69241834-pengantar-ekonomi

116
BAB I. PENGERTIAN ILMU EKONOMI Mempelajari ilmu ekonomi itu penting, karena persoalan-persoalan hidup seseorang atau negara, sering ditenggarai oleh persoalan cara berfikir yang keliru seperti pemborosan dan distribusi pendapatan yang tidak adil oleh penguasa yang dzalim A. Mengapa Belajar Ilmu Ekonomi? Menurut Case dan Fair (1996) ada beberapa manfaat dari studi ekonomi, antara lain: 1. Memperbaiki cara berpikir yang membantu dalam pengambilan keputusan Dengan pikiran kita mampu menganalisis, menilai benar-salah, baik-buruk dan menentukan pilihan. Metode-metode, teknik berpikir dalam ilmu ekonomi akan meningkatkan kemampuan berpikir dan mengambil keputusan. 2. Membantu memahami masyarakat Sejarah ekonomi mengajarkan bahwa melalui pertukaran, manusia berupaya mengatasi kelangkaan, selanjutnya mengembangkan teknologi dan sistem kemasyarakatan. 3. Membantu memahami masalah-masalah internasional (global) Dengan mempelajari ilmu ekonomi, kita dapat mengerti lebih dalam mengenai permasalahan ekonomi global. Kita dapat mengerti mengapa pada saat negara-negara

Upload: rani-rahmawati

Post on 28-Oct-2015

375 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

BAB I.PENGERTIAN ILMU EKONOMI

Mempelajari ilmu ekonomi itu penting, karena persoalan-persoalan hidup seseorang atau negara, sering ditenggarai oleh persoalan cara berfikir yang keliru seperti

pemborosan dan distribusi pendapatan yang tidak adil oleh penguasa yang dzalim

A. Mengapa Belajar Ilmu Ekonomi?

Menurut Case dan Fair (1996) ada beberapa manfaat dari studi ekonomi, antara

lain:

1. Memperbaiki cara berpikir yang membantu dalam pengambilan keputusan

Dengan pikiran kita mampu menganalisis, menilai benar-salah, baik-buruk

dan menentukan pilihan. Metode-metode, teknik berpikir dalam ilmu ekonomi

akan meningkatkan kemampuan berpikir dan mengambil keputusan.

2. Membantu memahami masyarakat

Sejarah ekonomi mengajarkan bahwa melalui pertukaran, manusia berupaya

mengatasi kelangkaan, selanjutnya mengembangkan teknologi dan sistem

kemasyarakatan.

3. Membantu memahami masalah-masalah internasional (global)

Dengan mempelajari ilmu ekonomi, kita dapat mengerti lebih dalam mengenai

permasalahan ekonomi global. Kita dapat mengerti mengapa pada saat negara-

negara Asia Timur (Indonesia) mengalami krisis ekonomi tahun 1998, negara-

negara maju (Eropa Barat, USA dan Jepang) mau memberi bantuan.

4. Bermanfaat dalam membangun masyarakat demokrasi

Ekonom memandang demokratisasi sangat penting dalam rangka

memperbaiki proses alokasi sumber daya, karena lebih mencerminkan aspirasi

masyarakt kebanyakan.

Page 2: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

B. Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi

Dalam ilmu ekonomi ada dua hal besar yang dibahas, yaitu ekonomi mikro dan

ekonomi makro. Ekonomi mikro membahas proses alokasi sumber daya secara efisien di

tingkat individu, perusahaan dan industri (kumpulan perusahaan yang menghasilkan

barang sejenis). Efisiensi di tingkat mikro belum tentu baik untuk keseluruhan. Misalnya,

agar harga-harga produk industri murah, sebaiknya teknologi yang digunakan padat

modal. Tetapi pilihan ini menghilangkan kesempatan kerja sehingga menimbulkan

pengangguran. Jika tidak ada yang bekerja, pasaran lokal tidak ada, karena tidak ada daya

beli. Ternyata pilihan teknologi padat modal, merugikan industri-pemilik modal. Terlihat

bahwa pilihan teknologi padat modal, memungkinkan efisiensi tingkàt industri tetapi

tidak secara keseluruhan. Banyak sumber daya manusia yang tidak teralokasi. Masalah-

masalah ini dibahas dalam ekonomi makro.

C. Pengertian Barang dan Jasa

Barang adalah benda-benda yang berwujud atau tak berwujud, yang digunakan

masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk menghasilkan benda lain yang

akan memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan jasa tidak dapat digolongkan sebagai

suatu barang, karena tidak berwujud, tetapi dapat memberikan kepuasan dan memenuhi

kebutuhan masyarakat. Contoh jasa ialah jasa perbankan, jasa bengkel, jasa dokter, dan

pengajaran yang diberikan oleh guru.

D. Masalah-masalah Ekonomi

Masalah ekonomi adalah masalah pilihan alokasi sumberdaya yang langka. Ilmu

ekonomi akan senantiasa bermanfaat, selama masalah yang dihadapi adalah alokasi

sumberdaya yang langka. Ada beberapa masalah yang dihadapi, antara lain:

1. Apa yang Harus Diproduksi dan Berapa Banyak?

Produksi berupa barang dan jasa adalah hasil transformasi berbagai faktor

produksi. Barang dan jasa memberikan kegunaan/manfaat bagi pemakai/konsumen.

Pertanyaan apa yang harus diproduksi bermakna barang apa yang harus disediakan?

Berapa banyak agar kesejahteraan masyarakat meningkat?

Page 3: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

2. Bagaimana Memproduksinya?

Setelah memutuskan barang dan jasa apa saja yang harus diproduksi, pertanyaan

berikut adalah, “Bagaimana memproduksinya?” Metode dan teknologi apa yang

digunakan dalam proses produksi? Ilmu ekonomi memandang teknologi sebagai faktor

penting dalam proses produksi.

3. Untuk Siapa Barang dan Jasa Diproduksi?

Pertanyaan ini berdimensi keadilan dan pemerataan. Sebab apa gunanya produksi

melimpah karena menggunakan teknologi tinggi, berskala besar dan efisien, bila hanya

dinikmati segelintir anggota masyarakat saja? Keputusan untuk siapa barang dan jasa

diproduksi berkaitan erat dengan konsep keadilan masyarakat bersangkutan. Bagi

masyarakat egaliter, keadilan berarti setiap individu memperoleh jumlah yang sama.

Sedangkan masyarakat utilitarian tidak terlalu mementingkan keadilan dalam jumlah.

SOAL LATIHAN

1. Mengapa kita perlu belajar ilmu ekonomi ?

2. Apa hubungannya antara masalah perekonomian dengan keadilan distribusi

pendapatan ?

3. Apa perbedaan antara ekonomi mikro dan ekonomi makro ?

4. Jelaskan definisi barang dan jasa !

5. Mengapa pemborosan dalam memanfaatkan sumberdaya-sumberdaya ekonomi

merupakan salah satu masalah dalam perekonomian ?

Page 4: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

BAB II. MEKANISME PASAR: PERMINTAAN DAN PENAWARAN

Persoalan rendahnya daya beli masyarakat, tidak sekedar dipengaruhi oleh peningkatan harga barang dan jasa, melainkan dipengaruhi oleh faktor rendahnya tingkat

pendapatan konsumen.

Untuk meningkatkan pendapatan individu (personal income), diperlukan peningkatan sumberdaya manusia (SDM) yang memiliki produktivitas yang tinggi yang tidak

menggantungkan hidupnya pada orang lain.

A. Hakikat Jumlah yang Diminta

Jumlah total dari suatu komoditi yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga

dinamakan jumlah yang diminta dari komoditi tersebut. Sehubungan dengan konsep ini,

ada tiga aspek yang perlu diperhatikan. Pertama, jumlah yang diinginkan adalah suatu

jumlah yang diinginkan pada tingkat harga komoditi tersebut dan pada harga komoditi

lain, pendapatan konsumen dan sebagainya yang sudah tertentu. Jumlah ini kemungkinan

tidak sama dengan jumlah yang benar-benar dibeli oleh konsumen. Ini dapat terjadi bila

jumlah yang tersedia di pasar tidak cukup, sehingga jumlah yang ingin dibeli melebihi

jumlah yang benar-benar dibeli. Untuk lebih jelasnya, istilah jumlah yang diminta

digunakan untuk menerangkan jumlah yang ingin dibeli, dan jumlah yang benar-benar

dibeli untuk menerangkan jumlah yang sebenarnya dibeli.

Kedua, kata “diinginkan” mengandung makna bahwa jumlah tersebut dalam batas

jangkauan daya beli rumah tangga. Ketiga, jumlah yang diminta menunjukkan pada arus

pembelian yang terus menerus, atau sering disebut konsep flow, artinya, jumlah yang

diminta berhubungan dengan suatu dimensi waktu atau jangka waktu tertentu.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi permintaan suatu barang,

yaitu:

1. Harga Barang Itu Sendiri

Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu

bertambah. Begitu juga sebaliknya.

Page 5: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

2. Harga Barang Lain yang Terkait

Harga barang lain juga dapat mempengaruhi permintaan akan suatu barang, tetapi

kedua macam barang tersebut mempunyai keterkaitan. Keterkaitan dua macam

barang dapat bersifat substitusi (pengganti) dan bersifat komplemen (penggenap).

3. Tingkat Pendapatan Per Kapita

Tingkat pendapatan per kapita dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi

tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu

barang meningkat.

4. Selera atau Kebiasaan

Selera atau kebiasaan juga dapat mempengaruhi permintaan terhadap suatu

barang. Beras misalnya. Walaupun harganya sama, permintaan beras per tahun di

propinsi Maluku lebih rendah dibanding dengan di Sumatra Utara. Mengapa?

Karena orang-orang Maluku lebih menyukai sagu (sejak kecil mereka makan

sagu).

5. Jumlah Penduduk

Kita ambil contoh beras lagi. Sebagai makanan pokok rakyat Indonesia, maka

permintaan akan beras berhubungan positif dengan jumlah penduduk. Makin

banyak jumlah penduduk, permintaan akan beras makin banyak.

C. Fungsi Permintaan

Fungsi permintaan adalah permintaan yang dinyatakan dalam hubungan

matematis dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan fungsi permintaan,

maka kita dapat mengetahui hubungan antara variabel tidak bebas (dependent variable)

dan variabel-variabel bebas (independent variables).

Bentuk persamaan matematis yang menjelaskan hubungan antara tingkat

permintaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ialah:

Dx = f(Px, Py, Y/cap, sel, pen)

di mana: Dx = permintaan akan harang X

Px = harga X

Page 6: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

Py = harga Y (barang substitusi atau komplemen)

Y/cap = pendapatan per kapita

sel = selera atau kebiasaan

pen = jumlah penduduk

Dx adalah variabel tidak bebas (dependent variable), karena besar nilainya

ditentukan oleh variabel-variabel lain, yaitu yang berada di sisi kanan persamaan.

Variabel-variabel ini disebut variabel bebas (independent variable), karena besar nilainya

tidak tergantung besarnya nilai variabel lain.

Dalam analisis ekonomi tidak semua variabel diperhitungkan. Biasanya yang

diperhitungkan adalah yang pengaruhnya besar dan langsung. Dalam hal ini variabel

yang dianggap mempengaruhi permintaan akan suatu barang adalah harga barang itu

sendiri, harga barang lain dan pendapatan.

D. Pengertian Penawaran

Penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan (jual) pada

berbagai tingkat harga selama satu periode tertentu. Faktor-faktor yang menentukan

tingkat penawaran adalah harga jual barang yang bersangkutan, serta faktor-faktor

lainnya yang dapat disederhanakan sebagai faktor nonharga. Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi penawaran akan suatu barang, antara lain:

1. Harga Barang Itu Sendiri

Jika harga suatu barang naik, maka produsen cenderung akan menambah jumlah

barang yang dihasilkan.

2. Harga Barang Lain yang Terkait

Secara umum dapat dikatakan bahwa apabila harga barang substitusi naik, maka

penawaran suatu barang akan bertambah, dan sebaliknya. Sedangkan untuk

barang komplemen, dapat kita nyatakan bahwa apabila harga barang komplemen

naik, maka penawaran akan suatu barang berkurang, dan sebaliknya.

3. Harga Faktor Produksi

Page 7: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

Kenaikan harga faktor produksi akan mengurangi laba perusahaan. Apabila

tingkat laba suatu industri tidak menarik lagi, mereka akan pindah ke industri lain,

dan hal ini akan mengakibatkan berkurangnya penawaran akan barang.

4. Biaya Produksi

Kenaikan harga input menyebabkan kenaikan biaya produksi. Dengan demikian,

bila biaya produksi meningkat (apakah dikarenakan kenaikan harga faktor

produksi atau penyebab lainnya), maka produsen akan mengurangi hasil

produksinya, berarti penawaran akan barang itu berkurang.

5. Teknologi Produksi

Kemajuan teknologi menyebabkan penurunan biaya produksi, dan menciptakan

barang-barang baru. Dalam hubungannya dengan penawaran akan suatu barang,

kemajuan teknologi menyebabkan kenaikan dalam penawaran akan barang.

6. Jumlah Pedagang/Penjual

Apabila jumlah penjual suatu produk tertentu semakin banyak, maka penawaran

akan barang tersebut akan bertambah.

7. Tujuan Perusahaan

Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan laba, bukan memaksimumkan hasil

produksinya. Akibatnya, tiap produsen tidak berusaha untuk memanfaatkan

kapasitas produksinya secara maksimum, tetapi akan menggunakannya pada

tingkat produksi yang memberikan keuntungan maksimum.

8. Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah juga dapat mempengaruhi penawaran akan suatu barang.

Di Indonesia, beras merupakan makanan utama. Kebijakan pemerintah untuk

mengurangi impor beras dan meningkatkan produksi dalam negeri guna

tercapainya swasembada beras, menyebabkan para petani menanam padi tertentu

yang memberikan hasil banyak setiap panennya. Kebijakan ini jelas menambah

supply beras dan keperluan impor beras dapat dikurangi.

Fungsi penawaran adalah penawaran yang dinyatakan dalam hubungan matematis

dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Persamaan matematis yang menjelaskan

hubungan antara tingkat penawaran dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran

adalah:

Page 8: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

Sx = f(Px, Py, Pi, C, tek, ped, tuj, kebij)

di mana: Sx = penawaran akan barang X

Px = hargaX

Py = harga Y (barang substitusi atau komplementer)

Pi = harga input / faktor produksi

C = biaya produksi

tek = teknologi produksi

ped = jumlah pedagang/penjual

tuj = tujuan perusahaan

kebij = kebijakan pemerintah

SOAL LATIHAN

1. Apa yang Anda ketahui dengan definisi permintaan (demand) ?

2. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi tingkat permintaan seseorang

terhadap barang dan jasa yang akan dikonsumsinya ?

3. Apa yang Anda ketahui dengan penawaran (supply) ?

4. Faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi penawaran ?

5. Mengapa kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi besar kecilnya tingkat

penawaran produsen ?

Page 9: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

BAB III. KONSEP ELASTISITAS: ELASTISITAS HARGA DAN PENAWARAN

Kecenderungan masyarakat untuk tetap membeli barang pangan yang relatif mahal dalam proporsi yang masih tinggi, mengindikasikan bahwa barang pangan seperti beras, tepung terigu, telur, daging ayam dan minyak goreng merupakan kebutuhan pokok hidup

masyarakat.

Pemerintah berkewajiban menstabilkan haraga-harga kebutuhan pokok masyarakat, karena tingkat harga dan ketersediaan barang-barang pokok dapat mempengaruhi

tingkat kepercayaan publik kepada pemerintah

A. Pengertian Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang

dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya (ceteris

paribus). Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas

harga (price elasticity of demand). Sedangkan elastisitas yang dikaitkan dengan harga

barang lain disebut elastisitas silang (cross elasticity), dan bila dikaitkan dengan

pendapatan disebut elastisitas pendapatan (income elasticity).

