75989442-susunan-saraf-pusat
DESCRIPTION
FDDTRANSCRIPT
SISTEM SARAF PUSAT
A. PENDAHULUAN
1. DEFINISI
Sistem saraf pusat atau Central Nervous System (CNS) adalah pusat kendali
bagi seluruh sistem dan terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, dan
merupakan bagian dari sistem saraf yang mengkoordinasi kegiatan dari semua bagian
tubuh hewan bilateria yaitu, semua hewan multiseluler kecuali simetris radial spons
dan binatang seperti ubur-ubur. Pada vetebrata, sistem saraf pusat yang ditutupi
dalam meninges berisi sebagian besar sistem saraf dan terdiri dari otak dan sumsum
tulang belakang. CNS terdapat dalam dorsal rongga, dengan otak di dalam rongga
tengkorak dan tulang belakang di rongga tulang belakang. Otak dilindungi oleh
tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang dilindungi oleh tulang belakang
(Basoeki,1988).
Susunan saraf pusat terdiri atas otak, sumsum tulang belakang, dan urat-urat
saraf atau saraf cabang yang tumbuh dari otak dan sumsum tulang belakang,yang
disebut urat saraf periferi ( urat saraf tepi). Jaringan saraf membentuk salah satu dari
empat kelompok jaringan utama pada tubuh. Sel-sel saraf berpadu dan membentuk
substansi kelabu dalam sistem ini, seperti yang terdapat dalam kortex otak dan pada
bagian dalam sumsum tulang belakang (Pearce,2009).
Serabut saraf atau akson membentuk substansi putih. Perbedaan warna ini
terjadi karena akson atau serabut penghantar diselimuti sejenis sarung yang terbentuk
dari bahan seperti lemak yang mempunyai fungsi melindungi, memberi makan, dan
memisahkan serabut-serabut saraf yang satu dengan yang lainnya (Pearce,2009).
2. Cara Kerja Sistem Saraf
Pada sistem saraf ada bagian-bagian yang disebut :
a. Reseptor : alat untuk menerima rangsang biasanya berupa alat indra.
Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang
berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam
tubuh.
b. Efektor : alat untuk menanggapi rangsang berupa otot dan kelenjar.
Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap
rangsangan.Contohnya otot dan kelenjar.
c. Sel Saraf Sensoris : serabut saraf yang membawa rangsang ke otak
d. Sel saraf Motorik : serabut saraf yang membawa rangsang dari otak
e. Sel Saraf Konektor : sel saraf motorik atau sel saraf satu dengan sel saraflain.
Sebuah sel saraf beserta aksonnya dan prosesus lainnya membentuk sebuah
neuron, pada saat pembentukan batang saraf, serabut-serabut saraf disusun menjadi
berkas-berkas yang disebut fasikuli. Sebuah serabut saraf mempunyai kemampuan
konduktivitas ( penghantar) dan eksitabilitas ( dapat dirangsang). Serabut saraf
mampu memberikan reaksi atas rangsangan dari sumber luar, seperti rangsangan
mekanik,elektrik,kimiawi atau fisik yang dapat menimbulkan impuls yang
dihantarkan melalui serabut saraf. Sebuah impuls saraf selalu dihantarkan melalui
dendrit sel, lantasdari sel ke akson. Proses sedemikian disebut dalil penghantaran
maju. Dengan cara yang sama, sebuah impuls dapat juga melintasi sejumlah neuron
(Pearce,2009).
Sel-sel sistem saraf sangat kompleks, namun hanya terdiri dari dua jenis sel
utama yaitu neuron dan neuroglia. Neuron berfungsi untuk membangun jaringan
saraf yang membentuk bagian struktural dan fungsional sistem saraf. Neuron-neuron
dikhususkan untuk penghantar impuls dan semua fungsi khusus yang disusun pada
sistem saraf yaitu, berpikir, pengendalian aktivitas otot, dan juga pengaturan
kelenjar. Sedangkan neuroglia bertindak sebagai komponen pendukung dan
pelindung sistem saraf. Umumnya neuroglia lebih kecil daripada neuron dan
jumlahnya 5-10 kali lebih banyak. Beberapa neuroglia membentuk jaringan kerja
untuk perlindungan melingkari sel-sel saraf atau melapisi struktur tertentu dalam
otak dan sumsum tulang belakang. Lainnya mengikat jaringan saraf untuk struktur
penyangga dan mengikatkan neuron pada pembulih darahnya (Basoeki, 1988).
Neuron adalah unit fungsional sistem saraf yang dikhususkan untuk
menghantarkan dan mengirimkan sinyal dalam tubuh dari satu lokasi ke lokasi yang
lain. Sebuah neuron mempunyai badan sel yang relative besar yang mengandung
nucleus dan berbagai ragam organel seluler lainnya.Ciri neuron yang paling
menonjol adalah penjuluran yang mirip serat (prosesus), sehingga sel mampu
mencapai jarak yang jauh untuk menghantarkan pesan(Campbell,2004).
Sel-sel saraf yang disebut neuron bertanggung jawab untuk penghantaran
impuls dari satu bagian ke bagian lain tubuh. Sebuah neuron terdiri atas tiga bagian
yaitu :
a. Badan sel atau perikaryon
Pada badan sel berisi inti yang amat jelas dan nukleolus yang dikelilingi
sitoplasma bergranula. Beberapa neuron pada sitoplasmanya berisi lipofucsin,
pigmen yang terbentuk sebagai gumpalan granula coklat kekuningan. Jumlah
pigmen ini akan meningkat dengan bertambahnya usia seseorang. Badan sel
sebuah neuron berguna untuk sintesis beberapa substansi yang menopang
kehidupan sel saraf(Basoeki,1988).
b. Dendrit
Dendrit adalah salah satu juluran sitoplasma yang tebal dan bercabang
banyak. Secara khusus berisi substansi chromatophilic, mitokondria, dan
organela sitoplasmik. Dalam sebuah neuron mempunyai beberapa dendrit
utama yang berfungsi menghantarkan suatu impuls syaraf ke arah badan
sel(Basoeki,1988).
c. Axon
Axon adalah juluran tunggal sitoplasma, sangat khusus, panjang, dan tipis,
menghantarkan impuls ke luar dari badan sel saraf menuju neuron lain atau
jaringan. Axon biasanya berawal dari badan sel saraf berupa tonjolan seperti
kerucut yang disebut axon hillock. Pada axon berisi mitokondria dan
neurofibril, dan sitoplasmanya disebut axoplasma, yang dikelilingi oleh suatu
membran plasma yang dikenal dengan axolemma. Sepanjang jalan sebuah
axon mungkin ada cabang-cabang yang disebut axon collateral. Axon dan
collateralnya berakhir dengan percabangan menjadi banyak filamen runcing
yang disebut axon terminal. Ujung distal axon terminal diperluas menjadi
struktur seperti gelembung yang disebut synaptic end bulb yang berfungsi
dalam konduksi impuls saraf dari satu neuron ke neuron lain, dari satu neuron
ke otot atau jaringan kelenjar. Mereka berisi kantong terbungkus membran
yang disebut vesicula synaptic yang menyimpan kemikalia disebut
neurotransmitter yang menentukan apakah konduksi impuls saraf terjadi atau
tidak(Basoeki,1988).
Secara fungsional terdapat tiga golongan neuron :
a. Neuron sensoris mengkomunikasikan informasi mengenai lingkungan
eksternal dan internal dari reseptor sensoris ke sistem saraf pusat. Sebagian
besar neuron sensoris bersinapsis dengan interneuron. Masing – masing
neuron sensoris mengirimkan sinyal dari reseptor sensoris ke neuron
motoris, yang selanjutnya mengirimkan sinyal ke efektor.
b. Interneuron mengintegrasikan input sensoris dan output motoris
c. Neuron motoris mengirimkan impuls dari sistem saraf pusat ke sel
efektor.
NEUROGLIA; terdiri dari :
a. Oligodendroglia: menghasilkan myelin
b. Ependima: produksi cairan serebrospinal
c. Mikroglia: sel fagosit
d. Astroglia/ astrosit: sel pemberi nutrisi, menginduksi pembentukan
sambungan yang erat antarsel yang melapisi kapiler dalam otak. Hasilnya
adalah adanya rintangan atau sawar antara darah dan otak yang
menyempitkan aliran sebagian bahan – bahan ke dalam otak sehingga
lingkungan kimiawi SSP dapat dikontrol dengan ketat.
Sel – sel pendukung (Glia)sangat penting bagi integritas struktur system saraf
dan bagi fungsi normal neuron. Jumlah glia melebihi neuron mulai dari sepuluh kali
lipat hingga lima puluh kali lipat. Glia meliputi oligodendrosit (SSP) dan sel
Schwann (SST) yang membentuk selubung myelin yang menginsulasi daerah sekitar
akson pada kebanyakan neuron.Selubung myelin tersebut dapat meningkatkan
kecepatan penghantaran impuls saraf(Campbell,2004).
