document7

1
7/18/2019 7 http://slidepdf.com/reader/full/7563dba5f550346aa9aa508b5 1/1 HALAMAN 7 layouter: triongko Geografi Semakin Membingungkan Halaman HORIZON me- nampung segala pemikiran dengan tema apa saja. Yang berminat menyampaikan ga- gasannya secara menda- lam, silakan kirim naskah ke [email protected]. Panjang naskah maksimal 5.000 karakter. Cantumkan alamat lengkap dan nomor rekening Anda. RADAR SURABAYA MINGGU, 2 NOVEMBER 2014 HIMPUNAN PENGUSAHA MUDA INDONESIA (HIPMI) JAWA TIMUR Berbisnis Lebih Menarik daripada Jadi PNS atau Karyawan Naik Haji Cukup Satu Kali MUKTAMAR akbar manusia sejagat bersebut Haji telah rampung. Berjuta-juta jamaah haji berangsur-angsur pulang ke negaranya masing- masing. Hampir-hampir ketika ditanya tentang Tanah Suci, semua jamaah haji tebersit rasa bersedih dan berat hati meninggalkan dua kota suci: Mekah dan Madinah. Tersembul kerinduan mendalam untuk kembali lagi dan beribadah selama mungkin. Membaca buku ini rasanya menjadi terpantik kerinduan mendalam bercita lekas menunaikanhaji atausetidaknyaberumrah. Terpapar banyak keterangan bersumber dari hadis ataupun keterangan laku sahabat (atsar ) yang merujuk banyak keutamaan lokus Mekah-Madinah. Sama-sama menunaikan Shalat, namun bila dilaksana- kan di Masjidil Haram bakal menuai seratus ribu pahala ketimbang shalat di masjid lain. Begitupun dengan mengecup Hajar  Aswad (batu hitam), Thawaf, serta Sa’i. Selain berpahala, semua amalan tersebut hanya bisa dilakukan di Mekah pula. Sedangkan di Madinah, para jamaah bisa berziarah ke makam Nabi Muhammad saw. Makam Nabi Saw yang berada di dalam Masjid Nabawi  juga berdekatandenganRaudlah; tempat mustajab untuk berdoa. Di kota suci itu, terdapat banyak situs bersejarah. Tersebut Jabal Uhud; para jamaah bisa menziarahi makam para syuhada. Napak tilas berikutnya merujuk pada Jabal Rahmah; bukit yang digunakan jamaah untuk berdoa memohon jodoh. Boleh jadi parameter-parameter inilah yang membuat para jamaah merasa tidak bosan ingin berhaji lagi. Menariknya, buku terjemahan ini juga mengisahkan laku Nabi Saw yang kiranya wajib diteladani. Setelah laku Hijrah Nabi Saw atau pascaFathul Makkah, Nabi Saw dalam beberapa riwayat disebut hanya berhaji sekali (halaman: 21). Ketika ditanya sahabat berapa kali seseorang berkewajiban berhaji, Nabi Saw menjawab hanya sekali seumur hidup. Dari sinilah buku ini mensajikan perimbangan: di satu sisi seperti mengompori agar sesering berhaji, di sisi lain tersirat untuk meneladani laku Nabi Saw tersebut. Pensyariatan kewajiban haji pada 6 H. Namun, Nabi Saw baru bisa berhaji pada 10 H —dan tahun berikutnya beliau wafat. Berarti Nabi Saw punya kesempatan berhaji lebih dari sekali. Jarak Mekah dan Madinah pun tak sampai lima ratus kilometer. Toh, Nabi Saw nyatanya lebih disibukkan oleh urusan ibadah sosial macam menyantuni kalangan papa dan anak yatim korban perang. Termuat juga hikayat “haji gagal” Abdullah bin Mubarak. Berniat berhaji dengan membawa segala perbekalan, tatkala di tengah perjalanan, Abdullah menjumpai perempuan yang saking  melaratnya sampai memakan bangkai binatang. Abdullah lantas memberikan semua bekalnya dan mengurung- kan pergi berhaji (halaman: 58). Di sinilah arti penting kesalehan ritual- individual idealnya merembes pada laku kesalehan sosial. Maka, sepulang berhaji, kerinduan pada Mekah kiranya bisa diganti dengan kerinduan menyantuni fakir-miskin seperti laku Nabi Saw. Buku ini memang hanya menyajikan dalil-dalil keutamaan haji dan umrah. Namun, dengan demikian justru menjadi titik lemah buku karena lebih dari 90 persenisinyahanyamenyajikanhadismaupunatsar layaknyabukukumpulan hadis. Pun, ditambah minimnya uraian Imam Zaenul dalam mengomentari maksud sebuah hadis sebagai keterangan penjelas. Di tengah rata-rata lama antrean haji mencapai belasan tahun, memang perlu diwujudkan aturan pembatasan haji sekali seumur hidup. Haji yang dilakukanberkali-kali dalam konteks Indonesiasaat ini (kondisi perekonomian umat dan lama antrean) bisa jadi sebuah bentuk pemborosan dan penzalimanpadacalonjamaahhajilain.Haji berkali-kalijugaberkemungkinan hanya menuruti hasrat nafsu semata. Siapkan Diri Hadapi MEA SURABAYA–Tahun