418 | penghitungan indeks kemiskinan multidimensi ... · kota banjarmasin kota banjar baru b anj r...
TRANSCRIPT
Kalimantan Selatan
Pasar Terapung Muara KuinPasar Terapung Muara [Sungai] Kuin atau Pasar Terapung Sungai Barito adalah pasar terapung tradisional yang berada di atas Sungai Bari-to di muara Sungai Kuin, Banjarmasin, Kaliman-tan Selatan. Pasar Terapung Muara Kuin meru-pakan pusaka saujana Kota Banjarmasin. Para pedagang dan pembeli menggunakan jukung, sebutan perahu dalam bahasa Banjar. Pasar ini dimulai setelah salat Subuh sampai selepas pukul tujuh pagi. Matahari terbit memantulkan cahaya di antara transaksi sayur-mayur dan hasil kebun dari kampung-kampung sepanjang aliran Sungai Barito dan anak-anak sungainya.
418 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
Ibu Kota : BanjarmasinLuas Wilayah : 38.744 km2
Jumlah Penduduk : 3,63 jutaKepadatan Penduduk : 101 jiwa/km2
PDRB/Kapita2) : Rp 9,3 jutaIPM : 67,63Angka Pengangguran3) : 3,8%Koefisien Gini4) : 0,359
110.591
IKM
273.454
1.046.064
43,5% 24,0%
40,0%40,3%
0,096
86,3%
85,6%
77,1%
70,2%
35,9%
33,2% 0,175
29,6%
15,7%
14,6%
13,6%
1,1%
Profil Kemiskinan Multidimensi
Jumlah Rumah Tangga Miskin : 384.044 Jumlah Penduduk Miskin : 1.457.722 Angka Kemiskinan : 35,3%Keparahan Kemiskinan : 40,20%Indeks Kemiskinan Multidimensi : 0,142
411.658
Profil Kalimantan Selatan2014
Karakter Kemiskinan Perbandingan Kemiskinan Multidimensi
Desa Kota
Keterangan Simbol Kemiskinan Multidimensi
Persentase Penduduk Miskin
KeparahanKemiskinanMultidimensi
Penduduk Miskin Kota
IndeksKemiskinanMultidimensi
IKM
RT Miskin
Keterangan1) Semua perhitungan kecuali pada jumlah penduduk miskin IKM menggunakan standar rumah tangga2)PDRB/kapita tanpa Migas3)Data Agustus 20144)Data 2013
Laporan Provinsi| 419
KOTA BANJARMASIN
KOTA BANJAR BARU
BANJAR
TANAH LAUT
TANAH BUMBU
BARITO KUALATAPIN
HULU SUNGAI SELATAN
HULU SUNGAI UTARA
HULU SUNGAI TENGAH
KOTABARU
BALANGAN
TABALONG
27
37
59
51
20
30
34
28
18
36
12
30
10
Keterangan Simbol Karakteristik
Aksesair bersih
PartisipasiSekolah
MelekHuruf
PembantuKelahiran
Bahan Ba-kar untuk Memasak
SumberPenerangan
Kondisi Atap Lantai Dinding
Kepemilikan Aset Rumah
Gizi Seimbang Anak Balita
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Sanitasi
Peta Kemiskinan MultidimensiProvinsi Kalimantan Selatan
2013
>50 40-50 30-40 20-30 <20 n.a.
Keterangan RT Miskin (%)
Jumlah RT Miskin (dalam ribu)
420 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
Profil Kemiskinan Multidimensi
Di Kalimantan Selatan, jumlah rumah tangga dan penduduk yang tergolong miskin multidimensi secara bertahap terus menurun dalam kurun waktu 2012-2014. Penurunan yang konsisten ini terutama didorong oleh penurunan jumlah rumah tangga dan pen-duduk miskin di perdesaan. Sementara di perkotaan, jumlah rumah tangga miskinnya justru bertambah pada tahun 2014.
