44892703 buku manual sabmn

43
Modul Sistem Akuntansi Barang Milik/Negara Direktorat Informasi dan Akuntansi Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan 2006

Upload: soedjate

Post on 02-Jul-2015

375 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik/Negara

Direktorat Informasi dan Akuntansi Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Departemen Keuangan 2006

Page 2: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 1-1

Bab

1

BARANG MILIK NEGARA DALAM SISTEM AKUNTANSI

PEMERINTAH

Setelah mempelajari Bab ini, Anda diharapkan mampu:

1. Memahami pengertian Barang Milik Negara. 2. Memahami posisi Barang Milik Negara dalam Sistem Akuntansi

Pemerintah. 3. Memahami kedudukan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara dalam

Sistem Akuntansi Instansi. 4. Memahami sistem pengklasifikasian BMN 5. Memahami sistem pengkodean BMN 6. Melakukan klasifikasi dan pengkodean BMN

Dasar Hukum

• Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara. • Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. • Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 01/KM.12/2001 tentang

Pedoman Kapitalisasi Barang Milik/Kekayaan Negara Dalam Sistem Akuntansi Pemerintah.

• Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 18/KMK.018/1999 tetang Klasifikasi dan Kodefikasi Barang Inventaris Milik/Kekayaan Negara.

• Peraturan Menteri Keuangan No. 59/PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

Pengertian

Secara umum, barang adalah bagian dari kekayaan yang merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai/dihitung/diukur/ditimbang dan dinilai, tidak termasuk uang dan surat berharga. Menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 2004, Barang Milik Negara (BMN) adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Perolehan lainnya yang sah antara lain berasal dari hibah dan rampasan/sitaan.

Tidak termasuk dalam pengertian BMN adalah barang-barang yang dikuasai dan atau dimiliki oleh:

Page 3: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 1-2

1. Pemerintah Daerah (sumber dananya berasal dari APBD termasuk yang sumber dananya berasal dari APBN tetapi sudah diserahterimakan kepada Pemerintah Daerah).

2. Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah yang terdiri dari:

a. Perusahaan Perseroan, dan b. Perusahaan Umum.

3. Bank Pemerintah dan Lembaga Keuangan Milik Pemerintah.

BMN dalam Sistem Akuntansi Pemerintah

Dalam akuntansi pemerintahan, BMN merupakan bagian dari aset pemerintah pusat yang berwujud. Aset pemerintah adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.

BMN tercakup dalam aset lancar dan aset tetap. Aset lancar adalah aset yang diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Sedangkan aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.

BMN yang berupa aset lancar adalah Persediaan. Sedangkan BMN yang berupa aset tetap meliputi Tanah; Peralatan dan Mesin; Gedung dan Bangunan; Jalan, Irigasi dan Jaringan; Aset Tetap Lainnya; serta Konstruksi dalam Pengerjaan.

Sistem Akuntansi BMN dalam Sistem Akuntansi Pemerintah

Secara tersurat, Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 menyatakan bahwa dalam pengelolaan keuangan di Kementerian Negara/Lembaga (baca: Instansi) dikenal adanya Pengguna Anggaran dan Kuasa Pengguna Anggaran di satu pihak, serta Pengguna Barang dan Kuasa Pengguna Barang di pihak yang lain. Dalam rangka pertanggungjawaban, Pengguna Anggaran dan Kuasa Pengguna Anggaran melaksanakan akuntansi keuangan. Sedangkan Pengguna Barang dan Kuasa Pengguna Barang melaksanakan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN).

Dalam praktiknya, sistem akuntansi keuangan dan sistem akuntansi barang dilaksanakan secara simultan dalam rangka menyusun laporan pertanggungjawaban Kementerian Negara/Lembaga. Dengan demikian,

Page 4: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 1-3

Sistem Akuntansi Keuangan dan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara merupakan sub dari Sistem Akuntansi Instansi (SAI).

SABMN selain mendukung pelaksanaan pertanggungjawaban, juga memberikan berbagai informasi dalam rangka pengelolaan barang. Oleh karena itu, keluaran SABMN juga memberikan manfaat kepada Penguna Barang dan Kuasa Pengguna Barang dalam tugas-tugas manajerialnya.

Klasifikasi BMN

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 18/KMK.018/1999 tentang Klasifikasi dan Kodefikasi Barang Inventaris Milik/Kekayaan Negara membagi BMN dalam klasifikasi Golongan, Bidang, Kelompok, Sub Kelompok, dan Sub-sub kelompok.

Golongan BMN meliputi: Barang Tidak Bergerak; Barang Bergerak; Hewan, Ikan dan Tanaman; serta Barang Persediaan. Dari masing-masing Golongan tersebut selanjutnya dirinci lagi ke dalam klasifikasi bidang, kelompok, sub kelompok, dan sub-sub kelompok. Dengan demikian, klasifikasi paling rinci (detil) ada di level Sub-sub kelompok.

Pengkodean BMN

Untuk memudahkan pencatatan dan pengendalian, BMN selain diberikan identifikasi berupa nama, juga diberikan identifikasi dalam bentuk kode. Pemberian kode BMN sepenuhnya mengacu kepada KMK Nomor 18/KMK.018/1999. Untuk memberikan identitas, BMN diberikan nomor kode barang (ditambah nomor urut pendaftarannya) dan kode lokasi (ditambah tahun perolehannya).

Skema kode identifikasi barang adalah sebagai berikut:

Golongan

Bidang

Kelompok

Sub Kelompok

Sub–sub Kelompok

Semakin

global

Semakin rinci

Page 5: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 1-4

X . XX . XX . XX . XXX

Sebagai contoh, komputer note book yang untuk urutan yang ke-37 diberikan kode sebagai berikut:

2. 12. 01. 02. 003. 000037 Sedangkan kode lokasi, diskemakan sebagai berikut:

XX . XX . XX . XXXXXX. XXX

Sebagai contoh, Biro Umum Sekretariat Jenderal Departemen Keuangan (kode kantor 231421) diberikan kode lokasi sebagai berikut:

15. 01. 00. 231421.000 Pembuatan label BMN dilakukan dengan menggabungkan kode lokasi (ditambah dengan tahun perolehan) dan kode barang (ditambah dengan nomor urut pendaftaran. Skema label BMN digambarkan sebagai berikut:

UAPBUAPPB-E1

UAPPB-WUAKPBUAPKPB

Sub sub kelompok Sub kelompok

Kelompok Bidang

Golongan

Page 6: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 1-5

Tahun Perolehan

XX . XX . XX . XXXXXX. XXX XXXX

X . XX . XX . XX . XXX . XXXXXX

No. Urut Pendaftaran Sub-Sub Kelompok Sub Kelompok Kelompok Bidang Golongan

Contoh : Pada tahun 2003 Biro Umum Sekretariat Jenderal Departemen Keuangan (kode kantor 231421) melakukan pembelian Komputer Note Book. Pada saat perolehan barang tersebut nomor pencatatan terakhir untuk Note Book yang dikuasai satuan kerja yang bersangkutan adalah 000037. Berdasarkan hal tersebut UAKPB dapat memberikan label pada Note Book tersebut sbb:

15. 01. 00. 231421.000. 2003

2. 12. 01. 02. 003. 000038

Tabel Kode Barang Berikut adalah petikan kode BMN sebagaimana diambil dari Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor: 18/KMK.018/1999 tentang Klasifikasi dan Kodefikasi Barang Inventaris Milik/Kekayaan Negara:

UAPBUAPPB-E1

UAPPB-WUAKPBUAPKPB

Page 7: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 1-6

GOL. BID. KEL. SUB KEL.

SUB SUB KEL.

URAIAN

1 00 00 00 000 BARANG TIDAK BERGERAK 1 01 00 00 000 TANAH 1 01 01 00 000 Tanah Persil 1 01 01 01 000 Tanah Bangunan Perumahan/G. Tempat Tinggal 1 01 01 01 001 Tanah Bangunan Rumah Negara Golongan I 1 01 01 01 002 Tanah Bangunan Rumah Negara Golongan II 1 01 01 01 003 Tanah Bangunan Rumah Negara Golongan III 1 01 01 01 004 Tanah Bangunan Rumah Negara Tanpa Golongan

1 02 00 00 000 JALAN DAN JEMBATAN 1 02 01 00 000 Jalan 1 02 01 01 000 Jalan Nasional 1 02 01 01 001 Jalan Nasional Arteri 1 02 01 01 002 Jalan Nasional Kolektor 1 02 01 01 003 Jalan Nasional Bernilai Strategis Nasional

1 03 00 00 000 BANGUNAN AIR 1 03 01 00 000 Bangunan Air Irigasi 1 03 01 01 000 Bangunan Waduk Irigasi 1 03 01 01 001 Waduk dengan Bendungan, Tanggul, Menara

Pengambilan Pelimpah Banjir dan Terowongan Pengelak

1 03 01 01 002 Waduk dengan Bendungan, Tanggul dan Menara Pengambilan

1 03 01 01 003 Waduk dengan Menara Pengambilan 1 03 01 01 003 Waduk dengan Tanggul, dan Pintu Air/Menara

Pengambilan

1 04 00 00 000 INSTALASI

1 04 06 00 000 Instalasi Gardu Listrik 1 04 06 01 000 Instalasi Gardu Listrik Induk 1 04 06 01 001 Instalasi Gardu Listrik Induk Kapasitas Kecil 1 04 06 01 002 Instalasi Gardu Listrik Induk Kapasitas Sedang 1 04 06 01 003 Instalasi Gardu Listrik Induk Kapasitas Besar

1 05 00 00 000 JARINGAN

1 05 03 00 000 Jaringan Telepon 1 05 03 01 001 Jaringan Telepon di atas Tanah Kapasitas Kecil 1 05 03 01 002 Jaringan Telepon di atas Tanah Kapasitas Sedang 1 05 03 01 003 Jaringan Telepon di atas Tanah Kapasitas Besar

1 06 00 00 000 BANGUNAN GEDUNG

Page 8: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 1-7

GOL. BID. KEL. SUB KEL.

