742-806-1-pb

10
 Maj Kedokt Indon, Volum: 60, Nomor: 10, Okt ober 2010 181  Artik el Pene litian Perbandingan Glasgow Coma Scale dan  Revised Trauma Score dalam Memprediki !iabilita Paien "rauma Kepala di #uma$ %akit &tma 'a(a )endr( Ira*an,+ eli-ia %etia*an,+ !e*i,++ .eorgiu !e*anto++ *Fakultas Kedokteran UNIKA Atma Jaya, Jakarta **Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran UNIKA Atma Jaya, Jakarta  Abstrak: Trauma kepala merupakan masalah yang sering ditemukan di masyarakat dengan tingkat disabili tas tinggi. eni laian a!al pasi en trauma kepala dapat dilakukan dengan beberapa "ara, di antaranya adalah Glasgow Coma Scale #$%&' dan Revised Trauma Score #(T&'. Tu)uan penelitia n ini adalah untuk membandin gkan kemampu an $%& dan (T& dalam memprediksi disabilitas pasien trauma kepala. enelitian prospekti obser+asional ini dil akukan di (umah &aki t Atma Jay a Jak arta se)ak bul an Desember -- hingga /ei --0.  Kriteria inklusi adalah pasien trauma kepala usia 123- tahun tanpa gangguan pernapasan maupu n ri!ayat hipertensi. enilaian $%& dan (T& dilakukan saat pasien masuk rumah sakit dan tingk at disab ilitas dinilai menggun akan  Disability Rating Scale #D(&' saat pasien dipulangkan. Didapatkan 4- pasien trauma kepala yang memenuhi kriteria inklusi. Dari hasil analis is statis tik didapatkan hubunga n yang bermakn a antara $%& dan D(& #p5-, -63'.  Komponen $%& yang menun)ukkan hubungan bermakna dengan D(& adalah respons motorik #p 5-,--1' dan re spons me mbuka mata #p5-,-16'. enilaian (T& tidak menun) ukkan hubungan be rmak na dengan D(& #p5-,-7', hanya komponen $%& dari (T& tersebut yang menun) ukkan hubung an berma kna #p5-,-1 '. enilaian $%& mempr edik si tingkat disabilit as lebih baik dibandingkan dengan (T& pada trauma kepala.  Kata kunci: trauma kepala, Glasgow Coma Scale  ,  Revised Trauma Score  ,  Disability Rating  Scale

Upload: effendy-resma

Post on 04-Nov-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jurnal yang dicari

