4. analisis data 4.1 pendahuluan - library@petra · 2013. 3. 11. · spesifikasi tiang pancang...

70
4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN Dari 40 kuesioner yang disebarkan kepada responden dari 13 proyek ruko di Surabaya, tercatat 33 kuesioner yang kembali dari 11 ruko dengan prosentase sekitar 82,5%. Dari diskripsi data 33 kuesioner, diperoleh status/jabatan responden menunjukan sebagian besar responden adalah pengawas lapangan orang yang selalu berada di lapangan dan mengikuti setiap aktifitas kerja (Gambar 4.1). Pengalaman kerja responden di bidang konstruksi pada Gambar 4.2, menunjukkan pengalaman responden sebagian besar antara 1-5 tahun. Manajer lapangan sebagian besar adalah orang yang cukup berpengalaman dengan lamanya pengalaman kerja antara 11-15 tahun. Gambar 4.1 Status/Jabatan Responden Gambar 4.2 Pengalaman Kerja Responden

Upload: others

Post on 06-Nov-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

4. ANALISIS DATA

4.1 PENDAHULUAN

Dari 40 kuesioner yang disebarkan kepada responden dari 13 proyek ruko

di Surabaya, tercatat 33 kuesioner yang kembali dari 11 ruko dengan prosentase

sekitar 82,5%.

Dari diskripsi data 33 kuesioner, diperoleh status/jabatan responden

menunjukan sebagian besar responden adalah pengawas lapangan orang yang

selalu berada di lapangan dan mengikuti setiap aktifitas kerja (Gambar 4.1).

Pengalaman kerja responden di bidang konstruksi pada Gambar 4.2,

menunjukkan pengalaman responden sebagian besar antara 1-5 tahun. Manajer

lapangan sebagian besar adalah orang yang cukup berpengalaman dengan

lamanya pengalaman kerja antara 11-15 tahun.

Gambar 4.1 Status/Jabatan Responden

Gambar 4.2 Pengalaman Kerja Responden

Page 2: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

28

Hasil uji ANOVA dari keempat kelompok responden terhadap kedelapan

jenis material yang diteliti dengan bantuan program komputer "SPSS" dapat

dilihat pada Lampiran 7, secara ringkas disusun dalam Tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1 Hasil Uji ANOVAuntuk Keempat Kelompok Responden

Tabel 4.1 menunjukkan hasil uji ANOVA pada kedelapan jenis material

yang diteliti, dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% (a=5%) terdapat

tujuh jenis sisa material yaitu tiang pancang, beton ready mix, besi beton, pasir,

batu pecah, batu bata dan keramik yang memiliki nilai signifikan > 0,05 artinya

rata-rata pendapat dari keempat kelompok responden terhadap ketujuh kuantitas

sisa material tersebut sama atau tidak terjadi conflict ofinterest, sedangkan sisa

material semen memiliki angka signifikan 0,03 < 0,05 artinya rata-rata pendapat

terhadap kuantitas sisa material di lapangan berbeda atau terdapat conflict of

interest, dengan demikian data hasil survey kuesioner dapat dianggap obyektif

untuk dianalisa lebih lanjut.

4.2 KUANTITAS SISA MATERIAL

Besaraya kuantitas sisa material untuk masing-masing jenis material

diperoleh dari data hasil survey kuesioner dan hasil pengamatan di lapangan

(Studi kasus).

4.2.1 Kuantitas Sisa Material Hasil Survey Kuesioner

Berdasarkan diskripsi data hasil survey kuesioner, diperoleh prosentase

responden terhadap kuantitas sisa raaterial yang dipilih untuk kedelapan jenis

material yang diteliti pada Tabel 4.2 dan dalam bentuk histogram pada

Gambar 4.3.

Page 3: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

29

Tabel 4.2 Kuantitas Sisa Material Hasil Kuesioner

No.

1.

2.3.

4.5.

6.7.

8.

Jenis Material

Tiang pancangBeton ready mixBesi betonSemenPasirBatu pecahBatu bataKeramik

KuantitasSisa Material

0 - 5%6-10%6-10%11-15%11-15%6-10%11-15%6-10%

Prosentase(Responden)

23 (70%)17 (52%)22 (67%)12 (37%)19 (58%)21 (64%)12 (37%)15 (46%)

Keterangan

Gambar 4.3. aGambar 4.3bGambar 4.3. cGambar 4.3. dGambar 4.3. eGambar 4.3. fGambar 4.3. gGambar 4.3. h

Prosentase responden yang memilih kuantitas sisa material tiang pancang

diantara 0-5% menunjukan prosentase yang cukup tinggi yaitu 70%, hal ini

menunjukkan pendapat responden terhadap besaraya kuantitas sisa material

tiang pancang pada range tersebut cukup kuat. Prosentase pendapat responden

terhadap kuantitas sisa material semen dan batu bata di lapangan sebesar 37%,

hal ini menunjukkan pendapat dari keempat kelompok responden kurang kuat.

4.2.2 Kuantitas Sisa Material Hasil Pengamatan Lapangan

Analisa kuantitas sisa material hasil pengamatan di lapangan secara

terinci dapat dilihat pada Lampiran 4,5,8, dan 9, secara garis besar hasilnya

dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini.

Tabel 4.

No.

12345678

3 Kuantitas Sisa Material Hasil Pengamatan Lapangan

Jenis Material

Tiang pancangBeton ready mixBesi betonSemenPasirBatu pecahBatu bataKeramik

Kuantitas Sisa Material

4,824,786,506,5211,395,9612,516,80

Kuantitas sisa material hasil pengamatan lapangan menunjukkan

kesesuaian dengan mayoritas kuantitas sisa material hasil kuesioner yang

dipilih responden (bandingkan Tabel 4.3 dengan Gambar 4.3), kecuali untuk

sisa material semen yang terdapat conflict of interest diantara keempat

responden.

Page 5: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

31

Berdasarkan Tabel 4.3, dapat di gambar grafik kuantitas sisa material yang

dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Grafik Kuantitas Sisa Material

Pada Gatnbar diatas menunjukkan bahwa kuantitas sisa material yang

terbesar adalah: batu bata dan pasir.

Hasil pengamatan lapangan menunjukkan bahwa faktor yang paling

berpengaruh menyebabkan sisa material batu bata adalah;

• Suplier kirim batu bata tidak sesuai spesifikasi, yaitu mutu bata yang

rendah sehingga mudah patah dan hancur pada saat penanganan material

atau karena pengaruh hujan.

• Perilaku pekerja di lapangan yang keberatan memakai potongan-potongan

batu bata yang ada, sehingga terjadi banyak sisa material dalam bentuk

potongan batu bata.

Untuk pasir, faktor yang paling berpengaruh menyebabkan terjadinya

sisa material adalah:

• Tercecer dan dilalui kenderaan/orang maupun hilang terbawa air akibat

hujan, hal ini disebabkan karena manajemen penanganan material pasir dan

penataan site yang kurang baik.

Page 6: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

32

• Akibat kesalahan/kecerobohan pekerja di lapangan dan adanya deviasi

struktur raenyebabkan pemakaian balian berlebihan (prodnction wastei

dalam bentuk mortar.

Semen, pasir, dan batu pecah selalu dipakai bersamaan baik dalani

bentuk campuran beton maupun dalam bentuk campuran mortar, namun sisa

material pasir menunjukan kuantitas sisa material yang jauh lebih besar dari

pada semen dan batu pecah, hal ini disebabkan karena material pasir sebelum

diolah menjadi campuran beton maupun campuran mortar, tersisa dalaro

bentuk material pasir itu sendiri, yaitu tercecer, terbawa air hujan, dan

bercampur dengan tanah.

4.3 SUMBER DAN FAKTOR PENYEBAB SISA MATERIAL

Analisa deskriptif data yang diperoleh disajikan dalam bentuk histogram

dengan sumbu x pada grafik menyatakan sumber penyebab terjadinya sisa material

sedangkan sumbu y menyatakan nilai rata-rata bobot dari sumber tersebut.

Perhitungan nilai rata-rata bobot hanya disajikan untiik material tiang

pancang dan dapat dilihat pada lampiran 9. Faktor-faktor yang dianggap

berpengaruh adalah faktor-faktor yang memiliki nilai rata-rata bobot lebih dari 3,5

sampai dengan 6. Berikut ini akan dijelaskan secara detail analisis tersebut.

4.3.1 Tiang pancang (TP)

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada material tiang pancang terlihat

bahwa sumber yang berpengaruli terhadap terjadinya sisa material tiang

pancang di lapangan diantaranya adalah disain, pengadaan material,

penanganan material, pelaksanaan, dan residual (Gambar 4.5).

Page 7: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

33

Faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi timbulnya sisa material

tiang pancang di lapangan untuk masing-masing sumber tersebut di atas dapat

dilihat pada Gambar 4.6 di bawah ini.

Gambar 4.6 Bobot Faktor-Faktor Penyebab Sisa Material TP

1. Disain

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada sumber disain, faktor-faktor

yang mempengarahi sisa material tiang pancang di lapangan (Gambar 4.6)

adalah:

Page 8: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

34

• Perabahan disain

• Memilih beton berkualitas rendah

• Tiang pancang belum mencapai tanah keras

Adanya perabahan disain dapat disebabkan karena perencanaan yang

kurang sempuma (Loosemoore,2001), atau perubahan disain dari

pembeli/tenant (Gambar 4.7), yang menghendaki adanya perubahan denah

sesuai dengan penggunaannya.

Gambar 4.7 Adanya Peaibahan Disain TP

Beton berkualitas rendah dapat mengakibatkan tiang pancang

patah/msak sebelum mencapai tanah keras (Gambar 4.8).

Gambar4.8 TPPatah pada saat Pemancangan

Page 9: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

35

Tiang pancang belum mencapai tanah keras, sehingga perlu untuk

menambah tiang pancang, hal ini dapat disebabkan karena lapisan tanah

yang tidak homogen, dan dikategorikan sebagai indirect waste/production

waste (skoyles, 1976).

2. Pengadaan Material

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada sumber pengadaan material.

faktor-faktor yang mempengaruhi sisa material tiang pancang di lapangan

(Gambar 4.6) adalah:

• Kontraktor pesan tiang paricang tidak sesuai spesifikasi

• Pemesanan melebihi kebutuhan

• Pesanan tidak dapat dilakukan dalam jumlah kecil

Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang

ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor kepada subkontraktor

maupun supplier tiang pancang tidak sesuai dengan rencana spesifikasi,

sehingga dapat menimbulkan sisa material di lapangan.