SUB SUB KEL.

URAIAN

1 06 01 00 000 Bangunan Gedung Tempat Kerja 1 06 01 01 000 Bangunan Gedung Kantor 1 06 01 01 001 Bangunan Gedung Kantor Permanen 1 06 01 01 002 Bangunan Gedung Kantor Semi Permanen 1 06 01 01 003 Bangunan Gedung Kantor Darurat

1 07 00 00 000 MONUMEN/BANGUNAN BERSEJARAH 1 07 01 00 000 Candi 1 07 01 01 000 Candi Hindu 1 07 01 01 001 Candi Hindu

1 07 01 02 000 Candi Budha 1 07 01 02 001 Candi Budha

1 07 01 03 000 Candi Lainnya 1 07 01 03 001 Candi Lainnya

1 07 02 00 000 Tugu Peringatan/Prasasti

1 07 02 01 000 Tugu Kemerdekaan 1 07 02 01 001 Tugu Kemerdekaan

1 07 02 02 000 Tugu Pembangunan 1 07 02 02 001 Tugu Pembangunan

1 07 02 03 000 Tugu Peringatan Lainnya 1 07 02 04 001 Tugu Peringatan Lainnya

1 07 03 00 000 Bangunan Bersejarah

1 07 03 01 000 Istana Peninggalan 1 07 03 01 001 Istana Peninggalan

1 07 03 02 000 Rumah Adat 1 07 03 02 001 Rumah Adat 1 07 03 03 000 Rumah Peninggalan Sejarah 1 07 03 03 001 Rumah Peninggalan Sejarah

1 07 03 04 000 Makam Bersejarah 1 07 03 04 001 Makam Bersejarah

1 07 03 05 000 Bangunan Tempat Ibadah Bersejarah 1 07 03 04 001 Masjid Bersejarah 1 07 03 04 002 Gereja Bersejarah 1 07 03 04 003 Tempat Ibadah Bersejarah Lainnya

Page 9: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 1-8

GOL. BID. KEL. SUB KEL.

SUB SUB KEL.

URAIAN

1 07 04 00 000 Monumen/Bangunan Bersejarah Lainnya 1 07 04 01 000 Monumen/Bangunan Bersejarah Lainnya 1 07 04 01 001 Monumen/Bangunan Bersejarah Lainnya 1 08 00 00 000 BANGUNAN MENARA 1 08 01 00 000 Bangunan Menara Perambuan 1 08 01 03 000 Bangunan Menara Telekomunikasi 1 08 01 03 001 Bangunan Menara Telpon 1 08 01 03 002 Bangunan Menara Radio 1 08 01 03 003 Bangunan Menara Televisi 1 08 01 03 004 Bangunan Menara Pengatur Lalulintas Udara

1 09 00 00 000 RAMBU-RAMBU 1 09 01 00 000 Rambu-rambu Lalu Lintas Darat 1 09 01 01 000 Rambu-rambu Bersuar 1 09 01 01 001 Traffic Light 1 09 01 01 002 Signal Kereta Api

1 09 01 02 001 Rambu Jalan 1 09 01 02 002 Rambu Papan Tambahan 1 09 01 02 003 Rambu Cermin 1 09 01 02 004 Rambu Jembatan

1 10 00 00 000 TUGU TITIK KONTROL/PASTI 1 10 01 00 000 Tugu/tanda Batas 1 10 01 01 000 Tugu/tanda Batas Administrasi 1 10 01 01 001 Tugu/Tanda Batas Administrasi Negara 1 10 01 01 002 Tugu/Tanda Batas Administrasi Propinsi 1 10 01 01 003 Tugu/Tanda Batas Administrasi Kabupaten 1 10 01 01 004 Tugu/Tanda Batas Administrasi Kotamadya 1 10 01 01 005 Tugu/Tanda Batas Administrasi Kota Administratif 1 10 01 01 006 Tugu/Tanda Batas Administrasi Kecamatan 1 10 01 01 007 Tugu/Tanda Batas Administrasi Desa 1 10 01 01 008 Tugu/Tanda Batas Administrasi Kelurahan 1 10 01 01 009 Tugu/Tanda Batas Administrasi Kepemilikan

2 00 00 00 000 BARANG BERGERAK 2 01 00 00 000 ALAT BESAR 2 01 01 00 000 Alat Besar Darat 2 01 01 01 000 Tractor 2 01 01 01 001 Crawler Tractor + Attachment 2 01 01 01 002 Wheel Tractor + Attachment 2 01 01 01 003 Swamp Tractor + Attachment 2 01 01 02 001 Grader + Attachment 2 01 01 02 002 Grader Towed Type 2 01 01 09 001 Track Loader + Attachment 2 01 01 09 002 Wheel Loader + Attachment

Page 10: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 1-9

GOL. BID. KEL. SUB KEL.

SUB SUB KEL.

URAIAN

2 01 01 10 001 Tower Crane 2 01 01 10 002 Truck Mounted Crane 2 01 01 10 003 Truck Crane 2 01 01 10 004 Wheel Crane 2 01 01 10 005 Forklift 2 01 01 10 006 Fortal Crane 2 01 01 10 007 Crawler Crane

2 02 00 00 000 ALAT ANGKUTAN 2 02 01 00 000 Alat Angkutan Darat Bermotor 2 02 01 01 000 Kendaraan Dinas Bermotor Perorangan 2 02 01 01 001 Sedan 2 02 01 01 002 Jeep 2 02 01 01 003 Station Wagon

2 02 01 02 000 Alat Angkutan Darat Bermotor Penumpang 2 02 01 02 001 Bus ( Penumpang 30 Orang Keatas ) 2 02 01 02 002 Micro Bus ( Penumpang 15 S/D 29 Orang ) 2 02 01 02 003 Mini Bus ( Penumpang 14 Orang Kebawah )

2 02 01 03 000 Kendaraan Bermotor Angkutan Barang 2 02 01 03 001 Truck + Attachment 2 02 01 03 002 Pick Up 2 02 01 03 003 Yeengler/Trailer 2 02 01 03 004 Semi Trailer

2 02 01 04 000 Kendaraan Bermotor Beroda Dua 2 02 01 04 001 Sepeda Motor 2 02 01 04 002 Scooter 2 02 01 04 003 Sepeda Motor Perpustakaan Keliling

2 02 01 05 001 Mobil Ambulance 2 02 01 05 002 Mobil Jenazah 2 02 01 05 003 Mobil Unit Penerangan Darat 2 02 01 05 004 Mobil Pemadam Kebakaran 2 02 01 05 005 Mobil Tinja 2 02 01 05 006 Mobil Tangki Air

2 02 02 00 000 Alat Angkutan Darat tak Bermotor 2 02 02 01 000 Kendaraan Tak Bermotor Angkutan Barang 2 02 02 01 001 Gerobak Tarik 2 02 02 01 002 Gerobak Dorong 2 02 02 01 003 Caravan 2 02 02 01 004 Lori Dorong

Page 11: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 1-10

GOL. BID. KEL. SUB KEL.

SUB SUB KEL.

URAIAN

2 02 02 02 000 Kendaraan Tak Bermotor Penumpang 2 02 02 02 001 Sepeda 2 02 02 02 002 Kuda

2 02 03 00 000 Alat Angkutan Apung Bermotor 2 02 03 01 000 Alat Angkutan Apung Bermotor Untuk Barang 2 02 03 01 001 Kapal Minyak (Tanker) 2 02 03 01 002 Tongkang Bermotor 2 02 03 01 003 Tug Boat + Attachment

2 02 03 03 000 Alat Angkutan Apung Bermotor Khusus 2 02 03 03 007 Kapal Visual Mini 2 02 03 03 008 Kapal Penangkap Ikan 2 02 03 03 009 Kapal Pengangkut Hewan 2 02 03 03 010 Kapal Patroli Pantai 2 02 03 03 011 Kapal Motor Perpustakaan Keliling

2 03 00 00 000 ALAT BENGKEL DAN ALAT UKUR 2 03 01 00 000 Alat Bengkel Bermesin 2 03 01 01 000 Perkakas Konstruksi Logam Terpasang Pada

Pondasi 2 03 01 01 001 Mesin Bubut 2 03 01 01 002 Mesin Frais 2 03 01 01 003 Mesin Ketam 2 03 01 01 004 Mesin Press Hidrolik & Punch 2 03 01 01 005 Mesin Bor 2 03 01 01 006 Mesin Gergaji Logam 2 03 01 01 007 Mesin Gerinda

2 04 00 00 000 ALAT PERTANIAN 2 04 01 00 000 Alat Pengolahan 2 04 01 01 000 Alat Pengolahan Tanah dan Tanaman 2 04 01 01 001 Bajak Kayu 2 04 01 01 002 Bajak Muara 2 04 01 01 003 Pacul 2 04 01 01 004 Linggis

2 05 00 00 000 ALAT KANTOR & RUMAH TANGGA 2 05 01 00 000 Alat Kantor 2 05 01 01 000 Mesin Ketik 2 05 01 01 001 Mesin Ketik Manual Portable (11-13 Inci) 2 05 01 01 002 Mesin Ketik Manual Standard (14-16 Inci) 2 05 01 01 003 Mesin Ketik Manual Langewagon (18-27 Inci) 2 05 01 01 004 Mesin Ketik Listrik 2 05 01 01 005 Mesin Ketik Listrik Potable (11-13 Inci)

Page 12: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 1-11

GOL. BID. KEL. SUB KEL.

SUB SUB KEL.

