6 prinsip komunikasi islam

4
6 prinsip komunikasi islam 1. Qawlan Karima Qawlan karima dapat diartikan sebagai perkataan yang mulia. Dalam komunikasi dakwah sendiri qawlan karima digunakan untuk mad’u yang tingkatan umurnya lebih tua. Dengan itu pendekatan yang digunakan lebih pada pendekatan yang sifatnya santun, lembut, dengan tingkatan dan sopan santun diutamakan. Dalam artian memberi penghormatan yang tidak menggurui dan retorika yang berapi-api. Prinsip yang komunikasi ini menghendaki jika berkomunikasi dengan orang yang lebih tua daripada kita atau kepada siapa saja, maka komunikator haruslah memiliki dan memperhatikan sopan santun yang berlaku. Salah satunya dengan tidak melakukan kekerasan dan memilih bahasa yang terbaik dan sopan penuh penghormatan. Dalam Al-Qur’an disebutkan: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua- duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu. Maka sekali-kali kamu mengatakan kepada keduannya kata “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (Q.S Al-Isra’:23)  Ayat diatas menun tut agar apap un yang disampa ikan kepad a oran gtua bukan hanya bena r dan tepat , bukan saja sesuai dengan adat dan kebiasaan baik di masyarakat, tetapi diiringi dengan yang terbaik dan mulia. Dan kalaupun orang tua melakukan kesalahan terhadap anak maka kesalahan tersebut harus dianggap tak ada atau dimaafkan bagaimana juga tidak ada orangtua yang bermaksud buruk pada anaknya. 2. Qawlan Layyina Secara terminologi kata layyin berarti lembut. Qawlan layyinan juga berarti perkataan yang lemah lembut. Perkataan yang lemah lembut dalam komunikasi dakwah merupakan interkasi komunikasi da’i dalam mempengaruhi mad’u untuk mencapai hikmah. Dalam Al-qur’an disebutkan: “Maka disebabkan rahmat Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi, berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu”. (Q.S Ali-Imran:159) Dengan demikian dapat dimengerti, interaksi aktif dari qawlan layyinan adalah komunikasi yang ditujukan pada dua karakter mad’u, yaitu: 1. Para mad’u tingakt penguasa dengan perkataan lemah lembut menghindarkan dan menimbulkan sikap konfrontatif. 2. Mad’u dengan tataran budaya yang masih rendah. Sikap lemah lembut dapat menimbulkan sikap simpati.

Upload: anonymous-sduipeqx

Post on 02-Mar-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 6 Prinsip Komunikasi Islam

7/26/2019 6 Prinsip Komunikasi Islam

http://slidepdf.com/reader/full/6-prinsip-komunikasi-islam 1/4

6 prinsip komunikasi islam

1. Qawlan Karima

Qawlan karima dapat diartikan sebagai perkataan yang mulia. Dalam komunikasi dakwah sendiri qawlan

karima digunakan untuk mad’u yang tingkatan umurnya lebih tua. Dengan itu pendekatan yang digunakan

lebih pada pendekatan yang sifatnya santun, lembut, dengan tingkatan dan sopan santun diutamakan.

Dalam artian memberi penghormatan yang tidak menggurui dan retorika yang berapi-api. Prinsip yang

komunikasi ini menghendaki jika berkomunikasi dengan orang yang lebih tua daripada kita atau kepada

siapa saja, maka komunikator haruslah memiliki dan memperhatikan sopan santun yang berlaku. Salah

satunya dengan tidak melakukan kekerasan dan memilih bahasa yang terbaik dan sopan penuh

penghormatan. Dalam Al-Qur’an disebutkan:

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu

berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-

duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu. Maka sekali-kali kamu mengatakan kepada

keduannya kata “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan

yang mulia.”

(Q.S Al-Isra’:23)

 Ayat diatas menuntut agar apapun yang disampaikan kepada orangtua bukan hanya benar dan tepat,

bukan saja sesuai dengan adat dan kebiasaan baik di masyarakat, tetapi diiringi dengan yang terbaik dan

mulia. Dan kalaupun orang tua melakukan kesalahan terhadap anak maka kesalahan tersebut harus

dianggap tak ada atau dimaafkan bagaimana juga tidak ada orangtua yang bermaksud buruk pada

anaknya.

2. Qawlan Layyina

Secara terminologi kata layyin berarti lembut. Qawlan layyinan juga berarti perkataan yang lemah lembut.

Perkataan yang lemah lembut dalam komunikasi dakwah merupakan interkasi komunikasi da’i dalammempengaruhi mad’u untuk mencapai hikmah. Dalam Al-qur’an disebutkan:

“Maka disebabkan rahmat Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap

keras lagi, berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu”. (Q.S Ali-Imran:159)

Dengan demikian dapat dimengerti, interaksi aktif dari qawlan layyinan adalah komunikasi yang ditujukan

pada dua karakter mad’u, yaitu:

1. Para mad’u tingakt penguasa dengan perkataan lemah lembut menghindarkan dan menimbulkan sikap

konfrontatif.

