4 tanggapan atas 10 kriteria sesat -...

158

Upload: dinhcong

Post on 07-Mar-2019

248 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

4 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

SIAPA YANG SESAT?Tanggapan atas 10 Kriteria Sesatversi Majelis Ulama Indonesia

H. S. Ali Yasir

Cetakan II, 2009

DARUL KUTUBIL ISLAMIYAHJl. Kemuning No. 14 Baciro Yogyakarta 55225Telp. 0274-6591791

5Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

RAPAT KERJA NASIONAL Majelis UlamaIndonesia (Rakernas MUI) di Jakarta tanggal16 November 2007 memutuskan SepuluhKriteria Sesat. Seseorang atau segolongan orangdinyatakan sesat atau menyimpang dari jalanyang benar, jika melanggar dari sebagian atauseluruh kriteria yang digunakan oleh MUI.Misalnya aliran Ahmadiyah, baik faksi Qadianiataupun Lahore, menurut fatwa MUI tahun2005 dihukumi sesat dan menyesatkan dankeluar dari Islam atau murtad alias kafir.

Mengingat peringatan Ilahi dalam ayatsuci 17:36 di atas dan juga ayat: “Jika engkaumengikuti kebanyakan orang di bumi akan menye-

KATA PENGANTAR

“Dan janganlah engkau mengikuti apa yang tak mempunyaipengetahuan tentang sesuatu. Sesungguhnya pendengaran,penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggung

jawabannya.” (17:36)

6 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

satkan engkau dari jalan Allah,” karena “merekahanya mengikuti dugaan saja dan mereka tiada lainhanyalah berdusta” (6:116); lalu Allah menjelas-kan, “sesungguhnya Tuhan dikau, Dia lebih tahusiapa yang tersesat dari jalan-Nya, dan Dia lebihtahu siapa yang mengikuti jalan yang benar” (6:117;16:125), maka kami dari pihak yang disesatkanmerasa terpanggil untuk menanggapinya agarpara pembaca nan budiman dapat menilaivalidkah Sepuluh Kriteria Sesat itu? Denganmencermati pokok pikiran dari Kriteria sesatitu insya allah dapat diketahui siapa sebenarnyayang lebih berpegang kepada Quran Suci danSunnah Nabi dengan menggunakan akal sehat-nya.

Mazhab dalam IslamSelanjutnya perlu kami jelaskan bahwa

Ahmadiyah yang didirikan oleh HM GhulamAhmad, mujaddid abad ke-14 Hijriah, yang ber-gelar Masih dan Mahdi, adalah mazhab dalamIslam, sebab nama AHMADIYAH –yangdiambil dari kata ahmad, nama Nabi SuciMuhammad saw. – dideklarasikan pada tanggal4 November 1900 sebagai nama Gerakan yangdidirikan berdasar ilham yang beliau terima

7Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

pada tanggal 1 Desember 1888 untuk meme-nuhi keperluan sensus penduduk yang dise-lenggarakan oleh pemerintah pada tahun 1901.

Dalam sensus tersebut setiap orang antaralain dicatat namanya, agamanya dan mazhab-nya. Pada umumnya, ajaran seorang ulamadisebut berdasarkan nama ulama tersebut.Misalnya, ajaran Imam Hanafi atau ImamSyafi’i sebutannya adalah Hanafiyah atauSyafi’iyah, dan para pengikutnya disebut Hanafiatau Syafi’i. Karenanya, pemerintah saat ituhendak menamai para pengikut HM GhulamAhmad dengan sebutan Mirza’i atau Qadiyani,dan ajaran beliau disebut Mirzaiyah atauQadianiyah. Tetapi beliau menghendaki parapengikut beliau dinamakan “Kaum Muslimingolongan Ahmadiyah”. Singkatnya, orangnyadisebut Ahmadi dan paham keagamaannyadisebut Ahmadiyah. Nama ini dipilih agarorang mengetahui bahwa kaum Ahmadimenghayati perjuangannya dalam membeladan menyiarkan Islam diwarnai sifat jamali,yakni sifat keindahan, keelokan dan kehalusanbudi pekerti.

Jadi, Ahmadiyah itu bukan agama barudan bukan pula gerakan di luar Islam, melain-

8 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

kan hanya mazhab dalam Islam seperti mazhablainnya. Hanya saja, jika mazhab-mazhab lainhanya terkait pada salah satu aspek Islam saja,misalnya: akidah (seperti Asy’ariyah, Mu’tazilah,Jabbariyah, dll), fiqh (Hanafiyah, Malikiyah,Syafi’iyah, dll), tarekat (seperti Qadiriyah,Naqsyabandiyah, Syadziliyah, dll), makaAhmadiyah mencakup segala aspek tersebut,termasuk cara membela dan menyiarkan Islam,sebab pendirinya, HM Ghulam Ahmad, adalahMujaddid dalam bidang syari’at dan tarekat,tanpa meninggalkan akidah.

Perbedaan dalam masalah furu’Perbedaan antara Ahmadiyah dengan

mazhab lainnya itu hanya dalam masalah furu’(detail) agama saja, bukan dalam masalah ushulatau pokok asasi agama. Dalam masalah ushul,Ahmadiyah sama dengan mazhab lainnya,sebab sumber ajarannya adalah Qur’an Suci,Sunnah atau Hadits Nabi, dan Ijtihad yang bisaberupa ijma’, qiyas, dll.

Sejarah memberi kesaksian bahwa sewafatHM Ghulam Ahmad, pada tahun 1908,Ahmadiyah dipimpin oleh HM Maulvi HakimNuruddin. Setelah beliau wafat pada tahun

9Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

1914, Ahmadiyah dipimpin oleh Mirza Basyi-ruddin Mahmud Ahmad. Dia mengumumkanakidah baru, bahwa pendiri Ahmadiyah adalahseorang Nabi dan barangsiapa yang menolakbeliau adalah kafir. Jadi Nabi Suci Muhammadsaw. bukan Nabi terakhir. Akidah baru yangsifatnya prinsipil-fundamental ini menyimpangdari ajaran Pendiri, yang berulang kali menyata-kan bahwa Nabi Suci Muhammad saw. adalahNabi terakhir, sesudah beliau tak ada nabi lagi,baik nabi lama ataupun nabi baru. Karena ituterjadilah perpecahan dalam tubuh Ahma-diyah.

Untuk menyelamatkan Ahmadiyah,Maulana Muhammad Ali membentuk ShadrAnjuman Ahmadiyah baru dengan namaAhmadiyya Anjuman Isha’ati Islam (AhmadiyahGerakan Penyiaran Islam) Lahore, yang kemu-dian dikenal sebagai Ahmadiyah Lahore.Akidahnya, Pendiri Ahmadiyah bukanlah nabi,hanya sebagai Imam atau Mujaddid sepertiImam Hanafi, Imam Ghazali, dll. Beliau adalahMujaddid yang bergelar Masih dan Mahdi,bukan Nabi, karena Nabi Suci Muhammad saw.adalah “segel (penutup) para nabi”, sesudahbeliau tak ada nabi lagi, baik nabi lama ataupun

10 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

nabi baru. Jadi Ahmadiyah Lahore didirikanuntuk menegakkan kembali akidah pemersatuumat manusia, yakni berakhirnya kenabiansecara mutlak pada diri Nabi Suci Muhammadsaw.. Hal ini yang menjadi ajaran pokok HMGhulam Ahmad.

Namun ajaran beliau diselewengkan olehsebagian pengikutnya. Seperti halnya ajaran IsaAlmasih a.s. sepeninggal beliau dari Palestinayang diselewengkan oleh kaum Nasrani yangakidahnya terkontaminasi oleh mitologipaganis tentang “Putera Allah” (9:30). Akibat-nya fatal, pengikutnya terpecah menjadi duagolongan, yaitu yang tetap berpegang teguhkepada ajaran beliau yang dalam Qur’an Sucidisebut Hawariyun (dalam sejarah gerejadisebut Yahudi Kristen atau Ebionit), dan yangmenyimpang dari ajaran beliau, dalam Qur’anSuci disebut Nasrani (yang dalam sejarah gerejadisebut Kristen atau Nasrani), mereka tak meng-ikuti agama yang benar (9:29).

Penggenapan Profetik-eskatologikDengan terjadinya perpecahan Ahma-

diyah pada tahun 1914 itu tergenapilah profe-tik eskatologik tentang kedatangan Nabiyullah

11Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Isa sebagai Masih Mau’ud dalam Qur’an Sucidan Hadits Nabi. Adanya tiga macam sikapyang diisyaratkan dalam Surat Alfatihah:mun’im (yang dikaruniai nikmat), maghdlub(yang dimurkai), dhâllîn (yang tersesat) dapatditerapkan kepada kaum muslimin, dalam halyang terkait dengan Masih Mau’ud Islami.Ketiga macam sikap terhadap Masih Mau’uddulu diperaga-kan oleh umat Bani Israel ter-hadap Nabi Isa bin Maryam a.s., yang sekarangdiperagakan kembali oleh umat Islam terhadapHM Ghulam Ahmad sebagai Masih Mau’ud.

Mereka yang mun’im dulu adalah kaumhawariyun, yang melestarikan risalah Nabi Isabin Maryam. Mereka menerima beliau sebagaiNabi Utusan Allah dan Anak Allah hanyasecara majasi, bukan secara hakiki. Kini yangmun’im adalah kaum Ahmadi Lahore yangmeneruskan misi pendiri Ahmadiyah, merekamenerima beliau sebagai Mujaddid, bukanNabi; istilah sufi “nabi majazi” atau “majazinabi” dalam istilah syar’i ahli fiqih bukan Nabi.Jadi nabi majasi tak sama dengan nabi. Tegas-nya, majasi nabi atau buruzi nabi itu bukannabi, sebagaimana burung unta itu bukan unta.

12 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Sedang yang maghdhub dulu adalah kaumYahudi yang menggunakan Masjid atauBatiullah sebagai markas untuk menentang Isabin Maryam sebagai Utusan Allah, karenapengakuan beliau sebagai “anak Allah” merekasamakan dengan mendakwahkan diri sebagai“Allah” (Yoh 10:31-36), mereka juga men-dustakan dakwah beliau sebagai Masih (Mesias)dan menyebut beliau sebagai Mesias palsu. Kiniyang maghdhub adalah kaum Muslimin yangmenentang Pendiri Ahmadiyah, mereka jugamenggunakan masjid atau Baitullah sebagaimarkas menentang beliau dengan tuduhanpalsu bahwa beliau mendakwahkan diri sebagaiNabi setelah Nabi Muhammad saw. NabiyullahIsa dijanjikan Allah dan RasulNya menurutmereka adalah Nabi Isa bin Maryam yangmereka yakini sampai sekarang masih hidupdi langit. Keyakinan mereka sama denganPngakuan Iman Kristen pasal ke6 dan ke-7 yangmenurut Qur’an Masih Mau’ud palsu dan Nabipalsu, karena dakwah beliau sebagai “majazinabi” atau “zhilli nabi” atau “buruzi nabi”mereka anggap beliau mendakwahkan dirisebagai Nabi, seperti halnya “burung unta”ituadalah “unta’.

13Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Akhirnya yang dhâllîn dulu kaum Nasrani(Kristen), mereka mempertuhan Isa Almasih(Yesus Kristus) karena ungkapan “Anak Allah”yang menurut Isa Almasih berarti majasi,mereka pahami hakiki, sehingga beliau betul-betul mereka anggap sebagai Tuhan atau Allah(5:17, 72). Kini yang dhâllîn adalah kaummuslimin yang menerima Pendiri Ahmadiyahsebagai Nabi, karena ungkapan “NabiyullahIsa” dalam profetik-eskatologik yang menurutpendiri Ahmadiyah kalam majasi, merekapahami secara hakiki, sehingga beliau merekayakini benar-benar sebagai Nabi, seperti halnyaIsa bin Maryam, Yahya, Zakaria, dll.

Tiga golongan umat IslamJadi adanya tiga macam sikap umat Islam

itu melengkapi persamaan antara Hazrat ImamMirza Ghulam Ahmad sebagai Masih Mau’udIslami dengan Nabi Isa bin Maryam a.s. sebagaiMasih Mau’ud Israili. Adanya persamaan inilahyang menyebabkan beliau disebut sebagaiMasih Mau’ud, sebagaimana Umar bin AbdulAziz disebut Umar II, dengan pengertian Umarbin Khaththab sebagai Umar I, karena kedua-nya sama-sama memerintah dengan penuh

14 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

keadilan. Di samping itu juga sekaligus merupa-kan penggenapan profetik Nabi Suci Muham-mad saw., bahwa umat Islam sejengkal demisejengkal dan sehasta demi sehasta akan meng-ikuti jejak dan langkah umat sebelumnya, yaknikaum Yahudi (sebagai maghdhub) dan Kristen(Ebionit atau Hawariyun sebagai mun’im danNasrani sebagai dhallin).1

Ketiga macam sikap terhadap Hazrat MirzaGhulam Ahmad yang melahirkan tiga golonganitu ketiga-tiganya tetaplah umat Islam, sebabsemuanya telah mengucapkan kalimat syaha-dat, tetap berkiblat ke Ka’bah, tetap berpedo-man kepada Qur’an Suci dan mengimani NabiSuci Muhammad saw. sebagai khâtamun-

1. Mereka yang maghdlub dan dhâllîn sama-sama sesat dan salah,sebab sama-sama menghakikikan yang majasi, akibatnya merekasama-sama meyakini adanya Nabi setelah Nabi Suci Muhammadsaw. Hanya bedanya yang maghdlub meyakini datangnya nabilama, yakni Nabiyullah Isa a.s. yang mereka anggap masih hidupdi langit sampai sekarang; jadi sampai sekarang mereka masihmengharapkan kedatangannya. Sedang yang dhâllîn meyakinidatangnya nabi baru yang sekarang telah datang, yakni HazratMirza Ghulam Ahmad; jadi frasa nabiyullâh mereka pahamisecara hakiki, dan nama Isa mereka pahami secara majasi. Makadari itu kedua golongan ini bertengkar terus dan salingmenyalahkan seperti halnya kaum Yahudi dan Kristen.Pertengkaran itu akan berakhir setelah mereka jenuh terhadapkeyakinan salahnya dan bisa menerima yang benar setelahmemeti-eskan yang salah.

15Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

nabiyyîn. Maka dari itu, jika kaum Ahmadi(Lahore) dianggap sesat dan salah, tolong tun-jukkan kesesatan dan kesalahan kami. Olehkarena itu kami hanya mengatakan “Sesungguh-nya kami atau kamu adalah pada jalan yang benarataukah dalam kesesatan yang terang? .... Kamutak akan ditanya tentap apa yang kami bersalah,dan kami pun tak akan ditanya tentang apa yangkamu lakukan .... Tuhan kita akan menghimpunkita, lalu akan mengadili antara kita dengan benar.Dan ia adalah hakim yang terbaik, Yang Maha-tahu” (34:24-26).

Penghakiman akidah itu nanti di akhirat(2:113; 5:48), bukan di dunia ini seperti yangdiperagakan oleh kaum Yahudi dan Kristen (Ul13:1-10), sebab akidah itu karunia Allah SWTsecara langsung kepada masing-masing pribadi(7:172-173; 49:7) bukan pemberian golongandan bukan pula pemberian pemerintah. Sya-riat yang harus dilakukan di dunia yang me-nyangkut akidah seseorang atau golongan ada-lah menyeru mereka yang tersesat atau dianggapsesat dari jalan Allah dengan cara yang bijak-sana (hikmah), nasehat yang baik dan mujadalahdengan cara yang baik (16:125), bukan dengancara menolak dialog dan bukan pula dengan

16 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

mengeluarkan fatwa sesat, kafir dan murtadtanpa tindak lanjut, kecuali tindakan anarkisdan menyebarkan fitnah di mana-mana.2

Akhirnya, kami mengucapkan banyakterima kasih kepada Darul Kutubil Islamiyahyang telah bersedia menerbitkan buku ini, ter-iring doa semoga mendapat ridha Ilahi danditerima sebagai amal saleh yang mendapat gan-jaran berlipat ganda. Âmîn yâ Rabbal-’âlamîn.Wabillâhit-taufiq wal-hidâyah.

Yogyakarta, 17 Agustus 2009Penulis

2 Hal ini menggenapi nubuat Nabi Suci saw. bahwa “akandatang suatu zaman dimana tidak tetap tinggal Islam kecualitinggal namanya, dan tidak tetap tinggal Al-Qur’an kecualitinggal tulisannya, masjid-masih mereka makmur tetapi sunyidari petunjuk, ulama mereka makhluk yang paling buruk dibawah kolong langit, dari mulut mereka keluar fitnah, dankepada mereka sendiri fitnah itu kembali“ (HR Baihaqi dariSayidina Ali r.a.)

17Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

DAFTAR ISI

Kata Pengantar -- iiiRukun Iman dan Rukun Islam -- 1Akidah yang tidak sesuai dengan

dalil syar’i -- 7Wahyu setelah Al-Qur’an -- 9Otentisitas Al-Qur’an -- 19Kaidah Tafsir -- 33Kedudukan Hadits -- 51Pelecehan kepada Para Nabi dan Rasul -- 45Khatamun-Nabiyyin (berakhirnya

kenabian) -- 99Tahrif Syariat Islam -- 130Takfirul Muslimin -- 145Jatidiri Ahmadiyah -- 150...

18 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

SEPULUHKRITERIA SESAT

Dengan semangat untuk melindungikehormatan agama, menjaga akidah danmenyelamatkan umat Islam dari pemahamankeislaman yang sesat dan menyesatkan, MajelisUlama Indonesia (MUI) dalam Mukernas diJakarta pada tanggal 16 November 2007memutuskan dan menetapkan kaidah-kaidahpenyesatan, yang kemudian disebut “SepuluhKriteria Sesat” sebagaimana disajikan dalammajalah FATAWA Vol. IV No. 12 Dzulhijjah1429, halaman 20, sebagai berikut:1. Mengingkari Rukun Iman dan Rukun

Islam2. Meyakini atau mengikuti akidah yang

tidak sesuai dengan dalil syar’i3. Meyakini turunnya wahyu setelah Al-

Qur’an4. Mengingkari otentisitas atau kebenaran isi

Al-Qur’an5. Melakukan penafsiran Al-Qur’an yang

tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir

19Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

6. Mengingkari kedudukan Hadits Nabisebagai sumber ajaran Islam

7. Menghina atau melecehkan dan merendah-kan para Nabi dan Rasul

8. Mengingkari Nabi Muhammad saw.sebagai Nabi terakhir

9. Mengubah atau menambah dan mengu-rangi ajaran pokok yang telah ditetapkanoleh syari’at

10. Mengafirkan sesama Muslim tanpa dalilsyar’iSepuluh kriteria tersebut dianggap cukup

mewakili untuk standard menyesatkanseseorang, kelompok atau golongan telah sesatdari jalan yang benar, sebagaimana dianut dandiyakini oleh Nabi Suci Muhammad saw. danpara sahabatnya.[]

20 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Rukun Iman dalam IslamKriteria sesat MUI yang pertama adalah

“mengingkari Rukun Iman dan Rukun Islam”.Majalah Fatawa mengomentari kriteria inisebagai berikut: “Para ulama telah bersepakatbahwa yang mengingkari keyakinan aksiomatikdi antara kaum muslimin berarti telah kafir.Rukun iman dan rukun Islam adalah keyakin-an aksiomatik bagi seluruh kaum muslimin.Siapapun yang mengingkari salah satu di

“Rasul beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya dariTuhannya, demikian pula kaum mukmin. Mereka semua beriman

kepada Allah, para malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya dan paraUtusan-Nya. Kami tak membeda-bedakan salah seorang di antara

Utusan-Nya. Dan mereka berkata: Kami mendengar dan kamitaat; Tuhan kami, (kami mohon) pengampunan Dikau dan kepada

Engkaulah tujuan terakhir.” (QS 2:285).

RUKUN IMAN DAN RUKUN ISLAM1

21Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

antaranya menjadi kafir berdasarkan kesepa-katan ulama” (p. 20).

Kriteria ini tak dapat diterapkan kepadaaliran Ahmadiyah (Lahore), karena Ahmadiyahbenar-benar berpegang teguh kepada QuranSuci dan Hadits Nabi. Sesuai dengan ayat suci2:285 di atas dan ayat-ayat lain serta HaditsNabi, kaum Ahmadi sepenuhnya menerimaRukun Iman yang enam, yaitu iman kepadaAllah, para Malaikat, Kitab-kitab Suci, paraUtusan, Hari Akhir dan Takdir Ilahi. Tak ber-beda dengan golongan Suni lainnya, hanyaorientasi detailnya saja yang berbeda. Demikianpula Rukun Islam yang lima, kaum Ahmadimenerima dan mengamalkan seluruhnya.

Esensi Rukun Iman tersebut adalah kebe-naran universal, sesuai dengan sifat Islam sebagaiagama Allah (dînullâh) adalah agama alamsemesta dan agama kemanusiaan, hanya karenaevolusilah terjadi perbedaan dalam hal yangbukan pokok. Ibarat sungai di berbagai pulaudan benua, bermata air di gunung-gunungmengalir ke lembah, berliku-liku di darat,akhirnya sampai di laut. Sungai-sungai adalahlukisan agama-agama nasional seperti Yahudi,Kristen, Sabiah, Majusi (22:17), Hindu,

22 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Buddha, Tao dan Konghucu, sedang lautanadalah lukisan agama dunia atau internasional,yakni Al-Islam (98:2-3), agama yang sempurna(5:3). Salah satu tanda kesempurnaannya dalamhal beriman kepada Kitab Suci dan paraUtusan Allah menurut ayat suci di atas adalah“lâ nufarriqu baina ahadim-mir-rusulih”, takmembeda-bedakan salah satu di antara paraUtusan-Nya.

Doktrin itu tak dikenal oleh agama-agamaterdahulu, karena sifatnya nasional, untuksuatu bangsa tertentu (16:36). Masing-masingbangsa menganggap dirinya sebagai bangsapilihan Tuhan dengan mengecualikan bangsalain, sebagaimana diperagakan oleh bangsaIsrael (5:18) dan menganggap dirinya yangpaling benar dan menganggap pihak lain salah,sebagaimana dipresentasikan oleh KaumYahudi dan Kristen (2:113).

Akidah Ahlus-sunnah wal-jama’ahKarena kesempurnaan Islam itu para

sahabat dan tabi’in belum menggunakan takwilterhadap ayat-ayat Mutasyabihat tentang akidahIslam, sebab mereka belum (begitu banyak)berkomunikasi yang bersifat kultural dan

23Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

teologial atau religius dengan dunia luar danmasih terbatas dalam lingkungan Arab Islam.Akan tetapi setelah terjadi hubungan-hubu-ngan itu digunakanlah takwil ayat-ayat akidahyang Mutasyabihat. Lahirlah Ilmu Kalam atauTeologi Islam, dengan tokoh utamanya adalahAbul-Hasan Al-Asy’ari (260-324/874-941M),Mujaddid abad ke -3 Hijriah, yang teologi beliaumenjadi akidah Ahlus-sunnah wal-jama’ah.

Beliau mengadakan tajdîd fil-Islâm (pem-baharuan dalam Islam) di bidang akidah. Tajdid-nya tercermin dalam karya monumentalnya Al-Luma’f ir-Raddi ’Ala Ahliz-Ziyaqwal-Bida’(Kecermelangan tentang penolakan ter-hadapPenganut Penyimpangan dan Bid’ah) dan Al-Ibânah ’an Ushûlud-Diyânah (Uraian tentangPrinsip-prinsip Agama) serta Maqalatul-Islamiy-yin (Makalah tentang Orang-orang Islam). Darikedua kitab yang pertama dapat diketahuiakidah yang membedakan dengan golongan-golongan yang lain, seperti dikemukakan dalamAt-Tabsîru fid-Dîn: 135-166 yang kesimpulannyasebagai berikut:1. Tuhan bisa dilihat dengan mata kepala di

akhirat.2. Sifat-sifat Tuhan, yaitu sifat-sifat positif

24 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

atau ma’ani, yaitu kodrat, iradat, dan se-terusnya adalah sifat-sifat yang lain dari zatTuhan, tetapi bukan juga lain dari zat.

