4. gambaran umum lokasi penelitian - repository.ipb.ac.id · bagian dari kabupaten lampung utara,...

14
4. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran umum lokasi penelitian merupakan informasi awal kondisi wilayah, demografi, sosial, biofisik, sumberdaya, dan kelembagaan lokasi penelitian. Gambaran ini masih bersifat makro, sehingga memerlukan updating sesuai dengan kebutuhan. Gambaran umum wilayah yang diuraikan di bawah ini antara lain: letak geografis, administrasi, kependudukan, dan kondisi fisik lahan. 4.1 Letak Geografis dan Administrasi Kecamatan Rawa Pitu, Kabupaten Tulang Bawang termasuk kedalam wilayah Provinsi Lampung. Sebelumnya, Kabupaten Tulang Bawang merupakan bagian dari Kabupaten Lampung Utara, yang dibentuk berdasarkan Undang- undang Nomor 28 Tahun 1958 jo. Undang-undang Darurat Nomor 4 Tahun 1950. Perkembangan selanjutnya, berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 132 Tahun 1978 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 114, wilayah Tulang Bawang ditetapkan sebagai wilayah kerja Pembantu Bupati Lampung Utara wilayah Menggala. Selanjutnya, untuk meningkatkan efektifitas dan memperpendek rentang kendali pelaksanaan pemerintahan berdasarkan Undang- Undang No. 2 Tahun 1997, dibentuklah Kabupaten Tulang Bawang dengan ibukota pemerintahan di Menggala. Pada tahun 2005, secara administratif Kabupaten Tulang Bawang diputuskan terdiri atas 24 kecamatan, 240 desa/kelurahan, terhitung sejak keluarnya Perda No. 07 Tahun 2005 (BPS, 2006). Secara geografis, Kecamatan Rawa Pitu berada pada posisi lintang dan bujur masing-masing antara 04 o 12’–04 o 22’ Lintang Selatan dan 105 o 30’-105 o 45’ Bujur Timur. Luas wilayah kecamatan Rawa Pitu ini adalah kurang lebih seluas 20.710 hektar. Lokasi ini, di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Rawajitu Utara dan Penawar Tama, di sebelah selatan dengan Kecamatan Gedung Meneng, di sebelah timur dengan Kecamatan Rawajitu Selatan dan di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Penawar Tama dan Gedung Aji. Ibukota Kecamatan Rawa Pitu adalah desa Batanghari. Jarak tempuh dari Batanghari ke ibukota kabupaten (Menggala) adalah 85 km, sedangkan jarak tempuh dari Batanghari ke ibukota kecamatan terdekat, yaitu Gedung Rejo Sakti,

Upload: vokhue

Post on 10-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 4. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · bagian dari Kabupaten Lampung Utara, ... presentase wilayah kecamatan disajikan pada Tabel 4 dan peta administrasinya

38

4. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambaran umum lokasi penelitian merupakan informasi awal kondisi

wilayah, demografi, sosial, biofisik, sumberdaya, dan kelembagaan lokasi

penelitian. Gambaran ini masih bersifat makro, sehingga memerlukan updating

sesuai dengan kebutuhan. Gambaran umum wilayah yang diuraikan di bawah ini

antara lain: letak geografis, administrasi, kependudukan, dan kondisi fisik lahan.

4.1 Letak Geografis dan Administrasi

Kecamatan Rawa Pitu, Kabupaten Tulang Bawang termasuk kedalam

wilayah Provinsi Lampung. Sebelumnya, Kabupaten Tulang Bawang merupakan

bagian dari Kabupaten Lampung Utara, yang dibentuk berdasarkan Undang-

undang Nomor 28 Tahun 1958 jo. Undang-undang Darurat Nomor 4 Tahun 1950.