depan Jawa Timur (Jatim) akan menghadapi tan- tangan besar. Tantangan itu berupa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dengan adanya MEA 2015, maka masyarakat Jatim dituntut untuk me- miliki kualitas yangmumpuni. Kualitas yang mumpuni itu dibutuhkan untuk menghadapi persaingan dengan sum- ber daya manusia (SDM) dari negara lain. Dunia usaha pun juga tidak luput dari persaingan berat tersebut. Himpunan Pengusaha Muda In- donesia (Hipmi) Jawa Timur sebagai organisasi yang mewadahi para pe- ngusaha, merasa ikut memiliki tang- gung jawab untuk menghadapi tan- tangan semacam itu. Ketua HIPMI Jatim Giri Bayu Kusumah meng- ungkapkan, untuk mengahadapi era MEA yang akan dimulai pada tahun depan, pihaknya sudah melakukan berbagai persiapan. Termasuk de- ngan membuat sejumlah program kerja. Membantu mendorong pertum- buhan jumlah pengusaha muda baru. “Caranya dengan membantu akses permodalan dan standarisasi atau Sekilas memang terlihat cukup mudah untuk menjadi seorang pengusaha. Namun, dalam perjalanannya, tidak sedikit dari mereka yang ingin mencoba menjadi pengusaha mengalami sejumlah hambatan, bahkan kegagalan. TRIK atau cara menjadi pe- ngusaha sukses dalam mengata- si hambatan dan menghindari ke- gagalan merupakan materi yang sering dibahas dalam pertemuan- pertemuan yang diadakan oleh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jawa Timur. Langkah itu dilakukan oleh asosiasi pengusaha ini agar mam- pu mencetak pengusaha-pe- ngusaha baru yang andal. Wakil Ketua HIPMI Jatim Ri- ko Abdiono mengatakan mereka yang baru memulai upayanya un- tuk menjadi seorang pengusaha memang akan selalu mengalami cobaan yang serius. Menurutnya, hal itu seolah sudah menjadi sebuah garis yang harus dilalui oleh siapa saja yang ingin men-  jadi pengusaha. Oleh karena itu, mereka yang tergabung dalam Hipmi sering berkumpul bersama untuk me- mecahkan masalah itu. Caranya, dengan saling membagikan pe- ngalamannya masing-masing ke- pada anggota yang lain. “Ki- sahnya ada banyak, ada yang awalnya kesulitan modal, ada ju- ga yang mengalami masalah pe- masaran, produksi, pokoknya ba- nyak,” kata Riko lalu tersenyum. Mereka yang saling berbagi ki- sah itu kemudian saling mengam- bil manfaat. Maksudnya, pe- ngusaha yang belum mengalami hambatan, atau kegagalan seperti pengusaha yang menuturkan ki- sah, pasti bisa melakukan persi- apan terlebih dahulu. “Jadi, kalau mereka menemui kegagalan sema- cam itu di kemudian hari, pasti bisa mengatasinya,” tuturnya. Bapak dua orang ini mengata- kan, untuk menjadi seorang pe- ngusaha pada dasarnya gam- pang-gampang susah. Namun, asalkan terdapat niatan dalam hati, maka kesulitan sebesar apa- pun pasti bisa dilalui. “Intinya dicoba dulu, jangan mudah me- nyerah, kalau ada kesulitan ma- ka sering-sering berbagai cerita dengan pengusaha lainnya, siapa tahu mendapatkan solusi yang tepat,” urainya. Ketika ditanya mengenai po- tensi pertumbuhan pengusaha muda di Jatim, Riko menegas- kan Jatim sebenarnya memiliki potensi yang bagus. Hal itu di- buktikan dengan semakin ba- nyaknya anak muda yang terta- rik untuk berbisnis. “Cukup membanggakan, bisnis rupanya lebih menarik buat mereka, da- ripada menjadi PNS atau karya- wan,” ujarnya. Oleh karena itu, Riko berha- rap tren positif itu terus diperta- hankan, bahkan ditingkatkan. Tujuannya, agar pertumbuhan serta pemerataan perekonomian di Jatim menjadi lebih cepat. “Tapi itu bukan hanya menjadi tanggung jawab dari HIPMI Jatim saja, melainkan semua pihak, termasuk pemerintah dan para pengusaha yang telah sukses,” pungkasnya. (jan/hen) JANUAR ADI SAGITA CETAK PENGUSAHA BARU: Pengurus Hipmi Jawa Timur foto bersama bersama Gubernur Jatim Soekarwo. Hipmi bertekad akan terus mencetak pengusaha muda baru untuk menciptakan dunia kerja baru. sertifikasi UKM dan pengusaha baru yang disinergikan dengan Pemprov Jatim,” ungkapnya. Selain itu, HIPMI juga akan mela- kukan sinergisitas dengan semua stakeholder  yang terkait. Dalam hal ini adalah Kamar Dagang dan Industri (Kadin),PemprovJatim,Pemkab/Pem- kot, serta pihak swasta. Giri me- nuturkan, langkah itu akan diambil oleh Hipmi Jatim, karena dia sadar tugas seberat itu tidak