5. pengoperasian peralatan bantu

77
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 0/75 PT PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAFTAR ISI Halaman

Upload: abednego-destio-tambun

Post on 03-Feb-2016

65 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Pengoperasian peralatan bantu

TRANSCRIPT

Page 1: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 0/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

DAFTAR ISI

Halaman

Page 2: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 1/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1. SISTEM SUPLAI BATERE DC

Sebelum melakukan start / menghidupkan mesin satuan pembangkit Diesel

(SPD) penting sekali melakukan pemeriksaan dan uji operasi (Pengasutan)

terhadap sistem. Sistem pendukung (alat bantu) SPD, gunanya untuk

memastikan tingkat keberhasilan operasi.

Adapun melakukan pemeriksaan dan uji operasi (pengasutan) terhadap sistem-

sistem pendukung dianjurkan mengikuti prosedur (SOP) dari pabrik / buku

manual.

Dan prosedur tersebut diantaranya kita mengambil contoh mesin SWD, TM 410

PLTD UDIKLAT BOGOR.

1.1. Pengasutan Sistem Elektris

Periksa permukaan ari batere DC, tambah bila kurang.

Hidupkan sakelar catu daya 110V. DC dan 24V. DC. Batere secara

otomatis terisi.

Jika batere telah terisi penuh, hidupkan penyulang keluar 110V DC dan

24V DC ke M.C.B (Mini Circuit Breaker).

Hidupkan 110V DC 24V DC dipanel kontrol.

Periksa dan setel semua alat pengaman.

Periksa dan semua alat kontrol seperti AVR, sinkroncek, penyinkron dan

sebagainya.

Periksa MCB untuk memeriksa ukuran dan sirkuit kontrol di papan hubung

MV (bus bar).

Tutup (masukan) pemutus pembumian netral generator secara manual.

Tutup penyulang (DS) saluran sulang tinggi ke bus bar.

Tutup pemutus arus transformator alat bantu.

Periksa tegangan bus bar 380 V dan setel ulang tap charger beban

transformator alat bantu jika perlu.

Page 3: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 2/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Hidupkan panel distribusi tegangan rendah dan semua penyulang kepanel

kontrol.

Hidupkan saluran penerangan pembangkit.

Hidupkan semua motor starter MCB, setel ulang semua relai termal jika

perlu.

1.2 Sistem Udara Start dan kontrol

Tekanan udara dari kompresor ditampung pada botol angin/ udara V.811.

Tekanan udara dari botol udara V.811 digunakan untuk :

1.2.1 - Untuk memutar fly wheel (turing gear)

- Untuk start mesin (13 – 30 BAR)

- Untuk pengaman mesin 10 BAR

1.2.2. Untuk pengoperasian :

- Separator 6 BAR

- Incinerator 6 BAR

- Pengukuran minyak

- Udara kontrol 6 BAR

- Saringan minyak bahan bakar 6 BAR

- Saringan minyak pelumas 6 BAR

- Radiator 6 BAR

- Pompa minyak kotor P, 121.

1.2.3. Pengasutan udara start :

- hidupkan sakelar kompresor udara asut P.831, setel

pengoperasian secara otomatis.

Page 4: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 3/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

- Setel tekanan udara pada tiap pengoperasian dan terlihat pada

manometer.

- Tekanan botol agar mencapai 30 BAR terlihat pada manometer

pada botol udara.

- Cerat / buang air kondesat pada botol udara melalui katup drain.

- Periksa kebocoran-kebocoran sistem.

- Periksa fungsi alat-alat kontrol dan proteksi (pengaman).

- Atasi bila ada gangguan sistem.

Page 5: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 4/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

P.8

31

- STARTIN

G A

IR C

OM

PRESSO

R

U.8

63

- AIR

TREATM

EN

T 1

2 B

AR

U.8

65 A

-

AIR

TREATM

EN

T 8

,5 B

AR

U.8

65 B

-

AIR

TREATM

EN

T 8

,5 B

AR

Sis

tem

udara

di dala

m P

LT

D

Page 6: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 5/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

KETERANGAN

Diagram Sistem Udara mesin SWD 6 TM 410

1. Kontrol permukaan minyak pelumas kompresor.

2. Kontrol tekanan udara (manometer).

3. Automatik start kompresor.

4. Automatik stop kompresor.

5. Kontrol tekanan udara supply 30 Bar.

6. Kontrol tekanan udara pengaman mesin 10 Bar.

7. Kontrol tekanan udara operasi alat bantu 6 Bar.

8. Kontrol tekanan udara servis 6 Bar.

9. Pompa dengan tekanan udara untuk pembuangan minyak dalam tangki V.121.

A. Saluran ke sistem Incinerator.

B. Saluran ke sistem saringan udara masuk.

C. Saluran ke sistem separator Minyak pelumas dan Bahan bakar.

D. Saluran kehubungan pengukuran bahan bakar.

E. Saluran udara kontrol ke mesin Diesel (K.001).

F. Saluran ke tangki penampungan minyak kotor.

G. Saluran ke Pompa minyak kotor (P. 123).

H. Saluran udara pengaman ke mesin Diesel K. 001.

I. Saluran udara servis Generator.

Page 7: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 6/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Penyalu

ran U

dara

Opera

si d

an P

engatu

ran

KETERAN

GAN

A.

KE IN

CIN

ERATO

R

B.

KE A

IR IN

TAKE F

ILTER S

.011

C.

KE C

EN

TRIF

UG

E M

OD

ULE U

.011

D.

