4. era tahapan analisis

47
Tahapan Analisis

Upload: anggia-retno

Post on 15-Nov-2015

229 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Tahapan Analisis Resiko

TRANSCRIPT

  • Tahapan Analisis

  • Tahapan AnalisisPendahuluan

  • Tahapan Analisis: PendahuluanProses pengkajian 2 komponen utama risiko, pemaparan dan efek, dan hubungan di antara keduanya dan karakteristik ekosistem.Tujuan: menyajikan hal-hal penting dalam menentukan atau memprediksikan respon-respon ekologis terhadap stressor dalam kondisi pemaparan yang dikaji.Produk: profil pemaparan dan profil stressor-respon.Seluruh informasi yang dibutuhkan dan diidentifikasi dalam tahapan formulasi masalah sudah harus tersedia.Analisis bisa bersifat sangat kuantitatif hingga kualitatif.

  • Tahapan Analisis: PendahuluanDalam tahapan ini, risk assessor:Menyeleksi data yang akan dipergunakan sesuai dengan kegunaannya dalam mengevaluasi hipothesis risikoMenganalisis pemaparan dengan mengkaji sumber stressor, distribusi stressor di lingkungan, dan sejauh mana terjadinya kemunculan bersama atau kontakMenganalisis efek-efek dengan mengkaji hubungan stressor-response, bukti sebab-akibat, dan hubungan antara tolok ukur efek dan assessment endpointMerangkum kesimpulan tentang pemaparan dan efek-efek.

  • Tahapan Analisis: Pengaruh sifat stressorUntuk stressor kimia, perkiraan pemaparan ditekankan pada kontak dan pengambilan (uptake) ke dalam organisme, dan perkiraan efek-efek sering kali melibatkan ekstrapolasi dari organisme percobaan ke organisme yang dikaji. Untuk stressor fisik, gangguan awal dapat menyebabkan efek primer terhadap assessment endpoint (misal, menyempitnya luas wetland). Dalam banyak kasus, efek sekunder (misal, menurunnya populasi hewan liar yang bergantung pada wetland) menjadi perhatian utama.Untuk stressor biologis, analisis pemaparan adalah evaluasi terhadap pemasukan, penyebaran, kemampuan untuk mempertahankan diri, dan reproduksi. Karena stressor biologis dapat bereproduksi, berinteraksi dengan organisme lain, dan berubah dalam waktu, pemaparan dan efek tidak selalu dapat dikuantifikasi secara meyakinkan; oleh sebab itu, mereka dapat dikaji secara kualitatif dengan meminta pendapat ahli.

  • Tahapan AnalisisEvaluasi Data dan Model

  • Evaluasi data dan model: Kelebihan dan keterbatasan jenis-jenis dataDikaji untuk memastikan apakah dapat dipakai untuk mengevaluasi conceptual model dan ketidakpastiannya.Data dapat berasal dari laboratorium atau studi lapangan atau output dari model.Data dan model dalam ERA biasanya disusun secara bertahap.

    Data dari laboratorium:Studi laboratorium dan lapangan (termasuk percobaan dan pengamatan lapangan) dapat menyediakan data yang bermanfaat untuk ERA. Karena kondisi yang terkontrol di laboratorium, respon dapat kurang bervariasi dan perbedaan yang kecil akan mudah untuk dideteksi. Akan tetapi, pengontrolan kondisi dapat membatasi respon (misal, binatang tidak dapat mencari sumber makanan alternatif), sehingga mereka dapat tidak mewakili respon di lingkungan. Sebagai tambahan, proses yang lebih besar adalah sulit untuk direplikasi di laboratorium.

  • Evaluasi data dan model: Kelebihan dan keterbatasan jenis-jenis dataData dari lapangan:Studi observasi lapangan (survey) mengukur perubahan biologis dalam situasi tidak terkontrol. Ekologis mengamati pola-pola dan proses di lapangan dan sering kali menggunakan statistika (misal, korelasi, analisis faktor) untuk menggambarkan hubungan antara gangguan dan efek ekologis. Sebagai contoh, atribut fisik sungai dan DAS-nya dihubungkan dengan perubahan di komunitas perairan. Survey lapangan sering kali dilaporkan sebagai studi status dan trend.

