50 tahun aceh membangun

Upload: chaerol-riezal

Post on 16-Oct-2015

60 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    1/48

    9 9 8A

    P R O F D R H S Y A M S D D I N M A H M U D B E R N U R K E P A L A D A E R A H I S T I M E W A A C E H

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    2/48

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    3/48

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    4/48

    Dari Medan Gerilya ke rena Politik

    Setelah Sultan A l a i d d i n Muhammad Daud Syahdan beberapa orang pemimpin pemerintahanlainnya ditawan tentara Belanda, makaPemerintah Nasional yang teratur dan efektifpraktis sudah tidak berjalan l a g i . Tinggallahyang berjalan lancar KomandoTertinggi G e r i l y ad i bawah pimpinan para Ulama, sementara didaerah-daerah Nanggrou pemerintah berjalanterus menurut kemungkinan-kemungkinan yangada di bawah pimpinan para Hulubalang yangtidak menyerah atau tertawan. Semenjak itu,kebijaksanaan pelaksanaan perang terhadaptentara pendudukan Belanda mengalamiperubahan, ada perang di Medan G e r i l y a danada jihad di Medan Po l i t i k .

    Sepucuk Surat Dari Kota PendudukanDalam tahun 1903 Sultan A c e h Muhammad Daud Syah, Teuku

    Panglima Polem Muhammad Daud, Tuwanku Raja Keumala danbeberapa orang pemimpin penting lainnya ditawan tentara Belandadengan suatu tipudaya yang kotor. Dalam tahun-tahun berikutnyasepucuk surat dari K o t a Pendudukan , yaitu Banda A c e h , Ibukota'Kerajaan yang telah diduduki Belanda,melayang ke daerah pedalaman,dimana Komando Tertinggi Perang G e r i l y a berkedudukan. Suratpenting tersebut ditandatangani Tuwanku Raja Keumala, TeukuPanglima Polem Muhammad Daud dan Tuwanku Mahmud Banta K e c i l .

    Surat yang ditujukan kepad Panglima Tertinggi Komando PerangG e r i l y a , Teungku C h i k Di T i r o Muhammad A m i n , mengandung pesan*pesan penting untuk dipertimbangkan.

    Antara l a i n , surat tersebut menjelaskan bahwa sekarang telahbanyak putera-puteri bangsa yang tidak mendapat pendidikan karenapusat-pusat pendidikan sudah tidak berfungsi l a g i ; sudah porak porandasemenjak terjadi Perang K o l o n i a l di A c e h . K a l a u keadaan berlanjutterus demikian, Angkatan Muda A c e h yang akan datang menjadi j a h i ldan dapat condong ke arah kekafiran, demikian maksud surat tersebut.

    66

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    5/48

    Aceh Membangun 7

    Selanjutnya surat mengharapkan agar dipertimbangkan pemberiankesempatan kepada sejumlah ulama untuk melapor kepada penguasapendudukan, yang dengan demikian mendapat kesempatan membangundayah-dayah kembal i, hatta putera-puteri A c e h dapat belajar. Suratyang ditandatangani tiga orang tokoh penting yang 'telah ditawan itu,dibicarakan dalam satu rapat Komando Tertinggi Perang G e r i l y a yangkemudian menghasilkan keputusan penting dalam kebijaksanaanpelaksanaan Perang G e r i l y a terhadap tentara pendudukan Belanda.

    Y a n g sangat menggembirakan Komando Tert inggi PerangG e r i l y a bahwa Sultan A l a i d d i n Muhammad Daud Syah tidak maumenandatangani Sarakata Penyerahan Kedaulatan A c e h KepadaBelanda yang telah dipersiapkan komando tentara pendudukanBelanda. Sultan menolak menurunkan tandatangannya atas sarakatatersebut dengan alasan bahwa Kedaulatan berada di tangan rakyat danbeliau tidak berhak menyerahkannya kepada siapa pun.

    Dengan demikian, menurut pendapat Komando Tert inggi PerangG e r i l y a A c e h masih berdaulat sekalipun sebahagian wilayah Kerajaantelah diduduki tentara Belanda ; tentunya suatu pendudukan yang tidaksah menurut hukum Intemasional. Atas dasar itu, perang yang akandilanjutkan di bawah Pimpinan Komando Tert inggi Perang G e r i l y aadalah untuk mempertahankan Kemerdekaan dan Kedaulatan yanghendak direbut Belanda; suatu peperangan suci (Qitaal fi Sabilillah)menurut Syari'at Islam.

    Denganpertimbangan-pertimbangan seperti tersebut diatas, makaSidang Istimewa Komando Tertinggi Perang G e r i l y a memutuskan :

    1. Perang G e r i l y a dalam segala bentuk dan cara akan dilanjutkansampai tentara pendudukan Belanda terusir dari Tanah A c e h .

    2. Kepada sebahagian para Ulama diizinkan melapor kepadapenguasa tentara Pendudukan Belanda di daerah-daerahpendudukan, dengan tujuan membangun kembali dayah-dayahsebagai Pusat Pendidikan Islam, yang selanjutnya membinakesadaran dalam rangka merebut kemerdekaan kembali lewatperjuangan politik.

    Dengan kebijaksanaan baru itu, sejumlah Ulama turun, melapordan membangun dayah-dayah kembali di seluruh Tanah A c e hsementara sebahagian yang l a i n tetap di Daerah Merdeka untukmemimpin Perang G e r i l y a yang menyebabkan tentara pendudukanBelanda tidak pernah aman selama mereka menduduki Tanah A c e h .

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    6/48

    kg Aceh Membangun

    Sesuai dengan suratnya kepada Pimpinan Komando TertinggiPerang G e r i l y a , maka Tuwanku Raja Keumala memulai sendirianjurannya itu. Dalam tahun 1916, bel iau mempelopori pembangunanPusat Pendidikan Islam yangdinamakan Jam'iyah Khairiyah , berlokasidalam M a s j i d Raya Baiturrahman, Banda A c e h ; mungkin mengambilsempena dari .lam'ah Baiturrahman yang dalam zaman Kerajaan A c e hDarussalam, merupakan Perguruan Tinggi Islam ternama di A s i aTenggara.

    Syarikat slamDalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan baru yang telah

    ditetapkan Komando Tertinggi Perang G e r i l y a , para ulama yang telahmelapor itu, disamping membangun dayah-dayah kembali , juga

    bersama sebahagian Hulubalang yang pada lahirnya bersedia kerjasamadengan tentara pendudukan Belanda, mendirikan cabang-cabang danranting-ranting Syarikat Islam, sebuah Partai P o l i t i k Islam yang sedangmembesar di bawah pimpinan H . O . S . Tjokroaminoto.

    Bersamaan dengan lahirnya Jam'iyah Khairiyah di Banda A c e hdalam tahun 1916, maka dalam tahun itu juga didirikan Cabang SyarikatIslam kota pendudukan itu yang telah dirobah nama oleh penguasaBelanda dari Banda A c e h menjadi Kutaraja.

    Berdirinya Syarikat Islam (S.I) Cabang Banda A c e h sebagaisuatu 'proklamasi' bahwa Perjuangan P o l i t i k untuk merebutkemerdekaan kembali telah mulai. Memang nyatanya demikian, karenasetelah Banda A c e h (sebagai Ibukota yang telah diduduki) memulai ,maka berdirilah di Tanah A c e h ranting-ranting dan cabang-cabangSyarikat Islam, yang digerakkan para Ulama dan Hulubalang.

    Berdirinya ranting-ranting dan cabang-cabang Syarikat Islamnyatanya cepat sekali , seakan-akan Tanah A c e h telah dipersiapkanmenjadi ladang subur bagi Syarikat Islam yang menjelang tahunduapuluhan anggotanya telah mendekati tiga juta orang di seluruhIndonesia, dan di A c e h telah mencapai hampir seratus ribu orang. Hali n i tidak mengherankan, karena para ulama dan para Hulubalangmenjadi pelopor-pelopor utamanya.

    D i Pulau A c e h , sebuah pulau keen antara Uleelheu dan PulauWeh (Sabang) tercatat lebih seratus anggota Syarikat Islam. Hal in i diketahui betul karena dalam tahun 1948,A.Hasjmy bersama teman-teman

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    7/48

    Aceh Membangun ^

    (antaranya : Teuku Muhammad A m i n A M E L Z Teungku A m i r HusinMujahid, Umar Husni, M.Saleh Rakmany, Nyak Neh Lhoknga,

    Syekh Marhaban, Yahya Hasjmi, Pawang Leman dan lain-lainmendirikan PSII (Partai Syarikat Islam Indonesia) Wilayah A c e h makadatanglah dari Pulau A c e h Imeuem Gam (dahulu Ketua Syarikat IslamPulau Aceh) melapor kepada kami tentang keadaan Syarikat Islam disana dahulu. Menurut beliau Syarikat Islam telah berdiri di Pulau A c e hdalam tahun 1919 dan bel iau sendiri sejak semula menjadi Ketuanya.Dalam tahun 1925, anggota telah mendekati dua ratus orang. Waktuterjadi larangan terhadap Syarikat Islam di A c e h dalam tahun 1926,Syarikat Islam tidak dinyatakan bubar dengan resmi oleh pengurusnya;hanya beliau kumpulkan kartu anggotanya dari sebahagian mereka danbeliau simpan dalam bantal, sementara sebahagian telah lebih dahuludibakar pemegangnya.

    Y a n g sempat dibatalkan Imeuem Gam sebanyak 173 lembar, danwaktu dikeluarkan dari bantal dan disampaikan kepada kami keadaannyatelah kumal. Dengan rasa bangga dan masih bersemangat, ImeuemGam yang telah tua menyerahkan kart kartu anggota Syarikat Islamyang telah kumal itu kepada Pimpinan Wilayah PSII (Partai SyarikatIslam Indonesia) sambil menyatakan bahwa di Pulau A c e h telahdidirikan Cabang PSII.

    Perkembangan Syarikat Islam yang demikian cepatnya di TanahA c e h membuat kekuasaan H i n d i a Belanda di A c e h merasa takut,apalagi karena tersiar desas-desus yang santer bahwa Syarikat Islamikut campur dalam menggerakkan beberapa pemberontakan di daerah-daerah pendudukan, termasuk yang terjadi di Bakongan dalam tahun1925/1926, di mana dikatakan bahwa tokoh-tokoh pemberontak itu,seperti Teuku Raja Angkasah dan Cut A l i adalah orang-orang SyarikatIslam.

    Berdasarkan kenyataan-kenyataan yang pahit itulah, makakekuasaan H i n d i a Belanda melarang berdirinya Syarikat Islam danpartai-partai politik l a i n di Tanah A c e h .

    Apakah dengan demikian, ulama-ulama dan pemimpin-pemimpinrakyat di A c e h kehilangan "jalan" dalam melaksanakan "kebijaksanaanbaru" dari Komando Tertinggi Perang G e r i l y a ? Tidak

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    8/48

    A c e h Membangun

    Persatuan Kemerdekaan khiratPenguasaan H i n d i a Belanda dapat saja bertindak sewenang-

    wenang, tetapi para ulama dan pemimpin rakyat yang berjiwa merdekatidak kehilangan akal. Bermacam jalan mereka tempuh untukmelaksanakan amanah Sidang Istimewa Komando Tertinggi PerangGe r i l y a .

    Teungku Ha j i Ahmad Hasballah Indrapuri, Teungku C h i k DayahIndrapuri, dengan cepat mendirikan sebuah organisasi yang diberi namaJam'iyah A l - A t a q i y a h A l Ukhrawiyah (Persatuan Kemerdekaan

    Akhirat).Persatuan ini bergerak untuk membebaskan manusia dari khurafat

    dan bid'ah, dari akidah yang salah, dari ibadah bukan kepada A l l a hY a n g Maha Esa.

    Menurut pendiri Jam'iyah A l - A t a q i y a h al-Ukhrawiyah, bahwaapabila manusia telah bebas dari perbudakan hawa nafsu, dari akidahyang salah dan dari ibadah bukan kepada A l l a h maka dia akan menjadimanusia yang dengan sendirinya berjuang untuk membebaskan dirinyadari belenggu perbudakan jasmani.

    Dengan cepat organisasi Persatuan Kemerdekaan Akhirat inimeluas ke daerah-daerah luar Indrapuri dan berdirilah ranting-rantingdan cabang-cabangnya di berbagai tempat.

    Selain Jam'iyah A l - A t a q i y a h yangdidirikan Teungku Ha j i AhmadHasballah Indrapuri, di beberapa tempat l a i n para ulama mendirikanorganisasi-organisasi yang pada lahirnya bertujuan memajukan AgamaIslam, antara l a i n Al-Jam'iyah A l - K h a i r i y a h Al-Jam'iyah A l - D i n i y a hJami'ah A l Madaniyah Al-Jam'iyah A l - D i n i y a h Al-Montasiyah.

    Seperti telah dinyatakan bahwa organisasi-organisasi yangbernama Al-Jam'iyah ini bertujuan memajukan Agama Islam denganjalan membangun pusat-pusat pendidikan Islam yang diberi namaMadrasah. Ja'iyah-Jam'iyah i n i l a h yang mempelopori pembaharuansistem pendidikan Islam di A c e h .

    Serikat PemudaIslam cehSampai dengan tahun 1913, di tanah A c e h belum ada sebuah

    organisasi pemuda yang bersifat daerah A c e h apalagi yang bersifatIndonesia , kecuali Pemuda Muhammaddiyah yang telah berdiri

    semenjak berdir i organisasi Muhammadiyah di A c e h .