FU

EL M

EAN

SU

REM

EN

T

E.

CO

NTRO

L A

IR T

O D

IAESE

L E

NCIN

E K

. 001

F.

KE S

LU

DG

E P

UM

P P

.121

G.

KE S

LU

DG

E P

UM

P P

.123

H.

SAFETY A

IR T

O D

IESE

L E

NG

ING

E K

.001

G

EN

ERATO

R S

ERVIC

E A

IR

Page 8: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 7/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

KETERANGAN

Diagram Sistem Udara mesin SWD 6 TM 410

1) Kontrol tekanan udara penyaluran 30 Bar

2) Kontrol tekanan udara pengaman mesin 10 Bar

3) Kontrol tekanan udara operasi alat bantu 6 Bar

4) Kontrol tekanan udara servis 6 Bar

5) Pompa dengan tekanan udara (P.121) pembuangan minyak pada tangki V.121

Page 9: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 8/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

KETERAN

GAN

K.0

11 -

DIE

SEL E

NG

INE A

IR V

ESSEL

V.8

11 -

STARTIN

G A

IR B

VESSE

L

V.8

42 -

SAFETY A

IR V

ESSEL

V.8

41 -

KO

NTRO

L A

IR V

ESSEL

1.P

I -

PRESSU

RE IN

DIK

ATO

R

2.P

AL -

PRESSU

RE A

IR L

OW

3.P

AL -

SAFETY A

IR L

OW

PRESSU

RE O

P.1

2 B

AR

4.Z

L -

TARN

ING

GEAR P

OSIT

ION

5.P

I -

SAFETY A

IR E

NG

INE IN

LAT P

RESSU

RE O

P.1

2 B

AR

6.P

I -

TEKAN

AN

UDARA S

TART B

OTO

L A

NG

IN O

PERASI 13 –

30 B

AR

7.P

AL -

TEKAN

AN

UD

ARA M

ASU

K M

ESIN

REN

DAH

8.P

I -

TEKAN

AN

UDARA M

ASU

K M

ESIN

OPERASI 13 -

30 B

AR

CAS -

CO

NTRO

L A

IR S

YSTEM

Sis

tem

Udara

Kontr

ol dan P

engam

an M

esi

n

Page 10: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 9/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

2. Sistem Udara masuk dan Gas buang

Page 11: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 10/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

3. SISTEM PENDINGIN

3.1. SISTEM PENDINGIN JACKET

3.1.1. Fungsi Pendinginan

Untuk memperpanjang umur daya tahan bagian mesin terutama karena

pengaruh terhadap suhu yang tinggi akibat dari panas pembakaran bahan

bakar di dalam silinder dan gesekan pada bagian-bagian mesin yang

bergerak dan saling bersinggungan

Sistem air pendingin atau pendinginan adalah berguna untuk mengambil

sebagian panas dari bagian-bagian tertentu di mesin. Panas yang

menyebabkan temperatur oleh pembakaran bahan bakar diruang bakar.

Untuk menjaga agar pada bagian-bagian tadi tidak beban panas berlebihan

dan beban mekanik berlebih mengakibatkan toleransi serta pelumasan tidak

berfungsi seperti seharusnya.

Maka diperlukan pendinginan pada bagian mesin seperti :

1.2. Bagian diperlukan pendinginan pada bagian mesin seperti :

1.3. Cylinder liner

1.4. Cylinder block

1.5. Dan lain-lain

3.1.2. Sifat Air Pendingin

1. Rumus persenyawaan H2O.

2. Tidak bewarna, tidak berbau, dan tidak berasa (tawar).

3. Air murni sukar dipertahankan kemurniannya, karena air mudah

mengikat gas-gas, mudah melarut bahan-bahan kimia lainnya.

4. Air mudah : 1. Mengikat H.

Page 12: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 11/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

2. Ikut proses oksidasi dan reduksi.

Contoh : H2O + H ----> H3O

2H2O + 2Na ----> 2NaOH + H2 (oksidasi)

2Fe + 2H2O ----> 4HF + O2 (reduksi)

3.1.3. Proses Pelunakan Air

Di dalam tanah terdapat banyak gugusan-gugusan mineral di antaranya dari

bahan baku :

CO2,H2O, CaCO3, CaSO4, CaCI2, MgCI2, dan lain-lain.

Sehingga air tahan banyak mengadung bahan-bahan kimia tersebut.

1. Air sadah (keras) air yang banyak mengadung Ca (Mg) (HCO3/2),

Mg(Ca)SO4.

2. Air lunak air yang sedikit (tidak) mengadung bahan-bahan di atas, mudah

membusahkan sabun.

Air keras mengandung garam-garam.

Ca, Mg, SO4, CI2 < 120 ppm.

Air sedang : 60 – 120 ppm.

Air lunak : < 60 ppm,

Air sanat lunak : < 15 ppm.

KESADARAN SEMENTARA

Page 13: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 12/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1. Bila dipanaskan akan hilang (direbus) :

Di dalam air tanah terdapat H2O + CaCO3, CO2.

CaCO3 + H2O + CO3 – Ca(HCO3) 2 + Q - CaCO3 + H2O + CO2.

MgCO3 + H2O + CO2 – Mg(HCO3) 2 + Q - MgCO3 + H2O + CO2.

Dipanasi akan terurai kembali menjadi :

(Mg)CaCI3, H2O, CO2.

(Mg)CaCO3 dalam bentuk endapan yang bisa mengeras, CO2 sebagian gas

akan keluar.