2. Mad’u dengan tataran budaya yang masih rendah. Sikap lemah lembut dapat menimbulkan sikap simpati.

Page 2: 6 Prinsip Komunikasi Islam

7/26/2019 6 Prinsip Komunikasi Islam

http://slidepdf.com/reader/full/6-prinsip-komunikasi-islam 2/4

Contoh peristiwa pada zaman nabi

Ketika ada seorang badui yang kencing di masjid para sahabat bermaksud untuk mengusirnya, tetapi Nabi

Muhammad justru membiarkannya sampai selesai buang air. Sesudah itu, beliau menyuruh para sahabat

untuk mengambil air dan menyiramnya pada tempat yang dikencingi tadi. Lalu Nabi bersabda “kalian diutus

untuk mempermudah bukan mempersulit.”

Membiarkan masjid yang fungsinya tempat shalat memang sulit dipahami oleh para sahabat pada waktu itu.

Namun, begitulah Nabi dalam menghadapi orang yang tingkat budayanya masih rendah. Sementara

sebagian ulama menganalisis seandainaya Nabi Muhammad Saw tidak membiarkan orang badui tersebut

merampungkan kencingnya, ia akan lari karena diusir oleh para sahabat. Dan akan berakibat air kencingnya

terpencar kemana-mana sehingga lebih mnegotori masjid, atau ia akan segera menahan kencingnya dan ini

tentu membahayakan kesehatannya.

 Akan tetapi bagaimanapun, seandainya pengusiran terjadi, secara psikologis, orang baduipedesaan yang

bernama Dzulkhuwaishiirah al-Yamani itu akan merasa terpukul dan antipati terhadap Rasulullah.

3. Qawlan Baligha

Dalam bahasa arab kata baligha berarti sampai, mengenai sasaran atau mencapai tujuan. Dalamkomunikasi dakwah sendiri baligh berarti fasih, jelas maknannya, tepat mengungkapkan apa yang

dikehendaki dan terang. Dan menurut Jalaluddin Rahmat qawlan baligha adalah prinsip komuikasi yang

efektif.

Komunikasi yang efektif hanya jika dan hanya jika (only if) ia menyerap sinar dan ke-Maha Muliaan dan ke-

Mahatauan Allah Swt dalam dirinya. Dalam teori komunikasi modern sifat mulia disebut trustworthiness dan

sifat tahu disebut expertness. Berbagai penelitian membuktikan bahwa orang cenderung mengikuti

pendapat atau keyakinan orang yang dianggapnya jujur. Orang yang memiliki akhlak rendah dan tidak

mempunyai integritas pribadi sulit untuk menjadi komunikator yang berpengaruh. Begitu pula orang jahil

yang pengetahuannya dibawah rata-rata orang yang banyak, sukar untuk mengubah atau mengarahkan

perilaku orang lain.

Prinsip komunikasi dalam bentuk qawlan baligha adalah hendaknya para dai harus seimbang dalam

melakukan sentuhan terhadap mad’u yaitu antara otaknya dan hatinya. Jika komponen tersebut dapat

terakomodasi dengan baik maka akan maka akan menghasilkan umat yang kuat, karena terjadinya

persatuan antara hati dan pikiran. Interaksi keduanya merupakan sebuah kekuatan yang kuat dan saling

berkaitan dalam membentuk komunikasi yang efektif. Apabila salah satunya ditinggalkan maka akan terjadi

ketimpangan dalam komunikasi.

“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang didalam hati mereka. Karena itu

berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan ketakanlah kepada mereka perkataan

yang berbekas pada jiwa mereka.” (Q.S An-Nisa:63)

 Ayat diatas mngibaratkan hatimereka sebagai wadah ucapan. Dan wadah tersebut harus diperhatikan,

sehingga apa yang dimaksudkan ke dalamnya sesuai, bukan saja dalam kuantitasnya tetapi juga dari sifat

wadah tersebut.

4. Qawlan Saddidaa

Qawlan saddidan merupakan pembicaraan yang benar, jujur, tidak berbohong, lurus dan tidak berbelit-belit.

Page 3: 6 Prinsip Komunikasi Islam

7/26/2019 6 Prinsip Komunikasi Islam

http://slidepdf.com/reader/full/6-prinsip-komunikasi-islam 3/4

Berdasarkan bentuk kata saddidan terdiri dari huruf “sin” dan “dal” yang menurut pakar bahasa

menunjukkan pada makna istiqamah dan konsistensi. Kata ini juga digunakan untuk menunjuk sasarannya.