URAIAN

2 05 01 01 006 Mesin Ketik Listrik Standard (14-16 Inci) 2 05 01 01 007 Mesin Ketik Listrik Langewagon (18-27 Inci) 2 05 01 01 008 Mesin Ketik Elektronik/Selektrik 2 05 01 01 009 Mesin Ketik Braille 2 05 01 01 010 Mesin Phromosons 2 05 01 01 011 Mesin Cetak Stereo Piper (Braille)

2 05 00 00 000 ALAT KANTOR DAN RUMAH TANGGA 2 05 01 00 000 Alat Kantor 2 05 01 02 001 Mesin Hitung/Mesin Jumlah 2 05 01 02 001 Mesin Hitung Manual 2 05 01 02 002 Mesin Hitung Listrik 2 05 01 02 003 Mesin Hitung Elektronik/Calculator 2 05 01 02 004 Mesin Kas Register 2 05 01 02 005 Abakus (Mesin Hitung Braille) 2 05 01 02 006 Blokycs (Mesin Hitung Braille) 2 05 01 02 007 Mesin Penghitung Uang 2 05 01 02 008 Mesin Pembukuan 2 05 01 03 001 Mesin Stensil Manual Folio

2 05 02 00 000 Alat Rumah Tangga 2 05 02 06 000 Alat Rumah Tangga Lainnya 2 05 02 06 001 Radio 2 05 02 06 002 Televisi 2 05 02 06 003 Video Cassette 2 05 02 06 004 Tape Recorder 2 05 02 06 005 Amplifier 2 05 02 06 006 Equalizer 2 05 02 06 007 Loudspeaker 2 05 02 06 008 Sound System 2 05 02 06 009 Compact Disk 2 05 02 06 010 Laser Disc 2 05 02 06 011 Karaoke 2 05 02 06 012 Wireless 2 05 02 06 013 Megaphone 2 05 02 06 014 Microphone 2 05 02 06 015 Microphone Table Stand 2 05 02 06 016 Mic Conference 2 05 02 06 017 Unit Power Supply 2 05 02 06 018 Step Up/Down 2 05 02 06 019 Stabilisator

2 06 00 00 000 ALAT STUDIO, KOMUNIKASI DAN PEMANCAR 2 06 01 00 000 Alat Studio 2 06 01 03 000 Peralatan Studio Gambar 2 06 01 03 003 Sablon Set

Page 13: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 1-12

GOL. BID. KEL. SUB KEL.

SUB SUB KEL.

URAIAN

2 06 01 03 004 Alat Tulis Gambar 2 06 01 03 005 Busur Gambar 2 06 01 03 006 Jangka Gambar 2 06 01 04 001 Meja Membuat Klise 2 06 01 04 002 Meja Cetak Tangan 2 06 01 04 003 Mesin Cetak Listrik Sheet 2 06 01 04 004 Mesin Cetak Listrik Roll 2 06 01 04 005 Mesin Cetak Elektronik 2 06 01 04 006 Mesin Cetak 2 06 01 04 007 Mesin Cetak Offset Sheet 2 06 01 04 008 Mesin Cetak Offset Roll 2 06 01 04 009 Mesin Cetak Offset Mini 2 06 01 04 010 Mesin Pemotong Biasa 2 06 01 04 011 Mesin Pemotong Biasa Tiga Pisau

2 07 00 00 000 ALAT KEDOKTERAN DAN KESEHATAN 2 07 01 01 000 Alat Kedokteran 2 07 01 01 000 Alat Kedokteran Umum 2 07 01 01 001 Sterilisator 2 07 01 01 002 Minor Surgical Set 2 07 01 01 003 Diagnostik Set 2 07 01 01 004 Stetoscope 2 07 01 01 005 Tensimeter 2 07 01 01 006 Wickham 2 07 01 01 007 Head Lamp 2 07 01 01 008 Waskom 2 07 01 01 009 Timbangan Badan 2 07 01 01 010 Timbangan Bayi

2 08 0 00 000 ALAT LABORATORIUM 2 08 01 00 000 Unit Alat Laboratorium Umum 2 08 01 11 000 Alat Laboratorium Umum 2 08 01 11 120 Mesin Potong Jerami 2 08 01 11 121 Mesin Pres Jerami 2 08 01 11 122 Bak Flukulator 2 08 01 11 123 Alat Poleshing 2 08 01 11 124 Alat Gerinda 2 08 01 11 125 Refrigerator 2 08 01 11 126 Freeze Dryer 2 08 01 11 127 Refractometer 2 08 01 11 128 Vacum Oven

2 09 00 00 000 KOLEKSI PERPUSTAKAAN/BUKU 2 09 01 00 000 Eksakta 2 09 01 01 000 Ilmu Pengetahuan Praktis 2 09 01 01 001 Umum

Page 14: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 1-13

GOL. BID. KEL. SUB KEL.

SUB SUB KEL.

URAIAN

2 09 01 01 002 Ilmu Kerumahtanggaan 2 09 01 01 003 Ilmu Pengetahuan Tentang Perusahaan 2 09 01 01 004 Teknologi Dan Industri 2 09 01 01 005 Komputer 2 09 01 01 006 Kedokteran 2 09 01 01 007 Keperawatan 2 09 01 01 008 Kefarmasian 2 09 01 01 009 G I Z I 2 09 01 01 010 Kesehatan Masyarakat 2 09 01 01 011 Terapi Phisik 2 09 01 01 012 Teknik Medis

2 10 00 00 000 BARANG BERCORAK KESENIAN/KEBUDAYAAN/OLAHRAGA

2 10 01 00 000 Barang Bercorak Kesenian 2 10 01 01 000 Alat Musik 2 10 01 01 001 Alat Musik Tradisional/Daerah 2 10 01 01 002 Alat Musik Modern/Band

2 10 01 02 000 Lukisan 2 10 01 02 001 Cat Air 2 10 01 02 002 Sulaman / Tempelan 2 10 01 02 003 Lukisan Cat 2 10 01 02 004 Lukisan Bulu

2 10 01 03 000 Alat Peraga Kesenian 2 10 01 03 001 Wayang Golek 2 10 01 03 002 Wayang Kulit

2 10 02 01 000 Pahatan 2 10 02 01 001 Pahatan Batu 2 10 02 01 002 Pahatan Kayu 2 10 02 01 003 Pahatan Logam

2 11 00 00 000 ALAT PERSENJATAAN 2 11 01 00 000 Senjata Api 2 11 01 03 000 Senjata Bahu/Senjata Laras Panjang 2 11 01 01 000 Senjata Genggam 2 11 01 01 001 Revolver 2 11 01 01 002 Pistol 2 11 01 01 003 Pistol Isyarat

2 11 01 03 000 Senjata Bahu/Senjata Laras Panjang

Page 15: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 1-14

2 11 01 03 001 Senapan Grendel (Bolt Action Figle) GOL. BID. KEL. SUB

KEL. SUB SUB KEL.

URAIAN

2 11 01 03 002 Senapan Semi Otomatis 2 11 01 03 003 Senapan Otomatis (Assault Rifle/Otomatic Rifle) 2 11 01 03 004 Lever Action Rifle 2 11 01 03 005 Slide Action Rifle

2 11 01 04 000 Senapan Mesin 2 11 01 04 001 Senapan Mesin Ringan (Automatic Rifle/Light

Machine Gun) 2 11 01 04 002 Senapan Mesin Sedang (Machine Gun) 2 11 01 04 003 Senapan Mesin Berat (Heavy Machine Gun) 2 11 01 04 004 Senapan Mesin Otomatis

2 11 01 05 000 Mortir 2 11 01 05 001 Mortir Ringan 2 11 01 05 002 Mortir Sedang 2 11 01 05 003 Mortir Berat

2 12 00 00 000 KOMPUTER 2 12 01 01 000 Komputer Jaringan 2 12 01 01 001 Mainframe 2 12 01 01 002 Mini Komputer 2 12 01 01 003 Local Area Network (Lan) 2 12 01 01 004 Internet

2 12 01 00 000 Komputer Unit 2 12 01 02 000 Personal Komputer 2 12 01 02 001 P.C Unit 2 12 01 02 002 Lap Top 2 12 01 02 003 Note Book 2 12 01 02 004 Palm Top

2 15 00 00 000 ALAT PRODUKSI, PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN

2 15 01 00 000 Sumur 2 15 01 01 000 Peralatan Sumur Minyak 2 15 01 01 001 Alat Perawat Sumur 2 15 01 01 002 Amerada Test 2 15 01 01 003 Sonolog 2 15 01 01 004 Performing Unit 2 15 01 01 005 Logging Unit 2 15 01 01 006 Sand Pump 2 16 01 01 001 Blow Out Presentor

Page 16: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 1-15

GOL. BID. KEL. SUB KEL.

SUB SUB KEL.

URAIAN

2 16 01 01 002 Fishing

2 16 00 00 000 ALAT BANTU EKSPLORASI 2 16 01 00 000 Eksplorasi 2 16 01 02 000 Produksi 2 16 01 02 000 Elektrik 2 16 01 02 001 Mud Unit 2 16 01 02 002 Comenting Unit 2 16 01 02 003 Blow Out Presentor 2 16 01 02 004 Mixer Oil

2 16 02 01 000 Perawatan Sumur 2 16 02 01 001 Woll Servise/Woll Pulling Unit 2 16 02 01 002 Aciditzing

2 16 02 02 000 Test Unit 2 16 02 02 001 Perforating Unit 2 16 02 02 002 Bottom Holesimpler 2 16 02 02 003 Coring Unit

2 17 00 00 000 ALAT KESELAMATAN KERJA 2 17 01 00 000 Alat Deteksi 2 17 01 01 000 Radiasi 2 17 01 01 001 Radiasi Panas 2 17 01 01 002 Radiasi Radioaktif 2 17 01 01 003 Radiasi Medan Magnit

2 18 00 00 000 ALAT PERAGA 2 18 01 00 000 Alat Peraga Pelatihan dan Percontohan 2 18 01 01 000 Alat Peraga Pelatihan 2 18 01 01 001 Aid Hearing 2 18 01 01 002 Anatomi 2 18 01 02 001 Miniatur

3 00 00 00 000 HEWAN, IKAN DAN TANAMAN 3 01 00 00 000 HEWAN 3 01 01 00 000 Hewan Piaraan 3 01 01 01 000 Hewan pengaman 3 01 01 01 001 Anjing Pelacak 3 01 01 01 002 Anjing Penjaga

3 01 01 02 000 Hewan Pengangkut 3 01 01 02 001 Gajah 3 01 01 02 002 Kuda

Page 17: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 1-16

GOL. BID. KEL. SUB KEL.

