4. pembahasan 4.1 undang-undang yang berlaku tentang ... · 4.1 undang-undang yang berlaku tentang...
TRANSCRIPT
20 Universitas Kristen Petra
4. PEMBAHASAN
4.1 Undang-Undang yang Berlaku tentang Penyimpanan Limbah B3
Undang-Undang merupakan peraturan Negara yang dibuat untuk
mengatur segala kegiatan manusia untuk kenyamanan hidup bersama. UU
penyimpanan limbah B3 ini, merupakan syarat agar perusahaan dapat memiliki
ijin penyimpanan limbah B3 yang dihasilkan. Syarat UU tentang penyimpanan
limbah B3 berjumlah 54 syarat dan dapat di lihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Peraturan Pemerintah tentang Penyimpanan Limbah B3
PERATURAN SYARAT
Kepdal
01/BAPEDAL/
09/1995
Pasal 5
Persyaratan
pengemasan
Ada penanggung jawab atas penyimpanan
limbah B3
Jenis limbah B3 harus dibedakan menurut
karakteristiknya
Kemasan (drum, tong atau bak kontainer dalam
kondisi baik, tidak bocor, berkarat atau rusak)
Kemasan memiliki penutup yang kuat untuk
mencegah terjadinya tumpahan saat dilakukan
perpindahan
Kemasan dapat berupa drum/tong dengan
volume 50 liter, 100 liter atau 200 liter atau
dapat pula berupa bak kontainer berpenutup
dengan kapasitas 2 M³, 4 M³ atau 8 M³
Kemasan yang telah diisi atau terisi penuh
harus ditandai dengan label dan simbol sesuai
dengan ketentuan
Kemasan harus dalam keadaan tertutup (dapat
dibuka jika akan dilakukan
penambahan/pengambilan limbah)
Drum/tong yang telah berisi limbah B3 harus
dilakukan pemeriksaan minimal 1 minggu
sekali
Adanya alarm pendeteksi kebocoran yang
dirancang dan dioperasikan 24 jam
21 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.1 Peraturan Pemerintah tentang Penyimpanan Limbah B3 (lanjutan)
PERATURAN SYARAT
Kepdal
01/BAPEDAL/
09/1995
Pasal 5
Persyaratan
penyimpanan
limbah B3
Kemasan harus dibuat sistem blok (2x2)
Lebar gang antar blok untuk lalu lintas
manusia minimal 60cm
Harus tersedia peralatan dan sistem pemadam
kebakaran
Harus ada pagar pengaman
Harus ada fasilitas pertolongan pertama
Tempat penyimpanan merupakan daerah bebas
banjir
Jarak minimum antar lokasi dengan fasilitas
umum adalah 50 meter
Terlindung dari masuknya air hujan
Memiliki ventilasi udara
Memiliki sistem penerangan dan sistem
penangkal petir
Depan TPS limbah B3 diberi penandaan
simbol limbah B3 sesuai aturan
Lantai bangunan penyimpanan harus kedap air,
lantai bagian dalam dibuat melandai turun
kearah bak penampungan
Ada tembok pemisah antar limbah B3 yang
tidak saling cocok
Adanya bak penamampung tumpahan limbah
Kepdal
02/BAPEDAL/
09/1995
Pasal 2
Persyaratan
Administrasi
Fotokopi Akte Perusahaan
Fotokopi Pengesahan Kehakiman
Fotokopi NPWP Perusahaan
Fotokopi Izin Gangguan (HO)
Fotokopi Izin Lokasi / Prinsip
Fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Fotokopi Persetujuan Dokumen Lingkungan
(AMDAL / UKL-UPL / dll.)
Fotokopi Surat Izin Usaha Perusahaan (SIUP)
Fotokopi Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Fotokopi Sertifikat ISO 9 000 & 14 000 jika
ada
Persyaratan
Teknis
Peta lokasi kegiatan atau foto copy PL dan
untuk luas kegiatan lebih dari 10 hektar
sertakan foto udara/citra
Diagram alir (flowchart) proses pengelolaan
limbah B3
Desain konstruksi TPS limbah B3
22 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.1 Peraturan Pemerintah tentang Penyimpanan Limbah B3 (lanjutan)
PERATURAN SYARAT
Kepdal
02/BAPEDAL/
09/1995
Pasal 2
Persyaratan
Teknis
Standard Operation Procedure (SOP) tata cara
penyimpanan limbah B3, penanganan kondisi
darurat, dan nama personil yang bertanggung
jawab untuk gudang TPS Limbah B3
Foto Gudang TPS Limbah B3
Perhitungan kapasitas TPS Limbah B3
berdasarkan historical data.
Permen LH 14
Tahun 2013
Pasal 2 ayat (3)
& ayat (4)
Bentuk
dasar,
ukuran, dan
bahan
Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45
derajat sehingga membentuk belah ketupat.
Simbol kemasan minimal berukuran 10 cm x
10 cm dan tempat penyimpanan minimal 25
cmx25 cm
Simbol harus dibuat dari bahan yang tahan
goresan/bahan kimia yang kemungkinan akan
mengenainya
Jenis simbol
Simbol limbah B3 mudah meledak
Simbol limbah B3 berupa cairan mudah
menyala
Simbol limbah B3 berupa padatan mudah
menyala
Simbol limbah B3 reaktif
Simbol limbah B3 beracun
Simbol limbah B3 korosif
Simbol limbah B3 infeksius
Simbol limbah B3 berbahaya terhadap
lingkungan
Label
Label indentitas limbah
Pemasangan label identitas harus di sebelah
atas simbol dan harus terlihat jelas
Label penandaan kemasan kosong ukuran sisi
minimal 10cmx10cm
Label penunjuk tutup kemasan ukuran 7x15
cm dengan warna dasar putih dan warna
gambar hitam diletakkan dengan arah panah
menunjukkan posiis penutup kemasan
Peraturan-peraturan Pemerintah ini yang menjadi dasar perusahaan untuk
memperbaiki kekurangan-kekurangan yang masih dimiliki sehingga perusahaan
mendapatkan ijin penyimpanan limbah B3.
23 Universitas Kristen Petra
4.2 Kondisi Awal di PT. E-T-A Indonesia
PT. E-T-A Indonesia menghasilkan beberapa limbah B3 dari hasil
produksinya, yang mana limbah-limbah tersebut kemudian di simpan beberapa
bulan dan selanjutnya diberikan kepada pihak ke-3. Proses penyimpanan dan
tempat penyimpanan limbah B3 yang ada di PT. E-T-A Indonesia masih banyak
yang belum sesuai dengan standar Pemerintah. Kondisi awal di PT. E-T-A
Indonesia, yaitu sebagai berikut:
Tempat penyimpanan sementara (TPS) limbah B3 tidak memiliki atap yang
dapat melindungi dari terik matahari, kondisi hujan, dan binatang yang dapat
mencampuri kandungan limbah yang telah di simpan.
Belum terdapat persyaratan teknis yang dibutuhkan (misalnya, prosedur
penyimpanan limbah, penanganan kondisi darurat, dan desain konstruksi TPS
limbah B3).
Simbol dan label belum sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Belum ada personil yang bertanggung jawab langsung untuk gudang TPS
limbah B3.
Setiap orang dapat mengakses atau mengambil dengan mudah limbah B3 yang
di simpan tanpa izin dari pihak manapun.
Tidak ada pemeriksaan yang terjadwal.
Penyimpanan kemasan limbah B3 masih berdekatan dengan benda atau alat
yang tidak berhubungan dengan proses penyimpanan limbah B3.
Proses penyimpanan limbah B3 saat ini hanya berdasarkan pada wadah
yang telah penuh terisi limbah B3 yang diletakkan di setiap tempat kerja dan akan
dipindahkan oleh karyawan setempat ke TPS limbah B3 yang ada. Gambar 4.1
merupakan ilustrasi dari proses penyimpanan limbah B3 pada kondisi awal di PT.