Tabel 1 menunjukkan bahwa pada 2012, jumlah rumah tangga miskin di provinsi ini tercatat sekitar 440.000 rumah tangga atau sekitar 1,64 juta penduduk. Jumlah tersebut terus berkurang, hingga pada 2014, ting-gal sekitar 384.000 rumah tangga dan 1,46 juta penduduk yang tergolong miskin multi-dimensi. Demikian pula di perdesaan, jumlah rumah tangga dan penduduk miskin telah berkurang sehingga pada 2014 tercatat se-kitar 273.000 rumah tangga dan 1,05 juta penduduk yang masih tergolong miskin.
Selama kurun waktu tiga tahun, penduduk
miskin di perdesaan terlah berkurang sekitar 16,38 persen. Namun, wilayah ini masih tetap menjadi kantong kemiskinan terbesar di Kali-mantan Selatan. Pada 2014, tidak kurang dari 71 persen penduduk yang tergolong miskin multidimensi berada di wilayah per-desaan. Jumlah tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan dengan dua tahun sebelumn-ya, yang mencapai 76 persen.
Sementara itu, di perkotaan, jumlah ru-mah tangga dan penduduk miskin justru men-ingkat kembali pada 2014 setelah turun pada tahun sebelumnya. Pada 2013, jumlah rumah tangga yang tergolong miskin seban-yak 96.000 rumah tangga. Namun, setahun berikutnya, meningkat menjadi lebih dari 110.000 rumah tangga. Jumlah penduduk yang tergolong miskin pun meningkat dari 357.000 penduduk menjadi sekitar 412.000 penduduk.
Dalam kurun waktu 2012-2014, Indeks Kemiskinan Multidimensi Kalimantan Selatan terus menurun. Penurunan ini didorong oleh turunnya angka kemiskinan. Angka kemiskinan
Analisis Kemiskinan MultidimensiKalimantan Selatan
Tabel 1 Profil Kemiskinan Multidimensi Kalimantan Selatan 2012-2014
Keterangan2012 2013 2014
Desa KotaDesa + Kota
Desa KotaDesa + Kota
Desa KotaDesa + Kota
Jumlah Rumah Tangga Miskin
331.626 108.194 439.820 293.479 99.595 393.074 273.454 110.591 384.044
Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa)
1.251.878 390.685 1.642.563 1.107.460 357.374 1.464.834 1.046.064 411.658 1.457.722
Angka Kemiskinan Multidimensi (%)
55,1 25,0 42,5 47,4 22,0 36,7 43,5 24,0 35,3
Keparahan Kemiskinan Multidimensi (%)
41,2 39,7 40,8 41,3 39,2 40,8 40,3 40,0 40,2
Indeks Kemiskinan Multidimensi 0,227 0,099 0,174 0,196 0,086 0,150 0,175 0,096 0,142
Laporan Provinsi| 421
provinsi ini terus menurun sepanjang tiga ta-hun tersebut. Pada 2014, tercatat sebanyak 35,3 persen penduduk masih tergolong mi-skin multidimensi. Selain angka kemiskinan yang menurun, keparahan kemiskinan yang cenderung menurun juga berkontribusi men-dorong turunnya indeks kemiskinan. Memang, pada 2013, keparahan kemiskinan provinsi ini tetap bergeming pada angka 40,8 pers-en. Namun, tahun berikutnya, telah turun hingga menjadi 40,2 persen.
Angka Kemiskinan Multidimensi
Angka kemiskinan multidimensi Provinsi Kalimantan Selatan terbilang tinggi pada awal periode 2012-2014. Namun, kemu-dian, angka kemiskinan provinsi ini terus menurun pada tahun-tahun berikutnya. Se-mentara kemiskinan moneter juga cenderung menurun. Angka kemiskinan moneter pada 2014 masih lebih rendah dibandingkan den-gan dua tahun sebelumnya. Namun, yang perlu diwaspadai ialah meningkatnya angka kemiskinan ini dari tahun sebelumnya.
Grafik 1 menunjukkan bahwa pada 2012, lebih dari 42 persen rumah tangga di Provinsi Kalimantan Selatan tergolong miskin multidimensi. Tahun berikutnya, angka kem-iskinan ini turun sekitar 6 persen sehingga
tinggal sekitar 36,7 persen rumah tangga yang dikategorikan miskin. Pada 2014, an-gka kemiskinan ini kembali turun, namun pe-nurunannya tidak sebesar tahun sebelumnya. Saat itu, angka kemiskinan tercatat sekitar 35,3 persen. Kalimantan Selatan berada di peringkat ke-16 tertinggi dalam hal angka kemiskinan di antara provinsi lainnya.
