4. deskripsi data dan pembahasan 4.1. gambaran umum kota

41
35 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota Palangkaraya 4.1.1. Letak dan Luas Wilayah Secara geografis kota Palangkaraya terletak pada 6° - 40' - 720" Bujur Timur dan 1° - 30° Lintang Selatan, yang secara administratif berbatasan dengan : Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Gunung Mas, Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pulang Pisau Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Pulang Pisau Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Katingan. Kota Palangkaraya merupakan Ibukota Propinsi Kalimantan Tengah yang terletak di pinggir sungai Kahayan, dengan luas wilayah 2.400 km² atau 1,56% dari luas wilayah Propinsi Kalimantan Tengah. Kota Palangkaraya terdiri atas 2 kecamatan, 121 kelurahan, 482 RT, dan 131 RW. Pada tabel 2.1 dapat dilihat behwa Kecamatan Pahandut dengan luas wilayah 1.071 km² atau 44.65% dari luas Kota Palangkaraya, terdiri dari 11 kelurahan, 419 RT dan 113 RW. Sedangkan Kecamatan Bukit Batu merupakan kecamatan terluas di kota Palangkaraya, yaitu 1.392 km² atau 55,38% dari luas kota Palangkaraya, terdiri dari 10 kelurahan, 63 RT, dan 18 RW. Tabel 4.1. Luas Wilayah Kota Palangkaraya Menurut Kecamatan dan Kelurahan serta Jumlah RT dan RW tahun 2001. Kecamatan Jumlah Luas % Terhadap /Kelurahan RT RW (km2) Kota A. PAHANDUT 419 113 1.071 44,62 1. Panarung 91 27 4,29 0,18 2. Panarung 46 12 170,71 7,11 3. Langkai 46 14 61,685 2,57 4. Menteng 37 9 8,315 0,35 5. Palangka 93 25 115,122 4,80 6. Bukit Tunggal 50 14 20,878 0,87 7. Kereng Bangkirai 16 3 270 11,25 8 Bereng Bengkel 5 2 120 5,00 9. ……..

Upload: others

Post on 30-May-2022

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

35 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

4. Deskripsi Data Dan Pembahasan

4.1. Gambaran Umum Kota Palangkaraya

4.1.1. Letak dan Luas Wilayah

Secara geografis kota Palangkaraya terletak pada 6° - 40' - 720" Bujur

Timur dan 1° - 30° Lintang Selatan, yang secara administratif berbatasan dengan :

• Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Gunung Mas,

• Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pulang Pisau

• Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Pulang Pisau

• Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Katingan.

Kota Palangkaraya merupakan Ibukota Propinsi Kalimantan Tengah yang

terletak di pinggir sungai Kahayan, dengan luas wilayah 2.400 km² atau 1,56%

dari luas wilayah Propinsi Kalimantan Tengah. Kota Palangkaraya terdiri atas 2

kecamatan, 121 kelurahan, 482 RT, dan 131 RW. Pada tabel 2.1 dapat dilihat

behwa Kecamatan Pahandut dengan luas wilayah 1.071 km² atau 44.65% dari luas

Kota Palangkaraya, terdiri dari 11 kelurahan, 419 RT dan 113 RW. Sedangkan

Kecamatan Bukit Batu merupakan kecamatan terluas di kota Palangkaraya, yaitu

1.392 km² atau 55,38% dari luas kota Palangkaraya, terdiri dari 10 kelurahan, 63

RT, dan 18 RW.

Tabel 4.1. Luas Wilayah Kota Palangkaraya Menurut Kecamatan dan Kelurahan

serta Jumlah RT dan RW tahun 2001.

Kecamatan Jumlah Luas % Terhadap /Kelurahan RT RW (km2) Kota

A. PAHANDUT 419 113 1.071 44,62 1. Panarung 91 27 4,29 0,18 2. Panarung 46 12 170,71 7,11 3. Langkai 46 14 61,685 2,57 4. Menteng 37 9 8,315 0,35 5. Palangka 93 25 115,122 4,80 6. Bukit Tunggal 50 14 20,878 0,87 7. Kereng Bangkirai 16 3 270 11,25 8 Bereng Bengkel 5 2 120 5,00

9. ……..

Page 2: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

36

9. Tumbang Rungan 2 1 85 3,54 10. Petuk Katimpun 6 1 110 4,57 11. Kalampangan 27 5 105 4,38 B. BUKIT BATU 63 18 1.329 55,38 1. Marang 6 2 223 9,29 2. Tumbang Tahai 14 4 164 6,83 3. Banturung 7 2 55 2,29 4. Tangkiling 10 2 48 2,00 5. Sei Gohong 8 3 68 2,83 6. Kanarakan 4 1 68 2,83 7. Petuk Bukit 5 1 96 4,00 8. Panjehang 4 1 29 1,00 9. Petuk Barunai 1 1 273 11,38 10. Mungku Baru 4 1 305 12,71 KOTA PALANGKARAYA 482 131 2.400 100

( Sumber : BPS, Kota Palangkaraya Dalam Angka 2001 )

Selanjutnya luas wilayah kota Palangkaraya dirinci menurut

peruntukannya, seperti yang terlihat dalam tabel 2.2 berikut ini. Sebesar 68,81%

dari luas wilayah kota Palangkaraya merupakan hutan produksi. Sedangkan

selebihnya sebesarn31,29% merupakan kawasan hutan pendidikan dan latihan,

kawasan pelestarian dan suaka alam, kawasan transmigrasi, kawasan pemukiman,

kawasan pengembangan produksi, kawasan pemukiman dan penggunaan lainnya.

Tabel 4.2. Luas Wilayah Kota Palangkaraya dirinci Menurut Peruntukannya

Tahun 2001

Pembagian Wilayah Menurut Peruntukannya

Luas Wilayah (Ha)

Persentase (%)

1. Hutan Produksi (HP) • Hutan Produksi Biasa • Hutan Produksi

Terbatas

130.398 34.518

54.33 14.38

2. Hutan Pendidikan dan Latihan

814 0.34

3. a. Kawasan Pelestarian Alam b. Kawasan Suaka Alam

1.670 2.061

0.86 0.70

4. …….

Page 3: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

37

4. Kawasan Transmigrasi (T1) dan Realisasi Lokasi Transmigrasi (T2)

2.525 1.05

5. Kawasan Pengembangan Produksi (KPP) Serta Kawasan Pemukiman dan Penggunaan Lainnya

68.014 28.34

J U M L A H 240.000 100 (Sumber : BPS, Kota Palangkaraya Dalam Angka Tahun 2001)

4.1.2. Penduduk dan Tenaga Kerja

Mengetahui keadaan penduduk dengan berbagai karakteristiknya

merupakan hal yang sangat penting dalam merencanakan dan merumuskan suatu

kebijakan pembangunan di suatu daerah.jumlah kepadatan penduduk di Kota

Palangkaraya dapat terlihat dalam tabel 2.3. berikut.

Tabel 4.3. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kota Palangkaraya Tahun 2001

Jumlah Penduduk

Kecamatan ( Jiwa ) ( % )

Luas

Wilayah

(km²)

Kepadatan Per

Km² (Jiwa)

Pahandut 156.818 91,33 1.071 146,42

Bukit Batu 14.896 8,67 1.329 11,21

Kota Palangkaraya

171.714 100 2.400 71,55

(Sumber : BPS, Kota Palangkaraya Dalam Angka Tahun 2001)

Penduduk Kota Palangkaraya pada tahun 2001 berjumlah sebanyak

171.714 jiwa, atau dengan tingkat kepadatan rata-rata 71,55 jiwa per km². Dari

jumlah tersebut sebesar 91,33% berada di wilayah Kecamatan Pahandut, dengan

kepadatan 142,42 per km². Sedangkan di wilayah Kecamatan Bukit Batu sebesar

8,67%, dengan tingkat kepadatan 11,21 jiwa per km². Keadaan diatas

menunjukkan bahwa penyebaran penduduk kota Palangkaraya umumnya kurang

merata, dan cenderung terkonsentrasi di wilayah perkotaan.

Page 4: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

38

Penduduk yang terserap di berbagai lapangan pekerjaan di kota

Palangkaraya dapat dilihat dalam tabel 4.4 berikut

Tabel 4.4. Jumlah Penduduk Umur 10 Tahun Ke atas yang Bekerja Menurut

Lapangan Pekerjaan Utama di Kota Palangkaraya Tahun 2001

Jumlah Lapangan Pekerjaan

(Orang) (%)

1. Pertanian 3.881 6,52

2. Pertambangan dan Penggalian 1.206 2,02

3. Industri 6.555 11,00

4. Bangunan / Konstruksi 2.581 4,33

5. Perdagangan, Hotel dan

Restoran 18.998 31,89

6. Pengangkutan & Komunikasi 4.256 7,15

7. Bank dan Lembaga Keuangan 1.830 3,07

8. Jasa – Jasa 20.258 34,01

J U M L A H 59.565 100

(Sumber : BPS, Kota Palangkaraya Dalam Angka Tahun 2001)

Pada tahun 2001, dapat dilihat bahwa jumlah tenaga kerja yang bekerja di

berbagai sektor meningkat menjadi 59.565 orang, dimana sektor jasa merupakan

sektor yang mampu menyerap tenaga kerja terbesar yaitu 34,01% kemudian

diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran 31,89%, dan sektor industri

11%, sisanya terserap ke berbagai sektor pekerjaan yang lain.

4.1.3. Perekonomian

Gambaran keadan perekonomian kota Palangkaraya tercermin dari

besarnya sumbangan dari masing-masing sektor atau lapangan usaha dalam

Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ). Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Tim Peneliti Fakultas Ekonomi Universitas Palangkaraya yang

dapat dilihat pada tabel 4.5, bahwa struktur perekonomian kota Palangkaraya

Page 5: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

39

bertumpu pada 4 sektor utama, yaitu sektor pengangkutan/komunikasi, sektor

jasa-jasa, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor

bangunan/konstruksi.

