72259733 li kehamilan ektopik
TRANSCRIPT
Kehamilan Ektopik
Definisi
Merupakan kehamilan diluar rahim. Blastokista yang normalnya berimplantasi di lapisan dinding
endometrium rongga uterus pada keadaan ini blastokista berimplantasi di tempat lain.
Faktor resiko
a. Faktor mekanis
Faktor-faktor ini menghalangi atau memperlambat perjalanan ovum yang telah dibuahi menuju
rongga uterus.
Faktor-faktor resiko diantaranya :
1. Bedah tuba yang dilakukan sebelumnya ( contohnya melakukan sterilisasi ).
Bedah tuba ini mempunyai resiko yang tinggi untuk terjadi kehamilan ektopik karena akan
menyebabkan obstruksi dari saluran tuba.
2. Salphingitis ( radang tuba uterine ) yang terjadi sebelumnya
Salphingitis ini dapat menyebabkan aglutinasi lipatan-lipatan mukosa tuba yang bercabang-
cabang disertai dengan penyempitan lumen.
3. Perlekatan peritubal yang terjadi setelah infeksi pasca abortus atau masa nifas, apendisitis,
atau endometriosis.
Ketiganya dapat menyebabkan tuba tertekuk dan lumen menjadi sempit yang mengakibatkan
sulitnya ovum yang telah dibuahi untuk menuju rongga uterus. Sehingga akan meningkatkan
resiko kehamilan ektopik.
4. Cesarean delivery yang telah dilakukan sebelumnya
Setelah dilakukan pembedahan pada bagian uterus pada saat cesarean delivery, pada bagian
uterus tersebut akan terdapat bekas pembedahan yang berubah menjadi jaringan parut.
Pembentukan jaringan parut tersebut akan menurunkan kualitas dari uterus untuk implantasi
ovum. Ovum akan mencari tempat yang lebih baik dibagian lain selain uterus. Dan hal
tersebut dapat menyebabkan resiko terjadinya kehamilan ektopik.
5. Berkurangnya cilia akibat infeksi
6. Paparan dari dietilstilbestrol pada uterus.
Paparan dietlstilbestrol ini merupakan salah satu factor predisposisi yang dapat menyebabkan
timbulnya kelainan perkembangan dari tuba khususnya divertikulum, ostium asesorius dan
hipoplasia.
b. Faktor fungsional
Gangguan hormonal merupakan salah satu implikasi dalam menyebabkan tubal dysfungtion.
Peningkatan kehamilan ektopik akibat gangguan hormonal dapat disebabkan karena :
1. Penggunaan kontrasepsi oral yang hanya berisi progestin ( progestin only oral contraceptive )
2. Penggunaan estrogen dosis tinggi pasca ovulasi untuk mencegah kehamilan
3. setelah induksi ovulasi
4. Penggunaan AKDR ( Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ) dengan progesteron
Perubahan kadar progesterone dan estrogen serum yang salah satunya ditimbulkan karena
penyebab-penyebab diatas dapat mengakibatkan up regulation dari reseptor adrenergic pada
otot-otot polos yang ada dituba. Hal tersebut menyebabkan gangguan pada motilitas dari tuba.
Jika motilitas dari tuba terganggu, bisa menyebabkan terhambatnya perjalanan ovum yang
akan berimplantasi di dinding uterus. Dan akan terjadi kehamilan ektopik.
c. Faktor resiko lain yang menyebabkan kehamilan ektopik
1. Reproduksi dengan bantuan
Kehamilan ektopik terutama yang terjadi di tuba meningkat setelah reproduksi batuan, yaitu
jenis GIFT ( Gamete Intrafallopian transfer ) dan IVF ( In Vitro fertilization ). Reproduksi
dengan bantuan ini meningkatkan kejadian implantasi atypical yaitu implantasi yang tidak
sesuai tempatnya. Jelas sekali implantasi yang tidak sesuai tempatnya ini akan menyebabkan
kehamilan ektopik. Seperti :
- Kehamilan kornual
- Kehamilan abdominal
- Kehamilan cervical
- Kehamilan ovarian
- Kehamlan heterotipik
2. Kegagalan kontrasepsi
Dengan kontrasepsi dalam bentuk apapun, sebenarnya jumlah kehamilan ektopik akan
menurun karena kehamilan semakin jarang terjadi. Namssun, pada beberapa bentuk kegagalan
kontrasepsi terjadi peningkatan kehamilan ektopik yaitu pada
a. Sterelisasi tuba
b. AKDR dengan dan tanpa progesterone
AKDR tanpa progesterone ( contohnya cooper T yang didalamnya mengandung tembaga )
memiliki mekanisme kerja :
- Tembaga menimbulkan respon peradangan local yang intens dan akan memicu
aktivasi lisosom dan peradangan yang bersifat spermisidal
- Apabila pembuahan terjadi, reaksi peradangan akan ditujukan pada blastokista
- Menimbulkan iritasi pada dinding endometrium sehingga tidak bersahabat untuk
proses implantasi.
Kegagalan dari beberapa mekanisme tersebut bisa menyebabkan terjadinya kehamilan
ektopik. Misalnya ketika respon peradangan tersebut tidak dapat bersifat spermisidal, sperma
akan tetap bisa membuahi ovum dan terjadi pembuahan. Seharusnya, ketika terjadi
pembuahan reaksi peradangan akan ditujukan pada blastokista. Namun, pada kegagalan
kontrasepsi ini blastokista tetap dalam keadaan baik. Blastokista tetap dapat berimplantasi.