3. Quran sebagai manifestasi Kalamullahyang qadim adalah qadim, sedang Quranyang berupa huruf dan suara adalah baru.

4. Ciptaan Tuhan tidak karena tujuan.5. Tuhan menghendaki kebaikan dan kebu-

rukan.6. Tuhan tidak berkewajiban: (a) membuat

yang baik dan yang terbaik, (b) mengutusutusan (rasul-rasul), (c) memberi pahalakepada orang yang taat dan menjatuhkansiksa atas orang yang durhaka.

7. Tuhan boleh memberi beban di atas ke-sanggupan manusia.

8. Kebaikan dan keburukan tidak dapat di-ketahui akal sehat semata-mata.

9. Pekerjaan manusia Tuhanlah yang men-jadikannya.

10. Ada syafaat pada hari Kiamat.11. Utusan-Nya Nabi Muhammad saw. di-

perkuat dengan mukjizat-mukjizat.12. Kebangkitan di akhirat, pengumpulan

manusia (hasyr), pertanyaan Munkar danNakir di kubur, siksa kubur, timbangan

25Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

amal perbuatan manusia, jembatan (shi-rath) kesemuanya adalah benar.

13. Sorga dan Neraka adalah makhluk.14. Semua sahabat-sahabat Nabi adil dan baik.15. Sepuluh orang sahabat yang dijanjikan

masuk Sorga oleh Nabi pasti terjadi.16. Ijma’ adalah suatu kebenaran yang harus

diterima.17. Orang mukmin yang mengerjakan dosa

besar, akan masuk neraka sampai selesaimenjalani siksa, dan akhirnya akan masuksorga. (Dari Pengantar Theologi Islam, hlm.127-128)Dari contoh di atas jelas bahwa teologi

Islam saat itu sifatnya adalah defensive-exterior,yakni pertahanan dan pembelaan terhadapserangan-serangan dari luar atau usaha-usahadestruktif dari lawan-lawan Islam yang merong-rong akidah Islam. Saat itu umat Islam ter-timpa fitnah “Quran makhluk” sebagai akibattergila-gila kepada filsafat Yunani dengan ilmumantiknya.

Menghadapi perbedaan orientasi teologiIslam yang beraneka macam itu dalam buku-nya Maqâlatul-Islamiyin Al ’Asy’ari menulis sbb:“Setelah Nabi Suci wafat, timbullah per-

26 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

pecahan di kalangan kaum Muslimin. Merekamenyebut sebagian yang lain dhâll (menyim-pang dari jalan yang benar) dan sebagian lagimenjauhkan diri dari sebagian yang lain, se-hingga mereka menjadi golongan-golonganyang berserakan, namun demikian Islammenghimpun mereka semua dan melingkupimereka dalam suasana Islam” (hlm. 1-2). Jelas-nya, saat itu belum ada saling mengafirkan ter-hadap sesama muslim seperti zaman sekarang.

Akidah AhmadiyahJika zaman Nabi Suci sampai tiga generasi

sesudah beliau disebut tsullatun minal-awwalîn,segolongan yang awal (56:39), umat Islamzaman sekarang oleh Quran Suci disebuttsullatun minal-âkhirîn, segolongan yang akhir(56: 40). Diantara golongan umat Islam dizaman akhir ini yang paling gigih membela danmenyebar luaskan Islam ke seluruh duniadengan damai adalah kaum Muslimin golo-ngan Ahmadiyah, pengikut Imam zaman akhir,Hazrat Mirza Ghulam Ahmad. Akidah beliauadalah akidah Ahlus-sunnah wal-jama’ah,sebagaimana beliau nyatakan dalam berbagaibukunya, antara lain sbb:

27Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

1. “Allah mengetahui bahwa saya adalahmuslim, dan saya beriman kepada semuaaqidah yang dianut oleh Ahlus-sunnahwal-jama’ah. Dan saya mengucapkan kali-mat thayyibah “lâ ilâha illallâh muham-madur-Rasûlullâh”, dan bersembahyangmenghadap kiblat, dan saya tidak men-dakwahkan wahyu nubuwwat, bahkan sayatahu bahwa orang yang berdakwah mene-rima wahyu nubuwwat adalah keluar darilingkungan Islam”. (Asmani Feslah, hlm.4).

2. “Mengenai semua perkara di dalam Islambaik secara i’tiqad dan ’amal yang telahdisetujui oleh ulama’ salaf dan Ahlus-sunnah wal-jama’ah semuanya itu wajibdipercayai. Kami bersumpah demi langitdan bumi sebagai saksi bahwa inilahmazhabku, dan barangsiapa memusuhimazhab ini sama dengan mencela kepada-ku dan dia adalah berbuat dusta, mening-galkan taqwa dan meninggalkan ketulus-an hati”. (I’lan-Hazrat Mirza GhulamAhmad, Mandarjah Dinul-Haq. Hal. 66).

3. “Dan tuduhan lain yang ditujukan kepada-ku, misalnya mengenai malaikat, lailatulqadr, mu’jizat dll; saya dituduh menging-

28 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

kari semua itu. Semua tuduhan itu tidak-lah benar, bathil dan palsu belaka, semuaperkara itu adalah mazhabku dan jugamazhabnya Ahlus-sunnah wal-jama’ah”.(Kitâbul Bariyyah, hlm. 182).

4. “Dusta dan fitnah belaka yang dituduhkankepadaku, bahwa kami disangka mendak-wahkan nubuwwat, dan mengingkarimu’jizat, adanya malaikat, semua penye-bar fitnah hendaklah mengetahui, bahwaaqidah kami yaitu sesungguhnya NabiMuhammad saw. adalah khâtamul-Anbiyâ’,dan kami mengakui adanya malaikat,mukjizat dan semua akidah Ahlus sunnahwal-jama’ah”. (Kitâbul Bariyyah, hlm. 182).Tentang Khâtamun Nabiyyîn beliaulah satu-

satunya ulama yang menegaskan berakhirnyakenabian pada diri Nabi Suci secara mutlak,sementara ulama -ulama lain kelabu, karenamengharapkan kedatangan kembali Nabi lama.Berikut pernyataan beliau:1. “Saya bersumpah di hadapan saudara-sau-

dara bahwa Nabi Muhammad saw. adalahKhâtamun-Nabiyyîn, sesudah beliau tidakakan datang Nabi lagi, baik Nabi lama mau-pun Nabi baru”. (Anjam-i-Atham, hlm. 47).

29Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

2. “Nabi Muhammad saw. bersabda ber-ulang-ulang, bahwa sesudahku tidak akandatang Nabi lagi, dan Hadits: (Lâ nabiyyaba’dî) begitu masyhur dan keshahihannyatidak diragukan lagi, dan beliau membe-narkan ayat “... walakin rasulallahi wakhata-man-nabiyyin” (33:40), bahwa sesungguh-nya wahyu nubuwwat telah ditutup padadiri Nabi Muhammad saw.” (KitâbulBariyyah), hlm. 184.

3. “Apakah mereka tidak tahu bahwa sesung-guhnya Allah SWT telah menetapkanNabi Muhammad saw sebagai khâtamul-anbiyâ’, tanpa perkecualian (istitsnâ’), danNabi Muhammad sendiri telah menafsiriayat itu bahwa sesungguhnya sesudahkutidak akan datang Nabi lagi. Maka jelaslahketerangan ini bagi orang-orang yangmencari kebenaran, bahwa apabila kitamenerima Nabi baru sesudah Nabi Mu-hammad saw, kita seakan-akan membukapintu wahyu nubuwwat, padahal setelahwafat beliau wahyu nubuwwat telah di-tutup? Dan Allah telah menetapkan beliausebagai Nabi penutup”. (Hamâmatul-Busyrâ, hlm. 20).

30 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Dari kutipan di atas teranglah bahwa akidahAhmadiyah yang bersumberkan ajaran HMGhulam Ahmad adalah selaras dengan akidahIslam yang dianut oleh golongan Ahlus-sunnahwaljama’ah.

Rukun IslamApakah kaum Ahmadi mengingkari Rukun

Islam yang lima? Perhatikanlah Baiat kaumAhmadi dan janji Sepuluhnya berikut ini:

BAI’AT

Saya berdiri saksi bahwa sesungguhnya tidak adatuhan selain Allah. Dan saya berdiri saksi bahwa

sesungguhnya Muhammad itu Utusan Allah

Pada hari ini, di bawah tangan .................,saya menyatakan diri sebagai pengikut GerakanMujaddid Hazrat Mirza Ghulam Ahmad, yaituMasih yang dijanjikan dan Mahdi.

Dengan segenap keikhlasan hati saya ber-tobat atas dosa saya sampai hari ini, dan sayaberjanji akan menjauhkan diri dengan sekuat-kuatnya dari segala perbuatan dosa.

31Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Demikian pula saya berjanji dengansekuat-kuatnya HENDAK MENJUNJUNGTINGGI AGAMA MELEBIHI DUNIA.

Dengan sekuat-kuatnya saya hendak me-netapi kewajiban SHALAT, ZAKAT, PUASA,DAN NAIK HAJI KE MEKAH.

Dengan daya upaya sekuat-kuatnya, sayahendak menyiarkan Islam dan meluaskan Gera-kan Ahmadiyah, seperti yang diperintahkanoleh Gerakan Ahmadiyah Indonesia.

Demikian pula saya berjanji bahwa se-lama-lamanya tidak akan membencanai Islamdan Gerakan ini.

Ya Allah, ya Rabbi, saya mohon ampunatas segala kesalahan saya, dan mohon perlin-dungan daripada dosa. Ya Tuhan! Saya telahmenganiaya jiwa saya, dan saya mengakui ke-salahan saya, maka ampunilah kesalahan saya,karena tidak ada yang dapat mengampunikesalahan selain Engkau.

J A N J I S E P U L U H(diikrarkan setelah berbai’at)

Saya berjanji dengan hati tulus, bahwa:1. Selama hidup tak akan berbuat dosa syirik

32 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

(yaitu menyembah tuhan selain Allah).2. Akan menyingkiri segala macam kejahatan,

seperti misalnya: berdusta, berzina, me-mandang orang lain dengan nafsu birahi,khianat, sewenang-wenang, mengacau danberbuat bencana; lagi pula tak akan tun-duk kepada meluapnya hawa nafsu.

3. Akan tekun menjalankan shalat lima waktusebagaimana diperintahkan oleh Allah danRasul-Nya; dan dengan sekuat-kuatnyaakan menjalankan shalat tahajjud, dan me-mohonkan rahmat atas Nabi Suci (shala-wat), memohon perlindungan daripadadosa (istighfar), mengucap syukur atasnikmat Ilahi (tasyakkur), memuji dan me-mahasucikan Allah (tahmid dan tasbih)

4. Tak akan menyakiti sesama manusia, ter-istimewa kaum Muslimin, baik dengantangan, lisan, atau pun dengan cara-caralain.

5. Akan tetap setia kepada Allah, baik diwaktu senang maupun susah, di waktukecukupan maupun kesempitan, di waktusehat maupun sakit; dan dalam keadaanbagaimana pun akan tetap tawakkal kepadaAllah; dan akan menghadapi segala kesu-

33Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

karan dan kehinaan di Jalan Allah dengangembira; di saat-saat derita tak akan mundurselangkah pun, bahkan semakin menguat-kan tali pengikat dengan Allah.

6. Akan menjauhkan diri dari kelakuan burukatau menuruti ajakan nafsu daging; danakan menaati sepenuhnya segala perintahQur’an Suci; dan akan menjunjung tinggisabda Allah dan Rasul-Nya sebagai pedo-man hidup.

7. Akan menjauhkan diri dari kesombongan,dan sebaliknya akan hidup dengan andhapasor, rendah hati, dan lemah lembut.

8. Akan menjunjung tinggi kehormatan aga-ma Islam melebihi apa saja, bahkan mele-bihi jiwa, harta, tahta, anak, dan saudara.

9. Akan mencintai sesama manusia demi cintasaya kepada Allah; dan dengan sekuat-kuatnya hendak menggunakan nikmatpemberian Allah untuk kebahagiaan umatmanusia.

10. Akan menaati perjanjian ini sampai matidan dengan segala keikhlasan akan mene-guhkan tali persaudaraan ini lebih kuatdaripada ikatan keluarga dan ikatan lain-lainnya.

34 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Jika bai’at dan janji sepuluhnya sepertidi atas, manakah yang tak sejalan denganAlquran dan Alhadits? Dalam hal apa kaumAhmadi segera kembali kepada ajaran Islamyang haq (al-rujû ila al-haqq)? Karena fatwa dankriteria kesesatan seperti itulah, maka HMGhulam Ahmad berseru: “Wahai kaum Musli-min, janganlah engkau memusuhi Alquran danjanganlah mengadakan silsilah wahyu nubuw-wat baru sesudah khâtamun-nabiyyîn” (AsmaniFeslah, p. 15). Seruan yang selaras dengan kece-masan Nabi Suci saw. “Tuhanku, sesungguhnyakaumku memperlakukan Qur’an ini sebagai barangyang ditinggalkan” (25:30).[]

35Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

AKIDAH YANG TIDAK SESUAI DALIL SYAR’I

“Dan Kami telah menurunkan kepada engkau Kitab (al-Qur’an)dengan kebenaran, yang membetulkan apa yang ada sebelumnyatentang Kitab, dan yang menjadi penjaga baginya, maka adililahantara mereka dengan apa yang Allah turunkan, dan janganlahengkau menuruti keinginan rendah mereka (dengan menyimpang)

dari kebenaran yang datang kepada engkau. Kepada tiap-tiaporang di antara kamu, telah Kami tetapkan undang-undang danjalan. Dan jika Allah menghendaki, niscaya Ia akan membuat

kamu satu umat, tetapi Ia akan menguji kamu dengan apa yang Iaberikan kepada kamu. Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan

Kepada Allah-lah kamu akan kembali, lalu Ia akanmemberitahukan kepada kamu apa yang kamu berselisih di

dalamnya” (QS 5:48).

Dalil syar’iKriteria sesat MUI ke-2 adalah “meyakini

atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dengandalil syar’i”. Kata syar’i (berasal dari akar katasyara’a, yasyra’u, syar’an makna aslinya mengarah-

2

36 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

kan, jalan yang terang menuju ke sumber air) arti-nya menurut syariat. Sebagaimana diterangkandalam ayat suci 5:48 di atas segala sesuatu yangditurunkan Allah SWT kepada Nabi SuciMuhammad saw. dan beliau praktekkan dalamkehidupan sehari-hari, yang kemudian berupanash-nash atau teks-teks yang termaktub dalamQuran Suci dan Sunnah atau Hadits Nabi.

Dalam perjalanan sejarah umat Islammengalami penyempitan arti. Semula kata itumenyangkut masalah akidah dan hukum lalumemisahkan antara keduanya, akidah danhukum atau syariat. Ilmu tentang akidah di-sebut ilmu Kalam, dan ilmu tentang syariatdisebut fiqih. Akhirnya di kalangan umat Islamkitab-kitab fiqih dari berbagai mazhab menjadikitab undang-undang: “Praktis kitab-kitab fiqihmenggantikan Quran Suci dan Sunnah Nabi,sebagaimana tercermin dalam sepuluh kriteriasesat menurut MUI.

Siapa yang tersesat?Jika pertanyaan itu ditujukan kepada

MUI, jawabannya aliran Ahmadiyah, termasukAhmadiyah Lahore, karena MUI pada tanggal29 Juli 2005 telah mengeluarkan fatwa tentang

37Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

kesesatan Ahmadiyah, bahkan memurtadkankaum Ahmadi, maka MUI menganjurkankaum Ahmadi “segera kembali kepada ajaranIslam yang haq (al-ruju ’ila al-haqq), yang sejalandengan Al-Qur’an dan al-Hadits.” Suatuanjuran yang aneh, karena anak kalimat “yangsejalan dengan al-Qur’an dan al-Hadits”mengandung petunjuk hanya sebagai lip servicebelaka, sebab landasan fatwa MUI menyesatkandan mengafirkan Ahmadiyah bukanlah QuranSuci dan Sunnah Nabi, tetapi data dan faktadalam 9 (sembilan) buku tentang Ahmadiyah.

Tetapi jika pertanyaan tersebut ditujukankepada kaum Ahmadi faksi Lahore, yang olehMUI disamakan dengan kaum Ahmadi faksiQadiani, yang sesat dan menyesatkan adalahMUI sendiri, sebab MUI menyamakan keduaAhmadiyah, padahal faktanya bagaikan langitdan bumi, seperti halnya kedua golonganpengikut Nabi Isa bin Maryam, pengikut sejati-nya adalah kaum Hawariyin yang tak memper-tuhan beliau, dan kaum Nasrani (Kristen) yangmempertuhan beliau. Jika seorang Muslimmenyamakan Hawariyin dengan Nasrani itusesat dan menyesatkan. Demikian pula tentangkedua golongan Ahmadiyah.

38 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Dengan demikian terjadilah tadhlil, salingmenyesatkan sesama umat Islam, padahal yangmengetahui benar siapa yang tersesat dari jalanAllah hanyalah Dia sendiri (6:117; 16:125).Menjaga kemurnian akidah Islam bukan mono-poli MUI, karenanya jika seseorang atau suatugolongan dianggap sesat karena meyakini ataumengikuti akidah yang tidak sesuai dengan dalilsyar’i, solusinya adalah dialog atau mujadalahdengan cara yang baik (16:125), bukan meng-ikuti kebanyakan manusia di bumi, karena jikaini yang ditempuh, maka akan menyesatkanmanusia dari jalan Tuhan (6: 116), juga tidakharus mengikuti fatwa MUI yang memutuskanfatwa secara sepihak.

Quran Suci dan Sunnah NabiSemua umat Islam dari berbagai mazhab

sepakat bahwa Nabi Suci telah meninggalkandua perkara, yang jika itu dipegang teguh takakan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitab Allahdan Sunnah Nabi-Nya. Dengan pedomanQuran Suci dan Sunnah Nabi, marilah kitateliti, siapa yang mengikuti akidah yang tidaksesuai dengan dalil syar’i antara MUI dan pen-dukungnya (selanjutnya MUI) dan Ahmadiyah

39Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Lahore (selanjutnya AL), misalnya:1. Nâsikh-mansûkh (2:106). MUI berpendapat

bahwa nâsikh-mansûkh ada dalam QuranSuci. AL berpendapat bahwa yang nasikhadalah ayat Quran Suci, sedang yang man-sukh adalah ayat-ayat Kitab Suci terdahulu,seperti Taurat, Zabur dan Injil, sebagai-mana diisyaratkan dalam ayat-ayat sebelumdan sesudahnya.

2. Mukjizat para Nabi. MUI berkeyakinanbahwa mukjizat terjadinya secara material(hakiki); tetapi AL berkeyakinan, bahwamukjizat terjadi secara immaterial (majasi),kecuali Quran Suci.

3. Sorga dan Neraka. MUI berkeyakinanbahwa keduanya merupakan tempat;sedang AL berkeyakinan keduanya bukantempat tetapi keadaan, seperti halnya siangdan malam (3:133; 57:21).

4. Siksaan Neraka. MUI berkeyakinan bahwasifatnya sementara bagi orang mukmin ber-dosa besar, dan kekal abadi bagi orang kafir;tetapi menurut AL sifatnya sementara bagisemua orang, seimbang dengan dosanya.

5. Kebangkitan di hari Kiamat. MUI berke-yakinan terjadinya secara jasmani. Tetapi

40 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

AL berkeyakinan terjadinya secara rohaniatau dengan badan rohani yang terbentukdari amal di dunia.

6. Melihat Allah di akhirat sebagai kenikmat-an tertinggi. MUI memahami melihatnyadengan mata jasmani, sedang AL meyakinimelihatnya dengan mata rohani.

7. Profetik tentang Islam tinggal namanya,Quran Suci tinggal tulisannya dan ulamapenyebar fitnah, menurut MUI kini belumtergenapi, tetapi menurut AL telah ter-penuhi.

8. Merajalelanya Dajjal dan fitnahnya yangmemenuhi bumi, menurut MUI kinibelum tergenapi, tetapi menurut AL kinitelah terpenuhi.

9. Munculnya Imam Mahdi. MUI meyakini,bahwa dia kini belum datang; tetapi menu-rut AL telah datang, yakni H.M. GhulamAhmad (1835-1908).

10. Cara Imam Mahdi memenangkan Islam.Menurut keyakinan MUI beliau akan me-menangkan Islam dengan pedang; tetapimenurut keyakinan AL beliau memenang-kan Islam tanpa pedang, jadi secara damai.

11. Turunnya Nabiyullah Isa ibn Maryam.

41Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Menurut MUI beliau masih hidup dilangit, belum turun ke bumi, tetapi menu-rut AL beliau sudah turun.

12. Nabi Isa a.s. menurut MUI diangkat Tuhanke langit secara jasmani dan rohani, sampaisekarang masih hidup di sana, tetapimenurut AL beliau telah wafat secara wajardalam usia lanjut 120 tahun.

13. Penyaliban Isa bin Maryam a.s. MenurutMUI penyaliban Isa tak pernah terjadi,karena Yudas Iskariot yang disalib, tetapimenurut AL upaya penyaliban beliau sung-guh terjadi, tetapi gagal, karena beliau di-selamatkan Ilahi dari kematian terkutukdengan cara diserupakan telah mati di tiangsalib.

14. Cara Ibnu Maryam yang dijanjikan meme-cahkan salib, menurut MUI memecahkan-nya dengan palu atau kampak, tetapi menu-rut AL tidak dengan kampak, melainkandengan dalil.

15. Profetik Qur’ani tentang keluarnya Yakjujdan Makjuj (21: 96; 18:94-105), menurutMUI kini belum terpenuhi, tetapi menurutAL kini telah terpenuhi dengan sempurna.

16. Profetik Qur’ani tentang kemenangan

42 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Islam atas semua agama (9:33; 48: 28; 61:9)menurut MUI kini belum saatnya, karenaMasih Mau’ud dan Imam Mahdi belumdatang; tetapi menurut AL profetiktersebut kini telah tiba saatnya, maka ALmener-jemah-tafsirkan Quran Suci dalamberbagai bahasa dunia dan membukapusat-pusat tabligh Islam di berbagai kota-kota besar di dunia.

17. Wahyu Ilahi, menurut keyakinan MUIpasca Nabi Suci Muhammad saw. Allahtidak menurunkan wahyu lagi. Tetapimenurut AL pasca Nabi Suci Allah tetapmenurunkan wahyu, sebab wahyu adalahsalah satu cara Allah berfirman kepadamanusia (basyar), baik lelaki maupunperempuan, tetapi bukan wahyu kenabian(nubuwwat) atau kerasulan (risalat).

18. Cara Allah menurunkan Quran Suci.Menurut MUI Quran Suci diturunkankepada Nabi dengan berbagai macam caraa.l. diwahyukan secara langsung, daribelakang tirai, mengutus Jibril, Allahmenyampaikan ilham, Jibril datang padawaktu Nabi Suci sedang tidur dan Jibrilmenampakkan diri dalam rupanya yang

43Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

asli. Tetapi AL berkeyakinan bahwa QuranSuci sebagai bentuk wahyu tertinggiditurunkan hanya dengan mengutusUtusan, yakni Jibril.

19. Fatwa Ulama. Menurut keyakinan MUIfatwa ulama sederajat dengan Ijma sebagaisumber hukum, bahkan dalam praktekmelebihi Qur’an Suci dan Sunnah Nabi,terutama dalam masalah Ahmadiyah;tetapi menurut AL Fatwa ulama bukansumber hukum, karena itu tak mengikat.