Tabel 4.5. Rata-rata PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan

1993 Kota Palangkaraya Tahun 1993-2000 (Berdasarkan data BPS, Kota

Palangkaraya Dalam Angka Tahun 1993 – 1999 dan 2000 – 2001)

Lapangan Usaha Rata – Rata ( % )

1. Pertanian 6.10

2. Pertambangan / Penggalian 1.54

3. Industri Pengolahan 5.17

4. Listrik, Gas, dan Air Minum 1.39

5. Bangunan / Konstruksi 10.31

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 12.94

7. Pengangkutan / Komunikasi 29.05

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 6.50

9. Jasa – jasa 27.00

J U M L A H 100

(Sumber : Tim Peneliti Fakultas Ekonomi Universitas Palangkaraya, 2002)

Dalam kurun waktu tahun 1993 – 2000, kontribusi sektor

pengangkutan/komunikasi dalam PDRB rata-rata sebesar 29,05%, sektor jasa-jasa

rata-rata sebesar 27%, sektor perdagangan, hotel dan restoran rata-rata sebesar

12,94%, dan sektor bangunan/konstruksi rata-rata sebesar 10,31%.

4.1.4. Gambaran Umum Pendapatan Pajak Daerah

Sumber penerimaan pajak pada tahun anggaran 1992/1993-1997/1998

terdiri atas 12 sumber penerimaan, kemudian sejak tahun 1999/2000 hanya terdiri

dari 6 sumber penerimaan. Pada tahun 1998/1999 disamping terjadi pengurangan

sumber sebanyak 9 sumber juga terjadi penambahan sumber penerimaan baru.

Pada tahun 1999/2000 penerimaan pajak dari Penerangan Jalan (52.98 %)

merupakan sumber penerimaan pajak yang terbesar, kemudian disusul dengan

Page 6: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

40

pajak Hotel dan Restoran (29,56 %) serta pajak Pengambilan Dan Pengelolaan

Bahan Galian Golongan C (8,48 %). Sedangkan pada tahun 2002 sumber

penerimaan pajak terbesar diperoleh dari pajak Penerangan Jalan (72,24 %)

disusul pajak Hotel dan Restoran (14,9 %) serta pajak Pengambilan Dan

Pengelolaan Bahan Galian Golongan C (4,97 %).

Tabel 4.6. Komposisi Pajak Daerah Menurut Sumber-Sumbernya

No Jenis Pajak 1992/1993 1996/1997 1997/1998 1999/2000 2001 2002 ( % ) ( % ) ( % ) ( % ) ( % ) ( % ) 1 Potong Hewan 3.35 3.26 3.83 - - 2 Pembangunan I 18.07 25.38 17.23 - - 3 Radio 0.12 0.47 0.41 - - 4 Bangsa Asing 0.02 0.04 0.01 - - 5 Pertunjukan dan Keramaian 18.47 5.54 4.36 2.85 2.14 1.62 Umum (Hiburan) 6 Reklame 17.14 8.75 8.14 5.45 6 5.9 7 Anjing 0.02 0.01 0.03 - - 8 Minuman Beralkohol 0.45 0.26 0.31 - - 9 Kendaraan Tidak Bermotor 1.02 1.26 0.93 - - 10 Penerangan Jalan 32 50.81 61.9 52.98 73 72.24 11 Rmh. Bola (Billyard) 0.42 1.57 1.42 - - 12 Pendaftaran Perusahaan 8.92 2.65 1.43 - - 13 Hotel dan Restoran - - - 29.56 14 14.9 14 Pemanfaatan Air - - - 0.68 1.1 0.37 15 Pemanfaatan Bahan - - - 8.48 3.76 4.97 Galian Gol. C TOTAL 100 100 100 100 100 100

(Sumber : Tim Peneliti Fakultas Ekonomi Universitas Palangkaraya, 2002)

Khusus untuk Pajak Hotel dan Restoran yang menjadi objek penelitian,

penerimaan pajak dari sektor ini dapat dilihat dalam tabel 4.7. berikut :

Tabel 4.7. Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran Kota Palangkaraya Tahun

Anggaran 1996/1997 – Tahun 2002

Tahun Jumlah Penerimaan (Rp)

1996/1997 Rp 264,978,118

1997/1998 Rp 184,740,224

1998/1999 Rp. ………………

Page 7: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

41

1998/1999 Rp 384,081,848

1999/2000 Rp 601,381,601

2000 Rp 423,559,306

2001 Rp 361,876,279

2002 Rp 561,874,180

(Sumber : Diolah dari Data Hasil Penerimaan Daerah Tahun Anggaran 1996/1997 – Tahun 2002 diterbitkan oleh Dinas Pendaparan Daerah Kota Palangkaraya)

Dari data ini terlihat bahwa penerimaan pajak dari sektor Pajak Hotel dan

Restoran di daerah Kota Palangkaraya cenderung berfluktuasi. Hal ini sesuai

dengan keadaan ekonomi nasional yang mengalami penurunan yang tajam pada

tahun 1997/1998. Penurunan pada tahun 2001 juga diakibatkan oleh pengaruh

kerusuhan antar etnis yang melanda Propinsi Kalimantan Tengah pada waktu itu

yang berakibat pada kestabilan ekonomi di daerah Kalimantan Tengah secara

umum.

4.2. Deskripsi Penelitian

4.2.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Palangkaraya yang merupakan

ibukota dari Propinsi Kalimantan Tengah. Alasan mengapa wilayah ini yang

dipilih sebagai wilayah penelitian adalah karena dengan kapasitasnya sebagai

ibukota propinsi maka Kota Palangkaraya bisa dikatakan sebagai sentral dari

kegiatan ekonomi dan administratif di propinsi Kalimantan Tengah, sehingga

dengan demikian maka bisa dipastikan bahwa jumlah PAD dari Kota

Palangkaraya ini termasuk cukup besar apabila dibandingkan dengan wilayah-

wilayah lain yang berada di propinsi Kalimantan Tengah. Alasan lain adalah

karena kota ini merupakan tempat asal dari peneliti, sehinga dengan demikian

diharapkan data-data yang diperlukan bisa diperoleh dengan lebih mudah dan

cepat.

Kegiatan pengambilan data yang diperlukan untuk penelitian ini

berlangsung selama lebih kurang 1 bulan, yaitu antara tanggal 8 Agustus 2003

sampai dengan 10 September 2003. Hal ini mencakup kepada kegiatan

Page 8: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

42

menghimpun data-data dokumentasi yang diperlukan serta observasi terhadap

objek penelitian yang dijadikan sampel dalam penelitian ini.

4.2.2. Kegiatan Penelitian

Sebelum memulai kegiatan pengumpulan data, sesuai dengan prosedur

yang berlaku maka peneliti harus memperoleh ijin untuk mengadakan penelitian

dan pengumpulan data dari pihak Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah

(BPPD) Propinsi Kalimantan Tengah. Hal ini dimaksudkan agar peneliti bisa

diperkenankan untuk mengakses data-data yang diperlukan dari instansi-instansi

pemerintah ataupun non pemerintah yang berkaitan dengan subjek penelitian ini.

Setelah mengurus dan memperoleh surat ijin yang diperlukan, maka

peneliti mendatangi Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Palangkaraya untuk

memperoleh data-data dokumen mengenai jumlah pendapatan Pajak Daerah

terutama Pajak Hotel dan Restoran, daftar Wajib Pajak sektor Pajak Hotel dan

Restoran dan data-data pendukung lain yang diperlukan seperti Peraturan Daerah

dan Tata Cara Pelaksanaan Peraturan Daerah tentang Pajak Hotel dan Restoran.

Selain itu, peneliti juga melakukan dialog dengan petugas dari bagian yang terkait

langsung dengan Pajak Hotel dan Restoran untuk mengetahui kondisi dan

permasalahan yang dihadapi di lapangan.

Dalam kegiatan dokumentasi data, sedikit ditemukan kesulitan karena

dokumen-dokumen yang ada di Kantor Dinas Pendapatan Daerah masih belum

tersusun dengan rapi. Menurut petugas, hal ini disebabkan karena kantor tersebut

baru saja ditempati lebih kurang 2 bulan yang lalu sehingga masih banyak

dokumen yang tercecer atau tertinggal di kantor yang lama. Data-data dokumen

yang diperlukan baru bisa terkumpul setelah peneliti beberapa kali kembali

mendatangi kantor tersebut.

Dokumen yang dikumpulkan adalah :

1. Laporan Realisasi Penerimaan Dan Tunggakan Pajak/Retribusi Daerah,

Bagian Laba Usaha, Penerimaan Lain-Lain, Bagi Hasil Pajak Dan Bagi Hasil

Bukan Pajak tahun anggaran 2002 (Lampiran 1),

Page 9: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

43

2. Peraturan Daerah Nomor 06 tahun 1998 tentang Pajak Hotel dan Restoran

(Lampiran 2) serta Peraturan Darah Nomor 26 Tahun 2000 tentang Tata Cara

Pelaksanaan Peraturan Daerah tentang Pajak Hotel dan Restoran.

3. Daftar Wajib Pajak sektor Pajak Hotel dan Restoran berupa Surat Ketetapan

Pajak Sementara (Lampiran 3).

Dari data yang diperoleh dari Dinas Pendapatan Daerah ini diketahui bahwa

jumlah Wajib Pajak untuk usaha Hotel berjumlah 30 Wajib Pajak dan untuk usaha

Restoran/Rumah Makan berjumlah 154 Wajib Pajak.

Untuk mendapatkan keyakinan atas jumlah Wajib Pajak, maka dilakukan

perbandingan antara data-data yang dikumpulkan dari berbagai instansi seperti

Dinas Pendapatan Kota Palangkaraya, Dinas Pariwisata Kota Palangkaraya dan

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Palangkaraya serta ditambah dengan hasil dari

observasi yang dilakukan oleh peneliti. Dari sini diketahui bahwa jumlah Wajib

Pajak Hotel adalah sebesar 32 hotel (lampiran 4) dan jumlah Wajib Pajak

Restoran/Rumah Makan adalah sebesar 197 restoran/rumah makan (lampiran

lampiran 5).