Kesalahan dalam mengestimasi volume tiang pancang yang akan

dipakai, melebihi volume yang dibutuhkan, sehingga menimbulkan sisa

material di lapangan.

Penambahan tiang pancang baik dalam ukuran panjang maupun

jumlah yang dibutuhkan tidak dapat dipenuhi oleh suplier oleh karena

standar ukuran yang sudah ada ataupun minimal order yang harus

dipenuhi.

3. Penanganan Material

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada sumber penanganan material,

faktor-faktor yang mempengaruhi sisa material tiang pancang di lapangan

(Gambar 4.6) adalah:

• Membuang/melempar tiang pancang dari atas truk

• Ketidaktelitian pada saat menerima tiang pancang

Tiang pancang yang dibuang/dilempar dari atas truk saat menerima

barang, dapat menyebabkan beton rusak/retak sehingga tidak dapat

digunakan lagi.

Page 10: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

36

Ketidaktelitian saat menerima dan memeriksa tiang pancang yang

nisak ataupun retak dari supplier yang disebabkan karena kurangnya

insentif (Loosemore, 2001), sehingga menyebabkan terjadi sisa material

di lapangan.

4. Pelaksanaan

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada sumber pelaksanaan, faktor-

faktor yang mempengaruhi sisa material tiang pancang di lapangan

(Gambar 4.6) adalah:

• Kesalahan pemancangan akibat kecerobohan

• Alat pancang tidak berflingsi dengan baik

• Pengukuran tidak akurat

• Tiang pancang telah mencapai tanah keras

Akibat kecerobohan pekerja, alat pancang yang tidak berfungsi

dengan baik dan pengukuran bowplank yang tidak akurat, dapat

menyebabkan pemancangan tidak tepat pada titk as yang direncanakan,

(Gambar 4.9), sehingga terjadi penambahan tiang pancang yang

menyebabkan terjadinya sisa material yang dikategorikan sebagai indirect

waste/negligent waste (Skoyles, 1976).

Gambar 4.9 Penambahan Tiang Pancang

Tiang pancang telah mencapai tanah keras (Gambar 4.10),

menyebabkan terjadinya sisa material yang dikategorikan sebagai direct

waste/cutting waste (Skoyles, 1976).

Page 11: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

37

Gambar 4.10 TP telah Mencapai Tanah Keras

5. Residual

Pada sumber residual bobot rata-rata 4,91 (Gambar 4.6), yang berarti

berpengaruh terhadap sisa material tiang pancang di lapangan. Berdasarkan

pengamatan di lapangan, sisa pemotongan tiang pancang ini umumnya

disebabkan karena kondisi tanah asli yang belum rata (Gambar 4.11),

sehingga panjang tiang diatas permukaan tanah juga mengikuti tinggi

rendahnya kondisi tanah, sehingga dapat menimbulkan sisa material tiang

pancang yang dikategorikan sebagai direct wastelresidnal waste (Skoyles,

1976)

Gambar 4.11 Sisa Material Tiang Pancang

Page 12: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

38

6. Lain-lain

Pada sumber lain-lain, yaitu hilang karena dicuri, bobot rata-rata 1,55

(Gambar 4.6), yang berarti kurang berpengarah terhadap terjadinya sisa

material di lapangan, hal ini disebabkan karena material tiang pancang

sendiri cukup besar dan berat sehingga sulit untuk dicuri, dikategorikan

sebagai direct waste criminal waste (skoyles, 1976)

4.3.2 Beton Ready Mix (BRM)

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada material beton ready mix

(Gambar 4.12), terlihat bahwa sumber yang mempengaruhi terjadinya sisa

material beton ready mix di lapangan adalah: disain, penanganan material,

pelaksanaan, dan residual.

Faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi timbulnya sisa material

beton ready mix di lapangan untuk masing-masing sumber tersebut diatas

dapat dilihat pada Gambar 4.13 di bawah ini.

Page 13: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

39

Gambar 4.13 Bobot Faktor-Faktor Penyebab Sisa Material BRM

1. Disain

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada sumber disain, faktor-faktor

yang mempengaruhi terjadinya sisa material beton ready mix di lapangan

(Gambar4.l3)adalah:

• Adanya perubahan disain dari pengembang

• Adanya penibahan disain dari pembeli/tenant

Adanya perubahan disain pelebaran tangga dari pengembang

(Gambar 4.14) dapat disebabkan karena perencanaan yang kurang

sempuma (Loosemoore,2001).

Gambar 4.14 Perubahan Disain Pelebaran Tangga dari Pengembang

Page 14: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

40

Perubahan disain tangga dari pembeli/tenant (Gambar 4.15), yang

menginginkan adanya perubahan denah yang sesuai dengan kebutuhannya.

2. Pengadaan Material

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada sumber pengadaan material,

faktor-faktor yang mempengarubi terjadinya sisa material beton ready mix

di lapangan (Gambar 4.13) adalah:

• Pemesanan melebihi kebutuhan

• Pesanan tidak dapat dilakiikan dalam jumlah kecil

Pada akhir pengecoran terdapat sejumlah volume beton ready mix

yang tersisa (Gambar 4.16), hal ini dapat disebabkan karena estimasi

volume beton yang tidak akurat atau overestimate yang berlebihan

disebabkan karena budaya pemborosan (Loosemore, 2001).

Page 15: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

41

Beton ready mix yang dipesan umumnya mempunyai persyaratan

pesanan minimum, misalnya pada lokasi yang diteliti menggunakan

supplier PT Conblock dengan pesanan minimum 4 m3, sehingga kebutuhan

volume beton belum tentu sama dengan yang dipesan. Hal ini dapat

menimbulkan sisa material pada akhir pengecoran (Gambar 4.16).

3. Penanganan Material

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada sumber penanganan material,

faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya sisa material beton ready mix

di lapangan (Gambar 4.13) adalah:

• Penanganan yang ceroboh saat menuangkan beton

• Volume beton dari suplier kurang

• Beton mengeras karena penanganan lambat

• Tercecer saat campuran beton diangkut/dipindahkan

Beton ready mix yang tercecer karena penanganan yang ceroboh saat

menuangkan beton (Gambar 4.17), dapat menimbulkan sisa material, hal

ini disebabkan karena pekerja yang kurang berpengalaman dan kurang

memiliki motivasi kerja (Loosemore, 2001)

Gambar 4.17 Penanganan BRM yang Ceroboh

Beton yang datang dari suplier perlu diperiksa (Stuckhart, 1995), harus

sesuai dengan volume yang dipesan, hal ini untuk menghindari terjadinya

kekurangan volume beton sehingga dapat menyebabkan pemakaian beton

yang berlebihan dan akhimya menyebabkan terjadinya sisa material yang

dikategorikan sebagai indirectwaste/production waste (Skoyles, 1976).

Page 16: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

42

Untuk pengecoran pondasi maupun sloof, beton ready mix ditampung

terlebih dahulu (Gambar 4.18), kemudian diangkut secara manual ke tempat

pengecoran. Jika jarak beton yang diangkut cukup jauh atau jumlah tenaga

pengecoran kurang, maka beton dapat mengeras sebelum dicor, hal ini dapat

menyebabkan terjadinya sisa material beton.

Gambar 4.18 Beton Mengeras karena Penanganan Lambat

Beton yang tercecer saat diangkut/dipindahkan (Gambar 4.19), hal ini

disebabkan karena pekerja yang tidak memiliki tanggung jawab terhadap

sisa material (Loosemoore, 2001)

Gambar 4.19 Beton yang Tercecer

Page 17: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

43

4. Pelaksanaan

Hasil analisis deskriptif data kuesioner pada sumber pelaksanaan,

faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya sisa material beton ready mix

di lapangan (Gambar 4.13) adalah:

• Cuaca yang buruk/hujan

• Pengukuran dimensi tidak akurat

• Terjadi deviasi dimensi struktur saat pengecoran

• Tiang pancang bergeser menambah volume poer

Beton ready mix yang dicor pada kondisi cuaca hujan mengakibatkan

sebagian beton akan berkurang/hilang terbawa air, sehingga pemakaian

volume beton akan menjadi bertambah.

Pekerja yang kurang pengalaman dalam hal pekerjaan bekisting dapat

mengakibatkan terjadinya deviasi dimensi saat pengecoran (Gambar 4.20)

Gambar 4.20 Deviasi Elemen Struktur

Tiang pancang yang menyimpang dari as dapat mengakibatkan

pembesaran ukuran poer (Gambar 4.21), sehingga volume beton poer

bertambah menyebabkan terjadinya sisa material yang dikategorikan

sebagai indirect waste/negligent waste (Skoyles, 1976).

Page 18: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

44

Gambar 4.21 Penambahan Volume Poer

5. Residual

Pada siimber residual bobot rata-rata 4,42 (Gambar 4.13) yang berarti

berpengaruh terhadap sisa material di lapangan. Terjadinya sisa material

ini (Gambar 4.22), dipengaruhi oleh sikap dan perilaku pekerja di lapangan

(Loosemore,2001), diantaranya kurang motivasi, tanggung jawab, dan

penekanan terhadap waktu.

Gambar 4.22 Sisa Beton Ready Mix

6. Lain-lain

Pada siimber lain-lain, yaitu hilang karena dicuri, bobot rata-rata 1,27

(Gambar 4.13), yang berarti kurang berpengaruh terhadap sisa material

di lapangan, hal ini disebabkan karena waktu setting beton ready mix

relatif cepat sehingga sulit untuk dicuri.

Page 19: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

45

4.3.3 Besi beton

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada material besi beton, terlihat

bahwa sumber yang mempengaruhi terjadinya sisa material besi beton

diantaranya adalah: disain, pengadaan material, pelaksanaan, dan residual

(Gambar4.23).

Faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi timbulnya sisa material

di lapangan untuk masing-masing sumber tersebut diatas dapat dilihat pada

Gambar 4.24 di bawah ini.

Gambar 4.24 Bobot Faktor-Faktor Penyebab Sisa Material Besi Beton

Page 20: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

46

1. Disain

Hasil anlisis deskriptif kuesioner pada sumber disain, faktor-faktor

yang mempengaruhi sisa material besi beton di lapangan (Gambar 4.24)

adalah:

• Adanya perubahan disain dari pengembang

• Adanya perubahan disain dari pembeli/tenant

• Informasi gambar kurang/tidak j elas

• Pendetailan gambar yang rumit

Perabahan disain dari pengembang, disebabkan karena perencanaan

yang kurang sempuma (Loosemore, 2001), sehingga pengembang merasa

perlu untuk membongkar bagian pekerjaan yang akan dirubah, sehingga

menimbulkan sisa material.

