675-3302-1-pb.pdf

Upload: indah-pratiwii-iriandy

Post on 04-Jun-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 675-3302-1-PB.pdf

    1/6

  • 8/13/2019 675-3302-1-PB.pdf

    2/6

    KKM yaitu 75. Selain itu, rata-rata nilaimurni Ulangan Akhir Semester (UAS)pada semester genap kelas X.11 tahunajaran 2011/2012 (terlampir) hanyamencapai 56,80. Sikap positif siswa dikelas X.11 juga masih tergolongrendah. Hal ini bisa terlihat dari sikapsiswa yang kurang merespon saatpelajaran matematika berlangsung,sikap siswa yang cenderung diam saatditanya guru dan juga sikap siswa yangtidak bertanya saat diberi kesempatanguru untuk bertanya.

    Belajar menghasilkan suatuperubahan pada siswa; perubahan itudapat berupa pengetahuan,pemahaman, ketrampilan, sikap.Perubahan itu merupakan hasil dariusaha belajar yang tersimpan dalamingatan [8]. Teori konstruktivismemenyarankan bahwa mengajarbukanlah soal mentransfer informasikepada siswa dan bahwa belajarbukanlah secara pasif menyerapinformasi dari buku atau dari guru [7].Kategori pemahaman dihubungkandengan kemampuan untukmenjelaskan pengetahuan, informasiyang telah diketahui dengan kata-katasendiri [9]. Pemahaman dapatdidefinisikan sebagai ukuran kualitasdan kuantitas hubungan suatu ide

    dengan ide yang telah ada. Tingkatpemahaman bervariasi. Pemahamantergantung pada ide yang telah sesuaiyang telah dimiliki dan tergantung padapembuatan baru antara ide [7].Pemahaman setingkat lebih tinggi daripengetahuan dimana siswamenjelaskan dengan susunankalimatnya sebdiri sesuatu yang dibacaatau didengarnya dapat membericontoh lain dari yang telah dicontohkanguru atau menggunakan petunjukpenerapan pada kasus lain [5].

    Mathematical thinking is like anattitude, as in it can be expressed as astate of attempting to do or workingto do something. It is not limited toresults represented by actions, asinthe ability to do, or could do orcouldnt do something . menegaskanbahwa mathematical thinking sepertisebuah sikap, di dalamnya dapatdinyatakan sebagai keadaan "mencoba

    untuk melakukan" atau "bekerja untukmelakukan" sesuatu. Hal ini tidakterbatas pada hasil yang diwakili olehtindakan, seperti dalam "kemampuanuntuk melakukannya," atau "bisamelakukan" atau "tidak bisamelakukan" sesuatu [7].

    Faktor yang menyebabkankurang optimalnya pemahaman siswadan sikap positif siswa yaitu selainkarena kemampuan siswa dankesadaran siswa itu sendiri jugakemampuan guru dalam memilih modelpembelajaran. Pembelajarankonvensional yang sering diterapkan dikelas X.11 mungkin menyebabkansiswa kurang tertarik dengan pelajaranmatematika sehingga seiring waktusikap positif mereka terhadap pelajaranmatematika pun akan cenderungmenurun. Sehingga dapat disimpulkanbahwa sikap positif terhadapmatematika yang rendah juga akanberakibat kepada rendahnyapemahaman pada siswa kelas X.11SMK Negeri 1 Karanganyar tahunajaran 2011/2012.

    Istilah model dapat dipahamisebagai suatu kerangka konseptualyang digunakan sebagai pedomandalam melakukan suatu kegiatan.Model pembelajaran dapat diartikan

    sebagai kerangka konseptual yangmelukiskan prosedur yang sistematisdalam mengorganisasikan pengalamanbelajar untuk mencapai tujuan belajartertentu, dan berfungsi sebagaipedoman bagi para perancangpembelajaran dan para guru untukmerencanakan dan melaksanakanaktivitas pembelajaran [4].

    Ciri khas Missouri MathematicsProject (MMP) adalah setiap siswasecara individual belajar materipembelajaran yang disampaikan guru.

