49994163 litosfer-dan-pedosfer
TRANSCRIPT
Litosfer
Struktur Lapisan Kulit Bumi (litosfer)
Lithosfer berasal dari bahasa yunani yaitu lithos artinya batuan, dan sphera artinya lapisan
lithosfer yaitu lapisan kerak bumi yang paling luar dan terdiri atas batuan dengan ketebalan
rata-rata 1200 km.
Perlu anda pahami bahwa yang dimaksud batuan bukanlah benda yang keras saja berupa batu
dalam kehidupan sehari hari, namun juga dalam bentuk tanah liat, abu gunung api, pasir,
kerikil dan sebagainya.
Tebal kulit bumi tidak merata, kulit bumi di bagian benua atau daratan lebih tebal dari di
bawah samudra.
Bumi tersusun atas beberapa lapisan yaitu:
a. Barisfer yaitu lapisan inti bumi yang merupakan bahan padat yang tersusun dari lapisan
nife (niccolum=nikel dan ferum besi) jari jari barisfer +- 3.470 km.
b. Lapisan antara yaitu lapisan yang terdapat di atas nife tebal 1700 km. Lapisan ini disebut
juga asthenosfer mautle/mautel), merupakan bahan cair bersuhu tinggi dan berpijar. Berat
jenisnya 5 gr/cm3.
c. Lithosfer yaitu lapisan paling luar yang terletak di atas lapisan antara dengan ketebalan
1200km berat jenis rata-rata 2,8 gram/cm3.
Gambar : Struktur Lithospheric. Bagian Kiri Menunjukkan oceanic lithosphere; Bagian
kanan menunjukkan continental lithosphere. Digambar ulang oleh Keary and Vine (1996)
Lithosfer disebut juga kulit bumi terdiri dua bagian yaitu:
1. Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium,
senyawanya dalam bentuk SiO2 dan AL 2 O3.
Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen,
granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan batuan lain yang terdapat di daratan
benua.
Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak bersifat padat dan batu bertebaran rata-rata
35km.
Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu:
- Kerak
benua :
merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit di bagian
atasnya dan batuan beku basalt di bagian bawahnya. Kerak ini yang
merupakan benua.
- Kerak
samudra :
merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di laut pada bagian
atas, kemudian di bawahnya batuan batuan vulkanik dan yang paling
bawah tersusun dari batuan beku gabro dan peridolit. Kerak ini
menempati dasar samudra
2. Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun oleh logam
logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa Si O2 dan Mg O lapisan ini
mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada lapisan sial karena mengandung besi
dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt. Lapisan merupakan
bahan yang bersipat elastis dan mepunyai ketebalan rata rata 65 km .
BATUAN PEMBENTUK LITOSFER
Litosfer tersusun dari tiga macam batuan yaitu Batuan Beku (Igneous Rock), Batuan Sedimen
(Sedimentary Rock), Batuan Malihan (Metamorf). Proses terbentuknya ketiga macam batuan
tersebut berbeda-beda. Induk dari ketiga macam batuan tersebut adalah magma. Magma
adalah larutan silikat yang cair dan pijar yang terdapat di dalam bumi.
1. Batuan Beku (Igneous Rock)
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku menjadi padat,
dengan sekitar 80% material batuan yang menyusun batuan kerak bumi adalah batuan beku.
Berdasarkan tempat terbentuknya magma beku. batuan beku dibagi menjadi tiga macam,
- Batuan Beku Dalam (Plutonik/Abisik)
Batuan beku dalam terjadi dari pembekuan magma yang berlangsung perlahan-lahan ketika
masih berada jauh di dalam kulit bumi. Contoh batuan beku dalam adalah granit, diotit,
dangabbro.
- Batuan Beku Gang/Korok
Batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di lorong antara dapur magma dan
permukaan bumi. Magma yang meresap di antara lapisan-lapisan litosfer mengalami proses
pembekuan yang berlangsung lebih cepat, sehingga kristal mineral yang terbentuk tidak
semua besar. Campuran kristal mineral yang besarnya tidak sama merupakan ciri batuan beku
korok.
- Batuan Beku Luar
Batuan beku luar terjadi dari magma yang keluar dari dapur magma membeku di permukaan
bumi (seperti magma hasil letusan gunung berapi). Contoh batuan beku luar
adalah : basalt,diorit, andesit, obsidin, scoria, batuan apung (bumice).
2. Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)
Batuan Sedimen merupakan batuan mineral yang telah terbentuk dipermukaan bumi yang
mengalami pelapukan. Bagian - bagian yang lepas dari hasil pelapukan tersebut terlepas dan
ditansportasikan oleh aliran air, angin, maupun oleh gletser yang kemudian terendapkan atau
tersedimentasi dan terjadilah proses diagenesis yang menyebabkan endapan tersebut
mengeras dan menjadi bantuan sedimen. Batuan Sedimen berdasar proses pembentukannya
terdiri atas,
1. Batuan Sedimen Klastik
Batuan sedimen klastik terdiri atas endapan pecahan atau penghancuran batuan,yang
ukurannya berbeda-beda seperti; pasir,tanah liat,batu lit,breksi,konglomerat.
2. Batuan Sedimen Kimiawi
Batuan sedimen kimiawi Batuan sedimen kimiawi yaitu yang terangkut dalam bentuk larutan
kemudian diendapkan secara kimia di tempat lain. Endapan kimia juga berasal dari sumber
air panas dan secara tiba-tiba mengalami pendinginan akan menghasilkan endapan oval
(kalsit).Contoh : Evaporasi dari air laut dan air danau, batuan sedimen kimiawi
3. Batuan Sedimen Organik
Batuan sedimen organik yang terbentuk dari bekas atau cangkang binatang atau tumbuhan.
Itulah sebabnya fosil dijumpai hanya pada batuan sedimen.
Berdasar tenaga yang mengangkutnya Batuan Sedimen terdiri atas ,
1. Batuan Sedimen Aeris atau Aeolis
2. Batuan Sedimen Glasial
3. Batuan Sedimen Aquatis
4. Batuan Sedimen Marine
3. Batuan Malihan (Metamorf)
Batuan metamorf adalah jenis batuan yang secara genetis terebntuk oleh perubahan secara
fisik dari komposisi mineralnya serta perubahan tekstru dan strukturnya akibat pengaruh
tekanan (P) dan temperature (T) yang cukup tinggi. Kondisi-kondisi yang harus terpenuhi
dalam pembentukan batuan metamorf adalah:
Terjadi dalam suasana padat
Bersifat isokimia
Terbentuknya mineral baru yang merupakan mineral khas metamorfosa
Terbentuknya tekstur dan struktur baru.
Proses metamorfosa diakibatkan oleh dua factor utama yaitu Tekanan dan Temperatur (P dan
T). Panas dari intrusi magma adalah sumber utama yang menyebabkan metamorfosa.
Tekanan terjadi diakibatkan oleh beban perlapisan diatas (lithostatic pressure) atau tekanan
diferensial sebagai hasil berbagai stress misalnya tektonik stress (differential stress). Fluida
yang berasal dari batuan sedimen dan magma dapat mempercepat reaksi kima yang
berlangsung pada saat proses metamorfosa yang dapat menyebabkan pembentukan mineral
baru. Metamorfosis dapat terjadi di setiap kondisi tektonik, tetapi yang paling umum
dijumpai pada daerah kovergensi lempeng.
Jenis-jenis metamorfosa adalah:
Metamorfosa kontak dominan pengaruh suhu
Metamorfosa dinamik dominan pengaruh tekanan
Metamorfosa Regional kedua-duanya (P dan T) berpengaruh
Fasies metamorfosis dicirikan oleh mineral atau himpunan mineral yang mencirikan sebaran
T dan P tertentu. Mineral-mineral itu disebut sebagai mineral index. Beberapa contoh
mineral index antara lain:
Staurolite: intermediate high-grade metamorphism
Actinolite: low intermediate metamorphism
Kyanite: intermediate high-grade
Silimanite: high grade metamorphism
Zeolite: low grade metamorphism
Epidote: contact metamorphism
Pada prinsipnya batuan metamorfosa diklasifikasikan berdasarkan struktur. Struktur foliasi
terjadi akibat orientasi dari mineral, sedangkan non-foliasi yang tidak memperlihatkan
orientasi mineral. Foliasi merujuk kepada kesejajaran dan segregasi mineral-mineral pada
batuan metamorf yang inequigranular.
Batuan metamorf befoliasi membentuk urutan berdasarkan besar butir dan atau berdasarkan
perkembangan foliasi. Urut-urutannya adalah: slate phyllite schist gneiss. Selain
menunjukkan besar butir dan derajat foliasi urut-urutan ini juga menunjukkan kandungan
mika yang semakin banyak dari kiri ke kanan. Salah satu ciri khas batuan metamorf yang
dapat teridentifikasi adalah kenampakkan kilap mika.
Sedangkan, untuk batuan metamorf non-foliasi contohnya adalah marmer, kuarsit dan
hornfels.
Sementara itu, untuk tekstur mineral pada batuan metamorfosa dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
Lepidoblastik : terdiri dari mineral-mineral tabular/pipih, misalnya mineral mika
(muskovit, biotit)
Nematoblastik : terdiri dari mineral-mineral prismatik, misalnya mineral plagioklas, k-
felspar, piroksen
Granoblastik : terdiri dari mineral-mineral granular (equidimensional), dengan batas-
batas sutura (tidak teratur), dengan bentuk mineral anhedral, misalnya kuarsa.
Tekstur Homeoblastik : bila terdiri dari satu tekstur saja, misalnya lepidoblastik saja.
Tekstur Hetereoblastik : bila terdiri lebih dari satu tekstur, misalnya lepidoblastik dan
granoblastik
Bentuk permukaan Bumi
Tenaga Endogen
Bentuk permukaan bumi sebagaimana kita ketahui terdiri atas daratan dan lautan, dataran
tinggi dan dataran rendah, gunung, lembah, dsb. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor eksogen
dan endogen.
Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan
perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen ini sifatnya membentuk permukaan bumi
menjadi tidak rata. Mungkin saja di suatu daerah dulunya permukaan bumi rata (datar) tetapi
akibat tenaga endogen ini berubah menjadi gunung, bukit atau pegunungan. Pada bagian lain
permukaan bumi turun menjadikan adanya lembah atau jurang. Secara umum tenaga endogen
dibagi dalam tiga jenis yaitu tektonisme, vulkanisme, dan seisme atau gempa. Vulkanisme
dibagi lagi menjadi plutonisme dan vulkan. Contoh dari plutonisme adalah sill, gang, lakolit,
batholit, dll. Sedangkan, tenaga vulkan sendiri dibagi lagi berdasarkan bentuk dan tipe
letusannya. Berdasarkan bentuknya, gunung berapi dibedakan menjadi bentuk perisai, strato,
dan maar. Dan berdasarkan tipe letusannya, dibagi menjadi Hawai, Stromboli, Vulcano,
Merapi, St. Vincent, Peret, dan Pelle.