2. Bila ditambah kapur.

Ca(Mg) (HCO3/2 + Ca(OH)) 2 – Ca(Mg) CO3 + HO2

batu kapur air

KESADARAN TETAP

Kesadaran tetap tidak bisa hilang oleh pemanasan, jadi harus lewat proses-

proses lainnya.

Kesadaran total : Kesadaran tetap + kesadaran sementara.

Ca(Mg)SO2 = Calsium (Manesium) Sulfat.

Ca (Mg)CI2 = Calsium (Magnesium) Clorida.

Menghilangkan kesadaran = melunakkan air.

1. Dipanasi (menghilangkan kesadaran sementara).

2. Lewat proses kapur (menghilangkan kesadaran sementara).

Page 14: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 13/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

3. Lewat proses soda (menghilangkan kesadaran tetap).

Proses soda

Ca (Mg)SO4 + Na2CO3) – (Mg)CacO3 + NaSO4.

(soda cuci) (kerak) (Cairan)

4. Lewat proses amoniak (NH4OH).

Ca (Mg)( NCO3/2 ) + NH4OH - (Mg)CaCO3 + (NH4)CO3 + Na2CI.

Ca (Mg)SO4 + (NH4)2CO3 - Mg (Ca) CO3 + (NH4) 2SO4.

5. Dicampur dengan boraks (Na2B4O7).

ion-ion Mg, Ca mengendap dalam bentuk Ca3(Mg)(BO2) 2.

endapan

6. Dengan penyulingan air, diperoleh uap air murni dan dicairkan kembali.

7. Dengan cara-cara lain.

Page 15: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 14/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

3.1. 4. Pemeriksaan Air Pendingin

Pemeriksaan air pendingin diukur dari beberapa alat ukur :

1. Turbidity system.

Alat ini untuk mengukur derajat kekeruhan air satuannya NTU tau FTU.

Kita pakai satuan NTU.

Air bersih antara 5 – 10 NTU ----> dilihat jernih. Untuk air pendingin

lebih rendah dari 5 – 10 NTU bila lebih 4 NTU akan menimbulkan kerak.

2. a. Mengukur dengan PH Meter.

PH = Potensial Hidrogen.

PH air pendingin antara 8 – 9.5.

Air netral (air murni) PH = 7

Air bersifat basa PH > 7

Air bersifat asam PH < 7

b. Mengukur dengan kertas lakmus.

Celupkan ke dalam air bersifat basa, berwarna merah.

Celupkan ke dalam air bersifat asam bewarna biru.

Campurkan air dengan bahan aluminium sulfat (A12SO4) bila air bersifat

basa sedikit demi sedikit sampai lakmus berwarna pada PH yang

dikehendaki ----> 8 – 9.5.

Campurkan air dengan bahan costik soda (NaOH) bila air bersifat asam

sampai lakmus bewarna pada PH sesuai yang dikehendaki.

3. Tes kadar oksigen.

Kadar oksigen standard = 0 Mg/1.

Page 16: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 15/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Kadar normal = 0.1 Mg/1.

Bila kadar oksigen terlalu tinggi dalam air pendingin akan menimbulkan

korosi.

Ppm = part per million.

1 ppm = 1

= Kg/1 = Mg/1.

1.000.000

4. Mengukur dengan TDS meter.

TDS = Total Dissolved Solid.

Yang diukur di sini cation, Ca+, Mg+, K1, Na+.

TDS tidak dapat mengendap bila dibiarkan.

a. Tanda-tanda air sifat basa.

- Rasa sepet.

- Lakmus berwarna biru.

- COH-7CH+.

- Penyebab reaksi alkali, Na Ca, Mg, dan penyebab timbunan garam-

garam kerak.

b. Tanda-tanda air sifat asam.

- Rasa asam.

- Lakmus berwarna merah.

- CH-7COH-.

- Penyebab korosi.

3.1.5. Syarat Air Pendinginan

Merupakan syarat yang perlu adanya analisa dari air pendingin mengenai

kesadahan (kekerasan), nilai-nilai PH, kadar-kadar chlorides air, dan lain-lain.

Kadar-kadar tersebut, dalam ukuran lebih dari syarat-syarat air pendingin mesin

menyebabkan adanya gejala korosi dan lain-lain.

Page 17: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 16/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Kekerasan-kekerasan sementara maupun tetap merupakan faktor yang

terpenting dan menyebabkan timbulnya kerak-kerak batu ketel pada dinding-

dinding pendingin.

Nilai-nilai PH menyebabkan adanya reaksi-reaksi kimiawi yang disebut korosi.

Jadi syarat air pendingin, pada umumnya air yang sudah dilunakkan dan bebas

dari deposit (endapan) dan material pembentuk kerak-kerak batu, bersih

alkaline, dan diberi bahan anti karat dan korosi.

- PH antara 8 – 9.5, kesadaran rendah.

- Turbidity air < 4 NTU.

- Kadar oksigen normal 0.1 Mg/1.

- Tidak mengandung mineral pembentuk kerak (batu hetel)

Page 18: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 17/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

BAHAN ADDITIVE

Bahan-bahan additive untuk melunakkan air calsium (Ca), Magnesium (Mg),

NaCI (garam).

a. Na2CO3 (soda cuci).

Ca (Mg)SO4 + Na2CO3 ----> MgCaCO3 + Na3SO4.

