5. penyempurnaan arsitektur progkeg dan struktur kinerja

16
PENYEMPURNAAN ARSITEKTUR PROGRAM, KEGIATAN DAN STRUKTUR KINERJA Jakarta, 27 Februari 2015

Upload: mandala-a-firstanto

Post on 19-Dec-2015

32 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Arsitektur dan Informasi Kinerja

TRANSCRIPT

PENYEMPURNAAN ARSITEKTUR PROGRAM, KEGIATAN DAN

STRUKTUR KINERJA

Jakarta, 27 Februari 2015

NASIONAL

K/L

ARSITEKTUR PROGRAM, KEGIATAN DAN STRUKTUR KINERJA

2

• Setiap K/L harus memiliki lebih dari 1 (satu) Sasaran Strategis K/L.• Setiap Program harus menjadi tanggung jawab 1 (satu) Eselon 1 1 (satu) Eselon 1 dapat memiliki lebih dari 1 (satu) Program.• Setiap Program harus memiliki lebih dari 1 (satu) Sasaran Program

(Outcome).• Untuk Program Lintas menjadi tanggung jawab Kabinet (Lintas K/L) .• Setiap Kegiatan harus menjadi tanggung jawab 1 (satu) Eselon 2 1 (satu) Eselon 2 dapat memiliki lebih dari 1 (satu) Kegiatan.• Setiap Kegiatan harus memiliki lebih dari 1 (satu) Sasaran Kegiatan

(Output).

STRUKTUR ORGANISASI

KABINET

K/L

ESELON 1

ESELON 2

• Kerangka arsitektur program, kegiatan dan informasi kinerja,

• Kerangka kerja logis dan penanggung jawab kinerja organisasi

• Istilah dan definisi.

Penyelarasan arsitektur informasi

kinerja meliputi :

• Penyederhanaan format dokumen pelaporan evaluasi RKT diintegrasikan dalam Renja K/L.

• Ketentun Renstra mengikuti sistem perencanaan

Pengintegrasian data pelaporan meliputi :

Lingkup penyelarasan yang menjadi pokok kesepakatan bersama yang akan dipergunakan dalam sistem perencanaan dan manajemen kinerja, meliputi:

PENYELARASAN PERENCANAAN DAN MANAJEMEN KINERJA(MoU: Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian PAN & RB tanggal 16 Oktober 2014)

Program adalah instrumen kebijakan yang berisi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh K/L dan/atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh K/L untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran.

Dalam penyusunan Program, terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yaitu:1. Program harus disusun dalam kerangka strategis dalam rangka

pencapaian rencana pembangunan nasional;2. Program harus memiliki penanggungjawab yang jelas;3. Program harus dapat dijabarkan ke dalam kegiatan;4. Program harus didefinisikan sebagai cara untuk mendukung

prioritas;5. Program harus terintegrasi dalam manajemen anggaran yang

berbasis kinerja secara luas;6. Program harus memasukkan seluruh sumber pendanaan.

PENYUSUNAN PROGRAM

4

Program ditetapkan menjadi 2 (dua) jenis:1. Program Teknis

Definisi: merupakan program-program yang menghasilkan pelayanan kepada kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal).

Contoh: program pembangunan/peningkatan jalan dan jembatan.

2. Program Generik Definisi: merupakan program-program yang digunakan oleh

beberapa unit Eselon I A yang memiliki karakteristik sejenis untuk mendukung pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan (pelayanan internal)

Contoh: Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian PU.

LANJUTAN...

5

Program Lintas merupakan program yang bersifat mewadahi kegiatan-kegiatan prioritas untuk mencapai sasaran strategis yang bersifat lintas K/L.

Ketentuan dalam Program Lintas:1. Penanggungjawab pelaksanaan Program Lintas adalah Menko atau

Kementerian yang terkait langsung (utama) dari Program Lintas; 2. Program Lintas harus masuk dalam dokumen RPJMN dan/atau RKP;3. Program Lintas memiliki ukuran kinerja dan target yang konkrit;4. Kegiatan yang berada dalam Program Lintas merupakan kegiatan teknis

yang dimiliki oleh K/L;5. Alokasi untuk Program Lintas merupakan penjumlahan dari alokasi

seluruh kegiatan teknis yang berada di dalamnya;6. Program Lintas akan diberikan kode program khusus agar dapat

dipantau capaian kinerjanya;7. Nama Program Lintas akan bersifat khusus yang mencerminkan upaya

pencapaian prioritas pembangunan nasional (ditetapkan oleh Bappenas).