Perkembangan selanjutnya, berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor

132 Tahun 1978 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 114, wilayah

Tulang Bawang ditetapkan sebagai wilayah kerja Pembantu Bupati Lampung

Utara wilayah Menggala. Selanjutnya, untuk meningkatkan efektifitas dan

memperpendek rentang kendali pelaksanaan pemerintahan berdasarkan Undang-

Undang No. 2 Tahun 1997, dibentuklah Kabupaten Tulang Bawang dengan

ibukota pemerintahan di Menggala. Pada tahun 2005, secara administratif

Kabupaten Tulang Bawang diputuskan terdiri atas 24 kecamatan, 240

desa/kelurahan, terhitung sejak keluarnya Perda No. 07 Tahun 2005 (BPS, 2006).

Secara geografis, Kecamatan Rawa Pitu berada pada posisi lintang dan

bujur masing-masing antara 04o12’–04o22’ Lintang Selatan dan 105o30’-105o45’

Bujur Timur. Luas wilayah kecamatan Rawa Pitu ini adalah kurang lebih seluas

20.710 hektar. Lokasi ini, di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan

Rawajitu Utara dan Penawar Tama, di sebelah selatan dengan Kecamatan Gedung

Meneng, di sebelah timur dengan Kecamatan Rawajitu Selatan dan di sebelah

barat berbatasan dengan Kecamatan Penawar Tama dan Gedung Aji.

Ibukota Kecamatan Rawa Pitu adalah desa Batanghari. Jarak tempuh dari

Batanghari ke ibukota kabupaten (Menggala) adalah 85 km, sedangkan jarak

tempuh dari Batanghari ke ibukota kecamatan terdekat, yaitu Gedung Rejo Sakti,

Page 2: 4. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · bagian dari Kabupaten Lampung Utara, ... presentase wilayah kecamatan disajikan pada Tabel 4 dan peta administrasinya

39

adalah 7 km. Sementara itu jika dilihat dari latar belakang penduduknya, sebagian

besar penduduk wilayah ini adalah warga pendatang atau transmigran, baik yang

berasal dari Jawa maupun dari Sumatera sendiri. Rincian jarak dari masing-

masing pusat desa ke ibukota kecamatan dan kabupaten selengkapnya disajikan

pada Gambar 5.

Gambar 5. Diagram jarak masing-masing pusat desa di Kecamatan Rawa Pitu ke

ibukota kecamatan dan ibukota kabupaten

Desa yang menjadi lokasi penelitian meliputi 9 (sembilan) desa, yaitu :

Desa Batanghari, Sumber Agung, Panggung Mulyo, Andalas Cermin, Duta Yoso,

Gedung Jaya, Rawa Ragil, Mulyo Dadi, dan Bumi Sari. Data luasan dan

presentase wilayah kecamatan disajikan pada Tabel 4 dan peta administrasinya

disajikan pada Gambar 6

4.2 Kependudukan

Jumlah penduduk Kecamatan Rawa Pitu pada tahun 2008 sebanyak 17.423

jiwa, sedangkan pada tahun 2009 menjadi 21.622 jiwa. Terjadi penambahan

penduduk kurang lebih sekitar 4.199 jiwa (Tabel 5). Penambahan penduduk

terbanyak terdapat di desa Gedung Jaya sebanyak 1.325 jiwa, kemudian diikuti

desa Andalas Cermin sebanyak 1.320 jiwa. Jumlah penduduk yang berkurang

terdapat di desa Sumber Agung, Batanghari, dan Duta Yoso Mulyo, namun

jumlahnya tidak signifikan, yaitu antara 50-70 jiwa.

0

20

40

60

80

100

120

140

Jarak (km)

Jarak dari Pusat Desa ke Ibukota Kecamatan dan Kabupaten

Jarak ke Ibukota Kab (km) 90 92 75.5 83 98 87.5 90 90 85

Jarak ke Ibukota Kec (km) 30 30 7.5 7.5 8.5 0.5 5.3 15 5

Rawa Ragil

Gedung Jaya

Duta Yoso Mulyo

Andalas  Cermin

Panggung Mulyo

Batang Hari

Sumber Agung

Bumi  SariMulyo Dadi

Page 3: 4. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · bagian dari Kabupaten Lampung Utara, ... presentase wilayah kecamatan disajikan pada Tabel 4 dan peta administrasinya

