5 · web viewdaerah tingkat i jambi i. gambaran umum 1. keadaan daerah wilayah propinsi jambi...

53
5. DAERAH TINGKAT I JAMBI

Upload: dodiep

Post on 18-Jul-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5. DAERAH TINGKAT I J A M B I

5. DAERAH TINGKAT I JAMBI

I. GAMBARAN UMUM

1. Keadaan daerah

Wilayah propinsi Jambi adalah seluas 53.436 km2, dan mem-

bujur dari pantai timur ke arah barat pada bagian tengah Pu-

lau Sumatera. Wilayah ini terdiri dari 3 bagian. Di Wilayah

dataran rendah dengan ketinggian 0 - 100 m dari permukaan

laut, yang pada umumnya berawa-rawa dan merupakan bagian ter-

besar dari luas wilayah seluruhnya, terletak Kabupaten Tan-

jung Jabung, Kabupaten Batanghari dan sebahagian Kotamadya

Jambi. Wilayah dataran rendah dengan ketinggian 100 - 500 m

dari permukaan laut di mana terletak Kabupaten Bungo Tebo dan

sebahagian besar dari Kabupaten Sarolangun Bangko; sedang wi-

layah dataran tinggi dengan ketinggian 500 m ke atas terle-

tak di Kabupaten Kerinci dan sebahagian Kabupaten Sarolangun

Bangko.

Propinsi Jambi beriklim tropis basah dengan beberapa va-

riasi, rata-rata curah hujan berkisar antara 2500 - 4000 mm

per tahun di dataran tinggi/pegunungan dan antara 2000 - 3000

mm per tahun di dataran rendah. Tanah di Propinsi Jambi seba-

hagian besar terdiri dari jenis tanah podsolik yang terdapat

di bagian tengah Propinsi Jambi. Di daerah bagian pantai ti-

mur terdapat orgonosol dan glay humus, sedang di daerah-dae-

rah bukit/pegunungan bagian barat terdapat tanah andosol, re-

gosol dan latosol.

Propinsi Jambi terdiri dari 6 daerah tingkat II yaitu 5

Kabupaten-kabupaten : Tanjung Jabung, Batanghari, Sarolangun

Bangko, Bungo Tebo, dan Kerinci, dan 1 Kotamadya Jambi, 37

135

kecamatan dan 2 perwakilan kecamatan, serta 1.234 kelurahan/

desa.

Jumlah penduduk pada tahun 1980 adalah sebanyak 1.445.994

jiwa dengan kepadatan 28 jiwa/km persegi. Penduduk yang masih

tipis ini sebahagian besar hidup mengelompok di sepanjang

aliran sungai dan sebahagian kecil lainnya hidup terpencar-

pencar di daerah yang terpencil.

Selama periode 1971 - 1980 laju pertumbuhan penduduk ra-

ta-rata 4,07% setiap tahun dan antara tahun 1980 dan tahun

1982 rata-rata 4,3% setahun. Laju pertumbuhan penduduk yang

tinggi itu disebabkan oleh tingkat kelahiran yang tinggi dan

oleh adanya transmigran.

Daerah Jambi memiliki kekayaan hutan tropis. Kabupaten

Sarolangun Bangko, Bungo Tebo, Batang Hari dan Tanjung Jabung

yang menghasilkan kayu dan getah-getahan. Sumber-sumber lain-

nya berupa mineral: minyak bumi terdapat di Kabupaten Ba-

tanghari, batubara di Kabupaten Bungo Tebo, air raksa, ura-

nium, dan emas di Kabupaten Sarolangun Bangko, tembaga, panas

bumi dan belerang di Kabupaten Kerinci. Di samping itu masih

terdapat lahan yang cukup luas untuk di olah.Lahan yang cocok untuk pertanian kurang lebih seluas

3.764.000 ha, yang memungkinkan pengembangan usaha pertanian

pangan, perkebunan, dan peternakan. Pada awal Repelita II

areal pertanian pangan tercatat seluas 203.825 ha, yang pada

tahun 1982 meningkat menjadi seluas 222.495 ha, dengan pro-

duksi sebanyak 605.361 ton padi pada tahun 1979 dan 626.759

ton padi pada tahun 1982. Di samping itu daerah ini juga

menghasilkan ikan yang berasal dari perairan umum seluas

kurang lebih 92.487 ha dan perikanan laut seluas kurang

136

lebih 925.000 ha.

Struktur perekonomian daerah Jambi yang agraris didomina-

si oleh pertanian tradisional dengan sistem monokultur karet

dan hasil hutan. Karena itu kehidupan masyarakat sangat dipe-

ngaruhi oleh fluktuasi harga pasar komoditi karet di luar ne-

geri. Untuk menghindari hal tersebut, maka sejak Repelita I

telah diusahakan diversifikasi tanaman baik tanaman pangan

maupun tanaman ekspor.

Tanaman perkebunan yang diusahakan di Propinsi Jambi de-

wasa ini adalah karet, kopi, kelapa, cassiavera, cengkeh,

tembakau, tebu dan kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit baru

mulai dikembangkan pada akhir Repelita III. Hasil perkebunan

yang merupakan komoditi ekspor adalah karet, kopi, cassiave-

ra, dan teh.

Dilihat dari komposisi Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Propinsi Jambi tahun 1975 sampai dengan 1979, sektor

pertambangan dan penggalian mengalami penurunan. Namun bila

dilihat sebagai keseluruhan, maka PDRB Propinsi Jambi antara

kedua tahun tersebut berdasarkan harga konstan tahun 1975 me-

ngalami pertumbuhan rata-rata sebesar 10,3% per tahun.

