingga

diperkirakan membutuhkan pasokan

90 juta ton/tahun untuk

2006 ).

Direktorat Energi dan Sumberdaya

Mineral memperkirakan potensi batubara

Indonesia mencapai 90 miliar ton lebih dan

cadangan terbukti mencapai 5,3 miliar ton.

Sementara tingkat produksi batubara

ia baru mencapai rata-rata sekitar

Merujuk pada data

Pusat Litbang Teknologi Mineral dan

Batubara tahun 2006, total cadangan

batubara di Provinsi Kalimantan Tengah

pada tahun 2005 sebesar 48,59 juta ton,

sedang sebesar

4,05 juta ton dan batubara kalori tinggi

sebesar 44,54 juta ton. Provinsi

Kalimantan Tengah pada umumnya

menargetkan mampu memproduksi

batubara sebanyak 5 juta ton per tahun

mulai tahun 2007, menyusul segera

berproduksinya sejumlah perusaha

pertambangan batubara di wilayah itu

dalam waktu dekat (Tarigan, 2007).

Melihat prospeknya, dimasa

mendatang banyak perusahaan

yang bergerak di bidang ekplorasi dan

eksploitasi batubara.

penting bagi pengusaha batubara adalah

mengetahui lokasi keberadaan dan

memahami potensi batubara tersebut.

Metode yang digunakan untuk survei

batubara dan unsur-unsur terkait lainnya

selama ini adalah metode konvensional

untuk melakukan survei lapangan atau

yang sering disebut dengan tahap

eksplorasi. Dengan metode seperti ini,

dibutuhkan waktu yang relatif lama dan

proses survei yang panjang untuk meneliti

lokasi batubara dan sebarannya. Penelitian

ini akan dilakukan di wilayah Kabupaten

Bario Selatan, Kecamatan Gunung Bintang

Awai, dimana aksessibilitas di daerah

penelitian tersebut cukup sulit, karena

merupakan daerah dominan

dan tertutup oleh hutan,

yang kurang mendukung untuk melakukan

survei lapangan. Masalah

2

4,05 juta ton dan batubara kalori tinggi

sebesar 44,54 juta ton. Provinsi

Kalimantan Tengah pada umumnya

menargetkan mampu memproduksi

batubara sebanyak 5 juta ton per tahun

mulai tahun 2007, menyusul segera

berproduksinya sejumlah perusahaan

pertambangan batubara di wilayah itu

dekat (Tarigan, 2007).

Melihat prospeknya, dimasa

mendatang banyak perusahaan-perusahaan

yang bergerak di bidang ekplorasi dan

Informasi yang

penting bagi pengusaha batubara adalah

engetahui lokasi keberadaan dan

memahami potensi batubara tersebut.

Metode yang digunakan untuk survei

unsur terkait lainnya

selama ini adalah metode konvensional

untuk melakukan survei lapangan atau

yang sering disebut dengan tahap

lorasi. Dengan metode seperti ini,

dibutuhkan waktu yang relatif lama dan

proses survei yang panjang untuk meneliti

lokasi batubara dan sebarannya. Penelitian

ini akan dilakukan di wilayah Kabupaten

Bario Selatan, Kecamatan Gunung Bintang

ssibilitas di daerah

penelitian tersebut cukup sulit, karena

merupakan daerah dominan vegetasi rapat

dan tertutup oleh hutan, serta akses jalan

yang kurang mendukung untuk melakukan

survei lapangan. Masalah-masalah di atas

Page 3: 76276907 Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Interpretasi Dan Estimasi Potensi Sumberdaya Batubara

Publikasi Naskah Tesis, Pasca Sarjana Fakutas Geografi

Jurusan Penginderaan Jauh, Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta

yang terkait dengan survei lapan

aksessibilitas tersebut dapat diatasi dengan

teknologi penginderaan jauh. Teknologi

penginderaan jauh memberikan peluang

yang lebih besar untuk melakukan

identifikasi lokasi sebaran atau singkapan

batubara sehingga mempersempit tahap

survei eksplorasi.

Data penginderaan jauh dapat

memberikan efisiensi yang tinggi baik dari

segi biaya maupun waktu, karena tidak

membutuhkan banyak survei lapangan,

kecuali untuk verifikasi atau kecocokkan

lapangan sehingga survei-

dilakukan lebih terarah. Dalam hal ini data

penginderaan jauh yang efektif adalah

perolehan data topografi, yakni data yang

memberikan gambaran tentang ciri

fisik geologi dan geomorfologi tertentu

dari batubara, karena pendekatan untuk

identifikasi batubara lebih mudah dikenal

dengan pendekatan topografi tersebut.