Istilah serabut saraf dapat dipakai untuk setiap juluran sitoplasma yang
menjulur dari badan sel saraf. Namun secara umum, serabut saraf lebih mengacu
pada sebuah axon dan bungkusnya yang disebut bungkus myelin. Fungsi bungkus
myelin adalah untuk meningkatkan kecepatan konduksi impuls saraf dan untuk
mengisolasi serta memelihara axon. Myelin juga bertanggung jawab atas
kenampakan warna putih pada saraf, otak dan sumsum tulang
belakang(Basoeki,1988).
Bungkus myelin axon PNS dihasilkan oleh sel-sel pipih yang disebut
neurolemmocyte ( Schwann cell) yang terletak disepanjang axon. Dalam
pembentukan suatu bungkus, neurolemmocyte berkembang mengelilingi axon
sampai akhirnya bertemu dan saling tumpang tindih. Sel-sel melingkari sekeliling
axon sampai sitoplasma dan inti terdorong ke lapisan luar. Bagian yang terdiri dari
20-30 lapisan membran neurolemmocyte adalah bungkus myelin(Basoeki,1988).
Potensial aksi “berjalan” di sepanjang akson karena mampu merambat
dengan sendirinya
Potensial aksi adalah peristiwa elektris (listrik) yang terlokalisir, yaitu
depolarisasi membrane pada titik perangsangan yang spesifik. Neuron umumnya
dirangsang pada dendritnya atau badan selnya; supaya potensial aksi yang
dihasilkan itu berfungsi sebagai suatu sinyal, potensial aksi itu dengan suatu cara
harus “berjalan” di sepanjang akson ke ujung lain sel itu. Sesungguhnya potensial
aksi tidak berjalan, akan tetapi dibangkitkan kembali sebagai potensial aksi baru
secara berurutan di sepanjang akson. Faktor yang mempengaruhi kecepatan
perambatan adalah diameter akson; semakin besar diameter akson, semakin cepat
penghantaran potensial aksi.Hal ini karena tahanan terhadap arus listrik
berbanding terbalik dengan luas penampang “kabel” yang menghantarkan arus
tersebut(Campbell,2004).
(Sumber: Campbell,2004).
Komunikasi kimiawi dan listrik antarsel terjadi pada sinapsis
Sinapsis adalah persambungan unik yang mengontrol komunikasi satu neuron
dengan sel – sel lain. Sinapsis ditemukan antara 2 neuron, antara reseptor sensoris
dan neuron sensoris, antara neuron motoris dan sel otot yang dikontrolnya, dan
antara neuron dengan kelenjar.Pada sinapsis antarneuron, umumnya
menghantarkan sinyal dari terminal sinaptik akson ke dendrite atau badan sel
berikutnya dalam suatu jalur neuron. Sel yang menghantarkan sinyal disebut sel
prasinaptik dan sel yang menerimanya disebut sel pascasinaptik. Sinapsis terdiri
dari sinapsis listrik dan sinapsis kimiawi( Campbell,2004).
Sinapsis Listrik : Potensial aksi merambat secara langsung dari satu sel
prasinaptik ke sel pascasinaptik. Sel – sel itu dihubungkan oleh persambungan
longgar, yaitu saluran antarsel yang mengalirkan ion potensial aksi local agar
mengalir antarneuron (Campbell,2004).
Sinapsis Kimiawi :Sinapsis kimiawi, sebuah celah sempit atau celah sinaptik,
memisahkan sel prasinaptik dari sel pascasinaptik. Adanya celah – celah tersebut
menyebabkan sel – sel tidak dapat dikopel secara elektrik, dan potensial aksi
yang terjadi pada sel prasinaptik tidak dapat dirambatkan secara langsung ke
membrane sel pascasinaptik. Sehingga suatu rangkaian kejadian mengubah
sinyal listrik potensial aksi yang tiba di terminal sinaptik itu menjadi sinyal
kimiawi diubah menjadi sinyal listrik pada sel pascasinaptik(Campbell,2004).
Kunci pemahaman fungsi sinapsis kimiawi adalah mempelajari
strukturnya.Banyak kantung yang disebut vesikula sinaptik terdapat dalam sitoplasma
ujung akson prasinaptik.Masing – masing vesikula mengandung ribuan molekul
neurotransmitter, zat yang dibebaskan sebagai messenger antarsel ke dalam celah
sinaptik(Campbell,2004).
3. FUNGSI SISTEM SARAF
Sistem saraf mempunyai 3 fungsi yang saling tumpang tindih : input sensoris,
integrasi, output motoris.
a. Input sensoris menginderakan perubahan di dalam dan lingkungan di luar
tubuh
b. Integrasi menyatukan, mengartikan makna perubahan
c. Output motoris menggerakkan, menjawab hasil pengertian makna
perubahan
Gambaran umum sistem saraf manusia :
Input adalah penghantaran atau konduksi sinyal dari reseptor sensoris,
misalnya sel – sel pendeteksi cahaya di mata, ke pusat integrasi. Integrasi adalah
proses penerjemahan informasi yang berasal dari stimulasi reseptor sensoris oleh
lingkungan, kemudian dihubungkan dengan respons tubuh yang sesuai. Sebagian
besar integrasi dilakukan dalam sistem saraf pusat (SSP atau CNS- central
nervous system), yaitu otak dan sumsum tulang belakang.Output motoris adalah
penghantaran sinyal dari pusat integrasi, yaitu SSP, ke sel – sel efektor, sel – sel
otot atau sel kelenjar yang mengaktualisasikan respons tubuh terhadap stimulus
tersebut.Sinyal tersebut dihantarkan oleh saraf, berkas mirip tali yang berasal dari
penjuluran neuron yang terbungkus dengan ketat dalam jaringan ikat. Saraf yang
menghubungkan sinyal motoris dan sensoris antara sistem saraf pusat dan bagian
tubuh lain secara bersamaan disebut sistem saraf tepi. Informasi dikomunikasikan
dari reseptor ke efektor dalam satu saraf dari satu neuron ke neuron berikutnya
melalui kombinasi sinyal listrik dan sinyal kimiawi.
B. ANATOMI
1 MENINGIA
Karena otak dan corda spinalis lunak dan vital, maka alam
memberinya dua selubung pelindung. Selubung luar terdiri dari tulang,
yaitu tulang tengkorak kepala membungkus otak, vertebrae membungkus
corda spinalis. Selubung dalam terdiri dari membran yang dikenal dengan
sebagai meninges, yang tersusun atas tiga lapis jaringan yang berbeda
yaitu :
a. Durameter adalah selaput tidak elastic kuat yang terdiri dari 2 lapisan.
Biasanya kedua lapisan tersebut melekat erat, tetapi di bagian – bagian
tertentunya keduanya terpisah dan membentuk rongga berisi darah, sinus
dura, atau pada yang rongga yang lebih besar, sinus vena. Darah vena yang
berasal dari otak mengalir ke sinus – sinus ini untuk dikembalikan ke
jantung. Cairan serebrospinalis juga masuk kembali ke darah di sinus –
sinus ini. Dura mater yang terbuat dari jaringan ikat kuat berwarna putih dan
baik sebagai lapisan luar meninges maupun sebagai lapisan dalam
periosteum tulang tengkorak kepala (Basoeki,1988).
b. Arachnoid mater, adalah lapisan lunak yang memiliki banyak pembuluh
darah dengan gambaran seperti “jaring laba – laba”. Ruang antara lapisan
araknoid dan pia meter di bawahnya disebut ruang subaraknoid,yang
berupa lapisan transparan berdekatan dengan permukaan luar otak dan corda
spinalis serta berisi pembuluh darah terisi oleh CSS. Penonjolan –
penonjolan jaringan araknoid, yaitu vilus araknoidalis, menembus celah
dura di atasnya dan menonjol ke dalam sinus dura. Melalui permukaan vilus
inilah CSS direabsorpsi ke dalam darah yang beredar di dalam sinus –
sinus.Membran arachnoidea terletak antara dura meter dan pia meter
(Basoeki,1988).
c. Pia meter, adalah lapisan meninges paling dalam dimana yang paling rapuh.
Lapisan ini banyak mengandung pembuluh darah dan melekat erat ke
permukaan otak dan korda spinalis, mengikuti setiap tonjolan dan lekukan.
Bagian ini menyelipkan dirinya ke dalam celah yang ada pada otak dan
sumsum tulang belakang dan sebagai akibat dari kontak yang sangat erat san
berfungsi untuk menyediakan darah untuk struktur-struktur
ini(Pearce,2009).
Antara dura mater dan membran arachnoidea terdapat rongga kecil yang
disebut subdural space, dan antara membran arachnoidea dengan pia mater terdapat
rongga lain, yaitu arachnoid space. Disamping selubung tulang dan membran, otak
dan sumsum tulang belakang juga dibentengi dengan bantalan cairan disekelilingnya
dan di dalamnya. Cairan ini disebut cairan cerebrospinal(Basoeki,1988).
