5. bab ii konsepsi teori

24
Bab II Konsepsi Teori 1. Pengertian Kemiskinan merupakan masalah global (menyeluruh), sering dihubungkan dengan kebutuhan, kesulitan dan kekurangan di berbagai keadaan hidup. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif (tepat sasaran) dan komparatif (perbandingan), sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif (penilaian terhadap apa yang telah dicapai), dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Istilah "negara berkembang" biasanya digunakan untuk merujuk kepada negara-negara yang "miskin". 1 Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dll. 2 Kemiskinan merupakan tema sentral dari perjuangan akan 1 http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kemiskinan&action=edit 2 Emil Salim, 1982 3

Upload: ekosuhartono97

Post on 07-Jun-2015

619 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah ISD

TRANSCRIPT

Page 1: 5. Bab II Konsepsi Teori

Bab II

Konsepsi Teori

1. PengertianKemiskinan merupakan masalah global (menyeluruh), sering

dihubungkan dengan kebutuhan, kesulitan dan kekurangan di

berbagai keadaan hidup. Sebagian orang memahami istilah ini secara

subyektif (tepat sasaran) dan komparatif (perbandingan), sementara

yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif (penilaian

terhadap apa yang telah dicapai), dan yang lainnya lagi

memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Istilah "negara

berkembang" biasanya digunakan untuk merujuk kepada negara-

negara yang "miskin".1

Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya

pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan

berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup

untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan,

pakaian, tempat berteduh, dll.2 Kemiskinan merupakan tema sentral

dari perjuangan akan kemerdekaan bangsa dan motivasi fundamental

dari cita-cita menciptakan masyarakat adil dan makmur.

Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman

utamanya mencakup:

1. Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup

kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan

pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami

sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.

1 http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kemiskinan&action=edit

2 Emil Salim, 1982

3

Page 2: 5. Bab II Konsepsi Teori

2. Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan

sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk

berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan

dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari

kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik

dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.

3. Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang

memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda

melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.

a) Mengukur kemiskinan

Meskipun kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia

bekembang, ada bukti tentang kehadiran kemiskinan di setiap region.

Di negara-negara maju, kondisi ini menghadirkan kaum tuna wisma

yang berkelana ke sana kemari dan daerah pinggiran kota dan ghetto3

yang miskin. Kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi kolektif

(bersama-sama) masyarakat miskin, atau kelompok orang-orang

miskin, dan dalam pengertian ini keseluruhan negara kadang-kadang

dianggap miskin. Untuk menghindari stigma (anggapan-anggapan

dimasyarakat) ini, negara-negara ini biasanya disebut sebagai negara

berkembang.

1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Indonesia, 1996-

2006

Jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode 1996-

2006 berfluktuasi dari tahun ke tahun (Tabel 1). Pada periode 1996-

1999 jumlah penduduk miskin meningkat sebesar 13,96 juta karena

krisis ekonomi, yaitu dari 34,01 juta pada tahun 1996 menjadi 47,97

juta pada tahun 1999. Persentase penduduk miskin meningkat dari

17,47 persen menjadi 23,43 persen pada periode yang sama. Pada

3 Ghetto adalah komunitas orang miskin yang bertempat pada pinggriran kota besar atau biasanya dipinggir sungai, dipinggir rel kereta api

4

Page 3: 5. Bab II Konsepsi Teori

periode 2000-2005 jumlah penduduk miskin cenderung menurun dari

38,70 juta pada tahun 2000 menjadi 35,10 juta pada tahun 2005.

Secara relatif juga terjadi penurunan persentase penduduk miskin

dari 19,14 persen pada tahun 2000 menjadi 15,97 persen pada

tahun 2005. Namun pada tahun 2006, terjadi kenaikan jumlah

penduduk miskin yang cukup drastis, yaitu dari 35,10 juta orang

(15,97 persen) pada bulan Februari 2005 menjadi 39,30 juta (17,75

persen) pada bulan Maret 2006. Penduduk miskin di daerah

perdesaan bertambah 2,11 juta, sementara di daerah perkotaan

bertambah 2,09 juta orang. 4

4 Berita Resmi Statistik No. 38/07/Th. X, 2 Juli 2007

5

Page 4: 5. Bab II Konsepsi Teori

2. Perkembangan Tingkat Kemiskinan Maret 2006-Maret

2007

Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2007

sebesar 37,17 juta orang (16,58 persen). Dibandingkan dengan

penduduk miskin pada Maret 2006 yang berjumlah 39,30 juta (17,75

persen), berarti jumlah penduduk miskin turun sebesar 2,13 juta.