  • Evaluasi data dan model: Kelebihan dan keterbatasan jenis-jenis dataData dari model:Sering kali risk assessor memanfaatkan output dari model yang telah ada. Model adalah penting terutama pada saat pengukuran tidak dapat dilakukan, misalnya pada saat memprediksikan efek dari zat kimia yang belum diproduksi. Model dapat juga memberikan perkiraan untuk saat dan tempat yang tidak praktis untuk melakukan pengukuran dan dapat memberikan landasan untuk ekstrapolasi di luar jangkauan observasi. Karena model menyederhanakan realitas, mereka dapat mengabaikan proses penting untuk suatu sistem dan tidak dapat mewakili setiap kondisi yang nyata. Sebagai tambahan, output dari model hanya bagus bila inputnya bagus, jadi evaluasi yang kritis terhadap data input adalah penting demikian juga perbandingan antara hasil model dengan pengukuran di sistem yang dikaji apabila mungkin.

  • Evaluasi data dan model: Kelebihan dan keterbatasan jenis-jenis dataVariabel-variabel dapat digabung dan dilaporkan sebagai index.

    Kelebihan indeks:Memberikan indikasi menyeluruh tentang kondisi biologis dengan menggabungkan beberapa atribut sistem dan fungsi, dari tingkat individu hingga ekosistem.Mengevaluasi respon dari berbagai stressor yang bersifat anthropogenicMeminimasi keterbatasan pengukuran untuk mendeteksi respon-respon spesifik.

  • Evaluasi data dan model: Kelebihan dan keterbatasan jenis-jenis dataKekurangan indeks: karena variabel-variabel yang heterogenNilai akhir dapat sangat tergantung pada fungsi yang digunakan untuk menggabungkan variabel. Beberapa indeks menggabungkan beberapa tolok ukur efek sehingga dapat menyulitkan untuk mencari hubungan sebab-akibat akibat perbedaan sensitivitas atau faktor lain. Interpretasi akan menjadi lebih sulit apabila index menggabungkan tolok ukur pemaparan dan efek karena perhitungan ganda dapat terjadi atau perubahan di satu variabel dapat menutupi perubahan yang lain.

  • Tahapan AnalisisEvaluasi Studi Pengukuran dan Model

  • Evaluasi Studi Pengukuran dan Pemodelan: Evaluasi maksud dan cakupan studiTujuan: identifikasi keterbatasan pemanfaatan studi dan model untuk ERA termasuk ketidakpastiannya sehingga informasi yang ada dapat dipergunakan secara benar.Studi yang meminimasi kebutuhan akan ekstrapolasi adalah yang paling dicari.

    Studi tersebut adalah yang mewakili:Tolok ukur yang teridentifikasi dalam formulasi masalah (misal, tolok ukur pemaparan, efek, dan karakteristik ekosistem dan reseptor)Jangka waktu yang dikajiEkosistem dan lokasi yang dikajiKondisi lingkungan yang dikajiJalur pemaparan yang dikaji

  • Evaluasi Studi Pengukuran dan Pemodelan: Evaluasi desain dan implementasi studiTujuan: menentukan apakah tujuan studi tercapai dan kualitas informasinya cukup untuk mendukung ERA.Isu: kemampuan untuk mendeteksi perbedaan atau perubahan.

    Harus dikaji apakah studi dilakukan secara benar:Untuk studi laboratorium, menentukan apakah kondisi tes benar-benar terkontrol dan respon kontrol dalam batasan yang dapat diterima.Untuk studi lapangan, isunya meliputi identifikasi dan kontrol terhadap variabel yang tak terduga dan seleksi situs acuan secara hati-hati.Untuk model, isunya meliputi struktur program dan logikanya dan spesifikasi algoritma dari model.

  • Tahapan AnalisisAnalisis Ketidakpastian

  • Analisis Ketidakpastian:Dilakukan sepanjang tahapan analisisTujuan: mendeskripsikan dan, apabila mungkin, mengkuantifikasi apa yang diketahui dan tidak tentang pemaparan dan efek di sistem yang dituju.Meningkatkan kredibilitas ERA dengan secara eksplisit mendeskripsikan besar dan arah ketidakpastian, dan memberikan landasan untuk pengumpulan data secara efisien atau aplikasi dari metode yang diperbaharui.Karakterisasi ketidakpastian akan dipergunakan dalam tahapan karakterisasi risiko, dimana risiko diperkirakan dan tingkat keyakinan dasar-dasarnya dideskripsikan.