Perubahan disain dari pemilik/tenant (Gambar 4.25), terjadi karena

adanya perubahan rencana penggunaan ruko tersebut sehingga

mempengaruhi perubahan denah, dan terjadi pembongkaran plat lantai

untuk penambahan tangga, sehingga hal ini menimbulkan sisa material.

Gambar yang kurang/tidak jelas, ukuran maupun tipe/jenis besi yang

akan digunakan dapat berakibat kontraktor salah dalam melakukan

pengadaan maupun pekerjaan pembesian tersebut. Sehingga perlu untuk

dirubah/diganti dan hal ini dapat menyebabkan terjadinya sisa material.

Pendetailan yang rumit mengakibatkan kesulitan dalam membaca

gambar maupun pelaksanaan, sehingga hal ini dapat menyebabkan

terjadinya kesalahan dalam pelaksanaan, yang akhirnya perlu diganti dan

menyebabkan terjadinya sisa material.

Gambar 4.25 Perubahan Disain dari Pemilik/Tenant

Page 21: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

47

2. Pengadaan Material

Hasil analisis deskriptil" kuesioner pada sumber pengadaan material,

faktor-faktor yang mempengaruhi sisa material besi beton di lapangan

(Gambar 4.24) adalah:

• Pemesanan melebihi kebutuhan

Estimasi yang tidak akurat menyebabkan kontraktor memesan besi

melebihi kebutuhan dan hal itii dapat mempengarulii volume sisa material

besi di lapangan karena tukang akan cenderung untuk memakai besi secara

boros (Loosemore, 2001). Hal ini dapat menyebabkan terjadinya sisa

material yang dikategorikan sebagai indireci waste/substitulion waste

(Skoyles, 1976).

3. Pelaksanaan

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada siimber pelaksanaan, faktor-

faktor yang mempengaruhi tevjadinya sisa material besi beton di lapangan

(Gambar 4.24) adalah:

• Kesalahan pemotongan karena kecerobohan

• Kesalahan pemakaian ukuran/tipe besi beton

• Tidak merencanakan bestat penulangan

Kesalahan pemotongan disebabkan karena tukang yang kurang

berpengalaman dapat menyebabkan pemakaian volume besi bertambah

yang berarti menambah terjadinya sisa material di lapangan.

Kesalahan peraakaian ukuran/tipe besi beton dapat disebabkan karena

kecerobohan atau tidak tersedianya jenis besi yang dibutuhkan sehingga

tukang dengan sengaja memakai jenis besi yang ada, hal ini terjadi karena

adanya penekanan terhadap waktu (Loosemore, 2001). Akhimya terjadi

pembongkaran yang menyebabkan terjadinya sisa raaterial.

Pembesian yang dikerjakan tanpa merencanakan bestat penulangan

terlebih dahulu dapat menyebabkan pemakaian besi beton yang tidak

efisien dan menghasilkan banyak sisa potongan.

Page 22: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

48

4. Residual

Pada sumber residual bobot rata-rata sisa besi beton karena proses

pemakaian adalah 4,76 (Gambar 4.24), yang berarti berpengamb. terhadap

sisa material di lapangan. Terjadinya sisa material ini umumnya berasal

dari sisa-sisa potongan besi beton dengan ukuran yang tidak dapat dipakai

lagj (Gambar 4.26).

Gambar 4.26 Sisa Pemotongan Besi Beton

5. Lain-lain

Pada sumber lain-lain, yaitu hilang karena dicuri, bobot rata-rata 2,00

(Gambar 4.24), yang berarti kurang berpengaruh terhadap sisa material

yang terjadi di lapangan, hal ini disebabkan karena material besi beton

yang cukup panjang sehingga sulit untuk dicuri.

4.3.4 Semen

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada pekerjaan semen terlihat batvwa

sumber yang mempengaruhi terjadinya sisa material semen di lapangan adalah

disain, penanganan material, pelaksanaan, dan residual (Gambar 4.27).

Terjadinya sisa material semen, selain dalam bentuk semen yang tercecer atau

dalam bentuk campuran mortar.

Page 23: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

49

Faktor-faktor penyebab yang mempengaruh timbulnya sisa material

di lapangan untuk masing-masing sumber tersebut diatas dapat dilihat pada

Gambar 4.28 di bawah ini.

Gambar 4.28 Bobot Faktor-Faktor Penyebab Sisa Material Semen

Page 24: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

50

1. Disain

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada svimber disain, faktor-faktor

yang mempengaruhi sisa material semen di lapangan (Gambar 4.28)

adalah:

• Adanya penibahan disain dari pengembang

• Adanya perubahan disain dari pembeli/tenant

Adanya pembahan disain dari pengembang, yang disebabkan karena

disain yang kurang sempuma (Loosemore 2001), sehingga pengembang

merasa perlu untuk merevisi/merubah dinding tembok yang telah

dilaksanakan (Gambar 4.29), sehingga terjadi pembongkaran yang dapat

menimbulkan sisa material.

Adanya perubahan disain dari pembeli/tenant, terutama yang

memiliki minimal dua ruko menghendaki adanya perubahan pada dinding

tembok denah awal (Gambar 4.30) untuk kepentingan penggunaannya,

sehingga menimbulkan pembongkaran pada dinding tembok tersebut, dan

akhirnya menimbulkan sisa material dalam bentuk bongkaran beton.

Gambar 4.29 Pembongkaran Tembok Batu Bata

Gambar 4.30 Dua Ruko yang Dijadikan Satu

Page 25: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

51

2. Pengadaan Material

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada sumber pengadaan material,

faktor-faktor yang mempengaruhi terjadi sisa material semen di lapangan

(Gambar 4.28), adalah:

• Kemasan rusak menyebabkan semen tercecer

Kemasan yang rusak pada saat pengiriman semen menyebabkan

semen akan tercecer baik di gudang maupun pada saat dipindahkan,

sehingga menyebabkan terjadinya sisa material.

3. Penanganan Material

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada siimber penanganan material,

faktor-faktor yang mempengaruli terjadi sisa material semen di lapangan

(Gambar4.28), adalah:

• Penyimpanan yang salah menyebabkan semen rusak

• Pemakaian tidak menurut .irntan pengiriman

• Membuang/melempar semen ke gudang

• Tercecer dalam bentuk mcrtar saat diangkut

Semen yang disimpan tidak memenuhi syarat, dapat menjadi basah

kalau hujan atau lantai yang lidak diberi alas, menyebabkan semen akan

rusak/mengeras, akhimya tidak terpakai dan menjadi sisa material.

Semen yang dipakai tidak menurut urutan pengiriman, menyebabkan

semen yang paling bawah akan mengeras karena tersimpan lama, akhimya

menjadi sisa material.

Semen yang dilempar/dibuang ke gudang dapat raenyebabkan

kemasan rusak sehingga semen akan tercecer baik di gudang maupun pada

saat akan diangkut ke tempat pencampuran, sehingga menyebabkan

terjadinya sisa material

Mortar yang tercecer saat diangkut dari tempat pencampuran ke

tempat pemasangan atau ke lantai 2 (Gambar 4.31), disebabkan karena

timba cor yang tidak layak dipakai lagi. Seliingga menyebabkan terjadinya

sisa material.

Page 26: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

52

Gambar 4.31 Pengangkatan Mortar ke Lantai 2

4. Pelaksanaan

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada sumber pelaksanaan, faktor-

faktor yang mempengaruhi sisa material semen di lapangan (Gambar 4.28)

adalah:

• Cuaca yang buruk/hujan

• Akibat kesalahan/kecerobohan pekerja di lapangan

• Alat ukur tidak berfungsi dengan baik

• Pemakaian mortar lebih akibat deviasi struktur

Cuaca yang buruk/hujan dapat menyebabkan semen yang berada di

luar giidang basah dan jika tidak segera dipakai akan mengeras akibat

kelalaian pekerja di lapangan. Selain itu hujan juga dapat merasak

campuran mortar jika tidak segera dilindungi. Kedua penyebab tersebut

diatas dapat mengakibatkan terjadinya sisa material di lapangan.

Kesalahan pemasangan bekisting balok (Gambar 4.32), karena

kesalahan/kecerobohan pekerja di lapangan, mengakibatkan terjadinya

pemakaian mortar melebihi yang direncanakan karena memerlukan

plesteran yang lebih tebal, sehingga menimbulkan sisa material yang

dikategorikan sebagai indirect wastenegligent waste (Skoyles, 1976).

Peralatan yang tidak berfungsi dengan baik (Gavilan, 1994), dalam

hal ini penggunaan waterpas baik secara manual maupun digital yang

belum dikalibrasi dengan benar dapat menyebabkan terjadinya

penyimpangan/kesalahan pengukuran, sehingga mengakibatkan terjadi

Page 27: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

53

kesalahan dalam pelaksanaan yang dapat menyebabkan pemakaian mortar

melebihi yang direncanakan dan menimbulkan sisa material yang

dikateogrikan sebagai indirect waste/production waste (Skoyles, 1976).

Gambar 4.32 Kesalahan Pemasangan Bekisting Balok

Terjadinya deviasi struktur akibat pengecoran dapat menyebabkan

plesteran menjadi tebal (Gambar 4.33 ), sehingga pemakaian mortar melebihi

yang direncanakan, akibatnya terjadi sisa material yang dikategorikan

sebagai indirect waste/production waste (Skoyles, 1976).

Gambar 4.33 Terjadinya Deviasi Struktur Balok

5. Residual

Pada sumber residual bobot rata-rata 4,97 (Gambar 4.28) yang berarti

berpengaruh terhadap sisa material di lapangan. Sisa material ini terjadi

pada saat melakukan plesteran (Gambar 4.34), hal ini terjadi karena kurang

adanya tanggung jawab terhadap sisa rnaterial (Loosemore, 2001).

Page 28: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

54

Gambar 4.34 Sisa Mortar yang tidak Terpakai

6. Lain-iain

Pada sumber lain-lain, yaitu hilang karena dicuri, bobot rata-rata 3,27

(Gambar 4.28), yang berarti kurang berpengaruh terhadap sisa material

semen di lapangan, hal ini disebabkan karena semen biasanya disimpan

dalam gudang yang cukup aman sehingga tidak mudah dicuri.

4.3.5 Pasir

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada material pasir (Gambar 4.35),

terlihat bahwa sumberyang mempengaruhi terjadinya sisa material pasir

di lapangan diantaranya adalah: disain, pengadaan material, penanganan

material, pelaksanaan, dan residual. Terjadinya sisa material pasir, baik dalam

bentuk pasir maupun dalam bentuk campuran mortar.