Meskipun demikian, persentase penduduk miskin pada Maret 2007

masih lebih tinggi dibandingkan keadaan Februari 2005, dimana

persentase penduduk miskin sebesar 15,97 persen. Jumlah

penduduk miskin di daerah perdesaan turun lebih tajam dari pada

daerah perkotaan. Selama periode Maret 2006-Maret 2007,

penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang 1,20 juta, sementara

di daerah perkotaan berkurang 0,93 juta orang (Tabel 2). Persentase

penduduk miskin antara daerah perkotaan dan perdesaan tidak

banyak berubah. Pada bulan Maret 2006, sebagian besar (63,13

persen) penduduk miskin berada di daerah perdesaan, sementara

pada bulan Maret 2007 persentase ini hampir sama yaitu 63,52

persen.5

5 Berita Resmi Statistik No. 38/07/Th. X, 2 Juli 2007

6

Page 5: 5. Bab II Konsepsi Teori

b) Penyebab kemiskinan

Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:

a) penyebab individual, atau patologis (panyakit), yang melihat

kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan

dari si miskin;

b) penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan

pendidikan keluarga;

c) penyebab sub-budaya ("subcultural"), yang menghubungkan

kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau

dijalankan dalam lingkungan sekitar;

d) penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari

aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;

e) penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan

merupakan hasil dari struktur sosial.

Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran

adalah sebagai akibat dari kemalasan, namun di Amerika Serikat

(negera terkaya per kapita di dunia) misalnya memiliki jutaan

masyarakat yang diistilahkan sebagai pekerja miskin; yaitu, orang

yang tidak sejahtera atau rencana bantuan publik, namun masih gagal

melewati atas garis kemiskinan.

7

Page 6: 5. Bab II Konsepsi Teori

c) Mengurangi kemiskinan

Tanggapan utama terhadap kemiskinan adalah:

1. Bantuan kemiskinan, atau membantu secara langsung

kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian pendekatan dari

masyarakat Eropa sejak jaman pertengahan.

2. Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam

kebijakan yang dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin

berdasarkan perorangan, termasuk hukuman, pendidikan, kerja

sosial, pencarian kerja, dan lain-lain.

3. Persiapan bagi yang lemah. Daripada memberikan

bantuan secara langsung kepada orang miskin, banyak negara

sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang

dikategorikan sebagai orang yang lebih mungkin miskin, seperti

orang tua atau orang dengan ketidakmampuan, atau keadaan

yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan

perawatan kesehatan.

2. Macam – macam

Kemiskinan :

Para ahli ilmu-ilmu social umumnya berpendapat bahwa sebab

utama yang melahirkan kemiskinan ialah sistem ekonomi yang berlaku

dalam masyarakat yang bersangkutan. Sistem ekonomi ini terermin

dalam berbagai pranata yang ada dalam masyarakat tersebut, yaitu

suatu sistem antar hubungan peranan – peranan dan norma-norma

yang terorganisasi untuk usaha –usaha penentuan kebutuhan-

kebutuhan sosial utama yang dirasakan perlunya dalam masyarakat.

Sistem ekonomi yang terjalin dalam berbagai pranata tersebut

memberikan corak pada pola kehidupan ekonomi yang dirasakan oleh

warga masyarakat sebab tidak semua warga masyarakat tersebut

8

Page 7: 5. Bab II Konsepsi Teori

dapat mencapai pola ideal yang ada dalam pola kehidupan ekonomi ,

yang bersumber pada sistem ekonominya.

Kemiskinan menurut pendapat dapat di kategorikan dalam tiga

unsur, yaitu :

1. Kemiskinan yang disebabkan aspek badaniah atau seseorang.

2. Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam.