  • Analisis Ketidakpastian:

    Tabel penanganan ketidakpastian

  • Tahapan AnalisisKarakterisasi Pemaparan

  • Karakterisasi Pemaparan:Mendeskripsikan potensi kontak atau kemunculan yang bersamaan, atau yang sedang terjadi, antara stressor dan receptor.Berdasarkan tolok ukur pemaparan dan karakteristik ekosistem dan receptor yang digunakan untuk menganalisis sumber beserta pola pelepasan stressor dan distribusi stressor di lingkungan, dan sejauh mana dan pola kontak atau kemunculan yang bersamaan. Analisis tidak harus dilakukan dengan urutan tersebut.Tujuan akhir: rangkuman profil pemaparan yang mengidentifikasi receptor, mendeskripsikan perjalanan stressor dari sumbernya hingga ke receptor (atau jalur pemaparan), dan mendeskripsikan intensitas dan skala spatial dan temporal dari kontak dan kemunculan yang bersamaan. Profil tersebut juga mendeskripsikan tentang dampak dari variabilitas dan ketidakpastian dalam perkiraan pemaparan dan kesimpulan tentang kemungkinan terjadinya pemaparan.Profil pemaparan dan profil efek akan digunakan untuk memperkirakan risiko. Supaya berguna, profil pemaparan harus kompatibel dengan hubungan stressor-respon dalam karakterisasi efek.

  • Analisis Pemaparan:Pemaparan adalah kontak atau kemunculan yang bersamaan antara stressor dan receptor.Tujuan: mendeskripsikan pemaparan dalam intensitas, ruang, dan waktu dalam unit yang dapat dikombinasikan dengan pengkajian efek. Termasuk juga deskripsi tentang jalur pemaparan (mengikuti jejak stressor dari sumber hingga receptor).

  • Analisis Pemaparan: Deskripsi sumber2 jenis sumber: tempat stressor berasal atau dilepaskan (misal, cerobong asap) dan praktek pengelolaan atau kegiatan yang menghasilkan stressor (misal, pengerukan).Sumber asli mungkin sudah tidak ada sehingga sumber didefinisikan sebagai lokasi dimana terdapat stressor.Sumber merupakan komponen pertama jalur pemaparan dan sangat mempengaruhi dimana dan kapan stressor akan ditemui. Banyak alternatif pengelolaan yang difokuskan untuk memodifikasi sumber.Analisis pemaparan dapat dimulai dari sumber yang diketahui, dari pemaparan yang diketahui lalu dihubungkan dengan sumber, atau dari stressor lalu mengidentifikasi sumber dan mengkuantifikasi kontak.

  • Analisis Pemaparan: Deskripsi sumberSebagai tambahan, intensitas, waktu, dan lokasi pelepasan stressor juga dikaji. Lokasi sumber dan media lingkungan yang pertama kali menerima stressor adalah 2 hal perlu diperhatikan. Untuk kimia, perlu dikaji juga konstituen lain yang dilepaskan oleh sumber dan apakah mereka mempengaruhi transpor, transformasi, atau bioavailability stressor. Yang terbaik, pelepasan stressor diukur atau dimodelkan secara kuantitatif; terkadang cukup secara kualitatif.Banyak stressor yang ada secara alami atau berasal dari beberapa sumber yang perlu dikarakterisasi juga.Aktivitas manusia dapat merubah besarnya atau frekuensi siklus gangguan alami.

  • Analisis Pemaparan: Deskripsi sumberCakupan ERA dari tahapan perencanaan menentukan bagaimana mengevaluasi beberapa sumber (kompleksitas berkembang):Fokus hanya pada sumber yang dievaluasi dan hitung risiko tambahan yang berhubungan dengannya (umum untuk ERA yang dimulai dari sumber atau stressor yang teridentifikasi)Perhitungkan seluruh sumber suatu stressor dan hitung risiko total dari stressor tersebut. Atribusi relatif setiap sumber dapat dilakukan secara terpisah (umum untuk ERA yang dimulai dari efek atau stressor yang teridentifikasi)Perhitungkan seluruh stressor yang mempengaruhi assessment endpoint dan hitung risiko kumulatif di endpoint tersebut (umum untuk ERA yang diawali karena keprihatinan terhadap suatu nilai ekologis).