PROGRAM BERSIFAT LINTAS

CONTOH PROGRAM BERSIFAT LINTASProgram

Lintas

Sasaran Pembangunan

NasionalIndikator Target K/L Terkait dan Kegiatannnya

999.01. Program Peningkatan Kedaulatan Pangan

Swasembada Beras

Peningkatan Produksi Padi

6,25% Kementerian Pertanian; Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia; Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang

dan Umbi; Kegiatan Peningkatan Produksi , Produktivitas dan Mutu

Tanaman Semusim; Kegiatan Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman

Pangan.Kementerian Pekerjaan Umum; Kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigas,

Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya; Kegiatan Pengelolaan dan Konservasi Waduk, Embung,

Situ serta Bangunan Penampung Air Lainnya;Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian; Kegiatan Koordinasi Kebijakan Pangan; Kegiatan Koordinasi Kebijakan Perkebunan dan

Hortikultura.Kementerian Perindustrian; Kegiatan Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Kimia

Dasar; Kegiatan Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Minuman

dan Tembakau;BPN Kegiatan Pengembangan Peraturan Perundang-undangan

Bidang Pertanahan dan Hubungan Masyarakat;

Swasembada gula

Pertumbuhan Produksi Gula

9,2%

Swasembada Kedelai

Pertumbuhan Produksi Kedelai

18,4%

Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satuan kerja setingkat Eselon II atau satuan kerja mandiri yang menghasilkan sasaran kegiatan (output) dalam bentuk barang/jasa akhir.

Menurut jenisnya, kegiatan dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu:1. Kegiatan Teknis

a. Kegiatan Prioritas; merupakan kegiatan-kegiatan dengan output spesifik dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan baik nasional, bidang maupun K/L.

b. Kegiatan Non-Prioritas; merupakan kegiatan-kegiatan dengan output spesifik dan mencerminkan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan Tupoksi Satuan Kerja (Satker), namun bukan termasuk dalam ketegori prioritas.

2. Kegiatan Generik : merupakan kegiatan yang digunakan oleh beberapa unit Eselon II yang memiliki karakteristik sejenis.

PENYUSUNAN KEGIATAN

KEGIATAN PRIORITAS STRATEGIS

Kegiatan Prioritas Strategis adalah kegiatan baru yang bersifat strategis (project oriented) dan ditetapkan dalam upaya pencapaian prioritas pembangunan nasional dan/atau isu-isu yang merupakan Instruksi Presiden dan/atau memiliki dampak yang besar terhadap masyarakat yang kinerjanya akan dipantau secara khusus.

Ketentuan lain dalam Kegiatan Prioritas Strategis: Penetapan strategis atau tidaknya suatu project sebagai Kegiatan

Prioritas Strategis dilakukan secara ketat dan terbatas oleh Kementerian PPN/Bappenas.

Kegiatan Prioritas Strategis akan dipantau dan dievaluasi pencapaiannya secara khusus oleh Kementerian PPN/Bappenas.

Kegiatan Prioritas Strategis dapat ditunda/dibatalkan apabila dalam jangka waktu 2 tahun belum terlaksana.

Alokasi anggaran kegiatan prioritas strategis merupakan seluruh kebutuhan biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan output dari kegiatan tersebut.

9

Mendukung secara langsung pencapaian prioritas pembangunan nasional, atau merupakan Instruksi Presiden atau memiliki dampak langsung yang besar kepada masyarakat, dalam rangka pencapaian prioritas nasional.

Memiliki jangka waktu penyelesaian yang pasti (diutamakan dalam periode RPJMN 2015-2019) dan dapat segera berfungsi.

Telah dilakukan persiapan pelaksanaan meliputi pra studi kelayakan dan identifikasi penanggung jawab kegiatan.

Ditetapkan dalam proses RPJMN dan/atau RKP. (Berada pada Buku III RKP dan RPJMN 2015-2019, dengan 2 s/d 3 Kegiatan Prioritas Strategis per provinsi).

1

2

3

4

Pada kesempatan awal, diutamakan untuk proyek strategis infrastruktur baik pada tahap penyiapan maupun pembangunan (Untuk diluar dari bidang infrastruktur ditetapkan secara sangat selektif).