3. Kemiskinan buatan.

Kemiskinan disebabkan aspek badaniah biasanya orang – orang

tersebut tidak bisa berbuat maksimal sebagaimana manusia lainnya

yang sehat jasmaniahnya. Karena cacat badaniah isalnya, dia lantas

berbuat atau bekerja secara tidak wajar, seperti : menjadi pengemis

atau peminta-minta. Menurut ukuran produktivitas kerja, mereka tidak

bisa menghasilkan sesuatu yang maksimal malah lebih bersifat

konsumtif. Sedangkan menyangkut aspek mental, biasanya mereka

disifati sifat malas bekerja secara wajar, sebagaimana halnya manusia

lainnya. Mereka ada yang bekerja sebagai peminta-minta, atau sebagai

pekerja sambilan bila ada yang memerlukannya. Tindakan – tindakan

seperti itu jelas bisa menyebabkan kemiskinan bagi dirinya dan

menimbulkan beban bagi masyarakat lainnya.

Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana, apabila tidak

dengan segera diatasi sama saja halnya akan menimbulkan beban

bagi masyarakat umum lainnya. Mereka yang kena bencana alam,

umumnya tidak memiliki tempat tinggal bahkan sumber-sumber daya

alam yang mereka miliki sebelumnya habis oleh pengkikisan bencana

alam. Kemiskinan yang disebabkan bencana alam, biasanya pihak

pemerintah mengambil, atau menempuh dua cara, pertama sebagai

pertolongan sementara diberikan bantuan secukupnya dan tindakan

berikutnya mentransmigrasikan mereka ke tempat-tempat lain yang

lebih aman dan memungkinkan mereka bias hidup layak.

9

Page 8: 5. Bab II Konsepsi Teori

Kemiskinan buatan disebut jjuga kemiskinan structural, ialah

kemiskinan yang ditimbulkan oleh dan dari struktur-struktur ekonomi,

social dan kultur serta politik. Kemiskinan struktur ini selain ditimbulkan

oleh struktur penanganan atau nerimo memandang kemiskinan

sebagai nasib, malahan sebagi takdir Tuhan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapatlah disimpulkan,

bahwa kemiskinan itu pada hakikatnya langsung berkait dengan

system masyarakat secara menyeluruh dan bukan hanya ekonomi atau

politik, social dan budaya. Sehingga penangannya harus berlangsung

secara menyeluruh dengan suatu strategi yang mengandung kaitan-

kaitan semua aspek dan perikehidupan manusia. Biasa dimulai dengan

resep ekonomi, kemudian ditunjang oleh tindakan social dan politik

yang nyata. Namun demikian, dalam kenyataannya bahwa masalah

memerangi kemiskinan sering kali menjadi suatu masalah perdebatan

di antara mereka yang merasa ada kaitannya dengan masalah

tersebut, yaitu berkenaan denga cara dan sasarannya. Adanya yang

berpendapat bahwa memberikan bantuan social kepada orang-orang

yang tergolong miskin, seperti orang tua, cacat, anak-anak yang orang

tuanya miskin, orang yang berpendapatannya dibawah garis

kemiskinan.

Pendapat lain ada yang mengatakan, bahwa usaha memerangi

kemiskinan hanya dapat berhasil kalau dilakukan dengan cara

memberikan pekerjaan yang memberikan pendapatan yang layak

kepada orang-orang miskin. Karena dengan cara ini bukan hanya

tingkat pendapat yang dinaikkan, tetapi harga diri sebagai manusia dan

sebagai warga masyarakat dinaikkan, seperti warga masyarakat

lainnya. Dengan lapangan kerja dapat memberikan kesempatan

kepada mereka untuk bekerja dan merangsang berbagai kegiatan di

sector – sector ekonomi lainnya.

Karena kemiskinan di antaranya disebabkan oleh struktur

ekonomi, maka terlebih dahulu perlu memahami inti pokok dari suatu

“struktur”.

10

Page 9: 5. Bab II Konsepsi Teori

Inti pokok dari struktur adalah realisasi hubungan anatara suatu

subyek dan obyek, dan anatara subyek-subyek komponen-komponen

yang penting dalam hal ini adalah pola relasi. Ini mencakup masalah

kondisi dan posisi komponen (subyek-subyek) dari struktur yang

bersangkutan dalan keseluruhan tata susuanan atau system dan fungsi

dari subyek atau komponen tersebut dalam keseluruhan fungsi dan

system.

Pola relasi dari struktur ini, yang urgen adalah struktur dalam

pola social ekonomi meskipun struktur lainnya menentukan. Pola relasi

dalam struktur social ekonomi ini dapat di uraikan sebagai berikut :

1. Pola relasi antara manusia (subyek) dengan sumber-sumber

kemakmuran ekonomi seperti alat-alat reproduksi, fasilitas-

fasilitas Negara, perbankan dan kekayaan social. Apakah ini

dimiliki, disewa, bagi hasil, gampang atau sulit bagi atau oleh

subyek tersebut.