SUB SUB KEL.

URAIAN

3 01 02 01 000 Ternak Potong 3 01 02 01 001 Babi 3 01 02 01 002 Domba 3 01 02 01 003 Kambing 3 01 02 01 004 Kerbau 3 01 02 01 005 Sapi Potong

3 01 02 03 000 Ternak Unggas 3 01 02 03 001 Ayam 3 01 02 03 002 Burung 3 01 02 03 003 Itik

3 03 00 00 000 TANAMAN 3 03 01 00 000 Tanaman Perkebunan dan Tanaman Hortikultura 3 03 01 01 000 Tanaman Perkebunan 3 03 01 01 001 Cacao 3 03 01 01 002 Cengkeh 3 03 01 01 003 Jambu Mete 3 03 01 01 004 Karet 3 03 01 01 005 Kelapa 3 03 01 01 006 Kopi 4 00 00 00 000 BARANG PERSEDIAAN 4 01 00 00 000 BARANG PAKAI HABIS 4 01 01 01 000 BAHAN 4 01 01 01 000 Bahan Bangunan dan Konstruksi 4 01 01 01 001 Aspal 4 01 01 01 002 Semen 4 01 01 01 003 Kaca 4 01 01 01 004 Pasir 4 01 01 01 005 Batu 4 01 01 01 006 Cat 4 01 01 01 007 Seng 4 01 01 01 008 Baja

4 02 00 00 000 BARANG TAK HABIS PAKAI 4 02 01 00 000 Komponen 4 02 01 01 000 Komponen Jembatan Baja 4 02 01 01 001 Komponen Jembatan Bailley 4 02 01 01 002 Komponen Jembatan Baja Prefab

4 02 01 02 000 Komponen Jembatan Pratekan Prefab 4 02 01 02 001 Komponen Jembatan Pratekan Prefab

4 03 00

Page 18: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 2-1

Bab

2

KEBIJAKAN AKUNTANSI ATAS BARANG MILIK

NEGARA

Setelah mempelajari Bab ini, Anda diharapkan mampu:

1. Memahami pengertian Persediaan dan perkiraan-perkiraan Aset Tetap.

2. Memahami kebijakan akuntansi, meliputi pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan Persediaan dan perkiraan-perkiraan Aset Tetap.

3. Memahami metode penentuan biaya perolehan untuk BMN yang diperoleh secara gabungan.

4. Memahami pengertian Aset Bersejarah dan cara pengungkapannya dalam Laporan Keuangan.

Pengantar

Barang Milik Negara disajikan di dalam Laporan Keuangan dalam klasifikasi sebagaimana diatur dalam Bagan Perkiraan Standar. Oleh karena itu, pembahasan kebijakan akuntansi pada bab ini disajikan berdasarkan klasifikasi yang digunakan dalam akuntansi sebagaimana telah ditunjukkan mekanisme mappingnya pada Bab 1.

Kebijakan akuntansi mencakup pengakuan, pengukuran dan pengungkapan pos aset berwujud barang ke dalam Laporan Keuangan.

ASET LANCAR: PERSEDIAAN

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk digunakan, misalnya barang habis pakai seperti alat tulis kantor, barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen bekas.

Persediaan dapat meliputi barang konsumsi, amunisi, bahan untuk pemeliharaan, suku cadang, persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-

Page 19: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 2-2

jaga, pita cukai dan leges, bahan baku, barang dalam proses/setengah jadi, tanah/bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, dan hewan dan tanaman untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat.

Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga antara lain berupa cadangan energi (misalnya minyak) atau cadangan pangan (misalnya beras).

Berikut adalah kode buku besar dan perkiraan Persediaan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor: 13/PMK.06/2005 tentang Bagan Perkiraan Standar:

Kode BB Nama Perkiraan 115100

Persediaan

115110 Persediaan untuk Bahan Operasional 115111 Barang Konsumsi 115112 Amunisi 115113 Bahan untuk Pemeliharaan 115114 Suku Cadang 115120

Persediaan untuk dijual/ diserahkan kepada Masyarakat

115121 Pita Cukai, Meterai dan leges 115122 Tanah dan Bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada Masyarakat 115123 Hewan dan Tanaman untuk dijual atau diserahkan kepada Masyarakat

115130 Persediaan Bahan untuk Proses Produksi 115131 Bahan Baku 115132 Barang dalam Proses 115190

Persediaan Bahan Lainnya

115191 Persediaan untuk tujuan strategis/ berjaga-jaga 115192 Persediaan Lainnya

Pengakuan Persediaan

Persediaan diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah. Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik.

Persediaan bahan baku dan perlengkapan yang dimiliki dan akan dipakai dalam pekerjaan pembangunan fisik yang dikerjakan secara swakelola, dimasukkan sebagai perkiraan aset untuk kontruksi dalam pengerjaan, dan tidak dimasukkan sebagai persediaan.

Pengukuran Persediaan

Persediaan disajikan sebesar:

Page 20: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 2-3

(1) Biaya perolehan, apabila diperoleh dengan pembelian. Biaya perolehan persediaan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada perolehan persediaan. Potongan harga, rabat, dan lainnya yang serupa mengurangi biaya perolehan. Nilai pembelian yang digunakan adalah biaya perolehan persediaan yang terakhir diperoleh.

(2) Biaya standar, apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri. Biaya standar persediaan meliputi biaya langsung yang terkait dengan persediaan yang diproduksi dan biaya overhead tetap dan variabel yang dialokasikan secara sistematis, yang terjadi dalam proses konversi bahan menjadi persediaan.

(3) Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.

Pengungkapan Persediaan

Persediaan disajikan di Neraca sebesar nilai moneternya.

Selain itu di dalam catatan atas laporan keuangan harus diungkapkan pula: (1) Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran

persediaan; (2) Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan

yang digunakan dalam pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi, barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, dan barang yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat ;

(3) Kondisi persediaan; (4) Hal-hal lain yang perlu diungkapkan berkaitan dengan persediaan,

misalnya persediaan yang diperoleh melalui hibah atau rampasan.

Persediaan dengan kondisi rusak atau usang tidak dilaporkan dalam neraca, tetapi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

ASET TETAP: TANAH

Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.

Tanah yang dimiliki atau dikuasai oleh instansi pemerintah di luar negeri, misalnya tanah yang digunakan Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri, hanya diakui bila kepemilikan tersebut berdasarkan isi perjanjian penguasaan dan hukum serta perundang-

Page 21: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 2-4

undangan yang berlaku di negara tempat Perwakilan Republik Indonesia berada bersifat permanen.

Mapping KMK No.18/KMK.018/1999 ke Perkiraan-perkiraan

Aset Tetap berupa Tanah dalam Neraca

Klasifikasi BMN Menurut KMK No.18/KMK.018/1999

Perkiraan Buku Besar Aset dalam BPS

Kode Bidang Nama Bidang Kode

BB Nama Perkiraan

1.01

Tanah

131111

Tanah

Menurut Keputusan Menteri Keuangan RI nomor 01/KM.12/2001 tentang Pedoman Kapitalisasi Barang Milik/Kekayaan Negara dalam Sistem Akuntansi Pemerintah, semua tanah harus dibukukan [dalam Buku Inventaris Intrakomptabel] dan dilaporkan dalam Neraca berapapun nilai tanah tersebut.

Pengakuan Tanah

Kepemilikan atas Tanah ditunjukkan dengan adanya bukti bahwa telah terjadi perpindahan hak kepemilikan dan/atau penguasaan secara hukum seperti sertifikat tanah. Apabila perolehan tanah belum didukung dengan bukti secara hukum maka tanah tersebut harus diakui pada saat terdapat bukti bahwa penguasaannya telah berpindah, misalnya telah terjadi pembayaran dan penguasaan atas sertifikat tanah atas nama pemilik sebelumnya.

Pengukuran Tanah

Tanah dinilai dengan biaya perolehan. Biaya perolehan mencakup harga pembelian atau biaya pembebasan tanah, biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak, biaya pematangan, pengukuran, penimbunan, dan biaya lainnya yang dikeluarkan sampai tanah tersebut siap pakai. Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan tua yang terletak pada tanah yang dibeli tersebut jika bangunan tua tersebut dimaksudkan untuk dimusnahkan.

Apabila penilaian tanah dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai tanah didasarkan pada nilai wajar/harga taksiran pada saat perolehan.

Page 22: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 2-5

Pengungkapan Tanah

Tanah disajikan di Neraca sebesar nilai moneternya. Selain itu di dalam catatan atas laporan keuangan harus diungkapkan pula:

1. Dasar penilaian yang digunakan 2. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode

menurut jenis tanah yang menunjukkan: a. Penambahan; b. Pelepasan; c. Mutasi Tanah lainnya.

ASET TETAP: PERALATAN DAN MESIN

Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat elektronik, dan seluruh inventaris kantor yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi siap pakai. Wujud fisik Peralatan dan Mesin bisa meliputi: Alat Besar, Alat Angkutan, Alat Bengkel dan Alat Ukur, Alat Pertanian, Alat Kantor dan Rumah Tangga, Alat Studio, Komunikasi dan Pemancar, Alat Kedokteran dan Kesehatan, Alat Laboratorium, Alat Persenjataan, Komputer, Alat Eksplorasi, Alat Pemboran, Alat Produksi, Pengolahan dan Pemurnian, Alat Bantu Eksplorasi, Alat Keselamatan Kerja, Alat Peraga, serta Unit Proses/Produksi.

