3_metodologi penelitian
DESCRIPTION
terlukaTRANSCRIPT
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan Juni 2011
sampai November 2011. Pembedahan dan pembuatan preparat histologi akan
dilakukan di Laboratorium Patologi BPPV (Balai Penyidikan dan Pengujian
Veteriner) Regional III Bandar Lampung.
B. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan uji eksperimental dengan menggunakan
desain penelitian Rancangan Acak Lengkap.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Penelitian ini menggunakan mencit jantan (Mus musculus L.) yang
diperoleh dari Fakultas Peternakan IPB (Institut Pertanian Bogor).
40
2. Sampel
a. Kriteria Sampel
Penelitian ini menggunakan mencit jantan (Mus musculus L.) yang
memenuhi kriteria inklusi berikut:
1) Mencit jantan sehat
2) Berusia 3-4 bulan
3) Memiliki berat 30-40 gram
b. Besar Sampel
1) Penentuan Sampel
Penelitian ini terdiri atas 4 kelompok perlakuan. Jumlah mencit
ditentukan dengan menggunakan rumus Frederer, yaitu (t-1) (n-1)
≥ 15 (Sastrosupadi, 2000), dengan nilai t merupakan jumlah
perlakuan dan nilai n merupakan jumlah ulangan dan besar sampel.
2) Perhitungan Besar Sampel
(t -1) (n-1) ≥ 15
(4-1) (n-1) ≥ 15
3 (n-1) ≥ 15
(n-1) ≥ 5
n ≥ 6
Sehingga jumlah sampel mencit yang dipakai ialah 24 ekor
mencit dengan 6 ekor mencit tiap kelompok perlakuan.
41
D. Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Kandang hewan
uji (mencit) yang digunakan sebagai tempat perlakuan mencit, lempeng
logam elektroda yang digunakan untuk mengalirkan arus medan listrik,
electric power supply yang digunakan untuk mengatur arus medan listrik,
botol spesimen yang digunakan untuk menyimpan spesimen, alat bedah
yang digunakan dalam proses pemotongan jaringan, mikrotom geser yang
digunakan untuk memotong jaringan, pan, lampu gas, oven, kuas, stik
berujung runcing, mikrotom geser, balok kayu (3 x 2 cm), embedding
casette, staining jar, refrigator, stopwatch, water bath, cover glass, object
glass dan mikroskop.
2. Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah organ tubuh
mencit jantan. Aluminium foil, kertas saring, kapas, tissue. Buffer
formalin, aquades, alkohol 80 %, alkohol 95%, alkohol 96%, alkohol
absolut, xylol, parafin, pewama harris, hematoxilen eosin, dan acid alcohol
dan pelet ayam sebagai makanan mencit.
42
E. Prosedur Penelitian
1. Pemeliharaan Hewan Uji
Sebelum diberi perlakuan, mencit akan diaklimatisasikan selama satu
minggu di Laboratorium Zoologi FMIPA Unila tempat akan
dilaksanakannya penelitian.
Setiap mencit dipelihara dalam kandang yang berbeda. Untuk satu
kandang berisi satu ekor mencit. Minuman yang diberikan pada mencit
diletakkan dalam botol plastik yang disumbat pipa aluminium.
2. Pemberian Perlakuan
Mencit percobaan ditempatkan ke dalam kandang dilapisi bahan tembaga
dengan ukuran 20 x 75 cm sebanyak 6 kandang. Masing-masing kandang
disekat-sekat menjadi 6 bagian. Kedua lempengan tersebut dipasang
vertikal pada sebuah papan. Lempeng tembaga dihubungkan dengan
transformator pengubah arus AC ke DC.
Menurut WHO tahun 2007, batasan pajanan kuat medan listrik yang
diduga dapat menimbulkan efek biologis untuk umum adalah 5 kV/m.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Busman
tahun 2007, pemajanan medan listrik tegangan tinggi (6 kV dan 7 kV)
mempengaruhi motilitas, viabilitas, dan morfologi normal spermatozoa
mencit jantan. Penelitian tersebut menggunakan waktu pemajanan sesuai
43
dengan siklus spermatogenesis mencit yaitu selama 35 hari, masing-
masing pemajanan 8 jam/hari. Berdasarkan penelitian tersebut diduga telah
terjadi perubahan anatomi, maupun histologi pada organ lain namun belum
sempat dilakukan penelitian. Penelitian lain oleh Amalia tahun 2010
menunjukkan perubahan histopatologi ginjal pada mencit jantan akibat
paparan medan listrik pada 5kV, 6 kV, dan 7 kV selama 8 jam/hari (37
hari).
