6. taksimetri 1

19
TAKSIMETRI

Upload: medina-fadlilatus-syaadah

Post on 30-Nov-2015

81 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

nms.

TRANSCRIPT

Page 1: 6. Taksimetri 1

TAKSIMETRI

Page 2: 6. Taksimetri 1

Setelah mengikuti kuliah Taksimetri mahasiswa diharapkan dapat :

KOMPETENSI

1. Menentukan unit terkecil yang dijadikan obyek studi/operasional taksonomi unit (OTU)

2. Menentukan ciri-ciri yang akan diberi skor atau diamati.

3. Menghitung kemiripan

4. Melakukan analisis kelompok

5. Melakukan penelitian dengan metode taksimetri

Page 3: 6. Taksimetri 1

Taksimetri

adalah metode evaluasi kuantitatif mengenai kesamaan/kemiripan sifat antar golongan organisme (takson) dan penataan golongan-golongan (takson) melalui suatu analisis kelompok (Cluster analysis) kedalam kategori takson yang lebih tinggi atas dasar kesamaan-kesamaan tadi.

DEFINISI

Page 4: 6. Taksimetri 1

lanjutan

Metode ini sebagai upaya penyempurnaan metode konvensional yang dinilai masih banyak kekurangan/kelemahan.

Dalam hal ini matematika digunakan sebagai sarana pembantu dalam pengadaan penggolongan tumbuhan.

lanjutan

Page 5: 6. Taksimetri 1

lanjutan

Taxometri (Mayer, 1966),

Numerikal Systematik (W.H. Wagner),

Multivariate Morfometri (Blackith dan Reymen, 1971),

Numerikal Taksonomi (Sneath dan Sokal, 1973).

Matematikal Taksonomi (Fardine dan Sibson, 1971).

Istilah lain dari Taksimetri :

Page 6: 6. Taksimetri 1

1. Pemilihan obyek studi (individu, galur, kaltivar, jenis, marga dll). Unit yang dijadikan obyek studi harus mewakili, unit terkecil sebagai obyek studi disebut: “unit taksonomi operasional (otu).

2. Pemilihan ciri-ciri yang akan diberi angka (skor), jumlah ciri harus banyak, masing-masing diberi kode dan disusun dalam bentuk tabel/matriks.

Langkah-langkah dalam taksimetri:

Page 7: 6. Taksimetri 1

3. Pengukuran kemiripan dengan membandingkan tiap ciri pada masing-masing OTU.

4. Analisis kelompok (cluster analysis), matriks kesamaan ditata kembali sehingga OTU yang mempunyai nilai tinggi dapat dikelompokkan menjadi satu, selanjutnya ditentukan kelompok yang mempunyai kerabat dekat (kesamaan tinggi).

5. Diskriminasi

6. Setelah pengelompokkan, ditelaah lagi ciri-ciri yang paling konstan, yang dapat dipakai untuk pembuatan kunci determinasi.

lanjutan

Page 8: 6. Taksimetri 1

Kekerabatan taksonomi adalah kekerabatan fenetik (penampakkan, filogenetik evolusi) atau genetika antar individu.

Kekerabatan juga menunjukkan afinitas kesamaan.

Konsep taksonomi yang sekarang diterima/berlaku, memasukan secara luas kekerabatan antar individu baik fenetik maupun filogenetik.

Pada sisi lain, persamaan taksonomi juga sering kali diekspresikan dalam kekerabatan filogenetik saja.

KEKERABATAN

Page 9: 6. Taksimetri 1

1. KEKERABATAN FENETIK

Kekerabatan taksonomi dapat dibedakan menjadi beberapa katagori (Shukla & Misra, 1982).

Menghasilkan klasifikasi fenetik, yang merupakan similaritas (kekerabatan) dari individu dengan dasar pertimbangan sepasang (satu set) fenotip (karakter yang berhubungan dengan penampakan).

Tingkat kekerabatan dan similaritas tergantung pada macam, sifat dasar dan interpretasi dari koefisien karakter yang digunakan.