Perbedaan itu rahmatDari sembilan belas contoh di atas terang-

lah bahwa perbedaan akidah di atas bukankarena tersesat atau terpimpin ke jalan yangbenar, tetapi karena berbeda dalam memahamiapa itu hukum syar’i dan bagaimana meng-implementasikannya. MUI lebih menekankankepada buku-buku karya ulamanya yang berupabuku-buku ilmu Kalam dan Fiqih yang disusunberdasarkan Quran Suci dan Hadits Nabi.Dengan demikian berpegang kepada anekamacam kitab itu merasa telah berpegangkepada Quran Suci dan Hadits Nabi. Makaperbedaan itu merupakan laknat, sebab jika

44 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

terjadi silang pendapat tak dapat dipertemu-kan. Sedang AL lebih menekankan Quran Sucidan Hadits Nabi daripada kitab-kitab ilmuKalam dan Fiqih, maka dari itu perbedaan itumerupakan rahmat, sebab jika terjadi silangpendapat bisa dipertemukan, dengan demikianbeda pendapat menjadi kawan berpikir, bedaakidah adalah kawan dialog dan beda ibadahadalah kawan berlomba dalam berbuatkebaikan yang secara implisit termaktub dalamfriman Allah ayat 5:48 di atas. Berfikir, ber-dialog dan berlomba berbuat kebaikan adalahkarakter umat Muhammad saw. yang mendapatamanat menegakkan Kerajaan Allah di mukabumi.[]

45Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

“Dan bagi manusia, tiada Allah akan berfirman kepadanya,kecuali dengan wahyu, atau dari belakang tirai, atau dengan

mengutus seorang Utusan dan mewahyukan dengan izin-Nya yangIa kehendaki. Sesungguhnya Ia adalah Yang Maha-luhur,

Yang Maha-bijakasana” (QS 42:51).

Kriteria sangat ambiguKriteria sesat MUI ke-3 “meyakini turun-

nya wahyu setelah Al-Qur’an,” adalah suatukriteria yang sangat ambigu. Tak pantas dijadi-kan pedoman. Meski demikian perlu ditang-gapi demi “kemurnian akidah Islam” yangdiamanatkan kepada ulama. Namun perludiingat, bahwa ulama penjaga kemurnian aki-dah itu tidak ombyokan (commonplace), merekaadalah ulama langka, sebab adanya atau hadir-nya menurut Nabi Suci “pada permulaan tiapseratus tahun” yang menetapkan dan mem-back-up bukan umat dan bukan pula pemerin-

WAHYU SETELAHAL-QUR’AN3

46 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

tah, tetapi Allah SWT. Umat dan pemerintahpada zamannya seringkali menentang, karenafatwa “dan kriteria” tentang kebenarannya ataukesesatannya bertentangan dengan tuntutanmasyarakat.

Ulama penjaga kemurnian akidah Islammenurut Nabi Suci seperti Nabi Bani Israel(’ulama’u ummati ka ambiya’i bani Isra’il). Sedangulama ombyokan tidak seperti Nabi Bani Israel.Jangankan seperti Nabi Bani Israel, sepertiulama Bani Israel (26:197) pun tidak, sebabmereka mengetahui ramalan (nubuat)kedatangan Nabi Suci Muhammad saw.(26:196) yang pengetahuan mereka sepertimereka mengetahui anak-anak mereka sendiri(2:146; 6:20), sedang ulama Islam ombyokanumumnya tak mengetahui hal itu, sampai-sampai mereka menganjurkan umat bertanyakepada mereka contohnya 21:7, karena me-nurut mereka Nabi Suci Muhammad pundianjurkan bertanya kepada para ulama BaniIsarel itu, tatkala memahami ayat 10:94.

Arti kata wahyuUntuk mengetahui siapa yang sebenarnya

tersesat, kata kuncinya terletak pada kata wahyu

47Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

maka terlebih dahulu perlu memahami artilinguistik kata itu. Kata “wahyu” berasal daribahasa Arab, akar katanya auha, yuhi, wahyan.A. Hassan dalam bukunya An-Nubuwwah men-jelaskan arti kata wahyu, “yaitu: memberi isyarah,mengutus, omong dengan rahasia, menggerakkanhati, menulis, segerakan, bersegera” (hlm. 4).

Imam Raghib menerangkan sbb: wahyuaslinya berarti membuat tanda atau isyarat yangcepat; wahiyyun berarti sesuatu yang tergesa-gesaatau cepat (seperti mautun wahiyyun, mati de-ngan tiba-tiba). Isyarat itu boleh berupa ucapanperlambang atau sindiran, artikulasi yang tidaktersusun dengan isyarat sesuatu anggota ataudengan jalan menuliskan, seperti dalam ayatAl-Qur’an: ’demikianlah ia (Zakaria) keluar daritempat suci kepada kaumnya dan ia memberiisyarat (fa auha) agar mereka memahasucikanAllah, pagi dan petang’ (19:11)” (Al-Mufradat,hlm. 858).

Syeh Muhammad Abduh menjelaskan:“Para ahli telah memberikan definisi menurutistilah syara’ (agama), bahwa wahyu ialah,pemberitahuan Allah kepada Nabi di antaraNabi-nabi-Nya tentang hukum syara’ dan yangseperti itu. Tetapi kami sendiri juga memberi-

48 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

kan definisi menurut pengertian yang didapatseseorang pada dirinya sendiri dengan keya-kinan penuh, bahwa pengetahuan itu datangdari Allah baik dengan perantaraan suara yangdapat didengarkan dengan telinga atau tanpasuara sama sekali:” (Risalah Tauhid, hlm. 144).

Wahyu menurut Quran SuciKata “wahyu” yang multi arti itu diguna-

kan pula oleh Quran Suci sebagai hidayahkepada semua ciptaan-Nya, agar tiap-tiap cipta-an mencapai kesempurnaan sesuai dengantakdirnya masing-masing (87:1-3). Maka dari ituImam Raghib dalam kamus Quran Sucinyamenjelaskan bahwa wahyu itu bukan hanyafirman Ilahi kepada para Nabi saja, tetapi men-cakup pula taskhir, yaitu “membuat suatubarang mengikuti jalan yang selaras denganhukum alam.” (Al-Mufradat, hlm.859).

Senada dengan uraian tersebut Iqbal me-nulis “Hubungan dengan asal wujud itu tidakkhusus bagi manusia” lebih lanjut dikatakan“Sebenarnya cara yang dipakai Qur’an dengankata ’wahyu’ menunjukkan, bahwa Qur’anmemandangnya sebagai milik hidup yanguniversal, sekalipun kodrat dan wataknya ber-

49Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

beda menurut tingkat evolusi hidup itu.Tumbuh-tumbuhan yang tumbuh bebas didalam ruang, binatang yang mengembangkanjenis baru untuk menyesuaikan diri dengankeadaan di sekitarnya serta makhluk manusiamendapat penerangan dari makna yang dalamdari kehidupan, semua itu merupakan wahyudengan watak yang beraneka macam, tergan-tung kepada kebutuhan-kebutuhan si penerimaatau kebutuhan-kebutuhan species tempat sipenerima itu tergolong.” (The Reconstruction ofReligious Thought in Islam, hlm. 137).

Ajaran Quran Suci tentang Wahyu Ilahi– sebagaimana dikemukakan oleh MaulanaMuhammad Ali dalam The Holy Qur’an – secaraeksplisit ada lima macam, yaitu: (1) wahyukepada alam ma’adini, misalnya kepada langit(41:12), dan kepada bumi (99:5); (2) wahyukepada alam hewani, misalnya lebah (16:68) (3)wahyu kepada manusia biasa, baik laki-laki –misalnya kaum Hawaryyin (5:111) – maupunperempuan, misalnya ibu Nabi Musa (28:7); (4)wahyu kepada para Nabi (4:163; lih 21:7; dll);(5) wahyu kepada malaikat (8:12). Secaraimplisit, misalnya wahyu kepada alam nabati,seperti anggur dan korma (16:67).

50 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Wahyu menurut Nabi SuciNabi Suci Muhammad saw. berulangkali

menjelaskan bahwa sesudah beliau tak akanada nabi lagi, karena beliau khâtamun-nabiyyînatau segel (penutup) para Nabi (Bukhari) danal-’aqib atau yang penghabisan (Bukhari danMuslim). Tertutupnya pintu kenabian takberarti pintu wahyu Ilahi. Kenabian dan wahyuadalah dua hal yang berbeda. Yang telah ter-tutup hanyalah wahyu kerasulan dan kena-biansaja, tetapi wahyu bentuk lain tetap ter-buka,misalnya mubasyârat yang berupa impian(ru’ya), sebagaimana beliau bersabda: “Sesung-guhnya (wahyu) kerasulan dan (wahyu) kenabiantelah putus. Maka dari itu tak akan datang Utusansesudahku dan tak akan ada Nabi, tetapi (wahyu)mubasyarat tetap terbuka. Mereka (para sahabat)bertanya: “Apakah mubasyarat itu?” Jawab beliau:“Mimpinya seorang mukmin itu sebagian dari be-berapa bagian kenabian” (Ahmad dan Tirmidi).

Hadits lain meriwayatkan, Nabi Sucibersabda sbb: “Tidak akan tinggal (wahyu) ke-nabian, kecuali (wahyu) mubasyarat.” Sahabatbertanya, “apakah mubasyarat itu?” jawabbeliau, “Mimpi yang baik (ar-ru’yash-shalihah)”(Bukhari).

51Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Imam Abdul-Wahab Asy-Sya’rani dalamkitabnya Al-Yawaqit wal Jawahir II menjelaskanbahwa “sesungguhnya bagi kita hanyalah wahyuilham saja (tidak membawa syariat), alasannyakarena wahyu syariat hanya dikaruniakankepada para Nabi saja. Nabi Suci menginfor-masikan dan bernubuat bahwa “sungguh dikalangan orang-orang sebelum kamu dari BaniIsrael terdapat orang-orang yang Allah ber-firman kepada mereka, sekalipun merekabukan Nabi; jika di kalangan umatku ada se-orang yang termasuk golongan mereka, orangini adalah Umar” (Bukhari).

Penerima firman Ilahi dari Bani Israel,sekalipun mereka bukan Nabi, misalnyaYukhebet, Ibunda Nabi Musa a.s. (28:7-10),Maryam, ibunda Isa Almasih a.s. (19:17-21;3;41-46), dll. Firman Ilahi itu dikaruniakanpula kepada umat Muhammad saw., meskipunpintu kenabian telah tertutup, sebab Allah ituBaqa’ (kekal abadi). Yang baqa’ bukan hanyadzat-Nya saja, melainkan pula sifat dan af’alatau perbuatannya.

Allah : Al-MutakallimAllah adalah Al-Mutakallim artinya Yang

52 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Maha-berfirman. Dahulu berfirman, sekarangberfirman, besok sampai hari Kiamat tetapberfirman, bahkan pasca Kiamat pun Allahtetap berfirman. Cara Allah berfirman kepadamanusia di dunia ini dijelaskan dalam ayat 51surat Asy-Syura, sebagaimana telah dikutip dimuka sebagai pedoman mujadalah kita ini.

Menurut ayat suci 42:51 tersebut di muka,ada tiga cara Allah berfirman kepada manusia,yaitu: pertama, dengan menyampaikan wahyu.Kata wahyu multi arti, telah diterangkan dimuka. Dalam konteks ini yang digunakanadalah arti aslinya, yakni al-isyaratus-sari’ah,isyarat yang cepat, yang dibisikkan dalam kalbuseseorang, baik Nabi atau manusia bisa, baiklelaki ataupun perempuan.

Kedua, dari belakang tirai, misalnya ber-bentuk: (a) ilham (91:8) berupa suara gaib,misalnya ilham kepada sahabat agar memandi-kan jasad Nabi Suci beserta gamisnya (Misykat),ilham kepada H.M. Ghulam Ahmad, bahwa“banyak para raja akan mencari berkah dari’pakaian’ beliau” (Barakatud-Du’a, hlm. 30).(b)ru’ya atau impian (17:60) yang oleh Nabi Sucidisebut Ru’yash-Shalihah atau impian yang baik,misalnya: mimpi Nabi Yusuf tentang bersujud-

53Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

nya sebelas bintang, matahari dan bulankepada diri beliau(12:4), mimpi H.M. GhulamAhmad tentang penyiaran Islam di Barat, dll.(c) Kasyaf atau visiun, misalnya visiun Sarahtentang kelahiran Iskak dan Yakub (11:71-73),visiun Maryam tentang kelahiran Almasih Isabin Maryam (3:45-47), dll.

Ketiga, dengan mengutus Malaikat Jibrilagar menyampaikan apa yang dikehendaki-Nyakepada seorang Nabi dengan kata-kata yangterang, misalnya apa yang Allah turunkankepada Nuh dan para Nabi sesudahnya sampaiyang terakhir Nabi Suci Muhammad saw.

Dalam bentuk ketiga itulah Kitab Sucidiwahyukan kepada para Nabi Utusan Allah(42: 52) dalam bahasa kaumnya masing-masing(14:4), misalnya Quran Suci diwahyukan dalambahasa Arab (16: 103), dan inilah yang telahtertutup dengan turunnya Al-Qur’an, sebab (1)Kenabian telah berakhir pada diri Nabi SuciMuhammad saw (33:40), dan (2) Agama Allahtelah sempurna dalam Islam (5:3). Tetapi caraAllah berfirman yang pertama dan keduadalam berbagai bentuknya – yang menjadisumber Hadits Nabi – tetap terbuka selama-lamanya, sebab : (1) firman Allah adalah nikmat

54 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

tertinggi yang amat diperlukan oleh manusia(4:69) (2) wahyu merupakan manifestasi darisifat Al-Mutakallim (Yang Maha-berfirman).

Meninggalkan Quran SuciDalam teologi Islam cara pertama dan

kedua Allah berfirman disebut Wahyu Khafiy(Wahyu Batin) yang dikaruniakan kepadasemua umat manusia, baik Nabi atau manusiabiasa, lelaki ataupun perempuan. Ada pulaulama yang menyebutnya ilham. Sedang caraketiga yang telah tertutup disebut Wahyu Matluartinya Wahyu yang dibaca, karena diucapkandengan kata-kata yang terang; yang disebut pulaWahyu Nubuwwah artinya Wahyu Kenabian,karena hanya dikaruniakan kepada para Nabisaja; atau Wahyu Risalah artinya Wahyu Kerasul-an karena harus disampaikan kepada umat.Adapula ulama yang menyebutnya Wahyu saja,tanpa keterangan, maka kesimpulannya“Wahyu untuk Nabi, ilham untuk manusiabiasa.”

Konotasinya ilham bukan wahyu, makadari itu jika seseorang menyatakan diri mene-rima ilham dari Tuhan dapat mereka maklumi.Tetapi jika seseorang mendakwakan diri

55Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

mendapatkan Wahyu Ilahi, dia pasti merekatolak dan tentang keras, karena mereka anggapdia berarti mendakwakan diri sebagai Nabi,padahal jika dikembalikan kepada Quran Suci– bukan kitab Teologi – dakwanya justru selarasdengan ajaran Quran Suci dan Hadits Nabi,bahwa Allah tetap bersabda yang salah satunyaberbentuk wahyu.

Jika menjaga kemurnian akidah Islamseperti yang diperagakan MUI yang telahmengeluarkan sepuluh kriteria sesat itu berartikitab suci umat Islam adalah kitab ilmu Kalamatau teologi Islam dan praktis meninggalkanQuran Suci, sebagaimana telah dinubuatkandalam ayat “Dan Rasul berkata”: Wahai Tuhan-ku, sesungguhnya kaumku telah memperlakukanAlquran ini sebagai suatu barang yang ditinggalkan”(25:30).

Akibatnya hati manusia menjadi keras(57:16) kedatangan malaikat membawa kabarbaik (41: 30-31) dan kebenaran mereka tolak.Kabar baik adalah salah satu cara Allah ber-firman kepada manusia atau salah satu bentukwahyu kepada manusia (42:51). Allamah Al-Alusi dalam tafsirnya Ruhul-ma’ani VII : 326menulis sbb: “Ketahuilah, sesungguhnya ada

56 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

setengah ulama yang ingkar kepada turunnyamalaikat dalam hati manusia yang bukan Nabi,disebabkan karena tidak ada seleranya untukitu, padahal yang sebenarnya malaikat turun,tetapi membawa syariat Nabi kita saw.” Ber-kenaan dengan terus menerusnya wahyu Ilahibeliau menafsirkan kata “yulqi” (40:15) sbb:“... dari kata “yulqi” (menurunkan) itu terang,sebab turunnya wahyu itu tak henti-hentinyadari Adam a.s. sampai Nabi kita Muhammadsaw., dan hukum ini sambung menyambungsampai hari Kiamat dengan bangkitnya seorangyang menyampaikan dakwa berdasarkan haditsyang diriwayatkan oleh Abi Daud dari AbiHurairah r.a. dari Nabi Suci saw. Bahwasanyabeliau bersabda: “Sesung-guhnya Allah akanmembangkitkan untuk umat ini pada tiap-tiappermulaan abad orang yang akan memper-baharui baginya agamanya”.

Turunnya wahyu pasca nabi suci dijelas-kan oleh HM Ghulam Ahmad sbb: “SesudahNabi Muhammad saw., wahyu nubuwwah telahtertutup, akan tetapi wahyu walayat tetapterbuka, yang silsilahnya sampai Kiamat tidakakan putus. Wahyu walayat ini untukmembangkitkan kembali iman dan akhlak

57Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

umat manusia. Saya telah menerima wahyuwalayat, ketika wahyu walayat turun kepadaku,pada waktu itu aku merasa ada kekuatan yanghebat dari luar, di luar kekuatanku sendiri”(Barakatud-Du’a, p. 17).

Selain HM Ghulam Ahmad, masih banyaklagi orang-orang suci yang menerima firmanIlahi, yang berupa wahyu khafiy dalam berbagaibentuk (wahyu atau isyarat yang cepat, ilham,ru’ya atau busyra, kasyaf atau visiun), misalnyaUmar bin Khathab r.a., Imam Syafi’i, ImamHanbali, Imam Ghazali, Muhyiddin ibn Arabi,Syekh Abdul Qadir Jilani, Wali Ni’matullah,dan lain-lain.

Sampai kapan Kriteria Sesat tersebut di-pertahankan. Lupakah wahai para ulama akanperingatan Quran Suci bahwa “setan-setanmanusia dan jin sebagian mereka yuhi (mem-bisikkan/mewahyukan) sebagian yang lain denganucapan yang indah untuk menipu (mereka)”? (6:112lih 6:121).

Akhirnya sebagai penutup perkenan-kanlah kami mengutip firman Allah: “... Sesung-guhnya kami atau kamu adalah pada jalan yangbenar ataukah dalam kesesatan yang terang....Kamu tak akan ditanya tentang apa yang kami

58 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

bersalah, dan kami pun tak akan ditanya tentangapa yang kamu lakukan.....Tuhan kita akanmenghimpun kita, lalu akan mengadili antara kitadengan benar. Dan Ia adalah Hakim Yang terbaik,yang Maha-tahu” (34:24-26).[]

59Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

“Sesungguhnya Kami yang menurunkan Peringatan (Al-Qur’an)dan Kami pula yang menjadi penjaganya” (QS 15:9)

“Sesungguhnya menjadi tanggungan Kami menghimpun itudan membacakan itu, maka jika Kami telah membacakan itu,

ikutilah bacaannya; lalu menjadi tanggungan Kami (pula)menjelaskan itu” (QS 75:17-19).

OTENTISITAS ISI AL-QUR’AN

Otentisitas Quran SuciKriteria sesat MUI ke-4 adalah “menging-

kari otentisitas atau kebenaran isi Al-Qur’an”.Kriteria ini juga ambigu. Bagaimana mungkinseorang muslim bisa mengingkari otentisitasatau kebenaran isi Al-Qur’an sebagai KitabSucinya? Untuk memperjelas pokok masalah-nya pihak yang pada tahun 2005 difatwakansesat dan menyesatkan yakni kaum Ahmadi,benar-benar terpanggil untuk memberikan

4

60 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

klarifikasi seputar otentisitas dan kebenaran isiQur’an Suci.

Dalam ayat-ayat suci di atas Allah meng-gunakan dhamir “Kami” yang menurut parapakar Qur’an Suci mengandung arti untukmengagungkan Tuhan dan juga mengisyarat-kan bahwa Allah melibatkan pihak lain dalamhal itu. Jadi Allah SWT berkenan melibatkanpihak lain dalam hal menurunkan Al-Qur’andan penjagaannya (15:9). Dalam pewahyuan-nya yang dilibatkan adalah Malaikat Jibril (2:97)atau Ruhul-Qudus (16:102), sedang dalampenjagaan Qur’an Suci agar tetap otentik yangdilibatkan selain Jibril adalah Nabi Suci, yangtak akan lupa akan ayat yang telah diwahyukan(87:6), para sahabat yang mencatatnya (80:11-16) dan segenap umat Islam, terutama paraalim ulamanya.

Penjagaan otentisitas Qur’an Suci menu-rut ayat 75:17-19 amat sempurna, karena bukanhanya mencakup aspek lahiriyah sajamelainkan pula aspek batiniah atau spiritual.Aspek lahiriah berupa tulisan (writing) danbacaan (reading) sebagaimana ditegaskan dalamayat 17-18. Sedang aspek batiniah atau spiritualdinyatakan dengan kalimat “lalu menjadi

61Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

tanggungan Kami (pula) menjelaskannya” (75:19),yakni menjelaskan isinya.

Dari sinilah lahir Sunnah atau HaditsNabi; baik yang bersifat fi’liyah (perbuatan) danqauliyah (ucapan) maupun yang bersifat taqri-riyah (ketetapan) dan hammiyah (kehendak).Dengan demikian Qur’an Suci yang diwahyu-kan selama 22 tahun, 2 bulan, 22 hari –menurut Nabi Suci – terjaga selamat dalamlima “tempat” yang terjaga (85:21-22), yaitudalam tulisan, bacaan, ingatan, hati dan per-buatan. Dari lima tempat terjaga itu lahirlahilmu-ilmu rasmul-qur’an, qira’atul-qur’an, tajwid,asbabun-nuzul, tafsir watta’wil, dan lain-lain yangsemuanya termasuk dalam ’ulumul-qur’anmerupakan manifestasi penjagaan Ilahiterhadap otentisitas Qur’an Suci.

Jati diri Qur’an SuciUntuk memahami Qur’an Suci seutuh-

nya, bukan hanya membahas apa (what), siapa(who), kapan (when) dan dimana (where) Qur’anSuci diwahyukan saja, melainkan pula perlumembahas mengapa (why) dan bagaimana (how)Qur’an Suci diwahyukan. Hal ini sebenarnyatelah dijelaskan sendiri oleh Kitab Suci yang

62 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

mulia itu, bahkan dalam nama dirinya Al-Qur’an (puluhan nama lain adalah nama sifatyang melukiskan sifat-sifat agungnya).

Kata Qur’an adalah isim mashdar (bentukinfinitif) dari akar kata qara’a, yaqra’u artiprimernya menghimpun atau mengumpulkan,sedang arti sekundernya membaca, menyampai-kan dan mengandung (lalu melahirkannya). Kitabsuci ini dinamakan Qur’an karena menghim-pun semua kitab suci sebelumnya, sebagaimanadinyatakan dalam ayat “Utusan dari Allah yangmenbacakan lembaran-lembaran suci, di dalamnyaterdapat kitab-kitab yang benar” (98:2-3), bahkanmerupakan pula himpunan hasil segala ilmu,sebagaimana diisyaratkan dalam ayat “SatuKitab yang menjelaskan segala sesuatu” (12:111).Ini arti pokok yang terkandung dalam namaAl-Qur’an.