Gejala Tektonisme (gerak tektonik)
adalah proses yang terjadi akibat pergerakan, pengangkatan, lipatan dan patahan pada
struktur tanah di suatu daerah. Yang di maksud lipatan adalah bentuk muka bumi hasil
gerakan tekanan secara horizontal yang menyebabkan lapisan permukaan bumi menjadi
berkerut dan melipat. Patahan adalah permukaan bumi hasil dari gerakan tekanan horizontal
dan tekanan vertikal yang menyebabkan lapisan bumi menjadi retak dan patah. Ada dua jenis
tektonisme, yaitu Epirogenesa dan Orogenesa. Epirogenesa adalah proses perubahan bentuk
daratan yang disebabkan oleh tenaga lambat dari dalam bumi dengan arah vertikal, baik ke
atas maupun ke bawah melewati daerah luas. Ada dua Epirogenesa :
1.Gerak Epirogenetik
Epirogenesa positif, yaitu gerakan yang mengakibatkan turunnya lapisan kulit bumi,
sehingga permukaan air laut terlihat naik.
Epirogenesa negatif, yaitu gerakan yang mengakibatkan naiknya lapisan kulit bumi,
sehingga permukaan air laut terlihat turun.
2.Gerak orogenetik
Gerak orogenetik adalah gerak yang dapat menimbulkan lipatan patahan retakan disebabkan
karena gerakan dalam bumi yang besar dan meliputi daerah yang sempit serta berlangsung
dalam waktu yang singkat.
Pegunungan Lipatan (Folded Mountains)
Istilah pegunungan lipatan digunakan untuk suatu jenis pegunungan dengan struktur lipatan
yang relatif sederhana. Pada tahapan muda morfologinya masih menggambarkan adanya
lingkungan antiklin dan sinklin. Bila erosi melanjut maka pengikisan sungai lateral dapat
menajam ke hulu dan juga sepanjang puncak antiklin.
Pada tahapan dewasa pengikisan di puncak antiklin dapat melanjut, melebar ke arah dalam
sepanjang puncak antiklin dan akhirnya terbentuk lembah antiklin dengan kenampakan
morfologi terhadap struktur geologi menjadi terbalik (interved relief), bukit-bukit antiklin
(anticlinal ridges), dan lembah-lembah sinklin (sinclinal ridges), serta bukit-bukit yang
terbentuk oleh lapisan-lapisan yang miring searah disebut bukit-bukit homoklin (homoclinal
ridges). Pada tahapan tua, daerah pegunungan lipatan oleh pengikisan menjadi peneplane dan
sungai mengalir di dataran tersebut seolah tanda mengindahkan adanya lapisan lunak ataupun
keras.
Daerah pegunungan lipatan umumnya berbukit-bukit terjal, dengan lembah-lembah yang
panjang, adanya perulangan antara lembah lebar dan lembah sempit akibat perbedaan
kekerasan batuan, adanya gawir terjal dan pegunungan landai pada hogbacks atau homoclinal
ridges. Daerah pegunungan lipatan yang terdiri dari batuan-batuan sedimen sering pula
mengandung nilai-nilai ekonomis seperti batugamping, batulempung, batupasir kuarsa,
gipsum, dan sebagainya.
Pegunungan Patahan (Block Mountains)
Pegunungan ini merupakan hasil deformasi oleh sesar. Pada tahapan muda pegunungan
patahan memperlihatkan gawir-gawir terjal yang memisahkan antara satu blok pegunungan
dengan blok yang lain atau antara blok pegunungan dengan blok lembah. Umumnya bidang
gawir tajam relatif rata, belum tersayat oleh lembah-lembah. Bentuk blok dapat persegi,
berundak, atau membaji tergantung kepada pola sesar.
Pada tahapan dewasa menyebabkan adanya pengikisan pada bagian muka atau punggungan
blok dengan beberapa kenampakan bagian muka dari blok masih lebih terjal dari pada bagian
punggungan, masih terlihat adanya kelurusan garis dasar sesar, adanya triangular facets yang
merupakan sisa-sisa bidang sesar setelah terkikis, adanya dataran aluvial berupa kipas aluvial
yang terletak berjajar dalam garis lurus sepanjang kaki bidang muka dan blok, serta
munculnya mata air. Pada tahapan tua, daerah pegunungan patahan menjadi mendatar dan
kehilangan bentuk simetrinya, dengan daerah aluvial yang meluas.
Pegunungan Kubah
Kubah diartikan sebagai struktur dari suatu daerah yang luas dengan sifat lipatan regional
dengan sudut kemiringan yang kecil. Ada beberapa sebab terjadinya kubah, antara lain oleh
intrusi garam atau diapir, intrusi lakolit, dan intrusi batuan beku seperti batolit. Bentuk
kubah,biasanya dijumpai pada gunungapi lava.Kubah lava merupakan bentukan dari leleran
lava kental yang keluar melalui celah dan dibatasi oleh sisi curam di sekelilingnya.Bentuk-
bentuk kubah sangat dipengaruhi oleh viskositas lava. Dome Mountains, terbentuk ketika
batu cair mendorong keatas dari bawah bumi.
Dalam tahapan muda pegunungan kubah akan dikikis oleh sungai-sungai namun belum
dalam, bentuk kubah masih utuh, pengikisan dimulai di puncak dengan membentuk cekungan
erosi. Kadang-kadang inti kubah yang keras tampak di dasar cekungan erosi kubah. Pada
tahapan dewasa, pengikisan di puncak makin meluas dan mendalam. Undak-undak gawir
terbentuk sesuai dengan banyaknya lapisan-lapisan yang resistan, serta punggungan-
punggungan dengan lapisan miring (hogbacks) terbentuk.
Pada tahapan tua, mempunyai bentuk akhir dari pengikisan kubah akan membentuk
peneplane. Pola aliran annular hampir-hampir hilang. Kubah besar dan tinggi dihasilkan oleh
intrusi-intrusi batolit; yang lebih kecil dihasilkan oleh intrusi lakolit, dan berbentuk kubah
landai yang dihasilkan oleh sill. Kubah-kubah kecil dapat dihasilkan oleh intrusi garam atau
diapir lempung.
Inti kubah yang terdiri dari batuan kristalin sering memberi arti sebagai sumber mineral
logam; pertambangan sering dijumpai kubah-kubah garam tentunya memberi makna sebagai
sumber garam. Jika tidak berpotensi akan mineral, inti kubah yang bertekstur kasar sering
merupakan daerah hutan dan sekaligus merupakan daerah tadah hujan. Juga lereng-lereng
terjal dari hogbacks sebaiknya merupakan daerah hutan untuk mencegah longsoran dan untuk
tujuan konservasi air.
2.Gejala Vulkanisme (Vulkanik)
Semua gejala di dalam bumi sebagai akibat adanya aktivitas magma disebut
vulkanisme. Gerakan magma itu terjadi karena magma mengandung gas yang merupakan
sumber tenaga magma untuk menekan batuan yang ada di sekitarnya.
Lalu apa yang disebut magma? Magma adalah batuan cair pijar bertemperatur tinggi yang
terdapat di dalam kulit bumi, terjadi dari berbagai mineral dan gas yang terlarut di dalamnya.
Magma terjadi akibat adanya tekanan di dalam bumi yang amat besar, walaupun suhunya
cukup tinggi, tetapi batuan tetap padat. Jika terjadi pengurangan tekanan, misalnya adanya
retakan, tekanannya pun akan menurun sehingga batuan tadi menjadi cair pijar atau disebut
magma.
Magma bisa bergerak ke segala arah, bahkan bisa sampai ke permukaan bumi. Jika gerakan
magma tetap di bawah permukaan bumi disebut intrusi magma. Sedangkan magma yang
bergerak dan mencapai ke permukaan bumi disebut ekstrusi magma. Ekstrusi magma inilah
yang menyebabkan gunung api atau disebut juga vulkan.
Hal ini berarti intrusi magma tidak mencapai ke permukaan bumi. Mungkin hanya sebagian
kecil intrusi magma yang bisa mencapai ke permukaan bumi. Namun yang perlu diingat
bahwa intrusi magma bisa mengangkat lapisan kulit bumi menjadi cembung hingga
membentuk tonjolan berupa pegunungan. Secara rinci, adanya intrusi magma (atau disebut
plutonisme) menghasilkan bermacam-macam bentuk (perhatikan gambar penampang gunung
api), yaitu:
Batolit adalah batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, sebagai akibat penurunan
suhu yang sangat lambat.
Lakolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang menyebabkan lapisan
batuan di atasnya terangkat sehingga menyerupai lensa cembung, sementara permukaan
atasnya tetap rata.
Keping intrusi atau sill adalah lapisan magma yang tipis menyusup di antara lapisan batuan.
Intrusi korok atau gang adalah batuan hasil intrusi magma memotong lapisan-lapisan litosfer
dengan bentuk pipih atau lempeng.
Apolisa adalah semacam cabang dari intrusi gang namun lebih kecil.
Diatrema adalah batuan yang mengisi pipa letusan, berbentuk silinder, mulai dari dapur
magma sampai ke permukaan bumi.
Berdasarkan sifat erupsi dan bahan yang dikeluarkannya, ada 3 macam gunung berapi sentral,
yaitu:
Ekstrusi linier, terjadi jika magma keluar lewat celah-celah retakan atau patahan memanjang
sehingga membentuk deretan gunung berapi. Misalnya Gunung Api Laki di Eslandia, dan
deretan gunung api di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Ekstrusi areal, terjadi apabila letak magma dekat dengan permukaan bumi, sehingga magma
keluar meleleh di beberapa tempat pada suatu areal tertentu. Misalnya Yellow Stone National
Park di Amerika Serikat yang luasnya mencapai 10.000 km persegi.
Ekstrusi sentral, terjadi magma keluar melalui sebuah lubang (saluran magma) dan
membentuk gunung-gunung yang terpisah. Misalnya Gunung Krakatau, Gunung Vesucius,
dan lain-lain.
Berdasarkan sifat erupsi dan bahan yang dikeluarkannya, ada 3 macam gunung berapi yaitu:
Gunung api perisai. Gunung api ini terjadi karena magma yang keluar sangat encer. Magma
yang encer ini akan mengalir ke segala arah sehingga membentuk lereng sangat landai. Ini
berarti gunung ini tidak menjulang tinggi tetapi melebar. Contohnya: Gunung Maona Loa dan
Maona Kea di Kepulauan Hawaii.
Gunung api maar. Gunung api ini terjadi akibat adanya letusan eksplosif. Bahan yang
dikeluarkan relatif sedikit, karena sumber magmanya sangat dangkal dan sempit. Gunung api
ini biasanya tidak tinggi, dan terdiri dari timbunan bahan padat (efflata). Di bekas kawahnya
seperti sebuah cekungan yang kadang-kadang terisi air dan tidak mustahil menjadi sebuah
danau. Misalnya Danau Klakah di Lamongan atau Danau Eifel di Prancis.