Page 29: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

55

Faktor-faktor penyebab timbulnya sisa material di lapangan untuk

masing-masing sumber tersebut diatas dapat dililiat pada Gambar 4.36.

Gambar 4.36 Bobot Faktor-Faktor Penyebab Sisa Material Pasir

1. Disain

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada sumber disain, faktor-faktor

yang mempengaruhi sisa maierial pasir di lapangan (Garabar 4.36) adalah

• Adanya perubahan disain dari pengembang

• Adanya perubahan disain dari pembeli/tenant

Adanya perubahan di;ain dari pengembang, disebabkan karena

proses disain yang kurang sempurna (Loosemore 2001), sehingga

pengembang merasa perlu uiitiik merevisi/merubali disain tersebut setelah

dilaksanakan (Gambar 4.29), sehingga terjadi pembongkaran pada dinding

pasangan bata yang menyeba:>kan terjadinya sisa material bempa mortar.

Adanya perabahan disain dari pembeli/tenant, terutama yang

memiliki minimal dua ruko tnenghendaki adanya perubahan pada denah

(Gambar 4.30) untuk kepentingan penggunaannya, sehingga nienimbulkan

Page 30: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

56

pembongkaran pada pekerjaan dinding pasangan bata yang sudah

terpasang, dan akhirnya menimbulkan sisa material berupa mortar

2. Pengadaan Material

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada sumber pengadaan material,

faktor-faktor yang mempengaruhi sisa material pasir (Gambar 4.36),

adalah:

• Pemesanan raelebihi kebutuhan

• Pesanan tidak dapat dilakukan dalam jumlah kecil

• Suplier kirim pasir tidak sesuai spesifikasi

Pasir yang dipesan melebihi kebutuhan disebabkan karena kontraktor

tidak membuat estimasi pemakaian pasir, sehingga pada akhir proyek

terdapat sisa material pasir yang masili menumpuk dan kelebilian pasir

tersebut sering digunakan untuk pekerjaan lain seperti urugan tanah,

sehingga menyebabkan terjadinya sisa material yang dikategorikan sebagai

indirect waste/substitution waste (Skoyles, 1976).

Pesanan tidak dapat dilakukan dalam jumlah kecil, minimal 1 truk

yang volumenya sekitar 6,2 m3, sehingga kebutuhan yang kurang dari

volume tersebut akan menyebabkan terjadinya sisa pasir di lapangan.

Suplier mengirim pasir tidak sesuai dengan spesifikasi, biasanya

mengandimg tanah atau lumpur (Gambar 4.37), sehingga tidak dapat

menghasilkan campuran mortar yang baik, akhiraya tidak terpakai dan

menjadi sisa material.

Gambar 4.37 Pasir yang Mengandung Lumpur

Page 31: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

57

3. Penanganan Material

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada sumber penanganan

material, faktor-faktor yang mempengarubi sisa material pasir di lapangan

(Gambar 4.36), adalah:

• Tercecer dilalui kendaraan/orang

• Volume pasir dari suplier kurang

• Tercecer saat diangkut ke tempat campuran

• Hilang karena bercampur dengan tanah

Penataan site yang kurang baik (Thomas, 1989), akan

menyebabkan penumpukan pasir berada pada tempat yang tidak aman

yaitu pada jalur yang dilalui kenderaan/orang. Hal ini menyebabkan pasir

akan tercecer (Gambar 4.38), sehingga menyebabkan terjadinya sisa

material.

Gambar 4.38 Pasir Tercecer akibat Dilalui Kenderaan/Orang

Menerima dan memeriksa pasir (Stuckhart, 1995) sebelum

diturunkan dari truk, dapat menghindari berkurangnya volume pasir, yang

dapat menyebabkan terjadinya sisa material yang dikategorikan sebagai

indirect waste^production waste (Skoyles, 1976).

Pasir yang tercecer saat diangkut ke tempat pencampuran dapat

terjadi karena alat yang dipakai untuk mengangkut pasir sudah tidak

layak/bocor atau terisi pasir dalam keadaan terlalu penuh. Hal ini

disebabkan kurang adanya tanggung jawab terhadap sisa material yang

terjadi di lapangan (Loosemore, 2001)

Page 32: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

58

Pasir yang hilang bercampur tanah, disebabkan karena tumpukan

pasir yang tertimbun dengan bekas galian tanah pondasi, sehingga

menyebabkan terjadinya sisa material pasir.

4. Pelaksanaan

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada sumber pelaksanaan, faktor-

faktor yang mempengaruhi sisa material pasir di lapangan (Gambar 4.36)

adalah:

• Cuaca yang buruk/hujan

• Akibat kesalahan/kecerobohan pekerja di lapangan

• Alat ukur ttdak berfungsi dengan baik

• Pemakaian mortar lebih akibat deviasi struktur

Cuaca yang buruk/hujan dapat mengakibatkan volume pasir yang

ditumpuk berkurang karena hilang terbawa air hujan, sehingga menyebab

terjadinya sisa material yang dikatergorikan sebagai direct waste/mgt waste

Akibat kesalahan/kecerobohan pekerja dalam membaca gambar,

menyebabkan kesalahan penempatan shaft instalasi listrik (Gambar 4.39),

sehingga harus menyilang pipa talang, mengakibatkan plesteran tembok

menjadi tebal, dan menimbulkan sisa material yang dikategorikan sebagai

indirect waste/negligent waste (Skoyles, 1976).

Gambar 4.39 Kesalahan Penempatan Pipa Instalasi Listrik

Peralatan yang tidak berfungsi dengan baik (Gavilan, 1994), dalam

hal ini penggunaan alat ukur seperti waterpas baik secara manual maupun

Page 33: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

59

digital yang belum dikalibrasi dengan benar dapat menyebabkan terjadinya

penyimpangan/kesalahan pengukuran, sehingga mengakibatkan terjadi

kesalahan dalam pelaksanaan yang dapat menyebabkan pemakaian mortar

melebihi yang direncanakan dan menimbulkan sisa material yang

dikateogrikan sebagai indirect waste/production waste (Skoyles, 1976).

Terjadinya deviasi struktur/balok akibat pengecoran karena bekisting

tidak cukup kuat (Gambar 4.40), sehingga menyebabkan plesteran menjadi

tebal dan pemakaian mortar melebihi yang direncanakan, akibatnya terjadi

sisa material yang dikategorikan sebagai indirect waste/production waste

(Skoyles, 1976).

Gambar 4.40 Ketebalan Plesteran akibat Deviasi Balok

5. Residual

Pada sumber residual bobot rata-rata 5,06 (Gambar 4.36) yang berarti

berpengaruh terhadap sisa material pasir di lapangan. Terjadinya sisa

material ini berasal dan sisa pemakaian atau sisa penumpukan pasir

(Gambar 4.41), yang sudah tidak terpakai lagi karena dianggap sebagai

konsekuensi dari sisa material pasir (Loosemore, 2001).

Page 34: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

60

Gambar 4.41 Sisa Penumpukan Pasir

6. Lain-lain

Pada sumber lain-lain, yaitu hilang karena dicuri, bobot rata-rata 2,24

(Gambar 4.36), yang berarti kurang berpengaruh terhadap sisa material

pasir, hal ini disebabkan karena material pasir tidak terlalu berharga untuk

dicuri.

4.3.6 Batupecah

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada aktifitas pekerjaan material

batu pecah (Gambar 4.42), terlihat bahwa sumber yang mempengaruhi

terjadinya sisa material batu pecah di lapangan diantaranya adalali penanganan

material, pelaksanaan, dan residual. Pemakaian batu pecah dalam bentuk

campuran beton digunakan pada pekerjaan lantai kerja, rabat, pengecoran

kolom praktis, dan pekerjaan non struktur lainnya.

Page 35: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

61

Faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi timbulnya sisa material

batu pecah di lapangan untuk masing-masing sumber tersebut di atas dapat

dilihat pada Gambar 4.43 di bawah ini.

Grafik 4.43 Bobot Faktor-Faktor Penyebab Sisa Material Batu Pecah

1. Disain

Hasil analisis deskriptic kuesioner pada sumber disain, faktor-faktor

yang mempengaruhi sisa material batu pecah di lapangan (Gambar 4.43)

adalah:

• Adanya perubahan disain dari pengembang

Adanya perubahan disain dari pengembang, disebabkan karena

proses disain yang kiirang sempuma (Loosemore 2001), sehingga

pengembang merasa perlu untuk merevisi/merabah disain tersebut setelah

dilaksanakan, sehingga teijadi pembongkaran yang menyebabkan

terjadinya sisa material berupa bongkaran beton.

2. Pengadaan Material

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada sumber pengadaan material,

faktor-faktor yang mempengaruhi sisa material batu pecah di lapangan

(Gambar 4.43), adalah:

Page 36: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

62

• Pemesanan melebihi ketmtuhan

• Pesanan tidak dapat dilakukan dalam jumlah kecil

Pemesanan melebihi kebutuhan disebabkan karena kontraktor tidak

melakukan estimasi pemakaian batu pecah, sehingga pada akhir proyek

terdapat sisa batu pecah yang masih menumpuk sehingga terjadi sisa

material yang dikategorik.ui sebagai indirect waste/snbstitution waste

(Skoyles, 1976).

Pesanan tidak dapat dilakukan dalam jumlah kecil, minimal 1 truk

yang volumenya sekitar 6,2 m3, sehingga kebutuhan yang kurang dari

volume tersebut akan menyebabkan terjadinya sisa material di lapangan.

3. Penanganan Material

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada sumber penanganan material,

faktor-faktor yang mempengaruhi sisa material batu pecah di lapangan

(Gambar 4.43), adalah

• Tercecer dilalui kendaraan/orang

• Vokune batii pecah dari suplier kurang

• Tercecer saat diangkut ke tempat kerja

Penataan site yanj? kurang baik (Thomas, 1989), akan

menyebabkan penumpukan batu pecah berada pada tempat yang tidak

aman yaitu pada jalur yang dilalui kenderaan/orang. Hal ini menyebabkan

batu pecah akan tercecer, sehingga menyebabkan terjadinya sisa material.

Batu pecah yang dituiunkan dari truk, diperiksa terlebih dahulu

sebelum diterima (Stuckhart, 1995), akan menghindari berkurangnya

volume batii pecah, yang dapat mengakibatkan pemakaian bahan lebih,

sehingga menyebabkan terjadmya sisa material yang dikategorikan sebagai

indirect waste/production waste (Skoyles, 1976).

Batu pecah yang tercecer saat diangkut ke tempat pencampuran dapat

terjadi karena bakul yang dipakai untuk mengangkut batu pecah sudah

tidak layak/bocor, dan jaraknya yang jauh dapat menyebabkan terjadinya

sisa material.