E-T-A Indonesia.
24 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.1 Alur Awal Proses Penyimpanan Limbah B3
Gambar 4.1 menceritakan bahwa di setiap area kerja karwayan memiliki
sebuah wadah sementara yang berfungsi untuk menampung limbah B3 yang
dihasilkan. Wadah yang telah berisi penuh limbah akan dipindahkan oleh
karyawan tersebut ke drum-drum yang ada di TPS limbah B3. Masa penyimpanan
limbah B3 ± 3 bulan dan setelah itu limbah-limbah yang dihasilkan akan
diberikan kepada pihak ke-3 sebagai pengangkut limbah B3.
Kondisi awal Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) limbah B3 di PT.
E-T-A Indonesia dapat dilihat pada Gambar 4.2 sampai Gambar 4.5.
Gambar 4.2 TPS Limbah B3 Awal
Wadah limbah B3
di area kerja penuh
Meletakkan LB3 ke
TPS LB3 dan
menyimpan selama
± 3 bulan
Pengangkutan LB3
kepada pihak ke-3
Karyawan yang
berada di area
kerja
Pihak ke-3
25 Universitas Kristen Petra
TPS limbah B3 PT. E-T-A Indonesia pada Gambar 4.2 memperlihatkan
bahwa TPS masih dalam kondisi terbuka. Hal ini mengakibatkan limbah-limbah
B3 yang dihasilkan dapat terkontaminasi dengan binatang-binatang kecil dan air
hujan yang turun. Karyawan yang bekerja di PT. E-T-A Indonesia juga dapat
secara mudah mengakses limbah-limbah yang dihasilkan perusahaan tanpa ijin
dari siapa pun karena belum ada kunci TPS limbah B3. TPS limbah B3 PT. E-T-A
Indonesia belum memiliki petunjuk yang memberitahukan bahwa lokasi tersebut
adalah TPS limbah B3.
Gambar 4.3 Simbol Tidak sesuai dengan UU yang Berlaku
Gambar 4.3 memperlihatkan bahwa bentuk serta ukuran simbol dan label
yang terpasang pada drum dan TPS limbah B3 masih belum sesuai dengan
ketentuan Pemerintah yang berlaku. Drum-drum yang ada belum ditempel simbol
dan label yang sesuai dengan sifat dan karakteristik setiap limbah.
26 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.4 Kondisi Awal Sekeliling Gudang TPS Limbah B3
Gambar 4.5 Kondisi Awal Sekeliling Gudang TPS Limbah B3
Gambar 4.4 dan Gambar 4.5 memperlihatkan bahwa masih banyak
barang-barang yang tidak berhubungan dengan proses penyimpanan limbah B3
yang diletakkan berdekatan dengan TPS limbah B3. Hal ini dapat menyebabkan
TPS limbah B3 terlihat penuh dan kotor, seperti layaknya gudang penyimpanan
barang-barang yang tidak terpakai.
27 Universitas Kristen Petra
4.2.1 Jumlah Limbah B3 yang dihasilkan PT. E-T-A Indonesia
Limbah yang dihasilkan oleh PT. E-T-A Indonesia ada tujuh macam.
Tujuh macam limbah B3 PT. E-T-A Indonesia terdiri dari lampu bekas, grouting
sisa, kaleng bekas, sich.lach sisa, kain majun, oli bekas, dan tampoprint sisa.
Limbah B3 yang dihasilkan memiliki jumlah yang berbeda-beda setiap tahunnya.
Perhitungan jumlah limbah B3 yang dihasilkan berdasarkan data masa lalu karena
perusahaan tidak pernah mencatat secara khusus berapa jumlah limbah yang
dihasilkan. Hal ini dikarenakan proses pemakaian yang menghasilkan setiap
macam limbah B3 berbeda-beda setiap tahunnya. Jumlah limbah B3 yang
dihasilkan PT. E-T-A Indonesia dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Jumlah Limbah B3 PT. E-T-A Indoensia per Tahun
No Limbah B3 Jumlah Jumlah drum yang
diperlukan setiap 3 bulan
1 Kain majun ± 672 Kg/Tahun 1 drum
2 Oli bekas ± 20 L/Tahun 1 drum
3 Tampoprint sisa ± 363.2 L/Tahun 1 drum
4 Lampu bekas ± 23 Pieces/Tahun 1 drum
5 Grouting sisa ± 1.5 Kg/Tahun 1 drum
6 Kemasan LB3 ± 360 Kaleng/Tahun 1 drum
7 Sich.lack sisa ± 49.556 Kg/Tahun 1 drum
Data yang didapatkan tentang jumlah limbah B3 yang dihasilkan oleh PT.
E-T-A Indonesia merupakan dasar untuk menentukan berapa jumlah drum yang
akan digunakan selama tiga bulan. Total ada tujuh drum yang harus dimiiliki oleh
perusahaan setiap tiga bulan untuk menyimpan limbah-limbah yang dihasilkan.
Drum-drum yang digunakan untuk menyimpan limbah B3 PT. E-T-A Indonesia
kemudian akan di angkut oleh pihak ke-3 dan drum-drum tersebut dimusnahkan
bersamaan dengan limbah B3 yang di simpan. Hal ini dikarenakan drum-drum
tersebut telah terkontaminasi dengan limbah yang di simpan.
4.3 Kesesuaian Kondisi Lapangan dengan Undang-Undang yang
Berlaku
Perbandingan UU dengan kondisi lapangan di PT. E-T-A Indonesia
berguna untuk mengetahui kekurangan yang masih dimiliki dan memperbaikinya
28 Universitas Kristen Petra
sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Total syarat
penyimpanan limbah B3 menurut Pemerintah berjumlah 54 syarat. Prosentase
kesesuaian kondisi lapangan dengan UU yang berlaku dapat dilihat pada Gambar
4.6.
Gambar 4.6 Prosentase Perbandingan Kondisi Lapangan dengan Syarat UU
Penyimpanan Limbah B3
Gambar 4.6 memberitahukan bahwa perusahaan telah memenuhi
persyaratan Pemerintah hanya sebesar 28% dari 54 persyaratan. Syarat-syarat
yang telah tertulis di Undang-Undang, tidak semuanya bisa diterapkan oleh
perusahaan. Ketidakcocokan peraturan Pemerintah dengan kondisi di perusahaan
sebesar 4% dari keseluruhan persyaratan Pemerintah. Contohnya Ketidakcocokan
peraturan seperti lebar gang antar blok untuk lalu lintas manusia minimal 60 cm
dan jarak minimum antar lokasi dengan fasilitas umum adalah 50 m. Hal ini
dikarenakan perusahaan terkendala oleh lahan dan tanah sehingga ada beberapa
persyaratan Pemerintah yang tidak bisa diterapkan. Tabel 4.3 merupakan
perbandingan peraturan Pemerintah tentang penyimpanan limbah B3 dengan
kondisi nyata di perusahaan.
