51882487 human security

12
 PENDAHULUAN Human sec uri ty mer upa kan konstruksi pemikiran men gen ai keaman an neg ara menuju kepada ide keamanan manusia termasuk didalamnya keamanan individu dan masyarakat. Human security melindungi eksistensi anggota masyarakat, termasuk anak- anak, warga sipil di wilayah perang, minoritas etnis dan lain sebagainya dari berbagai jenis kekerasan. Pasca Perang Dingin, konsep keamanan dalam sistem mengalami pergeseran yan g sig nif ikan. Per ges eran itu meliputi per ubahan fok us wac ana keamanan dari isu militer dan politik ke isu yang terkait dengan kondisi hidup individu dan masyarakat, dari fokus negara ke masyarakat dan pergeseran dari konsep keamanan nasional menjadi keamanan manusia. Konsep Human Secuity diperkenalkan oleh United Nations Development Program (UNDP) dalam Human Development Report 1994, konsep human security (keamanan manusia). Badan PBB berpendapat bahwqa konflik yang terjadi saat ini lebih banyak terjadi di dalam negara dibandingan dengan konflik antar negara. Bagi kebanyakan orang ancaman keamanan timbul dari keadan sehari-hari dari pada yang disebabkan oleh isu-isu atau peristiwa internasional. Misalnya apakah mereka cukup makan hari ini?, apakah mereka aman be rj al aan di jalan umum?, ap ak ah mereka aman de ng an se tatus gendernya?, apakah status etnis dan agama mereka akan menjadi korban penyiksaan?. Isu – isu tersebutlah yang menjadi isu yang perlu di cermaci dalam human security . Laporan UNDP menekankan bahwa human security adalah sesuatu yang universal, relevan dengan semua manusia dimana pun. Karena ancaman keamanan dalam human sec uri ty ber sif at umum, tid ak memamn dan g bat as neg ara. Kon sep human sec uri ty memus atak an perhatian ya pada manusia (  people-centered) bukan pada negara (state- centered). Wa cana mengen ai huma n security kemudian menjadi prioritas utama PBB dalam meningkatkan pembangunan terutama dalam memerangi kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup manusia di negara dunia ketiga. Pada tahun 2000 PBB menggelar Millennium Summit 2000 . Dalam Millenium Summit 2000 ini 189 negara anggota PBB sepakat untuk mengadopsi Dek lara si Mil lenium ya ng di kena l sebagai Millen nium Devel opment Goals (MDGs ). Dekla rasi ini mengc over masa lah kebe basa n, keamanan dan pemba ngunan termasuk penan ggu langan kemiskinan dan kel apa ran, lin gku nga n hid up, hak asa si man usi a dan governanc e. Millennium Development Goals (MDGs) memfokuskan pada delapan tujuan-tujuan utama yaitu: memberantas kemiskinan dan kelaparan