Pada awal tahun 1982 gedung SD ada sebanyak 1.606 buah

dan jumlah murid sebanyak 269.164 orang. Berdasarkan angka-

angka tersebut diperkirakan bahwa pada tahun 1982 sebanyak

89,75% dari anak usia sekolah sudah dapat ditampung. Selama

Repelita III telah dibangun 4 buah rumah sakit tipe D, ialah

sebuah di masing-masing Kabupaten Tanjung Jabung, Sarolangun

Bangko, Bungo Tebo dan Batanghari. Jumlah Puskesmas yang ada

sebanyak 77 buah, Puskesmas pembantu sebanyak 112 buah, dan

BKIA sebanyak 52 buah, dengan tenaga medis sebanyak 108 orang

137

dan para medis 711 orang. Di samping itu juga sudah dibangun

sebuah Rumah Sakit Jiwa.

2. Masalah-masalah yang dihadapiPropinsi Jambi selalu berusaha meningkatkan produksi ta-

naman pangan, terutama beras. Hasil tanaman pangan telah me-

ningkat selama Repelita III sebagai akibat perluasan areal

tanaman dan intensifikasi. Dalam bidang usaha peningkatan

produksi tanaman pangan dan perbaikan mutu makanan rakyat ma-

sih dirasakan kurangnya tenaga teknis, bibit unggul dan sara-

na pertanian, serta masih terasa terbatasnya areal sawah yang

berpengairan.

Prasarana yang menghubungkan pusat-pusat produksi dengan daerah-daerah yang membutuhkan beras dalam Propinsi Jambi ma-sih belum memadai, sehingga Propinsi Jambi perlu mendatangkan beras dari daerah lain, walaupun dalam hal jumlah produksi sudah dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.

Tanaman tradisional karet masih dikembangkan dengan me-

ningkatkan mutu olahan karet rakyat. Permasalahan dalam pe-

ningkatan produksi karet rakyat, kopi, kelapa, cengkeh, cas-

siavera, dan tebu adalah sulitnya memperoleh bibit unggul,

kurangnya kemampuan petani dalam permodalan, kurangnya pe-

nerangan teknologi, terbatasnya tenaga terampil, dan adanya

gangguan hama.

Propinsi Jambi merupakan daerah potensial untuk pengem-

bangan peternakan. Populasi ternak yang ada pada waktu ini

belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan protein hewa-

ni. Pengembangan ternak mengalami kesulitan karena kurang

tersedianya bibit unggul dan penyuluh lapangan, sedang sara-

138

na padang penggembalaan yang tersedia belum memadai.

Produksi perikanan meningkat selama Repelita III terutama

dari perikanan laut. Peningkatan produksi perikanan laut dan

perikanan air tawar belum mencapai basil seperti yang diha-

rapkan karena adanya kerusakan pada sumber perikanan di per-

airan umum, masih rendahnya daya tangkap nelayan dan karena

pengembangan budidaya ikan belum berjalan dengan baik.

Selama Repelita I, II, dan III telah diusahakan pembena-

han prasarana perhubungan, namun usaha tersebut belum dapat

mengatasi isolasi daerah secara tuntas.

Pelabuhan Jambi di Kotamadya Jambi letaknya di Sungai Ba-

tanghari, yang berfungsi sebagai jalur lalu-lintas dari pe-

dalaman ke kota dan sebaliknya. Pelabuhan tersebut telah me-

ngalami pendangkalan sebagai akibat penebangan hutan dan

pembukaan lahan yang makin luas. Debit air sungai semakin me-

rosot dengan resiko banjir besar pada musim hujan dan keke-

ringan pada musim kemarau. Karena keadaan ini membahayakan

kapal-kapal yang bertonase besar, maka pelabuhan tersebut

tidak dapat berfungsi secara optimal, terutama pada musim

kemarau.

Sektor kehutanan memegang peranan yang cukup penting di

dalam meningkatkan pendapatan daerah. Penebangan hutan secara

liar dan kurangnya usaha penanaman kembali (reboisasi), akan

mengakibatkan terganggunya kelestarian dan keseimbangan ling-

kungan hidup dan menurunnya produksi hasil hutan pada masa

mendatang. Sebagai akibat dari penebangan hutan yang kurang

tertib yang menyebabkan erosi dan kerusakan daerah aliran su-

ngai maka pada waktu ini telah terdapat lahan kritis seluas

kurang lebih 51.000 ha di Kabupaten-kabupaten Kerinci, Saro-

139

langun Bangko, Bungo Tebo, dan Batanghari.

Di sektor perdagangan, komposisi ekspor masih didominasi

oleh karet dan hasil hutan. Hal ini adalah akibat dari keter-

batasan jenis, jumlah, dan mutu komoditi yang diperdagangkan,

yang disebabkan karena sistem monokultur yang belum seluruh-

nya dapat diatasi.

Dalam pembinaan koperasi, yang dirasakan sebagai hambatan

adalah kurangnya pengetahuan teknis perkoperasian, lemahnya

organisasi koperasi, dan belum pulihnya kesadaran masyarakat

akan lembaga koperasi, di samping hambatan kekurangan modal.

Dalam sektor industri selama Repelita III terlihat adanya perkembangan dalam industri kecil dan kerajinan, serta per-kembangan dalam kegiatan industri pengolahan di bidang perka-yuan dan crumb rubber. Yang merupakan masalah dalam perkem-bangan industri adalah kurangnya modal dan keterampilan, se-dang untuk peningkatan penanaman modal diperlukan suasana ber-usaha yang menguntungkan pengusaha serta prosedur yang tidak terlalu sulit, yang keduanya masih perlu ditingkatkan di dae-rah.

Di bidang pendidikan, dari anak usia sekolah baru dapat

ditampung 89,75%. Di samping itu masih terdapat penduduk yang

buta huruf sebanyak 169.700 orang. Ledakan tamatan SD sebagai

akibat adanya SD INPRES belum dapat tertampung pada sekolah

lanjutan tingkat pertama (SLTP). Di samping itu jumlah seko-

lah Lanjutan tingkat atas (SLTA) kejuruan, yang terutama di-

perlukan untuk mendapatkan tenaga terampil bagi pembangunan,

masih belum memadai di Propinsi Jambi.