40

Tabel 4. Luas Kecamatan Rawa Pitu Menurut Desa Tahun 2008

No. Nama Desa Luas (ha) Persentase (%)1. Rawa Ragil 2.771,66 13,222. Gedung Jaya 2.756,53 13,153. Duta Yoso Mulyo 1.739,22 8,304. Andalas Cermin 2.085,47 11,105. Panggung Mulyo 1.365,73 6,526. Batanghari 2.130,73 10,167. Sumber Agung 4.084,59 19,498. Bumi Sari 2.041,19 9,749. Mulyo Dadi 1.506,39 7,19

Luas Kecamatan 20.721,96 100,00Sumber : Pengitungan Spasial, 2011

Gambar 6. Peta Administrasi Kecamatan Rawa Pitu

Menurut Tabel 5, populasi penduduk terbanyak berturut-turut tahun 2008

dan 2009 terdapat di desa Andalas Cermin, yaitu sebanyak 2.911 jiwa menjadi

4.231 jiwa atau sekitar 20 % dari total jumlah penduduk Kecamatan Rawa Pitu.

Jumlah penduduk yang paling sedikit pada tahun 2008 adalah Desa Bumi Sari,

yaitu sebanyak 1.064 jiwa, sedangkan pada tahun 2009 adalah Desa Mulyo Dadi,

yaitu sebanyak 1.321 jiwa.

Page 4: 4. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · bagian dari Kabupaten Lampung Utara, ... presentase wilayah kecamatan disajikan pada Tabel 4 dan peta administrasinya

41

Tabel 5. Jumlah Penduduk Per Desa Tahun 2008 dan Tahun 2009

No. Desa Penduduk (jiwa) 2008 2009 Penambahan/Pengurangan

1 Sumber Agung 2.696 2.641 -55 2 Batanghari 1.849 1.798 -51 3 Panggung Mulyo 1.107 1.410 303 4 Andalas Cermin 2.911 4.231 1.320 5 Duta Yoso Mulyo 1.928 1.851 -77 6 Gedung Jaya 2.634 3.959 1.325 7 Rawa Ragil 2.169 2.988 819 8 Bumi Sari 1.064 1.423 359 9 Mulyo Dadi 1.065 1.321 256

Jumlah 17.423 21.622 4.199 Keterangan : (-) berkurang Sumber : Profil Kecamatan Rawa Pitu, 2009

Jumlah penduduk berdasarkan usia di lokasi penelitian disajikan pada

Tabel 6. Jumlah penduduk pada tahun 2009 didominasi oleh tingkatan usia 16-60

tahun yang merupakan usia produktif dengan jumlah 14.601 jiwa atau 67,53 %

dari total penduduk. Penduduk usia tersebut tersebar di desa Andalas Cermin

sebesar 13,68 %, desa Gedung Jaya 12,22 %, desa Rawa Ragil 9,18 %, dan desa

Sumber Agung 7,22 %, desa Duta Yoso Mulya 6,04%, desa Batanghari 5,98%,

desa Panggung Mulyo 4,64%, desa Bumi Sari 4,32%, desa Mulyo Dadi 4,25%.

Kondisi ini menunjukkan bahwa secara demografis, lokasi penelitian memiliki

potensi sumberdaya manusia yang mampu mendukung pengembangan kawasan

ini.

4.3 Kondisi Geobiofisik Lokasi Penelitian

4.3.1 Topografi (Kemiringan Lereng dan Ketinggian Tempat)

Lokasi penelitian terdapat 2 (dua) kelas kemiringan lereng, yaitu 0-3 %,

dan 3-8 %. Kemiringan lereng ini didominasi oleh kelas lereng 0-3 %, yaitu seluas

20.682,05 hektar atau setara dengan 99,80 % dari luas lokasi penelitian. Selain itu

juga terdapat areal yang memiliki kemiringan lereng 3-8 %, yaitu seluas 41,21

hektar (0,20 %). Hal ini menunjukkan bahwa areal penelitian memiliki topografi

yang datar.

