5. kamus fotografi
DESCRIPTION
kamus fotografi ini membahas semua ulasan atau pun singkatan yang ada dalam fotografi.TRANSCRIPT
1
A A : Singkatan dari auto, yaitu sebuah sandi untuk pilihan fasilitas otomatis. Artinya, bila selector
diputar ke posisi ini, bukaan diafragma akan bekerja secara otomatis setelah pemotret memilih
suatu kecepatan (shutter speed) atau sebaliknya.
Abstraksi : Abstrak ; Pesan yang tidak bisa digambarkan. Pada sebuah foto, misalnya foto seorang
ibu sedang mendekap anaknya, pesan/abstraknya adalah ketentramannya.
Aerial Photography : Fotografi udara, yaitu foto khusus pemotretan udara. Biasa digunakan untuk
keperluuan pemetaan, survei, atau penggukuran tata ruang dan pertanian.
AF : Singkatan dari auto focus, yaitu cara kerja kamera tanpa mengharuskan pemotret memutar-
mutar sendiri penemu fokus(jarak). Sistem ini bekerja setelah pemotret menekan tombol “on”
pada perintah fokus.
AF Range : Tingkat terang cahaya dimana sistem autofocus masih dapat bekerja, dalam satuan EV.
AFS : Auto Focus Silent Wave Motor
AFD (Auto Focus Distance Information) : Terminologi untuk jenis lensa yg digunakan oleh Nikon
untuk salah satu produk lensa fotografi mereka. AF
menunjukkan bahwa lensa tersebut merupakan jenis auto
focus, sementara S menujukkan bahwa lensa tersebut
dilengkapi dengan motor ultrasonik dalam tubuh lensanya
sebagai penggerak mekanisme auto focus.
AL servo AF : Saran pilihan autofocus yang digunakan untuk memotret objek2 bergerak. Pilihan yang
efektif untuk pemotretan olahraga.
Amateur Photography : Fotografi amatir. Dibuat semata-mata hanya untuk kesenangan pribadi,
tidak berkaitan dengan pekerjaan atawa untuk mencari uang. Hal ini
merupakan ekspresi diri yang tingkatnya bisa sejajar dengan karya-karya
budaya lain.
Aperture = Bukaan Lensa : Suatu celah pada lensa yang memungkinkan sinar mengenai sensor citra
suatu kamera digital. Aperture bisa berupa bukaan tetap atau bisa
disesuaikan dan dikalibrasi dengan angka "F-stop". Makin besar
2
angkanya, makin kecil bukaan lensanya. Aperture menentukan seberapa
banyak cahaya yang bisa masuk ke film kamera 35 mm atau ke
rangkaian digital kamera digital, pada saat rana terbuka.
Aperture Priority : Prioritas pengaturan pada diafragma, kecepatan rana otomatis.
Angel of view : Sudut pandang atawa sudut pemotretan. Cara melihat dan mengambil objek yang
akan difoto
Animal portrait : Pemotretan dengan binatang sebagai sasaran atawa objek pemotretan yang lebih
menonjolkan ciri khas jenis dan sifat binatang tersebut.
Aperture diafragma : Lubang tempat cahaya masuk kedalam kamera dari lensa keatas film.
Aperture priority auto exposure (A) : Pencahayaan otomatis prioritas bukaan diafragma. Jika
bukaan diafragma disetel terlebih dahaulu, kecepatan rana
akan bekerja otomatis.
Architectural photography : Foto arsitektur, yaitu cabang fotografi yang mengkhususkan pada
objek2 arsitektur dengan pendekatan dokumenter, seni, dan
komersial.
Artificial light : Cahaya buatan manusia yang digunakan untuk memotret misalnya lampu kilat, api,
dll.
Asa : Singkatan dari american standar assosiation. Yaitu standar kepekaan film. Pengertiannya sama
dengan ISO, hanya saja nama ASA dahulu umumnya dipakai diwilayah amerika. Kecepatannya
diukur secara aritmatis.
Auto Program (P) : Fasilitas otomatis untuk memilih pencahayaan terprogram secara normal dan
high speed(kecepatan tinggi), tergantung pada pemakaian panjang-pendek
fokus lensa.
Auto winder : Motor yang berguna untuk memajukan film secara otomatis dan cepat tanpa harus
dikokang atawa diengkol terlebih dahulu. Sering digunakan oleh pemotret olahraga
atawa yang mengutamakan objek-objek bergerak cepat.
3
B Back light : Cahaya dari belakang, yaitu cahaya yang berasal dari belakang objek. Arah cahaya ini
berlawanan dengan posisi kamera. Secara umum efek yang dihasilkan dapat
menciptakan siluet; objek foto dikelilingi “rim light” atau cahya yang ada disekitar objek.
Efek cahaya ini bisa merugikan pemotret sebab bila mengenai lensa akan menimbulkan
flare.
Background : Latar belakang suatu gambar. Dalam fotografi biasanya sering diidentikkan dengan
layar berhias pemandangan atau warna-warna tertentu untuk memperindah tampilan
foto.
Batteray check light : Penunjuk lampu, yaitu tombol penunjuk yang memberi informasi apakah
baterai masih dalam keadaan baik atau tidak.
Bayonet : Sistem dudukan lensa yang hanya memerlukan putaran kurang dari 90 derajat untuk
melakukan penggantian lensa.
Birds eye view : Sudut pandang dalam pemotretan yang mirip dengan apa yang diliat seekor burung
yang sedang terbang.
Blitz : Lampu kilat atau flashgun. Alat ini merupakan cahaya buatan yang berfungsi menggantikan
peran cahya matahari dalam pemotretan. Untuk menangkap kilatannya diperlukan suatu
kecepatan tertentu yang telah disesuaikan (disinkronkan) dengan kamera. Cahaya blitz
umumnya bisa ditangkap dengan kecepatan kamera 1/60 detik.
Blitzlichtpulver : Cikal bakal lampu kilat. Terbuat dari beberapa campuran bubuk diantaranya
magnesium dan potassium chlorade yang dapat memancarkan cahaya bila disulut.
Blur : Kekaburan seluruh atau sebagian gambar karena gerakan yang disengaja atau tidak sengaja
pada saat pemotretan dan efek besar kecilnya diafragma. Hal ini terjadi misalnya saat
melakukan teknik panning atau zooming yang menggunakan kecepatan rendah.
Blouwer : Kipas angin yang digunakan pada pemotretan model untuk menghasilkan efek angin.
Bottom light : Cahaya dari bawah objek, biasa juga disebut ‘base light’. Biasa digunakan sebagai
cahaya pengisi dari arah depan. Fungsinya mengurangi kontras cahaya utama.
4
Bounce Flash : Sinar pantul. Pancaran cahaya tidak langsung yang berasal dari sumber cahaya
(lampu kilat). Cara paling efektif yang dapat dicoba adalah memantulkan pancaran
sinarnya kesudut lain sebelum cahaya itu mengenai objek pemotretan. Teknik
pencahayan ini cocok untuk menghasilkan penyinaran lunak.
Bracketing : Suatu teknik pengambilan gambar yang sama dengan memberikan kombinasi
pencahayaan yang berbeda-beda pada suatu objek (disamping pengukuran
pencahayan normal).
Built-in diopter : Pengatur dioptri (lensa plus atau minus)yang sudah terpasang pada pembidik
kamera. Berguna bagi pemotret berkacamata.
Bulb, B(ulb) bolam : Sarana kecepatan rana yang sangat lambat dikamera yang digunakan untuk
memotret objek. Lama membuka rana ditentukan oleh pemotret, yaitu
dengan menekan lalu melepas tekanan pada tombol shutter.
Bulk film : Film kapasitas 250 Exposure
5
C C : Singkatan dari continuous,yaitu sandi yang terdapat pada kamera. Fungsinya menyatakan
penggunaan bidikan gambar secara beruntun dengan kecepatan tertentu (umumnya 3 bingkai
per detik).
