5 bab ii tinjauan pustaka tinjauan umum bandar udara dan,...

18
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Bandar Udara Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No.48 (dalam Samapaty, Sir dan, Ramang : 2015) bandar udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat kargo dan/atau pos, serta dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan sebagai tempat perpindahan antar moda. Sedangkan menurut ( Setiani : 2015) Bandar udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya. 2.2 Pengertian Parkir Jika melihat lalu lintas tidak lepas dari masalah kendaraan yang berjalan dan kendaraan yang berhenti kita mengetahui bahwa kendaraan tidak mungkin begerak terus menerus. Pada suatu saat kendaraan harus berhenti untuk sementara atau cukup lama yang kita sebut parkir, tempat parkir ini harus ada pada saat akhir atau tujuan perjalanan yang dicapai ( Warpani : 1990 ). Fasilitas parkir merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem transportasi apapun, tidak terkecuali transportasi dara. Lalu lintas tidak biasanya timbul demi kepentingan pergerakan, lalu lintas berjalan menuju suatu tempat tujuan dan setelah mencapai tempat tersebut kendaraan harus diparkir, sementara pengendaranya melakukan beberapa urusan, misalnya keperluan pribadi, keperluan umum, rekreasi atau pelayanan. Kekurangan dalam hal menyediakan fasilitas parkir yang memadai sesuai dengan permintaan yang diharapkan dan di izinkan dapat menyebabkan kemacetan dan frustasi. ( Hobbs :1995 ).

Upload: others

Post on 21-Feb-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Bandar Udara dan, …eprints.umm.ac.id/35075/3/jiptummpp-gdl-edwiebenin-47314... · 2017-08-30 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Bandar Udara

Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No.48 (dalam Samapaty, Sir

dan, Ramang : 2015) bandar udara adalah lapangan terbang yang

dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun

penumpang, dan/atau bongkar muat kargo dan/atau pos, serta dilengkapi

dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan sebagai tempat perpindahan

antar moda.

Sedangkan menurut ( Setiani : 2015) Bandar udara adalah kawasan di

daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai

tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang,

bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan antar moda

transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan

penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.

2.2 Pengertian Parkir

Jika melihat lalu lintas tidak lepas dari masalah kendaraan yang berjalan

dan kendaraan yang berhenti kita mengetahui bahwa kendaraan tidak mungkin

begerak terus menerus. Pada suatu saat kendaraan harus berhenti untuk

sementara atau cukup lama yang kita sebut parkir, tempat parkir ini harus ada

pada saat akhir atau tujuan perjalanan yang dicapai ( Warpani : 1990 ).

Fasilitas parkir merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem

transportasi apapun, tidak terkecuali transportasi dara. Lalu lintas tidak

biasanya timbul demi kepentingan pergerakan, lalu lintas berjalan menuju

suatu tempat tujuan dan setelah mencapai tempat tersebut kendaraan harus

diparkir, sementara pengendaranya melakukan beberapa urusan, misalnya

keperluan pribadi, keperluan umum, rekreasi atau pelayanan. Kekurangan

dalam hal menyediakan fasilitas parkir yang memadai sesuai dengan

permintaan yang diharapkan dan di izinkan dapat menyebabkan kemacetan

dan frustasi. ( Hobbs :1995 ).

Page 2: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Bandar Udara dan, …eprints.umm.ac.id/35075/3/jiptummpp-gdl-edwiebenin-47314... · 2017-08-30 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum

6

Jika alternatif dan fasilitas perjalanan tidak disediakan, maka keadaan ini

akan menyebabkan penurunan kepentingan dan nilai daerah tersebut yang ada

pada waktu itu dianggap paling diinginkan untuk kegiatan bisnis dalam sebuah

kota oleh penduduknya. Pada umumnya kenaikan kepemilikan kendaraan akan

menimbulkan peningkatan permintaan parkir ( Hobbs : 1995 ).

Undang- undang Republik Indonesia No.22 Tahun 2009, tentang fasilitas

parkir pasal 43 menyebutkan :

1) Penyediaan fasilitas parkir untuk umum hanya dapat diselengarakan di

luar Ruang Milik Jalan sesuai ijin yang diberikan.

