document7

24
MAKALAH HUKUM ETIKA PERS “Wartawan” Disusun O L E H Winda Fatmaliana Siregar 1010861006 Ledyva Yolanda 1010862019 Denny Aryani 1010863019 Redho Aulia Z 1010863022 Maliki 1010861005 UNIVERSITAS ANDALAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Upload: university-of-andalas

Post on 20-Nov-2014

283 views

Category:

Education


0 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Document7

MAKALAH HUKUM ETIKA PERS

“Wartawan”

Disusun

O

L

E

H

Winda Fatmaliana Siregar 1010861006

Ledyva Yolanda 1010862019

Denny Aryani 1010863019

Redho Aulia Z 1010863022

Maliki 1010861005

UNIVERSITAS ANDALAS

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PADANG

2013

Page 2: Document7

Kata Pengantar

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Wartawan ". Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca.

Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Padang , 26-Februari-2013

"Penulis"

Page 3: Document7

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................iii

DAFTAR ISI .........................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN         1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................................................….1        1.2. Tujuan Penulisan ......................................................................................................2        1.3. Rumusan Masalah ....................................................................................................2        BAB II ISI        2.1.Kewajiban dalam hukum pers .............................................................................. …5

        2.2.Perlindungan Wartawan ...........................................................................................13

BAB III PENUTUP        3.1. Kesimpulan ..............................................................................................................16        DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Document7

A. Latar Belakang

Wartawan atau insan pers atau nyamuk pers bahkan dahulu disebut dengan “kuli tinta”

harus diakui adalah penyampai informasi yang paling ampuh dan menentukan dalam

membangun opini di seluruh dunia  termasuk di tanah air. Peranan pers tertinggi yang dituntut  -

dari seluruh Insan Pers- tidak lain adalah mampu berperan sebagai pembawa wahana 

komunikasi dan pembentuk opini yang obyektif. Selain itu tentu saja berperan sebagai penjaga

ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan berkeadilan sosial (kerakyatan-red). 

Jadi Wartawan adalah di antara golongan professional yang kerap menggunakan

perpustakaan sebagai sumber maklumat di dalam menjalankan tugas mereka.

Bersesuaian dengan itu, penyelidikan ini telah dijalankan bagi mengetahui bagaimana wartawan

menggunakan perpustakaan di dalam memenuhi keperluan maklumat mereka.

Seterusnya melalui penyelidikan yang dilakukan ini, ia mampu membantu mereka

mendapatkan maklumat yang diperlukan di perpustakaan dengan lebih pantas dan tepat. Kajian ini

juga dilakukan kerana didapati sangat kurang penyelidikan yang dijalankan di Malaysia berkaitan

dengan keperluan maklumat wartawan dan bagaimana mereka menggunakan perpustakaan bagi

mendapatkan maklumat. Penyelidikan ini dilakukan di syarikat The New Straits Times Press

(Malaysia) Berhad (NSTP) adalah kerana syarikat akhbar ini adalah syarikat akhbar yang terbesar

dan tertua di Malaysia serta mempunyai jumlah wartawan yang agak besar di bawah satu bumbung

iaitu seramai seramai 848 orang wartawan NSTP di seluruh negara.

B. Tujuan Masalah

Di sini akan membahas bagaimana Wartawan dengan kewajiban nya dalam hukum pers dan bagaimana perlindungan wartawan di Indonesia.

C. Rumusan MasalahDalam makalah ini akan merumuskan bagaimana wartawan berperan penting dalam hal melakukan kewajiban dan hukum yang melindungi nya.

Page 5: Document7

BAB II

A. Wartawan , Kewajiban dalam Hukum Pers

Pasal 1

Dalam Undang-undang ini, yang dimaksud dengan:

1. Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan

jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan

informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik

maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala

jenis saluran yang tersedia.

2. Perusahaan pers adalah badan hukum Indonesia yang menyelenggarakan usaha pers meliputi

perusahaan media cetak, media elektronik, dan kantor berita, serta perusahaan media lainnya

yang secara khusus menyelenggarakan, menyiarkan, atau menyalurkan informasi.

3. Kantor berita adalah perusahaan pers yang melayani media cetak, media elektronik, atau

media lainnya serta masyarakat umum dalam memperoleh informasi.