Page 37: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

63

4. Pelaksanaan

Hasil analisis deskriptif data kuesioner pada sumber pelaksanaan,

faktor-faktor yang mempengamhi sisa material batu pecah di lapangan

(Gambar 4.43) adalah:

• Akibat kesalahan/kecerobohan pekerja di lapangan

• Pemakaian beton lebih akibat deviasi struktur

Akibat kesalahan/kecerobohan pekerja di lapangan yang tidak teliti,

mengakibatkan galian tanah pekerjaan sloof tidak merata (Gambar 4.44),

akibatnya pemakaian beton untuk lantai kerja melebihi yang direncanakan,

sehingga menimbulkan sisa material yang dikategorikan sebagai indirect

waste/negligent waste (Skoyles, 1976).

Terjadinya deviasi struktur akibat pengecoran karena bekisting yang

kurang kuat, dapat menyebabkan pemakaian beton melebihi yang

direncanakan, sehingga menyebabkan terjadinya sisa material yang

dikategorikan sebagai indirect waste/production waste (Skoyles, 1976).

5. Residual

Pada sumber residual bobot rata-rata sisa kelebilian beton pada akhir

pekerjaan 3,94 (Gambar 4.43) yang berarti berpengaruh terhadap sisa

material batu pecali. Terjadinya sisa material ini berasal dari sisa

pengecoran yang tertinggal dan telah dianggap sebagai konsekuensi dari

sisa material (Loosemore, 2001).

Page 38: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

64

6. Lain-lain

Pada sumber lain-lain, yaitu hilang karena dicuri, bobot rata-rata 1,91

(Gambar 4.43), yang berarti kurang berpengaruh terhadap sisa material

batu pecah di lapangan. Hal ini disebabkan karena batu pecah dianggap

tidak terlalu berharga untuk dicuri.

4.3.7 Batubata

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada material batu bata, terlihat

bahwa sumber yang mempengaruhi terjadinya sisa material di lapangan

diantaranya adalah: disain, pengadaan material, penanganan material,

pelaksanaan, dan residual (Gambar 4.45).

Faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi timbulnya sisa material

batu bata di lapangan untuk masing-masing sumber tersebut diatas dapat

dilihat pada Gambar 4.46 di bawah ini.

Page 39: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

65

Gambar 4.46 Bobot Faktor-Faktor Penyebab Sisa Material Batu Bata

1. Disain

Hasil anlisis deskriptif kuesioner pada sumber disain, faklor-faktor

yang mempengaruhi sisa material batu bata di lapangan (Gambar 4.46)

adalah:

• Adanya perubahan disaiii dari pengembang

• Adanya perubahan disain dari pembeli/tenant

Adanya perubahan disain dari pengembang, disebabkan karena

proses disain yang kurang sempuraa (Looseraore 2001), sehingga

pengembang merasa perlu untuk merevisi/merubah dinding tembok yang

telah dilaksanakan (Gambsr 4.29), sehingga menimbulkan pekerjaan

pembongkaran yang menyebabkan terjadinya sisa material.

Adanya perubahan disain dari pembeli/tenant, terutama yang

memiliki minimal dua ruko dan menghendaki adanya perabahan dari

disain awal (Gambar 4.30), sebingga menimbulkan pembongkaran pada

pekerjaan dinding yang sudah terpasang, dan akhimya menimbulkan sisa

material.

Page 40: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

66

2. Pengadaan Material

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada sumber pengadaan material,

faktor-faktor yang mempengaruhi sisa material batu bata di lapangan

(Gambar 4.46), adalah:

• Kontraktor pesan batu bata tidak sesuai spesifikasi

• Pemesanan melebihi kebutuhan

• Pesanan tidak dapat dilakukan dalam jumlah kecil

• Suplier kirim batu bata tidak sesuai spesifikasi

Kontraktor pesan batu bata tidak sesuai dengan spesifikasi dalam hal

ini mutu bata yang rendah, karena kontraktor menginginkan harga yang

termurah. Mutu bata rendah menyebabkan batu bata mudah rusak/patah

sebelum digunakan (Gambar 4.47), dan menimbulkan sisa material.

Gambar 4.47 Mutu Batu Bata yang Rendah

Pemesanan melebihi kebutuhan disebabkan karena kesalahan dalam

mengestimasi volume batu bata atau overestimate yang disebabkan oleh

budaya pemborosan (Loosemore, 2001), sehingga terjadi kelebihan

persediaan yang dapat menimbulkan sisa raaterial batu bata di lapangan.

Pemesanan batu bata minimal Vi truk atau 2000 buah, sehingga pada

akhir pekerjaan, jika masih dibutuhkan batii bata kurang dari jumlah

tersebut, maka dapat menyebabkan terjadinya sisa material di lapangan.

Suplier kirim batu bata tidak sesuai spesifikasi dalam hal ini mutu

batu bata rendah (Gambar 4.47), sehingga mudah rusak/patah pada saat

Page 41: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

67

akan diangkut/dipindahkan ke tempat pemasangan, sehingga menimbulkan

sisa material.

3. Penanganan Material

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada sumber penanganan material,

faktor-faktor yang mempengaruhi sisa material batu bata di lapangan

(Gambar 4.46), adalah:

• Rusak/patah pada saat dipindahkan

• Membuang/melempar batu bata

• Tercecer pada saat diangkut

Akibat dipindahkan dari tempat penumpukan ke tempat kerja,

menyebabkan batu bata patah/rasak (Gambar 4.48) dan tukang cenderung

untuk tidak memakainya lagi, hal ini disebabkan karena adanya penekanan

terhadap waktu (Loosemore, 2001), sehingga batu bata yang rusak/patah

akan menjadi sisa material di lapangan.

Gambar 4.48 Potongan Batii Bata akibat Dipindahkan

Batu bata yang dibuang/dilempar pada saat pemindahan ke lantai 2

secara manual (Gambar 4.49), dapat menyebabkan batu bata rusak/patah

akibat jatuli ke bawah sehingga menyebabkan terjadinya sisa material.

Pada saat diangkut/dipindahkan dalam lokasi proyek, ada batu bata

yang terjatuh dan tercecer sehingga patah/rusak (Gambar 4.50), dan

menyebabkan terjadinya sisa material. Hal ini disebabkan adanya budaya

pemborosan dari pekerja (Loosemore, 2001).

Page 42: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

68

Gambar 4.49 Melempar/Membuang Batu Bata ke Lt 2

Gambar 4.50 Batu Bata yang Tercecer saat Diangkut

4. Pelaksanaan

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada sumber pelaksanaan, faktor-

faktor yang mempengaruhi terjadinya sisa material batu bata di lapangan

(Gambar 4.46) adalah:

• Cuaca yang buruk/hujan

• Akibat kesalahan/kecerobohan pekerja di lapangan

• Pemakaian batu bata lebih akibat deviasi struktur

Mutu batu bata yang rendah, akibat pengaruh cuaca/hujan dapat

menyebabkan bata menjadi rusak/hancur (Gambar 4.51), sehingga tidak

dapat digunakan lagi dan dapat menyebabkan sisa material yang cukup

banyak.

Page 43: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

69

Gambar 4.51 Batu Bata Rusak karena Hujan

Akibat kesalalian/kecerobohan pekerja dalam membaca gambar

maupun kurang adanya konsultasi dengan Pengawas (Loosemore, 2001),

menyebabkan pemasangan anak tangga salah tidak sesuai hongsui

(Gambar 4.52), sehingga perlu dibongkar dan menyebabkan terjadinya sisa

material.

Gambar 4.52 Pasangan Anak Tangga tidak Menurut Hongsui

Akibat terjadinya deviasi struktur kolom maupun balok, akan

menyebabkan pemakaian volume pasangan bata bertambah, sehingga dapat

menyebabkan terjadinya sisa material yang dikategorikan sebagai indirect

waste/production waste (Skoyles, 1976).

Page 44: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

70

5. Residual

Pada sumber residual bobot rata-rata sisa potongan yang tertinggal

pada akhir pekerjaan 4,97 (Gambar 4.46) yang berarti berpengaruh

terhadap sisa material batu bata. Terjadinya sisa material disebabkan

karena pada umumnya tukang keberatan memakai potongan-potongan batu

bata yang ada (Gambar 4.53), karena akan memperlambat pekerjaan

mereka, Sehingga menimbulkan sisa material yang terdiri dari potongan-

potongan batu bata.

Gambar 4.53 Sisa Material Batu Bata yang Tertinggal

6. Lain-lain

Pada sumber lain-lain hilang karena dicuri, memiliki bobot rata-rata

2,00 (Gambar 4.46), yang berarti kurang berpengaruh terhadap sisa

material di lapangan, hal ini disebabkan karena batu bata tidak termasuk

barang yang berharga.

4.3.8 Keramik

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada material keramik, terlihat

bahwa sumber yang mempengaruhi terjadinya sisa material di lapangan

diantaranya adalah: disain, pengadaan material, penanganan material,

pelaksanaan, residual, dan lain-lain (Gambar 4.54).

Page 45: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

71

Faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi timbulnya sisa material

keramik di lapangan untuk masing-masing siunber tersebut diatas dapat dilihat

pada Gambar 4.55 di bawah ini.

Gambar 4.55 Bobot Faktor-Faktor Penyebab Sisa Keramik

Page 46: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

72

1. Disain

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada sumber disain, faktor-faktor

yang mempengaruhi sisa material keramik di lapangan (Gambar 4.55)

adalah:

• Adanya perubahan disain

• Informasi gambar kurang/tidak j elas

• Memilih produk yang berkualitas rendali

Adanya perubahan disain pada keramik yang telah terpasang

menyebabkan keramik akan rasak/pecah pada saat dibongkar, disebabkan

karena perencanaan yang kurang sempuma (Loosemore, 2001), sehingga

menyebabkan terjadinya sisa material.

Informasi gambar yang tidak jelas baik terhadap notasi ukuran,

merk/tipe maupun terhadap gambar itu sendiri terutama untuk model disain

yang variatif, dapat mengakibatkan kesalahan pada saat pengadaan

maupun pemasangan keramik. Sehingga hal ini dapat menimbulkan

terjadinya sisa material keramik di lapangan.