Camera : Dalam bahasa Indonesia disebut kamera,yaitu alat berupa kotak kedap cahaya. Pada
sebuah kamera biasanya terdapat lensa yang mampu menerima cahaya dari sebuah
benda; objek ini kemudian direkam dengan alat peka cahaya.
Camera Angle : Arah atau sudut kamera,yaitu tempat atau kedudukan sudut pandang kamera yang
digunakan untuk memotret. Terdiri dari sudut pandang sejajar, dari atas atau
bawah.
Candid Camera : Foto atau potret yang dibuat dengan cara sembunyi2 sehingga objek foto tidak
menyadarinya. Cara ini biasanya menghasilkan foto yang terkesan wajar atau
alami.umumnya tidak ada komunikasi antrara pemotret dan objek
foto.keberhasilan foto sangat ditentukan oleh kemahiran pemotret
mengungkapkan pesannya.oleh Karen itu pemotret harus ekstra tekun, jeli,teliti
dan sabar.
CAMERA OBSCURA: Kamera pertama dalam dunia fotografi, di mana bentuknya merupakan
sebuah kamar gelap yang hanya memiliki lubang kecil (pinhole).
CCD : Singkatan dari charge couple device,yaitu Sensor untuk merekam gambar, chip pengganti film
yang digunakan pada kamera digital untuk merekam gambar (citra)
Center of Focus : Pusat perhatian. Sering juga disebut center of interest atau focus of interest. Pusat
perhatian membuat pesan dan teknis yang ingin disampaikan pemotret tergambar
secara fisik pada foto.
Center Weight : Pengukuran pencahayaan yang tertuju hanya pada 60 persen daerah tengah
gambar (bidang) foto.
Coating : Pemberian suatu lapisan tipis pada permukaan lensa.Funsinya menahan pantulan cahaya
dan melindungi lensa dari berbagai bahaya, mjsalnya jamur.
Cold Tone : Warna yang bernada dingin; berwarna biru kelabu dengan nada warna ringan.
6
Color Balance : Keseimbangan warna.
Commercial Photography : Fotografi komersial yang bertujuan mengomunikasikan informasi
produk.
Composition : Komposisi, yaitu penempatan atau penyusunan bagian2 sebuah gambar untuk
membentuk kesatuan dalam sebuah bidang tertentu sehingga enak dipandang.
Continuous Light : Lampu kilat yang digunakan untuk memotret; cahayanya dapat menyala terus
menerus(berulang-ulang).
Contrast : Kontras. Secara umum kontras diartikan sebagai perbedaan gradasi,kecerahan, atau nada
(warna) antara bidang gelap (shadow) dengan bidang terang, atau warna putih yang
mencolok sekali pada objek.
CPL : Circular Polarizing
Cropping : Pemadatan/pemotongan gambar dalafoto atau sesuatu yang tercetak dengan
membuang bagian2 tertentu yang kurang dikehendaki.
Cross Process : Proses silang, biasanya di lakukan pada film positiv (E6) ke film negatif (C 41),
sehingga menimbulkan warna- warna baru pada foto.
7
D Data Back : perekam tanggal atau data lain pada kamera modern. Terletak pada punggung kamera.
Data Imprint : Fasilitas pencetakan data tanggal pada film
Density : Densitas atau kepekatan dalam fotografi.istilah ini menyatakn tebal-tipis lapisan perak
yang melekat pada film. Semakin pekat suatu warna, semakin gelap dan berat warnanya.
Depth : Kedalaman, yaitu efek dimensional yang timbul karena ada perbedaan ketajaman.
Depth Of Field (DOF) : Bagian yang tampak tajam (tidak buram) dan jelas,yang berada dalam
jangkauan tertentu. Biasanya juga disebut sebagai ruang tajam.
Diaphragm : Diafragma,yaitu lubang pada lensa kamera tempat cahaya masuk saat melakukan
pemotretan. Lubang lensa ini dibentuk dari kepingan2 logam tipis yang berada didalam
atau dibelakang lensa. Bisa diciutkan atau dilebarkan.
Distortion : Distorsi,yaitu penyimpangan bentuk. Pada fotografi biasa terjadi pada pemotrtan
dengan lensa sudut lebar.
DIR : Development Inhibitor Releaser
DIN : Deutsche Industry Norm
DRAM : Data Random Acces Memory
8
E Electro Optical System (EOS) : Sistem kamera Canon yang menekankan penggunaan auto-fokus (AF)
pada sistem kamera-nya.
EV : Exposure Value ; kekuatan cahaya. Sample, EV= 0 kekuatan cahaya pada diafragma f/1,0
kecepatan 1 detik.
Exposure Mode : Modus pencahayaan, pada umumnya ada 4 Tipe : Manual, Aperture Priority,
Shutter Priority dan Programed (Auto).
Exposure Compensation : Konpensasi pencahayaan, membuat alternatif pencahayaan dari normal
menjadi lebih atau berkurang.
Evaluative/Matrix : Pengukuran pencahayaan berdasarkan segment-segment dan presentase
tertentu.
Eye Piece Blind : Tirai penutup jendela bidik.
9
F f-number : Bilangan yang menunjukkan korelasi panjang fokus kanta terhadap tingkap.
False Colour : Rekayasa material dan pengolahan fotografi sehingga warna yang dihasilkan berbeda
dari warna aslinya.
Fashion Fotografi : Fotografi fesyen yang khusus mengabadikan foto busana dan perlengkapannya.
Seorang fotografer fesyen harus mampu memadukan busana dengan sang
model agar menjadi gambar(foto) yang harmonis.
Fast Lens (Lensa Cepat) : Lensa dengan nilai tingkap tunggal, biasanya antara f/0,7 hingga f/2,8.
Dengan tingkap tunggal, sebuah lensa cepat masih mempunyai beberapa
variasi nilai bukaan yang lebih besar.
FID : Film strip Identification number
Field of view (FOV) : Ruang Pandang : Perspektif visual yang nampak oleh indera penglihatan
manusia melalui viewfinder kamera pada posisi dan orientasi
tertentu, dengan asumsi SLR (single lens reflex).
Fill in Flash : Lampu kilat pengisi. Dalam kondisi pemotretan yang tidak memerlukan lampu kilat,
lampu ini tetap dinyalakan untuk menerangi bagian-bagian gelap dari objek, misalnya
bayangan pada pemotretan diluar ruangan.
Film : Media untuk merekam gambar. Gambar dibuat diatas dasar yang fleksibel dan transparan.
Film terdiri dari lapisan tipis yang mengandung emulsi peka cahaya, diatas dasar yang
fleksibel dan transparan. Emulsi sendiri terdiri dari perak halida, yaitu senyawa yang peka
cahaya.
Film Frame Counter : Penghitung jumlah bingkai film. Pendeteksi berangka yang menunjukkan
jumlah film yang sudah terpakai.
Film Transparency : Slide warna atau color reversal film, yaitu film positif yang biasa digunakan
untuk keperluan iklan, pers, dll. Tujuannya adalah mendapatkan ketajaman dan
warna gambar yang baik.
Filter : Penyaring dalam bentuk kaca (atau bahan lain yang tembus cahaya) yang mempunyai
ketebalan rata; dipasang pada ujung tabung lensa.
10
Fine Art Photography : Fotografi seni yang digunakan khusus untuk mengekspresikan karya seni
seperti layaknya kanvas dan kuas.
Fix Lens : Lensa fix, yaitu lensa yang memiliki panjang fokus (titik api) tunggal, sudut pandangnya
tetap.
Flash : Lampu kilat, yaitu jenis lampu buatan yang mampu menyediakan cahaya yang bisa
dikendalikan.
Flash Exposure Compensation : Kompensasi pencahayaan lampu kilat, yaitu cara membuat
alternatif pencahayaan lebih atau kurang dengan menggunakan
lampu kilat.
Flash Sync : Sinkron kilat, kecepatan maksimum agar body dan flash masih bekerja harmonis.
Flat : Obyek yang terlihat dalam foto sangat tidak kontras atau tidak memiliki kesan ruang.