4. Wartawan adalah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik.

5. Organisasi pers adalah organisasi wartawan dan organisasi perusahaan pers.

6. Pers nasional adalah pers yang diselenggarakan oleh perusahaan pers Indonesia.

7. Pers asing adalah pers yang diselenggarakan oleh perusahaan pers asing.

8. Penyensoran adalah penghapusan secara paksa sebagian atau seluruh materi informasi yang

akan diterbitkan atau disiarkan, atau tindakan teguran atau peringatan yang bersifat mengancam

dari pihak manapun, dan atau kewajiban melapor, serta memperoleh izin dari pihak berwajib,

dalam pelaksanaan kegiatan jurnalistik.

Page 6: Document7

9. Pembredelan atau pelarangan penyiaran adalah penghentian penerbitan dan peredaran atau

penyiaran secara paksa atau melawan hukum.

10. Hak Tolak adalah hak wartawan karena profesinya, untuk menolak mengungkapkan nama

dan atau identitas lainnya dari sumber berita yang harus dirahasiakannya.

11. Hak Jawab adalah hak seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan tanggapan atau

sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baiknya.

12. Hak Koreksi adalah hak setiap orang untuk mengoreksi atau membetulkan kekeliruan

informasi yang diberitakan oleh pers, baik

9980 tentang dirinya maupun tentang orang lain.

13. Kewajiban Koreksi adalah keharusan melakukan koreksi atau ralat terhadap suatu informasi,

data, fakta, opini, atau gambar yang tidak benar yang telah diberitakan oleh pers yang

bersangkutan.

14. Kode Etik Jurnalistik adalah himpunan etika profesi kewartawanan.

KEWAJIBAN PERS

Pasal 2

Kemerdekaan pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat yang berasaskan prinsip-prinsip

demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum.

Pasal 3

(1) Pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol

sosial.

(2) Di samping fungsi-fungsi tersebut ayat (1), pers nasional dapat berfungsi sebagai lembaga

ekonomi.

Page 7: Document7

Pasal 4

(1) Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara.

(2) Terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan atau pelarangan

penyiaran.

(3) Untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari, memperoleh, dan

menyebarluaskan gagasan dan informasi.

(4) Dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan di depan hukum, wartawan mempunyai Hak

Tolak.

Pasal 5

(1) Pers nasional berkewajiban memberitakan peristiwa dan opini dengan menghormati norma-

norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta asas praduga tak bersalah.

(2) Pers wajib melayani Hak Jawab.

(3) Pers wajib melayani Hak Koreksi.

Pasal 6

Pers nasional melaksanakan peranan sebagai berikut:

a. memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui; b. menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi,

mendorong terwujudnya supremasi hukum, dan Hak Asasi Manusia, serta menghormati

kebhinekaan; c. mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat, dan

benar; d. melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal

9981 yang berkaitan dengan kepentingan umum;

e. memperjuangkan keadilan dan kebenaran.

Page 8: Document7

WARTAWAN

Pasal 7

(1) Wartawan bebas memilih organisasi wartawan.

(2) Wartawan memiliki dan menaati Kode Etik Jurnalistik.

Pasal 8

Dalam melaksanakan profesinya wartawan mendapat perlindungan hukum.

PERUSAHAAN PERS

Pasal 9

(1) Setiap warga negara Indonesia dan negara berhak mendirikan perusahaan pers.

(2) Setiap perusahaan pers harus berbentuk badan hukum Indonesia.

Pasal 10

Perusahaan pers memberikan kesejahteraan kepada wartawan dan karyawan pers dalam bentuk

kepemilikan saham dan atau pembagian laba bersih serta bentuk kesejahteraan lainnya.

Pasal 11

Penambahan modal asing pada perusahaan pers dilakukan melalui pasar modal.

Pasal 12

Perusahaan pers wajib mengumumkan nama, alamat dan penanggung jawab secara terbuka

melalui media yang bersangkutan; khusus untuk penerbitan pers ditambah nama dan alamat

percetakan.

Pasal 13

Page 9: Document7

Perusahaan pers dilarang memuat iklan:

a. yang berakibat merendahkan martabat suatu agama dan atau mengganggu kerukunan hidup

antarumat beragama, serta bertentangan dengan rasa kesusilaan masyarakat; b. minuman keras,

narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku; c. peragaan wujud rokok dan atau penggunaan rokok.