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    9/48

    A ceh Membangun 71

    Dalam tahun 1935, A.Hasjmy bersama sejumlah pemuda yangwaktu belajar di Sumatera Barat bergerak dalam organisasi pemudaHP11 Himpunan Pemuda Islam Indonesia), bermaksud hendakmendirikan sebuah organisasi pemuda di A c e h , karena PemudaMuhammadiyah hanya terbatas di kota-kota saja.

    Dalam satu pembicaraan terbatas antara beberapa orang pemudayang baru kembali dari Minangkabau antara l a i n ; Said Abubakar,Muhammad A l i Piyeueng, A.Hasjmy, A b d u l J a l i l A m i n , dibicarakanmasalah pendirian sebuah organisasi pemuda. Pada mulanya kamibermaksud mendirikan HPII Himpunan Pemuda Islam Indonesia).

    Setelah mempertimbangkan, bahwa HPII oleh Pemerintah H i n d i aBelanda dipandang sebagai organisasi pemuda radikal yang perludibatasi gerakannya, maka kami berpendapat lebih baik mendirikansebuah organisasi pemuda yang baru sama sekali.

    Untuk keperluan tersebut, diadakanlah satu pertemuan besar yangdihadiri sekitar 50 orang Pemuda, baik yang baru pulang dari SumateraBarat maupun yang memang berada di A c e h sendiri . Pertemuan besartersebut di adakan di Madrasah D i n i y a h Lamjampok Montasiek.

    Setelah bertukar pikiran sampai larut malam, maka disepakatiuntuk membentuk satu organisasi pemuda yang wilayah geraknyameliputi sJuruh Tanah A c e h . Organisasi tersebut dinamakan S P I ASerikat Pemuda Islam Aceh), dengan tempat kedudukan Pengurus

    Besarnya untuk sementara di Seul imeum.Untuk pertama k a l i d i p i l i h Pengurus Besarnya terdiri dari :Ketua Umum : Said Abubakar, Guru Perguruan

    Islam Seulimeum.Sekretaris Umum : Thamrin A m i n , Jadam MontasiekBendahara : A . Hasjmy, Guru Perguruan Islam

    Seulimeum.Komisaris-Komisaris A b d u l J a l i l A m i n Montasiek),

    Muhammad A l i P i y e u e n g ) ,Suleiman Ahmad Cot Saloran),Muhammad A l i Cotgu Lamjampok),Yahya Hasjmy Cot Hoho) danM . A r s y a d

    Dalam waktu yang relatif cepat, berdiri lah cabang-cabang danranting-ranting S P I A d i A c e h , terutama dalam daerah A c e h Besar danA c e h barat.

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    10/48

    72 Aceh Membangun

    Dalam kongresnya yang pertama, yang berlangsung di Montasiek,setelah pertukaran pikiran yang hangat, maka S P I A (Serikat PemudaIslam Aceh) dirobah namanya menjadi P E R A M I I N D O (PergerakanAngkatan Muda Islam Indonesia). Bukan saja namanya yang dirobah,tetapi sikap perjuangannya pun dirobah, sehingga gerakannya lebihradikal.

    A,Hasjmy dan Said Abubakar tidak duduk l a g i dalam PengurusBesar P E R A M I I N D O karena waktu Kongres S P I A pertama berlangsungmereka sedang dalam persiapan berangkat ke Padang, untukmelanjutkan studi pada Al-Jam iyah Al-Isl amiyah yang dipimpin UstazMahmud Yunus, hatta karena itu tidak memungkinkan ikut memimpinP E R A M I I N D O .

    Kongres kemudian memilih Pengurus Besarnya yang terdiriantara l a i n dari :

    Ketua Umum J a l i l A m i nSekretaris Umum : Arsyad HusinBendahara : Muhammad A l i PiyeuengKomisaris-Komisaris Teuku Muhammad A l i Basyah,

    Teungku Muhammad A l i Cotgu,Suleiman Ahmad, Cutpo Cahya danMuhammad Saman.

    Kongres memutuskan juga, bahwa tempat kedudukan PengurusBesarnya dipindahkan dari Seulimeum ke Montasiek. Dapat dijelaskanbahwa setelah berdiri P U S A (Persatuan Ulama Seluruh Aceh),P E R A M I I N D O bekerjasama erat sekali dengan pemuda P U S A . Dalamhal ini, P E R A M I I N D O tidak membentuk kepanduan sendiri , hanyaanggota-anggotanya dianjurkan memasuki kepanduan P U S A yangbernama K . I . (Kasysyafatul Islam atau Kepanduan Islam).

    Dalam pemberontakan terhadap tentara pendudukan Belanda padaawal tahun 1942, P E R A M I I N D O ikut aktif bersama-sama denganPemuda P U S A .

    PUS Pengganti Partai PolitikPelarangan berdirinya partai-partai politik, mendorong para ulama

    untuk mendirikan sebuah organisasi agama non politik yang berpolitik,yang dinamakan P U S A (Persatuan Ulama Seluruh Aceh).

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    11/48

    AcehMembangun 7

    Para pendiri P U S A , ialah ularna-ulama yang beberapa tahunsebelum lahir Persatuan Ulama Seluruh A c e h telah mendirikan ditempatnya masing-masing organisasi yang diberi nama Al-Jam'iyah ...(lanjutannya A l - D i n i y a h , A l - K h a i r i y a h dan sebagainya) yang tujuanutamanya mendirikan madrasah-madrasah dan memperbaharui SistemPendidikan Islam.

    Para Ulama Pemimpin P U S A pada umumnya mempunyai dayah-dayahnya sendiri , yang setelah pelaksanaan pembaharuan SistemPendidikan Islam dirobah namanya menjadi Madrasah ... denganbermacam-macam nama. Inilah yang menyebabkan kemudian mendapatdukungan sangat luas dari masyarakat A c e h .

    D i antara para Ulama/Pemimpin Utama P U S A , yaitu TeungkuMuhammad Daud B e u r e u h , Teungku Abdurrahnam Meunasah Meucap,Teungku A b d u l Wahab Seulimeum, Teungku H a j i Ahmad HasballahIndrapuri, Teungku Muhammad Nur El Ibrahimy, Teuku MuhammadA m i n , teungku Syekh A b d u l Hamid Samalanga, Teungku A m i r Husin

    Mujahid, teungku Hasan Hanafiah Lhok Bubon, Teungku ZamzamiYahya Tapak Tuan, teungku Muhammad Dahlan M a s j i d Raya, TeungkuMuhammad A m i n A l u e .P U S A tidak memusuhi Hulubalang afau kaum bangsawan, yang

    menjadi musuh P U S A yaitu penguasa kolonial Belanda dan kakitangan-kakitangannya yang menindas rakyat. -Banyak Hulubalang yangmembantu dan mendukung gerakan P U S A , bahkan bukan sedikit kaumbangsawan (Teuku) yang menjadi Pemimpin P U S A , baik pada tingkatPengurus Besar maupun pada cabang-cabang dan ranting-ranting.

    Sebagai organisasi non politik yang berpolitik, P U S A pernahdituduh berusaha mengembalikan Kesul tanan A c e h dengan TuwankuMahmud (Penasehat Pengurus Besar P U S A ) sebagai Sultannya.

    Memang tuduhan tersebut sebahagian ada kebenarannya, yaitubahwa P U S A bergerak dan berjuang untuk mengembalikanKemerdekaan A c e h sebagai satu mata rantai dari Kemerdekaan

    Indonesia seluruhnya; bukan mengembal ikan Kesul tanan A c e h sebagaisatu mata rantai dari tanah jajahan Belanda.

    Sekalipun waktu P U S A didirikan dalam tahun 1939, sebagai hasilMuktamar Ulama-Ulama A c e h yang berlangsung di Geukmpang Dua,para pemuda A c e h yang sedang belajar di Sumatera Barat mengikutidengan cermat berlangsungnya Kongres para Ulama A c e h tersebut,bahkan menyambut dengan amat gembira pembentukan P U S A .

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    12/48

    74 Aceh Membangun

    Bukan yang di Sumatera Barat saja, bahkan seluruh pemudaA c e h yang sedang belajar di luar A c e h menyambut dengan hangat,karena kelahiran P U S A dianggap sebagai pelaksana lanjutan dariamanah Sidang Istimewa Komando Tertinggi Perang G e r i l y a ; yaitu

    pelaksanaan dengan sebuah organisasi moderen.Atas dasar pemikiran itulah, para pemuda/pelajar A c e h di

    Sumatera Barat memberi penjelasan kepada Masyarakat Minangkabautentang pentingnya arti kelahiran P U S A .

    Sebagai hasil penjelasan mereka, para ulama dan pemimpinrakyat di Sumatera Barat memandang P U S A sebagai satu OrganisasiNasional yang berazaskan Islam, sekalipun namanya seakan-akanmengkhususkan organisasi tersebut bagi ulama-ulama A c e h .

    M u d i r Al-Jam'iah Al-Islamiyah, Ustaz Mahmud Yunus, yangdiundang untuk menghadiri Kongres P U S A Pertama yang berlangsungd i uta Asan, S i g l i sekembali dari Kongres tersebut beliau sepertimenjadi Duta Khusus P U S A di Sumatera Barat. Dalam berbagaikesempatan, beliau selalu menganjurkan kepada para pelajar A l -Jam'iyah Al-Islamiyah yang berasal dari A c e h agar sekembalinya keA c e h harus menjadi pendukung Persatuan Ulama Seluruh A c e hterutama Pemuda P U S A yang beru dibentuk dalam Kongres Pertama itu.

    Kasysyafatul slamUntuk menyambut kelahiran P U S A PPA (Persatuan

    Pemuda/Pelajar Aceh) yang berkedudukan di Padang (Ketua Umumnyawaktu itu : A.Hasjmy) merencanakan mengadakan sebuah KongresPemuda/Pelajar A c e h se Sumatera Barat, dengan mengambil tempat dikota Padang. Kongres tersebut kemudian gagal, karena dilarangPenguasa H i n d i a Belanda dengan alasan bahwa Belanda telah didudukitentara N a z i Jerman.

    Sekalipun kongres yang akan diadakan itu gagal karenajatuhnya Negeri Belanda ke tangan N a z i Jerman, para Pemuda A c e h

    sangat gembira karena A l l a h telah mentakdirkan N a z i Jerman untukmerenggut kemerdekaan Kerajaan Belanda, sebagai balasan ataskezaliman Belanda memperkosa Kemerdekaan A c e h bahkanKemerdekaan Indonesia.

    Dalam suasana demik ianlah, sejumlah Pemuda/Pelajar A c e hkembali ke A c e h dengan niat yang pasti, akan berjuang dengan jalanapa saja untuk merebut Kemerdekaan Indonesia.

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    13/48

    A ceh Membangun

    Pengurus Besar P U S A berkedudukan di S i g l i dengan TeungkuMuhammad Daud Beureueh sebagai Ketua Umumnya dan TeukuMuhammad A m i n sebagai Sekretaris Umumnya. Pengurus BesarPemuda P U S A berkedudukan di l d i dengan Teungku A m i r Husin A lMujahid sebagai Ketua Umumnya dan Abubakar A d a m i sebagaiSekretaris Umumnya. Kwartir Besar Kasysyafatul Islam (KepanduanIslam) berkedudukan di Bireuen dengan A b d u l G a n i Usman (AyahGani) sebagai Ketua Kwartir Besar dan R, Hadi sebagai Kepala StafKwartir Besarnya.

    B a i k Pengurus Pemuda P U S A Wilayah A c e h Besar maupunKwartir Kasysyafatul Islam Wilayah A c e h Besar, keduanyaberkedudukan di Seul imeum, seperti halnya cabang P U S A WilayahA c e h Besar juga berkedudukan di Seulimeuem. Jadi dengan demikian,K o t a Seuli meum adalah Pusat Kegi atan PUSA/PemudaPUSA/Kasysyafatul Islam Wilayah A c e h Besar, dengan tenaga-tenagapada Perguruan Islam menjadi pemimpin-pemimpin terasnya.

    Pendidikan kepanduan dalam Kasysyafatul Islam ditingkatkanbenar, sehingga hampir serupa dengan pendidikan/latihan milter, yangmenyebabkan para anggotanya kemudian menjadi kader-kader yangmilitan.

    Hampirr semua pelajar dari madrasah-madrasah yang dibawahpimpinan/asuhan orang-orang P U S A , masuk menjadi anggota organisasikepanduan Kasysyafatul Islam,disampingada juga pemuda-pemuda darisumber l a i n . M e l a l u i organisasi Pemuda P U S A dan Kasysyafatul Islamditanam semangat kemerdekaan ke dalam j i w a tunas-tunas rnuda itu,yang pada satu waktu nanti menjadi tenaga pemberontak terhadaptentara K o l o n i a l Belanda dan Pelopor Revolusi '45.

    Menjelang akhir pendudukan tentara H i n d i a Belanda di A c e h ,anggota-anggota Kasysyafatul Islam mendekati 50 ribu orangbanyaknya, dengan pasukan-pasukannya lebih 30 buah yang bertebarand i kota-kota, kampung-kampung dan dusun-dusun yang jauh dipedalaman.