TRANSCRIPT

MKI-Oktober-2010-2.pmd

Artikel PenelitianPerbandingan Glasgow Coma Scale dan Revised Trauma Score dalam Memprediksi Disabilitas Pasien Trauma Kepaladi Rumah Sakit Atma JayaHendry Irawan,* Felicia Setiawan,* Dewi,** Georgius Dewanto***Fakultas Kedokteran UNIKA Atma Jaya, Jakarta**Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran UNIKA Atma Jaya, JakartaAbstrak: Trauma kepala merupakan masalah yang sering ditemukan di masyarakat dengan tingkat disabilitas tinggi. Penilaian awal pasien trauma kepala dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya adalah Glasgow Coma Scale (GCS) dan Revised Trauma Score (RTS). Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan kemampuan GCS dan RTS dalam memprediksi disabilitas pasien trauma kepala. Penelitian prospektif observasional ini dilakukan di Rumah Sakit Atma Jaya Jakarta sejak bulan Desember 2008 hingga Mei 2009. Kriteria inklusi adalah pasien trauma kepala usia 18-60 tahun tanpa gangguan pernapasan maupun riwayat hipertensi. Penilaian GCS dan RTS dilakukan saat pasien masuk rumah sakit dan tingkat disabilitas dinilai menggunakan Disability Rating Scale (DRS) saat pasien dipulangkan. Didapatkan 30 pasien trauma kepala yang memenuhi kriteria inklusi. Dari hasil analisis statistik didapatkan hubungan yang bermakna antara GCS dan DRS (p=0,046). Komponen GCS yang menunjukkan hubungan bermakna dengan DRS adalah respons motorik (p=0,001) dan respons membuka mata (p=0,014). Penilaian RTS tidak menunjukkan hubungan bermakna dengan DRS (p=0,207), hanya komponen GCS dari RTS tersebut yang menunjukkan hubungan bermakna (p=0,012). Penilaian GCS memprediksi tingkat disabilitas lebih baik dibandingkan dengan RTS pada trauma kepala.Kata kunci: trauma kepala, Glasgow Coma Scale, Revised Trauma Score, Disability RatingScaleComparison of Glasgow Coma Scale and Revised Trauma Score toPredict Disability of Head Trauma Patient in Atma Jaya HospitalHendry Irawan,* Felicia Setiawan,* Dewi,** Georgius Dewanto***Medical Faculty of Atma Jaya Indonesia Catholic University, Jakarta**Neurology Department in Medical Faculty of Atma Jaya Indonesia Catholic University, JakartaAbstract: Head trauma is a problem that often occurs with high degree of disability. Initial assessment on head trauma patient can use several ways such as Glasgow Coma Scale (GCS) and Revised Trauma Score (RTS). The aim of this study was to compare GCS and RTS ability in determining head trauma disability. This observational prospective study reviewed head trauma patients from Atma Jaya Hospital, Jakarta, from December 2008 till May 2009. Inclusion criteria were patients aged 18-60 years old without respiratory disturbance and history of hypertension. Each patient was assessed using GCS and RTS at initial admission in the hospital, and using Disability Rating Scale (DRS) at discharge. There were thirty head trauma patients who partici- pated in this study. The statistical analysis showed significant correlation between GCS and DRS (p=0.046). Motor response and eye opening response of GCS showed significant correlation to DRS (p=0.001 and p=0.014, respectively). Revised trauma score evaluation did not show a significant correlation to DRS (p=0.207), and only GCS component of RTS which showed signifi- cant correlation (p=0.012). In conclusion Glasgow coma scale (GCS) can predict disability better compare to RTS in head trauma patient.Key words: head trauma, Glasgow Coma Scale, Revised Trauma Score, Disability Rating ScalePendahuluanTrauma kepala merupakan salah satu masalah kesehatan yang dapat menyebabkan gangguan fisik dan mental yang kompleks. Gangguan yang ditimbulkan dapat bersifat sementara maupun menetap, seperti defisit kognitif, psikis, intelektual, serta gangguan fungsi fisiologis lainnya. Hal ini disebabkan oleh karena trauma kepala dapat mengenai berbagai komponen kepala mulai dari bagian terluar hingga terdalam, termasuk tengkorak dan otak.1-3.Di Amerika Serikat insiden trauma kepala adalah 200 per100 000 orang per tahun.4 Di Indonesia, walaupun belum tersedia data secara nasional, trauma kepala juga merupakan kasus yang sangat sering dijumpai di setiap rumah sakit.1Pada tahun 2005, di RSCM terdapat 434 pasien trauma kepala ringan, 315 pasien trauma kepala sedang, dan 28 pasien trauma kepala berat, sedangkan di RS Swasta Siloam Glea- neagles terdapat 347 kasus trauma kepala secara kese- luruhan.1,2 Di Rumah Sakit Atma Jaya (RSAJ), pada tahun2007, jumlah pasien trauma kepala mencapai 125 orang dari256 orang pasien rawat inap bagian saraf.Terdapat berbagai cara penilaian prognosis trauma kepala, diantaranya adalah dengan menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS) dan Revised Trauma Score (RTS). Penilaian GCS berdasarkan respon mata, verbal, dan motorik, sedangkan penilaian RTS berdasarkan GCS, tekanan darah

sistolik, dan frekuensi nafas pasien.1-3 Namun, beberapa jurnal hanya menggunakan GCS dalam menentukan tingkat keparahan trauma kepala.Glasgow coma scale merupakan instrumen standar yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesadaran pasien trauma kepala. Glasgow coma scale merupakan salah satu komponen yang digunakan sebagai acuan pengobatan, dan dasar pembuatan keputusan klinis umum untuk pasien. Selain mudah dilakukan, GCS juga memiliki peranan penting dalam memprediksi risiko kematian di awal trauma. Dari GCS dapat diperoleh infomasi yang efektif mengenai pasien trauma kepala, kemampuan GCS dalam menentukan kondisi yang membahayakan jiwa adalah 74,8%.5 Suatu penelitian yang mengevaluasi penggunaan GCS untuk menilai prognosis jangka panjang menunjukkan validitas prediksi yang baik dengan sensitivitas 79-97% dan spesifisitas 84-97%.6Revised trauma score menilai sistem fisiologis manusia secara keseluruhan, instrumen RTS merupakan hasil dari penyempurnaan instrumen GCS untuk menilai kondisi awal pasien trauma kepala. Penilaian RTS dilakukan segera setelah pasien cedera, umumnya saat sebelum masuk rumah sakit atau ketika berada di unit gawat darurat. Revised trauma score telah divalidasi sebagai metode penilaian untuk membedakan pasien yang memiliki prognosis baik atau buruk. Penilaian RTS dapat mengidentifikasi lebih dari 97% orang yang akanmeninggal jika tidak mendapat perawatan.7 Revised trauma score mudah dilakukan dan dapat memperkirakan prognosis secara lebih lebih akurat jika digunakan untuk pasien trauma kepala berat dan pasien dengan politrauma.7 Kemampuan RTS dalam menentukan kondisi yang membahayakan jiwa adalah 76,9%.5 Namun, pada penelitian di Belanda, RTS memiliki nilai prediktif yang lebih rendah jika dibandingkan dengan penelitian RTS terdahulu.8 Tujuan penelitian ini adalah ingin membandingkan kemampuan GCS dan RTS dalam memprediksi disabilitas menggunakan Disability Rat- ing Scale (DRS) pada pasien trauma kepala di RSAJ.MetodePenelitian prospektif observasional ini dilakukan di bangsal Melati Rumah Sakit Atma Jaya Jakarta. Data diambil dari semua pasien trauma kepala yang datang ke RSAJ bulan Desember 2008 hingga Mei 2009 berjumlah 30 pasien trauma kepala berdasar perhitungan sampel probabilitas sederhana sebagai berikut:Z 2.p.q