Focal Distance : Jarak pada kedalaman ruang antara bidang fokal dan subyek yang terletak pada
bidang fokus.
Focal Length : Ukuran jarak antara elemen lensa dengan permukaan film (atau sensor digital) pada
kamera.
Focus Ring : Titik api atau pertemuan berkas sinar/cahaya melalui lensa setelah berbias atau
dipantulkan.
Focusing Screen : Layar focus
FPS : Singkatan dari frame persecond, yaitu satuan pengambilan gambar dalam gambar per detik.
Framing : Pembingkaian objek untuk memberi kesan mendalam/ dimensi objek foto
11
G GN : Singkatan dari guide number, yaitu kekuatan daya pancar cahaya lampu kilat yang merupakan
perkalian antara jarak (dalm meter taau feet) dan diafragma.
Golden Section : Potongan kencana; Hukum komposisi yang mengatakan bahwa keselarasan akan
tercapai kalau suatu bidang adalah kesatuan dari 2 bidang yang saling
berhubungan.
Grain : Butiran. yang dimaksud disini adalah sifat butiran halida perak peka cahaya pembentuuk
negatif film.
Graphic Art : Seni cetak dari sebuah desain (nirman datar)
Grey Target : Suatu cetakan atau lembar kertas berwarna kelabu (mirio warna seragam SMU).
Dalam fotografi dianggap paling netral untuk mengukur pencahayaan pemotretan.
Ground to Air Photography : Fotografi udara yang pemotretannya dilakukan dari daratan dengan
objek yang bergerak diudara. misalnya memotret kegiatan terbang
layang.
12
H Hasselblad : Merek kamera dan peralatannya; buatan swedia.
High Angle : Pandangan tinggi. artinya, pemotret berada pada posisi yang lebih tinggi dari objek
foto.
High-Key photo : Sebutan untuk suatu foto yang didominasi nuansa putih.
High Light : Bagian-bagian yang terang pada sebuah foto karena pantulan sinar.
Honeycomb : Perangkat atau alat tambahan berbentuk seperti sarang tawon.
Hot Shoe : Kaki blitz. Terdapat pada bagian atas kamera, berfungsi untuk memasang lampu kilat
elektronik.
Human Interest : Kemanusiaan. Fotografi yang menyajikan kehidupan manusia sehari-hari; titik
tolaknya adalah kemanusiaan.
Hyperfocal Distance : Jarak terdekat antara kamera dengan objek yang masih fokus (tajam) ketika
fokus lensa berada pada titik tak terhingga.
13
I Image : Gambar yang terbentuk pada film atau pada tirai pengamat.
Incident light metering : Pengukuran cahaya jatuh, yaitu mengukur kuat cahaya yang menerangi
objek.
Infinity : Jarak tak terhingga dengan tanda pada skala jarak.
Infrared (IR) : Inframerah, yaitu sinar merah diluar spektrum.
Interchangeable Focusing Screen : Fasilitas untuk dapat mengganti focusing screen.
ISO/ASA : Singkatan dari international standart organization, yaitu badan yang berwenang
memberikan standar untuk kategori film yang digunakan didunia fotografi.
14
J JIS : Singkatan dari japan industrial standart, yaitu ukuran kepekaan film, seperti asa digunakan di
Jepang.
Journalism Photo : Foto jurnalistik, yaitu fotografi yang khusus menampilkan foto-foto yang
mempunyai nilai berita. Bisa berupa benda, bahan, atau situasi kehidupan
manusia yang menarik perhatian umum.
15
L Landscape : Foto-foto mengenai bentangan alam. Di dalamnya terdapat unsur daratan, misalnya :
perbukitan, lautan, pepohonan, atau persawahan
Large Format Camera : Kamera format besar. Biasa disebut view camera, umumnya menggunakan
film besar yang disebut “ sheet film “. Sebab kamera ini menggunakan film
lembarean dan film 4 x 5 inci atau film 8 x 10 inci. Digunakan untuk
pemotretan studio, mempunyai bukaan diafragma besar f:45 atau f: 90.
Harus digunakan dengan bantuan tripod. Ruang tajam dan detail yang
sangat baik membuat kamera ini sering digunakan untuk memotret benda
mati (still life) yang dicetak dalam ukuran besar. Bisa juga untuk memotret
landscape
LCD : Singkatan dari Liquid Crystal Display
LED : Singkatan dari Light Emiting Dioda.
Lens : Lensa, yaitu alat yang terdiri dari beberapa cermin yang mengubah benda menjadi bayangan
yang bersifat terbalik, diperkecil, dan nyata.
Lens Hood : Tudung lensa yang digunakan untuk menutupi elemen lensa terdepan dari cahaya yang
masuk secara frontal. Cahya seperti ini akan menimbulkan efek flare (bintik cahaya
putih) pada foto.
Light Contrast : Kontras cahaya, yaitu tingkat kepekaan cahaya yang dihasilkan oleh suatu sumber
cahaya. Hal yang paling mempengaruhi kontras cahaya adalah besar kecilnya
sumber cahya.
Light Meter : Pengukur kekuatan sinar. Biasa dipakai dalam pemotretan untuk menentukan besar
diafragma atau kecepatan pada suatu kondisi pencahayaan.
Lens Mount : Dudukan lensa
Long Shot : Sudut pandang yang lebar yang memberi perhatian lebih pada objek pemotretan
dengan cara memisahkannya dari latar belakang yang mungkin mengganggu.
16
Low Angle : Pandangan rendah, yaitu sudut pandang dalam pemotretan dengan kedudukan
pemotret lebih rendah dari objek pemotretan. Menghasilkan gambar seolah-olah objek
lebih tinggi dari aslinya.
LS : Singkatan dari longshot. Dengan lebih mendekatkan objeknya, shot ini tetap masih
memberikan sudut pandang lebar tetapi sudah mulai mengarahkan perhatian pada objeknya
dengan memisahkannya dari latar belakang yang mungkin mengganggu.
LT : Long time Exposure, sama dengan pencahayaan panjang misalnya 2 detik atau lebih.
17
M M : Manual. Pencahayaan biasa ynag dilakukan dengan mengukur dan mengatur segala hal yang
terkait dalam pencahayaan secara manual.
Macro : Makro. Pengertian makro dalam fotografi adalah saran untuk pemotretan jarak dekat.
Fotografi makro akan menghasilkan rekaman objek(pada film) yang sama besar dengan
objek aslinya (1:1), atau paling tidak setengah besar objek aslinya (1:2). Namun, lensa zoom
yang mempunyai fasilitas menghasilkan rekaman objek seperempat besar benda aslinya
(1:4) juga sudah bisa dikatakan makro.
Macro Lens : Lensa makro, yaitu lensa yang digunakan untuk memotret objek berukuran kecil atau
pemotretan jarak dekat (mendekatkan objek). Umumnya dipakai untuk keperluan
reproduksi karena dapat memberikan kualitas prima dan minim distorsi.
MACRO PHOTO : Dibuat dari jarak dekat, bisanya tentang benda atau binatang kecil. Perlngkapan
kerjanya biasanya menggunakan lensa makro untuk mendekatkan pemotret ke
objek fotonya.
Magnification : Pembesaran. Diukur dari gambar film dengan perbandingan ukuran asli objek.
Main Light : Sinar utama dalam pemotretan yang biasanya berasal dari depan objek. Biasanya
digunakan untuk memunculkan bentuk atau wajah objek.
MANIPULASI FOTOGRAFI : Teknik mengubah hasil cetak yang ditangkap oleh kamera untuk
menciptakan suasana tertentu. Foto-foto realitas dikembangkan
sedemikian rupa sehingga menghasilkan gambar yang tidak biasa lagi.
MANUAL : Dikerjakan dengan menggunakan tangan dengan mengesampingkan tenaga otomatik.
MEDIUM FILM : Film dengan kecepatan sedang (ISO 100, 200). Kelompok film yang paling popular
dan banyak diminati pemotret. Ideal untuk pemotretan dalam cuaca yang
terang/cerah.