Pasal 14

Untuk mengembangkan pemberitaan ke dalam dan ke luar negeri, setiap warga negara Indonesia

dan negara dapat mendirikan kantor berita.

DEWAN PERS

9982 Pasal 15

(1) Dalam upaya mengembangkan kemerdekaan pers dan meningkatkan kehidupan pers

nasional, dibentuk Dewan Pers yang independen.

(2) Dewan Pers melaksanakan fungsi-fungsi sebagai berikut:

a. melindungi kemerdekaan pers dari campur tangan pihak lain; b. melakukan pengkajian untuk

pengembangan kehidupan pers; c. menetapkan dan mengawasi pelaksanaan Kode Etik

Jurnalistik; d. memberikan pertimbangan dan mengupayakan penyelesaian pengaduan

masyarakat atas kasus-kasus yang berhubungan dengan pemberitaan pers; e. mengembangkan

komunikasi antara pers, masyarakat, dan pemerintah; f. memfasilitasi organisasi-organisasi pers

dalam menyusun peraturan-peraturan di bidang pers dan meningkatkan kualitas profesi

kewartawanan; g. mendata perusahaan pers.

(3) Anggota Dewan Pers terdiri dari:

a. wartawan yang dipilih oleh organisasi wartawan; b. pimpinan perusahaan pers yang dipilih

oleh organisasi perusahaan pers; c. tokoh masyarakat, ahli di bidang pers dan atau komunikasi,

dan bidang lainnya yang dipilih oleh organisasi wartawan dan organisasi perusahaan pers.

Page 10: Document7

(4) Ketua dan Wakil Ketua Dewan Pers dipilih dari dan oleh anggota.

(5) Keanggotaan Dewan Pers sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) pasal ini ditetapkan dengan

Keputusan Presiden.

(6) Keanggotaan Dewan Pers berlaku untuk masa tiga tahun dan sesudah itu hanya dapat dipilih

kembali untuk satu periode berikutnya.

(7) Sumber pembiayaan Dewan Pers berasal dari:

a. organisasi pers; b. perusahaan pers; c. bantuan dari negara dan bantuan lain yang tidak

mengikat.

PERS ASING

Pasal 16

Peredaran pers asing dan pendirian perwakilan perusahaan pers asing di Indonesia disesuaikan

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal 17

(1) Masyarakat dapat melakukan kegiatan untuk mengembangkan kemerdekaan pers dan

menjamin hak memperoleh informasi yang diperlukan.

9983 (2) Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat berupa:

a. memantau dan melaporkan analisis mengenai pelanggaran hukum, etika, dan kekeliruan teknis

pemberitaan yang dilakukan oleh pers; b. menyampaikan usulan dan saran kepada Dewan Pers

dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas pers nasional.

KETENTUAN PIDANA

Pasal 18

Page 11: Document7

(1) Setiap orang yang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan tindakan yang

berakibat menghambat atau menghalangi pelaksanaan ketentuan Pasal 4 ayat (2) dan ayat (3)

dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak

Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(2) Perusahaan pers yang melanggar ketentuan Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2), serta Pasal 13

dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(3) Perusahaan pers yang melanggar ketentuan Pasal 9 ayat (2) dan Pasal 12 dipidana dengan

pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 19

(1) Dengan berlakunya undang-undang ini segala peraturan perundang-undangan di bidang pers

yang berlaku serta badan atau lembaga yang ada tetap berlaku atau tetap menjalankan fungsinya

sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan yang baru berdasarkan undang-undang

ini.

(2) Perusahaan pers yang sudah ada sebelum diundangkannya undang-undang ini, wajib

menyesuaikan diri dengan ketentuan undang-undang ini dalam waktu selambat-lambatnya 1

(satu) tahun sejak diundangkannya undang-undang ini.