29 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.3 Perbandingan Isi UU dengan Kondisi Awal Perusahaan
PERATURAN ISI PERATURAN PASAL SYARAT
KONDISI
AWAL DI
LAPANGAN
Kepdal
01/BAPEDAL/
09/1995
Tata Cara & Persyaratan
Teknik Penyimpanan &
Pengumpulan Limbah
B3
Pasal 5 Persyaratan
pengemasan
Ada penanggung jawab atas penyimpanan limbah
B3 No
Jenis limbah B3 harus dibedakan menurut
karakteristiknya No
Kemasan (drum, tong atau bak kontainer dalam
kondisi baik, tidak bocor, berkarat atau rusak) Yes
Kemasan memiliki penutup yang kuat untuk
mencegah terjadinya tumpahan saat dilakukan
perpindahan
Yes
Kemasan dapat berupa drum/tong dengan volume
50 liter, 100 liter atau 200 liter atau dapat pula
berupa bak kontainer berpenutup dengan kapasitas
2 M³, 4 M³ atau 8 M³
Yes
Kemasan yang telah diisi atau terisi penuh harus
ditandai dengan label dan simbol sesuai dengan
ketentuan
No
Kemasan harus dalam keadaan tertutup (dapat
dibuka jika akan dilakukan
penambahan/pengambilan limbah)
No
Drum/tong yang telah berisi limbah B3 harus
dilakukan pemeriksaan minimal 1 minggu sekali No
Adanya alarm pendeteksi kebocoran yang
dirancang dan dioperasikan 24 jam No
30 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.3 Perbandingan Isi UU dengan Kondisi Awal Perusahaan (lanjutan)
PERATURAN ISI PERATURAN PASAL SYARAT
KONDISI
AWAL DI
LAPANGAN
Kepdal
01/BAPEDAL/
09/1995
Tata Cara & Persyaratan
Teknik Penyimpanan &
Pengumpulan Limbah
B3
Pasal 5
Persyaratan
penyimpanan
limbah B3
Kemasan harus dibuat sistem blok (2x2) No
Lebar gang antar blok untuk lalu lintas manusia
minimal 60cm
No
Recommended
Harus tersedia peralatan dan sistem pemadam
kebakaran No
Harus ada pagar pengaman No
Harus ada fasilitas pertolongan pertama No
Tempat penyimpanan merupakan daerah bebas
banjir Yes
Jarak minimum antar lokasi dengan fasilitas umum
adalah 50 meter
No
Recommended
Terlindung dari masuknya air hujan No
Memiliki ventilasi udara No
Memiliki sistem penerangan dan sistem penangkal
petir No
Depan TPS limbah B3 diberi penandaan simbol
limbah B3 sesuai aturan No
Lantai bangunan penyimpanan harus kedap air,
lantai bagian dalam dibuat melandai turun kearah
bak penampungan
No
Ada tembok pemisah antar limbah B3 yang tidak
saling cocok No
Adanya bak penamampung tumpahan limbah No
31 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.3 Perbandingan Isi UU dengan Kondisi Awal Perusahaan (lanjutan)
PERATURAN ISI PERATURAN PASAL SYARAT
KONDISI
AWAL DI
LAPANGAN
Kepdal
02/BAPEDAL/
09/1995
Dokumen Limbah
B3 Pasal 2
Persyaratan
Administrasi
Fotokopi Akte Perusahaan Yes
Fotokopi Pengesahan Kehakiman Yes
Fotokopi NPWP Perusahaan Yes
Fotokopi Izin Gangguan (HO) Yes
Fotokopi Izin Lokasi / Prinsip Yes
Fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Yes
Fotokopi Persetujuan Dokumen Lingkungan (AMDAL
/ UKL-UPL / dll.) Yes
Fotokopi Surat Izin Usaha Perusahaan (SIUP) Yes
Fotokopi Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Yes
Fotokopi Sertifikat ISO 9 000 & 14 000 jika ada Yes
Persyaratan
Teknis
Peta lokasi kegiatan atau foto copy PL dan untuk luas
kegiatan lebih dari 10 hektar sertakan foto udara/citra Yes
Diagram alir (flowchart) proses pengelolaan limbah B3 No
Desain konstruksi TPS limbah B3 No
Standard Operation Procedure (SOP) tata cara
penyimpanan limbah B3, penanganan kondisi darurat,
dan nama personil yang bertanggung jawab untuk
gudang TPS Limbah B3
No
Foto Gudang TPS Limbah B3 No
Perhitungan kapasitas TPS Limbah B3
berdasarkan historical data. No
32 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.3 Perbandingan Isi UU dengan Kondisi Awal Perusahaan (lanjutan)
PERATURAN ISI PERATURAN PASAL SYARAT
KONDISI
AWAL DI
LAPANGAN
Permen LH 14
Tahun 2013
Simbol dan Label
LB3
Pasal 2
ayat (3)
& ayat
(4)
Bentuk
dasar,
ukuran,
dan
bahan
Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat sehingga
membentuk belah ketupat. No
Simbol kemasan minimal berukuran 10 cm x 10 cm dan
tempat penyimpanan minimal 25 cmx25 cm No
Simbol harus dibuat dari bahan yang tahan goresan/bahan
kimia yang kemungkinan akan mengenainya No
Jenis
simbol
Simbol limbah B3 mudah meledak No
Simbol limbah B3 berupa cairan mudah menyala No
Simbol limbah B3 berupa padatan mudah menyala No
Simbol limbah B3 reaktif No
Simbol limbah B3 beracun No
Simbol limbah B3 korosif No
Simbol limbah B3 infeksius No
Simbol limbah B3 berbahaya terhadap lingkungan No
Label
Label indentitas limbah No
Pemasangan label identitas harus di sebelah atas simbol dan
harus terlihat jelas No
Label penandaan kemasan kosong ukuran sisi minimal
10cmx10cm No
Label penunjuk tutup kemasan ukuran 7x15 cm dengan warna
dasar putih dan warna gambar hitam diletakkan dengan arah
panah menunjukkan posiis penutup kemasan
No
33 Universitas Kristen Petra
Status no recommended pada Tabel 4.3 merupakan contoh peraturan
Pemerintah yang tidak bisa dipenuhi oleh perusahaan karena terkendala oleh lahan
dan tanah. Masalah perusahaan ini dapat di terima oleh BLH dengan persyaratan
khusus yang harus dipatuhi oleh perusahaan. Persyaratan khusus yang diberikan
BLH kepada perusahaan adalah TPS yang dibangun harus tertutup dan bahan-
bahan yang digunakan untuk membangun tidak menimbulkan nyala api. Syarat
Pemerintah yang belum sesuai dengan kondisi di lapangan menjadi dasar untuk
memperbaiki ketidaksesuaian tersebut.
4.4 Perbaikan Proses Penyimpanan Limbah B3 di PT. E-T-A Indonesia
sesuai dengan UU yang berlaku
Perbaikan proses penyimpanan limbah B3 di PT. E-T-A Indonesia
berdasarkan pada kekurangan-kekurangan yang masih dimiliki perusahaan.
Perbaikan kekurangan-kekurangan yang masih dimiliki perusahaan bertujuan agar
perusahaan mendapatkan apa yang diinginkan yaitu mendapatkan ijin
penyimpanan limbah B3 dari Pemerintah.
4.4.1 Perbaikan Simbol dan Label yang sesuai dengan UU yang berlaku
Dasar pemilihan simbol limbah-limbah yang dihasilkan PT. E-T-A
Indonesia dipilih berdasarkan Material Safety Data Sheet (MSDS) yang ada.
Simbol akan diletakkan pada kemasan dan TPS limbah B3 sesuai dengan
ketentuan UU, sedangkan label akan diletakkan hanya pada kemasan limbah B3.
Tabel 4.4 merupakan ringkasan MSDS PT. E-T-A Indonesia.
34 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.4 MSDS PT. E-T-A Indonesia
No Limbah
MSDS
Sifat
fisik Kandungan
Bahaya pada
pekerja &
lingkungan
Tindakan
mencegah bahaya Pertolongan pertama Penyimpanan Simbol
1 Lampu
bekas Padat
Kaca
Fosfor
powder
Merkuri
Polyethylene
terephthalate
(PET)
Mudah
meledak
Mudah
terbakar
Reaktif
Menggunakan
alat perlindungan
pernapasan
Menggunakan
alat perlindungan
mata dan tangan
Memiliki alat
pemadam
kebakaran
Jika terjadi kontak langsung dengan
kulit, segera cuci bagian yang
mengalami kontak langsung dengan
sabun dan bilas dengan air.
Jika tertelan, segera bilas mulut
dengan air dan minum air yang
banyak. Kemudian segeralah
melakukan pemeriksaan medis
Jika terjadi kontak langsung dengan
mata, buka kelopak mata dengan
lebar dan segera bilas dengan air
sebanyak mungkin
Simpan di
lokasi yang
kering dalam
ruangan yang
sejuk dan
berventilasi
baik
2 Kaleng
bekas Padat
Aluminium
Timah
Korosif
Menggunakan alat
perlindungan tangan
dan mulut
Jika terjadi kontak langsung dengan
kulit, segera cuci bagian yang
mengalami kontak langsung dengan
sabun dan bilas dengan air.