Selanjutnya jika mengambil arti sekundermembaca, berarti Al-Qur’an adalah suatu Kitabyang selalu dibaca “sebagaimana diakui olehEncyclopedia Britanica, bahwa Qur’an suciadalah “Kitab yang paling luas dibaca” di dunia.Hal ini sebagai penggenapan nubuat ayat “Dansesungguhnya telah Kami berikan kepada engkautujuh ayat yang selalu dibaca dan Qur’an yang

63Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

agung” (15:87). Jika mengambil arti menyam-paikan berarti Qur’an Suci adalah suatu “Kitabyang risalahnya harus disampaikan kepadasekalian bangsa di dunia” (25:1). Oleh karenasuatu peringatan kepada suatu bangsa itu akandipahami jika disampaikan dalam bahasamereka sendiri, sebagaimana seorang Nabimenerima wahyu dalam bahasa kaumnya(14:4), maka dalam nama Kitab Suci inisebenarnya secara halus mengandung perintahagar umat Islam menerjemah-tafsirkan Qur’anSuci ke dalam berbagai bahasa dunia. Alham-dulillah kaum Ahmadi berkat ridha Allah telahmelakukannya, yang disusul oleh gerakan-gerakan Islam lainnya.

Akhirnya dalam arti mengandung lalu me-lahirkan, berarti Qur’an Suci adalah suatu“Kitab yang mengandung suatu nubuat(ramalan) yang akhirnya tergenapi tepat padawaktunya. Sebagaimana diterangkan olehMaulana Muhammad Ali dalam tafsirnya, jikaQur’an suci menerangkan kisah para Nabi danumatnya dari suatu bangsa tertentu di tempattertentu yang pernah hidup pada suatu masatertentu maksudnya bukan hanya menerang-kan kisah itu saja, melainkan pula mengan-

64 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

dung suatu nubuat (ramalan) yang berlaku bagiNabi Suci Muhammad saw. dan sahabatnya,bahkan berlaku pula bagi umatnya di sepanjangzaman sampai hari Kiamat. Inilah rahasianya,mengapa nama-nama tokoh yang diceritakantidak selalu disertai dengan jabatan, keterang-an tempat dan waktu. Di samping itu, dalampewahyuannya terdapat asbabun-nuzul. Dengandemikian dalam Qur’an Suci sebenarnya tidakada dongeng sebagaimana terdapat dalamkitab-kitab tafsir Qur’an Suci.

Jati diri Qur’an Suci itu akan lebih lengkapjika kita perhatikan nama-nama sifat yangdiperkenalkan oleh dirinya sendiri, yaitu (1) Al-Kitab, artinya Tulisan yang lengkap dengansendirinya (2:2); (2) Al-Furqan, artinya yangmembedakan antara yang benar dan yangsalah; (3) Adz-Dzikra, artinya Peringatan atauSumber Kemuliaan dan keagungan manusia(15:9); (4) Al-Tanzil, artinya Wahyu yangditurunkan dari Atas (26:192); (5) Ahsanal-Hadits, artinya Firman yang amat baik (39:23);(6) Al-Mau’izhah, artinya Teguran (10:57); (7)Al-Hukum, artinya Hukum (13:37); (8) Al-Hikmah. Artinya Kebijaksanaan (17:39); (9) Asy-Syifa’, artinya Yang menyembuhkan (10:57); (10)

65Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Al-Huda, artinya Petunjuk (72:13); (11) Ar-Rahmah, artinya Kemurahan (17:82); (12) Al-Khair, artinya Kebaikan (3:104); (13) Ar-Ruh,artinya Roh atau Daya Hidup (42:52); (14) Al-Bayan, artinya Penjelasan (3:128); (15) An-Ni’mah, artinya Nikmat (93:11); (16) Al-Burhan,artinya Bukti yang terang (4:175); (17) Al-Qayyim, artinya yang memelihara (18:2); (18)Al-Muhaimin, artinya Yang menjaga (5:48); (19)An-Nur, artinya Cahaya (7:17); (20) Al-Haqq,artinya Kebenaran (17:81); (21) Karim, artinyaYang Mulia (56:77); (22) Majid, artinya YangAgung (85:21); (23) Hakim, artinya YangBijaksana (36:2); (24) Mubarak, artinya Yangdiberkati (21:50); (25) Mubin, artinya Yangmembuat sesuatu menjadi terang (12:1); (26)Al-’Aliy, artinya Yang Luhur (43:4); (27) Fashl,artinya Yang menentukan (86:13); (28) ’Azhim,artinya Yang Maha Penting (39:67); (29)Mukarram, artinya Yang dihormati (80:13); (30)Marfu’ah Muthahharah, artinya Yang diluhur-kan disucikan (80:14); dan lain-lain.

Kebenaran isi Qur’an SuciJika seseorang memahami arti yang ter-

kandung dalam nama Al-Qur’an dengan

66 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

puluhan karakternya di atas, logikanya tidakmungkin ia menolak kebenaran isi Qur’anSuci. Tetapi fakta di lapangan GerakanAhmadiyah, termasuk Ahmadiyah Lahore yangtelah menerjemah-tafsirkan Qur’an Suci kedalam belasan bahasa dunia – tatkala para alimulama Islam banyak yang masih mengharam-kannya – dengan kaidah tafsir seperti di atas,Ahmadiyah Lahore tetap mereka anggap ter-sesat, katanya penafsiran Ahmadiyah “penuhdengan distorsi dan penyelewengan” misalnyapenilaian Sayid Abul Hasan Ali Nadwi (1333-1420 H/1914-1999 M) yang oleh sementarapengikutnya disebut “seorang mujaddid darianak benua India” dalam bukunya Qadianisma Critical Study (Tikaman Ahmadiyah terhadapIslam)”. Setelah menguraikan masalah mukjijatmenurut Muhammad Ali dia berkomentarsebagai berikut:

“Tafsir Muhammad Ali penuh dengandistorsi dan penyelewengan, berdasarkanpemahamannya yang picik, bahwa ilmupengetahuan modern bertentangan dengankeyakinan adanya mukjizat para rasul danberbagai peristiwa yang tidak bisa dijangkauoleh akal manusia”. Selanjutnya ia menulis

67Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

“Pada poin ini, seseorang yang masih memilikiakal sehat mungkin akan bertanya kepadadirinya sendiri, apakah para sahabat rasulullah,generasi pertama yang mengalami masaturunnya Al-Qur’an dan diturunkan denganbahasa mereka, serta mendapat gemblenganlangsung dari rasulullah, juga memahami ayat-ayat Al-Qur’an sebagaimana pemahamanMuhammad Ali yang aneh ini? Apakah merekajuga memahami “pukullah batu itu dengantongkatmu” berarti “berangkatlah menujugunung dengan kaummu” Apakah merekamemahami bahwa “pukullah orang itu denganbagian darinya” berarti “buatlah dia sepertiorang mati”? Apakah mereka juga memahami“bahasa burung” berarti “burung pembawapesan”, “rayap” berarti “anak Sulaiman yangbernama Rehabeam” dan “ bahwa “Jin” ber-arti “orang-orang Kristen Eropa”? Begitu juga,apakah para Tabi’in, para ahli bahasa Arab,ulama ataupun para mufasirin menafsirkan Al-Qur’an sebagaimana penafsiran MuhammadAli? Sulit sekali untuk menyatakan “ya”, karenakita memiliki segudang tafsir yang menolakmentah-mentah pemahaman Muhammad Ali.Tak ada satupun ulama terkemuka dalam

68 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

bidang Sastra Arab begitu juga literatur-literaturArab selama tiga belas Abad terakhir ini yangmengartikan ayat-ayat tersebut seperti penaf-siran maulavi non-Arab ini” (hlm. 169-170).

Ayat-ayat yang pemahamannya berbeda ituialah 2:60; 2:72-73; 3:49; 27:16, 18; 34: 14;27:20 dan 72:1. Teks ayat antara kedua belahpihak sama persis, baru dalam pemahaman adaperbedaan. Perbedaan terjadi karena paraulama umumnya termasuk Ali Nadwi, me-mahaminya secara hakiki atau lugas, sedangMaulana Muhammad Ali memahaminya secaramajasi atau kias. Cara memahami seperti ituberlaku untuk semua bahasa di dunia, terma-suk bahasa Al-Qur’an. Ayat-ayat mutasyabihatjika ditafsirkan secara hakiki melahirkandongeng. Di samping itu dalam nama Al-Qur’an sendiri mengandung arti Kitab yangmengandung nubuat yang tergenapi setelahtiba waktunya. Karena nubuat itu dinyatakansecara majasi, maka pada zaman sahabat dantabi’in banyak yang belum waktunya untukdiungkapkan karena belum waktunya.[]

69Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

“Dia ialah Yang menurunkan Kitab kepada engkau; sebagian ayat-ayatnya bersifat menentukan (muhkamat) – inilah landasan Kitab– dan yang lain bersifat ibarat (mutasyabihat). Adapun orang yang

hatinya busuk, mereka mengikuti bagian yang bersifat ibarat,karena ingin menyesatkan dan ingin memberi tafsiran (sendiri).Dan tak ada yang tahu tafsirnya selain Allah, dan orang yangkuat sekali ilmunya, mereka berkata: kami beriman kepadanya,

semua ini adalah dari Tuhan kami. Dan tak ada yang mauberfikir, selain orang yang mempunyai akal.”

(QS 3:7).

Petunjuk langsung dan tak langsungKriteria sesat MUI ke-5 adalah “melaku-

kan penafsiran Al-Qur’an yang tidak berdasar-kan kaidah-kaidah tafsir.” Tetapi sayang, MUItak menunjuk kaidah-kaidah tafsir mana yangseharusnya digunakan oleh umat agar terhindardari kesesatan. Karena aliran Ahmadiyah(Lahore) dinyatakan sesat dan menyesatkan,

KAIDAH TAFSIR5

70 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

bahkan orang Islam yang mengikutinya diang-gap murtad dan karena itu MUI menganjurkankaum Ahmadi supaya segera kembali kepadaajaran Islam yang haq.

Perlu diketahui bahwa aliran ini telahmenerjemah-tafsirkan Quran Suci ke dalamberbagai bahasa dunia. Kaidah tafsir Ahma-diyah intinya sebagai berikut:

Jika diamati dengan teliti Al-Qur’anadalah satu-satunya Kitab Suci yang hidup,karena bukan hanya memperkenalkan apa,siapa, bagaimana dirinya, dari mana asalnyadan apa isinya saja, melainkan pula menjelas-kan tuntas bagaimana cara memahami ataumenafsirkannya. Ternyata ada dua macampetunjuk, yang perlu dipedomani yaitupetunjuk tak langsung (indirect) dan petunjuklangsung (direct).

Petunjuk tak langsung terdapat dalamstruktur isi Quran Suci, seperti dikemukakanoleh R. Soedewo P.K. Quran Suci terdiri daritiga bagian, yaitu: (1) Ayat tunggal Bismillahhir-rahmanir-rahim, sebagai inti dari saripatinyaQuran Suci, (2) Al-Fatihah, sebagai saripatinyaQuran Suci, dan (3) Quran Sucinya sendiriyang terdiri dari 113 surat, yakni surat no. 2

71Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Al-Baqarah (Sapi Betina) sampai No. 114 An-Nas (manusia). Sedang petunjuk langsungnyadinyatakan dalam ayat 3:7 di atas.

Kaidah tafsirAyat Suci tersebut mengandung petunjuk

tentang kaidah tafsir Quran Suci. Secara garisbesar, seperti dikemukakan oleh MaulanaMuhammad Ali dalam tafsirnya The HolyQur’an dan bukunya The Religion of Islam adaempat kaidah, yaitu:

Pertama, tentang macam-macam ayat.Berkenaan dengan tafsir menafsirkan ayatQuran Suci dibedakan menjadi dua macamsaja, yatu: (1) Muhkamat, bersifat menentukan,yakni ayat yang artinya tak berubah dan takberganti. (2) Mutasyâbihât, bersifat ibarat, yakniayat yang dapat ditafsirkan bermacam-macam.Betapa banyaknya ragam tafsir firman Allahdilukiskan dalam ayat: “Dan jika semua pohondi bumi itu pena, dan lautan dengan tam-bahan tujuh lautan lagi (itu tinta), tak akanhabislah kalimat Allah. Sesungguhnya Allah ituYang Maha-perkasa, Yang Maha-bijaksana”(31:27; lih. 18:109).

72 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Kedua, sumber tafsir. Menurut H.M.Ghulam Ahmad dalam bukunya Barâkatud-Du’â sumber tafsir Quran Suci ada 7 macam,yaitu:1. Quran Suci itu sendiri. Tafsîrul-qur’ân bil-

qur’ân. Caranya: secara tekstual, suatu halyang hanya disinggung dalam suatu ayatdiuraikan panjang lebar di ayat yang lain.Ayat-ayatnya saling menjelaskan. Tak adaayat yang saling bertentangan (4:82). Secarakontekstual, baik konteks sastranyamaupun sejarahnya. Dalam konteks sastralihat ayat-ayat sebelum dan sesudahnya,sedang dalam konteks sejarahnya lihatbudaya setempat dan asbabun-nuzulnya.Secara kontentual, lihat isi atau temaSuratnya.

2. Hadits Nabi. Jika tak menemukan tafsirdalam Quran Suci carilah dalam HaditsNabi, karena Nabi Suci adalah orang yangmenerima langsung dari Allah dan yangpaling tahu akan makna suatu ayat.

3. Atsar sahabat. Penjelasan para sahabatNabi adalah sumber tafsir setelah Hadits,karena mereka yang telah menghayati danmendapat pendidikan langsung dari Nabi

73Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Suci bagaimana memahami dan meng-amalkan ajaran Quran Suci.

4. Hati nurani. Antara hati nurani murnipembaca dengan Quran Suci terdapathubungan mistis yang luar biasa eratnya,karena seperti dinyatakan dalam ayat 30:30Islam adalah fitrah Allah dan manusiadiciptakan atas fitrah itu, maka Islamdisebut agama fitrah.

5. Bahasa Arab dengan kaidah-kaidahnya,seperti kamus, nahu, sharf, manthiq,ma’ani, dll. Tetapi beliau menyatakanjangan terlalu terpukau di sini, karenaQuran Suci memiliki cara tersendiri untukmemahami dirinya.

6. Sunnatullah di alam kasar. BerulangkaliQuran Suci menganjurkan pembacanyaagar memperhatikan sunnatullah di alamkasar, karena ada keselarasan dengansunnatullah di alam rohani.

7. Ilham, kasyaf (visiun) dan ru’ya orang suci,para mujaddid dan mujtahid. Merekaadalah muthahharun (orang-orang yangdisucikan) yang karena itu dapat “menyen-tuh” Quran Suci yang terjaga keasliannya(56:77-80).

74 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Ketiga, dalam menafsirkan ayat mutasya-bihat jangan sekali-kali bertentangan denganayat muhkamat, yang menurut ayat Suci di atasadalah “landasan Kitab”. Maksudnya, pokokasasi agama atau kaidah-kaidah agama itu dida-sarkan atas ayat-ayat muhkamat. Jika didasar-kan ayat mutasyabihat manusia tersesat darijalan yang benar, misalnya doktrin Kristententang ketuhanan Isa Almasih (9:30).

Keempat, hal-hal yang zhanni (samar-samar)tak boleh bertentangan dengan yang qath’i(pasti). Demikian pula ayat-ayat yang bersifatkhusus, harus dihubungkan dan ditundukkankepada ayat yang bersifat umum.

Dengan metode tersebut Quran Suci benar-benar sebagai “Kitâbun uhkimat âyâtuhu (11:1),karena yang mutasyabihat tak bertentangandengan yang muhkanat, dan sekaligus sebagaiKitâban mutasyâbihan matsânî” (39:23), karenayang zhanni tunduk pada yang qath’i dan yangkhusus tunduk pada yang umum. Dengan caraini nampaklah kemukjizatan Quran Suci.

Kaidah semua metode tafsirKaidah tersebut selaras dengan kaidah

tafsir yang telah ada, bahkan melengkapi atau

75Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

menyempurnakannya, maka dapat digunakanuntuk semua metode tafsir, yang secara garisbesar seperti dikemukakan oleh para pakartafsir ada empat macam, yaitu: metode Tahlili,metode Ijmali, metode Muqaran, dan metodeMaudhu’i.

Metode Tahlili adalah metode tafsir yangmenjelaskan kandungan Quran Suci dalamsegala aspeknya secara urut seperti yang ter-susun dalam Mushaf. Ada yang ringkas seder-hana, tetapi ada pula yang berkepanjangan.Karena kemampuan manusia terbatas, paramufasir tak lepas dengan kecenderungan dankeahlian seseorang. Maka dari itu dalammetode ini dapat dibedakan menjadi:1. Tafsir bil-ma’tsûr, yakni tafsir ayat dengan

ayat, dengan hadits, dengan atsar sahabatdan ijtihad sahabat dan tabi’in. Semulasecara lisan lalu penulisan, misalnya Jamî’ul-Bayâni fi-Tafsîril-Qur’ânil-Karîm oleh IbnuJarir Ath-Thabari (w.310H), Ma’âl-imut-Tanzîl oleh Al-Baqhawi (w. 516H), Tafsîrul-Qur’ânil-’Azhîm oleh Ibnu Katsir (w.774H).Ad-Dûrul-Mansyur Fit-Tafsîri bil-Ma’tsûr olehAs-Suyuthi,dll.

2. Tafsir bir-ra’yi, adalah penafsiran Quran

76 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Suci dengan ijtihad yang muncul setelahilmu-ilmu keislaman berkembang, misal-nya Mafâtihul-Ghaib oleh Al-Fakhrur-Razi(w. 606H), Anwârut-Tanzîl wa asrârut-Ta’wiloleh Al-Baidhawi (w. 691H), Madârikut-Tanzîli wa Haqa’iqut-Ta’wil oleh An-Nasafi(w.701H), Lubâbut Ta’wîli fî Ma’ânit-Ta’wîloleh Al-Khazim (w.741H.),dll.

3. Tafsir Ash-Shufi adalah tafsir Quran Sucimenurut tasawuf, misalnya yang bersifatteoritis (at-tashawwufun-nazhariy) Al-Futûhatul-Makkiyyah dan Al-Fushûsh olehIbnu ‘Arabi (w. 638H), sedang yang ber-sifat praktis (at-Tashawwuful-‘awaliy)misalnya Tafsîrul-Qur’ânul-Karîm oleh at-Tusfuri (w.383H), Haqâiqut-Tafsîr, oleh As-Salami (w. 412H), ‘Araisyul-Bayâni fi Haqâi-qil-Qur’ân oleh Asy-Syaiarzi (w.606H), dll.

4. Tafsir Al-Fiqh adalah tafsir Quran Suci yanglebih menitkberatkan masalah hukum(syariat), misalnya Ahkamal-Qur’an oleh Al-Jashshash (w. 370 H), Ahkamul-Qur’an, olehIbnu Al-‘Arabi (w. 543H), Al-jami’u Li-Ahkamil-Qur’an oleh Al-Qurthubi (w.671H), dll.

5. Tafsir Al-Fasafiy adalah tafsir Quran Suci

77Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

yang bercorak filsafat, menurut Dr. Az-Zahabi tak pernah ada para filsuf yangmenafsirkan Quran Suci, tetapi diantarakitab-kiab ada yang menolak.

6. Tafsir Al’ilmi, adalah tafsir Quran Sucidengan ilmu yang sumbernya berupafenomena-fenomena alam atau ayat-ayatkauniah, misalnya: Sunanullâh Al-Kaurniyahkarya Al-Ustadz Dr. Muhammad AhmadAl-Ghaurawi tentang meteorologi, Al-Islâmwath-Thibul-Hadits karya Al-Ustada Dr.Abdul-‘Aziz Ismail tentang ayat-ayatkauniah dan kemukjizatannya, dll.

7. Tafsir Al-Adabil-Ijtimâ’i adalah tafsir QuranSuci yang menguraikan secara luas danmendalam dalam segala aspeknnya, misal-nya tafsir Al-Mauas oleh Rasyid Ridha (w.1345H), tafsir Al-Maraghi oleh Al-Maraghi(w.1945M), Tafsîrul-Qur’ânul-Karîm olehSyekh Mahmud Syaltut, dll.Selanjutnya metode Al-Ijmâliy yaitu tafsir

yang menafsirkan ayat-ayat Quran Suci dengancara mengemukakan makna global ayat demiayat sesuai dengan susunannya dalam mushaf.Melalui metode ini seakan-akan Quran Suciitu berbicara sendiri, sebagai contoh misalnya

78 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Tafsîrul-Qur’ânil-Karîm karya Muhammad FaridWajdi, Tafsîrul-Wasîth terbitan Majma’ Al-Buhuts Al-Islamiyah, The Holy Qur’an karyaMaulana Muhammad Ali M.A.L.L.B, PresidenAhmadiyya Anjuman Isha’ati Islam, Lahore,dll.

Tafsir Al-Muqarran (Perbandingan) adalahtafsir Al-Qur’an yang ditulis oleh sejumlahpakar Quran Suci dari berbagai mazhab dankeahlian masing-masing. Tafsir khusus metodeini penulis belum melihat, tetapi pendapat paramusafir tentang suatu ayat, atau hal dapatditemui dalam kitab-kitab tafsir yang beredardi kalangan umat Islam.

Akhirnya tafsir Al-Maudhû’iy atau Tematikadalah tafsir tentang suatu tema tertentu atausurat-surat tertentu, sebagai contoh para ulamayang telah menafsirkan ayat-ayat tertentu, al.Ibnu Qayyim yang membahas tentang sumpahdalam kitabnya Al-Bayânu fi Aqsâmil-Qur’an, Ar-Raghib Al-Ishfahani membahas tentang kata-kata dalam kitabnya Al-Mufradât fî Ghâribil-Qur’ân, Abu Ja’far, An-Nahas tentang nasikh-mansukh dalam karyanya An-Nasîkhu wal-Mansûkh fil-Qur’an, Al-Wahidi tentang sebab-sebab turunnya ayat dalam Asbabun-Nuzul, dll.

79Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Rasikhûna fil-‘ilmKaidah tafsir Ahmadiyah dapat diguna-

kan untuk semua metode tafsir karena ber-sumberkan dasar-dasar penafsiran Qur’an Sucimenurut HM Ghulam Ahmad. Beliau sangatmenekankan, bahwa untuk memahami Qur’anSuci perlu mempunyai hubungan langsungdengan Allah SWT, sebab Qur’an Suci ituKalamullah. Di dalamnya mengandung banyakrahasia dari Allah, yang rahasia itu hanya diberi-kan kepada orang-orang suci yang dikehendaki-Nya, teristimewa adalah rasikhûna fil-‘ilmi (orangyang sangat kuat ilmunya); mereka adalah al-muthahharun (orang-orang yang disucikan) yangmampu “menyentuh” Alquran (56:79), salahsatu di antara mereka adalah HM GhulamAhmad. Jadi faktor samawi yang tak terpisah-kan dengan kesucian jiwa merupakan conditiosine qanon dalam menafsirkan Qur’an Suci.

Oleh karena itu keliru sekali jika kaidahtafsir Ahmadiyah, seperti tafsir MaulanaMuhammad Ali, dinilai “penafsirannya melulumenggunakan akal”, karena kenyataannyatafsirannya tidak hanya ilmiah saja, sebagai-mana diakui oleh Tim Penerjemah Alquran

80 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Departemen Agama RI, melainkan pulabersifat fitriah, rohaniah dan nalariah.

Maulana Abdul-Majid, pengasuh majalahSuch di Lucknow, India, pada tanggal 25 Juni1943, menulis sbb: “Jika orang mengingkarikeistimewaan tafsir Maulwi Muhammad Aliyang besar sekali pengaruhnya dan besar pulafaedahnya bagi orang yang baru saja memelukIslam, berarti mengingkari sinar matahari.Tafsir ini membantu meng-Islamkan beribu-ribu orang kafir, dan mendekatkan beratus ribuorang kafir kepada Islam. Berbicara tentangdiriku sendiri, dengan segala senang hati akuakui bahwa tafsir ini merupakan salah satu daribeberapa kitab yang menyebabkan sayamemeluk Islam, lima belas atau enam belastahun yang lalu, tatkala saya dalam kegelapan,kekafiran dan keragu-raguan. Bah-kan MaulanaMuhammad Ali dari Majalah “Comrade”,sangat tertarik dan selalu memuji-muji tafsirini” (Kata Pengantar Qur’an Suci, p. xvi).