dapat dilakukannya sendiri. Sehingga, Hipmi Jatim kemu- dian berusaha melakukan kerja sama dengan semua pihak yang terkait. “Ka- lau sinergisitas sudah dilakukan de- ngan berbagai pihak, maka kami sa- ngat yakin tugas kami akan menjadi lebih ringan,” ungkapnya. Langkah strategis lainnya yang akan ditempuh adalah dengan mendorong terjadinya pemerataan pembangunan di seluruh Jatim. Pe- merataan itu dilakukan dengan cara memberdayakanmasyarakat melalui dana-dana dari perusahaan, pe- merintah, atau BUMN, melalui Cor-  porate Social Responsbility  (CSR). Dalam hal ini HIPMI Jatim akan berperan sebagai fasilitator untuk memberikan pendidikan kepada pe- ngusaha muda, dan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang memiliki po- tensi bagus. Giri menambahkan, organisasinya  juga mendorongagarPemprov Jatim memberikan kemudahan, serta kepastian terhadap izin-izin investasi para pengusaha, baik yang sudah mapan maupun yang baru memulai- nya. “Termasuk tentang UMK buruh, karena kalau semuanya ada kepas- tian, maka iklim investas, dan bisnis di Jatim juga akan bagus,”ujarnya. Dengan berbagai langkah itu, Giri yakin Jatim mampu menghadapi MEA 2015. Terlebih saat ini pertumbuhan pengusaha muda juga cukup bagus. Salah satu indikatornya adalah banyak- nya pengusaha muda yang bergabung dengan Hipmi Jatim. “Sampai saat ini anggota kami sudah mencapai 6.000 pengusaha muda, dimana rata-rata usianya berkisar antara 19 hingga 39 tahun, dan yang menjadi pengurus ada 99 orang,” terangnya. (jan/hen) IKUT TANGGUNG JAWAB: Anggota Hipmi Jawa Timur siap memberikan dukungan dalam menghadapi tantangan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN. JANUAR ADI SAGITA  JUDUL BUKU: RINDU MELANGKAH KE TANAH SUCI  PENULIS: IMAM ZAINUL ABIDIN MAR’I  PENERBIT: TINTA MEDINA, SOLO  CETAKAN: JULI, 2014  ISBN: 978-602-257-931 embahas geografi pasti tidak akan jauh dengan kata wilayah, jarak, pe- ta, dan semua hal yang berhubungan dengan bumi. Geo- grafisendirimemangsebuahbidang keilmuwan yang mempelajari tentang bumi. Kata geografi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu  gÍ (“Bumi”) dan graphein  (“menulis”, atau “menjelaskan”). Melihat dari arti geografi sendiri yaitu menu- liskan dan menjelaskan tentang bu- mi. Semakin lama, bidang keilmu- wan geografi semakin berkembang, sebagai ilmu yang berhubungan dengan berbagai disiplin ilmu ten- tunya ilmu geografi semakin dipe- lajari dan terciptalah disiplin keilmuwan baru. Seperti Geofisiki, Geologi, Demografi, Hidrogeografi, Biogeografi dan berbagai disiplin ilmu lainnya. Hal ini wajar, sebab geografi adalah ilmu yang mem- pelajari bumi dan bumi adalah ba- gian dari alam semesta, terutama makhluk hidup yangsemuanyaada di bumi. Dalam ilmu geografi bumi dibagi dengan tujuh benua yaitu Asia,  Afrika, Eropa, Australia, Amerika Utara,AmerikaSelatandanAntarti- ka. Setiap benua memiliki batas- batas tertentu yang memisahkan antar kawasan. Setiap benua tersebut dibagi beberapa kawasan, seperti benuaAsiayangdibagi enam kawasan yaitu Asia Barat, Asia Tengah, Asia Timur, Asia Selatan,  AsiaUtara,danAsiaTenggara.Nah, dari pembagian wilayah Asia tersebut dibagi dengan beberapa negara, kecuali Asia Utara hanya satu negara yaitu Rusia (wilayah Siberia). Begitu pula dengan benua lainnyayangmemilikisubkawasan. Di setiap sub kawasan tersebut dibagilagimenjadibeberapanegara, sepertikawasanAsiaTenggarayang terdiri dari sebelas negara. Pemba- giansetiapnegara-negaradiseluruh dunia ini salah satunya disebabkan oleh politik yang sangat mempenga- ruhi setiap batas wilayah suatu ne- gara. Bermula dari politik inilah pembagian setiap kawasan bisa ber- ubah sehingga batas-batas wilayah bisa kabur dan kadang tak pasti. yang secara Geografis benar-benar masuk wilayah Eropa hanyalah Istambul salah satu kota terpen- ting di Turki. Faktor letak ibu kota juga mem- pengaruhipengelompokansuatune- gara ke suatu benua. Seperti Rusia yang beribu kota Moskow yang le- taknya di Eropa maka Rusia lebih dikenal masuk benua Eropa. Selain itu Rusia juga anggota Uni Eropa. Padahal jauh sebagian besar wila- yahnya berada di benua Asia. Bah- kan, dalam berbagai even olahraga antar negara di Asia, Rusia