Elastisitas Harga (Ep)

Mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah bila harganya

berubah sebesar satu persen.

Persentase perubahan jumlah barang yang dimintaEp =

Persentase perubahan harga

Angka-angka elastisitas harga:

Page 10: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

1. Inelastis (Ep < 1)

Perubahan permintaan (dalam persentase) lebih kecil daripada perubahan harga.

2. Elastis (Ep > 1)

Permintaan terhadap suatu barang dikatakan elastis bila perubahan harga suatu

barang menyebabkan perubahan permintaan yang besar.

3. Elastis unitari (Ep = 1)

Jika harga naik 10%, permintaan turun 10% juga.

4. Inelastis sempurna (Ep = 0)

Berapapun harga suatu barang, orang akan tetap membeli jumlah yang

dibutuhkan.

5. Elastis tak terhingga (Ep = x)

Perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tak terbilang

besarnya.

Elastisitas Silang (Ec)

Mengukur persentase perubahan permintaan akan suatu barang sebagai akibat

perubahan harga barang lain sebesar satu persen.

Persentase perubahan jumlah barang X yang dimintaEc = Persentase perubahan harga barang X

Atau

Nilal Ec mencerminkan hubungan antara barang X dengan Y. Bila Ec > 0, X

merupakan substitusi Y. Kenaikan harga Y menyebabkan harga relatif X lebih murah,

Page 11: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

sehingga permintaan terhadap X meningkat. Nilai Ec < 0 menunjukkan hubungan X dan

Y adalah komplementer. X hanya bisa digunakan bersama-sama Y. Penambahan atau

pengurangan terhadap X, menyebabkan penambahan atau pengurangan terhadap Y.

Kenaikan harga Y menyebabkan permintaan terhadap Y menurun, yang menyebabkan

permintaan terhadap X ikut menurun.

Elastisitas Pendapatan (Ei)

Mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah bila

pendapatan berubah sebesar satu persen.

Persentase perubahan jumlah barang yang dimintaEi = Persentase perubahan pendapatan

Atau

Umumnya nilai Ei positif, karena kenaikan pendapatan (nyata) akan

meningkatkan permintaan. Makin besar nilai Ei, elastisitas pendapatannya makin besar.

Barang dengan Ei > 0 merupakan barang normal (normal goods). Bila nilai Ei antara 0

sampai 1, barang tersebut merupakan kebutuhan pokok (essential goods). Barang dengan

nilai Ei > 1 merupakan barang mewah (luxurius goods). Ada barang dengan Ei <0.

Permintaan terhadap barang tersebut justru menurun pada saat pendapatan nyata

meningkat. Barang ini disebut barang inferior (inferior good).

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Harga

Ada beberapa faktor yang menentukan tingkat elastisitas harga:

1. Tingkat substitusi. Makin sulit mencari substitusi suatu barang, permintaan makin

inelastis.

Page 12: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

2. Jumlah pemakai. Makin banyak jumlah pemakai, permintaan akan suatu barang

makin inelastis.

3. Proporsi kenaikan harga terhadap pendapatan konsumen. Bila proporsi tersebut

besar, maka permintaan cenderung lebih e1astis.

4. Jangka waktu. Jangka waktu permintaan atas suatu barang juga mempunyai

pengaruh terhadap elastisitas harga. Namun hal ini tergantung pada apakah

barangnya durabel atau nondurabel.

C. Definisi Elastisitas Penawaran

Elastisitas penawaran dapat didefinisikan dengan analogi logika yang sama

dengan elastisitas permintaan. Elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan

berapa persen jumlah barang yang ditawarkan berubah, bila harga barang berubah satu

persen. Elastisitas penawaran, juga dapat dikaitkan dengan faktor-faktor atau variabel-

variabel lain yang dianggap mempengaruhinya, seperti tingkat bunga, tingkat upah, harga

bahan baku dan harga bahan antara lainnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran antara lain:

1. Jenis produk. Kurva penawaran produk pertanian umumnya inelastis, sebab

produsen tidak mampu memberikan respons yang cepat terhadap perubahan

harga. Jika harga beras naik 10%, petani harus menanam dahulu dan baru 3-4

bulan kemudian dapat memanen hasil. Sementara kurva penawaran produk

industri umumnya elastis, sebab mampu berespons cepat terhadap perubahan

harga. Bila harga tekstil meningkat, pabrik tekstil akan memperpanjang jam kerja

mesin, menambah pekerja harian atau memberikan kesempatan lembur.

2. Sifat perubahan biaya produksi. Selain tergantung pada jenis produknya,

elastisitas penawaran dipengaruhi juga oleh sifat perubahan biaya produksi.

Penawaran akan bersifat inelastis bila kenaikan penawaran hanya dapat dilakukan

dengan mengeluarkan biaya yang sangat tinggi. Bila penawaran dapat ditambah

dengan pengeluaran biaya tambahan yang tidak terlalu besar, penawaran akan

bersifat elastis. Apakah biaya produksi akan meningkat dengan cepat atau lambat

apabila produksi ditambah, tergantung pada beberapa faktor, antara lain:

Page 13: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

a) Tingkat penggunaan kapasitas perusahaan. Apabila kapasitasnya telah

mencapai tingkat yang tinggi, investasi baru harus dilakukan untuk menambah

produksi. Dalam keadaan mi kurva penawaran akan menjadi inelastis.

b) Kemudahan memperoleh faktor-.faktor produksi. Penawaran akan menjadi

inelastis apabila faktor-faktor produksi yang diperlukan untuk menaikkan

produksi sulit diperoleh.

3. Jangka waktu. Jangka waktu juga dapat mempengaruhi besarnya elastisitas

penawaran.

SOAL LATIHAN

1. Dapatkah Anda menjelaskan definisi elastisitas harga ? Sebutkan faktor-faktor

yang mempengaruhi elastisitas harga !

2. Jelaskan pula apa yang dimaksud dengan elastisitas silang ? berikan contohnya !

3. Mengapa beras merupakan barang inelastis ? Kemukakan alasan Anda !

4. Mengapa kenaikanharga BBM di Indonesia tidak membuat permintaan terhadap

BBM menjadi berkurang ?

5. Apa yang dimaksud dengan elastisitas penawaran ? Jelaskan faktor-faktor yang

mempengaruhi elastisitas penawaran !

Page 14: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

BAB IV. TEORI PERILAKU KONSUMEN

Konsumsi barang maupun jasa yang berlebihan tidak hanya akan menurunkan nilai manfaat/utilitas barang dan jasa itu sendiri, tetapi lebih dari itu, berlebih-lebihan dalam mengkonsusmsi barang atau jasa tanpa ada pengendalian, menjerumuskan manusia pada kesesatan.

Islam mengatur manusia untuk hidup hemat dan memanfaatkan barang dan jasa yang Allah SWT berikan dengan kadar yang cukup tanpa berlebih-lebihan

A. Pengertian-pengertian dan Asumsi Utama

Barang (Commodities)

Barang adalah benda dan jasa yang dikonsumsi untuk memperoleh manfaat atau

kegunaan. Bila seseorang mengonsumsi lebih dan satu barang dan jasa, seluruhnya

digabungkan dalam bundel barang (commodities bundle). Barang yang dikonsumsi

mempunyai sifat makin banyak dikonsumsi makin besar manfaat yang diperoleh (good).

Utilitas (Utility)

Utilitas adalah manfaat yang diperoleh karena mengonsumsi barang. Utilitas

merupakan ukuran manfaat suatu barang dibanding dengan alternatif penggunaannya.

Utilitas digugakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh konsumen. Utilitas total

(total utility/TU) adalah manfaat total yang diperoleh dan seluruh barang yang

dikonsumsi. Utilitas marjinal (marginal utility/MU) adalah tambahan manfaat yang

diperoleh karena menambah konsumsi sebanyak satu unit barang.

Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (The Law of Diminishing

Marginal Utility)

Pada awalnya penambahan konsumsi suatu barang akan memberi tambahan

utilitas yang besar, tetapi makin lama pertambahan itu bukan saja makin menurun,

bahkan menjadi negatif. Good sudah berubah menjadi bad. Gejala itu disebut sebagai

Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (The Law of Diminshing Marginal

Utility, untuk selanjutnya disingkat LDMU). Dalam analisis perilaku konsumen, gejala

LDMU dilihat dan makin menurunnya nilai utilitas marjinal. Karena dasar analisisnya

Page 15: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

adalah perubahan utilitas marjinal, analisis ini dikenal sebagai analisis marjinal (marginal

analysis).

Konsistensi Preferensi (Transitivity)

Konsep preferensi berkaitan dengan kemampuan konsumen menyusun prioritas

pilihan agar dapat mengambil keputusan. Minimal ada dua sikap yang berkaitan dengan

preferensi konsumen, yaitu lebih suka (prefer) dan atau sama-sama disukai (indifference).

Pengetahuan Sempurna (Perfect Knowledge)

Konsumen diasumsikan memiliki informasi atau pengetahuan yang sempurna

berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka tahu persis kualitas barang, kapasitas

produksi, teknologi yang digunakan dan harga barang di pasar. Mereka mampu

memprediksi jumlah penerimaan untuk suatu periode konsumsi.

B. Teori Kardinal (Cardinal Theory)

Teori Kardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara nominal.

Sedangkan satuan ukuran kegunaan (utility) adalah util. Keputusan untuk mengonsumsi

suatu barang berdasarkan perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang

harus dikeluarkan. Nilai kegunaan yang diperoleh dan konsumsi disebut utilitas total

(TU). Tambahan kegunaan dan penambahan satu unit barang yang dikonsumsi disebut

utilitas marjinal (MU). Total uang yang harus dikeluarkan untuk konsumsi adalah jumlah

unit barang dikalikan harga per unit. Untuk setiap unit tambahan konsumsi, tambahan

biaya yang harus dikeluarkan sama dengan harga barang per unit.

C. Teori Ordinal (Ordinal Theory)

1. Kurva Indiferensi (Indifference Curve)

Menurut Teori Ordinal, kegunaan tidak dapat dihitung. Hanya dapat

dibandingkan, sebagaimana kita menilai kecantikan atau kepandaian seseorang. Untuk

menjelaskan pendapatnya, Teori Ordinal menggunakan kurva indiferensi. Kurva

indiferensi adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dua macam

barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Suatu

Page 16: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

kurva indiferensi atau sekumpulan kurva indiferensi (yang disebut peta indiferensi atau

indifference map), dihadapi oleh hanya seorang konsumen.

Walaupun telah dinyatakan bahwa menurut teori ordinal kegunaan atau kepuasan

tidak dapat dihitung, namun untuk keperluan studi (agar menjadi lebih jelas), tidaklah

salah bila kita mengasumsikan bahwa informasi dan kurva indiferensi dapat

diterjemahkan dalam persamaan kuantitatif. Misalnya nilai kegunaan (kepuasan) Sutarno

dan mengonsumsi makan bakso dan makan sate per bulan dapat ditulis sebagai

U = X.Y

di mana U = tingkat kepuasan

X = makan bakso (mangkok per bulan)

Y = makan sate (porsi per bulan)

Untuk mencapai tingkat kepuasan 100 (U = 100), beberapa kombinasi yang

mungkin dicantumkan dalam tabel berikut ini.

Makan Bakso (mangkok per bulan)

Makan Sate (porsi per bulan)

Nilai Kepuasan

25 4 10020 5 10010 10 1005 20 1004 25 100

Jika kombinasi itu disajikan dalam kurva akan diperoleh kurva indiferensi (IC)

seperti ditunjukkan oleh kurva berikut.

Kurva Indiferensi

Page 17: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

Asumsi-asumsi kurva indiferensi antara lain:

a. Semakin jauh kurva indiferensi dan titik origin, semakin tinggi tingkat

kepuasannya.

Asumsi ini menjelaskan bahwa konsumen dapat membandingkan

pilihannya terpenuhi. Kumpulan kurva indiferensi hanya mengatakan bahwa

makin ke kanan atas, tingkat kepuasannya makin tinggi, tetapi tidak dapat

mengatakan berapa kali lipat. Misalnya, walaupun IC3 jaraknya terhadap titik

(0,0) adalah tiga kali IC1, tidak berarti tingkat kepuasan yang diberikan IC3

adalah tiga kali lipat IC1. Yang dapat dikatakan adalah IC3 memberi tingkat

kepuasan Iebih besar dan IC1.

Himpunan Kurva Indiferinsi

b. Kurva indiferensi menurun dan kiri atas ke kanan bawah (downward sloping), dan

cembung ke titik origin (convex to origin).

Asumsi ini menggambarkan adanya kelangkaan. Bila suatu barang makin

Iangka, harganya makin mahal. Hal ini dijelaskan dalam konsep Marginal Rate of

Substitution (MRSyx yang menjelaskan berapa banyak barang Y harus

dikorbankan untuk menambah 1 unit barang X demi menjaga tingkat kepuasan

yang sama. Berdasarkan hukum LDMU, jumlah Y yang ingin dikorbankan makin

kecil pada saat jumlahnya makin sedikit (langka).

Page 18: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

Kurva indiferensi yang cembung ke arah titik origin menjelaskan kadar

penggantian marjinal. Tingkat penggantian marjinal menggambarkan besarnya

pengorbanan atas konsumsi suatu barang untuk menambah konsumsi barang

lainnya dengan tetap mempertahankan tingkat kepuasan yang diperoleh.

Kurva Marginal Rate of Substitution

Dalam kurva diatas, pada awalnya jumlah Y yang ingin dikorbankan

untuk memperoleh tambahan satu unit X adalah OY1-0Y2. Sehingga besarnya

MRSyx adalah - (OY1-OY2 / OX1-OX2). Pada saat ingin menambah 1 unit X lagi

(dan OX2 ke OX3), jumlah Y yang ingin dikorbankan menjadi lebih kecil (OY2-

OY3), sehingga nilai MRSyx berubah. Jumlah Y yang ingin dikorbankan

menurun, karena jumlah Y yang dimiliki makin sedikit (langka).

c. Kurva indiferensi tidak saling berpotongan.

Asumsi ini penting agar asumsi transitivitas terpenuhi.

Page 19: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

Posisi Kurva Indefirens Dikaitkan dengan Konsistensi Preferensi (Transitivitas)

Pada gambar diatas, IC1 dan IC2 berpotongan di titik B, berarti IC1 = IC2. Di titik C, IC2 >

IC1, padahal di titik A, IC1 > IC2. Keadaan itu tidak sesuai dengan asumsi transitivitas

yang mengatakan: Bila A > B dan B > C, maka A > C. Asumsi transitivitas hanya

terpenuhi bila IC1 dan IC2 tidak saling berpotongan (gambar b).

2. Kurva Garis Anggaran (Budget Line Curve)

Garis anggaran ada1ah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam

barang yang rnernbutuhkan biaya (anggaran) yang sama besar. Misalnya garis anggaran

dinotasikan sebagai BL, sedangkan harga sebagai P (Px untuk X dan Py untuk Y) dan

jumlah barang yang dikonsumsi adalah Q (Qx untuk X dan Qy untuk Y), maka

BL = Px.Qx + Py.Qy

Kemiringan (slope) kurva BL adalah negatif, yang merupakan rasio Px dan Py.

Pada gambar dibawah ini, kita melihat bahwa OY sama dengan besarnya pendapatan (M)

dibagi harga Y, sedangkan OX sama dengan besarnya pendapatan (M) dibagi harga X.

Sehingga slope kurva garis anggaran adalah:

- (OY/OX) = - (1/Py.M)/(1/Px.M) = -Px/Py

Page 20: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

Kurva Garis Anggaran (Budget Line Curve)

Dari kurva diatas :

Px.X1+ Py.Y1= Px.X2 + Py.Y2 = Px.X3 + Py.Y3

SOAL LATIHAN

1. Coba Anda jelaskan mengenai barang baik (good goods) dan barang buruk (bad

goods) !

2. Dapatkah Anda menjelaskan apa yang dimaksud dengan manfaat (utility) suatu

barang ?