Upload: iswandhari-widyas

Post on 21-Jul-2015

253 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENDAHULUAN Human security merupakan konstruksi pemikiran mengenai keamanan negara menuju kepada ide keamanan manusia termasuk didalamnya keamanan individu dan masyarakat. Human security melindungi eksistensi anggota masyarakat, termasuk anakanak, warga sipil di wilayah perang, minoritas etnis dan lain sebagainya dari berbagai jenis kekerasan. Pasca Perang Dingin, konsep keamanan dalam sistem mengalami pergeseran yang signifikan. Pergeseran itu meliputi perubahan fokus wacana keamanan dari isu militer dan politik ke isu yang terkait dengan kondisi hidup individu dan masyarakat, dari fokus negara ke masyarakat dan pergeseran dari konsep keamanan nasional menjadi keamanan manusia. Konsep Human Secuity diperkenalkan oleh United Nations Development Program (UNDP) dalam Human Development Report 1994, konsep human security (keamanan manusia). Badan PBB berpendapat bahwqa konflik yang terjadi saat ini lebih banyak terjadi di dalam negara dibandingan dengan konflik antar negara. Bagi kebanyakan orang ancaman keamanan timbul dari keadan sehari-hari dari pada yang disebabkan oleh isu-isu atau peristiwa internasional. Misalnya apakah mereka cukup makan hari ini?, apakah mereka aman berjalaan di jalan umum?, apakah mereka aman dengan setatus gendernya?, apakah status etnis dan agama mereka akan menjadi korban penyiksaan?. Isu isu tersebutlah yang menjadi isu yang perlu di cermaci dalam human security. Laporan UNDP menekankan bahwa human security adalah sesuatu yang universal, relevan dengan semua manusia dimana pun. Karena ancaman keamanan dalam human security bersifat umum, tidak memamndang batas negara. Konsep human security memusatakan perhatianya pada manusia ( people-centered) bukan pada negara (statecentered). Wacana mengenai human security kemudian menjadi prioritas utama PBB dalam meningkatkan pembangunan terutama dalam memerangi kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup manusia di negara dunia ketiga. Pada tahun 2000 PBB menggelar Millennium Summit 2000. Dalam Millenium Summit 2000 ini 189 negara anggota PBB sepakat untuk mengadopsiDeklarasi Millenium yang dikenal sebagai Millennium Development Goals (MDGs). Deklarasi ini mengcover masalah kebebasan, keamanan dan pembangunan termasuk penanggulangan kemiskinan dan kelaparan, lingkungan hidup, hak asasi manusia dan governance. Millennium Development Goals (MDGs) memfokuskan pada delapan tujuan-tujuan utama yaitu: memberantas kemiskinan dan kelaparan

memenuhi standar pendidikan dasar meningkatkan persamaan jender dan pemberdayaan perempuan mengurangi angka kematian bayi meningkatan kesehatan ibu memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan mengembangkan kemitraan global dalam pembangunan.1

Definisi Human Security Ada beberapa pendapat mengenai human security yaitu: United Nations Development Programme (UNDP): Human security dapat di bagi menjadi dua aspek utama. Yaitu: pertama selamat dari ancaman kronis yaitu: kelaparan, penyakit dan penindasan. Dan yang kedua yaitu perlindungan dari kematian yang mendadak dan gangguan keamanan pada pola kehidupan sehari- hari, baik di rumah, di perkejaan, maupun di masyarakat. (Human security can be said to have two main aspects. It means, first, safety from such chronic threats as hunger, disease and repression. And second, it means protection from\ sudden and hurtful disruptions in the patterns of daily life whether in homes, in jobs or in communities. )2 Sadako (mantan komesaris tinggi PBB untuk pengungsi) Beberapa elemen kunci untuk menciptakan human security. Elemen pertama adalah kemungkinan untuk semua warga negara untuk hidup damai dan aman di dalam perbatasan mereka sendiri. Elemen yang kedua adalah orang harus merasa nyaman tanpa adanya diskriminasi hak dan kewajibanya meliputi politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan yang dimiliki oleh setiap negara. (Several key elements make up human security. A first essential element is the possibility for all citizens to live in peace and security within their own borders. A second element is that people should enjoy without discrimination all rights and obligations - including human, political, social, economic and cultural rights - that belonging to a 1United Nations Development Programme (UNDP). Human Development Report 1994. New York: Oxford UniversityPress, 40. diakses 20 maret 2011 2United Nations Development Programme (UNDP). Human Development Report 1994. New York: Oxford University Press, 23.

State implies.)3 Hans Van Ginkel (Rector, United Nations University) and Edward Newman: dari segi kebijakan human security merupakan sebuah integrasi, kesinambungan dan keamanan yang menyeluruhdari rasa taku, konflik, kebodohan, kemiskinan, perampasan sosial dan budaya dan kelaparan yang berpijak pada kebebasan positif dan negatif. (In policy terms, human security is an integrated, sustainable, comprehensive security from fear, conflict, ignorance, poverty, social and cultural deprivation, and hunger, resting upon positive and negative freedoms.)4