Data yang dapat memberikan gambaran

tentang topografi ini adalah data

Surface Model (DSM) SRTM, yang

tersedia untuk seluruh wilayah Indonesia

dengan resolusi yang cukup tinggi 90 m,

serta data citra satelit Landsat7 ETM

yang memiliki ketelitian spasial 30 m

perekaman 5 Mei 2003, path 117 dan row

61. Kombinasi kedua data satelit tersebut

diharapkan mampu memberikan hasil yang

Pasca Sarjana Fakutas Geografi

Jauh, Universitas Gadjah Mada

yang terkait dengan survei lapangan dan

aksessibilitas tersebut dapat diatasi dengan

teknologi penginderaan jauh. Teknologi

penginderaan jauh memberikan peluang

yang lebih besar untuk melakukan

identifikasi lokasi sebaran atau singkapan

batubara sehingga mempersempit tahap

Data penginderaan jauh dapat

memberikan efisiensi yang tinggi baik dari

segi biaya maupun waktu, karena tidak

membutuhkan banyak survei lapangan,

kecuali untuk verifikasi atau kecocokkan

-survei yang

alam hal ini data

penginderaan jauh yang efektif adalah

perolehan data topografi, yakni data yang

memberikan gambaran tentang ciri-ciri

fisik geologi dan geomorfologi tertentu

dari batubara, karena pendekatan untuk

identifikasi batubara lebih mudah dikenali

dengan pendekatan topografi tersebut.

Data yang dapat memberikan gambaran

tentang topografi ini adalah data Digital

(DSM) SRTM, yang

tersedia untuk seluruh wilayah Indonesia

dengan resolusi yang cukup tinggi 90 m,

Landsat7 ETM+

yang memiliki ketelitian spasial 30 m

perekaman 5 Mei 2003, path 117 dan row

61. Kombinasi kedua data satelit tersebut

diharapkan mampu memberikan hasil yang

memuaskan untuk estimasi potensi

batubara di daerah penelitian.

2. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah

(1) menentukan lokasi,

sumber daya batubara berdasarkan

interpretasi citra penginderaan

citra Landsat 7 ETM+

DSM SRTM 90 m tahun 2000, (2)

mengestimasi potensi sumberdaya

batubara berdasarkan data hasil analisa

digital citra penginderaan jauh dan survei

lapangan.

3. CARA PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan untuk

menentukan lokasi dan sebaran

sumberdaya batubara dan mengestimasi

potensi sumberdaya batubara

data hasil analisa digital citra penginderaan

jauh. Lokasi penelitian

Kabupaten Barito Selatan, Kecamatan

Gunung Bintang Awai, dimana

aksessibilitas di daerah penelitian tersebut

cukup sulit, karena merupakan daerah

dominan vegetasi rapat dan tertutup oleh

hutan, serta akses jalan yang kurang

mendukung untuk melakukan survei

lapangan. Masalah-masalah di atas yang

terkait dengan survei lapangan dan

aksessibilitas tersebut dapat diatasi dengan

teknologi penginderaan jauh. Teknologi

penginderaan jauh memberikan peluang

3

memuaskan untuk estimasi potensi

batubara di daerah penelitian.

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah :

luasan dan sebaran

daya batubara berdasarkan

pretasi citra penginderaan jauh yaitu

+ tahun 2003 dan

DSM SRTM 90 m tahun 2000, (2)

mengestimasi potensi sumberdaya

batubara berdasarkan data hasil analisa

digital citra penginderaan jauh dan survei

CARA PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan untuk

menentukan lokasi dan sebaran

sumberdaya batubara dan mengestimasi

potensi sumberdaya batubara berdasarkan

data hasil analisa digital citra penginderaan

Lokasi penelitian di wilayah

o Selatan, Kecamatan

Gunung Bintang Awai, dimana

aksessibilitas di daerah penelitian tersebut

cukup sulit, karena merupakan daerah

rapat dan tertutup oleh

serta akses jalan yang kurang

mendukung untuk melakukan survei

masalah di atas yang

terkait dengan survei lapangan dan

aksessibilitas tersebut dapat diatasi dengan

teknologi penginderaan jauh. Teknologi

ginderaan jauh memberikan peluang

Page 4: 76276907 Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Interpretasi Dan Estimasi Potensi Sumberdaya Batubara

Publikasi Naskah Tesis, Pasca Sarjana Fakutas Geografi

Jurusan Penginderaan Jauh, Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta

yang lebih besar untuk melakukan

identifikasi lokasi sebaran atau singkapan

batubara sehingga mempersempit tahap

survei eksplorasi. Gambar 1, manampilkan

Penentuan lokasi suberdaya

batubara dilakukan melalui proses

intergrasi citra satelit Landsat7 ETM

resolusi 30 m dan DSM SRTM ketelitian

30 m yang sebelumnya dilakukan proses

pengolahan citra secara digital untuk

mengoptimalkan identifikasi dan

interpretasi lokasi sumber daya batubara

Gambar 1, Diagram Kerangka Pemikiran

DSM SRTM 30 m

Identifikasi Indikasi

Lokasi Potensi

Batubara

Pasca Sarjana Fakutas Geografi

Jauh, Universitas Gadjah Mada

yang lebih besar untuk melakukan

identifikasi lokasi sebaran atau singkapan

batubara sehingga mempersempit tahap

manampilkan

diagram kerangka pemikiran secara

singkat, dari tahap awal

mencapai tujuan yang diharapkan.

Penentuan lokasi suberdaya

batubara dilakukan melalui proses

intergrasi citra satelit Landsat7 ETM+

resolusi 30 m dan DSM SRTM ketelitian

30 m yang sebelumnya dilakukan proses

pengolahan citra secara digital untuk

mengoptimalkan identifikasi dan

interpretasi lokasi sumber daya batubara.