Page 5: 4. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · bagian dari Kabupaten Lampung Utara, ... presentase wilayah kecamatan disajikan pada Tabel 4 dan peta administrasinya

Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2009

No Desa Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Jumlah 00 - 06 07-12 13-15 16-18 19-26 27-55 56-60 > 60 Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr

1 Sumber Agung 225 216 130 124 98 82 107 111 190 150 452 490 42 20 104 100 2.641 2 Batanghari 122 118 39 40 30 27 25 21 110 90 400 396 130 120 68 62 1.798 3 Panggung Mulyo 54 57 87 79 46 44 49 45 149 145 249 236 63 68 23 16 1.410 4 Andalas Cermin 325 322 67 65 140 130 149 131 184 181 1171 829 158 155 118 106 4.231 5 Duto Yoso Mulyo 98 98 139 140 25 26 34 29 110 108 398 387 122 118 10 9 1.851 6 Gedung Jaya 245 236 269 264 147 139 129 119 379 372 738 783 64 58 9 8 3.959 7 Rawa Ragil 80 78 236 230 93 86 73 74 231 211 645 631 62 58 109 91 2.988 8 Mulyo Dadi 78 68 103 97 46 44 49 48 109 99 299 285 22 23 28 25 1.423 9 Bumi Sari 69 63 54 54 30 25 25 22 86 83 287 278 69 68 60 48 1.321

Jumlah 1.296 1.256 1.124 1.093 655 603 640 600 1.548 1.439 4.639 4.315 732 688 529 465 21.622 Sumber : BPS, 2009a.

42

Page 6: 4. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · bagian dari Kabupaten Lampung Utara, ... presentase wilayah kecamatan disajikan pada Tabel 4 dan peta administrasinya

43

Data luasan wilayah berdasarkan tingkat kelerengan dan ketinggian tempat

disajikan pada Tabel 7 dan Tabel 8. Peta kelerengan dan peta ketinggian tempat

disajikan pada Gambar 7 dan Gambar 8.

Tabel 7. Sebaran Lahan Berdasarkan Tingkat Kemiringan Lereng

No Kemiringan Lereng (%) Lokasi Penelitian ha %

1. 0 - 3 20.682,05 99,802. 3 - 8 41,21 0,20

Jumlah 20.723,26 100,00

Tabel 8. Sebaran Lahan Berdasarkan Ketinggian

No Ketinggian (m dpl) Lokasi Penelitian ha %

1. 0 - 5 19.510,59 94,212. 5 - 10 1.160,53 5,603. 10 - 15 39,50 0,19

Jumlah 20.710,62 100,00

Gambar 7. Peta Kemiringan Lereng di Lokasi Penelitian

Page 7: 4. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · bagian dari Kabupaten Lampung Utara, ... presentase wilayah kecamatan disajikan pada Tabel 4 dan peta administrasinya

44

Gambar 8. Peta Ketinggian Tempat di Lokasi Penelitian

4.3.2 Geologi

Informasi geologi lokasi penelitian diperoleh dari Peta Geologi Lembar

Tulungselapan dan Menggala, Sumatera (NLP. 1111 dan 1112), skala 1: 250.000,

yang dikeluarkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Areal

penelitian tersusun dari formasi geologi aluvium (Qa), pasir kuarsa (Qak),

endapan rawa (Qs), formasi kasai (Qtk), dan formasi muaraenim (Tmpm).

Formasi geologi di lokasi penelitian adalah formasi muaraenim, endapan

rawa, dan pasir kuarsa. Formasi pasir kuarsa tersebar setempat-setempat di

sebelah barat lokasi penelitian dengan luas sebesar 1.010,76 hektar atau 4,88 %

luas lokasi penelitian. Formasi geologi lainnya adalah endapan rawa, yaitu

mencakup 19.409,85 hektar (93,67 %). Luasan ini menjadikan formasi ini

mendominasi geologi di lokasi penelitian. Formasi muaraenim merupakan formasi

yang paling kecil luasannya di lokasi penelitian, cakupannya hanya sebesar 1,45

% dari luas lokasi penelitian atau sebesar 301,36 hektar. Deskripsi secara singkat

terkait formasi geologi yang tersebar di lokasi penelitian disajikan pada Tabel 9

dan Gambar 9, serta diuraikan sebagai berikut:

Page 8: 4. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · bagian dari Kabupaten Lampung Utara, ... presentase wilayah kecamatan disajikan pada Tabel 4 dan peta administrasinya

45

• Formasi Muaraenim (Tmpm). Formasi geologi ini tersusun dari

batulempung, batulempung pasiran dan batu lanau tufaan dengan sisipan

batulempung hitam dan batupasir-batu-lanau tufan.