Melihat bahwa jumlah dari populasi penelitian yang cukup besar dan

mengingat segala keterbatasan yang dimiliki peneliti, maka diputuskan untuk

memperkecil jumlah objek yang akan diteliti lebih lanjut dengan menggunakan

teknik sampling. Untuk keperluan pengambilan sampel ini, maka peneliti terlebih

dahulu membagi populasi Restoran/Rumah Makan kedalam kelompok-kelompok

(strata) tertentu yang mempunyai kesamaan. Karakter yang dijadikan acuan

dalam pengelompokan ini adalah berdasarkan jenis menu/makanan utama yang

disediakan dalam restoran/rumah makan tersebut dengan pertimbangan bahwa

harga dari menu/makanan yang sejenis yang disajikan dalam berbagai

restoran/rumah makan pada dasarnya sama atau tidak jauh berbeda. Dengan

menggunakan cara ini peneliti membagi restoran/rumah makan yang ada menjadi

beberapa jenis, yaitu :

Page 10: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

44

a. Restoran/Rumah Makan Indonesia (Banjar/Kalimantan Selatan).

Menu utama makanan di restoran./rumah makan ini sebagian besar didominasi

oleh masakan-masakan yang berasal dari daerah Kalimantan Selatan

(Banjarmasin), antara lain :

- Soto Banjar,

- Sop Ayam Banjar,

- Ketupat Kandangan,

- Sate Banjar,

- Nasi Kuning,

- Lontong, dan lain-lain.

Dengan harga rata-rata sebesar Rp. 7.000,-

b. Restoran/Rumah Makan Indonesia (Dayak/Kalimantan Tengah)

Menu utama makanan di restoran./rumah makan ini sebagian besar didominasi

oleh masakan-masakan yang berasal dari daerah Kalimantan Tengah, antara

lain :

- Juhu Rimbang (Sayur Asam)

- Juhu Singkah (Sayur Rebung Rotan/Kelapa Sawit)

- Juhu Kedondong (Sayur daun kedondong)

- Juhu Taya (Sayur daun taya)

- Aneka masakan daging babi khas Kal-Teng

- Aneka masakan ikan khas Kal-Teng, dan lain-lain

Dengan harga rata-rata sebesar Rp. 8.000,-

c. Restoran/Rumah Makan Indonesia (Padang)

Menu utama makanan di restoran./rumah makan ini sebagian besar didominasi

oleh masakan-masakan yang berasal dari daerah Padang.

Dengan harga rata-rata sebesar Rp. 10.000,-

d. Restoran/Rumah Makan Indonesia (Umum)

Menu makanan di restoran/rumah makan jenis ini tidak didominasi oleh

masakan dari daerah-daerah tertentu, tapi masih menyajikan masakan-

masakan Indonesia, seperti :

- Rawon

- Gado-gado

Page 11: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

45

- Nasi Campur

- Ayam Goreng

- Sop Buntut

- Nasi/Mie Goreng

- Soto Ayam

- Sayur Asam, dan lain-lain

Dengan harga rata-rata Rp. 7.000,-

e. Restoran/Rumah Makan Sea (Fish) Food.

Menu/makanan didominasi oleh makanan-makanan ikan (laut/sungai), antara

lain :

- Pecel lele

- ikan patin bakar/goreng

- ikan bawal bakar/goreng

- ikan nila bakar/goreng

- pepes ikan

- tanak ikan manjuhan, dan lain-lain

Dengan harga rata-rata sebesar Rp. 8.000,-

f. Restoran/Rumah Makan Chinese Food.

Menu/makanan di restoran/rumah makan ini didominasi oleh jenis-jenis

makanan toinghoa (chinese food), seperti :

- bakmi goreng/kuah

- bihun goreng/kuah

- swikee

- capcay

- nasi goreng tionghoa

- koloke

- fu yung hai

- aneka masakan daging babi, dan lain-lain.

Dengan harga rata-rata Rp. 7.000,-

g. Depot Bakso/Mie.

Menu/makanan di sini khusus menyajikan Bakso Daging, Mie Pangsit, atau

Mie Ayam. Dengan harga rata-rata Rp. 5.000,-

Page 12: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

46

h. Depot Es/Minuman.

Hanya menyediakan minuman seperti soft drink, es teler, es campur, juice

buah dan lain-lain ditambah makanan-makanan kecil seperti kue. Dengan

harga rata-rata Rp. 3.500,-

i. Café dan Karaoke.

Pada dasarnya hanya menyediakan minuman baik itu minuman ringan (soft

drink) ataupun minuman ber-alkohol ditambah makanan-makanan kecil

seperti kacang, kue dan lain-lain. Berbeda dengan restoran/rumah makan lain,

café dan restoran menyediakan atraksi hiburan bagi para pengunjungnya. Di

café para pengunjung dihibur dengan atraksi musik panggung, sedangkan di

karaoke disajikan hiburan musik melalui media audio video dan pengunjung

bisa menyanyi sendiri melalui media tersebut. Harga rata-rata menu

Rp. 15.000,-

j. Restoran Hotel.

Jenis/kategori Restoran Hotel ini dibuat karena peneliti mengalami kesulitan

untuk mengobservasi dan menghitung jumlah rata-rata pengunjung restoran

yang yang menjadi satu dengan bangunan hotel. Hal ini disebabkan karena

selain dipergunakan sebagai salah satu fasilitas bagi penginap, restoran ini

juga sering dipergunakan sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan-kegiatan

perayaan yang sifatnya insidentil dan melibatkan banyak pengunjung dari luar

(bukan penginap hotel) seperti resepsi pernikahan, ulang tahun dan

sebagainya. Sehingga untuk jenis restoran ini diputuskan untuk memakai

asumsi bahwa jumlah pengunjung restoran adalah sama dengan 2 kali jumlah

hunian di hotel tersebut, dengan asumsi bahwa 1 kamar diisi oleh 2 orang

penginap. Harga rata-rata menu Rp. 20.000,-

Selanjutnya digunakan formula yang diajukan oleh Nazir (1988) untuk

menentukan jumlah sampel yang akan diambil dari kelompok Wajib Pajak

Restoran/Rumah Makan. Dari hasil perhitungan maka ditetapkan total jumlah

sampel untuk kelompok restoran/rumah makan adalah sebesar 67 sampel

(Lampiran 6). Kemudian jumlah sampel tadi akan dibagi secara proporsional

terhadap kelompok-kelompok (strata) yang telah ditentukan secara acak (random),

sehingga akan diperoleh pembagian sebagai berikut :

Page 13: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

47

a. Restoran/Rumah Makan Indonesia (Banjar/Kalimantan Selatan) sebanyak 14

sampel

b. Restoran/Rumah Makan Indonesia (Dayak/Kalimantan Tengah) sebanyak 4

sampel

c. Restoran/Rumah Makan Indonesia (Padang/Sumatra) sebanyak 3 sampel

d. Restoran/Rumah Makan Indonesia (Umum) sebanyak 7 sampel

e. Restoran/Rumah Makan Sea (Fish) Food sebanyak 5 sampel

f. Restoran/Rumah Makan Chinese Food sebanyak 5 sampel

g. Depot Bakso/Mie sebanyak 10 sampel

h. Depot Es/Minuman sebanyak 9 sampel

i. Café dan Karaoke sebanyak 8 sampel

j. Restoran Hotel sebanyak 4 sampel

Sedangkan untuk kelompok Wajib Pajak Hotel, seluruh anggota populasi

dipergunakan sebagai sampel mengingat jumlahnya hanya sebanyak 32 buah

(Lampiran 7). Pengelompokan atas Wajib Pajak Hotel ini dilakukan berdasarkan

klasifikasi kelas hotel yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata Kota Palangkaraya

sebagai berikut :

a. Kelas Hotel Bintang 2 sebanyak 1 hotel

b. Kelas Hotel Bintang 1 sebanyak 1 hotel

c. Kelas Hotel Melati 3 sebanyak 12 hotel

d. Kelas Hotel Melati 2 sebanyak 5 hotel

e. Kelas Hotel Melati 1 sebanyak 7 hotel

f. Kelas Hotel Non Melati sebanyak 6 hotel

Setelah objek yang akan diteliti telah ditentukan, maka tahap selanjutnya

adalah melakukan observasi. Observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan data-

data yang diperlukan untuk dapat menghitung Potensi Pajak dari objek yang

diteliti. Data-data yang dikumpulkan dalam observasi ini adalah :

a. Untuk Kelompok Wajib Pajak Hotel adalah :

- Jenis dan tarif kamar.

- Jumlah rata-rata hunian kamar per hari.

b. Untuk Kelompok Wajib Pajak Restoran/Rumah Makan :

- Jenis dan harga rata-rata makanan yang ditawarkan.

Page 14: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

48

- Jumlah rata-rata pengunjung per hari.

Data jenis dan tarif kamar hotel diperoleh dengan cara melihat daftar jenis

dan tarif kamar yang berada di front office. Sedangkan data tentang jumlah rata-

rata hunian kamar per hari diperoleh dengan cara melihat di buku tamu hotel

tersebut. Di dalam buku tamu tersebut pada setiap akhir bulannya jumlah rata-rata

hunian kamar disajikan dalam bentuk prosentanse yang diperoleh dari persamaan :

%100)(30

xhari

KamarJumlahSebulanKamarHunianJumlah

HunianRataRata���

���

=−

Menurut Bapak Santos, SE yang merupakan seorang staf marketing dari Hotel

Dandang Tingang, persamaan ini merupakan persamaan baku yang diterapkan

oleh pihak Dinas Pariwisata dan dipergunakan oleh semua hotel yang ada untuk

menghitung rata-rata jumlah tamu yang menginap dalam kurun waktu 1 bulan.

Data rata-rata hunian yang diambil peneliti adalah data 3 bulan terakhir yaitu

antara bulan Mei – Juli 2003. Disini peneliti juga menemui kesulitan karena ada

beberapa hotel yang tidak bersedia untuk menunjukkan buku tamunya, sehingga

untuk memperoleh data tersebut penulis terpaksa hanya memperoleh jawaban

secara lisan tanpa melihat dokumen (buku tamu) tersebut secara langsung.