3. Mengapa pertambahan konsumsi suatu barang atau jasa secara terus menerus

akan mengurangi manfaat barang atau jasa yang dikonsumsinya ?

4. Apa yang Anda ketahui dengan kurva indiferen beserta asumsi-asumsinya !

5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan garis anggaran ?

BAB V. TEORI PRODUKSI DAN KONSEP BIAYA

Page 21: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

Perusahaan yang efisien adalah perusahaan yang memanfaatkan dan memelihara sumberdaya-sumberdaya produksinya secara adil. Tidak mengeksploitasi buruh, tetapi

sebaliknya memberdayakan buruh sebagai aset perusahaan yang harus dilindungi.

Kemampuan perusahaan dalam memelihara barang modal khususnya mesin dan peralatan, serta dengan terus mengikuti perkembangan teknologi produksi dapat

mempertahankan kemampuan output perusahaan pada level yang diinginkan.

A. Dimensi Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Dalam jangka panjang (long run) dan sangat panjang (very long run) semua faktor

produksi sifatnya variabel. Perusahaan dapat menambah atau mengurangi kapasitas

produksi dengan menambah atau mengurangi mesin produksi. Dalam konteks

manajemen, jangka panjang dan jangka sangat panjang berkaitan dengan ukuran waktu

kronologis. Misalnya ada kualifikasi yang menyatakan bahwa jangka panjang berkisar

antara 5-25 tahun. Jangka sangat panjang bila waktunya lebih dan 25 tahun.

Teori produksi tidak mendefinisikan jangka pendek dan jangka panjang secara

kronologis. Periode jangka pendek adalah periode produksi dimana perusahaan tidak

mampu dengan segera melakukan penyesuaian jumlah penggunaan salah satu atau

beberapa faktor produksi. Periode jangka panjang adalah periode produksi di mana semua

faktor produksi menjadi faktor produksi variabel.

Tenggang waktu jangka pendek setiap perusahaan berbeda-beda tergantung jenis

usahanya. Perusahaan yang memproduksi barang-barang modal, periode jangka

pendeknya barangkali lima tahun. Sebab perusahaan membutuhkan waktu minimal lima

tahun untuk menambah kapasitas produksi dengan menambah mesin. Perusahaan yang

bergerak di industri pengolahan, periode jangka pendeknya lebih singkat. Perusahaan

yang mengolah makanan kalengan, periode jangka pendeknya barangkali hanya dua atau

tiga tahun.

B. Model Produksi

Satu Faktor Produksi Variabel

Page 22: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

Pengertian produksi dengan satu faktor produksi variabel adalah pengertian

analisis jangka pendek, di mana ada faktor produksi yang tidak dapat diubah. Ketika

mencoba memahami proses alokasi faktor produksi oleh perusahaan, ekonomi membagi

faktor produksi menjadi barang modal (capital) dan tenaga kerja (labour). Dalam model

produksi satu faktor produksi variabel, barang modal dianggap faktor produksi tetap.

Keputusan produksi ditentukan berdasarkan alokasi efisiensi tenaga kerja.

Dua Faktor Produksi Variabel

Dalam bagian ini kita melonggarkan asumsi adanya faktor produksi tetap. Baik

barang modal maupun tenaga kerja sekarang bersifat variabel. Namun yang harus diingat

bahwa pelonggaran asumsi ini masih tetap terlalu menyederhanakan persoalan. Sebab

dalam kenyataan, faktor produksi variabel yang digunakan dalam proses produksi lebih

dari dua macam.

1. Isokuan (Isoquant)

Isokuan adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua

macam faktor produksi variabel secara efisien dengan tingkat teknologi tertentu, yang

menghasilkan tingkat produksi yang sama. Misalnya, kasus usaha tekstil tradisional

dengan asumsi mesin dapat ditambah.

Produksi Total Usaha TekstilTradisional (Dua Faktor Produksi Variabel)

MesinTenaga Kerja

1 2 3 4 51 5 20 45 80 1052 30 45 105 150 1353 80 105 150 180 1504 105 135 180 240 210

Kita melihat bahwa tingkat produksi 105 bal tekstil dapat dicapai dengan

beberapa kombinasi faktor produksi, yaitu 1 mesin dengan 5 tenaga kerja, 2 mesin

dengan 3 tenaga kerja dan seterusnya. Selanjutnya kita dapat menurunkan kurva isokuan

seperti berikut ini.

Page 23: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

Kurva Isokuan (Isoquant)

Asumsi-asumsi isokuan:

a. Konektivitas (Conectivity)

Asumsi koneksitas analogi dengan asumsi pada pembahasan perilaku konsumen,

yaitu kurva indiferensi yang menurun dan kiri atas ke kanan bawah (down ward

sloping). Produsen dapat melakukan berbagai kombinasi penggunaan dua macam

faktor produksi untuk menjaga agar tingkat produksi tetap. Kesediaan produsen

untuk mengorbankan faktor produksi yang satu demi menambah penggunaan

faktor produksi yang lain untuk menjaga tingkat produksi pada isokuan yang

sama disebut Derajat Teknik Substitusi Faktor Produksi atau Marginal Rate of

Technical Substitution (MRTS). MRTSIk adalah bilangan yang menunjukkan

berapa unit faktor produksi I harus dikorbankan untuk menambah 1 unit faktor

produksi k pada tingkat produksi yang sama. Jika I adalah tenaga kerja dan k

adalah barang modal (mesin), maka MRTSIk adalah berapa unit tenaga kerja yang

harus dikorbankan untuk menambah 1 unit mesian, demi menjaga produksi pada

tingkat yang sama.

b. Penurunan Nilai MRTS (Diminishing of MRTS)

Produsen menganggap makin mahal faktor produksi yang semakin langka. Itulah

sebabnya mengapa nilai MRTSlk makin menurun (hukum LDR). Dalam kasus-

kasus tertentu, nilai MRTS akan konstan atau nol. MRTS konstan bila kedua

faktor produksi bersifat substitusi sempurna (perfect substitution).

Page 24: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

c. Hukum Pertambahan Hasil yang Semakin Menurun (The Law of Diminishing

Return)

Asumsi ini menjelaskan bahwa penambahan jumlah tenaga kerja dengan jumlah

mesin yang tetap, justru megurangi tingkat pertambahan output.

d. Daerah Produksi yang Ekonomis (Relevance Range of Production)

2. Perubahan Output Karena Perubahan Skala Penggunaan Faktor Produksi (Return

to Scale).

Perubahan Output Karena Perubahan Skala Penggunaan Faktor Produksi adalah

konsep yang ingin menjelaskan seberapa besar output berubah bila jumlah faktor

produksi di lipat gandakan (doubling).

a. Skala Hasil Menaik (Increasing Return to Scale)

Jika penambahan faktor produksi sebanyak 1 unit menyebabkan output meningkat

lebih dan satu unit, fungsi produksi memiliki karakter Skala Hasil Menaik

(Increasing Return to Scale).

b. Skala Hasil Konstan (Constant Return to Scale)

Jika pelipatgandaan faktor produksi menambah output sebanyak dua kali lipat

juga, fungsi produksi memiliki karakter skala hasil konstan.

c. Skala Hasil Menurun (Decreasing Return to Scale)

Jika penambahan 1 unit factor produksi menyebabkan output bertambah kurang

dari 1 unit, fungsi produksi memiliki karakter skala hasil menurun.

3. Perkembangan Teknologi

Kemajuan teknologi memungkinkan peningkatan efisiensi penggunaan faktor

produksi. Tingkat produksi yang sama dapat dicapai dengan penggunaan faktor produksi

yang Iebih sedikit.

4. Kurva Anggaran Produksi (Isocost)

Page 25: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

Kurva anggaran produksi (isocost) adalah kurva yang menggambarkan berbagai

kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi yang memerlukan biaya yang sama.

Jika harga faktor produksi tenaga kerja adalah upah (w) dan harga faktor produksi barang

modal adalah sewa (r), maka kurva isocost (I) adalah:

I = rK + wL

5. Keseimbangan Produsen

Keseimbangan produsen terjadi ketika kurva I bersinggungan dengan kurva Q. Di

titik persinggungan itu kombinasi penggunaan kedua faktor produksi akan memberikan

hasil output yang maksimum. Keseimbangan dapat berubah karena perubahan

kemampuan anggaran maupun harga faktor produksi. Analisis perubahan keseimbangan

produsen analogis dengan analisis perilaku konsumen.

Perubahan jumlah faktor produksi yang digunakan merupakan interaksi kekuatan

efek substitusi (substitution effect) dan efek skala produksi (output effect). Karena itu

produsen juga mengenal faktor produksi inferior, yaitu faktor produksi yang

penggunaannya justru menurun bila kemampuan anggaran perusahaan meningkat

(kemampuan memproduksi meningkat). Dalam mencapai keseimbangannya produsen

selalu berdasarkan prinsip efisiensi, yaitu maksimalisasi output (output maximalization)

atau minimalisasi biaya (cost minimalization). Prinsip maksimalisasi output menyatakan

bahwa dengan anggaran yang sudah ditentukan, dicapai output. Prinsip minimalisasi

biaya menyatakan target ouput yang sudah ditetapkan harus dicapai dengan biaya

minimum.

6. Pola Jalur Ekspansi (Expantion Path)

Tujuan perusahaan adalah maksimalisasi laba. Untuk mencapai tujuan itu, dalam

jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan harus tetap mempertahankan

efisiensinya. Biasanya perusahaan menetapkan target yang akan dicapai setiap tahunnya,

yang harus dicapai dengan biaya minimum. Dalam jangka panjang perusahaan memiliki

tingkat fleksibilitas lebih tinggi dalam mengombinasikan faktor produksi.

Page 26: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

C. Biaya Produksi Jangka Pendek

1. Biaya Total, Biaya Tetap dan Biaya Variabel

Biaya total jangka pendek (total cost) sama dengan biaya tetap ditambah biaya

variabel. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada

jumlah produksi. Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang besarnya tergantung

pada tingkat produksi.

TC=FC + VC

di mana: TC = biaya total jangka pendek

FC = biaya tetap jangka pendek

VC = biaya variabel jangka pendek

Kurva-kurva Biaya Total, Biaya Tetap, Biaya Variabel

Kurva FC mendatar menunjukkan bahwa besarnya biaya tetap tidak tergantung

pada jumlah produksi. Kurva VC membentuk huruf S terbalik, menunjukkan hubungan

terbalik antara tingkat produktivitas dengan besarnya biaya. Kurva TC sejajar dengan VC

menunjukkan bahwa dalam jangka pendek, perubahan biaya total semata-mata ditentukan

oleh perubahan biaya variabel.

2. Biaya Rata-rata

Page 27: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

Biaya rata-rata adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi satu unit

output. Besarnya biaya rata-rata adalah biaya total dibagi jumlah output. Karena dalam

jangka pendek TC = PC + VC, maka biaya rata-rata (average cost) sama dengan biaya

tetap rata-rata (average fixed cost) ditambah biaya variabel rata-rata (average variable

cost).

AC = AFC + AVC

atau

TC FC VC= +

Q Q Q

di mana: AC = biaya rata-rata jangka pendek

AFC = biaya tetap rata-rata jangka pendek

AVC = biaya variabel rata-rata jangka pendek

Kurva Biaya Rata-rata

Kurva AFC terus menurun, menunjukkan bahwa AFC makin menurun bila

produksi ditambah. Tetapi kurva AFC tidak pernah menyentuh sumbu horizontal

(asimptot). Artinya nilai AFC tidak pernah negatif. Kurva AC mula-mula menurun lalu

naik, sepola dengan pergerakan kurva AVC. Pola ini berkaitan dengan hukum LDR (law

of diminishing return). Kurva AVC juga mula-mula menurun selanjutnya menaik dan

terus mendekati kurva AC, namun tidak pernah bersentuhan (asimptot). Makin kecilnya

Page 28: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

jarak AVC dengan AC karena makin mengecilnya AFC. Pergerakan kurva AVC

berkaitan dengan pergerakan kurva AP (average product). Bila harga per unit tenaga

kerja adalah P. maka AVC = P/AP. Dan persamaan mi terlihat pada saat nilai AP

meningkat, nilai AVC menurun. Begitu sebaliknya.

3. Biaya Marjinal (Marginal Cost)

Biaya marjinal (MC) adalah tambahan biaya karena menambah produksi

sebanyak satu unit output.

Kurva Biaya Marjinal

Gambar diatas menggambarkan bahwa garis singgung a, b, c dan seterusnya

menunjukkan besarnya MC. Bila garis singgung makin mendatar, nilai MC makin

mengecil, begitu sebaliknya. Gambar b menunjukkan kurva MC yang diturunkan dari

gambar a.

4. Hubungan Antar Kurva-kurva Biaya

Page 29: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

Kurva-kurva Biaya

a. Kurva AFC terus menurun berbentuk garis asimptot pada sumbu vertikal dan

horizontal (titik I dan 2), tapi tidak pernah sampai menyinggung atau memotong

sumbu horizontal.

b. Kurva AVC mula-mula menurun, sampai mencapai minimum (titik 3) pada saat

AP maksimum, kemudian menaik mendekati kurva AC namun tidak pernah

bersentuhan (titik 5), karena AFC terus menurun.

c. Kurva AC awalnya menurun sampai mencapai minimum di titik 4, setelah itu

terus menaik.

d. Kurva MC pada awalnya juga menurun hingga mencapai minimum di titik 6.

Selanjutnya kurva MC menaik dan memotong kurva AVC dan AC pada saat

keduanya minimum (titik 3 dan 4). Setelah titik itu nilai MC Iebih besar dari nilai

AC dan AVC.

Page 30: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

SOAL LATIHAN

1. Apa yang Anda ketahui dengan faktor-faktor produksi ? Sebutkan contohnya !

2. Jelaskan pengertian isokuan (isoquant) dan sebutkan asumsi-asumsinya !

3. Jelaskan pula apa yang dimaksud dengan biaya total (total cost) , biaya tetap

(fixed cost) ! sebutkan contohnya !

4. Jelaskan apa yang Anda ketahui dengan dan biaya variabel (variable cost) ?

berikan contohnya !

5. Mengapa adopsi teknologi berpotensi meningkatkan efisiensi produksi ?

BAB VI.

Page 31: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA (PPS)

Asumsi-asumsi pasar persaingan sempurna di era kontemporer saat ini sulit untuk ditemukan secara mutlak. Yang mungkin terjadi adalah bentuk pasar yang

mendekati pemenuhan asumsi-asumsi pasar persaingan sempurna.

Contoh bentuk pasar yang mendekati persaingan sempurna di Indonesia adalah pasar komoditas pangan beras, dimana banyak penjual dan banyak pembel beras di

Indonesia. Tetapi kekuatan tengkulak besar yang menekan harga jual gabah kering giling petani dan kelemahan Bulog dalam mengatisipasi pasar gelap

beras, berpotensi merugikan petani dan konsumen.

A. Karakteristik PPS

1. Homogenitas Produk (Homogeneous Product)

Yang dimaksud dengan produk yang homogen adalah produk yang mampu

memberikan kepuasaan (utilitas) kepada konsumen tanpa perlu mengetahui siapa

produsennya. Konsumen tidak membeli merek barang tetapi kegunaan barang.

Karena itu semua perusahaan dianggap mampu memproduksi barang dan jasa

dengan kualitas dan karakteristik yang sama.

2. Pengetahuan Sempurna (Perfect Knowledge)

Para pelaku ekonomi (konsumen dan produsen) memiliki pengetahuan sempurna

tentang harga produk dan input yang dijual. Dengan dernikian konsumen tidak

akan mengalami perlakuan harga jual yang berbeda dan satu perusahaan dengan

perusahaan lainnya. Dan siapa pun produk dibeli, harga yang berlaku adalah

sama. Demikian halnya dengan perusahaan, hanya akan menghadapi satu harga

yang sania dan berbagai pemilik faktor produksi.