Berdasarkan penelitian-penelitian diatas, perlakuan dilakukan terhadap
masing-masing kelompok selama 8 jam per hari selama 37 hari dengan
rincian perlakuan sebagai berikut:
a. Kelompok kontrol (K), yaitu kelompok M. musculus yang tidak
diberikan paparan medan listrik.
b. Kelompok perlakuan 1 (P1), yaitu kelompok M. musculus yang akan
diberi paparan medan listrik 5 kV/m
c. Kelompok perlakuan 2 (P2), yaitu kelompok M. musculus yang akan
diberi paparan medan listrik 6 kV/m
d. Kelompok perlakuan 3 (P3), yaitu kelompok M. musculus yang akan
diberi paparan medan listrik 7 kV/m
3. Proses Pembedahan
Setelah mencit diberi perlakuan selama 37 hari, pada hari ke-38 mencit
tersebut segera dibawa ke Laboratorium Patologi Balai Penyidikan dan
Pengujian Veteriner (BPPV) Regional III Bandar Lampung untuk
44
dilakukan pembedahan dan diambil organ jantungnya. Sebelum dilakukan
pembedahan mencit terlebih dahulu dibius dengan kloroform, kemudian
setelah mencit tidak bergerak lagi mulailah dilakukan pembedahan pada
bagian ventral tubuh mencit secara vertikal. Spesimen dibuka perutnya dan
diambil jantungnya. Jantung yang telah diambil segera difiksasi dengan
larutan formalin 10% atau 10% formolsaline (1 bagian formalin dalam 9
bagian NaCl – fisiologis) di dalam botol. Perbandingan volume specimen
dengan larutan formalin 1:10, guna mendapatkan hasil fiksasi yang
sempuma.
4. Pembuatan Preparat Histologi
Adapun prosedur pembuatan preparat histologi yang dilakukan terhadap
organ jantung meliputi fiksasi, trimming, dehidrasi, clearing, impregnasi,
embedding, cutting, staining dan mounting. Berikut adalah uraian tahapan
pembatan preparat adalah sebagai berikut (Akoso et.al., 1999).
a. Fiksasi
Spesimen hasil nekropsi berupa organ jantung baik dari kelompok
kontrol dan hewan yang terpajan medan listrik segera dimasukkan ke
dalam larutan fiksasif (pengawet) buffer formalin 10%. Perbandingan
antara volume spesimen dengan larutan yaitu 1:10 untuk mendapatkan
hasil yang baik. Tujuan dilakukannya fiksasi yaitu untuk manghindari
kemungkinan rusaknya organ sebelum dilakukan tahapan lainnya.
45
b. Trimming
Trimming yaitu suatu proses pemotongan organ secara tipis (± 4 mm)
dengan orientasi sesuai organ yang akan dipotong dengan
menggunakan pisau skapel. Trimming dilakukan setelah proses fiksasi.
Potongan organ tersebut dimasukkan ke dalam embedding casette, tiap
embedding casette berisi 1-5 buah potongan jaringan organ yang
disesuaikan dengan besar kecilnya potongan. Kemudian dicuci di
bawah air mengalir selama 30 menit.
c. Dehidrasi
Dehidrasi dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan kandungan
air di dalam jaringan. Organ diletakkan di atas tisu untuk
mengeringkan air. Proses ini dilakukan dengan menggunakan alat
embedding cassette. Kemudian diberi perlakuan sebagai berikut secara
berurutan:
Tabel 5. Tahapan proses dehidrasi
Tahap Waktu Zat KimiaDehidration 2 jam Alkohol 80%
2 jam Alkohol 95%Clearing 1 jam Alkohol 95%
1 jam AJkohol absolut I1 jam Alkohol absolut III1 jam Xylol I1 jam Xylol II1 jam Xylol III
Impregnansi 2 jam Paraffin I2 jam Paraffin II2 jam Paraffin III
46
d. Embedding (Pembenaman)
Setelah proses dehidrasi, siapkan paraplast cair dengan cara paraplast
dimasukkan ke dalam cangkir logam dan dimasukkan dalam oven
dengan suhu di atas 58°C. Tuangkan paraplast cair ke dalam pans.
Potongan organ satu persatu dipindahkan dari embedding cassette ke
dasar pans dengan mengatur jarak satu dengan yang lainnya. Pans
dimasukkan atau diapungkan di dalam air. Paraplast yang berisi
jaringan dilepaskan dari pans, paraplast dipotong-potong sesuai
dengan letak jaringan dengan menggunakan skalpet atau pisau hangat.