Sistem ventrikel terdiri dari beberapa rongga dalam otak yang berhubungan
satu sama lainnya ke dalam rongga itu. Pleksus koroid mengalirkan cairan (liquor
serebrospinalis). Pleksus koroid dibentuk oleh jaringan pembuluh darah kapiler otak
tepi, bagian piameter membelok ke dalam ventrikel dan menyalurkannya ke
serebrospinalis. Cairan serebrospinalis adalah hasil sekresi pleksus koroid. Cairan ini
bersifat alkali bening mirip plasma. Cairan ini disalurkan oleh pleksus kororid ke
dalam ventrikel yang ada dalam otak, kemudian cairan masuk ke dalam kanalis
sumsum tulang belakang dan ke dalam ruang subaraknoid melalui ventrikularis
(Syaifuddin, 2006).
Cairan cerebrospinal adalah cairan serupa limfa yang mulanya dibentuk dari
filtrasi plasma darah dari anyaman kapiler darah yang dikenal sbagai plexus
choroideus yang dijumpai pada setiap ventrikel. Dari setiap ventrikel lateran cairan
ini merembes melalui lubang yaitu foramen internetricularis, ke dalam ventrikel III
kemudian melalui saluran kecil sempit yaitu aqueductus Sylvius atau aqueductus
cerebralis kedalam ventrikel IV, dari sini ia berputar ke dalam canalis cantralis corda
spinalis. Lubang pada atap ventrikel IV ( foramen Magendie dan Foramina Luschka )
memungkinkan aliran cairan ke dalam rongga subarachnoid sekeliling corda
kemudian ke dalam rongga subarach oid sekeliling otak. Dari rongga subarachnoid
sekeliling otak cara bertahap diserap ke dalam vena otak. Dengan demikian
lengkaplah sirkulasi cairan cerebrospinal dari daerahdalam pexus chorioideus,
melalui ventrikel – ventrikel, canalis centralis dan rongga subarachnoid, kembali ke
dalam darah lagi (Basoeki,1988).
Pleksus koroid mengalirkan cairan, dan dibentuk oleh jaringan pembuluh darah
kapiler otak tepi, bagian pia mater membelok ke dalam ventrikel dan
menyalurkannya ke serebrospinalis.Jumlah cairan ini tidak tetap, biasanya berkisar
antara 80 – 200 cm, mempunyai reaksi alkalis.Komposisi cairan serebrospinalis
terdiri dari air, protein, glukosa, garam, dan sedikit limfosit, dan karbon dioksida.
Fungsi cairan serebrospinalis :
1. Sebagai cairan peredam getaran untuk mencegah otak membentur
bagian dalam tengkorak sewaktu kepala mendapat gerakan yang
mendadak dan menggetarkan
2. Melembabkan otak dan medula spinalis
3. Melindungi alat – alat dalam medulla spinalis dan otak dari tekanan
4. Melicinkan alat – alat dalam medulla spinalis dan otak
5. Berperan dalam pertukaran bahan antara cairan tubuh dan otak
(Syaifudin,2006).
Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, dan urat-
urat saraf atau saraf cabang yang tumbuh dari otak dan sumsum tulang belakang tadi,
yang disebut urat saraf periferi (urat saraf tepi) (Basoeki,1988).
2.OTAK
Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting karena merupakan pusat
computer dari semua alat tubuh. Bagian dari saraf yang terletak di dalam rongga
tengkorak (kranium) dibungkus oleh selaput otak yang kuat (Syaifuddin, 2006).
Otak orang dewasa mempunyai berat kira – kira satu setengah kg. Ukurannya
bervariasi menurut usia, jenis kelamin dan ukuran individunya. Lebih kecil pada
wanita, orang yang tubuhnya kecil dan orang tua. Mencapai ukuran penuh pada usia
18 tahun, walaupun sebilan tahun pertama ia tumbuh dengan cepatnya.Otak
berkembang dari sebuah tabung yang mulanya memperlihatkan 3 gejala pembesaran,
yaitu :
Otak depan, menjadi belahan otak ( hemispheium cerebri ), korpus
striatum dan talami (thalamus dan hipotalamus ) (Basoeki, 1988).
Otak tengah (diensefalon), terbagi menjadi tegmentum, kurs serebrium,
dan korpus kuadrigeminus (Basoeki, 1988).
Otak belakang, terbagi menjadi pons Varolii, medulla oblongata dan
serebelum (Basoeki, 1988).
3.Cerebrum
Cerebrum (otak besar) merupakan bagian yang terluas dan terbesar dari otak,
berbentuk telur, mengisi penuh bagian depan atas rongga tengkorak. Masing –
masing disebut fosa kranialis anterior atas dan fosa kranialis media. Otak
mempunyai 2 permukaan, permukaan atas dan permukaan bawah, kedua
permukaan ini dilapisi oleh lapisan kelabu (zat kelabu) yaitu pada bagian korteks
serebral dan zat putih terdapat pada bagian dalam yang mengandung serabut saraf
(Syaifuddin, 2006).
Pada cerebrum terdiri dari dua hemisperium cerebri yang dihubungkan oleh
massa substantia alba yang disebut corpus callosum. Setiap hemisphere
terbentang dari os frontale sampai ke os occipital, di atas fossa cranii anterior,
media, dan posterior, di atas tentorium cerebelli. Hemisphere dipisahkan oleh
sebuah celah dalam, yaitu fissa longitudinalis cerebri, tempat menonjolnya falx
cerebri. Lapisan permukaan hemispherium cerebri disebut cortex dan disusun oleh
substantia grisea.Cortex cerebri berlipat – lipat, disebut gyri, yang dipisahkan
oleh fissure atau sulci. (Snell,2006).
Fisurra Longitudinal adalah suatu celah dalam membagi cerebrum menjadi
dua belahan yang disebut belahan otak besar atau hemisphericum cerebri, yang
ternyata tidak memisahkan otak besar dengan sempurna sebab pada bagian
inferiornya masih bersambung dengan suatu struktur dari substansia alba yang
disebut corpus callosum atau balok otak. Antara convolutio terdapat lembah –
lembah yang disebut sulci bila lembahnya dangkal, dan disebut fissura bila
lembahnya dalam. Fissura – fissura utama selain fissura longitudinal adalah
fissura rolando dan fissura sylvius atau fissura lateral(Basoeki, 1988).
Karena cortex cerebrum tersusun seluruhnya dari substansia grisea, bagian
dalamnya terbuat dari substansia griesa maupun substansia alba. Substansia griesa
terdapat empat masa yang diketahui tertanam dalam – dalam pada substansia alba
yang dikenal keseluruhan sebagai nuclei cerebralis atau ganglia basalis .
Substansia alba tersusun dari kumpulan serabut saraf ayng disebut tractus.
Beberapa tractus ada yang pendek, memanjang dari satu convolutio ke convolutio
yang lain. Tractus yang memanjang dari satu belahan otak ke belahan otak lain
atau menuju corda spinalis, inilah yang disebut tractus projection. Tractus
tersebut dikelompokkan atas tractus ascendence dan tractus descendence, sesuai
menurut apakah serabut itu menghantarkan impuls menuju kortex dari bagian
awal yang lebih bawah atau ke corda spinalis(Basoeki, 1988).
Korteks serebri selain dibagi dalam lobus dapat juga dibagi menurut fungsi
dan banyaknya area. Campbel membagi bentuk korteks serebri menjadi 20 area.
Secara umum korteks serebri dibagi menjadi 4 bagian :
Korteks sensoris. Pusat sensasi umum suatu hemisfer serebri yang mengurus
bagian badan, luas daerah korteks yang menangani suatu alat atau bagian tubuh
bergantung pada fungsi alat yahg bersangkutan. Di samping itu, juga korteks
sensoris bagian fisura lateralis menangani bagian tubuh dilateral lebih dominan
(Syaifuddin, 2006).
Korteks asosiasi. Tiap indra manusia, korteks asosiasi sendiri merupakan
kemampuan otak dalam bidang intelektual, ingatan, berpikir, rangsangan yang
diterima, diolah, dan disimpan serta dihubungkan dengan data yang lain. Bagian
anterior lobus temporalis mempunyai hubungan dengan fungsi luhur dan disebut
psikokorteks (Syaifuddin, 2006).
Korteks motoris. Menerima impuls dari korteks sensoris, fungsi utamanya
adalah kontribusi pada traktus piramidalis yang mengatur bagian tubuh control
lateral (Syaifuddin, 2006).
Korteks pre – frontal terletak pada lobus frontalis yang berhubungan dengan
sikap mental dan kepribadian (Syaifuddin, 2006).
Bagian paling bawah korteks motorik disebut dengan Daerah Broca dan
mempunyai hubungan dengan kemampuan bicara pada seseorang. Pada orang –
orang yang lazim menggunakan anggota badannya yang sebelah kanan, Daerah
Broca terletak pada sisi kiri hemisfer, sebaliknya pada orang – orang kidal,
Daerah Broca terletak pada sisi kanan hemisfer (Pearce, 2008).
