6-7-1-pb

4
JURNAL KEDOKTERAN INDONESIA, VOL. 2/NO. 1/JANUARI/2011 30 PENDAHULUAN Demam dengue merupakan penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue dan disebarkan melalui perantara nyamuk Aedes aegypti. WHO memasukkan Indonesia dalam strata A dengan insidensi demam berdarah dengue (DBD) yang tinggi, sehingga mengakibatkan tingginya angka perawatan rumah sakit dan kematian akibat DBD pada anak (WHO, 2008ab). Data kasus dengue di RS Moewardi pada tahun 2009 menujukkan terdapat 283 pasien anak menderita infeksi dengue pada semua derajat, dan tujuh diantaranya meninggal (RSUD Dr. Moewardi, 2009). Apoptosis adalah modulator penting dari respons imun selular selama fase infeksi virus. Analisis dari sel darah tepi yang diperiksa pada 29 pasien dengue di Taiwan, ditemukan 10 kasus memperlihatkan peningkatan limfosit atipikal pada hari 8-10 demam (Liu, 2002). Limfosit atipikal sebagai transformed lym- phocytes (limfosit T dan B) yang dijumpai persentase yang tinggi (20-50%). Hal ini khas untuk DBD karena proporsinya sangat berbeda dengan infeksi virus lain (0-10%) (Soedarmo et al., 2008). Sutaryo et al. menyebutnya sebagai limfosit plasma biru (LPB), yang ditemukan pada hari ke 3 panas dan mencapai puncak pada hari demam keenam. Hari kedua sampai hari kesembilan demam, tidak terdapat Hubungan Pemberian Zink dengan Hitung Limfosit dan Lama Rawat Inap pada Anak dengan Infeksi Virus Dengue di RSUD Dr. Moewardi Surakarta The Association Between Administration of Zinc and Lymphocyte Count and Length of Stay in Children with Dengue Virus Infection at RSUD Dr. Moewardi Surakarta Imelda Panggabean Divisi Pediatri Infeksi dan Penyakit Tropis, Ilmu Kesehatan Anak FK UNS-RSUD Dr. Moewardi Surakarta ABSTRACT Background. In theory, lymphocyte count increases in pediatric patients with dengue virus infection, because this infection increases apoptosis process and activation of T lymphocyte function, Th1 cytokine production, and B lymphocytes. Administration of zinc is hypothsized to affect immunity changes as shown by these biomarkers. This study aimed to examine the effect of zinc on lymphocyte count and length of stay in pediatric patients with dengue virus infection. Methods. This study was a randomized controlled trial. A sample of 78 pediatric inpatients with dengue virus infection was selected for study at Dr. Moewardi Hospital Surakarta, between October 2010 and March 2011. This sample was divided into 2 groups, consisting of 39 children receiving standard therapy plus zinc and 39 children receiving standard therapy alone. The dependent variables under study were lymphocyte count and length of stay (days) The independent variable was administration of zinc. The mean difference in lymphocyte count and length of stay between the two groups was tested by independent t, using SPSS version 17.0. Results: No statistically signif icant difference in means was shown of lympocyte count between the two groups (p=0.313), meaning that there is no association between administration of zinc and lymphocyte count. In contrast, there was statistically signif icant difference in means of length of stay (days) between the two groups (p=0.006). Patients receiving zinc had 0.62 days shorter length of stay than those without zinc. Conclusion: Administration of zinc is associated with shortening of length of stay but not associated with lymphocyte count. Keywords: children, dengue infection, zinc, lymphocyte, length of stay

Upload: audyody

Post on 06-Nov-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

6-7-1-PB

TRANSCRIPT

  • JURNAL KEDOKTERAN INDONESIA, VOL. 2/NO. 1/JANUARI/2011

    30

    PENDAHULUAN

    Demam dengue merupakan penyakit demam akutyang disebabkan oleh virus dengue dan disebarkanmelalui perantara nyamuk Aedes aegypti. WHOmemasukkan Indonesia dalam strata A denganinsidensi demam berdarah dengue (DBD) yangtinggi, sehingga mengakibatkan tingginya angkaperawatan rumah sakit dan kematian akibat DBDpada anak (WHO, 2008ab). Data kasus dengue diRS Moewardi pada tahun 2009 menujukkanterdapat 283 pasien anak menderita infeksi denguepada semua derajat, dan tujuh diantaranya meninggal(RSUD Dr. Moewardi, 2009).