Page 10: 6. Taksimetri 1

Menurut Harrison, Kekerabatan fenetik berhubungan dengan

penampakan dalam arti similaritas dan tidak memasukkan hubungan lain melalui nenek moyangnya.

Karakter yang dipilih untuk penilaian diberi bobot yang sama, tidak dibedakan karakter yang penting atau tidak penting.

Kekerabatan fenetik juga sangat bermanfaat terutama dalam mempelajari evaluasi, tetapi kesulitan akan timbul bila kekerabatan fenetik menunjukkan evolusi yang paralel atau konvergen (mengumpul)

Page 11: 6. Taksimetri 1

2. KEKERABATAN KLADISTIK

Menunjukkan hubungan antar individu dengan mempertimbangkan rangkaian sejarah evolusinya atau hubungan nenek moyangnya secara umum.

Kata kladistik berarti mempelajari rangkaian evolusi dan jalan yang dilalui oleh individu-individu dan asal-usul percabangan dari garis/pohon evolusi.

Page 12: 6. Taksimetri 1

Garis evolusi dengan percabangan yang menunjukkan variasi taksa disebut kladogram.

Tipe kekerabatan kladistika tidak terlalu bermanfaat dalam klasifikasi, karena banyak percabangan keluar dari garis evolusi dan kita tidak mempunyai banyak/cukup pengetahuan atau data tentang perjalanan dari semua kelompok kehidupan, terutama bentuk yang sudah punah.

Oleh karena itu sulit untuk mengetahui kekerabatan kladistika secara tepat di antara individu-individu yang ada, tetapi bila dikombinasikan dengan kekerabatan fenetik akan menjadi sangat bermanfaat.

Page 13: 6. Taksimetri 1

3. KEKERABATAN KRONISTIK

Kekerabatan kronistik adalah kekerabatan yang ada diantara individu-individu yang diukur dan ditunjukkan dalam istilah kekerabatan antara pasangan OTU, mengukur skala yang menunjukkan waktu evolusi kalau dikombinasikan dengan kekerabatan fenetik.

Page 14: 6. Taksimetri 1

4. KEKERABATAN FILOGENETIK

Kekerabatan filogenetik bertujuan mencari hubungan antar individu melalui nenek

moyangnya.

Page 15: 6. Taksimetri 1

Para ahli taksonomi mempunyai konsep yang berbeda ttg kekerabatan fiogenetik

• Hennig (1966) mengatakan bahwa kekerabatan filogenetik jelas sebagai.kekerabatan kladistika.

• Simpson (1961) berpendapat bahwa kekerabatan kladistika, kronistik dan fenetik adalah sama.

• Davis & Heywood (1973) berpendapat bahwa kekerabatan kladistika dan fenetik berbeda dalam pendekatannya.

Page 16: 6. Taksimetri 1

Konvensional

Grafik

Taksimetri

Jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar kesatuan takson dapat ditentukan melalui

metode :

Page 17: 6. Taksimetri 1

Menurut metode ini jauh dekatnya hubungan kekerbatan ditentukan oleh sifat-sifat yang bobotnya diperhitungkan atas dasar fungsi fisiologi organ yang mempunyai sifat-sifat itu.

Sesudah lahirnya teori evolusi, penentuan jauh dekatnya hubungan itu disesuaikan pula dengan pandangan dari segi filogeni.

Kesimpulan yang diambil melalui penerapan metode itu dinilai masih terlalu bersifat subyektif, sangat dipengaruhi oleh ketajaman intuisi atau naluri pengambil kesimpulan.

Metode Konvensional

Page 18: 6. Taksimetri 1

Metode ini jelas merupakan metode yang kurang obyektif, sehingga keterandalan hasilnya masih perlu diuji dan dikaji.

Karena besarnya subyektifitas maka metode ini disebut metode “a priori”, yang dipakai oleh para ahli taksonomi dari zaman sebelum Adanson (abad 18).

Page 19: 6. Taksimetri 1

Dalam metode grafik penentuan jauh dekatnya kekerabatan dilakukan dengan pembuatan grafik.

Dalam metode ini penentuan bobot sifat-sifat yang digunakan juga dilakukan secara “ a priori”.

Metode Grafik