Korteks sensorik terletak persis di belakang sulkus sentralis, yang
merupakan perasa berbagai sifat perasaan. Daerah auditorik (pendengaran)
terletak pada lobus temporalis, persis di bawah fisura longitudinalis. Di sini
kesan atas suara diterima dan ditafsirkan. Daerah visual (penglihatan) terletak
pada ujung lobus oksipitalis yang menerima bayangan serta kesan – kesan untuk
ditafsirkan. Pusat pengecapan dan penciuman terletak agak di sene;ah depan
pada lobus temporalis. Substansi putih pada hemisfer otak terdiri dari serabut
saraf yang bergerak ked an dari korteks dan menyambungkan berbagai “ pusat ”
pada otak dengan sumsum tulang belakang (Pearce, 2008).
Fisura – fisura dan suklus – suklus membagi hemisfer otak menjadi beberapa
daerah. Kortex serebri bergulung – gulung dan terlipat secara tidak teratur,
sehingga memungkinkan luas permukaan substansi kelabu bertambah. Lekukan di
antara gulungan – gulungan itu disebut suklus, dan suklus yang paling dalam
membentuk fisura longitudinalis dan lateralis. Fisura – fisura dan sulkus – sulkus
ini membagi otak dalam frontalis, temporalis, perietalis dan oksipitalis
(Pearce, 2008).
Pada otak besar ditemukan beberapa lobus, yaitu :
Lobus frontalis adalah bagian dari cerebrum yang terletak di depan sulkus
sentralis. Lobus frontalis yang terletak di korteks bagian depan, bertanggung
jawab terhadap 3 fungsi utama :
- Aktivitas motoric volunteer
- Kemampuan berbicara
- Elaborasi pikiran
Daerah di lobus frontalis belakang tepat di depan sulkus sentralis dan dekat
dengan korteks somatosensorik adalah korteks motoric primer. Daerah ini
memberikan control volunter atas gerakan yang dihasilkan oleh otot – otot
rangka. Seperti pada pengolahan sensorik, korteks motoric di tiap – tiap sisi otak
terutama mengontrol otot di sisi tubuh yang berlawanan . Stimulasi daerah –
daerah yang berlainan di korteks motoric primer juga menyebabkan timbulnya
gerakan di bagian – bagian tubuh yang berbeda.Seperti homonkulus motoric
yang melukiskan lokasi dan jumlah relative korteks motoric yang diabdikan
sebagai keluaran ke otot – otot tiap – tiap bagian tubuh, juga terbalik dan
mengalami distrorsi (Snell, 2006).
Lobus parietalis terdapat di depan sulkus sentralis dan di belakangi oleh
korako – oksipitalis (Syaifuddin, 2006).
Lobus parietalis bertanggung jawab untuk menerima dan mengolah
masukan sensorik, seperti sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri dari
permukaan tubuh.Sensasi – sensasi ini secara kolektif dikenal sebagai sensasi
somestetik.Lobus parietalis juga merasakan kesadaran mengenai posisi tubuh,
suatu fenomena yang disebut sebagai propriosepsi. Korteks somatosensorik,
tempat pengolahan kortikal awal masukan somestetik dan proprioseptif ini,
terletak di bagian depan tiap – tiap lobus parietalis tepat dibelakang sulkus
sentralis. Setiap daerah di dalam korteks somatosensorik menerima masukan
sensorik dari daerah tertentu di tubuhKorteks somatosensorik tiap – tiap sisi
otak sebagian besar menerima masukan sensorik dari sisi tubuh yang
berlawanan, karena sebagian besar jalur asendens membawa informasi sensorik
naik dari korda spinalis menyilang ke sisi yang berlawanan sebelum akhirnya
berakhir di korteks(Sherwood,2001).
Korteks somatosensorik tiap – tiap sisi otak sebagian besar menerima
masukan sensorik dari sisi tubuh yang berlawanan, karena sebagian besar jalur
asendens membawa informasi sensorik naik dari korda spinalis menyilang ke
sisi yang berlawanan sebelum akhirnya berakhir di korteks(Sherwood,2001).
Kesadaran sederhana mengenai sentuhan, tekanan, atau suhu dideteksi
oleh thalamus, tingkat otak yang lebih rendah, tetapi korteks somatosensorik
berfungsi lebih jauh daripada sekedar pengenalan murni sensasi menjadi
persepsi sensorik yang lebih utuh.Thalamus membuat kita sadar bahwa sesuatu
yang panas melawan sesuatu yang dingin sedang menyentuh badan kita tetapi
tidak memberitahu di mana atau seberapa besar intensitasnya.Korteks
somatosensorik menentukan lokasi sumber masukan sensorik dan merasakan
tingkat intensitas rangsangan.Korteks ini juga mampu melakukan diskriminasi
spatial, sehingga korteks mampu mengetahui bentuk suatu benda yang sedang
dipegang dan dapat membedakan perbedaan ringan antara benda – benda serupa
yang berkontak dengan kulit(Sherwood,2001).
Lobus temporalis terdapat di bawah lateral dari visura cerebralis dan di depan
lobus oksipitalis adalah yang mengisi bagian belakang dari cerebrum
(Syaifuddin, 2006).
Fungsi Serebrum : korteks serebri mengandung pusat – pusat lebih tinggi yang
berfungsi untuk mengontrol mental, tingkah laku, pikiran, kesadaran, moral,
kemauan, kecerdasan, kemampuan berbicara, bahsa dan beberapa perasaan khusus
(Pearce, 2008).
Organ ini banyak menerima serabut aferen sensoris yang merupakan pusat
koordinasi dan integrasi. Bentuknya oval, bagian yang mengecil pada sentral
disebut vermis dan bagian yang melebar pada lateral disebut hemisfer. Permukaan
cerebellum ini mengandung zat kelabu. Korteks cerebellum dibentuk oleh
substansi grisea yang terdiri dari 3 lapisan, yaitu granular luar, lapisan purkinye,
lapisan granular dalam. Serabut saraf yang masuk dan yang keluar dari cerebrum
harus melewati cerebellum (Syaifuddin, 2006).
4.Diensefalon
Diensefalon terdiri dari thalamus dan hypothalamus. Thalamus merupakan
sebuah struktur berbentuk oval di atas otak tengah dengan panjang kira –kira 3 cm
dan menyusun empat perlima bagian diensefalon. Terdiri dua masa oval, sebagian
besar substansia grisea, tersusun menjadi nulkei yang mebentuk dinding lateral
vertikel III(Basoeki, 1988).
Thalamus terutama berkenaan dengan penerimaan impuls sensorik yang dapat
ditafsirkan pada tingkat subkortikal atau disalurkan pada daerah sensorik korteks
otak, dengan tujuan mengadakan kegiatan penting mengatur perasaan dan gerakan
pada pusat – pusat tertinggi (Pearce, 2008).
Thalamus juga bisa diartikan sebagai stasiun penguat utama untuk impuls
sensor yang mencapai kortex serebralis dari corda spinalis, batang otak,
serebelum, dan bagian –bagian otak lain.Thalamus juga berfungsi sebagai pusat
interpretasi impuls sensori, seperti sakit, cahaya, sentuhan, dan tekanan
(Basoeki, 1988).
Hypothalamus adalah suatu bagian kecil dari diensafalon. Hypothalamus
membentuk lantai dan abgian dari dinding lateral vertikel III dan sebagian
dilindungi oleh sella turcica dari os sphenoidale(Basoeki, 1988).
Pada hipotalamus daerah – daerah atau lunas ventrikel ketiga, terdapat
beberapa nucleus tertentu yang memiliki kegiatan fisiologik yang tertentu juga.
Beberapa diantaranya mempunyai hubungan dengan sistem saraf otonom yang
membentuk “ bagian tertinggi pada sistem itu “. Beberapa nucleus juga
mempunyai hubungan dengan lobus posterior- kelenjar hipofisis pada sistem
endoktrin, dimana nucleus – nucleus itu melakukan pengendalian fungsi – fungsi
seperti pengendalian fungsi – fungsi seperti pengaturan suhu tubuh, lapar, dan
haus diatur oleh pusat – pusat dalam hipotalamus (Pearce, 2008).
Informasi dari lingkungan external sampai hypothlamus melalui aferen yang
berasal dari organ sensori periferal. Bagian – bagian lain hypothalamus secara terus –
menerus memantau derajadair, konsentrasi hormon, dan temperatur darah.
Hypothalamus mempunyai beberapa hubungan sangat penting dengan kelenjar pituitari.
Fungsi utama dari hypothalamus adalah :
1. Mengendalikan dan mengitegrasi ANS, yang merangsang otot polos,
mengatur kecepatan kontraksi otot jantung dan mengendalikan sekresi
beberapa kelenjar(Basoeki, 1988).
2. Terlibat dalam penerimaan dan integrasi impuls syaraf sensori dari
visera(Basoeki, 1988).
3. Merupakan perantara utama antara sistem syaraf dan sistem endokrin, dua
sistem kendali besar tubuh(Basoeki, 1988).