2. Pola relasi anatara subyek dengan hasil produksi. Ini menyangkut

masalah distribusi hasil, apakah memperoleh apa yang

diperlukan sesuai dengan kelayakan derajat hidup manusiawi.

3. Pola relsi anatar subyek atau komponen –komponen social

ekonomi dalam keseluruhan mata rantai kegiatan dengan

bangunan system produksi. Dalam hal ini adalah mekanisme

pasar, bagaimana posisi dan peranan manusia sebagai subyek

dalam berfungsinya mekanisme tersebut.

Secara analog dapat ditentukan pola-pola relasi dalam bidang

ekonomi. Kesemuanya merupakan substruktur atau subhubungan dari

struktur dan system kemasyarakatan yang berlaku yang mendasari

masalah-masalah kemiskinan. Dengan demikian kemiskinan berkaitan

langsung dengan system kemasyarakatan secara menyeluruh, dan

bukan hanya masalah ekonomi atau politik atau social budaya. Maka

penangannya hanya mengandung kaitan-kaitan dari semua aspek dan

perikehidupan manusiawi. Bisa dimulai dengan resep ekonomi,

11

Page 10: 5. Bab II Konsepsi Teori

kemudian ditunjang oleh tindakan social dan politis yang nyata,

dengan intervensi pemerintah dan kesadaran manusia miskin itu

sendiri, tidak bersikap nrimo dan tidak bersikap neglect atau tidak mau

tahu tentang kemiskinan.6

3. Perubahan Sosial

Perubahan sosial dapat diartikan sebagai segala perubahan

pada lembaga-lembaga sosial dalam suatu masyarakat. Perubahan-

perubahan pada lembaga-lembaga sosial itu selanjutnya mempunyai

pengaruhnya pada sistem-sistem sosialnya, termasuk di dalamnya

nilai-nilai, pola-pola perilaku ataupun sikap-sikap dalam masyarakat

itu yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Masih banyak faktor-

faktor penyebab perubahan sosial yang dapat disebutkan, ataupun

mempengaruhi proses suatu perubahan sosial. Kontak-kontak dengan

kebudayaan lain yang kemudian memberikan pengaruhnya,

perubahan pendidikan, ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-

bidang kehidupan tertentu, penduduk yang heterogen, tolerasi

terhadap perbuatan-perbuatan yang semula dianggap menyimpang

dan melanggar tetapi yang lambat laun menjadi norma-norma, bahkan

peraturan-peraturan atau hukum-hukum yang bersifat formal.

Perubahan itu dapat mengenai lingkungan hidup dalam arti lebih luas

lagi, mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola

keperilakuan, strukturstruktur, organisasi, lembaga-lembaga, lapisan-

lapisan masyarakat, relasi-relasi sosial, sistem-sistem komunikasi itu

sendiri. Juga perihal kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial,

kemajuan teknologi dan seterusnya.

Ada pandangan yang menyatakan bahwa perubahan sosial itu

merupakan suatu respons ataupun jawaban dialami terhadap

perubahan-perubahan tiga unsur utama :

1. Faktor alam

2. Faktor teknologi6 Ir. M. Munandar Soelaeman, op. Cit., hal 176

12

Page 11: 5. Bab II Konsepsi Teori

3. Faktor kebudayaan

Kalau ada perubahan daripada salah satu faktor tadi, ataupun

kombinasi dua diantaranya, atau bersama-sama, maka terjadilah

perubahan sosial. Faktor alam apabila yang dimaksudkan adalah

perubahan jasmaniah, kurang sekali menentukan perubahan sosial.

Hubungan korelatif antara perubahan slam dan perubahan sosial atau

masyarakat tidak begitu kelihatan, karena jarang sekali alam

mengalami perubahan yang menentukan, kalaupun ada maka

prosesnya itu adalah lambat. Dengan demikian masyarakat jauh

lebih cepat berubahnya daripada perubahan alam. Praktis tak ada

hubungan langsung antara kedua perubahan tersebut. Tetapi kalau

faktor alam ini diartikan juga faktor biologis, hubungan itu bisa di

lihat nyata. Misalnya saja pertambahan penduduk yang demikian

pesat, yang mengubah dan memerlukan pola relasi ataupun sistem

komunikasi lain yang baru. Dalam masyarakat modern, faktor

teknologi dapat mengubah sistem komunikasi ataupun relasi sosial.