  • Analisis Pemaparan: Deskripsi sumberKarakterisasi sumber dapat menjadi sangat penting untuk stressor biologis, karena banyak strategi pengurangan risikonya difokuskan pada pencegahan masuknya stressor. Kemungkinan masuknya stressor dapat dikarakterisasi secara kualitatif.

  • Analisis Pemaparan: Deskripsi distribusi stressor atau lingkungan yang tergangguDistribusi spatial dan temporal stressor di lingkungan harus dideskripsikan.Untuk stressor fisik yang dapat secara langsung merubah atau menghilangkan sebagian lingkungan, yang dideskripsikan adalah distribusi temporal dan spatial lingkungan yang terganggu. Tantangannya adalah mengevaluasi stressor dan efek sekunder.Distribusi stressor di lingkungan dikaji dengan mengevaluasi jalur penyebaran dari sumber dan formasi dan distribusi stressor sekunder. Pertanyaan dalam evaluasi distribusi stressor: Transpor penyebaran penting? Karakteristik stressor yang mempengaruhi transpor? Karakteristik ekosistem yang mempengaruhi transpor? Stressor sekunder yang akan terbentuk? Semuanya ditransportasikan ke mana?

  • Analisis Pemaparan: Evaluasi jalur transporMekanisme umum transpor dan penyebaran:

    Stressor fisik, kimia, dan biologis: aliran udara, air permukaan, di atas dan melalui permukaan tanah, air tanah.

    Terutama stressor kimia: rantai makanan

    Terutama stressor biologis: cipratan atau air hujan, aktivitas manusia (misal kapal), transmisi pasif oleh organisme lain, vektor biologis.

  • Analisis Pemaparan: Evaluasi jalur transporUntuk stressor kimia, evaluasi berawal dari penentuan ke media mana partisinya. Faktor penting, misal, sifat physicochemicalnya seperti solubility dan vapor pressure. Kemudian transpor medium yang terkontaminasi tersebut dievaluasi. Juga harus dievaluasi bagaimana perubahannya menurut waktu atau selama transpor di lingkungan.Untuk stressor fisik, atribut fisik stressor juga mempengaruhi kemana mereka pergi di lingkungan (misal, deposisi solid di sungai).Penyebaran stressor biologis: diffusion dan jump-dispersal. Beberapa stressor melalui keduanya sehingga sulit untuk menentukan laju penyebarannya. Faktor-faktor: keberadaan vektor, atribut yang dapat meningkatkan penyebaran (misal, bisa terbang), dan kebutuhan habitat atau host.Diffusion: penyebaran secara gradual dan merupakan fungsi dari laju reproduksi dan motilitas.Jump-dispersal: penyebaran yang tidak beraturan, biasanya melalui vektor.

  • Analisis Pemaparan: Evaluasi jalur transporUntuk stressor biologis, juga harus diperhatikan kemampuan untuk mempertahankan diri (survival) dan reproduksi yang dapat berbeda dalam lingkungan yang berbeda. Data mengenai suhu dan substrat yang disukai, predator penting, pesaing atau penyakit, kebutuhan habitat, dan laju reproduksi harus diinterpretasikan secara hati-hati dan ketidakpastian harus ditangani dengan menggunakan beberapa skenario.Karakteristik ekosistem juga mempengaruhi transpor dari stressor (misal, sedimen halus cenderung berakumulasi di daerah berenerji rendah seperti danau). Pendapat ahli biasanya diperlukan.

  • Analisis Pemaparan: Evaluasi stressor sekunderDapat bersifat lebih atau kurang penting dibandingkan stressor primer.Evaluasinya harus dikoordinasikan dengan karakterisasi efek ekologis untuk menjamin semuanya sudah terliput.Untuk stressor kimia, fokus evaluasi: metabolit, produk biodegradasi, atau senyawa yang terbentuk melalui proses abiotik.Proses dan laju transformasi berbeda antara lapangan dan laboratorium.Untuk informasi lapangan, mungkin sulit untuk membedakan antara proses transformasi dan transpor (misal, biodegradasi atau volatilisasi minyak). Kedua proses tersebut menentukan kemungkinan terbentuknya stressor sekunder dan bioavailability untuk receptor.Untuk stressor fisik, evaluasi dapat bersifat lebih sulit.