Data jenis dan harga makanan diperoleh dari daftar menu yang ada di

restoran/rumah makan, sedangkan harga rata-rata makananan adalah perkiraan

jumlah minimum rata-rata yang dibayarkan oleh pengunjung berdasarkan harga

yang tercantum di daftar menu. Sedangkan data tentang jumlah rata-rata

pengunjung per hari diperoleh dari pengamatan dan penghitungan yang dilakukan

oleh peneliti terhadap restoran/rumah makan yang dijadikan sample dalam

penelitian.

Setelah data-data tersebut terkumpul dengan lengkap, maka tahap

selanjutnya yang dilakukan adalah menghitung Potensi Pajak dari Hotel dan

Restoran yang ada. Penghitungan Potensi Pajak tersebut dilaksanakan dengan

menggunakan formula sebagai berikut :

a. Hotel

Potensi Pajak = (tingkat rata-rata hunian per hari) x (tarif rata-rata) x 365

Hari x Tarif pajak

Page 15: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

49

b. Restoran/Rumah Makan

Potensi Pajak = (jumlah rata-rata tamu per hari) x (harga rata-rata) x 365

Hari x Tarif pajak

Tahap terakhir dari penelitian ini adalah melakukan perbandingan antara

Potensi Pajak hasil perhitungan peneliti dengan Realisasi Penerimaan Pajak

berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota

Palangkaraya. Berdasarkan perbandingan ini akan diperoleh gambaran tentang

efektifitas pemungutan pajak sektor Pajak Hotel dan Restoran di wilayah Kota

Palangkaraya.

Selain itu, juga dilakukan pengamatan terhadap beberapa faktor yang

dianggap berpengaruh terhadap pelaksanaan kegiatan dan besarnya hasil

pemungutan Pajak Hotel dan Restoran. Faktor-faktor tersebut antara lain :

- Pelaksanaan kegiatan pemungutan pajak di lapangan. Dengan cara melakukan

tanya jawab dengan petugas lapangan tentang teknik pemungutan pajak yang

dipergunakan serta kendala-kendala yang dihadapi selama ini. Dari sini

diketahui bahwa penagihan dilakukan tiap minggu pertama setiap bulannya,

dan dilakukan dengan cara mendatangi Wajib Pajak satu persatu dengan

membawa SKP (Surat Ketetapan Pajak) yang memuat jumlah pajak yang

harus dibayarkan oleh Wajib Pajak tersebut. Cara ini memakan waktu, tenaga

dan biaya yang cukup banyak, ditambah lagi dengan tidak tersedianya sarana

berupa kendaraan dinas yang dapat dipergunakan sehingga petugas harus

mempergunakan kendaraan umum untuk mendatangi tempat Wajib Pajak,

padahal tidak semua lokasi Wajib Pajak berada dalam rute yang dilewati oleh

kendaraan umum.

Selain itu, penagihan secara langsung ini juga memerlukan tenaga pemungut

yang cukup banyak, sehingga seringkali petugas dari unit lain seperti unit

pendataan dan unit pengawasan juga diperbantukan untuk melaksanakan

kegiatan penagihan. Hal ini mengakibatkan ketidakteraturan dalam pembagian

tugas dan tanggung jawab.

- Kesadaran masyarakat dalam membayar pajak. Dari sini diketahui bahwa

kesadaran masyarakat masih rendah dalam membayar pajak, karena menurut

pengelola restoran masih banyak pelanggan yang menolak untuk membayar

Page 16: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

50

beban pajak yang ditambahkan dalam pembayarannya. Dari tanya jawab

kepada sebagian masyarakat pengguna jasa hotel dan restoran diketahui bahwa

masih banyak diantara mereka yang tidak tahu akan adanya pajak yang

dipungut atas penggunaan jasa hotel dan restoran tersebut. Ini berarti bahwa

sosialisasi yang dilakukan pihak yang terkait masih kurang efektif.

4.3. Analisis dan Pembahasan

Data-data yang dikumpulkan dalam penelitian ini akan dianalisis lebih

lanjut dalam usaha untuk memperoleh potensi penerimaan pajak sektor Pajak

Hotel dan Restoran di wilayah Kota Palangkaraya.

4.3.1. Potensi Pajak Restoran/Rumah Makan

Penghitungan potensi pajak dari sektor Restoran/Rumah Makan dilakukan

berdasarkan jenis rumah makan yang diklasifikasikan berdasarkan jenis

makanan/menu utama serta karakteristik dari Restoran/Rumah Makan tersebut.

Sedangkan harga rata-rata dari setiap jenis restoran/rumah makan diperoleh dari

perkiraan rata-rata pembayaran minimal yang dilakukan konsumen berdasarkan

harga makanan yang terdapat di dalam daftar menu dari restoran/rumah makan

yang bersangkutan. Adapun penghitungan potensi pajak dari setiap jenis

restoran/rumah makan yang ada di wilayah penelitian adalah sebagai berikut :

a. Perhitungan Potensi Pajak Restoran/Rumah Makan Indonesia (Banjar)

Tabel 4.8. Perhitungan Perkiraan Potensi Pajak Restoran/Rumah Makan Indonesia

(Banjarmasin)

No Nama Restoran/Rumah Makan Kapasitas Jumlah Tamu Jam Total Harga Rata-

PH QH Buka Tamu Rata Menu

1 R.M AMANDIT 40 28 4 10.00-20.00 WIB 88

2 R.M NASI KUNING 30 22 3 10.00-20.00 WIB 68

3 R.M NASI KUNING RACHMAN 30 20 3 10.00-20.00 WIB 64

4 R.M PUSAKA BANJAR 30 22 3 10.00-20.00 WIB 68

5 R.M SENGGOL 30 20 3 10.00-20.00 WIB 64

6 R.M FADLI 40 28 4 10.00-20.00 WIB 88 RP. 7000,-

7 R.M SERAMBI BANJAR 30 20 3 10.00-20.00 WIB 64

8 R.M FACHRINA 30 18 3 10.00-20.00 WIB 60

9 R.M SOTO BANJARAYA 30 20 3 10.00-20.00 WIB 64

10 R.M BANJAR NIKMAT 30 18 3 10.00-20.00 WIB 60

11 R.M AMUNTAI …… ….. …. ……… …

Page 17: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

51

11 R.M AMUNTAI 30 18 3 10.00-20.00 WIB 60

12 R.M PAL SATU 30 20 3 10.00-20.00 WIB 64

13 R.M ABANG DJALI 40 28 4 10.00-20.00 WIB 88

14 R.M ADUHAI 40 25 4 10.00-20.00 WIB 82

Total 982 (Sumber : Hasil Olahan Peneliti)

PH = Peak Hour (Jam Sibuk/Tingkat Kunjungan Tertinggi)

QH = Quit Hour (Jam Sepi/Tingkat Kunjungan Rendah)

Total Tamu = ( 2 jam x PH ) + ( 8 jam x QH )

Rata – Rata Kunjungan ( R ) = SampelJumlahTamuTotal

= 14982

= 70

Perkiraan Penghasilan Bruto = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-rata

Menu

= 70 x Rp. 7.000,-

= Rp. 490.000,-/hari

Potensi Pajak R.M Banjar = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-Rata

Menu x 365 Hari x Tarif Pajak

= 70 x Rp. 7000,- x 365 x 10%

= Rp. 17.885.000,-

Total Potensi Pajak = Potensi Pajak x Jumlah Total Restoran

= Rp. 17.885.000,- x 42

= Rp. 751.170.000,-

Sebagai data pembanding, disajikan data perkiraan pendapatan yang diperoleh

melalui angket yang diisi oleh beberapa pengusaha restoran yang termasuk ke

dalam kelompok ini (Lampiran 8).

1. Nama Restoran/Rumah Makan : Rumah Makan Senggol

Rata-rata Pengunjung Per- Hari : Lebih dari 50 orang

Rata-rata Penjualan Per-Hari : Minimal Rp. 400.000,-

Maksimal Rp. 500.000,-

Page 18: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

52

Perkiraan Potensi Pajak/Tahun :

Potensi Pajak = Penjualan x 365 hari x tarif pajak

Minimal : Rp. 400.000 x 365 x 10 % = Rp. 14.600.000,-

Maksimal : Rp. 500.000 x 365 x 10% = Rp. 18.250.000,-

2. Nama Restoran/Rumah Makan : Rumah Makan Pal Satu

Rata-rata Pengunjung Per- Hari : Minimal 40 orang

Maksimal 50 orang

Rata-rata Penjualan Per-Hari : Minimal Rp. 300.000,-

Maksimal Rp. 400.000,-

Perkiraan Potensi Pajak/Tahun :

Potensi Pajak = Penjualan x 365 hari x tarif pajak

Minimal : Rp. 300.000 x 365 x 10 % = Rp. 10.950.000,-

Maksimal : Rp. 400.000 x 365 x 10 % = Rp. 14.600.000,-

Dari kedua jenis perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa dengan metode

penghitungan berdasarkan data hasil perkiraan diperoleh perkiraan potensi

pajak untuk 1 restoran dalam kelompok ini adalah sebesar Rp. 17.885.000,-.