    Apoptosis adalah modulator penting dari responsimun selular selama fase infeksi virus. Analisis darisel darah tepi yang diperiksa pada 29 pasien denguedi Taiwan, ditemukan 10 kasus memperlihatkanpeningkatan limfosit atipikal pada hari 8-10 demam(Liu, 2002). Limfosit atipikal sebagai transformed lym-phocytes (limfosit T dan B) yang dijumpai persentaseyang tinggi (20-50%). Hal ini khas untuk DBDkarena proporsinya sangat berbeda dengan infeksivirus lain (0-10%) (Soedarmo et al., 2008). Sutaryoet al. menyebutnya sebagai limfosit plasma biru(LPB), yang ditemukan pada hari ke 3 panas danmencapai puncak pada hari demam keenam. Harikedua sampai hari kesembilan demam, tidak terdapat

    Hubungan Pemberian Zink dengan Hitung Limfosit danLama Rawat Inap pada Anak dengan Infeksi Virus Dengue

    di RSUD Dr. Moewardi Surakarta

    The Association Between Administration of Zinc and Lymphocyte Countand Length of Stay in Children with Dengue Virus Infection

    at RSUD Dr. Moewardi Surakarta

    Imelda PanggabeanDivisi Pediatri Infeksi dan Penyakit Tropis, Ilmu Kesehatan Anak

    FK UNS-RSUD Dr. Moewardi Surakarta

    ABSTRACT

    Background. In theory, lymphocyte count increases in pediatric patients with dengue virus infection,because this infection increases apoptosis process and activation of T lymphocyte function, Th1 cytokineproduction, and B lymphocytes. Administration of zinc is hypothsized to affect immunity changes asshown by these biomarkers. This study aimed to examine the effect of zinc on lymphocyte count andlength of stay in pediatric patients with dengue virus infection.Methods. This study was a randomized controlled trial. A sample of 78 pediatric inpatients withdengue virus infection was selected for study at Dr. Moewardi Hospital Surakarta, between October2010 and March 2011. This sample was divided into 2 groups, consisting of 39 children receivingstandard therapy plus zinc and 39 children receiving standard therapy alone. The dependent variablesunder study were lymphocyte count and length of stay (days) The independent variable wasadministration of zinc. The mean difference in lymphocyte count and length of stay between the twogroups was tested by independent t, using SPSS version 17.0.Results: No statistically significant difference in means was shown of lympocyte count between thetwo groups (p=0.313), meaning that there is no association between administration of zinc andlymphocyte count. In contrast, there was statistically significant difference in means of length of stay(days) between the two groups (p=0.006). Patients receiving zinc had 0.62 days shorter length of staythan those without zinc.Conclusion: Administration of zinc is associated with shortening of length of stay but not associatedwith lymphocyte count.

    Keywords: children, dengue infection, zinc, lymphocyte, length of stay

  • IMELDA PANGGABEAN/ HUBUNGAN PEMBERIAN ZINK

    31

    perbedaan bermakna proporsi LPB pada DBDdengan ataupun tanpa syok (titik potong/ cut-off pointLPB 4%) (Soetaryo et al. 1999). Jumlah limfositabsolut dan relatif akan meningkat pada kejadianDD, DBD, dan SSD (Ardianto, 2002).

    Demam Berdarah Dengue didiagnosisberdasarkan kriteria WHO, pemeriksaan laboratoris,pemeriksaan serologis, isolasi virus, dan metodemolekular. Terapi DBD adalah bersifat suportif dansimtomatis. Dalam pemberian terapi cairan, halterpenting yang perlu dilakukan adalah pemantauanbaik secara klinis maupun laboratoris.

    Zink merupakan mineral penting yang terlibatdalam aktivitas katalisis hampir 100 enzim danmemegang peranan penting dalam imunitas tubuh.Pada sejumlah penelitian yang melibatkan manusiadan hewan percobaan dilaporkan defisiensi zink akanmenekan fungsi imun dan menimbulkan resistensiterhadap penyakit infeksi. Studi yang lebih spesifikmenemukan pemberian suplemen zink secarabermakna mengurangi insidensi dan lama rawat darianak dengan diare (Soebagyo, 2008). Penelitian lainyang dilakukan di Jakarta dimana ditemukan kadarzink yang rendah secara bermakna pada 34 dari 44pasien dengue yang pada semua derajat menujukkanpeningkatan limfosit (Widagdo, 2009). Pemberianzink pada penderita infeksi dengue diharapkan selainmelindungi integritas endotel, juga menurunkankadar mikotoksin yang mencetuskan apoptosis dariproduksi atau aktivitas biologi berbagai sitokin yangberdampak terhadap perkembangan dan fungsilimfosit T, limfosit B, makrofag, dan sel natural killer.Mekanisme pasti zink mempengaruhi apoptosisendotel masih belum dapat dijelaskan (Sazawal etal., 2006; Widagdo, 2009).