Soda cuci kerak Cairan

b. NH4OH (amoniak)

Ca(Mg)(HCO3) 2 NH4 ----> (Mg)CaCO3 + NH4) 2CO3 + N32O.

c. NaOA12O3 SIO2(nH2)O = Bahan zeolit.

Disingkat Na2ZI (Natrium, Aluminium, Sulfat).

d. Na2B4O2 = boraks.

Page 19: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 18/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

SIS

TEM

PEN

DIN

GIN

TERT

UT

UP

Jacket

Cooling W

ate

r Syst

em

Page 20: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 19/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

KETERANGAN

Diagram Sistem Udara mesin SWD 6 TM 410

K.001 DIESEL ENGINE

E.021 - CHARGE AIR COOLER HIGH

P.511 - JACKET C.W. PUMP

E.511A - JACKET COOLING WATER RADIATOR

E.511B - JACKET COOLING WATER HEAT TEMPERATUR

V.511 - JACKET COOLING WATER EXPATION TANK

V.512 - JACKET COOLING WATER INHIBITOR DOSING VESSEL

1. PI = JCW Engine Inlet Pressure

2. TI = JCW Engine Inlet Temperature

3. FAL = JCW Engine Outlet

4. FAL = JCW Flow Safety Deviation Activatet

5. TAH = JCW Engine Outlet High Temperature

6. TAH = JCW Engine Outlet High Temperature Trip

7. FAL = JCW Engine Outlet Flow Low

8. FI = Treated Water for Tubine Indicator

9. TI = JCW Engine Outlet

10. TI = JCW Engine Outlet

11. LIS = JCW Expantion Tank V511 Indicator

12. TS = Radiator Ambient Temperature Low

13. FAL = Radiator Ambient Temperature Low

14. TCV = Thermostat 3 Valve

15. TI = JCW Heat Exchanger E.511 B in

16. TI = JCW Heat Exchanger E.511 B out

17. TI = JCW Radiator E.511 A out

18. TI = JCW Pump P.511 Discharge Temperature

19. PI = JCW Pump P.511 Discharge Pressure

20. PI = JCW Pump P.511 Suction Pressure

21. TI = JCW Inlet

Page 21: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 20/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PRINSIP KERJA

- Pada saat mesin dijalankan thermostat masih tertutup.

- Sirkulasi air pendingin menjadi dari :

- Mesin – water – manifold – thermostat – radiator – oil cooler – water pump – mesin.

- Setelah temperature air pendingin naik (pada suhu tertentu) thermostat mulai membuka.

- Sirkulasi air pendingin dari mesin – water – manifold by

pass – tube – water pump – mesin.

Page 22: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 21/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

- Air pendingin mesin (soft : water) bersikulasi dari :

Mesin – cooler – water pump – mesin.

- Pendingin air pendingin mesin (raw water) bersirkulasi dari :

Cooler – radiator – water – pump – cooler.

PRINSIP KERJA

Page 23: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 22/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

SIS

TEM

PR

IMER

Jacket

Cooling W

ate

r

Mela

kukan

pem

indah

panas

(Heat

Exharg

er

E

511B)

dan

Radia

tor

E,

511A.

Page 24: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 23/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Sistem ini dipasang untuk mesin SWD GTM 410 untuk mendinginkan pendingin

mesin. Dalam operasinya menggunakan sutu Heat Exchartger atau Radiator.

Dengan sistem tidak memganggu Satu Heat Excanger atau Radiator. Dengan

sistem ini tidak mengganggu operasi msin bila mesin bila ada salah satu alat.

Pendingin tersebut.

KETERANGAN:

Diagram Sistem Udara mesin SWD 6 TM 410

1. FAL = JCW Flow Outlet Alarm Low 80%

2. FAL = JCW Flow Trip 70%

3. TAH = JCW Outlet High Temperature 98%

4. TBH = JCW Diesel Generator Trip

5. PAL = JCW Flow Outlet Low

6. FI = Treated Water for Turbin Flushing 0.4 – M3/h

7. TI = JCW Engine Outlet Thermositch 0 – 120oC (95 o C)

8. TI = JCW Engine Outlet Thermositch 0 – 120oC

9. TI = JCW Engine Outlet Thermositch 0 – 100oC (95 o C)

10. TI = JCW Engine Intlet Thermometer 0 – 100oC

11. PI = JCW Engine Intlet Manometer 0 – 10 Bar

12. LIS = JCW Expantion Tank Indicator 0 – 100%

13. TAL = Radiator Ambient Temperature Low

14. TI = JCW Radiator E 511 A Inlet Thermometer 0 – 100oC (95oC)

15. TI = JCW Heat Exch. E 511 A Inlet Termometer 0 – 120oC (95oC)

16. TCV = JCW Termostatic 3 Way Valve 76/98oC

17. TI = JCW Heat Exch. E 511 B Inlet Thermometer 0 – 100oC (76oC)

18. TI = JCW Radiator E 511 A Outlet Thermometer 0 – 100oC (76oC)

19. TI = JCW Discharge Thermometer 0 – 100oC (76oC)

20. PI = JCW Pump P 511 Discharge Manometer 0 – Bar ( 4 Bar )

21. P 511 = JCW Pump

22. E 511 = Radiator

23. K 001 = Engine

24. E 021 = Charge Air Cooler High Temperature

25. V 511 = JCW Expantion Tank

26. V 512 = JCW Chemical Dossing

Page 25: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 24/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

27. S 512 = JCW De Aerator

Perbedaan Sistem Pendinginan

Terbuka dan Sistem Pendinginan Tertutup

Sistem Pendingin Terbuka

Menggunakan Satu Jenis Media Pendingin

- A i r

atau

- U d a r a

Page 26: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 25/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Sistem Pendingin Tertutup

Menggunakan Dua Jenis atau Lebih Media Pendingin

- Dua macam air (Raw Water dan Soft Water

Atau

- Air dan udara

Apakah ada perbedaan-perbedaan pada

Sistim Pendingin Terbuka dan Sistim

Pendingin-Pendingin Tertutup

Page 27: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 26/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Sistim Terbuka

- Air pendingin yang masuk kemesin selalu baru.