Isu isu di dalam human security: Human Trafficking Dalam protokol PBB, untuk mencegah, memberantas, dan menghukum perdagangan manusia, khususnya perempuan dan anak (2000), Suplemen Konvensi PBB untuk melawan organisasi kejahatan lintas batas dikatakan : Perdagangan manusia adalah pengrekrutan, pengiriman seseorang dengan ancaman atau penggunaan kekerasan atau bentuk-bentuk lain dari pemaksaan, penculikan, penipuan, kebohongan atau penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan atau memberi atau menerima pembayaran atau memperoleh keuntungan agar dapat memperoleh persetujuan dari seseorang yang berkuasa atas orang lain, untuk tujuan eksploitasi. Eksploitasi termasuk, paling tidak, eksploitasi untuk melacurkan orang lain atau bentuk-bentuk dari eksploitasi seksual, kerja, atau pelayan paksa, perbudakan atau praktik-praktik srupa perbudakan, penghambaan,atau pengambilan organ tubuh.5 Ada beberapa hal yang dapat dikategorikan sebagai perdagangan manusia, seperti bekerja tanpa dibayar dan eksploitasi seksual. Eksploitasi seksual biasanya diderita oleh anak atau perempuan yang dijanjikan pekerjaan tertentu tetapi pada kenyataannya banyak oknum yang menyalahgunakan kesempatan ini, anak atau perempuan pada akhrinya dipekerjakan sebagai pekerja seks komersial. Oleh karena itu, perkembangan teknologi seharusnya diiringi dengan pemahaman yang cukup mengenai baik-buruknya.3"Human Security: a Refugee Perspective." Keynote Speech by Mrs Sadako Ogata, United Nations High Commissioner for Refugees, at the Ministerial Meeting on Human Security Issues of the "Lysoen Process" Group of Governments. Bergen, Norway, 19 May 1999. < http://www.unhcr.ch/refworld/unhcr/hcspeech/990519.htm> 4 Hans Van Ginkel, and Edward Newman. In Quest of Human Security. diakses dari

5http://www.pemantauperadilan.com/PERDAGANGANPEREMPUANDANANAK,SUATUPERMAS.pdf diakses pada tanggal 23maret 2011

Terorism Terorisme merupakan aksi yang ditunjukkan melalui kekerasan yang mengancam keamanan manusia. Langkah-langkah anti-terorisme dapat dijadikan sebagai perlindungan bagi masyarakat atau individu. Pada saat ini negara memfokuskan perhatiannya pada keamanan dan kebijakan nasionalnya kembali kepada keamanan individu/warga negaranya dari ancaman terorisme. Secara keseluruhan, perang melawan teror di Asia Tenggara telah ditandai oleh dominasi strategis daripada respon politik dan kemanusiaan. Terosisme inilah menimbulkan rasa tidak aman yang timbul di dalam perasaan tidak aman pada setiap individu. Pengungsi Masalah pengungsi telah menjadi isu internasional yang harus segera ditangani. Komitmen masyarakat internasional untuk menentang segala bentuk tindakan pelanggaran HAM berat, baik itu kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, genosida, atau kejahatan lainnya yang dialami oleh para pengungsi. Kerjasama antar negara juga penting guna mengatasi masalah pengungsi, terutama jika terjadi perpindahan massal yang mendadak menyeberangi perbatasan negara. Gerakan internasional bisa mengurangi beban yang ditanggung negara-negara perbatasan secara signifikan, upaya yang dilakukan dapat berupa penyelesaian krisis politik di negara asal pengungsi, bantuan keuangan dan materi kepada negara-negara suaka untuk membantu pengungsi. Pelanggaran HAM Ciri khusus dari perspektif ini adalah adanya jangkar aturan hukum dan konvensi internasional yang digunakan untuk menghilangkan masalah-masalah human security. Perspektif hak asasi manusia melihat bahwa ancaman utama bagi perspektif human security adalah penolakan hak-hak asasi manusia dan tidak adanya supremasi hukum (Donnelly, 1993: Lauren, 1998). Penganut perspektif hal asasi manusia selain berupaya memperkuat kerangka legal normatif di level regional dan global, juga berusaha untuk mempertajam dan memperkuat hukum hak asasi manusia serta sistem peradilan di level nasional. Bagi mereka, institusi hak internasional asasi merupakan yang titik pada sentral akhirnya untuk akan mengembangkan norma-norma manusia

menimbulkan konvergensi di tingkat nasioanal sesuai dengan standard-standard dan peradilan yang terjadi di masing-masing negara.