dan Turki tidak berpartisipasi karena sudah menjadi bagian dari Eropa. Industri perfilman juga mempe- ngaruhi faktor sebutan dalam geografi, seperti film Korea, China, dan Jepang akan digolongkan pada film Asia. Sedangkan film India punya nama tersendiri yaitu Bolly- wood, tidak dinamakan film Asia padahal India juga Asia. Bahkan memiliki sebutan Anak Benua atau  AsiaMuka. Begitupuladenganfilm- film Arab maka akan digolongkan filmArabatauTimurTengahbukan film Asia. Hal ini wajar, sebab kawasan negara-negara Arab atau Timur Tengah meliputi Asia Barat dan Afrika Utara. Penjelasan di atas hanya sebagi- an kecil dari perkembangan ilmu geografi yang dipengaruhi oleh berbagai disiplin ilmu, seperti po- litik, ekonomi, sosial budaya dan sebagainya yang semakin pesat dan membingungkan. Meskipun mem- bingunkan, hal ini menambah pe- ngetahuan dan wawasan, sehingga meskipun membingungkan men-  jadi suatu keindahan. Meski pun wilayahnya tidak ber- pindah ke tempat lain. Dari politik inilah suatu kawasan yangseharus- nya masuk pada wilayah tertentu tapi malah dimasukan ke wilayah lainnya. Sehingga hal ini menjadi membingungkan. Selain itu ada juga wilayah dalam suatu negara yang seharus- nya masuk pada benua tertentu tapi karena fak- tor politik maka dimasukkan ke benua lain, se- perti pulau Cocos dan Kepulauan Krismas di sebe- lah Selatan Pulau Jawa. Kedua kepu- lauan tersebut se- harusnya masuk pada wilayah Asia Tenggara karena secara geografis dan demografis lebih dekat ke  AsiaTenggara. Namun, karenafak- tor politik wilayah ini masuk ka- wasan benua Australia, karena me- mang dibawah kendali Australia. Hal ini sama dengan Papua yang masuk wilayah Indonesia. Dalam pembagian benua seharusnya di- masukan ke wilayah Osenia (Aus- tralia). Hal ini bisa dilihat dari ke- samaan flora dan fauna di daerah tersebut serta letak geografis dan demografis yang lebih dekat dengan penduduk Asli Australia (Aborigin) dan penduduk Selandia Baru (Ma- ori). Namun, karena faktor politik Papua yang masuk wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesua (NKRI)makadimasukkankebenua  Asia. Masuknya wilayah Papua ke wilayah Indonesia disebabkan ke- samaannasibsebagaibekaswilayah  jajahan Belanda dan kesamaan cit- a-cita sehingga seluruh komponen bangsaIndonesiabersatumeskipun berbeda-bedauntukmenjadibangsa yang maju dan sejahtera. Tak hanya faktor politik, faktor budaya juga mempengaruhi pem- bagian suatu wilayah. Seperti di kawasan AsiaTenggarayangdibagi dengan Asia Tenggara Daratan (ATD) dan Asia Tenggara Maritim (ATM). Malaysia yang secara geo- grafis bisa masuk ke Asia Tenggara Daratan dan Asia Tenggara Mari- tim karena wilayahnya memang berada di dua kawasan tersebut, tapi dimasukan ke wilayah Asia Tenggara Maritim dengan alasan budaya Malaysia yang lebih dekat ke dengan negara-ne- gara Asia Tenggara Maritim. Faktor budaya ju- ga mempengaruhi pembagian suatu benua,sepertipem- bagian benua EropadanAsia. Secara geogra- fis antara Ero- pa dan Asia di- pisahkan oleh pegunungan Ural dan Laut Kaspia. Menurut sebagian ahli geografi wilayah yang dijadikan pemisah antara kedua benua tersebut kurang tepat, sebab laut Kaspia tidak terlalu luas bahkan dikelilingi daratan dan pe- gunungan Ural tidak begitu tinggi.  Yang paling tepat yang menjadi pemisah antara kedua benua tersebut adalah faktor budaya dan ras yang berbeda diantara kedua wilayah tersebut. Jadi tak heran jika Eropa dan Asia disatukan dengan kata Erasia (Eropa dan Asia) ka- rena secara geografis menurut be- berapa ahli memang satu wilayah. Faktor organisasi antar negara  juga sangat mempengaruhi pem- bagian suatu wilayah, seperti wilayah Turki yang saat ini lebih dikenal sebagai bagian dari Eropa, sejak Turki bergabung dengan Uni Eropa. Padahal secara geografis wilayah Turki lebih banyak masuk ke wilayah Asia. Bahkan, Turki memiliki sebutan Asia Kecil. Budaya, Agama, dan Penduduk Turki pun lebih dekat dengan bu- daya Timur Tengah. Wilayah Turki M  Penulis, Mahasiswa Pascasarja- na (S2) Ilmu Komunikasi Universi- tas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Oleh: SIHABUDDIN(* Oleh: MUHAMMAD ITSBATUN NAJIH* *Pegiat buku; alumnus UIN Yogyakarta