Sementara itu, angka kemiskinan mone-ter provinsi ini sebenarnya tergolong rendah. Hanya sekitar 5 dari 100 penduduk Kalim-antan Selatan yang tergolong miskin dari sisi pengeluarannya. Artinya, mereka ini lah yang tingkat pengeluaran individunya masih lebih rendah daripada garis kemiskinan di provinsi ini. Angka ini pun cenderung menurun dari 2012 hingga 2014. Pada 2014, ang-ka kemiskinan moneter tercatat sekitar 4,81 persen.
Angka kemiskinan multidimensi Kaliman-tan Selatan dalam kurun waktu 2012-2014 masih lebih tinggi daripada angka kemi-skinan nasional. Namun, pergerakan angka kemiskinan provinsi ini serupa dengan nasion-al, yakni terus menurun sepanjang tiga tahun tersebut. Sedikit berbeda dengan nasional, penurunan angka kemiskinan Kalimantan Se-latan terutama didorong oleh penurunan an-gka kemiskinan di perdesaan.
Grafik 2 menunjukkan bahwa pada
Grafik 1 Perbandingan Angka Kemiskinan Multidimensi dengan Angka Kemiskinan Moneter (%)
42,5%
36,7% 35,3%
5,0% 4,8% 4,8%
0,0%
5,0%
10,0%
15,0%
20,0%
25,0%
30,0%
35,0%
40,0%
45,0%
2012 2013 2014
Tahun
Angka Kemiskinan Multidimensi Angka Kemiskinan Moneter (BPS)
422 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
2012 terdapat lebih dari separuh rumah tangga di perdesaan yang tergolong miskin. Namun, pada tahun-tahun berikutnya, angka tersebut terus menurun. Hingga 2014, ang-ka kemiskinan perdesaan di provinsi ini ter-catat sebesar 43,5 persen. Sementara ang-ka kemiskinan perkotaan memiliki tren yang berbeda. Setelah turun pada 2013, angka kemiskinan di wilayah ini meningkat menjadi 24 persen.
Penurunan angka kemiskinan multidimen-si di perdesaan yang konsisten dalam kurun waktu tersebut menunjukkan adanya perbai-kan kualitas penduduk dalam aspek pen-
didikan, kesehatan, ataupun standar kualitas hidup. Sementara itu, fluktuasi angka kemi-skinan perkotaan mengindikasikan belum konsistennya perbaikan aspek-aspek terse-but di perkotaan. Hal ini membuat masyar-akat perkotaan justru cenderung lebih rentan dibandingkan dengan masyarakat perde-saan.
Keparahan Kemiskinan Multidimensi
Keparahan kemiskinan multidimensi Provinsi Kalimantan Selatan memiliki perger-akan yang berbeda dibandingkan dengan
68,4
35,0
57,4
47,6
22,2
35,0
61,2
37,0
53,1
42,2
19,4
30,8
57,5
37,1
50,4
40,8
18,5
29,7
-
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0
Desa Kota Desa + Kota Desa Kota Desa + Kota
Kalimantan Tengah Nasional
20122013
2014
Grafik 2 Angka Kemiskinan Multidimensi (%) menurut Desa-Kota
0,412
0,397
0,408
0,434
0,403
0,424
0,413
0,392
0,408
0,427
0,396
0,418
0,403 0,400 0,402
0,427
0,400
0,418
0,370
0,380
0,390
0,400
0,410
0,420
0,430
0,440
Desa Kota Desa + Kota Desa Kota Desa + Kota
Kalimantan Selatan Nasional
20122013
2014
Grafik 3 Keparahan Kemiskinan Multidimensi (%) menurut Desa – Kota
Laporan Provinsi| 423
pergerakan keparahan kemiskinan nasion-al. Meski demikian, keparahan kemiskinan provinsi ini dan nasional sama-sama cend-erung menurun dalam kurun waktu 2012-2014.
