48354453-materi-pengenal-penegak

Upload: okta-nich

Post on 11-Jul-2015

109 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MENGENAL PERLENGKAPAN AMBALAN PENEGAKOleh : Kak Sulkanimbalan sebagai satuan Pramuka Penegak agar dapat berfungsi dan berjalan dengan baik dan sebagaimana mestinya perlu adanya perlengkapan yang sesuai dengan alam perkembangan dan latihan Penegak. Sebagaimana umumnya organisasi atau lembaga, semakin banyak unsure kelengkapan yang dimiliki akan semakin memudahkan gerak satuan itu dalam menjalankan fungsinya guna mencapai tujuan. Hanya utnuk memiliki perlengkapan yang benar-benar memadai sering kali kita mengalami kesulitan disebabkan oleh beberapa factor. Di sini kepiawaian pemimpin satuan dituntut untuk memilih mana perlengkapanperlengkapan yang harus didahulukan agar satuan / ambalan dapat hidup, selanjutnya sambil berjalan hendaknya diprogramkan untuk semakin melengkapi perlengkapan yang ada sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ambalan yangbersangkutan. Perlengkapan ambalan yang disebutkan disini bahkan berarti perlengkapan dalam arti sempit yang berarti benda-benda sebagai alat latihan, akan tetapi semua unsure yang seharusnya ada dalam setiap ambalan. Dari sekian banyaknya jumlah perlengkapan ambalan di sini dapat kita kelompokkan menjadi 2 bagian , yaitu perlengkapan pokok : ialah perlengkapan yang harus ada sejak ambalan tersebut berdiri. Sedangkan kelompok yang kedua merupakan perlengkapan tambahan sebagai plengkap dan penyempurna perlengkapan pertama. Berikut penulis akan menyebutkan secara singkat macam perlengkapan yang semestinya dimiliki oleh ambalan. musyawarah ini para tamu ambalan serta calon penegak tidak mempunyai hak suara. Akan tetapi jika dikehendaki oleh seluruh warga ambalan, guna menampung aspirasi mereka para tamu ambalan dan calon penegak dapat diberi hak suara. Acara pokok dari musyawarah ambalan adalah : a. Menentukan sasaran program kegiatan selama masa bakti satu tahun berikutnya / dan membahas kegiatan satu tahun yang lalu; b. Menetapkan adat tradisi ambalan yang bersangkutan ; c. Memilih badan pengurus harian Dewan Ambalan untuk masa bakti satu tahun.

A. Perlengkapan Pokok 1. Pembina Penegak Ambalan sebagi satuan Pramuka Penegak yang anggotanya maksimal terdiri dari 40 orang, harus dipimpin oleh seorang Pembina Penegak dan dibantu sedikitnya oleh seorang Pembantu Pembina Penegak. Ambalan Putra harus dibina oleh pembina dan pembantu pembina putra, sedangkan ambalan putrid harus dibina oleh pembina dan pembantu pembina putrid. Pembina dan pembantu pembina penegak idealnya sedikitnya berusia 26 tahun. Hal ini diharapkan agar sudah benar-benar dewasa dan dapat memahami perkembangan anak seusia penegak. Agar jalannya kegiatan latihan dalam ambalan tersebut dapat sukses lebih baik apabila pembina dan pembantu pembina Penegak tersebut adalah seorang yang pernah mengikuti Kursus Pembina Mahir minimal bagian dasar, dan akan lebih sempurna lagi jika ia telah mengikuti kursus mahir bagian lanjutan dan telah dikukuhkan sebagai pembina mahir golongan penegak. 2. Musyawarah Ambalan Guna menyalurkan aspirasi peserta didik dan untuk menampung kehendak para penegak, diadakan musyawarah ambalan yang dilaksanakan tiap satu tahun sekali. Musyawarah ambalan dihadiri oleh seluruh anggota ambalan yang telah dilantik, serta pembina yang bertindak sebagai konsultan. DalamDisampaikan pada : PELATIHAN ADMINISTRASI AMBALAN

Minimal 6 bulan sekali Dewan Ambalan juga bermusyawarah untuk menjabarkan rencana kerja yang ada dalam program kerja yang ditetapkan oleh musyawarah ambalan , sekaligus juga membahas kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan sebelumya . Dalam keadaan yang bersifat khusus ambalan dapat juga mengadakan musyawarah darurat. 3. Dewan Ambalan Penegak Sebagai forum komunikasi, konsultasi informasi dan edukasi dalam ambalan, yang merupakan Lembaga kebersamaan dan persaudaraan bakti Penegak, serta sebagai pemutus dan