- Faktor pendinginan lebih sempurna

- Konstruksi lebih sederhana

Sistim Tertutup

- Dapat dipakai pada daerah-daerah yang kurang sumber air pendinginnya.

- Tidak memerlukan Pemanas air (sebelum masuk ke

mesin).

Page 28: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 27/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

3.1.6 Komponen

Pipa-pipa pendinginan

(Diagram Cooling Water Piping)

Page 29: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 28/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Nama Bagian Cooling Water Piping

1. Main Engine

2. Cooling Water Pump

3. Automatic De Aerator

4. Screw Down Valve

5. Thermostatic 3 Way Valve

6. Water Cooler

7. Automatic De Aerator

8. Flexible Pipe Connection

9. Flexible Pipe Connection

10. Screw Down Valve

11. Cock (Filling and Drain)

12. Thermometer

13. Pressure Gauge

14. Cooling Water Consuruption Tank

15. Thermometer

Page 30: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 29/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

POMPA AIR (WATER PUMP)

Centrifugal Water pump.

Fungsi Pompa Air adalah Untuk

memompakan air pendingin mesin

ke bagian-bagian yang

memerlukan pendingin.

Bentuk dari bagian-bagian

WATER PUMP.

Lihat Gambar

Cara kerja Pompa air pendingin Jenis

CENTRIFUGAL

Page 31: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 30/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Pelampung

OUT IN

Klep

Baut pembuang

(Drain)

Pompa air bekerja berputar, air pendingin di isap

melalui lubang pemasukan dan di pompakan lewat

lubang keluar menuju bagian-bagian yang

memerlukan pendinginan.

Untuk mengeluarkan udara yang terdapat pada

Sistem pendinginan mesin.

Page 32: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 31/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

K A T U P (VALVE)

Konstruksi dari “check Valve” katup

kupu-kupu

Konstruksi

Bill Check Valve

Page 33: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 32/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Bentuk-bentuk

Konstruksi Thermostatic Valve

Lihat Gambar Pada Halaman Berikut

Page 34: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 33/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1

Penggunaan Thermostatic Valve sebagai

pengatur jumlah aliran (minyak pelumas air

pendingin)

1. Tempat masuk air kotor 2. Tempat keluar air kotor 3. Sensor suhu (peraba suhu)

4. Alat pengatur

Page 35: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 34/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Torak II

Torak 1

Aliran

Fluida

valve

Zat yang mudah

Memuai.

Cara kerja

Thermostatic Valve yang digunakan pada

Sistem Hidraulic Control

Cara kerja :

- Sewaktu fluida masih dalam keadaan dingin, valve masih menutup fluida akan mengalir saluran B.

- Setelah fluida panas, zat memuai mendorong torak I diteruskan ke torak II sehingga klep (valve) membuka saluran C dan saluran

B tertutup, fluida akan mengalir saluran C.

Page 36: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 35/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

THERMOSTAT

Fungsi dari THERMOSTAT

Sutu “Heat Control Valve” yang

dipergunakan pada sistem

pendinginan untuk mengatur aliran

air pendingin terhadap perubahan

termperatur

Ada beberapa macam jenis

THERMOSTAT

- Jenis Embusan - Jenis lilin

Page 37: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 36/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

T H E R M O S T A T

( b ) Termostat terbuka

( a ) Termostat tertutup

THERMOSTAT JENIS EMBUSAN

Page 38: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 37/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Batang

Batang

Bak lilin

Aliran

Melalui

katup

Lilin Bak lilin

( b ) Termostat ( d ) Termostat tertutup

( g ) Termostat terbuka

Jenis lilin

THERMOSTAT JENIS LILIN

Page 39: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 38/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Prinsip kerja dari thermostatic

Swich dengan cairan

1. Tombol pengatur 2. Pegas flexible 3. Magnit 4. Pipa 5. Sonde 6. Kapsul dipromable 7. Pegas

Page 40: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 39/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

3.2. SISTEM PENDINGINAN UDARA

1. Periksa level (permukaan/air dalam tangki penambahan (V.531) tambah bila

kurang dengan menghidupkan pompa air penambah P.343 pada posisi

manual atau otomatis.

2. Periksa / atur katup-katup pada posisi operasi.

3. Hidupkan heater (pemanas) air pendingin injector 4,5 kW (F.532 B) dan 15

kW (F.532 A).

4. Berikan fungsi alat-alat dan pengaman

Temperatur on – off = 93/91 oC

Temperatur tinggi = 100 oC

3.3. SISTEM PENDINGINAN INJEKTOR

1. Periksa level (permukaan/air dalam tangki penambahan (V.531) tambah

bila kurang dengan menghidupkan pompa air penambah P.343 pada

posisi manual atau otomatis.