4. Sebagai pusat ingatan seluruh fenomena tubuh(Basoeki, 1988).
5. Berkaitan dengan perasaan marah dan agresif(Basoeki, 1988).
6. Mengendalikan kenormalan temperatur tubuh(Basoeki, 1988).
5. Metensefalon
Mesenchepalon adalah bagian sempit otak yang berjalan melewati incisura
tentoria dan menghubungkan otak depan dengan otak belakang. Mesenchepalon
terdiri dari dua belahan lateral yang disebut pedunculus cerebri. Rongga sempit
mesencephalon disebut aqueductus cerebri, yang mengubungkan ventriculus tertius
dan ventriculus quartus.Tectum adalah bagian mesenchepalon yang terletak posterior
terhadap aquaductus cerebri.Tectum mempunyai empat tonjolan kecil yaitu dua
colliculus superior dan dua colliculus inferior.Colliculus terletak pada profunda di
antara cerebellum dan hemispherium cerebri (Snell, 2006).
Otak tengah mengandung pusat untuk penerimaan dan integrasi beberapa jenis
informasi sensoris. Bagian ini juga berfungsi sebagai pusat proyeksi, yang
mengirimkan informasi sensoris yang dikode di sepanjang neuron ke wilayah
tertentu pada otak depan (Campbell. 2004).
Pada atap mesencephalon terdapat 4 bagian yang menonjol ke atas, 2 bagian di
sebelah atas disebut corpus kuadrigeminus superior, sedangkan 2 bagian di
sebelah bawah disebut korpus kuadrigeminus inferior. Berperan sebagai pusat
pendengaran dan reflex penglihatan. Juga jalur persarafan antara hemisfer otak
dengan bagian bawah otak. Serat saraf okulomatorius berjalan ke ventral di bagian
medial. Serat saraf troklearis berjalan ke arah dorsal menyilang garis tengah ke
sisi lain (Pearce, 2008).
Fungsinya antara lain :
- Membantu pergerakan mata dan mengangkat kelopak mata
- Memutar mata dan pusat pergerakan mata(Pearce, 2008).
6. Cerebellum
Cerebellum atau otak kecil merupakan otak besar kedua, terletak dibawah bagian
posterior serebrum dan sebagian ditutupinya. Dua bagian otak ini mempunyai
kekhususan. Exterior sebelum disusun oleh substansia griesa dan dalamnya oleh
substansia alba. Di dalam substansi alba sereblum terdapat pola seperti pola urat daun,
leh karena dinamakan Arbor vitae . seperti halnya pada serebrum, serebrum
permukaannya juga terdapat bukitna dan lembah. Sereblum terdiri dari dua masa lateral
besardisebut belahan otak kecil, dan bgian tengah yang disebut vermis karena bentuknya
menyerupai seekor cacing yang sedang gulung diri(Basoeki, 1988).
Serebelum berkembang dari bagian metensefalon.Fungsi primernya adalah untuk
mengkoordinasi pergerakan.Serebelum menerima informasi sensoris mengenai posisi
persendian, panjang otot, informasi dari sistem auditoris (pendengaran) dan visual
(penglihatan). Serebelum juga menerima input darri jalur motoris, yang
memberitahunya tindakan mana yang diperintahkan oleh serebelum. Serebelum
menggunakan informasi ini untuk menghasilkan koordinasi otomatis atas pergerakan
dan keseimbangan.Koordinasi tangan – mata merupakan salah satu fungsi dari
serebelum. Jika serebelum rusak, mata dapat mengikuti objek yang bergerak, akan tetapi
mata tidak akan berhenti bergerak pada tempat yang sama ketika objek tersebut berhenti
(Campbell, 2004).
Para ahli menduga fungsi keseluruhan celebrum dalah sebagai pembantu tanpa
adanya spesifikasi fungsi pada dirinya. Dua peneliti menerangkan bahwa impuls
serebelaris sebagai penghasil suatu pengaturan yang mempengaruhi aktivitas serebralis,
yan pusatnya terletak di bagian lain otak(Basoeki, 1988).
7. Jembatan varol (pons Varolli)
Jembatan varol terletak tepat di atas medula, terdiri dari substansia alba dengan
beberapa nuklei. Pons berfungsi sebagai “ jembatan “ jalur penghantaran antara
kortex serebralis dan serebllum(Basoeki, 1988).
Pons varoli berisi serabut saraf yang menghubungkan mesencephalon dengan
cerebellum. Terletak di depan cerebellum, dia antara diencephalons dan medulla
oblongata terdapat pramotoksit yang mengatur gerak pernafasan dan
reflex(Pearce, 2008).
Fungsi pons varoli adalah :
- Pusat saraf nerfus trigeminus
- Penghubung antara kedua bagian cerebellum dan antara medulla oblongata
dengan cerebellum. (Pearce, 2008).
8. Sambungan sunsum(Medulla oblongata)
Sambungan sunsum merupakan bagian otak yang terikat pada corda spinalis,
terlatak pada di bawah foramen magnum. Panjangnya hanya 1,5cm lebih dan
dipisahkan dari pons di atasnya oleh suatu celah horisontal. Terutama tersususn
oelh substansia alba dengan nuklei – nuklei kecil subtansia grisea yang tersebar di
interiornya(Basoeki, 1988).
Medulla oblongata berbentuk kerucut dan menghubungakan pons di atas
dengan medulla spinalis di bawah.Fissure mediana terdapat pada permukaan
anterior medulla, dan pada setiap sisi terdapat benjolan yang disebut
pyramis.Pyramis tersusun dari berkas-berkas serabut saraf yang berasal dari sel-
sel besar di dalam gyrus pencentralis cortex cerebri.Pyramis mengecil ke bawah,
dan di sini hamper seluruh serabut-serabut descendens menyilang ke sisi lainnya,
membentuk decussatio pyramidum (Snell, 2006).
Nuklei di dalam medula berisi sejumlah pusat reflex, beberaoa di antaranya
perlu untuk kehidupan, karenanya disebut pusat vital. Pusat vital ini merupakan
pusat cardioaccelerator dan pusat inhibitior, pusat vasocontrictor dan pusat
disalator, serta respiratory. Beberapa pusat lain yang terletak di dalam medula
adalah pusat muntah, pusat bersin , pusat batuk, dan pusat menelan
(Basoeki, 1988).
Medulla oblongata membentuk bagian bawah batang otak serta
menghubungkan pons varoli dengan medulla spinalis. Sifat utama medulla
oblongata adalah jalur motoric desendens (menurun) melintasi batang otak dari
sisi yang satu menuju sisi yang lain. Hal ini disebut dekusasio motorik.
Perpotongan tersebut juga terjadi pada jalur sensorik yang disebut dekusasio
sensorik(Syarifuddin,2006).
Pada anterior medulla oblongata terdapat thalamus yang terdiri dari dua
tonjolan, thalamus berperan sebagai tempat meneruskan impuls ke daerah sensorik
pada korteks cerebrum untuk disatukan, thalamus memiliki hubungan ke berbagai
bagian otak dan cerebrum. Di sebelah anterior thalamus terdapat hipotalamus yang
memiliki peran untuk mengatur fungsi organ dalam atau visceral. Hipotalamus
berfungsi untuk mengatur bermacam – macam fungsi tubuh seperti suhu, tidur,
keseimbangan air, rasa lapar dan kenyang, rasa haus, emosi, serta perilaku
reproduktif(Syarifuddin,2006)..
Medulla oblongata mengandung nukleus dari berbagai saraf otak. Fungsi
medulla oblongata adalah organ yang menghantarkan impuls dari medulla spinalis
dan otak yang terdiri dari :
- Mengontrol pekerjaan jantung
- Mengecilkan pembuluh darah
- Pusat pernafasan
- Mengontrol kegiatan reflex, seperti batuk, bersin, dan berkedip
(Syarifuddin,2010).
9. Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang terletak di dalam cavnum spinalis, lanjutan dari
foramen magnum sampai lumbar pertama, sepanjang 25 cm – 27 cm. Meninges
korda melanjut ke bagian yang lebih bawah lagi. Piameter membentuk sebuah
filamen tipis yang dikenal dengan filum terminale, campur dengan dura meter
pada segmen ketiga sacrum, membentuk buah corda fibrosa yang menghilang
dalam periosteum coccyanatomis yang sangant baik bagi pelaksanaan tusukan
lumbar. Dengan menyisipkan jarum diantara lumbar ketiga dan keemapat atau
keempat dan kelima menuju ruang subarachnoidea, cairan serebrospinal dapat di
ambil tanpa membahaykan corda spinalis(Basoeki, 1988).
Sumsum tulang belakang memiliki 2 fungsi utama yaitu untuk melakukan
impuls saraf dan melayani sebagai pusat refleks saraf tulang belakang.
Strukturnya umum medulla spinalis :
a. Medulla spinalis berbentuk silinder berongga dan agak pipih.