Keramik yang berkualitas rendah, dapat menyebabkan banyaknya

keramik yang cacat/gupil, gampang retak/pecah pada saat pemindahan

maupun pemasangan, sehingga menyebabkan terjadinya sisa material

keramik di lapangan (Gambar 4.56)

Gambar 4.56 Keramik Berkualitas Rendah

Page 47: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

73

2. Pengadaan Material

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada sumber pengadaan material,

faktor-faktor yang mempengaruhi sisa material keramik di lapangan

(Gambar 4.55), adalah:

• Kontraktor pesan keramik tidak sesuai spesifikasi

• Pemesanan melebihi kebutuhan

Akibat gambar yang tidak lengkap atau kurang jelas, dan karena

komitmen manajemen yang kurang (Loosemore, 2001), mengakibatkan

pemesanan dan pemasangan keramik salah, akhirnya dapat menyebabkan

terjadinya sisa material.

Kontraktor memesan keramik melebihi kebutuhan, hal ini dapat

terjadi karena kesalahan dalam mengestimasi pemakaian volume keramik

di lapangan, atau untuk menutupi kekurangan keramik yang terjadi akibat

retak/pecah, cacat/gupil, dan sisa potongan pada saat pelaksanaan,

seliingga menyebabkan terjadinya sisa kerainik pada akhir pekerjaan.

3. Penanganan Material

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada sumber penanganan material,

faktor-faktor yang mempengaruhi terjadi sisa material keramik di lapangan

(Gambar 4.55), adalah:

• Rusak/patah pada saat dipindahkan

• Membuang/melempar keraraik saat terima barang

• Keramik tidak dikemas dengan baik

• Ketidaktelitian memeriksa keramik dari suplier

Rusak/patah pada saat dipindahkan ketempat pemasangan, dapat

disebabkan karena penanganan yang ceroboh dan kasar oleh pekerja. Hal

ini dipengaruhi juga oleh kualitas dari pada keramik itu sendiri.

Keramik yang diturunkan dengan tidak hati-hati (Skoyles, 1976),

dapat mengakibatkan keramik retak/pecah karena sifatnya yang getas

sehingga menghasilkan sisa material keramik.

Page 48: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

74

Keramik yang tidak dikemas dengan baik dalam hal ini kemasannya

telah rusak, dapat mengakibatkan keramik jatuh dan rasak/pecah pada saat

diangkut/dipindahkan, sehingga menyebabkan terjadinya sisa material.

Ketidaktelitian memeriksa keutuhan keramik pada saat menerima

barang dari suplier (Stuckhart, 1995), sehingga terdapat keramik yang

pecah, cacat atau gupil yang dapat menyebabkan terjadinya sisa material

keramik di lapangan (Gambar 4.57)

Gambar 4.57 Keramik yang Pecah, Cacat atau Gupil

4. Pelaksanaan

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada sumber pelaksanaan, faktor-

faktor yang mempengaruhi terjadinya sisa material keramik di lapangan

(Gambar 4.55) adalah:

• Akibat kesalahan/kecerobohan pekerja di lapangan

• Alat potong tidak berfiingsi dengan baik

• Kesalahan pemasangan keramik

• Tidak merencanakan pemotongan keraraik

Kesalahan/kecerobohan pekerja di lapangan pada saat pemasangan

dapat menyebabkan keramik menjadi retak/pecah (Gambar 4.58), hal ini

disebabkan karena kualitas keramik yang rendah.

Page 49: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

75

Gambar 4.58 Sisa Keramik akibat Kecerobohan danKesalahan Pemasangan

Alat potong yang tidak berfungsi dengan baik sehingga pada saat

pemotongan keramik tidak rata atau pisau potong yang telah tumpul dapat

mengakibatkan keramik rusak pada saat pemotongan.

Kesalahan pemasangan keramik dapat disebabkan karena tukang

kurang berpengalaman dalam membaca gambar, salah menerima petunjuk

dari pengawas proyek, dan kurang adanya konsultasi (Loosemore, 2001)

(Gambar 4.58), sehingga menyebabkan terjadinya sisa material.

Pemotongan keramik tanpa perencanaan yang baik (Gavilan, 1994),

yaitu tidak melakukan pengkondisian rencana areal yang akan dipasang

keramik dengan ukuran keramik yang akan dipakai, sehingga dapat

menyebabkankan terjadinya sisa-sisa pemotongan yang tidak efisien yang

menyebabkan terjadinya sisa material.

5. Residual

Pada sumber residual bobot rata-rata sisa potongan yang tertinggal

pada akhir pekerjaan 4,97 (Gambar 4.55), yang berarti berpengaruh

terhadap sisa material keramik. Sisa material keramik ini terjadi terutama

disebabkan karena pemilihan keramik yang bermotif, model disain dengan

pola pemasangan tertentii dan menggunakan kombinasi beberapa jenis

keramik akan sangat mempengaruhi terjadinya sisa material di lapangan.

Page 50: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

76

6. Lain-lain

Pada sumber lain-lain, yaitu hilang karena dicuri, bobot rata-rata

3,79 (Gambar 4.55), yang berarti berpengaruh terhadap sisa material

keramik di lapangan, hal ini disebabkan karena keramik cukup berharga,

dibutuhkan dan mudah untuk dibawa.

4.4 MANAJEMEN MATERIAL

Analisa deskriptif data hasil kuesioner manajemen material disajikan

dalam bentuk histogram (Gambar 4.59), dengan sumbu x menyatakan tahapan

di dalam manajemen material, sedangkan sumbu y menyatakan nilai rata-rata

bobot dari tahapan tersebut.

Nilai rata-rata bobot yang terletak diantara satu sampai tiga setengah

digolongkan sebagai faktor yang kurang berpengaruh, sedangkan yang lebih

dari tiga setengah sampai enam digolongkan sebagai faktor yang berpengaruh.

Tahapan manajemen material yang mempengaruhi terjadinya sisa

material di lapangan adalah pengadaan material, penyimpanan material,

penanganan material, dan penggunaan material.

Gambar 4.59 Bobot Tahapan Manajemen Material

Rata-rata bobot faktor-faktor aktifitas manajemen material dari tahapan-

tahapan tersebut diatas yang mempengaruhi sisa material di lapangan dapat

dilihat pada Gambar 4.60.

Page 51: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

77

Gambar 4.60 Bobot Faktor-faktor Aktifitas Manajemen Material

4.4.1 Pengadaan Material

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada tahapan pengadaan matenal,

faktor-faktor aktifitas yang mempengaruhi sisa material (Gambar 4.60)

adalah:

• Memilih suplier berdasarkan harga material

• Memilih suplier berdasarkan bonafiditas

• Memilih suplier karena langganan lama

• Membuat estimasi kebutuhan material

Kontraktor cenderung mcmbeli material dengan harga murah untuk

mendapatkan profit yang besar. sedangkan kualitas menjadi prioritas kedua

yang penting telah memenuhi persyaratan minimal yang diminta. Matenal

dengan harga murah mempengarahi besamya sisa material yang terjadi baik

berhubungan dengan kualitas niaupun kuantitas bahan, misalnya batu bata

yang berharga murah mudah rusak/patah sebelum digunakan.

Supplier yang tidak bonafiditas (Nugraha, 1985), dapat menyebabkan

material yang dikirim tidak memenuhi kualitas maupun kuantitas, misalnya

material pasir yang dikirim ke lokasi bercampur lumpur sehingga tidak

Page 52: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

78

dapat digunakan karena tidak bisa bereaksi dengan semen dan akhimya

menjadi sisa material yang dikategorikan sebagai indirect waste/substitution

yvaste.

Suplier karena langganai lama dapat mempengaruhi sisa material, hal

ini karena adanya faktor kepercayaan dari kontraktor sehingga terkadang

material yang dikirim tanpa dilakukan pemeriksaan terlebih dulu, sehingga

terdapat material yang rusak atau tidak memenuhi spesifikasi tetap diterima,

misalnya material keramik banyak yang retak atau gupil, pesanan mutu

keramik kw 1, temyata yang dikirim kw 2. ukuran diameter besi beton yang

dikirim tidak sesuai pesanan dsb. Sehingga semua ini akan menyebabkan

terjadinya sisa material

Kontraktor membuat estimasi kebutuhan material, agar pemesanan dan

pengiriman material dapat dilaksanakan dengan terencana sesuai jadwal

pemakaian material (Thomas, 1989), misalnya pengecoran beton ready mix

agar dipesan sesuai kebutuhan volume bekisting yang telah siap untuk dicor

sehingga hal ini dapat menghindari terjadinya sisa material beton ready mix

yang dikategorikan sebagai direct waste/ residual waste (Skoyles, 1976).

Jadwal pengiriman pasir disesuaikan dengan pemakaian di lapangan, agar

tidak terjadi penumpukan pasir yang berlebihan, sehingga menyebabkan

terjadinya sisa material yang dnpat disebabkan karena hilang terbawa hujan

atau dipakai sebagai urugan.

4.4.2 Penyimpanan Material

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada tahapan penyimpanan material,

faktor-faktor aktifitas yang mempengaruhi sisa material (Gambar 4.60)

adalah:

• Mengatur material dengan n\pi di gudang

• Menyimpan material keliru sehingga rusak

• Menumpuk material sesuai yang direkomendasi

Material yang tidak diatur dengan rapi dan bercampur antara material

yang mudah rusak/pecah dengan material berat lainnya dapat menyebabkan

material tersebut rusak dan menjadi sisa material, misalnya material keramik

Page 53: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

79

yang tidak diatur dengan rapi dalam gudang, pecah karena tertindis dengan

material atau peralatan berat lainnya, sehingga menyebabkan terjadinya sisa

material keramik di lapangan.

Sisa material dapat timbul bila penyimpanan material tidak

diperhatikan dengan baik, sebab setiap material mempunyai sifat

karakteristik yang berlainan, sehingga membutuhkan cara dan kondisi

penyimpanan yang berbeda pula, misalnya untuk semen kondisi

penyimpanan tidak boleh lembab, karena akan menyebabkan semen

mengeras, sehingga menyebabkan terjadinya sisa material.

Material keramik yang ditumpuk perlu memperhatikan petunjuk-

petunjuk yang direkomendasikan oleh pabrik, baik jumlah penumpukan

yang diijinkan maupun metode penumpukan, untuk material batu bata perlu

mengikuti aturan penyusunannya agar tidak mudah jatuh dan patah.

4.4.3 Penanganan Material

Hasil analisis deskriptif k uesioner pada tahapan penanganan material,

faktor-faktor aktifitas yang berpengaruh terhadap sisa material (Gambar

4.60) adalah:

• Menurunkan material dengs n hati-hati dari tmk

• Menerima dan memeriksa material

• Menata penempatan material dengan baik

• Memindahkan material dengan hati-hati

Menurunkan tnuatan material saat material tiba di lokasi perlu

dilakukan dengan hati-hati (Skoyles, 1976), terutama bagi material-material

yang mudah pecah/patah seperti tiang pancang yang dibuang dari atas truk

ke bawah menyebabkan tiang pancang dapat retak sehingga pada waktu

pemancangan, tiang pancang dapat patah sebelum sampai ke tanah keras.