Prof. Dr. HAMKA sebelum menjabatketua Majelis Ulama Indonesa pada tahun1956 dalam bukunya Pelajaran Agama Islam,menulis tentang tafsir Ahmadiyah sebagaiberikut: “Dan harus juga dihormati usaha

81Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

kaum Ahmadiyah, baik Lahore atau Qadian,yang menyalinnya kepada bahasa Inggris danbahasa Belanda” (p. 145). Lebih lanjut dikata-kan, “Penafsiran Qur’an dari kedua golonganAhmadiyah itu membangkitkan minat bagigolongan yang mengingini kebangkitan Islamajaran Muhammad kembali buat memper-dalam selidiknya tentang Islam. Orang seka-rang telah pandai menimbang. Tafsir kaumAhmadi itu mereka baca juga.” (p. 199).[]

82 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Sumber ajaran IslamKriteria sesat MUI keenam adalah “meng-

ingkari kedudukan Hadits Nabi sebagai sumberajaran Islam”. Kriteria ini sebenarnya tak dapatditerapkan kepada H.M. Ghulam Ahmad danpengikutnya, kaum Ahmadi, khususnya faksiLahore, sebab sumber ajaran Islam yang bersifatsamawi ada tiga, yaitu Qur’an Suci, SunnahNabi dan Hadits. Beliau menguraikan ketigahal ini dalam kitab Safinatu Nuh sebagaiberikut:

“Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah, dantaatlah kepada Utusan dan kepada yang memegang kekuasaan di

antara kamu (ulil-amri minkum); lalu jika kamu bertengkarmengenai suatu hal, kembalikanlah itu kepada Allah dan Utusan,

jika kamu beriman kepada Allah dan Hari Akhir.Ini adalah yang paling baik dan paling tepat untuk (mencapai)

penyelesaian” (QS 4:59)

KEDUDUKAN HADITS6

83Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

“Yang pertama ialah Qur’an Suci, yangmenguraikan Ketuhanan Yang Maha Esa,Kemuliaan dan Kebesaran Tuhan, dan memu-tuskan perselisihan antara umat Yahudi danumat Nasrani dan melarang menyembah selainAllah, baik manusia, binatang, matahari, bulandan semua bintang di langit, anasir maupunhawa nafsu sendiri. Oleh karena itu ingat!Jangan sampai saudara mengambil langkahyang bertentangan dengan apa yang termuatdalam Qur’an Suci. Saya berkata dengansungguh-sungguh, bahwa barang siapamengingkari perintah yang termuat dalamQur’an Suci, sekalipun hanya sepertujuh ratus,ia menutup pintu keselamatan bagi dirinya.Jalan yang paling betul dan sempurna hanyalahyang diuraikan oleh Qur’an Suci. Adapun lain-lainnya hanyalah bayangan belaka. Oleh sebabitu, pelajarilah Kitab Suci ini dengan penuhperhatian dan pengertian yang dalam, dansaudara pasti akan mencintai Kitab Suci inimelebihi lain-lainnya.

Sungguh Allah telah bersabda kepada sayabahwa “Semua kebaikan termuat dalam Qur’anSuci”. Segala kebaikan terdapat di sana dan inimemang nyata. Sungguh celaka sekali orang

84 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

yang memilih kitab lain di atas Qur’an Suci.Qur’an Suci adalah sumber keselamatansaudara, dan kebaikan untuk kesemuanya. Takada kebutuhan rohani satu pun yang tak di-ketemukan dalam Qur’an Suci. Qur’an Suciadalah yang membenarkan dan tak membenar-kan iman saudara di Hari Kiamat. Di bawahkolong langit tak ada kitab selain Qur’an Suciyang dapat memberi petunjuk langsung kepadasaudara. Sungguh benar sekali rahmat TuhanYang telah menganugerahkan Kitab Suciseperti ini. Saya berkata dengan sungguh-sungguh kepada saudara, bahwa kitab yangdibacakan kepada kita, jika dianugrahkan pulakepada umat Nasrani, mereka tak akan binasa.Berkah dan pimpinan Qur’an Suci yang di-anugrahkan kepada kita, jika dianugerahkanpula kepada umat Yahudi, sebagai penggantiKitab Taurat, niscaya kebanyakan sekte merekatak akan binasa dengan menyangkal HariKiamat. Oleh sebab itu sadarlah akan nilairahmat Tuhan yang dianugerahkan kepadasaudara. Ini adalah rahmat yang besar danharta yang berharga. Tanpa Qur’an Suci,seluruh dunia tak akan lebih baik darisegumpal darah yang kotor. Kitab Suci lain di

85Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

dunia tak berharga sama sekali jika dibanding-kan dengan Qur’an Suci.

Dalam waktu seminggu, Qur’an Sucidapat membuat saudara menjadi orang suci,asalkan saudara tak menyimpang dari Qur’anSuci, baik lahir maupun batin. Qur’an Sucidapat membuat saudara seperti Nabi, asalkansaudara tak menyimpang dari Qur’an Suci.Adakah kitab selain Qur’an Suci yang dalamkata permulaannya sudah mengajarkan sebuahdo’a yang bunyinya: “Pimpinlah kami pada jalanyang benar, yaitu jalan mereka yang telah Engkauanugerahkan nikmat kepada mereka”.

Ayat ini mencerminkan adanya harapanbesar, yakni, kita akan ditunjukkan jalan yangbenar yang sampai kepada kenikmatan, yangdahulu pernah diberikan kepada para Nabi,Siddiqien, Syuhada, dan Shalihin. Oleh sebabitu, tingkatkanlah ketetapan hati saudara, danjangan sekali-kali menolak ajaran Qur’an Suciini yang mengajak saudara untuk berusahamemperoleh kenikmatan yang telah diberikankepada mereka. Allah benar-benar cenderunguntuk memberikan nikmat kepada saudara.Allah membuat saudara sebagai pewaris darikenikmatan ini, bahkan sampai Hari Kiamat,

86 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

kenikmatan ini tak akan dilimpahkan kepadaumat lain. Allah tak akan merampas dari kitapemberian nikmat berupa Wahyu Ilahi, danberwawan-sabda dengan Allah yang biasadisebut “mukallamat” dan “mukhathabat”. Allahbermaksud memberikan nikmat ini kepadasaudara, sebagaimana pernah diberikan kepadamereka. Akan tetapi barang siapa berdustakarena ingin menyombongkan diri, bahwa diatelah menerima Wahyu Ilahi, atau mendapatkehormatan berwawan-sabda dengan Allah,pada hal sebenarnya tidak, maka dengan di-saksikan Allah dan para malaikat saya nyata-kan, bahwa orang semacam ini akan binasaatau dibinasakan, karena telah berbuat bohongdan penipuan terhadap Allah, Khaliknya.”

Lalu, mengenai kedudukan sunnah sebagaipenjelasan, beliau menyatakan sebagai berikut:“Alat petunjuk nomor dua yang diberikankepada manusia ialah Sunnah. Sunnah ialahtingkah laku Nabi Suci yang dikerjakanmenurut ajaran Qur’an Suci, yang disalinseterang-terangnya dalam praktek. Misalnya,secara lahir Qur’an Suci tak menjelaskanjumlah raka’at dari masing-masing shalat yangdiwajibkan kepada manusia, tetapi Sunnah

87Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Nabi membuat ini menjadi terang. Orang takmenjadi sesat jika berkata bahwa Hadits danSunnah Nabi itu satu dan sama. Akan tetapiapa yang disebut Hadits itu baru dikumpulkanseratus limapuluh tahun setelah wafatnya NabiSuci, sedangkan Sunnah itu sudah ada dizaman permulaan berdampingan denganQur’an Suci. Setelah Qur’an Suci, kaummuslimin sangat berhutang budi kepadaSunnah.

Tugas Allah dan Rasul-Nya memimpinmanusia ada dua macam cara, yaitu, denganmenurunkan Kitab Suci, yaitu sabda Allah yangmenyatakan Kehendak dan Ridha-Nya.Adapun tugas Nabi Suci ialah menyalin KitabSuci itu dalam praktek, dengan demikianbeliau menunjukkan melaksanakan Kitab Sucidengan segala aspeknya. Oleh sebab itu beliaumenyalin semua perkataan Qur’an Suci dalamperbuatan, dengan perbuatan ini banyak sekalidipecahkan macam-macam kesukaran. Olehkarena itu tidak tepat jika dikatakan jika tugasini dibebankan kepada Hadits, karena sebelumdilakukan pengumpulan Hadits, Syari’at Islamitu telah dijalankan dengan tertib. Apakahorang-orang tak mengerjakan shalat sebelum

88 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Hadits dikumpulkan? Apakah mereka takberpuasa, berzakat atau menjalankan Haji?Apakah sebelum Hadits dikumpulkan, merekatak tahu apa yang halal dan apa yang haram?

Akhirnya tentang Kedudukan Hadits yangsebenarnya, beliau menerangkan: “Alatpetunjuk nomor tiga adalah Hadits, karena didi dalamnya banyak dijelaskan hal-hal yangberhubungan dengan riwayat, sejarah, tata-susila dan hukum. Adapun kedudukan Haditsyang sebenarnya ialah sebagai pelayan dariQur’an dan Sunnah. Bagi orang yang tak tahukedudukan Qur’an Suci yang sebenarnya,menempatkan Hadits sebagai Hakim atasQur’an Suci, sama halnya seperti umat Yahuditerhadap tradisi mereka. Tetapi kami meng-anggap Hadits itu sebagai pelayan dari Qur’andan Sunnah, dan sebagai pelayan tak mungkinmemerosotkan derajat majikannya.

Qur’an itu sabda Allah, Sunnah itutingkah laku Nabi Suci, dan Hadits adalah saksiyang menguatkan Sunnah. Keliru sekalianggapan bahwa Hadits itu hakim bagi Qur’anSuci. Jika sekiranya ada hakim bagi Qur’anSuci, maka Kitab Suci itu sendirilah yangmenjadi hakim-nya. Bagaimanapun juga dalam

89Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Hadits itu terdapat unsur spekulasi, maka dariitu tak boleh diberi kedudukan lebih tinggi,karena kedudukannya hanya sebagai dalilpenguat belaka. Qur’an dan Sunnah menjelas-kan tugas yang sebenarnya, adapun tugasHadits itu sen-diri tak lebih dari melengkapirincian tambah-an saja. Dapatkah Haditsmempunyai kedu-dukan sebagai hakim bagiQur’an Suci? Qur’an Suci dan Sunnah sudahmerupakan petunjuk bagi manusia, belumtimbul persoalan apa yang disebut hakim.

Oleh sebab itu janganlah berkata bahwaHadits itu merupakan hakim bagi Qur’an Suci.Katakanlah bahwa Hadits itu melengkapi dalil-dalil penguat bagi Qur’an dan Sunnah.Memang Sunnah itu perwujudan kehendakQur’an Suci. Kata sunnah berarti : “tingkahkaku Nabi Suci”. Sunnah bukanlah namabarang yang ditulis dan dikumpulkan seratuslima puluh tahun setelah wfatnya Nabi Suci.Ini disebut Hadits. Adapun Sunnah ialah suritauladan yang dikerjakan oleh kaum Mus-liminsejak zaman permulaan, dan jumlahnyameliputi ribuan Sunnah.

Sekalipun di dalam Hadits terdapat unsurspekulasi tetapi apabila tak bertentang-an

90 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

dengan Qur’an Suci, Hadits ini harus diterima,karena menguatkan Qur’an dan Sunnah.Hadits ialah gudang material untuk membahasbanyak persoalan Islam.

Oleh sebab itu, tak menghargai Haditssama artinya dengan mengingkari sebagianbesar bangunan Islam. Memang apabila Haditsitu bertentangan dengan Qur’an dan Sunnah,dan bertentangan dengan Hadits lain yangcocok dengan Qur’an Suci atau bertentangandengan Sahih Bukhari, Hadits itu harusditolak, karena jika Hadits itu diterima, iniberarti menolak Qur’an Suci.

Saya yakin bahwa semua Hadits yangcocok dengan Qur’an Suci, pasti akan diterimaoleh semua orang tulus. Bagaimana pun jugaberilah pengakuan yang wajar dan manfaatkanHadits seluas mungkin, karena Hadits itu sabdaNabi Suci dan semua Hadits yang takbertentangan dengan Qur’an dan Sunnahharus saudara terima.

Hendaklah saudara mengikuti Haditsbegitu rupa, hingga semua perbuatan saudaradidasarkan atas Hadits. Jika seandainya Haditsitu bertentangan dengan apa yang diterangkandalam Qur’an Suci, hendaklah saudara meng-

91Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

gunakan fikiran saudara untuk mempertemu-kan dalam penafsiran. Jika tak mungkin ter-capai pertemuan, maka Hadits itu harusditolak, karena, Hadits ini tak mungkin datangdari Nabi Suci. Tetapi jika ada Hadits yangcocok dengan Qur’an, sekalipun itu Haditsdha’if, harus diterima karena dibenarkan olehQur’an Suci.

Jika seandainya ada Hadits yang berisiramalan, tetapi Hadits ini dianggap dha’if olehahli Hadits, sedangkan ramalan yang termuatdalam Hadits itu menjadi kenyataan (ter-penuhi), baik di zaman saudara atau di zamansebelum saudara, maka Hadits ini harusditerima sebagai Hadits Sahih dan ahli Haditsyang menganggap Hadits ini dha’if, beradadalam kekeliruan. Hadits-Hadits yang berisiramalan yang berjumlah sampai ratusan, dansebagian besar dianggap dha’if oleh ahli Hadits.Maka dari itu jika saudara tak mau menerimaHadits yang menjadi kenyataan ini, karenadianggap dha’if atau salah satu rawinya di-anggap tak dapat dipercaya, saudara adalah takmempunyai iman, karena saudara menolakHadits yang kebenarannya dikuatkan olehAllah dengan memenuhi ramalan yang

92 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

diterangkan di dalamnya. Andaikata ada seribuhadits seperti ini yang dianggap dlaif oleh paraahli hadits, tetapi semua ramalan yang di-terangkan di dalamnya terpenuhi semuanya,apakah saudara akan menolak hadits-hadits ini,yang berarti menolak seribu dalil yangmenguatkan kebenaran Islam, yaitu terpenuhi-nya ramalan yang tercantum di dalamnya? Jikasaudara berbuat demikian, saudara memusuhiIslam. Allah bersabda: “Dia tak melahirkanrahasia-Nya kepada siapa pun selain kepadaorang yang Dia pilih di antara Utusan” (72:26-27).

Oleh sebab itu, semua ramalan hanya akandilahirkan kepada Utusan Allah. Bukankahsudah cocok dengan akal yang sehat bahwahadits yang berisi ramalan yang terpenuhi itusahih, sekalipun ditolak karena dianggap dlaifoleh para ahli hadits? Atau, tepatkah dikatakanbahwa Allah bersalah karena memperkuathadits dlaif dengan bukti kejadian yang nyata?Bagaimanapun juga, saudara harus mengambilpedoman, jika hadits tak bertentangan denganQur’an dan Sunnah, atau tak bertentangandengan hadits lain yang cocok dengan Qur’anSuci. Hadits itu tetap sahih sekalipun dianggap

93Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

dlaif oleh para ahli hadits. Memang, kita harushati-hati betul dalam menentukan hal ini,karena sebenarnya memang banyak sekalihadits bikin-bikinan yang menyebabkanperpecahan di dalam Islam. Semua madzhabyang berselisih memakai dalil hadits ini atauitu yang memenuhi kebutuhan mereka, sampaiterjadi persoalan yang sudah terang tentangshalat pun menimbulkan banyak pertentangan.Sebagian berpendapat bahwa “Amin” harusdiucapkan dengan suara keras hingga kede-ngaran orang lain, tetapi sebagian lagi ber-pendapat bahwa “Amin” harus di batin saja.Adalagi yang berpendapat bahwa makmumharus mengikuti bacaan al-Fatihah bersama-sama dengan imam, tetapi mazhab lain mela-rang berbuat demikian, karena dengandemikian, shalatnya menjadi batal. Ada pulayang bersidekap di dada, tetapi menurut yanglain harus bersidekap di perut. Sebab-musababperselisihan ini karena bermacam-macamnyahadits yang masing-masing. Madzhab ber-pegang pada hadits yang ada di tangannya.Qur’an Suci bersabda: “Masing-masinggolongan merasa puas tentang apa yang ada ditangan mereka” (23:53).” (p. 22-29).

94 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Dari uraian tersebut jelaslah, bahwa kaumAhmadi meski dianggap sesat mereka justruyang taat kepada Allah dan taat kepada Utusanserta ulil amrinya sepanjang hidupnya. Merekayang menolak Hadits sebagai sumber ajaranIslam bukan saja tersesat, tetapi sebagai musuhIslam.[]

95Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

“Mereka berkata Tuhan yang Maha-pemurah memungut putera.Mahasuci Dia. Tidak, malahan mereka adalah hamba yangterhormat. Mereka tak mendahului Dia dalam pembicaraan,

dan mereka berbuat sesuai dengan perintah-Nya”(QS 21:26-27).

Nabi Ibrahim a.s. fatalism?Kriteria sesat MUI ke-7 adalah “menghina

atau melecehkan dan merendahkan para Nabidan Rasul.” Meski aliran Ahmadiyah, baik faksiQadiani maupun Lahore difatwai “sesat danmenyesatkan” bahkan “orang Islam yangmengikutinya adalah murtad” kriteria tersebuttak dapat diterapkan kepada kaum Ahmadi,tetapi justru tepat sekali jika diterapkan kepadaMUI sendiri, yakni para ulama yang menganutakidah atau pendapat yang esensial menghinaatau melecehkan para Nabi atau Rasul,terutama terhadap tiga Nabi besar, yaitu Nabi

PELECEHAN KEPADAPARA NABI DAN RASUL7

96 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Ibrahim a.s., Nabi Musa a.s., Nabi SuciMuhammad saw.

Penghinaan atau pelecehan terhadap NabiIbrahim a.s. seperti tatkala mereka mengarti-kan ayat 37:95 -96, sbb: “Ibrahim berkata:’apakah kamu menyembah patung-patung yangkamu pahat itu? Padahal Allahlah yang men-ciptakan apa yang kamu perbuat itu.” Menurutmereka, yang dimaksud “apa yang kamuperbuat itu” adalah “kamu membuat patung-patung.” Dengan demikian mafhumnya“pekerjaan manusia Tuhanlah yang menjadi-kannya.” Tegasnya, apa yang dilakukan olehseseorang telah ditentukan Tuhan sebelumnya,sebagaimana faham kaum Jabariyah tentangtakdir. Mereka menolak kebebasan berkehen-dak dan berbuat. Akibatnya terjebak ke dalamfatalisme. Jika pendapat demikian dinisbahkankepada Ibrahim apakah bukan suatu peng-hinaan atau pelecehan terhadap beliau?

Coba perhatikan arti ayat itu menurutMaulana Muhammad Ali: “Ia berkata: Apakahkamu menyembah barang yang kamu pahat? DanAllah telah menciptakan kamu dan barang yangkamu buat”. Maksud barang yang kamu buat(mâ ta’malûn)” adalah barang yang kamu buat

97Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

(mâ tanhitûn) yakni batu yang dipahat untukdibuat patung. Jadi menurut Nabi IbrahimAllah adalah pencipta manusia dan juga yangmenciptakan batu yang dipahat untuk dibuatpatung atau lainnya. Jadi Nabi Ibrahim bukanseorang fatalis. Dengan demikian pembaca ayattersebut tak terjebak dalam pelecehan terhadapNabi Ibrahim a.s. dan yang lebih esensialadalah terhindar dari paham sesat predestinasidan fatalisme yang sering dijadikan dalil bahwakejahatan manusia telah ditakdir-kan Tuhansebelumnya. Na’udzu billahi min dzalik.

Nabi Ibrahim a.s. berdusta?Juga merupakan penghinaan atau peleceh-

an terhadap Ibrahim a.s. berkenaan denganayat 21:62-63, yang mereka terjemahkan sbb:“mereka bertanya: “Apakah kamu, yang melakukanperbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, haiIbrahim?” Ibrahim menjawab: “Sebenarnya patungyang besar itulah yang melakukannya, makatanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapatberbicara.” Siapa pun yang membaca terjemah-an itu berkesimpulan bahwa Nabi Ibrahimberdusta karena jawabannya, “Sebenarnyapatung yang besar itulah yang melakukan-

98 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

nya,” yakni patung yang besar” itu yangmenghancurkan berhala-berhala lainnya.

Coba renungkan arti ayat itu menurutSekretaris H.M. Ghulam Ahmad dalam tafsir-nya: “Mereka berkata : ’Wahai Ibrahim, apakahengkau yang melakukan itu terhadap tuhan-tuhankami?’ Ia berkata: ‘Sesungguhnya (seseorang)telah melakukan itu. Ini pembesarnya, makatanyakanlah kepadanya jika mereka dapatberbicara.” Dari terjemahan ini tak ada kesansedikitpun bahwa Ibrahim – astagfirullah –berkata dusta, justru sebaliknya beliau seorangyang jujur dan benar. Salah satu sifat kenabianshidiq atau benar nampak terang dengan tam-bahan kata “seseorang” dalam kurung yang ber-asal dari dhamir mustathir (kata ganti orang yangtersimpan) dalam kata fa’alahu; seseorang yangmenghancurkan berhala-berhala kecualiberhala yang terbesar itu adalah Nabi Ibrahim(21:58) yang telah menyampaikan hal itu dimuka umum pada hari-hari sebelumnya, “Dandemi Allah! Aku pasti merencanakan perlawananterhadap berhala-berhala kamu setelah kamu pergimeninggalkan” (21:57).

99Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Nabi Musa a.s. membunuh?Quran Suci 28:15 menjelaskan bahwa

tatkala Musa datang ke Kota (Memphis), disana terjadi perkelahian antara seorang Israeldan Qabti (Mesir). Orang Israel minta per-tolongan kepada Musa untuk mengalahkanmusuhnya, maka Musa meninjunya dan mati-lah musuhnya itu. Lalu dalam ayat berikutnyadijelaskan, bahwa Musa berdoa: “Ya Tuhanku,sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendirifaghfirlî (maka ampunilah aku)” (28:16). Istighfardilakukan karena “perbuatan Nabi Musa a.s.membunuh orang Qabti” (tafsir 1080).Membaca uraian Al-Quran dan Tafsirnya inibenarlah tuduhan umat Kristen, bahwa paraNabi –kecuali Yesus Kristus– adalah berdosa,karena melakukan istighfar, permohonanampun.

Tetapi kalau seseorang membaca tafsirMaulana Muhammad Ali, The Holy Qur’an yangtelah diterjemahkan ke dalam belasan bahasadunia, tuduhan Kristen tersebut takmendapatkan pembenaran, sebab “Nabi Musamenggunakan tinjunya guna menangkis serang-an orang Mesir terhadap orang Israel yang di-aniaya olehnya” (tafsir no. 1875), dan kata

100 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

faghfirlî diartikan “maka lindungilah aku” makadoa Nabi Musa bunyinya. “Tuhanku, sesungguh-nya aku telah menganiaya diriku, maka lindungilahaku” (28:16). Penganiayaan Musa terhadap diri-nya sendiri bukanlah karena membunuh orangMesir, melainkan karena “Nabi Musa memberipertolongan kepada orang lain dengan memper-taruhkan nyawanya” (tafsir No. 1876).

Nabi Suci Muhammad saw. ragu-ragu?Nabi Suci Muhammad saw. pun terhina

atau dilecehkan oleh umatnya sendiri, umatIslam, karena mereka menganggap beliau seba-gai orang yang ragu-ragu terhadap apa yang di-turunkan kepada beliau, sebagaimana tersuratdalam terjemahan ayat, “Maka jika kamu (Mu-hammad) berada dalam keragu-raguan tentang apayang Kami turunkan kepadamu, tanyakanlahkepada orang-orang yang membaca kitab sebelumkamu. Sesungguhnya telah datang kebenarankepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlahsekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu” (10:94).