Pengolahan data yang dilakukan dalam

penelitian ini meliputi

penajaman, pembuatan komposit warna,

pengolahan data DSM SRTM, dan proses

integrasi keduanya yaitu peleburan (

citra Landsat7 ETM+

Pengolahan data tersebut bertujuan untuk

kemudahan interpretasi lokasi potensi

Gambar 1, Diagram Kerangka Pemikiran

1. Tutupan Lahan

2. Struktur

3. Litologi

4. Pola Aliran

Estimasi Sumber daya

Citra Satelit Ladsat7 ETM+

Formasi Batuan Lokasi

Penelitian

Informasi geologi lokasi

penelitian: Formasi Batuan

Regional,Batuan penyusun

Data Sekunder

Lokasi Batubara

Potensi Sumber daya

Batubara

Potensi Lokasi Batubara

Singkapan Batubara

4

diagram kerangka pemikiran secara

singkat, dari tahap awal penelitian hingga

mencapai tujuan yang diharapkan.

Pengolahan data yang dilakukan dalam

penelitian ini meliputi; koreksi citra,

, pembuatan komposit warna,

pengolahan data DSM SRTM, dan proses

integrasi keduanya yaitu peleburan (fusion)

dan DSM SRTM.

Pengolahan data tersebut bertujuan untuk

kemudahan interpretasi lokasi potensi

Informasi geologi lokasi

penelitian: Formasi Batuan

Regional,Batuan penyusun

Data Sekunder (Peta Geologi

Digital)

Singkapan Batubara

Page 5: 76276907 Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Interpretasi Dan Estimasi Potensi Sumberdaya Batubara

Publikasi Naskah Tesis, Pasca Sarjana Fakutas Geografi

Jurusan Penginderaan Jauh, Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta

batubara.

Pendekatan Identifikasi Potensi

Batubara

Pendekatan yang dilakukan untuk

mengidentifikasi lokasi endapan batubara

yang terdapat di daerah berbukit dan

bergunung menggunakan bantuan DSM

SRTM secara fotomorfik, dan

fisiografis yaitu menggunakan citra satelit

Landsat7 ETM+ untuk interpretasi satuan

batuan dan identifikasi formasi pembawa

batubara (coal bearing formation

penelitian.

Interpretasi visual dengan

mendeliniasi variabel

menggunakan pendekatan fotomorfik

untuk menghasilkan kunci interpretasi

berupa kenampakan lapisan batubara yang

terlihat pada SRTM dan pendekatan

fisiografi yaitu interpretasi citra satelit

Landsat7 ETM+ untuk identifikasi litologi

sehingga menghasilkan formasi batuan

daerah penelitian dengan panduan peta

geologi skalala 1 : 250.000.

3.1 Pendekatan Fotomorfik

Sebagai dasar dalam melakukan

interpretasi adalah unsur-unsur interpretasi

citra seperti pola, bentuk, tekstur

diperhatikan juga arah patahan

Suatu lokasi yang teri

Pasca Sarjana Fakutas Geografi

Jauh, Universitas Gadjah Mada

Pendekatan Identifikasi Potensi

Pendekatan yang dilakukan untuk

mengidentifikasi lokasi endapan batubara

yang terdapat di daerah berbukit dan

bergunung menggunakan bantuan DSM

SRTM secara fotomorfik, dan pendekatan

fisiografis yaitu menggunakan citra satelit

untuk interpretasi satuan

ormasi pembawa

ormation) di lokasi

Interpretasi visual dengan

mendeliniasi variabel-variabel

menggunakan pendekatan fotomorfik

untuk menghasilkan kunci interpretasi

berupa kenampakan lapisan batubara yang

terlihat pada SRTM dan pendekatan

interpretasi citra satelit

untuk identifikasi litologi

sehingga menghasilkan formasi batuan

daerah penelitian dengan panduan peta

Pendekatan Fotomorfik

Sebagai dasar dalam melakukan

unsur interpretasi

bentuk, tekstur, selain itu

diperhatikan juga arah patahan dan lipatan.

Suatu lokasi yang teridentifikasi

mengandung batubara

diamati menggunakan data

SRTM dibandingkan citra satelit Landsat7

ETM+. Ciri topografi batuan pembawa

batubara akan terlihat menonjol, berbentuk

seperti bukit yang memanjang dan

berukuran tidak besar serta memiliki

tekstur berupa torehan-torehan atau gerigi

yang tidak terlalu lebar. Jika

mempunyai morfologi berupa perbukitan

yang lancip dan kecil

terduga mengandung batubara karena

materinya terlalu resisten

lapangan merupakan satuan

batuangamping. Batuan yang diduga

merupakan pembawa batubara berp

teratur dan biasanya pararel dengan lokasi

lokasi lainnya yang ter

mengandung batubara.