Gunung api strato. Gunung api ini terjadi akibat erupsi campuran antara eksplosif dan efusif
yang bergantian secara terus menerus. Hal ini menyebabkan lerengnya berlapis-lapis dan
terdiri dari bermacam-macam batuan. Gunung api inilah yang paling banyak ditemukan di
dunia termasuk di Indonesia. Misalnya gunung Merapi, Semeru, Merbabu, Kelud, dan lain-
lain.
Tipe Letusan Gunung Api
Berdasarkan kekentalan magma, tekanan gas, kedalaman dapur magma, dan material yang
dikeluarkannya, letusan gunung api dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu:
Letusan Tipe Hawaii
Tipe hawaii terjadi karena lava yang keluar dari kawah sangat cair, sehingga mudah mengalir
ke segala arah. Sifat lava yang sangat cair ini menghasilkan bentuk seperti perisai atau
tameng. Contoh: Gunung Maona Loa, Maona Kea, dan Kilauea di Hawaii.
Letusan Tipe Stromboli
Letusan tipe ini bersifat spesifik, yaitu letusan-letusannya terjadi dengan interval atau
tenggang waktu yang hampir sama. Gunung api stromboli di Kepulauan Lipari tenggang
waktu letusannya ± 12 menit. Jadi, setiap ±12 menit terjadi letusan yang memuntahkan
material, bom, lapili, dan abu. Contoh gunung api bertipe stromboli adalah Gunung Vesuvius
(Italia) dan Gunung Raung (Jawa).
Letusan Tipe Vulkano
Letusan tipe ini mengeluarkan material padat, seperti bom, abu, lapili, serta bahan-bahan
padat dan cair atau lava. Letusan tipe ini didasarkan atas kekuatan erupsi dan kedalaman
dapur magmanya. Contoh: Gunung Vesuvius dan Etna di Italia, serta Gunung Semeru di
Jawa Timur.
Letusan Tipe Merapi
Letusan tipe ini mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat mulut kawah. Akibatnya,
tekanan gas menjadi semakin bertambah kuat dan memecahkan sumbatan lava. Sumbatan
yang pecah-pecah terdorong ke atas dan akhirnya terlempar keluar. Material ini menuruni
lereng gunung sebagai ladu atau gloedlawine. Selain itu, terjadi pula awan panas (gloedwolk)
atau sering disebut wedhus
gembel. Letusan tipe merapi sangat berbahaya bagi penduduk di sekitarnya.
Letusan Tipe Perret atau Plinian
Letusan tipe ini sangat berbahaya dan sangat merusak lingkungan. Material yang dilemparkan
pada letusan tipe ini mencapai ketinggian sekitar 80 km. Letusan tipe ini dapat melemparkan
kepundan atau membobol puncak gunung, sehingga dinding kawah melorot. Contoh: Gunung
Krakatau yang meletus pada tahun 1883 dan St. Helens yang meletus pada tanggal 18 Mei
1980.
Letusan Tipe Pelee
Letusan tipe ini biasa terjadi jika terdapat penyumbatan kawah di puncak gunung api yang
bentuknya seperti jarum, sehingga menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar.
Apabila penyumbatan kawah tidak kuat, gunung tersebut meletus.
Letusan Tipe Sint Vincent
Letusan tipe ini menyebabkan air danau kawah akan tumpah bersama lava. Letusan ini
mengakibatkan daerah di sekitar gunung tersebut akan diterjang lahar panas yang sangat
berbahaya. Contoh: Gunung Kelud yang meletus pada tahun 1919 dan Gunung Sint Vincent
yang meletus pada tahun 1902.
Bahan yang di keluarkan gunung api
Lava, Cairan magma pijar yang kental dan panas, keluar dengan cara erupsi efusif (lelehan).
Bahan Piroklastik atau batuan lepas, bahan rombakan berupa bongkah-bongkah volcano,
lapilli, dan debu gunung api, apabila endapan bahan lepas ini turun mengalir bersama aliran
air melalui permukaan lereng gunungapi, disebut Lahar.
Bahan-bahan berupa gas (‘ekskalasi’), dapat berupa Cl, HCl, CO2, H2S, H2SO4CH4, H2 dan
N2. Uap air terjadi karena persenyawaan H2 dan O2 dari atmosfera.
Tanda-tanda gunung api akan meletus
a. Tanda yang pertama
Terjadinya gempa lokal biasanya disebut gempa vulkanik. Kalau muncul gempa di daerah
gunung berapi, warga pun harus segera waspada.
b. Tanda yang kedua
Banyak binatang yang turun dari gunung. Binatang tertentu dapat mendeteksi suatu getaran
halus yang berhubungan dengan perubahan alam yang besar. Ternyata mereka punya firasat
juga yah! Lihat aksi monyet dan burung yang langsung turun gunung saat Gunung Merapi
akan meletus.
c. Tanda ketiga,
Meningkatnya suhu di sekitar daerah gunung berapi. Seperti yang terjadi pada Gunung
Krakatau, suhu di di sekitar Jawa Barat menjadi lebih panas. Cairan magma yang terdapat di
perut bumi sangat panas apalagi tekanan di daerah kawah gunung pun berubah jadi tinggi.
Semakin dekat cairan itu menunju kawah gunung, suhu di sekitarnya pun akan berubah jadi
lebih panas.
d. Tanda keempat,
Mata air di sekitar gunung akan mongering. Lihat tanda gunung akan meletus poin ketiga.
e. Tanda kelima,
Tumbuh-tumbuhan atau tanaman di wilayah gunung berapi akan layu dan mati kering.
Nah, kalau buat kamu yang tinggal di daerah gunung berapi, waspada yah, jika merasakan
tanda-tanda alam di atas.
Hasil (Material) dari letusan gunung berapi, diantaranya adalah :
- Gas vulkanik
Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain
Karbonmonoksida (CO), Karbondioksida (CO2), Hidrogen Sulfide (H2S), Sulfurdioksida
(S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayahan manusia.
- Lava dan aliran pasir serta batu panas
Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke permukaan
melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental
akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk bermacam-
macam batuan.
- Lahar
Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar
sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.
- Abu letusan
Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena
sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer
jauhnya.
- Awan panas
Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini terdapat
batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C.
Awan panas (wedhus gembel) dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka
seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan.
Gejala Pasca Vulkanis
Gunung api melakukan aktivitasnya mulai kegiatan yang lemah, meningkat ke lebih kuat,
sampai pada suatu waktu mencapai puncaknya yaitu letusan. Namun sebuah gunung api
akhirnya akan berhenti dari kegiatannya. Gunung api seperti ini biasanya dinyatakan telah
mati. Gunung api yang dinyatakan mati bukan berarti hilang seluruh kegiatannya. Di sini
magma dalam periode pendinginan, masih tetap menunjukkan sisa kegiatannya. Kegiatan itu
sering disebut gejala pasca vulkanis. Pasca vulkanis ini dapat dibedakan dalam beberapa
bentuk gejala antara lain sumber gas, sumber air panas, sumber air mineral (mahdani), geyser
dan terbentuknya sebuah kawah akibat letusannya.
1. Sumber Gas
Gas yang dikeluarkan bisa berupa sumber gas belerang (solfatar), sumber gas uap air atau zat
lemas, dan sumber gas asam arang atau disebut mofet. Gas belerang banyak ditemukan di
kepundan gunung api. Sumber uap air (fumarol) yang keluar dengan tekanan tinggi dikenal
sebagai tenaga geotermal. Sumber uap air ini bisa digunakan untuk pembangkit tenaga listrik,
misalnya di Kamojang Jawa Barat, Dieng Jawa Tengah, dan lain-lain.
Sedangkan gas asam arang sangat berbahaya karena dapat mematikan mahluk hidup. Sumber
gas asam arang dapat muncul sembarang waktu di kepundan gunung api manapun. Oleh
karena itu biasanya petugas Dinas Pengawasan Gunung Api dari posnya di sekitar gunung,
bisa memantau secara terus menerus kegiatan gunung api tersebut, sehingga dapat
memperingatkan penduduk setempat ketika gunung mengeluarkan gas beracun tersebut.
Namun ada kalanya gas racun ini keluar secara tiba-tiba , seperti yang terjadi tahun 1979 di
kawah Timbangan dan Nila Dieng Jawa Tengah yang menewaskan sekitar 149 jiwa.
2. Sumber Air Panas
Air tanah berasal dari hujan yang meresap ke dalam tanah. Begitu pula di gunung api, air
hujan meresap ke dalam bergerak ke bagian yang lebih dalam dan mendekati batuan yang
masih panas (sisa kegiatan vulkanis). Akibatnya air menjadi panas, bahkan sampai mendidih.
Melalui celah-celah batuan di bagian bawah air itu keluar sebagai mata air panas. Misalnya,
sumber air panas di Garut dan Cianjur Jawa Barat, Baturaden Jawa Tengah, Tretes Jawa
Timur, dan di tempat lainnya.
3. Sumber Air Mineral
Seperti halnya sumber air panas, sumber air mineral terjadi karena pemanasan air oleh sisa
kegiatan vulkanik. Namun dalam sumber air ini terlarut zat kimia produk gunung api,
sehingga air itu mengandung belerang atau zat kimia lain. Sumber air mineral ini banyak
ditemukan di daerah sekitar gunung api yang aktif atau yang sudah istirahat, misalnya di
Maribaya dan Ciater sekitar gunung Tangkuban Perahu Jawa Barat.
4. Geyser
Geyser adalah sumber mata air panas yang memancar secara berkala. Geyser terjadi karena
gas panas yang asalnya dari batuan magma memanaskan bagian bawah air yang terdapat
dalam celah di dalam bumi. Uap air yang terjadi tidak dapat mengadakan sirkulasi sampai ke
permukaan bumi sehingga terjadilah akumulasi uap air setempat. Ketika ada jalan keluar ke
permukaan bumi terjadilah pancaran air dengan suhu yang cukup tinggi. Contoh geyser yang
sangat terkenal terdapat di Yellow Stone National Park California Amerika Serikat.
5. Kawah
Suatu kawah terbentuk akibat adanya letusan gunung berapi yang sangat kuat sehingga
menimbulkan sebagian dari bagian atas gunung berapi tersebut menghilang dan saat itu
terbentuklah sebuah kawah. Keindahan suatu kawah dapat dimanfaatkan sebagai suatu objek
wisata, contohnya: Kawah Ratu di gunung Tangkuban Parahu, Kawah Ciremai di gunung
Ciremai, dan Kawah Pu
Manfaat gunung api
Salah satu kekuatan alam yang paling merusak di bumi adalah gunung berapi.
