4113-5805-1-pb

7
IDENTIFIKASI DAN PENYEBAB KEMATIAN TERHADAP KORBAN TAK DIKENAL YANG DIKIRIM KE INSTALASI KEDOKTERAN FORENSIK RSU dr. SARDJITO PERIODE 2007-2008 Irsyd J!"#$ A%&r&# ' ( S)!$#d*& 2 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta INTISARI Identifikasi merupakan penentuan atau pengungkapan identitas orang yang hidup maupun mati, berdasarkan iri khas yang terdapat pada orang te ontohnya seperti sidik !ari, bekas luka, tato, pakaian yang dipakai, sus maupun berdasarkan dari susunan tulangnya" Seara garisbesar,penyebab kematian ada tiga maam, yaitu# Sinop $gangguan sirkulasi darah% $gangguan respirasi%, Koma $gangguan sistem saraf pusat%" 'u!uan peneliti untuk mengungkap identitas dan penyebab kematian pada !ena(ah tak dikenal Penelitian ini menggunakan desain diskriptif retrospektif, yatu pene yang bersifat men!elaskan atau menggambarkan keaadaan atau peristi)a sebagaimanaadanya sehinggasekedarmengungkap fakta" Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang diambil dari rekam medis kasus mayat tak dikenal di Instalasi kedokteran Forensik *SUP" D*" Sard!ito" Su penelitian ber!umlah + !ena(ah tak dikenal" Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bah)a penyebab kematian tertinggi pada mayat tak dikenal adalah kematian yang disebabkan karena perdarahan sadangkan pada metode identifikasi dengan menggunakan m odontologi merupakan metode yang paling efektif dalam pengungkapan identi Kata kuni# Mayat tak dikenal, identifikasi, penyebab kematian -

Upload: arum-ayu-kartika

Post on 07-Oct-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

KONSUMSI KACANG MERAH TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH

IDENTIFIKASI DAN PENYEBAB KEMATIAN TERHADAP KORBAN TAK DIKENAL YANG DIKIRIM KE INSTALASI KEDOKTERAN FORENSIK RSU dr. SARDJITO PERIODE 2007-2008

Irsyad Jelang Amirin1, Soegandhi2

Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah YogyakartaINTISARI

Identifikasi merupakan penentuan atau pengungkapan identitas orang yang hidup maupun mati, berdasarkan ciri khas yang terdapat pada orang tersebut, contohnya seperti sidik jari, bekas luka, tato, pakaian yang dipakai, susunan gigi maupun berdasarkan dari susunan tulangnya. Secara garis besar,penyebab kematian ada tiga macam, yaitu: Sincop (gangguan sirkulasi darah), Asfiksia (gangguan respirasi), Koma (gangguan sistem saraf pusat). Tujuan penelitian ini untuk mengungkap identitas dan penyebab kematian pada jenazah tak dikenal.Penelitian ini menggunakan desain diskriptif retrospektif, yatu penelitian yang bersifat menjelaskan atau menggambarkan keaadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga sekedar mengungkap fakta. Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang diambil dari rekam medis kasus mayat tak dikenal di Instalasi kedokteran Forensik RSUP. DR. Sardjito. Subyek penelitian berjumlah 34 jenazah tak dikenal.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penyebab kematian tertinggi pada mayat tak dikenal adalah kematian yang disebabkan karena perdarahan sadangkan pada metode identifikasi dengan menggunakan metode odontologi merupakan metode yang paling efektif dalam pengungkapan identitas.

Kata kunci: Mayat tak dikenal, identifikasi, penyebab kematian

IDENTIFICATION AND CAUSING DEATH TO VICTIM NOT TO KNOWN WHICH SENDED TO INSTALATION OF MEDICAL FORENSIC RSUP Dr. SARDJITO, YOGYAKARTA

PERIOD 2007 -2008

ABSTRACTIdentify to represent the determination or identity expression one who live and also die, pursuant to individuality of found on the people, the example of like fingerprint, ex- hurt, tattoo, clothes wears the, tooth formation and also pursuant to from its bone formation. Marked with lines is big, causing death of there is three kinds of, that is: Sincop (trouble of blood sirculation), Asphyxia (trouble of respiratory), Comma (trouble of nerve system center). Target of this research to express the identity and death cause at unidentified corpse.

This research use the design retrospektif descriptive, explanatory is a research or depict the condition or event as it is so that simply expressing fact. This research use the data secondary, that is data which is taken away from by a medical record of unidentified dead body case in Forensic doctor Installation of RSUP. DR. Sardjito. The subject of this research amount to 34 unidentified corpse.

From inferential research result that highest death cause at unidentified dead body is death which is caused by hemorrhagic. Though at method identify by using method odontologi represent the most effective method in identity expression.

Keyword: Unidentified dead body, identify, death cause.

1Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

2Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

3Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

PENDAHULUAN

Sering dijumpai berita-berita tentang ditemukannya mayat tanpa identitas di suatu tempat, entah itu di sungai, di pinggiran rel kereta api, ataupun di tumpukan sampah. Baik dalam keadaan mayat masih utuh ataupun sudah membusuk. Proses pengidentifikasian sangat diperlukan untuk dapat mengenali korban-korban tesebut. Disinilah identifikasi mempunyai arti penting baik ditinjau dari segi untuk kepentingan forensik maupun non forensik. Dalam kasus-kasus penemuan mayat tak dikenal, penting untuk diketahui siapa identitasnya, dan apa penyebab meninggalnya, apakah wajar ataupun tidak wajar. Penyebab kematian diperlukan untuk membantu pihak penyidik menentukan apakah mayat tersebut merupakan korban pembunuhan, bunuh diri, atau kecelakaan.Penyebab kematian tersebut dapat dikarenakan perdarahan, asfiksia, keracunan ataupun mati mendadak diakibatkan penyakit yang diderita. Penyebab kematian, sebagian besar adalah kecelakaan lalu lintas, pembunuhan, atau sakit. Kondisi jenazah-jenazah yang umumnya kiriman polisi itu beragam. Ada yang masih segar karena belum lama meninggal. Ada pula yang sudah dalam keadaan rusak. Jenazah yang rusak kebanyakan adalah mayat-mayat membusuk, yang baru ditemukan setelah beberapa hari telantar. Sebagian lagi adalah korban kecelakaan lalu lintas, tertabrak kereta api, atau terkena ledakan bom.

Dalam proses pengidentifikasian dikenal sembilan metode pengidentifikasian, yaitu visual, pakaian, perhiasan, dokumen, medis, sidik jari, gigi, serologi, dan metode ekslusi. Hanya metode identifikasi dengan sidik jari atau daktiloskopi, yang tidak lazim dikerjakan oleh dokter melainkan dilakukan oleh pihak kepolisian. Dari sekian banyak metode pengidetifikasian dalam prakteknya hanya digunakan dua metode saja yaitu identifikasi primer dari pakaian dan identifikasi konfirmatif dari gigi.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang diambil dari rekam medis kasus mayat tak dikenalyang dikirim di Instalasi kedokteran Forensik RSUP dr. Sardjito.Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan data penelitian dilakukan di Instalasi Kedokteran forensik RSUP dr. Sardjito

Adapun waktu penelitianya adalah rekam medis berdasarkan periode 2007-2008Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah mayat tak dikenal yang dikirim ke Instalasi Kedokteran Forensik RSUP dr. Sardjito periode 2006-2007.

Variabel Penelitiana. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ciri-ciri fisik misalnya penampilan atau bentuk gigi dan penyebab kematianb. Variabel tergantung.

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah Ketepatan identifikasi baik identifikasi individu maupun kelompok menurut umur maupun jenis kelamin serta tanda-tanda kematian.

c. Variaber pengganggu

Variaber pengganggu adalah Diduga penyebab kematian multiple dan kelengkapan datanya.Instrumen PenelitianPengumpulan data dilakukan dengan menggunakan chek list yang diisi sendiri oleh peneliti berdasarkan rekam medis yang diambil dari Instalasi Kedokteran Forensik RSUP dr. Sardjito peride 2007-2008Pengolahan DataData dilakukan sendiri dengan mencatat data sekunder dari data rekam medis dan diolah serta dikaji sesuai dengan syarat-syarat penulisan karya ilmiah. Dari data yang terkumpul, dikelompokan sesuai dengan pengelompokan data, lalu dibuat tabulasi data dan menampilkan dalam bentuk tabel, dilakukan pembahasanHASIL PENELITIAN Dalam kurun waktu dua tahun yaitu terhitung sejak Januari 2007 sampai desember 2008 laporan kejadian korban tak dikenal yang masuk di instalasi Kedokteran Forensik RS. Dr. Sardjito didapatkan sejumlah 34 kasus yang keseluruhanya dilakukan otopsi atas permintaan penyidik.

Tabel 1 Jenis pemeriksaan yang dilakukan terhadap korban tak dikenal yang diotopsi diinstalasi Kedokteran Forensic RS dr Sardjito periode tahun 2007-2008

Jenis pemeriksaan20072008Total

Kasus%

Luar dalam25720.6

Luar16112779.4

Jumlah181634100

Tabel 2. Distribusi penyebab kematian terhadap korban tak dikenal yang diotopsi diinstalasi Kedokteran Forensic RS dr Sardjito periode tahun 2007-2008

Penyebab kematian20072008Total

Kasus%

Perdarahan781544.1

Gangguan pernafasan581338.2

Penyakit----

Tidak dapat ditentukan6-617.6

Jumlah181634100

Tabel 3. Metode yang digunakan dalam proses pengidentifikasian periode tahun 2007-2008