Upload: taufiqurrahman

Post on 10-Jan-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

cerpen

TRANSCRIPT

Page 1: Document7

7/18/2019 7

http://slidepdf.com/reader/full/7563dba5f550346aa9aa508b5 1/1

HALAMAN 7

layouter: triongko

Geografi Semakin Membingungkan

Halaman HORIZON   me-nampung segala pemikirandengan tema apa saja. Yangberminat menyampaikan ga-gasannya secara menda-lam, silakan kirim naskah [email protected] naskah maksimal5.000 karakter. Cantumkanalamat lengkap dan nomorrekening Anda.

RADAR SURABAYAMINGGU, 2 NOVEMBER 2014

HIMPUNAN PENGUSAHA MUDA INDONESIA (HIPMI) JAWA TIMUR

Berbisnis Lebih Menarik daripada Jadi PNS atau Karyawan

Naik HajiCukup Satu

Kali

MUKTAMAR  akbar manusia sejagat bersebut Haji telah rampung.Berjuta-juta jamaah haji berangsur-angsur pulang ke negaranya masing-masing. Hampir-hampir ketika ditanya tentang Tanah Suci, semua jamaahhaji tebersit rasa bersedih dan berat hati meninggalkan dua kota suci:Mekah dan Madinah. Tersembul kerinduan mendalam untuk kembali lagi

dan beribadah selama mungkin.Membaca buku ini rasanya menjadi

terpantik kerinduan mendalam bercita lekasmenunaikan haji atau setidaknya berumrah.Terpapar banyak keterangan bersumber dari hadis ataupun keterangan laku sahabat(atsar ) yang merujuk banyak keutamaanlokus Mekah-Madinah. Sama-samamenunaikan Shalat, namun bila dilaksana-kan di Masjidil Haram bakal menuai seratusribu pahala ketimbang shalat di masjid lain.

Begitupun dengan mengecup Hajar  Aswad (batu hitam), Thawaf, serta Sa’i.Selain berpahala, semua amalan tersebuthanya bisa dilakukan di Mekah pula.

Sedangkan di Madinah, para jamaah bisa berziarah ke makam NabiMuhammad saw. Makam Nabi Saw yang berada di dalam Masjid Nabawi juga berdekatan denganRaudlah; tempat mustajab untuk berdoa.

Di kota suci itu, terdapat banyak situs bersejarah. Tersebut Jabal Uhud;

para jamaah bisa menziarahi makam para syuhada. Napak tilas berikutnyamerujuk pada Jabal Rahmah; bukit yang digunakan jamaah untuk berdoamemohon jodoh. Boleh jadi parameter-parameter inilah yang membuatpara jamaah merasa tidak bosan ingin berhaji lagi.

Menariknya, buku terjemahan ini juga mengisahkan laku Nabi Saw yangkiranya wajib diteladani. Setelah laku Hijrah Nabi Saw atau pascaFathul Makkah, Nabi Saw dalam beberapa riwayat disebut hanya berhaji sekali(halaman: 21).

Ketika ditanya sahabat berapa kali seseorang berkewajiban berhaji,Nabi Saw menjawab hanya sekali seumur hidup. Dari sinilah buku inimensajikan perimbangan: di satu sisi seperti mengompori agar seseringberhaji, di sisi lain tersirat untuk meneladani laku Nabi Saw tersebut.

Pensyariatan kewajiban haji pada 6 H. Namun, Nabi Saw baru bisaberhaji pada 10 H —dan tahun berikutnya beliau wafat. Berarti Nabi Sawpunya kesempatan berhaji lebih dari sekali. Jarak Mekah dan Madinah puntak sampai lima ratus kilometer. Toh, Nabi Saw nyatanya lebih disibukkanoleh urusan ibadah sosial macam menyantuni kalangan papa dan anakyatim korban perang.

Termuat juga hikayat “haji gagal” Abdullah bin Mubarak. Berniat berhajidengan membawa segala perbekalan, tatkala di tengah perjalanan, Abdullahmenjumpai perempuan yangsaking  melaratnya sampai memakan bangkaibinatang. Abdullah lantas memberikan semua bekalnya dan mengurung-kan pergi berhaji (halaman: 58). Di sinilah arti penting kesalehan ritual-individual idealnya merembes pada laku kesalehan sosial. Maka, sepulangberhaji, kerinduan pada Mekah kiranya bisa diganti dengan kerinduanmenyantuni fakir-miskin seperti laku Nabi Saw.

Buku ini memang hanya menyajikan dalil-dalil keutamaan haji dan umrah.Namun, dengan demikian justru menjadi titik lemah buku karena lebih dari 90persen isinya hanya menyajikan hadis maupun atsar layaknya buku kumpulanhadis. Pun, ditambah minimnya uraian Imam Zaenul dalam mengomentarimaksud sebuah hadis sebagai keterangan penjelas.

Di tengah rata-rata lama antrean haji mencapai belasan tahun, memangperlu diwujudkan aturan pembatasan haji sekali seumur hidup. Haji yangdilakukan berkali-kali dalam konteks Indonesia saat ini (kondisi perekonomianumat dan lama antrean) bisa jadi sebuah bentuk pemborosan danpenzaliman pada calon jamaah haji lain. Haji berkali-kali juga berkemungkinanhanya menuruti hasrat nafsu semata.