Apalagi teknologi komunikasi yang demikian pesat majunya sudah

pasti sangat menentukan dalam perubahan sosial itu.

Perubahan kebudayaan seperti telah di sebut di atas, dapat

menimbulkan perubahan sosial, meskipun tidak merupakan suatu

keharusan. Kebudayaan itu berakumulasi. Sebab kebudayaan

berkembang, makin bertambah secara berangsur-angsur,. Selalu ada

yang baru, di tambahkan kepada yang telah ada. Jadi bukan

menghilangkan yang lama, tetapi dalam perkembangannya dengan

selalu adanya penemuanpenemuan baru dalam berbagai bidang

(invention), akan selalu menambah yang lama dengan yang baru. Dan

seiring dengan pertambahan unsur-unsur kebudayaan tersebut, maka

berubah pula kehidupan sosial-ekonomi ataupun kebudayaan itu

sendiri.

Paham determinisme, memberi pandangan yang deterministik

menganggap hanya ada satu faktor yang paling menentukan

perubahan sosial. Terhadap paham determinis ini dapat diadakan

13

Page 12: 5. Bab II Konsepsi Teori

penggolongan besar menjadi dua. Pertama yang menganggap bahwa

faktor yang paling menentukan tadi bersifat sosial, sedangkan yang

kedua bersifat non-social. Untuk contoh golongan yang pertama,

dapatlah di kemukakan misalnya pendapat Karl Marx dalam bidang

ekonomi. la salah seorang tokoh yang terkenal dengan pendapat,

bahwa perkembangan suatu masyarakat dapat dikatakan di tentukan

seluruhnya oleh struktur atau perubahan-perubahan struktur ekonomi

masyarakat tersebut. Keadaan demikian dapat dikatakan sebagai

suatu determinisme ekonomi. Contoh golongan kedua, misalnya

adanya pandangan bahwa iklimlah yang paling berpengaruh terhadap

perubahan sosial. Contoh lain adalah McLuhan yang menganggap

bahwa inovasi-inovasi dalam bidang teknologilah yang lebih banyak

pengaruhnya terhadap perkembangan di dalam masyarakat.

McLuhan memilih teknologi informasi sebagai teknologi yang

terpenting, yang paling mampu menyebabkan perubahan di dalam

masyarakat. Jika teknologi atau cara-cara berkomunikasi masyarakat

banyak mengalami perubahan, maka sudah pasti pula akan terjadi

perubahan-perubahan sosial. McLuhan lebih maju satu Iangkah lagi

dengan hipotesisnya yaitu "Societies have been shaped more by the

nature of the media by which men communicate than by the content of

the communication". (Masyarakat lebih banyak terbentuk oleh sifat-

sifat alamiah dari media yang dipakai untuk berkomunikasi, daripada

siaran atau isi berita itu sendiri) "The media is the message" adalah

perumusan McLuhan yang terkenal. Salah satu alasan McLuhan

adalah karena media yang baru tidak saja hanya menyebabkan

'perubahan dalam kesanggupan manusia menggunakan'pence

inderanya.

Dalam keseluruhannya, baik yang bersifat sosial maupun yang

non-sosial, kaum determines ini menganggap manusia itu hanya

responsif belaka, reaktif saja. Padahal, manusia juga aktif membuat aksi

agar pihak lain bereaksi. Juga dalam hal perubahan kebudayaan,

manusia dengan pendangan hidupnya dan tingkahlakunya bukan saja

merupakan suatu hasil dari pengaruh budaya, tetapi manusia sendiri

menghasilkan dan menciptakan kebudayaan. Itulah sebabnya

14

Page 13: 5. Bab II Konsepsi Teori

perubahan kebudayaan tidak boleh di pisah-pisahkan dari para individu

ataupun masyarakat pendukung kebudayaan itu. Unsur-unsur

kebudayaan jangan dijadikan suatu kesatuan atau unit-unit yang berdiri

sendiri lepas dare manusia.