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 20

Pada saat undang-undang ini mulai berlaku:

1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1966 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pers (Lembaran

Negara Tahun 1966 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2815 ) yang telah diubah

terakhir dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1982 tentang Perubahan atas Undang-undang

Nomor 11 Tahun 1966 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pers sebagaimana telah diubah

Page 12: Document7

dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1967 (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 52,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3235);

2. Undang-undang Nomor 4 PNPS Tahun 1963 tentang Pengamanan Terhadap

9984 Barang-barang Cetakan yang Isinya Dapat Mengganggu Ketertiban

Umum (Lembaran Negara Tahun 1963 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2533),

Pasal 2 ayat (3) sepanjang menyangkut ketentuan mengenai buletin-buletin, surat-surat kabar

harian, majalah-majalah, dan penerbitan-penerbitan berkala; dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 21

Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta pada tanggal 23 September 1999 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Page 13: Document7

B. Perlindungan Wartawan

Dalam menjalankan profesinya sebagai seorang wartawan, perlu mendapat perlindungan

hukum didalam menjalankan tugasnya mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah,

dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, serta data dan grafik

maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala

jenis saluran yang tersedia.sebagaimana yang dimuat dalam pasal 8 undang-undang nomor 40

tahun 1999 tentang pers. Perlindungan hukum yang dimaksud disini tak lain adalah jaminan

perlindungan dari pemerintah dan atau masyarakat yang diberikan kepada wartawan dalam

melaksanakan fungsi, hak, kewajiban dan peranannya sesuai dengan ketentuan perundang-

undangan yang berlaku.

Dalam Undang-Undang Pers No. 40 tahun1999, secara eksplisit hanya dinyatakan dua

organisasi pers. Pada pasal 1 ayat 5 berbunyi : Organisasi pers adalah organisasi wartawan dan

organisasi perusahaan pers. Dalam pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa perusahaan pers adalah badan

hukum Indonesia yang menyelenggarakan usaha pers meliputi perusahaan media cetak, media

elektronik, dan kantor berita, serta perusahaan media lainnya yang secara khusus

menyelenggarakan, menyiarkan, atau menyalurkan informasi. Empat organisasi pers yang

sampai sekarang masih menyelenggarakan pers adalah :

1. Organisasi wartawan seperti : Persatuan Wartawan Indonesia (PWI),

2. Organisasi perusahaan pers seperti : Serikat Penerbit Surat Kabar (SPS),

3. Organisasi grafika pers seperti : Serikat Grafika Pers (SGP),

4. Organisasi media periklanan seperti : Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia

(PPPI).Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) sebagai organisasi wartawan Indonesia

yang tertua, didirikan tanggal 9 Februari 1946 di Kota Solo, Jawa Tengah dalam kongres

pertamanya tanggal 9 – 10 Februari 1946,sesuaidengan Keputusan Presiden No. 5tahun

1985 ditetapkan hari jadi Persatuan Wartawan Indonesiatanggal 9 Februari 1946 sebagai

Hari Pers Nasional.

Melihat pada kondisi jaman sekarang ini, dimana wartawan dikejar dan dibayangi oleh

kegelisahan dan ketakutan dalam menjalankan tugasnya bahkan sering mendapat ancaman serta

kekerasan fisik yang dialami oleh wartawan, yang dilakukan oleh masyarakat dan warga yang

merasa dirugikan akibat pemberitaan yang ditulis oleh wartawan tersebut sehingga melakukan

Page 14: Document7

perhitungan diluar hukum (main hakim).oleh sebab itu undang-undang nomor 40 tahun 1999 ini

dibuat yang sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman. Dalam pasal 1 angka 11 dan angka 12

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 bahwa adanya hak jawab dan hak koreksi yang dapat

dijadikan langkah bagi masyarakat atau warga yang dirugikan oleh pemberitaan dengan

menggunakan hak jawab dan hak koreksi yakni hak untuk mengoreksi atau membetulkan

kekeliruan atas suatu informasi, data, fakta, opini atau gambar yang tidak benar yang telah

diberitakan oleh wartawan.maka dari itu dalam memberitakan peristiwa dan opini harus

menghormati norma-norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta praduga tak bersalah,

dan melayani hak jawab dan hak tolak sebagaimana yang terdapat didalam pasal 5 ayat (1),(2),

(3) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999.

PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) adalah merupakan wadah dari lembaga organisasi

bagi wartawan –wartawan yang ada.sebenarnya ada 4 organisasi wartawan yang ada, namun

karena PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) lebih eksis dan banyak dikenal oleh masyarakat.