    Hasil dari individu dibawa ke kelompokuntuk didiskusikan dan saling dibahasoleh anggota kelompok. Model inidirancang untuk menggabungkankemandirian dan kerja sama antarkelompok [1]. Missouri MathematicsProject (MMP) adalah salah satu modelterstruktur. Struktur tersebut dikemasdalam langkah-langkah sebagai berikut.1) Review, guru dan siswa meninjau

  • 8/13/2019 675-3302-1-PB.pdf

    3/6

    63 Jurnal Pendidikan Matematika Solusi Vol.1 No.1 Maret 2013

    ulang apa yang telah tercakup padapelajaran yang lalu. 2) Pengembangan,guru menyajikan ide baru danperluasan konsep matematikaterdahulu. Siswa diberi tahu tujuanpelajaran yang memiliki antisipasitentang sasaran pelajaran. Penjelasandan diskusi interaktif antara guru-siswaharus disajikan termasuk demonstrasikongkrit yang sifatnya piktorial atausimbolik. Pengembangan akan lebihbijaksana bila dikombinasikan dengankontrol latihan untuk meyakinkanbahwa siswa mengikuti penyajianmateri baru itu. 3) Kerja Kooperatif,siswa diminta merespon satu rangkaiansoal sambil guru mengamati kalau-kalau terjadi miskonsepsi. Pada latihanterkontrol ini respon setiap siswasangat menguntungkan bagi guru dansiswa. Pengembangan dan latihanterkontrol dapat saling mengisi. Guruharus memasukkan rincian khusustanggung jawab kelompok danganjaran individual berdasarkanpencapaian materi yang dipelajari.Siswa bekerja sendiri atau dalamkelompok belajar kooperatif. 4) KerjaMandiri, untuk latihan perluasanmempelajari konsep yang disajikanguru. 5) Penugasan, memberikanpenugasan kepada siswa agar siswa

    juga belajar di rumah.Selain itu, model pembelajaranMissouri Mathematics Project (MMP)

    juga melatih kerjasama antar siswapada langkah kerja kooperatif,mengerjakan lembar kerja secaraberkelompok akan membuat siswasaling membantu kesulitan masing-masing dan saling bertukar pikiran.Bagi siswa yang malu bertanya kepadaguru jika ada kesulitan dalammemahami materi yang sedangdipelajari maka langkah kerja kooperatif

    ini sangat membantu mereka, karenasiswa mempunyai kecenderunganbersikap terbuka kepada temansejawatnya. Sehingga pada langkahkooperatif akan membantu siswamemahami materi dan mengakibatkansikap positif siswa terhadap matematika

    juga meningkat. Sesuai latar belakang yang

    telah dikemukakan di atas, dapat

    dirumuskan masalah sebagai berikut:Apakah penerapan modelpembelajaran Missouri MathematicsProject (MMP) akan meningkatkanhasil belajar ranah kognitif khususnyapemahaman siswa dan hasil belajarranah afektif khususnya sikap positifsiswa kelas XI.11 SMK Negeri 1Karanganyar tahun ajaran 2012/2013pada materi fungsi.

    Berdasarkan perumusanmasalah tersebut maka tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahuiapakah penerapan model pembelajaranMissouri Mathematics Project (MMP)dapat meningkatkan pemahamanpada materi fungsi dan sikap positifsiswa terhadap matematika kelas XI.11SMK Negeri 1 Karanganyar tahunajaran 2012/2013.