Dalam Repelita III telah dibangun 4 buah RSU Kabupaten

dan sebuah RS Jiwa, namun karena kekurangan biaya operasio-

140

nal, kekurangan dokter spesialis, tenaga medis dan para me-dis, serta sarana lainnya, semuanya belum dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

Jumlah angkatan kerja pada akhir Repelita III tercatat se-

banyak 587.774 orang. Dari jumlah tersebut 75% berada di sektor

pertanian, 12% di sektor Jasa, 13 % di sektor lainnya.

Dilihat dari segi pendidikan, maka 44,44% daripadanya tidak

tamat SD, 24,6% tidak bersekolah, 20,2% tamat SD, 5,2% tamat

SLTP, 5,1% tamat SLTA, dan 0,5% tamat perguruan tinggi/aka-

demi.

I I . ARAH DAN KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

1. Arab pembangunan daerah dalam rangka pembangunan nasional.

Pembangunan daerah Jambi dalam Repelita IV merupakan lan-

jutan dari hasil-hasil yang telah dicapai selama Repelita I,

II, dan III. Karena itu selama Repelita IV daerah akan mem-

perluas dan meningkatkan pembangunan di segala bidang sesuai de-

ngan azas Trilogi Pembangunan, Petunjuk GBHN 1983, serta Pola

Dasar Pembangunan Daerah, yang dalam pelaksanaan dan pemecah-

annya ditunjang oleh Panca Krida Kabinet Pembangunan IV. Da-

lam kaitan ini prioritas pembangunan daerah diberikan kepada

peningkatan produksi, peningkatan keterampilan tenaga kerja,

penggalian sumber daya yang ada, serta pemecahan masalah

perhubungan untuk membuka isolasi daerah dalam rangka

kelancaran pemasaran.

Dalam Repelita IV daerah Jambi diperkirakan akan berkembang dengan laju pertumbuhan rata-rata 6% setahun.

141

2. Kebijaksanaan pembangunan daerah

Dalam usaha melibatkan seluruh wilayah ke dalam kegiatan

pembangunan, selama Repelita III diadakan kebijaksanaan untuk

membagi daerah ini menjadi 4 wilayah. Berdasarkan perkembang-

an sampai pada akhir Repelita III, dalam Repelita IV daerah

ini akan dibagi menjadi 5 wilayah.

Wilayah Pembangunan I meliputi wilayah Kotamadya Jambi,

Kabupaten Batanghari, Kecamatan Pauh dan Kecamatan Tebo Ilir

dengan Kotamadya Jambi sebagai pusat pengembangannya. Wilayah

ini menghasilkan terutama barang-barang hasil industri dan ke-

rajinan, karet, dan hasil-hasil hutan.

Wilayah Pembangunan II meliputi wilayah Kabupaten Tanjung

Jabung dengan pusat pengembangannya di Kuala Tungkal. Wilayah

ini menghasilkan padi di daerah pasang surut, ikan, ke-

lapa, dan hasil-hasil hutan.

Wilayah Pembangunan III meliputi wilayah Kabupaten Bungo

Tebo dengan pusat pengembangannya di Muara Bungo, dan Tanah

Tumbuh, Muaro Bungo, Rantau Pandan, Tebo Ulu, Jujuhan, Rimbo

Bujang dan Tebo Tengah sebagai daerah belakangnya. Daerah ini

menghasilkan karet dan hasil hutan.

Wilayah Pembangunan IV meliputi Kabupaten Sarolangun Bangko

(kecuali Kecamatan Pauh) dengan Bangko sebagai pusat pe-

ngembangan, dan Sungai Manau, Muara Siau, Jangkat, Bangko, Ta-

hir, Muaro Limun, Batang Asai dan Sarolangun sebagai daerah

belakangnya. Daerah ini menghasilkan karet, hasil hutan, cas-

siavera, cengkeh, dan kopi.

Wilayah Pembangunan V meliputi Kabupaten Kerinci dengan

pusat pengembangan di Sungai Penuh, dan yang merupakan daerah

142

belakangnya adalah Air Hangat, Gunung raya, Sungai Penuh, Gu-

nung Kerinci, Sitinjau Laut dan danau Kerinci. Daerah ini

menghasilkan cassiavera, cengkeh, teh, kopi, beras, dan sa-

yur-sayuran.

Untuk mendukung terlaksananya program pembangunan nasio-

nal dan daerah secara lebih merata, seperti yang digariskan

dalam Trilogi Pembangunan, maka kebijaksanaan umum pembangun-

an daerah Jambi diarahkan untuk meningkatkan produksi perta-

nian dalam arti luas, yang mencakup peningkatan produksi pa-

ngan, tanaman perdagangan (komoditi ekspor), peternakan, per-

ikanan, dan kehutanan, yang semuanya dikaitkan dengan pening-

katan pendapatan masyarakat serta perluasan kesempatan kerja.

Untuk mencapai tujuan tersebut diadakan usaha ekstensifikasi,

diversifikasi, intensifikasi di bidang produksi dan rehabili-

tasi prasarana dan sarana pertanian, peningkatan fungsi

irigasi yang telah ada, dan pembangunan irigasi baru.

Untuk mencapai laju pertumbuhan perekonomian daerah Jambi

yang dalam Repelita IV direncanakan setinggi 6,0% per tahun,

maka pembangunan prasarana dan sarana perhubungan dan teleko-

munikasi akan semakin ditingkatkan dan disempurnakan sehingga

semua daerah yang terisolasi dapat dijangkau.

Dalam rangka penambahan jenis dan peningkatan mutu komo-

diti ekspor serta perluasan pasar akan dibuka kesempatan bagi

investor untuk menanam modalnya di daerah Jambi, terutama di

bidang pertanian.

Penataan pola pemukiman yang belum dapat diselesaikan pada

Repelita-repelita yang lalu, akan dilanjutkan baik dengan

mendatangkan transmigran maupun dengan pemukiman kembali (re-

settlement).