Pada tahun 2013, keparahan kemiskinan Kalimantan Selatan bergeming pada angka 40,8 persen. Hal ini disebabkan oleh nai-knya keparahan kemiskinan di perdesaan yang diimbangi oleh penurunan di perko-taan. Kemudian, setahun berikutnya, kepara-han kemiskinan provinsi ini dapat diturunkan sebab angka kemiskinan di perdesaan dan perkotaan sama-sama menurun.
Dibandingkan dengan nasional, kepara-han kemiskinan provinsi ini masih lebih ren-dah dalam kurun waktu tersebut. Kemudian, apabila antara desa dan kota dibanding-kan, ketimpangan keparahan kemiskinan di Kalimantan Selatan masih lebih rendah dib-andingkan dengan nasional. Bahkan, ketim-pangan tersebut semakin berkurang dari ta-hun ke tahun. Pada tahun 2014, keparahan kemiskinan antara perdesaan dan perkotaan di provinsi ini hanya berbeda sedikit.
Indeks Kemiskinan Multidimensi
Sejalan dengan pergerakan angka kem-iskinan multidimensi, Indeks Kemiskinan Mul-tidimensi Kalimantan Selatan terus menurun dalam kurun waktu tiga tahun tersebut. Pe-
nurunan tersebut terutama didorong oleh penurunan indeks kemiskinan di perdesaan. Pada 2012, indeks kemiskinan perdesaan masih sebesar 0,227. Namun, dua tahun berikutnya, indeks kemiskinan di wilayah ini turun menjadi 0,175.
Sementara itu, indeks kemiskinan perko-taan justru cenderung bertahan pada kisa-ran 0,10. Meski turun menjadi 0,086 pada 2013, indeks kemiskinan wilayah ini kembali meningkat menjadi 0,10 pada tahun beri-kutnya. Kondisi ini membuat laju penurunan indeks kemiskinan Kalimantan Selatan pada 2014 tidak secepat laju penurunan pada ta-hun sebelumnya, seperti terlihat pada Grafik 4.
Dibandingkan dengan indeks kemiskinan nasional, Indeks Kemiskinan Multidimensi provinsi ini masih lebih tinggi. Kondisi seru-pa berlaku untuk indeks kemiskinan perde-saan dan perkotaan. Dalam hal peringkat, Indeks Kemiskinan Multidimensi Kalimantan Selatan merupakan yang tertinggi ke-17 dari semua provinsi di Indonesia pada 2014. Artinya, provinsi ini berada di posisi menen-gah di tingkat nasional. Dibandingkan den-gan provinsi-provinsi tetangganya di wilayah Kalimantan, Indeks Kemiskinan Multidimensi merupakan yang tertinggi ke-3 setelah Kali-mantan Tengah dan Kalimantan Barat.
Di tingkat kabupaten dan kota, secara umum, indeks kemiskinan kota masih lebih
0,227
0,099
0,174
0,207
0,090
0,149
0,196
0,086
0,150
0,180
0,077
0,129
0,175
0,096
0,142
0,174
0,074
0,124
-
0,050
0,100
0,150
0,200
0,250
Desa Kota Desa + Kota Desa Kota Desa + Kota
Kalimantan Selatan Nasional
2012 2013 2014
Grafik 4 Indeks Kemiskinan Multidimensi menurut Desa-Kota
424 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
rendah dibandingkan dengan indeks kemi-skinan kabupaten. Kota Banjarbaru dan Kota Banjarmasin merupakan dua daerah den-gan indeks kemiskinan terendah, yakni mas-ing-masing sebesar 0,057 dan 0,063. Indeks tersebut hanya sekitar sepertiga dari indeks kemiskinan provinsi pada tahun yang sama.
Sementara itu, Kabupaten Barito Kua-la merupakan daerah dengan indeks kem-iskinan yang tertinggi. Pada 2014, indeks kemiskinan kabupaten yang merupakan has-il pemekaran dari Kabupaten Banjar dan berpenduduk lebih dari 276.000 jiwa ini, mencapai 0,267. Indeks ini sekitar 1,8 kali lipat dari indeks provinsi pada periode yang sama. Setelah Barito Kuala, daerah dengan indeks kemiskinan tertinggi di Kalimantan Se-latan ialah Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Keduan-ya termasuk wilayah pedalaman yang did-ominasi rawa-rawa.