Simpan pada
wadah yang
tertutup rapat
dan lokasi
yang kering
35 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.4 MSDS PT. E-T-A Indonesia (lanjutan)
No Limbah
MSDS
Sifat
fisik Kandungan
Bahaya pada
pekerja &
lingkungan
Tindakan
mencegah
bahaya
Pertolongan pertama Penyimpanan Simbol
3
Grouting
(sisa
lem)
Padat
Bisphenol
Epoxy Derivate
Polymer
Polyaminoamid
Coco akyl
Berbahaya
terhadap
lingkungan
Korosif
Hindari
kontaminasi
bahan ke tanah
dan air
Cuci tangan
sebelum waktu
istirahat dan
saat selesai
bekerja
Menggunakan
sarung tangan
karet saat
bekerja
Jika terjadi kontak langsung dengan
mata, buka kelopak mata dengan
lebar dan segera bilas dengan air
sebanyak mungkin
Jika terjadi kontak langsung dengan
kulit, segera cuci bagian yang
mengalami kontak langsung dengan
sabun dan bilas dengan air
Jika tertelan, segera bilas mulut
dengan air dan minum air yang
banyak. Kemudian segeralah
melakukan pemeriksaan medis
Jika terhirup, segera hiruplah udara
segar
Segera lepaskan pakaian atau sepatu
yang terkontaminasi dan cuci bersih
sebelum digunakan kembali
Simpan pada
wadah aslinya
dan pastikan
selalu tertutup
rapat
Simpan di
lokasi yang
kering dalam
ruangan yang
sejuk dan
berventilasi baik
Jauhkan dari
sumber panas
dan sinar
matahari
langsung.
Jauhkan dari
sumber api.
Jangan merokok
di lokasi
penggunaan
bahan dan
lokasi
penyimpanan
bahan
36 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.4 MSDS PT. E-T-A Indonesia (lanjutan)
No Limbah
MSDS
Sifat
fisik Kandungan
Bahaya pada
pekerja &
lingkungan
Tindakan
mencegah bahaya Pertolongan pertama Penyimpanan Simbol
4 Kain
majun Padat
Katun
kaos
Mudah
terbakar
Beracun
Menggunakan alat
pelindung tangan
Menggunakan
masker
Memiliki alat
pemadam
kebakaran
Jika terjadi kontak langsung
dengan mata, buka kelopak
mata dengan lebar dan segera
bilas dengan air sebanyak
mungkin (selama 10 – 15
menit).
Jika terjadi kontak langsung
dengan kulit, segera cuci
bagian yang mengalami
kontak langsung dengan
sabun dan bilas dengan air.
Jika terhirup, segera hiruplah
udara segar. Jika pernafasan
korban tidak normal atau
berhenti, berikan pernafasan
buatan.
Simpan pada wadah yang
tertutup rapat
5 Sich lack Padat
n-butyl
acetate
ethyl acetate
xylene
propan-2-ol
ethylbenzene
Korosif
Mudah
Terbakar
Menggunakan
sarung tangan
karet
Ruangan
memiliki ventilasi
Hindari
kontaminasi
bahan ke tanah
dan air
Menggunakan
pelindung mata
Jika terjadi kontak langsung
dengan mata, buka kelopak
mata dengan lebar dan segera
bilas dengan air sebanyak
mungkin
Jika terhirup, segera hiruplah
udara segar.
Segera lepaskan pakaian atau
sepatu yang terkontaminasi
dan cuci bersih sebelum
digunakan kembali
Simpan pada wadah
aslinya dan pastikan
selalu tertutup rapat.
Jauhkan dari sumber
panas dan sinar matahari
langsung. Jauhkan dari
sumber api dan bahan-
bahan lain yang mudah
terbakar. Jangan merokok
di lokasi penggunaan
bahan dan lokasi
penyimpanan bahan.
37 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.4 MSDS PT. E-T-A Indonesia (lanjutan)
No Limbah
MSDS
Sifat
fisik Kandungan
Bahaya pada
pekerja &
lingkungan
Tindakan
mencegah bahaya Pertolongan pertama Penyimpanan Simbol
6 Oli bekas Cair
Hydro karbon
Sulfur
Tembaga
(campuran)
Besi
Aluminium
Magnesium
Nikel
Mudah
terbakar
Berbahaya
terhadap
lingkungan
Beracun
Memiliki sistem
drainase
Menggunakan
alat perlingan diri
(mata dan tangan)
Menggunakan
perlindungan
pernapasan
Memiliki alat
pemadam
kebakaran
Jika terjadi luka bakar,
gunakan air yang mengalir dan
keringkan bagian tubuh yang
terkena luka bakar dengan
handuk bersih, lalu balut
dengan perban agar steril dari
kuman
Jika terjadi kontak langsung
dengan mata, buka kelopak
mata dengan lebar dan segera
bilas dengan air sebanyak
mungkin (selama 10 – 15
menit).
Jika terjadi kontak langsung
dengan kulit, segera cuci
bagian yang mengalami kontak
langsung dengan sabun dan
bilas dengan air.
Jika tertelan, segera lakukan
pemeriksaan medis. Jangan
memaksakan untuk
memuntahkan dan beristirahat.
Jika terhirup, segera hiruplah
udara segar. Jika pernafasan
korban tidak normal atau
berhenti, berikan pernafasan
buatan.
Simpan pada tempat
yang sejuk
Permukaan harus kedap
air
38 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.4 MSDS PT. E-T-A Indonesia (lanjutan)
No Limbah
MSDS
Sifat
fisik Kandungan
Bahaya pada
pekerja &
lingkungan
Tindakan
mencegah bahaya Pertolongan pertama Penyimpanan Simbol
7 Tampoprint
(campuran) Cair
Solvent
naphtha
(petroleum)
Cyclohexan
one
N-butyl
acetate
2-Methoxy-
1-
Methylethyl
Acetate
Mudah
terbakar
Berbahaya
terhadap
lingkungan
Menghindari
kontak lansgung
dengan kulit dan
mata
Mencuci tangan
sebelum waktu
istirahat dan saat
selesai bekerja
Menggunakan
masker
Jika terjadi kontak langsung
dengan mata, buka kelopak
mata dengan lebar dan segera
bilas dengan air sebanyak
mungkin (selama 10 – 15
menit).
Jika terjadi kontak langsung
dengan kulit, segera cuci
bagian yang mengalami kontak
langsung dengan sabun dan
bilas dengan air.
Jika tertelan, segera lakukan
pemeriksaan medis. Jangan
memaksakan untuk
memuntahkan dan beristirahat.
Jika terhirup, segera hiruplah
udara segar. Jika pernafasan
korban tidak normal atau
berhenti, berikan pernafasan
buatan.
Memiliki bak
penampung tumpahan
Simpan pada tempat
yang sejuk
Jauhkan dari sumber
panas dan sinar matahari
Simpan pada wadah
yang tertutup rapat
39 Universitas Kristen Petra
Simbol-simbol yang digunakan untuk setiap limbah B3 yang dihasilkan
PT. E-T-A Indonesia dibuat berdasarkan bahaya pada pekerja dan lingkungan
yang ada di MSDS setiap limbah. Simbol yang ditempel berguna untuk
mengurangi kecelakaan kerja yang akan terjadi dikarenakan pekerja akan berhati-
hati dalam bertindak di area penyimpanan limbah B3. Bentuk label limbah B3
yang digunakan oleh PT. E-T-A Indonesia dapat dilihat pada Gambar 4.7 hingga
Gambar 4.9.