143

Untuk memenuhi kekurangan tenaga kerja terampil dalam

rangka peningkatan produktivitas kerja akan ditingkatkan

program pendidikan keterampilan dan latihan tenaga kerja. Di

samping itu akan ditingkatkan pula kegiatan perlindungan dan

keselamatan kerja.

Peningkatan kecerdasan masyarakat akan diusahakan dengan

peningkatan fasilitas dan mutu pendidikan bagi anak-anak usia

sekolah. Peningkatan fasilitas dilakukan dengan peningkatan

mutu gedung dan rehabilitasi gedung-gedung sekolah dasar se-

dang peningkatan mutu pendidikan dan pelaksanaan wajib bela-

jar diusahakan dengan mencukupi tenaga pengajar. Sejalan de-

ngan itu akan ditingkatkan pendidikan kejuruan dan usaha pe-

nyediaan fasilitas bagi anak cacat serta pemberantasan buta

huruf.

Pelayanan kesehatan terhadap masyarakat akan ditingkatkan dengan perluasan jangkauan fungsi rumah sakit kabupaten, R.S. Jiwa, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, BKIA dan lain-lain dan dengan pengisian kekurangan tenaga medis dan para medis. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga para medis akan diadakan perlu peningkatan, pembinaan, serta pembangunan sekolah-sekolah kejuruan kesehatan antara lain SPK, SMF, SPRG, Akademi Perawat, dan lain sebagainya.

Di bidang industri akan ditingkatkan pembinaan industri

kecil/kerajinan rakyat dan aneka industri melalui berbagai ke-

giatan yang dapat mendorong pertumbuhan dan kegairahan usaha.

Sejalan dengan upaya peningkatan produksi, maka akan di-

perkuat usaha peningkatan ekspor non minyak dan perluasan ke-

sempatan kerja. Dalam Repelita IV akan makin diintensifkan pe-

laksanaan program peningkatan produksi perkebunan melalui

144

PRPTE/PIR. Khusus pengembangan produksi kelapa sawit akan di-

lakukan melalui perusahaan-perusahaan besar yang dikaitkan

dengan sistem PIR. Kepada para investor yang berminat untuk

menanam modalnya di daerah Jambi akan diberikan kesempatan

terutama pada bidang pengembangan pertanian.

Pembangunan sarana dan prasarana perhubungan yang merupa-

kan kunci bagi perkembangan sektor-sektor lainnya semakin di-

tingkatkan dan disempurnakan guna membuka isolasi daerah, ser-

ta melancarkan perhubungan dan distribusi.

Guna meningkatkan kecerdasan masyarakat dan memenuhi ke-

kurangan tenaga kerja terampil serta meningkatkan produktivi-

tas kerja, akan diusahakan peningkatan fasilitas dan mutu

pendidikan serta pengembangan program pendidikan keterampilan

dan latihan kerja. Di samping itu diusahakan pula pengembang-

an sekolah-sekolah kejuruan.

Peningkatan kegiatan pembangunan pada tingkat desa akan

diusahakan dengan membuka isolasi, menyempurnakan tata ruang

dan tata laksana desa, membina hubungan antar batas propinsi,

meningkatkan keterampilan, terutama di daerah terpencil hing-

ga dapat terpenuhi apa yang sebenarnya mereka butuhkan.

III. KEGIATAN-KEGIATAN PEMBANGUNAN SELAMA REPELITA IV

Pembangunan pertanian tanaman pangan akan dilanjutkan me-

lalui intensifikasi, rehabilitasi dan perluasan areal. Inten-

sifikasi dilakukan melalui tanaman padi, palawija, dan horti-

kultura. Untuk menunjang kegiatan intensifikasi akan dikem-

bangkan kegiatan penyuluhan, Bimas, perbenihan dan pengenda-

lian hama/penyakit. Di samping itu pencetakan sawah sebagai

salah satu usaha perluasan areal pertanian dilaksanakan pada

145

lahan irigasi sederhana di daerah Kabupaten Kerinci, Sarko,

Batanghari, Tanjung Jabung dan Bungo Tebo, lahan irigasi

sedang kecil di daerah Kabupaten Sarko dan lahan rawa sedang

di daerah Kabupaten Tanjung Jabung.

Program peningkatan produksi peternakan akan dilaksanakan

melalui usaha pokok intensifikasi peternakan sapi, kerbau dan

unggas. Usaha ini akan didorong melalui pengamanan ternak,

pembinaan makanan ternak, penyediaan bibit unggul dan penyu-

luhan. Di samping itu dikembangkan hijauan makanan ternak di

beberapa Kabupaten.

Di bidang perikanan, peningkatan produksi perikanan akan

dilaksanakan dengan kegiatan pengembangan dan pembinaan aneka

ikan, pembangunan sarana perikanan seperti tempat pendaratan

ikan, pertambakan, penyediaan benih, peningkatan balai benih

ikan dan penyuluhan serta pembinaan udang galah.

Dalam rangka peningkatan produksi perkebunan, akan dilak-

sanakan melalui usaha-usaha pokok peremajaan/perluasan tanam-

an karat, kelapa, kelapa sawit, coklat, cengkeh, tebu dan

cassiavera yang akan mencakup areal 281.548 ha, serta inten-

sifikasi clan rehabilitasi tanaman kopi dan tembakau seluas

12.750 ha. Selain usaha peningkatan produksi, juga akan di-

ikuti dengan usaha peningkatan mutu serta perbaikan tata nia-

ga dengan pengikutsertaan PNP/PTP, perkebunan besar dan lem-

baga swasta lainnya dengan meningkatkan peranserta koperasi.

Pelaksanaannya akan dilakukan dengan pola UPP, pola PIR dan

secara parsial. Di samping itu akan diusahakan pengembangan

tanaman yang potensial non tradisional seperti linum, abaca,

stevia, kenaf, melinjo, jarak, tanaman obat-obatan dan lain-

lain.