    Perguruan Tinggi slamMenurut pemahaman para Ulama dan pemimpin rakyat di A c e h ,

    amanat Komando Tertinggi Perang G e r i l y a meliputi pendidikan kaderpejuang kemerdekaan melalui Perguruan Tinggi Islam. Atas dasarpemahaman ini , maka para ulama dan pemimpin rakyat bercita-cita

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    14/48

    7g Aceh Membangun

    membangun sebuah Universitas islam di A c e h , sebagai penjelmaankembali Jam'iyah Baiturrahman yang pernah berdiri dengan jayanyadalam Kerajaan A c e h Darussalam.

    Pembaharuan Sistem Pendidikan Islam di A c e h merupakanlangkah awal ke arah pembangunan sebuah Perguruan Tinggi Islam.Beratus-ratus Madrasah Ibtidaiyah (Sekolah dasar) dan berpuluh-puluhMadrasah Sanawiyah (Sekolah menengah Pertama) telah didirikan diseluruh A c e h , dengan puluhan ribu murid/pelajarnya.

    Dalam rangka menjadikan madrasah-madrasah tersebut sanggupmenyiapkan bibit-bibit yang layak untuk Perguruan Tinggi Islam yangakan dibangun itu, P U S A berusaha menyatukan kurikulum bagimadrasah-madrasah tersebut dan usahanya berhasil dengan baik.Kemudian P U S A sendiri mendirikan sebuah madrasah tingkat lanjutanatas di kota Bireuen (Aceh Utara) dengan nama Normal Islam Institut.Muhammadiyah mendir ikan sekolah menengah lanjutan atas di BandaA c e h dengan nama Darul M u ' a l l i m i n , sementara diLampaku Seulimeumdidirikan pula sebuah Madrasah lanjutan atas dengan nama M I M(Ma'had Iskandar Muda) yang dipelopori Teuku Pangl ima PolemMuhammad Daud.

    Dengan adanya tiga madrasah tingkat lanjutan, ini dianggapbahwa sumber mahasiswa bagi sebuah Perguruan Tinggi Islam telahada, di tambah l a g i dengan dua buah madrasah lanjutan tingkat atassedang dalam persiapan, masing-masing di Langsa dan Meulaboh.

    K a l a u dalam tahun 1944 direncanakan pembangunan UniversitasIslam A c e h , maka pada waktu itu calon mahasiswa telah cukup dantenaga-tenaga dosen pun sudah akan. ada. Tetapi, sebelum cita-citabesar itu terlaksana, Perang A s i a Timur Raya pun pecah dan maksudbaik itupun terhenti buat sementara.

    Bagaimana besar hasrat yang dikandung Angkatan Muda agar diA c e h didirikan sebuah Universitas Islam, pernah dilukiskan A.Hasjmydalam novelnya yang bernama M e l a l u i Jalan Raya Dunia dimanadalam novel tesebut Tokoh Utamanya yang keluaran sebuah Al-Jam'iyahAl-Islamiyah di Sumatera Barat bercita-cita mendirikan sebuahPerguruan Tinggi Islam dengan nama Seulawah Jantan Institut , yangselain jurusan i l m u Aga ma Islam, juga meliputi jurusan-jurusanPertanian, Teknik dan sebaginya.

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    15/48

    Aceh Membangun

    Perjuangan Lewat Surat abarB a g i Angkatan Muda A c e h perjuangan melalui karya tulis ,

    terutama majalah dan surat kabar, merupakan realisasi AmanatKomando Tertinggi Perang G e r i l y a .

    Usaha untuk menerbitkan surat kabar atau majalah di A c e hmengalami kesulitan, karena percetakan (Atjeh Drukkerij) satu-satunyayang ada di Banda A c e h adalah kepunyaan Penguasa H i n d i a Belanda,yang sama sekali tidak mau mencetak surat kabar dan majalah dariorang-orang gerakan.

    Majalah Industri yang diterbitkan dan dipimpin sendiriT.M.Usman EI Muhammady, terpaksa dipindahkan ke Medan karenasulitnya percetakan di Banda A c e h .

    Majalah Penyuluh yang diterbitkan P U S A terpaksa di cetak diMedan, yang menyebabkan terbitnya kadang-kadang tidak teratur.

    Sebuah mingguan yang bernama Gubahan yangdipimpin TeukuMuhammad A l i Panglima Polem dan Teuku Johan Meraxa dan dicetakoleh Atjeh Drukkeri j , setelah terbit beberapa nomor, terpaksadihentikan penerbitannya, karena percetakan kolonial itu tidak maumencetak l a g i berhubung isinya berjiwa kebangsaan dan bercita-citaKemerdekaan Indonesia.

    Karena hal-hal tersebut di atas, maka A c e h selama pendudukanBelanda tidak pernah m em i l i k i majalah atau surat kabar kepunyaanbangsa Indonesia sendiri vang berhaluan agama atau kebangsaan,kecuali surat kabar kepunyaan Belanda (Aceh Neuwsblaad).

    Untuk melaksanakan amanat Sidang Istimewa Komando TertinggiPerang G e r i l y a . sejumlah pengarang muda A c e h harus menulis dalamsurat kabar dan majalah yang terbit di luar A c e h (Medan, Jakarta,Surabaya).

    Surat kabar-surat kabar Pewarta D e l i dan Sinar D e l i yang terbitd i Medan menjadi medan tempat para pengarang muda A c e h menulis,membongkar kezaliman dan kekejaman penguasa H i n d i a Belanda danpara kakitangannya terhadap Rakyat dan Perjuangan Kemerd ekaan.

    Majalah-majalah mingguan : A b a d X X , Panji Islam, PedomanMasyarakat, Penyedar, Suluh Islam dan Seruan K i t a juga merupakanmedan yang ampuh bagi para pengarang muda A c e h dalammelaksanakan amanat Sidang Istimewa Komando Tertinggi PerangGe r i l y a .

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    16/48

    78 Aceh Membangun

    Y a n g amat besar jasanya dalam menghantam habis-habisankejahatan kolonial isme Belanda di A c e h yaitu Mingguan Seruan K i t ad i bawah pimpinan Muhammad Said H.Muhammad Said, ahli sejarahdan jurnalis terkenal). B a i k dalam tajuknya, sudutnya maupun dalamkarangan-karangan yang l a i n hampir tiap minggu Seruan K i t amengulitikejahatan-kejahatan yang dilakukan aparat penguasa K o l o n i a l Belanda.

    Untuk selanjutnya, bukan saja dalam Seruan K i t a Haj iMuhammad Said banyak sekali menulis masalah-masalah A c e h bahkanbeliau telah menulis sebuah buku sejarah A c e h yang amat bernilai,AcehSepanjang Abad di samping berkali-kali menyampaikan prasarantentang A c e h dalam berbagai seminar/simposium.

    Adalah hal yang amat layak bahwa Pemerintah Daerah IstimewaA c e h telah menganugerahkan kepada Ha j i Muhammad Said PiagamPenghargaan dan M e d a l i Ulama, dalam resepsi penutupan MusyawarahMa j l i s Ulama A c e h yang dihadiri para Pembesar S i p i l dan M i l i t e rUlama dan pemimpin rakyat.

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    17/48

    Bergerilya di Kaki Bukit Barisan

    Sikap dasar P U S A (Persatuan Ulama SeluruhAceh) yang menentang kolonialisme Belanda,bukanlah karena ia bangsa kulit putih yangberagama Nasrani, tetapi karena Belanda telahmerenggut Kemerdekaan A c e h sebagai NegaraBerdaulat terakhir di Kepulauan Nusantara.Karena itu, P U S A tidak sependapat dengansementara Pemimpin Indonesia yangmenganjurkan kerjasama dengan PenjajahBelanda melawan Jepang waktu pecah PerangAs i a Timur Raya. Pecahnya perang tersebutdipandang P U S A sebagai suatu kesempatanuntuk mengusir Belanda dari Indonesia,sekalipun sebagai taktik untuk sementara harusbekerjasaman dengan Jepang sebagai penjajahBaru.

    Sikap PUS Menghadapi JepangSetelah Jepang mengumumkan perang kepada Amerika Serikat,

    yang berarti Perang A s i a Timur Raya telah dimulai, maka pimpinanP U S A memusyawarahkan sikap apa yang akan diambil menghadapisituasi baru itu. Ada tiga sikap yang dipertimbangkan untuk diambil,salah satu di antaranya yaitu :

    Bekerjasama dengan Belanda, seperti yang di anjurkansementara Pemimpin Indonesia, untuk meiwan Jepang.

    2 Bekerjasama dengan Jepang untuk mengusir Belandasekalipun diyakini bahwa Jepang juga penjajah.

    3 Menjadi penonton yang pasif.Setelah pertukaran pikiran yang seru dengan pertimbangan yang

    masak, akhirnya musyawarah memutuskan memilih alternatif yangkedua, yaitu bekerjasama dengan Jepang dalam batas-batas tertentu danmengadakan perlawanan aktif terhadap kekuasaan H i n d i a Belanda, danharus dimulai sebelum bala tentara Jepang mendarat di A c e h

    79

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    18/48

    ceh Membangun

    Perlawanan dilakukan secara bertahap: kampanye berbisik,perang urat syaraf, sabotase, pembentukan unit-unit kekuatan dalamrahasia (gerakan bawah tanah) dan akhirnya perlawanan secara f i s i k .Pimpinan P U S A menyerahkan kepada para Pimpinan PUSA/PemudaP U S A di daerah-daerah untuk melaksanakan keputusan tersebut, sesuaidengan situasi setempat dan menurut kemungkinan-kemungkinan yangterbuka.

    Dalam melaksanakan keputusan yang dianggap amat penting itu,Pimpinan P U S A kecuali menginstruksikan kontak rahasia sejumlahUlama dan pemimpin di luar P U S A seperti dengan Teungku SyekhIbrahim Ayahanda, Teungku Muhammad Saleh Lambhuk, TeukuMuhammad A l i Panglima Polem, Teuku Nyak A r i f dan sebagainya.

    Sikap P U S A yang tidak ingin bekerjasama dengan Belandaseperti yang disiarkan sementara pimpinan Indonesia, mendapatsambutan para Ulama/pemimpin di luar P U S A sekalipun ada juga diantara mereka yang tidak bersedia dengan Jepang ; mereka inginmenjadi penonton yang pasif dalam menghadapi Perang A s i a TimurRaya. Pimpinan P U S A menghormati sikap mereka yang demikian,karena diperhitungkan bahwa pada satu waktu nanti akan ada gunanya.Para Ulama yang bersikap demikian, antara l a i n yaitu Teungku H.HasanKrueng K a l e Teungku A b d u l J a l i l B a y u dan lain-lain ulama pengikutkedua ulama besar tersebut.

    K e c u a l i itu, tentu ada juga sebagian k e c i l tokoh-tokoh A c e h yangpro Belanda karena sebab-sebab tertentu, tetapi mereka tidak beraniberbuat sesuatu gerakan untuk membantu Belanda pada waktu Penguasadan tentara H i n d i a Belanda mati ketakutan menjelang akan datangJepang, setelah Semenanjung Tanah M e l a y u dan Singapura didudukinya.

    Lahirnya Gerakan FajarKebijaksanaan pimpinan P U S A memanfaatkan Perang A s i a Timur

    Raya yang dicetuskan Jepang sebagai suatu kesempatan baik untukmenggerakkan perlawanan terhadap kekuasaan pendudukan Belanda diA c e h dan untuk sementara dalam batas-batas tertentu bekerjasamadengan Jepang, telah menumbuhkan pusat-pusat perlawanan di beberapadaerah dengan caranya masing-masing, tetapi tidak menyimpang darisikap dasar yang telah ditetapkan musyawarah pimpinanpusat P U S A .

    Sementara itu, di luar organisasi P U S A timbul pula beberapapusat perlawanan pada beberapa tempat, seperti di Montasiek di bawah

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    19/48

    Aceh Membangun 81

    pimpinan Teungku Syekh Ibrahim Ayahanda ; di Lamnyong/Leubok dibawah pimpinan Teuku Nyak A r i f .

    Gerakan perlawanan yang diorganisir PUSA/Pemuda P U S A ,antara l a i n berpusat di S i g l i di bawah pimpinan langsung TeungkuMuhammad Daud eureuh (Ketua Umum P U S A ) , di A c e h Utara dibawah pimpinan Teungku Abdurrahman Meunasah Meucap ( W a k i lKetua Umum P U S A ) , di Idi (Aceh Timur) di bawah pimpinan TeungkuA m i r Husin A l Mujahid (Ketua Umu m Pemuda P U S A ) , di Calang(Aceh Barat) di bawah pimpinan Teuku Sabi Lageuen (PenasehatP U S A ) , di Tapak Tuan (Aceh Selatan) di bawah pimpinan TeungkuZamzami Yahya (Pengurus P U S A ) , di Seulimeum (Aceh Besar) dibawah pimpinan Teungku A b d u l Wahab ( W a k i l Ketua Umum P U S A )dan di Indrapuri (Aceh Besar) di bawah pimpinan Teungku AhmadHasballah Indrapuri (Ketua M a j l i s Syura P U S A ) . B a i k Teungku A b d u lWahab Seulimeum maupun Teungku H a j i Ahmad Hasballah Indrapuri,kedua beliau sepakat menyerahkan kepada pimpinan Pemuda P U S AA c e h Besar untuk membentuk satu gerakan rahasia (Gerakan BawahTanah), yang kemudian dilaksanakan oleh Ahmad Abdull ah danA.Hasjmy (masing-masing Kwart ir Kasysyafatul Islam Wilayah A c e hBesar dan keduanya guru pada Perguruan Islam Seulimeum). Perludijelaskan bahwa semua pusat-pusat gerakan perlawanan tersebut tetapberada di bawah koordinasi dan pengawasan Pengurus Besar P U S A .