• Endapan Rawa (Qs) merupakan formasi geologi yang tersusun dari

lumpur, lanau, dan pasir.

• Pasir Kuarsa (Qak). Formasi ini tersusun dari pasir kuarsa berbutir halus

sampai sedang, terpilah baik, dan berwarna putih.

Tabel 9. Formasi Geologi di Lokasi Penelitian

No Formasi Geologi Lokasi Penelitian ha %

1. Endapan Rawa (Qs) 19.409,85 93,67 2. Formasi Muaraenim (Tmpm) 301,36 1,45 3. Pasir Kuarsa (Qak) 1.010,76 4,88

Jumlah 20.721,97 100,00

Gambar 9. Sebaran Formasi Geologi di Lokasi Penelitian

Page 9: 4. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · bagian dari Kabupaten Lampung Utara, ... presentase wilayah kecamatan disajikan pada Tabel 4 dan peta administrasinya

46

4.3.3 Sistem Lahan

Sistem lahan yang terdapat di lokasi penelitian meliputi 3 (tiga) sistem

lahan, yaitu Kajapah, Klaru, dan Muara Beliti. Sistem lahan yang paling luas

adalah Klaru (KLR) yaitu seluas 11.449,03 hektar atau 55,25 % dari luas lokasi

penelitian, dan tersebar di bagian barat lokasi penelitian. Deskripsi sistem lahan di

lokasi penelitian disajikan pada Tabel 10 dan Gambar 10. Uraian sistem

lahannya disajikan pada paragraf berikut.

Sistem lahan Kajapah adalah dataran lumpur pasang surut bawah bakau.

Areal sistem lahan ini meliputi 22,04 % dari seluruh luas lokasi penelitian atau

seluas 9.074,45 hektar. Distribusi sistem lahan ini tersebar di bagian Timur lokasi

penelitian. Sistem lahan Klaru (KLR) memiliki karakteristik berupa dataran banjir

bergambut yang tergenang tetap sepanjang tahun. Distribusi sistem lahan ini

tersebar di bagian tengah, Utara dan Selatan lokasi penelitian. Sistem lahan Muara

Beliti merupakan dataran-dataran sedimen berbatu tufa yang berombak sampai

bergelombang. Distribusi sistem lahan tersebar dari bagian tengah ke arah Barat

lokasi penelitian.

Tabel 10. Sistem Lahan di Lokasi Penelitian

No Sistem Lahan Lokasi Penelitian ha %

1. Kajapah (KJP) 8.999,79 43,432. Klaru (KLR) 11.449,03 55,253. Muara Beliti (MBI) 273,15 1,32

Jumlah 20.721,97 100,00

4.3.3 Satuan Unit Lahan

Lokasi penelitian dilihat berdasarkan satuan unit lahan yang

membentuknya didominasi oleh satuan unit lahan Alluvial. Satuan lahan ini

memiliki fisiografi berupa dataran, rawa, tanggul dan jalur meander sungai dan

pelembahan. Satuan unit lahan ini memiliki areal yang luas, komposisinya terdiri

dari endapan halus dan memiliki kemiringan lereng 0-3 %. Satuan unit lahan ini

mencakup 15.191,79 hektar atau 73,32 % dari luas lokasi penelitian. Luas satuan

unit lahan ini mencakup sebagian besar dari luas lahan lokasi perencanaan

pengembangan kawasan transmigrasi. Deskripsi satuan unit lahan di lokasi

penelitian disajikan pada Tabel 11 dan Gambar 11, sedangkan masing-masing

satuan unit lahan diuraikan pada paragraf berikut.