146

Di bidang kehutanan akan dilaksanakan program peningkatan

produksi kehutanan dan kegiatan pengendalian dan pembinaan

pengusahaan hutan, peningkatan dan pengembangan industri ha-

sil hutan, pengembangan hasil hutan serba guna, pengembangan

pusat perbenihan dan pembinaan hasil hutan non kayu serta pe-

meliharaan lingkungan dengan reboisasi dan penghijauan daerah

aliran sungai (DAS).

Untuk menunjang peningkatan produksi pertanian pangan akan dikembangkan daerah rawa-rawa pasang surut, irigasi ke-cil dan sedang terutama dalam rangka perluasan lahan pertani-

an tersebar di seluruh wilayah Jambi. Untuk mengamankan dae-rah produksi dan pemukiman dari bencana banjir dilanjutkan kegiatan perbaikan dan pengaturan sungai.

Di bidang perindustrian akan dilanjutkan pembangunan ser-

ta pengembangannya. Pembinaan dan pembangunan industri secara

keseluruhan akan dilaksanakan dengan memperhatikan prioritas

dan ciri-ciri tiap kelompok industri, namun akan diarahkan

pada suatu pola industri yang terpadu dan serasi.

Kegiatan bimbingan dan pengembangan industri kecil, khu-

susnya golongan ekonomi lemah akan ditingkatkan. Untuk meme-

nuhi tenaga terampil dan manajemen di bidang industri akan

ditingkatkan pendidikan keahlian/kejuruan industri. Kecuali

itu akan ditingkatkan penelitian industri.

Di bidang pertambangan akan dilanjutkan penelitian menge-

nai sumber-sumber mineral serta bahan galian lainnya. Di sam-

ping itu akan ditingkatkan studi kelayakan terhadap potensi

panas bumi (geothermal).

Di bidang kelistrikan akan ditingkatkan kemampuan tenaga

listrik di kota-kota dan diusahakan listrik masuk desa.

147

Pelaksanaan pembangunan di bidang jalan dan jembatan me-

liputi kegiatan-kegiatan pembangunan, rehabilitasi peningkat-

an dan pemeliharaan serta penunjangan jalan antara lain untuk

ruas-ruas jalan Muara Tembesi - Sarolangun, Jambi - Tempino -

Batas Sumatera Selatan, Jambi - Tempino - Muara Bulian, Jambi

- Merlung - Batas Riau, Siulak Deras - Kayu Aro - Batas Suma-

tera Barat, Sungai Bangkal - Lubuk Kambing - Merlung, Pema-

tang Lumut - Simpang Tuan - Kuala Tungkal, Jambi - Suak Kan-

dis, Jambi - Muara Bungo, Muara Bungo - Rantau Ikil, Muara

Tebo - Tanjung Simalidu, Simpang - Rengas Dusun Tuo - Jang-

kat, Simpang Pelawan - Batang Asai, Bangko - Siulak Deras,

Sungai Penuh - Lempur, Jujun - Sanggaran Agung, Sungai Penuh

- Batas Sumatera Barat, jalan-jalan transmigrasi dan PIR, ja-

lan-jalan dalam Kotamadya Jambi termasuk jalan lingkar, Jambi

- Muara, Jambi - Sungai Gelam serta pembangunan baru jembatan

Sungai Batanghari di Kotamadya Jambi.

Peningkatan sarana dan fasilitas perhubungan laut antara

lain berupa peningkatan prasarana pelabuhan Jambi serta pe-

ngerukan muara Sungai Batanghari dan peningkatan pelabuhan

Kuala Tungkal dan Muara Sabak serta dermaga-dermaga sungai.

Di bidang telekomunikasi akan diusahakan jaringan telepon

otomat disalurkan ke kabupaten-kabupaten di Propinsi Jambi.

Dalam rangka peningkatan kegiatan perdagangan akan dilak-

sanakan melalui penyempurnaan sistem administrasi termasuk

penyempurnaan perundang-undangan dan peraturannya, penyeder-

hanaan sistem perizinan serta usaha-usaha penyempurnaan lem-

baga perdagangan dan pemasaran untuk meningkatkan efisiensi

dan efektivitas penyaluran sarana produksi serta pemasaran

hasil-hasil produksi. Demikian pula akan dilanjutkan usaha-

148

usaha perluasan pasaran barang-barang produksi dalam negeri

melalui penyebar luasan informasi pasar perlindungan konsumen

serta peningkatan dan pengembangan peranan pedagang golongan

ekonomi lemah melalui penataran, penyuluhan dan pusat-pusat

pembinaan/pelayanan pengusaha golongan ekonomi lemah. Usaha-

usaha untuk meningkatkan ekspor non migas akan terus dilan-

jutkan dalam rangka pengembangan perdagangan luar negeri me-

lalui pengendalian mutu, penggarapan komoditi potensial, pe-

ningkatan koordinasi yang lebih terpadu antar instansi dan

penyuluhan eksportir.

Dalam bidang perkoperasian, upaya peningkatan kemampuan

organisasi, tata laksana, dan usaha akan dilanjutkan. Upaya

peningkatan itu tetap akan diprioritaskan pada koperasi pri-

mer, khususnya koperasi unit desa (KUD) yang melaksanakan

usaha dalam bidang pertanian pangan, peternakan rakyat, peri-

kanan rakyat, perkebunan rakyat, kerajinan rakyat, industri

kecil, perkreditan/simpan pinjam, kelistrikan desa, jasa ang-

kutan pedesaan, dan berbagai jenis komoditi ekspor yang di-

produksi masyarakat pedesaan Jambi. Lain dari pada itu, mutu

dan intensitas pelayanan koperasi kepada anggotanya juga akan

ditingkatkan.