Siapkan Diri Hadapi MEASURABAYA–Tahun depan JawaTimur (Jatim) akan menghadapi tan-tangan besar. Tantangan itu berupaMasyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Dengan adanya MEA 2015, makamasyarakat Jatim dituntut untuk me-miliki kualitas yang mumpuni. Kualitasyang mumpuni itu dibutuhkan untukmenghadapi persaingan dengan sum-ber daya manusia (SDM) dari negaralain. Dunia usaha pun juga tidak luputdari persaingan berat tersebut.

Himpunan Pengusaha Muda In-donesia (Hipmi) Jawa Timur sebagaiorganisasi yang mewadahi para pe-ngusaha, merasa ikut memiliki tang-gung jawab untuk menghadapi tan-tangan semacam itu. Ketua HIPMIJatim Giri Bayu Kusumah meng-ungkapkan, untuk mengahadapi eraMEA yang akan dimulai pada tahun

depan, pihaknya sudah melakukanberbagai persiapan. Termasuk de-ngan membuat sejumlah programkerja. Membantu mendorong pertum-buhan jumlah pengusaha muda baru.“Caranya dengan membantu aksespermodalan dan standarisasi atau

Sekilas memang terlihat cukupmudah untuk menjadi seorangpengusaha. Namun, dalamperjalanannya, tidak sedikit darimereka yang ingin mencobamenjadi pengusaha mengalamisejumlah hambatan, bahkankegagalan.

TRIK  atau cara menjadi pe-ngusaha sukses dalam mengata-si hambatan dan menghindari ke-gagalan merupakan materi yangsering dibahas dalam pertemuan-pertemuan yang diadakan olehHimpunan Pengusaha MudaIndonesia (Hipmi) Jawa Timur.Langkah itu dilakukan olehasosiasi pengusaha ini agar mam-pu mencetak pengusaha-pe-ngusaha baru yang andal.

Wakil Ketua HIPMI Jatim Ri-ko Abdiono mengatakan merekayang baru memulai upayanya un-tuk menjadi seorang pengusahamemang akan selalu mengalamicobaan yang serius. Menurutnya,hal itu seolah sudah menjadisebuah garis yang harus dilaluioleh siapa saja yang ingin men- jadi pengusaha.

Oleh karena itu, mereka yangtergabung dalam Hipmi seringberkumpul bersama untuk me-mecahkan masalah itu. Caranya,dengan saling membagikan pe-ngalamannya masing-masing ke-pada anggota yang lain. “Ki-sahnya ada banyak, ada yangawalnya kesulitan modal, ada ju-ga yang mengalami masalah pe-masaran, produksi, pokoknya ba-nyak,” kata Riko lalu tersenyum.

Mereka yang saling berbagi ki-sah itu kemudian saling mengam-

bil manfaat. Maksudnya, pe-ngusaha yang belum mengalamihambatan, atau kegagalan sepertipengusaha yang menuturkan ki-sah, pasti bisa melakukan persi-apan terlebih dahulu. “Jadi, kalau

mereka menemui kegagalan sema-cam itu di kemudian hari, pastibisa mengatasinya,” tuturnya.

Bapak dua orang ini mengata-kan, untuk menjadi seorang pe-ngusaha pada dasarnya gam-pang-gampang susah. Namun,asalkan terdapat niatan dalamhati, maka kesulitan sebesar apa-pun pasti bisa dilalui. “Intinyadicoba dulu, jangan mudah me-nyerah, kalau ada kesulitan ma-ka sering-sering berbagai ceritadengan pengusaha lainnya, siapa

tahu mendapatkan solusi yangtepat,” urainya.

Ketika ditanya mengenai po-tensi pertumbuhan pengusahamuda di Jatim, Riko menegas-kan Jatim sebenarnya memiliki

potensi yang bagus. Hal itu di-buktikan dengan semakin ba-nyaknya anak muda yang terta-rik untuk berbisnis. “Cukupmembanggakan, bisnis rupanyalebih menarik buat mereka, da-ripada menjadi PNS atau karya-wan,” ujarnya.

Oleh karena itu, Riko berha-rap tren positif itu terus diperta-hankan, bahkan ditingkatkan.Tujuannya, agar pertumbuhanserta pemerataan perekonomiandi Jatim menjadi lebih cepat.

“Tapi itu bukan hanya menjaditanggung jawab dari HIPMIJatim saja, melainkan semuapihak, termasuk pemerintah danpara pengusaha yang telahsukses,” pungkasnya. (jan/hen)

JANUAR ADI SAGITA

CETAK PENGUSAHA BARU: Pengurus Hipmi Jawa Timur foto bersamabersama Gubernur Jatim Soekarwo. Hipmi bertekad akan terus mencetakpengusaha muda baru untuk menciptakan dunia kerja baru.

sertifikasi UKM dan pengusaha baruyang disinergikan dengan PemprovJatim,” ungkapnya.

Selain itu, HIPMI juga akan mela-kukan sinergisitas dengan semuastakeholder  yang terkait. Dalam hal iniadalah Kamar Dagang dan Industri(Kadin), Pemprov Jatim, Pemkab/Pem-kot, serta pihak swasta. Giri me-nuturkan, langkah itu akan diambil olehHipmi Jatim, karena dia sadar tugasseberat itu tidak dapat dilakukannyasendiri. Sehingga, Hipmi Jatim kemu-dian berusaha melakukan kerja samadengan semua pihak yang terkait. “Ka-lau sinergisitas sudah dilakukan de-ngan berbagai pihak, maka kami sa-ngat yakin tugas kami akan menjadilebih ringan,” ungkapnya.