2. Periksa / atur katup-katup pada posisi operasi.

3. Hidupkan pompa air pendingin injektor (P.531) periksa kebocoran sistem.

4. Hidupkan heater (pemanas) air pendingin injector 4,5 kW (F.532 B) dan 15

kW (F.532 A)

5. Berikan fungsi alat-alat kontrol dan pengaman.

Temperatur on – off = 93/910C.

Temperatur tinggi = 000C

Page 41: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 40/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Sis

tem

Air

Pendin

gin

(Inje

cto

r W

ate

r Syst

em

KETERAN

GAN

:

K.0

01 -

D

IESEL E

NG

INE

F.5

32

- IN

JECTO

R C

.W.

HEATER

P.5

31

- IN

JECTO

R C

.W.

PU

MP

V.5

31

- IN

JECTO

R C

.W.

OBSERVATIO

N T

AN

K

S.5

52

- IN

JECTO

R C

.W.

DE A

ERATO

R

Page 42: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 41/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Keterangan

1. TS - JWC Heater F. 532 control ON – OFF 93/91 oC.

2. TL - Heater 4,5 KW.

3. TI - ICW Engine outlet temperature.

4. TAH - ICW Engine outlet high temperature 100 oC.

5. PI - ICW Engine inlet pressure.

6. TI - ICW Heater F.532 max. temperature.

7. TS - ICW Heater F.532 max. temperature 115 oC.

8. TAH - ICW Heater F.532 control max. temperature.

9. TS - ICW Heater F.532 control ON – OFF 90 oC.

10. TC - ICW Heater F.532 control ON – OFF.

11. TL - ICW Heater F.532 15 KW.

12. TI - ICW Heater F.532 inlet.

13. LS - ICW Expantion tank V.532 level low indicator.

14. PI - ICW Pump P.531 suctin press.

15. PI - ICW Pump P.531 Discharge press.

16. XG - Obeservation lihgt.

Page 43: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 42/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

4. SISTEM PELUMASAN

4.1. SISTEM PELUMASAN MESIN

4.1.1. Fungsi Minyak Pelumas

1. Melumasi bagian-bagian yang bergerak agar gesekan terjadi sekecil

mungkin.

2. Melumasi bagian-bagian yang bergerak agar kerugian daya sekecil

mungkin yang diakibatkan oleh gesekan.

3. sebagai media pendingin, yaitu dengan menyerap panas dari bagian-

bagian yang mendapat pelumasan dan membawa serta

memindahkannya pada sistem pendingin.

4. Meredam goncangan di antara bantalan dan bagian-bagian lainya

kemudian mengurangi kebisingan yang terjadi.

5. Mencegah terjadinya kebocoran gas hasil pembakaran ke dalam

karter.

6. membawa gram-gram atau kotoran yang mungkin terjadi pada bagian-

bagian yang dilumasi ke dalam karter.

7. Mencegah keausan yang mungkin timbul sekecil mungkin.

8. Menjaga bagian-bagian mesin yang perlu dilumasi dalam keadaan

bersih.

4.2. Sifat Utama Minyak Pelumas

4.2.1Warna

- Kuning

- Merah

- Biru

Warna minyak pelumas menunjukan jenis minyaknya. Warna dalam

praktek untuk membandingkan minyak pelumas baru dan minyak

pelumas.

Page 44: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 43/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

4.2.2. Oksidasi

Suatu reaksi kimia yang terjadi antara oksidasi dari udara dengan

hidrokarbon dari minyak pelumas.

Peristiwa oksidasi pada pelumas akan merugikan :

Oksidasi : Tidak dapat larut akan berupa lumpur akan

merusak/menyumbat

saluran sistem pelumas :

Oksidasi : Yang larut akan bersifat asam dan dapat membuat

korosi apa bila pada suhu tinggi. Permukaan bantalan

timbul lubang-lubang atau timbul deposit seperti lem.

4.2.3. Keasaman

Keasaman selalu ada pada minyak pelumas walaupun sedikit, yang

disebut asam intrinsik. Asam ini berperan penting dalam kontaminasi

dari luar ataupun hasil oksidasi.

4.2.4. Korosititas

Minyak pelumas yang baik harus bebas dari sulpur. Yang terkandung

pada minyak pelumas akan mempunyai sifat korosi.

Page 45: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 44/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

4.2.5. Emulsifikasi

Apabila minyak mineral tercampur air di dalam waktu yang singkat

dengan jelas terjadi pemisahan. Dan apabila terkontaminasi (terkotori)

kekuatan pemisahnya akan menurun, di samping itu terjadi emulsi.

Selain itu endapatn berupa lumpur akan terbentuk kemudian dapat

menyumbat saluran pelumas.

4.2.6. Titik nyala

Titik nyala adalah suhu minyak terbakar apabila dipanasi dengan

peralatan sederhana. Titik nyala dicari untuk mengetahui bahaya

terbakarnya minyak. Selain itu mengetahui kondisi maksimum yang

dapat dihadapi minyak pelumas.

4.2.7. Titik tuang dan titik kabut

Titik tuang : suhu dimana masih dapat dituang di bawah kondisi

tersebut.

Tititk kabut : suhu dimana kristalisasi mulai terbentuk dengan mula-

mula timbul kabut

4.2.8. Kandungan air dan sedimen

a. Pada dasarnya air sangat sedikit dapat melarutkan

dalam minyak pelumas (N 0.004%).

b. Sedimen normalnya tidak terkandung dalam minyak

pelumas, tetapi dapat masuk pada saat transprtasi dan

kontaminasi dari tangki, saluran pembagi dan lain-lain.