Gambar 4.7 Label Indentitas Limbah B3 PT. E-T-A Indonesia
Label indentitas pada Gambar 4.7 merupakan label untuk menunjukkan
limbah B3 berasal. Label identitas ini akan ditempel pada kemasan limbah B3
yang berisi asal usul limbah B3, identitas limbah, dan jumlah limbah B3 pada
kemasan limbah B3.
40 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.8 Label Penuh dan Label Kosong pada Kemasan Limbah B3
PT. E-T-A Indonesia
Gambar 4.8 menunjukkan label penuh akan dipasang pada kemasan
limbah B3 yang telah terisi penuh limbah dan label kosong akan diisi pada
kemasan limbah B3 yang masih kosong.
Gambar 4.9 Label Petunjuk Penutup Kemasan Limbah B3 PT. E-T-A Indonesia
Gambar 4.9 merupakan label petunjuk penutup kemasan limbah B3
berada berisi dua buah anak panah mengarah ke atas yang berarti memberitahu
penandaan posisi tutup kemasan limbah B3.
41 Universitas Kristen Petra
4.4.2 Perbaikan Proses Penyimpanan Limbah B3 berserta Penanggung
Jawab atas Penyimpanan Limbah B3
Proses penyimpanan limbah B3 di PT. E-T-A Indonesia hanya bermula
dari wadah sementara yang telah terisi penuh di setiap area kerja akan
dipindahkan oleh karyawan setempat ke TPS limbah B3. Proses penyimpanan
limbah B3 berlangsung ± 3 bulan, setelah itu limbah akan diangkut oleh pihak ke-
3. Hal ini yang mendasari perusahaan perlu memiliki prosedur penyimpanan
limbah B3 yang khusus dan prosedur ketika kondisi darurat terjadi.
4.4.2.1 Prosedur Penyimpanan Limbah B3 PT. E-T-A Indonesia
Prosedur penyimpanan limbah B3 di PT. E-T-A Indonesia di buat agar
ada personil yang bertanggung jawab atas setiap proses penyimpanan limbah B3
yang berlangsung. Manfaat lain dari pembuatan prosedur penyimpanan limbah B3
adalah tugas dan tanggungjawab dari setiap pelaksana jelas. Tabel 4.5 merupakan
perbaikan prosedur penyimpanan limbah B3 di PT. E-T-A Indonesia.
Tabel 4.5 Prosedur Penyimpanan Limbah B3 di PT. E-T-A Indonesia
No Aktivitas
Pelaksana
Operator
/User
Kepala PG/
Koordinator
area
Bagian
House
Keeping/CS
Departmen
HSE
Departemen
Facility &
Maintenance
1
Adanya kegiatan produksi dan
(atau) non produksi yang
menghasilkan limbah B3
2
Operator/User menyimpan
limbah B3 yang dihasilkan pada
wadah tertutup sementara yang
ada di area kerja masing-masing
3
Operator/User memberitahu
kepala PG/koordinator area
untuk memindahkan limbah
yang telah terkumpul ke TPS
limbah B3 apabila wadah
tertutup sementara sudah terisi
penuh limbah B3 / maksimal 2
minggu sekali
A
42 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.5 Prosedur Penyimpanan Limbah B3 di PT. E-T-A Indonesia (lanjutan)
No Aktivitas
Pelaksana
Operator/
User
Kepala PG/
Koordinator
area
Bagian
House
Keeping/CS
Departmen
HSE
Departemen
Facility &
Maintenance
4
Kepala PG/koordinator area
menghubungi bagian House
Keeping untuk memindahkan
limbah B3 ke drum sesuai
dengan sifat dan karakteristik
limbah B3
5
Bagian House Keeping
memindahkan limbah ke dalam
drum di TPS limbah B3,
menutupnya kembali, dan
memberikan simbol "PENUH"
apabila terdapat drum telah
penuh terisi limbah
6
Bagian House Keeping
memeriksa semua yang ada di
TPS limbah B3 (saat
memindahkan limbah B3 dan
ketika melaksanakan kegiatan
house keeping harian) harus
dalam kondisi baik
(drum,label,simbol, dan kondisi
visual lainnya). Ketika terdapat
kondisi yang tidak normal
(misal: label mengelupas, drum
bocor, dll), maka Bagian House
Keeping segera memberikan
informasi kerusakan kepada
Departemen HSE
7
Informasi kerusakan dari
Bagian House Keeping yang
dapat ditangani sendiri oleh
Departemen HSE (misal:
simbol dan label rusak atau
permintaan label dan simbol
untuk drum baru, dll), maka
Departemen HSE akan segera
memperbaiki kerusakan tersebut
A
B
43 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.5 Prosedur Penyimpanan Limbah B3 di PT. E-T-A Indonesia (lanjutan)
No Aktivitas
Pelaksana
Operator/
User
Kepala PG/
Koordinator
area
Bagian
House
Keeping/CS
Departmen
HSE
Departemen
Facility &
Maintenance
8
Apabila informasi kerusakan
yang diterima dari Bagian House
Keeping yang tidak dapat
ditangani sendiri oleh
Departemen HSE (misal: lampu
padam, gembok rusak, dsb),
maka Departemen HSE akan
segera memberitahu Departemen
Facility & Maintenance untuk
segera memperbaiki kerusakan
tersebut
Tidak
Ya
9
Departemen Facility &
Maintenance menerima informasi
kerusakan dari Departemen HSE
dan memperbaiki kerusakan pada
TPS limbah B3
10
Departemen Facility &
Maintenance menginformasikan
kepada Departemen HSE bahwa
perbaikan telah selesai dilakukan
11
Departemen HSE melakukan
inspeksi lapangan minimal 1
bulan sekali (mengacu pada
checklist yang telah tersedia)
12
Departemen HSE memberikan
feedback kepada departemen
terkait mengenai hasil
pemeriksaan dan melakukan
follow up yang diperlukan (misal:
perlu bantuan perbaikan dari
Departemen Facility &
Maintenance)
13
Departemen HSE melakukan
koordinasi untuk disposal LB3 yang
telah terkumpul dengan pihak ketiga
yang berwenang dan memiliki izin
resmi sebagai pengikut dan (atau)
pengolah limbah B3 (disposal
dilakukan bila drum di TPS LB3 telah
penuh atau maksimal penyimpanan
LB3 adalah 90 hari)
B
C
44 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.5 Prosedur Penyimpanan Limbah B3 di PT. E-T-A Indonesia (lanjutan)
No Aktivitas
Pelaksana
Operator/
User
Kepala PG /
Koordinator
area
Bagian
House
Keeping/
CS
Departmen
HSE
Departemen
Facility &
Maintenance
14
Departemen HSE
menyerahkan limbah B3
kepada pihak ketiga yang
berwenang dan menerima
dokumen manifest limbah B3
sesuai ketentuan
15
Proses penyimpanan,
pengelolaan limbah B3 dan
TPS limbah B3 selesai
Selesai
Proses inspeksi TPS limbah B3 yang dilakukan oleh Departemen HSE
minimal satu bulan sekali memiliki acuan point-point yang telah dibuat agar
mempermudah Departemen HSE dapalam pemeriksaan. Checklist pemeriksaan
dapat di lihat pada Gambar 4.10.
Gambar 4.10 Checklist Proses Pemeriksaan Limbah B3 PT. E-T-A Indonesia
C
45 Universitas Kristen Petra
Checklist pemeriksanaan limbah B3 membantu Departemen HSE dalam
proses pengecekan terhadap proses penyimpanan limbah B3, mulai dari tempat
penyimpanan, dokumen terkait, dan fasilitas pertolongan pertama. Kondisi awal di
perusahaan, checklist pemeriksaan limbah B3 belum dimiliki. Hal ini
menyebabkan perusahaan membutuhkan kriteria pemeriksaan untuk proses
peyimpanan limbah B3 agar proses pemeriksaan lebih terstruktur. Proses
pemeriksaan ini dilakukan minimal satu bulan sekali oleh Departemen HSE.