Untuk mendukung upaya peningkatan di atas, akan diusaha-

kan adanya penyempurnaan dalam metoda, materi dan penyeleng-

garaan pendidikan, penataran, dan latihan keterampilan pengu-

rus, badan pemeriksa, manajer, dan karyawan koperasi serta

penyempurnaan cara pemberian bantuan tenaga manajemen yang

terdidik/terlatih kepada KUD yang dianggap masih memerlukan

bantuan yang dimaksud.

Untuk menciptakan iklim masyarakat yang mendukung pengem-

149

bangan kehidupan koperasi yang sehat, penerangan dan penyu-

luhan perkoperasian akan dilanjutkan dan ditingkatkan.

Untuk membantu golongan ekonomi lemah maka usaha-usaha

yang telah dilaksanakan dalam Repelita III, seperti bimbing-

an, latihan keterampilan untuk meningkatkan mutu, penyediaan

fasilitas pasar dan bantuan modal (kredit candak kulak dan

sebagainya) akan terus dilanjutkan dan ditingkatkan, sedang-

kan potensi pengusaha kecil akan terus dikembangkan antara

lain melalui program KIK dan KMKP.

Di bidang tenaga kerja dilanjutkan kegiatan latihan dan

keterampilan, serta kewiraswastaan di lembaga-lembaga latihan

yang ada baik milik pemerintah, maupun lembaga latihan swasta

dan perusahaan. Kegiatan latihan disesuaikan dengan kebutuhan

pasar kerja dan kesempatan kerja daerah setempat, terutama

untuk industri yang mengolah hasil-hasil pertanian. Selain

itu lebih ditingkatkan perencanaan tenaga kerja yang menyelu-

ruh, terkoordinasi dan terpadu mencakup semua sektor pemba-

ngunan pemerintah dan swasta baik di daerah tingkat I, maupun

di daerah tingkat II. Penyebaran dan pemanfaatan tenaga kerja

muda terdidik ke daerah pedesaan sebagai tenaga kerja sukare-

la pelopor pembaharuan dan pembangunan terus dilanjutkan dan

disempurnakan.

Proyek Padat Karya Gaya Baru (PKGB) yang ditujukan untuk

mengatasi masalah kekurangan lapangan kerja dilaksanakan di

kecamatan-kecamatan padat penduduk dan miskin baik di daerah

perkotaan maupun pedesaan dengan mengutamakan wilayah-wilayah

yang sering dilanda bencana alam dan kegiatan ekonomi yang

menurun. Sejauh mungkin pelaksanaan kegiatan PKGB dipadukan

dengan pembangunan wilayah kecamatan UDKP.

150

Selama Repelita IV pelaksanaan transmigrasi dalam rangka

penyebaran penduduk dan pembukaan areal pertanian baru akan

dilanjutkan. Diperkirakan selama Repelita IV akan dilaksana-

kan penyiapan lahan seluas + 44.325 Ha atau penempatan seki-

tar + 29.550 kepala keluarga penduduk di daerah pemukiman

transmigrasi yang terdiri dari transmigran umum, transmigran

swakarsa, dan pemukiman kembali.

Di bidang agama akan disediakan kitab suci berbagai aga-

ma, diberikan bantuan kepada masyarakat untuk pembangunan/re-

habilitasi 750 tempat ibadah berbagai agama, dan pembangunan

15 balai nikah dan penasehat perkawinan, serta perluasan

sejumlah balai sidang pengadilan agama dan kantor-kantor uru-

san agama tingkat kecamatan, kabupaten/kotamadya dan wilayah.

Sebagai usaha peningkatan mutu perguruan agama, akan di-

tingkatkan dan disempurnakan prasarana dan sarana pendidikan

pada madrasah ibtidaiyah negeri, madrasah tsanawiyah negeri

dan madrasah aliyah negeri serta pendidikan guru agama nege-

ri. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi rehabilitasi (terma-

suk madrasah ibtidaiyah swasta) penambahan ruang kelas, pe-

nyediaan antara lain alat peraga, buku pelajaran, dan buku

perpustakaan serta penataran guru berbagai bidang studi.

Di samping itu IAIN Sultan Thoha Syaifuddin akan terus di-

tingkatkan sesuai dengan Tridharma Perguruan Tinggi. Sementa-

ra itu akan ditingkatkan penerangan dan bimbingan hidup ber-

agama terutama bagi masyarakat-masyarakat khusus.

Pembangunan di bidang hukum dalam Repelita IV direncana-

kan antara lain perluasan/rehabilitasi sejumlah pengadilan

negeri dan pembangunan sejumlah tempat sidang di kota-kota

kecil, pembangunan 3 lembaga pemasyarakatan, pembangunan 2

151

rumah tahanan negara (RUTAN), pembangunan sejumlah rumah pe-

nitipan benda-benda sitaan negara (RUPBASAN); perubahan se-

jumlah lembaga pemasyarakatan menjadi RUTAN dan pembangunan 1

balai bimbingan kemasyarakatan dan pengentasan anak (BISPA).

Selain itu akan dilanjutkan pula pembangunan sebuah kantor

imigrasi dan pembangunan sebuah balai harta peninggalan, 2

pos imigrasi, serta rehabilitasi/perluasan sejumlah kantor

kejaksaan negeri.

Dalam rangka meningkatkan kesadaran hukum masyarakat, ke-

giatan penyuluhan hukum akan lebih ditingkatkan. Sementara itu

untuk memberikan kesempatan memperoleh keadilan dan per-

lindungan hukum penyelenggaraan pemberian bantuan hukum dan

konsultasi hukum akan lebih dimantapkan. Pelaksanaan operasi

justisi dalam rangka penegakan hukum akan terus ditingkatkan.