3. Output Perusahaan Relatif Kecil (Small Relatively Output)

Semua perusahaan dalam industri (pasar) dianggap berproduksi efisien (biaya

rata-rata terendah), baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Kendatipun demikian jumlah output setiap perusahaan secara individu dianggap

relatif kecil dibanding jumlah output seluruh perusahaan dalam industri.

4. Perusahaan Menerima Harga Yang Ditentukan Pasar (Price Taker)

Page 32: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

Konsekuensi dari asumsi ketiga adalah bahwa perusahaan menjual produknya

dengan berpatokan pada harga yang ditetapkan pasar (price taker). Karena secara

individu perusahaan tidak mampu mempengaruhi harga pasar. Yang dapat

dilakukan perusahaan adalah menyesuaikan jumlah output untuk mencapai laba

maksimum.

5. Keleluasaan Masuk-Keluar Pasar (Free Entry and Exit)

Pemikiran yang mendasari asumsi ini adalah dalam pasar persaingan sempurna

faktor produksi mobilitasnya tidak terbatas dan tidak ada biaya yang harus

dikeluarkan untuk memindahkan faktor produksi. Pengertian mobilitas mencakup

pengertian geografis dan antarpekerjaan. Maksudnya faktor produksi seperti

tenaga kerja mudah dipindahkan dan satu tempat ke tempat lainnya atau dan satu

pekerjaan ke pekerjaan lainnya, tanpa biaya. Hal tersebut menyebabkan

perusahaan leluasa untuk masuk-keluar pasar. Jika perusahaan tertarik di satu

industri (dalam industri masih memberikan laba), dengan segera dapat masuk.

Bila tidak tertarik lagi atau gagal, dengan segera dapat keluar.

B. Permintaan dan Penerimaan dalam PPS

1. Permintaan

Tingkat harga dalam pasar persaingan sempurna ditentukan oleh permintaan dan

penawaran. Misalkan kita berbicara tentang pasar pakaian anak-anak, maka harga

pakaian anak-anak ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran pakaian anak-

anak, seperti digambarkan dalam kurva dibawah ini (kurva a).

Page 33: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

Kurva Permintaan Industri dan Perusahaan(Pakaian Anak-anak) dalam PPS

Perusahaan secara individu harus menerima harga tersebut sebagai harga jual.

Karena jumlah output perusahaan relatif sangat kecil dibanding output pasar, maka

berapa pun yang dijual perusahaan, harga relatif tidak berubah. Karena itu kurva

permintaan yang dihadapi perusahaan secara individu berbentuk garis lurus horizontal

(kurva b).

2. Penerimaan

Penerimaan total (total revenue) perusahaan sama dengan jumlah output (Q)

dikali harga jual (P). Karena harga telah ditetapkan, penerimaan rata-rata (average

revenue) dan penerimaan marjinal (marginal revenue) adalah sama dengan harga.

Dengan demikian kurva permintaan (D) sama dengan kurva penerimaan rata-rata (AR)

sama dengan kurva penerimaan marjinal (MR) dan sama dengan harga (P), seperti pada

gambar.a dibawah ini.

Page 34: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

Kurva Penerimaan: TR, AR, MR dalam PPS

Kurva penerimaan total berbentuk garis lurus dengan sudut kemiringan positif, bergerak

mulai dan titik (0,0), seperti ditunjukkan oleh gambar b.

C. Penawaran Perusahaan PPS

Penawaran industri adalah total penawaran perusahaan-perusahaan. Jumlah output

yang ditawarkan perusahaan adalah jumlah yang menghasilkan laba maksimum (MR =

MC). Berdasarkan hal tersebut dapat dikonstruksi kurva penawaran perusahaan, baik

dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

1. Kurva Penawaran Jangka Pendek

Gambar a dibawah ini menunjukkan jika harga di bawah P0, perusahaan tidak mau

berproduksi (tidak ada penawaran) karena harga masih lebih kecil dari biaya vaniabel per

unit yang paling rendah (AVC berpotongan dengan MC). Jika harga naik ke P, agar

mencapai laba maksimum perusahaan berproduksi pada saat MR = MC atau MR P,

sehingga jumlah output adalah Q1. Jika harga jual terus meningkat, misalnya ke P2, P3 dan

P4, maka perusahaan harus memproduksi Q2, Q3 dan Q4 agar mencapai laba maksimum.

Kurva MC menunjukkan hubungan antara tingkat harga dengan jumlah output yang

ditawarkan. Dengan demikian dalam pasar persaingan sempurna kurva MC setelah

melewati titik potong dengan minimum kurva AVC adalah juga kurva penawaran jangka

pendek (gambar b).

Page 35: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

Kurva Penawaran Jangka Pendek

2. Kurva Penawaran Jangka Panjang

a. Dalam industri skala biaya konstan (constant cost industry) penambahan

penggunaan faktor produksi karena masuknya perusahaan-perusahaan baru, tidak

akan menaikkan harga faktor produksi. Karenanya kurva-kurva biaya perusahaan

yang sudah ada tidak berubah. Kurva penawaran jangka panjang adalah LS yang

berbentuk garis lurus sejajar sumbu horizontal.

Kurva Penawaran Jangka Panjang Industri Skala Biaya Konstan

b. Industri Skala Biaya Menaik (Increasing Cost Industry)

Page 36: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

Pada industri skala biaya menaik, masuknya perusahaan-perusahaan baru

menyebabkan harga faktor produksi naik, sehingga terjadi perubahan struktur

biaya dan pergeseran titik keseimbangan.

Kurva Penawaran Jangka Panjang Industri Skala Biaya Menaik

Kurva c menunjukkan peningkatan permintaan (D1 ke D2), menaikkan

harga ke P2 yang mengundang masuknya perusahaan-perusahaan lain ke dalam

industri. Akibatnya struktur biaya perusahaan berubah menjadi lebih mahal.

Kurva a adalah struktur biaya sebelum masuknya perusahaan lain. Kurva b adalah

struktur biaya setelah masuknya perusahaan lain. Perubahan struktur biaya

menyebabkan titik potong MR dan MC bergeser dan mendesak perusahaan

mengubah jumlah output yang ditawarkan. Akibatnya dalam industri kurva

penawaran bergeser ke S2 dengan tingkat harga P3 dan output Q3. Pada saat itu

perusahaan menikmati laba normal yang menyebabkan gerak masuk-keluar

terhenti. Karena itu kurva penawaran jangka panjang adalah LS yang mempunyai

sudut kemiringan positif.

c. Industri Skala Biaya Menurun (Decreasing Cost Industry)

Dalam kurva dibawah ini, pada industri skala biaya menurun masuknya

perusahaan-perusahaan lain ke dalam industri justru menurunkan harga faktor

produksi karena efisiensi skala besar (large scale economies). Akibatnya struktur

biaya berubah menjadi lebih murah (kurva a ke kurva b). Meningkatnya

permintaan (D1 ke D2) pada gambar c menaikkan harga jual ke P2 yang

mengundang masuknya perusahaan perusahaan lain. Dengan struktur biaya yang

Page 37: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

baru keseimbangan pun bergeser yang menyebabkan kurva penawaran bergeser

(S1 ke S2). Jumlah penawaran industri adalah Q3. Kurva penawaran jangka

panjang adalah LS yang mempunyai sudut kemiringan negatif.

Kurva Penawaran Jangka Panjang Industri Skala Biaya Menurun

D. Kekuatan dan Kelemahan PPS

1. Kekuatan

Sebagai sebuah model ekonomi, pasar persaingan sempuma memberikan

penjelasan tentang perilaku perusahaan dalam dunia ideal, dimana dibuktikan bahwa

perusahaan berproduksi dalam skala yang efisien dengan harga produksi yang paling

murah. Pasar persaingan sempurna juga memungkinkan output yang maksimum

dibanding pasar lainnya.

Konsekuensi model pasar persaingan sempurna bagi masyarakat adalah pasar ini

memberikan tingkat kemakmuran dan kenikmatan (utilitas hidup) yang maksimal,

karena:

Harga jual barang dan jasa adalah yang termurah.

Jumlah output paling banyak sehingga rasio output per penduduk maksimal

(kemakmuran maksimal).

Masyarakat merasa nyaman dalam mengonsumsi karena tidak perlu membuang

waktu untuk memilih barang dan jasa (produk yang homogen) dan tidak takut

ditipu dalam kualitas dan harga (informasi sempurna).

Page 38: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

2. Kelemahan

Kelemahan Dalam Hal Asumsi

Asumsi-asumsi yang dipakai dalam pasar persaingan sempuma mustahil

terwujud, karena dalam dunia nyata manusia (produsen dan konsumen) dibatasi

oleh dimensi waktu dan tempat. Keterbatasan itu menyebabkan perpindahan

faktor produksi dan pengumpulan informasi membutuhkan biaya. Hasil (output

dan informasi) yang diperoleh pun tidak homogen dan sempurna.

Kelemahan dalam Pengembangan Teknologi

Model pasar persaingan sempurna menyatakan bahwa keseimbangan dalam

jangka panjang akan tercapai dan setiap perusahaan memperoleh laba normal.

Masalahnya apakah dengan laba normal perusahaan dapat melakukan kegiatan

riset dan pengembangan. Padahal kegiatan riset dan pengembangan arnat

dibutuhkan untuk memperoleh teknologi produksi yang meningkatkan efisiensi

produksi.

Konflik Efisiensi-Keadilan

Pasar persingan sempurna sangat menekankan efisiensi. Tetapi hal ini

menimbulkan masalah jika diterapkan dalam kehidupan nyata. Misalnya kasus

industrialisasi di negara sedang berkembang (NSB). Karena industrinya masih

amat muda atau dalam tahap awal perkembangan (infant industry), biaya

produksinya (biaya rata-rata) jelas lebih tinggi daripada industri di negara maju.

Jika dibiarkan bersaingan dalam pasar global, industri di NSB akan ambruk

karena kalah bersaing. Rakyat di NSB kemakmuran dan kesejahteraannya tidak

akan meningkat dibanding di negara maju. Muncul masalah ketidakadilan! Agar

tidak kalah bersaing, industri di NSB butuh perlindungan (protection) sementara.

Tetapi hal ini akan menimbulkan masalah inefisiensi.

Page 39: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

SOAL LATIHAN

1. Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan homogenitas produk dalam pasar

persaingan sempurna (PPS) !

2. Mengapa perusahaan dalam PPS dapat masuk dan keluar secara bebas (ree entry

and free exit) !

3. Mengapa kurva permintaan perusahaan dalam PPS berbentuk horizontal,

seangkan kurva industri dalam PPs berslop negartif !

4. Sebutkan dan jelaskan kekuatan dan kelemahan PPS !

5. Mengapa PPS menjadi idaman setipa konsumen di seluruh dunia ?

Page 40: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

BAB VII. PASAR MONOPOLI

Pasar monopoli tidak hanya menutup peluang perusahaan lain untuk ikut bersaing dan menikmati keuntungan, tetapi juga menghilangkan kesejahteraan konsumen, sebaagi akibat pengaturan harga yang tinggi yang ditetapkan oleh

perusahaan tunggal.

Kehadiran perusahaan monopolis hanya dapat ditolelir sebatas pada perusahaan negara/Badan Usaha Milik Negara atau Daerah (BUMN/BUMD) yang khusus

menyediakan kebutuhan publik seperti penyediaan listrik, air bersih, dan gas. Prasyarat mutlak yang harus BUMN/BUMD tersebut adalah mereka harus

efisien dan terhindar dari praktek-praktek KKN, sehingga kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi dengan harga yang terjangkau

A. Faktor-faktor Penyebab Terbentuknya Monopoli

1. Hambatan Teknis

Ketidakmampuan bersaing secara teknis menyebabkan perusahaan lain sulit

bersaing dengan perusahaan yang sudah ada (existing firm). Keunggulan secara

teknis ini disebabkan oleh beberapa hal.

Perusahaan memiliki kemampuan dan atau pengetahuan khusus (special

knowidge) yang memungkinkan berproduksi sangat efisien.

Tingginya tingkat efisiensi memungkinkan perusahaan monopolis mempunyai

kurva biaya (MC dan AC) yang menurun. Makin besar skala produksi, biaya

marjinal makin menurun, sehingga biaya produksi per unit (AC) makin rendah

(decreasing MC and AC).

Perusahaan memiliki kemampuan kontrol sumber faktor produksi, baik berupa

sumber daya alam, sumber daya manusia maupun lokasi produksi.

2. Hambatan Legalitas (Legal Barriers to Entry)

Undang-undang dan Hak Khusus

Tidak semua perusahaan mempunyai daya monopoli karena kemampuan teknis.

Dalam kehidupan sehari-hari kita menemukan perusahaan-perusahaan yang tidak

efisien tetapi memiliki daya monopoli. Hal itu dimungkinkan karena secara

hukum mereka diberi hak monopoli (legal monopoly). Di Indonesia, contohnya

ialah BUMN.

Page 41: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

Hak Paten (Patent Right) atau Hak Cipta

Tidak semua monopoli berdasarkan hukum (undang-undang)

mengakibatkan inefisiensi. Hak paten atau hak cipta adalah monopoli berdasarkan

hukum karena pengetahuan-kemampuan khusus (special knowledge) yang

menciptakan daya monopoli secara teknik. Contohnya ialah orang yang

menemukan sesuatu, maka ia memiliki hak monopoli atas penemuannya itu.

B. Permintaan dan Penerimaan Perusahaan Monopoli

1. Permintaan

Dalam pasar monopoli permintaan terhadap output perusahaan (firm’s demand)

merupakan permintaan industri. Karena itu perusahaan mempunyai kemampuan untuk

mempengaruhi harga pasar dengan mengatur jumlah output. Posisi perusahaan monopolis

adalah penentu harga (price setter).

2. Penerimaan Total dan Penerimaan Marjinal

Penerimaan marjinal perusahaan monopoli lebih kecil dari harga jual (MR < P).

Kurva dibawah ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan output yang dijual (Q1 ke

Q2) perusahaan harus menurunkan harga jual (P1 ke P2).

Kurva MR dalam Perusahaan Monopoli

Page 42: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

Penurunan harga jual menyebabkan penerimaan total (TR) berkurang sebanyak

luas daerah segi empat A. Penambahan jumlah output menambah TR seluas daerah segi

empat B. Dengan demikian MR = -A + B yang nilainya lebih kecil dan harga. Penjelasan

yang sama dapat diterapkan bila perusahaan bergerak ke P3, P4 dan seterusnya. Karena

itu kurva MR berada di bawah kurva harga (permintaan) seperti pada gambar b.

Dalam pasar persaingan sempurna kurva TR berbentuk garis lurus dimulai dan

titik (0,0). Dalam pasar monopoli besarnya TR sangat tergantung pada besarnya

elastisitas harga.

a. Jika elastisitas harga Iebih besar dan satu (elastis), untuk menambah output 1%,

harga diturunkan Iebih kecil dan 1%. Akibatnya TR naik yang berarti MR positif.

b. Jika elastisitas harga sama dengan satu, untuk menambah output 1%, harga harus

diturunkan 1% juga. TR tidak bertambah, yang artinya MR = 0. Pada saat itu nilai

TR maksimum.

c. Jika elastisitas harga Iebih kecil dan satu (inelastis), untuk menaikkan output 1%,

harga harus diturunkan Iebih dan 1%. Akibatnya TR turun, yang artinya MR < 0

(negatif).

Page 43: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

Kurva TR dan MR dalam Perusahaan Monopoli

C. Biaya Sosial Monopoli

Ada beberapa hal negatif yang ditimbulkan oleh adanya monopoli, antara lain:

1. Hilang atau Berkurangnya Kesejahteraan Konsumen (dead weigth loss)

Kurva dibawah ini menunjukkan dalam pasar monopoli keseimbangan perusahaan

tercapai pada titik A.