Pemberian perlindungan hukum bagi wartawan adalah salah satu wujud dari hak asasi manusia

untuk mendapatkan perlindungan hukum. Peran PWI selain memberikan bantuan hukum kepada

anggotanya dalam menjalankan profesi kewartawanannya, juga membantu perselisihan dengan

manajemen media massa dimana tempatnya bekerja. Adapun tugas, wewenang dan tanggung

jawab dari Ketua Tim Pembelaan Wartawan yakni diantaranya :

1.       Melaksanakan pemberian bantuan hukum kepada wartawan dalam kasus delik pers, baik

pada tahap penyidikan maupun pada tahap persidangan di tingkat pengadilan negeri sampai

dengan kasasi dan grasi,

2.       Mewakili PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) dalam menyelesaikan perselisihan antara

wartawan dengan manajemen media tempatnya bekerja, termasuk pemberian bantuan hukum,

3.       Mengkaji dan meneliti peraturan perundang-undangan yang menghambat tugas-tugas

jurnalistik,

4.       Membentuk kelompok kerja bantuan hukum yang bersifat permanen atau sementara dan

mengusulkan pengangkatannya kepada ketua umum,

5.       Melaksanakan hal-hal lain yang dilimpahkankan oleh ketua umum kepadanya.

Dari hal diatas menunjukkan bahwa dengan adanya Undang-Undang Nomor 40 Tahun

1999bahwa kemerdekaan pers yakni sebagai wujud kedaulatan rakyatyang berasaskan prinsip-

prinsip demokrasi, keadilan dan supremasi hukum (Pasal 2 Undang-Undang Nomor 40 Tahun

Page 15: Document7

1999). Dalam hal ini wartawan yang menjalankan profesinya perlu mendapat perlindungan dari

pemerintah dan atau masyarakat kepada wartawan dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban,

dan peranannya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku yakni Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 1999, jadi wujud pelaksanaan perlindungan hukum bagi wartawan

oleh Perusahaan Media Cetak adalah dengan adanya pemberian bantuan hukum yakni pengacara

untuk mendampingi wartawan yang terkena kasus baik itu mandampingi pada saat di dalam

pengadilan maupun diluar pengadilan. Namun selain memberikan perlindungan hukum bagi

wartawannya, ada sanksi terhadap wartawan yang memuatberita tidak sesuai serta dianggap

melanggar kode etik jurnalistik.

Page 16: Document7

Kesimpulan

Media massa cetak merupakan salah satu sarana dalam memenuhi hak masyarakat untuk

mengetahui dan mengembangkan pendapat umum, dengan menyamaikan informasi yang tepat,

akurat dan benar. Untuk itu peran wartawan sangat penting sekali dalam memenuhi hak

masyarakat tersebut dan pada saat menjalankan pekerjaan atau profesinya tadi tentunya harus

mendapatkan perlindungan hukum, sebagaimana tertuang dalam pasal 8 undang-undang nomor

40 tahun 1999 tentang pers. Dimana para wartawan sangat membutuhkan sekali perlindungan

hukum dari tempatnya bekerja agar pada saat bertugas tidak dikejar-kejar maupun dibayangi rasa

takut terhadap ancaman, teror, maupun kekerasan.

Bentuk dari upaya perlindungan hukum yang diberikan perusahaan media massa cetak

kepada wartawannya adalah dengan adanya pemberian batuan hukum yakni pengacara untuk

mendampingi wartawan yang terkena kasus baik itu mendampingi pada saat di dalam pengadilan

maupun di luar pengadilan. Namun selain memberikan perlindungan hukum bagi wartawan, ada

sanksi terhadap wartawan yang memuat berita yang tidak sesuai serta dianggap melanggar kode

etik jurnalistik

Page 17: Document7

Daftar Pustaka

Basuni, Ach. Dasar-Dasar Jurnalistik, Surabaya, Penerbit Kartika, 2003.

Ermanto, Wawasan Jurnalistik Praktis (Peluang Dan Tantangan Wartawan Kreatif),

Yogyakarta, PenerbitCinta Pena, 2005.

Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta, Penerbit Balai

Pustaka, 1986.

Kansil, C.S.T. dan Kansil, S.T. Christine, Pokok–Pokok Etika Profesi Hukum, Jakarta, Penerbit

Pradnya Paramita, 2003.