Sedangkan bila dihitung dengan data yang diperoleh dari angket, diketahui

bahwa perkiraan potensi pajak berada di antara skala Rp. 10.950.000 –

Rp. 18.250.000. Dari sini terlihat bahwa hasil yang diperoleh dari perhitungan

berdasarkan data perkiraan masih berada di dalam skala hasil perhitungan

berdasarkan data angket.

b. Perhitungan Potensi Pajak Restoran/Rumah Makan Indonesia (Kalteng)

Tabel 4.9. Perhitungan Potensi Pajak Restoran/Rumah Makan Indonesia

(Kal-Teng)

No Nama Restoran/Rumah Makan Kapasitas Jumlah Tamu Jam Total Harga Rata-

PH QH Buka Tamu Rata Menu

1R.M GUANG WEI 40 28 4 10.00-20.00 WIB 88 2R.M KINIBALU 30 24 3 10.00-20.00 WIB 72 Rp. 8000,-

3R.M SAMBA 40 28 4 10.00-20.00 WIB 88 4R.M GLORIA 30 20 3 10.00-20.00 WIB 64

Total 312 (Sumber : Hasil Olahan Peneliti)

Page 19: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

53

PH = Peak Hour (Jam Sibuk/Tingkat Kunjungan Tertinggi)

QH = Quit Hour (Jam Sepi/Tingkat Kunjungan Rendah)

Total Tamu = ( 2 jam x PH ) + ( 8 jam x QH )

Rata – Rata Kunjungan ( R ) = SampelJumlahTamuTotal

= 4

312

= 78

Perkiraan Penghasilan Bruto = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-rata

Menu

= 78 x Rp. 8.000,-

= Rp. 624.000,-/hari

Potensi Pajak R.M Kalteng = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-Rata

Menu x 365 Hari x Tarif Pajak

= 78 x Rp. 8000,- x 365 x 10%

= Rp. 22.776.000,-

Total Potensi Pajak = Potensi Pajak x Jumlah Total Restoran

= Rp. 22.776.000,- x 13

= Rp. 296.088.000,-

Sebagai data pembanding, disajikan data perkiraan pendapatan yang diperoleh

melalui angket yang diisi oleh beberapa pengusaha restoran yang termasuk ke

dalam kelompok ini (Lampiran 8).

1. Nama Restoran/Rumah Makan : Rumah Makan Samba

Rata-rata Pengunjung Tiap Hari : Lebih dari 50 orang

Rata-rata Penjualan per-hari : Diatas Rp. 500.000,-

Perkiraan Potensi Pajak/Tahun :

Potensi Pajak = Penjualan x 365 hari x tarif pajak

Minimal : Rp. 500.000 x 365 x 10 % = Rp. 18.250.000,-

Dari kedua metode ini, terlihat bahwa hasil perkiraan potensi pajak yang

dihitung berdasarkan metode perkiraan jumlahnya lebih besar daripada hasil

perhitungan perkiraan potensi pajak yang dihitung berdasarkan data angket.

Page 20: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

54

Tetapi harus diperhatikan bahwa hasil perhitungan berdasarkan data angket

menunjukkan perkiraan potensi minimal, dan pada dasarnya masih bisa

menunjukkan hasil yang lebih besar lagi. Hal ini disebabkan karena angka

rata-rata penjualan perhari yang digunakan sebagai dasar penghitungan

potensi pajak hanya bisa menunjukkan data jumlah rata-rata penjualan pada

titik terendah, sedangkan titik tertinggi rata-rata penjualan berada di luar skala

data yang ada di dalam angket yang dibagikan.

c. Perhitungan Potensi Pajak Restoran/Rumah Makan Indonesia (Padang)

Tabel 4.10. Perhitungan Potensi Pajak Restoran/Rumah Makan Indonesia

(Padang)

No Nama Restoran/Rumah Makan Kapasitas Jumlah Tamu Jam Total Harga Rata-

PH QH Buka Tamu Rata Menu

1 R.M SEJAHTERA 30 20 3 10.00-20.00 WIB 64 2 R.M SIMPANG RAYA 40 25 4 10.00-20.00 WIB 82 Rp. 10.000,-

3 R.M SAIYO 30 20 4 10.00-20.00 WIB 72 Total 218

(Sumber : Hasil Olahan Peneliti)

PH = Peak Hour (Jam Sibuk/Tingkat Kunjungan Tertinggi)

QH = Quit Hour (Jam Sepi/Tingkat Kunjungan Rendah)

Total Tamu = ( 2 jam x PH ) + ( 8 jam x QH )

Rata – Rata Kunjungan ( R ) = SampelJumlahTamuTotal

= 3

218

= 72

Perkiraan Penghasilan Bruto = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-rata

Menu

= 72 x Rp. 10.000,-

= Rp. 720.000,-/hari

Potensi Pajak R.M Padang = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-Rata

Menu x 365 Hari x Tarif Pajak

Page 21: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

55

= 72 x Rp. 10.000,- x 365 x 10%

= Rp. 26.280.000,-

Total Potensi Pajak = Potensi Pajak x Jumlah Total Restoran

= Rp. 26.280.000,- x 10

= Rp. 262.800.000,-

Sebagai data pembanding, disajikan data perkiraan pendapatan yang diperoleh

melalui angket yang diisi oleh beberapa pengusaha restoran yang termasuk ke

dalam kelompok ini (Lampiran 8).

1. Nama Restoran/Rumah Makan : Rumah Makan Simpang Raya

Rata-rata Pengunjung Tiap Hari : Lebih dari 50 orang

Rata-rata Penjualan per-hari : Minimal Rp. 400.000,-

Maksimal Rp. 500.000,-

Perkiraan Potensi Pajak/Tahun :

Potensi Pajak = Penjualan x 365 hari x tarif pajak

Minimal : Rp. 400.000 x 365 x 10 % = Rp. 14.600.000,-

Maksimal : Rp. 500.000 x 365 x 10 % = Rp. 18.250.000,-

Dari kedua perhitungan ini terlihat bahwa perkiraan potensi pajak masing-

masing restoran yang dihitung berdasarkan data angket berada diantara skala

Rp. 14.600.000 – Rp. 18.250.000, sedangkan bila dihitung berdasarkan data

hasil perkiraan peneliti menunjukkan jumlah perkiraan potensi pajak sebesar

Rp. 26.280.000,-. Hal ini mengindikasikan bahwa ada estimasi berlebih

(overestimated) yang dilakukan oleh peneliti dalam menentukan jumlah rata-

rata penjualan (penghasilan bruto) yang menjadi dasar dalam penghitungan

potensi penerimaan pajak ini.

d. Perhitungan Potensi Pajak Depot Bakso/Mie

Tabel 4.11. Perhitungan Potensi Pajak Depot Bakso/Mie

No Nama Restoran/Rumah Makan Kapasitas Jumlah Tamu Jam Total Harga Rata-

PH QH Buka Tamu Rata Menu

1DEPOT CITRA UTAMA 20 15 2 10.00-19.00 WIB 44

2DEPOT SIDO MUNCUL 20 14 2 10.00-19.00 WIB 42

3DEPOT PAK TOHIR 20 15 2 10.00-19.00 WIB 44

4DEPOT YANTI 20 12 2 10.00-19.00 WIB 38

5DEPOT SOLO 30 20 3 10.00-19.00 WIB 61 Rp. 5.000,-

6DEPOT SOLO …… ….. ….. ………… ….

Page 22: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

56

6DEPOT JAWA TIMUR 30 18 3 10.00-19.00 WIB 57

7DEPOT TULUNG AGUNG 20 14 2 10.00-19.00 WIB 42

8DEPOT SRI REJEKI 20 15 2 10.00-19.00 WIB 44

9DEPOT YANTO 20 10 2 10.00-19.00 WIB 34

10DEPOT SIANTAN 30 25 3 10.00-19.00 WIB 71

Total 477 (Sumber : Hasil Olahan Peneliti)

PH = Peak Hour (Jam Sibuk/Tingkat Kunjungan Tertinggi)

QH = Quit Hour (Jam Sepi/Tingkat Kunjungan Rendah)

Total Tamu = ( 2 jam x PH ) + ( 7 jam x QH )

Rata – Rata Kunjungan ( R ) = SampelJumlahTamuTotal

= 10477

= 47

Perkiraan Penghasilan Bruto = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-rata

Menu

= 47 x Rp. 5.000,-

= Rp. 235.000,-/hari

Potensi Pajak Depot Bakso = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-Rata

Menu x 365 Hari x Tarif Pajak

= 47 x Rp. 5.000,- x 365 x 10%

= Rp. 8.577.500,-

Total Potensi Pajak = Potensi Pajak x Jumlah Total Restoran

= Rp. 8.577.500,- x 28

= Rp. 240.170.000,-

Sebagai data pembanding, disajikan data perkiraan pendapatan yang diperoleh

melalui angket yang diisi oleh beberapa pengusaha restoran yang termasuk ke

dalam kelompok ini (Lampiran 8).

1. Nama Restoran/Rumah Makan : Depot Jawa Timur

Rata-rata Pengunjung Tiap Hari : Minimal 30 orang

Maksimal 40 orang

Rata-rata Penjualan per-hari : Minimal Rp. 200.000,-

Maksimal Rp. 300.000,-

Page 23: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

57

Perkiraan Potensi Pajak/Tahun :

Potensi Pajak = Penjualan x 365 hari x tarif pajak

Minimal : Rp. 200.000 x 365 x 10 % = Rp. 7.300.000,-

Maksimal : Rp. 300.000 x 365 x 10 % = Rp. 10.950.000,-

2. Nama Restoran/Rumah Makan : Depot Solo

Rata-rata Pengunjung Tiap Hari : Minimal 30 orang

Maksimal 40 orang

Rata-rata Penjualan per-hari : Minimal Rp. 200.000,-

Maksimal Rp. 300.000,-

Perkiraan Potensi Pajak/Tahun :

Potensi Pajak = Penjualan x 365 hari x tarif pajak

Minimal : Rp. 200.000 x 365 x 10 % = Rp. 7.300.000,-

Maksimal : Rp. 300.000 x 365 x 10 % = Rp. 10.950.000,-

Dari kedua jenis perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa dengan metode

penghitungan berdasarkan data hasil perkiraan diperoleh perkiraan potensi

pajak untuk masing-masing restoran dalam kelompok ini adalah sebesar Rp.