Medium Format Camera : Kamera format medium, yaitu jenis kamera SLR yang menggunakan
jenis film 120 mm. Dibandingkan dengan kamera format kecil, kamera
ini mempunyai keunggulan dalam pembesaran cetakan.
18
Medium Shoot : Pandangan yang lebih mengarah kepada suatu tema pokok dengan latar belakang
yang agak dihindari. Bisa digunakan untuk pemotretan berobjek orang, kira2
sebatas pinggul keatas.
MEGALIGHT : Sebutan untuk sebuah lampu flood yang mempunyai kapasitas atau kemampuan
cahaya yang amat besar hingga 7 meteran.
MESNICUS LENS : Lensa tipis yang berbentuk bulan sabit.
Metering : Pola pengukuran cahaya yang biasanya terbagi dalam 3 kategori : center weight,
evaluative/matrix dan spot
Metering Center Weight : Pola pengukuran cahaya menggunakan 60 persen daerah tengah gambar
Metering Matrix : Pola pengukuran cahaya berdasarkan segmen-segmen dan persentase tertentu
Metering Spot : Pola pengukuran cahaya yang menggunakan satu titik tertentu yang terpusat.
MF : Singkatan dari manual focus, yaitu cara penajaman atau pemfokusan yang dilakukan secara
manual.
MICRO DIAPRISM : Kumpulan prisma-prisma kecil yang berfungsi untuk mendapatkan ketajaman
gambar melalui pengamat.
MICROPRISM : Prisma mikro. Sistem penemu jarak optis yang menggunakan prisma halus atau
kumpulan prisma-prisma kecil yang berfungsi untuk mendapatkan ketajaman
gambar melalui pengamat.
Microphotography : Fotografi yang menggunakan film berukuran kecil, dengan bantuan mikroskop.
Mirror Lock up : Pengunci cermin, agar getaran dapat dikurangi pada saat rana bergerak.
Monopod : Sandaran atau penyangga kamera berkaki satu. Berfungsi membantu menahan
kegoyangan. Sering pula disebut “unipod”
Multi Spot : Pengukuran pencahayaan dari beberapa titik
MULTICOATEDLA FILTER : Filter anti-flare untuk mencegah refleksi intern dalam lensa oleh
pantulan cahaya. Diciptakan untuk lensa yang belum multicoated.
19
MULTI EXPOSURE : Sering disebut dengan singkatan ME. Memberikan pencahayaan lebih dari satu
kali pada satu bingkai film.
MULTILAYER COATING : Penyelaputan berlapis-lapis pada lensa.
MULTIPLE EXPOSURE : Fasilitas pemotretan berulang pada satu bingkai (frame) yang sama.
MULTIPLE EXPOSURE LEVEL : Tuas bidikan ganda. Adalah tombol untuk menyiapkan kamera pada
posisi siap bidik tanpa memajukan film ke bingkai berikutnya.
Digunakan untuk melakukan lebih dari satu kali pencahayaan
(exposure) pada bingkai yang sama dalam pemotretan. Alat ini
dipakainya bersamaan dengan pengokangan film.
MULTIPOINT READING : Suatu pembacaan atau pengukuran dalam pencahayaan yang dilakukan
terhadap berbagai titik objek foto.
MULTIVISION FILTER : Filter yang digunakan untuk membuat gambar ganda dalam sekali jepretan.
Filter ini dibuat dengan menggunakan kaca yang sengaja diasah menurut
tujuannya - berkeping prisma 3,5, disusun melingkar, berjajar atau paralel
berulang-ulang.
20
N NATURAL AND ENVIRONMENT (NE/NES) : Salah satu kategori yang dilombakan dalam World Press
Photo. Foto-foto atau sekumpulan foto bercerita dari
subjek berupa lingkungan dan alam:flora, fauna, lanskap,
ekologi, dsb.
Nature Photography : Fotografi alam, yaitu fotografi yang menggambarkan dunia binatang atau
tumbuh-tumbuhan yang hidup dalam lingkungan aslinya.
ND Filter : Filter ND, yaitu filter yang berfungsi menurunkan kekuatan sinar sebanyak 2 sampai 8
kali.
Nebula Filter : Filter yang menghasilkan gambar dengan efek pancaran sinar radial yang berpelangi.
NEGATIF : Kebalikan dari aslinya. Yang menghasilkan gambar negatif.
NEGATIF FILM : Film negatif atau klise, adalah sebutan untuk citra yang terbentuk pada film
sesudah dipotretkan dan sesudah dikembangkan, di mana bagian yang terlihat
gelap pada gambar, pada objek terlihat terang. Warna yang timbul berlawanan
karena bagian terang dari objek memantulkan banyak cahaya ke film dan
menghasilkan area gelap.
NEUTRAL DENSITY : Kepadatan netral yang tidak mengandung warna. Sebutan ini biasanya dipakai
untuk lensa penyaring yang berfungsi untuk mengurangi kecerahan sinar.
NEWS FEATURE : Sering disebut dengan cerita di balik berita, yaitu suatu foto yang menyajikan sisi
lain dari suatu situasi atau aneka peristiwa yang hangat.
NIKON : Salah satu merek peralatan kamera buatan Jepang.
NIRMANA : Susunan gambar dalam bingkai, jalannya garis-garis yang dominan membentuk bidang-
bidang utama yang dibatasi oleh suatu format.
Non-Reflex Camera : Kamera non refleks yang tidak menggunakan cermin putar. Contohnya adalah
kamera kompak atau kamera langsung jadi (Polaroid)
NORMAL CONTRAS : Kontras yang wajar. Tidak berlebihan dan tidak kurang sebagai hasil
pengembangan film atau hasil sebuah cetakan.
21
Normal Lens : Lensa berukuran normal berfokus panjang, 50 mm atau 55 mm, untuk film berukuran
35 mm. Sudut pandangnya sama dengan sudut pandang mata manusia.
22
O Obscura : Cikal bakal kamera zaman sekarang. Prinsipnya dalam sebuah kamar gelap yang
tertutup lubang (pin hole). Jika kamera obscura dihadapkan ke benda yang diterangi
cahaya, sebuah gambar proyeksi terbalik dari benda tersebut akan tampak pada dinding
yang berhadapan dengan lubang.
OBSERVASI : Dalam bidang potret memotret adalah pengamatan yang dilakukan untuk mencari
tahu tentang subjek foto terutama mengenai gerak-gerik, suasana hati maupun
ekspresi.
OPAQUE : Opak, ialah sifat padat atau kedap sinar. Baik pandangan maupun sinar tak dapat
menembusnya. Misalnya lempengan besi, kayu, karton, dll.
Optical Sharpness : Ketajaman optis, yaitu suatu ketajaman yang dapat dicapai karena lensa
berkualitas baik.
Optik : Berkenaan dengan penglihatan (cahaya, lensa, dsb)
ORTHOCHROMATIC FILM : Film yang sensitif terhadap warna biru dan hijau tapi tidak pada merah.
Over Exposure : Kelebihan pencahayaan. Bagian shadow tampak pekat (tanpa detail) sehingga
negative tampak hitam total. Bila kepekatan bagian ini melampaui batas, hasil
cetak foto akan menjadi abu2; bagian high akan menjadi putih.
Overhead Lighting : Sinar dari atas. Lampu atau penyinaran yang dibuat untuk menyinari objek dari
atas.
Override : Penyimpangan dari pengaturan otomatis. Tujuannya agar pemotret dapat mengatur
kamera secara manual.
23
P P HI : Fasilitas pencahayaan terprogram bagi pemotretan dengan sasaran yang bergerak cepat,
balapan motor, mobil, dll.
PANCHROMATIC : Film hitam-putih, artinya emulsi film tersebut sensitif terhadap macam-macam
warna.