Semen yang dilempar kedalatn gudang, menyebabkan kemasan rasak

sehingga semen dapat tercecer pada saat dibawa ketempat kerja. Batu bara

menjadi rusak/patah akibat ditumpuk dengan tidak hati-hati. Keramik pecah

karena dimasukkan ke gudang dengan tidak hati-hati. Semua ini akan

menyebabkan terjadinya sisa material di lapangan.

Page 54: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

80

Material yang tiba dilokasi perlu diperiksa, hal ini untuk mencegah

penerimaan material yang tidak sesuai spesifikasi yang diminta atau rasak

pada saat diterima dari supplier, dan memberi persetujuan bahwa material

yang diterima sesuai dengan pesanan (Stuckhart, 1995), sehingga hal ini

dapat mencegah terjadinya sisamaterial.

Penataan site perlu diatur sebaik mungkin, sehingga arus material

jalurnya pendek dan aman (Thomas, 1989), misalnya material pasir, dan

batu pecah ditumpuk pada tempat yang tidak aman sehingga akan

bercampur dengan tanah galian pondasi (Gambar 4.61), terletak pada tempat

yang rawan banjir sehingga akan mudah terbawa air hujan (Gambar 4.62).

Campuran mortar yang tercecer pada saat diangkut ketempat kerja karena

melewati jalur yang panjang dan sulit. Semua ini akan menyebabkan

terjadinya sisa material di lapangan.

Pemindahan material dari lokasi penyimpanan ke tempat kerja harus

dilakukan dengan hati-hati karena dapat menyebabkan material tercecer atau

rusak. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kemasan ataupun tempat yang

digunakan untuk mengangkut matenal tersebut. Misalnya semen dan

keramik pada waktu dipindahkan kemasannya dalam keadaan rusak

sehingga menyebabkan material dapat tercecer/jatuh. Batu bata, pasir dan

batu pecah tercecer/jatuh pada saat dipindahkan karena metode kerja yang

salah, sehingga menyebabkan terjadinya sisa material di lapangan

Gambar 4.61 Batu Pecah Bercampur Tanah Galian

Page 55: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

81

Gambar 4.62 Penempatan Pasir dan Batu Pecah padaLokasi Rawan Banjir

4.4.4 Penggunaan Material

Hasil analisis deskriptif kuesioner pada tahapan penggunaan material,

faktor-faktor aktifitas yang berpengaruh terhadap sisa material (Gambar

4.60) adalah:

• Memakai metode konstruksi yang baru

• Menggunakan peralatan kerja yang memadai

• Membuat rencana pemotongan material

• Memakai tukang yang berpengalaman

Metode konstruksi yang masih baru teknologinya, dimana para pekerja

belum terbiasa dengan metode tersebut, menimbulkan banyak kesalahan-

kesalahan dalam pemakaian material, yang pada akhimya material tersebut

tidak dapat dipakai lagi, sehingga menyebabkan terjadinya sisa material

(Skoyles, 1976)

Peralatan kerja yang kurang memadai dan komplit dapat menyebabkan

pekerja tidak dapat melakukan pekerjaan pengukuran dengan akurat

(Gavilan, 1994), misalnya penggunaan alat waterpas yang tidak pemah

dikalibrasi akan mengakibatkan kesalahan pada waktu pemasangan

bowplank, menentukan titk as pemancangan, sehingga dapat terjadi

kesalahan pada waktu pelaksanaan. Alat potong keramik yang tidak

berfungsi dengan baik, dapat menyebabkan kerusakan pada keramik pada

saat pemotongan sehingga dapat menyebabkan terjadinya sisa material.

Page 56: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

82

Sebelum melakukan pemotongan material menjadi ukuran-ukuran

tertentu, perlu dibuat rencanakan pemotongan material agar tidak terjadi sisa

pemotongan yang tidak efisiens (Gavilan, 1994). Misalnya untuk besi beton

dibuat bestat penulangan yaitu pengkondisian ukuran panjang besi yang

dipakai dengan gambar rencana kerja, untuk material keramik dilakukan

pengkondisian rencana areal yang akan dipasangi keramik dengan ukuran

keramik yang akan dipakai. Sehingga sisa-sisa pemotongan yang teriadi

dapat diminimalisasi.

Tukang yang kurang berpengalaman dapat menyebabkan terjadmya

sisa material (Gavilan, 1994), yaitu melakukan kesalahan dalam

pelaksanaan seperti pemasangan bekisting tidak pada as karena pengukuran

yang tidak akurat atau terjadi kesalahan pengukuran, membuat konstruksi

bekisting yang kurang kuat dapat mengakibatkan terjadinya perubahan

dimensi elemen struktur pada siaat pengecoran, sehingga dapat menyebabkan

pemakaian mortar melebihi yang direncanakan akibat plesteran yang tebal.

Hal ini menyebabkan terjadinya sisa material pasir maupun semen yang

dikategorikan sebagai indirect waste/negligent waste.

4.5 KATEGORISISA MATERIAL

Menurut Skoyles (1976), sisa material di lapangan terjadi dalam barnak

bentuk yang dapat dikategorikan menjadi dua tipe utama: Direct waste (D),

dan Indirect waste (I). Berikut ini pada Tabel 4.4, dijelaskan mengenai tipe

dan jenis sisa material yang terjadi di lapangan sesuai sub bab 2.2.1 dan 2.2.2

untuk setiap jenis material yang diteliti menurut faktor-faktor penyebabnya

yang berpengaruh.

Page 57: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

83

Tabel 4.4 Kategori Sisa Material Berdasarkan Faktor-Faktor Penyebab

Jenis

Material1.

Tia

ng P

anca

ng2.

Bet

on R

eady

Mix

3. B

esi B

eton

Sumber

Disain

Pengadaan

Material

Penanganan

Material

Pelaksanaan

Residual

Disain

Pengadaan

Material

Penanganan

Material

Pelaksanaan

Residual

Disain

Pengadaan

Material

Pelaksanaan

Residual

Faktor-Faktor Penyebab

- Adanya perubahan disah

-Menilih beton berkualtas rendah

- TP belum mencapai tanah keras

-Kontraktor pesan TP lidak sesuai spesifikasi

-Pemesanan melebihi kebutuhan

- Pesanan tidak dapat dilakukan dalamjumlah kecal

- Membuang/melempar 1P dari atas truk

- Ketidaktelitian pada sart menerima TP

-Kesalahan pemancangan akibat kecerobohan

- Alat pancang tidak beilluigsi dengan baik

-Pengukuran tidak akuntf

- TP telah mencapai taiwh keras

- Sisa pemotongan TP karena kepanjangan

- Adanya perubahan disaiii dari pengembang

- Adanya perubahan disairi dari pembdi/tenant

- Pemesanan melebihi kebutuhan

- Pesanan tidak dapat dilakukan dalam jumlah kecil

- Penanganan yg ceroboh saat menuangkan beton

- Volume beton dari suplier kurang

- Beton mengeras karena penanganan lambat

- Tercecer saat diangkut/dipindahkan

- Cuaca yang buruk/hujan

- Pengukuran dimensi tidak akurat

- Terjadi deviasi dimensi struktur saat cor

- TP bergeser menambah volume poer

- Sisa kelebihan beton pada akhir pekerjaan

- Adanya perubahan disain dari pengembang

- Adanya perubahan disain dari petrbdi/tenant

- Informasi gambar kurang/tidak jelas

- Pendetailan gambar yang mmit

- Pemesanan melebihi kebituhan

- Kesalahan pemotongan karena kecerobohan

- Kesalahan pemakaian ukuran/tipe besi beton

- Tidak merencanakan bestat penulangan

- Sisa peraotongan karena proses pemakaian

Kategori SisaMaterial

Tipe

I

D

I

D

I

I

D

D

I

D

I

D

DD

D

I

I

D

I

D

D

D

I

I

I

DD

D

D

D

I

D

D

D

D

Jenis

Prodnctionwaste

Fixingwaste

Production waste

Wrongusewaste

Substitution waste

Substitution waste

Transportwaste

Mcmagement wasle

Negligence waste

Production waste

Negligence waste

Cuttingwaste

Residue waste

Fixingwaste

Fwngwaste

Substitution waste

Substitution waste

Fixingwaste

Production waste

Application wctste

Fixingwaste

Mcmagernent waste

Negligence waste

Negligenee waste

Negligetice waste

Residue waste

Fixingwaste

Fmngwaste

Wrongusewaste

Wrong use waste

Substitution waste

Cuttingwaste

Wrongnsewaste

Cmversion waste

Residne waste

Page 58: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

84

(lanjutan)

Page 59: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

85

(lanjutan)

Jenis

Material7.

Bat

u B

ata

8. K

er a

m i

kSumber

Disain

Pengadaan

Material

Penanganan

Material

Pelaksanaan

Residual

Disain

Pengadaan

Material

Penanganan

Material

Peiaksanaan

Residual

Lain-lain

Faktor-Faktor Penyebab

- Adanya perubahan disah dari pengennbang

- Adanya perubahan disain dari pembdi/tenant

- Kontraktor pesan batu-tata tidak sesuai speafikasi

- Pemesanan melebihi kebutuhan

- Pesanan tidak dapat dilaloikan dalam jumlah kecil

- Suplier kirim batu bata tidak sesuai speafikasi

- Rusak/patah pada saat dipindahkan

- Membuang/melempar batu bata

- Tercecer pada saat diangkut

- Cuaca yang buruk/hujan

- Akibat kesalahan/kecerobohan pekerja di lapangan

- Pemakaian bata lebih akibat deviasi struktur

- Sisa potongan yang tertiiiggal pada akhir pekerjaan

- Adanya perubahan desain

- Informasi gambar kurang'tidak jelas

- Memilih produk yang berfcualitas rendah

- Kontraktor pesan keramik tidak sesuai spesifikasi

- Pemesanan melebiM kebutuhan

- Ketidaktelitian memeriksa keranik dari pemasok

- Rusak/patah pada saat di pindahkan

- Membuang/melempar kenamik saat terima.

- Keramik tidak dikemas (fcngan baik

- Akibat kesalahan/kecerotoban pekerja di lapangan

- Alat potong tidak berfungsi dengan baik.

- Kesalahan pemasangan ki:ramik

- Tidak merencanakan perrotongan keramik

- Sisa pemotongan karena proses pemakaian

- Hilang karena dicuri

Kategori SisaMatenal

TipeDDDIIDDDDDII

' D "DDDDIDDDDDDDDDD

Jenis

Fixingwaste

Fixingwaste

Wrong use waste

Substitution wasie

Substitution wasie

Wrong use miste

Tranport waste

Transportwaste

Fixmgwaste

Management wasie

Negligence waste

Negligence wctste.