Kesulitan yang dihadapi saat

melakukan interpretasi adalah faktor

topografi lokasi penelitian yang tidak

begitu menonjol, sehingga sangat optimal

jika interpretasi lokasi potensi batubara

menggunakan data yang mengandung

unsur ketinggian seperti SRTM.

kelebihan menggunakan data SRTM

adalah tidak terganggu oleh

dalam melakukan interpretsi dan dengan

menggunakan perangkat lunak tertentu

5

mengandung batubara, lebih mudah

diamati menggunakan data Space Shuttle

dibandingkan citra satelit Landsat7

i batuan pembawa

akan terlihat menonjol, berbentuk

seperti bukit yang memanjang dan

berukuran tidak besar serta memiliki

torehan atau gerigi

yang tidak terlalu lebar. Jika suatu bukit

mempunyai morfologi berupa perbukitan

il-kecil maka tidak

mengandung batubara karena

materinya terlalu resisten, biasanya di

lapangan merupakan satuan

Batuan yang diduga

merupakan pembawa batubara berpola

teratur dan biasanya pararel dengan lokasi-

lokasi lainnya yang terindikasi

Kesulitan yang dihadapi saat

melakukan interpretasi adalah faktor

topografi lokasi penelitian yang tidak

, sehingga sangat optimal

jika interpretasi lokasi potensi batubara

yang mengandung

ketinggian seperti SRTM. Selain itu,

kelebihan menggunakan data SRTM

tidak terganggu oleh tutupan awan

dalam melakukan interpretsi dan dengan

menggunakan perangkat lunak tertentu

Page 6: 76276907 Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Interpretasi Dan Estimasi Potensi Sumberdaya Batubara

Publikasi Naskah Tesis, Pasca Sarjana Fakutas Geografi

Jurusan Penginderaan Jauh, Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta

seperti ER Mapper 7.0 dapat dilakukan

pengaturan arah arah terbang pesawat,

pengaturan nilai Azimuth dan

(Gambar 2).

3.2 Pendekatan Fisiografis

Batubara terbentuk dari proses

metamorfosa, dari tumbuh-tumbuhan yang

mati selanjutnya membentuk lapisan

gambut. Endapan gambut yang terletak

pada posisi stratigrafi yang lebih bawah

tersebut akan mengalami pengaruh tekanan

yang lebih besar akibat pembebanan

endapan sedimen di atasnya (

dan akan menimbulkan panas.

bertambahnya bobot lapisan di atasnya,

lapisan gambut dapat berubah menjadi

Gambar 2 : Contoh hasil proses

secara fotomorfik

Sumber : Pengolahan DSM SRTM menggunakan program ER Mapper 7.0

Pasca Sarjana Fakutas Geografi

Jauh, Universitas Gadjah Mada

seperti ER Mapper 7.0 dapat dilakukan

pengaturan arah arah terbang pesawat,

dan Elevasinya

Pendekatan Fisiografis

Batubara terbentuk dari proses

tumbuhan yang

mati selanjutnya membentuk lapisan

gambut yang terletak

pada posisi stratigrafi yang lebih bawah

tersebut akan mengalami pengaruh tekanan

yang lebih besar akibat pembebanan

endapan sedimen di atasnya (overburdent)

dan akan menimbulkan panas. Akibat

bertambahnya bobot lapisan di atasnya,

pisan gambut dapat berubah menjadi

batubara. Tekanan tersebut di atas dapat

berupa sesar atau lipatan, sehingga struktur

geologi berupa sesar dan lipatan

merupakan variabel dalam menentukan

lokasi potensi batubara.

penginderaan jauh, khususnya citra

Landsat7 ETM+ yang digunakan dalam

penelitian ini diharapkan mampu

mendeteksi adanya struktur geologi di

lokasi penelitian.

Contoh hasil proses sun shadding data Space Shuttle untuk identifikasi

secara fotomorfik lokasi potensi batubara dari aspek geomorfologi

Sumber : Pengolahan DSM SRTM menggunakan program ER Mapper 7.0

A Lokasi Sampel

Lokasi Estimasi

u

6

batubara. Tekanan tersebut di atas dapat

berupa sesar atau lipatan, sehingga struktur

geologi berupa sesar dan lipatan

merupakan variabel dalam menentukan

lokasi potensi batubara. Citra

penginderaan jauh, khususnya citra satelit

yang digunakan dalam

penelitian ini diharapkan mampu

mendeteksi adanya struktur geologi di

untuk identifikasi

dari aspek geomorfologi

Sumber : Pengolahan DSM SRTM menggunakan program ER Mapper 7.0

Page 7: 76276907 Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Interpretasi Dan Estimasi Potensi Sumberdaya Batubara

Publikasi Naskah Tesis, Pasca Sarjana Fakutas Geografi

Jurusan Penginderaan Jauh, Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta

Stratigrafi di daerah penelitian

berhubungan dengan kedudukan batubara,

sehingga tidak dapat dipisahkan dengan

kondisi geologi pembentuk batubara.

Tempat pembentukan batubara pada

umumnya mempunyai dasar yang kedap

air dan lempung merupakan litologi yang

relatif banyak dijumpai sebagai satuan

dasar batubara. Selain struktur geologi,

litologi atau jenis batuan juga merupakan

variabel penting dalam menentukan lokasi

potensi batubara. Citra satelit Landsat7

ETM+ cocok digunakan untuk identifikasi

litologi, karena kapasitas beberapa saluran

yang mampu membedakan jenis batuan di

suatu lokasi. Pola aliran di daerah

penelitian juga merupakan variabel penting

untuk identifikasi potensi batubara, karena

pola aliran dapat digunakan dalam

mengidentifikasi jenis batuan dan struktur

geologi.