Walaupun diameter medulla spinalis bervariasi, diameter struktur ini
biasanya sekitar ukuran jari kelingking. Panjang rata – rata 42 cm.
b. Dua pembesar, pembesar lumbal dan serviks, menandai sisi keluar
saraf spinal besar yang mensuplai lengan dan tungkai.
c. Tiga puluh satu pasang saraf spinal keluar dari area urutan korda
melalui foramina intervertebral.
d. Korda berakhir di bagian bawah vertebra lumbal pertama atau kedua.
Syaraf spinal bagian bawah yang keluar sebelum ujung korda
mengarah ke bawah, disebut korda ekuina, muncul dari kolumna
spinalis pada foramina intervertebral lumbal dan sacral yang tepat.
Konus medularis (terminalis) adalah ujung kaudal korda
Filum terminal adalah perpanjangan fibrosa pia mater yang
melekat pada kornus medularis sampai ke kolumna vertebra
e. Meninges(dura mater, araknoid, dan pia mater) yang melapisi otak,
juga melapisi korda
f. Fisura median anterior (ventral) dalam dan fisura posterior (dorsal)
yang lebih dangkal menjalar di sepanjang korda dan membaginya
menjadi bagian kanan dan kiri (Sloane, 2007).
Bagian – bagian substansia grisea dibedakan atas columna grisea anterior,
posterior, dan lateral. Ada enam lekuk menurut panjangnya, membagi substansia
alba menjadi columna panjang. Lekuk paling dalam adalah fissura median
anterior, bersama dengan sulcus median poeterior yang agak lebih dangkal,
mmeisahkan corda menjadi dua parohan simeteris(Syarifuddin,2006).
Corda spinalis menjalankan dua fungsi utama, yaitu ia bekerja sebagai sebuah
alur konduksi besar antara syarah tepi dan otak serta ia berisi beberapa reflex,
yaitu bego semua reflex segmental dan in tersegmental. Ini berarti bahwa fungsi
corda spinalis dalam semua pengindraan dan semua gerakan(Basoeki, 1988).
Setiap saraf spinal memiliki satu radiksdorsal dan satu radiks ventral. Radiks
dorsal terdiri dari kelompok – kelompok serabut sensorik yang memasuki korda.
Radiks ventral adalah penghubung ventral dan membawa serabut motorik dari
korda (Sloane, 2003).
a. Setiap radiks yang memasuki atau meninggalkan korda membentuk
tujuh sampai sepuluh cabang radiks
b. Radiks dorsal dan ventral pada setiap sisi segmen medulla spinalis
menyatu untuk membentuk saraf spinal
c. Radiks dorsal ganglia adalah pembesaran radiks dorsal yang
mengandung sel neuron sensorik (Sloane, 2003).
10. Syaraf kranial
Dari 12 pasang syaraf kranial, 10 berasal dari batang otak, tetapi semuanya
meninggalkan tengkorak melalui foramina tengkorak. Beberapa syaraf kranial
hanya terdiri dari serabut – serabut sensori sehingga disebut syaraf sensori. Badan
sel serabut sensori ada di luar otak, sedangkan badan sel serabut motor teletak di
nuklei dalam otak(Basoeki, 1988).
1. Nervus olfaktorius (sensorik), urat saraf menghidu (Pearce, 2008).
2. Nervus optikus (sensorik), urat saraf penglihat (Pearce, 2008).
3. Nervus okulo – motorius melayani sebagian besar otot externa mata. Juga
menghantarkan serabut – serabut saraf parasimpatis ptosis, juling dan kehilangan
reflex terhadap cahaya dan daya akomodasi (Pearce, 2008).
4. Nervus trokhlearis (motorik) kea rag sebuah otot mata, yaitu muskulus obliqus
externa (Pearce, 2008).
5. Nervus trigeminus. Inilah saraf otak yang terbesar. Pada hakekatnya, nervus
trigeminus merupakan urat saraf sensorik yang melayani sebagian besar kulit
kepala dan wajah; juga melayani selaput lender mulut, hidung, sinus paranasalis
serta gigi, dan dengan perantaraan sebuah cabang motoric kecil, mempersarafi
otot – otot penguyah. Nervus trigeminus terbagi menjadi 3 cabang utama, yang
bergerak ke depan dari ganglion trigeminus, yaitu : nervus oftalmikus, maxilaris,
dan mandibularis yang berfungsi menampung sensibilitas dari berbagai daerah
wajah, mulut, gigi dan sebagian tengkorak (Pearce, 2008).
6. Saraf abdusens (motorik), menuju satu otot mata, yaitu rektus lateralis (Pearce,
2008).
7. Saraf fasialis. Saraf ini terutama motoric untuk otot – otot mimik (pada wajah)
dan kulit kepala. Juga merupakan saraf sensorik yang menghantarkan rasa
pengecap dari lidah (Pearce, 2008).
8. Saraf pendengaran atau nervus akustikus (sensorik) untuk pendengaran, dan
nervus kokhlearis, saraf yang sesungguhnya untuk pendengaran, dan nervus
vestibularis, yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh (Pearce, 2008).
9. Nervus glosso – faringeics mengandung serabut motoric dan sensorik. Serabut
motorik menuju salah satu otot konstriktor farinx, sementara sekreto – motorik
menuju kelenjar parotis, dan saraf sensorik menuju posterior ketiga pada lidah
dan sebagaian palatum lunak (Pearce, 2008).
10. Nervus Vagus terdiri dari serabut motoric dan sensorik (Pearce, 2008).
11. Nervus aksesorius. Saraf ini terbelah menjadi dua bagian : yang pertama
menyertai vagus menuju larynx dan farinx, yang kedua adalah saraf motorik
yang menuju otot sterno – mastoid (nervus sterno – kleido - mastoideus) dan
otot trapezius (Pearce, 2008).
12. Nervus hipoglosus (motorik)menuju otot lidah (Pearce, 2008).
11. Syaraf spinal
Syaraf spinal tidak ,mempunyai nama khusus, tetapi hanya dinomori menurut
kedududkan kolumna spinalis tempat munculnya dari cavum spinalis. Yaitu, ada
delapan cervicalis, dua belas thoracalis, lima lumbalis, lima sacralis, dan satu
pasang coccygis dari syraf spinalis. Syaraf cervicalis pertama mucul pada ruang
antara os occipitale dengan ruas pertama vertebra cervicalis, sedangkan sisanya
dan semua syaraf thoracalis keluar dari cavum spinalis sejajar melalui foramina
intervertebralis dari vertebrae yang sesuai(Basoeki, 1988).
Setelah masing – masing syaraf spinal muncul dari cavum spinalis ia masih
memisah menjadi dua. Cabang utama, yaitu rami anterior dan rami posterior.
Kemudian rami posterior dibagi menjadi syaraf yang lebih kecil yang melanjut
menuju otot dan kuliat permukaan posterior kepala, leher, dan tubuh. Rami
anterior dibagi menjadi bagian lebih rumit lagi, yang membentuk plexus atau
jaringan kerja komplex. Misalnya serabut – serabut dari cervicalis keempat dan
syaraf thoracalis pertama mengadakan intermix membentuk pola yang disebut
plexus brachialis. Yang muncul dari plexus ini adalah syaraf – syaraf lebih kecil
yang melahirkan nama – nama deskriptif lokasinya,seperti syaraf median,syaraf
musculocutaneous, dan syaraf ulnaris. Plexus brachialis terletak di daerah
bahudari leher sampai axilla(Basoeki, 1988).
Semua syaraf spinal adalah syaraf yang secara mikroskopis terdiri dari banyak
serabut sensoris(dendrit) dan banyak serabut motoris(axon). Beberapa serabut
motoris menggiatkan otot polos atau kelenjar, yang lain menggiatkan otot kerangka.
Yang terakhir sebagai serabut volunter atau somatik, sedangkan serabut yang
menuju otot polos atau kelenjar disebut serabut involunter, atau viseral. Serabut
motoris volunter pada syaraf spinal adalah axon neuron yang dendrit dan badan
selnya terletak di kolumna gresia anterior dari corda. Serabut-serabut otonom
merupakan axon juga tetapi badan selnya terletak pada ganglia otonom
(Basoeki, 1988).
12. Keadaan Aktivitas Otak
Aktivitas otak dimulai dengan tidur. Tidur didefinisikan sebagai suatu
keadaan bawah sadar dimana orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian
rangsangan sensorik atau dengan rangsang lainnya. Dua tipe tidur :
1. Tidur gelombang lambat, sebab pada tipe ini gelombang otaknya sangat lambat.
2. Tidur dengan gerak cepat mata (rapid eye movement sleep) sebab pada tipe tidur
ini mata begerak dengan cepat meskipun orang tersebut tidur. Selama tidur,
episode tidur REM timbul secara periodic dan meliputi sekitar 23 % dari seluruh
masa tidur dan pada orang dewasa muda, normal, terjadi tiap 90 menit
(berhubungan dengan mimpi yang hidup)
Gelombang Otak
Perekaman listrik dari permukaan otak atau dari permukaan luar kepala dapat
menunjukkan adanya aktivitas listrik yang terus menerus timbul dalam otak.