8.577.500,-. Sedangkan bila dihitung dengan data yang diperoleh dari angket,

diketahui bahwa perkiraan potensi pajak berada di antara skala Rp. 7.300.000

– Rp. 10.950.000. Dari sini terlihat bahwa hasil yang diperoleh dari

perhitungan berdasarkan data perkiraan masih berada di dalam skala hasil

perhitungan berdasarkan data angket.

e. Perhitungan Potensi Pajak Depot Minuman

Tabel 4.12. Perhitungan Potensi Pajak Depot Minuman

No Nama Restoran/Rumah Makan Kapasitas Jumlah Tamu Jam Total Harga Rata-

PH QH Buka Tamu Rata Menu

1DEPOT RAHAYU 20 14 2 10.00-17.00 WIB 38

2DEPOT UDIN 20 16 2 10.00-17.00 WIB 42

3DEPOT SALEH 20 12 2 10.00-17.00 WIB 34

4DEPOT BELA 20 12 2 10.00-17.00 WIB 34

5DEPOT SRI RAHAYU 20 14 2 10.00-17.00 WIB 38 Rp. 3.500,-

6DEPOT DONAL 20 14 2 10.00-17.00 WIB 38

7DEPOT 99 20 15 2 10.00-17.00 WIB 40

8DEPOT RYAN 20 15 2 10.00-17.00 WIB 40

9DEPOT BAYU 20 14 2 10.00-17.00 WIB 38

Total 342

(Sumber : Hasil Olahan Peneliti)

Page 24: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

58

PH = Peak Hour (Jam Sibuk/Tingkat Kunjungan Tertinggi)

QH = Quit Hour (Jam Sepi/Tingkat Kunjungan Rendah)

Total Tamu = ( 2 jam x PH ) + ( 5 jam x QH )

Rata – Rata Kunjungan ( R ) = SampelJumlahTamuTotal

= 9

342

= 38

Perkiraan Penghasilan Bruto = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-rata

Menu

= 38 x Rp. 3.500,-

= Rp. 133.000,-/hari

Potensi Pajak Depot Minuman = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-Rata

Menu x 365 Hari x Tarif Pajak

= 38 x Rp. 3.500,- x 365 x 10%

= Rp. 4.854.500,-

Total Potensi Pajak Depot = Potensi Pajak x Jumlah Total Restoran

= Rp. 4.854.500,- x 25

= Rp. 121.362.500,-

Sebagai data pembanding, disajikan data perkiraan pendapatan yang diperoleh

melalui angket yang diisi oleh beberapa pengusaha restoran yang termasuk ke

dalam kelompok ini (Lampiran 8).

1. Nama Restoran/Rumah Makan : Depot Udin

Rata-rata Pengunjung Tiap Hari : Minimal 30 orang

Maksimal 40 orang

Rata-rata Penjualan per-hari : Minimal Rp. 100.000,-

Maksimal Rp. 200.000,-

Perkiraan Potensi Pajak/Tahun :

Potensi Pajak = Penjualan x 365 hari x tarif pajak

Minimal : Rp. 100.000 x 365 x 10 % = Rp. 3.650.000,-

Maksimal : Rp. 200.000 x 365 x 10 % = Rp. 7.300.000,-

Page 25: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

59

Dari kedua jenis perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa dengan metode

penghitungan berdasarkan data hasil perkiraan diperoleh perkiraan potensi

pajak untuk masing-masing restoran dalam kelompok ini adalah sebesar Rp.

4.858.500,-. Sedangkan bila dihitung dengan data yang diperoleh dari angket,

diketahui bahwa perkiraan potensi pajak berada di antara skala Rp. 3.650.000

– Rp. 7.300.000. Dari sini terlihat bahwa hasil yang diperoleh dari perhitungan

berdasarkan data perkiraan masih berada di dalam skala hasil perhitungan

berdasarkan data angket.

f. Perhitungan Potensi Pajak Restoran/Rumah Makan Sea (Fish) Food

Tabel 4.13. Perhitungan Potensi Pajak Restoran/Rumah Makan

Sea/Fish Food

No Nama Restoran/Rumah Makan Kapasitas Jumlah Tamu Jam Total Harga Rata-

PH QH Buka Tamu Rata Menu

1R.M. ALMUMINUN I 40 26 4 10.00-20.00 WIB 84

2R.M CIPTA RASA 30 24 4 10.00-20.00 WIB 80

3R.M AL IKHLAS 30 20 3 10.00-20.00 WIB 64 Rp. 8.000

4R.M JAYA RASA SURABAYA 40 26 4 10.00-20.00 WIB 84

5R.M DAHLIA 30 20 3 10.00-20.00 WIB 64

Total 376

(Sumber : Hasil Olahan Peneliti)

PH = Peak Hour (Jam Sibuk/Tingkat Kunjungan Tertinggi)

QH = Quit Hour (Jam Sepi/Tingkat Kunjungan Rendah)

Total Tamu = ( 2 jam x PH ) + ( 8 jam x QH )

Rata – Rata Kunjungan ( R ) = SampelJumlahTamuTotal

= 5

376

= 75

Perkiraan Penghasilan Bruto = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-rata

Menu

= 75 x Rp. 8.000,-

= Rp. 600.000,-/hari

Page 26: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

60

Potensi Pajak Sea (Fish) Food = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-Rata

Menu x 365 Hari x Tarif Pajak

= 75 x Rp. 8.000,- x 365 x 10%

= Rp. 21.900.000,-

Total Potensi Pajak = Potensi Pajak x Jumlah Total Restoran

= Rp. 21.900.000,- x 16

= Rp. 350.400.000,-

Sebagai data pembanding, disajikan data perkiraan pendapatan yang diperoleh

melalui angket yang diisi oleh beberapa pengusaha restoran yang termasuk ke

dalam kelompok ini (Lampiran 8).

1. Nama Restoran/Rumah Makan : Rumah Makan Almuminun

Rata-rata Pengunjung Tiap Hari : Lebih dari 50 orang

Rata-rata Penjualan per-hari : Minimal Rp. 400.000,-

Maksimal Rp. 500.000,-

Perkiraan Potensi Pajak/Tahun :

Potensi Pajak = Penjualan x 365 hari x tarif pajak

Minimal : Rp. 400.000 x 365 x 10 % = Rp. 14.600.000,-

Maksimal : Rp. 500.000 x 365 x 10 % = Rp. 18.250.000,-

Dari kedua perhitungan ini terlihat bahwa perkiraan potensi pajak masing-

masing restoran yang dihitung berdasarkan data angket berada diantara skala

Rp. 14.600.000 – Rp. 18.250.000, sedangkan bila dihitung berdasarkan data

hasil perkiraan peneliti menunjukkan jumlah perkiraan potensi pajak sebesar

Rp. 21.900.000,-. Hal ini mengindikasikan bahwa ada estimasi berlebih

(overestimated) yang dilakukan oleh peneliti dalam menentukan jumlah rata-

rata penjualan (penghasilan bruto) yang menjadi dasar dalam penghitungan

potensi penerimaan pajak ini.

Page 27: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

61

g. Perhitungan Potensi Pajak Retoran/Rumah Makan Chinese Food

Tabel 4.14. Perhitungan Potensi Pajak Restoran/Rumah Makan

Chinese Food

No Nama Restoran/Rumah Makan Kapasitas Jumlah Tamu Jam Total Harga Rata-

PH QH Buka Tamu Rata Menu

1R.M SRIWIJAYA 40 26 4 10.00-20.00 WIB 84

2R.M MUDA RAYA 40 24 4 10.00-20.00 WIB 80

3R.M GARENG 30 20 3 10.00-20.00 WIB 64 Rp. 7000,-

4R.M MATAHARI 30 18 3 10.00-20.00 WIB 60

5R.M MELATI 30 20 3 10.00-20.00 WIB 64

Total 352

(Sumber : Hasil Olahan Peneliti)

PH = Peak Hour (Jam Sibuk/Tingkat Kunjungan Tertinggi)

QH = Quit Hour (Jam Sepi/Tingkat Kunjungan Rendah)

Total Tamu = ( 2 jam x PH ) + ( 8 jam x QH )

Rata – Rata Kunjungan ( R ) = SampelJumlahTamuTotal

= 5

352

= 70

Perkiraan Penghasilan Bruto = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-rata

Menu

= 70 x Rp. 7.000,-

= Rp. 490.000,-/hari

Potensi Pajak Chinese Food = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-Rata

Menu x 365 Hari x Tarif Pajak

= 70 x Rp. 7.000,- x 365 x 10%

= Rp. 17.885.000,-

Total Potensi Pajak = Potensi Pajak x Jumlah Total Restoran

= Rp. 17.885.000,- x 15

= Rp. 268.275.000,-

Sebagai data pembanding, disajikan data perkiraan pendapatan yang diperoleh

melalui angket yang diisi oleh beberapa pengusaha restoran yang termasuk ke

dalam kelompok ini (Lampiran 8).

Page 28: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

62

1. Nama Restoran/Rumah Makan : Rumah Makan Sriwijaya

Rata-rata Pengunjung Tiap Hari : Lebih dari 50 orang

Rata-rata Penjualan per-hari : Minimal Rp. 400.000,-

Maksimal Rp. 500.000,-

Perkiraan Potensi Pajak/Tahun :

Potensi Pajak = Penjualan x 365 hari x tarif pajak

Minimal : Rp. 400.000 x 365 x 10 % = Rp. 14.600.000,-

Maksimal : Rp. 500.000 x 365 x 10 % = Rp. 18.250.000,-

Dari kedua jenis perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa dengan metode

penghitungan berdasarkan data hasil perkiraan diperoleh perkiraan potensi

pajak untuk masing-masing restoran dalam kelompok ini adalah sebesar

Rp. 17.885.000,-. Sedangkan bila dihitung dengan data yang diperoleh dari

angket, diketahui bahwa perkiraan potensi pajak berada di antara skala

Rp. 14.600.000 – Rp. 18.250.000. Dari sini terlihat bahwa hasil yang

diperoleh dari perhitungan berdasarkan data perkiraan masih berada di dalam

skala hasil perhitungan berdasarkan data angket.

h. Perhitungan Potensi Pajak Restoran/Rumah Makan Indonesia (Umum)

Tabel 4.15. Perhitungan Potensi Pajak Restoran/Rumah Makan Indonesia

( Umum )