2) Penyelengaraan fasilitas parkir parkir di luar Ruang Milik Jalan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh perseorangan

warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia berupa :

a. Usaha khusus perparkiran ; atau

b. Penunjang usaha pokok.

3) Fasilitas parkir di dalam Ruang Milik Jalan hanya dapat diselengarakan

di tempat tertentu pada jalan Kabupaten. Jalan desa, atau jalan kota yang

harus dinyatakan dengan Rambu Lalu Lintas dan Marka Jalan.

4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Pengguna Jasa fasilitas parkir.

Perizinan, persyaratan, dan tata cara penyelengaraan fasilitas dan parkir

untuk umum diatur Pemerintah.

Undang- undang Republik Indonesia No.22 Tahun 2009 pasal 44

menyebutkan, penetapan lokasi dan pembangunan fasilitas parkir untuk umum

dilakukan oleh Pemerintah Daerah dengan memperhatikan :

a. Rencana umum tata ruang

b. Analisis dampak lalu lintas

c. Kemudahan bagi pengguna jasa

2.3 Cara Parkir

Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang

tidak bersifat sernentara. Kebutuhan tempat parkir untuk kendaraan, baik

kendaraan pribadi, angkutan penumpang umum, sepeda motor maupun

truk adalah hal yang sangat penting. Dimana kebutuhan tersebut

Page 3: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Bandar Udara dan, …eprints.umm.ac.id/35075/3/jiptummpp-gdl-edwiebenin-47314... · 2017-08-30 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum

7

sangat berbeda dan bervariasi tergantung dari bentuk dan karakteristik

masing- masing kendaraan, desain dan lokasi parkir.

Cara parkir dapat dikelompokan sebagai berikut ( Hobbs : 1979)

2.3.1 Menurut Penempatannya

Menurut cara penempatannya terdapat dua cara penataan parkir,yaitu:

a. Parkir di tepi jalan ( On street parking )

Parkir di tepi jalan ini menggunakan badan jalan sebagai temp

at parkir, dengan atau tanpa melebarkan jalan untuk

pembatas parkir. parkir ini baik untuk pengunjung yang ingin

dekat dengan tujuan. Tetapi untuk lokasi dengan intensitas

penggunaan laban yang tinggi,cara ini kurang menguntungkan.

Keuntungan parkir di tepi jalan adalah :

1. Murah tanpa investasi tambahan

2. Bagi pengguna tempat parkir bisa lebih dekat dan mudah

Kerugian parkir di tepi jalan adalah :

1. Mengganggu lalu lintas

2. Mengurangi kapasitas jalan karena adanya pengurangan

lebar lajur lalu lintas

3. Meningkatnya kemungkinan terjadinya kecelakaan

Bila di tinjau posisi parkir dapat di lihat pada gambar-gambar 2.1 dibawah :

1. Parkir sejajar dengan sumbu jalan ( 180°)

Page 4: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Bandar Udara dan, …eprints.umm.ac.id/35075/3/jiptummpp-gdl-edwiebenin-47314... · 2017-08-30 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum

8

2. Parkir sudut 30ᵒ, 45ᵒ, 60ᵒ derajat terhadap sumbu jalan.

a. parkir 30ᵒ

b. parkir 45ᵒ

c. Parkir 60ᵒ

3. Parkir tegak lurus terhadap sumbu jalan (bersudut 90°)

Gambar 2.1 Formasi kedudukan parkir pada parkir satu sisi

Page 5: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Bandar Udara dan, …eprints.umm.ac.id/35075/3/jiptummpp-gdl-edwiebenin-47314... · 2017-08-30 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum

9

( Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1996 )

Parkir dengan sudut tegak lurus mampu menampung

kendaraan lebih banyak, dari pada parkir seiaiar atau bersudut

90°, tetapi lebih banyak mengurangi lebar badan jalan.

b. Parkir tidak di jalan ( Off street parking)

Cara parkir ini menempati pelataran parkir tentu diluar

badan jalan, baik dihalaman terbuka maupun di dalam bangunan

khusus untuk parkir. Bila ditinjau dari posisi parkirnya, maka

dapat dilakukan seperti pada (on street parking). Hanya saja

pengaturan sudut parkir ini hanya dipengaruhi oleh luas dan

bentuk peralatan parkir.