Meskipun mereka telah menewaskan 200.000 orang sejak 1400, mereka juga menghasilkan
manfaat. Sebagai contoh, banyak dari bahan vulkanik memiliki kegunaan industri dan kimia
penting. Sebuah kaca alami yang berasal dari lava adalah batu apung, itu secara luas
digunakan untuk grinding dan polishing logam, batu, dan bahan lainnya. Ketika lava
mengering dan membuat bentuk batu itu biasa digunakan dalam membangun jalan. abu
vulkanik yang telah lapuk sangat meningkatkan kesuburan tanah.
Material vulkanik memiliki sumber permata, Opal. Ini juga memiliki sumber logam,
emas, perak, molibdenum, tembaga, seng, timah, dan merkuri. Ketika gunung berapi meletus,
lava melepaskan beberapa gas yang sehat, termasuk karbon dioksida dan hidrogen. Ketika
oksigen bercampur dengan hidrogen, ia menciptakan uap air dan yang diawali siklus air.
Selain mempunyai bahaya ternyata ada beberapa manfaat adanya gunung api, antara lain
1) Menjadi daerah perangkap atau penangkap hujan
2) Memperluas daerah pertanian karena semburan dari abu vulkanik
3) Menyuburkan tanah, karena abu vulkanis yang sudah mengalami pelapukan banyak
mengandung
garam-garam dan mineral batuan yang sangat dibutuhkan oleh tanaman atau
tumbuhan
4) Memperbanyak jenis tanaman budi daya (tanaman perkebunan), karena adanya bermacam-
macam zona
tumbuh-tumbuhan
5) Menjadi tempat wisata dan sanatorium, kerna udaranya yang sejuk dan menyegarkan serta
sedikit sekali polusinya
6) Menyebabkan letak mineral dekat dengan permukaan tanah, sehingga menjadi daerah
pertambangan.
Permasalahan gunung api
1.banyak korban pada saat letusan
2.Gempa saat letusan merusak bangunan
3.Aliran lava dapat menghanguskan apa saja
4.Awan panas (wedhus gembel) merupakan gas yang membahayakan.
3.Gejala Seismik
`
Seismik adalah kegempabumian sedangkan seisme adalah semua yang berkaitan
dengan gempa bumi.Gempa bumi adalah gerakan gempa bumi atau kulit bumi secara tiba-
tiba yang bersumber dari lapisan kulit bumi atau lithosfer bagian dalam dan dirambatkan kulit
bumi ke permukaan bumi yang di sebabkan oleh patahan,retakan atau terpisahnya kulit bumi
dari semula sehingga sehingga di sebut gempa bumi dislokasi.Gempa di bedakan menjadi 3
yaitu:
Bila tumpukan energi di daerah penujaman demikian besar, energi tersebut akan mampu
menggoyang atau menggetarkan lempeng benua dan lempeng samudera di sekitarnya.
Gayangan atau getaran ini disebut gempa bumi. Gejala ini disebut seisme. Getaran yang
dihasilkan akibat pergeseran kerak bumi tersebut dapat besar maupun kecil. Besar kecilnya
kerusakan di muka bumi disebabkan oleh besar kecilnya gempa tersebut.
Klasifikasi Gempa
Gempa dapat digolongkan menjadi beberapa kategori. Menurut proses terjadinya, gempa
bumi diklasifikasikan menjadi seperti berikut.
(1) Gempa tektonik: terjadi akibat tumbukan lempeng-lempeng di litosfer kulit bumi oleh
tenaga tektonik. Tumbukan ini akan menghasilkan getaran. Getaran ini yang merambat
sampai ke permukaan bumi.
(2) Gempa vulkanik: terjadi akibat aktivitas gunung api. Oleh karena itu, gempa ini hanya
dapat dirasakan di sekitar gunung api menjelang letusan, pada saat letusan, dan beberapa saat
setelah letusan.
(3) Gempa runtuhan atau longsoran: terjadi akibat daerah kosong di bawah lahan mengalami
runtuh. Getaran yang dihasilkan akibat runtuhnya lahan hanya dirasakan di sekitar daerah
yang runtuh.
Menurut bentuk episentrumnya, ada dua jenis gempa.
(1) Gempa sentral: episentrumnya berbentuk titik.
(2) Gempa linear: episentrumnya berbentuk garis. Menurut kedalaman hiposentrumnya, ada
tiga jenis gempa.
(1) Gempa bumi dalam: kedalaman hiposenter lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi.
(2) Gempa bumi menengah: kedalaman hiposenter berada antara 60-300 km di bawah
permukaan bumi.
(3) Gempa bumi dangkal: kedalaman hiposenter kurang dari 60 km.
Menurut jaraknya, ada tiga jenis gempa.
(1) Gempa sangat jauh: jarak episentrum lebih dari 10.000 km.
(2) Gempa jauh: jarak episentrum sekitar 10.000 km.
(3) Gempa lokal: jarak episentrum kurang 10.000 km.
Menurut lokasinya, ada dua jenis gempa.
(1) Gempa daratan: episentrumnya di daratan.
(2) Gempa lautan: episentrumnya di dasar laut. Gempa jenis inilah yang menimbulkan
tsunami.
Gelomabang gempa
Ada empat tipe gelombang seismik yang terbagi dalam dua katagori: gelombang badan (P
untuk primer; dan S untuk skunder) dan gelombang-gelombang permukaan (Love dan
Rayleigh).
Semua empat tipe gelombang dihasilkan oleh gempa bumi. Gelombang badan menjalar
melalui bumi kearah luar dari titik pusat gempa bumi. Gelombang P adalah gelombang
longitudinal seperti gelombang bunyi. Gelombang-gelombang itu mempunyai laju hingga 14
km/s dan dapat melalui padatan, cairan dan gas. Karena bergerak lebih capat dari pada
gelombang S, gelombang P merupakan yang pertama tiba pada detektor gempa (sehingga
disebut "primer"). Gelombang S adalah gelombang geseran transversal yang menjalar dengan
laju 3,5 km/s. Gelombang ini hanya dapat menjalar melalui padatan karena cairan dan
gas tidak dapat menyokong tengan geser. Di bawah ini ditunjukan gambar bentuk gelombang
P dan gelombang S sebagai berikut:
Bila gelombang seismik P dan S direkam pada stasiun seismograf, selang waktu antara
kedatangan awal gelombang P dan kedatangan akhir gelombang S dengan mudah terbaca
oleh seismograf. Selang waktu ini dapat dimasukan pada grafik waktu penjalaran, yang
memungkinkan jarak ke kedudukan perekam terbaca langsung dari grafik.
Parameter gempa yang dicatat oleh seismograf meliputi:
Tipe gelombang gempa P dan S
Waktu datang gelombang gempa
Amplitudo atau simpangan maksimum yang tercatat
Dari parameter yang tercatat oleh seismograf kita dapat menentukan jarak gempa, lokasi,
kekuatan, waktu terjadi dan kedalam suatu gempa.
Gambar di atas menyatakan gelombang gempa yang sampai ke pencatat stasiun gempa dan
juga menunjukan tipe-tipe gelombang yang tercatat pada seismograf di stasiun pencatat
gempa A, B dan c.
Gelombang
Pengertian Gelombang
Gelombang adalah bentuk dari getaran yang merambat pada suatu medium. Pada gelombang
yang merambat adalah gelombangnya, bukan zat medium perantaranya. Satu gelombang
dapat dilihat panjangnya dengan menghitung jarak antara lembah dan bukit (gelombang
tranversal) atau menhitung jarak antara satu rapatan dengan satu renggangan (gelombang
longitudinal). Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam
waktu satu detik.
Jenis-Jenis Gelombang
1. Gelombang transversal
Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambatannya tegak lurus dengan arah
rambatannya. Satu gelombang terdiri atas satu lembah dan satu bukit, misalnya seperti riak
gelombang air, benang yang digetarkan, dsb.
2. Gelombang longitudinal
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang merambat dalam arah yang berimpitan
dengan arah getaran pada tiap bagian yang ada. Gelombang yang terjadi berupa rapatan dan
renggangan. Contoh gelombang longitudinal seperti slingki / pegas yang ditarik ke samping
lalu dilepas.
3.Gelombag panjang
Gelombang yang merambat dari episentrum ke segala arah di permukaan bumi.Kerena
rambatna gelombang panjang berada di permukaan bumi maka di sebut juga gelombang
permukaan.
Garis atau area terkait dengan gempa
1. Hyposentrum,
berasal dari kata hypo berarti bawah, sentrum berarti pusat, jadi hyposentrum merupakan
pusat asal mulanya getaran gempa yang terdapat di bawah permukaan bumi, terdapat dua
macam getaran dalam hyposentrum yakni Gelombang Logitudinal (gelombang Primer) dan
Gelombang Transversal (Gelombang Sekunder)
2. Episentrum
Tempat dipermukaan bumi yang terdekan dengan hyposentrum (biasa disebut juga pusat
gempa di permukaan bumi)
3. Macroseisme
Wilayah Episentrum yang paling hebat menderita kerusakan
4. Microseisme
Getaran kulit bumi yang amat halus. Getarannya tidak terasa kecuali oleh seismograf (alat
pencatat getaran gempa).
5. Pleistoseista
Daerah yang dibatasi oleh Isoseista yang berada di sekitar episentrum yang paling banyak
mendapat kerusakan. Plestoseista dapatjuga diartikan sebagai garis khayal yang membatasi
tempat yang episentrumnya mengalami kerusakan paling hebat akibat gempa.
6. Isoseista
Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang sama keras getaran gempanya.
7. Homoseista
Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang pada saat yang sama mengalami
getaran gempanya.Kekuatan gempa dapat di ukur dengan seismometer atau
seismograf .Seismometer (bahasa Yunani: seismos: gempa bumi dan metero: mengukur)
adalah alat atau sensor getaran, yang biasanya dipergunakan untuk mendeteksi gempa bumi
atau getaran pada permukaan tanah. Hasil rekaman dari alat ini disebut seismogram.Ada dua
jenis seismograf yaitu:
1.Seismograf horizontal,adalah seismograf yang mencatat gelombang gempa yang arahnya
mendatar
2.Seismograf vertikal,adalah seismograf yang mencatat gelombang gempa yang arahnya
vertikal
METODE PENENTUAN EPISENTRUM GEMPA
Episentrum gempa dapat ditentukan dengan:
1. METODE EPISENTRAL
Episentral ialah jarak episentrum atau pusat gempa di stasiun pencatat gempa. Untuk
menentukan episentrum dengan menggunakan metode episentral diperlukan minimal tiga
stasiun pengamat yang mencatat kejadian gempa, sehingga dapat dihitung jarak episentral
masing-masing stasiun. Untuk menghitung jarak episentral digunakan rumus LASKA, yaitu:
Delta = ((S-P) – 1’) X 1.000 Kilometer)
Delta = jarak episentral dari stasiun pengamat dalam satuan kilometer
S-P = selisih waktu pencatatan antara gelombang sekunder dan gelombang primer (dalam
menit)
1’ = 1 menit
Contoh:
Berdasarkan tiga buah stasiun pengamatan (A, B dan C) tercatat getaran gempa sebagai
berikut:
Stasiun A
Gelombang P pertama tercatat pukul 2: 28.25
Gelombang S pertama tercatat pukul 2: 30.40
Stasiun B
Gelombang P pertama tercatat pukul 2: 30.15
Gelombang S pertama tercatat pukul 2: 33.45
Stasiun C
Gelombang P pertama tercatat pukul 2: 32.15
Gelombang S pertama tercatat pukul 2: 36.15
Untuk menentukan jarak episentral masing-masing stasiun:
Delta A
((2. 30’ 40’’ – 2. 28’ 25’’) – 1’) X 1.000 km
= (2’ 15’’ – 1’) X 1.000 km
= 1’ 15’’ X 1.000 km (karena 1’ = 60’’ maka (1 X 1.000) + (15/60 X 1.000))
= 1.250 km
Artinya jarak episentrum gempa yang tercatat dari stasiun A berjarak 1.250 km.