Tabel 1. Penilaian Glasgow Coma Scale (GCS) Kategori Instruksi Respon membuka mata 4 = spontan3 = dengan perintah verbal2 = dengan nyeri1 = tidak ada responsRespon motorik 6 = menurut perintah5 = dapat melokalisasi nyeri4 = fleksi terhadap nyeri3 = fleksi abnormal2 = ekstensi1 = tidak ada responsRespon verbal 5 = orientasi baik dan berbicara4 = disorientasi dan berbicara3 = kata-kata yang tidak tepat, menangis2 = suara yang tidak berarti1 = tidak ada responsTabel 2. Penilaian Revised Trauma ScoreGlasgow coma Frekuensi napas Tekanan darah Nilai scale sistolik n = d2

= 34 orang

13-15 10-29 >89 49-12 >29 76-89 3prevalensi trauma kepala (0,2%), dan q = 1-pJumlah pasien rawat inap karena trauma kepala di RSAJberjumlah 104 orang maka nf (n finit) adalah: n 34

3 0 0 0

HasilPada tabel 3 yang merupakan karakteristik responden penelitian, didapatkan bahwa trauma kepala lebih banyakNf =

1+n/N

= 1+34/104

= 26

Tabel 3. Karakteristik Responden PenelitianDengan memperhitungkan drop out sejumlah 10% maka besar sampel menjadi 29 orang kriteria inklusi, yaitu pasien trauma kepala usia 18-60 tahun tanpa gangguan pernafasan maupun riwayat hipertensi. Dilakukan pengumpulan data dasar berupa: jenis kelamin, usia, lama trauma, dan lama perawatan. Penilaian GCS dan RTS dilakukan saat pasien masuk rumah sakit, dan tingkat disabilitas dinilai meng- gunakan DRS saat pasien dipulangkan. Penilaian GCS (Tabel1) terdiri dari tiga komponen yaitu: respon membuka mata, respons motorik, dan respons verbal, sedangkan penilaian RTS (Tabel 2) terdiri dari tiga komponen yaitu: GCS, frekuensi napas, dan tekanan darah sistolik. Penilaian tersebut dilakukan oleh dokter muda bagian neurologi yang dikonfirmasi oleh dokter spesialis saraf. DRS terdiri atas delapan komponen yaitu: kemampuan membuka mata, berkomunikasi, makan, merawat diri, toileting, respon motorik, kemampuan untuk menjalankan fungsi, dan employ- ability. DRS merupakan rentang nilai mulai dari 0 (tidak dijumpai disabilitas) hingga 29 (keadaan vegetatif berat). Data yang didapatkan kemudian diolah dengan SPSS 15.0 menggunakan uji korelasi Spearman (rs).

Karakteristik n %Rerata usia (tahun) 31,2 13,018-28 19 63,3 29-39 3 10 40-50 4 13,3 51-60 4 13,3 Jenis kelaminLaki-laki 18 60 Perempuan 12 40 Rerata lama trauma SMRS* (jam) 4,19 13,0716 jam 3 10 Rerata lama perawatan (hari) 5,27 4,0856 hari 10 33,3 Glasgow Coma Scale13-15 26 86,7 9-12 1 3,3< 8 3 10 Revised Trauma Score12 21 70 11 4 13,3 < 10 5 16,7 Jumlah responden penelitian 30 100

*SMRS; sebelum masuk rumah sakitterjadi pada laki-laki (60%) pada kelompok usia 18-28 tahun (63,3%). Penderita trauma kepala lebih banyak datang ke rumah sakit kurang dari enam jam setelah terjadinya trauma (90%) dengan rerata keseluruhan 4,1913,071 jam. Berdasarkan penilaian GCS, diperoleh jumlah subjek penelitian yang mengalami trauma kepala ringan sebesar

Tabel 6. Korelasi (rs) Komponen Penilaian RTS dan DRSKomponen penilaian Nilai korelasi komponen p-valueRTS RTS dan DRS (rs)GCS 0,453 0,012* Frekuensi napas 0,209 0,267 Tekanan darah sistolik 0,111 0,560 86,7% (GCS 13-15), trauma kepala sedang sebesar 3,3% (GCS

9-12), dan trauma kepala berat sebesar 10% (GCS