Keuntungan parkir di luar badan jalan adalah :

1. Tidak menggangu lalu Lintas

2. Faktor keamanan lebih tinggi

Kerugian parkir di luar badan jalan adalah :

1. Periu biaya investasi awal yang besar

2. Bagi pengguna dirasakan kurang praktis, apalagi jika

kepentingannya hanya sebentar saja.

2.3.2 Menurut statusnya

Menurut statusnya, parkir dapat dikelompokan sebagai berikut :

a. Parkir umum

Parkir umum adalah parkir yang menggunakan tanah-tanah,

jalan- jalan, yang dimiliki/ dikuasai oleh pengelolanya diselengarakan

oleh pemerintah daerah.

b. Parkir khusus

Parkir khusus adalah parkir yang menggunakan tanah-tanah yang

dikuasai dan pengelolanya dikuasai pihak ketiga atau di kelola

oleh swasta.

c. Parkir Darurat

Parkir darurat adalah parkiran ditempat-tempat umum, baik yang

menggunakan tanah- tanah, jalan-jalan, lapangan milik/penguasaan

Page 6: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Bandar Udara dan, …eprints.umm.ac.id/35075/3/jiptummpp-gdl-edwiebenin-47314... · 2017-08-30 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum

10

pemerintah daerah, atau swasta karena kegiatan sifatnya incidental.

d. Taman parkir

Taman parkir adalah suatu areal atau bangunan perparkiran yang

dilengkapi sarana peparkiran yang pengelolanya diselengarakan oleh

pemerintah.

e. Gedung Parkir

Gedung parkir adalah bangunan yang dimanfaatkan untuk tempat

parkir kendaraan yang penyelenggaranya oleh pemerintah daerah

atau pihak ketiga yang telah mendapat ijin dari pemerintah

daerah.

2.3.3 Menurut Jenis Kendaraan

Parkir menurut jenis kendaraan yang parkir terdapat beberapa

golongan yaitu :

a. Parkir untuk kendaraan beroda dua bermesin ( sepeda motor)

b. Parkir untuk kendaraan beroda tiga atau lebih bermesin (bemo,

bajaj, mobil).

c. Parkir untuk kendaraan beroda dua tidak bermesin ( dokar ).

d. Parkir untuk becak dan andong ( dokar )

e. Pemisah tempat parkir menurut jenisnya mernpunyai tujuan agar

pelayanan lebih mudah dan agar tidak terjadi keruwetan.

2.3.4 Menurut jenis pemilikan dan pengelolanya.

Menurut jenis pemilikan dan pengelolaanya, parkir dapat digolongkan

menjadi :

a. Parkir milik dan dikelola oleh pihak swasta.

b. Parkir milik pemerintah daerah dan dikelola oleh pihak swasta.

c. Parkir milik dan dikelola oleh pemerintah daerah.

2.3.5 Menurut jenis tujuan parkir

Menurut jenis tujuan parkir dapat digolongkan menjadi :

a. Parkir penumpang yaitu parkir untuk menaikan penumpang dan

rnenurunkan penumpang.

b. Parkir barang yaitu. Parkir untuk bongkar muat barang. Keduanya

Page 7: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Bandar Udara dan, …eprints.umm.ac.id/35075/3/jiptummpp-gdl-edwiebenin-47314... · 2017-08-30 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum

11

sengaja dipisah agar kegiatan tidak saling mengangu.

2.3.6 Menurut pola sirkulasi parkir.

Menurut sirkulasinya, parkir dapat dibagi menjadi dua macam yaitu :

a. Pola sirkulasi parkir satu arah

1. Tidak terjadi persilangan

2. Pergerakan lalu lintas parkir lebih sederhana.

3. Jarak tempuh perjalanan lebih panjang

b. Pola sirkulasi parkir dua arah.

1. Terjadi persilangan ( crossing ).

2. Pergerakan lalu iintas rnenjadi Iebih rumit.

3. Jarak tempuh perjalanan lebih pendek.

2.3.7 Menurut pola pengoprasian parkir

Untuk parkir di dalam pelataran parkir dan di dalam gedung ada dua

macam yaitu :

a. ( Attendant parking/vallet parking)

Yaitu pola dimana pengemudi mobil tidak perlu memarkir mobilnya

sendiri melainkan ada pertugas parkir yang akan memarkir mobil

kita.

b. ( Self parking )

Yaitu pola yang banyak dipakai dimana seorang pengemudi harus

memarkir mobilnya sendiri.