Tafsir ayat tersebut sbb: “Allah SWTmenerangkan sikap pendeta-pendeta Yahudidan Nasrani terhadap Kitab-kitab Allah yang

101Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

telah diturunkan kepada Rasul-rasul yangdiutus kepada mereka dengan mengatakan:“Jika engkau Muhammad ragu-ragu tentangRasul-rasul terdahulu dan kitab-kitab yangditurunkan kepada mereka, maka tanyakanlahkepada pendeta-pendeta Yahudi dan Nasraniyang telah mengetahui dan membacakan Kitab-kitab yang telah Kami turunkan itu, sebelumAku menurunkan Al-Quran kepada engkau”(Al-Quran dan Tafsirnya IV: 444-445).

Adanya tambahan nama “Muhammad”dalam kurung sebagai penjelasan “kamu”berarti Nabi Suci ragu-ragu tentang apa yangAllah wahyukan kepada beliau. Untuk meng-hilangkan keragu-raguan itu beliau – menurutpara mufasir itu – beliau disuruh Ilahi agarmenanyakan kepada para pendeta Yahudi danKristen yang membaca Kitab-kitab sebelumQuran Suci. Terjemahan itu menyesatkanpembacanya dan tafsirnya lebih menyesatkanlagi, di samping itu penghinaan dan pelecehanterhadap Nabi Suci semakin nyata, karenasemakin jauh dari maksud ayat.

Menurut Maulana Muhammad Ali,Presiden Ahmadiyah Lahore, terjemah ayat itusbb: “Tetapi jika engkau ragu-ragu tentang…”

102 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

dengan demikian yang dimaksud “engkau”adalah pembaca Quran Suci, bukan Nabi SuciMuhammad saw. karena itu beliau dianjurkanIlahi agar mengatakan “Wahai manusia, jikakamu ragu-ragu tentang agamaku…” (10:104).Untuk mengetahui kebenaran yang diwahyu-kan kepada beliau, pembaca dianjurkan agarbertanya kepada orang-orang yang membacakitab-kitab Suci terdahulu, apakah di dalamnyamemuat nubuat (ramalan) tentang datangnyaNabi Suci Muhammad saw dan Quran Sucinya?Pembaca Kitab-kitab Suci terdahulu itu bisapara pendeta Yahudi atau Kristen, dan bisapula antara umat Islam sendiri. MenurutAlquran 2:146 dan 6:20 orang-orang yang telahAllah beri kitab mereka mengenal dia (Muham-mad) seperti mereka mengenal anak-anakmereka sendiri. Jadi para pendeta Yahudi danKristen sejatinya mengenal betul akan nubuatdatangnya Nabi Suci dan Quran Suci dalamKitab Suci mereka (26:196-197), misalnyaTaurat dan Injil (7: 157). Jika mereka (kaumYahudi dan Kristen) jujur, mereka menerimaNabi Suci Muhammad saw. dan Quran Suciyang ini artinya mereka menegakkan Tauratdan Injil (5:68), tetapi jika tak jujur mereka

103Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

bertambah dur-haka dan kafir, bahkan “menjadiorang yang pertama kafir.” (2:41).

Nabi Suci orang berdosa?Pertanyaan ini muncul karena para ulama

menerjemahkan Surat Al-Fath ayat 1 dan 2 sbb:“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamukemenangan yang nyata, supaya Allah memberiampunan kepadamu terhadap dosamu yang telahlalu dan yang akan datang serta menyempurnakannikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepadajalan yang lurus.” Yang dimaksud kemenanganyang nyata adalah perdamaian Hudaibiyah yangterjadi pada bulan Zulkaidah tahun 6 H (Feb-ruari 628M). Sedang yang dimaksud “ampunankepadamu terhadap dosamu yang telah lalu danyang akan datang” adalah Allah “mengampunidosa-dosa Rasulullah yang dilakukan sebelumdan sesudah terjadi perjanjian Hudaibiyah.”(Al-Qur’an dan Tafsirnya IX:377).

Pendapat yang menghina Nabi Suci itukarena kata liyaghfira laka diterjemahkan“supaya Allah memberi ampunan kepadamu” dankata dzambika diterjemahkan “dosamu”. Tetapijika terjemahannya seperti yang digunakan olehMaulana Muhammad Ali dari Ahmadiyah

104 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Lahore, penghinaan atau pelecehan terhadapNabi Suci tak akan terjadi, sebab terjemahan-nya sbb: “Agar Allah melindungi engkau darikekurangan-kekurangan engkau yang (konon) sudahterjadi dan yang akan terjadi,…” (48:2).

Kemudian tafsirnya: Kata ghafr artinyamenutupi atau melindungi.... Kata istighfar itusebenarnya permohonan untuk dilindungi daridosa. Sedang kata dzamb menurut Lane Lexiconartinya “dosa, kejahatan, kesalahan, pelanggaranatau perbuatan durhaka.” ... Karena istighfarbeliau, Nabi Suci terhindar dari dosa, dankarena itu beliau tak pernah berbuat dosa(40:55;55:19), seperti para Nabi sebelumnya“mereka tak mendahului Dia dalam pembicaraandan mereka berbuat sesuai dengan perintah-Nya”(21:27), maka dari itu beliau dapat menyucikanorang lain dari dosa, sebagaimana ditegaskandalam ayat 2:129, 151; 3:164; 9:103 dan 62:2.

Penghinaan atau pelecehan terhadap paraNabi Utusan Allah itu masih segudang jika kitamembaca kitab-kitab tafsir Quran Suci, tafsirHadits Nabi dan kisah para Nabi serta buku-buku fiqih karya para alim ulama Islam yangmengaku sebagai penjaga kehormatan agamadan akidah Islam itu.[]

105Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Arti Khâtamun-NabiyyînKriteria sesat MUI ke-8 adalah “menging-

kari Nabi Muhammad saw. sebagai Nabi ter-akhir”. Kriteria ini ambigu, karena justrumerupakan kesesatan MUI sendiri jika kata“nabi” dipahami secara lingustik atau secarasufistik. Secara konvensional syar’i kriteria inimerupakan kebenaran. Dengan demikiankriteria ini tak dapat diterapkan kepada HMGhulam Ahmad, sebab beliau adalah seorang

“Muhammad bukanlah ayah salah seorag dari orang-orang (lelaki)kamu, melainkan dia itu Utusan Allah dan segel (penutup) para

Nabi. Dan Allah senantiasa Yang Maha-tahu akan segala sesuatu”(QS 33:40).

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagimu agamamu dan Akulengkapkan nikmat-Ku kepadamu dan Aku pilihkan untukmu

Islam sebagai agamamu” (QS 5:3)

KHÂTAMUN-NABIYYÎN(BERAKHIRNYA KENABIAN)8

106 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Imam yang menuruti syariat Islam, danmeyakini akidah tentang berakhirnya kenabianpada diri Nabi Suci Muhammad saw. secaramutlak, karena sesudah beliau tak akan datangNabi lagi, baik Nabi lama atau pun Nabi baru.Doktrin inilah yang dipegang teguh olehpengikutnya, Kaum Ahmadi Lahore.

Berakhirnya kenabian pada diri Nabi SuciMuhammad saw. dalam ayat suci 33:40 di atasdinyatakan dengan kata “khâtam” yang bisadibaca “khâtim” seperti tertulis dalam Mushafmenurut riwayat Warsy dari Nafi’ al-Madani.Antara keduanya ada perbedaan. Kata khâtamberarti segel atau bagian terakhir atau penutupdigabung dengan kesempurnaan wahyu kena-bian dan pelestarian penganugerahan nikmatIlahi (5:3); maka dari itu Nabi Muhammad saw.adalah yang paling mulia di antara semua Nabi.Jadi kata khâtam mengandung arti ganda, yakni“yang paling mulia” dan “bagian terakhir” atau“penutup.” Sedang kata khâtim artinya bagianterakhir atau penutup; maka dari itu NabiMuhammad saw, adalah penutup para Nabi,yang dipertegas oleh Nabi Suci “lâ nabiyya ba’dî’artinya “tak ada Nabi sesudahku” (HRBukhari).

107Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Menurut Hazrat Mirza Ghulam AhmadKedua arti tersebut diterima sebagai

kebenaran oleh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad,sebagaimana dinyatakan dalam tulisan-tulisanbeliau antara lain sbb: “Adam diciptakan danRasul-rasul diutus, setelah semuanya, NabiMuhammad saw diciptakan yang menjadi segelpenutup para Nabi dan yang paling utama darisekalian Nabi’ (Haqiqatul-Wahyi, 1907, hlm.141). Kemuliaan Nabi Suci atas semua Nabitelah berulangkali beliau sampaikan secara lisandalam berbagai khotbah dan perdebatan.Demikian pula tentang berakhirnya kenabianpada diri Nabi Suci Muhammad saw. pernya-taan beliau a.l. sbb: “Karena semua itu kenabianberakhir pada Nabi Suci saw. dan begitulahsenantiasa, sesuatu yang ada awalnya pasti adaakhirnya” (Al-Washiyyat, hlm.10).

Jika menjelaskan berakhirnya kenabianpada diri Nabi Suci saw. seringkali beliautambahkan kalimat “sesudah beliau tak akandatang Nabi lagi, baik Nabi lama maupun Nabibaru” misalnya dalam Ayyamush –Shulh (1989)sbb: “Allah bersabda: ’Ia adalah Utusan Allahdan Khâtaman-Nabiyyîn’. Dan itu dalam hadits :“Tak ada Nabi sesudahku’.......Bila Nabi lainnya

108 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

datang apakah itu (nabi) baru atau lama, bagai-mana mungkin Nabi Suci kita sebagai Khâtaman-Nabiyyîn?” (dari Ruhani Khaza’in jilid 14, hlm.308-309). Pada halaman berikutnya beliau tulissbb: “Dengan menyatakan ’Tidak ada Nabisesudahku’ Nabi Suci menutup pintu secara mutlakkepada (datangnya) seorang Nabi baru atau datangkembalinya seorang Nabi lama” (Ibid, hlm. 400).

Datangnya Nabiyullah Isa.Dari anak kalimat “Sesudah beliau tak

akan datang Nabi lagi, baik Nabi lama ataupunNabi baru” tersebut mengandung petunjukbahwa beliau adalah penegak akidah berakhir-nya kenabian secara mutlak pada diri Nabi SuciMuhammad saw. secara syar’i. Tanpa anak kali-mat tersebut doktrin Khâtamun-Nabiyyîn yangmenjadi landasan kesatuan umat manusia men-jadi kelabu dan mengganggu kesatuan umatmanusia, termasuk antar golongan umat Islam.Mengapa? Karena umat Islam terjebak padadua pendapat ekstrim yang saling berlawanandalam memahami teks profetik-eskatologikyang sama., yakni tentang datangnya NabiyullahIsa dalam Hadits riwayat Imam Muslim darisahabat Nawwas bin Sam’an r.a.

109Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Pada umumnya para ulama Islam penen-tang Hazrat Mirza Ghulam Ahmad sebagaiMahdi dan Masih Mau’ud – termasuk MUI –berpendapat bahwa setelah Nabi Suci saw. akandatang seorang Nabi lama, yaitu Nabi Isa a.s.dari Bani Israel yang dilahirkan oleh SitiMaryam sekitar dua ribu tahun yang lalu, yangsekarang mereka yakini masih hidup di langit,nanti pada zaman akhir akan datang kembaliuntuk melaksanakan syariat Nabi Muhammadsaw. Jadi kedatangan beliau sebagai Nabi tanpasyariat. Pendapat ini muncul karena teks“Nabiyullah Isa” mereka pahami secara hakiki,baik kata Nabiyullah maupun nama Isa. Makadari itu H.M. Ghulam Ahmad bertanya“Apakah mereka tidak tahu bahwa sesungguh-nya Allah SWT. Telah menetapkan NabiMuhammad saw. sebagai Khâtamul-Anbiyâ’tanpa perkecualian?” (Hamamatul-Busyra, hlm.20).

Jawaban mereka biasanya “Nabi Isapengangkatannya sebelum Nabi Suci saw. dankedatangannya hanyalah untuk menegakkansyariat Nabi Suci.” Mereka memelintir pokokmasalah, dari masalah ada atau datangnyaseorang Nabi dialihkan kepada masalah

110 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

pengangkatan kenabian. Doktrin berakhirnyakenabian menjadi kelabu, meski mereka teriak-teriak qath’i. Teriakan mereka tidak memper-jelas pokok masalah, tetapi justru menambahkelabunya pokok masalah, karena mengun-dang keresahan dan kekisruhan, bahkan seringmelahirkan perbuatan anarkhis, yang memakanbanyak korban, baik harta maupun jiwa,sebagaimana direkam oleh sejarah.

Selain penentang Masih Mau’ud, darisebagian pengikut beliau pun ada pula yangberpendapat bahwa beliau seorang Nabi tanpasyariat, seperti halnya pendapat para penentangbeliau. Hanya bedanya, yang datang setelahNabi Suci adalah Nabi baru, bukan Nabi lamaIsa Almasih, sebab beliau telah wafat. Pendapatini muncul sebab teks profetik-eskatologikNabiyyullâh mereka pahami secara hakiki,sedang nama Isa secara majasi. Jadi HazratMirza Ghulam Ahmad adalah Isa majasi, beliauseorang Nabi hakiki tetapi tanpa syari’at atausingkatnya beliau seorang nabi tanpa syari’at.Di sinilah sumber pertentangannya, pada kataIsa, karena jika dipahami secara hakiki menun-juk Nabi lama dan jika dipahami secara majasimenunjuk Nabi baru, yang pendapat ini

111Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

ditentang oleh HM Ghulam Ahmad. Di antaradua pendapat saling berlawanan itu mengan-dung petunjuk bahwa salah satu benar yanglain salah atau kedua-duanya salah. Kesimpulanterakhir itu yang benar, yakni keduanya salah,sebab tak meyakini tiadanya seorang Nabisetelah Nabi Suci Muhammad saw. secaramutlak.

Kata Nabiyullâh dipahami secara majasidemikian pula nama Isa, juga dipahami secaramajasi. Mengapa harus dipahami secara majasi?Sebab teks itu suatu profetik atau nubuat. Se-tiap nubuat menggunakan kata mutasyabihat.Kata nabiyullâh adalah mutasyabihat. Jikadiyakini secara majazi gunakan arti lughawinyasaja, yakni “dikabari Allah” atau “diberi kabaroleh Allah”. Jadi Nabiyullah Isa yang dijanjikanitu adalah seorang imam dari umat Islam yangdikaruniai kabar (gaib) oleh Allah. Beliauadalah HM Ghulam Ahmad. Bisa juga kata ituditerapkan kepada orang lain, tetapi yang jugasebagai Mahdi hanyalah beliau. Oleh karenamutasyabihat, maka mereka yang menolakboleh saja disebut sesat tetapi tidak sampai kafiratau murtad, sebab keduanya masih meng-imani profetik-eskatologik itu, dan di samping

112 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

itu kalimat syahadat yang diucapkan olehkedua golongan itu tetap menjadikan merekasebagai anak-anak Muhammad sang Khâtamun-Nabiyyîn.

Mengapa kenabian diakhiri?Quran Suci memberi tahu, bahwa manu-

sia itu satu umat (2:213) yang hidup tersebardi muka bumi (30:20) menjadi berbagai bangsadan suku (49:13) yang berbeda-beda bahasa danwarna kulitnya (30:22). Untuk mempersatukanmereka dalam ikatan satu bangsa, Allah mem-bangkitkan seorang Utusan pada tiap-tiapbangsa (16: 36) yang dikaruniai wahyu Ilahidalam bahasa kaumnya masing-masing (14:4)yang ajaran pokoknya adalah Tauhid danmengabdi kepada-Nya (21:25).

Di samping itu dengan perantara paraNabi Allah mengambil atau membuat perjan-jian dengan umat, bahwa kelak di kemudianhari datang seorang Nabi yang akan membenar-kan mereka; jika ia datang maka umat paraNabi dari berbagai bangsa itu harus berimankepadanya dan membantu dia. Mereka mene-rima perjanjian itu (3;81) sebagai perjanjianyang penuh khidmat, mitsaqan ghalizha (33:7).

113Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Perjanjian Ilahi lewat para Nabi dari ber-bagai bangsa di dunia itu mengandung petun-juk, bahwa (1) tugas mulia para Nabi UtusanAllah adalah mempersiapkan umatnya masing-masing untuk menerima dan membantuseorang Nabi pemersatu dunia yang karak-teristik utamanya adalah membenarkan paraNabi dari berbagai bangsa di dunia; (2) paraNabi terdahulu menubuatkan kedatangan Nabipemersatu dunia.

Nubuat para Nabi itu tergenapi dengandatangnya Nabi Suci Muhammad saw (570-632). Berulang kali beliau menyatakan diribahwa kedatangannya untuk menggenapi ataumembenarkan Kitab-kitab terdahulu (5:48) danbeliau menyatakan pula beriman kepada paraUtusan itu tanpa diskriminasi serta meng-anjurkan umatnya berbuat demikian (2:285).Setiap kali bicara tentang Utusan Allah QuranSuci memberi keterangan minqablika (darisebelum kamu). Ini mengandung arti bahwabeliau adalah Nabi terakhir, sesudah beliau takada Nabi lagi, baik Nabi lama atau Nabi baru.

Terutusnya beliau untuk sekalian bangsadi dunia (7:158), berarti kedatangan beliaumembuat lembaga kenabian menjadi univer-

114 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

sal (sejagat) dalam arti sesungguhnya. Berakhir-lah zaman kenabian nasional, maka tak diperlu-kan lagi jabatan kenabian, baik dijabat olehNabi lama ataupun Nabi baru, sebab Nabidunia menggantikan tempat Nabi nasional,seperti halnya matahari setelah terbit lenyaplahpenerang dunia lainnya. Dengan demikian cita-cita luhur tentang persatuan umat manusia danmereka di bawah satu panji-panji terlaksanadengan sempurna. Bukankah semua manusiaumat Muhammad saw? Sebagaian umatdakwah dan yang lain umat ijabah. Allahmenyatakan: “Aku tak mengutus engkaumelainkan sebagai pengemban berita baik dan juruingat kepada sekalian manusia, tetapi kebanyakanmanusia tak tahu” (34:28). Atas perintah Allahbeliau menyatakan: “Wahai manusia! Sesungguh-nya aku adalah Utusan Allah kepada kamu semua”(7:158). Terkait dengan perkara seperti ini IsaAlmasih mengakhiri penjelasannya: “Barangsiapa bertelinga untuk mendengar, hendaklahia mendengar!” (Mrk 7:16). Inilah rahasiamengapa kenabian diakhiri.[]

115Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah sama sekali dalamperdamaian, dan janganlah mengikuti jejak-jejak setan.Sesungguhnya setan itu musuh yang terang bagi kamu

(QS 2:208)

“Dan sesungguhnya itu adalah Kitab yang tak terkalahkan,kepalsuan tak akan datang kepadanya, baik dari depan maupun

dari belakangnya; Wahyu dari Tuhan Yang Maha-bijaksana, YangMaha-terpuji (QS 41:41-42).

Jihad fil-IslamKriteria sesat MUI ke-9, seseorang atau

segolongan orang melakukan tahrif, yakni“mengubah atau menambah dan mengurangiajaran pokok yang telah ditetapkan olehsyariat.” Kriteria ini benar, karena selarasdengan firman Allah di atas. Akan tetapi takdapat diterapkan kepada HM Ghulam Ahmad

TAHRIF SYARI’AT ISLAM9

116 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

dan pengikutnya, kaum Muslim Ahmadi, baikdari faksi Lahore maupun Qadiani, sebabbeliaulah yang justru menjaga keutuhan,kemurnian Islam dalam segala aspeknya,misalnya tentang syariat jihad fil-Islam. Paralawan menuduh beliau dan kaum Ahmadimenghapus syariat jihad fil-Islam, sebagaimanadinyatakan oleh Majma’ al-Fiqh Rabithah’Alam Islami di Mekah yang mengeluarkanfatwa tentang Ahmadiyah tanggal 10 April 1974.

Tuduhan tersebut sebenarnya lebih tepatditujukan kepada para ulama yang berpahamada nasikh-mansukh dalam Quran Suci, bukankepada kaum Ahmadi yang menolak pahamyang filosofis yang selain bertentangan denganfirman Allah (2;208; 41:41-42) di atas jugamengubah atau mengurangi ajaran pokok yangtelah ditetapkan oleh syariat Islam, sebagai-mana disajikan oleh kitab-kitab fiqih misalnyadalam bab “Jihad.” Berdasarkan Quran Sucidan Sunnah Nabi jihad dalam Islam secarakâffah (integral dan komprehensive) secara garisbesar ada tiga macam, yaitu: (1) Jihâd ashghar(jihad kecil) yang sering disebut qitâl atauberperang senjatanya pedang. (2) Jihâd kabîr(jihad besar) sebagaimana dinyatakan dalam

117Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

ayat 25:30, senjatanya Al-Quran, dan (3) Jihâdakbar (jihad terbesar) yang dalam ayat 22:78disebut jihad fillâh atau jihad di jalan Allah,senjatanya dzikrullâh.

Jihad menurut H.M. Ghulam AhmadBeliau menjelaskan arti jihad dan imple-

mentasinya sebagaimana dinyatakan dalamberbagai karyanya a.l.sbb:(1) “Harus diketahui bahwa kata jihad berasal

dari kata juhd yang berarti berjuang. Kataini kemudian diartikan secara metaforis,yang berarti perang keagamaan.” (Govern-ment Angreziur Jihad, hlm. 3).

(2) “Menyangkut arti yang dipakai, apakahperang fisik atau perang spritual, apakahperang dengan menggunakan pedang ataudengan pena, ayat berikut ini cukup men-jadi petunjuk kita: “bersiaplah menghadapimereka (musuh) dengan segenap kemampuan-mu” (QS 8:60). Dalam ayat tersebut Allahmemerintahkan kita untuk mengerahkansegenap kemampuan dalam melawanmusuh, dan menggunakan cara yang kitaanggap sebagai cara terbaik dan palingefektif.” (Majmu’a Ishtiharat, vol i: 360).

118 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

(3) “Keadaan seperti sekarang dapat dikata-kan berjihad. Saya berjaga sampai larutmalam hingga jam tiga pagi hari. Setiaporang harus ikut melakukannya dan demiagama serta tugas-tugas keagamaan merekaharus bekerja siang dan malam.” (Malfu-zat, Bab IV, hlm. 196).

(4) “Masa ini adalah masa perang spiritual.Memerangi setan sedang berlangsung.Setan sedang berusaha untuk menghan-curkan Islam dengan segala senjatanya.Dia berharap dapat mengalahkan Islam.Akan tetapi, Allah membangun gerakanini dalam rangka mengalahkan setandalam pertempurannya yang terakhir.”(Malfuzat,Bbab V, hlm. 25).

Jihad dengan pedangPendapat beliau tentang jihad dengan

pedang seperti tertulis dalam karya-karya beliauberikut ini:(1) “Haruslah diketahui bahwa Quran Suci

tidaklah semena-mena memberikanperintah perang. Quran memerintahkanberperang hanya melawan orang-orangyang menghalangi orang lain untuk ber-

119Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

iman kepada Allah, mengikuti perintahAllah dan memuja-Nya. Quran memberi-kan perintah berperang terhadap orang-orang yang menyerang kaum muslimintanpa sebab dan mengusir mereka darirumah dan negara mereka serta meng-halangi mereka menjadi Muslim. Orang-orang tersebutlah yang dimurkai olehAllah dan orang-orang Muslim harusmemerangi mereka apabila mereka tidakmenghentikan perbuatannya.” (Nurul-Haq,vol. I, hlm. 46).

(2) “Singkatnya, terdapat tiga ketegori perangyang Islami: untuk melindungi diri sen-diri; untuk menghukum, yaitu darah di-bayar dengan darah; untuk menciptakanperdamaian, yakni memerangi ke-kuatanyang menghalangi orang memeluk agamaIslam. Karena tidak ada perintah untukmemaksa seseorang masuk ke dalam aga-ma Islam dengan ancaman pembunuhan,maka tidak perlu ada pertumpahan darahdalam menunggu Masih dan Mahdi.Tidaklah mungkin Masih atau Mahdi da-tang dengan ajaran yang berbeda denganQuran dan memerintahkan orang masuk

120 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Islam dengan pedang.” (Masih HindustanMain, hlm. 18-19).

