58596178-jurnal-geografi

8
Jurnal Geografi 39 MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN IPS SMP MELALUI PENGAJARAN PROFESIONAL DAN PEMBELAJARAN BERMAKNA (BETTER TEACHING AND LEARNING) Sutardji dan Muh. Sholeh Jurusan Geografi FIS - UNNES Abstrak Untuk membantu siswa mencapai tujuan belajar sesuai kompetensinya, guru harus melaksanakan pengajaran professional dan pembelajaran bermakna. Perubahan harus dilaksanakan dalam hal pendekatan, strategi, dan teknik pembelajaran di kelas. Guru punya otonomi dalam memilih pendekatan, strategi, dan pembelajaran, disesuaikan dengan tujuan pembelajaran masing-masing. Pilihan tersebut harus didasarkan pada criteria-kriteria tertentu. Pengajaran professional dan pembelajaran bermakna dapat dilaksanakan melalui beberapa langkah, yaitu telaah kurikulum, pembuatan lembar kerja, pengembangan media pembelajaran, Penilaian dan penyusunan rublik penilaian, dan penyusunan jurnal refleksi. Telaah kurikulum dilaksanakan dalam bentuk pemetaan SK/KD untuk menghasilkan tema. LK/LT ditujukan menggali ide siswa dalam bentuk hasil karya orisinil untuk menjawab pertanyaan tingkat tinggi. Pengembangan media diarahkan pada pemanfaatan lingkungan sekitar dengan berpedoman pada media pembelajaran yang efektif dan terjangkau. Teknik penilaian dan penyusunan rubrik merupakan standar obyektif dalam memberikan penilaian terhadap karya siswa. Adapun jurnal refleksi merupakan langkah bijak guru untuk memperbaiki diri agar menjadi lebih baik dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Kata Kunci: Pengajaran professional, pembelajaran Bermakna PENDAHULUAN Tujuan utama pembelajaran di kelas adalah membantu siswa mencapai tujuan belajar sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Untuk mewujudkan tujuan tersebut guru harus melaksanakan pengajaran secara professional dan pembelajaran bermakna. Guru harus berani melakukan perubahan. Perubahan tersebut diantaranya perubahan peran guru dari pengajar di depan kelas menjadi fasilitator di dalam kelas, dari pelaksanakan pembelajaran berorientasi guru ke siswa, dari orientasi produk ke peningkatan kualitas proses, dan dari pembelajaran menegangkan menjadi menyenangkan. Salah satu wujud perubahan tersebut adalah melaksanakan pembelajaran kooperatif, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa belajar baik secara kelompok maupun individual untuk mempelajari materi dengan menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Sesuai dengan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, Tujuan mata pelajaran IPS adalah 1)

Upload: afterten

Post on 20-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

geografi

TRANSCRIPT

  • Jurnal Geografi 39

    MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN IPS SMP

    MELALUI PENGAJARAN PROFESIONAL DAN PEMBELAJARAN BERMAKNA

    (BETTER TEACHING AND LEARNING)

    Sutardji dan Muh. SholehJurusan Geografi FIS - UNNES

    Abstrak

    Untuk membantu siswa mencapai tujuan belajar sesuai kompetensinya, guru harus melaksanakan pengajaranprofessional dan pembelajaran bermakna. Perubahan harus dilaksanakan dalam hal pendekatan, strategi, dan teknikpembelajaran di kelas. Guru punya otonomi dalam memilih pendekatan, strategi, dan pembelajaran, disesuaikandengan tujuan pembelajaran masing-masing. Pilihan tersebut harus didasarkan pada criteria-kriteria tertentu.Pengajaran professional dan pembelajaran bermakna dapat dilaksanakan melalui beberapa langkah, yaitu telaahkurikulum, pembuatan lembar kerja, pengembangan media pembelajaran, Penilaian dan penyusunan rublik penilaian,dan penyusunan jurnal refleksi. Telaah kurikulum dilaksanakan dalam bentuk pemetaan SK/KD untuk menghasilkantema. LK/LT ditujukan menggali ide siswa dalam bentuk hasil karya orisinil untuk menjawab pertanyaan tingkattinggi. Pengembangan media diarahkan pada pemanfaatan lingkungan sekitar dengan berpedoman pada mediapembelajaran yang efektif dan terjangkau. Teknik penilaian dan penyusunan rubrik merupakan standar obyektifdalam memberikan penilaian terhadap karya siswa. Adapun jurnal refleksi merupakan langkah bijak guru untukmemperbaiki diri agar menjadi lebih baik dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.