1. Aman, mudah dicapai

2. Tidak mengganggu kegiatan lain

3. Dapat bersifat jangka pendek ( short term ) maupun jangka

panjang ( long term)

4. Perlu diketahui tipe kendaraan dan klasifikasi.

2.4 Parkir Menurut Posisi

2.4.1 Posisi Parkir Mobil

Posisi parkir kendaraan baik ( on street parking) maupun (off

street parking) sangat menentukan untuk penentuan besamya ruang parkir

yang dibutuhkan, Pada (on street parking), parkir menyudut menjadi

Page 8: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Bandar Udara dan, …eprints.umm.ac.id/35075/3/jiptummpp-gdl-edwiebenin-47314... · 2017-08-30 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum

12

jalan tengah untuk mengurangi reduksi terhadap bahu jalan.

Sedangkan ( off street parking) cara ini untuk menentukan kombinasi

penggurusan ruang parkir. Direktorat Bina Sistem lalu lintas dan

Angkutan kota, 1998) .

Dalam penentuan sudut-sudut parkir pada suatu jalan berbeda

antara yang satu dengan yang lainnya. Dimana perbedaan terse

but dibedakan oleh fungsi jalan dan arah gerak lalu-lintas pada arah yang

bersangkutan. Menurut posisinya parkir dibedakan sebagai berikut.

(sumber : Merencanakan sistem Perangkutan, Warpani, Suwardjoko :

1990). Pengaturan Parkir menurut posisi dapat dilihat pada gambar di

dibawah, gambar 2.2, gambar 2.3, gambar 2.4, gambar 2.4, gambar 2.5 dan

gambar 2.6 :

a. Parkir dengan menggunakan sudut 180ᵒ ( parkir sejajar atau pararel )

Gambar 2.2 posisi parkir sejajar atau paralel

Kapasitas dari tempat parkir dapat di hitung dengan rumus :

N = L / 600 ……………………………………………………… ( 2.1 )

Dimana N = jumlah mobil yang dapat diparkir

L = panjang jalan dalam meter

b. Parkir dengan menggunakan sudut 30ᵒ

Gambar 2.3 sketsa posisi parkir bersudut 30ᵒ

600

250

500

470

500 125

Page 9: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Bandar Udara dan, …eprints.umm.ac.id/35075/3/jiptummpp-gdl-edwiebenin-47314... · 2017-08-30 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum

13

Kapasitas dari tempat parkir dapat dihitung dengan rumus :

………………………………………………………..( 2.2 )

Dimana N = jumlah mobil yang dapat diparkir

L = panjang jalan dalam meter

c. Parkir dengan menggunakan sudut 45ᵒ

Gambar 2.4 sketsa posisi parkir bersudut 45ᵒ

Kapasitas dari tempat parkir dapat dihitung dengan rumus :

………………………………………………………..( 2.3 )

Dimana N = jumlah mobil yang dapat diparkir

L = panjang jalan dalam meter

d. Parkir dengan menggunakan sudut 60ᵒ

Gambar 2.5 sketsa posisi parkir besudut 60ᵒ

Kapasitas dari tempat parkir dapat dihitung dengan rumus :

………………………………………………………..( 2.4 )

Dimana N = jumlah mobil yang dapat diparkir

L = panjang jalan dalam meter

560

290 178

530

354 177

Page 10: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Bandar Udara dan, …eprints.umm.ac.id/35075/3/jiptummpp-gdl-edwiebenin-47314... · 2017-08-30 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum

14

e. Parkir dengan menggunakan sudut 90ᵒ ( parkir tegak lurus )

Gambar 2.6 sketsa posisi parkir besudut 90ᵒ

Gambar 2.6 sketsa posisi parkir besudut 90ᵒ

Kapasitas dari tempat parkir dapat di hitung dengan rumus :

N = L / 2.50 ……………………………………………………… ( 2.5 )