Langkah strategis lainnya yangakan ditempuh adalah dengan

mendorong terjadinya pemerataanpembangunan di seluruh Jatim. Pe-merataan itu dilakukan dengan caramemberdayakan masyarakat melaluidana-dana dari perusahaan, pe-merintah, atau BUMN, melalui Cor- porate Social Responsbility  (CSR).

Dalam hal ini HIPMI Jatim akanberperan sebagai fasilitator untukmemberikan pendidikan kepada pe-ngusaha muda, dan Usaha KecilMenengah (UKM) yang memiliki po-tensi bagus.

Giri menambahkan, organisasinya juga mendorong agar Pemprov Jatimmemberikan kemudahan, sertakepastian terhadap izin-izin investasipara pengusaha, baik yang sudahmapan maupun yang baru memulai-nya. “Termasuk tentang UMK buruh,karena kalau semuanya ada kepas-tian, maka iklim investas, dan bisnisdi Jatim juga akan bagus,”ujarnya.

Dengan berbagai langkah itu, Giriyakin Jatim mampu menghadapi MEA2015. Terlebih saat ini pertumbuhanpengusaha muda juga cukup bagus.Salah satu indikatornya adalah banyak-

nya pengusaha muda yang bergabungdengan Hipmi Jatim. “Sampai saat inianggota kami sudah mencapai 6.000pengusaha muda, dimana rata-ratausianya berkisar antara 19 hingga 39tahun, dan yang menjadi pengurus ada99 orang,” terangnya. (jan/hen)

IKUT TANGGUNGJAWAB: AnggotaHipmi Jawa Timursiap memberikandukungan dalammenghadapitantangandiberlakukannyaMasyarakatEkonomi ASEAN.

JANUAR ADI SAGITA

 JUDUL BUKU:

RINDU MELANGKAH KE

TANAH SUCI

 PENULIS:

IMAM ZAINUL ABIDIN MAR’I

 PENERBIT:

TINTA MEDINA, SOLO

  CETAKAN:

JULI, 2014

  ISBN:

978-602-257-931

embahas geografi pastitidak akan jauh dengankata wilayah, jarak, pe-ta, dan semua hal yang

berhubungan dengan bumi. Geo-grafi sendiri memang sebuah bidangkeilmuwan yang mempelajaritentang bumi. Kata geografi sendiriberasal dari bahasa Yunani yaitu gÍ  (“Bumi”) dan graphein   (“menulis”,atau “menjelaskan”). Melihat dariarti geografi sendiri yaitu menu-liskan dan menjelaskan tentang bu-mi. Semakin lama, bidang keilmu-wan geografi semakin berkembang,sebagai ilmu yang berhubungandengan berbagai disiplin ilmu ten-tunya ilmu geografi semakin dipe-lajari dan terciptalah disiplinkeilmuwan baru. Seperti Geofisiki,Geologi, Demografi, Hidrogeografi,Biogeografi dan berbagai disiplinilmu lainnya. Hal ini wajar, sebabgeografi adalah ilmu yang mem-pelajari bumi dan bumi adalah ba-gian dari alam semesta, terutamamakhluk hidup yang semuanya adadi bumi.

Dalam ilmu geografi bumi dibagidengan tujuh benua yaitu Asia, Afrika, Eropa, Australia, AmerikaUtara, Amerika Selatan dan Antarti-ka. Setiap benua memiliki batas-batas tertentu yang memisahkanantar kawasan. Setiap benuatersebut dibagi beberapa kawasan,seperti benua Asia yang dibagi enamkawasan yaitu Asia Barat, AsiaTengah, Asia Timur, Asia Selatan, Asia Utara, dan Asia Tenggara. Nah,dari pembagian wilayah Asiatersebut dibagi dengan beberapanegara, kecuali Asia Utara hanyasatu negara yaitu Rusia (wilayahSiberia). Begitu pula dengan benualainnya yang memiliki sub kawasan.

Di setiap sub kawasan tersebutdibagi lagi menjadi beberapa negara,

seperti kawasan Asia Tenggara yangterdiri dari sebelas negara. Pemba-gian setiap negara-negara di seluruhdunia ini salah satunya disebabkanoleh politik yang sangat mempenga-ruhi setiap batas wilayah suatu ne-gara. Bermula dari politik inilahpembagian setiap kawasan bisa ber-ubah sehingga batas-batas wilayahbisa kabur dan kadang tak pasti.

yang secara Geografis benar-benarmasuk wilayah Eropa hanyalahIstambul salah satu kota terpen-ting di Turki.

Faktor letak ibu kota juga mem-pengaruhi pengelompokan suatu ne-gara ke suatu benua. Seperti Rusiayang beribu kota Moskow yang le-taknya di Eropa maka Rusia lebihdikenal masuk benua Eropa. Selainitu Rusia juga anggota Uni Eropa.Padahal jauh sebagian besar wila-yahnya berada di benua Asia. Bah-kan, dalam berbagai even olahragaantar negara di Asia, Rusia danTurki tidak berpartisipasi karenasudah menjadi bagian dari Eropa.