    Manfaat yang diharapkan olehpeneliti dari hasil penelitian ini adalah:1) Manfaat Teoretis, hasil penelitian inidiharapkan dapat memberikansumbangan terhadap peningkatan mutupendidikan melalui proses belajarmengajar secara tepat guna di sekolahuntuk menyiapkan sumber dayamanusia yang berkualitas. Untukmemberikan kajian tentang bagaimanapelaksanaan dan penerapan modelpembelajaran Missouri Mathematics

    Project (MMP) untuk meningkatkanpemahaman dan sikap positif siswaterhadap matematika. 2) Bagi siswa,meningkatkan pemahaman siswaterhadap materi fungsi, meningkatkansikap positif siswa terhadapmatematika. 3) Bagi guru dan calonguru, memberi masukan kepada gurudan calon guru untuk menerapkanmodel pembelajaran yang tepat dalammenyampaikan bahan ajar sesuaidengan kondisi siswa SMK dalamproses pembelajaran matematika

    sehingga dapat meningkatkanpemahaman dalam mempelajari materipelajaran matematika, dengan begitutarget yang diharapkan dapat tercapai,khususnya dalam materi fungsi,memberi masukan kepada guru dancalon guru untuk merancangpembelajaran yang dapatmeningkatkan sikap positif siswaterhadap matematika.

  • 8/13/2019 675-3302-1-PB.pdf

    4/6

    METODE PENELITIANSubjek penelitian ini adalah

    siswa siswa kelas XI.11 JurusanMultimedia SMK Negeri 1 Karanganyartahun pelajaran 2012/2013 yang terdiridari 40 siswa. Data yang dikumpulkandalam penelitian penerapan modelpembelajaran Missouri MathematicsProject (MMP) diperoleh dari nilai tessiswa, dan hasil observasi selamaproses tindakan. Sedangkan sumberdata pada penelitian ini diperoleh dariinformasi guru dan siswa, tempat danperistiwa berlangsungnya prosespembelajaran, dokumentasi atau arsipberupa silabus dan RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP).

    .Analisis data hasil tes uraian

    adalah sebagai berikut: Setelah satusiklus tindakan selesai, kepada siswadiberikan tes akhir siklus. Tujuannyauntuk mengetahui tingkat pemahamansiswa setelah pelaksanaan tindakan.Dari analisis hasil tes siklus, dapatdiketahui tercapai tidaknya indikatorkeberhasilan tindakan yang telahditetapkan. Untuk mengetahui hasiltindakan, jenis data yang bersifatkuantitatif dianalisis menggunakanrumus data kuantitatif dalam penelitiantindakan kelas yaitu [2]:

    Keterangan :P = PersentasepeningkatanPost Rate = Nilai rata-rata setelahtindakanBase Rate = Nilai rata-ratasebelum tindakan

    Observasi dilakukan selamaproses pembelajaran berlangsung.Observasi bertujuan untuk mengamatiproses pelaksanaan pembelajaran

    dengan Missouri Mathematics Project(MMP) dan mengamati sikap positifsiswa selama pembelajaranberlangsung. Kegiatan observasidilaksanakan oleh dua observer, gurumatematika kelas XI SMK Negeri 1Karanganyar dan salah satumahasiswa pendidikan matematika. Instrumen bantu yang digunakan padasaat observasi adalah pedoman

    observasi. Pedoman observasi dibuatdengan tujuan mempermudahpengamatan pada saat observasi

    Pedoman observasi sikap positifsiswa adalah sebagai berikut. Observermemberi tanda ( ) pada kolom ya jikaminimal ada 75% siswa yangmemenuhi kriteria yang diamati.Sedangkan, observer memberi tanda( ) pada kolom tidak jika maksimalada 25% siswa yang memenuhikriteria yang diamati.

    Analisis hasil observasi sikappositif siswa akan dianalisis yaitu untuk

    jawaban ya akan diberi skor 1 dan jawaban tidak diberi skor 0.Selanjutnya dihitung persentase hasilobservasi sikap positif siswa tiappertemuan dapat diketahui denganrumus sebagai berikut :

    Keterangan:P* = presentase kualifikasskor capaian = jumlah skor amatanskor maksimal = jumlah skor maksimalamatanKarena dalam penelitian inimenggunakan triangulasi sumber makapersentase akhir dari sikap positif siswatiap pertemuan adalah rata-ratapersentase hasil observasi tiap

    observer. Selanjutnya persentasetersebut dikategorikan sesuai dengankualifikasi hasil persentase observasisebagai berikut. Jika