No Nama Restoran/Rumah Makan Kapasitas Jumlah Tamu Jam Total Harga Rata-

PH QH Buka Tamu Rata Menu

1 R.M BOROBUDUR 40 30 4 10.00-20.00 WIB 92

2 R.M BOROBUDUR II 30 22 3 10.00-20.00 WIB 68

3 R.M DUMAMI 40 28 4 10.00-20.00 WIB 88

4 R.M AYAM GORENG JAKARTA 30 20 3 10.00-20.00 WIB 64 Rp. 7.000,-

5 R.M IDAMAN 30 16 3 10.00-20.00 WIB 56

6 R.M HIKMAH 30 15 3 10.00-20.00 WIB 54

7 R.M RIA 40 30 4 10.00-20.00 WIB 92

Total 514

(Sumber : Hasil Olahan Peneliti)

PH = Peak Hour (Jam Sibuk/Tingkat Kunjungan Tertinggi)

QH = Quit Hour (Jam Sepi/Tingkat Kunjungan Rendah)

Total Tamu = ( 2 jam x PH ) + ( 8 jam x QH )

Page 29: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

63

Rata – Rata Kunjungan ( R ) = SampelJumlahTamuTotal

= 7

514

= 73

Perkiraan Penghasilan Bruto = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-rata

Menu

= 73 x Rp. 7.000,-

= Rp. 511.000,-/hari

Potensi Pajak R.M Indonesia = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-Rata

x 365 Hari x Tarif Pajak

= 73 x Rp. 7.000,- x 365 x 10%

= Rp. 18.651.500,-

Total Potensi Pajak = Potensi Pajak x Jumlah Total Restoran

= Rp. 18.651.500,- x 22

= Rp. 410.333.000,-

Sebagai data pembanding, disajikan data perkiraan pendapatan yang diperoleh

melalui angket yang diisi oleh beberapa pengusaha restoran yang termasuk ke

dalam kelompok ini (Lampiran 8).

1. Nama Restoran/Rumah Makan : Rumah Makan Borobudur

Rata-rata Pengunjung Tiap Hari : Lebih dari 50 orang

Rata-rata Penjualan per-hari : Diatas Rp. 500.000,-

Perkiraan Potensi Pajak/Tahun :

Potensi Pajak = Penjualan x 365 hari x tarif pajak

Minimal : Rp. 500.000 x 365 x 10 % = Rp. 18.250.000,-

2. Nama Restoran/Rumah Makan : Rumah Makan Idaman

Rata-rata Pengunjung Tiap Hari : Minimal 40 orang

Maksimal 50 orang

Rata-rata Penjualan per-hari : Minimal Rp. 300.000,-

Maksimal Rp. 400.000,-

Page 30: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

64

Perkiraan Potensi Pajak/Tahun :

Potensi Pajak = Penjualan x 365 hari x tarif pajak

Minimal : Rp. 300.000 x 365 x 10 % = Rp. 10.950.000,-

Maksimal : Rp. 400.000 x 365 x 10 % = Rp. 14.600.000,-

Dari kedua metode ini, terlihat bahwa hasil perkiraan potensi pajak yang

dihitung berdasarkan metode perkiraan jumlahnya lebih besar daripada hasil

perhitungan perkiraan potensi pajak yang dihitung berdasarkan data angket.

Tetapi harus diperhatikan bahwa hasil perhitungan berdasarkan data angket

menunjukkan perkiraan potensi minimal, dan pada dasarnya masih bisa

menunjukkan hasil yang lebih besar lagi. Hal ini disebabkan karena angka

rata-rata penjualan perhari yang digunakan sebagai dasar penghitungan

potensi pajak hanya bisa menunjukkan data jumlah rata-rata penjualan pada

titik terendah, sedangkan titik tertinggi rata-rata penjualan berada di luar skala

data yang ada di dalam angket yang dibagikan.

i. Perhitungan Potensi Pajak Café/Karaoke

Tabel 4.16. Perhitungan Potensi Pajak Café/Karaoke

No Nama Restoran/Rumah Makan Kapasitas Jumlah Tamu Jam Total Harga Rata-

PH QH Buka Tamu Rata Menu

1CAFÉ RAJAWALI 30 21.00-02.00 WIB 60 2CAFÉ PURNAMA PERMAI 30 21.00-02.00 WIB 55 3CAFÉ BOY 40 21.00-02.00 WIB 80 4CAFÉ LIS 40 21.00-02.00 WIB 75 Rp. 15.000,-

5KARAOKE DIAMOND 30 21.00-02.00 WIB 50 6KARAOKE FORTUNA 30 21.00-02.00 WIB 45 7KARAOKE HARMONI 30 21.00-02.00 WIB 54 8KARAOKE MELATI 30 21.00-02.00 WIB 50

Total 469

(Sumber : Hasil Olahan Peneliti)

Untuk perhitungan Potensi Pajak Café/Karaoke, tidak ada Peak Hour ataupun

Quit Hour karena dianggap bahwa jumlah kunjungan ke Café/Karaoke ini

jumlahnya konstan.

Total Tamu = ( 2 jam x PH ) + ( 8 jam x QH )

Rata – Rata Kunjungan ( R ) = SampelJumlahTamuTotal

Page 31: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

65

= 8

469

= 58

Perkiraan Penghasilan Bruto = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-rata

Menu

= 58 x Rp. 15.000,-

= Rp. 870.000,-/hari

Potensi Pajak Café/Karaoke = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-Rata

Menu 365 Hari x Tarif Pajak

= 58 x Rp. 15.000,- x 365 x 10%

= Rp. 31.755.000,-

Total Potensi Pajak = Potensi Pajak x Jumlah Total

= Rp. 31.755.000,- x 22

= Rp. 698.610.000,-

Sebagai data pembanding, disajikan data perkiraan pendapatan yang diperoleh

melalui angket yang diisi oleh beberapa pengusaha restoran yang termasuk ke

dalam kelompok ini (Lampiran 8).

1. Nama Restoran/Rumah Makan : Café Boy

Rata-rata Pengunjung Tiap Hari : Lebih dari 50 orang

Rata-rata Penjualan per-hari : Diatas Rp. 500.000

Perkiraan Potensi Pajak/Tahun :

Potensi Pajak = Penjualan x 365 hari x tarif pajak

Minimal : Rp. 500.000 x 365 x 10 % = Rp. 18.250.000,-

Dari kedua metode ini, terlihat bahwa hasil perkiraan potensi pajak yang

dihitung berdasarkan metode perkiraan jumlahnya lebih besar daripada hasil

perhitungan perkiraan potensi pajak yang dihitung berdasarkan data angket.

Tetapi harus diperhatikan bahwa hasil perhitungan berdasarkan data angket

menunjukkan perkiraan potensi minimal, dan pada dasarnya masih bisa

menunjukkan hasil yang lebih besar lagi. Hal ini disebabkan karena angka

rata-rata penjualan perhari yang digunakan sebagai dasar penghitungan

potensi pajak hanya bisa menunjukkan data jumlah rata-rata penjualan pada

Page 32: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

66

titik terendah, sedangkan titik tertinggi rata-rata penjualan berada di luar skala

data yang ada di dalam angket yang dibagikan.

j. Perhitungan Potensi Pajak Restoran Hotel

Tabel 4.17. Perhitungan Potensi Pajak Restoran/Rumah Makan Hotel

No Nama Restoran/Rumah Makan Kapasitas Jumlah Tamu Total Harga Rata-

PH QH Tamu Rata Menu

1RESTORAN BANAMA TINGANG 100 64

2RESTORAN BATU SULI 100 50 Rp.20.000,-

3RESTORAN SAKURA 80 20

4RESTORAN LAMPANG 80 30

Total 164

(Sumber : Hasil Olahan Peneliti)

Perhitungan Potensi Pajak Restoran Hotel tidak ada Peak Hour ataupun Quit

Hour, karena jumlah konsumen yang mendatangi Restoran ini diasumsikan

sama dengan 2 kali jumlah hunian Hotel per hari.

Total Potensi Pajak Restoran Hotel = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-

Rata Menu x 365 Hari x Tarif Pajak

= 164 x Rp. 20.000,- x 365 x 10%

= Rp. 119.720.000,-

Kemudian hasil perhitungan potensi pajak masing-masing jenis

Restoran/Rumah Makan tersebut dijumlahkan seluruhnya untuk memperoleh total

potensi pajak untuk keseluruhan Restoran/Rumah Makan yang ada di wilayah

Kota Palangkaraya.

Tabel 4.18. Total Potensi Pajak Restoran/Rumah Makan

No Jenis Restoran Potensi Pajak 1 R.M Indonesia (Banjar) 740,439,0002 R.M Indonesia (Kalteng) 296,088,0003 R.M Indonesia (Padang) 262,800,0004 Depot Bakso/Mie 240,170,0005 Depot Minuman 121,362,0006 R.M Sea (Fish) Food 350,400,0007 R.M Chinese Food 268,275,0008 R.M Indonesia (Umum) 410,333,0009 Café/Karaoke …………….

Page 33: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

67

9 Café/Karaoke 698,610,00010 Restoran Hotel 119,720,000

Total 3,508,197,000 (Sumber : Hasil Olahan Peneliti) 4.3.2. Potensi Pajak Hotel

Berbeda dengan perhitungan potensi pajak restoran, perhitungan potensi

pajak untuk hotel dilakukan tanpa menggunakan sampel. Hal ini berarti seluruh

hotel yang ada dihitung potensinya satu persatu sehingga dengan demikian akan

diperoleh total potensi pajak hotel secara keseluruhan.