Page 10: 4. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · bagian dari Kabupaten Lampung Utara, ... presentase wilayah kecamatan disajikan pada Tabel 4 dan peta administrasinya

47

Gambar 10. Sistem Lahan di Lokasi Penelitian

Tabel 11. Satuan Unit Lahan di Lokasi Penelitian

No Satuan Unit Lahan Lokasi Penelitian ha %

1 Af.1.1 1.695,39 8,18 2 Af.1.1.1 2.510,73 12,12 3 Af.1.1.2 8.269,12 39,91 4 Af.1.1.3 2.716,55 13,11 5 Af.1.2.1 - - 6 Bf.5.1 1.890,40 9,12 7 Bf.5.4 1.461,71 7,05 8 Bfq.1.2 1.787,58 8,63 9 Idf.4.2 390,48 1,88

Jumlah 20.721,96 100,00

Fisiografi pada satuan lahan aluvial adalah dataran, rawa, tanggul dan

jalur meander sungai dan pelembahan. Satuan unit lahan ini memiliki areal yang

luas dan komposisinya terdiri dari endapan halus dan memiliki kemiringan lereng

0-3 %. Luas areal satuan unit lahan ini meliputi 54,79 % dari lokasi penelitian

atau seluas 22.552,54 hektar. Satuan unit lahan ini tersebar di seluruh lokasi

penelitian. Satuan lahan dataran tuf masam merupakan satuan lahan yang di

Page 11: 4. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · bagian dari Kabupaten Lampung Utara, ... presentase wilayah kecamatan disajikan pada Tabel 4 dan peta administrasinya

48

dominasi oleh batuan sedimen halus sampai kasar dengan kemasaman yang tinggi.

Satuan ini memiliki bentuk lahan berombak sampai bergelombang, dengan

keadaan lereng cukup tertoreh sampai tertoreh kuat. Satuan lahan ini memiliki

kemiringan lereng 3-15 %. Kelompok satuan lahan marin (B) merupakan satuan

unit lahan yang didominasi oleh endapan pasir dari pengaruh pasang surut air laut.

Satuan unit lahan ini terdapat di sepanjang sungai. Satuan unit lahan ini memiliki

kandungan bahan sedimen halus, lereng <8% dan topografi datar sampai

berombak.

Gambar 11. Unit Lahan di Lokasi Penelitian`

4.3.5 Tanah

Peta tanah pada Gambar 12 merupakan hasil kompilasi dari beberapa

peta, yaitu Peta Tanah dan Satuan Lahan skala 1: 250.000 dan Peta Tanah dan

Satuan Lahan Survei dan Pemetaan Tanah Daerah Tulang Bawang – Pidada,

Provinsi Lampung skala 1: 50.000 (Departemen Pekerjaan Umum dan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung, 1984).

Di lokasi penelitian, jenis tanahnya sangat beragam, mulai dari tanah-tanah

dengan tingkat perkembangan yang masih awal sampai tanah-tanah dengan

Page 12: 4. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · bagian dari Kabupaten Lampung Utara, ... presentase wilayah kecamatan disajikan pada Tabel 4 dan peta administrasinya

49

perkembangan lanjut. Jenis tanah di lokasi penelitian yang paling luas cakupannya

adalah Assosiasi Hydraquents, Tropaquents, Tropohemist, dan Sulfaquents, yaitu

seluas 10.176,46 hektar. Sementara itu, luasan yang paling kecil adalah Assosiasi

Kanhapludults, Dystropepts, Tropaquepts (USDA, 1998), yaitu seluas 315,93

hektar. Assosiasi Kanhapludults ini tersebar di sepanjang aliran sungai Tulang

Bawang–Pidada. Jenis tanah berikut luasannya disajikan pada Tabel 12 dan

Gambar 12.