Menurut Sutrisno, dkk (1994)

Pusat Penelitian dan Pengembangan

Geologi (P3G) Bandung , urutan

statigrafinya Cekungan Barito dari tua ke

muda di derah penelitian adalah Formasi

Berai (Tomb), Formasi Montalat (Tomm),

Formasi Warukin (Tmw). Batubara yang

Pasca Sarjana Fakutas Geografi

Jauh, Universitas Gadjah Mada

Stratigrafi di daerah penelitian

kedudukan batubara,

sehingga tidak dapat dipisahkan dengan

kondisi geologi pembentuk batubara.

Tempat pembentukan batubara pada

umumnya mempunyai dasar yang kedap

air dan lempung merupakan litologi yang

relatif banyak dijumpai sebagai satuan

ra. Selain struktur geologi,

litologi atau jenis batuan juga merupakan

variabel penting dalam menentukan lokasi

potensi batubara. Citra satelit Landsat7

cocok digunakan untuk identifikasi

litologi, karena kapasitas beberapa saluran

an jenis batuan di

suatu lokasi. Pola aliran di daerah

penelitian juga merupakan variabel penting

untuk identifikasi potensi batubara, karena

pola aliran dapat digunakan dalam

mengidentifikasi jenis batuan dan struktur

Menurut Sutrisno, dkk (1994), dari

Pusat Penelitian dan Pengembangan

Geologi (P3G) Bandung , urutan

statigrafinya Cekungan Barito dari tua ke

muda di derah penelitian adalah Formasi

Berai (Tomb), Formasi Montalat (Tomm),

Batubara yang

didapati saat verifikasi lapangan memiliki

ciri dan karakter yang berbeda

dari segi warna, keras (kompak) batuan,

maupun kualitas batubara itu sendiri

seperti kandungan karbonnya. Hal ini

dikarenakan perbedaan umur dari batubara

tersebut, batubara yang terdapat di Formasi

Warukin adalalah batubara yang tergolong

kualitas kurang baik atau batubara muda

dengan ciri batubara yang rapuh dan gores

coklat lebih rendah kualitasnya jika

dibandingkan batubara yang terdapat di

Formasi Montalat yang merupakan

batubara dengan kualitas sedang dengan

ciri batubara yang kompak dan gores

coklat kehitaman. Berdasarkan kolom

stratigrafi, dinyatakan bahwa batubara

yang terdapat di Formasi Montalat

merupakan batubara yang berumur Eosen

sampai Oligosen adalah batubara yang

berumur tua dengan kualitas yang baik.

4. HASIL dan PEMBAHASAN

Parameter yang dihasilkan melalui

pendekatan fotomorfik dan pendekatan

fisiografis dianalisa dengan meng

lokasi potensi batubara yang dihasilkan

dari pendekatan fotomor

7

didapati saat verifikasi lapangan memiliki

ciri dan karakter yang berbeda-beda, baik

dari segi warna, keras (kompak) batuan,

maupun kualitas batubara itu sendiri

seperti kandungan karbonnya. Hal ini

dikarenakan perbedaan umur dari batubara

rsebut, batubara yang terdapat di Formasi

Warukin adalalah batubara yang tergolong

kualitas kurang baik atau batubara muda

dengan ciri batubara yang rapuh dan gores

coklat lebih rendah kualitasnya jika

dibandingkan batubara yang terdapat di

t yang merupakan

batubara dengan kualitas sedang dengan

ciri batubara yang kompak dan gores

coklat kehitaman. Berdasarkan kolom

stratigrafi, dinyatakan bahwa batubara

yang terdapat di Formasi Montalat

merupakan batubara yang berumur Eosen

dalah batubara yang

berumur tua dengan kualitas yang baik.

HASIL dan PEMBAHASAN

Parameter yang dihasilkan melalui

k dan pendekatan

nalisa dengan mengoverlay

okasi potensi batubara yang dihasilkan

dari pendekatan fotomorfik dan formasi

Page 8: 76276907 Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Interpretasi Dan Estimasi Potensi Sumberdaya Batubara

Publikasi Naskah Tesis, Pasca Sarjana Fakutas Geografi

Jurusan Penginderaan Jauh, Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta

batuan hasil interpretasi citra Landsat7

ETM+.

Berdasarkan keterangan peta

geologi lembar Buntok 1714, Kalimantan,

skala 1 : 250.000, sumber daya batubara

terdapat di Formasi Berai

Montalat. Pada kenyataan di lapangan,

batubara juga terdapat di Formasi

Warukin. Sedangkan di Formasi Berai

tidak ditemukan singkapan batubara.

Gambar 3, Analisa variabel untuk

Pasca Sarjana Fakutas Geografi

Jauh, Universitas Gadjah Mada

batuan hasil interpretasi citra Landsat7

Berdasarkan keterangan peta

geologi lembar Buntok 1714, Kalimantan,

skala 1 : 250.000, sumber daya batubara

dan Formasi

Montalat. Pada kenyataan di lapangan,

juga terdapat di Formasi

gkan di Formasi Berai

temukan singkapan batubara.