Delta B
= (( 2. 33’ 45’’ – 2. 30’ 15’’) – 1’) X 1.000 km
= (3’ 30’’ – 1’) X 1.000 km
=2’ 30’’ X 1.000 km
(2 X 1.000) + (30/60 X 1.000)
= 2.500 km
Artinya jarak episentrum gempa yang tercatat dari stasiun B berjarak 2.500 km
Delta C
= ((2. 36’ 15’’ – 2. 32’ 15’’) – 1’) X 1.000 km
= (4’ – 1’) X 1.000 km
= 3’ X 1.000 km
= 3.000 km
Artinya jarak episentrum gempa yang tercatat dari stasiun C berjarak 3.000 km
2. METODE HOMOSEISTA
Homoseista adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat di permukaan bumi yang
mencatat getaran gelombang seismic yang pertama pada waktu yang sama. Misalnya stasiun
A, B dan C mencatat getaran gempa pertama pada pukul 15: 11. 06, maka pada peta, ketiga
stasiun tersebut terletak pada satu homoseista.
TENAGA EKSOGEN
Tenaga eksogen
yaitu tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifat umum tenaga eksogen adalah merombak
bentuk permukaan bumi hasil bentukan dari tenaga endogen. Bukit atau tebing yang
terbentuk hasil tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk
permukaan bumi.
Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu:
* Atmosfer, yaitu perubahan suhu dan angin.
* Air yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser, dan
sebagainya.
* Organisme yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.
Di permukaan laut, bagian litosfer yang muncul akan mengalami penggerusan oleh tenaga
eksogen yaitu dengan jalan pelapukan, pengikisan dan pengangkutan, serta sedimentasi.
Misalnya di permukaan laut muncul bukit hasil aktivitas tektonisme atau vulkanisme. Mula-
mula bukit dihancurkannya melalui tenaga pelapukan, kemudian puing-puing yang telah
hancur diangkut oleh tenaga air, angin, gletser atau dengan hanya grafitasi bumi. Hasil
pengangkutan itu kemudian diendapkan, ditimbun di bagian lain yang akhirnya membentuk
timbunan atau hamparan bantuan hancur dari yang kasar sampai yang halus.
Contoh lain dari tenaga eksogen adalah pengikisan pantai. Setiap saat air laut menerjang
pantai yang akibatnya tanah dan batuannya terkikis dan terbawa oleh air. Tanah dan batuan
yang dibawa air tersebut kemudian diendapkan dan menyebabkan pantai menjadi dangkal. Di
daerah pegunungan bisa juga ditemukan sebuah bukit batu yang kian hari semakin kecil
akibat tiupan angin.
Tenaga eksogen adalah tenaga pembentuk muka bumi yang berasal dari luar bumi.
Contoh tenaga eksogen adalah: angin,air mengalir.
Pelapukan
Pelpukan merupakan tenaga perombak (pengkikisan) oleh media penghancur. Proses
pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media
penghancuran, berupa:
Sinar matahari
Air
Gletser
reaksi kimiawi
kegiatan makhluk hidup (organisme)
Peroses pelapukan terbagi jadi tiga, yaitu :
Pelapukan Mekanik
Pelapukan mekanik (fisik) adalah proses pengkikisan dan penghancuran bongkahan batu jadi
bongkahan yang lebih kecil,tetapi tidak mengubah unsur kimianya. Proses ini disebabkan
oleh sinar matahari, perubahan suhu tiba-tiba, dan pembekuan air pada celha batu
Pelapukan Kimiawi
Pelapukan adalah penghcuran dan pengkikisan batuan dengan mengubah susunan kimiaai
batu yang terlapukkan. Jenis pelapukan kimiawi terdiridari dua macam, yaitu proses oksidasi
dan proses hidrolisis.
Pelapukan Organik
Pelapukan organik dihasilkan oleh aktifitas makhluk hidup, seperti pelapukan oleh akar
tanaman (lumut dan paku-pakuan) dan aktivitas haewn (cacing tanah dan serangga).
Erosi
Erosi seperti pelapukan adalah tenaga perombak (pengkikisan). Tapi yang membedakan erosi
dengan pelapukan adalah erosi adalah pengkikisan oleh media yang bergerak, seperti air
sungai, angin, gelombang laut, atau gletser. Erosi dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya
yaitu :Erosi air, Erosi angin (deflasi), Erosi gelombang laut (abarasi / erosi marin ), Erosi
gletser (glasial)'
Tahapan dalam Erosi Air
Proses pengkikisan oleh air yang mengalir terjadi dalam empat tingkatan yang berbeda sesuai
dengan kerusakan tanah atau batuan yang terkena erosi, sebbagai berikut.
Erosi percik, yaitu proses pengkikisan oleh percikan air hujan yang jatuh ke bumi.
Erosi lembar, yaitu proses pengkikisan lapisan tanah paling atas sehingga kesuburannya
berkurang. Pengkikisan lembar ditandai oleh : 1. warna air yang mengalir
berwarna
coklat
2. warna air yang terkikis menjadi lebih
pucat
3. kesuburan tanah berkurang
Erosi alur, adalah lanjutan dari erosi lembar. Ciri khas erosi alur adalah adanya alur-alur
pada tanah sebsgai tempat mengalirnya air
'Erosi 'parit, adalah terbentuknya parit-parit atau lembah akibat pengkikisan aliran air. Bila
erosi parit terus berlanjut, maka luas lahan kritis dapat meluas, dan pada tingkat ini tanah
sudah rusak.
Bentuk Permukaan Bumi Akibat Erosi
Pengkikisan oleh air dapat mengakibatkan :
tebing sungai semakin dalam
lembah semakin curam
pembentukan gua
memperbesar badan sungai
Erosi angin biasanya terjadi di gurun. Bentuk permukaan bumi yang terbentuk antara lain :
Batu jamur
Ngarai
Abrasi biasanya terjadi di pantai, membentuk :
Dinding pantai yang curam
relung ( lekukan pada dinding tebing)
gua pantai
batu layar
Denudasi
Denudasi atau tanah longsor (land slide).Denudasi adalah pengelupasan batuan induk yang
telah mengalami proses pelapukan.Denudasi biasanya terjadi di lereng-lereng pengunungan
kerena denudasi sangat di pengaruhi olehgaya berat batuan itu sendiri.Denudasi terjadi secara
mendadak,dang sangat cepat.
Peristiwa yang hampir sama dengan denudasi adalah tanag menyerap (soil creep).bedanya
soil creep bergerak lambat dan dalam waktu yang lama pada lereng yang tidak begitu curam.
Sedimentasi
Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media
air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. Delta yang terdapat di mulut-mulut sungai
adalah hasil dan proses pengendapan material-material yang diangkut oleh air sungai,
sedangkan bukit pasir (sand dunes) yang terdapat di gurun dan di tepi pantai adalah
pengendapan dari material-material yang diangkut oleh angin.
Sedimentasi Fluvial
Sungai merupakan pelaku efektif dalam proses erosi. Dengan demikian, sungai juga
merupakan pelaku efektif dalam proses sedimentasi. Proses pengendapan materi yang
diangkut sungai dan diendapkan di sepanjang aliran sungai, danau, waduk, atau muara sungai
inilah yang disebut sedimentasi fluvial. Contoh hasil sedimentasi fluvial antara lain bantaran
sungai, delta, meander (aliran sungai yang berkelok-kelok). Adapun sedimen di danau disebut
sedimen lakustrin.
Bentuk - Bentuk Sedimentasi
Sedimentasi sungai
Pengendapan yang terjadi di sungai disebut sedimen fluvial. Hasil pengendapan ini biasanya
berupa batu giling, batu geser, pasir, kerikil, dan lumpur yang menutupi dasar sungai. Bahkan
endapan sungai ini sangat baik dimanfaatkan untuk bahan bangunan atau pengaspalan jalan.
Oleh karena itu tidak sedikit orang yang bermata pencaharian mencari pasir, kerikil, atau batu
hasil endapan itu untuk dijual.
Sedimentasi Danau
Di danau juga bisa terjadi endapan batuan. Hasil endapan ini biasanya dalam bentuk delta,
lapisan batu kerikil, pasir, dan lumpur. Proses pengendapan di danau ini disebut sedimen
limnis.
Sedimentasi Darat
guguk pasir di pantai berasal dari pasir yang terangkat ke udara pada waktu ombak memecah
di pantai landai, lalu ditiup angin laut ke arah darat, sehingga membentuk timbunan pasir
yang tinggi. Contohnya, guguk pasir sepanjang pantai Barat Belanda yang menjadi tanggul
laut negara itu. Di Indonesia guguk pasir yang menyerupai di Belanda bisa ditemukan di
pantai Parang Tritis Yogyakarta.
Sedimentasi Laut
Sungai yang mengalir dengan membawa berbagai jenis batuan akhirnya bermuara di laut,
sehingga di laut terjadi proses pengendapan batuan yang paling besar. Hasil pengendapan di
laut ini disebut sedimen marin
Jenis Sedimen Laut
Sedimen Terigen Pelagis
Hampir semua sedimen Terigen di lingkungan pelagis terdiri atas materi-materi yang
berukuran sangat kecil. Ada dua cara materi tersebut sampai ke lingkungan pelagis. Pertama
dengan bantuan arus turbiditas dan aliran grafitasi. Kedua melalui gerakan es yaitu materi
glasial yang dibawa oleh bongkahan es ke laut lepas dan mencair.
Sedimen Biogenik Pelagis
Dengan menggunakan mikroskop terlihat bahwa sedimen biogenik terdiri atas berbagai
struktur halus dan kompleks. Kebanyakan sedimen itu berupa sisa-sisa fitoplankton dan
zooplankton laut.
Jenis-jenis Sedimentasi
Lithougenus Sedimen
Sedimen yang berasal dari erosi pantai dan material hasil erosi daerah up land. Material ini
dapat sampai ke dasar laut melalui proses mekanik, yaitu tertransport oleh arus sungai dan
atau arus laut dan akan terendapkan jika energi tertrransforkan telah melemah.