Panning : Teknik pengambilan gambar dengan kesan gerak (berubahnya latar belakang menjaid
garis-garis sementara objek utama terekam jelas
PARALLAX : Paralaks, yaitu suatu kesalahan atau perbedaan pandangan yang terjadi karena yang
dilihat dan yang terekam dalam film tidak sama. Umum terjadi saat menggunakan
kamera refleks lensa kembar atau kamera kompak.
PASSED : Berarti telah diteliti oleh pabrik pembuat. Tanda ini biasanya melekat pada lensa atau
kamera yang baru.
PC Terminal : Terminal untuk blitz di luar hot shoe.
PENTAX : Salah satu merek kamera (Asahi Pentax) dan peralatannya buatan Jepang.
PEOPLE ON THE NEWS : Salah satu kategori yang dilombakan dalam World Press Photo. Foto-foto
atau sekumpulan foto bercerita/portfolio dari orang atau sekelompok
orang yang ikut terlibat dalam sebuah peristiwa atau kejadian.
PERMAFILM : Bahan pengawet dan anti static. Bila permafilm digunakan pada emulsi film, maka
akan terjadi ikatan fisik dengan gelatin dan emulsi film.
PERSPECTIVE : Perspektif, pandangan ruang, suatu pandangan gambar yang tampil dalam bentuk
dimensi atau ruang tertentu. Dimensi dan perspektif merupakan kesatuan.
PERSPECTIVE CORRECTION : Gunanya untuk memperbaiki penyimpangan bentuk.
PHOTO JOURNALISM : Foto jurnalistik, fotografi dengan spesialisasi khusus untuk menampilkan
foto-foto yang mempunyai nilai berita, baik benda, bahan, situasi kehidupan
manusia yang menarik perhatian umum karena aktualitasnya (news) sebagai
berita yang mampu mengungkap kejadian, menjelaskan dan menimbulkan
rasa ingin tahu.
24
PHOTOGRAPHY : Fotografi, teknik dan pengetahuan tentang foto. Atau, proses dan seni pembuatan
gambar (melukis dengan sinar/cahaya) pada film atau permukaan yang dipekakan.
Gambar yang dihasilkan diharapkan sama persis dengan aslinya, hanya dalam
ukuran yang jauh lebih kecil.
PHOTOGRAPHIC SPECTRUM : Bagian kecil dari energi dalam elektromagnetik spektrum yang dapat
mencahayai film.
PHOTOGRAM : Fotogram. Foto yang dibuat tanpa menggunakan kamera dan film, dengan
meletakkan benda-benda di atas kertas (cetak) foto kemudian disinari.
PHOTOGRAPH : Foto yang dibuat dengan menggunakan kamera dan film.
PHOTOKINA : Nama pameran atau suatu wadah informasi terbesar dan terlengkap serta yang paling
kompleks dalam bidang fotografi.
PINCHUSION EFFECT : Penyimpangan bentuk kotak menjadi bentuk seperti bantalan penyimpan
jarum.
PINHOLE : Lubang kecil pada alat kedap cahaya yang dipasang bersama lensa, menyambung lubang
lensa tempat gambar objek direkam dalam lembaran yang peka cahaya.
PIN-UP PHOTO : Foto yang bersifat hiburan/menghibur. Disebut gambar pin-up karena sering
ditempelkan di dinding dengan pins atau paku kecil.
PISTOL GRIP : Gagang pegangan kamera yang bentuknya mirip gagang pistol.
POL COLOR FILTER : Filter yang terdiri dari selembar polarisator kelabu dan polarisator warna,
terdapat berbagai kombinasi warna sehingga dapat digunakan untuk efek-efek
tertentu.
POL CONVERSION FILTER : Filter terdiri dari selembar polarisator dengan filter konversi warna
(85B). Biasanya juga digunakan untuk jenis kamera kine, sehingga
memungkinkan film tungsten digunakan untuk cerah hari dan
mempunyai efek seperti filter polarisasi.
POL FIDER FILTER : Filter yang terdiri dari dua filter PL linier yang digabung menjadi satu. Jumlah
filter yang masuk dapat diatur dengan memutar gelang filter.
25
POLARIZING CIRCULAR FILTER : Filter yang dibuat dari lembaran polarisator linier dan keeping
quarter wave retardation, dilapi di antara dua gelang filter. Efeknya
sama dengan filter polarisasi, biasanya digunakan untuk kamera
kine.
POLARIZING FILTER : Filter polarisasi, dipakai untuk menghilangkan refleksi dari segala permukaan
yang mengkilap. Filter ini terdiri dari dua bagian, bagian yang satu dengan lain
dapat diputar-putar untukmendapatkan sudut paling ideal menghilangkan
refleksi, menambah saturasi warna dan menembus kabut atmosfer. Juga
berguna untuk membirukan langit.
POLAROID : Langsung jadi. Menghasilkan gambar cetak dalam waktu yang singkat, tetapi tidak
menghasilkan film negatif.
POLAROID CAMERA : Kamera Polaroid. Kamera foto langsung jadi, menghasilkan gambar cetak
dalam waktu yang singkat (beberapa menit) tapi tidak menghasilkan klise atau
negatif. Akibatnya tidak bias dilakukan pembesaran gambar atau pencetakan
ulang.
POLAROID FILM : Film yang ditemukan oleh dr. Land. Menghasilkan foto dalam waktu singkat tetapi
tidak mempunyai negatif.
POLAVISION : Sistem kinematografi langsung jadi. Kameranya dinamakan Polavision, filmnya
dinamakan Phototape cassette, proyektornya Polavison player.
POPUP FLASH : Lampu kilat kecil terbuat atau menyatu dengan kamera.
PROYEKTOR : Alat yang digunakan untuk memproyeksikan gambar atau film positif, atau gambar
bergerak.
PULL : Kebalikan dari proses push, yaitu mengurangi proses pengembangan film yang mengalami
over exposure atau kelebihan sinar sehingga menghasilkan detail yang baik pada area yang
gelap (normal), dilakukan proses pengembangan disertai dengan pengurangan waktu
pengembangan film.
PULSATOR FILTER : Filter dengan inti bulatan normal dan bagian sisanya berisi prisma. Tiap-tiap titik
sinar akan membentuk bintang berekor delapan dan berisi prlangi.
PUSH : Pengembangan berlebih. Suatu proses yang intens membuat under exposure sebuah film
dan mengompensasikan film itu agar menjadi normal dengan menambah waktu
pengembangannya.
27
R RAINBOW FANTASI FILTER : Filter dengan inti bulatan normal dan sisanya berisi prisma. Tiap-tiap
berkas sinar akan bertepi pelangi.
RANA : Tirai yang menggantikan fungsi penutup manual di bagian depan lensa, besar kecilnya dapat
diatur sesuai kebutuhan.
RANA CELAH : Rana celah vertical dan horizontal dan terletak pada kamera. Yang vertial menutup
secara vertikal dan yang horizontal menutup secara horizontal.
RANA PUSAT : Rana yang terletak pada lensa, berdampingan dengan diafragma. Menutupnya
dengan cara memusat.
Red Eye Reduction : Fasilitas untuk mengurangi efek mata merah yang biasa terjadi pada
pemotretan menggunakan blitz pada malam hari.
RELEASE CABLE : Kabel penghubung dengan shutter sehingga memungkin pemotret menekan
shutter dari jarak beberapa meter dari kamera.
RELOADABLE TO LAST FRAMER : Fasilitas untuk mengembalikan film yang telah digulung di tengah
posisi terakhir yang terpakai.
REMBRANDT LIGHTING : Cahaya yang berasal dari jendela atau sering juga disebut window lighting.
Cahaya yang datang dari sudut 45 derajat. Pencahayaan tersebut berasal
dari nama pelukis Belanda Rembrandt.
REMOTE : Alat yang memungkinkan fotografer melakukan penekanan shutter dari jarak jauh dengan
penghubung arus tanpa kabel.
RESOLUTION : Daya pisah. Suatu sifat lensa yang berdaya urai dengan kemampuan menyajikan
detail kehalusan gambar sesudah film dikembangkan (diproses).