    Kata Kunci: Pengajaran professional, pembelajaran Bermakna

    PENDAHULUAN

    Tujuan utama pembelajaran di kelas adalahmembantu siswa mencapai tujuan belajar sesuaidengan kompetensinya masing-masing. Untukmewujudkan tujuan tersebut guru harusmelaksanakan pengajaran secara professional danpembelajaran bermakna. Guru harus beranimelakukan perubahan. Perubahan tersebutdiantaranya perubahan peran guru dari pengajar didepan kelas menjadi fasilitator di dalam kelas, daripelaksanakan pembelajaran berorientasi guru kesiswa, dari orientasi produk ke peningkatan kualitas

    proses, dan dari pembelajaran menegangkanmenjadi menyenangkan.

    Salah satu wujud perubahan tersebut adalahmelaksanakan pembelajaran kooperatif, yaitupembelajaran yang mendorong siswa belajar baiksecara kelompok maupun individual untukmempelajari materi dengan menciptakanpembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, danmenyenangkan.

    Sesuai dengan dengan Peraturan MenteriPendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentangStandar Isi, Tujuan mata pelajaran IPS adalah 1)

  • Volume 7 No. 1 Januari 201040

    Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengankehidupan masyarakat dan lingkungannya, 2)Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dankritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkanmasalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial,3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, dan 4) Memilikikemampuan berkomunikasi, bekerjasama danberkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global. Untuk mencapaitujuan tersebut guru melaksanakan pembelajaran dikelas.

    Dalam bukunya yang berjudul Handbook ofCooperatif Learning karya Shlomo Sharan (2009),ada beberapa metode cooperative learning,diantaranya Student Teams Acheavement Divisions(STAD), Team Assisted Individualization danCooperatife Integrated Reading and Composition(TAI dan CIRC), Interdependensi Alami:Jigsaw,Belajar Bersama, Pengelolaan PerdebatanAkademis, dan Penugasan Kompleks: PemikiranCanggih di Kelas. Tentu masih banyak metode yanglain yang dapat diaplikasikan oleh guru di kelas.

    Namun demikian yang harus diperhatikan olehguru adalah, bahwa pemilihan strategi pembelajaranharus didasarkan pada criteria tertentu.Mager (1977)dalam Hamzah (2007) menyampaikan beberapacriteria yang dapat digunakan dalam memilihstrategi pembelajaran, yaitu a) berorientasi padatujuan pembelajaran, b) pemilihan teknikpembelajaran yang sesuai, dan c) pemilihan mediapembelajaram.

    Semua diserahkan sepenuhnya pada guru,karena guru adalah pelaku utama dalam pelaksanaan

    pembelajaran. Namun demikian guru perlumenempuh beberapa langkah dalam rangkapelaksanaan pengajaran professional danpembelajaran bermakna (Better Teaching andLearning) sebagaimana yang direkomendasikanoleh program Decentralized Basic Education 3(DBE3). Langkah-langkah yang ditempuh gurudalam rangka pelaksanaan pengajaran profesionaldan pembelajaran bermakna adalah telaahkurikulum, pembuatan lembar kerja, pengembanganmedia pembelajaran, Penilaian dan penyusunanrublik penilaian, dan penyusunan jurnal refleksi.