Intensitas dan pola aktivitas listrik sangat ditentukan oleh besarnya derajat eksitasi
otak sebagai akibat dari keadaan tidur dan keadaan siaga. Gelombang yang
terekam dalam potensial listrik disebut gelombang otak dan seluruh perekaman
disebut elektroenchepalogram.
Intensitas gelombang otak pada permukaan kulit kepala berkisar sekitar
0 – 200 µvolt. Sifat gelombang ini sangat bergantung pada besarnya aktivitas
korteks cerebrum dan gelombang otak jelas mengalami perubahan pada keadaan
siaga, tidur, dan koma.
Keadaan yang lainnya dapat terjadi pada orang normal dan dapat
diklasifikasikan sebagai gelombang alfa, beta, teta, dan delta.
1. Gelombang alfa
Merupakan gelombang irama yang timbul pada frekuansi antara 8 dan 13 per
detik, dijumpai pada rekaman EEG pada orang dewasa normal seaktu
bangun dalam keadaan normal
2. Gelombang beta
Timbul pada frekuensi lebih dari 14 putaran per detik dan dapat setinggi 80
putaran per detik. Gelombang ini selalu terekam dari region parietal dan
region frontal kulit kepala.
3. Gelombag teta
Mempunyai frekuensi antara 4 dan 7 putaran per detik. Gelombang ini
timbul di region parietal dan temporal anak – anak.
4. Gelombang delta
Meliputi semua gelombang EEG di bawah 3,5 putaran per detik. Gelombang
ini terjadi pada saat tidur nyenyak, pada bayi dan pada penyakit organik otak
yang parah.
C.MEMORI
Memori adalah hasil dari perubahan kemampuan penjalaran sinaptik dari suatu
neutron ke neutron berikutnya sebagai akibat dari aktivitas neural sebelumnya.
Tiga prinsip memori :
1. Storage atau penyimpanan
Terjadi beberapa tahap dan secara kontinu berubah
2. Processing attau pemrosesan
Dilengkapi dengan hippocampus dan struktur di sekelilingnya
3. Memory traces atau jejak – jejak ingatan
Klasifikasi Ingatan
1. Ingatan jangka pendek
Merupakan ingatan yang berlangsung beberapa detik atau paling lama beberapa
menit
2. Ingatan jangka panjang
Merupakan ingatan yang sekali disimpan dapat diingat kembali selama bertahun
– tahun kemudian atau bahkan seumur hidup
D.. PERBEDAAN SISTEM SARAF DAN SISTEM ENDOKRIN
Sistem saraf dan endokrin adalah dua sistem kontrol utama pada tubuh.Sistem
saraf, melalui transmisi cepat impuls listrik, secara umum mengkoordinasikan
aktivitas – aktivitas tubuh yang cepat misalnya gerakan otot.Sistem saraf pusat
meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula-
spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang
sangat penting maka perlu perlindungan. Sistem endokrin yang mensekresikan
hormone ke dalam darah untuk mempengaruhi tempat – tempat yang jauh, terutama
mengontrol aktivitas metabolik dan aktivitas lain yang lebih memerlukan durasi
daripada kecepatan, misalnya mempertahankan kadar glukosa darah. Sistem
endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
memengaruhi organ-organ lain (Snell, 2006).
Persamaan dari keduanya adalah dapat mengubah sel sasaran (tempat
kerja) dengan mengeluarkan sel perantara kimia (neurotransmiter untuk sel
saraf, hormone untuk sel endokrin), yang berinteraksi secara tertentu dengan
reseptor spesifik sel sasaran.Secara anatomi, sistem saraf dan endokrin cukup
berbeda.Pada sistem saraf, setiap sel saraf berujung secara langsung di sel
sasaran spesifiknya. Jadi sistem saraf memiliki kabel dalam suatu cara yang
sangat spesifik menjadi jalur – jalur anatomis tertentu yang sangat terorganisasi
untuk menyalurkan sinyal dari satu bagian tubuh ke bagian lain(Snell, 2006)..
Informasi
Informasi dibawa di sepanjang rangkaian neuron ke tujuan yang diinginkan melalui
perambatan potensial aksi. Sedangkan sistem endokrin bekerja tanpa kabel yang berarti
bahwa kelenjar – kelenjar endokrin tidak secara anatomi berhubungan dengan sel
sasaran mereka.Zat perantara kimiawi endokrin disekresikan ke dalam darah dan
mengalir ke tempat – tempat sasaran yang jauh.Kelenjar endokrin tersebar di seluruh
tubuh. Dari segi fungsional kelenjar – kelenjar ini membentuk suatu sistem karena
semuanya mengeluarkan hormone dan banyak terjadi interaksi di antara berbagai
kelenjar endokrin(Snell, 2006).
(Snell, 2006).
Seluruh sistem saraf yang mempersarafi semua otot rangka dalam tubuh
(neuron motorik) menggunakan neurotransmitter yang sama, asetikolin (ACh),
dan semua otot rangka memiliki reseptor ACh komplementer. Pada saat kita
menggerakkan tangan kita, dengan sendirinya ACh dikeluarkan dari neuron –
neuron motorik yang secara spesifik berhubungan dengan otot – otot yang
mengontrol tangan kita(Snell, 2006).
E. BEBERAPA APLIKASI KERJA SISTEM SARAF
1. GERAK REFLEKS
Gerak refleks adalah gerakan pintas ke sumsum tulang belakang. Ciri
refleks adalah respons yang terjadi berlangsung dengan cepat dan tidak disadari.
Lengkung refleks adalah lintasan terpendek gerak refleks. Neuron konektor
merupakan penghubung antara neuron sensorik dan neuron motorik.
Jaringan saraf terdiri dari 3 komponen yang mempunyai struktur dan fungsi
yang berbedam yaitu sel saraf (neuron) yang mampu menghantarkan impuls, sel
schwann yang merupakan pembungkus kebanyakan akson dari sistem saraf perifer
dan sel penyokong yang merupakan sel yang terdapat diantara neuron dari sistem
saraf pusat.Rangkaian jalur saraf yang terlibat dalam aktifitas refleks disebut
lengkung refleks, yang terdiri atas 5 komponen dasar, yaitu :
Reseptor
Saraf eferen
Pusat pengintegrasi
Saraf eferen
Efektor
2. KONDISI BANGUN DAN TIDUR
Kondisi bangun adalah keadaan kesadaran akan dunia luar. Sebaliknya, tidur
adalah kondisi ketika seseorang teta menerima stimulasi eksternal namun tidak
menyadari keberadaan stimulasi tersebut. Tidur dan bangun menghasilkan pola
aktivitas listrik otak yang berbeda yang dapat direkam dalam
elektroensefalogram(EEG). Semakin sedikit aktivitas mental yang dilakukan
akan semakin sikron gelombang otak dalam EEG(Campbell,2004).
Ketika seseorang yang sehat berbaring diam dengan mata tertutup, maka
gelombang alfa ( lambat dan sikron) lebih dominan. Ketika mata terbuka atau
orang tersebut menyelesaikan suatu permasalahan yang komplek, maka
gelombang beta ( lebih kompleks) yang dengan cepat menggantikan gelombang
alfa; yang menandakan ketikdak sikronan baian-bagian otak(Campbell,2004).
EEG seseorang yang tidur menggambarkan bahwa tidur adalah proses yang
dinamis. Pada tahap awal, gelombang theta ( lebih tidak teratur) sering kali
mendominasi, yang dimana pada kondisi tidur nyenyak seseorang akan
menghasilkan gelombang delta yang lamban dan sikron (Campbell,2004).
Kondisi seseorang tidur dan bangun dikontrol oleh beberapa pusat di serebrum
dan batang otak. Suatu sistem fungsional neuron yang disebut formasi retikuler
melewati bagian pusat batang otak. Satu bagian dari formasi retikuler melewati
bagian pusat batang otak , bagian yang dimaksud yaitu sistem aktivitas retikuler
(RAS), yang dimana mengatur keadaan tidur dan bangun. RAS bertindak sebagai
filter sensoris, yang menyeleksi informasi mana yang akan mencapai korteks, dan
semakin banyak input yang diterima korteks maka seseorang akan menjadi siaga
dan sadar(Campbell,2004).
Pons dan medula mangandung nukleus yang menyebabkan tidur ketika
dirangsang, dan otak tengah mempunyai suatu pusat yang menyebabkan bangun.
Serotonin merupakan neurotransmitter dari pusat penghasil tidur tersebut. Minum
susu debelum tidur dapat merangsang tidur kaena susu mengandung asam amino
triptofan dalam jumlah yang banyak, dima asam amino merupakan suatu
prekursor serotonin (Campbell,2004).