Page 44: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

Dead Weight Loss pada Perusahaan Monopoli

Perusahaan hanya memproduksi sejumlah Qm dengan harga Pm. Padahal jika

perusahaan bergerak dalam pasar persaingan sempurna, keseimbangan perusahaan

tercapai di titik B (D = MR = AR = P = MC). Jumlah output adalab Qk yang lebih

banyak dan Qm. Sedangkan harga jual adalah Pk yang Iebih murah dan Pm.

Sikap yang diambil perusahaan menyebabkan konsumen kehilangan

kesejahteraan sebesar luas segi tiga ACB. Sebab bila perusahaan bergerak dalam pasar

persaingan sempurna, surplus konsumen besarnya seluas segi tiga PkEB. Tetapi karena

monopoli, surplus konsumen tinggal sebesar luas segi tiga PmEA. Surplus konsumen

sebesar luas segi empat PkPmAC dieksploitasi menjadi tambahan laba perusahaan.

Keputusan perusahaan juga menyebabkan perusahaan kehilangan surplus

produsen sebesar luas segi tiga FCB, sehingga total kesejahteraan yang hilang (total dead

weight loss) adalah sebesar luas segi tiga FAB yang sama dengan luas segi tiga CAB +

FCB. Naniun kehilangan surplus produsen lebih kecil daripada tambahan laba. Tambahan

laba bersih yang dinikmati perusahaan monopolis adalah sebesar luas segiempat

PkPmAC dikurangi luas segitiga FCB.

2. Memburuknya Kondisi Makro Ekonomi Nasional

Jika di setiap industri muncul gejala monopoli, maka secara makro jumlah output

(riel output) akan lebih sedikit daripada kemampuan sebenarnya (potential output).

Keseimbangan makro terjadi di bawah keseimbangan ekonomi (under full-employment

Page 45: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

equilibrium) karena tidak seluruh faktor produksi terpakai sesuai dengan kapasitas

produksi. Akan tetapi pengangguran tenaga kerja (unemployment) maupun faktor-faktor

produksi yang lain. Kemudian daya beli menurun, menciutkan pasar, yang memaksa

perusahaan memproduksi lebih sedikit lagi. Begitu seterusnya sehingga perekonomian

secara makro dapat mengalami keadaaan stagflasi (stagnasi dan inflasi), dimana

pertumbuhan ekonomi mandek, pengangguran tinggi, tingkat inflasi juga tinggi.

3. Memburuknya Perekonomian Internasional

Tuntutan perdagangan bebas diakui dapat meningkatkan efisiensi. Tetapi

optimisme terhadap perdagangan bebas harus ditinjau ulang, karena fakta menunjukkan

bahwa perusahaan-perusahaan yang besar telah menjadi perusahaan monopoli alamiah.

Karena sahamnya dimiliki pihak swasta, tujuan perusahaan ini adalah maksimalisasi laba.

Karenanya jika dibiarkan bersaing bebas, akan menggilas perusahaan-perusahaan yang

ada di NSB.

SOAL LATIHAN

1. Jelaskan asumsi-asumsi dari pasar monopoli !

2. Apa yang dimaksud dengan hambatan legal dalam pasar monopoli ? berikan

contohnya !

3. Apa yang dimaksud dengan hambatan teknis dalam pasar monopoli ? berikan

contohnya !

4. Dapatkah Anda menjelaskan dampak negatif monopoli berupa hilangnya

kesejahteraan konsumen (deadweight loss) ?

5. Upaya apa yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk menghapus praktek

monopoli dan persaingan usaha tidak sehat ?

Page 46: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

BAB VIII.PENDAPATAN NASIONAL:

METODE PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

Tingginya pendapatan nasional memang merupakan salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Namun untuk mencapai tingkat pertumbuhan

ekonomi yang tinggi diperlukan sinergitas antarpelaku ekonomi; perusahaan-pemerintah dan rumah tangga-dunia internasional

A. Siklus Aliran Pendapatan (Circular Flow)

Siklus aliran pendapatan seperti ditunjukkan oleh gambar dibawah ini adalah

sebuah model yang menggambarkan bagaimana interaksi antar para pelaku ekonomi

menghasilkan pendapatan yang digunakan sebagai pengeluaran dalam upaya

memaksimalkan nilai kegunaan (utility) masing-masing pelaku ekonomi.

Circular Flow

Perusahaan Pemerintah Rumah Tangga

Dunia Internasional

Gaji, Pembayaran Bunga, Penghasilan Non Balas Jasa (Transfer Payment)

Pajak

Gaji, Upah, Deviden, Sewa

Ekspor Impor

PajakPembelian Barang dan Jasa

Pembelian Barang dan Jasa

Page 47: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

Model Circular Flow membagi perekonomian menjadi empat sektor:

1. Sektor Rumah Tangga (Households Sector), yang terdiri atas sekumpulan

individu yang dianggap homogen dan identik.

2. Sektor Perusahaan (Firms Sector), yang terdiri atas sekumpulan perusahaan yang

memproduksi barang dan jasa.

3. Sektor Pemerintah (Government Sector), yang memiliki kewenangan politik

untuk mengatur kegiatan masyarakat dan perusahaan.

4. Sektor Luar Negeri (Foreign Sector), yaitu sektor perekonomian dunia, di mana

perekonomian melakukan transaksi ekspor-impor.

B. Metode-metode Perhitungan Pendapatan Nasional

1. Metode Output (Output Approach) atau Metode Produksi

Menurut metode ini, PDB adalah total output (produksi) yang dihasilkan oleh

suatu perekonomian. Cara penghitungan dalam praktik adalah dengan membagi-bagi

perekonomian menjadi beberapa sektor produksi (industrial origin). Jumlah output

masing-masing sektor merupakan jumlah output seluruh perekonomian. Hanya saja, ada

kemungkinan bahwa output yang dihasilkan suatu sektor perekonomian berasal dari

output sektor lain. Atau bisa juga merupakan input bagi sektor ekonomi yang lain lagi.

Dengan kata lain, jika tidak berhati-hati akan terjadi penghitungan ganda (double

counting) atau bahkan multiple counting. Akibatnya angka PDB bisa menggelembung

beberapa kali lipat dan angka yang sebenarnya. Untuk menghindarkan hal di atas, maka

dalam perhitungan PDB dengan metode produksi, yang dijumlahkan adalah nilai tambah

(value added) masing-masing sektor. Yang dimaksud nilai tambah adalah selisih antara

nilai output dengan nilai input antara.

2. Metode Pendapatan (Income Approach)

Metode pendapatan memandang nilai output perekonomian sebagai nilai total

balas jasa atas faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Jumlah tenaga

kerja, barang modal dan uang yang banyak tidak akan menghasilkan apa-apa jika tidak

ada kemampuan entrepreneur. Kemampuan entrepreneur ini adalah kemampuan dan

Page 48: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

keberanian mengombinasikan tenaga kerja, barang modal dan uang untuk menghasilkan

barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat.

Balas jasa untuk tenaga kerja adalah upah atau gaji. Untuk barang modal adalah

pendapatan sewa. Untuk pemilik uang atau aset finansial adalah pendapatan bunga.

Sedangkan untuk pengusaha adalah keuntungan. Total balas jasa atas seluruh faktor

produksi disebut Pendapatan Nasional (PN).

3. Metode Pengeluaran (Expenditure Approach)

Menurut metode pengeluaran, nilai PDB merupakan nilai total pengeluaran

dalam perekonomian selama periode tertentu. Menurut metode ini ada beberapa jenis

pengeluaran agregat dalam suatu perekonomian:

a. Konsumsi Rumah Tangga (Household Consumption)

b. Konsumsi Pemerintah (Government Consumption)

c. Pengeluaran Investasi (Investment Expenditure)

d. Ekspor Neto (Net Export)

C. PDB Riil Versus PDB Nominal

Para ahli ekonomi menggunakan nilai output total barang dan jasa perekonomian

untuk menghitung PDB. Tetapi apakah PDB merupakan ukuran yang baik dari

kemakmuran ekonomi? Perhatikanlah perekonomian yang hanya memproduksi apel dan

jeruk. Dalam perekonomian ini PDB adalah jumlah dari nilai seluruh apel dan seluruh

jeruk yang diproduksi. Yaitu:

PDB = (Harga Apel x Jumlah Apel) + (Harga Jeruk x Jumlah Jeruk)

Lihatlah bahwa PDB bisa meningkat karena harga meningkat atau karena jurnlah produk

meningkat.

Dengan rnudah kita bisa melihat bahwa PDB yang dihitung dengan cara ini bukan

ukuran kemakmuran ekonomi yang baik. Ukuran ini tidak secara akurat mencerminkan

sejauh mana perekonomian bisa memuaskan permintaan rumah tangga, perusahaan, dan

pemerintah. Jika seluruh harga digandakan. tanpa perubahan dalam jumlah, PDB akan

Page 49: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

berlipat ganda. Tetapi tidak benar untuk mengatakan bahwa kemampuan perekonomian

untuk memuaskan permintaan telah berlipat ganda, karena jumlah setiap produk yang

diproduksi tetap sama. Para ekonom menyebut nilai barang dan jasa yang diukur dengan

harga berlaku sebagai PDB nominal.

Ukuran kemakmuran ekonomi yang lehih baik akan menghitung output barang

dan jasa perekonomian dan tidak akan dipengaruhi oleh perubahan harga. Untuk tujuan

ini, para ekonom menggunakan PDB riil (real GDP), yang nilai barang dan jasanya

diukur dengan menggunakan harga konstan. Yaitu, PDB riil menunjukkan apa yang akan

terjadi terhadap pengeluaran pada output jika jumlah berubah tetapi harga tidak.

Untuk melihat bagaimana GDP riil dihitung, bayangkan kita ingin

membandingkan output pada tahun 1998 dan output pada tahun 1999 dalam

perekonomian apel dan jeruk kita. Kita bisa rnulai dengan memilih sekumpulan harga,

disebut harga dasar-tahunan (base-year prices), seperti harga berlaku pada tahun 1998.

Barang dan jasa lalu ditambahkan dengan menggunakan harga dasar tahunan ini untuk

menilai barang-barang yang berbeda di kedua tahun. PDB riil untuk tahun 1998 adalah:

PDB Riil = (Harga Apel 1998 x Jurnlah Ape! 1998)

+ (Harga Jeruk 1998 x Jumlah Jeruk 1998)

Demikian pula PDB riil pada tahun 1999 adalah:

PDB Riil = (Harga Apel 1998 x Jurnlah Ape! 1999)

+ (Harga Jeruk 1998 x Jumlah Jeruk 1999)

D. PDB Per Kapita dan Masalah Produktivitas

Sarnpai batas-batas tertentu, angka PDB per kapita dapat mencerminkan tingkat

produktivitas suatu negara. Tetapi tepatkah bila kita mengatakan bahwa produktivitas

penduduk Brunei Darussalam lebih tinggi dibanding penduduk Filipina? Jawabannya:

sulit untuk membandingkan tingkat produktivitas rakyat Brunei dengan rakyat Filipina.

Hal ini karena penduduk Brunei hanya 300.000 jiwa, sementara penduduk Filipina

mencapai 75 juta jiwa (tahun 1999). Sebagian besar PDB Brunei berasal dari hasil

Page 50: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

penjualan minyak bumi. Untuk mencapai pendapatan per kapita setingkat Filipina (US$

1.200,00), Brunei hanya perlu menjual minyak senilai US$ 360 juta (yaitu jumlah

penduduk Brunei dikalikan US$ 1.200,00). Hal itu amat mudah bagi Brunei, karena

ekspor minyaknya saja mencapai angka miliaran US dollar per tahun.

Untuk memperoleh perbandingan produktivitas antar negara, ada beberapa hal

yang perlu dipertimbangkan:

1. Jumlah dan komposisi penduduk. Bila jumlah penduduk makin besar, sedangkan

komposisinya sebagian besar adalah penduduk usia kerja (15-64 tahun) dan

berpendidikan tinggi (> SLA), maka tingkat output dan produktivitasnya dapat

makin baik.

2. Jumlah dan struktur kesempatan kerja. Jumlah kesempatan kerja yang makin

besar memperbanyak penduduk usia kerja yang dapat terlibat dalam proses

produksi. Tetapi komposisi kerja pun mempengaruhi tingkat produktivitas.

3. Faktor-faktor nonekonomi. Yang tercakup dalam faktor-faktor nonekonomi antara

lain etika kerja, tata nilai, faktor kebudayaan dan sejarah perkembangan.

E. PDB, Nilai Tambah dan Pendapatan

Ada tiga pemikiran mengenai PDB, antara lain:

1. PDB adalah nilai dari barang jadi

Disini artinya PDB dihitung berdasarkan nilai dari barang jadi, bukan

barang antara. Sebagai ilustrasi, diasumsikan dalam sebuah perekonomian

terdapat dua buah perusahaan. Perusahaan 1 memproduksi baja, sementara

perusahaan 2 memproduksi mobil. Perusahaan 1 menjual baja kepada perusahaan

2 seharga $100. Perusahaan 1 mengeluarkan upah untuk pekerja sebesar $80,

sehingga memilki keuntungan sebesar $20. Perusahaan 2 menjual mobil hasil

produksinya sebesar $210. Dari $210, sebesar $100 untuk membeli baja, $70

untuk upah pekerja , sehingga memperoleh keuntungan sebesar $40. Dari ilustrasi

tersebut, yang masuk ke dalam perhitungan GDP adalah nilai akhir/ harga mobil

($210), bukan penjumlahan antara harga baja dengan harga mobil ($310).

Page 51: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

2. PDB adalah penjumlahan dari nilai tambah.

Artinya nilai PDB berasal dari penjumlahan nilai tambah dari barang

setengah jadi dan barang jadi. Nilai tambah adalah nilai hasil produksi dikurangi

nilai barang input (barang antara). Dari ilustrasi pada poin 1, perusahaan baja

memiliki nilai tambah sebesar $100, nilai itu diperoleh karena perusahaan tersebut

tidak menggunakan barang antara. Sementara perusahaan mobil memiliki nilai

tambah sebesar $210 - $100 = $110. Total nilai tambah adalah sebesar $210, nilai

tambah total inilah yang dimasukkan ke dalam PDB.

3. PDB adalah penjumlahan dari pendapatan

Pendapatan yang diperoleh dari hasil produksi diterima oleh tiga

pihak,yaitu keuntungan kepada perusahaan, pendapatan untuk pekerja, dan pajak

kepada pemerintah. Dari ilustrasi sebelumnya, diasumsikan tidak ada pajak,

artinya pendapatan hanya didapatkan oleh perusahaan dan pekerja.

Dari nilai penjualan sebesar $100, perusahaan 1 mengeluarkan upah

untuk pekerja sebesar $80, sehingga memilki keuntungan sebesar $20. Perusahaan

2 menjual mobil hasil produksinya sebesar $210. Dari $210, sebesar $100 untuk

membeli baja, $70 untuk upah pekerja , sehingga memperoleh keuntungan sebesar

$40.

Dalam pandangan ini, nilai PDB dihitung dari jumlah keuntungan kedua

perusahaan sebesar $60 ($20 + $40) dan jumlah pendapatan pekerja kedua

perusahaan sebesar $150 ($80 + $70). Sehingga nilai yang dimasukkan kedalam

PDB adalah sebesar $210 ($60 + $150).

Page 52: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

SOAL LATIHAN

1. Apa yang Anda ketahui dengan sektor rumah tangga ? Apakah ektor rumah

tangga pemiilik faktor produksi atau pengguna faktor produksi ?

2. Apa yang menjadi kekuatan pemerintah dalam mengatur perekonomian ?

3. Jelaskan metode penghitungan pendapatan nasional berdasarkan pendekatan

pengeluaran (expenditure approach) !

4. Jelaskan metode penghitungan pendapatan nasional berdasarkan pendekatan

output (output approach) !