Metode

Pengidentifikasian20072008Total

Kasus%

Visual1125.9

Pakaian13411.8

Perhiasan----

Dokumen----

Odontologi14122676.5

Sidik jari----

Ekslusi----

Serologi2-25.9

Jumlah181634100

Tabel 4. Suku bangsa (ras) yang teridentifikasi periode tahun 2007-2008Suku bangsa20072008Total

Kasus%

Kaukasoid181634100

Mongoloid----

Negroid----

Total181634100

PEMBAHASAN

Dari 34 kasus yang masuk selama periode tahun 2007-2008 yang banyak dilakukan adalah pemeriksaan luar sebesar 27 kasus (79.4%) .Hal ini disebabkan karena tidak adanya permintaan pemeriksaan dalam dari pihak penyidik dan keluarga

Dari variasi jenis penyebab kematian terhadap korban tak dikenal yang diotopsi dinstalasi Kedokteran Forensic RS Sardjito untuk periode 2007-2008, perdarahan merupakan penyebab kematian terbanyak pada mayat tak dikenal yaitu sebesar 15 kasus (44.1%) . Karena kecepatan proses kematian tergantung pada kecepatan dan jumlah perdarahanya. Perdarahan merupakan salah satu penyebab kematian yang sifatnya bisa perdarahan lua tubuh atau perdarahan luar tubuh.

Dari metode pengidentifikasian pada periode 2007-2008 yang terbesar menggunakan metode odontologi sebesar 26 kasus (76.5%). Hal ini di sebabkan bentuk gigi dan rahang merupakan ciri khusus dari seseorang, sedemikian khususnya sehingga dapat dikatakan tidak ada gigi atau rahang yang identik pada dua orang yang berbeda, hal ini menjadikan pemeriksaan gigi mempunyai nilai tinggi dalam penentuan jati diri seseorang.Hal ini bisa diartikan bahwa metode odontologi merupakan metode yang paling efektif diantara metode identifikasi yang lain.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penyebab kematian tertinggi pada mayat tak dikenal adalah kematian yang disebabkan karena perdarahan sadangkan pada metode identifikasi dengan menggunakan metode odontologi merupakan metode yang paling efektif dalam pengungkapan identitasUCAPAN TERIMAKSIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut serta dalam penelitian ini.DAFTAR PUSTAKAChada, P. V., Ilmu forensic dan Toksikologi, Edisi bahasa V, Widya medika, jakarta, 1995.

Courville, Forensic Aspects of trauma to The Central Nervous System and Its Membranes, In: Gradwohl, R.B.H., Legal Medicine, The C.V Mosby Company, St. Lois, 1945

Gonzales, Vance, Helperm, Umberger, Legal Medicine Pathologi and Toxicologi, 2nd ed, Appleton Century-Crofts, Ine, New York, 1945.

Hadikusumo. Nawawi, Dr., DSPF, kuliah ilmu kedokteran foerensik, Fakultas Kedokteran UGM, Fakultas Kedokteran UMY, 1997.

Idries, A.M, Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik, Edisi pertama, binarupa Aksara, Jakarta, 1997.

Knight, B, Forensic Pathology, 2nd ed., Oxford University Press, Inc., New York, 1996.

Lazarov, I, Curret Reasons for Death After Mechanical Damages, In: Sawaguci, T. (editor), Causality and Non-causality, Forensic Press, Tokyo, 1992.

Moore, K.L, Clinically Oriented Anatomy, 3th ed., Williams and wilkins, Baltimore. 1992.

Moritz, A.R., Morris C.F., 1975, Hand Book of Legal Medicine, Physicians Responsibilityin cases of Death by Violence of from Unexplained Camp.Oewin (2006). Traumatologi 2. diakses tanggal 11 April 2008, dari http;//www.freewebs.com/traumatologi-2/ Peter Gill, Ph. D (20050. The Tecnology of identification The New England Journal of Medicine. Diakses 8 mei 2008. dari http//www.nejm.org//Purwadianto, A., Sampurna, B., Herkutanto, Kristal-kristal ilmu kedokteran forensic, Cetakan I, Bagian ilmu Kedokteran Forensik Fk UI/LK UI, Jakarta, 1981Simpson. K., 1988, Forensic Medicine, 9th ed, TheEnglish Language Book Socity and Edward Arnold Ltd., London.

Sjamsuhidayat, R., Wim de Jong, buku ajar ilmu Bedah, Edisi Revisi, Jakarta, 1997

Subarkah, A, Ilmu Kedokteran Kehakiman, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin, Makasar, 2007.

Victor F. Tapson, M.D. (2008). Acut Pulmonary Embolism. The New England Journal of Medicine. Diakses 8 mei 2008. dari http//www.nejm.org//

PAGE 3