    SUBJEK DAN METODE

    Penelitian ini merupakan randomized controlled trial(RCT) untuk menguji terjadinya penurunan kadar

    limfosit dan pemendekan masa rawat inap pasien anakdengan dengue yang diterapi dengan zink. Populasisasaran pada penelitian ini adalah anak-anak dengandemam dengue dan demam berdarah dengue padasemua derajat. Populasi terjangkau pada penelitianini adalah anak berusia lebih dari dan sama dengan1 tahun dan kurang dan sama dari 18 tahun yangdirawat di ruangan perawatan anak Dr. Moewardi,Surakarta antara Oktober 2010 Maret 2011.Kriteria inklusi untuk memperoleh sampel meliputisemua anak berusia > 1 tahun dan < 18 tahun,memenuhi kriteria diagnosis WHO, pemeriksaanIgM anti dengue (+), dan orang tua/ walimenandatangani informed consent penelitian. Kriteriaeksklusi sampel adalah penderita datang dalamkeadaan syok dan telah diketahui menderita kelainanhematologi sebelumnya. Sampel sebesar 78 anakdengan infeksi dengue yang dipilih secara acak daripopulasi terjangkau, kemudian dibagi ke dalam duakelompok. Sebanyak 39 anak diberi terapi Zincsedang 39 anak lainnya diberi terapi standar..

    Variabel bebas yang diteliti adalah pemberianzink. Variabel tergantung adalah kadar limfosit danmasa rawat inap (hari). Variabel limfosit dan lamarawat inap dideskripsikan dalam mean dan SD.Perbedaan mean kadar limfosit dan lama rawat inapantara kedua kelompok diuji dengan uji tindependen. Data dianalisis dengan menggunakanSPSS 17.0.

    HASIL-HASIL

    Penelitian RCT ini dilakukan selama periode bulanOktober 2010 hingga Maret 2011. Didapatkan 78anak usia 1-18 tahun yang memenuhi kriteria inklusidan eksklusi penelitian. Karakteristik dasar dari tiapsubjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikutini.

    Analisis terhadap data awal (baseline) penelitianmenunjukkan tidak terdapat perbedaan yang secara

    Tabel 1 Tabel deskripsi karakteristik sampel awal (baseline)

    Variabel Zn+Terapi Standar Terapi Standar

    t p n Mean SD n Mean SD

    hemoglobin (mg/dl) 39 12.42 1.16 39 12.51 1.31 0.32 0.750 hematokrit (%) 39 37.66 2.96 39 38.10 2.93 0.67 0.508 trombosit (10 3/l) 39 69.95 25.71 39 68.15 26.17 0.37 0.761 leukosit (10

    3/l) 39 3.58 1.32 39 3.54 1.26 0.14 0.889

    limfosit (%) 39 46.20 3.10 39 47.39 7.83 0.88 0.382

  • JURNAL KEDOKTERAN INDONESIA, VOL. 2/NO. 1/JANUARI/2011

    32

    statistik signifikan (p>0.05) antara kelompok yangdiberi dan tidak diberi zink (Tabel 1), baik dalamvariabel hemoglobin, hematokrit, trombosit, leukosit,maupun limfosit. Kesebandingan distribusi variabel-variabel tersebut (termasuk semua variabel peranculainnya) menunjukkan keberhasilan prosedurrandomisasi dalam membuat seimbang keduakelompok subjek.

    Tabel 2.Hasil uji t tentang perbedaan mean limfosit antarakelompok terapi standar plus zink dan kelompok terapistandar saja

    Kelompok Limfosit setelah perlakuann Mean SD t p Zink + Terapi Standar 39 49.42 5.73 0.33 0.313 Terapi Standar 39 50.93 5.12

    Tabel 2 menunjukkan tidak terdapat perbedaanmean kadar limfosit yang secara statistik signifikanantara kelompok terapi standar yang diberi zink dantidak diberi zink (p=0.313). Dengan kata lain, tidakterdapat hubungan antara pemberian zink dan kadarlimfosit.

    Tabel 3 Hasil uji t tentang perbedaan beda mean rawat inap(hari) antara kelompok terapi standar plus zink dankelompok terapi standar saja

    Kelompok Masa Rawat Inap (hari)n Mean SD t p Zn + Terapi Standar 39 4.00 1.15 2.696 0.004 Terapi Standar 39 4.62 0.85

    Tabel 3 menujukkan terdapat perbedaan meanlama rawat inap yang secara statistik signifikan antarakelompok subjek yang diberi terapi standar plus zinkdan kelompok subyek yang hanya diberi terapistandar (p=0.004), Rata-rata lama rawat inap padakelompok subjek yang mendapatkan zink adalah 0.62hari lebih pendek daripada kelompok subjek yangtidak mendapatkan zink.