  • Analisis Pemaparan: Evaluasi stressor sekunderDistribusi stressor di lingkungan dapat dideskripsikan dengan pengukuran, model, atau kombinasi.Untuk stressor yang sudah ada dilepaskan, pengukuran atau kombinasi pengukuran dan model lebih baik.Model penting bila pengukuran sulit atau tidak dapat dilakukan. Juga bermanfaat untuk mengkuantifikasi hubungan sumber dan stressor.Deskripsi tentang distribusi stressor atau lingkungan yang terganggu memberikan landasan untuk perkiraan kontak atau kemunculan bersama antara stressor dan entitas ekologi. Kalau sudah terjadi kontak, deskripsi dapat bermanfaat untuk mengidentifikasi kemungkinan sumber dan menjamin bahwa semua pemaparan penting telah dikaji.

  • Analisis Pemaparan: Deskripsi kontak atau kemunculan bersamaYang dicari: sejauh mana dan polanya. Penting sebab tanpa pemaparan tidak ada risiko.Pemaparan dapat dideskripsikan sebagai kemunculan bersama stressor dan receptor, kontak antara stressor dan receptor, atau pengambilan stressor oleh receptor.Pertanyaan untuk mendeskripsikan kontak atau kemunculan bersama: Haruskah ada kontak untuk efek yang merugikan? Haruskan ada pengambilan stressor oleh receptor untuk efek yang merugikan? Karakteristik receptor yang mempengaruhi sejauh mana kontak atau kemunculan bersama? Apakah karakteristik abiotik lingkungan juga berpengaruh? Apakah proses di ekosistem atau interaksi di tingkat komunitas juga berpengaruh?

  • Analisis Pemaparan: Deskripsi kontak atau kemunculan bersamaKemunculan bersama dievaluasi dengan membandingkan distribusi stressor dengan distribusi receptor.Kontak adalah merupakan fungsi jumlah dan keberadaan stressor di medium lingkungan dan aktivitas atau perilaku receptor. Untuk stressor biologis, kontak diasumsikan terjadi di daerah dan waktu dimana stressor dan receptor ada secara bersamaan. Bagaimana transmisi antar organisme dapat berpengaruh.Untuk stressor kimia, kontak dikuantifikasi dengan jumlah yang masuk melalui mulut, pernafasan, atau kulit.Beberapa stressor harus diabsorbsi secara internal untuk menimbulkan efek. Pengambilan dievaluasi dengan mempertimbangkan jumlah yang diabsorpsi secara internal yang merupakan fungsi dari stressor (bentuk atau ukuran), media (kemampuan sorpsi atau kehadiran pelarut), membran biologis (integritas, permeabilitas), dan organisme (sakit, pengambilan aktif).

  • Analisis Pemaparan: Deskripsi kontak atau kemunculan bersamaWalaupun hubungan hubungan stressor-respon menggunakan konsentrasi eksternal, informasi tentang konsentrasi internal dapat dimanfaatkan untuk menunjukkan bahwa pemaparan telah terjadi.Karakteristik ekosistem dan receptor juga harus dikaji. Atribut abiotik, interaksi biotik, interaksi antara pemaparan dan perilaku receptor, kemampuan mendeteksi bahaya atau hal-hal yang tidak baik dapat mempengaruhi pemaparan.Tiga dimensi dalam mengestimasi pemaparan: intensitas, waktu, dan ruang.Dimensi waktu: aspek durasi, frekuensi, dan saat.Dimensi ruang: luas, bentuk, dan pola wilayah.