RETINA : Selaput peka sinar dari mata atau salah satu merek kamera keluaran kamera.
RETOUCH : Mengubah, sifatnya memperbaiki atau menambah warna dengan menggunakan tangan
atau kuas, atau juga pada masa ini dengan komputer seperti melukis sehingga
menghasilkan gambar yang baik dan tanpa cacat seperti sebelumnya.
28
REVERSAL DEVELOPING : Pengembangan membalik atau terbalik menjadi positif.
REVERSAL FILM : Berarti kebalikan. Hasil pemotretan menggunakan film jenis ini menghasilkan
gambar positif (slide).
REVERSE ADAPTER : Suatu alat penyambung yang digunakan untuk memotret saat menggunakan
lensa kamera yang dibalik sehingga elemen belakang lensa menghadap ke
objek. Dengan alat ini menjadikan kita dapat menggunakan lensa biasa untuk
membuat pemotretan makro dengan hasil yang cukup baik.
Reverse Ring : Digunakan untuk memasang lensa yang di balik, untuk membuat lensa makro
alternatif agar cahaya yang
RISC : Reduce Intruction Set Computer
29
S Sandwich : Teknik menggabungkan fotoSecondary Lens : Lensa sekunder. Lensa multi elemen yang
terpasang didepan lensa primer atau di antara badan kamera dan lensa primer.
SECOND CURTAIN SYNC : Fasilitas untuk menyalakan lampu-kilat sesaat sebelum rana menutup.
SELF ADJUSTING : Penyesuaian (diri).
SELF TIMER : Penangguh waktu. Sebuah tuas yang digunakan untuk keperluan memperlambat
membukanya rana kamera sekalipun tombol pelepas kamera telah ditekan. Biasanya
digunakan untuk memotret diri sendiri. Penangguhan waktunya umumnya berkisar 10
detik.
SENSE OF DESIGN : Perasaan atas komposisi. Estetika dalam nirmana datar warna.
SEPIA TONER : Pewarna coklat/sawo.
SEQUENCE : Sekuen. Satu seri dari beberapa jepretan (shot) yang meliputi suatu kejadian yang
sama. Setiap jepretan hanya berbeda dalam hitungan detik.
SHADE : Teduh, bayangan yang tak berbentuk.
SHADOW : Bidang gelap/hitam atau bayangan pada sebuah foto yang berbentuk objek yang
membayang.
SHAPE : Bidang, suatu bentuk dalam aspek dua dimensi yang terjadi tidak hanya oleh karena
adanya kesan garis, baik berupa segi tiga, lingkaran, elips, dll. Namun selain itu bisa juga
dibentuk oleh suatu bidang warna karena adanya suatu kesan bentuk tiga dimensi yang
mempunyai volume.
SHARPNESS : Ketajaman film, yaitu suatu kemampuan film untuk merekam setiap garis dari
pandangan yang dipotret dengan ketajaman yang baik. Ketajaman ini ditentukan
dengan jumlah garis per milimeter.
Shiftable Program : Pada mode program, exposure setting dapat diubah secara automatis dalam
EV yang sama, misalnya dari 1/125 detik f/8 menjadi 1/250 detik f/5,6 detik
f/11.
30
Shutter : Rana. Tirai pada kamera yang menutupi permukaan atau bidang fokal.
Shutter Priority : Prioritas pengaturan pada kecepatan rana, diafragma automatis.
Shutter Release Button = Tombol rana : Tombol pada kamera yang jika ditekan akan menyebabkan
terjadinya pajanan pada film atau sensor digital.
Shutter Speed = Kecepatan Rana : Ukuran kecepatan rana membakar medium penangkap cahaya
(lebih umum disebut film atau sensor digital).
SIDE LIGHT : Cahaya dari samping, yaitu cahaya yang berasal dari arah samping objek, baik kiri atau
kanan dan dapat ditempatkan pada sudut 45 atau 90 derajat. Pencahayaan seperti ini
menghasilkan foto dengan efek yang menonjol permukaan atau objek fotonya serta
terciptanya kesan tiga dimensional. Umumnya digunakan untuk menampilkan foto-
foto yang berkarakter, misalnya foto potret (portrait).
SIDE LIGHTING : Sinar dalam pemotretan yang datangnya dari arah samping kanan atau kiri - 90
derajat dihitung dari sudut pandang kamera. Arah datangnya sinar seperti ini akan
menghasilkan foto dengan detail dan tekstur dari benda dengan baik. Bayangan
yang dihasilkan akan menampakkan bentuk benda dengan lebih menarik dengan
separo dari muka terang dan separo lagi gelap.
SINGLE LENS REFLECT : Refleks lensa tunggal (RLT), adalah kamera yang memiliki satu lensa untuk
membidik yang menggunakan cermin dan prisma. Lensanya berfungsi untuk
meneruskan bayangan objek ke pembidik dan meneruskannya ke film. Apa
yang terlihat pada jendela pengamat sama seperti apa yang terjadi pada
film atau fotonya.
SINGLE POINT READING : Suatu pembacaan pengukuran dalam pencahayaan yang dilakukan hanya
pada satu titik atau bagian tertentu yang terpenting dari sebuah objek
foto.
SINGLE SERVO AUTOFOCUS (S) : Sandi saat Anda membidikkan suatu objek dan tombol rana telah
tertekan separo, maka jarak antara kamera dengan objek terkunci
hingga tombol dilanjutkan ditekan hingga terekam satu bidikan.
SKALA : Perbandingan objek utama dengan objek-objek lain dalam gambar.
SLAVE UNIT : Mata listrik yang menyalakan lampu-kilat karena pulsa yang dihasilkan oleh
menyalanya lampu-kilat lain.
31
SLOW FILM : Film lambat yaitu kepekaan film yang rendah sehingga memberikan detail gambar
yang tajam dengan butiran yang halus, kontras rendah sekalipun dicetak besar.
Misalnya film dengan ISO 25, 64, 100. Film seperti ini baik untuk pemotretan
arsitektur atau still life.
SLR : Single Lens Reflex, Kamera lensa tunggal yang menggunakan cermin dan prisma
SMALL FORMAT CAMERA : Kamera format kecil yaitu kamera jenis SLR (Single Lens Reflect) yang
menggunakan film berukuran 35 mm namun fleksibel dan enak
dipegang serta ringan. Karena itu kamera seperti ini yang paling banyak
digunakan oleh para fotografer. Jenis maupun ukuran filmnya sangat
mudah didapat juga proses filmnya terutama bagi yang menggunakan
film jenis negatif. Namun kekurangannya, untuk hasil pencetakan besar,
maksimal hanya seukuran majalah.
SNAPSHOT : Bidikan spontan, tanpa modelnya diatur terlebih dahulu. Cara ini umumnya digunakan
untuk membuat foto human interest, sehingga menghasilkan foto yang apa adanya
dan tampak alami tak terkesan dibuat-buat.
SNOOT : Suatu alat berbentuk kerucut yang berlubang pada ujungnya dan digunakan untuk
memperkecil penyebaran cahaya dari lampu kilat studio. Umumnya menghasilkan cahaya
yang tampak membulat bila diproyeksikan pada bidang datar.
SNOW CROSS, STAR SIX FILTER : Sebuah kaca bening dengan goresan-goresan yang saling
bersilangan yang membentuk bintang-bintang berekor enam dari
tiap-tiap titik sinar.
SOCKET : Lubang tempat memasukkan kabel sinkron yang menghubungkan lampu kilat dengan
penutup.
SOFT SCREEN (LENS) : Lensa yang berguna untuk menghindari kontras sehingga hasil gambar
terkesan seolah-olah agak kabur dengan sisi-sisi yang tak tampak ketegasan
batasnya.
SOFT FOCUS LENS : Lensa yang berdaya lukis lembut.
SOFT PAPER : Kertas bergradasi lunak atau lembut.
SOFT SPOT FILTER : Filter berciri seperti soft screen namun menghasilkan gambar yang berbeda.
32
SOFT TONE FILTER : Filter yang bertujuan untuk membuat gambar pemandangan lunak tanpa
menurunkan ketajaman dan mengubah warna, juga tidak mengubah bentuk.
Kontras pun menjadi lembut tanpa mengaburkan pandangan.
SOLARISASI : Proses pembuatan foto dengan cara memberi penyinaran dua kali pada kertas foto
atau film dan memasukkannya ke dalam larutan pengembang. Di tengah-tengah
gambar terbentuk dilakukan penyinaran dengan cahaya putih sekali lagi dan
meneruskan pengembangannya.
SONAR AUTOFOCUS : Sistem otofokus yang bekerja berdasarkan perjalanan bolak-balik suara sonar
- dari kamera ke objek kembali ke kamera.
SPD : Silicon Photo Diode
SPECIAL EFFECT : Efek khusus dengan menggunakan teknik tertentu.
SPECIAL EFFECT FILTER : Filter (penyaring) spesial efek yang pada dasarnya bukan filter karena
fungsinya tidak menyaring sesuatu melainkan mengubah pandangan guna
mencapai hasil yang menyimpang dari pemotretan biasa.
SPECIAL LENS : Lensa spesial yang digunakan secara khusus untuk keperluan khusus. Misalnya fish
eye lens (lensa mata ikan - 180 derajat). yang pada dasarnya bukan filter karena
fungsinya tidak menyaring sesuatu melainkan mengubah pandangan guna mencapai
hasil yang menyimpang dari pemotretan biasa.
SPECIAL PURPOSE LENS : Lensa tujuan khusus yang didesain dan diciptakan untuk tujuan
penghasilan gambar khusus yang biasanya susah dilakukan dengan lensa
biasa.
SPECIAL FILTER : Sekeping plastik terang berisi ribuan prisma lembut yang mengubah tiap-tiap titik
sinar menjadi bintang pelangi dan berkas sinar bertepi pelangi. Sinar yang kuat
membentuk bintang dengan berkas-berkas pelangi tebal.
SPECTRUM : Berkas sinar yang terlihat oelh mata, terpecahkan oleh pembiasan prisma dalam
warna-warni.
SPEEDLIGHT : Lampu-kilat yang mempunyai kecepatan menyala tinggi atau cepat.
SPEEDO SOLARISASI : Suatu teknik kamar gelap versi lain dari tehnik solarisasi (efek sabattier) pada
film ortholith yang akan memberikan suatu efek gerakan yang cepat
(speedo).
33
SPLICER : Alat pemotong film.
Spot : Pengukuran pencahayaan hanya pada titik tertentu.
STEREO CAMERA : Kamera berlensa dua yang menghasilkan dua foto sekaligus. Dua foto itu harus
diamati dengan alat bantu atau stereo-viewer untuk mendapatkan efek
kedalaman seperti saat difoto.
STILL LIFE : Berarti lukisan atau pemotretan benda mati. Fotografi yang khusus menempatkan
benda-benda kecil buatan manusia sebagai objeknya.
STOP : Satuan yang menunjukkan pergeseran nilai bukaan diafragma atau kecepatan rana dari
suatu nilai ke nilai yang lain, naik atau turun. Misalnya dari diafragma f:16 ke f:22 atau dari
kecepatan 1/125 detik ke 1/250 detik.
STOP BATH : Cairan penyetop. Larutan penyetop untuk menghentikan atau menahan seketika
pengembang (developer) pada film atau kertas foto. Selain berguna untuk
menghentikan proses yang terjadi, stop bath juga berfungsi sebagai larutan fixer
yang membuat film dan cetakan foto lebih tahan lama.
STRIPPING FILM : Film yang dapat dipisahkan dari dasar seluloidnya.
STROBO : Lampu dengan kemampuan menyorot bertubi-tubi dengan selang waktu singkat.
SUBTRACTIVE : Sistem penyusunan balans warna dengan mengurangi unsure warna, suatu
kebalikan dari additive atau menambahkan.
SUPER WIDE LENS : Lensa bersudut super lebar yang biasa digunakan untuk pemotretan arsitektur,
interior, eksterior, pemandangan, dll. Misalnya lensa 15 mm, 17 mm.
Superzoom Lens = Lensa Superzoom : Lensa fotografi dengan faktor panjang fokus (focal length
factor) yang sangat besar, lebih besar dari 4x hingga 15x.
SYNC CORD TERMINAL : Terminal sinkronisasi lampu-kilat; soket untuk memasang kabel tambahan
yang dihubungkan dengan lampu-kilat.
SYNC SHUTTER SPEED : Kecepatan rana yang sinkron dengan lampu kilat.
34
SYNCRO : Saklar otomatis. Dengan menggunakan saklar ini pada lampu kilat maka bila ada kilatan
cahaya lampu kilat lain akan mengakibatkan menyalanya lampu kilat yang terpasang
syncro.
35
T TABLE-STAND : Kaki tiga (tripod) kecil. Sandaran kamera yang membantu menahan goyang yang
dipakai di atas meja.
TEXTURE : Tekstur, sifat permukaan atau sifat bahan., merupakan elemen seni visual yang sangat
penting karena mampu memberi kesan "rasa" seperti halus, kasar, mengkilat, dll.
TELE CONVERTER : Lensa tambahan yang dipasang di antara lensa asli dan tubuh kamera, yang
dapat mengubah lensa normal menjadi tele dan lensa tele menjadi tele panjang.
Umumnya kelipatannya dua atau tiga kali jarak fokus lensa asal.
TELE LENS : Lensa tele yang digunakan untuk memperbesar objek yang akan difoto. Lensa ini dapat
digunakan untuk memperoleh ruang tajam yang pendek. Khusus untuk pemotretan
potret (portrait) penggunaan lensa seperti ini akan menghasilkan perspektif wajah yang
mendekati aslinya. Misalnya: lensa 85 mm, lensa 135 mm, lensa 200 mm, dll.
TELEPHOTO LENS : Lensa telefoto, lensa yang mempunyai fokus panjang. Pembuatan bayangan
(image) pada lensa telefoto lebih pendek bila dibandingkan dengan lensa lain.
TELEPHOTO MEDIUM : Telefoto menengah, jenis lensa telefoto yang mempunyai panjang antara 75
- 135 mm.
TEST STRIP : Suatu cara untuk mendapatkan hasil cetakan yang baik (normal) yang dilakukan
dengan cara membuat pencahayaan bertingkat pada saat mencetak sebelum
mencetak sesungguhnya.
TILT HEAD:Kemampuan kepala lampu-kilat untuk dapat diputar. Fungsinya untuk mendapatkan efek
pencahayaan yang lembut dengan cara memantulkan terlebih dahulu cahaya yang keluar dari
lampu-kilat. Kuatnya cahaya yang jatuh ke objek sangat bergantung pada permukaan pemantul,
warna dan jaraknya.
TIMER SWITCH:Pengukur waktu yang akan memutuskan aliran listrik pada akhir hitungan yang telah
ditentukan.
Top Light:Cahaya (dari) atas. Cahaya yang berasal dari atas objek. Biasanya digunakan untuk
menerangi bagian atas kepala model yang akan difoto. Arah cahaya juga dapat menampilkan detail
benda.
36
Transparan:Tembus pandang ialah permukaan suatu benda yang tidak menghambat pandangan
untuk melihat benda di belakangnya. Kaca dan plastik misalnya bersifat tembus pandang.
Translusen:Tembus sinar. Namun kita tidak biasa melihat benda yang berada di belakang benda
yang translusen tersebut. Misalnya kaca es, kaca buram, kaca susu, plastik suram, dsb.
Transparancy:Transparan, gambar tembus, slide atau film positif.
Tripod:Kaki-tiga. Suatu alat yang digunakan untuk menyangga kamera yang berbentuk kaki-tiga,
yang dapat dipanjangkan dan dipendekkan sesuai keinginan (terbatas). Biasa digunakan untuk
membantu mengatasi goyang saat melakukan pemotretan yang menggunakan lensa telefoto, atau
yang menggunakan kecepatan rendah sehingga kedudukan kameranya tetap stabil dan pemotretan
terhindar dari goyang.
Tripod Socket:Tempat (ulir) untuk tripod. Suatu bagian di kamera, biasanya berlubang dengan ulir di
dalamnya, yang berguna untuk tempat memasang tripod atau kaki-tiga kamera.
TTL:Singkatan dari Through the Lens Metering. Sistem pengukuran cahaya melalui lensa. Biasa juga
disebut OTF (Off the Film Metering). Kamera harus terisi film untuk mendapatkan pengukuran yang
akurat. Atau dengan cara lain yaitu menggantikannya dengan kertas buram yang diletakkan pada
jendela lintas film yang harus menutupi seluruh jendela tersebut. Jika tidak maka akan mendapatkan
kalkulasi pengukuran yang salah karena sensor di dalam kamera akan membaca pelat hitam
penekan film.
Tungsten Film:Film yang khusus diperuntukkan bagi pemotretan yang dilakukan dengan cahaya
buatan dengan lampu biasa atau photo-flood, namun juga tetap dapat dipakai untuk pemotretan di
bawah cahaya alami.
Twin Lens Reflex:Refleks Lensa Kembar. Kamera yang mempunyai dua lensa. Satu lensa berfungsi
untuk menangkap objek yang dipantulkan oleh cermin melalui jendela pembidik, satu lensa
berfungsi untuk menangkap objek untuk diteruskan ke film. Menggunakan jenis kamera seperti ini
harus ekstra hati-hati karena sering terjadi kesalahan yang disebut paralaks pada pemotretan jarak
dekat.
37
U Ultra Fast Film : Film dengan kecepatan sangat tinggi (ISO 800, 1600, 3200, dst) Dirancang untuk
pemotretan dengan cahaya rendah seadanya. Foto yang dihasilkan berbutir kasar
namun jadi satu pilihan kreatif bagi pemotret yang menyukainya.
ULTRA FINE GRAIN : Butiran sangat halus. Salah satu sifat film atau obat pengembang.
ULTRAVIOLET : Gelombang sinar dari sisi ungu yang tampak oleh mata. Yang biasanya terdapat di
dataran tinggi dan pada waktu cuaca mendung.
ULTRAVIOLET FILTER : Filter (penyaring) dalam pemotretan yang berguna untuk menetralisasi
radiasi sinar ultraviolet di daerah yang berketinggian lebih dari 1000 meter
atau sekitar 100 meter dari permukaan air laut.
ULTRAVIOLET LENS : Lensa ultraviolet. Jenis lensa khusus yang digunakan untuk merekam sinar
ultraviolet. Biasanya digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan.
UNEXPOSED : Tidak/belum tercahayai.
UNITY : Kesatuan. Merupakan criteria kesenirupaan yang terkemuka, sebuah karya seni dianggap
berhasil bila unsure-unsurnya tidak terlepas sendiri-sendiri.
UNDER EXPOSURE : Pencahayaan kurang. Suatu nilai pencahayaan yang terdapat pada film atau
foto di mana gambar yang ada tampak agak gelap atau tampak tipis (pada film
negatif) karena pencahayaannya yang ada saat pemotretan kurang.
38
V VARIOCROSS FILTER : Filter yang terdiri dari dua keping kaca bening, masing-masing dengan
goresan miring yang sejajar. Goresan dari satu keeping bersilangan dengan goresan dari keping yang lainnya bila kedudukannya diubah. Efek bintang dan perpotongan sinar dapat disesuaikan menurut selera hanya dengan memutar-mutar filter.
VARIO FOCAL LENS : Lensa zoom. Lensa yang mempunyai panjang focus yang dapat diubah-ubah atau dapat bergeser. Misalnya: lensa 20-35 mm, lensa 35-70 mm, lensa 80-200 mm, dsb.
VARIO LENS : Lensa vario atau sering disebut sebagai lensa zoom. Yaitu sebuah lensa yang memiliki jangkauan panjang focus yang bervariasi atau dapat diubah-ubah. Dengan demikian memudahkan pemotret memilih berbagai ruang pandang hanya dengan menarik-ulur lensa atau memutarnya.
VERTICAL GRIP : Alat pelepas rana untuk pengambilan gambar secara vertikal tanpa harus memutar tangan.
VIEW CAMERA : Kamera yang menggunakan film format besar dan digunakan untuk keperluan pemotretan yang memerlukan detail tajam pada pencetakan hasil foto yang besar-besar umumnya digunakan di dalam studio untuk pemotretan still life karena dapat menyempurnakan perspektif serta menambah ruang tajam. Detail gambar dapat ditampilkan secara sempurna.
VIEW FINDER : Jendela bidik. Bagian dari kamera yang berfungsi sebagai tempat mata melihat bayangan benda yang akan diabadikan.
39
W WAIST LEVEL FINDER : Pembidik sebatas pinggang.
WETTING AGENT : Obat pelarut tetes air yang mengendap pada film. Photo flo adalah larutan seperti itu.
WARM TONE : Bernada warna hangat. Suatu warna yang terasakan tidak terlampau menyilaukan mata, atau berwarna ke arah cokelat gelap ke arah hitam pekat.
WATT/SECOND (W/S) : Satuan daya pada lampu kilat studio yang dibedakan dengan lampu kilat portable yang menggunakan GN. Tidak ada rumusan relevansi antara W/S dan GN, tapi 100 W/S hampir sebanding dengan GN = 30.
WEDDING PHOTOGRAPHY : Fotografi pernikahan. Fotografi yang mengkhususkan diri pada pengabadian momen-momen atau peristiwa pernikahan. Untuk menekuninya diperlukan pemahaman tehnik fotografi, pencahayaan (lighting) serta adat dan tata-cara pernikahan.
WIDE ANGLE LENS : Lensa sudut lebar, misalnya lensa 20 mm atau 24 mm. Jenis lensa dengan tubuh pendek yang biasa digunakan untuk memotret sebuah panorama luas atau untuk pemotretan sejumlah besar orang. Lensa ini menampakkan gambar yang lebih kecil.
WIDE SHOT : Pemotretan dengan sudut pandang lebar. Biasanya merupakan satu jepretan panjang diawal suatu sekuen. Tujuannya untuk mengarahkan penonton pada adegan berikutnya pada gambar hidup (movie).
WIRELESS TTL : Sistem pengukuran lewat lensa tanpa melalui kabel.
WORLD PRESS PHOTO (WPP) : Suatu kegiatan lomba foto jurnalistik internasional yang diadakan rutin setiap tahun. Pesertanya adalah pemotret dari seluruh dunia yang tergabung dalam sebuah media.
WORM EYE : Pandangan cacing. Berarti memotret dari sudut pandang permukaan tanah. Hasilnya adalah rekaman foto dengan kesan tinggi yang ekstrim, hasil gambarnya pun unik karena sudut pandang seperti itu.
40
X
X-RAY FILM : Film sinar-x. Film ini dibuat kontras dan dibungkus dengan kertas timah. Karena sinar x dapat menembus benda-benda padat seprti kulit, tekstil, dan lain-lain, maka dalam pemotretan akan tampak bayangan-bayangan yang mengganggu. Film ini biasa digunakan dalam bidang kedokteran dan pengobatan.
41
Z
ZONE SYSTE : Suatu cara untuk menghasilkan foto dengan tingkat kontras yang dimulai dari nada hitam pekat hingga nada warna putih sekali.
ZOOM LENS : Lensa zoom. Jenis lensa yang memiliki elemen yang mampu bergerak hingga membuat panjang fokal bervariasi. Panjang focus dapat diganti-ganti dengan memendekkan atau mengulur tabung lensa.
ZOOM-BLUR : Kekaburan gambar yang disebabkan oleh gerakan zoom pada waktu melepas rana kamera.
ZOOMING RING : Gelang batas rentang vario pada lensa zoom.