Sesorang menyampaikan suaru ucapan yang benar dan tepat pada sasarannya. Dengan demikian kata

“saddid” tidak hanya berarti benar saja, namun juga dapat pula berarti tepat sasaran.

“Dan hendaklah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah,

yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka hendaklah mereka takut. Oleh sebab itu hendaklah

mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar lagi tepat.”(Q.S

 Al-Nisa:9)

Dari ayat diatas dapat ditafsirkan bahwa keadaan sebagai anak-anak yatim padahakikatnya berbeda

dengan anak kandung, ini membuat mereka lebih peka, sehingga kita dituntut untuk lebih memberikan

kebutuhan perlakuan yang lebih hati-hati, kalimat yang tebih sopan dan terpilih. Bukan hanya dalam segi

kandungannya namun juga dalam ketepatan memilih kata. Jika kita memberikan teguran janganlah sampaimenimbulkan kekeruhan di hati mereka, akan tetapi teguran haruslah meluruskan mereka dan

membinannya.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar”.

(Q.S A-Azhab:70)

 Ayat diatas menjelaskan bahwa kata saddidan mengandung makna “meruntuhkan kemudian memperbaiki”,

disini dapat diartikan jika menyampaikan kritik hendaknya merupakan “kritik yang membangun”, dengankata lain informasi yang disampaikan harus mendidik, baik, dan benar.

5. Qawlan Ma’rufa

Qawlan ma’rufa dapat diartikan sebagai ungkapan atau ucapan yang pantas dan baik. Pastas disini

diartikan sebagai kata-kata yang terhormat. Sedangkan baik diartikan sebagai kata-kata yang sopan.

 Apabila ditelaah dengan ayat-ayat Al-qur’an qawlan ma’rufa mempunyai beberapa frasa mengenai

bagaimana secara etis berkomunikasi dan berlaku pada komunikan, diantaranya:

1. Orang-orang yang kuat kepada kaum yang lemah seperti orang miskin, anak yatim, dan lainnya.

“Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim, dan orang miskin, maka berilah mereka

sebagian harta itu dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik”. (Q.S An-Nisa:8)

2. Orang-orang yang masih belum sempurna akalnya, yang lebih mengedepankan emosi daripada

logikannya.

Page 4: 6 Prinsip Komunikasi Islam

7/26/2019 6 Prinsip Komunikasi Islam

http://slidepdf.com/reader/full/6-prinsip-komunikasi-islam 4/4

“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta yang dijadikan

 Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian dan ucapkanlah kepada mereka kata-

kata yang baik”. (Q.S An-Nisa:5)

3. Para perempuan, ditujukan untuk menghindarkan dan mencegah perkataan yang lemah lembut dalam

konteks dapat menimbulkan fitnah. Akan tetapi, kata-kata tersebut boleh diucapkan kepada muhrimnya.

“Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita lain, jika kamu bertaqwa. Maka janganlah kamu

tunduk ketika berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah

perkataan yang baik”. (Q.S Al-Ahzab:32)

Dari ayat diatas seorang wanita dituntut untuk berbicara dengan suara yang wajar, gerak-gerik yang sopan

dan kalimat-kalimat yang diucapkan dengan baik, benar dan sesuai dengan sasaran, tidak menyinggung

perasaan dan mengundang rangsangan.

6. Qawlan Maysura

Secara terminologi qawlan maisura berarti mudah. Dalam konteks komunikasi dakwah maka dapat diartikan

bahwa dalam penyampaian pesan dakwah, da’i hendaklah menggunakan bahasa yang ringan, sederhana,

pantas atau yang mudah diterima oleh mad’u secara spontan tanpa harus melalui pemikiran yang berat.

Dalam Al-quran disebutkan:

“Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka

katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas”. (Q.S Al-Isra:28)

Dari ayat diatas dapat diartikan apabila kamu tidak dapat melaksanakan perintah Allah SWT, maka

katakanlah kepada mereka perkataan yang baik agar mereka tidak kecewa lantaran mereka belum

mendapatkan bantuan dari kamu. Oleh karena itu, kamu berusaha untuk mendapatkan rezeki agar kamu

dapat memberikan hak-hak mereka.terkait dengan komunikasi dakwah hal yang harus diperhatikan oleh da’i

ketika menggunakan gawlan maysura ditinjau dari karakter dan kondisimad’u yang akan dihadapi adalah:

1. Orang tua atau kelompok yang merasa dituakan, yang sedang menjalani kesedihan lantaran kurang

bijaknya perlakuan anak terhadap orang tuanya atau kelompok yang lebih muda.

2. Orang yang didzalimi hak-haknya oleh orang-orang yang lebih kuat.

3. Masyarakat yang dilihat dari segi sosial mereka adalah orang miskin, lapisan masyarakat tersebut peka

dengan nasehat yang panjang, karena itu da’i harus memberikan solusi dengan membantu mereka dengan

dakwah bil hal.