Isu Lingkungan Keamanan lingkungan hidup. Hal ini bertujuan melindungi orang dari dampak buruk kerusakan atau bencana alam, bencana alam akibat ulah manusia, dan menurunnya kualitas lingkungan hidup. Di negara berkembang, rendahnya akses air bersih adalah salah satu ancaman lingkungan terbesar. Di Negara maju, salah satu ancaman utama adalah polusi udara. Selain itu Pemanasan Global (Global Warming), yang diakibatkan emisi gas rumah kaca, adalah isu besar dalam keamanan lingkungan hidup. Keterbatasan akan makanan, obat-obatan, air bersih, akses kesehatan, serta lingkungan yang sehat menimbulkan berbagai penyakit menular dan mengakibatkan kematian secara tidak langsung bagi pengungsi. Kemiskinan Di negara negara perkembang sangat rentan akan persoalan kemiskinan. Ketidakstabilan ekonomi, politik, maupun sosial merupakan faktor terjadinya kemiskinan negara negara berkembang. Adapun indikator-indikator kemiskinan sebagaimana yang dikutip dari Badan Pusat Statistika, antara lain : a. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan, dan papan) b. Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih, dan transportasi) c. Tidak adanya jaminan masa depan (tidak adanya investasi untuk pendidikan dan keluarga) d. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa. e. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya alam f. Kurangnya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat g. Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencahaarian yang berkesinambungan h. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental i. Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial (anak-anak terlantar, wanita korban kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marginal dan terpencil)6 Masyarakat atau individu apabila kemiskinan bisa diatasi oleh pemerintah. Pemerintah sebagai fasilitator agar masyarakat bebas dari kemiskinan. Pengetahuan dan teknologi 6http://www.gudangmateri.com/2010/04/kemiskinan-di-indonesia.html

adalah dua hal penting demi terciptanya kesejahteraan masyarakat. Masyarakat yang berpendidikan cenderung berpengetahuan lebih banyak dan memikirkan bagaimana menjalani suatu kehidupan sekarang dan yang akan datang. Disease-Health Security Keamanan kesehatan bertujuan menjamin perlindungan bagi manusia dari penyakit dan gaya hidup yang tidak sehat. Di negara berkembang, penyebab utama kematian adalah penyakit menular dan parasitik, yang membunuh 17 juta penduduk pertahun. Di negara maju, pembunuh utama adalah penyakit sistem saluran pernapasan dan pencernaan, yang membunuh 5,5 juta penduduk pertahun. Menurut data PBB, di negara berkembang dan maju, ancaman keamanan kesehatan lebih mengancam penduduk miskin di daerah pedesaan, terutama anak-anak. Hal ini terutama karena kurang gizi dan kurangnya pasokan obat-obatan, air bersih dan kelengkapan kesehatan lainnya. Dalam kondisi dimana tidak ada konflik bersenjata, penyakit menular dan berbagai masalah kesehatan juga menjadi tantangan bagi ummat manusia. Globalisasi dan borderless adalah merupakan fenomena yang tidak bisa dilepaskan dari konsep Health Security. Hubungan lintas batas Negara yang tidak bisa dihindari menambah pekerjaan rumah bagi Negara sebagai pemegang kedaulatan atas masyarakat untuk berperan aktif dalam mencegah dan mengontrol penyebaran penyakit-penyakit menular yang dibawa oleh warga Negara lain. Isu tentang keamanan kesehatan (health security) memiliki tingkat urgensi yang sama pentingnya dengan isu pertahanan dan keamanan yang dijadikan konsep bagi keamanan Negara (state security). Pendekatan keamanan pada bidang kesehatan menekankan bahwa kesehatan adalah merupakan kebutuhan public yang dapat diakses secara merata, yang terdiri dari dua komponen mendasar, yakni empowerment and protection. Empowerment lebih ditujukan kepada kemampuan dalam menigkatkan kapasitas individu yakni: mencegah, memeriksa, dan komunitas dan dalam responsibilitas ancaman-ancaman kesehatan terhadap pribadinya, sedangkan Protection lebih ditujukan kepada tiga pilar institusi masyarakat mengantisipasi kesehatan.