    PEMBAHASAN

    Pemberian zink pada penderita infeksi denguediharapkan selain melindungi integritas endotel, zinkjuga menurunkan kadar mikotoksin yangmencetuskan apoptosis dari produksi atau aktivitasbiologi berbagai sitokin yang berdampak terhadap

    perkembangan dan fungsi limfosit T, limfosit B,makrofag, dan sel natural killer. Mekanisme pasti zinkmempengaruhi apoptosis endotel masih belum dapatdijelaskan (Sazawal et al., 2006; Widagdo, 2009).

    Hasil utama penelitian ini tidakmemperlihatkan penurunan kadar limfosit yangsecara statistik signfikan (p=0.313) setelah pemberianzink seperti yang diharapkan peneliti. Penelitian initidak mendukung teori bahwa pemberian zink dapatmenekan proses apoptosis sel yang merupakanmekanisme utama dari kematian sel pada tubuh,ditandai dengan aktivasi limfosit. Tetapi hasil lainnyadari penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaanmean lama rawat inap (hari) yang secara statistiksignfikan (p=0.006) setelah pemberian zink.Meskipun secara klinis pemberian zink hanyamemperpendek lama rawat inap sebesar 0.62 hariper pasien, tetapi secara agregat dalam sekelompokbesar pasien penurunan lama rawat inap tersebutdapat menurunkan biaya kesehatan yang bermakna.

    Kekuatan penelitian ini adalah penggunaan RCTyang dapat mengontrol semua faktor perancu yangdiketahui maupun tidak diketahui oleh peneliti.Kelemahan/ kendala penelitian ini terletak pada aspekteknis, yaitu membutuhkan waktu yang lama untukmenyaring subjek yang memenuhi kriteria inklusioleh karena pasien yang datang dengan keluhandemam seringsekali walaupun secara klinis memenuhikriteria WHO tetapi setelah pemeriksaan darah tepiserial dan IgM antidengue, tidak ditemukan buktiyang mendukung subjek terinfeksi dengue. Selain itupenelitian ini terkesan tidak praktis karenadibutuhkannya pantauan berulang terhadap kadarlimfosit subjek setelah perlakuan.

    Kesimpulan dan Implikasi. Penelitian inimenyimpulkan tidak terdapat penurunan hitunglimfosit yang secara statistik signifikan (p=0.313)setelah pemberian zink, tetapi terdapat penurunanlama rawat inap (hari) yang secara statistik signifikan(p=0.004) setelah pemberian zink.

    Implikasi klinis, zink dapat diberikan sebagaitambahan terapi standar pada pasien dengue untukmemperpendek masa rawat inap. Perludirekomendasikan penambahan zink padapenatalaksanaan pasien anak dengan dengue untukmemperpendek masa rawat inap oleh karena akan

  • IMELDA PANGGABEAN/ HUBUNGAN PEMBERIAN ZINK

    33

    menghemat biaya baik bagi pasien, keluarga, maupunrumah sakit. Jika hasil ini dikumpulkan dalam skalayang lebih besar akan menghemat lebih banyak biaya.

    DAFTAR PUSTAKA

    Ardianto B, Sumadiono, Sutaryo (2002). Jumlahlimfosit absolut dan relatif pada infeksi dengue.Berkala Ilmu Kedokteran, 34, h. 221-28

    Liu CC, Huang KJ, Lin YS (2002). Transien CD4/CD8 ratio enversion and immune deviationduring dengue virus infection. www.ncku.edu.tw~microbio/ teacher/lys.htm. Diakses Maret 2010.

    RSUD Dr. Moewardi (2009). Data penderita demamberdarah dengue di RSUD Dr. Moewardi. Datatidak dipublikasikan.

    Sazawal S, Black RE, Bhan MK (2006). Efficacy ofzink supplementation in reducing the incidenceand prevalence of acute diarrhea communitybased, doubleblind, controlled trial. Diunduhdari: www.ajcn.org/cgi/content/ abstract/ 66/2/413. Diakses Maret 2010.

    Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS, Satari HI(2008). Buku ajar infeksi dan pediatri tropis.Jakarta: BP IDAI. hal. 109 345.

    Sutaryo, Sumadiono, Sunarto (1999). Uji diagnostiklimfosit pironinofilik pada demam berdarahdengue pada anak. www.ilib.ugm.ac.id/jurnal/download. ph. Diakses Maret 2010.

    WHO (2008a). Regional guidelines on dengue/DHF prevention and control. Dengue inIndonesia. http://www.searo.who.int/EN.Diakses 12 September 2008.

    WHO (2008b). DHF laboratory diagnosis. http://www.searo.who.int/ EN/ Section10/Section332/Section554_2566.htm. Diakses 19September 2008.

    Widagdo (2009). Blood zink levels and clinicalseverity of dengue hemorrhagic fever in children.www.tm.mahidol.ac.th/seameo/2008_39_4/05-4195.pdf. Diakses Maret 2010.