(3) “Pada masa-masa awal Islam, perang fisikuntuk mempertahankan diri diperlukankarena orang-orang yang menyebarkanagama Islam mendapat perlawanandengan senjata, bukan dengan akal danargumentasi. Jadi, pedang haruslah di-gunakan untuk menghadapi perlawanan.Akan tetapi, pada saat sekarang pedangtidak lagi digunakan untuk mengatasimasalah, tetapi dengan menggunakanpena dan argumentasi. Hal ini merupakanalasan mengapa Allah pada zaman seka-rang menghendaki pedang digantikandengan pena dan para musuh dihadapidengan tulisan. Jadi, tidaklah tepat se-karang untuk menjawab pena denganpedang.” (Malfuzat, Bab I, hlm. 59).

Jihad beliau terhadap Inggris di IndiaPara penentang beliau dari pihak Muslim

menuduh beliau sebagai kaki tangan pemerin-tah Inggris untuk memecah belah umat Islamdan menghapuskan syariat jihad, sedang daripihak Kristen juga membuat laporan palsu yang

121Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

menyudutkan beliau. Sehubungan dengantuduhan itu, beliau membuat pernyataan-pernyataan a.l. sebagai berikut:1. “Para pegawai pemerintahan yang beragama

Islam secara terus-menerus berusaha mem-buktikan bahwa saya adalah pengkhianatpemerintah ini. Saya mendengar bahwausaha-usaha ke arah itu selalu dilakukandalam rangka memfitnah saya (kepadapemerintah). Padahal kamu sangat menge-tahui bahwa saya bukanlah orang yangmempunyai sifat yang memberontak.”(Tiryaq-al-Qulub, edisi pertama, hlm. 15).

2. “Beberapa dari mereka (pihak lawan)menulis berita-berita bohong tentang sayakepada pemerintah Inggris, dan merekamelakukannya dengan berdalih sebagaiinforman dan menyembunyikan kebencianmereka terhadap saya.” (Anjam Atham, hlm.68).

3. “Dalam bukunya, dia (pendeta Kristen Rev.Imadud-Din, pen) memberikan catatanpalsu tentang keadaan saya, dan menulisbahwa saya menyebarluaskan kekacauandan merupakan musuh pemerintah. Tanda-tanda pemberontakan ini, menurut mereka,

122 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

dapat dilihat dari perilaku saya dan merekayakin bahwa saya akan melakukanpemberontakan, oleh karena itu saya adalahmusuh pemerintah.” (Nur al-Haq, Bab I,hlm. 24).

4. “Mereka mencoba membuat pemerinahmelawan saya. Dalam beberapa hal peme-rintah dapat saja memusuhi saya, sebabpemerintah bukan orang-orang yangmengetahui hal-hal gaib. Oleh karena itu,saya sering mengirimkan catatan, khusus-nya ditujukan kepada pemerintah dalamrangka memperkenalkan diri saya danlingkungan saya kepada pemerintah Inggrissehingga pemerintah dapat mengetahuikebenaran dan fakta-fakta yang benar.”(Malfuzat, Bab I, hlm. 209).

Jihad Mahdi tanpa pedangBeliau tidak hanya meluruskan pengertian

jihad menurut fiqih saja, melainkan juga melu-ruskan paham-salah tentang Imam Mahdi yangakan memenangkan Islam dengan pedang diakhir zaman. Berikut ini penjelasan beliau:(1) “Pertimbangkanlah dengan seksama

Hadits Bukhari yang menjelaskan masalah

123Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Masih yang Dijanjikan. Tertulis di situ:yadha ’ul-harb yang berarti ketika Masih da-tang kita harus mengakhiri perang agama”(Government Angrezi aur Jihad, hlm. 15).

(2) “Saya harus menjelaskan kepada pemerin-tah Inggris tentang keyakinan kaumWahabi atau Ahli Hadits yang dipimpinoleh ulama Muhammad Husain Batalvitentang masalah Mahdi dan keyakinantentang Mahdi yang saya miliki dan parapengikut saya. Akar dari semua perten-tangan ini adalah karena saya tidak mem-percayai Mahdi dalam pengertian mereka.Mahdi dalam pengertian saya adalah PutraMaryam yang kedatangannya ditunggu-tunggu oleh umat Islam untuk memenang-kan Islam di akhir zaman, menjadi imamumat Islam, mematahkan salib, membu-nuh babi, membunuh Dajjal dan menjadiHakim yang adil. Ibnu Maryam itu sudahdatang, yakni aku sendiri, H.M. GhulamAhmad yang bergelar Almasih dan Mahdisebagai Mujaddid abad 14 Hijriah”(Haqiqatul-Mahdi, hlm. 3).

(3) “Orang-orang tersebut berpegang teguhkepada keyakinan tentang jihad yang

124 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

berlawanan dengan Al-Quran dan Hadits.Orang yang tidak menerima keyakinantentang Mahdi disebut Dajjal oleh mereka,dan mereka menyerukan untuk mem-bunuh orang yang tidak percaya terhadapMahdi ini.” (Government Angrezi aur Jihad,hlm.7).Dari uraian tentang jihad di atas dan

implementasinya oleh kaum Ahmadi selamasatu abad ini jelaslah bahwa doktrin jihad yangdiubah adalah jihad menurut fiqih Islam yangmemberi kesan Islam disiarkan dengan pedang,bukan jihad menurut syariat Islam yangtermaktub dalam Quran Suci dan Hadits Nabi.Misalnya Quran Suci 25:30 menganjurkanjihad kabir bersenjatakan Quran Suci, kaumAhmadi menerjemahkan dan menafsirkanQuran Suci ke dalam berbagai bahasa duniatatkala alim ulama Islam masih mengharam-kannya, serta jihad membela dan menyebar-luaskan Islam ke seluruh dunia tatkala umatIslam di berbagai negara sibuk dengan urusanmasing-masing.

Sepanjang umat Islam berpegang teguhkepada Quran Suci dan Sunnah Nabi dalammelaksanakan syariat jihad dengan memper-

125Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

hatikan sesuatu dalam kondisi di mana iaberada, seseorang tak akan terjebak dalampremanisme dan dicurigai sebagai teroris, sebabdimanapun ia berada seperti yang diperagakanoleh kaum Ahmadi ia senantiasa taat kepadapemerintah setempat (4:59) sepanjang takmendurhaka kepada Allah.[]

126 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Fatwa MUI tahun 1980 dan 2005Kriteria sesat MUI ke-10 seseorang atau

segolongan orang dinyatakan sesat atau menyim-pang dari jalan yang benar jika “mengafirkansesama muslim tanpa dalil syar’i,” mafhummukhalafahnya jika seseorang atau segolonganorang mengafirkan sesama Muslim dengandalil syar’i adalah boleh, bahkan wajib, karenaberarti “menjaga kemurnian akidah Islam”seperti yang MUI lakukan. Dalam tempo

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (bertempur)di jalan Allah, buatlah penyelidikan; dan janganlah kamu berkata

kepada orang yang memberi salam kepada kamu: Engkaubukanlah orang mukmin, karena kamu mencari barang-barang

kehidupan dunia ....” (QS 4:94)

“Aku tinggalkan dua perkara, apabila kalian berpegangkepada keduanya, kalian tak akan tersesat selamanya,

yaitu Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya”(HR Imam Malik dari Abi Hurairah r.a).

TAKFÎRUL-MUSLIMÎN10

127Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

seperempat abad saja MUI dua kali mengeluar-kan fatwa takfirul-muslimin (mengafirkan sesamaMuslim) terhadap kaum Muslimin Ahmadi,yakni pada tahun 1980 dan 2005.

Keputusan fatwa tahun 1980 adalah sbb :“(1) Sesuai dengan data dan fakta yang ditemu-kan dalam 9 (sembilan) buah buku tentangAhmadiyah, Majelis Ulama Indonesia (MUI)memfatwakan bahwa Ahmadiyah adalahjama’ah di luar Islam, sesat dan menyesatkan(2) Dalam menghadapi Ahmadiyah hendaknyaMajelis Ulama Indonesia (MUI) selalu ber-hubungan dengan pemerintah.” Fatwa inidikeluarkan di Jakarta pada tanggal 17 Rajab1400H (1 Juni 1980).

Sedang Keputusan Fatwa MUI tahun2005 selengkapnya sbb:

Dengan bertawakal kepada Allah SWTMEMUTUSKANMENETAPKAN: FATWA TENTANGALIRAN AHMADIYAH1. Menegaskan kembali keputusan fatwa MUI

dalam Munas II tahun 1980 yang menetap-kan bahwa aliran Ahmadiyah berada di luarIslam, sesat dan menyesatkan, serta orang

128 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Islam yang mengikutinya adalah murtad(keluar dari Islam).

2. Bagi mereka yang terlanjur mengikuti AliranAhmadiyah supaya segera kembali kepadaajaran Islam yang haq (al-ruju’ ila al-haqq)yang sejalan dengan Al-Qur’an dan al-Hadits.

3. Pemerintah berkewajiban untuk melarangpenyebaran paham Ahmadiyah di seluruhIndonesia dan membekukan organisasiserta menutup semua tempat kegiatannya.

Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal 22 Jumadil Akhir 1426H

29 Juli 2005M

Memperhatikan fatwa MUI seutuhnya,mulai dari konsiderasi sampai keputusannyadasarnya bukan dalil syar’i, tetapi berdasarkanfatwa dan fatwa, sehingga menjadi ijma’ul-majami (kesepakatan bulat forum-forum ulama).Mari kita telaah agak cermat.

Bertentangan dengan hukum syar’iDiktum (1) Fatwa MUI di atas menurut

saya bertentangan dengan hukum syar’i yangtermaktub di dalam Quran Suci dan Hadits

129Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

yang antara lain dikutip di atas yang menjadilandasan uraian ini. Disamping itu jugabertentangan dengan ayat-ayat berikut ini:(1) Ayat 6 Surat Al-Hujurat tentang anjuran

Ilahi melakukan tabayyun agar tidak mem-bencanai suatu kaum. Faktanya, sejakMUI didirikan sampai fatwa tahun 2005MUI tak pernah melakukan tabayyun ter-hadap aliran Ahmadiyah, khususnyaGerakan Ahmadiyah Indonesia (GAI)yang dikenal sebagai Ahmadiyah Lahore.Secara spiritual “fatwa” kaum elit NabiNuh terhadap beliau “sesungguhnya kamimelihat engkau dalam kesesatan yang terang”(7:60) adalah lebih maju atau manusiawidari pada fatwa MUI, meski mereka hiduplima ribu tahun yang lalu, sebab fatwamereka dikeluarkan setelah diadakanperdebatan yang sehat (7: 61-62), sedangfatwa MUI tanpa perdebatan dan tabayyunsebelumnya, dan juga tidak memberi hakjawab terhadap kaum Ahmadi.

(2) Ayat 12 surat Al-Hujarat yang melarangberpersangka, memata-matai, dan meng-umpat. Faktanya, dalam sidang KomisiFatwa pihak Ahmadiyah tak diwakili dan

130 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

demikian pula dalam Sidang Plenonya.Bahkan anggota MUI yang tulus tatkalaberusaha mengklarifikasi tentang Ahma-diyah dalam sidang Pleno tak diberi ke-sempatan. Padahal klarifikasi tersebutperlu demi kebenaran hukum syar’i sebabdalam sidang Komisi menurut narasumberyang tidak perlu disebut namanya dalamagenda tentang Ahmadiyah tak ada musya-warah.

(3) Ayat 30 Surat Al-Furqan tentang nubuatRasulullah saw. bahwa kaum Musliminakan meninggalkan Quran Suci. Di Indo-nesia menjadi kenyataan, karena fatwaMUI tahun 1980 dasarnya adalah “datadan fakta dalam 9 (sembilan) buah bukutentang Ahmadiyah.” Sembilan buku itupun dirahasiakan, sebab ketika sejumlahfungsionaris Pedoman Besar GAI bersila-turahmi ke MUI Pusat di Masjid IstiqlalJakarta pada hari Sabtu 10 Januari 1981untuk mengklarifikasi sembilan bukutersebut pihak MUI tak mau menjelaskan-nya, hanya menyatakan bahwa sewaktu-waktu PB GAI akan diundang untukklarifikasi. Sampai sekarang undangan itu

131Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

belum datang juga. Dalam penjelasanFatwa 2005 pun tak dijelaskan.Sedang Hadits - hadits yang dilanggar MUI

antara lain:(1) Riwayat Abi Daud “tiga hal yang merupa-

kan dasarnya iman, yaitu menjauhan dirisendiri dari orang yang mengucapkan lailaha illallah janganlah kamu menyebutkafir karena suatu perbuatan ....”

(2) Riwayat Tirmidzi: “barang siapa menyebutkafir kepada orang ahli la ilaha illallah,maka ia sendiri lebih dekat kepadakufur.”

(3) Riwayat Bukhari dan Ibnu Hiban, Rasu-lullah bersabda: “Kalau seseorang berkatakepada saudaranya seiman ’hai kafir’, makasesungguhnya kekafiran itu kembali kepadasalah seorang di antara keduanya.”

Bertentangan dengan hukum positifMenaati hukum positif dianjurkan oleh

hukum syariat. Dilihat dari segi ini fatwa MUItahun 2005 tentang aliran Ahmadiyah jugabertentangan dengan hukum positif yangberlaku di Indonesia. Dalam hidup bermasya-rakat, berbangsa dan bernegara hukum ter-

132 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

tinggi adalah Undang-undang Dasar 1945 BabXI “Agama” pasal 29 secara tegas dinyatakan:“(1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan YangMaha Esa. (2) Negara menjamin kebebasanpenduduk untuk memeluk agamaya masing-masing dan beribadat menurut agama dankepercayaannya itu.”

Ayat kedua penjelasannya sebagai berikut:“Kebebasan beragama adalah merupakan salahsatu hak yang paling asasi di antara hak-hakasasi manusia, karena kebebasan beragama itulangsung bersumber pada martabat manusiasebagai pemberian negara atau bukan pem-berian golongan. Agama dan kepercayaanterhadap Tuhan Yang Maha Esa itu berdasar-kan keyakinan, hingga tidak dapat dipaksakandan memang agama dan kepercayaan terhadapTuhan Yang Maha Esa itu sendiri tidak me-maksa setiap manusia untuk memeluk danmenganutnya.”

Dengan fatwanya berarti MUI mengambilalih hak Tuhan Yang Maha Esa.

Bertentangan dengan HAMFatwa MUI dan dampaknya yang berupa

perbuatan anarkistis jelas merupakan pelang-

133Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

garan Hak-hak Asasi Manusia (HAM). Bahkanmerupakan pelanggaran berat HAM. Perseri-katan Bangsa-Bangsa yang beranggotakanhampir semua negara di dunia, termasukIndonesia, telah memiliki deklarasi tentangPernyataan Hak-hak Asasi Manusia (HAM),padal 18 berbunyi sebagai berikut: “Setiaporang yang mempunyai hak atas kebebasanberfikir, hati nurani dan agama, hak itumengandung juga hak atas kebebasan bergantiagama dan keyakinan, hak atas kebebasan baikseorang diri, baik bersama-sama dengan oranglain, di tempat umum atau di dalam alamhidupnya sendiri, untuk mengimankan agama-nya atau keyakinannya itu, dengan mengamal-kan, dengan menjalankan ibadahnya sertamenjalankan perintah dan peraturannya.”

Pelanggaran HAM oleh Fatwa MUI karenaadanya unsur pemaksaan kepada pihak lainyakni pihak Ahmadiyah untuk mengingkaripengakuannya sebagai orang Ahmadiyah(Lahore) yang akidah atau keyakinannyatentang berakhirnya kenabian pada diri NabiSuci Muhammad saw. adalah mutlak, karenasesudah beliau tidak ada Nabi lagi, baik Nabilama ataupun Nabi baru. Apakah kaum

134 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Ahmadi harus meyakini datangnya Nabi lamadari Bani Israel yang oleh MUI dan pendu-kungnya dianggap masih hidup di langit?

Dengan keyakinan ini sejatinya MUImelakukan blunder dua kali, yakni: (1) mengo-kohkan pengakuan Iman Kristen pasal keenamdan ketujuh, (2) membuat akidah khâtamun-nabiyyîn menjadi sempit dan kelabu, sebabmasih mengharapkan turunnya nabiyullah Isadari langit.

Berpotensi mendorong anarkismeMUI bukan hanya merepresentasikan diri

sebagai mukaffir tanpa dalil syar’i saja, tetapijuga mufaraddid, maka akibatnya fatal. Karenatakfirul-muslimin saja telah mendorong umatIslam terhadap tindakan anarkitis yang merekaanggap sebagai jihad yang diwajibkan olehsyariat, apalagi memurtadkan sesama muslim,potensi mendorong tindakan anarkistis lebihbesar lagi, sebab menurut “kitab Suci” umatIslam yakni kitab-kitab fiqih, barang siapamurtad dari agamanya hukumnya bunuh atauhalal darahnya.

HAMKA pernah “berfatwa” sbb: “Kalaudalam sebuah negeri berlaku hukum Islam,

135Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

wajib hakim negeri itu memaksanya kembalike dalam agama yang haq, kalau mereka tidakmau, halal darahnya” (Pedoman Masyarakat, No.3, tgl. 27 Juni 1937, hlm. 71). Setelah mendapattitel Prof. Dr. dan menjabat Ketua Umum MUImenegaskan kembali “fatwanya” itu. Menjelangkelahiran MUI Penerbit Panjimas menerbitkankarya HAMKA” Hak Azasi Manusia AntaraDeklarasi PBB dan Syariat Islam” (1971) dalamhlm. 18 tertulis fatwanya “kalau hukum Islamberdiri wajib menghu-kum bunuh orang yangmurtad dari Islam.”

Jika demikian halnya pola pikir keagama-an umat Islam, berarti syariat Islam identikdengan fiqih Islam, padahal antara keduanyaberbeda jauh, antara keduanya bagaikan langitdan bumi; syariat Islam selaras dengan SunnahAllah dan Sunnah Nabi yang rahmatan lilalamin, tak perlu paksaan karena sesuai denganfitrah manusia, sedang fiqih Islam lekat denganpedang dan paksaan. Syariat Islam pasti benar,sedang fiqh Islam belum tentu benar. ImamSyafi’i menyatakan “Pendapat saya benar, tapimungkin saja salah. Sebaliknya, pendapat oranglain salah, tapi bisa saja benar.” Maka dari itu,sejarah mencatat setelah umat Islam menjadi-

136 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

kan kitab-kitab fiqih sebagai “kitab suci”mereka mengalami kemunduran secara berang-sur-angsur dan titik terendah kemundurannyaadalah seribu tahun setelah masa kejayaannya(32:5), yakni abad ke-20 Masehi yang telahberlalu. Mereka sampai sekarang masihmeninggalkan Qur’an Suci (25:30) dan tidakmenjadikan Nabi Suci sebagai hakim yangmengadili apa yang mereka pertengkarkan di antaramereka” (4:65), misalnya tentang Ahmadiyah.

Murtad menurut dalil syar’iDalil syar’i yang paling asasi adalah Qur’an

Suci, yang di atas itu berdiri seluruh bangunanIslam, dan merupakan satu-satunya dalil yangmutlak dan menentukan dalam setiap pem-bahasan yang berhubungan dengan ajaran dansyariat Islam. Hadits adalah penjelasan QuranSuci, sedang Ijma’ dan Qias itu didasarkan atasQur’an Suci dan Hadits Nabi, maka Ijma’ danQias tak boleh bertentangan dengan Qur’anSuci dan Hadits Nabi, meski Ijmâ’ul-Majâmi.

Menurut Qur’an Suci orang yang murtadtak mendapat hukuman di dunia, hukuman-nya akan ditimpakan di akhirat saja. Sejak za-man Mekah akhir hal ini telah Allah nyatakan

137Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

dalam 16:106. Setelah hijrah ke Madinah,tatkala kaum kafir melancarkan serangan hebatuntuk memurtadkan umat Islam dengan ke-kuatan senjata, turunlah ayat: “Mereka takberhenti memerangi kamu sampai membalikkankamu dari agama kamu, jika dapat. Danbarangsiapa di antara kamu berbalik dariagamanya, lalu mati selagi ia kafir – ini adalahorang yang sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat.Dan mereka adalah kawan api; mereka menetapdi sana.” (2:217).

Sesudah itu dalam tahun ketiga Hijriahditurunkan wahyu, “Bagaimana Allah memim-pin kaum yang kafir sesudah mereka beriman dan(sesudah) mereka menyaksikan bahwa Rasul itubenar, dan (sesudah) mereka datang kepada merekatanda bukti yang terang” (3:86). “Pembalasanmereka ialah bahwa mereka akan ditimpa laknatAllah .... Mereka menetap di sana. Siksaan merekatak akan diringankan dan mereka tak akanditangguhkan, terkecuali mereka yang bertobatsesudah itu, dan memperbaiki kelakuan mereka, ....”(3:87-89). “Sesungguhnya orang-orang yang kafirsesudah mereka beriman, lalu mereka bertambahkafir, tobat mereka tak akan diterima dan merekaadalah orang yang sesat” (3:90). Dari ayat-ayat

138 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

ini teranglah bahwa hukuman ter-hadap orangmurtad diberikan di akhirat, bukan di dunia.Orang murtad dapat saja dihukum, tetapihukuman itu bukan karena kemurtadannya,melainkan karena kejahatan yang merekalakukan.

Hal ini nampak semakin jelas dalam wahyuyang diturunkan menjelang akhir hidup NabiSuci, yang berbunyi, “Wahai orang-orang yangberiman, barangsiapa di antara kamu murtad dariagamanya, maka Allah akan mendatangkan kaumyang Allah cinta kepada mereka dan mereka cintakepadaNya” (5:54). Jadi perbuatan murtaddibebaskan dari segala hukuman dunia, yangberpotensi untuk mendapatkan hukumandunia adalah pemurtadan (apostasi) (2:120,217).

Selanjutnya, kita tinjau masalah murtadmenurut Hadits Nabi. Hadits sebagai pen-jelasan Qur’an Suci banyak sekali jumlahnya.Imam Bukhari dalam kitabnya menyajikan duabab yang membahas orang murtad, yang satuKitâbul-Muharibîn min Ahlil-Kufri wa Riddah(kitab tentang orang yang berperang (melawankaum Muslimin) dari kaum kafir dan murtad)dan Kitâb Istitabatul-Mu’ânidîn wal-Murtadîn wa

139Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Qitâlihim (kitab tentang seruan bertobat bagimusuh dan kaum Murtad dan berperangmelawan mereka). Dari kedua judul tersebutjelaslah bahwa yang dibicarakan hanyalahkaum murtad yang berperang melawan kaumMuslimin, kitab yang pertama; adapun kitabyang kedua menghubungkan kaum murtaddengan musuh-musuh kaum Muslimin. Saatberkobarnya pertempuran antara kaummuslimin melawan kaum kafir, kerap kaliterjadi orang menjadi murtad lalu bergabungdengan musuh memerangi kaum muslimin.

Sudah barang tentu orang semacam itudiperlakukan sebagai musuh. Perlakuan itubukan karena kemurtadannya, melainkankarena ia berpihak kepada musuh. Jika merekatak berpihak kepada musuh tak diapa-apakan,sebagaimana ditegaskan Ilahi dalam Alquran4:90. Sebagai contoh, misalnya kasussegolongan orang dari kabilah Ukul, yangmemeluk Islam dan hijrah ke Madinah. Tetapikarena mereka merasa tak cocok dengan udaradi Madinah, maka Nabi Suci menempatkanmereka di sebuah lokasi di luar Madinah, yangdi situ dipelihara unta perahan milik pemerin-tah, sehingga mereka dapat menikmati udara

140 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

terbuka dan minum susu. Mereja menjadisehat. Tetapi kemudian mereka membunuhpenjaganya dan membawa lari untanya. Setelahini dilaporkan kepada Nabi Suci, sepasukantentara diperintahkan mengejar mereka.Mereka tertangkap, lalu dihukum mati. Jadimereka dihukum mati bukan karena murtad-nya, melainkan karena kejahatannya membu-nuh penjaga unta dan membawa lari untanya.