Implikasi

human

security

issues

terhadap

reputasi

ASEAN

sebagai

regionalisme Asia Tenggara. Secara umum ancaman terhadap keamanan manusia di kawasan Asia Tenggara semakin

meningkat ekskalasinya dalam berbagai isu seperti: bencana alam (misalnya Tsunami, gempa bumi Yogyakarta, Banjir dan letusan gunung Api di Filipina dan Indonesia, isu kesehatan (HIV/ AIDS, flu burung dan SARS), isu lingkungan (asap dan deforestasi), jaring pengaman sosial dalam situasi krisis, trafiking transnasional, Hak Azasi Manusia (misalnya kasus Myanmar) dan perlunya mengembangkan lembaga penjaga perdamaian. Serangkaian isu di atas menunjukkan bahwa individu semakin menjadi referensi utama dalam soal keamanan. Serangkaian isu diatas membutuhkan kemauan kolektif negara-negara anggota ASEAN untuk mengembangkan kepabilitas dalam rangka mengatasi persoalan-persoalan tersebut secara efektif. Dalam kesepakatan VAP dinyatakan bahwa ASEAN berkomitmen kuat untuk mengembangkan lingkungan yang adil, demokratik dan harmonis. Dengan demikian prinsip keamanan komprehensif ASC beserta pilar komunitas ASEAN lain, yakni AEC dan ASCC, secara implisit mengakui pentingnya prinsip human security (keamanan manusia) sebagai filosofi penting dalam pembentukan komunitas ASEAN di masa depan. Dalam VAP, ASEAN juga secara spesifik menaruh komitmen terhadap isu-isu yang sebelumnya dianggap tabu seperti promosi demokratisasi dan dan HAM (misalnya hakhak perempuan, anak dan pekerja migrant), serta pengembangan perdamaian di wilayah bekas konflik. Hal ini berimplikasi bahwa ASEAN dituntut untuk merealisasikan konsep human security di kawasan Asia Tenggara terkait dengan keadaan global yang cenderung mengancam keamanan individu setiap negara. Antar negara anggota ASEAN juga harus bisa berkerjasama demi terciptanya perdamaian kawasan.

Contoh Kasus Ancaman Human Security Bagi Kemanan Nasional Dan Global Ancaman Nasional Ancaman human security dalam lingkup global kerap kali dirasakan oleh masyarakat global belakangan ini. Hal ini bisa dilihat dari bebrapa kasus seperti perubahan iklim dan cuaca yang menjadi begitu ekstrim, human traficking, belum lagi dengan isu peningkatan nuklir yang terus dilakukan oleh negara-negara yang mengembangkan nya. Hal-hal seperti ini merupakan ancaman security dalam lingkup global yang harus diselesaikan. Masalah paling mendasar pada perubahan iklim adalah berawalnya dari ketidakadilan dalam penguasaan SDA, pambangunan, teknologi, dan lingkungan hidup. Perbedaan yang jauh antara negara berkembang dan negara maju khususnya negaranegara industri masih nmenjadi penyebab terbesar dari perubahan iklim di dunia. Pabrikpabrik industri terus mengeluarkan gas emisi dalam jumlah besar yang terus menyebabkan penipisan lapisan ozon atau yang lebih dikenal dengan efek rumah kaca. Jaminan atas keselamatan manusia baik dalam bidang ekonomi, budaya, dan sosial politik masyrakat dijamin sepenuhnya opleh negara yang tertulias pada pasal 9 UU no.39 tahun 1999 tentang HAM, yang berbunyi : 1. Setiap orang berhak hidup, mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf hidupnya. 2. Setiap orang berhak hidup tentram, aman, bahagia, damai, sejahtera lahir dan batin. 3. Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang bik dan sehat Pasal 65 ayat (2) UU No.32 tahun 2009 tentang pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup yang menyebutkan : bahwa setiap orang berhak mendapatkan pendidikan lingkungan hidup, akses informasi, akses partisipasi dan akses keadilan dalam pemenuhan hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.