Page 46: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 45/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

4.2.9. Kerapatan dan Grafitasi Spesifik

a. Kerapatan adalah massa perunit volume pada suhu dan

tekanan tertentu.

b. Grafitasi spesifik adalah sutau kuantitas dimesin yang

dinyatakan dalam perbandingan kerapatan dari minyak pelumas

dan kerapatan air pada suhu yang ditentukan.

Page 47: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 46/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

4.2.10. Panas Jenis dan Konduktivitas Panas

Diketahui panas jenis dan konduktivitas panas diperlukan dalam

penggunaan di mana minyak bekerja sebagai pendinginan dan media

perambat panas di samping sebagai pelumas. Pada suhu 600F (600C)

hampir semua jenis minyak mineral ( relatif terhadap panas jenis air) di

antara 0.44 sampai 0.84. dan konduktiviatas panasnya sekitar 3 x 10-

kl/cm.soc.

Kedua ini tidaklah terlalu peka terhadap perubahan suhu dan untuk

penggunaan praktis tertentu biasanya konstan. Tetapi tidaklah

demikian pada penggunaan minyak sebagai media perambat panas

pada sistem tertutup. Panas jenis dan konduktivitas panas haruslah

benar-benar diperhitungkan.

4.3. Jenis Sistem Pelumasan

Sistem pelumasan merupakan salah satu sistem pada mesin diesel yang

berguna untuk memelihara penyaluran minyak agar sampai kepada

bagian-bagian yang memerlukan pelumasan.

Adapun jenis Sistem Pelumas ada dua macam :

1. Sistem pelumas basah

2. Sistem pelumas kering

4.4. Rangkaian

Sistem Pelumasan

Sistem pelumasan dapat dikelompokan menjadi 2 macam :

a. Sistem Pelumasan Basah

Sistem pelumasn basah bak penampung pelumas berada di dalam

karter mesin itu sendiri. Perhatikan dari beberapa contoh dari sistem

pelumasan basah pada halaman berikut.

Page 48: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 47/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

b. Sistem Pelumasan Kering.

Pada sistem pelumasan kering bak penampung pelumas berada di luar

mesin atau pada tangki. Untuk memperjelas perhatikan gambar

berikutnya.

Apakah Perbedaan antara sistem pelumas

Basah dengan sistem pelumasan kering

Page 49: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 48/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Sistem Pelumas Basah

(Wet System)

Page 50: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 49/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Sistem Pelumas Kering

(dry system)

Page 51: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 50/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

4.5. Komponen Sistem Pelumas

1. Pompa Pelumas

2. Pemipaan

3. Relief Valve

4. Oil cooler

5. Thermostart

6. Radiator/cooling tower

7. Filter

8. Karter minyak pelumas

9. Stick minyak pelumas

10. Separator

11. Secondary lubricating

Page 52: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 51/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1. Pompa Pelumas

Fungsi : untuk memompakan pelumas dengan bertekanan ke bagian-bagian yang

hendak dilumasi. Jenis Pompa : Pompa Roda gigi.

Bila popa diputar seperti petunjuk arah panah, pelumas akan terbawa

pada sela-sela sehingga pelumas akan berpindah dari sisi Inlet (isap) ke

Discharge (buang).

Page 53: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 52/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1. Pemipaan

Fungsi : Pemipaan berfungsi untuk menyalurkan minyak pelumas dari suatu

komponen ke komponen lainnya.

Page 54: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 53/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Fungsi : Untuk menjaga agar tekanan pelumas tidak melebihi batas

maksimum yang diijinkan

Bila tekanan minyak pelumas lebih besar dari yang ditentukan, katup pengatur No. 2,

akan terangkat dan pelumas mengalir ke saluran tekanan lebih lanjut ke Carter. Bila

tekanan normal kembali, katup ke kedudukan semula.

Page 55: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 54/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

4. Oil Cooler

Fungsi : Oil cooler (pendingin minyak pelumas), alat ini dipergunakan

menjaga temperatur (suhu minyak pelumas pada suhu yang

ditentukan agar kekentalnnya tidak banyak berubah.

Page 56: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 55/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

4. Thermostat

Fungsi : Untuk membuka katup yang bekerja berdasarkan sensor panas dari

elemen thermostart.

Page 57: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 56/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

6a. Radiator

Konstruksi oil cooler dengan

Pendingin udara

Fungsi : Untuk mesin kecil radiator dapat berfungsi ganda yaitu mendinginkan

sampai temperatur tertentu dari air pendingin dan oli mesin.

Sedangkan pada mesin yang besar umumnya dipisahkan oli mesin

satu radiator dan air pendingin (soft water) catu radiator, seperti

gambar di atas.

Page 58: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 57/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

6b. Cooling tower

MOTOR DRIVEN

BAFFLES

SPRAT NOZZLES

MOTOR

DRIVEN

FAN

MECHANICAL DRAFT FORCED DRAFT MECANICAL

DRAF USING INDUCED DRAF

( a ) ( b )

Mechanical – draft cooling tower

Gbr. 02. 2– 6

Fungsi : Cooling tower untuk mendinginkan air pendingin/raw water dengan cara

disemprotkan

Page 59: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 58/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

DISTRIBUTER

SPRAY

LOUVRES

DECK

HEAT EXCHANGER

ATMOSPHERIC USING DECK ATMOSPHERIC

USING SPAY WOZZLE

( a ) ( b )

Atmospheric Cooling Towers

Gbr. 02. -7

Page 60: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 59/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

7a. Filter

Fungsi : Oli strainer, filter atau saringan minyak pelumas berguna untuk

menjaga agar supaya kotoran atau gram-gram masuk ke dalam

mesin, sehingga mutu minyak dapat selalu terjaga.