Kesimpulan dan RekomendasiKesimpulan
Pengukuran kemiskinan dengan pen-dekatan pengeluaran per kapita menunjuk-kan hanya satu dari 20 penduduk di Provinsi Kalimantan Selatan yang dikategorikan mi-skin. Namun, dengan pendekatan multidi-mensi, terlihat bahwa lebih dari sepertiga masyarakat di provinsi ini masih mengalami deprivasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa kesejahteraan masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor dalam lingkup yang lebih luas.
Provinsi Kalimantan Selatan dikenal se-bagai daerah yang kaya akan sumber daya alam. Namun, kondisi tersebut belum men-jamin kesejahteraan masyarakatnya. Keter-sediaan infrastruktur yang memadai men-jadi persoalan krusial yang memengaruhi kesejahteraan. Provinsi Kalimantan Selatan merupakan daerah kaya batu bara, tetapi ironisnya daerah ini masih belum dapat kelu-ar dari krisis listrik.
Di provinsi ini, dimensi standar kualitas hidup dan kesehatan merupakan faktor yang paling dominan membuat kemiskinan multidi-mensi Kalimantan Selatan masih relatif ting-gi. Sumber penerangan dan bahan bakar
untuk memasak dalam dimensi standar kual-itas hidup masih jadi persoalan terbesar ru-mah tangga miskin di provinsi ini. Selain itu, persoalan terkait air bersih dan sanitasi da-lam dimensi kesehatan juga turut mewarnai karakteristik kemiskinan multidimensi.
Secara umum, kondisi masyarakat Kalim-antan Selatan terkait dengan keempat per-soalan tersebut cenderung membaik. Hal ini ditunjukkan dengan semakin berkurangnya rumah tangga miskin yang mengalami per-soalan tersebut. Misalnya, dalam hal bahan bakar untuk memasak. Pada 2012, masih ada sekitar 93,9 persen rumah tangga mi-skin yang memiliki persoalan ini. Namun, dua tahun kemudian, jumlahnya berkurang hing-ga tinggal sekitar 85,3 persen.
Kondisi serupa terjadi pada tiga in-dikator lainnya. Rumah tangga miskin yang masih memiliki persoalan dalam sumber pen-erangan, akses air bersih, dan sanitasi, kian menurun dalam kurun waktu 2012-2014. Memang, jumlahnya masih di atas 60 persen. Namun, tren yang menurun ini menunjukkan adanya perbaikan dalam persoalan-perso-alan tersebut.
Hal lain yang juga penting ialah, perso-alan asupan gizi yang seimbang bagi anak balita serta kepemilikan rumah oleh rumah tangga miskin. Sepanjang tiga tahun terse-but, rumah tangga miskin yang memiliki anak balita dengan asupan gizi yang tidak seim-bang terus meningkat. Pada 2012, baru terdapat sekitar 38,6 persen rumah tangga miskin yang memiliki persoalan ini. Namun, pada 2014, angka tersebut melonjak menja-di 43,8 persen pada 2014. Hal serupa ter-jadi pada kepemilikan rumah. Pada 2014, rumah tangga miskin yang tidak memiliki ru-mah tercatat sekitar 29,9 persen, padahal dua tahun sebelumnya masih sekitar 25,4 persen.
Rekomendasi Kebijakan
Dalam menyusun program kerja untuk penanggulangan kemiskinan multidimensi yang tepat sasaran, perlu ada identifikasi masyarakat miskin multidimensi. Fakta bah-wa penduduk miskin perdesaan yang jum-lahnya dua kali lebih besar daripada pen-
Laporan Provinsi| 425
duduk miskin perkotaan sebaiknya menjadi pertimbangan pemerintah dalam menyusun program kebijakan.
Usaha penanggulangan kemiskinan akan memberikan dampak yang lebih besar apa-bila difokuskan kepada daerah-daerah yang sangat membutuhkan bantuan pemer-intah. Daerah-daerah pedalaman dengan indeks kemiskinan yang tinggi, seperti Kabu-paten Barito Kuala, perlu mendapat perha-tian khusus.