5. Jelaskan perbedan antara PDB dan PNB !

Page 53: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

BAB IX UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN

Lembaga keuangan yang sehat dapat menciptakan kestabilan moneter. Kestabilan moneter sangat dipengaruhi oleh kestabilan jumlah uang beredar dalam

mengendalikan tingkat inflasi. Bank Indonesia sebagai Bank Sentral, merupakan otoritas yang memiliki tanggungjawab untuk mengendalikan inflasi dari sisi

pengaturan jumlah uang beredar

A. Pengertian Uang

Dari sudut pandang ekonomi, uang (money) merupakan stok aset-aset yang

digunakan untuk transaksi. Uang adalah sesuatu yang diterima/dipercaya masyarakat

sebagai alat pembayaran atau transaksi. Karena itu uang dapat berbentuk apa saja, tetapi

tidak berarti segala sesuatu itu adalah uang.

Ada beberapa jenis uang, antara lain:

1. Uang Fiat (Fiat Money atau Token Money)

Uang fiat adalah komoditas yang diterima sebagai uang, namun nilai nominalnya

jauh lebih besar dari nilai komoditas itu sendiri.

2. Uang Komoditas (Commodity Money)

Uang komoditas adalah uang yang nilainya sebesar nilai komoditas itu sendiri.

3. Uang Hampir Likuid Sempurna (Near Money)

Salah satu syarat suatu aset untuk dapat digunakan sebagai uang adalah

likuiditasnya. Uang fiat dan uang komoditas adalah uang yang likuid sempurna,

sehingga untuk dapat digunakan tidak perlu ditukarkan atau dicairkan terlebih

dahulu.

B. Fungsi Uang

Ada beberapa fungsi uang, antara lain:

1. Satuan Hitung (Unit of Account)

Yang dimaksud uang sebagai satuan hitung adalah uang dapat memberikan harga

suatu komoditas berdasarkan satu ukuran umum, sehingga syarat terpenuhinya

double coincidence of wants (kehendak ganda yang selaras) tidak diperlukan lagi.

Page 54: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

2. Alat Transaksi (Medium of Exchange)

Uang juga berfungsi sebagai alat transaksi. Untuk dapat berfungsi sebagai alat

tukar, uang harus diterima/mendapat jaminan kepercayaan. Dalam perekonomian

modern ini, jaminan kepercayaan itu diberikan oleh pemerintah berdasarkan

undang-undang atau keputusan yang berkekuatan hukum. Dengan fungsinya

sebagai alat transaksi, uang amat mempermudah dan mempercepat kegiatan

pertukaran dalam perekonomian modern.

3. Penyimpan Nilai (Store of Value)

Fungsi uang sebagai penyimpan nilai dikaitkan dengan kemampuan uang

menyimpan hasil transaksi atau pemberian yang meningkatkan daya beli,

sehingga semua transaksi tidak perlu dihabiskan saat itu juga.

4. Standar Pembayaran Di Masa Mendatang (Standard of Deferred Payment)

Banyak sekali kegiatan ekonomi yang balas jasanya tidak diberikan saat itu juga.

Para pegawai umumnya setelah bekerja sebulan penuh baru mendapat gaji.

Contoh lain adalah transaksi utang-piutang, mungkin baru dapat diselesaikan

tuntas dalam tempo belasan tahun. Pembayaran untuk masa mendatang tersebut

dimungkinkan karena uang memiliki fungsi standar pembayaran di masa

mendatang (standard of deferred payment). Dengan fungsi tersebut berapa balas

jasa atau pembayaran di masa mendatang menjadi lebih mudah dihitung, karena

diukur dengan daya beli (purchasing power), dibanding bila diukur dengan nilai

komoditas tertentu.

C. Lembaga Keuangan Perbankan (Banking Financial Institution)

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7/1992 (sebagaimana diubah dengan UU

No. 10/1998) tentang Perbankan, bank didefinisikan sebagai badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya. Selanjutnya undang-undang

tersebut mengklasifikasikan bank menjadi dua kelompok, yaitu Bank Umum dan Bank

Perkreditan Rakyat (BPR).

Page 55: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

1. Bank Umum

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional

atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya memberi jasa dalam

lalu-lintas pembayaran.

2. Bank Perkreditan Rakyat

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya

tidak memberikan jasa dalam lalu-lintas pembayaran. Jadi BPR adalah bank yang

menerima simpanan dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk

lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.

Dalam sebuah perekonomian negara, dibutuhkan peran bank sentral. Fungsi

utama paling mendasar dari sebuah bank sentral suatu negara adalah mengatur jumlah

uang beredar dalam perekonomian (to manage nations money supply). Tetapi dalam

praktiknya, bank sentral menjalankan banyak fungsi mulai dan penanganan penyelesaian

giro (clearing and collecting check) sampai kepada pemberian izin, pembinaan dan

pengawasan perbankan. Ada beberapa fungsi utama bank sentral, antara lain:

1. Agen fiskal pemerintah (Fiscal agent of government)

Bank sentral berfungsi sebagai penasihat dan memberi bantuan untuk mengelola

berbagai masalah/transaksi keuangan pemerintah.

2. Banknya bank (Banker of bank)

Bank sentral memberi bantuan kepada bank-bank yang mengalami kesulitan

likuiditas. Fungsi ini juga dikenal sebagai lender of last resort.

3. Menentukan kebijakan moneter (Monetary policy maker)

Mengendalkian jurnlah uang beredar sebagai bagian dan kebijakan ekonomi yang

bertujuan mengarahkan kondisi makro ekonomi ke arah yang lebih baik dan atau

diinginkan.

4. Pengawasan, evaluasi dan pembinaan perbankan (Supervision, examination and

regulation of members bank)

Melalui fungsi ini bank sentral akan meminimumkan eksternalitas merugikan

(dan memaksimumkan eksternalitas menguntungkan) dari industri perbankan.

Page 56: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

5. Penanganan transaksi giro (The clearing and collection of checks)

Dengan fungsi ini bank sentral mengefisienkan kegiatan-kegiatan transaksi yang

menggunakan alat pembayaran giro, sebab transaksi tersebut terjadi dalam jumlah

yang besar, antarbank, antarwilayah, dan antarnegara.

6. Riset-riset ekonomi (Economic research)

Riset-riset ekonomi yang dilakukan bank sentral terutama ada!ah yang berkaitan

dengan masalah-masalah dan perkembangan sektor moneter. Riset-riset ini

dibutuhkan sebagai masukan dalam penentuan kebijakan ekonomi, khususnya

kebijakan moneter.

Bank sentral yang terdapat di Indonesia ialah Bank Indonesia (BI). Didirikan pada

tahun 1953 dengan mengubah status De Javasche Bank N.V. (yang dinasionalisasi di

tahun 1951) menjadi bank sentral Indonesia. Dasar hukum pendirian BI adalah Undang-

Undang Nomor 11/1953.

Sama halnya dengan bank sentral di negara-negara Iainnya, BI mengalami

perubahan kedudukan dan fungsi pokoknya, yang merupakan konsekuensi dari

perkembangan sejarah, politik dan ekonomi di Indonesia. Dilihat dan perubahan undang-

undangnya, sejak 1953 BI telah mengalami dua kali perubahan kedudukan dan fungsi

pokok. Perubahan pertama dilakukan berdasarkan Undang-Undang Nomor 13/1968,

sedangkan perubahan kedua berdasarkan Undang-Undang Nomor 23/1999. Perubahan-

perubahan tersebut diringkas dalam tabel berikut.

Page 57: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

Perkembangan Status dan Fungsi Pokok Bank Indonesia, Berdasarkan Undang-Undang tentang Bank Sentral

  UU No. 11/1953 UU No. 13/1968 UU No. 23/1999Kepemimpinan Dewan Moneter Dewan Direksi Dewan Gubernur

Dewan Direksi Dewan Penasihat

Status dan Tugas-tugas Utama

Bank sentral mengatur peredaran uang

Pemegang Kas Negara

Bank sentral Mengatur

peredaran uang Pemegang kas

negara Pengelola

devisa negara

Bank sentral Menetapkan dan

melaksanakan kebijakan moneter

Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

Mengatur dan mengawasi bank

Hubungan Keuangan dengan Pemerintah

Dapat memberikan uang muka (kredit) kepada pemerintah, maksimum 30% dari penghasilan selama satu tahun anggota

Dapat memberikan uang muka (kredit) sesuai dengan kebutuhan pemerintah dengan mengenakan bunga 3% per tahun

Dilarang memberikan kredit kepada pemerintah

BI membagi sisa surplus usahanya kepada pemerintah, setelah dipotong 30% cadangan tujuan, 10% cadangan umum dengan ketentuan setelah dipotong terlebih dahulu kewajiban pemerintah kepada BI

Sumber: Rahardja (2001)

Page 58: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

LATIHAN SOAL

1. Jelaskan definisi uang sebatas yang Anda ketahui !

2. Apa yang Anda ketahui dengan fungsi-fungsi uang ?

3. Jelaskan perbedaan antara lembaga BPR, BPRS, dan Bank Umum ?

4. Dapatkah Anda menjelaskan fungsi Bank Indonesia (BI) berdasarkan UU No. 23

Tahun 1999 ?

5. Mengapa BI memiliki tanggungjawab yang besar dalam mengendalikan inflasi

dan jumlah uang beredar ?

BAB X

Page 59: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

PERTUMBUHAN EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi hanya salah satu indikator untuk melihat kemakmuran sebuah bangsa. Tetapi pertumbuhan ekonomi seringkali gagal menciptakan pemerataan

kesejahteraan.

Pertumbuhan ekonomi yang semu ini disebabkan oleh peningkatan output oleh sekelompok pelaku ekonomi yang tidak diimbangi oleh peningkatan pendapatan labor.

A. Pertumbuhan Ekonomi: Konsep dan Pengukuran

Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi jika jumlah

produksi barang dan jasanya atau output meningkat. Angka yang digunakan untuk

menaksir perubahan output adalah nilai moneternya (uang) yang tercermin dalam nilai

Produk Domestik Bruto (PDB). Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, nilai PDB yang

digunakan adalah PDB berdasarkan harga konstan. Sebab, dengan menggunakan harga

konstan, pengaruh perubahan harga telah dihilangkan, sehingga sekalipun angka yang

muncul adalah nilai uang dan total output barang dan jasa, perubahan nilai PDB sekaligus

menunjukkan perubahan jumlah kuantitas barang dan jasa yang dihasilkan selama

periode pengamatan.

Cara menghitung tingkat pertumbuhan cukup sederhana, jika selang waktu

pertumbuhan hanya satu periode, yaitu:

(PDBRt - PDBRt-1)Gt = x 100%

PDBRt-1

di mana: Gt = pertumbuhan ekonomi periode t (triwulanan atau tahunan)

PDBRt = Produk Domestik Bruto Riil periode t (berdasarkan harga konstan)

PDBRti = PDBR satu periode sebelumnya

Jika interval waktunya Iebih dan satu periode, penghitungan tingkat pertumbuhan

ekonomi dapat menggunakan persamaan eksponensial:

Page 60: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

PDBRt = PDBR0 (1 + r)t

di mana:

PDBRt = PDBR periode t r = tingkat pertumbuhan

PDBR0 = PDBR periode awal t = jarak periode

B. Pentingnya Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi sangat penting dan dibutuhkan. Sebab, tanpa pertumbuhan

tidak akan terjadi peningkatan kesejahteraan, kesempatan kerja, produktivitas dan

distribusi pendapatan. Pertumbuhan ekonomi juga penting untuk merripersiapkan

perekonomian menjalani tahapan kemajuan selanjutnya.

1. Pertumbuhan dan Peningkatan Kesejahteraan

Rakyat dikatakan makin sejahtera jika setidak-tidaknya output per kapita

meningkat. Dalam literatur ekonomi makro, tingkat kesejahteraan tersebut diukur

dengan PDB per kapita. Makin tinggi PDB per kapita, makin sejahtera

masyarakat. Agar PDB per kapita terus meningkat, maka perekonomian harus

terus bertumbuh dan harus lebih tinggi daripada tingkat pertambahan penduduk

Jika pertambahan penduduk suatu negara adalah 2% per tahun, maka

pertumbuhan PDB harus lebih besar daripada 2% per tahun.

2. Pertumbuhan Ekonomi dan Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja akan meningkat bila output meningkat. Hubungan antara

kesempatan kerja dan output dapat dilihat berdasarkan rasio kesempatan kerja-

output dan angka elastisitas kesempatan kerja.

a. Rasio Kesempatan Kerja - Output

Menurut Arthur Okun, tingkat pengangguran yang minimal (4% per tahun)

akan tercapai bila seluruh kapasitas produksi terpakai (kesempatan kerja penuh

atau full employment). Konsekuensi pemikiran Okun adalah pentingnya menjaga

perekonomian agar berada dalam keadaan kesempatan kerja penuh.

b. Angka Elastisitas Kesempatan Kerja

Alat analisis lain yang digunakan untuk melihat hubungan antara kesempatan

kerja dan pertumbuhan ekonomi adalah, angka elastisitas kesempatan kerja.

Page 61: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

Angka ini menunjukkan berapa persen kesempatan kerja akan bertambah, untuk

setiap 1% pertumbuhan ekonomi.

3. Pertumbuhan Ekonomi dan Perbaikan Distribusi Pendapatan

Distribusi pendapatan yang baik adalah yang makin merata. Tetapi tanpa adanya

pertumbuhan ekonomi, yang terjadi adalah pemerataan kemiskinan. Pertumbuhan

ekonomi hanya akan menghasilkan perbaikan distribusi pendapatan bila

memenuhi setidak-tidaknya dua syarat, yaitu memperluas kesempatan kerja dan

meningkatkan produktivitas. Dengan meluasnya kesempatan kerja, maka akses

rakyat untuk memperoleh penghasilan makin besar.

4. Persiapan Bagi Tahapan Kemajuan Selanjutnya

Pertumbuhan ekonomi merupakan tangga untuk mencapai tahapan kemajuan

ekonomi selanjutnya. Sebab, sebuah perekonomian yang mampu terus-menerus

bertumbuh dalam jangka panjang (setidak-tidaknya dalam tempo lima puluh

tahun), umumnya telah memiliki kemampuan untuk menjadi modern. Untuk

menunjang pertumbuhan jangka panjang, yang dibutuhkan bukan saja tenaga

kerja, bahan baku dan teknologi, melainkan juga kelembagaan-kelembagaan

ekonomi dan sosial yang modern.

C. Faktor-faktor Penentu Pertumbuhan Ekonomi

Ada beberapa faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi, antara lain:

1. Barang Modal

Agar ekonomi bertumbuh, stok barang modal harus ditambah. Penambahan stok

barang modal dilakukan lewat investasi. Karena itu salah satu upaya pokok untuk

meningkatkan investasi adalah menangani faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

investasi. Yang juga harus diingat adalah pertumbuhan ekonomi baru dimungkinkan jika

investasi neto lebih besar daripada nol. Sebab, jika investasi neto sama dengan nol,

perekonomian hanya dapat berproduksi pada tingkat sebelumnya. Akan lebih baik lagi,

jika penambahan kuantitas barang modal juga disertai peningkatan kualitas.

Page 62: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

2. Tenaga Kerja

Penambahan tenaga kerja umumnya sangat berpengaruh terhadap peningkatan

output. Yang menjadi persoalan adalah sampai berapa banyak penambahan TK akan terus

meningkatkan output. Hal itu sangat tergantung dari seberapa cepat tejadinya The Law of

Diminishing Return (TLDR). Sedangkan cepat atau lambatnya proses TLDR sangat

ditentukan oleh kualitas SDM dan keterkaitannya dengan kemajuan teknologi produksi.

Selama ada sinergi antara TK dan teknologi, penambahan TK akan memacu pertumbuhan

ekonomi.

3. Teknologi

Jika hanya dilihat dari peningkatan output, hampir dapat dipastikan bahwa

penggunaan teknologi yang makin tinggi sangat memacu pertumbuhan ekonomi,. Akan

tetapi hal tersebut akan menjadi berbahaya bagi pertumbuhan ekonomi jika tidak

diimbangi dengan kesempatan kerja. Sebab, dengan teknologi dapat menggantikan peran

manusia sebagai tenaga kerja. Untuk itu, penggunaan teknologi yang tepat guna sangat

diperlukan.