Dimana N = jumlah mobil yang dapat diparkir

L = panjang jalan dalam meter

2.4.2 Posisi parkir sepeda motor

Sepeda motor merupakan salah satu moda angkutan yang utama di

Indonesia. Motor tersebut mudah untuk diparkir, mengambil ruang yang

kecil, berdiri sendiri dan dapat seearah mudah untuk dipindahkan

(didorong) oleh pengendaranya. Ruang parkir harus disediakan untuk

sepeda motor dengan eara melarang mobil-mobii untuk parkir pada

lokasi tersebut. Daerah parkir sepeda motor, harus diatur secara berbaris

menurut panjang dari sepeda motor, dengan gang parkir yang membujur

diantara jalan masuk dan jalan keluar. Pada umumnya posisi parkir sepeda

motor adalah 90° dari segi efektifitas ruang. Posisi ini paling

menguntungkan (Sumber : Direktur jendral Perhubungan Darat :

1996).Pola parkir Dapat dilihat pada gambar 2.7,gambar 2.8, dan gambar 2.9

berikut :

500

250

Page 11: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Bandar Udara dan, …eprints.umm.ac.id/35075/3/jiptummpp-gdl-edwiebenin-47314... · 2017-08-30 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum

15

a. Pola parkir satu sisi

Pola ini Diterapkan apabila ketersediaan ruang parkir sempit.

Gambar 2.7 pola parkir satu sisi

b. Pola parkir dua sisi

Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang parkir yang

cukup memadai ( lebar ruas > 5,6 m)

Gambar 2.8 pola parkir dua sisi

c. Pola parkir pulau

Pola ini diterapkan apabila ketersediaan ruang parkir cukup luas.

Yang terdiri dari beberapa jalur gang parkir dan pola parkir biasanya

terdiri dari empat sisi atau lebih

Gambar 2.9 pola parkir pulau

keterangan : h : jarak terjauh antara tepi luar satuan ruang parkir (m)

w : lebar terjauh satuan ruang parkir pulau (m)

b : lebar gang (m)

2.5 Karakteristik Parkir

Karakteristik parkir merupakan sifat suatu parkir yang mendasar dan

nantinya akan dapat memberikan suatu penilaian terhadap permasalahan parkir

yang terjadi ( menurut : Hobbs, 1995). Berdasarkan karakteristik parkir, akan

Page 12: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Bandar Udara dan, …eprints.umm.ac.id/35075/3/jiptummpp-gdl-edwiebenin-47314... · 2017-08-30 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum

16

dapat diketahui kondisi perparkiran yang terjadi pada daerah studi seperti

mencakup volume parkir, akumulasi parkir, waktu rata-rata lama parkir,

kapasitas parkir, tingkat pergantian parkir (parking turn over), penyediaan

parkir dan indeks parkir.

a. Akumulasi parkir.

Untuk menghitung akumulasi parkir dapat menggunakan persamaan :

Akumulasi=Ei - Ex ( 2.7)

Dimana: Ei = Entry ( kendaraan yang masuk lokasi )

Ex = Exit ( kendaraan yang keluar lokasi )

Jika sebelum diadakan pengamatan, sudah ada kendaraan

yang parkir dilokasi survey, maka jumlah kendaraan yang ada

tersebut dijumlahkan dalam harga akumulasi yang telah dibuat.

yaitu:

Akumulasi = Ei – Ex + X (2.8)

Dimana : X = jumiah kendaraan yang sudah ada

b. Durasi parkir

Durasi parkir adalah rentang waktu sebuah kendaraan parkir

dalam menit atau jam. Durasi parkir dihitung dengan persamaan :

Durasi = Extime - Entime (2.9)

Dimana : Extime = ( waktu kendaraan keluar dari lokasi parkir )

Entime = ( waktu kendaraan masuk dari lokasi parkir )

c. Jumlah ruang parkir yang dibutuhkan :

……………………………………………… ( 2.11)

Dimana : Z = Ruang parkir yang dibutuhkan ( kendaraan )

Y = J umlah kendaraan yang parkir dalam satu waktu

D = Rata-rata durasi (jam)

T = Lama survey (jam)

d. Turnover parkir

Turnover parkir adalah angka penggunaan ruang parkir

dan diperoleh dengan membagi volume parkir dengan jurnlah

ruang- ruang parkir untuk satu periode tertentu. Persamaan untuk

Page 13: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Bandar Udara dan, …eprints.umm.ac.id/35075/3/jiptummpp-gdl-edwiebenin-47314... · 2017-08-30 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum

17

mencari turnover parkir :

………………………………. (2.12)

e. Indeks parkir

Indeks parkir adalah ukuran untuk rnenyatakan penggunaan

Iahan parkir dan di nyatakan prosentase ruang yang diternpati

oleh kendaraan parkir. Besarnya Indeks parkir dihitung dengan

persarmaan :

…………………………....( 2.13)

f. Pertumbuhan kendaraan parkir

Metode Aritmatik

Proyeksi pertumbuhan penduduk dengan metode aritmatik

mengasumsikan bahwa jumlah penduduk pada masa depan akan

bertambah dengan jumlah yang sama setiap tahun.