4.4.2.2 Prosedur Penanganan Kondisi Darurat
Perusahaan awalnya belum memiliki prosedur penanganan kondisi
darurat sehingga prosedur ini perlu dibuat untuk mengantisipasi ketika kondisi
darurat terjadi. Prosedur melakukan penanganan kondisi darurat di area tempat
penyimpanan sementara limbah B3 PT. E-T-A Indonesia di buat agar karyawan
mengerti hal yang dapat dilakukan ketika kondisi darurat terjadi. Kondisi darurat
yang terjadi di area TPS limbah B3 yang dimaksud adalah timbulnya percikan
api/kebakaran, adanya tumpahan limbah B3, dan adanya personel yang terkena
paparan limbah B3. Tabel 4.6 merupakan prosedur penanganan kondisi darurat di
area TPS limbah B3 PT. E-T-A Indonesia.
Tabel 4.6 Prosedur Penanganan Kondisi Darurat di Area TPS Limbah B3
No Aktivitas
Pelaksana
Karyawan
yang melihat /
mengalami
kondisi
darurat
PIC
Penanganan
Kondisi
Darurat
Mulai
1 Terjadi kondisi darurat
2
Karyawan yang melihat / mengalami
kondisi darurat segera melaporkan
kepada Departemen HSE atau
Security
C
46 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.6 Prosedur Penanganan Kondisi Darurat di Area TPS Limbah B3
(lanjutan)
No Aktivitas
Pelaksana
Karyawan
yang melihat /
mengalami
kondisi
darurat
PIC
Penanganan
Kondisi
Darurat
3
Ketika kondisi darurat yang terjadi
adalah adanya percikan api /
kebakaran, maka alarm darurat yang
terdekat dengan TPS LB3 harus
segera dibunyikan
4
Departemen HSE dan pihak terkait
mengambil tindakan cepat untuk
mengatasi kondisi darurat
5
Departemen HSE menginventarisasi
kejadian untuk dimasukkan ke dalam
laporan investigasi insiden
6
Departemen HSE dan pihak terkait
melakukan analisis dan evaluasi dari
hasil laporan investigasi insiden,
serta menentukan tindakan perbaikan
dan pencegahan
7 Mengakhiri proses penanganan
kondisi darurat
Selesai
4.4.2.3 LOGBOOK Limbah B3 PT. E-T-A Indonesia
LOGBOOK merupakan sebuah catatan keluar masuk limbah B3, yang
berguna untuk mengetahui alur limbah B3 bergerak. LOGBOOK ini dibuat
berdasarkan syarat UU yang berlaku dan sebelumnya perusahaan belum memliki
catatan keluar masuk limbah-limbah B3 yang dihasilkan. Gambar 4.11 merupakan
LOGBOOK limbah B3 PT. E-T-A Indonesia.
C
47 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.11 LOGBOOK Limbah B3 PT. E-T-A Indonesia
Manfaat adanya LOGBOOK limbah B3 ini adalah perusahaan menjadi
tahu kapan limbah B3 masuk di TPS limbah B3 hingga limbah B3 keluar dari TPS
limbah B3.
4.4.3 Perbaikan TPS Limbah B3 di PT. E-T-A Indonesia
Perbaikan desain kontruksi TPS limbah B3 di PT. E-T-A Indonesia
sangat diperlukan karena melihat kondisi awal TPS limbah B3 perusahaan masih
dalam kondisi terbuka. TPS limbah B3 yang masih terbuka menyebabkan limbah-
limbah B3 yang di simpan dapat terkontaminasi dengan binatang atau air hujan
yang turun dan karyawan dapat mengakses dengan mudah limbah B3 tanpa ijin.
Desain TPS limbah B3 PT. E-T-A Indonesia terdiri dari dua desain yaitu yang
terbuat dari bangunan tetap dan kontainer yang telah dimodifikasi.
Pembuatan dua desain ini didasarkan atas kelebihan dan kekurangan
masing-masing desain. Contohnya, rencana area penempatan TPS limbah B3 yang
mengambil beberapa area parkir sepeda motor dan beberapa ijin yang harus di
urus ketika memutuskan untuk membangunan TPS limbah B3. Ijin yang harus
dipikirkan yaitu ijin penebangan pohon dan ijin persetujuan SIER serta beacukai
ketika ingin membangun TPS yang terbuat dari bangunan tetap, sedangkan untuk
TPS limbah B3 dari kontainer hanya memerlukan ijin penebangan pohon. Hal ini
mendasari perusahaan memerlukan komparasi antara TPS limbah B3 yang terbuat
dari bangunan tetap dan TPS limbah B3 yang terbuat dari kontainer. Tabel 4.7
48 Universitas Kristen Petra
merupakan komparasi antara TPS limbah B3 yang terbuat dari bangunan tetap dan
kontainer yang di lihat dari berbagai aspek.
Tabel 4.7 Komparasi Bangunan Tetap dan Kontainer TPS Limbah B3
BANGUNAN TETAP KONTAINER
KO
MP
AR
AS
I
Biaya
investasi ± 50 juta ± 30 - 40 juta
Area 3.95m x 1.67m x 1.9m 3.95m x 1.67m x 2.3m
Lokasi
A1: depan pintu gudang
warehouse sebelah kiri Sebelah kanan dari rencana
awal A2: sebelah kanan dari
rencana awal
Tempat
parkir
A1: tidak ada gangguan Sebagian area parkir akan
dipindahkan (sekitar 8-10
sepeda motor)
A2: sebagian area parkir
akan dipindahkan (sekitar 8-
10 sepeda motor)
Pohon
ditebang
A1: tebang 1 pohon Tebang 2 pohon
A2: tebang 2 pohon
Perijinan Perlu izin dan persetujuan
dari SIER dan Beacukai
Tidak memerlukan izin dan
persetujuan dari SIER dan
Beacukai, hanya
menginformasikan ke
Beacukai bahwa perusahaan
memiliki kontainer baru
Flesibilitas
Perusahaan akan kehilangan
bangunan ketika perusahaan
memutuskan untuk
perpindah tempat
Perusahaan tidak akan
kehilangan bangunan ketika
perusahaan memutuskan
untuk perpindah tempat
Material
bangunan
Bangunan terbuat dari plat,
rangka hollo, dan lispank
dari zinc galvalume yang
bersifat mudah di bentuk,
berumur panjang, dan anti
karat
Kontainer yang terbuat dari
campuran besi dan baja yang
bersifat kuat dan kokoh
Perawatan
Bangunan tetap tidak
memerlukan perawatan lebih
karena terbuat dari rangka
yang kuat
kontainer memerlukan
perawatan yang lebih karena
terbuat dari besi dan baja yang
mudah korosi
Hasil komparasi desain kontruksi TPS limbah B3 bertujuan agar
perusahaan mengerti kekurangan dan kelebihan yang diberikan dari setiap desain
TPS limbah B3. Perkiraan biaya investasi kontainer terlihat lebih murah daripada
desain TPS limbah B3 dari bangunan tetap, namun aspek perawatan kontainer
49 Universitas Kristen Petra
lebih rumit karena kontainer memiliki sifat yang mudah korosi. Perijinan yang
diharuskan untuk TPS limbah B3 dari kontainer terbilang lebih mudah, tidak
serumit pembangunan TPS limbah B3 dari bangunan tetap. Perusahaan sangat
memperhatikan semua aspek dari kedua desain TPS limbah B3 tersebut, agar
perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih.
Perusahaan lebih memilih desain kontruksi TPS limbah B3 yang terbuat
dari kontainer yang dimodifikasi dan perusahaan tidak memberatkan untuk
perawatan atau kekurangan-kekurangan pada TPS limbah B3 dari kontainer. Ijin
penebangan pohon yang harus di urus ketika membuat TPS limbah B3 juga tidak
jadi masalah perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan lebih memikirkan
keutuhan bangunan ketika perusahaan harus berpindah tempat, mengingat
perusahaan masih menyewa tempat yang ada.