4. Uang

Dalam perekonomian modern, uang memegang peranan dan fungsi sentral. Uang

bagi perekonomian ibarat darah dalam tubuh manusia. Tidak mengherankan makin

banyak uang yang digunakan dalam proses produksi, makin besar output yang dihasilkan.

Tetapi dengan jumlah uang yang sama, dapat dihasilkan output yang lebih besar jika

penggunaannya efisien.

5. Manajemen

Manajemen adalah peralatan yang sangat dibutuhkan untuk mengelola

perekonomian modern, terutama bagi perekonomian yang sangat mengandalkan

mekanisme pasar. Sistem manajemen yang balk, terkadang jauh lebih berguna dibanding

barang modal yang banyak, uang yang berlimpah dan teknologi tinggi.

Page 63: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

6. Kewirausahaan (Entrepreneurship)

Kewirausahaan didefinisikan sebagai kemampuan dan keberanian mengambil

risiko guna memperoleh keuntungan. Keberanian itu bukan asal-asalan. Para pengusaha

mempunyai perkiraan yang matang bahwa inputs yang dikombinasikannya akan

menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat, atau menjadi barang dan jasa

yang akan dibutuhkan masyarakat. Kemarnpuan mengombinasikan inputs ini dapat

disebut sebagai kemampuan inovasi.

7. Informasi

Syarat agar pasar berfungsi sebagai alat alokasi sumber daya ekonomi yang

efisien adalah adanya informasi yang sempurna dan seimbang (perfect and simetric

information). Kegagalan pasar merupakan akibat tidak terpenuhinya asumsi ini. Semakin

banyak, semakin benar dan semakin seimbang arus informasi, para pelaku ekonomi dapat

mengambil keputusan dengan lebih cepat dan lebih baik, alokasi sumber daya ekonomi

makin efisien. Sehingga dengan sumber daya yang sama, dihasiikan output yang lebih

banyak.

Page 64: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

SOAL LATIHAN

1. Mengapa pertumbuhan ekonomi penting diperhatikan oleh pemerintah setiap

negara ?

2. Apakah tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat menjamin terciptanya

pemerataan pendapatan per kapita ?

3. Jelaskan pemahaman menganai hukum penambahan tenaga kerja yang dapat

mengurangi pendapatan perusahaan (law of diminishing return) ! Mengapa hal itu

dapat terjadi ?

4. Mengapa faktor teknologi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu

negara ?

5. Jelaskan faktor-faktor lain yang dapat mempengruhi pertumbuhan ekonomi suatu

negara !

Page 65: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

BAB XI INFLASI DAN PENGANGGURAN

Salah satu penyakit perekonomian yang tidak dikendaki oleh setiap rezim pemerintahan manapun adalah inflasi dan pengangguran.

Inflasi akan mengurangi daya beli masyarakat, yang akan berdampak buruk pada peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat.

Pengangguran bukan hanya berdampak negatif terhadap pelemahan pendapatan nasional, tetapi lebih dari itu, pengangguran yang tidak terkendali memicu konflik sosial

dan kestabilan nasional.

A. Pengertian Inflasi

Inflasi adalah gejala kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus-

menerus. Dari definisi ini, ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan

telah terjadi inflasi:

Kenaikan Harga

Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi daripada harga

periode sebelumnya.

Bersifat Umum

Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan

tersebut tidak menyebabkan harga-harga secara umum naik.

Berlangsung Terus-menerus

Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan memunculkan inflasi, jika

terjadinya hanya sesaat. Karena itu perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu

minimal bulanan. Sebab dalam sebulan akan terlihat apakah kenaikan harga bersifat

umum dan terus-menerus.

B. Pengangguran

Menganggur tidak sama dengan tidak bekerja atau tidak mau bekerja. Orang yang

tidak mau bekerja, tidak dapat dikatakan sebagai pengangguran. Sebab jika dia mencari

pekerjaan (ingin bekerja), mungkin dengan segera mendapatkannya. Definisi ekonomi

tentang pengangguran tidak identik dengan tidak (mau) bekerja. Seseorang baru

Page 66: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

dikatakan menganggur bila dia ingin bekerja dan telah berusaha mencari kerja, namun

tidak mendapatkannya. Dalam ilmu kependudukan (demografi), orang yang mencari

kerja masuk dalam kelompok penduduk yang disebut angkatan kerja.

Yang dihitung sebagai angkatan kerja adalah penduduk berusia 15-64 tahun dan

sedang mencari kerja, sedangkan yang tidak mencari kerja, entah karena harus mengurus

keluarga atau sekolah, tidak masuk angkatan kerja. Tingkat pengangguran adalah

persentase angkatan kerja yang tidak/belum mendapatkan pekerjaan.

Untuk menghitung besarnya tingkat pengangguran cukup mudah, yaitu:

Jumlah yang menganggurTingkat pengangguran = x 100%

Jumlah angkatan kerja

Menurut pendekatan pemanfaatan tenaga kerja (Labour Utilization Approach),

angkatan kerja dibedakan menjadi tiga kelompok, yakni:

1. Menganggur (Unemployed), yaitu mereka yang sama sekali tidak bekerja atau

sedang mencari pekerjaan.

2. Setengah Menganggur (Underemployed), yaitu mereka yang bekerja, tetapi belum

dimanfaatkan secara penuh. Artinya jam kerja mereka dalam seminggu kurang

dan 35 jam.

3. Bekerja Penuh (Employed), yaitu orang-orang yang bekerja penuh atau jam

kerjanya mencapai 35 jam per minggu.

Jenis-jenis pengangguran:

1. Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment)

Pengangguran ini bersifat sementara, biasanya terjadi karena adanya kesenjangan

waktu, informasi maupun karena kondisi geografis antara pencari kerja dan

kesempatan (lowongan) kerja. Mereka yang masuk dalam kategori pengangguran

sementara, umumnya rela menganggur (voluntary unemployment) untuk

mendapat pekerjaan.

Page 67: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

2. Pengangguran Struktural (Structural Unemployment)

Dikatakan pengangguran struktural karena sifatnya yang mendasar. Pencari kerja

tidak mampu memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk lowongan pekerjaan

yang tersedia. Hal ini terjadi dalam perekonomian yang berkembang pesat.

3. Pengangguran Musiman (Seasonal Unemployment)

Pengangguran ini berkaitan erat dengan fluktuasi kegiatan ekonomi jangka

pendek, terutama terjadi di sektor pertanian. Misalnya, di luar musim tanam dan

panen, petani umumnya menganggur, sampai menunggu musim tanam dan panen

berikutnya.

C. Hubungan antara Inflasi dan Pengangguran

Hasil penelitian Profesor Philip tentang perekonomian Inggris periode 1861-1957

menunjukkan adanya hubungan negatif dan non linier antara kenaikan tingkat upah /

inflasi tingkat upah (wage inflation) dengan pengangguran, seperti dalam gambar di

bawah ini.

Hubungan antara Tingkat Upah dan Pengangguran

Dari gambar di atas terlihat biaya dari pengurangan tingkat pengangguran adalah

inflasi (naiknya tingkat upah). Misalnya, kondisi awal yang dihadapi adalah titik B, di

mana tingkat upah W2 dan tingkat pengangguran U2. Jika tingkat pengangguran ingin

dikurangi menjadi U1, tingkat upah naik menjadi W1. Berarti terjadi inflasi. Seandainya

yang ditargetkan adalah penurunan inflasi, secara grafis yang harus dilakukan adalah

Page 68: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

mengubah titik B ke titik C, karena W3 < W2. Namun harga yang harus dibayar adalah

meningkatnya pengangguran, karena U3 > U2.

SOAL LATIHAN

1. Jelaskan asumsi-asumsi terjadinya inflasi !

2. Mengapa inflasi dapat mengurangi kesejahteraan hidup setiap individu dan

masyarakat suatu bangsa ?

3. Apa perbedaan antara menganggur (unemployed) dan setengah menganggur

(underemployed) ?

4. Apa perbedaan antara pengangguran friksional dan pengangguran struktural ?

5. Bagaimana hubungan antara inflasi dan pengangguran berdasarkan pemahaman

Prof. Philip ?

Page 69: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

BAB XII.KEBIJAKAN FISKAL

Salah satu upaya yang harus dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak adalah menggugah kesadaran masyarakat untuk

memahami akan pentingnya ketaatan untuk membayar pajak dengan benar.

Penerimaan pemerintah dari sektor pajak menjadi tidak bermakna apa-apa,seandainya penggunaannya tidak efektif dan efisien sesuai dengan kaidah-kaidah

penggunaan keuangan negara.

A. Definisi Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah untuk

mengelola atau mengarahkan perekonomian ke kondisi yang lebih baik atau yang

diinginkan dengan cara mengubah-ubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Jadi,

kebijakan fiskal mempunyai tujuan yang sama persis dengan kebijakan moneter.

Perbedaannya terletak pada instrumen kebijakannya. Jika dalam kebijakan moneter

pemerintah mengendalikan jumlah uang beredar, maka dalam kebijakan fiskal

pemerintah mengendalikan penerimaan dan pengeluarannya. Penerimaan pemerintah

berasal dari pajak (tax) dengan notasi T, sementara untuk pengeluaran pemerintah

(goverment expenditure) notasinya G.

B. Pajak

Secara hukum, pajak dapat didefinisikan sebagai iuran wajib kepada pemerintah

yang bersifat memaksa dan legal (berdasarkan undang-undang), sehingga pemerintah

mempunyai kekuatan hukum (misalnya denda atau kurungan penjara) untuk menindak

wajib pajak yang tidak memenuhi kewajibannya. Walaupun pajak sifatnya memaksa,

pemerintah tidak mempunyai kewajiban untuk membalas jasa secara langsung kepada

para pembayar pajak. Pajak dipungut untuk menjalankan roda pemerintahan.

Secara ekonomi, pajak dapat didefinisikan sebagai pemindahan sumber daya yang

ada di sektor rumah tangga dan perusahaan (dunia usaha) ke sektor pemerintah melalui

mekanisme pemungutan tanpa wajib memberi balas jasa langsung. Jika pungutan

pemerintah sifatnya memberikan balas jasa Iangsung, maka pungutan tersebut disebut

retribusi.

Page 70: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

1. Klasifikasi Pajak

a. Pajak Objektif

Pajak objektif adalah pajak yang dikenakan berdasarkan aktivitas ekonomi

para wajib pajak.

b. Pajak Subjektif

Pajak subjektif adalah pajak yang dipungut dengan melihat kemampuan

wajib pajak. Biasanya bila kemampuan wajib pajak makin besar, beban

pajaknya makin besar.

c. Pajak Langsung

Pajak langsung adalah pajak yang beban pajaknya tidak dapat digeser

kepada wajib pajak yang lain (no tax incidence). Jadi pembayar pajak

langsung adalah pembayar pajak terakhir (last tax payer).

d. Pajak Tidak Langsung

Pajak tidak langsung adalah pajak yang beban pajaknya dapat digeser

kepada wajib pajak yang lain (tax incidence).

2. Tarif Pajak

a. Pajak Nominal

Pajak nominal adalah pajak yang pengenaannya berdasar sejumlah nilai

nominal tertentu.

b. Pajak Persentase

Pada pajak persentase, beban pajaknya ditetapkan berdasarkan persentase

tertentu dan dasar pengenaan pajak. Pajak persentase terdiri dari: (1) Pajak

proporsional, tarif persentasenya tetap. Misalnya pajak penghasilan di

katakan proporsional bila berapapun besarnya penghasilan, tarif pajaknya

tetap 20%; (2) Pajak progresif tarifnya makin tinggi bila dasar pengenaan

pajaknya makin tinggi. Pajak penghasilan dikatakan progresif bila tarifnya

makin tinggi pada saat pendapatan meningkat.

Page 71: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

C. Pengaruh Pajak Terhadap Pendapatan dan Konsumsi

1. Pajak Nominal

Pajak nominal, pertama kali mempengaruhi pendapatan disposabel. Jika

pendapatan adalah Y dan pajak nominal adalah T, maka pendapatan disposabel:

Ya =Y-T

Fungsi konsumsi menurut model Keynes adalah:

C = C0+bYd

Dengan adanya pajak nominal, maka d = Y - T, sehingga fungsi konsumsi menjadi:

C = C0 + bYd

= C0 + b(Y-T)

= C0 + bY - bT

= C0 - bT + bY

Dari persamaan di atas terlihat bahwa pajak nominal tidak mengubah nilai MPC. Artinya

pajak nominal tidak mengubah sensitivitas konsumsi akibat perubahan pendapatan. Yang

berubah adalah konsumsi otonomus, di mana pajak nominal menyebabkan konsumsi

otonomus menjadi lebih kecil sebesar bT.

2. Pajak Proporsional

Jika pajak penghasilan yang dikenakan adalah proporsional (t), maka pendapatan

disposabel menjadi:

Yd = Y-tY = Y(1-t)

Akibatnya fungsi konsumsi berubah menjadi:

C = C0+bYd = C0+b{Y(1-t)}

= C0+bY-btY = C0+(b-bt)Y

Ternyata pajak proporsional menyebabkan MPC menjadi (b-bt) atau lebih kecil sebesar

bt, sedangkan konsumsi otonomus tetap.

Page 72: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

D. Politik Anggaran

Dilihat dan perbandingan nilai penerimaan (T) dan pengeluaran (G), politik

anggaran dapat dibedakan menjadi anggaran tidak berimbang dan anggaran berimbang.

Hasil yang dicapai dari kebijakan fiskal merupakan interaksi dari dampak pajak dan

pengeluaran pemerintah terhadap output keseimbangan. Pengaruh perubahan pengeluaran

pemerintah terhadap perubahan pendapatan keseimbangan, adalah:

ΔGΔY =

(1-b)

Sedangkan pengaruh pajak terhadap pendapatan adalah:

bΔTΔY = -

(1-b)

1. Anggaran Defisit (Deficit Budget)

Anggaran defisit adalah anggaran yang memang direncanakan untuk defisit, sebab

pengeluaran pemerintah direncanakan lebih besar dan penerimaan pemerintah (T < G

atau C > T). Politik anggaran defisit, biasanya ditempuh bila pemerintah ingin

menstimulir pertumbuhan ekonomi. Hal ini umumnya dilakukan bila perekonornian

berada dalam kondisi resesi. Dengan asumsi kondisi awal anggaran pemerintah adalah

anggaran berimbang (G = T), bila pemerintah menempuh anggaran defisit, maka ΔG >

ΔT, di mana ΔG 0 dan ΔT 0. Karena AG > 0 dan ΔG > ΔT, maka jika pemerintah

menempuh politik anggaran defisit, pemerintah dianggap memilih kebijakan fiskal

ekspansif.

2. Anggaran Surplus (Surplus Budget)

Kebalikan dan anggaran defisit, dalam anggaran surplus pemerintah

merencanakan penerimaan lebih besar dari pengeluaran (T > G atau G < T). Atau dapat

juga dikatakan pemerintah menempuh politik anggaran surplus bila ΔG < ΔT, di mana

ΔG dan ΔT 0. Karena itu juga, politik anggaran surplus sering diidentikkan dengan

kebijakan fiskal kontraktif. Politik anggaran surplus dilakukan bila perekonomian sedang

Page 73: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

dalam tahap ekspansi dan terus memanas (overheating). Melalui anggaran surplus

pemerintah mengerem pengeluarannya untuk menurunkan tekanan permintaan atau

mengurangi daya beli dengan menaikkan pajak. Pengaruh anggaran surplus terhadap

output keseimbangan adalah kebalikan dari pengaruh anggaran defisit.