penetap kebijaksanaan program kerja dalam suatu masa bakti ambalan dibentuklah Dewan Ambalan. Anggota Dewan Ambalan diutamakan dipilih dari para pemimpin dan wakil pemimpin sangga atau mereka yang sudah pernah dilantik. Adapun susunan Dewa Ambalan adalah sebagai berikut : a. Seorang ketua yang disebut Pradana; b. Seorang wakil Ketua; c. Seorang sekretaris / kerani; d. Seorang bendahara / juru uang e. Seorang pemangku adat / juru adat ; f. Beberapa orang anggota sesuai dengan kebutuhan. 4. Badan Pengurus Harian Dewan Ambalan Badan Pengurus Harian (BPH) Dewan Ambalan adalah badan yang berfungsi memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan ambalan selama satu tahun. Keanggotaan BPH dipilih dalam musyawarah ambalan. Susunannya sebagaimana pengurus Dewan Ambalan tersebut di atas dengan tidak mempunyai anggota. Biasanya seorang yang dipilih sebagai pemangku adat adalah anggota yang paling senior dalam ambalan yang bersangkutan. 5. Dewan Kehormatan Ambalan Penegak Dewan Kehormatan Ambalan Penegak adalah suatu dewan yang dibentuk secara khusus bilamana benar-benar diperlukan saja, dan setelah mereka selesai melaksanakan tugasnya dengan sendirinya mereka bubar. Dewan kehormatan beranggotakan para pengurus dewan ambalan ditambah Pembina Penegak yang berperan sebagai penasehat. Dalam melaksanakan sidangnya dewan kehormatan pertama kalinya dipimpin oleh pemangku adat yang akan mengarahkan dan menjelaskan segala masalah/ tugas yang dihadapi, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan masalah tersebut. Dalam sidang dewan kehirmatan hanya Penegak yang sudah dilantik yang boleh bicara sedangkan untuk calon penegak dan tamu ambalan tidak mempunyai hak suara. B. Perlengkapan Tambahan 1. Adat Tradisi Ambalan Pengertian : Secara umum adat adalah tata cara yang berlaku di suatu msyarakat yang merupakan pencerminan daya cipta dan karsa dari masyarakat yang bersangkutan. Tata cara/ kebiasaan yang dilakukan tersebut biasanya berubah menjadi ketentuan-ketentuanDisampaikan pada : PELATIHAN ADMINISTRASI AMBALAN

yang mengikat dan dapat diterima oleh seluruh warganya. Adat atau tradisi ambalan adalah suatu tata cara khas yang merupakan pencerminan dari warganya berdasarkan prinsip persaudaraan bakti dalam kegiatan yang menyenangkan berdasarkan prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan. Dengan adanya adat ambalan diharapkan Pramuka Penegak dapat membiasakan dirinya menepati peraturan yang berlaku di Ambalannya. Biasanya adat ambalan dirahasiakan kepada orang luar yang bukan anggota ambalan tersebut. Dalam pengembangannya adat ambalan yang diterapkan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. tidak boleh bertentangan dengan aturan-aturan yang berlaku dalam kepramukaan ; b. tidak boleh menimbulkan keresahan bagi masyarakat lingkungannya ; c. harus merupakan kelengkapan/alat untukmencapai tujuan pendidikan dalam Gerakan Pramuka; d. timbul dan berkembang dari para Penegak sendiri berdasarkan hasil musyawarah atas bimbingan pembinanya ; e. dikembangkan untuk memantapkan prinsip persaudaraan bakti para Penegak; f. tidak bolah mengarahkan penegak pada kelompok ekslusif (khusus) sehingga menimbulkan pengelompokan yang tidak sehat. Adat ambalan hendaknya dikarang secara khas dan berbeda untuk digunakan dalam latihan (kehidupan sehari-hari) dengan untuk upacaraupacara, perkemahan dan lain sebagainya. 2. Nama Ambalan Nama ambalan adalah sesuatu yang dipakai untuk menyebut Ambalan yang bersangkutan. Nama ambalan sebaikbaiknya hasil dari musyawarah/mufakat Dewan Ambalan dan anggota ambalan yang bersangkutan. Nama tersebut dapat dipilih dari nama-nama pahlawan, tokoh-tokoh pewayangan, atau istilah lain yang sangat dalam artinya bagi setiap anggota ambalan, sehingga akan lebih dijiwai oleh seluruh warga ambalan. Lebih baik lagi bila ditunjung oleh uraian / untaian kata dalam Sandi Ambalan. 3. Amsal Ambalan Amsal ambalan adalah semboyan/motto dari Ambalan yang