Ancaman Global Dalam lingkup global, permasalahan human security terjadi secara lebih menegangkan. Bisa kita ambil salah satu contohnya adalah tentang tentara anak. Banyak orang mengetahui bahwa prajurit atau tentara biasanya adalah orang dewasa yang sudah mencukupi umur. Tetapi apabila kita kaji lebih dalam, tidak bias dipungkiri ternyata anak anak juga dijadikan objek untuk menjadi seorang tentara, bahkan semenjak zaman Yunani kuno. Sejak kecil, anak anak keturunan Sparta dilatih oleh ayah mereka sendiri. Pelatihan yang tidak mengenal belas kasihan sedikitpun walaupun itu dilakukan dengan anak mereka sendiri. Sejak berumur tujuh tahun mereka dilepas di alam liar ditujukan agar ia menjadi prajurit yang hebat. Kesulatanan Otoman juga mempunyai tentara anak laki laki yang disebut Janissaries, yang mana mereka adalah anak laki laki berama Kristen lalu otaknya di cuci untuk menjadi loyal terhadap kesultanan. Presiden Abraham Lincoln pada tahun 1861 juga mengumumkan bahwa anak dibawah umur 18 tahun dapat ikut menjadi barisan tempur dengan pebuh perhatian dari orang tua. Semakin kedepan, sudah mulai dibentuknya undang undang yang menyebutkan tentang pelarangan tentara anak. Konvensi Internasional menyebutkan Pasal 38 Konvensi Hak Anak tahun 1989 mewajibkan negara sebagaimana dikatakan di dalam Pasal 77 (2) Protokol Tambahan I meletakkan kewajiban pada para pihak yang terlibat konflik untuk tidak merekrut anak-anak yang belum mencapai 15 tahun ke dalam angkatan bersenjata dan melibatkan mereka secara langsung dalam pertempuran. Pasal 4 ayat 3 Protokol Tambahan II 1977 Konvensi Jenewa 1949, yang digunakan bagi konflik internal suatu negara, anak-anak yang usianya belum mencapai 15 tahun tidak dapat direkrut ke dalam angkatan perang atau di dalam kelompokkelompok yang terlibat atau ambil bagian dalam suatu konflik.7 Pemanfaatan untuk membantu kegiatan konflik bersenjata atau bahkan justru menggunakan anak-anak untuk berada di garis depan suatu konflik bersenjata tidak saja melanggar Hukum Humaniter Internasional tetapi juga melanggar Hukum Internasional, yakni Konvensi Hak Anak (The Convention on the Rights of the Child) yang disetujui7 http://banjarkuumaibungasnya.blogspot.com/2010/01/tentara-anak.html#axzz3H9afkJ3g

Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 20 November 1989. Di Mahkamah Internasional Den Haag, Mantan Presiden Liberia, Charles Taylor diadidli. Ia dituduh telah mengorbankan ribuan anak anak untuk menjadi tentara. Unicef dan beberapa pemetintahan menyepakati untuk anak anak tidak diikut sertakan dalam perang. Pemerintahan itu adalah Cad dan Republik Afrika Tengah. Seorang mantan tentara anak, Ishmael Beah, berumur 12 tahun menceritakan tentang masa lalu nya sebagai tentara anak di Sierra Leone, Afrika dengan bukunya yang berjudul Long Way Gone. Ia bercerita tentang masa lalunya dimana Kota tempanya tinggal menjadi hancur karena perang saudara, dan seluruh keluarga terbunuh. Mula mula mereka mengambil yang paling berharga yaitu keluarga, lalu mereka direkrut paksa untuk menjadi tentara anak. Sekitar dua tahun lebih ia menjadi tentara anak dan mengikuti perang hingga berumur 16 tahun. Lalu dengan mengikuti program rehabilitasi yang diberikan UNICEF, ia berani menceritakan pengalamannya tentang menjadi tentara anak. Ia mengkuti United Nations International School dan setelah tamat, ia mulai menulis buku yang berisi tentang penglamannya yang dimaksudkan untuk memberhentikan keterlibatan tentara anak dalam perang bersama dengan UNICEF. Dengan usaha kerjasama mereka, mereka berhasil membantu sekitar 250.000 anak bekas tentara di seluruh dunia. Dan kampanye UNICEF yang berjudul Stop the use of child soldier, sudah mulai membuahkan hasil. Ketua UNICEF Jerman Dietrich Garlichs mengatakan : Paling tidak kampanye ini berhasil mengeluarkan hukum internasional yang menentang kejahatan tersebut. Setelah bertahun-tahun berjuang akhirnya tahun 2002 diberlakukan protokol tambahan dalam konvensi hak anak, yang melarang keterlibatan tentara anakanak dalam perang. Kini, ketetapan tersebut harus diterapkan.8 Hal ini dikategorikan sebagai fenomena internasional dan kajian studi HI karena hampir diseluruh bagian dunia terdapat tentara anak yang belum mampu untuk menjadi tentara sesungguhnya. Tentara anak anak hanya menyebabkan korban nyawa yang lebih banyak. Banyak masa depan anak anak di negara yang sedang terjadi konflik menjadi suram karena mereka dipaksa menjadi tentara pada belum saatnya mereka8 http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=1&jd=UNICEF%3A+Bekas+Tentara+Anak+Luncurkan+Buku& dn=2 070610065029