    Setelah Ahmad Abdull ah dan A.Hasj my mengadakan perundingandengan Pengurus Besar P E R A M I I N D O (Pergerakan Angkatan MudaIslam Indonesia) yang berpusat di Montasiek, maka dibentuklah sebuahgerakan bawah tanah yang diberi nama Gerakan Fajar dan berpusat diSeul imeum. Dalam Gerakan Fajar tidak diikutsertakan secara aktifTeungku A l i Ibrahim (Kepala Perguruan Islam Seulimeum), denganpertimbangan kalau rahasia terbuka masih ada yang melanjutkanpimpinan Pusat Pendidikan Islam yang penting itu.

    Dapat dijelaskan bahwa anggota-anggota P E R A M I I N D O dianjurkan memasuki organisasi kepanduan Ksysyafatul Islam yangmerupakan gerakan Pemuda M i l i t a n dari P U S A .

    A.Hasjmy dan Ahmad Abdu ll ah yang memimpin Gerakan Fajar,dibantu para Kepala Pasukan Ksysyafatul Islam dalam WilayahA c e h Besar sebagai tenaga-tenaga pimpinan itu, sementarapelaksana-pelaksana utama adalah pasukan-pasukan KsysyafatulIslam dalam Wilayah A c e h Besar, yang akan diberitahukan padawaktunya dan tentunya akan dibantu oleh rakyat pada umumnya

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    20/48

    82 Aceh Membangun

    Dalam Kwartir ceh Besar telah terbentuk beberapa PasukanKasysyafatul Islam. D i Seulimeum terdapat satu pasukan di bawahpimpinan Teungku Raden Sulaiman, di Lampaku terdapat satu pasukand i bawah pimpinan Teunghku Jamaluddin, di banda A c e h (waktu itunamanya Kutaraja) di bawah pimpinan Muhammad Juned Y u s u f(kemudian terkenal Muhammad Juned Indocolim), di Lam PuukLhoknga terdapat satu pasukan di bawah pimpinan Muhammad Adam(Teungku Padang), di Indrapuri satu pasukan di bawah pimpinanMuhammad A l i

    B a i k juga diketahui bahwa sebahagian besar dari anggotapasukan-pasukan Kasysyafatul Islam terdiri dari para pelajar pusat-pusatPendidikan Islam (madrasah-madrasah dengan bermacam nama),sementara kebanyakan para pengajarnya menjadi pimpinannya, baikpimpinan pasukan maupun pimpinan regu.

    Pada awal tahun 1942, para pimpinan maupun para anggotaGerakan Fajar, baik yang telah diberi tahu ataupun yang belum diberi tahu tentang gerakan bawah tanah itu, mulai melakukan sabotasedan perang urat syaraf, seperti memotong kawat telepon,mengirim suratbuta yang bersifat ancaman kepada orang-orang Belanda dan yangbersifat hasutan kepada serdadu-serdadu dan pegawai-pegawai s i p i lIndonesia.

    Gerakan sabotase dan perang urat syaraf tidak saja terjadi dalamwilayah A c e h Besar bahkan juga terjadi di beberapa tempat lainnya diTanah A c e hSurat dari Said bubakar

    Dalam bulan Januari 1942, A.Hasjmy menerima briefcard(kartupos) dari Said Abubakar yang sedang dalam tahanan p o l i s i SektorBarat Medan. Kartupos itu berisi singkat sekali, bunyinya kira-kira :

    Saudara A.Hasjmy :Saya melarikan d i r i dari kekejaman Jepang di SingapuraSekarang sedang dalam tahanan p o l i s i Sektor Barat Medan.Demikian untuk dimaklumi

    D a r i sahabatmuttd

    Said Abubakar

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    21/48

    AcehMembangun 8

    Said Abubakar adalah teman sekolah A.Hasjmy di MadrasahThawalib Padang Panjang, kemudiansama-sama mengajar di PerguruanIslam Seulimeum, setelah mengajar tiga tahun sama-sama melanjutkanstudi pada A lJami'ah AlIslamiyah Padang. Kembali dari Padang SaidAbubakar berangkat ke Semenanjung Tanah Me l ayu dan mengajar padaMadrasah Islamiyah di Negeri Keudah, sementara A.Hasjmy kembalimengajar di Perguruan Islam Seulimeum bersama-sama Teungku Al iIbrahim dan Ahmad Abdullah.

    Kartuposdari Said Abubakar diserahkan kepada Teungku Abdu lWahab, yang kemudian dibicarakan dalam kalangan terbatasPimpinanPUSA/Pemuda P U S A Wilayah A c eh Besar tentang kemungkinan yangtersirat dari kartupos tersebut.

    Pimpinan PUSA/Pemuda P U S A Wilayah A c eh Besar yangmembahas isi kartupos dari Said Abubakar itu berkesimpulan, bahwaSaid Abubakar ada membawa suatu missi rahasia yang penting.Untuk menjumpai Said Abubakar, diputuskan mengirim AhmadAbdullah dan Teuku Za inu l A b i d i n Samalanga ke Medan, dengan tugasmenghubungi Said Abubakar.

    Sudah dapat diperhitungkan, bahwa po l i s i Medan tidak akanmengizinkan Ahmad Abdullah dan Teuku Za inu l Ab i d i n menjumpaiSaid Abubakar. Namun demikian, kepada utusan tersebut diharapkanagar mencari jalan hatta dapat berjumpa apapun jalannya, kalau perludan mungkinmenyuap po l i s i atau siapa saja. Memang perhitungan itubenar, Ahmad Abdullah dan Teuku Za inu l A b i d i n tidak diperkenankanmenjumpai Said Abubakar, sekalipun telah diberi alasan-alasan yangbermacam-macam, bahkan telah diberi gambaran tentang pemberianuang rokok .

    Dalam keadaan belum putus asa kedua beliau itu mundar-mandir di jalan kantor Po l i s iSektor Barat, dan tiba-tiba serine berbunyimengaung-ngaung memberi tahu datangnya serangan udara Jepangseperti biasanya setiap hari. P o l i s i memerintahkan orang-orang yangla lu lintas di jalan, termasuk Ahmad Abdullah dan Teuku Za inu lAb i d i n agar segera memasuki lubang perlindungan besar yangtersedia di dalam pekarangan kantor po l i s i Sektor Barat itu.

    Dalamlobang perlindungan itulah selama lebih satu jam AhmadAbdullah dan Teuku Za inu l A b i d i n berjumpa dengan Said Abubakar,dalamkeadaan semuaorang yang berlindung di lubangmaut itu panikdan ketakutan.

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    22/48

    Aceh Membangun

    Said Abubakar menceriterakan bahwa dia dan sejumlah teman-temannya diutus Mayor Fujiwara (Kepala Intelijen Tentara Jepang)untuk mendirikan gerakan perlawanan terhadap tentara Belandamendahului pendaratan Balatentara Jepang.

    Said Abubakar dan beberapa teman yang l a i n (jumlahnya hampir30 orang) diantar oleh sebuah gun boat tentara Jepang yang menarikdua buah perahu besar di mana dalam dua perahu tersebut menumpangSaid Abubakar dan teman-temannya. Setalah mendekati pantaiPangkalan Berandan, kedua perahu itu di lepaskan oleh gun boatJepang itu dan para penumpangnya memasang layar serta berkayuhmenuju pantai. D i pantai Pangkalan Berandan, semua mereka ditangkappengawal pantai dan dibawa ke Medan yang berakhir ke tempat tahananp o l i s i Sektor Barat. Kepada p o l i s i yang memeriksa mereka dinyatakanbahwa mereka l a r i dari kekejaman Jepang.

    Said Abubakar menganjurkan kepada Ahmad Abdullah dan danTeuku Z a i n u l A b i d i n agar mendirikan gerakan Fujiwara di A c e h ,sebuah Kolone K e l i m a yang dibentuk oleh Mayor Fujiwara, dengantugas-tugas sabotase,paerang urat syaraf dan kalau mungkin perlawananf i s i k . Ahmad Abdullah menjelaskan kepada Said Abubakar bahwaPUSA/Pemuda P U S A telah membangun gerakan perlawanan di seluruhA c e h dan dengan berpusat di Seulimeum telah dibangun pula gerakanbawah tanah yang bernama Gerakan Fajar di bawah pimpinanA.Hasjmy dan Ahmad Abdullah.

    Dalam perundingan di bawah bayang pesawat-pesawattempur/pembom Jepang yang terbang rendah, disepakati bahwa KoloneK e l i m a Fujiwara dapat dibangun dan bekerjasama dengan GerakanFajar dengan sama-sama memakai lambang huruf F .

    Setelah lebih dari satu jam dalam lubang perl indungan dansetelah mengetahui missi Said Abubakar ,Ahmad Abdullah dan TeukuZ a i n u l A b i d i n keluar dengan rasa puas. Sore hari itu juga, denganmenumpang kereta api malam (waktu itu masih ada kereta api malamyang berangkat ke Aceh) dari Besitang kedua utusan yang berhasil itukembali ke A c e h .Kolone Kelima ujiwarakikan

    Sesampai ke Seulimeum, Ahmad Abdullah bersama TeungkuA b d u l Wahab berangkat ke S i g l i untuk melapor kepada Ketua UmumP U S A Teungku Muhammad Daud eureuh tentang missi Said

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    23/48

    A ceh Membangun

    Abubakar ,yang kemudianbersama-samadengan Teungku MuhammadDaud eureuh berangkat ke Banda A c e h untuk membicarakan haltersebut dengan Teuku Nyak Ar i f .

    D i rumah Teuku Nyak A r i f Lamnyong, dalam satupermusyawaratan antata Pengurus Besar P U S A (Teungku MuhammadDaud B e u r e u h , Teungku A b d u l Wahab Seulimeum dan AhmadAbdullah) dan Teuku Nyak A r i f dibicarakan masalah Kolone K e l i m aFujiwarakikan dan kemudian disepakati untuk membantu gerakan itudengan tujuan utama memakainya sebagai alat mengusir Belanda dariA c e h . Kepada Teuku Nyak A r i f tidak diberitahu, bahwa sebelumdatang missi Said Abubakar dengan membawa Kolone K e l i m aFujiwarakikan di A c e h telah dibentuk sebuah gerakan di bawah tanahyang diberi nama Gerakan Fajar .

    Setelah pertemuan Lamnyong itu, maka berdirilah di seluruhA c e h Barisan F , dengan dua penafsiran. Ada yang menafsirkan Fitu dengan Fajar dan ada pula yang menafsirkan denganFujiwarakikan , sesuai dengan pengetahuan masing-masing.

    Tidak lama kemudian, Said Abubakar dan teman-temannyadibebaskan dari tahanan po l i s iSektor Barat Medan, setelah po l i s i dapatmeyakinkan bahwa mereka benar la r i dari kekejaman Jepang.

    Sebagai orang yang wataknya dinamis, Said Abubakar bekerjacepat untuk melaksanakan missinya , sehingga hasilnyacepat kentara,antara la in terjadi gangguan terhadap Pangkalan Udara Lhoknga yangtelah ditempati Angkatan Udara Australia dan larinya beberapa orangserdadu H i n d i a Belanda yang berkebangsaan Indonesia.

    Gerakanperlawanan yangmurni Kolone K e l i m aFujiwarakikanberdiri di beberapa tempat, antara la in di Lamnyong dan sekitarnya dibawah pimpinan Teuku Nyak A r i f , di Montasiek dan sekitarnya dibawah pimpinan Teungku Syekh Ibrahim Ayahanda, sementaraGerakan Fajar yang berselimutkan Kolone K e l i m a Fujiwarakikan ,

    selain di Seulimeuem dan Indrapuri, berdiri pula di beberapa tempat,juga di Montasiekterdapat Gerakan Fajar di bawah pimpinan Abdul 'J a l i l A m i n dan Muhammad A l i Piyeueng.

    B a i k juga dijelaskan, bahwa sebelum sampai M i s s i SaidAbubakar , Pimpinan Pusat P U S A telah mengirim sebuah delegasi keSemenanjung Tanah M e l a y u di bawah pimpinan Syekh A b d u l Hamidatau A y a h Hamid (Anggota Pengurus Besar P U S A ) dengan anggotanyaantara la in Haj i Ahmad Batee, dengan tugas menyampaikan Sikap

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    24/48

    86 Aceh Membangun

    Dasar P U S A kepada Pimpinan Tentara Jepang di Pulau Pinang atau diSingapura. M i s s i Syekh A b d u l hamid berselisih jalan (di laut) denganM i s s i Said Abubakar sehingga tidak sempat berjumpa di Singapura.

    Perlawanan ulai di SeulimeumPada malam itu, tanggal 20 Februari 1942, perlawanan f i s i k

    terhadap pendudukan Belanda dimulai dengan mengepung TangsiTentara Belanda dan rumah Countroleur di kota Seulimeuem.

    Perlawanan f i s i k telah didahului persiapan-persiapan yangmatang :penanaman semangat dan pengertian kepada pasukan-pasukanKasysyafatul Islam,terutama kader-kader yang dipersiapkan, kampanyeyang luas kepada masyarakat, sabotase terhadap alat-alat perhubungan,seperti pemotongan kawat telepon dan pembongkaran rel kereta api,perang urat syaraf melalui surat-surat buta dan selebaran-selebarangelap. Semua itu telah menyebabkan timbul ketakutan dalam kalanganmiliter dan orang-orang s i p i l pemerintah H i n d i a Belanda.