Biogeneuos Sedimen
Sedimen yang bersumber dari sisa-sisa organisme yang hidup seperti cangkang dan rangka
biota laut serta bahan-bahan organik yang mengalami dekomposisi.
Hidreogenous Sedimen
Sedimen yang terbentuk karena adanya reaksi kimia di dalam air laut dan membentuk
partikel yang tidak larut dalam air laut sehingga akan tenggelam ke dasar laut, sebagai contoh
dan sedimen jenis ini adalah magnetit, phosphorit dan glaukonit
Cosmogerous Sedimen
Sedimen yang berasal dari berbagai sumber dan masuk ke laut melalui jalur media udara atau
angin. Sedimen jenis ini dapat bersumber dari luar angkasa , aktifitas gunung api atau
berbagai partikel darat yang terbawa angin.
Batuan Sedimen ( sedimentory rocks)
Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan materi
hasil erosi. sekitar 80% permukaan benua tertutup batuan sedimen, waluapun
volumnya hanya sekitar 5% dari volum kerak bumi.
a) Klasifikasi Batuan Sedimen
Berdasarkan tenaga yang mengangkut hasil pelapukan dan erosi batuan
sedimen dapat digolongkan atas 3 bagain :
a) Sedimen Aquatis, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga air.
contohnya : gosong pasir, flood plain, delta, dan lain-lain.
b) Sedimen Aeolis atau Aeris, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga
angin. contohnya : tanah loss, sand dunes.
c) Sedimen Glassial, yaitu sedimen yang diendapkan oleh gletser. contohnya
morena, drimlin
Materi partikel ada yang kasar dua ada yang halus cara pengangkutan
bermacam-macam, ada yang terdorong (trection), terbawa secara melompat-
lompat (saltion, terbawa dalam duspensi, ada pula yang (solution).
Berdasarkan terbentuknya (lingkungan pengendapan ), batuan sedimen dibagi
menjadi dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Sedimen laut (marine), diendapkan di laut contohnya batu gamping,
dolomit, napal, dan sebagainya.
b. Sedimen darat (teristris/kontinen), prosesnya terjadi di darat, misalnya
endapan sungai (aluvium), endapan danau, talus, koluvium, endapan gurun
(aeolis), dan sebagainya.
c. Sedimen transisi, lokasi pembentukanya terletak antara darat dan laut,
misalnya endapan delta dan endapan rawa-rawa (limnis).
Berdasarkan kedalamnya, laut dibagi menjadi beberapa zona (bathymetric
zone), zona litoral, yaitu Zona Transisi yang terletak pada daerah pasang surut,
Zona Epineritik, yaitu, dari batas daerah surut sampai kedalaman 50m, Zona
Neritik (50-200m), Zona Bathial (200-2000m), dan Zona Abysal (>2000m).
Pedosfer
PEDOSFER adalah lapisan paling atas dari permukaan bumi tempat berlangsungnya
proses pembentukan tanah. Secara sederhana pedosfer diartikan sebagai lapisan tanah yang
menempati bagian paling atas dari litosfer. Tanah (soil) adalah suatu wujud alam yang
terbentuk dari campuran hasil pelapukan batuan (anorganik), organik, air, dan udara yang
menempati bagian paling atas dari litosfer. Ilmu yang mempelajari tanah disebut pedologi,
sedangkan ilmu yang secara khusus mempelajari mengenai proses pembentukan tanah
disebut pedogenesa.
Pengertian Tanah
Jooffe dan Marbut, dua ahli ilmu tanah asal Amerika serikat mendefinisikan tanah sebagai
tubuh alam (natural body) dimana ia terbentuk dan berkembang sebagai akibat dari
kerjasama antara gaya-gaya alam (natural force) terhadap bahan-bahan alam (natural
material) yang ada di permukaan bumi.
Tanah juga merupakan medium bagi pertumbuhan tanaman. Tanah dalam kadar tertentu
menyediakan unsur hara dan mineral penting bagi pertumbuhan tanaman. Unsur hara ini
nantinya diubah menjadi persenyawaan organik karbohidrat, lemak, protein dan lain-lain,
setelah melewati proses penyerapan oleh akar tanaman.
FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUKAN TANAH
Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi proses pembentukan tanah antara lain:
• Iklim
Unsur-unsur iklim yang utama mempengaruhi proses pembentukan tanah adalah Suhu dan
Curah Hujan.
• Organisme (vegetasi, jasad renik)
Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah seperti:
a. Membuat proses pelapukan
b. Membantu proses pembentukan humus
c. Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah hal ini terlihat pada daerah beriklim
sedang seperti di Eropa dan Amerika
d. Memiliki kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap
sifat-sifat tanah.
• Bahan induk
Bahan induk terdiri atas batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
• Topografi atau relief
Keadaan relief suatu daerah akan memengaruhi tebal atau tipisnya lapisan tanah.
• Waktu
Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian
yang terus menerus.
Komposisi Tanah
Secara umum komposisi tanah terdiri dari empat komponen utama yaitu; bahan mineral,
bahan organik, udara dan air tanah. Kadar komposisi tanah ini nantinya akan berpengaruh
terhadap bentuk, warna, tekstur dan kesuburan tanah.
Contohnya untuk tanah dengan tekstur lempung berdebu (tanaman tumbuh dengan baik di
atasnya) tersusun atas 25% udara, 25% air, 45% bahan mineral dan 5% bahan organik.
Air dan Udara tanah
Setiap tanah memiliki ruang pori-pori (pore space), yang nantinya akan diisi oleh udara dan
air. Komposisi air dan udara dalam pori-pori tanah tidak selalu sama atau berubah-ubah.
Perbandingan tersebut sangat tergantung pada kondisi cuaca dan faktor lingkungan lainnya.
Keberadaan air dan udara dalam tanah sangat penting bagi pertumbuhan tanaman dan
mikroba tanah. Pada tanah yang subur dan gembur serta ditumbuhi dengan baik oleh
tanaman, biasanya ruang pori-pori mencapai 50%. Dengan perbandingan antara air dan udara
1:1. Perbandingan ini bisa berubah sesuai dengan kondisi cuaca dan faktor lingkungan
lainnya.
Air sangat berperan dalam menjaga kesegaran atau vigoritas tanaman. Selain itu air juga
berfungsi untuk melarutkan unsur-unsur hara, sehingga dapat diserap dengan mudah oleh
tanaman.
Bahan Mineral
Mineral inorganik adalah sumber hara potensial serta dapat menyediakan hampir semua
unsur hara kecuali nitrogen bagi pertumbuhan tanaman. Mineral inorganik ini berasal dari
pecahan-pecahan batu-batuan yang berukuran sangat kecil. Sehingga ada yang berukuran
sangat kecil seperti liat dan ada juga yang berukuran agak besar (kasar) seperti pasir dan
kerikil.
Kolloid (partikel/butiran) liat berukuran sangat halus sekali bahkan tidak bisa dilihat dengan
mata telanjang. Untuk melihatnya, para ahli ilmu tanah biasanya menggunakan mikroskop
elektron. Dan untuk mengetahui jenis dan sifat-sifat kolloid ini digunakan sinar-X atau
metoda lain.
Bahan Organik
Bahan organik adalah bahan mineral tanah yang sangat mudah lapuk. Ia merupakan sumber
utama unsur nitrogen (N) di dalam tanah. Sedangkan hasil pelapukan dari bahan organik
sangat penting yaitu humus. Humus ini nantinya bersama kolloid liat akan berfungsi sebagai
bahan aktif yang merupakan gudang penyimpan atau pelepasan unsur hara bagi tanaman.
Pengaruh Sistem Budidaya Pertanian Terhadap Komposisi Tanah
Dalam sistem budidaya pertanian, pengolahan tanah merupakan suatu hal yang penting.
Pengolahan tanah ini bertujuan untuk memperbaiki tekstur tanah agar lebih gembur sehingga
mudah ditembus oleh akar tanaman dan menambah unsur hara melalui pemupukan.
Proses budidaya terus menerus sepanjang tahun akan mempengaruhi komposisi tanah,
terutama komposisi bahan organik dan bahan mineral. Campuran koloid organik dan koloid
liat yang umumnya terdapat pada lapisan tanah bagian atas lama kelamaan akan menipis.
Baik tergerus oleh aliran air maupun melalui proses penyerapan oleh tanaman yang
dibudidayakan. Proses pemupukan sedikit banyak mensubstitusi kekurangan tersebut.
Meskipun pada akhirnya tidak akan sebaik komposisi tanah awal.
KONSEP PEDON DAN PROFIL TANAH
Pedon adalah suatu lajur tubuh tanah mulai dari permukaan lahan sampai batas terbawah
(bahan induk tanah). Pedon merupakan volume terkecil yang dapat disebut tanah dan
mempunyai ukuran tiga dimensi. Luas pedon berkisar antara 1-10 m2. Kumpulan dari pedon-
pedon disebut polipedon. Luas polipedon minimum 2 m2, sedangkan luas maksimumnya
tidak terbatas. Profil tanah atau penampang tanah adalah bidang tegak dari suatu sisi pedon
yang mencirikan suatu lapisan-lapisan tanah, atau disebut Horizon Tanah. Setiap horizon
tanah memperlihatkan perbedaan, baik menurut komposisi kimia maupun fisiknya.
Kebanyakan horizon dapat dibedakan dari dasar warnanya. Perbedaan horizon tanah
terbentuk karena dua faktor yaitu pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air atau
pencucian tanah (leached) dan karena proses pembentukan tanah. Proses pembentukan
horizon-horizon tersebut akan menghasilkan benda alam baru yang disebut tanah. Adapun
yang dimaksud solum adalah kedalaman efektif tanah yang masih dapat dijangkau oleh akar
tanaman. Horizon-horizon yang menyusun profil tanah berturut-turut dari atas ke bawah
adalah horizon O, A, B, C, dan D atau R (Bed Rock).
STRUKTUR DAN TEKSTUR TANAH
Struktur Tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari tanah akibat melekatnya butir-butir
tanah satu sama lain. Struktur tanah memiliki bentuk yang berbeda-beda yaitu sebagai
berikut:
1. Lempeng (Platy), ditemukan di horizon A.
2. Prisma (Prosmatic), ditemukan di horizon B pada daerah iklim kering.
3. Tiang (Columnar), ditemukan di horizon B pada daerah iklim kering.
4. Gumpal bersudut (Angular blocky), ditemukan pada horizon B pada daerah iklim basah.
5. Gumpal membulat (Sub angular blocky), ditemukan pada horizon B pada daerah iklim
basah.
6. Granuler (Granular), ditemukan pada horizon A.
7. Remah (Crumb), ditemukan pada horizon A.
Tekstur Tanah menunjukkan kasar halusnya tanah yang didasarkan atas perbandingan
banyaknya butir-butir pasir, debu, dan liat di dalam tanah. Untuk menentukan tekstur tanah
terdapat 12 kelas dalam segi tiga tekstur tanah.