Semua indikasi lokasi potensi

(Gambar 3), tidak semua lokasi dapat

dicapai untuk verifikasi adanya singkapan

batubara karena kesulitan medan dan akses

menuju lokasi tersebut.

diasumsikan bahwa lokasi terindikasi

batubara yang terdapat di Formasi Berai,

kemungkinan besar tidak terdapat

singkapan batubara karena terdapat di

lapisan bawah satuan batugamping.

Peta Lokasi

Potensi

Peta Formasi

Batuan

Gambar 3, Analisa variabel untuk

menentukan lokasi batubara

Peta Indikasi

Lokasi Potensi Analisis/Tumpang

Susun

Hasil

8

emua indikasi lokasi potensi

, tidak semua lokasi dapat

dicapai untuk verifikasi adanya singkapan

batubara karena kesulitan medan dan akses

Hasil analisa dapat

diasumsikan bahwa lokasi terindikasi

batubara yang terdapat di Formasi Berai,

kemungkinan besar tidak terdapat

singkapan batubara karena terdapat di

apisan bawah satuan batugamping.

Analisis/Tumpang

Susun

Page 9: 76276907 Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Interpretasi Dan Estimasi Potensi Sumberdaya Batubara

Lokasi Terindikasi

Batubara

Tititk Sampel

Lapangan

Koordinat UTM Formasi di Lapangan Hasil Interpretasi Citra Data Hasil Survey

Lapangan

1 Formasi Warukin Lokasi Batubara

Titik 1a 293826 mT 9836528 mU Lokasi Batubara

2 Formasi Montalat Lokasi Batubara

Titik 2a 296273 mT 9842019 mU Lokasi Batubara

Titik 2b 296211 mT 9842994 mU Lokasi Batubara

Titik 2c 296449 mT 9844149 mU Lokasi Batubara

3 Formasi montalat Lokasi Batubara

Titik 3a 298870 mT 9848887 mU Lokasi Batubara

Titik 3b 300042 mT 9849583 mU

4 Formasi Berai Lokasi Batubara

Titik 4a 301853 mT 9849409 mU Batu Gamping

5 Formasi Montalat Lokasi Batubara

Titik 5a 312206 mT 9849894 mU Lokasi Batubara

Tabel 1, Perbedaan Hasil Interpretasi dengan Hasil Verifikasi

Lapangan

Page 10: 76276907 Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Interpretasi Dan Estimasi Potensi Sumberdaya Batubara

Publikasi Naskah Tesis, Pasca Sarjana Fakutas Geografi

Jurusan Penginderaan Jauh, Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta

3.1 Estimasi Sumber Daya Batubara

Data yang digunakan dalam

perhitungan sumber daya dalam penelitian

ini adalah hasil pengukuran yang

dilakukan oleh pihak Kuasa Pertambangan

(KP) PT. Palopo Indah Raya pada tahun

2006, lokasi yang dijadikan konsesi

pertambangan sesuai dengan lokasi potensi

batubara hasil interpretasi pada penelitian

ini. Selain daerah konsesi yang sesuai

dengan lokasi penelitian, data eksplorasi

PT. Palopo Indah Raya dilengkapi data bor

yang memungkinkan mendapatkan

perhitungan sumber daya teruk

Rumus yang digunakan dalam perhitungan sumber

Dimana :

SD = Sumber daya Batubara

P = Panjang ke arah jurus (

d = Kedalaman penambangan 40,45,50 meter dari level sing

t = Tebal batubara

α = Kemiringan lapisan batubara

BJ = Berat jenis batubara dianggap 1,30 gr/cm

CF = Faktor korelasi keslahan dalam perhitungan

Dari formula di atas, dihitung besaran sumber daya setiap

jumlah sumber daya dari setiap lapisan merupakan total sumber daya batubara.

Sumber daya Batubara (SD) = p x

Pasca Sarjana Fakutas Geografi

Jauh, Universitas Gadjah Mada

Estimasi Sumber Daya Batubara

Data yang digunakan dalam

dalam penelitian

adalah hasil pengukuran yang

dilakukan oleh pihak Kuasa Pertambangan

(KP) PT. Palopo Indah Raya pada tahun

2006, lokasi yang dijadikan konsesi

sesuai dengan lokasi potensi

batubara hasil interpretasi pada penelitian

Selain daerah konsesi yang sesuai

dengan lokasi penelitian, data eksplorasi

PT. Palopo Indah Raya dilengkapi data bor

yang memungkinkan mendapatkan

perhitungan sumber daya terukur.

Sumber daya batubara yang

dihitung adalah kelompok

dari pengukuran PT. Palopo Indah Raya

yang telah disesuaikan dengan lokasi

potensi batubara hasil interpretsai citra

yaitu daerah prospek ke 2

Montalat. Sehingga tidak semua

yang merupakan kuasa pertambangan

perusahaan tersebut ditampilkan dalam

penelitian ini tetapi hanya

masuk di dalam deliniasi lokasi hasil

interpretasi daerah prospek 2

Montalat.