    Pada malam tanggal 20 Februari 1942 menjelang waktupenyerbuan yang telah ditetapkan, KampusPerguruan Islam Seulimeuemmenjadi amat sibuk ; ratusan pelajarnya yang berumur antara 15dan 18tahun dan para pemuda kampung sekitar Keunalu telah berkumpuldengan senjata perang, rencong, tombak dan keiewang, untukmendengar penjelasan dan instruksi pimpinan. Teungku Abdulwahabsebagai pemimpin umum menyampaikan nasehat-nasehat.

    Teuku Panglima Polem Muhammad A l i bersama TeungkuAbdulwahab dan TeungkuCut Ahmad (Kepala Kantor Pos Seulimeuem)serta beberapa orang lainnya, sebelum waktu penyerbuan, telahberangkat ke Data Coo, MarkasG e r i ly a yang baru, kira-kira 15 km darikota Seulimeuem, sementara Ahmad Abdullah dua hari yang l a l u telahberangkat ke Samalanga untuk menggerakan pemberontakan di sana.Y a n g tinggal di Seulimeuem menjelang saat-saat penyerbuan, hanyaA.Hasjmy yang ditugaskan untuk memimpin penyerbuan, sementaraTeungku A l i Ibrahim ditugaskan melanjutkan pimpinan PerguruanIslam, yang telah ditetapkan pelajarannya harus berjalan terus.

    Satu jam sebelum pukul 12 tengah malam, dilaksanakanpengucapan bahagian-bahagian yang rawan dari Hikayat Prang Sabi(Karangan Teungku C h i k Muhammad Pante K u l u di depan paramujahid yang sebentar l a g i akan melakukan tugas jihadnya.Pengucapan dengan irama yang bersemangat dilakukan Teungku

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    25/48

    Aceh Membangun g

    Seunadeu, seorang tua yang pernah hidup dalam Perang K o l o n i a l diA c e h dan matanya telah buta, tetapi beliau hafal seluruh Hikayat PrangSabi, karena di waktu berkecamuk perang kolonial itu beliau mendapattugas membacakan Hikayat Perang Sabi di depan para Mujahid yangakan berangkat ke medan perang.

    Dengan semangat bernyala-nyala setelah mendengar deklamasiHikayat Prang Sabi, pada pukul 12 tengah malam para mujahidin yangmasih muda belia itu berangkat dengan derap langkah pasti menuju kotaSeulimeuem yang tidak begitu jauh dari Kampus Perguruan Islam.Y a n g menjadi sasaran penyerbuan yaitu Tangsi M i l i t e r dan rumahCountroleur (Kepala Pemerintahan S i p i l Onder fdeeling Seulimeumyang berbangsa Belanda).

    Serdadu-serdadu H i n d i a Belanda yang berkurung d i r i dalamtangsi yang telah dikepung, tidak ada seorangpun yang berani keluardan kami tidak memerintahkan para mujahidin yang masih muda beliauntuk menyerbu ke dalam tangsi, hatta menjelang subuh merekadiperintahkan kembali ke kampus untuk besok pagi belajar kembali.

    L a i n halnya dengan Countroleur, yang dengan satu tipu muslihatdia keluar rumah yang d i i r i n g i istrinya yang masih muda. WaktuBelanda itu turun tangga dengan pistol di tangan kanan dan lampusenter di tangan k i r i Teuku U b i t (16 tahun) yang bersembunyi dibawah tangga keluar dengan cepat dan dengan parang dapurnyamencencang tangan kanan Countroleur sehingga jatuh pistolnya.Kemudian seorang pemuda tani kampung A l u e Gin tong yang bernamaIbrahim tampil mencencang Belanda itu sehingga tersungkur ke bumi,dan istrinya berteriak-teriak minta tolong.

    "Teuku A l i tolong Teuku A l i tolong (maksudnya : TeukuMuhammad A l i Panglima Polem, yang ru'mahnya dekat dengankediaman resmi Countroleur. Rupanya dia tidak tahu bahwa TeukuMuhammad A l i Panglima Polem ikut memimpin pemberontakan).Besoknya Controleur dan istrinya di bawa ke S i g l i karena ke BandaA c e h sudah tidak mungkin l a g i berhubung pertempuran telah pecahpula di Keumire.

    Menjelang subuh, penyerbuan berakhir. Para mujahidin bel iayang belajar kembali ke Kampus Perguruan Islam dan pemuda kampungkembali ke rumahnya masing-masing, dan A,.Hasjmy bersama beberapastaf pimpinan menghindar dalam sebuah kebun pisang di seberangKrueng A c e h kira-kira satu kilometer dari kota Seulimeum.

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    26/48

    gg ceh Membangun

    Selama dua hari bersembunyi dalam kebun pisang itu untukmengikuti dari dekat perkembangan situasi, dan setelah mendapatlaporan lengkap dari mereka yang'masih tinggal di kampus, A.Hasjmyberangkat menggabungkan d i r idengan Teungku Abdulwahab yang telahberada di Data Coo, tempat Markas G e r i l y a , sementara TeukuMuhammad A l i Panglima. Polem bersama Pawang hajat, TeukuAbdullah dan lain-lainnya telah membangun markas cadangan ki ra -kira 10 km dari Data Coo arah ke gunung.

    Setelah penyerbuan terhadap tangsi dan rumah Countroleur diSeulimeuem, besoknya tanggal 21 Februari 1942 dilanjutkan denganpertempuran Keumire kira-kira 10 km dari Seulimeuem. PertempuranKeumire tersebut terjadi antara para mujahidin yang memakaiditangannya ban putih bertulisan F merah, yang lanjutannya mungkindibaca Fajar atau Fujiwarakikan dan tentara H i n d i a Belanda yangdiangkut dengan kereta api untuk membantu Seulimeum.

    D i jembatan Keumire, yang menuruUrencana Belanda akandihancurkan kalau Jepang datang, kereta api yang membawa serdaduMarsose yang sebahagiannya orang Belanda dan lainnya orang-orangAmbon, dihempang dan diserang para mujahidin, sehingga terjadi

    pertempuran seru antara dua pasukan yang tidak berimbangpersenjataannya. Dalam kereta api tersebut, kecuali sejumlah perwiraBelanda juga terdapat Graaf U Bernstorft Von Sperling, KepalaEkploitasi Kereta ApiA c e h (Atjeh Trem).

    Dalampertempuran yanghebatitu, beberapa perwira dan serdaduH i n d i a Belanda mati konyol, termasuk Kepala Eksploitasi A c e h Tremyang Belanda, sementara di pihak mujahidin syahid tiga orang, yaituIsmail, Ibrahim, dan Ahmad yang kemudian di ujung JembatanKeumire itudidirikan Tugu Kenangan bagi mereka yang syahid itu.

    Berlakunya Pemerintahan MiliterPenyerbuan terhadap tangsi tentara dan rumah Countroleur di

    Seulimeuem, yang disusul pertempuran di Keumire, dianggap penguasapendudukan H i n d i a Belanda di A c e h sebagai suatu permulaan masayang amat sulit bagi kedudukan H i n d i a Belanda. Karena itu, daerahOnderAfdeeling Seulimeuem dinyatakan daerah dalam keadaan daruratperang, yang selanjutnya untuk memerintahkan daerah tersebut sebagaipengganti Countroleur Y.C.Tiggelman yang telah terbunuh d i k i r i mseorang perwira Marsose yang berpangkat Mayor,yaitu W.F.Palmer van

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    27/48

    Aceh Membangun 89

    der Broek. Mayor tersebut selama ini adalah Komandan Korps Marsose(pasukan istimewa semacam Kopasus dari A B R I yang khusus dibentukuntuk memenangkan perang kolonial di A c e h , dan ternyata tidak pernahmenang.

    Sebagai penguasa M i l i t e r dalam keadaan darufat perang, MayorW.F.Palmer van der Broek bertindak kejam, sekalipun dia sangat panikdan ketakutan. Sungguhpun demikian, serdadu-serdadu yangdiperintahkan untuk memerangi kaum G e r i l y a , terutama laskar G e r i l y ad i data Coo , tidak pernah berani keluar jauh dari kota Seulimeuem,paling jauh mereka keluar dalam lingkaran dua kilometer di k e l i l i n gkota Seulimeuem, yang sering-sering juga mendapat gangguan daripasukan gerilya. Untuk mengetahui situasi, kaum gerilya sering turunsampai dekat sekali dengan kota Seulimeuem (juga waktu siang) tempatMayor van der Broek berbenteng.

    Dalam keadaan demikian, Mayor van der Broek menjadi kalap.Ditangkaplah orang-orang yang bermukim dalam kota Seulimeuem,yang pada lahirnya tidak ikut dalam pemberontakan. D iantara orang-orang yang ditangkap, yaitu ayah A.Hasjmy (Teungku Hasyim PangAbbas) ; mereka yang ditangkap itu diangkut ke Kutaraja (BandaAceh) dengan pengawalan mil iter yang ketat, dan di Kutaraja dikurungdalam kamar-kamar sempit di Tangsi Keraton, yang kemudian waktuJepang akan mendarat dan Belanda melarikan d i r i dari Banda A c e h ,rumah tahanan orang-orang tangkapan itu dibakar. Syukurlah, A l l a hmelindungi mereka ; tidak ada yang mati terbakar.

    D i antara tindakan-tindakan kejam lainnya, yaitu penangkapanterhadap sejumlah anggota Pengurus Besar P U S A , antaranya TeukuMuhammad A m i n (Sekretaris Umum P U S A . D i samping itu, sejumlahHulubalang/Pegawai Tinggi diundang oleh Residen Belanda ke tempatkediaman resminya, katanya untuk membicarakan masalah penyerahanA c e h kepada orang-orang A c e h , tetapi setelah mereka hadir langsungditangkap serdadu-serdadu yang telah dipersiapkan Mayor van derBroek. Y a n g memenuhi undangan Residen Belanda itu antara l a i nTuwanku Mahmud, Teuku A l i Basyah Peukan Bada dan yang tidak mauhadir yaitu Teuku Nyak A r i f . Mereka yang ditangkap itu menurutrencana akan dibawa ke Takengon.

    Tindakan kejam Mayor van der Broektambah mendorong rakyatA c e h untuk menggempur tentara H i n d i a Belanda. Terjadilahpenyerbuan di S i g l i , yang antara l a i n terbunuh Asisten Residen Pidie,terjadilah pertempuran di Wilayah Calang (Aceh Barat). Mujahidin

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    28/48

    90 Aceh Membangun

    A c e h Barat di bawah pimpinan Teuku Sabi Lageuen menghadangpasukan tentara H i n d i a Belanda yang melarikan d i r i lewat pantai BaratA c e h yang juga menimbulkan korban di kedua pihak. Teuku Sabisendiri berkali-kali dilanggar peluru karaben musuh, tetapi kulitnyatahan peluru. Pertempuran di Wilayah Calang ini dianggap militerBelanda sebagai satu pertempuran yang serius.

    K e c u a l i pertempuran-pertempuran yang terjadi di sana-sini, jugasabotase dan perang urat syaraf semakin gencar, hatta menyebabkanpara Penguasa H i n d i a Belanda dan pimpinan militernya menjadi sangatpanik. Akibatnya, sebelum tentara Jepang mendarat di A c e h semuapejabat H i n d i a Belanda yang berbangsa Belanda dan semua militerH i n d i a Belanda telah menyingkir ke perbatasan A c e h dengan SumateraTimur, yaitu di daerah A l a s dan di sanalah kemudian mereka menyerahkepada Jepang.

    Pada waktu Jepang mendarat di pantai-pantai A c e h (Sabang,Ujong Batee/Ladong A c e h Besar dan K u a l a Bugak Peurelak, A c e hTimur) pada tanggal 12 Maret 1942, mereka dapati A c e h telah bersihdari orang-orang dan tentara H i n d i a Belanda.

    Setelah bergerilya selama 26 harimemimpin perlawanan terhadapkekuasaan H i n d i a Belanda, pada tanggal 13 Maret 1942 para mujahidingerilyawan dijemput Said Abubakar di markas G e r i l y a Data Coo,kemudian bersama-sama dengan Said Abubakar, Teungku Abdulwahab,A.Hasjmy, Teuku Muhammad A l i Panglima Polem, Cut Ahmad danlain-lainnya turun ke Seulimeum.

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    29/48

    Jepang Mendarat di ceh

    Tentara Hindia Belanda dan orang-orang Belanda sudahtidak ada lagi di Banda A c e h , dua hari yang lalumereka telah pergi. Orang-orang K N I L yang berbangsaIndonesia Jawa,Ambon,dan Manado) banyak yang laridari tangsi dan menanggalkan bajunya mereka memintaperlindungan di kampung-kampung. Banda A c e h padatanggal 12 Maret 1942 sudah menjadi kota terbuka,karena semenjak pagi para pol i s i Hindia Belandamenanggalkan baju mereka dan bersembunyi di rumah-rumah mereka, sehingga rakyat bebas mengambil apasaja yang ditinggalkan Belanda, baik di rumah-rumahmaupun di kantor-kantor dan gudang-gudangperusahaan. Serdadu-serdadu Jepang yang pada waktutengah hari masuk kota, membiarkan saja keadaandemikian rakyat beramai-ramai mengambil hartarampasan ...