  • Analisis Pemaparan: Profil pemaparanProfil pemaparan menunjukan receptor, jalur pemaparan, dan aspek ruang dan waktu dari kontak atau kemunculan bersama, termasuk dampak dari variabilitas dan ketidakpastian dalam estimasi pemaparan untuk menarik kesimpulan tentang kemungkinan terjadinya pemaparan.Pemaparan harus dideskripsikan dalam intensitas, ruang, dan waktu (tiga dimensi) dengan satuan yang bisa dikombinasikan dengan efek.Profil pemaparan dapat digunakan untuk meyakinkan apabila jalur pemaparan penting dalam conceptual model telah dievaluasi.Pertanyaan untuk profil pemaparan: Bagaimana terjadinya pemaparan? Apa yang terpapar? Banyaknya, kapan, dan dimana pemaparan? Variasi pemaparan? Ketidakpastian perkiraan pemaparan? Kemungkinan pemaparan terjadi?

  • Analisis Pemaparan: Profil pemaparanVariabilitas pemaparan karena atribut receptor atau jumlah stressor dapat dideskripsikan dengan cummulative-distribution (CDF) atau probability-density (PDF) function. Dan titik estimasi, misal mean atau median, high-end (antar 90th dan 99,9th percentile dari distribusi pemaparan), dan batas atas.Profil pemaparan harus menampilkan rangkuman tentang ketidakpastian. Harus dijelaskan: asumsi penting dan bagaimana penerapannya, besarnya sampling atau measurement error, variabel yang paling sensitif mempengaruhi pemaparan, bagaimana mengurangi ketidakpastian melalui pengumpulan data.

  • Tahapan AnalisisKarakterisasi Efek Ekologis

  • Karakterisasi efek ekologis:Dimulai dari mengevaluasi data efek untuk menspesifikasikan efek yang ditimbulkan oleh stressor, meyakinkan bahwa mereka konsisten dengan assessment endpoint, dan meyakinkan bahwa kondisi timbulnya efek konsisten dengan conceptual model.Setelah identifikasi efek, dilakukan analisis respon ekologis untuk mengevaluasi bagaimana besarnya efek berubah dengan jumlah stressor dan bukti bahwa stressor yang menyebabkan efek, untuk kemudian menghubungkan efek dengan assessment endpoint.Setelah analisis respon ekologis, membuat profil stressor-respon.

  • Karakterisasi efek ekologis: Analisis respon ekologisMengkaji 3 elemen penting:

    Hubungan antara jumlah stressor dan efek ekologis

    Kemungkinan bahwa efek timbul karena pemaparan terhadap stressor

    Hubungan antara efek ekologis yang terukur dan assessment endpoint bila endpoint tersebut tidak terukur.

  • Karakterisasi efek ekologis: Analisis stressor-responDapat berupa titik estimasi untuk efek (misal, LC50) untuk perbandingan dengan efek dari stressor lainnya; kurva stressor-respon mungkin diperlukan untuk menentukan kehadiran atau ketiadaan treshold effects atau mengevaluasi incremental risks atau sebagai input untuk model efek. Sesuai dengan cakupan dan sifat ERA. Pertanyaan untuk analisis stressor-respon: ERA butuh titik estimasi atau kurva stressor-respon? ERA butuh penetapan no-effect level? Distribusi kumulatif efek diperlukan? Analisis akan dipakai untuk model?Kuantifikasi hubungan stressor-respon dianjurkan; tapi evaluasi kualitatif juga dapat dilakukan (misal, tinggi, sedang, rendah ya atau tidak).

  • Karakterisasi efek ekologis: Analisis stressor-responDapat berupa satu variabel respon (misal, mortalitas) dengan univariate analysisnya atau beberapa variabel (misal, jumlah beberapa spesies dalam komunitas akuatik) dengan multivariate analysisnya.Hubungan stressor-response dapat dideskripsikan dengan intensity (misal, dosis), waktu (misal, durasi), dan ruang (seringnya untuk stressor fisik; misal, kedalaman air tanah dengan pertumbuhan pohon).Regresi (variabel single atau multiple), hypothesis testing, faktor analysis dapat dipakai.Untuk stressor yang lebih dari satu: bisa masing-masing kemudian dikombinasikan atau bersama-sama.

  • Karakterisasi efek ekologis: Menetapkan hubungan sebab-akibatAntara stressor (sebab) dan efek (akibat).Tanpa landasan yang kuat, ketidakpastian dalam kesimpulan di ERA akan tinggi.Terutaman penting untuk ERA yang diawali oleh observasi efek ekologis yang merugikan.Bukti sebab-akibat bisa didapatkan dari data pengamatan dan percobaan.