Dalam rangka peningkatan daya tampung di bidang pendidik-

an untuk tingkat sekolah dasar akan dibangun tambahan sekitar

7.810 ruang kelas baru, perbaikan sekitar 1.780 gedung seko-

lah dasar, serta rehabilitasi TK yang ada. Pada tingkat SMTP,

untuk SMP akan dibangun sekitar 40 unit sekolah baru, penam-

bahan sekitar 210 ruang kelas baru, rehabilitasi 29 sekolah,

serta pengembangan sejumlah SMTP kejuruan dan teknologi. Pada

tingkat SMTA akan dibangun antara lain sekitar 13 unit SMA

baru, 1 STM dan 2 SMT Pertanian, penambahan 103 ruang kelas

baru untuk SMA dan pengembangan 4 SPG, serta rehabilitasi 7

gedung SMA, 3 STM dan SMT Pertanian, 4 SMEA, serta 2 sekolah

kejuruan dan teknologi swasta. Untuk pelaksanaan dan pemantapan

wajib belajar akan dibangun kantor pengelolaan pembina-

an pendidikan dasar pada 37 kecamatan.

Untuk meningkatkan mutu pada TK, SLB, SD, SMTP dan SMTA,

152

akan disediakan buku pelajaran serta alat-alat. Di samping

itu akan diadakan penataran guru, kepala sekolah, dan pembi-

na. Khusus pada tingkat SMTP dan SMTA akan dibangun 14 ruang

laboratorium ilmu-ilmu alam untuk SMP dan 6 ruang untuk SMA,

ruang keterampilan 97 ruang untuk SMP, dan 42 ruang untuk

SMA. Dalam hal ini, penelusuran bakat dan kemampuan siswa

terus ditingkatkan.

Dalam rangka peningkatan pendidikan tinggi, Universitas

Jambi akan dikembangkan di bidang-bidang pertanian, ekonomi

dan manajemen, hukum, dan pengadaan tenaga guru, sedangkan

pembinaan terhadap perguruan tinggi swasta akan terus diting-

katkan.

Di bidang kebudayaan akan terus ditingkatkan antara lain

dalam bidang kepurbakalaan, kesejarahan, dan permuseuman se-

dangkan dalam rangka pemugaran peninggalan sejarah dan purba-

kala akan dilanjutkan pemugaran Candi Muara Jambi. Di samping

itu dikembangkan kesenian yang meliputi kegiatan pembinaan,

pemeliharaan, penyebarluasan dan pemanfaatan kesenian daerah

termasuk kesenian daerah yang hampir punah, dan fungsiona-

lisasi Taman Budaya, sedangkan pengembangan bahasa dan sastra

akan dilaksanakan melalui kegiatan pembinaan bahasa daerah

dan pembinaan pengembangan bahasa Indonesia. Kecuali itu akan

dikembangkan perbukuan dan perpustakaan, inventarisasi dan

dokumentasi kebudayaan daerah, penelitian bahasa dan sastra

Indonesia dan daerah, penerbitan serta penyebarluasan hasil

penelitian.

Dalam rangka upaya meningkatkan pelayanan kesehatan ma-

syarakat melalui Puskesmas akan dilakukan pembangunan 10 Pus-

kesmas dan 144 Puskesmas Pembantu terutama di daerah pemu-

153

kiman baru termasuk transmigrasi dan daerah terpencil serta

pengadaan 4 buah Puskesmas rawat tinggal. Untuk meningkatkan

pemerataan dan perluasan jangkauan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat akan ditingkatkan pula penyuluhan kesehatan dengan

menggunakan pendekatan pembangunan kesehatan masyarakat desa

(PKMD). Selain itu juga akan ditingkatkan berbagai kegiatan

yang ditujukan pada kelompok ibu dan anak serta usaha

kesehatan sekolah.

Dalam usaha pelayanan kesehatan rujukan direncanakan pe-

ningkatan rumah sakit yang ada yaitu peningkatan sebuah RS

dari kelas D menjadi kelas C.

Untuk menjamin tercapainya pengadaan dan distribusi obat pada unit pelayanan kesehatan diharapkan pada akhir Repelita IV setiap Kabupaten telah mempunyai sarana penyimpanan obat, alat dan perbekalan kesehatan.

Peningkatan upaya kesehatan lainnya adalah pencegahan dan

pemberantasan penyakit menular serta peningkatan pengendali-

an, pengadaan dan pengawasan obat, makanan, kosmetika, alat

kesehatan, dan bahan berbahaya. Selain itu juga akan diting-

katkan perbaikan gizi melalui usaha perbaikan gizi keluarga

(UPGK), peningkatan pencegahan dan penanggulangan kekurangan

vitamin A dan anemia gizi besi serta pencegahan gondok ende-

mik. Di samping itu akan diusahakan penambahan/pembangunan

berbagai jenis sarana air bersih dan peningkatan usaha kese-

hatan lingkungan bagi penduduk. Dalam rangka meningkatkan

pembangunan sarana air bersih, terutama untuk penduduk pede-

saan, akan dibangun 17 buah penampungan air dengan perpipaan,

5 buah sumur artesis, 20 buah perlindungan mata air, 1.050

buah penampungan air hujan, 5.904 buah sumur pompa tangan

154

dangkal dan dalam, serta sejumlah sarana air bersih jenis

lainnya.

Untuk memenuhi kekurangan tenaga kesehatan khususnya te-

naga paramedik akan dilakukan usaha peningkatan jumlah lulus-

an melalui kelas paralel dan pendidikan cepat pekarya kese-

hatan. Di samping itu akan ditingkatkan sarana pendidikan

serta akan dibangun berbagai sekolah/akademi kesehatan sesuai

keperluan.

Di bidang kesejahteraan sosial akan dilakukan kegiatan an-

tara lain: meningkatkan dan membina secara terpadu masyara-

kat terasing di Kabupaten Sarko, Kabupaten Bungo Tebo, Kabu-

paten Tanjung Jabung, dan Kabupaten Batanghari; meningkatkan

pembinaan organisasi dan yayasan-yayasan yang bergerak di bi-

dang sosial untuk meningkatkan partisipasi sosial masyarakat.