    Rakyat Masuk K o t aPara pemimpin Perang Ge r i lya pada tanggal 13 Maret 1942,

    dengan dijemput Said Abubakar meninggalkan Markas Ge r i lya di DataC o o , dan setelah bermalam satu malam di Seulimeum menuju Sigl iuntuk menjumpai Teungku Muhammad Daud Bereueh Ketua PengurusBesar P U S A dan para anggota Pengurus P U S A lainnya.

    D i S ig l i berjumpa dengan S. Matsubuci, seorang PemimpinFujiwarakikan, yang ditugaskan segera ke A c e h untuk membentukPemerintahan Pantadbiran Mi l i t e r Jepang Sementara.

    Malamnya, S. Matsubuci bersama beberapa anggota PengurusBesar P U S A dan Mujahiddin yang baru turun dari kak i Buki t Barisanberangkat ke Banda A c e h . Berhubung hotel-hotel sudah tidak ada lagiyangmengurus,maka semua termasukS. Matsubuci) pergi ke kampungA l u e Dayah Geulumpang) dan di sana menginap di rumah TeungkuMuhammad YunusJamil salah seorang tokoh Fujiwarakikan).

    91

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    30/48

    92 Aceh Membangun

    Besoknya mereka menuju ke Banda A c e h dimana didapati kotasudah tidak terurus, rumah-rumah dan gedung-gedung yang ditinggalkanBelanda berantakan ; apa yang ada di dalamnya diangkut rakyatberamai-ramai, baik mereka penghuni kota maupun mereka yang datangdari kampung-kampung yang jauh. P o l i s i yang seharusnya menjagaketertiban sudah tidak kelihatan ; mereka telah menanggalkan bajudinasnya dan mungkin sekali bahwa mereka yang telah memakai bajupreman ikut mengambil harta rampasan perang.

    K a l a u dalam kota pada hari itu, orang beramai-ramai berpestapora dengan harta rampasan perang , maka rakyat banyak di luar kota,dipinggir laut tempat pendaratan tentara Jepang, dan di sepanjang jalanyang d i l a l u i pasukan-pasukan tentara Jepang yang baru mendarat,mereka menyambut saudara tua itu dengan kelapa muda dan nasibungkus dan bahkan banyak yang memberikan sepedanya yang dimintaserdadu-serdadu yang sepedanya telah kempis atau memang tidakmempunyai sepeda.

    Rakyat umum yang di kampung-kampung, kecuali sedikit yangtelah ke kota, tidak menghiraukan harta rampasan perang di kota,karena mereka berkeyakinan bahwa dalam waktu dekat kapal-kapaldagang Jepang akan membawa bahan pakaian dan barang-barangkeperluan hidup lainnya yang akan dijual dengan harga murah, bahkanada yang mengira bahwa bahan-bahan pakaian itu nanti akan dibagi-bagi tanpa bayar, karena A c e h telah memberontak terhadap Belanda dantelah membantu tentara Jepang.

    Ini salah satu sebab yang menyebabkan pada satu waktu nantirakyat kecewa dan marah kepada Jepang.

    erananKassyafatul IslamSesuai dengan pendidikan dan lat ihan kepanduan yang

    mengharuskan bertindak cepat mengatasinya kalau terjadi suatugangguan ketertiban, maka A.Hasjmy yang pernah memimpin kepanduandengan cepat mengambil langkah-langkah untuk mengembalikanketertiban di Banda A c e h . D ia hubungi segera pimpinan pasukanKasysyafatul Islam Banda A c e h dan dalam waktu relatif singkat telahdapat dikerahkan anggota Kasysyafatul Islam dengan baju seragamnya.Mereka ditebarkan ke bahagian-bahagian Banda A c e h yang rawan,dengan tugas mengatur ketertiban kembali . Untuk dapat memberikomando dengan baik, maka A.Hasjmy memakai pakaian seragamKwartir Kasysyafatul Islam selama hari-hari anggota pasukan bertugas.

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    31/48

    erperang MelawanJepang

    Telah menjadi fakta sejarah, tidak ada penjajah yangbaik, yang ada hanya penjajah yang kurang jahatdibandingkan dengan penjajah yang lebih jahat. Telahmenjadi fakta sejarah pula, tidak ada rakyat terjajahyang rela tanah airnya dijajah. Yang ada hanya rakyatyang terjajah yang kurang revolusioner perjuangannyamelawan penjajah dibandingkan dengan rakyat terjajahyang melawan penjajah dengan angkatan senjataterhadap Jepang di Bayu dan Pandrah.

    Politik Dua MukaPada tahun pertama Jepang menduduki A c e h , politik dua muka

    yang dijalankannya memang berhasil . Dengan muka yang satu Jepangmemandang para Ulama dengan senyum manis dan seakan-akan hanyaitu saja mukanya. Sebal iknya, muka yang l a i n Jepang menyapaHulubalang dengan senyum simpul, seakan-akan hanya itu sajalahmukanya. Pada mulanya, baik Hulubalang maupun Ulama tidakmengetahui bahwa muka Jepang yang berhadapan dengan mereka ituadalah muka palsu , sedangkan muka yang a s l i bermu^im di balikmuka palsu itu.

    Dengan politik dua muka itu Jepang mempergunakanHulubalang untuk memaksa rakyat agar menyerahkan padinya kepadaB D K (Badan umpul dan Bagi) yang telah dibentuk Jepang, agar maubekerja keras (paksa) untuk membik in ja lan, lapangan terbang, benteng-benteng pertahanan dan sebagainya.

    Dengan politik dua muka itu pula Jepang dapatmempergunakan lidah Ulama agar mendakwahkan rakyat bahwapenyerahan padi, pembuatan lapangan terbang, jalan-ja lan, benteng-benteng pertahanan dan sebagainya adalah untuk memenangkan PerangA s i a Timur Raya, yang nantinya akan menjadikan A s i a Makmur, rakyat-rakyat A s i a merdeka dan senang.

    Dengan cara yang tidak disadari dan halus, sewaktu-waktuJepang membiarkan Hulubalang menangkap rakyat. Dipihak l a i n ,

    93

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    32/48

    94 Aceh Membangun

    dengan halus dan tidak terasa Jepang memberi sugesti kepada badan-badan pengadilan yang pada umumnya dipegang para Ulama, agarmelaksanakan keadilanterhadap rakyat tertindas dan teraniaya, sehinggadengan demikian rakyat yang ditangkap Hulubalang dibebaskan Ulamalewat pengadilan.

    Po l i t i k dua muka Jepang cepat disadari para UlamaPUSA/Pemuda P U S A sehingga pada awal sejarah pendudukan Jepangd i Indonesia, para Ulama Pimpinan PUSA/Pemuda P U S A telahmelakukan semacam pemberontakan politik terhadap Jepang, yangmenyebabkan sejumlah pimpinan PUSA/Pemuda P U S A ditangkap danditahan dalam tahanan Kempetai beberapa waktu.

    Mengapa para Ulama PUSA/Pemuda P U S A yang cepatmenyadari akan bahaya dan jahatnya politik dua muka Jepang ?un kin karena para pemimpin PUSA/Pemuda P U S A dalam

    menetapkan kebijaksanaan kerjasama dengan Jepang dahulunya, jugatelah digariskan batas-batas yang tidak boleh dilewatinya dalampelaksanaan kerjasama.

    Sekalipun pemberontakan PUSA/Pemuda P U S A terhadp Jepangsifatnya hanya politik, namun dampaknya sangat jauh dan mendalam.Dengan pemberontakan politik itu, para pemimpinP USA/ Pemuda P U S Aseakan-akan mengatakan kepada rakyat bahwa kerjasama dengan Jepanghanya sampai d i s i n i dan kepada para Ulama/Pemimpin di luarPUSA/Pemuda P U S A seperti mengisyaratkan bahwa Jepang bukanlahteman orang A c e h .

    Pemberontakan politik yang dilakukan PUSA/Pemuda P U S Aterhadap Jepang, telah memberanikan sebahagian rakyat untuk menolakpenyerahan padi, membangkang terhadap perintah kerja paksa/gotongroyong yang disuruh Jepang lewat Hulubalang. Hal ini , pada waktunyamembangkitkan kemarahan sebahagian Hulubalang, sehingga merekapunmencari jalan sendiri untuk melawan/memberontak terhadap Jepang.

    Para ulama di luar PUSA/Pemuda P U S A yang sejak semulamenolak kerjasama dengan Jepang dan memandang Jepang kalau tidaklebih jahat sama dengan Belanda, melihat pemberontakan f i s i k sepertiyang telah dilakukan terhadap Belanda. Hal in i, mungkin telahmendorong mereka untuk mendahului PUSA/Pemuda P U S A dalam halmemerangi Jepang dengan senjata.

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    33/48

    Aceh Membangun 95

    akitangan SekutuTelah dijelaskan bahwa politik dua muka Jepang telah

    memarahkan sebahagian Hulubalang, bahkan telah mendorong merekauntuk melawan Jepang.

    Dalam tahun 1943 dan 1944, Sekutu aktif mengadakan kontakdengan para Hulubalang yang telah marah tadi. Lewat kapal selam,Sekutu mendaratkan sejumlah spionnya di pantai-pantai A c e h danspion-spion inilah yang memberi perintah-perintah apa yang harusdikerjakan para kakitangan mereka. Kepada para kakitangan tidakdisuruh memberontak dengan senjata, tetapi mereka diperintahkan agarmelakukan sabotase dalam segala kesempatan dan kemungkinan.

    Sasaran sabotase mereka, yaitu alat-alat perhubungan, sepertikereta api, telepon dan alat-alat pemancar. Y ang tidak kurangpentingnya, mereka diperintahkan agar melakukan sabotaseadministrasi di kantor-kantor pemerintahan,yang dengan demikian rodapemerintahantidak atau kurang berputar bahkan kalau mungkin diputarke belakang. Untuk keperluan i n i pegawai-pegawai negeri peninggalanHind ia Belanda harus dihubungi dengan janji-janji yang indah.Sudah beberapa ka l i beradu kereta api, sehingga lokomotif tuayang memang sudah kurang tenaga menjadi bertambah kurang, karenakehancuran akibat terjadinya peraduan yang mungkin sekali diatur olehkakitangan (spion) Sekutu.

    Sekalipun pihak Ulama PUSA/Pemuda P U S A yang telahmelakukan pemberontakan politik terhadap Jepang, yang dalam halmelawan Jepang sama tujuan dengan sementara mereka yang telahmenjadi kakitangan Sekutu , namun dalam usaha mencapai tujuandalam banyak hal berbeda tindakan.

    PihakPUSA/Pemuda P U S Aberpendapatbahwa kereta api yanghanya satu-satunya alat perhubungan yang masih ada pada waktu itu,harus diselamatkan untuk kepentingan ekonomi rakyat umum, apalagiJepang sendiri tidak banyak mempergunakan kereta api untuk gerakanmiliter. JMenurut PUSA/Pemuda P U S A bahwa yangperludi sabotaseyaitu sarana militer baik sarana komunikasi maupun saranaperbentengan.

    Dalam gerakan yang betujuan satu, tetapi berbeda jalan, AtjehSinbunoleh masing-masingdapatdipergunakan menjadi sarana penyalurberita-berita palsu, surat-surat buta dan karangan-karangan yangbertendensi mengunggulkan Sekutu atas Jepang, bahkan juga sering-

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    34/48

    96 Aceh Membangun

    sering bertujuan memfitnah golongan yang dianggapnya membantuJepang. Dalam hal ini , yang agak lucu yaitu bahwa dua golongan yangtelah menjadi musuh Jepang juga menjadi musuh ya,,j satu terhadaplainnya.

    D i sinilah terletak kelemahan gerakan perlawanan mereka.un kin karena sebab ini dan mungkin pula karena kurang licinnya

    mereka, akhirnya gerakan bawah tanah sementara orang yang menjadik a k i tangan Sekutu mengambang ke atas oleh kecerdikan Intelijen

    Jepang di bawah pimpinan Kapi ten Sato. Akibat lanjutan, sejumlahanggota gerakan bawah tanah tersebut dan pengikutnya ditangkapKempetai Jepang.

    Para tokoh k a k i tangan Sekutu yang ditangkap kemudiandihukum mati tidak diketahui sampai sekarang di mana kuburnya.

    Padasaat-saat seperti yang tertera diatas, di mana dua kelompokyang sama-sama menentang Jepang tetapi bermusuhan satu sama l a i n ,kedudukan A.Hasjmy, A m e l z , T . A l i b a y a h Talsya dan lain-lain di AtjehSinbun memang sulit. K a l a u kurang hati-hati bisa saja menjadimangsa Kempetai, apalagi hampir menjadi pengetahuan orang ramai

    bahwa kami adalah Kelompok Pemberontakan Po l i t i k .K.Yamada-san yang menjadi t s n mereka, sebenarnya

    mengetahui posisi mereka yang demikian, tetapi dibiarkan saja, karenadia sendiri pada hakekatnya adalah Pemberontak P o l i t i k terhadapPemerintah M i l i t e r Jepang.

    D i samping itu, dengan Sato-san, kepala Intelijen Jepang untukA c e h dan W a k i l Komandan M i l i t e r (Kemptai-co) yang terkenal dengannama hebatnya SiBalok (kayu broti) karena besardan tegap badannyamemberi kemungkinan bagi kami untuk dapat melewati jurang-jurangyang berbahaya dengan selamat, bahkan sampai akhir pendudukanJepang di A c e h kami (A.Hasjmy, Abdullah A r i f , Teuku AlibasyahTalsya, Ridwan dan S y a r i f A l i m y ) dapat menguasai Atjeh Sinbundengan percetakannya, yang kemudian menjelma menjadi HarianSemangat Merdeka.