Perencanaan penempatan TPS limbah B3 terdiri dari dua lokasi. Rencana
awal lokasi peletakkan TPS limbah B3 berada di depan pintu sebelah kiri gudang
warehouse dan perencanaan kedua berada disamping kanan dari perencanaan
awal. Denah peletakkan TPS limbah B3 dapat dilihat pada Gambar 4.12.
= Dua Rencana Lokasi TPS Limbah B3
Gambar 4.12 Denah Peletakkan TPS Limbah B3
Dua perencanaan lokasi penempatan TPS limbah B3 yang terlihat pada
Gambar 4.12 menunjukkan bahwa lahan yang dimiliki PT. E-T-A Indonesia tidak
luas. Hal ini menyebabkan beberapa area atau fasilitas yang ada di perusahaan
1
2
1
2 1
2
1
1 1
2
1
J
A
L
A
N
R
A
Y
A
W
A
R
E
H
O
U
S
E
AREA
PRODUKSI
AREA
PRODUKSI
50 Universitas Kristen Petra
harus dipindahkan untuk peletakkan TPS limbah B3. Pemindahan area parkir
sepeda motor, yang semula berada di sebelah kanan depan pintu gudang
warehouse berpindah di sebelah kiri depan pintu gudang warehouse.
Perusahaan juga telah mengantisipasi ketika kondisi darurat terjadi. Hal
ini dikarenakan kondisi darurat tidak bisa di prediksi kapan dapat terjadi. Kondisi
darurat yang dimaksud adalah timbulnya nyala api dari tempat-tempat yang rawan
terjadi kondisi darurat. Antisipasi perusahaan untuk menangani keadaan darurat
yang terjadi ada dua cara yang dapat dilakukan. Dua cara tersebut adalah
penyediaan alarm darurat yang berada di sekitar area rawan terjadi kondisi darurat
dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang memadai.
Perusahaan telah meletakkan dua APAR yang terdekat dengan rencana
peletakkan TPS limbah B3. Peletakkan APAR berada di seberang TPS limbah B3
dibangun (di pintu kiri gudang warehouse sisi kanan dan kiri). Gambar 4.13 dan
Gambar 4.14 merupakan letak APAR yang terdekat dengan rencana pembangunan
TPS limbah B3.
Gambar 4.13 Jenis APAR yang Terdekat dengan TPS Limbah B3
Gambar 4.14 Jenis APAR yang Terdekat dengan TPS Limbah B3
JENIS APAR
JENIS APAR
51 Universitas Kristen Petra
Perusahaan memiliki dua jenis APAR yang terdekat dengan lokasi
peletakkan TPS limbah B3. Gambar 4.13 merupakan APAR yang berupa gas CO
dan Gambar 4.14 merupakan APAR yang berupa serbuk. Karyawan yang melihat
kondisi darurat dapat mempergunakan APAR untuk mencegah nyala api yang
semakin besar.
Karyawan yang melihat keadaan darurat seperti percikan api, maka
diharuskan untuk menekan alarm darurat yang terdekat. Alarm darurat ini akan
berbunyi ketika ada yang menekan tombol pada alarm manual tersebut.
Peletakkan alarm darurat yang terdekat dengan rencana pembangunan TPS
limbah B3 dapat dilihat Gambar 4.15.
Lokasi Fire Alarm yang terdekat dengan TPS limbah B3
Gambar 4.15 Lokasi Alarm Manual Terdekat dengan TPS Limbah B3
AREA
PRODUKSI
AREA
PRODUKSI
JALAN RAYA
WAREHOUSE
52 Universitas Kristen Petra
Lokasi penempatan alarm manual yang terlihat pada Gambar 4.15
merupakan lokasi yang paling dekat dengan rencana penempatan TPS limbah B3.
Hal ini dapat mengantisipasi terjadinya kondisi darurat yang parah karena
karyawan dapat memberitahukan dengan cepat ke seluruh pekerja di perusahaan
dengan menekan tombol alarm darurat.
4.4.3.1 Desain Kontruksi TPS Limbah B3 dari Bangunan Tetap
Ukuran keseluruhan TPS limbah B3 dari bangunan tetap PT. E-T-A
Indonesia panjang, lebar, dan tinggi adalah 3.95m x 1.67m x 1.9m. Ukuran ini
disesuaikan dengan keterbatasan perusahaan akan lahan dan tanah yang dimiliki.
Ukuran desain TPS limbah B3 dari bangunan tetap dapat dilihat secara jelas
dalam Lampiran 3. Gambar 4.16 sampai Gambar 4.19 merupakan desain
kontruksi bangunan tetap untuk tempat penyimpanan sementara limbah B3 PT. E-
T-A Indonesia.
Gambar 4.16 Tampak Depan Desain Kontruksi TPS Limbah B3
PT. E-T-A Indonesia dari Bangunan Tetap
Gambar 4.16 menunjukkan tampak depan desain TPS limbah B3 dari
bangunan tetap terdiri dari pintu sliding dan papan nama untuk menunjukkan TPS
limbah B3 berserta simbol-simbol yang digunakan.
53 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.17 Tampak Samping Kiri Kanan Desain Kontruksi TPS Limbah B3
PT. E-T-A Indonesia dari Bangunan Tetap
Gambar 4.17 menunjukkan tampak samping kanan dan kiri TPS limbah
B3 yang terbuat dari bangunan tetap. Desain ini menunjukkan TPS limbah B3
memiliki pintu samping kanan dan kiri dan memiliki atap yang berfungsi untuk
menghindari jatuhnya air hujan.
Gambar 4.18 Tampak Atas Desain Kontruksi TPS Limbah B3
PT. E-T-A Indonesia dari Bangunan Tetap
Gambar 4.18 menunjukkan tampak atas desain TPS limbah B3 yang
terbuat dari bangunan tetap, yang mana terlihat bahwa atap melebihi bangunan.
Hal ini bertujuan agar ketika hujan turun, air hujan menjauhi TPS limbah B3.
54 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.19 Bagian Dalam Desain Kontruksi TPS Limbah B3
PT. E-T-A Indonesia dari Bangunan Tetap
Gambar 4.19 menunjukkan bagian dalam desain TPS limbah B3 yang
terbuat dari bangunan tetap, yang mana terlihat bahwa ada dua ruang yang terdiri
dari limbah padat dan limbah cair. Bagian dalam TPS juga terdapat tempat
dokumen untuk meletakkan dokumen-dokumen terkait (misalnya, prosedur
penyimpanan limbah, LOGBOOK, dan prosedur penanganan kondisi darurat).
Area nyata yang akan digunakan untuk membangun TPS limbah B3 yang
terbuat dari bangunan tetap terdiri dari dua yaitu depan pintu sebelah kiri gudang
warehouse atau berada di samping kanan dari rencana awal. Dua area nyata
penempatan TPS limbah B3 dapat dilihat pada Gambar 4.20 dan Gambar 4.21
yang bertanda garis kuning.
Gambar 4.20 Real Area Penempatan TPS Limbah B3 dari Bangunan Tetap
55 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.20 menunjukkan rencana pertama lokasi penempatan TPS
limbah B3 dari bangunan tetap yang berada di depan pintu sebalah kanan gudang
warehouse.
Gambar 4.21 Real Area Penempatan TPS Limbah B3 dari Bangunan Tetap
Gambar 4.21 menunjukkan rencana kedua lokasi penempatan TPS limbah
B3 dari bangunan tetap yang berada di samping kanan dari perencanaan awal.