Pn = Po {1 +(r .n )}........................................................... (2.14)

Pn: jumlah penduduk setelah n tahun ke depan

Po : jumlah penduduk pada tahunn awal

r : angka pertumbuhan penduduk

n : jangka waktu dalam pertumbuhan

Metode Geometri

Proyeksi penduduk dengan menggunakan metode geometri

menggunakan asumsi bahwa jumlah penduduk akan bertambah

secara geometri menggunakan dasar perhitungan bunga majemuk

laju pertumbuhan dianggap sama untuk setiap tahun.

Pn=Po(1+r)n (2.15)

dimana :

Pn = j umlah yang akan datang

Po = jumlah saat ini

n = tahun yang akan datang

r = prosentase pertumbuhan

Page 14: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Bandar Udara dan, …eprints.umm.ac.id/35075/3/jiptummpp-gdl-edwiebenin-47314... · 2017-08-30 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum

18

Metode Eksponensial

Metode eksponensial menggambarkan pertambahan penduduk

yang terjadi secara sedikit demi sedikit sepanjang tahun, berbeda

dengan metode geometri yang mengasumsikanbahwa pertambahan

penduduk hanya terjadi pada satu saat selama kurun waktu tertentu .

Pn=Poeʳⁿ............................................................................ (2.16)

r : Angka pertumbuhan penduduk

n : Jangka waktu dalam tahun

e : bilangan eksponensial = 2,7182818

Pn: Jumlah penduduk setelah n tahun ke depan

Po : Jumlah penduduk pada tahun awal

2.6 Sistem Perparkiran

2.6.1 Satuan Ruang Parkir (SRP)

Berdasarkan Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir

oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (1998) Satuan ruang parkir

(SRP) digunakan untuk mengukur kebutuhan ruang parkir kendaraan

(mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda motor), termasuk ruang bebas

dan lebar buka pintu. Untuk menentukan satuan ruang parkir (SRP)

didasarkan atas pertimbangan dan dapat dilihat pada gambar 2.10 dibawah

ini :

1. Dimensi Kendaraan Standar untuk Mobil Penumpang

Gambar 2.10. Dimensi Kendaraan Standar untuk Mobil Penumpang

Sumber : Direktur Jenderal Perhubungan Darat, 1998, Pedoman Perencanaan

dan Pengoperasian Fasilitas Parkir

Page 15: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Bandar Udara dan, …eprints.umm.ac.id/35075/3/jiptummpp-gdl-edwiebenin-47314... · 2017-08-30 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum

19

Keterangan:

a = jarak ganda d = lebar L = panjang total

b = depan tergantung h = tinggi total

c = belakang tergantung B = lebar total

1. Ruang Bebas Kendaraan Parkir

Ruang bebas kendaraan parkir diberikan pada arah lateral dan

longitudinal kendaraan. Ruang bebas arah lateral ditetapkan pada

saat posisi pintu kendaraan dibuka, yang diukur dari ujung terluar

pintu ke badan kendaraan parkir yang ada di sampingnya. Ruang

bebas ini diberikan agar tidak terjadi benturan antara pintu

kendaraan dan kendaraan yang parkir di sampingnya pada saat

penumpang turun dari kendaraan. Ruang bebas arah memanjang

diberikan di depan kendaraan untuk menghindari benturan dengan

dinding atau kendaraan yang lewat jalur gang (aisle). Jarak bebas

arah lateral diambil sebesar 5 cm dan jarak bebas arah longitudinal

sebesar 30 cm.