SISTEM KLASIFIKASI TANAH
Sistem klasifikasi tanah (alami) yang ada di dunia ini terdiri atas berbagai macam. Sebab
banyak negara yang menggunakan sistem klasifikasi yang dikembangkan sendiri oleh negara
tersebut. Nama golongan tanah dengan membubuhkan kata sol merupakan singkatan dari kata
latin solum.
JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA
Sebagian besar jenis tanah di Indonesia merupakan tanah vulkanis. Walau demikian, jika
lebih dikhususkan lagi maka jenisnya sangat beraneka ragam yang antara lain,
1. Tanah Gambut atau tanah organik
2. Aluvial
3. Regosol
4. Litosol
5. Latosol
6. Grumosol
7. Podsolik Merah Kuning
8. Podsol
9. Andosol
10. Mediteran Merah Kuning
11. Hidromorf Kelabu (gleisol)
12. Tanah Sawah (Paddy soil)
KERUSAKAN TANAH DAN DAMPAK BAGI KEHIDUPAN
Kerusakan Tanah yang terjadi saat ini merupakan dampak pemanfaatan lingkungan yang
tidak terkontrol sehingga mengakibatkan terjadinya krisis lingkungan. Dampak yang sangat
terasa dalam kehidupan manusia adalah berkurangnya lahan subur yang menjadikan semakin
menipisnya lahan yang bisa dijadikan lokasi produksi kebutuhan agraris manusia.
Pemanfaatan tanah
Lahan Kritis dan Lahan Potensial
Lahan kritis
Lahan kritis adalah lahan yang tidak produktif. Meskipun dikelola, produktivitas lahan kritis
sangat rendah. Bahkan, dapat terjadi jumlah produksi yang diterima jauh lebih sedikit
daripada biaya pengelolaannya. Lahanini bersifat tandus, gundul, tidak dapat digunakan
untuk usaha pertanian, karena tingkat kesuburannya sangat rendah.
Faktor- Faktor yang menyebabkan terjadinya lahan kritis, antara lain sebagai berikut:
· Kekeringan, biasanya terjadi di daerah-daerah bayangan hujan.
· Genangan air yang terus-menerus, seperti di daerah pantai yang selalu tertutup rawa-rawa.
· Erosi tanah dan masswasting yang biasanya terjadi di daerah dataran tinggi, pegunungan,
dan daerah yang miring. Masswasting adalah gerakan masa tanah menuruni lereng.
· Pengolahan lahan yang kurang memperhatikan aspek-aspek kelestarian lingkungan. Lahan
kritis dapat terjadi di dataran tinggi, pegunungan, daerah yang miring, atau bahkan di dataran
rendah.
· Masuknya material yang dapat bertahan lama kelahan pertanian (tak dapat diuraikan oleh
bakteri) misalnya plastic. Plastik dapat bertahan ± 200 tahun di dalam tanah sehingga sangat
mengganggu kelestaian kesuburan tanah.
· Pembekuan air,biasanya terjadi daerah kutub atau pegunungan yang sangat tinggi.F
Pencemaran, zat pencemar seperti pestisida dan limbah pabrik yang masuk ke lahan pertanian
baik melalui aliran sungai maupun yang lain mengakibatkan lahan pertanian baik melalui
aliran sungai maupun yang lain mengakibatkan lahan pertanian menjadi kritis.Beberapa jenis
pestisida dapat bertahan beberapa tahun di dalam tanah sehingga sangat mengganggu
kesuburan lahan pertanian.
Jika lahan kritis dibiarkan dan tidak ada perlakuan perbaikan, maka keadaan itu akan
membahayakan kehidupan manusia, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Maka dari
itu, lahan kritis harus segera diperbaiki. Untuk menghindari bahaya yang ditimbulkan oleh
adanya lahan kritis tersebut, pemerintah Indonesia telah mengambil kebijakan, yaitu
melakukan rehabilitasi dan konservasi lahan-lahan kritis di Indonesia.
Upaya penagggulangan lahan kritis dilaksanakan sebagai berikut.
1. Lahan tanah dimanfaatkan seoptimal mungkin bagi pertanian, perkebunan, peternakan, dan
usaha lainnya.
2. Erosi tanah perlu dicegah melalui pembuatan teras-teras pada lereng bukit.
3. Usaha perluasan penghijauan tanah milik dan reboisasi lahan hutan.
4. Perlu reklamasi lahan bekas pertambangan.
5. Perlu adanya usaha ke arah Program kali bersih (Prokasih).
6. Pengolahan wilayah terpadu di wilayah lautan dan daerah aliran sungai (DAS).
7. Pengembangan keanekaragaman hayati.
8. Perlu tindakan tegas bagi siapa saja yang merusak lahan yang mengarah pada terjadinya
lahan kritis.
9. Menghilangkan unsure-unsur yang dapat mengganggu kesuburan lahan pertanian,
misalnya plastik. Berkaitan dengan hal ini, proses daur ulang sangat diharapkan.
10. Pemupukan dengan pupuk organik atau alami, yaitu pupuk kandang atau pupuk hijau
secara tepat dan terus-menerus.
11. Guna menggemburkan tanah sawah, perlu dikembangkan tumbuhan yang disebut Azola.
12. Memanfaatkan tumbuhan eceng gondok guna menurunkan zat pencemaran yang ada pada
lahan pertanian. Eceng gondok dapat menyerap pat pencemar dan dapat dimanfaatkan untuk
makanan ikan. Namun, dalam hal ini kita harus hati-hati karena eceng gondok sangat mudah
berkembang sehingga dapat menggangu lahan pertanian.
Lahan potensial
Lahan potensial adalah lahan yang belum dimanfaatkan atau belum diolah dan jika
diolah akan mempunyai nilai ekonimis yang besar karena mampunyai tingkat kesuburan yang
tinggi dan mempunyai daya dukung terhadap kebutuhan manusia. Lahan potensian
merupakan modal dasar dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu
harus ditangani dan dikelola secara bijak. Daerah diluar jawa banyak memiliki daerah
produktif yang sangat potensial, tetapi belum atau tidak dimanfaatkan sehingga daerah ini
dikenal dengan daerah yan sedang tidur.
Dengan pertumbuhan penduduk dan ekonomi, tekanan terhadap tanah semakin
meningkat. Hutan di luar pualu jawa di ubah menjadi lahan pertanian, kawasan
pertambangan, dan perkebunan. Sementara itu, lahan pertanian di pulau Jawa diubah menjadi
kawasan pemukiman dan industri serta waduk. Kehutanan, pertambangan, dan pertanian juga
dapat membuat tanah menjadi tidak produktif untuk kegiatan ekonomi lebih lanjut.
Program untuk meningkatkan produksi pangan dan perluasan pemukiman dalam
skala besar-besaran telah memberikan kontribusi dalam pembukaan hutan dan belukar. Hal
ini menyebabkan meningkatnya erosi, berkurangnya kesuburan dan produktivitas lahan, serta
hilangnya habitat. Walaupun sejumlah kawanan alami, baik daratan maupunhutan, telah
dilindungi dari dampak kegiatan manusia melalui penetapannyasebagai cagar alam dan taman
nasional, sejumlahbesar lahan masih belum diusahakan oleh manusia secara optimal.
Lahan potensial merupakan modal dasar dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
hidp manusia. Maka dari itu, harus ditangani secara bijaksana dalam pemanfaatan lahan
potensial dan jangan sampai malah merusak lingkungan.
Lahan potensialtersebar di tiga wilayah utama daratan, yaitu di daerah pantai, dataran rendah,
dan dataran tinggi. Lahan-lahan di wilayah pantai didominasi oleh tanah alluvial (tanah hasil
pengendapan). Tanahini cukup subur karena banyak mengandung mineral-mineral yang
diangkut bersama lumpur oleh sungai kemidian diendapkan di daerah muara sungai.
Mulai dataran pantai sampai ketinggian 300 m dari permukaan laut merupakan areal
lahan dataran rendah. Bila curah hujannya cukup memadai, zona dataran rendah ini
merupakan wilayah lahan hutan hujan tropis yang sangat subur.
Mulai ketinggian 500 meter di atas permukaan laut merupakan wilayah tanah tinggi,
kondisi wilayahnya merupakan lahan bergelombang, berbukit-bukit sampai daerah
pegunungan. Bagi daerah-daerah tanah tnggi yang dipengaruhi oleh gunung berapi,kondisi
lahannya di dominasi oleh tanah vulkanik yang subur yang terkandung mineral haranya
cukup tinggi.
Daerah pegunungan yang memiliki curah hujan tinggi, merupakan daerah yang rawan
erosi tanah. Selain proses erosi, di daerah-daerah yang memiliki crah hujan tinggi keadaan
tanahnya biasanya berwarna merah kecoklatan (pucat), karena unsure-unsur hara dan
humusnya banyak tercuci dan terhanyutkan oleh air hujan. Jenis tanah ini kurang subur.
Conth tanah yang sudah banyak mengalami pencucian di antaranya tanah latosol dan tanah
podzolik serta tanah laterit.
Upaya-upaya pelestarian dan peningkatan manfaat lahan-lahan potensial
dilaksanakan antara lain dengan cara berikut.
1. Merencanakan penggunaan lahan yang digunakan manusia.
2. Menciptakan keserasian da keseimbangan fungsi dan intensitas penggunaan lahan dalam
wilayah tertentu.
3. Merencanakan penggunaan lahan kota agar jangan sampai menimbulkan dampak
pencemaran.
4. Menggunakan lahan seoptimal mungkin bagi kepentinganmanusia.
5. Memisahkan penggunaan lahan untuk permukiman, industry, pertanian, perkantoran, dan
usaha-usaha lainnya.
6. Membuat peraturan perundang-undangan yang meliputi pengaliahn hak atas tanah untuk
kepentingan umum dan peraturan perpajakan.
7. Melakukan pengkajian terhadap kebijakan tata ruang, perijinan, dan pajak dalam kaitannya
dengan konversi penggunaan lahan.
8. Menggnakan teknologi pengolahan tanah, penghijauan, reboisasi, dan pembuatan
sengkedan di aderah pegunungan.
9. Perlu usaha pemukiman penduduk dan pengendalian peladang berpindah.
10. Mengelola dengan baik daerah aliran sungai, daerah pesisir, dan daerah di sekitar lautan.
Tekstur dan Kesuburan Tanah
Tanah yang banyak ditumbuhi tumbuh-tumbuhan lebih subur daripada tanah gundul
atau ada tumbuh-tumbuhannya, karena didalamnya terkandung lapisan bunga tanah yang
tidak terkena erosi. Akan tetap,ibila hutan-hutan ditebang tanpa batas, apalagi di daerah yang
miring, maka erosi oleh air maupun angin dapat dengan mudah terjadi di tanah bekas injakan-
injakan binatang.