bersangkutan. Amsal ambalan merupakan perpaduan antara kehendak warga ambalan dengan nama ambalan yang dipakainya. Dengan adanya amsal ini akan menambah semangat para anggota ambalan dalam melaksankan setiap kegiatan dan tugas. Contoh amsal ambalan IKHLAS BAKTI JAYA SAKTI , JER BASUKI MAWA BEA, dan lain sebagainya. 4. Sandi Ambalan Sandi Ambalan adalah merupakan kode etik yang dimiliki oleh seluruh warga ambalan yang baersangkutan dan merupakan uraian penerapan kode kehormatan penegak yang dirangkai dalam kata-kata atau kalimat yang indah sehingga akan meyentuh perasaan yang mendengarnya. Dalam rangkaian kalimat-kalimat tersebut biasanya juga diselipkan nama ambalannya. Sewaktu sandi ambalan tersebut dibacakan, seluruh warga ambalan yang mendengarkan biasanya harus mengambil sikap tertentu sesuai dengan adat ambalan yang berlaku, sikap yang demikian di sebut sikap sandi. Secara umum di Indonesia dikenal dua macam sikap sandi yang merupakan consensus nasional pada PW dan Muspanitera I di Gisting Lampung tahun 1971, yaitu: a. Untuk putra dengan cara menundukkan kepala, seraya telapak tangan diletakkan dalam detak jantung b. Untuk putri dengan menundukkan kepala seraya tangan bersedekap di perut . Namun dalam pengembangan pada dasarnya tiap-riap ambalan berhak menentukan sikap adat dalam ambalannya sesuai dengan kesepakatan warga ambalan, yang diatur dalam adat amalannya. 5. Perlambang Ambalan a. Badge Ambalan Badge/tanda Ambalan dipakai oleh para Penegak Warga ambalan di Gugus depan yang bersangkutan dalam pakaian seragam pramukanya di lengan kiri di bawah tanda sangga ; b. Panji Ambalan / Kibaran Cita Berbentuk bendera dengan ukuran 60 x 90 cm dengan tinggi tongkat 200 cm. Bendera tersebut didalamnya terdapat gambar lambang ambalannya, pada tepi Kibaran Cita Ambalan dapat diberikan rumbai dengan warnaDisampaikan pada : PELATIHAN ADMINISTRASI AMBALAN

yang ditentukan oleh ambalan. Panji tersebut digunakan pada saat khusus sesuai dengan adat ambalan yang berlaku. 6. Pusaka Ambalan Pusaka Ambalan biasanya juga dikenal dengan sebutan benda adat. Benda tersebut merupakan lambang supermasi yang menjadi simbul pemersatu seluruh warga ambalan, dan tidak untuk didewakan. Oleh karenanya dalam pengadaannya hendaknya dijauhkan dari sikap pengkramatan. Sebagimana layaknya benda adat, dalam penggunaannya hendaknya diperlakukan secara adat pula.Terserah bagaimana pengaturranya yang penting dapat menjadikan suatu yang tradisi yang khas sehingga menumbuhkan rasa persatuan dan patriotisme. Dalam menentukan bentuk pusaka ambalannya masing-masing. Suatu missal Ambalan Diponegoro, pusaka ambalannya keris. Ambalan Cut Nyak Dien, pusaka ambalanya rencong, Ambalan Siliwangi pusaka ambalannya Kujang, dan sebagainya. Dalam prakteknya dikenal tiga macam pusaka, yaitu : a. Pusaka ambalan yang bersifat momental ; b. Pusaka ambalan yang digunakan dalam kegiatan diruangan ; c. Pusaka ambalan yang digunakan untuk kegiatan diluar ; Secara umum kegiatan Penegak diwarnai dengan penancapan kapak bakti, hal tersebut tidaklah mutlak. Atas kesepakatan warga ambalan dalam musyawarah, kita dapat menentukan jenis pusaka ambalan sesuai dengan keinginan dan nama ambalan kita masing-masing. 7. Buku Renungan Buku Renungan adalah kumpulan tulisan untuk menilai diri bagi warga ambalan, dan hanya mereka yang telah melalui tahapan tertentu sesuai sesuai dengan adat ambalanlah yang dapat melihat dan mendalami isi buku renungan. Penekanan isi buku renungan dapat melalui membaca sendiri dalam keadaan pikiran yang tenang, sehingga benar-benar dapat meresap kesanubari yang membacanya. 8. Tata Usaha / Administrasi Ambalan Administrasi yang hendak dimiliki oleh ambalan cukup banyak. Dan hendaknya semuanya dikerjakan dengan tertib sebagaimana ketentuan yang semestinya.

Adapun macam administrasi ambalan adalah sebagai berikut : a. Buku Induk b. Buku Biodata c. Buku Keuangan d. Buku Inventaris e. Buku Presensi f. Buku Sejarah Ambalan g. Buku Pelantikan / Renungan h. Buku Surat Masuk / Keluar i. Buku Notulen j. Buku Program Kerja k. Buku Acara Latihan l. Buku Catatan Khusus m. Buku-Buku lain yang dianggap perlu Untuk melengkapi semua perlengkapan tersebut banyak cara yang harus dan dapat diperbuat untuk menuju suatu ambalan yang lengkap. Secara teoritis guna melengkapinya memakan waktu + 2 tahun. Dan untuk tahun pertama hendaknya dicarikan suatu jalan keluar sehingga tersedia perlengkapan uang memadai sehingga semua kegiatan dapat dilaksanakan meskipun masih dalam sifat darurat.

TANDA DEWAN AMBALANKeterangan : Roda Gigi : Warna Kuning Tunas Kelapa : Warna Kuning Bintang : Warna Kuning Lingkaran : Biru

Disampaikan pada : PELATIHAN ADMINISTRASI AMBALAN