menjadi tentara. Bahaya tentara anak anak lebih terlihat lagi pada daerah perbatasan. Seperti pengertian Sprout : HI sebagai fenomena adalah semua aspek internasional dari kehidupan sosial manusia dimana semua ini mengacu pada perilaku manusia yang berasal dari batas batas suatu negara mempegaruhi perilaku manusia di batas Negara yang lain. Aktor yang terlibat dalam tentara anak seperti : 1. Ishmael Beah, yang merpakan mantan tentara anak di sierra leone, Afrika 2. Perwakilan Qatar di PBB, Sheikha Alia Ahmed bin Saif al Thani yang megatakan negrinya menyambut baik upaya internasional untuk menghentikn recruitment tentara anak. 3. Mantan Presiden Abraham Lincoln yang pada tahun 1861 mengumumkan bahwa anak dibawah umur 18 tahun boleh menjadi barisan tempur dengan pebuh perhatian dari orang tua. 4. Ketua UNICEF Jerman Dietrich Garlichs 5. Mantan Presiden Liberia, Charles Taylor Satu lagi contoh kasus adalah tentang nuklir. Kita mengetahui bahwa nuklir adalah sumber tenaga yang sangat hebat, sangat kuat, tapi sangat susah untuk dikendalikan. Namun walaupun begitu, masih banyak negara yang terus mengembangkan kekuatan nuklir tersebut. Banyak negara seperti Amerikia Serikat, Korea Utara, dan Jepang yang terus mengembangkan potensi nuklirnya dengan dalih untuk meningkatkan keamanan negara masing. Hal ini memicu negara negara lain untuk mengembangkan nuklir juga seperti Iran. Walaupun negara menyadari bahwa begitu bahayanya dampak dari

pengembangan nuklir tersebut, tetap saja mereka terus melakukannya. Nuklir juga dapat menjadi senjata yang bisa menghancurkan negara itu sendiri. Bukti yang dapat dilihat adalah ketika pertengahan Maret terjadi tsunami di jepang yang memicu naiknya suhu dari reaktor pembangkit listrik yang bertenaga nuklir dan akhirnya reaktor tersebut meledak yang banyak menewaskan warga-warga sekitarnya. Bukti ini seharusnya menyadarkan negara-negara yan terkait agar tidak terus meningkatkan nuklir mereka. Bukti ini juga

menerangkan bahwa negara itu sendirilah yang terkadang membuat human security meningkat. Pada 12-13 April 2010, di Amerika Serikat terdapat sebuah KTT yang membahas nuklir besamaan dengan 47 negara lainnya yang termasuk Indonesia didalamnya.9 KTT ini dibentuk untuk menekan pengembangan nuklir yang terjadi di Korea Utara dan demi meloloskan pembuatan sanksi baru untuk Iran yang berkaitan dengan program nuklirnya tersebut. Hal ini seperti terlihat dari ditandantanganinya START 2010 oleh pemerintah AS dan Russia, yang dlam kesepakaan tersebut, kedua negara pemroduksi nuklir terbanyak itu setuju untuk mengurangi jumlah hulu ledak nuklirnya sampai ke batas tertantu, hal lainnya juga terlihat dari upaya Ukraina dalam memusnahkan reaktor-reaktor nuklir yang ada di dalam negerinya agar tidak disalah gunakan oleh pihak-pihak tertentu.

9 http://politik.kompasiana.com/2010/04/15/pertaruhan-human-security-di-ktt-nuklir/