Ciri-ciri tanah subur antara lain: tekstur dan struktur tananya baik, yaitu butir-butir
tanahnya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil; banyak mengandung garam yang berguna
untuk makanan tumbuh-tumbuhan; dan banyak mengandung air untuk melarutkan garam-
garaman.
Tekstur tanah menunjukkan proporsi pelatif dari ukuran partikel-partikel tanah.
Rentangan ukuran partikel yan terbesar dapat dijumpai dalam kelompok tamah lempung
(clay) yang diameter partikel-partikelnya mempunyai ukuran 0,0002 mm hingga hamper
sebesar molekul. Struktur tanah adalah susunan butir-butir suatu tanah. Pada umumnya,
komposisi tanah terdiri dari 90% bahan mineral, 1-5% bahan organik, 0,9% udara dan air.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tekstur tanah antara lain komposisi
mineral dan batuan / bahan induk, sifat, dan cepatnya proses pembentkan tanah lokal, serta
umur relatif tanah.
Hubungan antara tekstur dan kesuburan tanah tidak selalu ada meskipun tekstur tanah
dapat menentukan atau bepengaruh dalam beberapa hal berikut.
· Pengerjaan tanah, misalnya tanah berpasir di daerah iklim basah biasanya cepat terurai.
Selain itu, tanah tersebut berkapasitas rendah dalam menahan air, sehingga mudah
mongering. Dengan menambah bahan-bahan organis, maka kesuburan tanah tersebut dapat
ditingkatkan.
· Pengerjaan tanah berpasir di daerah beriklim kering (arid). Tanah di sini meskipun kadar
bahan makanannya cukup tinggi, tetapi nilai kesuburannya rendah karena minimnya
presipitasi, pencucian, dan rendahnya kapasitas menahan air.
· Pengerjaan tanah lempung. Dipandang dari sudut mudah tidaknya dikerjakan dan komposisi
kimiawinya, tanah lempung mempnyai sifat yang bermacam-macam, diantaranya bersifat
plastis dan sukar untuk diolah bila basah, serta keras jika kering. Namun, di daerah iklimtrpis
basah tanah lempung memiliki permeabilitas walaupun rendah.
Permeabilitas tanah adalah cepat lambatnya air meresap ke dalam tanah melalui pori-
pori tanah baik kearah horizontal maupun ke arah vertical. Cepat / lambatnya perembesan
air ini sangat ditentukan oleh tekstur tanah. Semakin kasar tekstur tanah semakin cepat
perembesan air.
Ketebalan atau solum tanah menunjukkan berapa tebal tanah diukur dari permukaan
sampai ke batuan induk. Erosi menyangkut banyaknya partikel-partikel tanah yang
terpindahkan. Drainase adalah pengeringan air yang berlebihan pada tanah yang mencakup
proses pengatusan dan pengaliran air yan berada dalam tanah atau permukaan tanah yang
menggenang .
Di daerah yang mempunyai solum tanah dalam, drainase yang baik, tekstur halus,
kemiringan lereng 1-2% dapat diusahakan secara intensif tanpa bahaya erosi atau penurunan
produktivitas. Daerah seperti ini mempunyai kemampuan besar dan bila diusahakan
hambatan. Kemampuan daerah bersolum tanah dangkal, drainase buruk, tekstur tanah sangat
halus atau sangat kasar, dan berlereng curam adalah terbatas dan bila lahan itu digunakan
banyak hambatannya.
Dilihat dari segi kesuburannnya, tanah dibedakan atas tanah-tanah muda, dewasa, tua, dan
sangat tua.
· Tanah Muda, berciri unsur hara atau zat makanan yang terkandung di dalamnya belum
banyak sehingga belum subur.
· Tanah Dewasa, berciri unsur hara atau zat makanan yang terkandung di dalamnya sangat
banyak sehingga tanah ini sangat subur. Tanah iniah yang sangat baik untuk pertanian.
· Tanah Tua, berciri unsur atau zat hara makanan yang terkandung di dalamnya sangat
berkurang.
· Tanah Sangat Tua, berciri unsur hara atau zat makanan yang terkandung di dalamnya sudah
sangat sedikit, bahkan hamper habis sehingga ada yang menyebutkan jenis tanah ini sebagai
tanah yang mati. Tanah ini sagat tidak subur
Tanah memerlukan unsur-unsur untuk berubah dan berkembang. Bahan makanan yang
diperlukan tanah adalah: K, P, N, C, H, O, Na, Ca, S, Mg, Fe, Zn, B, Cu, dan Mn.
Apabila salah satu unsur tersebut tidak ada, maka tanaman yang ada tidak sempurna
atau tidak dapat tumbuh. Untuk mengisi kekurangan bahan makana tanaman di dalam
tanah,dapat digunakan pupuk. Berdasarkan asal (sususnan) senyawanya ada dua macam
pupuk.
· Pupuk Alam (pupuk organik), yaitu pupuk yang dihasilkan dari sisa-sisa tanaman , hewan,
dan manusia seperti pupuk hijau, pupuk kandang, dan pupuk kompos. Pupuk ini dapat
menyepar air hujan, memperbaiki daya mengikat air, mengurangi erosi, dan untuk
perkembangan akar atau biji.
· Pupuk Buatan (pupuk anorganik), yaitu pupuk yang dibuat dalam pabrik, yang terbagi dua
jenis, yaitu pupuk tunggal, misalnya pupuk fosfat (P), pupuk kalium (K), pupuk nitrogen (N)
yang dikenal pupuk urea, ammonium sulfat, dan ammonium klorida, serta pupuk majemuk,
yaitu pupuk NP, NK, PK, NPK, dan lain-lain. Keuntungan pupuk pabrik adalah praktis,
ringan, mudah larut, dan cepat bereaksi. Agar berhasil baik dalam pemupukan perlu
diperhatikan :potensi tanah, jenis pupuk, dosis pemupukan waktu, dan cara pemberian pupuk.
ISTILAH-ISTILAH GEOMORFOLOGI
Peristilahan disusun dengan mempertimbangkan aspek yang sering dipergunakan dalam
peta dan mempunyai nama sangat khas yang disusun berdasarkan abjad.
Bentang alam (landscape)
panorama alam yang disusun oleh elemen-elemen geomorfologi dalam dimensi
yang lebih luas dari terain.
Bentuk lahan (landform)
komplek fisik permukaan ataupun dekat permukaan suatu daratan yang
dipengaruhi oleh kegiatan manusia.
Bentukan asal (morphologic origin)
terbentuknya bentang alam didasarkan atas genesa (mulajadi).
Denudasi (denudation)
proses pengupasan permukaan bumi dari penutupnya.
Elemen geomorfologi (geomorphologic element)
bagian terkecil dari bentuk lahan yang mempunyai kesamaan bentuk dan
genesanya.
Erosi (erosion)
serangkaian proses yang menyebabkan sejumlah material bumi atau batuan
terkikis, diangkut dan dipindahkan ke tempat lain di permukaan bumi.
Fluvial (fluvial)
aktifitas sungai yang menyebabkan terjadinya erosi, pengangkutan dan
pengendapan material di permukaan bumi.
Gaya endogen (endogenous force)
tenaga berasal dari dalam bumi yang menyebabkan terjadinya pergerakan,
patahan, perlipatan dan vulkanisma di permukaan bumi.
Gaya eksogen (exogenous force)
tenaga yang berasal dari luar bumi yang menyebabkan terjadinya perubahan di
permukaan atau dekat permukaan bumi, seperti pelapukan, erosi, abrasi, denudasi.
Geomorfologi (geomorphology)
adalah ilmu tentang roman muka bumi beserta aspek-aspek yang
mempengaruhinya.
Hogbek (hogkback)
punggungan pebukitan atau pegunungan dengan puncak tajam dibentuk oleh
lapisan batuan yang keras dan lereng agak curam.
Kars (karst)
bentuk bentang alam yang terjadi akibat intensifnya proses pelarutan batu
gamping sehingga membentuk bentang alam yang khas.
Kuesta (cuesta)
bukit atau gunung yang mempunyai dua kemiringan lereng berbeda. Permukaan
lereng yang landai searah dengan bidang perlapisan sedangkan sisi lereng yang
curam memotong bidang perlapisan.
Marin (marine)
aktifitas air laut yang dapat menyebabkan terjadinya abrasi, pengangkutan dan
pengendapan di lingkungan laut.
Mesa (mesa)
bukit atau gunung terisolir berbentuk meja, merupakan sisa denudasi dengan
lapisan batuan datar yang keras sebagai penutupnya.
Morfodinamis (morphodynamics)
bentuk bentang alam yang berkaitan erat dengan hasil kerja gaya eksogen air,
angin, es dan gerakan tanah, misal: gumuk pasir, undak sungai , pematang pantai,
lahan kritis (badlands).
Morfoerasi (morphoerosion)
adalah ragam bentuk erosi yang dapat dipakai sebagai ukuran tingkat degradasi
bentuk lahan suatu wilayah.
Morfogenesa (morphogenesis)
bentuk bentang alam yang diklasifikasikan berdasarkan atas mulajadi (genetic)
dan perkembangan bentuk lahan serta proses yang terjadi padanya.
Morfologi (morphology)
ilmu yang mempelajari bentuk permukaan bumi.
Morfokonservasi (morphoconservation)
pelestarian alam berdasarkan parameter bentuk lahan.
Morfokronologi (morphochronology)
hubungan aneka ragam bentuk lahan dan prosesnya.
Morfometri (morphometry)
aspek kuantitatif geomorfologi suatu daerah, misal: kecuraman lereng, ketinggian,
kekasaran terrain.
Morfografi (morphography)
aspek diskriptik geomorfologi suatu area, misal: dataran, pebukitan, pegunungan,
plato.
Morfostruktur aktif (active morphostructure)
bentuk bentang alam yang berkaitan erat dengan hasil kerja gaya endogen yang
dinamis termasuk gunungapi, tektonik (lipatan dan sesar), misal: gunungapi,
punggungan antiklin dan gawir sesar.
Morfostruktur pasif ( passive morphostructure)
bentuk bentang alam yang diklasifikasikan atas dasar tipe batuan maupun struktur
batuan yang ada kaitannya dengan denudasi, misal: mesa, kuesta, hogbek, dan
kubah.
Pelapukan (weathering)
proses hancurnya batuan atau mineral permukaan bumi menjadi bagian yang lebih
kecil atau lunak karena proses fisika, kimiawi dan biologi.
Penampang geomorfologi (geomorphologic cross section)
adalah irisan tegak bentuk lahan yang mencerminkan hubungan konfigurasi
bentang alam.
Penutup lahan (land cover)
Segala sesuatu yang menutupi permukaan bumi, baik itu alamiah atau buatan.
Terain (terrain)
bentuk permukaan ataupun dekat permukaan bumi yang mempunyai ciri fisik
tertentu.