    %33,33%0 * p maka termasukkualifikasi rendah, jika

    %67,66%34,33 * p maka termasukkualifikasi sedang , jika maka

    %100%67,66 * p termasukkualifikasi tinggi

    Sedangkan dari analisis hasilobservasi pelaksanaan pembelajarandapat diketahui tentang pelaksanaantindakan yang meliputi kesesuaianpelaksanaan tindakan denganrancangan yang telah dibuat, kendalayang dihadapi dalam pelaksanantindakan, serta reaksi siswa terhadappelaksanan tindakan. Analisis terhadaptes akhir siklus dan hasil observasidigunakan pada tahap refleksi, sebagai

  • 8/13/2019 675-3302-1-PB.pdf

    5/6

    65 Jurnal Pendidikan Matematika Solusi Vol.1 No.1 Maret 2013

    dasar perencanaan tindakan padasiklus berikutnya. Sehingga teknikanalisis yang dilakukan dalampenelitian ini adalah diskriptif.

    Dalam model penelitiantindakan kelas oleh Hopkins, langkahpertama yang harus dilakukan adalahperencanaan ( planning ) tindakan,misalnya membuat skenariopembeljaran, lembar observasi, danlain-lain. Kemudian langkah selanjutnyaadalah pelaksanaan tindakan. Padatahap pelaksanaan tindakan,didalamnya dilakukan pengamatan(observasi). Selanjutnya melakukananalisis dan refleksi. Apabila metodeyang digunakan telah berhasi, dapatlangsung ditarik kesimpulan. Akantetapi, apabila metode yang digunakanmasih perlu perbaikan maka dilakukanrencana selanjutnya, demikian terussecara berulang, sampai metode yangdigunakan benar-benar berhasil [3].HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pada kegiatan pra siklus, rata-rata nilai ulangan siswa adalah 39,32dengan siswa yang memiliki nilai diatas KKM sebanyak 3 orang ataupersentase mencapai 7,5% dan siswayang nilainya di bawah KKM sebanyak37 orang atau persentase mencapai92,5%, sedangkan sikap positif siswa

    masih termasuk dalam kategorisedang. Dari hasil observasi kegiatanpra siklus, maka dilaksanakan tindakanI dengan menerapakan modelpembelajaran Missouri MathematicsProject (MMP). Hasil tindakan I yaknirata-rata nilai ulangan siswa adalah85,77 dengan siswa yang memiliki nilaidi atas KKM sebanyak 36 orang ataupersentase mencapai 90% dan siswayang nilainya di bawah KKM sebanyak4 orang atau persentase mencapai10% dan persentase sikap positif siswa

    dari kedua observer adalah 90.90%.Jika dibandingkan dengan hasilkegiatan pra siklus, nilai rata-rata siswadan banyaknya siswa yangmemperoleh nilai di atas KKMmeningkat dan sikap positif siswa puntelah meningkat menjadi kategori tinggi.Walaupun persentase siswa yangmemperoleh nilai di atas KKM telahmencapai lebih dari 75%, dan sikap

    positif siswa telah mencapai kategoritinggi tindakan tetap dilanjutkan yaitusiklus II dengan melihat refleksi daribeberapa hambatan dari siklus I danmenindaklanjuti hasil refleksi denganperbaikan dari tindakan siklus I.

    Tindakan siklus II ini dilakukanuntuk memastikan bahwa modelpembelajaran pada siklus I adalahmodel pembelajaran yang mampumeningkatkan pemahaman dan sikappositif siswa. Oleh karena itu, padasiklus II dilaksanakan kembali modelpembelajaran Missouri MathematicsProject (MMP). Setelah adanyatindakan pada siklus II dengan modelpembelajaran Missouri MathematicsProject (MMP) didapatkan hasil siklus IIyakni rata-rata nilai ulangan siswaadalah 86,25 dengan siswa yangmemiliki nilai di atas KKM sebanyak 37orang atau persentase mencapai92,5% dan siswa yang nilainya dibawah KKM sebanyak 3 orang ataupersentase mencapai 7,5% danpersentase sikap positif siswa darikedua observer adalah 90.90%. Jikadibandingkan dengan hasil kegiatansiklus I, nilai rata-rata siswa danbanyaknya siswa yang memperolehnilai di atas KKM meningkat.Sedangkan, persentase sikap positif