Tabel 12. Sebaran Jenis Tanah di Lokasi Penelitian

No Nama Tanah (Assosiasi) Luas (ha)

1. Assosiasi Humaquepts, Sulfihemists 1.207,43 2. Assosiasi Hydraquents, Fluvaquents, Tropohemists, Sulfaquents 2.718,35 3. Assosiasi Hydraquents, Sulfihemists, Sulfaquents, Tropaquents 2.362,50 4. Assosiasi Hydraquents, Sulfihemists, Tropaquents 1.423,88 5. Assosiasi Hydraquents, Tropaquents, Tropohemists, Sulfaquents 10.176,46 6. Assosiasi Kanhapludults, Dystropepts, Tropaquepts 315,93 7. Assosiasi Tropaquepts, Hydraquents, Tropohemists, Sulfaquents 2.517,42

Jumlah 20.721,96

Gambar 12. Peta Tanah Lokasi Penelitian

Page 13: 4. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · bagian dari Kabupaten Lampung Utara, ... presentase wilayah kecamatan disajikan pada Tabel 4 dan peta administrasinya

50

4.3.6 Iklim

Data iklim sangat penting dalam perencanaan pertanian, antara lain dalam

penetapan jadwal penanaman dan penyusunan pola pertanaman. Gambaran

tentang keadaan iklim suatu daerah dapat ditaksir dari unsur-unsur iklim seperti

curah hujan, temperatur, kelembaban, radiasi matahari, dan kecepatan angin.

Informasi data iklim yang akan dideskripsi mengacu pada beberapa stasiun

pengamatan iklim di Kabupaten Tulang Bawang, sebagaimana disajikan dalam

Laporan Survei dan Pemetaan Tanah Daerah Tulang Bawang-Pidada (1984). Data

unsur-unsur iklim di sekitar daerah penelitian dikumpulkan dari 2 (dua) stasiun

klimatologi (Menggala dan Belitang) dan 1 (satu) penakar hujan (Wiralaga). Data

iklim secara lengkap disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13. Curah Hujan Rata-rata dan Iklim Kabupaten Tulang Bawang Curah Hujan Bulanan (mm)

Stasiun Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

Rata-Rata Tahunan

Wiralaga 203 165 185 173 177 114 87 58 78 80 172 220 1.712 Menggala 373 329 382 290 167 131 112 75 108 139 271 346 2.372 Suhu Udara Bulanan (oC)

Stasiun Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

Rata-Rata Tahunan

Belitang 25,7 25,9 26,3 26,9 27,2 26,8 26,5 27,6 27,0 27,3 27,1 26,6 26,7 Menggala 27,3 27,3 27,3 27,8 28,1 26,9 26,3 27,1 27,2 27,4 27,4 27,4 27,3 Sumber : Laporan Survei dan Pemetaan Tanah Daerah Tulang Bawang-Pidada (1984)

Kabupaten Tulang Bawang merupakan wilayah beriklim tropis dengan

musim hujan dan musim kemarau yang bergantian sepanjang tahun. Jumlah curah

hujan rata-rata adalah sebesar 1.712-2.372 mm/tahun. Musim kemarau di daerah

ini terjadi pada bulan Mei sampai Oktober, sedangkan musim penghujan terjadi

pada bulan Nopember sampai April. Suhu udara rata-rata bulanan di Menggala

dan Belitang dapat dikatakan merata sepanjang tahun dengan hanya sedikit

perbedaan musiman, yang nilainya bervariasi dari 25,7 oC sampai 28,1 oC. Suhu

udara rata-rata bulanan minimum yang tercatat adalah 25,7 oC pada bulan Januari,

sedangkan suhu udara bulanan maksimum adalah 28,1 oC pada bulan Mei.

Page 14: 4. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · bagian dari Kabupaten Lampung Utara, ... presentase wilayah kecamatan disajikan pada Tabel 4 dan peta administrasinya

51

Berdasarkan sistem klasifikasi iklim Oldeman, lokasi penelitian ini

termasuk tipe iklim C2 yaitu tipe iklim dengan bulan basah 5-6 bulan berturut-

turut, dan bulan keringnya 2-3 bulan berturut-turut. Berdasarkan klasifikasi iklim

Schmidth-Ferguson, wilayah ini termasuk tipe iklim C, karena perbandingan

antara bulan kering (<60 mm) dengan bulan basah (>100 mm) terdapat pada

selang 33,3-60 %.