Rumus yang digunakan dalam perhitungan sumber daya batubara adalah sebagai berikut :

daya Batubara – (ton)

= Panjang ke arah jurus (strike) – (meter)

= Kedalaman penambangan 40,45,50 meter dari level singkapan batubara

= Tebal batubara - (meter)

= Kemiringan lapisan batubara - (0)

= Berat jenis batubara dianggap 1,30 gr/cm3

Faktor korelasi keslahan dalam perhitungan dianggap 0,9

Dari formula di atas, dihitung besaran sumber daya setiap lapisan (

jumlah sumber daya dari setiap lapisan merupakan total sumber daya batubara.

Sumber daya Batubara (SD) = p x (d/sin α) x t x BJ x CF

10

daya batubara yang

dihitung adalah kelompok seam (lapisan)

PT. Palopo Indah Raya

yang telah disesuaikan dengan lokasi

potensi batubara hasil interpretsai citra

yaitu daerah prospek ke 2 Formasi

. Sehingga tidak semua seam

yang merupakan kuasa pertambangan

perusahaan tersebut ditampilkan dalam

penelitian ini tetapi hanya seam yang

masuk di dalam deliniasi lokasi hasil

interpretasi daerah prospek 2 Formasi

daya batubara adalah sebagai berikut :

kapan batubara

lapisan (seam), kemudian

jumlah sumber daya dari setiap lapisan merupakan total sumber daya batubara.

Page 11: 76276907 Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Interpretasi Dan Estimasi Potensi Sumberdaya Batubara

Tabel 2, Hasil Perhitungan Sumber daya di Lokasi 2 Daerah Prospek Batubara

NO COAL SEAM

COAL THICKS / T

(M)

DIP / α

(..0)

SG CF DISTANCE OF COAL / P (M) TONAGGE

1 Kelompok seami PIR 93a 1,06 17 1,3 0,9 5.815 1.233.329,746

2 Kelompok seami PIR 93b 2,53 23 1,3 0,9 5.021 1.901.900,556

3 Kelompok seami PIR 91 2,02 15 1,3 0,9 2.817 1.286.260,557

Total 4.421.490,859

Page 12: 76276907 Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Interpretasi Dan Estimasi Potensi Sumberdaya Batubara

Publikasi Naskah Tesis, Pasca Sarjana Fakutas Geografi

Jurusan Penginderaan Jauh, Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta

5. Penutup

Kesimpulan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Pengolahan data citra satelit

Landsat7 ETM+ melalui citra

komposit warna semu (

composite) kombinasi saluran 4,5

dan 7 pada struktur data RGB

menghasilkan variabel

untuk identifikasi potensi batubara

dan data citra DSM SRTM

menghasilkan pemodelan topografi

tiga dimensi (3D) yang membantu

dalan identifikasi lokasi

yang terindikasi potensi batubara,

terutama lokasi, luasan dan

sebarannya.

2. Melalui analisa tingkat

kepercayaan interpretasi

potensi batubara da

sebesar 80% yaitu dari

yang diduga berpotensi

mengandung batubara,

ditemukan batubara dan

tidak. Keempat lokasi tersebut

tersebar tidak merata di formasi

formasi pembawa batubara yaitu

Formasi Warukin terdapat 1 lokasi

potensi dan Formasi Montalat

terdapat 3 lokasi potensi batubara.

3. Luas daerah prospek batubara

lokasi 1 hasil penelitian ± 10

Ha, lokasi 2 ± 961,837 Ha, lokasi

Pasca Sarjana Fakutas Geografi

Jauh, Universitas Gadjah Mada

Kesimpulan dari penelitian ini adalah

citra satelit

melalui citra

komposit warna semu (false color

) kombinasi saluran 4,5

dan 7 pada struktur data RGB

menghasilkan variabel-variabel

untuk identifikasi potensi batubara

DSM SRTM

pemodelan topografi

yang membantu

dalan identifikasi lokasi-lokasi

yang terindikasi potensi batubara,

terutama lokasi, luasan dan

Melalui analisa tingkat

interpretasi lokasi

dapat dicapai

dari 5 lokasi

duga berpotensi

mengandung batubara, 4 lokasi

batubara dan 1 lokasi

Keempat lokasi tersebut

dak merata di formasi-

formasi pembawa batubara yaitu

Formasi Warukin terdapat 1 lokasi

potensi dan Formasi Montalat

terdapat 3 lokasi potensi batubara.

Luas daerah prospek batubara

lokasi 1 hasil penelitian ± 109,008

7 Ha, lokasi 3

± 336,200 Ha, lokasi

Ha yang dihitung berdasarkan luas

deliniasi (zone) hasil interpretasi

4. Perhitungan sumber daya

menggunakan data sekunder

dilakukan pada salah satu lokasi

potensi batubara, yaitu daerah

prospek batubara lokasi 2

Montalat dan didapat hasil estimasi

batubara terukur sebesar

4.421.490,86 t

berdasarkan interpretasi fotomorfik

lokasi 2 Formasi Montalat,

dianalogikan bahwa potensi

batubara di lokasi tersebut lebih

besar, dua kali lebih besar

dibandingkan data sekunder,

sehingga nilai sumber daya lokasi

tersebut mencapai 8 juta ton lebih.