Sebagai provinsi dengan potensi ekonomi yang tinggi serta kondisi masyarakat dalam hal keuangan yang relatif baik, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan memiliki potensi besar untuk mengatasi permasalahan kemi-skinan multidimensi. Pemerintah perlu men-goptimalkan program-program pengemban-gan infrastruktur secara merata di daerah serta mengimplementasikan program-pro-gram peningkatan kesejahteraan yang ber-basis masyarakat. Misalnya, perbaikan san-itasi dan sarana air bersih terutama bagi masyarakat miskin yang sebagian besar masih belum layak. Di sisi lain, pemahaman masyarakat mengenai pentingnya pola hidup bersih dan sehat juga perlu ditingkatkan.
Di luar program pemerintah yang telah dijalankan ataupun yang masih dalam tahap perencanaan, banyaknya perusahaan ber-skala besar di provinsi ini memberi peluang bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui mekanisme corporate social responsi-bility (CSR). Mekanisme ini perlu diselaraskan dengan program-program pemerintah agar tidak saling tumpang tindih, terutama di seki-tar wilayah operasi perusahaan-perusahaan tersebut. Dengan pola pengembangan sep-erti ini, usaha untuk memperbaiki kesejahter-aan masyarakat akan semakin cepat dan berdampak luas.
Dengan memperhatikan permasalahan utama dalam kemiskinan multidimensi Provinsi Kalimantan Selatan, upaya penanggulangan kemiskinan multidimensi di provinsi ini perlu dijalankan dengan prioritas sebagai berikut:
1. Percepatan pembangunan infras-truktur listrik agar masyarakat mi-skin mendapat akses listrik untuk sumber penerangan yang memadai di Kabupaten Banjar, Barito Kuala,
Kotabaru, dan Hulu Sungai Tengah.
2. Peningkatan dan perbaikan akses air bersih bagi rumah tangga miskin di Kabupaten Banjar, Barito Kuala, Tanah Bambu, dan Kotabaru.
3. Perbaikan sanitasi di permukiman masyarakat miskin di Kabupaten Barito Kuala, Banjar, Kotabaru, dan Hulu Sungai Tengah.
4. Peningkatan jaringan distribusi gas yang mampu menjangkau rumah tangga miskin di Kabupaten Barito Kuala, Banjar, Kotabaru, dan Tanah Bumbu.
5. Perbaikan asupan gizi seimbang pada anak balita melalui optimal-isasi peran posyandu, puskesmas, dan organisasi masyarakat adat se-tempat di Kabupaten Tanah Bumbu, Kotabaru, Banjar, dan Kota Banjar-masin.
426 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
Indikator
2012 2013 2014
Desa KotaDesa
+ Kota
Desa KotaDesa
+ Kota
Desa KotaDesa
+ Kota
255.911 65.019 320.931 231.479 55.573 287.052 198.666 70.772 269.438
277.832 67.086 344.918 241.202 67.349 308.551 215.055 80.994 296.049
62.781 13.301 76.082 54.315 13.677 67.992 48.783 7.224 56.006
101.203 39.645 140.848 93.573 38.918 132.491 94.787 43.202 137.989