    siswa pada siklus II tidak mengalamipeningkatan skor capaian. Walaupunskor capaian dari sikap positif siswapada siklus II tidak mengalamipeningkatan, tetapi berdasarkanpersentase sikap positif siswa darikedua observer tetap diperolehkategori sikap positif siswa mencapaikategori tinggi.

    Berdasarkan perubahanketuntasan hasil belajar siswa belajarsiswa dari setiap tindakan dapatdisimpulkan penerapan model

    pembelajaran Missouri MathematicsProject (MMP) yang diterapkan dapatmeningkatkan pemahaman siswa.Sedangkan, berdasarkan observasisikap positif siswa dari kedua observerselama pembelajaran denganmenerapkan model pembelajaranMissouri Mathematics Project (MMP)dapat disimpulkan penerapan modelpembelajaran Missouri Mathematics

  • 8/13/2019 675-3302-1-PB.pdf

    6/6

    Project (MMP) mampu meningkatkansikap positif siswa.SIMPULAN

    Berdasarkan hasil penelitian ini dapatdisimpulkan : 1) Penggunaan modelpembelajaran Missouri MathematicProject (MMP) mampu meningkatkanpemahaman siswa pada materi fungsikelas XI.11 SMK Negeri 1 Karanganyartahun ajaran 2012/2013 terbukti darihasil tes siklus I dan tes siklus IImengalami peningkatan sesuaiindikator keberhasilan yang telahditetapkan. 2) Penggunaan modelpembelajaran Missouri MathematicProject (MMP) mampu meningkatkansikap positif siswa terhadap matematikakelas XI.11 SMK Negeri 1 Karanganyartahun ajaran 2012/2013 terbukti darihasil observasi sikap positif siswaselama pembelajaran matematikaberlangsung pada siklus I dan siklus IImengalami peningkatan sesuaiindikator keberhasilan yang telahditetapkan. DAFTAR PUSTAKA

    [1] Al. Krismanto. 2003. BeberapaTeknik,Model, Dan StrategiDalam PembelajrananMatematika . Yogyakarta:Departemen PendidikanNasional DirektoratJenderal Pendidikan DasarDan Menengah PusatPengembangan PenataranGuru (PPPG) Matematika

    [2] Faizin. 2009.Efektifitas DiskusiDalam MeningkatkanKemampuan Berpikir danBerpendapat (Studi KasusPada Pembelajaran Civic

    Society di IAI Nurul JadidPaiton Probolinggo ). JurnalPendidikan Islam. No. 01ISSN 2085-3033

    [3] Muslich, Mansur. 2011.Melaksanakan PTK(Penelitian Tindakan Kelas)Itu Mudah . Jakarta: BumiAksara.

    [4] Sagala, Syaiful. 2010. SupervisiPembelajaran: dalamProfesi Pendidikan.Bandung: Alfabeta.

    [5] Sudjana, Nana. 1990. PenilaianHasil Proses BelajarMengajar . Bandung: Rosda

    [6] Syahrul. 2011. Sikap Matematika (Mathematical Attitude)(online) , http://sokrates-filsafatilmu.blogspot.com/2011/01/sikap-matematika.html , diaksestanggal 4 April 2012.

    [7] Walle, J. A. Van de. 2007.Matematika Sekolah Dasardan Menengah .Terjemahan olehSuyono.2008. Jakarta:Erlangga.

    [8] Winkel, W.S. 1991. PsikologiPengajaran . Jakarta:PT.Grasindo.

    [9] Yamin, Martinis. 2008. ParadigmaPendidikan Konstruktivistik .Jakarta: Gaung PersadaPress