Bahan dan biaya investasi yang harus dikeluarkan perusahaan untuk
mendirikan desain TPS limbah B3 bangunan tetap dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Bahan dan Biaya Investasi untuk Desain Pertama
NO URAIAN PEKERJAAN SATUAN VOLUME HARGA
SATUAN
JUMLAH
HARGA
1 Pintu besi samping unit 2 Rp 2,000,000 Rp 4,000,000
2 Pintu slaiding depan unit 2 Rp 2,250,000 Rp 4,500,000
3 Ril atas pintu slaiding +
braket unit 2 Rp 3,000,000 Rp 6,000,000
4 Besi H beam 100 untuk
gantungan pintu + braket unit 1 Rp 2,000,000 Rp 2,000,000
5 Kosen pintu suwing dari
besi unit 2 Rp 750,000 Rp 1,500,000
6 Ensel pintu swing unit 2 Rp 250,000 Rp 500,000
7 Kunci + handel pintu
swing unit 2 Rp 300,000 Rp 600,000
8 Pilar depan dari plat 2.5
mm + rangka hollo unit 4 Rp 1,750,000 Rp 7,000,000
56 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.8 Bahan dan Biaya Investasi untuk Desain Pertama (lanjutan)
NO URAIAN PEKERJAAN SATUAN VOLUME HARGA
SATUAN
JUMLAH
HARGA
9
Sekat tengah pembatas
dari plat 2.5 mm + rangka
hollo
unit 1 Rp 2,750,000 Rp 2,750,000
10 Penutup dinding belakang
dari plat 2 mm + rangka unit 1 Rp 3,500,000 Rp 3,500,000
11
Lisplank depan +
samping + rangka dari
zinc galvalume
m' 12.54 Rp 250,000 Rp 3,135,000
12
Kawat loket diatas
penyekat tengah & depan
seperti gambar
m' 10 Rp 150,000 Rp 1,500,000
13 Pasang atap dari zinc
calume tabel 0.4 kr5 m² 8.54 Rp 125,000 Rp 1,067,500
14 CNP 100 kg 50 Rp 20,000 Rp 1,000,000
15 Seng talang + rangka +
pipa PVC 3" m' 4 Rp 250,000 Rp 1,000,000
16 Plat dasar + pengaku
tebal 3 mm m² 7.35 Rp 450,000 Rp 3,307,500
17 Mur baut segala ukuran ls 1 Rp 500,000 Rp 500,000
18 Pengecatan semua
(luar+dalam) ls 1 Rp 3,500,000 Rp 3,500,000
19
Pengecoran bagian dasar
dari beton tanpa tulang
tebal 15 cm
m² 8 Rp 175,000 Rp 1,400,000
20 Lampu penerangan titik 3 Rp 450,000 Rp 1,350,000
21 Pembersihan lokasi ls 1 Rp 250,000 Rp 250,000
22
Talang pembuangan
untuk mengalirkan cairan
yang tumpah menuju
tempat penampungan
terbuat dari plat tebal 2.5
mm seperti gambar
m' 7.13 Rp 165,000 Rp 1,176,450
Sub Total Rp 51,500,000
4.4.3.2 Desain Kontruksi TPS Limbah B3 dari Kontainer
Kontainer merupakan kemasan yang praktis yang dapat digunakan untuk
menyimpan dan membawa barang atau muatan dari satu tempat ke tempat lainnya
dengan cepat, aman, dan efisien. Zaman sekarang kontainer banyak dimanfaatkan
untuk orang bukan sebagai pengangkut barang saja, melainkan sebagai tempat
tinggal yang telah dimodifikasi. Hal ini dikarenakan untuk mendirikan sebuah
bangunan tetap, orang harus memiliki tanah sedangkan rumah kontainer tidak
perlu memerlukan tanah dan ijin dalam pembangunannya.
Kontainer menjadi salah satu alternatif PT. E-T-A Indonesia dalam
mendirikan TPS limbah B3 karena di rasa memiliki banyak kelebihan jika
57 Universitas Kristen Petra
dibandingkan bangunan tetap. Ukuran keseluruhan TPS limbah B3 dari kontainer
PT. E-T-A Indonesia panjang, lebar, dan tinggi adalah 3.95m x 1.67m x 2.3m.
Ukuran desain TPS limbah B3 dari bangunan tetap dapat dilihat secara jelas
dalam Lampiran 4. Gambar 4.22 – Gambar 4.25 merupakan desain TPS limbah
B3 yang terbuat dari kontainer.
Gambar 4.22 Tampak Depan Desain TPS Limbah B3
PT. E-T-A Indonesia dari Kontainer
Gambar 4.22 menunjukkan tampak depan TPS limbah B3 dari kontainer.
Pintu yang digunakan berupa rolling door aluminium dan memiliki papan nama
TPS limbah B3 dan memasang simbol-simbol yang digunakan untuk
penyimpanan limbah B3.
Gambar 4.23 Tampak Belakang Desain TPS Limbah B3
PT. E-T-A Indonesia dari Kontainer
58 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.23 menunjukkan tampak belakang desain TPS limbah B3 dari
kontainer. Tampak belakang TPS limbah B3 memiliki ventilasi yang berada di
belakang. Hal ini dikarenakan agar suhu di dalam ruangan tidak panas.
Gambar 4.24 Tampak Samping Kanan Kiri Desain TPS Limbah B3
PT. E-T-A Indonesia dari Kontainer
Gambar 4.24 menunjukkan tampak samping TPS limbah B3 yang terbuat
dari kontainer. Tambahan seng di sekeliling kontainer yang berfungsi untuk
melindungi TPS dari hujan yang turun agar air hujan tidak memasuki TPS limbah
B3.
Gambar 4.25 Tampak Bawah Desain TPS Limbah B3
PT. E-T-A Indonesia dari Kontainer
59 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.25 menunjukkan trampak bawah desain TPS limbah B3 yang
terbuat dari kontainer, telihat ada beberapa kaki bangunan. Hal ini berguna untuk
meninggikan bangunan sehingga tempat tumpahan limbah B3 semakin luas.
Gambar 4.26 Bagian Dalam Desain TPS Limbah B3
PT. E-T-A Indonesia dari Kontainer
Gambar 4.26 menunjukkan bagian dalam desain TPS limbah B3 yang
terbuat dari kontainer, yang mana terlihat bahwa ada dua ruang yang terdiri dari
limbah padat dan limbah cair. Bagian dalam TPS juga terdapat tempat dokumen
untuk meletakkan dokumen-dokumen terkait (misalnya, prosedur penyimpanan
limbah, LOGBOOK, dan prosedur penanganan kondisi darurat).
Area nyata yang akan digunakan untuk membangun TPS limbah B3 yang
terbuat dari kontainer berada di samping kanan dari rencana awal. Penempatan
TPS limbah B3 dapat dilihat pada Gambar 4.27 yang bertanda kuning.
60 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.27 Real Area Penempatan TPS Limbah B3 dari Kontainer
Gambar 4.27 menunjukkan area penempatan TPS limbah B3 yang terbuat
dari kontainer. Penempatan TPS ini akan menebang dua pohon yang ada dan
memindahkan beberapa sepeda motor.
Rincian bahan-bahan dan biaya investasi yang harus dikeluarkan
perusahaan untuk mendirikan desain TPS limbah B3 bangunan tetap dapat dilihat
pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Bahan dan Biaya Investasi untuk Desain Kedua
NO BAHAN SATUAN VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH HARGA
1 Kontainer baru unit 1 Rp 27,500,000.00 Rp 27,500,000.00
2 Pintu rolling door
aluminium 0.6 m m 4 Rp 370,000.00 Rp 1,260,000.00
3 Gantungan set 1 Rp 100,000.00 Rp 100,000.00
4
Sekat tengah
pembatas dari plat
2.5 mm + rangka
hollo
unit 1 Rp 2,750,000.00 Rp 2,750,000.00
5
Kawat loket diatas
penyekat tengah &
depan seperti
gambar
m 10 Rp 150,000.00 Rp 1,500,000.00
6 Pengecatan semua
(luar+dalam) ls 1 Rp 3,500,000.00 Rp 3,500,000.00
7 Lampu penerangan titik 3 Rp 450,000.00 Rp 1,350,000.00
8 Pembersihan lokasi ls 1 Rp 250,000.00 Rp 250,000.00
Sub Total Rp 38,210,000.00