Hanya dalam kitab-kitab fiqih saja ditemu-kan hukuman mati bagi orang murtad. Menurutkitab-kitab fiqih, Islam disiarkan dengan pedangdan juga pertahanannya, karena membunuhorang murtad wajib hukumnya. Para ulamafiqih telah berbuat kesalahpahaman tentanghukuman orang murtad. Karena para ulamaMUI hampir seluruhnya ahli fiqih, khususnyaanggota Komisi Fatwa, maka produk-produkfatwanya kontra produktif, lebih bersifat’arabiyah, daripada fitriyah.[]

141Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Jatidiri seutuhnyaYang dimaksud ‘kamu’ adalah umat Islam

yang pada zaman permulaan direpresentasikanoleh para sahabat, tabi’in dan tabi’ut-tabi’in,yang dalam Qur’an Suci disebut tsullatun minal-awwalin, sejumlah besar dari golonganpermulaan (56:39), dan pada zaman akhir inidirepresentasikan oleh kaum muslim Ahmadi(Lahore) yang jatidirinya terdiri dari dua bagian,yaitu dalam teori dan dalam praktek, yangmasing-masing terdiri dari dua belas pasal. Jatidiri dalam teori adalah spiritualitas atau jiwasemangat dan daya gerak dari dalam diri

JATI DIRI AHMADIYAH LAHORE10

“Kamu adalah sebaik-baik umat yang dibangkitkan untukmanusia; kamu menyuruh berbuat baik dan melarang berbuat

jahat dan kamu beriman kepada Allah. Dan sekiranya kaum AhliKitab beriman, ini lebih baik bagi mereka. Sebagian mereka

beriman, tetapi kebanyakan mereka durhaka” (3:110).*

142 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

seorang Muslim Ahmadi; sedang jatidiri dalampraktek adalah perilaku seseorang yangmelukiskan jatidiri seorang Muslim Ahmadi.

Jatidiri dalam teoriRumusan dan penjelasan singkat tentang

jatidiri Ahmadiyah Lahore secara teori adalahsbb:1. Islam adalah agama yang hidup. Semua

pengikutnya yang sempurna, dengan ridhaIlahi dapat berhubungan dengan-Nya. Halini tercermin dalam Kitab Suci yang men-jadi sumber sejatinya, yang telah memper-kenalkan dirinya bernama Al-Qur’an(2:185), asalnya dari Tuhan (3:2-3), di-wahyukan oleh Jibril (2:97) atau Roh Kudus(16:102) kepada Nabi Suci Muhammad(47:2) dalam bahasa Arab (16:103) secaraberangsur-angsur (25:32). Ayat yangpertama turun adalah 96:1-5 yang diturun-kan dalam bulan Ramadhan (2:185) padasuatu malam yang disebut Lailatul Qadr(97:1) atau Lailatul-Muba-rakah (44:3) danyang terakhir adalah ayat 5:3; dirinya dijagaoleh Allah (15:9) maka kepalsuan tak men-jamahnya, baik dari depan maupun dari

143Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

belakangnya (41:41-42). Kitab ini menyata-kan bahwa manusia dapat berhubunganlangsung dengan Allah, dan membimbingmanusia agar memanjatkan doa “ihdinash-shirathal mus-taqim, shirathalladzina an’amta’alaihim” (1:5-6) dan menginformasikan,adanya orang-orang yang mendapat nikmat,yaitu para nabi, para shidiqin, syuhada, danshalihin (4:69).

2. Islam adalah agama kesatuan, semua umatIslam adalah saudara dan tak seorangpundapat disebut kafir karena berbeda pen-dapat, selama ia berpegang teguh kepadakalimat la ilaha illallah Muhammadaur-rasulullah (tak ada Tuhan selain Allah danMuhammadur-rasulullah). Islam dianut olehberbagai bangsa di dunia, namun demi-kianumat Islam itu bersaudara (49:10) ibaratsatu tubuh, jika bagian tubuh yang satu men-derita sakit, bagian lainnya ikut merasakan-nya (Bukhari). Tak boleh saling mengolok-olok dan mencela serta memanggil dengannama ejekan (49:11) juga dilarang salingberprasangka dan memata-matai (49:12).Harus saling tolong-menolong dalamkebaikan dan ketaqwaan, bukan tolong-

144 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

menolong dalam perbuatan dosa danpermusuhan (5:2).

3. Agama Islam berpandangan luas. Islammengakui umat manusia dan menerimasemua Nabi yang dibangkitkan diantarasemua bangsa di dunia. Manusia adalah satuumat (2:213) terdiri dari berbagai suku danbangsa (49:13) yang berbeda-beda bahasadan warna kulitnya (30:22); meski hidupbertebaran (30:20) tetap dipermukaan bumiyang satu dibawah satu atap, langit (2:22).Kesatuan umat manusia juga mencakupaspek rohani, karena Islam mengakui uni-versalitas kenabian; Allah telah membang-kitkan seorang rasul pada tiap-tiap umat(10:47), tak ada suatu umat pun melainkantelah kedatangan seorang Juru-ingat (35:24),semuanya diimani tanpa diskriminasi(2:285).

4. Islam adalah agama yang unggul dan takbisa diungguli. Prinsip ajarannya secarabertahap akan diterima dan memperolehkemajuan di dunia. Di dunia ini berlakuhukum evolusi, baik di dalam jasmanimaupun di alam rohani, sebagai manifestasisifat Allah sebagai Rabbul’alamin (1:1).

145Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Agama Allah diwahyukan sejak Adam assekitar 4000 tahun SM sampai pada NabiSuci Muhammad saw (570-632) dan men-capai kesempurnaannya (5:3). Maka dari itual-Islamu ya ’lu wala yu’la alaih dan cepat ataulambat prinsip-prinsip ajarannya diterimadunia, karena semua umat manusia kodrat-nya baik (30:30) dan ber-Tuhan (7:172)maka selalu mencari Dia (84:6), sebabDialah tujuan akhir kehidupan itu (53:42).

5. Islam adalah agama yang rasional. Baikajaran pokok (ushul) maupun cabang-cabang(furu’) nya selaras dengan nalar dan fitrahmanusia”. Islam adalah al-ilmu (2:120) danagama fitrah, sebagaimana ditegaskandalam ayat 30:30. Oleh karena itu tak adapaksaan dalam agama Islam (2:256).

6. Pintu Ijtihad tetap terbuka untuk selama-lamanya. Manusia sebagai ahsani taqwim,(95:5) dikaruniai kebebasan berkehendakdan berbuat yang harus dipertanggung-jawabkan demi penyempurnaan dirinya(33:72). Karena kebebasan itulah makamanusia dianjurkan berijtihad agar ia dapatmenyempurnakan dirinya sebagai wakil(khalifah) Allah di bumi (2:30).

146 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

7. Kitab Suci Al-Qur’an mendapat tempatyang pertama dan utama dalam kehidupan,dan merupakan sumber hukum Islam yangasli dan tak dapat diganti. Hadits datangsesudah itu dan berada di bawah Al-Qur’an.Sesudah itu datang Fiqih (yurisprudensi)dan Ijtihad para Imam, yang kedua-duanyaberada dibawah Qur’an Suci dan HaditsNabi saw. Qur’an Suci adalah firman Allah,kalamullah (9:6), sedang Hadits adalahpenjelasannya. Fiqih sebagai hasil ijtihadpara Imam dasarnya adalah Qur’an Sucidan Hadits Nabi. Maka dari itu Qur’an Sucimerupakan sumber hukum Islam yang aslisifatnya abadi sebagai petunjuk bagimanusai (2:185).

8. Kitab Suci Al-Qur’an adalah sumberpetunjuk bagi umat manusia sepanjangzaman. Tak ada satu ayat pun yang pernahhapus atau akan dihapus. Nasikh-mansukh(2:106) berhubungan dengan Kitab-kitabSuci terdahulu Yang mansukh (dihapus)adalah aya-ayat kitab Suci terdahulu, bukanayat Qur’an, maka dari itu Qur’an Sucisifatnya nasikh (menghapus), tak ada yangmansukh, baik hukumnya maupun lafalnya.

147Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

9. Kitab Suci Al-Qur’an memiliki daya rohaniyang besar, oleh karena itu tidak memerlu-kan dan tak akan memerlukan pedang.Manusia itu hidup tidak hanya dengan rotisaja, tetapi juga dengan tiap-tiap firmanyang keluar dari mulut Allah, yangtermaktub dalam Kitab Suci. Oleh karenaitu Al-Qur’an sebagai firman Allah bisauntuk menghidupkan orang-orang yangmati rohaninya, sehingga mampu berbicara(13:31), sedang pedang hanya bisa memati-kan orang hidup, bukan sebaliknya, makadari itu Qur’an Suci tak memerlukanpedang dalam menaklukkan hati manusia(16:125,29:46).

10.Kitab Suci Al-Qur’an adalah kumpulansemua kebenaran rohani dan agama, danmemancarkan sinar kepadanya. Tidakhanya mendorong ke arah kemajuan dibidang agama saja, tetapi juga memberikandalil-dalil dalam memperjuangkannya.Seperti ditegaskan dalam Qur’an Suci,bahwa “lembaran-lembaran suci (Al-Qur’an) yang didalamnya termaktub Kitab-kitab yang benar” (98:2-3) dan fungsinyasebagai An-Nur (7:157) menerangi segala

148 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

sesuatu, terutama terhadap kebenaranrohani dan agama terdahulu, maka dari ituumat Islam dianjurkan agar menjelaskankepada umat manusia dari berbagai bangsadi dunia tentang apa yang telah diwahyukankepada mereka lewat para Nabi merekamasing-masing (16:44)

11. Nabi Suci Muhammad saw. memiliki sifat-sifat kesempurnaan semua Nabi terdahulu;oleh karena itu umat manusia tidak memerlu-kan datangnya Nabi lagi. Sebagai Khatamun-Nabiyyin (33:40) kepada beliau telah Allahwahyukan seperti apa yang telah diwahyu-kan kepada Nabi Nuh dan para Nabisesudahnya (4:163), maka dalam diri beliauterdapat keperwiraan Musa, keberanianDaud, kejayaan Sulaiman, kesabaran Ayub,kekhusyukan berdoa Zakaria, kesederhana-an Yahya, kemurahan hati Isa Almasih, dsbmaka dari itu kenabian diakhiri, sebabagama telah sempurna dalam Islam(5:3).

12.Nabi Muhammad saw. adalah penutup paraNabi, sesudah beliau tidak akan datangNabi lagi, baik Nabi lama maupun Nabibaru. Para Mujaddid (pembaharu) akanbangkit pada tiap-tiap permulaan abad

149Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

untuk membetulkan kesalahan-kesalahanumat Islam dan memberi bimbingan kejalan yang benar. Berakhirnya kenabianditegaskan dalam Qur’an Suci 33:40 karenaagama Allah telah sempurna dalam Islam(5:3) dan Nabi Suci berulangkali menyata-kan “la nabiyya ba’di, tak ada Nabi sesudah-ku” (Bukhari). HM Ghulam Ahmad punberulangkali menyatakan, bahwa Nabi Sucisaw. adalah segel (penutup) para Nabi. Pem-bimbing umat Islam setelah beliau adalahpara Mujaddid, yakni seorang ulama yangseperti para Nabi Bani Israel.

Jati diri dalam praktekRumusan dan penjelasan singkat tentang

jatidiri Ahmadiyah Lahore dalam praktekadalah sebagai berikut:1. Menghormati para pendiri agama dari

berbagai bangsa dan kitab-kitab sucinya.Manifestasinya menghormati tempat-tempat suci dari berbagai agama, yaknibiara, gereja, sinagog atau kanisah, masjid(22:40), vihara, candi, kelenteng, dan lain-lain, serta memperlakukan umatnyasebagai mitra dialog (29:46) yang diseru

150 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

sebagai Ahlikitab (3:64).2. Menghormati semua sahabat Rasulullah

saw., semua Imam (dari mazhab manapun), para wali dan Mujaddid. Merekasemua adalah golongan orang-orang yangdikaruniai nikmat Ilahi, yakni para shid-diqin, syuhada dan shalihin (4:69), caramenghormatinya ialah mengikuti ajarandan teladannya (9:119). Para Mujaddidwajib ditaati, karena mereka adalah ulil-amri minkum (4:59) pada abadnya masing-masing. Menurut Imam HM GhulamAhmad, mereka adalah “orang yang diberibaruz Muhammadiyah” (Safinatu Nuh).

3. Beranggapan bahwa semua mazhab dalamIslam adalah sebagai ranting-rantingpohon yang beraneka macam. Perbedaan-perbedaan kecil saja timbul, tetapi semuasependapat tentang Qur’an Suci dan NabiSuci Muhammad saw. Semua mazhabadalah penerus para Mujaddid yang di-bangkitkan pada tiap-tiap permulaan abaddari abad ke abad. Penerus Mujaddid abad14 H sebagai Masih dan Mahdi adalahMuslim Ahmadi, baginya beda pendapatadalah kawan berfikir dan beda ibadah

151Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

adalah kawan dialog serta beda ibadahadalah kawan dalam kebaikan.

4. Tunduk kepada syariat dan adat istiadatIslam. Menjauhi semua adat dan kebiasaanyang buruk dan menerima Al-Qur’ansecara kaffah. Ini merupakan implementasi“ menghormati peraturan Allah yang suci,sebagai manifestasi ketaqwaan yang letak-nya di dalam hati (22:32). Oleh karena ituHM. Ghulam Ahmad menyatakan “akardari segala perbuatan baik adalah taqwa.Jika akar ini tak kering, amal perbuatantak akan layu” (Safinatu Nuh).

5. Cinta kasih kepada siapapun (pemelukagama apapun), dari negara manapun daribangsa atau umat apapun juga. Sebagaimanifestasi iman kepada Kitab Suci danUtusan Allah (2:285) yang telah dibangkit-kan pada tiap-tiap umat (10:47) dan ter-utama sekali sebagai realisasi rahmatan lil’alamin Nabi Suci saw. Semua manusiaadalah umat Nabi Suci saw. karena beliaudiutus kepada sekalian umat manusia(34:28)

6. Beranggapan bahwa setiap orang Islamadalah saudara dan berusaha sedapat

152 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

mungkin untuk menolongnya. Landasan-nya adalah firman Allah “semua kaummukmin adalah saudara” (49:10) “sepertisatu tubuh” kata Nabi Suci. Setiap orangIslam adalah anak Nabi Suci saw (33:40)dan istri-istri beliau adalah ibu orang-orangberiman (33:6).

7. Kebaktian kepada agama Islam dikerjakanbersama Imam dan Mujaddid pada abad-nya dan dibawah pimpinanya,. Berjuanguntuk memperbaharuhi dan membuangkesalahan-kesalahan dengan semangat danjiwa agama yang besar. Selaras dengan doa“ihdinash-shirathal-mustaqim, shirathalladzinaan’amta ’alaihim” (1:5-6) dan realisasiperintah Ilahi agar mengikuti orang-orangtulus (9:119). Para Imam Mujaddid adalahmuthahharun, orang-orang yang disucikan(56:79) yang mendapatkan tugas menyuci-kan umat Islam, karena umat Islam ituseperti pohon kurma yang daun keringnyatidak jatuh dengan sendirinya (Bukhari).

8. Membela agama Islam, semua Kitab Sucidan Utusan Allah dari segala serangan.Kitab Suci berupa petunjuk yang bersifatteoritis para Utusan Allah pembawa Kitab

153Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Suci merupakan petunjuk yang bersifatpraktek, maka keduanya harus dihormatidan dibela jika mendapatkan serangan.Pembelaan terhadap Kitab-Kitab Suci danpara Utusan Allah terdahulu dengan caramemfungsikan Qur’an Suci sebagaimushaddiq (yang membenarkan), muhaimin(yang menjaga), mubayyin (yang menjelas-kan), mufashshil (yang menguraikan ) danFurqan (yang membedakan). Ini berartimembela Islam.

9. Beranggapan bahwa dirinya sebagai dutadi jalan Tuhan Yang Maha Esa dalam halmenyebarluaskan Islam. Menyampaianwahyu Tuhan dan pesan Islam kepadaseluruh bangsa di dunia. Karena amanatIlahi diturunkannya Qur’an Suci “Agarengkau dapat menjelaskan kepada umatmanusia apa yang telah diturunkan kepadamereka” (16; 44) lewat utusan Allah (16:43)kepada masing-masing umat (16:36). Pe-nyampaian amanat ini merupakan mani-festasi beriman kepada Nabi Suci sebagaiKhatamun-Nabiyyin (33:40) yang dalam diripribadinya terdapat kepribadian luhuryang telah diperagakan oleh para Nabi

154 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

terdahulu (98:2-3).10. Membelanjakan sebagian dari waktu dan

miliknya untuk mempertahankan danmenyiarkan Islam. Mulai dari yang kecilmenuju yang besar atau dari yang sedikitmenuju yang banyak, dari diri sendiri lalukeluarga (66:60) kemudian meluas kemasyarakat akhirnya ke seluruh dunia(57:16-18).

11. Dengan senang hati menghadapi segalamacam kesulitan, kesalahpahaman danpenghinaan demi untuk agama Allah.Semua itu merupakan sarana efektif untukmemperoleh kemuliaan di dunia danakhirat sebagaimana telah dijanjikan Ilahikepada Isa Almasih (3:55). Janji-janji Ilahikepada Isa Almasih yang telah diberitahu-kan kepada Siti Maryam (3:45-46) padazaman akhir ini terulang kembali bagikaum Ahmadi.

12. Menjunjung tinggi agama melebihi dunia.Cinta kasih kepada Tuhan dan utusan-Nya. Mendahulukan pembaktian kepadaagama Islam dan rela berkorban untukumat manusia pada umumnya dan NabiSuci Muhammad saw. pada khususnya dari

155Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

pada urusan duniawi. Pola pembaktian-nyadilukiskan Ilahi dalam Qur’an Suci 48:29sebagai penggenapan nubuat Taurat danInjil. Lukisan dalam Taurat tergenapi padadiri Nabi Suci dalam nama “Muhammad”yang mengandung sifat jalali yang di-peragakan di Madinah, sedang lukisandalam Injil tergenapi pada diri Nabi Sucidalam nama “Ahmad” yang mengandungsifat jamali, yang diperagakan di Mekkah.Implementasinya pada zaman akhir ini“sifat jalali” berkenaan dengan akidah danibadah atau hablum minallah”, sedang “sifatjamali” berkenaan dengan muamalah danakhlak atau “hablum minannas” yang kedua-nya terkandung dalam nama Ahmadiyahyang telah dilukiskan dalam Taurat danInjil.

Jika jatidiri seseorang sedemikian itu,seperti apakah jatidiri seorang Muslim sejati?[]

156 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

DAFTAR BACAAN

Abd. Al-Hayyi Al-Farmawi, Metode TafsirMaudhu’iy, Suatu Pengantar, PT RajaGrafindo Persada, 1994.

Abu Umar Basyir, Kaidah-kaidah Penyesatan,Majalah FATAWA Vol. IV No. 12,Desember 2008.

A. Hassan, An-Nubuwwah: Bukti-bukti KebenaranNabi Muhammad saw., PT. Bina IlmuSurabaya, 1974.

A. Hanafi, Pengantar Theologi Islam, Pustaka Al-Husna, Jakarta, 1980.

Ahmad Azhar Basyir, Ringkasan Ilmu Tafsir,Penerbit Kota Kembang, Yogyakarta, 1969.

Allamah M.H. Thabathaba’i, MengungkapRahasia Al-Qur’an, Penerbit Mizan,Bandung, 1987.

Dede A. Nasrudin, Ahli Sunnah MenjawabAhmadiyah Dalam Masalah Kenabian,Penerbit Lembaga Penelitian dan Peng-kajian Islam (LPPI), Jakarta Selatan, 2002.

157Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Dewan Penyelenggara Pentafsir Alquran,Mukadimah Al-Qur’an dan Tafsirnya, Univer-sitas Islam Indonesia (UII), 1991.

_____, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jilid I s/d X,Universitas Islam Indonesia, 1991.

Gatra, Laporan Khusus, 6 Agustus 2005.HAMKA, Pelajaran Agama Islam, Penerbit

Bulan Bintang, Jakarta, 1956._____, Hak-hak Azazi Manusia: Antara Deklarasi

PBB dan Syari’at Islam, Penerbit Pandjimas,Jakarta, 1971.

Hazrat Mirza Ghulam Ahmad, MenghapusKesalahan (Ayk Ghalati Ka Izalah), Diterj. IdaMuslich, Pedoman Besar GerakanAhmadiyah Indonesia (GAI), 2001.

_____, Perlunya Seorang Imam Zaman, alihbahasa R. Ahmad Anwar, Pucuk PimpinanMajlis Khuddamul Ahmadiyah Indonesia,Jakarta, 1966.

_____, Al-Washiyyat, penerjemah Yatimin AS.,Pedoman Besar Gerakan Ahmadiyah Indo-nesia (GAI), 1994.

_____, Flsafah Islamiyah, Penerbit Darul KutubilIslamiyah, Jakarta, 2002.

Iskandar Zulkarnain, Gerakan Ahmadiyah diIndonesia, PT LKiS Pelangi Aksara, 2006.

158 Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

M. Hasbi Ash-Shiddiqiy, Sejarah danPerkembangan Ilmu Tafsir, Penerbit BulanBintang Jakarta, 1965.

Mana’ul Quthan, Pembahasan Ilmu Al-Qur’an,Jilid I, II, alih bahasa Halimuddin, PTRineka Cipta, Jakarta, 1993.

Maulana Muhammad Ali, Qur’an Suci: TeksArab, Terjemah dan Tafsir Bahasa Indonesia,terj. H.M. Bachrun, Darul KutubilIslamiyah, Jakarta, 1979.

_____, Islamologi (Dinul Islam), terj. H. M.Bachrun dan R. Kaelan, Darul KutubilIslamiyah, Jakarta, 1993.

_____, The Split in the Ahmadiyya Movement,Lahore Ahmadiyya Anjuman Isha’ati IslamLahre Inc. USA, 1994.

M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an:Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan,Penerbit Mizan, Bandung, 1992.

_____, Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i AtasPelbagai Persoalan Umat, Penerbit Mizan,Bandung, 1996.

_____, Mukjizat Al-Qur’an: Ditinjau dari AspekKebahasaan, Isyarat Ilmiah dan PemberitaanGaib, Penerbit Mizan, Bandung, 1997.

159Tanggapan Atas 10 Kriteria Sesat

Pedoman Besar GAI, Benarkah AhmadiyahSesat?, Penerbit Darul Kutubil Islamiyah,Jakarta, 2003.

S. Ali Yasir, Gerakan Pembaharuan Dalam Islam,Jilid I, II, III, Penerbit PP Yayasan PIRI,Yogyakarta, 1978.

Sir Muhammad Iqbal, Islam dan Ahmadiyah,Penerj. Machnun Husein, Bumi Aksara,Jakarta, 1991.

_____, Membangun Kembali Pikiran AgamaDalam Islam, Terj. Ali Audah, Taufiq Ismail,Goenawan Mohamad, Penerbit TintamasJakarta, 1982.

Syafi R. Batuah, Beberapa Persoalan Ahmadiyah,TU Majalah Sinar Islam Jakarta, 1978.

Syekh Thahir Al-Jazairiy, Soal Jawab Tauhid, terj.A. Azhar Basyir, Penerbit Kota KembangJogjakarta, 1972.

Tabloid Realita, Tidak Semua Ahmadiyah PercayaMirza Ghulam Ahmad Sebagai Nabi, edisi 09Tahun II, 2008.

Team Dakwah PB GAI, Aqidah GerakanAhmadiyah Lahore Indonesia, Pedoman BesarGAI, 1984.[]