    TELAAH KURIKULUM

    Romine (1954) dalam Hamalik (2007)menjelaskan bahwa Curriculum is interpreted tomean all of the organized courses, activities, andexperiences which pupils have under direction ofthe school, wheter in the classroom or not. Dalambukunya Curriculum Development Theory andPractice yang diunduh dari www.depdiknas go.idHilda Taba (1962) mengatakan bahwa kurikulumsebagai a plan for learning, yakni sesuatu yangdirencanakan untuk dipelajari oleh siswa. Sementaraitu, pandangan lain mengatakan bahwa kurikulumsebagai dokumen tertulis yang memuat rencanauntuk peserta didik selama di sekolah. Untukmelaksanakan pengajaran professional danpembelajaran bermakna, guru harus memahami danmampu menelaah kurikulum yang berlaku.

    Telaah kurikulum dilaksanakan dengan caramengkaji secara mendalam Standar Kompetensi danKompetensi Dasar (SK dan KD) yang terdapatdalam Standar Isi (SI) di setiap mata pelajaran

  • Jurnal Geografi 41

    melalui suatu proses yang dikenal dengan pemetaankompetensi atau competency mapping/Scanning.Dengan proses ini, kita mendapatkan gambaranmenyeluruh tentang kompetensi-kompetensi yangada dan ditemukan cara mengorganisasikannyadengan baik.

    Pemetaan kompetensi ini dimulai denganmengumpulkan kompetensi-kompetensi yangmemiliki kesamaan aspek tertentu. Kesamaan-kesamaan ini selanjutnya dikemas menjadi tema/konteks/teks/unit. Selanjutnya, konteks/ tema/teks/unit ini dijadikan wadah bagi pengembanganpembelajaran yang lebih bermakna. Kompetensi-kompetensi tersebut akan terkembangkan secaraterpadu, saling berhubungan, dan lebih utuh. Haltersebut akan berdampak pada pembelajaran yangmenjadi lebih kontekstual.

    Pada mata pelajaran IPS, pemetaan kurikulumdapat dilaksanakan dengan memadukan seluruhkompetensi dasar dalam satu tahun. Pemetaantersebut dapat dihimpun dalam beberapa tema aktualyang sedang hangat di tengah masyarakat. Karenapemetaan berbasis tema, maka keberadaan standarkompetensi seolah-olah diabaikan. Ini terjadi karenatema tertentu akan didukung oleh beberapa KD yangkemungkinan tersebar di beberapa SK.

    Contoh, guru IPS kelas dapat membuat temaCicak VS Buaya. Tema tersebut dipilih karenaberitanya sedang aktual pada saat itu. Tema tersebutdapat didukung oleh KD a) mendeskripsikaninteraksi sebagai proses sosial, b) mengidentifikasibentuk-bentuk interaksi sosial, dan c)mendeskripsikan manusia sebagai makhluk sosialdan ekonomi yang bermoral dalam memenuhi

    kebutuhan. KD pendukung tema tersebut berada didua SK, yaitu a) memahami kehidupan sosialmanusia, dan b) memahami usaha manusiamemenuhi kebutuhan.

    Dalam satu tahun guru setidak-tidaknya dapatmembuat 4 tema yang sesuai dengan selera gurumasing-masing. Dalam prakteknya akan adabeberapa KD yang dapat masuk dalam beberapatema tetapi ada juga KD yang tidak dapat masukdalam tema-tema yang ada. Untuk itu guru garusmensiasati dengan baik. Misalnya KD yang tidakmasuk tema dipisahkan tersendiri, artinya akan adawaktu khusus membahas KD tersebut.

    PEMBUATAN LEMBAR KERJA/LEMBARTUGAS (LK/LT)

    Selama ini guru telah menjadikan Lembar KerjaSiswa (LKS) sebagai salah satu sumber belajar.Pemanfaatan LKS tersebut tidak sebatas penggantijika guru tidak bisa hadir di kelas, tetapi harusdiperluas pada mendorong siswa berpikir tingkattinggi. Jika selama ini guru memanfaatkan LKSbuatan pihak lain dan harganya mahal, maka guruharus melakukan perubahan dengan membuat LKSsendiri yang disesuaikan dengan kondisi kelasmasing-masing. LKS dapat juga disebut LembarKerja/Lembar Tugas (LK/LT). LK/LT dimaksudkanuntuk memicu dan membantu siswa melakukankegiatan belajar dalam rangka menguasai suatupemahaman, keterampilan, dan/atau sikap.

    Beberapa kenyataan menunjukkan LK/LTdigunakan hampir di akhir suatu sesi, yaitu setelahguru menjelaskan suatu konsep/pemahaman,sehingga LK/LT lebih terasa sebagai soal latihan atau

  • Volume 7 No. 1 Januari 201042

    bahkan sebagai soal tes terhadap konsep yang telahdijelaskan guru. LK/LT yang ada sering memintasiswa hanya mengisi titik-titik dengan kata ataukalimat pendek

    LK/LT merupakan bagian dari RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan merupakansebagian alat yang digunakan guru dalammengajarnya. Oleh karena itu, LK/LT tidakdimaksudkan untuk mengganti guru. Guru masihmemiliki peran, yaitu menjadikan suasanapembelajaran menjadi interaktif dengan caramengatur agar hasil belajar siswa melalui LK/LTtersebut terkomunikasikan dan didiskusikan diantara para siswa.

    Tidak setiap mengajar diperlukan LK/LT dalambentuk lembaran. Pengertian LK/LT sebaiknya tidakterpaku pada lembarannya melainkan pada isi, yaitustruktur yang ada pada LK/LT tersebut; sehinggabila tidak memungkinkan untuk memperbanyaknya,maka isinya cukup ditulis di papan tulis bahkan jikasingkat, isi LK/LT cukup dikemukakan secara lisanoleh guru.

    Secara umum struktur LK/LT terdiri dari 2 hal,yaitu informasi atau konteks permasalahan danpertanyaan atau perintah. Informasi atau kontekspermasalahan, hendaknya menginspirasi siswauntuk menjawab/mengerjakan tugas. Dalam matapelajaran IPS informasi dapat berupa gambar, teks,tabel, atau benda konkret.

    Pertanyaan atau perintah, hendaknya memicusiswa untuk menyelidiki, menemukan, memecahkanmasalah dan/atau berimajinasi/mengkreasi.Usahakan jumlah pertanyaan dibatasi agar siswadapat lebih leluasa mengeksplorasi ide-idenya. Guru

    IPS harus mampu menyusun LK/LT yang berkualitassehingga mampu mendorong siswa memproduksihasil karya asli (orisinal).

    PENGEMBANGAN MEDIA PEM-BELAJARAN

    Schramm (1977) dalam Akhmad Sudrajat(2009) mengemukakan bahwa media pembelajaranadalah teknologi pembawa pesan yang dapatdimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.Sementara itu, National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaranadalah sarana komunikasi dalam bentuk cetakmaupun pandang-dengar, termasuk teknologiperangkat keras. Menurut Yamin (2007), manfaatmedia dalam pembelajaran adalah memperlancarproses interaksi antara guru dengan siswa, dalamhal ini membantu siswa belajar secara optimal.Manfaat ini tentu dipahami oleh guru.

    Bagi sebagian guru, media pembelajaran idealadalah media yang dapat menunjukkan tingkatkemajuan dan teknologi yang berkembang. Guruyang mampu menguasai teknologi modern danmengaplikasikan dalam pembelajaran di kelasdianggap kompeten. Ini menjadi sumber masalahbagi sekolah-sekolah kelas menengah kebawah.Tuntutan guru terhadap sekolah cenderungmengarah pada tuntutan pada penyediaan sekolahterhadap instrumen-instrumen modern, seperti OHP,LCD, computer, laptop, dan sejenisnya. Semangatguru yang sebelumnya membara mendadak redupkarena keterbasan sekolah menyediakan tuntutanguru. Hal tentu tidak diinginkan oleh semua pihakkarena media pembelajaran merupakan salah satu

  • Jurnal Geografi 43

    dari sekian instrumen pendukung proses belajarsiswa di kelas.

    Kekeliruan lain yang kadang terjadi dalammemanfaatkan media pembelajaran adalah,pengguna media pembelajaran didominasi olehguru. Posisi siswa berada pada tempat dudukmasing-masing sambil menyaksikan gurumemanfaatkan media pembelajaran. Contoh, guruIPS dengan lancer menunjukkan kota-kota yangtertera pada selembar peta yang dipasang di papantulis, sementara siswa tidak dapat membaca namakota yang ditunjuk oleh guru.

    Media pembelajaran yang dapat dikembangkandan dimanfaatkan guru sangat bervariasi. Beberapacontoh media pembelajaran yang dimaksud adalah:foto, karikatur, poster, koran, bagan, grafik, peta,benda model, permainan, slide, proyeksi komputer,overhead transparansi, radio, televisi, lingkungan(fisik, alam, sosial, dan peristiwa). Beberapa media,seperti media sederhana, kadang perludikembangkan, dimodifikasi, dikombinasikandengan media lain, atau dicari alternatif medialainnya yang juga relevan untuk membantupencapaian tujuan pembelajaran. Media dari alat danbahan sederhana seringkali menarik dan menantangkarena dapat merangsang kreativitas guru dalammengembangkan dan siswa dalammenggunakannya. Media sederhana sangatdisarankan meskipun media-media yang lebihmodern seperti komputer dapat dimanfaatkan jikatersedia.

    Guru-guru dapat memanfaatkan lingkungansekitar sebagai sumber belajar. Guru IPS selama inidikenal kreatif dalam memanfaatkan barang-barang

    bekas baik Koran, ember, bekas minuman mineral,wadah sabun, dan sebagainya sebagai sumberbelajar. Dengan demikian, semangat yang diusungdalam memanfaatkan media pembelajaran adalahbagaimana guru memanfaatkan media pembelajaranyang efektif dan terjangkau. Efektif sesuai temapembelajaran, terjangkau secara ekonomi danketersediaan.

    TEKNIK PENILAIAN DAN PENYUSUNANRUBRIK PENILAIAN

    Untuk mengetahui kompetensi siswa, gurudapat melakukan penilaian. Ada beberapa teknikpenilaian yang dapat dikembangkan oleh guru IPS,yaitu penilaian kinerja, penilaian sikap, penilaiantertulis, penilaian proyek, penilaian produk,penggunaan portofolio, dan penilaian diri.

    Penilaian kinerja dimaksudkan untukmengetahui tingkat kinerja siswa. Penilaian kinerjadilakukan melalui pengamatan. Kinerja yang dapatdiamati seperti: bermain peran, memainkan alatmusik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi,menggunakan peralatan laboratorium,mengoperasikan suatu alat, dan lain-lain. Alatpengamatan yang digunakan dapat berupa DaftarCek atau Skala Rentang.

    Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni:komponen afektif (perasaan), komponen kognitif(keyakinan), dan komponen konatif (kecenderunganberbuat) . Objek sikap yang perlu dinilai dalamproses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalaha) sikap terhadap subjek, b) sikap positif terhadapbelajar, c) sikap positif terhadap diri, dan d) sikapterhadap seseorang yang berbeda. Teknik penilaian

  • Volume 7 No. 1 Januari 201044

    sikap dapat berupa: observasi perilaku, pertanyaanlangsung, dan laporan pribadi. Observasi perilakudi sekolah dapat dilakukan dengan menggunakanbuku catatan khusus tentang kejadian-kejadianberkaitan dengan peserta.

    Penilaian secara tertulis dilakukan dengan testertulis. Dalam menjawab soal siswa tidak selalumerespon dalam bentuk menulis jawaban tetapidapat juga dalam bentuk yang lain, seperti memberitanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya.Dalam mengembangkan instrumen penilaian ini,guru perlu mencermati kesesuian antara soal(materi) dengan indikator pada kurikulum. Selainitu, rumusan soal atau pertanyaan (konstruksi) harusjelas dan tegas. Rumusan soal tidak menggunakankata/ kalimat (bahasa) yang menimbulkanpenafsiran ganda.

    Penilaian proyek adalah penilaian terhadapsuatu tugas (suatu investigasi sejak dariperencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,pengolahan dan penyajian data) yang harusdiselesaikan dalam periode/waktu tertentu.Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahuipemahaman dan pengetahuan dalam bidang tertentu,kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuantersebut dalam penyelidikan tertentu, dankemampuan siswa dalam menginformasikan subyektertentu secara jelas.

    Penilaian produk meliputi penilaian terhadapkemampuan siswa membuat produk-produkteknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasilkarya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barangterbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam. Pada

    umumnya pengembangan produk meliputi 3 (tiga)tahap dan dalam setiap tahapan perlu diadakanpenilaian, yaitu tahap persiapan, pembuatan, danpenilaian.

    Penilaian Portofolio merupakan penilaianberkelanjutan yang didasarkan pada kumpulaninformasi yang menunjukkan perkembangankemampuan siswa dalam satu periode tertentu.Portofolio dapat memperlihatkan perkembangankemajuan belajar siswa melalui karya siswa.

    Teknik penilaian diri dapat digunakan dalamberbagai aspek penilaian, yang berkaitan dengankompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Dalammenerapkan penilaian diri ini, guru perlu melakukanhal-hal: a) menentukan kompetensi atau aspekkemampuan yang akan dinilai, b) menentukankriteria penilaian yang akan digunakan, c)merumuskan format penilaian, dapat berupapedoman penskoran, daftar tanda cek, atau skalarentang, d) meminta siswa untuk melakukanpenilaian diri, e) mendorong siswa supaya senantiasamelakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.

    Tanpa mengabaikan teknik penilaian yang ada,guru perlu menyusun rubrik penilaian. Rubrikpenilaian yang dimaksud di sini adalah pembuatanrambu-rambu secara obyektif, terukur dan akuratsebagai standar dalam memberikan penilaianterhadap hasil karya siswa. Penyusunan rublikpenilaian perlu dilakukan untuk menghindarisubyektivitas guru dalam memberikan penilaianterhadap hasil karya siswa. Dengan rublik tersebutpenilaian terhadap hasil karya siswa dapatdipertanggungjawabkan.

  • Jurnal Geografi 45

    PENYUSUNAN JURNAL REFLEKSI

    Guru yang baik adalah guru yang selalu inginmeningkatkan kualitasnya dari waktu kewaktu.Peningkatan yang dimaksud meliputi penguasaanmateri pelajaran, kemampuan mengajar, dankepribadian sebagai pendidik. Peningkatan kualitasseorang guru harus merupakan dorongan alamiah,sehingga guru harus mampu melaksanakan refleksidiri. refleksi berkaitan dengan kegiatan merenung,memikirkan dengan sungguh-sungguh suatuperistiwa, mengevaluasi kebermanfaatannya, danmerencanakan tindak lanjut untuk perbaikan.

    Kemampuan untuk berefleksi tentangpelaksanaan belajar mengajar sehari-hari di kelasmerupakan keterampilan yang sangat penting untukdikembangkan guru. Guru yang dapat berefleksi,merenungkan dan menganalisis apa saja yangdilakukannya dan pengaruhnya pada pembelajaranmurid, akan dapat menemukan kelebihan dankelemahan proses belajar mengajar mereka. Guruakan terbantu untuk meneruskan danmemperbaharui hal-hal yang sudah baik, tidakmengulangi kesalahan yang sama, dan mencari jalankeluar untuk memecahkan kelemahan mengajaryang ditemukannya dan masalah belajar yangdihadapi siswanya.

    Sarana yang dapat membantu guru melakukanrefleksi adalah jurnal fefleksi. Jurnal refleksimerupakan kumpulan catatan perenungan dananalisis guru tentang proses belajar mengajar sehari-hari di kelas serta rencana tindak lanjut untuk hal-hal yang ditemukan dalam perenungannya.

    Setidaknya jurnal refleksi terdiri dari 6 unsuryang membentuk siklus atau terus berputar sampai

    menemukan kondisi ideal. Unsur-unsur tersebutadalah deskripsi, rasa dan pikiran, evaluasi, analisis,kesimpulan, dan rencana kedepan.

    Deskripsi berisi paparan tentang apa yangterjadi/apa yang kita lihat/apa yang kita alami /apayang kita lakukan dalam kegiatan pembelajaran.Rasa dan pikiran berisi paparan tentang apa yangkita rasakan /pikirkan sehubungan dengan yang kitaalami. Evaluasi berisi apa yang baik/tidak baik,bermanfaat/tidak bermanfaat dari peristiwa/pengalaman tersebut. Analisis berisi tentang apayang kita pahami dari peristiwa/pengalaman itu,misalnya, mengapa hanya beberapa anak yang aktifbekerja dalam kerja kelompok, dan sebagainya.Kesimpulan berisi tentang apa yang seharusnyadilakuka/sebaiknya dilakukan. Rencana kedepanberisi tentang langkah yang akan dilakukan untukmemperbaiki tindakan di kelas dalam kegiatanpembelajaran.

    Tekanan yang harus diperhataikan dalammenyusun jurnal refleksi adalah, kita menyusunberdasarkan apa yang kita lakukan dan kita rasakan.Artinya kita lebih merefleksi diri kita masing tentangkekurangan dan kelemahan kita, bukan terhadappihak lain, sehingga dengan penuh kesadaran kitaakan melakukan perbaikan secara terus menerusuntuk melaksanakan pengajaran professional danpembelajaran bermakna.

    PENUTUP

    Tekanan pembelajaran pada mata pelajaran IPSadalah informasi, pemecahan masalah, danpengambilan keputusan. Ketiga hal itu harus dapatditerjemahkan oleh guru melalui pembelajaran yang

  • Volume 7 No. 1 Januari 201046

    bermakna. Pembelajaran bermakna dapat terlaksanamelalui pengajaran professional yang dilaksanakanguru melalui beberapa tahapan, yaitu telaahkurikulum, pembuatan lembar kerja/lembar tugas,pengembangan media pembelajaran, Penilaian danpenyusunan rublik penilaian, dan penyusunan jurnalrefleksi.

    Telaah kurikulum dilaksanakan dalam bentukpemetaan SK/KD untuk menghasilkan tema. LK/LT ditujukan menggali ide siswa dalam bentuk hasilkarya orisinil untuk menjawab pertanyaan tingkattinggi. Pengembangan media diarahkan padapemanfaatan lingkungan sekitar denganberpedoman pada media pembelajaran yang efektifdan terjangkau. Teknik penilaian dan penyusunanrubrik merupakan standar obyektif dalammemberikan penilaian terhadap karya siswa. Adapunjurnal refleksi merupakan langkah bijak guru untukmemperbaiki diri agar menjadi lebih baik dalammelaksanakan pembelajaran di kelas.

    DAFTAR RUJUKANHamalik Oemar. 2007. Dasar-dasar Pengembangan

    Kurikulum.Bandung: Rosda

    Modul Pelatihan. 2009. Pengajaran Profesional danPembelajaran Bermakna 3 (BetterTeaching and Learning 3). ProgramDBE3

    Peraturan Menteri pendidikan Nasional Nomor 22Tahun 2006 Tentang Standar Isi

    Shlomo Sharan. 2009. Handbook of CooperativeLearning: Inovasi Pengajaran danPembelajaran Intuk MemacuKeberhasilan Siswa di Kelas.Yogyakarta: IMPERIUM

    Sudrajad Akhmad. 2008. Media Pembelajaran.Diunduh dariakhmadsudrajat.wordpress.com tanggal12 Januari 2008

    Uno Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran:Menciptakan Proses Belajar Mengajaryang Kreatif dan Efektif. Jakarta: BumiAksara

    Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran;Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group.

    Yamin Martinis. 2007. Desain PembelajaranBerbasis Tingkat Satuan Pendidikan.Jakarta: GP Press