Tabel 4.19. Daftar Hotel, Tarif Rata-Rata, dan Hunian Rata-Rata

No Nama Hotel Harga/Tarif Kamar Jumlah Hunian Rata-Rata Rata-Rata per Hari 1Dandang Tingang Rp 168,704 32 2Batu Suli Rp 107,065 25 3Lampang Rp 110,000 12 4Sakura Rp 101,000 10 5Adidas Rp 118,845 13 6Pelangi Rp 51,774 14 7Virgo Rp 68,750 6 8Halmahera Rp 82,645 11 9Foni Rp 65,091 11

10Yanti Rp 58,636 8 11Rachman Rp 48,793 8 12Hawai Rp 42,909 13 13Pasah Asi Rp 78,000 5 14Sahid Tamara Rp 51,098 12 15Sahid Raya Rp 70,000 6 16Dian Wisata Rp 65,789 5 17Mahkota Rp 60,769 6 18Mina Rp 56,977 8 19Triana Rp 60,000 6 20Panarung Rp 32,400 8 21Sampaga Rp 45,000 4 22Ayu Rp 45,000 7 23Riwut Tarung Rp 46,250 5 24Serasi Rp 40,000 4 25Kencana Rp 40,000 7 26Putir Sinta Rp 40,000 7 27Cempaka Kuin Rp 35,000 5 28Pahandut Jaya Rp 40,000 7 29Payang Rp 40,000 5 30Sukma Indah Permai Rp 27,500 6 31Inter Payang ………………. …………

Page 34: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

68

31Inter Payang Rp 30,000 4 32Putra Mentaya Rp 25,000 4

(Sumber : Lampiran 5)

Berdasarkan data pada tabel diatas, maka perhitungan potensi pajak

masing-masing hotel adalah sebagai berikut :

1. Hotel Dandang Tingang

Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif

Pajak

= Rp. 168.704,- x 32 x 365 x 10 %

= Rp. 197.045.926,-

2. Hotel Batu Suli

Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif

Pajak

= Rp. 107.065,- x 25 x 365 x 10 %

= Rp. 97.697.000,-]

3 Hotel Lampang

Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif

Pajak

= Rp. 110.000,- x 12 x 365 x 10 %

= Rp. 48.180.000,-

4. Hotel Sakura

Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif

Pajak

= Rp. 101.000,- x 10 x 365 x 10 %

= Rp. 36.865.000,-

5. Hotel Adidas

Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif

Pajak

= Rp. 118.845,- x 13 x 365 x 10 %

= Rp. 56.221.000,-

Page 35: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

69

6. Hotel Pelangi

Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif

Pajak

= Rp. 51.774,- x 13 x 365 x 10 %

= Rp. 26.456.000,-

7. Hotel Virgo

Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif

Pajak

= Rp. 68.750,- x 6 x 365 x 10 %

= Rp. 15.056.000,-

8. Hotel Halmahera

Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif

Pajak

= Rp. 82.645,- x 11 x 365 x 10 %

= Rp. 33.182.000,-

9. Hotel Foni

Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif

Pajak

= Rp. 65.091,- x 11 x 365 x 10 %

= Rp. 26.134.000,-

10. Hotel Yanti

Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif

Pajak

= Rp. 56.836,- x 8 x 365 x 10 %

= Rp. 17.121.000,-

11. Hotel Rachman

Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif

Pajak

= Rp. 48.793,- x 8 x 365 x 10 %

= Rp. 14.247.000,-

Page 36: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

70

12. Hotel Hawai

Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif

Pajak

= Rp. 42.909,- x 13 x 365 x 10 %

= Rp. 20.360.000,-

13. Hotel Pasah Asi

Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif

Pajak

= Rp. 78.000,- x 5 x 365 x 10 %

= Rp. 14.235.000,-

14. Hotel Sahid Tamara

Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif

Pajak

= Rp. 51.098,- x 12 x 365 x 10 %

= Rp. 22.380.000,-

15. Hotel Sahid Raya

Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif

Pajak

= Rp. 70.000,- x 6 x 365 x 10 %

= Rp. 15.330.000,-

16. Hotel Dian Wisata

Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif

Pajak

= Rp. 65.789,- x 5 x 365 x 10 %

= Rp. 12.006.000,-

17. Hotel Mahkota

Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif

Pajak

= Rp. 60.769,- x 6 x 365 x 10 %

= Rp. 13.308.000,-

Page 37: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

71

18. Hotel Mina

Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif

Pajak

= Rp. 56.977,- x 8 x 365 x 10 %

= Rp. 16.637.000,-

19. Hotel Triana

Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif

Pajak

= Rp. 60.000,- x 6 x 365 x 10 %

= Rp. 13.140.000,-

20. Hotel Panarung

Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif

Pajak

= Rp. 32.400,- x 8 x 365 x 10 %

= Rp. 9.460.000,-

21. Hotel Sampaga

Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif

Pajak

= Rp. 45.000,- x 4 x 365 x 10 %

= Rp. 6.570.000,-

22. Hotel Ayu

Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif

Pajak

= Rp. 45.000,- x 7 x 365 x 10 %

= Rp. 11.497.000,-

23. Hotel Riwut Tarung

Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif

Pajak

= Rp. 46.250,- x 5 x 365 x 10 %

= Rp. 8.440.000,-

Page 38: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

72

24. Hotel Serasi

Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif

Pajak

= Rp. 40.000,- x 4 x 365 x 10 %

= Rp. 5.840.000,-

25. Hotel Kencana

Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif

Pajak

= Rp. 40.000,- x 7 x 365 x 10 %

= Rp. 10.220.000,-

26. Hotel Putir Sinta

Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif

Pajak

= Rp. 40.000,- x 7 x 365 x 10 %

= Rp. 10.220.000,-

27. Hotel Cempaka Kuin

Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif

Pajak

= Rp. 35.000,- x 5 x 365 x 10 %

= Rp. 6.387.000,-

28. Hotel Pahandut Jaya

Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif

Pajak

= Rp. 40.000,- x 7 x 365 x 10 %

= Rp. 10.220.000,-

29. Hotel Payang

Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif

Pajak

= Rp. 40.000,- x 5 x 365 x 10 %

= Rp. 7.300.000,-

Page 39: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

73

30. Hotel Sukma Indah Permai

Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif

Pajak

= Rp. 27.500,- x 6 x 365 x 10 %

= Rp. 6.022.000,-

31. Hotel Inter Payang

Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif

Pajak

= Rp. 30.000,- x 4 x 365 x 10 %

= Rp. 4.380.000,-

32. Hotel Putra Mentaya

Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif

Pajak

= Rp. 25.000,- x 4 x 365 x 10 %

= Rp. 3.650.000,-

Sedangkan total dari potensi pajak hotel adalah jumlah total dari seluruh

perhitungan potensi dari masing-masing hotel diatas, yaitu sebesar Rp.

795.806.000,-

Dari perhitungan masing-masing total potensi pajak hotel dan total potensi

pajak restoran ini kemudian dapat diketahui bahwa total jumlah Potensi Pajak

Hotel dan Restoran adalah :

Total Potensi = Potensi Pajak Hotel + Potensi Pajak Restoran

= Rp. 795.806.000 + Rp. 3,508,197,000,-

= Rp. 4.304.003.000,-.

4.3.3. Perbandingan Realisasi Penerimaan Pajak dengan Potensi Pajak

Berdasarkan Laporan Realisasi Penerimaan dan Tunggakan

Pajak/Retribusi Daerah, Bagian Laba Usaha, Penerimaan Lain-Lain Dan Bagi

Hasil Pajak/Bukan Pajak tahun anggaran 2002 yang dikeluarkan oleh Dinas

Pendapatan Kota Palangkaraya pada bulan Desember 2002 diketahui bahwa

realisasi penerimaan pajak sektor Pajak Hotel dan Restoran pada tahun 2002

adalah sebesar Rp. 561.874.180,-. Sedangkan menurut hasil penelitian bahwa

Page 40: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

74

Potensi Pajak untuk sektor Pajak Hotel dan Restoran adalah berjumlah Rp.

4.304.003.000,-.

Apabila realisasi penerimaan tahun 2002 dibandingkan dengan Potensi

Pajak, maka akan diperoleh hasil sebagai berikut :

%100Re

xAdaYangPotensi

PenerimaanalisasiAER =

%100000,-.4.304.003. Rp.

0,-561.874.18 Rp.xAER =

= 13,05 %

Hal ini menandakan bahwa realisasi penerimaan yang dicapai pada tahun 2002

hanya sebesar 13,05 % dari potensi yang ada. Ini membuktikan bahwa penerimaan

pajak dari sektor Pajak Hotel dan Restoran di wilayah Kota Palangkaraya masih

belum efektif dan masih bisa ditingkatkan lagi.

Menurut hasil pengamatan peneliti yang didukung oleh pernyataan dari

Bapak Hargo, BSc. yang menjabat sebagai Kepala Seksi T.U Penetapan, pihak

Dinas Pendapatan Daerah sudah menyadari bahwa jumlah pajak yang dipungut

selama ini masih jauh dari jumlah yang maksimal. Hal ini disebabkan oleh banyak

faktor, baik itu faktor internal maupun eksternal. Faktor-faktor itu antara lain :

a. Faktor terbatasnya tenaga operasionil di lapangan, baik itu tenaga pemungut

pajak, tenaga pendataan, dan tenaga pengawasan.

b. Faktor terbatasnya sarana dan fasilitas penunjang yang dapat digunakan oleh

petugas di lapangan. Sebagai contoh dalam kegiatan pemungutan pajak baik

itu kegiatan pendataan ataupun penagihan, petugas harus menggunakan

kendaraan umum untuk mendatangi Wajib Pajak satu persatu karena masih

belum tersedianya kendaraan dinas yang dapat dipergunakan untuk kegiatan

operasional.

c. Kesadaran wajib pajak yang masih rendah. Hal ini ditandai dengan masih

banyak masyarakat pengguna jasa hotel dan restoran yang keberatan dan

menolak untuk membayar beban pajak sebesar 10% yang dipungut oleh pihak

pengusaha hotel dan restoran.

d. Belum efektifnya sistem pengendalian dan pengawasan. Hal ini disebabkan

karena adanya ketidakjelasan dalam pembagian tugas dan tanggung jawab.

Page 41: 4. Deskripsi Data Dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Kota

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

75

Terutama terlihat pada kegiatan penagihan, dimana seringkali petugas dari

unit lain seperti dari unit pendataan dan pengawasan merangkap sebagai

petugas penagih yang sebenarnya bukan merupakan tugas dan tanggung jawab

mereka. Adanya tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas dan wewenang

menyebabkan tindakan pengawasan dan pengendalian menjadi sulit untuk

diterapkan dan memperbesar potensi terjadinya kecurangan.