    Perang ayuSebahagian para ulama A c e h non P U S A yang sejak semula

    menentang kerjasama dengan Jepang, dengan semboyan mereka yangterkenal Talet bui tapeutamong asee (mengusir babi, menerimaanjing), terpengaruh benar dengan pemberontakan politik yang

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    35/48

    Aceh Membangun 97

    dilakukan para ulama PUSA/Pemuda P U S A pada awal sejarahpendudukan Jepang di A c e h , sehingga mendorong mereka melakukanoposisi keras terhadap tentara pendudukan Jepang dengan melakukanpemberontakan bersenjata yang cukup memusingkan Jepang.

    Pemberontakan bersenjata yang di lakukan sebahagian para ulamanon P U S A memperkuat alasan bagi PUSA/Pemuda P U S A dalam haltuntutannya agar Jepang memberi kemerdekaan bagi bangsa Indonesia,dan khusus di A c e h agar Jepang memberi kesempatan yang luas kepadapara ulama dalam pemerintahan, sebagai langkah awal ke arahpemberian kemerdekaan. Tuntutan ini , sebahagian berhasil, antara l a i ndengan pembentukan Mahkamah Syari'ah di seluruh A c e h , yangdipimpin dan anggota-anggotanya dipercayakan kepada para ulama,sementara sebahagian pimpinan Pengadilan Negeri juga diberi kepadapara ulama. Disampi ng itu, sebahagian besar para pemudaPUSA/Kasysyafatul Islam diterima untuk di latih menjadi perwira dalamorganisasi ketentaraan Gyugun dan Tokubetsu .

    D i antara para ulama non P U S A yang terdorong olehPemberontakan P o l i t i k P U S A untuk cepat bertindak melakukanPerang Jihad terhadap Jepang, yaitu Teungku A b d u l J a l i l , seorangulama yang masih muda, yang berasal dari B u l o h Blang Ara,

    Lhokseumawe.B e l i a u termasuk di antara anak-anak orang A c e h yang mau

    belajar pada sekolah kaf ir yang didi rikan Belanda, yaitu V o l k s c h o o ltiga tahun. Setamat dari sekolah kaf ir itu bel iau belajar padaberbagai dayah yang dipimpin oleh ulama non P U S A .

    Mula-mula A b d u l J a l i l belajar pada dayah yang dipi mpinTeungku Muhammad A m i n Jumphoh (dalam Kabupaten Pidie);kemudian melanjutkan pada Dayah Krueng K a l e , salah satu PusatPendidikan Islam terkenal di A c e h Besar, yang dipimpin oleh TeungkuH a j i Hasan Krueng K a l e . D a r i Dayah Krueng K a l e , A b d u l J a l i l pindahke Dayah Cot Plieng B a y u (Lhoksukon, A c e h Utara) yang dipimpinTeungku Ahmad . Di Cot Pl ieng B a y u , A b d u l J a l i l di kawinkan denganTeungku A s i a h puteri Teungku Ahmad, yang kemudian beliaumenggantikan mertuanya untuk memimpin Dayah Cot Plieng, sebagaiTeungku C h i k .

    B a i k Teungku Muhammad A m i n Jumphoh, maupun Teungku H a j iHasan Krueng K a l e dan Teungku Ahmad , ketiga mereka termasukdalam kelompok ulama non P U S A , yang disebut Kaum Tua ,sementara ulama P U S A disebut Kaum Muda .

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    36/48

    98 Aceh Membangun

    Memperhatikan latar belakang pendidikannya dengan ulama-ulama yang menjadi gurunya, adalah suatu hal yang wajar kalauTeungku A b d u l J a l i l kemudian menjadi seorang ulama A c e h yangsangat fanatik dan anti kafir baik kafir Belanda maupun kafirJepang . Adalah suatu hal yang logis, kalau sejak semula beliau tidakmenyetujui kerjasama dengan Jepang, sekalipun untuk tujuanmengusir kafir Belanda , yang oleh para ulama PUSA/Pemuda P U S Adipandang sebagai taktik perjuangan .

    Suatu perbedaan yang sangat mendasar antara ulamaPUSA/Pemuda P U S A yang disebut Kaum Muda dengan ulama nonP U S A yang disebut Kaum Tua , yaitu bahwa ulama PUSA/PemudaP U S A berpolit ik dalam organisasi yang non politik , sementara ulamanon P U S A pada umumnya tidak berorganisasi dan tidak berpoli tik samasekali, sehingga mereka tidak mempunyai pengalaman dan pandanganpolitik. Perbedaan yang mendasar i n i l a h yang menyebabkan adanyaperbedaan ijtihad dalam menghadapi Jepang, baik sebelum maupunsetelah Tentara Dai Toa mendarat di Tanah A c e h . Suatu hal yangtidak diragukan l a g i , behwa kedua kelompok ulama A c e h itu sama-samamelawan penjajah, baik penjajah Belanda maupun penjajah Jepang.

    Dengan mengetahui perbedaan yang mendasar ini , maka ariflahkita mengapa pada awal sejarah pendudukan tentara Jepang di A c e hulama PUSA/Pemuda P U S A melakukan Pemberontakan P o l i t i kterhadap Jepang, sementara Teungku A b d u l J a l i ldan kawan-kawan yangUlama non P U S A terus mengadakan persiapan-persiapan ke arahpemberontakan bersenjata .

    Sesuai dengan keyakinan yang demikian, maka Teungku A b d u lJ a l i l dan kawan-kawan dengan diam-diam (pada tahap pertama)mengadakan dakwah anti Jepang dan seruan jihad fi sabilillah , daridesa ke desa dalam Kabupaten A c e h Utara. Menjelang akhir tahun1942, dakwah diam-diam ini berobah menjadi dakwah terang-terangan , setelah kekejaman tentara Jepang menjadi kenyataan yangpahit dan setelah keluar anjuran/perintah k i r e i (hormat) kepada TennoHeika dengan menghadap ke Tokyo.

    Para muridnya di Dayah Cot Plieng B a y u menjelang akhir tahun1942 telah matang untuk terjun ke dalam jihad fi sabilillah sementarasebahagian rakyat umum di sekitarnya telah mulai matang untuk suatugerakan bersenjata, dan pada saat itu pihak intelijen dan Kempetai puntelah mengetahuinya.

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    37/48

    Aceh Membangun 99

    PihakJepang tentu berusahauntuk memadamkan api yangbelummenyala itu, antara lain dengan mempergunakan aparatnya yang orangA c e h , yaitu para Hulubalang yang telah diangkat menjadi Gunco(Wedana) dan Sonco (Camat), yang mau tidak mau, suka tidak suka,harus melaksanakan permintaan Penguasa Jepang itu. .

    Ulama PUSA/Pemuda P U S A yang dengan cara halus diharapkanoleh Jepang untuk melakukan Dakwah Tandingan terhadapTeungkuA b d u l Ja l i l , dengan halus pula tidak melakukan harapan Jepang itu,sekalipun tidak menolak. Para Ulama PUSA/Pemuda P U S A bersikapmelihatsaja, dan mungkin barangkali hatinya menyetujuinya.

    Dalam rangka penolakan dengan halus iniA.Hasjmydan kawan-kawan sebagai Orang Atjeh Sinbun tidak melakukan tugas Jepanguntuk pergi ke Bayu Lhoksukon, bersama Said Ahmad Dahlan danAbdurrahman TWH guna ikut kampanye menghentikan gerakanTeungku A b d u l Ja l i l .

    Usaha para Hulubalang (Gunco dan Sonco) untuk membujukTeungku A b d u l Ja l i l agar mengurungkan niatnya yang hendakmemberontak terhadap kekuasaan Jepang tidak berhasil sama sekali,sehingga akhirnya Jepang mengambil keputusan untuk menumpasgerakan Teungku A b d u l Ja l i l dengan kekuatan senjata.

    Demikianlah, pada tanggal 6 November 1942 Jepang mengirimpasukannya yang cukup banyak ke Bayu dan dengan cepat membangunkubu pertahanan behadapan dengan Dayah Cot Plieng yang telah

    menjadi kubu pertahanan Teungku A b d u l J a l . Pertempuran tidakdapat dihindarkan lagi antara dua pasukan yang tidak berimbangpersenjataannya; yaitu pasukan Jepang yang mempunyai persenjataanserba modern dan pasukan TeungkuA b d u l Ja l i l yang hanya mempunyaipersenjataan tradisiona), seperti rencong, keiewang, lembing danpedang, tetapi ditunjang keimanan yang membaja dan tawakal kepadaA l lah Y a n g Maha Kuasa.

    Pertempuran yang berlangsung sehari suntuk, terhenti sejenakpada waktu sore, setelah Teungku A b d u l Ja l i l dan pasukannyameninggalkan Dayah Cot Plieng menuju pedalaman, dan dalampertempuran seru pada hari itu telah meminta korban yang banyak darikedua pasukan, bahkan dari pihak Jepang seorang Perwira berpangkatMayor tewas. Perlu dijelaskan bahwa Teungku A b d u l Ja l i l dalammemimpin pertempuran dibantu olehadiknya TeungkuThaib.

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    38/48

    A c e h Membangun

    Dalam perjalanan mundur, Teungku A b d u l J a l i l singgah sebentard i Meunasah Baro, kemudian melanjutkan perjalanan ke pedalamanyang lebih jauh dan berhenti di A l u e Badeeh untuk menyusun kekuatankembali sambil menunggu pasukan yang menyusul dari B a yu .

    Pada hari Jum'at tanggal 9 November 1942, Teungku A b d u l Ja l i ldan pasukannya yang telah dibina kembali turun ke Meunasah BlangB u l o h , yang jauhnya dari B a y u sekitar 10 km, untuk melakukan ShalatJum'at'. Shalat Jum'at dianggap Jepang satu kesempatan baik bagimereka. D a r i B a y u Pasukan Jepang yang telah ditambah dan diperkuatmenyerbu ke Meunasah Blang B u l o h , kebetulan waktu mereka sampaike sana upacara Shalat Jum'at baru selesai. Tentu tidak dapat dielakl a g i , bahwa pertempuran terjadi dengan amat serunya ; maksud Jepanghendak menangkap Teungku A b d u l J a l i l hidup-hidup selagi ShalatJum'at tidak berhasil.

    Dalam pertempuran yang amat dahsyat, satu lawan satu, d i manatentara Jepang tidak mungkin mempergunakan senapan/senapan mesinl a g i , hanya mempergunakan bayonet, sementara para mujahiddin hanyamenggunakan senjata sakti rencong. Sungguh pertempuran yang banyakmeminta korban di kedua belah pihak. Serdadu-serdadu Jepang yangbersemangat jibaku berguguran laksana bunga sakura yang berusiasingkat dan pasukan A c e h yang bersemangat jihad syahid laksanakembang mawar yang pohonnya berduri.

    Setelah Panglima Perang A c e h , Teungku A b d u l J a l i l syahidbersama sebahagian besar para mujahiddinnya, maka pada sore haripertempuran berhenti dan berhenti pula Pemberontakan B a y u yangterkenal itu.

    Menurut Said Ahmad Dahlan dan Abdurrahman T W H (keduanyadari Atjeh Syu Hodoka = Jawatan Penerangan Aceh) yang sengajad i k i r i m Jepang ke B a y u sebelum terjadi pertempuran, para mujahiddinA c e h yang syahid memang cukup banyak, tetapi juga tidak kurangbanyaknya tentara Jepang yang gugur, termasuk beberapa orangperwiranya, antaranya seorang Mayor. Kedua orang tersebutmenyaksikan betapa heroiknya pasukan Teungku A b d u l J a l i l bertempurdengan persenjataan yang demikian tidak berimbang.

    Waktu dalam bulan November 1980, A.Hasjmy bertemu denganJenderal Fujiwara di Tokyo, perwira yang telah pensiun dan tua itumenyatakan kekagumannya yang amat sangat akan keberanian pasukanA c e h yang dipimpin Teungku A b d u l J a l i l .

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    39/48

    cehMembangun 1 1

    Demikian pula, waktu dalam bulan Oktober tahun 1981,A.Hasjmy berjumpa dalam satu pertemuan di Tokyo dengan paraperwira Jepang yang pernah bertugas di A c e h , antara l a i n Sagawa(bekas Kepala Hodoka Jepang di Aceh), mereka menyatakan kepadaA.Hasjmy kira-kira demikian :

    K a m i orang Jepang memang dipuji kenekatannyamelakukan jibaku tanpa mengenal takut; tetapi kami rasa bahwaj ibaku orang Jepang masih di bawah keberanian orang A c e hyang kami saksikan dalam Pertempuran B a y u dan PertempuranPandrah .Tentang berapa jumlah serdadu-serdadu Jepang yang gugur tidak

    ada data tang pasti, tetapi jumlahnya juga banyak, mungkin ratusan.Tetapi, menurut keterangan dari berbagai sumber, antara l a i n dariAbdurrahman T W H , bahwa para mujahid A c e h yang syahid berjumlah109 orang, di antaranya Teungku Muhammad Hanafiah, TeungkuMuhammad Abbas Punteut, Teungku Badai, Teungku B i d i n , TeungkuHusin H a y im , Teuku Muda Yusuf, Nyak M i r a h .