Mapping KMK No.18/KMK.018/1999 ke Perkiraan-perkiraan Aset Tetap berupa

Peralatan dan Mesin dalam Neraca

Klasifikasi BMN Menurut KMK No.18/KMK.018/1999

Perkiraan Buku Besar Aset dalam BPS

Kode Bidang Nama Bidang Kode

BB Nama Perkiraan 2.01 2.02 2.03 2.04 2.05 2.06 2.07 2.08 2.11 2.12 2.13 2.14 2.15 2.16 2.17 2.18 2.19

Alat Besar Alat Angkutan Alat Bengkel dan Alat Ukur Alat Pertanian Alat Kantor & Rumah Tangga Alat Studio, Komunikasi dan Pemancar Alat Kedokteran dan Kesehatan Alat Laboratorium Alat Persenjataan Komputer Alat Eksplorasi Alat Pemboran Alat Produksi, Pengolahan & Pemurnian Alat Bantu Eksplorasi Alat Keselamatan Kerja Alat Peraga Unit Peralatan Proses/ Produksi

131311

Peralatan dan Mesin

Page 23: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 2-6

Menurut Keputusan Menteri Keuangan RI nomor 01/KM.12/2001 tentang Pedoman Kapitalisasi Barang Milik/Kekayaan Negara dalam Sistem Akuntansi Pemerintah, Peralatan dan Mesin yang harus dibukukan [dalam Buku Inventaris Intrakomptabel] dan dilaporkan dalam Neraca adalah:

• Semua Peralatan dan Mesin yag diperoleh sebelum 1 Januari 2002,

• Peralatan dan Mesin yang diperoleh setelah 1 Januari 2002 dengan biaya perolehannya lebih besar atau sama dengan Rp 300.000,

• Peralatan dan Mesin yang berasal dari transfer masuk/hibah dan penerimaan dari pertukaran.

Peralatan dan mesin yang tidak memenuhi kriteria di atas dibukukan dalam buku inventaris ekstrakomptabel dan tidak dilaporkan.

Pengakuan Peralatan dan Mesin

Peralatan dan Mesin yang diperoleh bukan dari donasi diakui pada periode akuntansi ketika aset tersebut siap digunakan berdasarkan jumlah belanja modal yang diakui untuk aset tersebut.

Peralatan dan Mesin yang diperoleh dari donasi diakui pada saat Peralatan dan Mesin tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah.

Pengakuan atas Peralatan dan Mesin ditentukan jenis transaksinya meliputi: penambahan, pengembangan, dan pengurangan. Penambahan adalah peningkatan nilai Peralatan dan Mesin yang disebabkan pengadaan baru, diperluas atau diperbesar. Biaya penambahan dikapitalisasi dan ditambahkan pada harga perolehan Peralatan dan Mesin tersebut.

Pengembangan adalah peningkatan nilai Peralatan dan Mesin karena peningkatan manfaat yang berakibat pada: durasi masa manfaat, peningkatan efisiensiensi dan penurunan biaya pengoperasian.

Pengurangan adalah penurunan nilai Peralatan dan Mesin dikarenakan berkurangnya kuantitas aset tersebut.

Pengukuran Peralatan dan Mesin

Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan jumlah pengeluaran yang telah dilakukan untuk memperoleh peralatan dan mesin tersebut sampai siap pakai. Biaya perolehan atas Peralatan dan

Page 24: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 2-7

Mesin yang berasal dari pembelian meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap digunakan.

Biaya perolehan Peralatan dan Mesin yang diperoleh melalui kontrak meliputi nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan dan jasa konsultan.

Biaya perolehan Peralatan dan Mesin yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan Peralatan dan Mesin tersebut.

Pengungkapan Peralatan dan Mesin

Peralatan dan Mesin disajikan di Neraca sebesar nilai moneternya. Selain itu di dalam catatan atas laporan keuangan diungkapkan pula:

1) Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai. 2) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang

menunjukkan: a. Penambahan; b. Pengembangan; dan c. Penghapusan;

3) Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan Peralatan dan Mesin.

ASET TETAP: GEDUNG DAN BANGUNAN

Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang dibeli atau dibangun dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai. Termasuk dalam kategori Gedung dan Bangunan adalah BMN yang berupa Bangunan Gedung, Bangunan Menara, Rambu-rambu, serta Tugu Titik Kontrol.

Menurut Keputusan Menteri Keuangan RI nomor 01/KM.12/2001 tentang Pedoman Kapitalisasi Barang Milik/Kekayaan Negara dalam Sistem Akuntansi Pemerintah, Gedung dan Bangunan yang harus dibukukan [dalam Buku Inventaris Intrakomptabel] dan dilaporkan dalam Neraca adalah:

Page 25: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 2-8

• Semua Gedung dan Bangunan yag diperoleh sebelum 1 Januari 2002,

• Gedung dan Bangunan yang diperoleh setelah 1 Januari 2002 dengan biaya perolehannya lebih besar atau sama dengan Rp 10.000.000,

• Gedung dan Bangunan yang berasal dari transfer masuk/hibah dan penerimaan dari pertukaran.

Gedung dan Bangunan yang tidak memenuhi kriteria di atas dibukukan dalam buku inventaris ekstrakomptabel dan tidak dilaporkan.

Mapping KMK No.18/KMK.018/1999 ke Perkiraan-perkiraan Aset Tetap berupa

Gedung dan Bangunan dalam Neraca

Klasifikasi BMN Menurut KMK No.18/KMK.018/1999

Perkiraan Buku Besar Aset dalam BPS

Kode Bidang Nama Bidang Kode

BB Nama Perkiraan 1.06 1.08 1.09 1.10

Bangunan Gedung Bangunan Menara Rambu-rambu Tugu Titik Kontrol/Pasti

131511

Gedung dan Bangunan

Pengakuan Gedung dan Bangunan

Gedung dan Bangunan yang diperoleh bukan dari donasi diakui pada periode akuntansi ketika asset tersebut siap digunakan berdasarkan jumlah belanja modal yang diakui untuk aset tersebut.

Gedung dan Bangunan yang diperoleh dari donasi diakui pada saat Gedung dan Bangunan tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah.

Pengakuan atas Gedung dan Bangunan ditentukan jenis transaksinya meliputi: penambahan, pengembangan, dan pengurangan. Penambahan adalah peningkatan nilai Gedung dan Bangunan yang disebabkan pengadaan baru, diperluas atau diperbesar. Biaya penambahan dikapitalisasi dan ditambahkan pada harga perolehan Gedung dan Bangunan tersebut.

Pengembangan adalah peningkatan nilai Gedung dan Bangunan karena peningkatan manfaat yang berakibat pada: durasi masa manfaat, peningkatan efisiensiensi dan penurunan biaya pengoperasian.

Page 26: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 2-9

Pengurangan adalah penurunan nilai Gedung dan Bangunan dikarenakan berkurangnya kuantitas asset tersebut.

Pengukuran Gedung dan Bangunan

Gedung dan Bangunan dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian Gedung dan Bangunan dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar/taksiran pada saat perolehan.

Biaya perolehan Gedung dan Bangunan yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut.

Jika Gedung dan Bangunan diperoleh melalui kontrak, biaya perolehan meliputi nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, serta jasa konsultan.

Pengungkapan Gedung dan Bangunan

Gedung dan Bangunan disajikan di Neraca sebesar nilai moneternya.

Selain itu di dalam catatan atas laporan keuangan diungkapkan pula: (1) Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai. (2) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:

• Penambahan; • Pengembangan; dan • Penghapusan;

(3) Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan Gedung dan Bangunan;

ASET TETAP: JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN

Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh pemerintah serta dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai. BMN yang termasuk dalam kategori aset ini adalah Jalan dan Jembatan, Bangunan Air, Instalasi, dan Jaringan.

Menurut Keputusan Menteri Keuangan RI nomor 01/KM.12/2001 tentang Pedoman Kapitalisasi Barang Milik/Kekayaan Negara dalam Sistem Akuntansi Pemerintah, semua tanah harus dibukukan [dalam

Page 27: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 2-10

Buku Inventaris Intrakomptabel] dan dilaporkan dalam Neraca berapapun nilai Jalan, Irigasi dan Jaringan tersebut.

Mapping KMK No.18/KMK.018/1999 ke Perkiraan-perkiraan Aset Tetap berupa

Jalan, Irigasi dan Jaringan dalam Neraca

Klasifikasi BMN Menurut KMK No.18/KMK.018/1999

Perkiraan Buku Besar Aset dalam BPS

Kode Bidang Nama Bidang Kode

BB Nama Perkiraan 1.02 1.03 1.04 1.05

Jalan dan jembatan Bangunan Air Instalasi Jaringan

131711

Jalan, Irigasi dan Jaringan

Pengakuan Jalan, Irigasi dan Jaringan

Jalan, Irigasi dan Jaringan yang diperoleh bukan dari donasi diakui pada periode akuntansi ketika aset tersebut siap digunakan berdasarkan jumlah belanja modal yang diakui untuk aset tersebut.

Jalan, Irigasi dan Jaringan yang diperoleh dari donasi diakui pada saat Jalan, Irigasi dan Jaringan tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah.

Pengakuan atas Jalan, Irigasi dan Jaringan ditentukan jenis transaksinya meliputi: penambahan, pengembangan, dan pengurangan. Penambahan adalah peningkatan nilai Jalan, Irigasi dan Jaringan yang disebabkan pengadaan baru, diperluas atau diperbesar. Biaya penambahan dikapitalisasi dan ditambahkan pada harga perolehan Jalan, Irigasi dan Jaringan tersebut.

Pengembangan adalah peningkatan nilai Jalan, Irigasi dan Jaringan karena peningkatan manfaat yang berakibat pada: durasi masa manfaat, peningkatan efisiensiensi dan penurunan biaya pengoperasian.

Pengurangan adalah penurunan nilai Jalan, Irigasi dan Jaringan dikarenakan berkurangnya kuantitas asset tersebut.

Pengukuran Jalan, Irigasi dan Jaringan

Biaya perolehan jalan, irigasi, dan jaringan menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh jalan, irigasi, dan jaringan sampai siap pakai. Biaya ini meliputi biaya perolehan atau biaya

Page 28: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 2-11

konstruksi dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai jalan, irigasi dan jaringan tersebut siap pakai.

Biaya perolehan untuk jalan, irigasi dan jaringan yang diperoleh melalui kontrak meliputi biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, jasa konsultan, biaya pengosongan, dan pembongkaran bangunan lama.

Biaya perolehan untuk jalan, irigasi dan jaringan yang dibangun secara swakelola meliputi biaya langsung dan tidak langsung, yang terdiri dari meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan lama.

Pengungkapan Jalan, Irigasi dan Jaringan

Jalan, Irigasi dan Jaringan disajikan di Neraca sebesar nilai moneternya. Selain itu di dalam catatan atas laporan keuangan diungkapkan pula:

(1) Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai. (2) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:

• Penambahan; • Pengembangan; dan • Penghapusan;

(3) Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan Jalan, Irigasi dan Jaringan.

ASET TETAP: ASET TETAP LAINNYA

Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam kelompok Tanah; Peralatan dan Mesin; Gedung dan Bangunan; Jalan, Irigasi dan Jaringan, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai. BMN yang termasuk dalam kategori aset ini adalah Koleksi Perpustakaan/ Buku, Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaa/Olah Raga, Hewan, Ikan dan Tanaman.

Menurut Keputusan Menteri Keuangan RI nomor 01/KM.12/2001 tentang Pedoman Kapitalisasi Barang Milik/Kekayaan Negara dalam Sistem Akuntansi Pemerintah, semua tanah harus dibukukan [dalam Buku Inventaris Intrakomptabel] dan dilaporkan dalam Neraca berapapun nilai Aset Tetap Lainnya tersebut.

Page 29: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 2-12

Mapping KMK No.18/KMK.018/1999 ke Perkiraan-perkiraan Aset Tetap berupa

Aset Tetap Lainnya dalam Neraca

Klasifikasi BMN Menurut KMK No.18/KMK.018/1999

Perkiraan Buku Besar Aset dalam BPS

Kode Bidang Nama Bidang Kode

BB Nama Perkiraan 2.09 2.10 3.01 3.02 3.03

Koleksi Perpustakaan/Buku Barang Bercorak Kesenian/ Kebudayaan/Olah Raga Hewan Ikan Tanaman

131911

Aset Tetap Lainnya

Hewan, ikan dan tanaman yang dimasukkan ke dalam Aset Tetap Lainnya adalah yang diperoleh sebelum 1 Januari 2002. Untuk yang diperoleh setelah tanggal tersebut dibukukan dalam Buku Inventaris Ekstrakomptabel dan tidak dilaporkan dalam Neraca.

Pengakuan Aset Tetap Lainnya

Aset Tetap Lainnya yang diperoleh bukan dari donasi diakui pada periode akuntansi ketika aset tersebut siap digunakan berdasarkan jumlah belanja modal yang diakui untuk aset tersebut.

Aset Tetap Lainnya yang diperoleh dari donasi diakui pada saat Aset Tetap Lainnya tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah.

Pengakuan atas Aset Tetap Lainnya ditentukan jenis transaksinya meliputi: penambahan dan pengurangan. Penambahan adalah peningkatan nilai Aset Tetap Lainnya yang disebabkan pengadaan baru, diperluas atau diperbesar. Biaya penambahan dikapitalisasi dan ditambahkan pada harga perolehan Aset Tetap Lainnya tersebut.

Pengurangan adalah penurunan nilai Aset Tetap Lainnya dikarenakan berkurangnya kuantitas asset tersebut.

Pengukuran Aset Tetap Lainnya

Biaya perolehan aset tetap lainnya menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut sampai siap pakai.

Page 30: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 2-13

Biaya perolehan aset tetap lainnya yang diperoleh melalui kontrak meliputi pengeluaran nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, serta biaya perizinan.

Biaya perolehan asset tetap lainnya yang diadakan melalui swakelola meliputi biaya langsung dan tidak langsung, yang terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, dan jasa konsultan.

Pengungkapan Aset Tetap Lainnya

Aset Tetap Lainnya disajikan di Neraca sebesar nilai moneternya.

Selain itu di dalam catatan atas laporan keuangan diungkapkan pula: (1) Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai. (2) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang

menunjukkan Penambahan dan Penghapusan; (3) Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan Aset

Tetap Lainnya.

ASET TETAP: KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

Konstruksi dalam pengerjaan adalah aset-aset yang sedang dalam proses pembangunan pada tanggal laporan keuangan. Konstruksi Dalam Pengerjaan mencakup tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya yang proses perolehannya dan/atau pembangunannya membutuhkan suatu periode waktu tertentu dan belum selesai. Karena Konstruksi Dalam Pengerjaan belum diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 18/KMK.018/1999 tanggal 14 Januari 1999 tentang Klasifikasi dan Kodefikasi Barang Inventaris Milik/Kekayaan Negara, maka Konstruksi Dalam Pengerjaan belum diproses dalam SABMN sehingga langsung dibukukan oleh Unit Akuntansi Keuangan dan hanya disajikan dalam Neraca.

Pengakuan Konstruksi Dalam Pengerjaan

Konstruksi Dalam Pengerjaan merupakan aset yang dimaksudkan untuk digunakan dalam operasional pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat dalam jangka panjang dan oleh karenanya diklasifikasikan dalam aset tetap.

Suatu aset berwujud harus diakui sebagai Konstruksi Dalam Pengerjaan jika biaya perolehan tersebut dapat diukur secara andal dan masih dalam proses pengerjaan.

Page 31: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 2-14

Konstruksi Dalam Pengerjaan dipindahkan ke aset tetap yang bersangkutan setelah pekerjaan konstruksi tersebut dinyatakan selesai dan siap digunakan sesuai dengan tujuan perolehannya.

Pengukuran Konstruksi Dalam Pengerjaan

Konstruksi Dalam Pengerjaan dicatat sebesar biaya perolehan.

Biaya perolehan konstruksi yang dikerjakan secara swakelola meliputi: • biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan konstruksi

yang mencakup biaya pekerja lapangan termasuk penyelia; biaya bahan; pemindahan sarana, peralatan dan bahan-bahan dari dan ke lokasi konstruksi; penyewaan sarana dan peralatan; serta biaya rancangan dan bantuan teknis yang berhubungan langsung dengan kegiatan konstruksi.

• biaya yang dapat diatribusikan pada kegiatan pada umumnya dan dapat dialokasikan ke konstruksi tersebut mencakup biaya asuransi; Biaya rancangan dan bantuan teknis yang tidak secara langsung berhubungan dengan konstruksi tertentu; dan biaya-biaya lain yang dapat diidentifikasikan untuk kegiatan konstruksi yang bersangkutan seperti biaya inspeksi.

Biaya perolehan konstruksi yang dikerjakan kontrak konstruksi meliputi:

• Termin yang telah dibayarkan kepada kontraktor sehubungan dengan tingkat penyelesaian pekerjaan;

• Pembayaran klaim kepada kontraktor atau pihak ketiga sehubungan dengan pelaksanaan kontrak konstruksi.

Pengungkapan Konstruksi Dalam Pengerjaan

Konstruksi dalam pengerjaan disajikan di Neraca sebesar nilai moneternya. Selain itu di dalam catatan atas laporan keuangan diungkapkan pula: (1) Rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan berikut tingkat

penyelesaian dan jangka waktu penyelesaiannya; (2) Nilai kontrak konstruksi dan sumber pembiayaanya; (3) Jumlah biaya yang telah dikeluarkan; (4) Uang muka kerja yang diberikan; (5) Retensi.

PEROLEHAN BMN SECARA GABUNGAN

Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan

Page 32: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 2-15

tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang bersangkutan.

Sebagai contoh, Kuasa Pengguna Barang membeli PC Unit dan Printer dengan harga gabungan yaitu Rp10.500.000. Jika ke dua barang tersebut dibeli secara terpisah, maka harga PC Unit sejenis berharga Rp9.000.000 dan harga printer sejenis adalah Rp3.000.000. Karena pencatatan akuntansi untuk PC Unit dan Printer dilakukan secara terpisah, maka perhitungan harga untuk masing-masing barang tersebut adalah sebagai berikut:

PC Unit: Rp9.000.000 x Rp10.500.000 = Rp7.875.000 Rp9.000.000+Rp3.000.000 Printer: Rp3.000.000 x Rp10.500.000=Rp2.625.000 Rp9.000.000+Rp3.000.000

ASET BERSEJARAH

Aset bersejarah tidak disajikan di neraca namun aset tersebut harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Dalam KMK No.18/KMK.018/1999 Aset Bersejarah adalah BMN yang termasuk dalam bidang dengan kode 1.07.

Beberapa aset tetap dijelaskan sebagai aset bersejarah dikarenakan kepentingan budaya, lingkungan, dan sejarah. Contoh dari aset bersejarah adalah bangunan bersejarah, monumen, tempat-tempat purbakala (archaeological sites) seperti candi, dan karya seni (works of art). Karakteristik-karakteristik di bawah ini sering dianggap sebagai ciri khas dari suatu aset bersejarah,

a. Nilai kultural, lingkungan, pendidikan, dan sejarahnya tidak mungkin secara penuh dilambangkan dengan nilai keuangan berdasarkan harga pasar;

b. Peraturan dan hukum yang berlaku melarang atau membatasi secara ketat pelepasannya untuk dijual;

c. Tidak mudah untuk diganti dan nilainya akan terus meningkat selama waktu berjalan walaupun kondisi fisiknya semakin menurun;

d. Sulit untuk mengestimasikan masa manfaatnya. Untuk beberapa kasus dapat mencapai ratusan tahun.

Aset bersejarah biasanya diharapkan untuk dipertahankan dalam waktu yang tak terbatas. Aset bersejarah dibuktikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 33: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 2-16

Pemerintah mungkin mempunyai banyak aset bersejarah yang diperoleh selama bertahun-tahun dan dengan cara perolehan beragam termasuk pembelian, donasi, warisan, rampasan, ataupun sitaan. Aset bersejarah dicatat dalam kuantitasnya tanpa nilai, misalnya jumlah unit koleksi yang dimiliki atau jumlah unit monumen.

Biaya untuk perolehan, konstruksi, peningkatan, rekonstruksi harus dibebankan sebagai belanja tahun terjadinya pengeluaran tersebut. Biaya tersebut termasuk seluruh biaya yang berlangsung untuk menjadikan aset bersejarah tersebut dalam kondisi dan lokasi yang ada pada periode berjalan.

Beberapa aset bersejarah juga memberikan potensi manfaat lainnya kepada pemerintah selain nilai sejarahnya, sebagai contoh bangunan bersejarah digunakan untuk ruang perkantoran. Untuk kasus tersebut, aset ini akan diterapkan prinsip-prinsip yang sama seperti aset tetap lainnya.

Page 34: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 3-1

Bab

3

SISTEM AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA

Setelah mempelajari Bab ini, Anda diharapkan mampu:

1. Memahami organisasi dalam Sistem Akuntansi BMN.

2. Memahami masukan dan keluaran pada setiap level oraganisasi BMN.

3. Memahami proses akuntansi di setiap level organisasi BMN.

ORGANISASI AKUNTANSI BMN

Secara umum, struktur organisasi akuntansi Barang Milik Negara (BMN) ditetapkan sebagai berikut:

1. Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB)

UAPB merupakan unit akuntansi BMN pada tingkat kementerian negara/lembaga (pengguna barang), penanggung jawabnya adalah Menteri/Pimpinan Lembaga.

2. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang (UAPPB-E1)

UAPPB-E1 merupakan unit akuntansi BMN pada tingkat eselon I, penanggungjawabnya adalah pejabat eselon I.

Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB)

Tingkat Kementerian Negara/Lembaga

Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang-Eselon 1 (UAPPB-E1)

Tingkat Eselon 1

Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang-Wilayah (UAPPB-W)

Tingkat Wilayah

Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB)

Tingkat Satuan Kerja

Page 35: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 3-2

3. Unit Akuntasi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UAPPB-W) UAPPB-W merupakan unit akuntansi BMN pada tingkat kantor wilayah atau unit kerja lain di wilayah yang ditetapkan sebagai koordinator, penanggungjawabnya adalah Kepala Kantor Wilayah atau Kepala unit kerja yang ditetapkan sebagai UAPPB-W. Untuk UAPPB-W Dekonsentrasi penanggungjawabnya adalah Gubernur sedangkan untuk UAPPB-W Tugas Pembantuan penanggungjawabnya adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota sesuai dengan penugasan yang diberikan oleh pemerintah melalui kementerian negara/lembaga.

4. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB) UAKPB merupakan unit akuntansi BMN pada tingkat satuan kerja (kuasa pengguna barang) yang memiliki wewenang mengurus dan atau menggunakan BMN. Penanggung jawab UAKPB adalah Kepala Kantor/Kepala Satuan Kerja. Untuk UAKPB Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan penanggungjawabnya adalah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

JENIS-JENIS TRANSAKSI BMN Saldo Awal Saldo Awal, merupakan saldo BMN pada awal tahun anggaran berjalan atau awal tahun mulai diimplementasikannnya SABMN yang merupakan akumulasi dari seluruh transaksi BMN tahun sebelumnya.

Perolehan BMN • Pembelian, merupakan transaksi perolehan BMN dari hasil

pembelian. • Transfer Masuk, merupakan transaksi perolehan BMN dari hasil

transfer masuk dari UAKPB yang lain dalam satu UAPB. • Hibah, merupakan transaksi perolehan BMN dari hasil

penerimaan dari pihak ketiga diluar Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.

• Rampasan, merupakan transaksi perolehan BMN dari hasil rampasan berdasarkan putusan pengadilan.

• Penyelesaian Pembangunan, merupakan transaksi perolehan BMN dari hasil penyelesaian pembangunan berupa bangunan/ gedung dan BMN lainnya yang telah diserahterimakan dengan Berita Acara Serah Terima.

• Pembatalan Penghapusan, merupakan pencatatan BMN dari hasil pembatalan penghapusan yang sebelumnya telah dihapuskan/ dikeluarkan dari pembukuan.

Page 36: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 3-3

• Reklasifikasi Masuk, merupakan transaksi BMN yang sebelumnya telah dicatat dengan klasifikasi BMN yang lain.

Perubahan BMN

• Pengurangan Kuantitas/Nilai, merupakan transaksi pengurangan kuantitas/nilai BMN yang menggunakan satuan luas atau satuan lain yang pengurangannya tidak menyebabkan keseluruhan BMN hilang.

• Pengembangan, merupakan transaksi pengembangan BMN yang dikapitalisir yang mengakibatkan pemindahbukuan dari BI Ekstrakomptabel ke BI Intrakomptabel atau perubahan nilai/satuan BMN dalam BI Intrakomptabel.

• Perubahan Kondisi, merupakan pencatatan perubahan kondisi BMN.

• Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas, merupakan koreksi pencatatan atas nilai BMN yang telah dicatat dan telah dilaporkan sebelumnya.

Penghapusan BMN

• Penghapusan, merupakan transaksi untuk menghapus BMN dari pembukuan berdasarkan suatu surat keputusan pengahapusan oleh instansi yang berwenang;

• Transfer Keluar, merupakan transaksi penyerahan BMN ke UAKPB lain dalam satu UAPB.

• Hibah, merupakan transaksi penyerahan BMN kepada pihak ketiga. • Reklasifikasi Keluar, merupakan transaksi BMN ke dalam klasifikasi

BMN yang lain. Transaksi ini berkaitan dengan transaksi Reklasifikasi Masuk.

• Koreksi Pencatatan, merupakan transaksi untuk mengubah catatan BMN yang telah dilaporkan sebelumnya.

PROSEDUR AKUNTANSI BMN--UAKPB

Prosedur akuntansi BMN pada UAKPB berawal dari input yang berupa dokumen sumber. Dokumen sumber yang sahih diproses meliputi entry data. Pemrosesan akan menghasilkan keluaran berupa berbagai macam laporan.

Input/Dokumen sumber

1. Untuk transaksi Saldo Awal, dokumen sumber yang diperlukan meliputi catatan dan atau Laporan BMN periode sebelumnya dan apabila diperlukan dapat dilakukan inventarisasi.

Page 37: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 3-4

2. Untuk transaksi Perolehan/Pengembangan/Penghapusan, dokumen sumber yang diperlukan meliputi Berita Acara Serah Terima BMN, Bukti Kepemilikan BMN, SPM/ SP2D, Faktur pembelian, Kuitansi, Surat Keputusan Penghapusan, dan dokumen lain yang sah.

Proses SABMN-UAKPB

1. Proses Bulanan dan Semesteran

• Membukukan data transaksi BMN ke dalam BI Intrakomptabel, BI Ekstrakomptabel, Buku Barang Bersejarah, dan Buku Persediaan berdasarkan dokumen sumber.

• Membuat dan atau memutakhirkan KIB, DIR, dan DIL. • Membuat Laporan BMN pada akhir semester. • Meminta pengesahan Penanggung jawab UAKPB atas Laporan

BMN. • Menyampaikan data transaksi BMN ke Unit Akuntansi Keuangan

selambat-lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya untuk penyusunan neraca tingkat UAKPA . Penyampaian ADK ke UAKPA dilengkapi pula dengan catatan atas laporan BMN yang antara lain berisi kemungkinan masih adanya barang-barang yang bermasalah seperti tidak dapat dimasukkannya item BMN tertentu ke dalam aplikasi karena tabel barangnya belum mampu menampung nama barang tersebut—meskipun sudah didekatkan dengan nama barang lain yang sudah ada dalam tabel. Barang-barang yang belum jelas status kepemilikannya seperti penerimaan hibah yang belum ada BAST-nya, penambahan nilai aset yang mencapai jumlah melebihi nilai kapitalisasi atas BMN pihak lain juga harus diungkapkan. Catatan ini akan melengkapi Catatan atas Laporan Keuangan pada UAKPA.

• Menyampaikan Laporan BMN berserta ADK ke UAPPB-W/UAPPB-E1, selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari setelah berakhirnya suatu semester.

• Untuk UAKPB Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan selain mengirimkan Laporan BMN beserta ADK ke UAPPB-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan juga wajib mengirimkan Laporan BMN beserta ADK ke UAPPB-E1 pada kementerian negara/lembaga yang mengalokasikan dana dekonsentrasi/tugas pembantuan.

• Mengarsipkan Laporan BMN secara tertib.

2. Proses Akhir Periode Akuntansi

• Menginstruksikan kepada setiap Penanggungjawab Ruangan untuk melakukan pengecekan ulang kondisi BMN yang berada di ruangan masing-masing.

Page 38: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 3-5

• Mencatat perubahan kondisi BMN yang telah disahkan oleh Penanggungjawab Ruangan ke dalam SABMN.

• Membuat LKB. • Meminta pengesahan Penanggungjawab UAKPB atas LKB. • Membuat Laporan BMN Tahunan berdasarkan saldo BI

Intrakomptabel, BI Ekstrakomptabel, dan Buku Barang Bersejarah. • Meminta persetujuan Penanggungjawab UAKPB atas Laporan

BMN. • Menyampaikan Laporan BMN Tahunan dan LKB beserta ADK ke

UAPPB-W atau ke UAPPB-E1 untuk UAKPB Pusat selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari setelah berakhirnya tahun anggaran. Untuk UAKPB Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan selain mengirimkan Laporan BMN beserta ADK ke UAPPB-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan juga wajib mengirimkan Laporan BMN beserta ADK ke UAPPB-E1 pada kementerian negara/lembaga yang mengalokasikan dana dekonsentrasi/tugas pembantuan.

• Mengarsipkan BI Intrakomptabel, BI Ekstrakomptabel, Buku Barang Bersejarah, salinan LKB, dan salinan Laporan BMN secara tertib.

• Melakukan proses back up data dan tutup tahun.

Keluaran SABMN-UAKPB

Dokumen/laporan yang dihasilkan dari SABMN tingkat UAKPB antara lain meliputi: a. Buku Inventaris (BI) Intrakomptabel b. Buku Inventaris (BI) Ekstrakomptabel c. Buku Barang Bersejarah d. Buku Persediaan e. Kartu Inventaris Barang (KIB) Tanah f. Kartu Inventaris Barang (KIB) Bangunan Gedung g. Kartu Inventaris Barang (KIB) Alat Angkutan Bermotor h. Kartu Inventaris Barang (KIB) Alat Persenjataan i. Daftar Inventaris Lainnya (DIL) j. Daftar Inventaris Ruangan (DIR) k. Laporan BMN Semesteran l. Laporan BMN Tahunan m. Laporan Kondisi Barang (LKB)

PROSEDUR AKUNTANSI BMN--UAPPB-W

Prosedur akuntansi BMN pada UAPPB-W berawal dari penerimaan laporan dari UAKPB sebagai masukan. Masukan tersebut kemudian diproses. Pemrosesan akan menghasilkan keluaran berupa gabungan laporan dari unit akuntansi di level lebih rendah.

Page 39: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 3-6

Input

Input UAPPB-W berupa laporan dan/Arsip Data Komputer dari UAKPB .

Proses SABMN--UAPPB-W

1. Proses Semesteran

• Menerima ADK dan Laporan BMN dari UAKPB. • Menggabungkan ADK/Laporan BMN yang diterima dari UAKPB

ke dalam BI Intrakomptabel, BI Ekstrakomptabel, dan Buku Barang Bersejarah UAPPB-W.

• Membuat Laporan BMN Semesteran. • Meminta pengesahan Penanggung jawab UAPPB-W atas Laporan

BMN Semesteran. • Melakukan rekonsiliasi internal Laporan BMN dengan Laporan

Keuangan bersama UAPPA-W dan melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan,

• Menyampaikan Laporan BMN beserta ADK ke UAPPB-E1, selambat-lambatnya 20 (dua puluh) hari setelah berakhirnya semester yang bersangkutan.

• UAPPB-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan menyampaikan Laporan BMN ke UAPPB-E1 pada kementerian negara/lembaga yang mengalokasikan dana dekonsentrasi/tugas pembantuan tanpa ADK.

• Mengarsipkan salinan Laporan BMN secara tertib.

2. Proses Akhir Periode Akuntansi

• Membuat dan meminta pengesahan Penanggung jawab UAPPB-W atas LKB,

• Membuat Laporan BMN Tahunan, • Melakukan rekonsiliasi internal Laporan BMN dengan Laporan

Keuangan bersama UAPPA-W dan melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan,

• Menyampaikan Laporan BMN dan LKB ke UAPPB-E1 beserta ADK, selambat-lambatnya 25 (dua puluh lima) hari setelah berakhirnya satu Periode Akuntansi.

• UAPPB-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan menyampaikan Laporan BMN ke UAPPB-E1 pada kementerian negara/lembaga yang mengalokasikan dana dekonsentrasi/tugas pembantuan tanpa ADK.

• Mengarsipkan BI Intrakomptabel, BI Ekstrakomptabel, Buku Barang Bersejarah, salinan LKB dan salinan Laporan BMN secara tertib.

• Melakukan back up data dan tutup tahun.

Page 40: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 3-7

Keluaran SABMN--UAPPB-W

Dokumen/Laporan yang dihasilkan dari Sistem Akuntansi BMN tingkat UAPPB-W sebagai berikut:

a. BI Intrakomptabel b. BI Ekstrakomptabel c. Buku Barang Bersejarah d. Laporan BMN Semesteran e. Laporan BMN Tahunan f. LKB

PROSEDUR AKUNTANSI BMN--UAPPB-E1

Prosedur akuntansi BMN pada UAPPB-E1 berawal dari penerimaan laporan dari UAPPB-W sebagai masukan. Masukan tersebut kemudian diproses. Pemrosesan akan menghasilkan keluaran berupa gabungan laporan dari unit akuntansi di level lebih rendah.

Input

Input UAPPB-E1 berupa laporan dan/Arsip Data Komputer dari UAPPB-W dan UAKPB yang melekat di Eselon 1 .

Proses SABMN--UAPPB-E1

1. Proses Semesteran

• Menerima ADK dan Laporan BMN dari UAPPB-W, UAKPB Pusat di lingkungan UAPPB-E1, UAKPB Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan.

• Menggabungkan ADK/Laporan BMN yang diterima dari UAPPB-W, UAKPB Pusat di lingkungan UAPPB-E1, dan UAKPB Dekonsentrasi/ Tugas Pembantuan ke dalam BI Intrakomptabel, BI Ekstrakomptabel, dan Buku Barang Bersejarah UAPPB-E1,

• Membuat Laporan BMN Semesteran, • Meminta pengesahan Penanggung jawab UAPPB-E1 atas Laporan

BMN Semesteran, • Melakukan rekonsiliasi internal Laporan BMN dengan Laporan

Keuangan bersama UAPPA-E1 dan melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan,

• Menyampaikan Laporan BMN ke UAPB dan Ditjen PBN, selambat-lambatnya 28 (dua puluh delapan) hari setelah berakhirnya semester yang bersangkutan,

• Mengarsipkan salinan Laporan BMN secara tertib dan teratur.

Page 41: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 3-8

2. Proses Akhir Periode Akuntansi

• Menyusun BI Intrakomptabel, BI Ekstrakomptabel, Buku Barang Bersejarah, Laporan BMN, dan LKB.

• Meminta pengesahan Penanggung jawab UAPPB-E1 atas Laporan BMN dan LKB.

• Melakukan rekonsiliasi internal Laporan BMN dengan Laporan Keuangan bersama UAPPA-E1 dan melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan.

• Menyampaikan Laporan BMN dan LKB ke UAPB selambat-lambatnya 33 (tiga puluh tiga) hari setelah berakhirnya Periode Akuntansi.

• Mengarsipkan BI Intrakomptabel, BI Ekstrakomptabel, Buku Bersejarah, salinan LKB, dan salinan Laporan BMN secara tertib dan teratur.

• Melakukan proses back up data dan tutup tahun.

Keluaran SABMN--UAPPB-E1

Dokumen/Laporan yang dihasilkan dari Sistem Akuntansi BMN tingkat UAPPB-E1 sebagai berikut:

a. BI Intrakomptabel b. BI Ekstrakomptabel c. Buku Barang Bersejarah d. Laporan BMN Semesteran e. Laporan BMN Tahunan f. LKB

PROSEDUR AKUNTANSI BMN--UAPB

Prosedur akuntansi BMN pada UAPB berawal dari penerimaan laporan dari UAPPB-E1 sebagai masukan. Masukan tersebut kemudian diproses. Pemrosesan akan menghasilkan keluaran berupa gabungan laporan dari unit akuntansi di level lebih rendah.

Input

Input UAPB berupa laporan dan/Arsip Data Komputer dari UAPPB-E1.

Proses SABMN--UAPB

1. Proses Semesteran

• Menerima ADK dan Laporan BMN dari UAPPB-E1.

Page 42: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 3-9

• Menggabungkan ADK/Laporan BMN yang diterima dari UAPPB-E1 ke dalam BI Intrakomptabel, BI Ekstrakomptabel, dan Buku Barang Bersejarah UAPB.

• Membuat Laporan BMN Semesteran dan meminta pengesahan Penanggung jawab UAPB atas Laporan BMN Semesteran.

• Melakukan rekonsiliasi internal Laporan BMN dengan Laporan Keuangan bersama UAPA dan melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan.

• Menyampaikan Laporan BMN ke Menteri Keuangan cq. Dirjen Perbendaharaan paling lambat 35 (tiga puluh lima) hari setelah berakhirnya semester yang bersangkutan.

• Mengarsipkan Laporan BMN secara tertib.

2. Proses Akhir Periode Akuntansi,

• Mencetak LKB, BI Intrakomptabel dan Laporan BMN Tahunan. • Meminta pengesahan Penanggung jawab UAPB atas Laporan

BMN, • Menyampaikan Laporan BMN ke Menteri Keuangan cq. Direktur

Jenderal Perbendaharaan selambat-lambatnya 40 (empat puluh) hari setelah berakhirnya tahun anggaran.

• Melakukan pemutakhiran data Laporan BMN dengan Ditjen PBN cq. Direktorat Pengelolaan BM/KN dan melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan.

• Melakukan rekonsiliasi internal Laporan BMN dengan Laporan Keuangan bersama UAPA dan melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan.

• Menyampaikan Laporan BMN yang telah dimutakhirkan ke Menteri Keuangan cq. Direktur Jenderal Perbendaharaan paling lambat 50 (lima puluh) hari setelah berakhirnya tahun anggaran.

• Mengarsipkan salinan, LKB, BI Intrakomptabel, dan Laporan BMN secara tertib dan teratur.

• Melakukan proses back up data dan tutup tahun.

Keluaran SABMN--UAPB

Dokumen/Laporan yang dihasilkan dari Sistem Akuntansi BMN tingkat UAPB sebagai berikut:

a. BI Intrakomptabel b. BI Ekstrakomptabel c. Buku Barang Bersejarah d. Laporan BMN Semesteran e. Laporan BMN Tahunan f. LKB

Page 43: 44892703 Buku Manual Sabmn

Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 3-10