Di samping itu untuk menjangkau sasaran pelayanan dan pemba-

ngunan bidang kesejahteraan sosial di daerah pedesaan akan di-

kembangkan dan dibina tenaga-tenaga pekerja sosial masyara-

kat. Selanjutnya diberikan pelayanan kepada lanjut usia, para

cacat dan korban bencana alam, diberikan bimbingan, latihan

dan fasilitas untuk menunjang usaha pemugaran perumahan desa

dan lingkungan di 3 kecamatan termiskin, serta ditingkatkan

peranan dan fungsi wanita dalam berbagai kegiatan sosial.

Pembangunan di bidang perumahan melalui pembangunan rumah

sederhana, rumah inti, dan penyediaan tanah matang dilakukan

di kota-kota Jambi dan Sungai Penuh. Sedangkan perbaikan ling-

kungan perumahan kota dilakukan antara lain di kota-kota Jam-

bi, Muara Bungo, dan Sungai Penuh. Untuk perintisan pemugaran

perumahan desa akan dilakukan di sekitar 150 desa.

Penyediaan air bersih ditekankan pada penyelesaian kegiat-

155

an yang telah dimulai dalam Repelita yang lalu serta perluas-

an/pemanfaatan dan peningkatan pelayanan penyediaan air ber-

sih antara lain di kota-kota Jambi, Muara Bungo, Sungai Penuh

serta dibeberapa IKK.

Penanganan program penyehatan lingkungan pemukiman yang

mencakup pembangunan drainase kota dan persampahan akan dila-

kukan antara lain di kota-kota Jambi, Muara Bungo, Kuala Tung-

kal.

Untuk menunjang pembangunan pada umumnya dan khususnya

pembangunan desa maka peranserta potensi wanita dalam pem-

bangunan perlu ditingkatkan dan dilaksanakan secara terpadu

serta terkoordinasikan mulai dari tingkat propinsi sampai ke

pedesaan. Dengan demikian PKK (program kesejahteraan keluar-

ga) sebagai gerakan dan wadah kegiatan wanita akan ditingkat-

kan kegiatan-kegiatannya dalam berbagai sektor dengan mensuk-

seskan 10 program PKK.

Untuk mengurangi laju pertumbuhan penduduk dan meningkat-

kan kesejahteraan keluarga, kegiatan program keluarga beren-

cana dilanjutkan. Diharapkan dapat dicapai sejumlah kurang le-

bih 185.000 peserta bare dan sekitar 125.000 peserta lestari.

Di samping itu dilanjutkan pembinaan untuk menjaga kelangsung-

an peserta program keluarga berencana yang sudah ada.

Kegiatan operasional penerangan akan dilaksanakan secara

terpadu dan lebih diarahkan kepada upaya untuk meningkatkan

kesadaran dan sikap mental masyarakat dalam mensukseskan pem-

bangunan melalui TVRI, RRI, Film, Surat kabar dengan pusat

kegiatannya di Puspenmas yang ada di setiap kabupaten.

Di bidang pengelolaan sumber alam dan lingkungan hidup

serta guna mempertahankan keseimbangan ekologi, terutama da-

156

lam rangka rehabilitasi tanah kritis, akan dilanjutkan kegi-atan penghijauan dan reboisasi. Pelaksanaannya akan diutama-kan pada daerah-daerah kritis terutama pada DAS Batanghari. Demikian pula pencegahan pencemaran lingkungan, balk di desa maupun di perkotaan, pembinaan suaka alam dan hutan-hutan lindung, akan dilanjutkan.

Dalam rangka mengkoordinasikan dan menyerasikan pelaksa-

naan kegiatan pembangunan yang dilakukan secara sektoral da-

lam berbagai program, baik yang dilakukan oleh Pemerintah

maupun yang dilakukan masyarakat, penyusunan rencana tata

ruang kota dan wilayah akan dilanjutkan. Kualitas rencana ko-

ta dan rencana wilayah akan ditingkatkan dan disempurnakan

hingga dapat dipergunakan secara efektif baik sebagai landa-

san pelaksanaan pembangunan kota dan wilayah maupun pembinaan

tertib tata ruang kota dan tata ruang wilayah. Prioritas akan

diberikan kepada kota-kota pusat pengembangan dan wilayah-wi-

layah yang berkembang dengan cepat.

Untuk mengusahakan keserasian dan pemerataan pembangunan

di seluruh daerah, maka pembangunan sektoral ditunjang dengan

program-program bantuan kepada daerah. Program-program dimak-

sud adalah Bantuan Pembangunan Desa, Bantuan Pembangunan Dae-

rah Tingkat II, Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I, Bantuan

Pembangunan Sekolah Dasar, Bantuan Pembangunan Sarana Kese-

hatan, Bantuan Pembangunan Reboisasi dan Penghijauan, Bantuan

Penunjangan Jalan Kabupaten dan Bantuan Kredit Pembangun-

an/Pemugaran Pasar.

157

TABEL LUAS WILAYAH,

SATUANPEMERINTAHAN DAN KEPADATAN

PE

PENDUDUK

DAERAH TINGKAT I : J A M B I,TAHUN 1980

No.

Kabupaten/Kotamadya

Luas Wilayah

(km2)

Jumlah

Kecamatan

Jumlah Desa/

Kelurahan

Jumlah Penduduk

(1980)

Kepadatan Pen- duduk per km2

1. Kodya Jambi 136

6 50 230.000 1.706

2. Kab. Batang Hari 11.200 6 176 216.897 19

3. Kab. Bungo Tabo 13.500 6 271 237.604 18

4. Kab. Sarolangun Bangko

14.200 9 410 217.653 15

5. Kab. K e r i n c i 4.200 6 237 241.081 576. Kab. Tanjung Jabung 10.200 4 90 302.386 30

DAERAH TINGKAT I : 53.436 37 1.234 1.445.994 28

158

PRO PIN SI J A M B I

PROPINSI

BENGKULU

PROPINSI RIAU

Keterangan

PUSAT WILAYAH PEMBANGUNAN