Residuewaste

Firingwaste

Wrong use waste

Fixingwaste

Wrongusewaste

Substitittion waste

Mamgement waste

Transportwaste

Transportwaste

Management waste

Negligence waste

Cuttmgwaste

Fixingwaste

Conversion waste

Eesidue waste

CrimncdMmte

Dari Tabel tersebut diatas dapat dibuat prosentase direct dan indirect

waste untuk masing-masing jenis, material pada Tabel 4.5, dan dalam beniuk

grafik pada Gambar 4.63.

Page 60: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

86

Gambar 4.63 Prosentase Kategori Sisa Material

Dari Tabel 4.5 dan Gambar 4.63 tersebut diatas, jenis material dengan

tipe direct waste yang mempunyai prosentase terbesar dan lebih dari separuh

berturut-turut adalah: keramik, besi beton, semen, batu bata, beton ready mix

dan tiang pancang. Hal ini menunjukkan sisa material yang terjadi untuk

keenam jenis material ini, sebagian besar dalam bentuk fisik di lapangan yang

telah rusak atau tidak dapat diperbaiki lagi, sehingga tidak dapat digunakan

lagi, dan lebih berpengaruh terhadap dampak lingkungan.

Untuk pasir dan batu pecah mempunyai prosentase Indirect waste lebih

besar dari pada direct waste, hal ini menunjukan sisa material tersebut yang

terjadi sebagian besar secara fisik tidak kelihatan atau lebih banyak

berpengaruh terhadap biaya secara "tersembunyi" menjadi "hidden cost", dan

kurang berpengaruh terhadap dampak lingkungan.

4.6 HUBUNGAN ANTARA KUANTITAS - SUMBER - FAKTOR

PENYEBAB SISA MATERIAL

Sumber dan faktor penyebab sisa material yang paling mempengaruhi

sisa material untuk masing-masing jenis material yang disusun berdasarkan

rata-rata bobot terkecil sampai terbesar dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Page 61: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

87

Pada sumber disain, faktor adanya perubahan disain dari pengembang

sangat mempengaruhi pada semua jenis material, hal ini disebabkan karena

perencanaan yang kurang sempuma sehingga terjadi perubahan-perubahan

pada saat pelaksanaan pekerjaan dan akan menyebabkan terjadinya sisa

material akibat pembongkaran yang dilakukan.

Pada sumber pengadaan nmterial, faktor yang sangat mempengaruhi

terjadinya sisa material adalah: pesanan tidak dapat dilakukan dalam jumlah

kecil, dan pemesanan melebihi kebutuhan. Hal ini menunjukkan bahwa

Page 62: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

estimasi penggunaan material penting dilakukan untuk minimalisasi sisa

material.

Pada sumber penanganan material, faktor yang sangat mempengarahi

terjadinya sisa material adalah yang berhubungan dengan keteliiian

pemeriksaan material yang datang dari suplier, dan penanganan material pada

saat diangkut atau dipindahkan dalam lokasi. Hal ini menunjukkan perlu

adanya sistim manajemen yang baik dalam penanganan material di lapangan.

Pada sumber pelaksanaan, faktor yang sangat mempengaruhi sisa

material adalah: akibat kesalahari/kecerobohan pekerja di lapangan dan akibat

adanya deviasi struktur, yang memiliki bobot terbesar diantara faktor-faktor

penyebab yang lain, hal ini menunjukkan bahwa pemakaian tukang yang

berpengalaman sangat mempengEiruhi terjadinya sisa material.

Nilai rata-rata bobot sumber penyebab sisa material untuk masing-

masing jenis material dapat dililiat pada Table 4.7, dan dalam bentuk grafik

pada Gambar 4.64.

Tabel 4.7 Sumber Penyebab Sisa

No.

12345678

JenisMaterial

TPBRMBesi betonSemenPasirBatu pecahBatu bataKeramik

Rata-rata bobot

Disain

3,833,943,943,923,513,273,973,833,78

Matcnal yang Berpengaruh

Sumber Penyebab Sisa MateriaPengadaan

Material3,573,413,513,023,833,434,263,683,59

PenangananMaterial

2,58

-4.174.663,754,244,274,16

Pelaksanaan

4,584,654,234,524,393,583,804,634,30

Residu

4,914,424,764,975,063,944,974,974,75

Lain-lain

1,551,272,003,272,24

1,912,003,792,25

Rata-rataBobot

3,673,703,693,983,953,313,874,19

Page 63: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

89

Gambar 4.64 Rata-Rata Bobot Sutnber Penyebab Sisa Material

Dari Tabel 4.7 dan Gambar 4.64 tersebut, sumber residual untuk masing-

masing jenis material pada umumnya memiliki rata-rata bobot yang paling

tinggi, yang berarti sangat berpengaruh pada sisa material di lapangan, sebab

pada umumnya sisa material yang terjadi tidak dapat dihindari.

Pada sumber penanganan material, tiang pancang memiliki rata-rata

bobot terendah, karena pada umumnya mutu beton tiang pancang cukup

tinggi, sehingga tidak mudah rusak/patah pada saat digunakan, sebaliknya

pasir memiliki rata-rata bobot terbesar, yang disebabkan karena tercecer dan

hilang bercampur tanah akibat penataan lokasi yang kurang baik.

Pada sumber pelaksanaan, batu pecah memiliki rata-rata bobot terendah,

karena pemakaian material ini terbatas pada pekerjaan lantai rabat, lantai kerja

dan pekerjaan non struktur lainnya yang tingkat pekerjaannya tidak terlalu

sulit. Sebaliknya beton ready mix memiliki rata-rata bobot yang paling tinggi,

karena pelaksanaannya pada pekerjaan struktur yang memerlukan ketelitian,

sehingga memerlukan pekerja yang lebih berpengalaman untuk menghindari

terjadinya kesalahan yang dapat beresiko kepada terjadinya sisa material.

Pada sumber pengadaan material, kurang berpengaruh pada terjadinya

sisa material semen. Hal ini disebabkan karena semen mempunyai kemasan

yang cukup baik dan spesifikasi yang standar di pasaran. Sebaliknya sangat

berpengaruh pada batu bata, hal ini disebabkan suplier mengirimkan batu bata

Page 64: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

90

tidak sesuai dengan spesifikasi yaitu tnutu yang rendah, dan akibat pengaruh

hujan dapat mudah patah/rusak :>ada saat dipindahkan, sehingga menimbulkan

sisa material di lapangan.

Pada sumber lain-lain yaiiu hilang karena dicuri menunjukkan rata-rata

bobot yang paling rendah dibandingkan sumber lainnya, hal ini disebabkan

karena material tersebut cukup besar dan berat untuk dicuri, kecuali keramik

mudah dicuri karena cukup berharga dan ukurannya yang tidak terlalu besar.

Hubungan antara kuantitas sisa material hasil pengamatan lapangan

dengan sumber penyebab sisa material dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel4.8 Hubungan antara Kuantitas dan Sumber Penyebab Sisa Material

No.

1.2.3.4.5.6.7.

00

JenisMaterial

Batu bataPasirKeramikSemenBesi betonBatu pecahTPBRM

KuantitasSisa Material (%)

12,5111,396,806,526,505,964,824,78

Rata-Rata BobotSumber Penyebab Sisa Material

3,873,954,193,983,693,313,673,70

Kuantitas sisa material yang terbesar berturut-turut adalah batu bata,

pasir, keramik, semen, besi beton, batu pecah, tiang pancang dan beton ready

mix.

Batu bata memiliki kuartitas sisa material terbesar diantara jenis

material lainnya, namun sumber penyebab sisa material bukan yang

maksimum, hal ini karena terdapat beberapa faktor penyebab dari sumber

tersebut yang kurang berpengaruh. Keramik memiliki nilai rata-rata bobot

yang terbesar diantara jenis material lainnya, karena sebagian besar faktor-

faktor penyebabnya berpengaruli terhadap terjadinya sisa material keramik

di lapangan.

4.7 REKOMENDASI MINIMALISASI SISA MATERIAL

Rekomendasi minimalisasi sisa material yang terjadi di lapangan,

disusun dalam Tabel 4.9 di bawah ini.

Page 69: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

95

4.8 MODEL BIAYA SISA MATERIAL

Untuk menyusun suatu model biaya sisa material, diperlukan nilai

margin maksimum dan minimutn kuantitas sisa material yang diperoleh dari

analisa data hasil survey kuesioner dengan bantuan program komputer SPSS

(Lampiran 11), hasilnya diringk£.s pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Nilai Margin Maksiraum dan Minimum Kuantitas Sisa Material

No.

12345678

Jenis Material

Tiang PancangBeton ready mixBesi betonSemenPasirBatu pecahBatu bataKeramik

Kuantitas Sisa Material (%)Margin Minimum

3,264,575,766,4110,415,859,786,79

Margin Maksimum5,086,737,849,5612,838,0613,109,57

Range diantara margin maksimum dan minimum pada masing-masing

jenis material, terlihat cukup kecil yang artinya jawaban dari setiap responden

menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Perbedaan range pada masing-

masingjenis material bergantung pada banyaknya faktoryang berpengaruh

di lapangan (Forsythe, 1999).

Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai biaya sisa matenal

yang terjadi pada pembangunan nuko di Surabaya, berikut ini diberikan suatu

model biaya sisa material (Tabel 4.11), dengan rencana anggaran biaya proyek

(budget) diambil dari hasil studi kasus (Lampiran 2).

Range biaya pada Tabel 4.10, menunjukkan dimana nilai minimum sisa

material sebagai "good waste management practice" dan nilai maksimutn

sebagai "poor waste managementpractice". Perbedaan diantara kedua nilai

tersebut menunjukkan "potential waste saving", (Forsythe, 1999). Pada

analisis biaya ini, range total biaya sisa material adalah Rp. 5.014.839,83

sampai Rp. 7.025.178.08, atau 3,33% sampai 4,67% dari total biaya

bangunan satu ruko, dan ini sama dengan potential waste saving sebesar Rp.

2.010.300,- atau 1,34% diantara "good waste management practice" dan

"poor waste management practice ".

Page 70: 4. ANALISIS DATA 4.1 PENDAHULUAN - library@petra · 2013. 3. 11. · Spesifikasi tiang pancang dalam hal ini mutu beton, ukuran panjang ataupun besar tiang yang diberikan kontraktor

Tabel 4.11 Model Biaya Sisa Material (Contoh Studi Kasus)