53.485 12.457 65.941 44.749 12.412 57.161 45.529 14.576 60.105
38.078 6.779 44.857 30.060 6.175 36.235 40.786 11.579 52.366
94.680 37.939 132.619 94.207 33.405 127.612 76.492 36.995 113.488
311.773 87.722 399.494 274.501 78.163 352.663 252.620 76.250 328.870
320.739 95.622 416.361 275.824 83.582 359.405 238.152 93.118 331.270
4.481 596 5.076 3.104 66 3.170 3.538 626 4.164
56.552 70.166 126.718 55.210 62.408 117.619 53.696 73.866 127.562
Lampiran 1 Jumlah RT Miskin menurut Dimensi dan Indikator 2012-2014
Laporan Provinsi| 427
Kode KABUPATEN/KOTAJumlah RT
Miskin
Angka Kemiskinan Multidimensi
(%)
Keparahan Kemiskinan
Multidimensi (%)
Indeks Kemiskinan Multidimensi
6301 Kab. Tanah Laut 37.557 44,63 40,8 0,1821 6302 Kab. Kota Baru 39.966 49,78 42,3 0,2106 6303 Kab. Banjar 65.472 48,13 41,5 0,1997 6304 Kab. Barito Kuala 55.478 70,27 41,2 0,2894 6305 Kab. Tapin 23.791 47,66 41,1 0,1958
6306Kab. Hulu Sungai Selatan
35.671 56,40 40,8 0,2301
6307Kab. Hulu Sungai Tengah
33.347 44,59 39,6 0,1765
6308Kab. Hulu Sungai Utara
29.018 51,43 42,0 0,2159
6309 Kab. Tabalong 21.240 35,40 40,2 0,1423 6310 Kab. Tanah Bumbu 39.221 49,67 41,3 0,2053 6311 Kab. Balangan 14.853 44,99 41,6 0,1871 6371 Kota Banjarmasin 31.925 17,89 37,8 0,0676 6372 Kota Banjarbaru 12.282 20,56 37,7 0,0776
63 KALSEL 439.820
Lampiran 2 Kemiskinan Multidimensi menurut Kabupaten/Kota 2012
Lampiran 3 Kemiskinan Multidimensi menurut Kabupaten/Kota 2013
Kode KABUPATEN/KOTAJumlah RT
Miskin
Angka Kemiskinan Multidimensi
(%)
Keparahan Kemiskinan
Multidimensi (%)
Indeks Kemiskinan Multidimensi
6301 Kab. Tanah Laut 27.410 29,19 41,0 0,1198 6302 Kab. Kota Baru 37.269 44,42 41,7 0,1853 6303 Kab. Banjar 58.890 41,42 40,4 0,1674 6304 Kab. Barito Kuala 51.306 63,86 41,7 0,2665 6305 Kab. Tapin 19.876 38,96 40,1 0,1564
6306Kab. Hulu Sungai Selatan
30.007 45,68 42,2 0,1926
6307Kab. Hulu Sungai Tengah
33.938 46,41 40,3 0,1869
6308Kab. Hulu Sungai Utara
27.994 48,52 40,7 0,1975
6309 Kab. Tabalong 18.163 28,43 41,5 0,1181 6310 Kab. Tanah Bumbu 36.310 45,47 41,4 0,1884 6311 Kab. Balangan 11.913 35,03 40,6 0,1422 6371 Kota Banjarmasin 30.226 16,52 38,3 0,0632 6372 Kota Banjarbaru 9.772 15,50 37,0 0,0574
63 KALSEL 393.074
428 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
Lampiran 4 Karakteristik Kemiskinan Multidimensi 2012-2014
73,0
78,4
17,3
32,0
15,0
10,2
30,2
90,8
94,7
1,2
28,8
73,0
78,5
17,3
33,7
14,5
9,2
32,5
89,7
91,4
0,8
29,9
70,2
77,1
14,6
35,9
15,7
13,6
29,6
85,6
86,3
1,1
33,2
0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0
2014 2013 2012
Laporan Provinsi| 429
KABUPATEN/KOTA
Jumlah RT Miskin
Dimensi Kesehatan Dimensi Pendidikan Dimensi Standar Kualitas Hidup
Kab. Tanah Laut