Page 61: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 60/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

7b. Autonatic filter

Gbr. 02. 5 5 - 9

Fungsi : Untuk menyaring kotoran-kotoran atau gram-gram yang terbawa

minyak pelumas yang akan masuk mesin yang bekerja secara

otomatis

Page 62: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 61/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

7c. Macam-macam filter dengan berbagai ukuran

8b. Tangki minyak pelumas

Page 63: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 62/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Fungsi : Tangki digunakan untuk menampung minyak pelumas mesin dan

sekaligus tempat mengendapnya kotoran-kotoran yang terbawa oleh

pelumas

c. separator

Separator berguna untuk :

1. Berguna untuk membersihkan minyak pelumas dan partikel-pertikel yang

keras yang dapat merusak. (lumpur, pasir, kotoran-kotoran lainnya).

2. Berguna untuk memisahkan bermacam-macam cairan (tempat air dari minyak

pelumas) berdasarkan perbedaan berat jenis.

Page 64: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 63/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Fungsi : sebagai pelumas bantu untuk melumasi bagian-bagian yang bergerak di

antaranya rocker arm, katup-katup liner.

Page 65: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 64/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

4.2. SISTEM PELUMAS SILINDER

4.2.1. Alat Pengaman

Periksa level minyak pelumas pada tangki penambah V.711 dengan

menghidupkan pompa penambah P.732

Hidupkan pompa pelumasan silinder M.2042 dan pompa pelumasan valve

gear

Sistem Pelumasan Silinder dan Katup-katup

Page 66: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 65/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Keterangan :

Diagram of cylinder, valve seat, valve steam and buffer oil (lubricating) system

A. Cylinder lub. Oil tank

B. Filter (5 )

C. Electrically driven inpulse pump

D. Limit Valve

E. Pressure gauge

F. Pressure switch

G. Oil distirbutor on cylinder head

H. Exhaust valve stem and housting

J. Inlet valve guide

K. Oil distributor on inlet rocker arm

L. Oil distributor on exhaust rocker arm

M. Rocker arm push rod

N. Rocker arm adjusting bolt

O. Accumulator

P. Fuel injection pump

Q. Electrically driven cylinder lub. Oil pump

R. Over flow 50 bar

S. Oil distributor for inlet valves seats

U. Cylinder liner

W. Pressure reducer from 40 bar to 15 bar (only applicable when running heavi oil)

Z. Lub. Oil inlet fuel injection pump

Page 67: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 66/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Lub O

il S

yst

em

Page 68: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 67/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Lub O

il S

yst

em

Page 69: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 68/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

5. SISTEM BAHAN BAKAR

5.1. Fungsi Bahan Bakar

a. Bahan Bakar

b. Zat asam

c. Panas

Jadi fungsi bahan bakar untuk mendapatkan pembakaran setelah

direaksikan dengan zat asam panas. Hasil pembakaran akan menimbulkan

tenaga. Pada motor diesel prosesnya sebagai berikut :

1. Bahan bakar dikabutkan ke dalam ruang bakar menjadi gas, sehingga

mudah terbakar.

2. Zat asam

Didapatkan dari udara dimana udara terdiri dari :

- Zat asam/oxigen (o2) 21%

- Nitrogen (N2) 79%

3. Panas

Didapatkan dari kompresi yang tinggi di dalam ruang bakar oleh piston

5.2. Sifat Bahan Bakar

Bahan bakar motor diesel adalah hasil pengolahan secara dirtilasi atau

non dirtilasi dari minyak mentah (crude oil). Jadi bahan bakar ini termasuk

bahan bakar cair dengan sifat-sitat sebagai berikut.

1. Berat jenis 0.8 s.d 0.9

2. Angka mutu (cetaan number) 30 s.d 70

3. Kekentalan/Viscosits 16 s.d 5.8 cs/1000F

Page 70: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 69/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

4. Titik beku 10 s.d 650F

5. Titik Nyala 1500F

6. Nilai Kalori Bahan Bakar 10000 s.d 18000 BTU/Ib

7. Kadar arang 0.1 s.d 10% Berat

8. Kadar air 0.05 s.d 0.75% vol

9. Kadar sulfur 0.5 s.d 3.5% Berat

10 Endapan 0.01 s.d 0.15% Berat

11. Angka netralisasi 0.6 s.d 10% Berat

5.3. Jenis Bahan Bakar

Jenis bahan bakar yang digunakan pada motor diesel adalah sebagai

berikut :

1. HSD/minyak solar

2. IDO/mfo minyak diesel

3. Residu/minyak bakar

1. HSD

Umunya digunakan pada mesin putaran tinggi, tapi juga bisa digunakan

pada putaran sedang dan putaran lambat.

2. IDO/MFO

Umumnya digunakan pada mesin putaran tinggi, tapi juga bisa

digunakan pada putatan sedang dan putaran lambat.

Page 71: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 70/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

3. RESIDU

Umumnya juga digunakan pada mesin putaran sedang dan putaran

lambat.

Page 72: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 71/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Page 73: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 72/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Page 74: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 73/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Page 75: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 74/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Page 76: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 75/75

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Fuel O

il B

oost

er

Syst

em

Page 77: 5. Pengoperasian Peralatan Bantu

PT PLN (Persero)

Jasa Pendidikan dan Pelatihan

0