3. LATERAL, BAHASA, DAN BERBICARA.
Daerah asosiasi korteks selebral adalah terlateralisasi; yaitu masing – masing
sisi otak dikhususkan untuk fungsi yang berlainan. Proses yang mendukung
berbicara, bahasa, perhitungan, dan pengelolaan serial yang cepat mengenai
informasi rici, misalnya, terutama terjadi di belahan otak kiri. Belahan otak kanan
menekankan pada keseluruhan kontekm persepsi spasial, dan kemampuan kreatif (
Campbell, 2004)
Pemahaman dan pembentukan bahasa memerlukan beberapa interaksi yang
sangat kompleks antara beberapa daerah asosiasi di belahan otak kiri, sementara
kandungan emosional bahasa yang disampaikan melalui tekanan suara diproses di
daerah asosiasi yang terdapat di belahan otak kanan. Kerusakan pada bagian
belahan orak kiri dapat menyebabkan afasia, yaitu ketidakmampuan untuk
berbicara utuh, yang berbeda – beda (campbell, 2004).
Kemampuan berbahasa memiliki beberapa komponen terpisah yang dikontrol
oleh berbagai bagian korteks (campbell, 2004).
Bahasa adalah suatu bentuk komunikasi kompleks dengan kata – kata yang
secara tertukis atau lisan melambangkan benda dan menyampaikan gagasan.
Bahasa melibatkan integrasi dua kemampuan terpisah, yaitu ekspresi dan
pemahaman masing – masing berkaitan dengan daerah tertentu di korteks. Daerah
primer spesialisasi kortikal untuk bahsa adalah daerah broca dan wenicke. Daerah
broca, yang bertanggung jawab untuk kemampuan berbicara, terleteak di lobus
frontalis kiri dan berkaitan erat dengan daerah motorik korteks yang mengontrol
otot – otot yang pernting untuk artikulasi ( sherwood, 2007 ).
Daerah wernicke, yang terletak di koterks kiri pada pertumuan lobus – lobus
parietalis, temporalis, dan oksipitalis, berhubungan dengan pemahaman bahasa.
Daerah ini berperan penting dalam pemahaman bahasa baik tertulis maupun lisan.
Selain itu, daerah ini bertangggung jawab untuk memfomulasikan pola
pembicaraan koheren yang disalurkan melalui seberkas serat ke daerah borca,
kemudian mengontrol artikulasi pembicaraan ini. Daerah wercike menerima
masukan dari korteks visual di lobus oksipitalis, suatu jalur yang penting dalam
pemahaman membaca dan menjelaskan suatu benda yang tampak, serta dari
korteks auditorius di lobus temporalis, suatu jalur yang penting untuk memahami
bahasa lisan (sherwood, 2001).
Karena berbagai asek bahasa terletak di daerah – daerah korteks yang
berlainan, kerusakan di daerah tertentu dapat menyebabkan gangguan bahasa
selektif. Kerusakan daerah broca menyebabkan kegagalan pembentukan kata,
walaupun pasien masih dapat mengerti kata lisan atau tertulis. Para individu
tersebut mengetahui apa saja yang hendak ,ereka katakan, tetapi tidak mampu
mengekspresikan diri mereka. Walaupun mereka dapat menggerakan bibir dan
lidah, mereka tidak dapat melakukan perintah motorik secara benar untuk
mengartikulasi kata – kata yang mereka ingin sampaikan. Sebaliknya, pasien
dengan lesi di daerah wernicke tidak dapat mengerti kata – kata yang mereka
dengar atau lihat. Mereka mampu berbicara dengan lancar, walaupun kata – kata
yang mereka ucapkan dengan sempurna tidak memiliki arti. Mereka tidak dapat
mengaitkan arti dengan kata atau memilih kata – kata yang tepat untuk
menyampaikan fikiran mereka. Gangguan bahasa semacam itu disebabkan oleh
kerusakan daerah korteks spesifik yang dikenal sebagai afasia ( sherwood, 2001).
Setiap hemisfer sedikit banyak memiliki spesialisasi dalam jenis aktivitas
mental yang terbaik dapat dilakukan. Hemisfer serebrum kiri unggul dalam
melaksanakan tugas logis, analistis, sekuensial, dan verbal, misalnya matematika,
pembentukan bahasa, dan filsafat. Sebaliknya , hemisfer asebrum kanan unggul
dalam keterampilan non bahasa, terutama persepsi spasial, kemampuan artistik,
dan musik. Sementara hemisfer kiri cenderung mengolahninformasi dengan cara
fragmenter, hemisfer kanan memadang dunia secara holistis. Dalam keadaan
normal, di antara kedua hemisfer terjadi penukaran informasi yang luas, sehingga
mereka saling melengkapi, tetapi pada banyak orang keterampilan yang berkaitan
dengan salah satu hemisfer tampaknua berkembang lebih kuat. Dominasi hemisfer
kiri cenderung dikaitkan dengan “ pemikir”, sedangkan dominasi hemisfer kanan
dikaitkan dengan “pencipta” (Sherwood, 2001).
4. EMOSI
Beberapa hipotesis mengusulkan bahwa emosi dihasilakn oleh umpan balik
organ dan otot tubuh ke SSP. Kemudian muncul hipotesis yang menyatakan
bahwa perdepsi informasu sensoris pleh otak pertama- tama akan menghasilkan
pengalaman emosi, kemudian ekspresi emosi, seperti penigkatan denyut dan
wajah yang memerah. Manusia cenderung memiliki pengalaman emosi dan
ekspresi yang sangat individual. Stinulus yang memicu kemarahan pada seseorang
bisa jadi tidak mempunyai efek serupa pada orang lain. Beberapa emosi manusia
bertanggung pada kelompok fungsional nucleus dan saluran akson yang saling
berhubungan di SSP yang disebut system limbic. System lymic dihubungkan
dengan daerah korteks serebral yang terlibat dalam pembalajaran korteks, bernalar
, dan personalitas. Konsultasi antara pusat otak bagian atas dengan system limbic
sangat penting dalam formulasi emosi ( Campbell, 2004).
5. KESADARAN
Satu hipotesis central mengenai kesadaran bahwa kesadaran adalah satu ciri
otak yang muncul tanpa terduga, dan melibatkan kerjasaman daerah ekstensif di
korteks serebral secara bersama. Fungsional neutron membangkitkan pemikiran
kesadaran, keduanya juga terlibat dalam tugas – tugas yang kurang kompleks dan
lebih spesifik. Beberapa neutron misalnya bisa mengindra stimulus internal dan
eksternal, dan lainnya bisa memfomulasikan sinyal perintah ke sekelompok otot
rangka, sementara kedua kelompok tersebut bekerjasama untuk memformulasikan
suatu kesadaran akan sensasi dan respon otot (campbell, 2004)
6. MEMORI DAN PEMBELAJARAN
Memori yang sangat penting untuk pembelajaran adalah kemampuan untuk
menyimpan dan mendapatkan kembali informasi yang berkaitan dengan
pengalaman sebelumnya. Memori manusia terbentuk melalui 2 tahapan. Memori
jangka pendek dan memori jangka panjang (campbell, 2004)
Ketika anda mendapatkan pemahaman dan pengetahuan terhadap suatu fakta
dengan menghafal tanggal, definisikata, bagian otak, dan informasi lain, mengenai
fakta tersebut dapat secara sadar dan spesifik didapat kembali dan simpanan data
memori jangka panjang anda. Memori keterampilan umumnya melibatkan
aktivitas motoris yang dipelajari secara berulang – ulang tanpa kesadaran
mengingat informasi spesifik (campbell, 2004).
Sinyal sensoris dari mata akan menuju pusat penglihatan di lobus okspital otak,
dimana persepsi visual terbentuk. Sinyal sensoris melewati filter sensoris otak
yaitu formasi retikuler, kebagian hipotalamus dan system lembic,dan ke pusat
otak yang lebih tinggi di otak depan, termasuk korteks prefontal. Jalur tersebut
diselesaikan ketika impuls kembali kepusat penglihatan kortikal tempat persepsi
pertama terjadi (campbell, 2004).
F. DAFTAR PUSTAKA
Basoeki, S., 1998, anatomi dan fisiologi manusia, 129 – 196, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Campbell, N.A., dkk., 2004, Biology, edisi kelima, jilid III, 200 – 229, Erlangga,
Jakarta.
Idel, A., 2000, Biologi Dalam Kehidupan Sehari – hari, 140 – 160, Gitamedia
Press, Jakarta.
Isnaeni, W., 2006, Fisiologi Hewan, 101 – 124, Kanisius, Yogyakarta
Junqueira, C., 2003, Histologi Dasar, 121 – 134, EGC, Jakarta
Sherwood, L., 2001, Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem, edisi 2, 103 – 146,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Snell, R.S., 2006, Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran, edisi 6, EGC,
Jakarta.
Soelowo, dkk., 1994, Fisiologi Hewan, 79-85, Penerbit UT, Jakarta
Syaifuddin, H., 2006, Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan, Edisi 3,
274 – 281, EGC, Jakarta
Kartolo, S. W., 1993, Prinsip – prinsip fisiologi Hewan, 71 – 85, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta