5.3. pedum kajian pestisida 2012
DESCRIPTION
bermacam masalah tentang pestisidaTRANSCRIPT
-
i
KATA PENGANTAR
Penggunaan pestisida tanpa aturan yang telah ada dapat
membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan, serta
juga dapat merusak ekosistem. Disamping itu yang cukup
meresahkan petani adalah beredarnya pestisida palsu dan
illegal dengan harga yang lebih terjangkau. Evaluasi atau
kajian terhadap mutu pestisida yang beredar perlu
ditingkatkan. Berdasarkan hal tersebut diatas perlu untuk
melakukan kajian pestisida terdaftar dan beredar dilokasi
yang sudah ditentukan yaitu di 10 propinsi.
Dengan diterbitkannya buku pedoman teknis Kajian
Pestisida Terdaftar dan Beredar ini diharapkan petugas di
daerah dapat melakukan kajian pestisida dengan baik
sehingga ditemukan jenis pestisida yang sudah layak
beredar di petani. Kritik dan saran dari berbagai pihak
sangat diharapkan guna perbaikan selanjutnya dan mudah-
mudahan buku pedoman ini dapat bermanfaat bagi berbagai
pihak yang memerlukannya.
Direktur,
Ir. Suprapti
NIP. 195710241984032001
ii
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ...................................................... i DAFTAR ISI ....................................................... ii
I. PENDAHULUAN ....................................................... 1 1.1. Latar belakang .................................................... 1 1.2. Tujuan ....................................................... 6 1.3. Sasaran ....................................................... 6 II. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP .......................... 6 2.1. Pengertian ....................................................... 6 2.2. Ruang lingkup .................................................... 9 III. METODE PELAKSANAAN KAJIAN PESTISIDA
TERDAFTAR DAN BEREDAR ....................................................... 10
3.1. Metodologi Pelaksanaan ..................................... 10 3.2. Kualifikasi Tenaga Ahli Yang Diperlukan .............. 11
IV. INDIKATOR KINERJA .................................................. 12 4.1. Indikator Masukan (Input) .................................. 12 4.2. Indikator Keluaran (output) ................................ 12 4.3. Indikator Hasil (Outcome) .................................. 12 4.4. Indikator Manfaat (Benefit) ................................ 13
V. PEMBIAYAAN ............................................................. 14
-
iii
LAMPIRAN
1. Alokasi Kegiatan Kajian Pestisida di 10 Provins ........................ 15 2. Daftar Nama Laboratorium Pelaksana Pengujian
Mutu Pestisida ..................................................................... 16 3. Bahan Aktif Yang Dilarang Untuk Semua Bidang
Penggunaan Pestisida ........................................................... 18 4. Bahan Aktif Pestisida Yang Ditetapkan Sebagai
Pestisida Terbatas ................................................................ 21 5. Bahan Tambahan Dalam Pestisida Yang Ditetapkan
Sebagai Bahan Tambahan Yang Dilarang ............................... 22 6. Batas Toleransi Hasil Pengujian Pestisida ............................... 23
-
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penggunaan pestisida di bidang pertanian (pengelolaan tanaman) meningkat sejak program intensifikasi pertanian dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 1970-an. Bahkan sebagian besar petani sudah tergantung pada pestisida. Mereka beranggapan bahwa pestisida adalah penyelamat dari serangan hama. Usaha petani untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) dengan menggunakan pestisida dikarenakan pestisida mempunyai kelebihan dibandingkan dengan cara pengendalian yang lain, misalnya: 1. Pestisida dapat diaplikasikan secara mudah
hampir di setiap waktu dan tempat; 2. Pengendalian dengan pestisida hasilnya dapat
dilihat dalam waktu singkat; 3. Pestisida dapat diaplikasikan dalam areal yang
luas dan dalam waktu yang relatif tidak terlalu lama; dan
2
4. Pestisida mudah diperoleh dan dapat dijumpai bahkan sampai di kios-kios pedesaan.
Disamping memiliki kelebihan tersebut di atas, pestisida harus diwaspadai karena dapat memberikan dampak negatif, baik secara langsung maupun tidak langsung, antara lain:
1. Keracunan dan kematian pada manusia, ternak dan hewan piaraan, satwa liar, ikan dan biota air lainnya, biota tanah, tanaman, musuh alami, OPT bukan sasaran;
2. Terjadinya resistensi, resurjensi, dan perubahan status OPT;
3. Pencemaran lingkungan hidup; 4. Residu pestisida yang berdampak negatif
terhadap konsumen; dan 5. Terhambatnya perdagangan hasil pertanian.
Pestisida secara umum diartikan sebagai bahan kimia beracun yang digunakan untuk mengendalikan jasad pengganggu yang merugikan manusia. Dalam sejarah peradaban manusia, pestisida telah cukup lama digunakan terutama di bidang pertanian (pengelolaan tanaman) dan kesehatan (bidang permukiman dan rumah tangga).
-
3
Penggunaan pestisida di bidang permukiman dan rumah tangga selama ini cukup tinggi untuk mengendalikan organisme pengganggu seperti nyamuk, lalat, dan kecoa baik yang secara langsung merugikan manusia ataupun tidak langsung sebagai vektor penyakit pada manusia seperti penyakit malaria, demam berdarah, dan penyakit kaki gajah.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman, pestisida yang akan diedarkan di Indonesia wajib terdaftar, memenuhi standar mutu, terjamin efektivitasnya, aman bagi manusia dan lingkungan hidup serta diberi label. Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 ditegaskan bahwa pestisida harus didaftarkan dan memperoleh izin Menteri Pertanian. Hal ini berarti bahwa hanya pestisida yang telah tedaftar dan memperoleh izin Menteri Pertanian yang diperoleh untuk diedarkan, disimpan, dan digunakan dalam wilayah Republik Indonesia.
4
Beberapa aspek yang mendapat perhatian dalam pendaftaran pestisida adalah:
1. Apek mutu yang berarti kadar bahan aktif pestisida yang didaftarkan harus memenuhi spesifikasi yang dipersyaratkan;
2. Aspek toksisitas yang berarti pestisida yang didaftarkan tidak berpotensi menimbulkan bahaya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan;
3. Aspek efektivitas yang berarti pestisida yang didaftarkan efektif terhadap organisme sasaran.
Sesuai Pasal 17 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 24/Permentan/SR.140/4/2011 tentang Syarat dan Tatacara Pendaftaran Pestisida, apabila pestisida yang telah mendapat izin sementara, izin tetap atau izin perluasan penggunaan, terbukti menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan atau kelestarian lingkungan, izin pestisida dapat ditinjau kembali atau dicabut.
Pestisida yang terdaftar dan memperoleh izin Menteri Pertanian hingga bulan Oktober 2011 berjumlah 2681 formulasi pestisida dengan jumlah pemegang pendaftaran sejumlah 354 perusahaan.
-
5
Banyaknya pestisida yang terdaftar, di satu sisi memberikan banyak pilihan kepada pengguna khususnya petani tetapi di sisi lain dapat menimbulkan kebingungan dikalangan petani. Petani sulit menentukan jenis pestisida yang tepat untuk mengendalikan OPT. Hal lain yang cukup meresahkan petani adalah beredarnya pestisida palsu dan illegal dengan harga yang lebih terjangkau dan sulitnya pengawasan terhadap mutu pestisida yang beredar.
Mengingat hal tersebut diatas, maka pemerintah dalam hal ini Direktorat Pupuk dan Pestisida bermaksud melakukan kajian pestisida yang terdaftar dan beredar di lapangan.
Kegiatan kajian pestisida terdaftar dan beredar dilakukan di Propinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan. Lokasi tersebut ditetapkan berdasarkan sentra produksi padi di Indonesia dan penggunaan pestisida yang dinilai cukup banyak.
6
1.2. Tujuan Tujuan kegiatan Kajian Pestisida yang Terdaftar dan Beredar adalah untuk mengidentifikasi jenis pestisida yang beredar di tingkat petani di 10 (sepuluh) propinsi yang menjadi sampel.
1.3. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan Kajian Pestisida yang Terdaftar dan Beredar adalah tersedianya data jumlah, jenis pestisida, dan kesesuian mutu pestisida yang terdaftar dan beredar khususnya di 10 (sepuluh) propinsi yang menjadi sampel.
II. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP 2.1 Pengertian
1. Pestisida adalah semua zat kmia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk:
a. memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit yang merusak
-
7
tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian;
b. memberantas rerumputan; c. mematikan daun dan menegah
pertumbuhan yang tidak diinginkan; d. mengatur atau merangsang
pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman tidak termasuk pupuk;
e. memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan piaraan dan ternak;
f. memberantas atau mencegah hama-hama air;
g. memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan dalam alat-alat pengangkutan;
h. memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah atau air.
8
2. Pestisida terbatas adalah pestisida yang
dalam penggunaannya memerlukan
persyaratan dan alat-alat pengamanan
khusus diluar yang tertera pada label.
3. Pestisida untuk penggunaan umum adalah
pestisida yang dalam penggunaannya tidak
memerlukan persyaratan dan alat-alat
pengamanan khusus diluar yang tertera
pada label.
4. Pestisida dilarang adalah jenis pestisida
yang dilarang untuk semua bidang
penggunaan untuk bidang pestisida rumah
tangga, dan untuk bidang perikanan dan
bahan aktif pestisida untuk padi.
5. Bahan aktif adalah bahan kimia sintetik
atau bahan alami yang terkandung dalam
bahan teknis atau formulasi pestisida yang
memiliki daya racun atau pengaruh biologis
lain terhadap organisme sasaran.
-
9
6. Bahan aktif standar adalah bahan aktif
murni yang digunakan sebagai
pembanding dalam proses analisis kadar
bahan aktif pestisida.
7. Wadah adalah tempat yang terkena
langsung pestisida untuk menyimpan
selama dalam penanganan.
2.2 Ruang Lingkup Pestisida terdaftar adalah pestisida yang telah
lolos pengujian standar mutu, terjamin efektifitasnya, aman bagi manusia dan lingkungan, serta telah terdaftar dan telah memperoleh izin Menteri Pertanian.
Mengidentifikasi jumlah dan jenis pestisida terdaftar yang beredar dan dipakai dalam pengelolaan budidaya tanaman di Indonesia. Pestisida terdaftar yang beredar dan dipakai para petani di 10 (sepuluh) propinsi yang telah teridentifikasi beredar dan dipakai dalam pengelolaan budidaya tanaman.
10
III. METODE PELAKSANAAN KAJIAN PESTISIDA TERDAFTAR DAN BEREDAR
3.1. Metodologi Pelaksanaan 1. Data primer diperoleh dengan cara
observasi langsung kelapangan dan survey dengan menggunakan kuesioner. Pengambilan sampling dilakukan dengan cara random sampling. Dimana setiap propinsi dipilih 2 (dua) Kabupaten sebagai sampel, dipilih 2 (dua) kecamatan dan setiap Kecamatan dipilih 2 (dua) desa.
2. Data sekunder diperoleh dari publikasi atau
literatur yang diterbitkan oleh instansi terkait yang meliputi:
a. Jumlah dan jenis pestisida yang beredar (insektisida, herbisida, fungisida, zat pengatur tumbuh).
b. Merek-merek dagang pestisida yang layak dan paling banyak beredar dipasaran.
c. Kualitas pestisida yang beredar termasuk kadar bahan aktif, masa
-
11
berlaku izin, masa kadaluarsa produk, cara penggunaan, dosis/konsentrasi aplikasi, komoditi serta hama sasaran (OPT) yang mendapat izin.
3. Masing-masing kecamatan diwakili 10
sampel yang terdiri dari Insektisida, Herbisida, Fungisida, Zat Pengatur Tumbuh sehingga dari setiap kabupaten terdapat 20 sampel.
3.2. Kualifikasi Tenaga Ahli yang Diperlukan Untuk melaksanakan kajian pestisida ini
diperlukan tenaga ahli sebagai berikut: a. 1 (satu) orang petugas Dinas Pertanian
Propinsi. b. 1 (satu) orang petugas Balai Proteksi
Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH).
IV. INDIKATOR KINERJA
12
4.1. Indikator Masukan (Input): Masukan dari kegiatan kajian pestisida
terdaftar dan beredar ini adalah teridentifikasinya jumlah dan jenis pestisida terdaftar yang beredar dan digunakan oleh para petani di 10 propinsi contoh.
4.2. Indikator Keluaran (output)
Keluaran dari kegiatan kajian Pestisida
terdaftar dan beredar ini adalah laporan hasil
kajian tentang kesesuaian mutu pestisida yang
terdaftar dan beredar dipasaran dengan izin
yang telah dikeluarkan, dan jumlah pestisida
yang beredar di pasaran.
4.3. Indikator Hasil (outcome)
Indikator hasil adalah segala sesuatu yang
mencerminkan dari keluaran kegiatan pada
jangka menengah, antara lain:
1. Terlaksananya kajian pestisida terdaftar
dan beredar di pasaran dengan izin yang
telah dikeluarkan.
-
13
2. Terkumpulnya laporan hasil identifikasi
jenis pestisida yang terdaftar dan beredar
di 10 (sepuluh) propinsi.
4.4. Indikator Manfaat (Benefit)
Teridentifikasinya jenis pestisida yang terdaftar
dan beredar dan digunakan dalam pengelolaan
budidaya tanaman di Indonesia.
V. PEMBIAYAAN
14
Pembiayaan kegiatan ini bersumber dari APBN
yang tertuang dalam DIPA Direktorat Jenderal
Prasarana dan Sarana Pertanian TA.2012 dengan
rincian biaya terlampir.
Jakarta, Desember 2011
Penanggung Jawab,
Ir. Suprapti NIP. 195710241984032001
-
15
-
15
Lampiran I
ALOKASI KEGIATAN KAJIAN PESTISIDA DI 10 PROPINSI
No. Propinsi
1 Sumatera Utara
2 Sumatera Barat
3 Riau
4 Lampung
5 Jawa Barat
6 Jawa Tengah
7 D.I.Yogyakarta
8 Jawa Timur
9 Kalimantan Timur
10 Sulawesi Selatan
16
Lampiran II PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 24/Permentan/SR.140/4/2011 TANGGAL : 8 April 2011
DAFTAR NAMA LABORATORIUM PELAKSANA PENGUJIAN MUTU PESTISIDA
1. Laboratorium Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman, Kementerian Pertanian.
2. Laboratorium Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN).
3. Laboratorium Balai Besar Industri Kimia, Kementerian Perindustrian.
4. Laboratorium Pusat Pengujian Mutu Barang, Kementerian Perindustrian.
5. Laboratorium Balai Besar Hasil Pertanian, Kementerian Pertanian 6. Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca
Panen Pertanian, Kementerian Pertanian. 7. Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Sumberdaya Lahan Pertanian, Kementerian Pertanian. 8. Laboratorium Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia,
Kementerian Pertanian. 9. Laboratorium Pusat Pemeriksaan Obat dan Makanan Nasional,
Badan Pengawasan Obat dan Makanan.
-
17
10. Laboratorium Fakultas Pertanian, IPB.
11. Laboratorium Fakultas Kedokteran Hewan, IPB.
12. Laboratorium Fakultas MIPA, IPB. 13. Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu, UGM.
14. Laboratorium Fakultas Teknobiologi, UNIKA. 15. Laboratorium Pestisida UPTD-BPTPH, Maros, Sulawesi Selatan.
16. Laboratorium Pestisida UPTD-BPTPH, Padang, Sumatera Barat.
17. Laboratorium Pestisida UPTD-BPTPH, Surabaya, Jawa Timur.
18. Laboratorium Pestisida UPTD-BPTPH, Medan, Sumatera Utara.
19. Laboratorium Kimia Agro UPTD-BPTPH, Lembang, Jawa Barat.
20. Laboratorium Balai Pengujian Mutu Dan Sertifikasi Hasil Pertanian Dan Hasil Hutan, Propinsi DKI Jakarta.
21. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
22. LEMIGAS. 23. Pusat Penelitian Polimer, BPPT, Serpong.
18
Lampiran III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 24/Permentan/SR.140/4/2011 TANGGAL : 8 April 2011
I. Bahan aktif yang dilarang untuk semua bidang penggunaan pestisida:
No.
Bahan Aktif
1. 2,4,5-T
2. 2,4,6-T
3. Natrium 4-brom-2,5-diklorofenol
4. Aldikarb
5. Aldrin
6. 1,2-Dibromo-3-kloropropan (DBCP) 7. Cyhexatin
8. Dikloro difenil trikloroetan (DDT)
9. Dieldrin
10. 2,3-Diklorofenol
11. 2,4-Diklorofenol
12. 2,5-Diklorofenol
13. Dinoseb
14. Ethyl p-nitrophenyl benzenethiophosponate (EPN)
15. Endrin
16. Endosulfan
-
19
17. Etilen dibromida (EDB)
18. Formaldehida
19. Fosfor kuning (Yellow Phosphorus)
20. Heptaklor 21. Kaptafol
22. Klordan
23 Klordekon
24. Klordimefon
25. Leptofos
26. Heksakloro Siklo Heksan (HCH)
(termasuk lindan)
27. Metoksiklor
28. Mevinfos 29. Monosodium metam arsonat (MSMA) 30. Natrium klorat
31. Natrium tribromofenol
32. Metil paration
33. Halogen fenol (termasuk Penta
Kloro Fenol (PCP) dan garamnya)
34. Pestisida berbahan aktif salmonella
35. Penta kloro benzene
36. Senyawa arsen
37. Senyawa merkuri
38. Strikhnin
39. Telodrin
40. Toxaphene
41. Mireks
42. Asam sulfur
20
II Bahan aktif yang dilarang digunakan pada tanaman padi.
No. Nama Bahan Aktif
1. Asefat 2. Azinfosmetil 3. Diazinon 4. Diklorvos 5. Dimetoat 6. Endosulfan 7. Entrimfos 8. Fenitrotion 9. Fention 10. Fentoat 11. Fonofos 12. Fosfamidon 13. Isazofos 14. Kadusafos 15. Karbaril 16. Karbofenotion 17. Kartap hidroklorida 18. Klorpirifos 19. Kuinalfos 20. Malation 21. Mefosfolan 22. Metidation 23. Metil klorpirifos 24. Metomil 25. Metamidofos 26. Monokrotofos 27. Ometoat 28. Piridafention 29. Profenofos 30. Sianofenfos 31. Triazofos 32. Triklorfon
-
21
Lampiran IV PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 24/Permentan/SR.140/4/2011 TANGGAL : 8 April 2011 BAHAN AKTIF PESTISIDA YANG DITETAPKAN SEBAGAI PESTISIDATERBATAS NO.
Nama Bahan Aktif
Bidang Penggunaan
1.
Parakuat diklorida
Pengelolaan tanaman
2.
Aluminium fosfida
Penyimpanan hasil pertanian
3.
Magnesium fosfida
Penyimpanan hasil pertanian
4.
Sulfuril fluorida
Penyimpanan hasil pertanian
5.
Metil bromida
Karantina dan pra pengapalan
6.
Seng fosfida
Pengelolaan tanaman
7.
Dikuat dibromida
Pengelolaan tanaman
22
Lampiran V PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 24/Permentan/SR.140/4/2011
TANGGAL : 8 April 2011
BAHAN TAMBAHAN DALAM PESTISIDA YANG DITETAPKAN
SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN YANG DILARANG
No.
Nama Bahan kimia
Keterangan
1. Benzene untuk semua bidang penggunaan pestisida
2. Formaldehida untuk semua bidang penggunaan pestisida
3. Metanol untuk bidang pestisida rumah tangga
4. Toluen
untuk bidang pestisida rumah tangga
5.
N-Metil Pirolidon untuk bidang pestisida rumah tangga
6. Silika untuk semua bidang penggunaan pestisida
7. Metilen klorida untuk semua bidang penggunaan pestisida
8. Etilen oksida untuk semua bidang penggunaan pestisida
9. Asam sulfur untuk semua bidang penggunaan pestisida
-
23
Lampiran VI PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 24/Permentan/SR.140/4/2011 TANGGAL: 8 April 2011
BATAS TOLERANSI HASIL PENGUJIAN PESTISIDA
Kadar bahan aktif yang dinyatakan
(%)
Kadar bahan aktif yang dinyatakan (g/l) Batas toleransi
> 50 > 500 + 2,5 unit (%)+ 25 unit (g/l)
25 - < 50
250 - < 500
+ 5%
10 - < 25
100 - < 250
+ 6%
2,5 - < 10
25 - < 100
+ 10%
0 - , 2,5
0 - < 25
+ 15%
cover kajian pestisida.pdfKATA PENGANTAR2.pdfPEDOMAN TENIS KAJIAN 2.pdflampiran 2.pdf