3. Anggaran Berimbang (Balanced Budget)

Pemerintah dikatakan menempuh politik anggaran berimbang bila pengeluaran

direncanakan akan sama dengan penerimaan (G = T dan atau ΔG = ΔT). Tidak ada

ketentuan pokok, dalam kondisi ekonomi seperti apa politik anggaran berimbang

ditempuh. Namun bila pemerintah memilih politik anggaran berimbang, dua hal utama

yang ingin dicapai adalah peningkatan disiplin dan kepastian anggaran.

SOAL LATIHAN

1. Coba Anda jelaskan apa yang dimaksud dengan kebijakan fiskal ?

2. Dalam kebijkan fiskal, pajak (T) diasumsikan sebagai sumber penerimaan

pemerintah. Untuk apa pajak dikumpulkan oleh pemerinytah ?

3. Apa perbedaan antara pajak langsung dan pajak tidaklangsung ? Berikan

contohnya !

4. Upaya-uapaya apa yang harus dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan

kedasaran membayar pajak warganya ?

5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan politik anggran defisit ?

Page 74: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

BAB XIII.KEBIJAKAN MONETER

Kebijakan moneter identik dengan pengendalian inflasi dari sisi pengendalian jumlah uang beredar. Tetapi untuk mengendalikan tingkat inflasi tidak hanya mengandalkan

instrumen kebijakan moneter.

Bank Indonesia bertanggungjawab dalam mengatur jumlah beredar untuk meredam tingkat inflasi

A. Definisi Kebijakan Moneter

Yang dimaksud dengan kebijakan moneter adalah upaya mengendalikan atau

mengarahkan perekonornian makro ke kondisi yang diinginkan (yang lebih baik) dengan

mengatur jumlah uang beredar. Yang dimaksud dengan kondisi lebih baik adalah

meningkatnya output keseimbangan dan atau terpeliharanya stabilitas harga (inflasi

terkontrol). Melalui kebijakan moneter pemerintah dapat mempertahankan, menambah

atau mengurangi jumlah uang beredar dalam upaya mempertahankan kemampuan

ekonomi bertumbuh, sekaligus mengendalikan inflasi.

Jika yang dilakukan adalah menambah jumlah uang beredar, maka pemerintah

dikatakan menempuh kebijakan moneter ekspansif (monetary expansive). Sebaliknya jika

jumlah uang beredar dikurangi, pemerintah menempuh kebijakan moneter kontraktif

(monetary contractive). Istilah lain untuk kebijakan moneter kontraktif adalah kebijakan

uang ketat (tight money policy).

B. Instrumen Kebijakan Moneter

1. Operasi Pasar Terbuka (OPT)

Operasi pasar terbuka (open market operation) adalah pemerintah mengendalikan

jumlah uang beredar dengan cara menjual atau membeli surat-surat berharga milik

pemerintah (government securities). Jika ingin mengurangi jumlah uang beredar, maka

pemerintah menjual surat-surat berharga (open market selling). Dengan demikian uang

yang ada dalam masyarakat mengalir ke otoritas moneter, sehingga jumlah uang beredar

berkurang.

Jika ingin menambah jumlah uang beredar, maka pemerintah membeli kembali

surat-surat berharga tersebut (open market buying). Guna lebih mengefektifkan operasi

Page 75: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

pasar terbuka ini, Bank Indonesia telah mengembangkan kedua instrumen tersebut

dengan menambahkan fasilitas repurchase agreement (repo) ke masing-masing

instrumen, sehingga saat ini dikenal SBI repo dan SBPU repo.

2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)

Tingkat bunga diskonto adalah tingkat bunga yang ditetapkan pemerintah atas

bank-bank umum yang meminjam ke bank sentral. Dalam kondisi tertentu, bank-bank

mengalami kekurangan uang, sehingga mereka harus meminjam kepada bank sentral.

Kebutuhan ini dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk mengurangi atau

menambah jumlah uang beredar. Bila pemerintah ingin menambah jumlah uang beredar,

maka pemerintah menurunkan tingkat bunga pinjaman (tingkat diskonto). Dengan tingkat

bunga pinjaman yang lebih murah, maka keinginan bank-bank untuk meminjam uang

dari bank sentral menjadi lebih besar, sehingga jumlah uang beredar bertambah.

Sebaliknya bila ingin menahan laju pertambahan jumlah uang beredar, pemerintah

menaikkan bunga pinjarnan. Hal ini akan mengurangi keinginan bank-bank meminjam

uang dari bank sentral, sehingga pertambahan jumlah uang beredar dapat ditekan.

3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)

Penetapan rasio cadangan wajib juga dapat mengubah jumlah uang beredar. Jika

rasio cadangan wajib diperbesar, maka kemampuan bank memberikan kredit akan lebih

kecil dibanding sebelumnya. Misalnya, jika rasio cadangan wajib mulanya hanya 10%,

maka untuk setiap unit deposito yang diterima, perbankan dapat mengalirkan pinjaman

sebesar 90% dari deposito yang diterima perbankan. Dengan demikian angka multiplier

uang dari sistem perbankan adalah 10. Jika pemerintah ingin menurunkan jumlah uang

yang beredar, maka pemerintah menaikkan rasio cadangan wajib, dan sebaliknya.

4. Imbauan Moral (Moral Persuasion)

Dengan imbauan moral, otoritas moneter mencoba mengarahkan atau

mengendalikan jumlah uang beredar. Misalnya, Gubernur Bank Indonesia dapat memberi

saran agar perbankan berhati-hati dengan kreditnya atau membatasi keinginannya

meminjam uang dan bank sentral.

Page 76: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

SOAL LATIHAN

1. Apa yang Anda ketahui dengan kebijakan moneter ?

2. Mengapa pemerintah perlu mengendalikan jumlah uang beredar ?

3. Lembaga apa yang bertanggungjawab dalam mengendalikan jumlah uang beradar

di Indonesia ?

4. Apa yang harus dilakukan oleh Bank Sentral dalam manambah jumlah uang

beredar dari sisi Operasi Pasar Terbuka ?

5. Apa yang harus dilakukan oleh Bank Sentral dalam manambah jumlah uang

beredar dari sisi fasilitas diskonto ?

Page 77: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

BAB XIV. KEBIJAKAN EKONOMI DALAM ERA GLOBALISASI

Kebijakan promosi ekspor hanya dapat dilakukan apabila kebutuhan atau permintaan dalam negeri telah terpenuhi. Untuk memperoleh peningkatan devisa pemerintah dari

ekspor, pemenuhan kualitas barang sesuai standar internasional menjadi prasyarat mutlak harus dipenuhi oleh perusahaan Indonesia yang ingin bersaing di pasar

internasional.

A. Kebijakan Substitusi Impor (SI)

Kebijakan substitusi impor (import substitution) adalah kebijakan memproduksi

di dalam negeri terhadap barang-barang yang tadinya diimpor. Kebijakan ini paling

sering ditempuh pada tahap awal pembangunan ekonomi, khususnya pembangunan

industri.

Ada beberapa manfaat positif yang diperoleh dan kebijakan substitusi impor,

antara lain:

1. Mengurangi ketergantungan pada impor. Terutama untuk barang-barang

kebutuhan pokok atau yang menghasilkan produk antara.

2. Memperkuat sektor industri. Pengembangan sektor industri diperlukan untuk

memperkuat perekonomian. Salah satu jalan untuk mempercepat pembangunan

industri adalah SI, di mana pemerintah memberikan fasilitas yang memperbesar

minat dan kemampuan swasta u ntuk berinvestasi. Industri-industri yang dibangun

berdasarkan kebijakan SI pada tahap awaln umumnya adalah yang bersifat padat

karya dan atau berteknologi rendah. Sebab industri tersebut relatif sesuai dengan

kualitas SDM di NSB. Lagipula industri-industri tersebut dapat menghasilkan

keunggulan komparatif.

3. Memperluas kesempatan kerja. Bertumbuhnya sektor industri juga dapat

memperluas kesempatan kerja. Dengan demikian tenaga kerja yang melimpah di

sektor pertanian akan diserap oleh sektor industri tanpa mengurangi output sektor

pertanian.

4. Menghemat devisa. Penghematan devisa berarti memperbaiki neraca pembayaran.

Perbaikan neraca pembayaran umumnya dilihat dan surplus neraca perdagangan

atau menurunnya defisit neraca perdagangan, karena impor makin mengecil. Atau

Page 78: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

dapat juga dilihat dalam neraca modal, di mana modal masuk lebih besar daripada

modal keluar. Perbaikan neraca pembayaran ini akan memberikan efek

multiplikasi perekonomian domestik, sekaligus memperbaiki posisi di

perekonomian dunia.

Disamping manfaat-manfaat tersebut, SI juga memilki keterbatasan-keterbatasan,

antara lain:

1. Menguntungkan perusahaan asing. Perusahaan asing yang menanamkan modal di

sektor industri substitusi impor akan memperoleh keuntungan, karena

memperoleh proteksi di balik benteng tarif dan memperoleh fasilitas keringanan

pajak, serta insentif penanaman modal.

2. Pasar domestik cepat jenuh. Titik lemah dari kebijakan SI bukanlah pada aspek

penawaran, melainkan aspek permintaan. Rendahnya pendapatan per kapita

penduduk NSB menyebabkan permintaan domestik akan produk-produk industri

amat kecil. Artinya, skala pasar domestik relatif kecil sehingga cepat jenuh.

3. Memunculkan atau memperkuat gejala monopoli dan atau oligopoli. Kecilnya

skala pasar domestik menyebabkan para investor meminta jaminan kepastian

pasar agar skala jual produksi mereka mencapai tingkat efisiensi ekonomis,

bahkan dapat memberikan keuntungan supernormal (supernormal profit). Hal ini

menjadi salah satu alasan mengapa para investor menuntut hak monopoli (legal)

atau pembatasan jumlah produsen berdasarkan ketentuan hukum. Tidak

mengherankan bila struktur industri di NSB umumnya monopoli atau oligopoli

yang berdasarkan kekuatan hukum.

4. Ketergantungan yang makin besar terhadap impor. Yang menjadi persoalan besar

dalam kebijakan SI adalah tidak tersedianya industri pendukung, misalnya yang

dapat menyediakan mesin-mesin dan bahan-bahan baku. Akibatnya kebijakan SI

justru menimbulkan ketergantungan baru terhadap impor. Impor bahan baku dan

barang modal justru meningkat jika target pertumbuhan output industri atau

ekononii ditingkatkan.

5. Pemborosan devisa. Akibat lebih lanjut dari ketergantungan impor adalah makin

besarnya devisa yang harus dikeluarkan, karena harga impor makin mahal dan

atau permintaan impor yang makin besar.

Page 79: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

B. Kebijakan Promosi Ekspor (Export Promotion Policy)

Promosi ekspor (PE) merupakan salah satu alternatif mengatasi cepat jenuhnya

pasar domestik, sebab pasar luar negeri relatif jauh lebih besar daripada pasar domestik.

Kebijakan PE umumnya dilakukan setelah berhasil melaksanakan SI, kendati ada juga

yang melakukan secara bersamaan.

Ada empat faktor yang dapat menjelaskan bahwa kebijakan PE mampu

mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat dibandingkan kebijakan SI, yaitu:

1. Kaitan sektor pertanian dengan sektor industri, misalnya agroindustri yang

berkembang karena berorientasi pada bahan baku pertanian. Dengan adanya

kaitan ini, maka permintaan sektor industri terhadap sektor pertanian tetap dapat

dipertahankan.

2. Skala ekonomi (economies of scale) dapat dicapai karena permintaan ekspor yang

skalanya cukup besar, sehingga dapat diproduksi secara manufaktur/ masal.

3. Meningkatnya persaingan atas prestasi perusahaan karena kuatnya persaingan

pada pasar dunia.

4. Dampak kekurangan devisa atas pertumbuhan ekonomi dapat diatasi.

Meskipun kebijakan PE memberikan manfaat, namun juga ada beberapa masalah:

1. Cepat jenuhnya pasar internasional. Cepat jenuhnya pasar internasional

disebabkan oleh faktor permintaan dan penawaran. Dilihat dan sisi permintaan,

apa yang diekspor oleh NSB seperti pakaian, makanan olahan, barang-barang

elektronik sederhana, bahkan kendaraan, umumnya merupakan barang kebutuhan

pokok bagi negara maju. Sebagai barang kebutuhan pokok, elastisitas

permintaannya (elastisitas harga dan elastisitas pendapatan) sangat rendah,

sehingga pasarnya relatif tetap.

2. Makin kuatnya kebijakan proteksi oleh negara-negara maju. Sekalipun negara-

negara maju memiliki keunggulan komparatif dalam produksi teknologi padat

modal dan ilmu pengetahuan, mereka tetap melakukan proteksi terhadap industri-

industri yang berteknologi sederhana.

Page 80: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

C. Kebijakan Proteksi

Tahap kebijakan substitusi impor (SI) dan promosi ekspor (PE) dijembatani oleh

proteksi. Bagi NSB, alasan proteksi adalah perlindungan sementara industri-industri yang

masih dalam tahap awal perkembangan (infant industries argument). Dengan proteksi,

industri domestik dilindungi dari sisi harga produk dan skala produksi, sehingga dapat

menjalani tahap pembelajaran (learning process).

1. Tarif (Tariff)

Tarif adalah pajak untuk komoditas impor. Tarif akan diberlakukan bila harga

pasar internasional lebih rendah danpada harga domestik. Dengan tarif harga barang

impor menjadi lebih mahal, sehingga produsen lokal dapat meningkatkan daya saing

harga. Ada beberapa jenis tarif, antara lain:

a. Tarif Nominal (Nominal Tariff)

Tarif nominal adalah tarif yang dihitung berdasarkan perbedaan harga domestik

dengan harga internasional. Misalnya harga domestik produk mobil adalah Rp 60

juta per unit, sedangkan harga di pasar internasional hanya sebesar Rp 30 juta.

Dan data tersebut, agar industri mobil domestik mampu bersaing dengan mobil

impor, maka setiap unit mobil impor dikenakan pajak Rp 30 juta. Dengan

demikian besarnya tingkat perlindungan (tarif) adalah 100%.

b. Tarif Efektif (Effective Tariff)

Tarif nominal hanya memberikan informasi tentang perubahan harga barang jadi.

Padahal yang lebih penting lagi adalah perubahan nilai tambah karena adanya

proteksi. Perubahan nilai tambah karena proteksi inilah yang disebut sebagai tarif

perlindungan efektif (effective rate of protection). Karena tujuan penetapan TPE

adalah peningkatan nilai tambah faktor produksi domestik, maka yang perlu

diperhatikan adalah berapa besar komponen impor dan setiap unit produk

domestik.

Page 81: 69241834-PENGANTAR-EKONOMI

2. Kuota (Quota)

Kebijakan kuota adalah kebijakan pembatasan jumlah barang impor yang boleh

masuk ke pasar domestik. Pengaruh kuota terhadap permintaan dan penawaran domestik

adalah sama persis dengan pengaruh tarif. Perbedaannya, dengan kuota pemerintah tidak

memperoleh penerimaan pajak. Karena itu menganalisis pengaruh kuota dapat

menggunakan diagram untuk analisis pengaruh tarif nominal, dengan arah yang berbeda.

Maksudnya, bila dalam kebijakan tarif pemerintah mempengaruhi harga sehingga

mempengaruhi jumlah permintaan dan penawaran, maka dengan kebijakan kuota

pemerintah menetapkan terlebih dahulu jumlah impor, yang dapat mempengaruhi harga

jual domestik, sehingga akhirnya mempengaruhi permintaan dan penawaran domestik.

SOAL LATIHAN

1. Apa yang Anda ketahui dengan kebijakan susbstitusi impor ?

2. Apa yang Anda ketahui dengan kebijakan promosi ekspor ?

3. Mengapa kebijakan promosi ekspor diprediksi dapat meningkatkan petumbuhan

ekonomi ?

4. Prasyarat apa yang harus dipenuhi oleh perusahaan apabila produknya dapat

bersaing di pasar internasional ?

5. Apa perbedaan antara tarif nominal dan tarif efektif ?