KRITERIA PENETAPAN KEGIATAN PRIORITAS STRATEGIS

10

LETAK KEGIATAN PRIORITAS STRATEGIS

KEGIATAN PRIORITAS

KEGIATAN

KEGIATAN NON-PRIORITAS

11

KEGIATAN PRIORITAS NASIONAL

KEGIATAN PRIORITAS

BIDANG

KEGIATAN PRIORITAS K/L

Kegiatan Prioritas Strategis merupakan bagian dari Kegiatan Prioritas Nasional/Bidang

Dipantau Kinerjanya secara khusus

Sumber : Framework for Managing Programme Performance Information, National Treasury, Republic of South Africa, May 2007

Hasil pembangunan yang diperoleh dari pencapaian

outcome

Apa yang ingin diubah

IMPACT / DAMPAK

Manfaat yang diperoleh dalam jangka menengah untuk

beneficieries tertentu sebagai hasil dari output

Apa yang ingin dicapai

OUTCOME / HASIL

Produk/barang/jasa akhir yang dihasilkan

Apa yang dihasilkan (barang) atau dilayani

(jasa)

OUTPUT / KELUARAN

Proses/kegiatan menggunakan input untuk menghasilkan output

yang diinginkanApa yang dikerjakanPROSES /

KEGIATAN

Sumberdaya yang memberikan kontribusi dalam menghasilkan

output

Apa yang digunakan dalam bekerja (4M)INPUT

PROBLEMS / NEEDS

KERANGKA UMUM PENYUSUNAN LOGIC MODEL

12

•Tidak ada perubahan strategi/kebijakan pemerintah

• Stabilitas politik

•Kerangka kerja institusi yang sesuai

• Stabilitas peraturan

•Cukup menguntungkan utk menarik minat investor swasta

Asumsi

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi Impact

Outcomes

Outputs

Activities

Inputs Alokasi APBN Rp 5 triliun

• Membangun 4 hubs dan 54 pusat T&I di daerah• Membangun 1,500 km kabel fiber optik• Membangun 25,000 sambungan telephone dan 20,000

sambungan internet

• Meningkatnya produktifitas dan akses ke/dari pasar• Menurunnya biaya transaksi bagi dunia usaha• Meningkatnya usaha baru/pemula di daerah yang dibangun

teknologi IT• Meningkatnya penggunaan telpon dan internet

• Terbangunnya 4 hubs dan 54 pusat IT di daerah• Terbangunnya 1,500 km kabel fiber optik• Terbangunnya 25,000 sambungan telephone dan 20,000

sambungan internet

Rendahnya penggunaan TIK di daerah dlm mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat

Problems / Needs

CONTOH PENYUSUNAN LOGIC MODEL(Contoh: Membangun jaringan telekomunikasi di daerah)

13

PENUANGAN STRUKTUR KINERJA DALAM DOKUMEN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN (FORMAT)

KEMENTERIAN/LEMBAGA

ESELON I/PROGRAM

ESELON II/KEGIATAN

Dokumen Muatan

RPJM Nasional Sasaran Program (Outcome) dan Sasaran Kegiatan (Output)

RKP Sasaran Program (Outcome) dan Sasaran Kegiatan (Output)

Renstra K/L Sasaran Strategis K/L, Sasaran Program (Outcome) dan Sasaran Kegiatan (Output)

Renja K/L Sasaran Strategis K/L, Sasaran Program (Outcome) dan Sasaran Kegiatan (Output)

RKA K/L Sasaran Strategis K/L, Sasaran Program (Outcome) dan Sasaran Kegiatan (Output)

Input Proses Output

InputOutput

(Sasaran Kegiatan)

Proses

Input Proses Output

Outcome (Sasaran

Strategis K/L)

Outcome (Sasaran Program)

Indikator Kinerja Sasasaran Strategis

Indikator Kinerja Program

Indikator Kinerja Program

STANDARISASI OUTPUT

Standardisasi output disusun dengan tujuan untuk merampingkan output yang sangat beragam (mengurangi jumlah output yang saat ini sekitar 22.500 output).

K/L masih diberikan kesempatan untuk dapat menambahkan output di luar yang telah distandarisasi sesuai dengan kebutuhan dan penugasan.

Standardisasi output tersebut akan digunakan pada kegiatan generik di lingkungan: Sekretariat Jenderal/Sekretariat Direktorat Jenderal; Inspektorat Jenderal; Badan Pendidikan dan Pelatihan; dan Badan Penelitian dan Pengembangan.

15

Terima Kasih