Dan mekanisme kerja dari AKDR ini hanya berpengaruh pada endometrium yang menjadi
tidak bersahabat untuk implantasi. Sehingga ovum mencari tempat diluar uterus yang bisa
dijadikan sebagai tempat implantasi, bisa itu dituba dan lainnya yang nantinya akan
menimbulkan kehamilan ektopik.
c. Progesteron only minipils
Faktor-faktor resiko kehamilan ektopik dikelompokan dari resiko tinggi sampai resiko
rendah
1. Resiko tinggi
- Tubal corrective surgery
- Sterilisasi tuba
- Riwayat kehamilan ektopik
- Paparan dietilstilbestrol
- AKDR
- Tubal pathology
2. Resiko Sedang
- Infertilitas
- Riwayat infeksi genital
- Banyak pasangan
3. Resiko ringan
- Riwayat bedah pelvic atau abdominal
- Merokok
- Vaginal douche
- Intercourse sebelum 18 tahun
Macam-macam kehamilan ektopik
1.Kehamilan tuba
Merupakan kehamilan ektopik yang paling sering terjadi. Ovum yang telah dibuahi dapat
tumbuh pada semua bagian tuba :
-Ampulla, merupakan tempat yang paling sering sering terjadi implantasi ovum
-Isthmus, merupakan tempat tersering kedua yang sering menjadi tempat implantasi ovum
-Interstisium, merupakan tempat yang paling jarang terjadi implantasi ovum
Dari jenis-jenis kehamilan tuba primer ini, kadangkala muncul bentuk sekunder tertentu
seperti :
-Kehamilan Tubo - abdominal
-Kehamilan Tubo – ovarian
-Kehamilan Tubo – uterine
Pathogenesis :
kehamilan tuba ini dapat terjadi salah satunya ketika tuba mengalami bentuk yang abnormal
atau fungsinya terganggu. Dimana gangguan tersebut akan menghalangi perjalanan ovum
menuju rongga uterus. Karena itu ovum akan berimplantasi dituba menembus epitel dari tuba.
Karena tuba tidak memiliki lapisan sub mukosa, ovum langsung masuk ke lapisan otot.
Dibagian ini zigot menjadi sebuah kapsul trophoblastik yang berproliferasi dengan cepat,
semakin menginvasi dan semakin mengerosi lapisan otot dan akhirnya tumbuh disana.
2. Kehamilan abdominal
Hampir semua kehamilan abdominal terjadi setelah rupture dini kehamilan tuba ke rongga
peritoneum. Biasanya setelah menembus dinding tuba plasenta mempertahankan
perlekatannya dengan tuba tetapi berangsur-angsur keluar batas dan berimplantasi dilapisan
serosa sekitarnya dan akhirnya janin terus tumbuh kerongga peritoneum. Implantasi langsung
telur yang telah dibuahi diperitoneum sangat jarang terjadi.
3. Kehamilan ligamentum latum ( Broad ligament )
Bisa terjadi apabila zigot mula-mula berimplantasi di daerah mesosalping yang diakibatkan
karena rupture bagian tuba yang tidak langsung terbungkus peritoneum. Produk konsepsi akan
terdorong keruang diantara ligamentum latum dan menyebabkan kehamilan ligamentum
latum.
4. Kehamilan interstitial
Terjadi jika implantasi di dalam segmen tuba menembus dinding uterus.
5. Kehamilan ovarium
Terjadi apabila ovum berimplantasi di ovarium, dengan syarat saluran tuba bagian fimbriae
harus menempel pada ovarium . Kehamilan ovarium ini sangat jarang ditemukan.
6. Kehamilan serviks
Terjadi apabila implantasi trofoblast terjadi di endoservks dan kehamilan terus berkembang di
dinding serviks. Lama kehamilan tergantung pada tempat implantasi, semakin tinggi
implantasinya di canalis servikalis, semakin besar kapasitasnya untuk tumbuh.
7. Kehamilan tubo- uterine
Terjadi karena pembesaran produk konsepsi yang awalnya berimplantasi di bagian interstitial
tuba kedalam rongga uterus
8. Kehamilan tubo - abdominal
Terjadi dari kehamilan tuba yang zigotnya mula-mula berimplantasi di dekat ujung fimbriae
dan membesar ke peritoneum
9. Kehamilan tubo-ovarium
Terjadi jika kantung janin sebagian melekat pada tuba dan sebagian di jaringan ovarium. Tuba
bagian ujung fimbriaenya harus melekat pada ovarium.
10. Kehamilan ektopik lain
- Kehamilan splenik ( di limfa )
- Kehamilan hepatic primer
- Kehamilan retroperitoneal
- Kehamilan diafragmatik
11. Kehamilan ektopik multi janin
a. Kehamilan ektopik heterotipik, yaitu :
Kehamilan tuba terjadi bersamaan dengan kehamila uterus
b. Kehamilan tuba multijanin, yaitu :
Kehamilan kembar dengan kedua embrio berada pada tuba yang sama atau embrio pada
masing-masing tuba.