    Perang PandrahPada ma'am Kamis tanggal 2 jalan 3 Me i 1945 di bawah

    pimpinan Pang A k o b 40 Mujahid Lheu Simpang menyerbu tangsimiliter Jepang di Pandrah, yang kemudian terkenal dalam sejarahHeroik Rakyat Indonesia di A c e h sebagai Pemberontakan Pandrah .

    kalau Perang B a y u yang terjadi dalam tahun 1942 dapat disebutsebagai ucapan Selamat datang kepada Balatentara Jepang yangmengandung peringatan bahwa Rakyat Indonesia tidak bersedia dijajah,maka Pemberontakan Pandrah yang terjadi dalam tahun 1945 dapatdikatakan sebagai selamat Jalan kepada mereka dengan mengandungpesan bahwa semua penjajah yang berani datang ke Aceh/Indonesiapasti akan disambut dengan perlawanan bersenjata.

    Para ulama/pemimpin yang menggerakkan semangat rakyat untukberjihad melawan Jepang pada tahun akhir Jepang menduduki Indonesia,disamping mempergunakan alat peledak ajaran-ajaran Islam yang antipenjajah, juga mempergunakan suasana yang telah semakin memburukd i mana keganasan tentara Jepang dalam melaksanakan kerja paksasudah sangat menyolok, pengambilan padi dari rakyat sangat menekandan berbagai kejahatan lainnya yang semakin meningkat.

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    40/48

    j 2 Aceh Membangun

    Dalam suasana demikian dan dengan mempergunakan alatpeledak ajaran Islam, gunung api pemberontakan sangat mudahmeletus. Hal ini berbeda dengan Pemberontakan B a y u pada akhirtahun 1942 yang melulu mempergunakan ajaran Islam sebagai alatpenggerak, karena waktu itu kezaliman Jepang belum banyak yangmenonjol.

    Para ulama/pemimpin yang menggerakkan PemberontakanPandrah antara l a i n , yaitu Teungku Ibrahim Peudada, Teungku PangA k o b , Teungku Nyak Isa, Keuchik Usman, Keuchik Johan dan TeungkuA b d u l J a l i l (bukan Teungku A b d u l J a l i l Bayu).

    Kampanye Jihad dilakukan para ulama/pemimpin tersebutdilakukan siang dan malam dan hasilnya sangat efektif. Suasana yangsudah memburuk dan ajaran-ajaran Islam menjadi alat kampanye merekayang ternyata sangat berhasil.

    Dalam keadaan kampanye Jihad sudah membara, seorang pemudayang bernama Nyak Umar ditangkap dan dianiaya tentara Jepang,karena dia membangkan terhadap kerja paksa . Penyiksaan terhadapNyak Umar yang kemenakan Teungku Pang A k o b dari kampungMeunasah Dayah, telah memberi dorongan jihad yang lebih keras lag ikepada pamannya yang memang sedang melakukan kampanye jihad.

    Sebelum pemberontakan dimulai, Teungku Pang A k o b pergibertapa ke sebuah gua yang terletak di Cot Kayee Kunyet, pegununganG l e Banggalang, sementara rakyat kampung Leu Simpang di bawahpimpinan Keuchik Johan sudah dalam keadaan siap menunggu komandojihad dan pemuda Nyak Umar dengan menyamar sebagai penjual obatmengadakan kampanye jihad berbisik dari kampung ke kampung.

    Muhammad Daud, seorang pemuda yang melarikan d i r i daripendidikan Gyungun, melatih para calon mujahid yang akan berjihad diG l e Banggalang. Muhammad Daud meninggalkan tempat latihankemiliterannya dengan maksud mengambil bahagian dalampemberontakan yang segera akan terjadi.

    Para ulama/pemimpin yang menganjurkan Perang Jihadterhadap Jepang menyadari bahwa mereka tidak akan memenangkanperang, karena Jepang masih cukup kuat, namun mereka mengatakankepada rakyat bahwa yang penting ialah balasan A l l a h di akhirat nanti,bukan kemenangan di dunia, penerangan mana diterima baik olehrakyat.

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    41/48

    ceh Membangun J Q ^

    Menurut sebuah informasi, bahwa Teungku Pang A k o b belumakan memulai pemberontakan terhadapJepang pada tanggal 2 jalan 3M e i 1945 karena persiapan belum matang betul, tetapi gerakan rahasiamereka telah diketahui Jepang, dan maka terpaksalah pemberontakandipercepat.

    Rahasia mereka telah dicium oleh Jepang dapat dibenarkan,karena sebelum awal Mei itu beberapa petugas Atjeh Syu Hodoka(Jawatan Penerangan Aceh), antaranya Said Ahmad Dahlan danAbdurrahan T W H telah diberitahu untuk siap-siap berangkat ke Jeunibdengan tugas memberi penerangan kepada rakyat tentang maksudPemerintah Jepang yang akan memberi kemerdekaan kepada BangsaIndonesia, termasuk A c e h . K a l i ini, kami dari Atjeh Sinbun tidakdiperintahkan ke sana.

    Tetapi, sebelum Said Ahmad Dahlan dan AbdurrahmanTWHberangkat, pemberontakan telah dimulai pada tanggal 2 jalan 3 Mei1945, seperti telah dijelaskan di atas. Sungguhpun demikian, keduamereka diperintahkan berangkat pada tanggal 3 Mei 1945 dengan tugasuntuk memadamkan api pemberontakan yang telah menyala.

    Dalam pertempuran pada malam tersebut, yaitu penyerbuanterhadap tangsi militer Jepang di Pandrah, tidak ada para mujahidinyang syahid, sementara tentara Jepang tewas semuanya kecuali satuorang yang dapat melarikan d i r i ke Jeunib, tempat induk pasukannya.Adapun tujuh orang Gyugun yang berada dalam Tangsi Pandrah tidakdiapa-apakan. Ada kemungkinan antara para mujahidin yang menyerbudan para Gyugun yang di dalam telah ada kontak lebih dahulu.

    Setelah penyerbuan, para Mujahidin mengundurkan d i r ikembalike Markasnya di Gle Banggalang untuk bersiap-siap bagi penyerbuanbaru.

    Menurut keterangan Said Ahmad Dahlan dan AbdurrahmanT W H bahwa tentara Jepang tidak segera menyerbu Markas Mujahidindi Gle Banggalang, tetapi mereka berusaha agar para mujahidin itubersedia menyerah dengan baik dengan perjanjian bahwa mereka tidakakan dihukum. Dalam usaha membujuk mereka agar bersediamenyerah,bersama-sama utusan lainnya turut Said AhmadDahlan danAbdurrahman T W H .

    TeungkuPang A k o bmenerangkankepada utusan, bahwa merekaakan turun menyerah di MeunasahLheu Simpang Pandrah pada tanggal5 Mei 1945 dan tentara Jepang tidak perlu naik ke Gle Banggalang.

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    42/48

    Q Aceh Membangun

    Said Ahmad Dahlan dan Abdurrahman T W H yang menyaksikanperistiwa pertempuran 5 Mei 1945 itu, menceriterakan kepada stafredaksi Atjeh Sinbun, sebagai berikut :

    Pada pagi-pagi 5 Mei 1945 itu, di Meunasah Lheu SimpangPandrah berkumpul para pembesar/perwira Jepang bersama satu pasukantentara yang dalam keadaan siap perang, di antara mereka terdapatbeberapa pejabat orang Indonesia, antaranya Teuku Yakub, GuntyoBireun, Said Ahmad Dahlan dan Abdurrahman T W H , keduanya dariAtjeh Syu Hodoka.

    Berkumpulnya mereka di Meunasah Lheu Simpang adalah untukmenanti kedatangan Teungku Pang A k o b dan pasukannya dalam rangkapenyerahan mereka kepada Jepang, sesuai dengan janji.

    Para pembesar/perwira l a g i santai duduk di atas Meunasah,sementara pasukan yang dalam keadaan siap berkeliaran dalampekarangan Meunasah, tiba-tiba terdengar membahana suara takbir :A l l a h u Akbar A l l a h u Akbar A l l a h h u Akbar yang terus menerusdan menakutkan. Suara takbir yang demi kian gegap gempita membuatpara pembesar/perwira dan pasukan Jepang gugup, kalang kabut danketakutan.

    Pada saat panik sedang mencekam mereka, Teungku Pang A k o bdengan para mujahidinnya keluar dari "alur yang rimbun ditutupi daun-daun pepohonan" dan menyerbu ke Meunasah, sehingga terjadilahpertempuran seru, di mana rencong-rencong yang telah keluar darisarungnya menancap pada tubuh-tubuh yang masih belum siap untukmati, tetapi mereka harus mati juga.

    Menurut penuturannya, bahwa Said Ahmad Dahlan danAbdurrahman T W H dapat menyelamatkan d i r i dan terhindar darikematian, karena kedua mereka, antara sadar dengan tiada, l a r i kedalam "alur" yang tidak dalam airnya dan bersembunyi di situ beberapawaktu sampai pertempuran selesai.

    Waktu kami keluar dari alur yang berair siwong (tidak mengalir)i t u di badan kami masing-masing telah bermukim puluhan lintah yangsudah mulai kenyang, demikian kisah Said Ahmad Dahlan.

    Selain dari beberapa perwira dan sejumlah serdadu Jepang yangtewas, juga GuntyoBireun, Teuku Yakub, ikut menjadi mangsa renconghatta mati . Menurut saksi mata, Said Ahmad Dahlan dan AbdurrahmanT W H memang banyak Jepang yang tewas, jumlahnya puluhansekalipun mereka tidak mengetahui angka yang pasti.

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    43/48

    cehMembangun

    Setelah kedua petugas Hudoka itu keluar dari alur tempatpersembunyiannya,merekamelihatdisampingtubuh-tubuh Jepang yangbergelimpangan,juga mereka menyaksikan jasad-jasad para mujahidinyang telah rubuh disambar peluru dan bayonet Jepang, yang kemudiandiketahui jumlahnya 44 orang.

    Penyerbuan terhadap Tangsi Pandrah dan pertempurandahsyatyang terjadi di Meunasah Lheu Simpang, sangat memarahkan Jepangsehingga pada hari-hari berikutnya mereka melakukan penangkapansewenang-wenang terhadap rakyat dalam kecamatan Jeunib, yangmenurut dugaan mereka tersangkut dalam Pemberontakan Pandrah .

    Para mujahid yang ditawan Jepang itu, sebahagiannya, setelahmelalui prosespemeriksaan dan penyiksaan, dibebaskan kembali dalamkeadaan yang sudah amat parah. Adapun teman-temannya yangberjumlah 24 orang diangkut ke Medan. 12 orang di antara merekatidak lagi diperiksa, tetapi terus dilaksanakan hukuman mati di sana.Mereka yang dihukum mati itu, yaitu : Teungku A b d u l Wahab A l i ,Teungku Usman Yusuf, Teungku Muhammad Yakub, Teungku AbuThalib, Teungku M . Hamzah, Teungku M .Hu s i n Bungong, TeungkuAgam Cut, Teungku Abdullah, Teungku Harun, Teungku Husin binPawang Usman, Teungku Abdullah Jeumpa Sikureung dan TeungkuAbdu l Ja l i l Pang.

    Adapun teman-temannya yang 12 orang lagi dihukum penjaraantara 5 sampai dengan 12tahun dan dikurung dalam penjara PematangSiantar. Enam orang di antara mereka yang meninggal dalam penjarakarena penganiayaan yang berat, yaitu Teungku Thalib Beungga,Teungku Badal Husin Peusangan, Teungku Muhammad Aji Y u s u f danTeungku Uyasa Yusuf. Eanam orang lagi yang masih hidup dan pulangke A c e h setelah Jepang kalah, yaitu Teungku Yahya, KeuchikMuhammad A l i , Teungku Muhammad A l i Tineubok, Teungku IshamBanta Panjang, teungku Ibrahim Beungga dan Teungku MuhammadHasan A l i .

    Adapun Syuhada (para pejuang yang tewas) dalam pertempurantanggal 5 Mei 1945 diLheu Simpang (Pandrah), Teungku S i t i Aminah,Teungku Ibrahim Meulaboh (suami S i t i Aminah), Teungku Mahmud'Ben , Teungku Ismail Rahman, Teungku Sabon Piah, Teungku UsmanLheu, Teungku Muhammad Adam R i f i n , Teungku Ibrahim Yusuf,Teungku Muhammad Y u s u f gagap, Nyak Abu Bakar A m i n , Teungku'Muhammad A m i n , Teungku Mat K a s im , Teungku Meulaboh, TeungkuMuhammad Hasan Banta, Teungku Sueiman A l i , Teuku Nyak Isa,

  • 5/26/2018 50 Tahun Aceh Membangun

    44/48

    Aceh Membangun106 Teungku K a s i m Teungku Muhammad Yakob, Petua J a l i l TeungkuMuhammad Y u s u f bin Dayah, Teungku J a l i l Ben , Keuchi k Johan, Ab uKeuchik Lheu, Muhammad Ga m, Teungku Saleh Ismail,Teungku IsmailAhmad, Teungku Mahmud bin Abdurrahman, Teungku Ahmad Itam,Teungku Ibrahim A l i , Nyak Umar Adam, Teungku Ab dul lah Ben,Teungku Sulaiman Lheu, Teungku Ahmad Gampo ng B l a n g TeungkuAhmad Usman, Teungku Ibrahim Yusuf, Teungku Ismad R i f mTeungku Ab dul lah Gampong B l a n g Teungku Saleh ben Tulot, TeungkuIbrahim Hus in , Teungku Su'ud Trienggadeng,