5. Berdasarkan Peta Geologi Lembar

Kalimantan tahun 1994 skala 1 :

250.000 pada kolom stratigrafi

lokasi penelitian dinyatakan bahwa

formasi pembawa batubar

bearing formation

Warukin, Formasi Montalat dan

Formasi Berai. Pada saat uji

lapangan, di daerah sampel pada

Formasi Berai, tidak ditemukan

singkapan batubara.

Saran yang dapat diberikan adalah sebagai

berikut.

12

Ha, lokasi 4 ± 194,024

Ha yang dihitung berdasarkan luas

) hasil interpretasi.

Perhitungan sumber daya

menggunakan data sekunder

dilakukan pada salah satu lokasi

potensi batubara, yaitu daerah

prospek batubara lokasi 2 Formasi

dan didapat hasil estimasi

terukur sebesar

4.421.490,86 ton. Estimasi

berdasarkan interpretasi fotomorfik

lokasi 2 Formasi Montalat, dapat

dianalogikan bahwa potensi

batubara di lokasi tersebut lebih

besar, dua kali lebih besar

dibandingkan data sekunder,

sehingga nilai sumber daya lokasi

tersebut mencapai 8 juta ton lebih.

Berdasarkan Peta Geologi Lembar

Kalimantan tahun 1994 skala 1 :

250.000 pada kolom stratigrafi

lokasi penelitian dinyatakan bahwa

formasi pembawa batubara (coal

ring formation) adalah Formasi

Warukin, Formasi Montalat dan

Formasi Berai. Pada saat uji

lapangan, di daerah sampel pada

Formasi Berai, tidak ditemukan

singkapan batubara.

yang dapat diberikan adalah sebagai

Page 13: 76276907 Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Interpretasi Dan Estimasi Potensi Sumberdaya Batubara

Publikasi Naskah Tesis, Pasca Sarjana Fakutas Geografi

Jurusan Penginderaan Jauh, Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta

1. Kemungkinan ketelitian pemetaan

akan lebih baik lagi, jika lokasi

sampel yang diverifikasi lebih

banyak dan tersebar merata pada

ketiga formasi yang diteliti.

2. Diharapkan aplikasi analisa digital

data penginderaan jauh berupa citra

satelit Landsat7 ETM+ dan data

DSM SRTM lebih luas lagi,

mengidentifikasi lokasi

berpotensi bahan tambang lainnya

tidak hanya batubara.

6. DAFTAR REFERENSI

Bainton, C.S., 1975, Coal Formation in

Indonesia. Proceedings regional

Conference on the Geology and

Mineral Resources of South East

Asia, Jakarta, p. 1 – 23.

Mulyono, J., 2006. Emas Hitam Sang

Primadona,

http://www.swa.co.id/cetak.php

Tarigan, S., 2007. “Produksi batubara

Kalteng tahun ini Lima Juta Ton”.

Artikel. www.Kapanlagi.com

Pasca Sarjana Fakutas Geografi

Jauh, Universitas Gadjah Mada

ketelitian pemetaan

akan lebih baik lagi, jika lokasi

sampel yang diverifikasi lebih

banyak dan tersebar merata pada

ketiga formasi yang diteliti.

aplikasi analisa digital

auh berupa citra

satelit Landsat7 ETM+ dan data

lebih luas lagi, dalam

mengidentifikasi lokasi-lokasi

berpotensi bahan tambang lainnya,

3. Pemanfaatan data

resolusi spasial lebih detil, seperti

citra satelit ALOS, ASTER

AVNIR 15 M dan SRTM DSM

30/60 m memungkinkan

mengidentifikasi

potensi batubara yang lebih teliti.

4. Pelaksanaan penelitian akan lebih

baik bila menggunakan data

sekunder yang lebih detail, berupa

peta geologi dengan skala yang

lebih besar (< 1:250.000).

S., 1975, Coal Formation in

Proceedings regional

Conference on the Geology and

Mineral Resources of South East

Emas Hitam Sang

Artikel.

http://www.swa.co.id/cetak.php.

“Produksi batubara

Kalteng tahun ini Lima Juta Ton”.

www.Kapanlagi.com.

Palopo, PT., 2006. Laporan Eksplorasi

Lengkap. Buntok.

Sutirno, supritana, Rustandi, Sanyoto

dan Hasan, 1994.

Lembar Buntok,

Penelitian dan Pengembangan

Geologi, Bandung.

Standar Nasional Indonesia, 1998.

Klasifikasi Sumberdaya dan

Cadangan Batubara

ICS 73.20.

13

Pemanfaatan data citra dengan

resolusi spasial lebih detil, seperti

citra satelit ALOS, ASTER

AVNIR 15 M dan SRTM DSM

30/60 m memungkinkan untuk

mengidentifikasi lokasi-lokasi

potensi batubara yang lebih teliti.

Pelaksanaan penelitian akan lebih

baik bila menggunakan data

sekunder yang lebih detail, berupa

peta geologi dengan skala yang

lebih besar (< 1:250.000).

Laporan Eksplorasi

supritana, Rustandi, Sanyoto

1994. Peta Geologi

, Kalimantan, Pusat

Penelitian dan Pengembangan

Geologi, Bandung.

Standar Nasional Indonesia, 1998.

Klasifikasi Sumberdaya dan

Cadangan Batubara, Amandemen-1,