37,6 23,8 35,2 7,8 11,1 8,1 4,1 9,2 33,8 37,6 0,9 5,0
Kab. Kota Baru
40,0 26,6 30,2 8,9 17,6 4,3 5,1 15,4 37,1 39,8 0,4 9,2
Kab. Banjar 65,5 49,9 56,6 11,2 21,8 12,2 6,1 20,3 60,0 56,1 0,5 18,3
Kab. Barito Kuala
55,5 49,5 48,5 9,9 12,8 5,4 7,0 13,8 53,6 53,4 0,5 11,0
Kab. Tapin 23,8 17,7 19,6 5,6 6,4 4,5 1,8 6,9 22,9 23,6 0,6 3,4
Kab. Hulu Sungai Selatan
35,7 30,8 28,0 5,5 9,2 4,7 3,3 8,7 33,4 35,5 0,3 9,7
Kab. Hulu Sungai Tengah
33,3 26,3 25,2 2,2 9,7 5,0 2,6 8,2 32,4 33,0 0,1 8,3
Kab. Hulu Sungai Utara
29,0 24,6 19,1 5,2 13,4 4,3 3,2 7,3 28,6 28,4 - 7,2
Kab. Tabalong
21,2 11,6 17,1 3,8 7,9 3,2 2,3 8,2 19,1 20,5 - 4,3
Kab. Tanah Bumbu
39,2 20,2 35,8 8,6 11,8 5,4 4,9 13,5 33,5 38,4 0,7 14,0
Kab. Balangan
14,9 10,1 10,8 4,7 3,3 3,1 2,3 4,4 14,4 14,1 1,2 2,3
Kota Banjarmasin
31,9 23,0 8,8 2,2 11,0 4,7 1,8 13,3 21,5 27,4 - 24,6
Kota Ban-jarbaru
12,3 6,8 9,9 0,4 5,0 0,9 0,4 3,3 9,2 8,7 - 9,5
KALSEL 439,8 320,9 344,9 76,1 140,8 65,9 44,9 132,6 399,5 416,4 5,1 126,7
Lampiran 5 Jumlah RT Miskin menurut Karakteristik Kemiskinan Multidimensi 2012 (Ribu)
430 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
KABUPATEN/KOTA
Jumlah RT Miskin
Dimensi Kesehatan Dimensi Pendidikan Dimensi Standar Kualitas Hidup
Kab. Tanah Laut
27,4 17,2 21,6 6,4 9,4 4,1 1,9 11,7 25,0 24,9 0,1 6,9
Kab. Kota Baru
37,3 27,6 28,1 9,5 15,2 4,7 3,1 12,0 33,6 36,8 0,6 8,8
Kab. Banjar 58,9 43,1 50,2 11,7 14,9 11,0 7,7 17,9 54,8 46,9 0,6 14,5
Kab. Barito Kuala
51,3 46,8 44,3 8,7 13,3 6,2 6,0 14,4 49,6 48,6 0,8 9,2
Kab. Tapin 19,9 14,7 15,5 3,7 5,9 2,8 1,3 7,0 19,1 19,0 0,2 2,8
Kab. Hulu Sungai Selatan
30,0 25,9 23,0 3,2 9,4 4,7 2,8 7,5 28,9 29,6 0,1 11,5
Kab. Hulu Sungai Tengah
33,9 27,1 27,5 1,2 11,8 4,9 2,0 11,9 31,3 33,4 0,4 6,3
Kab. Hulu Sungai Utara
28,0 23,0 20,9 5,6 10,0 3,9 2,4 5,6 27,0 27,2 - 7,2
Kab. Tabalong
18,2 12,4 13,9 3,7 6,3 3,6 2,2 6,9 17,0 17,3 - 2,9
Kab. Tanah Bumbu
36,3 16,4 34,4 9,2 15,8 4,0 3,0 14,2 26,7 34,5 0,3 15,0
Kab. Balangan
11,9 7,6 9,7 3,4 3,0 2,1 1,9 3,7 11,5 10,8 - 1,7
Kota Banjarmasin
30,2 21,0 11,5 1,3 13,9 4,6 1,9 12,2 20,2 23,2 - 22,7
Kota Ban-jarbaru
9,8 4,2 7,9 0,4 3,6 0,5 - 2,5 7,9 7,1 0,0 8,3
KALSEL 393,1 287,1 308,6 68,0 132,5 57,2 36,2 127,6 352,7 359,4 3,2 117,6
Lampiran 6 Jumlah RT Miskin menurut Karakteristik Kemiskinan Multidimensi 2013 (Ribu)
Laporan Provinsi| 431
Lampiran 7 Peta Indikator Kemiskinan Multidimensi
Indikator KABUPATEN/KOTA
Barito Kuala Banjar KotabaruHulu Sungai
Tengah
Banjar Barito Kuala Tanah Bumbu Kotabaru
Tanah Bumbu Kotabaru Banjar Kota Banjarmasin
Banjar Barito Kuala KotabaruHulu Sungai
Tengah
Barito Kuala Banjar Kotabaru Tanah Bumbu
432 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014