Kemudian letakkan pada balok kayu yang berfungsi untuk dipegang
saat dipotong dengan mikrotom, pinggirnya diratakan dan pada bagian
ujungnya dibuat sedikit meruncing. Blok paraplast siap dipotong
dengan menggunakan mikrotom.
e. Cutting (Pemotongan)
Cutting adalah proses pemotongan jaringan dengan menggunakan
mikrotom yang terlebih dahulu didehidrasi. Proses ini dilakukan di
dalam ruangan dingin. Sebelum dipotong, blok terlebih dahulu
didinginkan, pemotongan dilakukan secara kasar dan halus,
selanjutaya blok dipotong dengan ketebalan 4 -5 µm. Setelah blok
dipotong, pilih lembaran yang baik, apungkan pada air dan kerutannya
dihilangkan dengan cara salah satu sisi lembaran jaringan tersebut
ditekan dengan ujung jarum, di sisi lain ditarik dengan kuas runcing.
Lembaran jaringan tersebut ke dalam waterbath selama beberapa detik
47
sampai mengembang sempurna. Dengan gerakan disedot, jaringan
tersebut diambil dengan slide bersih dan ditempelkan di tengah atau
sepertiga atas/bawah. Dicegah agar jangan sampai ada gelembung
udara di bawah jaringan. Kemudian slide jaringan ditempelkan pada
inkubator (37oC) selama 24 jam sampai jaringan melekat sempurna.
f. Staining (Pewarnaan)
Setelah pembuatan slide preparat selesai, dilakukan pengamatan di
bawah mikroskop untuk melihat preparat yang terbaik sebelum
dilakukan pewarnaan. Proses selanjutnya adalah pewarnaan dengan
menggunakan pewama HE (Hematoxilin-Eosin), secara berurutan slide
dimasukkan ke dalam zat kimia di bawah ini dengan waktu sebagai
berikut:
Tabel 6. Tahapan proses staining (pewarnaan)
Zat Kimia WaktuXylol I 5 menitXylol II 5 menitXylol III 5 menitAlkohol absolut I 5 menitAlkohol absolut II 5 menitAquades 1 menitHarris Hematoxylin 20 menitAquades 1 menitAcid alcohol 2-3 celupanAquades 1 menitAquades 15 menitEosin 2 menitAlkohol 96% I 2 menitAlkohol 96% II 3 menitAlkohol Absolut III 3 menitAlkohol Absolut IV 3 menitXylol IV 5 menitXylol V 5 menit
48
g. Mounting (Penutupan)
Setelah pewarnaan selesai, slide ditempatkan di atas kertas tisue pada
tempat datar, kemudian ditetesi dengan kanada balsam dan ditutup
dengan cover glass.
h. Pembacaan Slide
Slide yang telah jadi diperiksa di bawah mikroskop cahaya dengan
pembesaran 40x, 100x, 200x atau 400x. Pada hasil slide yang baik,
akan terlihat inti sel berwarna biru dan sitoplasma berwarna merah
jambu.
F. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1. Identifikasi Variabel
a. Variabel Independen
Pemberian perlakuan 3 paparan bertingkat medan listrik tegangan
tinggi
b. Variabel Dependen
Ketebalan miokardium pada atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan
dan ventrikel kiri
49
2. Definisi Operasional Variabel
a. Paparan bertingkat medan listrik tegangan tinggi
Paparan medan listrik tegangan tinggi yaitu 5 kV, 6 kV dan 7kV
b. Ketebalan miokardium
Ketebalan miokardium adalah ketebalan miokardium pada atrium
kanan, atrium kiri dan ventrikel kanan serta ventrikel kiri. Pada
masing-masing perlakuan dihitung dalam satuan mikrometer dengan
skala pengukuran variabel numerik.
3. Parameter yang diamati
Parameter yang diamati pada penelitian ini berupa perubahan ukuran
ketebalan miokardium pada keempat ruangan jantung, yaitu pada atrium
kanan, atrium kiri, ventrikel kanan dan ventrikel kiri. Hasil yang diperoleh
akan dilihat melalui uji statistik.
G. Pengumpulan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data primer, yaitu data
yang diperoleh langsung dari sumber. Data yang diperoleh akan diolah secara
statistik dengan menggunakan program SPSS versi 16.0 for Windows. Untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan efek yang ditimbulkan antar perlakuan,
maka akan diolah secara statistik dengan menggunakan Analisi varians
(Analysis of Variance, ANOVA). Apabila terdapat perbedaan nyata maka
Dibagi menjadi 4 kelompok masing-masing terdiri dari 6 ekor
50
dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5% (Soekidjo,
2002).
24 mencit jantan diaklimatisasi selama 7 hari
K
Mencit jantan tidak terpapar medan listrik
P1
Mencit jantan terpapar medan listrik (5 kV/m)
Gambar 10. Bagan alir penelitian
Pembuatan dan pengamatan preparat histologi
Selesai
- Interpretasi Data- Penyusunan Laporan
Pelaksanaan Penelitian
P2
Mencit jantan terpapar medan listrik (6 kV/m)
P3
Mencit jantan terpapar medan listrik (7 kV/m)
HASIL
Dialiri listrik 8 jam/hari selama 37 hari
Persiapan penelitian