  • Karakterisasi efek ekologis: Menetapkan hubungan sebab-akibatKriteria umum untuk kausalitas:

    Kriteria kuat untuk menunjukkan kausalitas: kekuatan asosiasi, kinerja prediksi (efek setelah cause), menunjukan hubungan stressor-response, konsistensi asosiasi.

    Kriteria untuk menolak kausalitas: inkonsistesi dalam asosiasi, inkompatibilitas temporal (efek sebelum cause), ketidakmungkinan secara faktual.

    Kriteria yang relevan: spesisifisitas asosiasi, kemungkinan secara teori dan biologis.

  • Karakterisasi efek ekologis: Menetapkan hubungan sebab-akibatPostulat Koch untuk mengevaluasi stressor biologis pathogen:

    Pathogen harus secara konsisten berasosiasi dengan penyakit

    Pathogen harus diisolasi dari host dan dikembangbiakkan dalam kultur murni

    Apabila diinokulasikan ke hewan percobaan, simpton penyakit yang sama harus terlihat

    Pathogen harus diisolasi lagi dari hewan percobaan.

  • Karakterisasi efek ekologis: Menetapkan hubungan sebab-akibatPostulate Koch yang diadaptasi untuk stressor kimia:

    Efek dari toksikan harus secara reguler berasosiasi dengan pemaparan dan faktor kausatif lainnya.

    Indikator pemaparan toksikan harus ditemui di organisme yang terkena dampak.

    Efek toksik harus terlihat bila organisme atau komunitas terpapar toksikan dalam kondisi yang diatur, faktor kausatif lainnya juga harus termanifestasi pada waktu pemaparan yang terkontrol.

    Indikator pemaparan dan efek yang sama harus teridentifikasi di pemaparan terkontrol dan di lapangan.

  • Karakterisasi efek ekologis: Menghubungkan tolok ukur efek dengan assessment endpointDiperlukan pada saat assessment endpoint tidak dapat diukur.Ekstrapolasi biasanya dilakukan antara tolok ukur efek dengan assessment endpoint dan diidentifikasi pada saat perencanaan analisis.Pertanyaan untuk ekstrapolasi: Spesifisitas assessment endpoint? Aspek spatial dan temporal pemaparan membutuhkan receptor atau model ekstrapolasi tambahan? Kuantitas dan kualitas data yang tersedia cukup untuk ekstrapolasi dan model? Teknik ekstrapolasi konsisten dengan informasi ekologis? Tingkat ketidakpastian yang dapat diterima?2 Pendekatan: berdasarkan pendapat ahli dan berdasarkan model empiris atau proses.

  • Karakterisasi efek ekologis: Menghubungkan tolok ukur efek dengan assessment endpointPendekatan berdasarkan pendapat ahli dilakukan bila data tidak cukup untuk membuat model empiris atau proses. Ekstrapolasi dilakukan antar spesies, dari data laboratorium ke lapangan, antar wilayah geografis.Pendekatan empiris adalah berdasarkan data percobaan dan observasi. Dilakukan apabila data efek tersedia dengan cukup tapi pemahaman terhadap mekanisme atau prinsip ekologis terbatas. Apabila semua informasi cukup, pendekatan proses dapat dilakukan.

  • Karakterisasi efek ekologis: Profil stressor-responProduk akhir dari analisis respon ekologis.Dapat berupa suatu dokumen tertulis atau sebuah modul dari model proses yang lebih besar.Memberikan kesempatan untuk memastikan apabila assessment endpoint dan tolok ukur efek yang teridentifikasi di conceptual model terevaluasi.Pertanyaan untuk profil stressor-response: Apa entitas ekologi yang terpengaruh? Apa sifat efek? Apa intensitas efek? Apabila tepat, apa skala waktu untuk recovery? Informasi kausal yang menghubungkan stressor dengan efek yang terobservasi? Bagaimana perubahan di tolok ukur efek berhubungan dengan perubahan di assessment endpoint? Ketidakpastian yang berhubungan dengan analisis?Asumsi dan nilai parameter yang dipakai dalam model juga harus dijelaskan.