3.1 Proses Perubahan Sosial

Proses perubahan sosial terdiri dari tiga tahap barurutan :

(1) Invensi yaitu proses di mana ide-ide baru diciptakan dan

dikembangkan,

(2) Difusi, ialah proses di mans ide-ide baru itu dikomunikasikan ke

dalam Sistem sosial, dan

(3) konsekwensi yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam

sistem sosial sebagai akibat pengadopsian atau penolakan inovasi.

Perubahan terjadi jika penggunaan atau penolakan ide baru itu

mempunysi akibat. Karena itu perubahan sosial adalah akibat

komunikasi sosial.

Beberapa pengamat terutama ahli anthropologi memerinci dua

tahap tambahan dalam urutan proses di atas. Salah satunya ialah

pengembangan inovasi yang terjadi setelah invensi sebelum terjadi

difusi. Yang dimaksud ialah proses terbentuknya ide baru dari suatu

bentuk hingga menjadi suatu bentuk yang memenuhi kebutuhan

audiens penerima yang menghendaki. Kami tidak memaaukkan tahap

ini karena ia tidak selalu ada. Misalnya, jika inovasi itu dalam bentuk

yang siap pakai. Tahap terakhir yang terjadi setelah konsekwensi,

adalah menyusutnya inovasi, ini menjadi bagian dari konsekwensi.

Apakah perubahan sosial itu ?

Perubahan sosial adalah proses di mana terjadi perubahan

struktur dan fungi suatu sistem social. Revolusi nasional,

pembentukan suatu lembaga pembangunan desa, pengadopsian

metode keluarga berencana oleh suatu keluarga, adalah merupakan

15

Page 14: 5. Bab II Konsepsi Teori

contoh-contoh perubahan sosial Perubahan, baik pada fungi maupun

struktur sosial adalah terjadi sebagai akibat dari kegiatan-kegiatan

tersebut di atas. Struktur suatu sistem terdiri dari berbagai status

individu dan status kelompok-kelompok yang teratur. Berfungsinya

struktur status-status itu merupakan seperangkat peranan atau

perilaku nyata seseorang dalam status tertentu. Status dan peranan

saling mempengaruhi satu sama lain. Status guru sekolah misalnya,

menghendaki perilaku-perilaku tertentu bagi seseorang yang

menduduki posisi itu, dan mempengaruhi tingkah laku orang tersebut.

Mungkin saja seseorang menyimpang jauh dari seperangkat tingkah

laku yang diharapkan (karena dia menduduki posisi status tertentu),

tetapi statusnya mungkin berubah. Fungsi sosial dan struktur sosial

berhubungan sangat erat dan saling mempengaruhi satu sama lain.

Dalam proses perubahan social, jika salah satu berubah, maka yang

lain akan berubah juga. Berdirinya atau ditetapkannya organisasi

kampus yang baru, mempengaruhi struktur social universitas karena

didefinisikannya seperangkat fungsi baru di sana. Jika seseorang

(pejabat) ";mulai berfungsi dalam status baru itu, mereka mungkin

mempengaruhi fungsi universitas secara keseluruhan.

3.2 Macam-macam Perubahan Sosial

Salah.satu cara yang berguna dalam meninjau perubahan

sosial ialah dengan memperhatikan darimana sumber terjadinya

perubahan itu. Jika sumber perubahan itu dari dalam sistem sosial itu

sendiri, dinamakannya perubahan imanen. Jika sumber ide baru itu

berasal dari luar sistem social, yang demikian itu disebut Perubahan

kontak.

16

Page 15: 5. Bab II Konsepsi Teori

Perubahan imanen terjadi jika anggota sistem sosial

menciptakan dan mengembangkan ide baru dengan sedikit atau tanpa

pengaruh sama sekali dari pihak luar dan kemudian ide baru itu

menyebar ke seluruh sistem sosial. Seorang petani di Iowa

menemukan alat sederhana untuk pengumpil jagung. Penemuan itu

memudahkan pekerjaan dan tidak banyak memakan waktu. Dalam

waktu singkat banyak tetangga penemu itu yang menggunakan alat

tersebut. Dengan demikian perubahan imanen adalah suatu gejala

"dari dalam sistem"

Perubahan kontak terjadi jika sumber dari luar sistem sosial

memperkenalkan ide baru. Perubahan kontak adalah gejala "antar

sistem". Ada dua macam perubahan kontak, yaitu perubahan selektif

dan perubahan kontak terarah. Perbedaan perubahan ini tergantung

dart mana kita mengamati datangnya kebutuhan untuk berubah itu,

dari dalamkah atau dari luar sistem sosial.

Perubahan kontak selektif terjadi jika anggota sistem sosial

terbuka pada pengaruh dari luar dan menerima atau menolak ide baru

itu berdasarkan kebutuhan yang mereka rasakan sendiri. Tersajinya

inovasi itu sendiri secara spontan atau kebetulan; penerima babas

memilih, menafsir atau menolak ide baru itu. Suatu ilustrasi mengenai

perubahan kontak selektif ialah ketika para guru sekolah tertentu

mengunjungi sekolahlain yang telah mengadopsi inovasi. Setelah

mereka kembali ke sekolahnya sendiri, mungkin mereka menerapkan

metode meugajar yang baru., tetapi tindakan nya itu dilakukan tanpa

17

Page 16: 5. Bab II Konsepsi Teori

adanya paksaan atau kesengajaan dari kepala sekolah untuk mencari

atau menerima inovasi itu.

Perubahan kontak terarah atau perubahan terencana adalah

perubahan yang disengaja dengan adanya orang luar atau sebagian

anggota sistem yang bertindak sebagai agen pembaru yang secara

intensif berusaha memperkenalkan ide-ide baru untuk mencapai

tujuan yang telah ditentukan oleh lembaga dart luar. Inovasi dan

kebutuhan untuk berubah datang dari luar sistem. Banyak

pemerintahan national yang mensponsori program-program

pembangunan yang direncanakan untuk memperkenalkan inovasi-

inovasi teknologis di bidang-bidang pertanian, pendidikan, kesehatan,

perindustrian dan sebagainya. Semua itu merupakan contoh

perubahan kontak terarah yang kontemporer.

Ada teoritikus besar perubahan sosial yang menganggap

perubahan kontak terarah (= pembangunan) itu tidal perlu. Akan tetapi

August Comte tetap mempertahankan pendapat bahwa perubahan

terarah itu berguna, sebagai kebalikan dari teori Darwinisme-sosialnya

Herbert Spencer. Ini berarti Comte membantah teori taken-fair komplit

dan survival of the fittest yang evolusioner. Pada abad sekarang ini

sebagian besar pemerintahan nasional menunjukkan kecenderungan

yang jelas mengikuti pendekatan Comte. Pemerintah-pemerintah

nasional itu ingin lebih meningkatkan taraf kehidupan rakyatnya, suatu

tujuan yang hanya dapat dicapai dengan program-program yang

betel-betul terencana. Program perubahan yang terencana ini

merupakan reaksi ketidakpuasan terhadap lambannya perubahan

yang dihasilkan oleh perubahan imanen maupun perubahan kontak

selektif.

Dalam arti luas mungkin benar bahwa sebagian besar

perubahan sosial yang terjadi lebih banyak bertipe epontan daripada

yang berencana. Jika penduduk secara teknis sudah lebih ahli dan

lebih pandai mendiagnose perubahan mereka sendiri, maka

perubahan kontak selektif akan dapat terjadi lebih cepat dan lebih

efisien. Dalam hal ini agen pembaru mungkin akan bekerja di luar

tugasnya atau setidaktidaknya dalam peranan yang barbeda. Agen

18

Page 17: 5. Bab II Konsepsi Teori

pembaru harus memenuhi permintaan-permintaan inovasi dari

kliennya. Tetapi pada umumnya para klien itu belum tahu apa

kebutuhan mereka dan inovasi mana yang cocok untuk kebutuhan

tersebut, sehingga perubahan yang lebih tepat diterapkan adalah

perubahan terencana. Jika agen pembaru juga berusaha untuk

meningkatkan kemampuan dan keahlian kliennya untuk menganalisis

kebutuhannya, make pada masa mendatang mungkin akan lebih

mudah terjadi perubahan imanen atau perubahan kontak selektif yang

lebih cepat dan efisien.

Umumnya perubahan terencana tidak selalu identik dengan

keberhasilan. Keinginan untuk mempercepat perubahan telah

menyebabkan lebih cepat laju peranan ilmu pengetahuan tentang

bagaimana memperkenalkan inovasi ke masyarakat.. Jika hasil-hasil

penelitian komunikasi yang dilakukan dalam penyebaran ide-ide baru

itu dikumpulkan dengan baik, kita akan dapat menggunakannya untuk

merencanakan program perubahan terencana secara lebih efektif.

19