2. Lebar Bukaan Pintu Kendaraan

Ukuran lebar bukaan pintu merupakan fungsi karakteristik

pemakai kendaraan yang memanfaatkan fasilitas parkir. Dalam hal

ini, karakteristik pengguna kendaraan yang memanfaatkan fasilitas

parkir dipilih menjadi tiga, seperti Pada Tabel 2.1 di bawah ini :

Tabel 2.1 Lebaran Bukaan Pintu Kendaraan

Gol Jenis Bukaan Pintu Pengguna dan Peruntukan Fasilitas Parkir

I Pintu depan/belakang

terbuka tahap awal

55cm.

Karyawan/pekerja kantor

Tamu/pengunjung pusat kegiatan

pekantoran, perdagangan, pemerintahan,

universitas.

II Pintu depan/belakang

terbuka penuh 75 cm Pengunjung tempat olahraga, pusat

hiburan/rekreasi, hotel, pusat perdagangan

eceran/swalayan, rumah sakit, bioskop

III Pintu depan terbuka

penuh dan ditambah

untuk pegerakan kursi

roda

Orang cacat

Sumber : Direktur Jenderal Perhubungan Darat, 1998, Pedoman

Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir

Page 16: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Bandar Udara dan, …eprints.umm.ac.id/35075/3/jiptummpp-gdl-edwiebenin-47314... · 2017-08-30 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum

20

3. Penenutuan Satuan Ruang Parkir

Berdasarkan tabel penentuan satuan ruang parkir (SRP) dibagi

menjadi tiga jenis kendaraan dan untuk mobil penumpang

diklasifikan menjadi tiga golongan dapat di lihat pada Tabel 2.2

berikut ini:

Tabel 2.2 Penentuan Satuan Ruang Parkir

Jenis Kendaraan Satuan Ruang Parkir (m2)

1.Mobil penumpang untuk gol.I 2,30 x 5,00

2.Mobil penumpang untuk gol. II 2,50 x 5,00

3.Mobil penumpang untuk gol. III 3,00 x 5,00

4.Bus/truk 3,40 x 12,50

5.Sepeda motor 0,75 x 2,00

Sumber : Direktur Jenderal Perhubungan Darat, 1998, Pedoman

Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir

Besar satuan ruang parkir untuk tiap jenis kendaraan adalah sebagai

berikut :

2.6.2 Satuan Ruang Parkir untuk Mobil Penumpang (SRP)

Analisis untuk mobil penumpang yang telah dilakukan secara

matematis terhadap masing-masing golongan dapat dilihat pada Tabel 2.3

berikut :

Tabel 2.3 Ukuran SRP Mobil Penumpang

Gol. B

(cm)

O

(cm)

R

(cm)

L

(cm)

A1

(cm)

A2

(cm)

Lp

(cm)

Bp

(cm)

I 170 55 5 470 10 20 500 230

II 170 75 7 470 10 20 500 250

III 170 80 50 470 10 20 500 300 Sumber : Direktur Jenderal Perhubungan Darat, 1998, Pedoman

Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir

Tata letak dari setiap ukuran satuan ruang parkir pada tabel 2.3

diperhatikan secara visual pada Gambar 2.11 ,dan gambar 2.12 berikut :

Page 17: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Bandar Udara dan, …eprints.umm.ac.id/35075/3/jiptummpp-gdl-edwiebenin-47314... · 2017-08-30 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum

21

Gambar 2.11 SRP untuk Mobil Penumpang

Sumber : Direktur Jenderal Perhubungan Darat, 1998, Pedoman

Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir

Keterangan:

B = lebar total kendaraan L = panjang total kendaraan

O = lebar bukaan pintu R = jarak bebas arah lateral

a1, a2 = Jarak bebas arah longitudinal

2.6.3 Satuan Ruang Parkir untuk Bus/Truk

Gambar 2.12 SRP untuk Bus/Truck

Sumber : Direktur Jenderal Perhubungan Darat, 1998, Pedoman

Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir

Page 18: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Bandar Udara dan, …eprints.umm.ac.id/35075/3/jiptummpp-gdl-edwiebenin-47314... · 2017-08-30 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum

22

2.6.4 Satuan Ruang Parkir untuk Sepeda Motor

Satuan ruang parkir (SRP) sepeda motor digunakan ukuran satuan

ruang parkir motor sesuai dengan tata letak yang ditunjukkan pada gambar

2.13 berikut :

Gambar 2.13 SRP untuk Motor

Sumber : Direktur Jenderal Perhubungan Darat, 1998, Pedoman

Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir