44309484-laporan-pti-modul-3-perancangan-peta-kerja-dan-presedence-diagram.pdf

41
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 6 Program Studi Teknik Industri Page 1 Fakultas Teknik Universitas Diponegoro BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern saat ini, persaingan di dunia manufaktur menjadi sangat ketat, hal ini menyebabkan perusahaan harus mempunyai kemampuan yang baik dalam mengelola perusahaan agar tetap survive di dalam persaingan bisnis. Perusahaan harus menjaga kelancaran dalam proses produksi yang merupakan salah satu bagian terpenting untuk mencapai tujuan perusahaan. Proses produksi merupakan hal pokok dalam perusahaan manufaktur, oleh karena itu perencanaan peta kerja yang digunakan harus dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas produksi yang akhirnya memberikan hasil yang optimal bagi perusahaan. Perancangan peta kerja haruslah disesuaikan peranan dan fungsi pokok dari komponen-komponen sistem kerja. Sistem kerja di definisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari manusia, mesin, peralatan, bahan metode, dan lingkungan kerja yang berdiri sebagai satu kesatuan yang mempunyai tujuan dan fungsi tertentu. Perancangan sistem kerja merupakan upaya-upaya merancang dan memperbaiki sistem kerja dengan memperhatikan elemen-elemen sistem kerja tadi secara integral, sedemikian rupa sehingga kinerja dari sistem kerja tersebut meningkat secara menyeluruh. Sistem kerja yang baik akan mencapai optimalisasi kerja yang meliputi efisien dalam waktu ( menurangi idle dan biaya) dan menghasilkan produk secara optimal. Hal ini juga dilakukan oleh PT V4ST yang merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur. Mini 4WD yang merupakan produk utama PT V4ST, saat ini pemasarannya mencakup pasar domestik Indonesia.PT V4ST merupakan industri yang sudah berjalan. Sebagai perusahan yang beranjak besar, pada tahun ini PT V4ST mendapatkan banyak permintaan untuk Mini 4WD. Dalam pemenuhan permintaan tersebut perancangan sistem kerja yang tepat sangat diperlukan. Salah satu perancangan sistem kerja yaitu melalui perancangan stasiun kerja yang efisien , tetapi dalam hal produktivitas tetap optimal. Perancangan dan pembagian stasiun kerja yang tepat dan sesuai dibutuhkan terutama dalam

Upload: novie-tyas-noegroho-ningroem

Post on 02-Jan-2016

203 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PTI

TRANSCRIPT

Page 1: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 1 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era modern saat ini, persaingan di dunia manufaktur menjadi sangat ketat,

hal ini menyebabkan perusahaan harus mempunyai kemampuan yang baik dalam

mengelola perusahaan agar tetap survive di dalam persaingan bisnis. Perusahaan harus

menjaga kelancaran dalam proses produksi yang merupakan salah satu bagian

terpenting untuk mencapai tujuan perusahaan. Proses produksi merupakan hal pokok

dalam perusahaan manufaktur, oleh karena itu perencanaan peta kerja yang digunakan

harus dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas produksi yang akhirnya memberikan

hasil yang optimal bagi perusahaan. Perancangan peta kerja haruslah disesuaikan

peranan dan fungsi pokok dari komponen-komponen sistem kerja.

Sistem kerja di definisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari manusia,

mesin, peralatan, bahan metode, dan lingkungan kerja yang berdiri sebagai satu

kesatuan yang mempunyai tujuan dan fungsi tertentu. Perancangan sistem kerja

merupakan upaya-upaya merancang dan memperbaiki sistem kerja dengan

memperhatikan elemen-elemen sistem kerja tadi secara integral, sedemikian rupa

sehingga kinerja dari sistem kerja tersebut meningkat secara menyeluruh. Sistem kerja

yang baik akan mencapai optimalisasi kerja yang meliputi efisien dalam waktu (

menurangi idle dan biaya) dan menghasilkan produk secara optimal. Hal ini juga

dilakukan oleh PT V4ST yang merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang

manufaktur. Mini 4WD yang merupakan produk utama PT V4ST, saat ini

pemasarannya mencakup pasar domestik Indonesia.PT V4ST merupakan industri yang

sudah berjalan. Sebagai perusahan yang beranjak besar, pada tahun ini PT V4ST

mendapatkan banyak permintaan untuk Mini 4WD.

Dalam pemenuhan permintaan tersebut perancangan sistem kerja yang tepat

sangat diperlukan. Salah satu perancangan sistem kerja yaitu melalui perancangan

stasiun kerja yang efisien , tetapi dalam hal produktivitas tetap optimal. Perancangan

dan pembagian stasiun kerja yang tepat dan sesuai dibutuhkan terutama dalam

Page 2: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 2 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

penyesuaian lokasi, meminimasi backtracking , serta pemanfaatan waktu optimal (

meminimasi waktu idle).

1.2 Tujuan Penulisan Laporan

Tujuan dari praktikum Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram adalah :

1. Memahami konsep operasi kerja dan mampu menentukan operasi kerja

2. Membuat Assembly Chart

3. Membuat Peta Proses Operasi ( Operation Process Chart / OPC)

4. Memahami konsep Presedence Diagram dan mampu membuat Presedence

Diagram

5. Membuat diagram aliran (flow diagram)

1.3 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam praktikum ini meliputi input dari proses perakitan

yaitu komponen Mini 4 WD sedangkan outputnya adalah elemen kerja, stasiun

kerja, flow diagram, presedence diagram dan assembly chart

1.4 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam laporan ini adalah :

BAB 1. PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan praktikum, pembatasan masalah,

dan sistematika penulisan laporan.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang pengukuran waktu kerja, peta kerja, precedence diagram,

dan aspek-aspek ergonomi dalam perancangan stasiun kerja.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang flowchart metodologi penelitian yang digunakan

BAB IV. PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisi daftar komponen Mini 4 WD, daftar operasi kerja, assembly chart,

peta proses operasi, presedence diagram dan flow diagram.

Page 3: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 3 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

BAB V. ANALISIS

Pada bab ini berisi pembahasan mengenai assembly chart, precedence diagram,

OPC, flow diagram, dan elemen kerja serta perbaikan.

BAB IV.PENUTUP

Bab ini berisi mengenai kesimpulan dan saran.

Page 4: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 4 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengukuran Waktu Kerja

Waktu merupakan elemen yang sangat menentukan dalam merancang atau

memperbaiki suatu sistem kerja. Peningkatan efisiensi suatu sistem kerja mutlak

berhubungan dengan waktu kerja yang digunakan da1am berproduksi.

Pengukuran waktu (time study) pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk

menentukan lamanya waktu kerja yang dibutuhkkan oleh seorang operator

dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik, pada tingkat kecepatan

kerja yang normal, serta dalam lingkungan kerja yang terbaik pada saat itu.

Dengan demikian pengukuran waktu ini merupakan suatu proses kuatitatif, yang

diarahkan untuk mendapatkan suatukriteria yang obyektif. Study mengenai

pengukuran waktu kerja dilakukan untuk dapat melakukan perancangan atau

perbaikan dari suatu sistem kerja. Untuk keperluan tersebut, dilakukan

penentuan waktu baku, yaitu waktu yang diperlukan dalam bekerja dengan telah

mempertimbangkan faktor-faktor diluar elemen pekerjaan yang dilakukan.

Secara umum, teknik-teknik pengukuran waktu kerja dapat dikelompokkan

menjadi :

a. Secara Langsung

Pengukuran kerja secara langsung adalah pengukuran kerja dengan

pengamatan secara langsung pada suatu sistem kerja. Pengukuran kerja

secara tidak langsung terdiri dari :

Pengukuran waktu dengan jam henti (Stop Watch Jam )

Sampling pekerjaan ( Work Sampling )

b. Secara Tidak Langsung

Pengukuran kerja secara tidak langsung adalah pengukuran kerja dengan

menggunakan metode standar data. Pengukuran kerja secara tidak langsung

antara lain meggunakan :

Data Waktu Baku

Data Waktu Gerakan, terdiri dari :

Page 5: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 5 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

- Work Faktor (WF) System

- Maynard Operation Sequece Time (MOST System )

- Motion Time Measurement ( MTM System )

2.2 Peta Kerja

Peta kerja atau sering disebut peta proses (process chart) merupakan alat

komunikasi yang sistematis dan logis guna menganalisa proses kerja dari tahap

awal sampai akhir. Melalui peta proses ini dapat diperoleh informasi-informasi

yang diperlukan untuk memperbaiki metoda kerja, antara lain:

1. Benda kerja, berupa gambar kerja, jumlah, spesifikasi material, dimensi

ukuran pekerjaan, dan lain-lain.

2. Macam proses yang dilakukan, jenis dan spesifikasi mesin, peralatan

produksi, dan lain-lain.

3. Waktu operasi untuk setiap proses atau elemen kegiatan di samping total

waktu penyelesaiannya.

4. Kapasitas mesin ataupun kapasitas kerja lainnya yang dipergunakan.

5. Dan lain sebagainya.

Lewat peta-peta ini dapat dilihat semua langkah atau kejadian yang

dialami oleh suatu benda kerja dari mulai masuk ke pabrik hingga sampai

akhirnya produk jadi dan siap dipasarkan. Apabila dilakukan studi yang seksama

terhadap suatu peta kerja, maka pekerjaan dalam usaha memperbaiki metode

kerja dari suatu proses produksi akan lebih mudah dilaksanakan. Perbaikan yang

mungkin dilakukan antara lain dapat menghilangkan operasi-operasi yang tidak

perlu. Pada dasarnya semua perbaikan tersebut ditujukan untuk mengurangi

biaya produksi secara keseluruhan.

(Sritomo, 2006)

Contoh informasi-informasi yang diperlukan antara lain jumlah benda

kerja yang harus dibuat, waktu operasi mesin, kapasitas mesin, bahan-bahan

khusus yang harus disediakan, alat-alat khusus yang harus disediakan, dan

sebagainya

Di dalam pembuatan peta kerja akan dipergunakan simbol-simbol

standard dari ASME (American Society of Mechanical Engineers) untuk

Page 6: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 6 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

menggambarkan masing-masing aktivitas. Simbol –simbol ASME adalah

sebagai berikut :

Tabel 2.1 Macam-macam Simbol ASME

no Simbol Keterangan contoh

1 operasi Operasi, benda kerja mengalami perubahan

sifat atau bentuk, baik fisik maupun

kimiawi.

Menyerut, menghaluskan,

dan mengukur.

2 inpeksi Pemeriksaan, terjadi apabila benda kerja

atau peralatan mengalami pemeriksaan

baik untuk segi kualitas maupun kuantitas.

Mengukur dimensi dan

memeriksa kehalusan.

3 transpotasi Transportasi, terjadi bila benda kerja,

pekerja atau perlengkapan mengalami

perpindahan tempat dan bukan bagian dari

proses operasi.

Suatu obyek dipindahkan

dari tempat perakitan ke

gudang penyimpanan dan

pemindahan barang dari

mesin bubut ke mesin frais

4 delay Menunggu, terjadi apabila benda kerja,

pekerja atau perlengkapan tidak mengalami

kegiatan apa-apa selain menunggu.

Bahan menunggu untuk

diangkut ke tempat lain,

menunggu diperiksa, dan

lain sebagainya.

5 Sigitiga Penyimpanan, terjadi apabila benda kerja

disimpan untuk jangka waktu yang cukup

lama.

Dokumen-dokumen dan

bahan baku disimpan

dalam gudang.

6 aktivitas ganda Aktivitas gabungan, terjadi apabila antara

aktivitas dan pemeriksaan dilakukan secara

bersamaan atau dilakukan pada suatu

tempat kerja.

Perakitan benda kerja.

Page 7: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 7 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

Pada dasarnya peta-peta kerja yang ada sekarang bisa dibagi dalam dua

kelompok besar berdasarkan kegiatannya, yaitu:

1. Peta-peta kerja keseluruhan

2. Peta-peta kerja setempat

Peta-peta kerja keseluruhan :

a. Peta proses operasi

b. Peta aliran proses

c. Peta proses produk banyak

d. Diagram aliran

e. Assembly Chart

Peta-peta kerja setempat:

a. Peta pekerja dan mesin

b. Peta kelompok kerja

c. Peta tangan kiri dan tangan kanan

(http://thesonofdevil.wordpress.com/2009/10/09/peta-peta-kerja)

2.2.1 Peta-peta Kerja Keseluruhan

Suatu kegiatan disebut kegiatan kerja keseluruhan apabila kegiatan

tersebut melibatkan sebagian besar atau semua fasilitas yang diperlukan untuk

membuat produk yang bersangkutan. Sedangkan suatu kegiatan disebut kegiatan

kerja setempat apabila kegiatan tersebut terjadi dalam suatu stasiun kerja

biasanya hanya melibatkan orang dan fasilitas dalam jumlah terbatas. Peta-peta

kerja yang termasuk kedalam dua kelompok besar diatas, antara lain:

a) Peta Proses Operasi

Peta proses operasi adalah peta kerja yang menggambarkan urutan kerja

dengan jalan membagi pekerjaan tersebut ke dalam elemen-elemen operasi

secara detail. Di sini tahapan proses operasi kerja harus diuraikan secara

logis dan sistematis. Dengan demikian seluruh operasi kerja dapat

digambarkan dari awal sampai menjadi produk akhir, sehingga analisa

perbaikan dari masing-masing operasi kerja secara individual maupun urut-

urutannya secara keseluruhan akan dapat dilakukan.

Page 8: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 8 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

Dengan adanya informasi-informasi yang bisa dicatat melalui peta proses

operasi, dapat diperoleh banyak manfaat di antaranya dapat mengetahui

kebutuhan akan mesin dan penganggarannya, memperkirakan kebutuhan

akan bahan baku, sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik dan untuk

latihan kerja, dan lain-lain.

(Sutalaksana,2006)

Antena Plot SeriSpeaker Casing BelakangPlot +Plot -

19

18

15

14

13

21

20 10

11

9

8

16

1

6

5

4

3

27

22

17

12

7

2

26

25

24

23Menjangkau Menjangkau Menjangkau

Menjangkau Menjangkau Menjangkau

Memegang Memegang Memegang Memegang Memegang Memegang

Menggerakkan

Menggerakkan

Menggerakkan

Menggerakkan

Menggerakkan

Mengarahkan Mengarahkan Mengarahkan

Mengarahkan

Mengarahkan

Merakit

Plot -

Merakit

Plot +

Merakit

Plot seri

Merakit

Speaker

Merakit

Antene

Gambar 2.1 Diagram OPC (Operational Process Charts) HP Mainan

b) Peta Proses Produk Banyak

Banyak kasus dijumpai, dimana sebuah pabrik harus mengerjakan sejumlah

besar produk melalui proses yang menggunakan mesin ataupun yang

menggunakan fasilitas produksi yang sama. Disni tata letak proses produksi

harus bisa diatur sedemikian rupa sehingga mampu memberikan aktivitas

perpindahan material yang paling minimal. Agar aktivitas material handling

minimal, maka layout fasilitas produksi diatur menurut tipe “product layout”

dimana hal ini mesin ataupun fasilitas produksi diatur secara berurutan

sesuai dengan langkah – langkah pengerjaan yang telah digambarkan melalui

peta proses operasi lainnya. Tetapi dalam kasus dimana mesin ataupun

fasilitas produksi harus flexible dioperasikan untuk melayani pengerjaan

Page 9: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 9 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

produk yang bermacam- macam jenisnya, maka tata letak fasilitas produksi

yang paling tepat diaplikasikan disni adalah tipe “process layout”. Untuk

memperoleh gambaran umum yang berkaitan dengan langkah – langkah

pengerjaan dari setiap produk yang ada dan sekaligus bisa mendapatkan

informasi tentang kesamaan proses dari produk satu dengan yang lainnya,

maka pembuatan “Peta Proses Produk Banyak” akan sangat tepat

diaplikasikan.

(Sritomo Wignjosoebroto,2003).

Gambar 2.2 Peta Proses Produk Banyak

c) Peta Aliran Proses

Informasi-informasi yang diperlukan untuk analisa setiap komponen dapat

diperoleh melalui peta aliran proses. Peta aliran proses merupakan suatu

diagram yang menunjukkan urutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi,

menunggu, dan penyimpanan yang terjadi selama satu proses atau suatu

prosedur berlangsung. Di dalamnya memuat pula informasi-informasi yang

diperlukan untuk analisa seperti waktu yang dibutuhkan dan jarak

perpindahan.

(Sutalaksana, 2006)

Page 10: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 10 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

Perbedaan antara peta proses operasi dengan peta aliran proses, yaitu:

Peta aliran proses memperlihatkan semua aktivitas-aktivitas dasar,

termasuk transportasi, menunggu, dan menyimpan. Sedangkan pada peta

proses operasi, terbatas pada operasi dan pemeriksaan saja.

Peta aliran proses menganalisa setiap komponen yang akan diproses

secara lebih lengkap dibanding peta proses operasi, dan memungkinkan

untuk digunakan disetiap proses atau prosedur, baik di pabrik atau

kantor.

Dalam penerapannya, peta aliran proses memiliki kegunaan yang tentu saja

sangat membantu, yaitu:

Bisa digunakan untuk mengetahui aliran bahan atau aktivitas manusia

mulai dari awal masuk dalam suatu proses atau prosedur sampai aktivitas

terakhir.

Peta ini dapat memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian suatu

proses atau prosedur.

Dapat digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan

atau dilakukan oleh manusia selama proses atau prosedur berlangsung.

Sebagai alat untuk melakukan perbaikan-perbaikan proses atau metode

kerja.

Page 11: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 11 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

Gambar 2.3 Peta Aliran Proses

d) Diagram Aliran

Walaupun peta aliran proses merupakan suatu peta yang memuat

informasi-informasi relatif lengkap sehubungan dengan proses dalam suatu

pabrik atau kantor, tetapi peta tersebut tidak menunjukkan gambar dari arah

aliran selama bekerja. Diagram aliran merupakan suatu gambaran menurut

skala dari susunan lantai dan gedung, yang menunjukkan lokasi dari semua

aktivitas yang terjadi dalam peta aliran proses.

Diagram aliran proses memiliki kegunaan yang dijelaskan sebagai

berikut:

Lebih memperjelas suatu peta aliran proses, apalagi jika arah aliran

merupakan faktor yang penting.

Menolong dalam perbaikan tata letak tempat kerja.

Diagram aliran berfungsi melengkapi peta aliran proses. Ini berarti

penganalisaan suatu proses kerja akan lebih sempurna apabila telah diketahui

dimana tempat mesin, tempat kerja, daerah kerja dan kemana saja arah

Page 12: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 12 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

gerakan dari bahan serta perlengkapan atau orang selama proses tersebut

berlangsung.

Gambar 2.4 Diagram Aliran

(Wignjosoebroto, Sritomo. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu.Surabaya:Guna

Widya.1995)

e) Assembly Chart

Diagram rakitan (assembly chart) adalah gambaran grafis dari uruturutan

aliran komponen dan rakitan bagian ke dalam rakitan suatu produk, sehingga

dapat dilihat:

1. komponen-komponen yang membentuk produk

2. bagaimana komponen-komponen bergabung bersama

3. keterkaitan antara komponen dengan rakitan bagian

4. urutan waktu penggabungan masing-masing komponen

Page 13: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 13 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

Akan terlihat bahwa peta rakitan menunjukkan cara yang mudah untuk

memahami :

a. Komponen-komponen yang membentuk produk

b. Bagaimana komponen-komponen ini bergabung bersama

c. Komponen yang menjadi bagian suatu rakitan-bagian

d. Aliran komponen ke dalam sebuah rakitan

e. Keterkaitan antara komponen dengan rakitan-bagian

f. Gambaran menyeluruh dari proses rakitan

g. Urutan waktu komponen bergabung bersama

h. Suatu gambaran awal dari pola aliran bahan

Standar Pengerjaan dari Assembly Chart adalah sebagai berikut :

a. Operasi terakhir yang menunjukkan rakitan suatu produk digambarkan

dengan lingkaran berdiameter 12 mm dan harus dituliskan operasi itu di

sebelah kanan lingkaran tersebut.

b. Gambarkan garis mendatar dari lingkaran kearah kiri, tempatkan

lingkaran berdiameter 6 mm pada bagian ujungnya, tunjukkan setiap

komponen (nama, nomor komponen, jumlah, dsb) yang dirakit pada

proses tersebut.

c. Jika yang dihadapi adalah rakitan-bagian, maka buat garis tadi sebagian

dan akhiri dengan lingkaran berdiameter 9 mm, garis yang menunjukkan

komponen mandiri harus ditarik ke sebelah kiri dan diakhiri dengan

diameter 6 mm.

d. Jika operasi rakitan terakhir dan komponen-komponennya selesai dicatat,

gambarkan garis tegak pendek dari garis lingkaran 9 mm ke atas,

memasuki lingkaran 12 mm yang menunjukkan operasi rakitan sebelum

operasi rakitan yang telah digambarkan pada langkah 2 dan langlah 3.

e. Periksa kembali peta tersebut untuk meyakinkan bahwa seluruh

komponen telah tercantum, masukkan nomer-nomor operasi rakitan

bagian ke dalam lingkaran (jika perlu), komponen yang terdaftar di

sebelah kiri diberi nomor urut dari atas ke bawah bagian sub assembly

Page 14: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 14 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

Gambar 2.5 Assembly Chart

Lingkaran yang menunjukkan rakitan atau rakitan-bagian tidak selalu

harus menunjukkan lintasan stasiun kerja atau lintasan rakitan atau bahkan

lintasan orang, tapi hanya benar-benar menunjukkan urutan operasi yang

harus dikerjakan. Waktu yang diperlukan oleh tiap operasi akan menentukan

akan menetukan apa yang harus dilakukan operator. Tujuan utama dari peta

rakitan adalah untuk menunjukkan keterkaitan , yang dapat juga

digambarkan oleh sebuah „gambar terurai‟. Teknik-teknik ini dapat juga

digunakan untuk mengajar pekerja yang tidak ahli untuk mengetahui urutan

suatu rakitan yang rumit.

(Apple,1990)

2.2.2 Peta-peta Kerja Setempat

Peta kerja untuk kegiatan kerja setempat untuk menganalisa suatu stasiun

kerja, maka peta kerja yang digunakan peta pekerja dan mesin serta peta tangan

kiri dan tangan kanan sebagai alat untuk mempermudah perbaikan suatu tempat

kerja dan gerakan pekerja, sehingga dicapai keadaan ideal untuk saat itu.

a) Peta Pekerja dan Mesin

Dalam beberapa hal , hubungan antara operator dan mesin sering bekerja

secara silih berganti, yakni sementara mesin menganggur, operator bekerja

atau sebaliknya. Pada hakekatnya waktu menganggur ini dalai suatu

kerugian , maka dari itu waktu menganggur harus diminimumkan. Namun

tentunya harus memperhitungkan kemampuan manusia dan mesinnya.

Peta pekerja dan mesin dapat dikatakan merupakan grafik yang

menggambarkan koordinasi antra waktu bekerja dan waktu mengganggur

Page 15: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 15 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

dari kombinasi antara pekerja dan mesin. Dengan demikian peta ini

merupakan alat yang baik digunakan untuk mengurangi waktu menggaggur.

Kegunaan peta pekerja dan mesin

Informasi paling penting yang diperoleh melalui peta pekerja dan mesin

adalah hubungan yang jelas antara waktu kerja operator dan waktu

operasi mesin yang ditangainya. Dengan informasi ini, maka kita

mempunyai data yang baik untuk melakukan penyelidikanj,

penganalisaan, dan perbaikan suatu pusat kerja sedemikian rupa

sehingga efektivitas penggunaan pekerja dan mesin bisa ditingkatkan dan

tentunya keseimbangan kerja antara pekerja dan mesin bisa diperbaiki.

Peningkatan efektivitas penggunaan dan perbaikan keseimbangan kerja

tersebut dapat dilakukan, misalnya dengan cara:

Merubah tata letak tempat kerja.

Tata letak tempat kerja merupakan salah satu faktor yang

menentukan lamanya waktu penyelesaian suatu pekerjaan. Maka

penataan kembali suatu tata letak tempat kerja diperlukan sekali.

Mengatur kembali gerakan-gerakan kerja.

Pada dasarnya , gerakan-gerakan kerja juga merupakan lamanya

waktu penyelesaian suatu pekerjaan, sehingga penataan kembali

gerakan-gerakan kerja yang dilakukan sangat diperlukan sekali.

Merancang kembali mesin dan peralatan.

Keadaan mesin dan peralatan sering kali perlu dirancang kembali,

misalnya untuk mengurangi waktu mengangkut dan menghemat

tenaga.

Menambah pekerja bagi sebuah mesin atau sebaliknya, menambah

mesin bagi seorang pekerja.

Apabila kita menemukan bahwa efektivitas pekerja yang menangani sebuah

atau beberapa mesin itu rendah , yaitu pekerja banyak menganggur,

sementara ditempat lain banyak mesin yang menganggur, maka

menambahan tugas bagi pekerja tersebut mungkin dapat meningkatkan

Page 16: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 16 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

efektivitas. Sebaliknya jika terdapat seorang pekerja yang terlampau sibuk

dalam menangani tugasnya, sehingga tidak memungkinkan baginya

melepaskan lelah, tentu hal inipun akan merugikan. Pekerja yang terlampau

lelah sering melakukan kesalahan-kesalahan, sehingga memungkinkan

terjadinya kerusakan-kerusakan mesin atau menurunkan kualitas produksi.

Jelas disini bahwa penambahan pekerja memungkinkan untuk mengatasi

masalah ini. Dengan demikian keseimbangan antara pekerja dan mesin bisa

diperoleh.

b) Peta Proses Kelompok Kerja

Peta ini dapat digunakan dalam suatu tempat kerja dimana untuk

melaksanakan pekerjaan tersebut memerlukan kerja sama yang baik dari

sekelompok pekerja. Jenis pekerjaan atau tempat kerja yang mungkin

memerlukan analisa melalui peta proses kelompok kerja misalnya

pekerjaan-pekerjaan pergudangan, pemeliharaan, atau pekerjaan-pekerjaan

pengangkutan material lainnya.

Setiap peta aliran proses dipetakan dalam arah mendatar, sehingga paralel

satu sama lain, yang satu di atas atau di bawah yang lainnya. Jelaslah disini

bahwa satu seri pekerjaan yang dilaksanakan oleh seorang operator sangat

erat sekali hubungannya dengan seri operator-operator lainnya. Karena

adanya kebergantungan tiap aktivitas, maka dalam peta proses kelompok

kerja biasanya banyak dijumpai lambang-lambang kelambatan, yang

menunjukkan bahwa suatu aktivitas sedang menunggu aktivitas lainnya.

Peta ini juga dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisa aktivitas suatu

kelompok kerja. Masalah utama jika terjadi kerja sama antara sekelompok

orang dimana satu aktivitas dengan lainnya saling bergantung adalah

banyaknya dijumpai aktivitas-aktivitas menunggu (delay). Tujuan utama

yang harus dianalisa dari kelompok kerja adalah meminimumkan waktu

menunggu (delay). Dengan berkurangnya waktu menunggu berarti dapat

tercapai tujuan lain yang lebih nyata di antaranya dapat mengurangi ongkos

produksi atau proses dan dapat mempercepat waktu penyelesaian produk

Page 17: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 17 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

atau proses. Keuntungan-keuntungan di atas bisa dicapai setelah dilakukan

analisa yang teliti.

c) Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan

Peta ini menggambarkan semua gerakan-gerakan saat bekerja dan waktu

mengganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan juga

menunjukkan perbandingan antara tugas yang dibebankan pada tangan kiri

dan tangan kanan ketika melakukan pekerjaan.

Melalui peta ini kita bisa melihat semua operasi secara cukup lengkap, yang

berarti mempermudah perbaikan operasi tersebut. peta ini sangat praktis

untuk memperbaiki suatu pekerjaan manual dimana tiap siklus dari pekerja

terjadi dengan cepat dan terus berulang, sedangkan keadaan lain, peta ini

kurang praktis untuk dipakai sebagai alat analisa. Inilah sebabnya dengan

menggunakan peta ini kita bisa melihat dengan jelas pola-pola gerakan yang

tidak efisien dan bias melihat adanya pelanggaran terhadap prinsip-prinsip

ekonomi gerakan yang terjadi pada saat pekerja manual tersebut

berlangsung.

Kegunaan peta tangan kiri dan tangan kanan.

Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan.

Dengan bantuan studi gerakan dan prinsip ekonomi gerakan , maka kita

bisa menguraikan elemen pekerjaan lengkap menjadi elemen-elemen

gerakan yang terperinci. Setiap elemen gerakan dari pekerjaan ini

dibebankan kesetiap tangan sehingga seimbang agar mengurangi

kelelahan.

Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan

tidak produktif sehingga tentunya akan mempersingkat waktu kerja.

Kemahiran untuk menguraikan suatu pekerjaan menjadi elemen-elemen

gerakan dan kemudian memilih elemen-elemen mana saja yang efektif

dan kurang efektif , tentunya akan mempengaruhi produktivitas kerja.

Jika suatu pekerjaan sudah dilaksanakan secara efisien dan produktif,

maka secara otomatis waktu penyelesaian pekerjaan tersebut merupakan

waktu tersingkat saat itu.

Page 18: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 18 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

Sebagai alat untuk menganalisa tata letak stasiun kerja.

Tata letak tempat kerja juga memperngaruhi lamanya waktu

penyelesaian. Percobaan merubah-rubah tata letak peralatan selain dapat

menemukan tata letak yang baik, ditinjau dari waktu dan jarak, juga kita

dapat menemukan urutan-urutan pengerjaan yang lebih baik.

Sebagai alat untuk melatih pekerjaan baru, dengan cara kerja yang ideal.

Kiranya sudah jelaslah , bahwa peta tangan kiri dan tangan kanan

menunjukan urutan-urutan pengerjaan yang lebih baik untuk saat itu.

Peta ini dapat berfungsi sebagai penuntun terutama bagi pekerja-pekerja

baru, sehingga akan lebih cepat.

Lambang-lambang yang dipergunakan

Lambang-lambang ini merupakan modifikasi dari lambang yang

digunakan oleh Gilberth, yaitu lingkaran kecil diganti dengan anak panah

untuk kejadian transportasi dan menambah lambang baru untuk kejadian

menunggu. Lambang-lambang standar dari ASME inilah yang akan

digunakan dalam pembahasan-pembahasan selanjutnya,

Page 19: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 19 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

Gambar 2.6 Peta Kerja Tangan Kiri dan Tangan Kanan

2.3 Presedence Diagram

Precedence diagram digunakan sebelum melangkah pada penyelesaian

menggunakan metode keseimbangan lintasan. Precedence diagram sebenarnya

merupakan gambaran secara grafis dari urutan operasi kerja, serta

ketergantungan pada operasi kerja lainnya yang tujuannya untuk memudahkan

pengontrolan dan perencanaan kegiatan yang terkait di dalamnya.

(Baroto, 2002)

Page 20: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 20 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

Adapun tanda yang dipakai dalam precedence diagram adalah:

Simbol lingkaran dengan huruf atau nomor di dalamnya untuk

mempermudah identifikasi asli dari suatu proses operasi.

Tanda panah menunjukkan ketergantungan dan urutan proses operasi. Dalm

hal ini, operasi yang ada di pangkal panah berarti mendahului operasi kerja

yang ada pada ujung anak panah.

Angka di atas simbol lingkaran adalah waktu standar yang diperlukan untuk

menyelesaikan setiap proses operasi.

Gambar 2.7 Presedence Diagram

2.4 Aspek-aspek Ergonomi Dalam Perancangan Stasiun Kerja

Dalam merancang sebuah stasiun kerja, ada beberapa aspek yang harus

diperhatikan, yaitu sebagai berikut :

a. Operasi Kerja

Operasi kerja adalah urutan kerja yang dilakukan dalam suatu proses, baik

proses produksi, perakitan, dan lain sebagainya.

b. Elemen Kerja

Elemen Kerja adalah pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu kegiatan

perakitan. Elemen kerja merupakan kumpulan dari beberapa operasi kerja.

Operasi kerja yang digabungkan menjadi elemen kerja biasanya operasi yang

terlalu sedikit waktunya apabila diukur sehingga perlu penggabungan agar

waktunya menjadi dapat diukur. Jika operasi kerja tersebut berdiri sendiri

menjadi elemen kerja, maka akan terjadi sedikit kesulitan dalam mengukur

Page 21: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 21 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

waktu bakunya. Sementara operasi kerja yang berdiri sendiri menjadi elemen

kerja merupakan operasi kerja yang membutuhkan waktu cukup lama dalam

pengerjaannya. Jika operasi kerja tersebut digabungkan dengan operasi kerja

lainnya, maka akan memperbesar waktu proses elemen kerja tersebut.

Misalnya inspeksi, operasi menyekrup berdiri menjadi suatu elemen kerja.

Aktivitas elemen kerja lebih sedikit dari pada aktivitas pada operasi.

(www.mmt.its.ac.id/liberary/wpconten)

c. Stasiun Kerja

Stasiun kerja adalah pengaturan komponen-komponen yang terlibat dalam

kegiatan produksi yaitu menyangkut material, mesin / peralatan kerja,

perkakas-perkakas pembantu, fasilitas-fasilitas penunjang, lingkungan fisik

kerja dan operator.

(www.its.ac.id)

d. Waktu Stasiun

Waktu stasiun adalah jumlah waktu dari satu atau beberapa operasi kerja

yang dilakukan dalam suatu stasiun kerja.

Metode yang digunakan untuk mengefektifkan dan mengefisienkan kerja adalah

sebagai berikut:

a) Identifikasi maksud dan tujuan operasi kerja

(Perancangan komponen benda kerja, Pemilihan material, penetapan proses

manufacturing, perencanaan proses set-up mesin dan perkakas, perbaikan

kondisi lingkungan kerja, perencanaan proses pemindahan bahan)

b) Analisa kerja dan prinsip ekonomi gerakan

(prosedur yang dilakukan untuk menganalisa suatu operasi kerja baik yang

menyangkut suatu elemen kerja yang bersifat produktif atau tidak)

c) Aplikasi prinsip-prinsip ekonomi gerakan

(Penggunaan badan/anggota tubuh manusia, tempat kerja, desain peralatan

kerja yang dipergunakan, eliminasi kegiatan, kombinasi gerakan atau

aktifitas kerja, penyederhanaan kegiatan)

d) Studi gerakan untuk menganalisa metode kerja yang efektif dan efisien

Page 22: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 22 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

(Mencari, memilih, memegang, menjankau/membawa tanpa beban,

membawa dengan beban, memegang untuk memakai, melepas)

(http://www.docstoc.com/docs/32590086/Modul-2)

Page 23: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 23 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 3.1 Metodologi penelitian

Melakukan Proses Perakitan

Menentukan Operasi Kerja

Membuat Presedence Diagram

Membuat OPC

Menentukan Stasiun Kerja

(GIVEN)

Membuat Flow Diagram

Membuat Assembly Chart

Mulai

Perumusan Masalah

Studi Pustaka

Tujuan Praktikum

Selesai

Page 24: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 24 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

Metodologi penelitian yang digunakan dalam praktikum perancangan peta kerja

dan precedence diagram yaitu :

1. Studi Pustaka mengenai pengukuran waktu kerja, peta kerja, presedence diagram

dan aspek- aspek ergonomi dalam perancangan stasiun kerja.

2. Membuat perumusan masalah

3. Menentukan tujuan praktikum

4. Melakukan proses perakitan mini 4WD dan merekam proses perakitan

5. Menentukan operasi kerja sesuai urutan yang dilakukan pada proses perakitan mini

4WD

6. Membuat Assembly Chart perakitan mini 4WD

7. Membuat Peta Proses Operasi perakitan mini 4WD

8. Membuat Precdence diagram untuk menentukan stasiun kerja

9. Menentukan stasiun kerja (data given).

10. Membuat Flow Diagram untuk menunjukkan layout stasiun kerja dan aliran

material.

Page 25: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 25 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

BAB IV

PENGOLAHANAN DATA

4.1 Daftar Komponen Mini 4WD

Berikut adalah jumlah, nama, serta kode komponen pada Tamiya Mini 4WD :

Tabel 4. 1 Daftar Komponen Tamiya

No Nama Komponen Gambar Kode Jumlah

1 Gardan 4WD 4WD 1

2 As Roda AR 2

3 Chasis C 1

4 Gear Dinamo GD 1

5 Dinamo D 1

6 Plat Belakang Kecil PBK 1

7 Plat belakang Besar PBB 1

8 Eyelet Ey 4

9 Roda Assy Rd 4

10 Pengunci body KB 1

11 Penutup Batery TB 1

12 Gear Besar GB 1

13 Gear Kecil GK 1

14 Sekrup S 2

15 Roller Besar RB 4

16 Roller Kecil RK 2

17 Body B 1

18 Ring R 6

19 Baut Bt 6

20

Bantalan Roller

Besar

BRB 4

21 Penutup Plat Depan TPD 1

22 Plat Depan PD 1

23 Pengunci Dinamo KD 1

24 Rumah Dinamo RD 1

25 Bumper Belakang BB 1

26 Baterai BTR 2

27 Tuas On/Off T 1

Page 26: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 26 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

4.2 Daftar Operasi Kerja

Tabel 4.2 Operasi Kerja Perakitan Mini 4WD

Stasiun Kerja : Perakitan Mini 4WD

Operator : Noeraprilliady D.P

No Operasi Kerja

Waktu Mulai

Proses

Waktu Selesai

Proses

Waktu

Proses

1 Memasang bumper belakang ke chasis bagian belakang 00:00,85 00:04,42 3.57

2 Menyekrupkan bumper belakang kanan ke chasis 00:04,49 00:13,17 8.68

3 Menyekrupkan bumper belakang kiri ke chasis 00:13,24 00:22,67 9.43

4 Memasang gear dinamo ke dinamo 00:22,74 00:29,35 6.61

5 Memasang plat belakang besar ke rumah dinamo 00:29,42 00:34,22 4.8

6 Memasang plat belakang kecil ke rumah dinamo assy 00:34,36 00:40,14 5.78

7 Memasang dinamo assy ke rumah dinamo assy 00:40,40 00:48,14 7.74

8 Memasang gardan 4WD ke chasis assy 00:48,32 00:51,94 3.62

9 Memasang gear besar ke chasis assy 00:52,07 00:55,49 3.42

10 Memasang rumah dinamo assy ke chasis assy 00:55,56 01:03,32 7.76

11 Memasang roda assy belakang kanan ke as roda 01:03,38 01:11,17 7.79

12 Memasang eyelet ke as roda assy belakang kanan 01:11,30 01:14,74 3.44

13 Memasang as roda assy belakang kanan ke chasis assy 01:14,82 01:31,30 16.48

14 Memasang eyelet ke as roda belakang kiri chasis assy 01:31,54 01:37,14 5.6

15

Memasang roda assy ke as roda belakang chasis assy

kiri 01:37,30 01:44,58 7.28

16 Memasang Pengunci Dinamo ke chasis assy 01:44,66 01:50,10 5.44

17 Memasang Gear kecil ke chasis assy 01:51,30 01:53,46 2.16

18 Memasang roda assy depan kanan ke as roda 01:53,54 01:58,26 4.72

19 Memasang eyelet ke as roda assy depan kanan 01:58,34 02:00,82 2.48

20

Memasang roda assy ke as roda depan kanan chasis

assy 02:01,06 02:08,02 6.96

21 Memasang eyelet ke as roda depan kiri chasis assy 02:09,06 02:12,02 2.96

22 Memasang roda assy ke as roda depan kiri chasis assy 02:12,10 02:15,06 2.96

23 Memasang tuas on-off ke chasis assy 02:16,10 02:20,50 4.4

24 Memasang plat depan ke chasis assy 02:20,58 02:25,54 4.96

25 Memasang penutup plat depan ke chasis assy 02:25,62 02:33,54 7.92

26

Memasang bantalan roller besar ke roller besar depan

kanan 02:33,62 02:42,34 8.72

27 Memasang baut ke roller besar depan kanan assy 02:42,42 02:44,50 2.08

28 Memasang ring ke roller besar depan kanan assy 02:44,58 02:48,02 3.44

29 Membaut roller besar depan kanan assy ke chasis assy 02:48,10 02:59,86 11.76

30

Memasang bantalan roller besar ke roller besar depan

kiri 02:59,94 03:06,74 6.8

Page 27: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 27 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

Lanjutan Tabel 4.2

31 Memasang baut ke roller besar depan kiri assy 03:06,82 03:08,82 2

32 Memasang ring ke roller besar depan kiri assy 03:08,90 03:11,86 2.96

33 Membaut roller besar depan kiri assy ke chasis assy 03:11,94 03:25,30 13.36

34 Memasang baut ke roller kecil kanan 03:25,38 03:29,22 3.84

35 Memasang ring ke roller kecil kanan assy 03:29,30 03:32,42 3.12

36 Membaut roller kecil kanan assy ke chasis assy 03:32,50 03:42,66 10.16

37 Memasang baut ke roller kecil kiri 03:42,74 03:45,78 3.04

38 Memasang ring ke roller kecil kiri assy 03:45,86 03:50,58 4.72

39 Membaut roller kecil kiri assy ke chasis assy 03:50,66 04:10,42 19.76

40

Memasang bantalan roller besar ke roller besar

belakang kanan 04:10,50 04:14,42 3.92

41 Memasang baut ke roller besar belakang kanan assy 04:14,50 04:16,66 2.16

42 Memasang ring ke roller besar belakang kanan assy 04:16,74 04:20,02 3.28

43

Membaut roller besar belakang kanan assy ke chasis

assy 04:20,10 04:32,66 12.56

44

Memasang bantalan roller besar ke roller besar

belakang kiri 04:32,74 04:36,10 3.36

45 Memasang baut ke roller besar belakang kiri assy 04:36,18 04:38,26 2.08

46 Memasang ring ke roller besar belakang kiri assy 04:38,34 04:41,70 3.36

47 Membaut roller besar belakang kiri assy ke chasis assy 04:41,78 04:55,96 14.18

48 Memasang baterai ke chasis assy 04:56,03 05:01,05 5.02

49 Memasang penutup baterai ke chasis assy 05:01,27 05:04,09 2.82

50 Memasang body ke chasis assy 05:04,22 05:07,36 3.14

51 Memasang pengunci body ke chasis assy 05:07,43 05:10,40 2.97

52 Inspeksi 05:10,47 05:13,30 2.83

Total Waktu 304.4

Waktu Inspeksi 2.83

Waktu Operasi 301.57

Page 28: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 28 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

4.3 Assembly Chart

BB

C

S

GG

GB

SSA

51

D

GD

PBB

RD

PBK

SSSA

52

SSA

52

SA 5

Rd

ARSSA

6

Ey

SA 6

Ey

Rd

KD

GK

Rd

ARSSA

11

Ey

SA

11

Ey

Rd

T

PD

TPD

RB

R

BRB

SSSA

17

Bt

SSA

17

SA

17

RB

R

BRB

SSSA

18

Bt

SSA

18

SA

18

RK

Bt

SSA

19

R

SA

19

RK

Bt

SSA

20

R

SA

20

BTR

TB

B

KB

Chasis (1)

Bumper belakang (1)

Sekrup(2)

Gardan (1)

Gear Besar (1)

Gear Dinamo (1)

Dinamo (1)

Plat belakang

Besar (1)

Rumah Dinamo (1)

Plat belakang Kecil (1)

As Roda (1)

Roda assy (1)

Eyelet (1)

Eyelet (1)

Roda assy (1)

Pengunci dinamo (1)

Gear kecil (1)

As roda (1)

Roda assy (1)

eyelet (1)

eyelet (1)

Roda assy (1)

Tuas on/off (1)

Plat depan (1)

penutup plat depan (1)

Roller besar (1)

Bantalan roller

besar (1)

Baut (1)

Ring (1)

Roller besar (1)

Bantalan roller

besar (1)

Baut (1)

Ring (1)

Roller kecil (1)

Baut (1)

Ring (1)

Roller kecil (1)

Baut (1)

Ring (1)

Batteray (2)

Penutup batteray (1)

body (1)

Pengunci body (1)

Mini 4

WD

A 1

A 2

A 3

A 4

A 5

A 6

A 7

A 8

A 9

A 10

A 11

A 12

A 13

A 14

A 15

A 16

A 17

A 18

A 19

A 20

A 21

A 22

RB

R

BRB

SSSA

21

Bt

SSA

21SA

21

RB

R

BRB

SSSA

22

Bt

SSA

22SA

22

Roller besar (1)

Bantalan roller

besar (1)

Baut (1)

Ring (1)

Roller besar (1)

Bantalan roller

besar (1)

Baut (1)

Ring (1)

A 23

A 24

A 25

A 26

I Inspeksi

Gambar 4.1 Assembly Chart

Page 29: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 29 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

4.4 OPC

PETA PROSES OPERASI Nama Proyek : Proses Perakitan Tamiya

Dipetakan oleh : Kelompok 6

Tanggal Dipetakan : 11 November 2010

ChasisBumper

belakangSekrup

kananSekrup kiriRumah

dinamoDinamoGearPlat

belakang

besar

Plat

belakang

kecil

GardanGear

besarAs roda

belakang

kanan

RodaEyeletEyeletRoda assy

kiri

Pengunci

dinamo

Gear kecilAs roda

depan

kanan

Roda

Eyelet Eyelet

Roda

assy

kanan

Tuas

on-off

Plat

depan

Penutup

plat

depan

Bantalan

roller

besar

Roller

besar

depan

kananRing Baut

Bantalan

roller

besarRing Ring Ring

Roller

besar

belakang

kanan

Bantalan

roller

besarRing

Roller

besar

belakang

kiri

Bantalan

roller

besar BautRing

Baterai

Penutup

baterai

1

4

39

10

29

32

36

33

27

16

7

6

5

28

23

18

9

21

3

25

14

24

15

20

30

19

11

8

22

17

1234

31

2

13

37

38 35

BodyPengunci

body

42

41

40

43

50

49

47

51

46

45

44

48

memasang

menyekrup

menyekrup

memasang

memasang

memasang

memasang

memasang

memasang

memasang

memasang

memasang

memasang

memasang

memasang

memasang

memasang

memasang

membaut

membaut

membaut

membaut

membaut

membaut

memasang

memasang

memasang

3,57

8,68

9,43

6,61

4,80

5,78

7,74

3,62

3,42

7,76

16,48

5,60

7,28

5,44

2,16

6,96

2,96

2,96

4,40

4,96

7,92

11,76

13,36

10,16

19,76

12,56

14,18

5,02

2,82

3,14

2,97

7,79

3,34

4,72

2,48

2,08

3,44

2,00

2,96

3,84

3,12

3,04

4,72

3,92

2,16

3,28

3,36

2,08

3,36

I-1 inspeksi2,83

Obeng

Obeng

Obeng

Obeng

Obeng

Obeng

Obeng

Obeng

26

Baut

Roller

besar

depan

kiri

Roller

kecil

kanan Baut

Roller

kecil kiri BautBaut

8,726,80

memasang

memasang

memasang

memasangmemasang

memasang

memasang

memasang

memasang

memasang

memasang

memasang

memasang

memasangmemasang

memasang

memasang

memasang

memasang

memasang

memasangmemasang

memasang

memasang

Keterangan:

Aktivitas Jumlah Waktu

Operasi 51 301,57

Inspeksi 1 2,83

Gambar 4.2 Peta Proses Operasi

Page 30: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 30 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

4.5 Presedence Diagram

Tabel 4.3 Daftar Predesessor

No Operasi Kerja predesessor

1 Memasang bumper belakang ke chasis bagian belakang -

2 Menyekrupkan bumper belakang kanan ke chasis 1

3 Menyekrupkan bumper belakang kiri ke chasis 1,2

4 Memasang gear dinamo ke dinamo -

5 Memasang plat belakang besar ke rumah dinamo -

6 Memasang plat belakang kecil ke rumah dinamo assy -

7 Memasang dinamo assy ke rumah dinamo assy 4,5,6

8 Memasang gardan 4WD ke chasis assy -

9 Memasang gear besar ke chasis assy -

10 Memasang rumah dinamo assy ke chasis assy 7,8,9

11 Memasang roda assy belakang kanan ke as roda -

12 Memasang eyelet ke as roda assy belakang kanan -

13 Memasang as roda assy belakang kanan ke chasis assy 9,11,12

14 Memasang eyelet ke as roda belakang kiri chasis assy 13

15 Memasang roda assy ke as roda belakang chasis assy kiri 14

16 Memasang Pengunci Dinamo ke chasis assy 10,15

17 Memasang Gear kecil ke chasis assy -

18 Memasang roda assy depan kanan ke as roda -

19 Memasang eyelet ke as roda assy depan kanan -

20 Memasang roda assy ke as roda depan kanan chasis assy 17,18,19

21 Memasang eyelet ke as roda depan kiri chasis assy 20

22 Memasang roda assy ke as roda depan kiri chasis assy 21

23 Memasang tuas on-off ke chasis assy -

24 Memasang plat depan ke chasis assy -

25 Memasang penutup plat depan ke chasis assy 8,17,22,23,24

26 Memasang bantalan roller besar ke roller besar depan kanan -

27 Memasang baut ke roller besar depan kanan assy 26

28 Memasang ring ke roller besar depan kanan assy 27

29 Membautkan roller besar depan kanan assy ke chasis assy 28

30 Memasang bantalan roller besar ke roller besar depan kiri -

31 Memasang baut ke roller besar depan kiri assy 30

32 Memasang ring ke roller besar depan kiri assy 31

33 Membautkan roller besar depan kiri assy ke chasis assy 32

34 Memasang baut ke roller kecil kanan -

35 Memasang ring ke roller kecil kanan assy 34

36 Membautkan roller kecil kanan assy ke chasis assy 35

37 Memasang baut ke roller kecil kiri -

Page 31: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 31 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

Lanjutan Tabel 4.3

38 Memasang ring ke roller kecil kiri assy 37

39 Membautkan roller kecil kiri assy ke chasis assy 38

40 Memasang bantalan roller besar ke roller besar belakang kanan -

41 Memasang baut ke roller besar belakang kanan assy 40

42 Memasang ring ke roller besar belakang kanan assy 41

43 Membautkan roller besar belakang kanan assy ke chasis assy 3,42

44 Memasang bantalan roller besar ke roller besar belakang kiri -

45 Memasang baut ke roller besar belakang kiri assy 44

46 Memasang ring ke roller besar belakang kiri assy 45

47 Membautkan roller besar belakang kiri assy ke chasis assy 3,46

48 Memasang baterai ke chasis assy 16,25

49 Memasang penutup baterai ke chasis assy 48

50 Memasang body ke chasis assy 29,33,36,39,43,47,49

51 Memasang pengunci body ke chasis assy 50

52 Inspeksi 48

Page 32: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 32 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

11

3939

3636

3030

2828

3232

2727

2626

2424

3333

3838

3737

2323

2929

3434

3535

3131

1919

1818

1212

1717

2222

2121

2020

1111

5151

5050

4949

4848

1616

1515

1414

1313

99

88

1010

77

66

55

44

33

22

2525

3,57'

8,68'

9,43'

6,61'

4,80'7,74'

5,78'

3,42'

3,62'

7,76'

5,44'

3,44'

5,60' 7,28'7,79' 16,48'

8,72' 2,08' 3,44' 11,76'

6,80' 2,00' 2,96' 13,36'

3,84' 3,12' 10,16'

3,04' 4,72' 19,76'

5252

2,16'

4,72'

2,48'

6,96' 2,96' 2,96'

4,40'

4,96'

7,92' 5,02' 2,82' 3,14' 2,97'

2,83'

4040

4242

4141

4646

4444

4343

4747

4545

3,92' 2,16' 3,28'

3,36' 2,08'3,36'

12,56'

14,18'

Gambar 4.3 Presedence Diagram

Page 33: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 33 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

4.6 Flow Diagram

Data dibawah ini merupakan gambar stasiun kerja dari PT Tami Jaya yang

belum direstrukturisasi, yang belum mengimplementasikan ilmu keteknik industrian

dalam perusahaannya.

1

39

36

30

28

32

2726

24

33

3837

23

29

34 35

31

19

18

12

17

222120

11

51504948

16

151413

9

8

107

6

5

4

3

2

25

3,57'

8,68'

9,43'

6,61'

4,80'7,74'

5,78'

3,42'

3,62'

7,76'

5,44'

3,44'

5,60' 7,28'7,79' 16,48'

8,72' 2,08' 3,44' 11,76'

6,80' 2,00' 2,96' 13,36'

3,84' 3,12' 10,16'

3,04' 4,72' 19,76'

52

2,16'

4,72'

2,48'

6,96' 2,96' 2,96'

4,40'

4,96'

7,92' 5,02' 2,82' 3,14' 2,97'

2,83'

40 4241

4644

43

4745

3,92' 2,16' 3,28'

3,36' 2,08'3,36'

12,56'

14,18'

Gambar 4.4 Stasiun Kerja

Page 34: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 34 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

Berikut ini merupakan rekapan data dari penentuan stasiun kerja :

Tabel 4.4 Jumlah Stasiun Kerja dan Operasi Kerja

Stasiun Kerja Nomor Operasi Kerja

1 37, 38, 39

2 34, 35, 36, 23, 24

3 17, 18, 19, 20, 21, 22, 8

4 4, 5, 6, 7, 9

5 25, 10, 11, 12

6 13, 14, 15

7 16, 1, 2, 3

8 44, 45, 46, 47, 48

9 52, 30, 31, 32, 33

10 49, 26, 27, 28, 29

11 40, 41, 42, 43, 50, 51

Tabel 4.5 Stasiun Kerja, Nomor dan Nama Operasi Kerja

Stasiun Kerja

Nomor

Operasi

Kerja Nama Operasi Kerja

1

37 Memasang baut ke roller kecil kiri

38 Memasang ring ke roller kecil kiri assy

39 Membautkan roller kecil kiri assy ke chasis assy

2

34 Memasang baut ke roller kecil kanan

35 Memasang ring ke roller kecil kanan assy

36 Membautkan roller kecil kanan assy ke chasis assy

23 Memasang tuas on-off ke chasis assy

24 Memasang plat depan ke chasis assy

3

17 Memasang Gear kecil ke chasis assy

18 Memasang roda assy depan kanan ke as roda

19 Memasang eyelet ke as roda assy depan kanan

20 Memasang roda assy ke as roda depan kanan chasis assy

21 Memasang eyelet ke as roda depan kiri chasis assy

22 Memasang roda assy ke as roda depan kiri chasis assy

8 Memasang gardan 4WD ke chasis assy

4

4 Memasang gear dinamo ke dinamo

5 Memasang plat belakang besar ke rumah dinamo

6 Memasang plat belakang kecil ke rumah dinamo assy

7 Memasang dinamo assy ke rumah dinamo assy

Page 35: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 35 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

Lanjutan Tabel 4.5

9 Memasang gear besar ke chasis assy

5

25 Memasang penutup plat depan ke chasis assy

10 Memasang rumah dinamo assy ke chasis assy

11 Memasang roda assy belakang kanan ke as roda

12 Memasang eyelet ke as roda assy belakang kanan

6

13 Memasang as roda assy belakang kanan ke chasis assy

14 Memasang eyelet ke as roda belakang kiri chasis assy

15 Memasang roda assy ke as roda belakang chasis assy kiri

7

16 Memasang Pengunci Dinamo ke chasis assy

1 Memasang bumper belakang ke chasis bagian belakang

2 Menyekrupkan bumper belakang kanan ke chasis

3 Menyekrupkan bumper belakang kiri ke chasis

8

44

Memasang bantalan roller besar ke roller besar belakang

kiri

45 Memasang baut ke roller besar belakang kiri assy

46 Memasang ring ke roller besar belakang kiri assy

47 Membautkan roller besar belakang kiri assy ke chasis assy

48 Memasang baterai ke chasis assy

9

52 Inspeksi

30 Memasang bantalan roller besar ke roller besar depan kiri

31 Memasang baut ke roller besar depan kiri assy

32 Memasang ring ke roller besar depan kiri assy

33 Membautkan roller besar depan kiri assy ke chasis assy

10

49 Memasang penutup baterai ke chasis assy

26

Memasang bantalan roller besar ke roller besar depan

kanan

27 Memasang baut ke roller besar depan kanan assy

28 Memasang ring ke roller besar depan kanan assy

29 Membautkan roller besar depan kanan assy ke chasis assy

11

40

Memasang bantalan roller besar ke roller besar belakang

kanan

41 Memasang baut ke roller besar belakang kanan assy

42 Memasang ring ke roller besar belakang kanan assy

43

Membautkan roller besar belakang kanan assy ke chasis

assy

50 Memasang body ke chasis assy

51 Memasang pengunci body ke chasis assy

Page 36: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 36 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

Dalam membuat flow diagram, sebelumnya harus mengetahui tempat yang

digunakan dalam proses perakitan Tamiya Mini 4WD . Proses perakitan Tamiya Mini

4WD pada kali ini dapat dilakukan di laboratorium PSK&E atau di ruang sidang

dimana memiliki ruang yang cukup terbatas, sehingga rancangan stasiun kerja kami

berbentuk U.

DIAGRAM ALIRAN

Pekerjaan Aliran Perakitan Mini 4WD

Nomor Pola 1

Dipetakan Oleh Kelompok 6

Tanggal Dipetakan 15 November 2010

STASIUN 1 STASIUN 11

STASIUN 10

STASIUN 9

STASIUN 8STASIUN 7STASIUN 6STASIUN 5STASIUN 4

STASIUN 3

STASIUN 2

Gambar 4.5 Flow Diagram

Page 37: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 37 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

BAB V

ANALISIS

5.1 Analisis Operasi Kerja

Operasi kerja merupakan kegiatan yang harus dilakukan dalam suatu proses

produksi. Dengan melihat tabel operasi kerja yang ada, kita bisa mengetahui

kegiatan apa saja yang dilakukan oleh operator dalam menyusun produk mini 4WD

beserta waktu prosesnya. Untuk menyusun produk mini 4WD, kita harus

melakukan 52 operasi kerja. Pada 52 operasi kerja tersebut yang membutuhkan

waktu paling lama adalah kegiatan membautkan, seperti membautkan roller kecil

kiri assy ke chasis assy, menyekrupkan bumper belakang kanan ke chasis assy, dan

membautkan roller besar depan kanan assy ke chasis assy yang rata-rata

membutuhkan waktu 10 sampai 20 detik. Selain itu memasang roda assy belakang

kanan ke as roda juga membutuhkan waktu yang cukup lama. Yang membuat

operasi kerja ini dilakukan dalam waktu yang lama karena operator mengalami

kesulitan saat menyekrupkan karena ukuran sekrup yang kecil sedangkan tangan

operator besar. Misalnya pada saat membautkan roller kecil kiri assy ke chassis

assy membutuhkan waktu sebesar 19,76 detik, artinya operator sempat mengalami

kesulitan saat harus membautkan roller kecil yang harus berulang-ulang memutar

obeng.

Waktu mulainya proses dihitung mulai saat tangan operator akan

menjangkau atau mengambil benda kerja selanjutnya. Waktu mulainya proses

belum tentu sama dengan waktu selesainya proses pada operasi kerja sebelumnya

karena ada jeda waktu berapa milidetik saat operator melepaskan benda kerja dan

akan menjangkau benda selanjutnya.

5.2 Analisis Assembly Chart

Assembly chart yang ada di atas merupakan penggabungan dari

komponen-komponen mini 4 WD yang kemudian dirangkai menjadi sub

assembly. Sub-sub assembly ini nantinya akan di rangkai menjadi finish product

mini 4 WD yang telah jadi. Komponen utama yang digunakan sebagai landasan

Page 38: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 38 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

dalam assembly ini adalah chasis yang kemudian digabungkan dengan komponen-

komponen lainnya seperti dinamo, gear besar, gear kecil, roda, batteray dan lain-

lain. Tiap-tiap komponen yang telah di assembly diberi nama assy yang diberi

tanda lingkaran dengan diameter 9 mm berbeda dengan komponen yang diberi

tanda lingkaran berdiamter 6 mm. Sedangkan sub assembly tersebut kemudian

dirakit menjadi mini 4 WD yang diberi tanda lingkaran berdiameter 12 mm. Pada

gambar assembly chart di atas terdapat tanda kotak yang berarti inspeksi yang

dilakukan untuk memeriksa apakah proses assembly telah benar atau belum.

Dalam assembly chart yang kami buat terdapat 26 komponen dua di

antaranya terdapat dua buah benda yaitu batteray dan sekrup. Terdapat juga 5 sub

sub sub assembly, 10 sub sub assembly, 9 sub assembly, 26 assembly dan 1

inspeksi serta produk jadi berupa mini 4 WD.

5.3 Analisis OPC

Peta Proses Operasi merupakan suatu diagram yang menggambarkan

langkah-langkah proses yang akan dialami bahan baku mengenai urutan-urutan

operasi dan pemeriksaan.

Dari gambar OPC (Operation Process Chart), kita dapat mengetahui urutan

proses kerja penyusunan Mini 4WD dari awal, yang masih berupa komponen-

komponen, sampai akhir (finish product). Informasi lain yang dapat diketahui yaitu

bahwa Mini 4WD memiliki 52 operasi kerja yang terdiri dari 51 kegiatan operasi

dan 1 kegiatan inspeksi. Dari 51 kegiatan operasi diantaranya adalah memasang

plat besar dan plat kecil ke rumah dinamo, membautkan roller, menyekrupkan

bumper, dll. Kegiatan inspeksi dilakukan setelah kegiatan memasang baterai pada

chasis assy, apakah baterai dapat menyala atau tidak dan juga memeriksa apakah

semua komponen sudah terpasang dengan baik sehingga dapat menggerakkan roda.

Di dalam peta proses operasi ini digambarkan seluruh operasi kerja dari awal

sampai menjadi produk Mini 4WD. Bagian paling atas adalah kepala peta yang

terdiri atas Judul, nama pembuat peta,dan tanggal pembuatan peta. Dicatatkan

sebelah paling kanan adalah urutan operasi-operasi yang dirakitkan pada chasis

Mini 4WD. Baris sebelah atas menunjukkan komponen-komponen yang dirakit.

Page 39: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 39 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

Lambang lingkaran merupakan lambang operasi sedangkan lambang persegi

merupakan lambang dari inspeksi atau kegiatan pemeriksaan. Nomor-nomor yang

ada di dalam lingkaran adalah nomor urutan dari proses perakitan yang dijalankan.

Waktu tiap-tiap operasi juga dicatatkan pada sebelah kiri lingkaran atau persegi

disertai dengan proses yang dilakukan pada sebelah kanan. Proses yang dilakukan

antara lain adalah memasang, menyekrupkan dan membautkan. Pada operasi yang

membutuhkan alat tambahan juga dituliskan alat bantunya seperti obeng. Dalam

peta ini juga ditunjukkan ringkasan dari peta yang menunjukkan terdapat 51 operasi

dengan 1 inspeksi sehingga totalnya ada 52 dengan jumlah waktu operasi adalah

301,57 detik dan inspeksi 2,83 detik sehingga totalnya adalah 304,4 detik.

5.4 Analisis Presedence Diagram

Pada precedence diagram menggambarkan operasi yang terjadi, keterkaitan

antar operasi, waktu operasi dan komponen-komponen yang harus dirakit terlebih

dahulu sebelum masuk ke operasi selanjutnya. Sehingga dapat diketahui operasi apa

saja yang harus dilakukan terlebih dahulu. Selain itu precedence diagram juga

membantu dalam menentukan stasiun kerja. Dari gambar presedence diagram dapat

dilihat operasi independen yang dapat dilakukan tanpa menunggu operasi kerja yang

lainnya dilakukan.Yaitu operasi kerja yang bernomor

1,4,5,6,8,9,11,12,17,18,19,23,24,26,30,34,37,40 dan 44. Sedangkan operasi kerja

yang lain merupakan operasi kerja yang baru bisa dikerjakan dengan menunggu

operasi kerja yang lainnya selesai dikerjakan.

5.5 Analisis Flow Diagram

Dari flow diagram diatas dapat dilihat bahwa dari proses perakitan Mini

4WD terdapat 2 kegiatan yaitu operasi kerja dan inspeksi. Perakitan Mini 4WD

dimulai dari stasiun pertama hingga ke-11, dimana pada stasiun ke-9 terdapat

kegiaatan ganda yaitu operasi kerja dan inspeksi.

Bentuk dari flow diagram yang dibuat adalah bentuk U, karena kami

mengasumsikan tempat yang digunakan untuk perakitan Mini 4WD adalah

Laboratorium PSK&E atau Ruang Sidang, dengan keadaan yang seperti itu maka

Page 40: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 40 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

bentuk stasiun yang memungkinkan adalah U, karena jika linear atau zigzag

membutuhkan ruang yang lebih luas.

Page 41: 44309484-Laporan-Pti-Modul-3-Perancangan-Peta-Kerja-Dan-Presedence-Diagram.pdf

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

Modul 3 Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram

Kelompok 6

Program Studi Teknik Industri Page 41 Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1. Peta proses operasi merupakan peta kerja yang menggambarkan urutan kerja

dengan cara membagi pekerjaan tersebut menjadi operasi-operasi kerja secara

detail.

2. Operasi kerja merupakan pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu kegiatan

perakitan. Pada praktikum ini terdapat 52 operasi kerja. Hal ini akan

berpengaruh terhadap penentuan presedence diagram dan stasiun kerja.

3. Assembly Chart atau diagram perakitan merupakan sebuah grafik yang

digunakan untuk menerangkan bagaimana komponen mengalir menjadi sub

perakitan dan akhirnya menjadi produk jadi. Dari assembly chart kita dapat

mengetahui komponen-komponen yang menyusun produk Mini 4WD mulai dari

yang terkecil hingga menjadi suatu produk hasil perakitan dan dapat mengetahui

keterkaitan antara satu komponen dengan komponen yang lainnya.

4. Presedence Diagram digunakan untuk mencari kombinasi stasiun kerja yang

paling efektif dan efisien yang didasarkan atas pengelompokkan operasi-operasi

kerja.

5. Flow diagram digunakan untuk mengevaluasi langkah-langkah proses dalam

situasi yang lebih jelas, selain itu bisa dimanfaatkan untuk melakukan

perbaikan-perbaikan di dalam desain layout fasilitas produksi yang ada. Pada

praktikum ini flow diagram berbentuk U.

6.2 Saran

1. Sebelum praktikum hendaknya praktikan mempelajari dan memahami terlebih

dahulu mengenai materi praktikum agar praktikan dapat mengetahui teknik

perakitan yang efisien.

2. Hendaknya saat praktikum, praktikan lebih berhati-hati dalam melakukan proses

perakitan Mini 4WD agar tidak terdapat kerusakan pada komponen.