Industri perfilman juga mempe-ngaruhi faktor sebutan dalamgeografi, seperti film Korea, China,dan Jepang akan digolongkan padafilm Asia. Sedangkan film Indiapunya nama tersendiri yaitu Bolly-wood, tidak dinamakan film Asiapadahal India juga Asia. Bahkanmemiliki sebutan Anak Benua atau Asia Muka. Begitu pula dengan film-film Arab maka akan digolongkanfilm Arab atau Timur Tengah bukanfilm Asia. Hal ini wajar, sebabkawasan negara-negara Arab atauTimur Tengah meliputi Asia Baratdan Afrika Utara.

Penjelasan di atas hanya sebagi-an kecil dari perkembangan ilmugeografi yang dipengaruhi olehberbagai disiplin ilmu, seperti po-litik, ekonomi, sosial budaya dansebagainya yang semakin pesat danmembingungkan. Meskipun mem-bingunkan, hal ini menambah pe-ngetahuan dan wawasan, sehinggameskipun membingungkan men- jadi suatu keindahan.

Meski pun wilayahnya tidak ber-pindah ke tempat lain. Dari politikinilah suatu kawasan yang seharus-nya masuk pada wilayah tertentutapi malah dimasukan ke wilayahlainnya. Sehingga hal ini menjadimembingungkan.

Selain itu ada jugawilayah dalam suatunegara yang seharus-nya masuk padabenua tertentutapi karena fak-tor politik makadimasukkan kebenua lain, se-perti pulau Cocosdan KepulauanKrismas di sebe-lah Selatan PulauJawa. Kedua kepu-lauan tersebut se-harusnya masukpada wilayah AsiaTenggara karenasecara geografisdan demografis lebih dekat ke Asia Tenggara. Namun, karena fak-tor politik wilayah ini masuk ka-wasan benua Australia, karena me-mang dibawah kendali Australia.

Hal ini sama dengan Papua yangmasuk wilayah Indonesia. Dalampembagian benua seharusnya di-masukan ke wilayah Osenia (Aus-tralia). Hal ini bisa dilihat dari ke-samaan flora dan fauna di daerahtersebut serta letak geografis dandemografis yang lebih dekat denganpenduduk Asli Australia (Aborigin)dan penduduk Selandia Baru (Ma-ori). Namun, karena faktor politikPapua yang masuk wilayah NegaraKesatuan Republik Indonesua

(NKRI) maka dimasukkan ke benua Asia. Masuknya wilayah Papua kewilayah Indonesia disebabkan ke-samaan nasib sebagai bekas wilayah jajahan Belanda dan kesamaan cit-a-cita sehingga seluruh komponenbangsa Indonesia bersatu meskipunberbeda-beda untuk menjadi bangsayang maju dan sejahtera.

Tak hanya faktor politik, faktor

budaya juga mempengaruhi pem-bagian suatu wilayah. Seperti dikawasan Asia Tenggara yang dibagidengan Asia Tenggara Daratan(ATD) dan Asia Tenggara Maritim(ATM). Malaysia yang secara geo-grafis bisa masuk ke Asia TenggaraDaratan dan Asia Tenggara Mari-tim karena wilayahnya memangberada di dua kawasan tersebut,tapi dimasukan ke wilayah Asia

Tenggara Maritim denganalasan budaya Malaysia

yang lebih dekat kedengan negara-ne-gara Asia TenggaraMaritim.

Faktor budaya ju-ga mempengaruhipembagian suatubenua, seperti pem-

bagian benuaEropa dan Asia.Secara geogra-fis antara Ero-pa dan Asia di-pisahkan oleh

pegunungan Uraldan Laut Kaspia.Menurut sebagianahli geografi wilayah

yang dijadikan pemisah antarakedua benua tersebut kurang tepat,sebab laut Kaspia tidak terlalu luasbahkan dikelilingi daratan dan pe-gunungan Ural tidak begitu tinggi. Yang paling tepat yang menjadipemisah antara kedua benuatersebut adalah faktor budaya danras yang berbeda diantara keduawilayah tersebut. Jadi tak heran jikaEropa dan Asia disatukan dengankata Erasia (Eropa dan Asia) ka-rena secara geografis menurut be-berapa ahli memang satu wilayah.

Faktor organisasi antar negara juga sangat mempengaruhi pem-bagian suatu wilayah, seperti

wilayah Turki yang saat ini lebihdikenal sebagai bagian dari Eropa,sejak Turki bergabung dengan UniEropa. Padahal secara geografiswilayah Turki lebih banyak masukke wilayah Asia. Bahkan, Turkimemiliki sebutan Asia Kecil.Budaya, Agama, dan PendudukTurki pun lebih dekat dengan bu-daya Timur Tengah. Wilayah Turki

M

 Penulis, Mahasiswa Pascasarja-na (S2) Ilmu Komunikasi Universi-

tas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

Oleh: 

SIHABUDDIN(*

Oleh: MUHAMMAD ITSBATUN NAJIH*

*Pegiat buku; alumnus UIN Yogyakarta