3.jurnal 2 effect of reusing suction catheters

14
EFFECT OF REUSING SUCTION CATHETERS ON THE OCCURRENCE OF PNEUMONIA IN CHILDREN Maureen K. Scoble, RN, RM,a Beverley Copnell, BAppSc, RN, RSCN,a Anna Taylor, BN, RN,a Sharon Kinney, MN, RN,b and Frank Shann, MB, BS, MD, FRACP,a,b Melbourne, Australia Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan apakah kateter hisap sekali pakai dapat kembali digunakan pada pasien yang sama untuk periode waktu 24 jam tanpa menyebabkan kejadian pneumonia. Desain: Desain penelitian menggunakan uji acak terkontrol. Pengaturan: Penelitian dilakukan di unit perawatan intensif pediatrik pusat pediatrik tersier. Sampel: Subyek sebanyak 486 anak yang menggunakan selang endotrakeal. Langkah-langkah hasil: Perkembangan pneumonia, didiagnosis dengan radiografi dan bukti-bukti klinis, merupakan ukuran. Analisis biaya juga dilakukan. Metode: Subjek dalam kelompok penelitian (n = 241) yang menggunakan kateter sama untuk suction selama 24 jam. Anggota dalam kelompok kontrol (n = 245) dilakukan penggantian kateter baru untuk setiap episode suction. Hasil: Pneumonia berkembang pada anggota kelompok kontrol sebanyak 14 (5,71%) dan 12 anggota (4.98%) pada 1

Upload: apri-nur-wulandari

Post on 27-Oct-2015

281 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 3.Jurnal 2 Effect of Reusing Suction Catheters

EFFECT OF REUSING SUCTION CATHETERS ON THE

OCCURRENCE OF PNEUMONIA IN CHILDREN

Maureen K. Scoble, RN, RM,a Beverley Copnell, BAppSc, RN, RSCN,a Anna

Taylor, BN, RN,a

Sharon Kinney, MN, RN,b and Frank Shann, MB, BS, MD, FRACP,a,b

Melbourne, Australia

Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan apakah kateter hisap

sekali pakai dapat kembali digunakan pada pasien yang sama untuk periode waktu

24 jam tanpa menyebabkan kejadian pneumonia.

Desain: Desain penelitian menggunakan uji acak terkontrol.

Pengaturan: Penelitian dilakukan di unit perawatan intensif pediatrik pusat

pediatrik tersier.

Sampel: Subyek sebanyak 486 anak yang menggunakan selang endotrakeal.

Langkah-langkah hasil: Perkembangan pneumonia, didiagnosis dengan

radiografi dan bukti-bukti klinis, merupakan ukuran. Analisis biaya juga

dilakukan.

Metode: Subjek dalam kelompok penelitian (n = 241) yang menggunakan kateter

sama untuk suction selama 24 jam. Anggota dalam kelompok kontrol (n = 245)

dilakukan penggantian kateter baru untuk setiap episode suction.

Hasil: Pneumonia berkembang pada anggota kelompok kontrol sebanyak 14

(5,71%) dan 12 anggota (4.98%) pada kelompok intervensi, perbedaan 0,7% (95%

CI, –3.3% menjadi 4,7%). Analisis menunjukkan menghemat biaya sebesar $4.14

Australia per pasien setiap hari.

Endotrakeal suction adalah salah satu tindakan keperawatan yang paling

sering dilakukan di intensif care unit (ICU). Pasien mungkin membutuhkankan

suction antara 3 dan 24 kali sehari. Oleh karena itu, kateter suction adalah salah

satu item yang membutuhkan penganggaran biaya terbesar di ICU pediatrik

(PICU). Besarnya anggaran dana mendorong kita untuk menyelidiki cara untuk

mengurangi pengeluaran ini. Dari laporan anekdot, kita telah menyadari bahwa

1

Page 2: 3.Jurnal 2 Effect of Reusing Suction Catheters

dalam beberapa unit kateter suction habis pakai dapat digunakan kembali untuk

beberapa episode suction. Meskipun mempertimbangkan penghematan biaya yang

akan dihasilkan dari perubahan praktek ini, kekhawatiran meningkat terkait

dengan keamanan dan banyak perawat yang enggan untuk mengimplementasikan

protokol tersebut. Karena efek dari praktek tindakan ini pada angka kejadian

infeksi belum pernah dilakukan investigasi sebelumnya maka dilakukan uji acak

terkontrol yang membandingkan penggunaan satu kateter suction selama 24 jam.

KAJIAN PUSTAKA

Pneumonia nosokomial merupakan perhatian utama pada ICU,

meningkatkan mortalitas dan morbiditas pada pasien yang sakit kritis,

memperpanjang durasi rawat inap, dan akibatnya meningkatkan biaya

perawatan .Berdasarkan laporan, prevalensi berkisar 7% di ICU neonatal dan

untuk 40% di beberapa ICU dewasa. Intubasi endotrakeal telah diidentifikasi

sebagai faktor risiko terbesar untuk pneumonia nosokomial karena mencegah

penutupan celah-suara dan mengganggu daya tahan alami tubuh. Karena risiko

pneumonia pada pasien berventilator meningkat sesuai dengan durasi intubasi

yang lebih lama, dapat disimpulkan bahwa angka kejadian infeksi yang paling

sewajarnya diungkapkan dalam waktu infeksi per 1000 hari ventilator. Pada

pasien anak, angka kejadian telah dilaporkan yaitu 5 sampai 6 infeksi per

ventilator 1000 hari. Mode infeksi yang paling umum pada pasien berventilasi

tampaknya aspirasi orofaringeal atau sekresi lambung. Peranan dari peralatan

kurang begitu jelas. Kolonisasi selang endotrakeal nampak terjadi secara langsung

setelah dipasang. Tetapi tidak ada bukti bahwa hanya kolonisasi pada

ketidakmunculan faktor resiko lainnya yang menyebabkan infeksi.

Penghisapan pada selang endrotakeal telah diimplikasikan pada

perkembangan pneumonia nosokomial. Infeksi telah digambarkan sebagai hasil

dari trauma mukosa npada bagian bawah trakea dan carina yang disebabkan oleh

penghisapan yang dalam.Infeksi yang dihasilkan dari paparan patogen dalam

selang endotrakeal dengan kateter suction secara teori mungkin terjadi, dan

banyak peneliti merekomendasikan penggunaan teknik suction steril sebagai

2

Page 3: 3.Jurnal 2 Effect of Reusing Suction Catheters

pencegahan infeksi. Teknik steril dapat ditafsirkan secara terbuka, dan angka

prosedur telah direkomendasikan oleh peneliti yang berbeda, seperti

menggunakan sarung tangan steril dan mengganti kateter setelah dipakai.

Bagaimanapun, nampaknya tidak menjadi dasar rekomendasi ini.

Studi banding pada teknik suction telah dilakukan pada sistem tertutup,

perangkat suction in-line. Empat uji acak dan dua penelitian deskriptif ditemukan;

masing-masing terdiri dari 2 kelompok pasien yang jaraknya satu tahun dan

dibandingkan perangkat suction sistem tertutup (CSS) dengan sistem terbuka

konvensional. Dari enam penelitian, peneliti membandingkan pengukuran bakteri

hanya pada ujung-ujung kateter, dan peneliti mempelajari tentang kolonisasi

pasien serta infection. Sisanya hanya membandingkan angka infeksi. Ritz et al

menemukan tidak ada perbedaan dalam tingkat kontaminasi kateter. Deppe et al

menemukan peningkatan pada tingkat kolonisasi dengan CSS, tetapi tidak ada

perbedaan dalam tingkat infeksi. Baker et al, Johnson et al, dan Conrad et al

demikian juga tidak ditemukan perbedaan pada tingkat infeksi antara kedua

kelompok, sementara itu Mumford menemukan tingkat infeksi lebih rendah pada

kelompok CSS, meskipun analisis statistik tidak dilaporkan.

Dalam sebuah studi pasien lebih dari 500, Kollef et al membandingkan

insiden pneumonia terkait ventilator pada pasien yang menggunakan CSS kateter

diganti setiap hari dengan pasien yang tidak dilakukan pergantian kateter secara

rutin. Pada kelompok kedua, kateter tetap digunakan selama intubasi atau sampai

pergantian diindikasikan untuk alasan seperti kegagalan mekanis atau kotoran

yang terlihat. Tidak ada perbedaan ditemukan pada kejadian pneumonia antara 2

kelompok tersebut.

Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa secara berulang

menggunakan kateter yang sama pada selang endotrakeal pasien tidak

mempengaruhi perkembangan pneumonia ketika kateter adalah bagian dari sirkuit

tertutup. Semua Studi ini dilakukan pada pasien dewasa, dan kami menemukan

tidak ada penelitian yang sama pada anak-anak. Juga tidak ada literatur

mengindikasikan apakan penemuan ini bisa memperhitungkan kemungkinan atas

dasar reaksi yang diterima pada kateter disposable biasa.

3

Page 4: 3.Jurnal 2 Effect of Reusing Suction Catheters

TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan apakah kateter suction

disposable biasa bisa aman digunakan kembali selama 24 jam. Kami menguji

hipotesis bahwa kejadian pneumonia tidak akan berbeda antara anak-anak yang

telah disuction menggunakan satu kateter selama 24 jam dan anak-anak yang telah

disuction mengganti kateter untuk tiap suction.

HASIL

Penelitian yang tidak diikutkan dalam penelitian ini tercantum dalam tabel I.

Kategori diagnostic untuk pasien yang ada dalam penelitian ini ditampilkan dalam

tabel II. Usia, durasi intubasi, lama tinggal di ICU, dan obat-obatan

immunosuppressant ditampilkan dalam tabel III. Semua hasil lain diringkas dalam

tabel IV. Pneumonia didiagnosis di 26 orang anak (5,35%): dalam 14 dari 245

pasien (5,71%) di kelompok control, dan dalam 12 dari 241 pasien (4,98%) dalam

kelompok penelitian. Resiko relative pada 0,87, dengan 95% CI dari 0,41 sampai

1,85. Pengurangan resiko mutlak adalah 0,74% (95% CI, - 3,26% sampai 4,73%,

P=0,84). Menegndalikan durasi dari intubasi dengan logistic regresi tidak

mengubah efek dari kekompok penugasan (odds ratio 0,662, P=0,343).

Kejadian pneumonia lebih tinggi pada anak yang dilakukan intubasi dalam

periode waktu yang lama (odd ratio 4.1, p< 0.0005). Waktu infeksi berkembang

dari 1 sampai 83 hari. Dalam kelompok control rata-rata geometri adalah 3,26 hari

(95% CI, 0,34 sampai 31,63), dan dalam kelompok intervensi 3,76 hari (95% CI,

0,63 sampai 22,51) (p=0,74).

Sebagaimana yang diindikasikan pada tabel IV, kultur dari saluran

pernafasan diperoleh pada 16 dari 26 anak yang terdiagnosis pneumonia. Kultur

positif pada 11 anak, dengan lebih dari 1 organisme yang terisolasi di 1 anak pada

kelompok control dan 3 anak dalam kelompok intervensi. Dari 460 subyek yang

ada tidak ada bukti pneumonia, 48 (21%) dari 231 anak di kelompok control dan

62 (27%) anak-anak dalam keompok penelitian diperlakukan dengan antibiotic

ketika intubasi (P=0,17). Angka-angka ini tidak termasuk anak-anak yang

menerima 4 dosis cephazolin prophylactically setelah operasi jantung.

4

Page 5: 3.Jurnal 2 Effect of Reusing Suction Catheters

Data mengenai frekuensi, dan alasan untuk kateter suction yang dibuang di

kelompok studi dianalisis untuk 400 pasien pertama masuk kedalam penelitian.

Dari 400, 93 diacak untuk kelompok penelitian dan termasuk dalam analisis.

Kateter suction dibuang sebelum akhir periode 24 jam di 42 dari 93 kasus, dan

dilaporkan total 112 kateter dibuang. Alasan melepas kateter sebagai berikut :

kontaminasi (31), penyumbatan kateter (27), kebetulan pembukaan kateter baru

(25), dan lain-lain (29). Kategori lain-lain termasuk menemukan ukuran kateter

suction yang salah disamping tempat tidur, ketidakpedulian dari pengacakan,

kebutuhan untuk melakukan penyidikan respiratory, dan melakukan suction ketika

mengantar pasien ke area lain rumah sakit. Bagian dari 93 pasien mempunyai

waktu total intubasi 321,55 hari dan 472 kateter suction yang digunakan mereka

selama periode ini. Oleh karena itu, setiap kateter digunakan rata-rata 16,4 jam.

Untuk menganalisa biaya dari kedua teknik suction, kami membandingkan

bagian dari 93 pasien acak kedalam teknik kontrol. Biaya berikut dinyatakan

dalam dollar Australia. Biaya dari kateter suction tunggal adalah $0,55; total biaya

untuk kateter suction untuk pasien secara acak dalam 24 jam menggunakan 472 x

$0,55 atau $259,60. Oleh karena itu, biaya dari teknik ini adalah $0,81 per pasien

setiap hari. 93 pasien secara acak untuk teknik control yang intubasi dengan total

341,2 hari dan diperlukan 3069 kateter, dengan biaya $1687,95 atau $4,95 per

pasien setiap hari. Oleh karena itu, teknik penelitian menghasilakan penghematan

Aust $4,14 perpasien setiap harinya, dan pengurangan biaya 84%.

DISKUSI

Kami menemukan tidak ada perbedaan yang signifikan kejadian pneumonia

antara kelompok kontrol dan intervensi. 95% CI absolute risk reduction (-3,3%

sampai 4,7%) mengindikasikan tidak mungkin penggunaan ulang suction catheter

meningkatkan resiko pneumonia lebih dari 3,3%. Karena peningkatan

menunjukkan situasi yang jelek, kita yakin bahwa secara klinis tidak signifikan.

Disini tidak ada perbedaan antara kelompok kontrol dan intervendi dalam

berkembangnya infeksi. Oleh karena itu, temuan kami menolak pemikiran bahwa

endotracheal suction harus menggunakan prosedur steril daripada prosedur bersih.

5

Page 6: 3.Jurnal 2 Effect of Reusing Suction Catheters

While Tablan et al menyarankan penggantian kateter setiap kali hanya jika

menggunakan teknik suction terbuka, rekomendasi ini dalam kategori 2, dimana

berdasarkan saran klinis atau penelitian epidemiologi atau alasan teoritis.

Penelitian ini memberikan bukti penolakan rekomendasi.

Praktek penggunaan ulang suction catheter disposable serupa dengan

menggunakan sistem lintasan tertutup. Penemuan penelitian kami konsisten

dengan penelitian sistem lintasan tertutup pada dewasa, yang menunjukkan sistem

yang aman, dan menyarankan tidak perlunya penggantian kateter sistem tertutup

secara rutin. Penelitian terkini menunjukkan bahwa sistem tertutup justru

menurunkan resiko terjadinya pneumonia yang disebabkan oleh penggunaan

ventilator (dengan menurunkan frekuensi manipulasi lintasan ventilator). Perawat

sering melaporkan ketidakmampuan secara efektif menghilangkan sekret dan

membutuhkan lebih sering untuk melakukan suction. Sistem tertutup tidak sesuai

untuk pasien dengan sekret yang kental, karena justru membuat sekret semakin

kental sehingga mempersempit permukaan endotracheal tube, berpotensi

meningkatkan resistensi jalan nafas dan meningkatkan kerja nafas. Masalah lain

yang dilaporkan dengan penggunaan sistem tertutup meliputi tidak efektifnya

pembilasan cateter dengan mengalirkan balik cairan pembilas pada ET dan

kontaminasi tangan dari semprotan kondensasi ketika port irigasi dibuka sehingga

Perawat perlu menggunakan sarung tangan dan hal tersebut meningkatkan biaya

prosedure. Karena itu, penggunaan ulang suction catheter disposable mungkin

menjadi alternatof sistem tertutup.

Perhatian yang lain dari sistem tertutup adalah biaya. Penggantian secara

rutin sistem kateter tertutup setiap 24 jam lebih mahal daripada suction terbuka

konvensional, selama 1 kateter digunakan dalam 1 episode. Kollef et al

menunjukkan bahwa lebih hemat US $837 dalam 258 pasien yang tidak

mengganti secara rutin CSS kateter. Sistem konvensional terbuka menggunakan 1

kateter sisposabel tiap episode. Bagaiamanapun, penggunaan 1 kateter disposabel

selama 24 jam adalah paling murah.

Kami tidak menentukan berapa lama waktu kateter bisa digunakan ulang

secara aman. yang jelas banyak kasus kateter tidak digunakan selama periode

6

Page 7: 3.Jurnal 2 Effect of Reusing Suction Catheters

waktu 24 jam. rata-rata penggunaan kateter dalam penelitian ini adalah 16 jam,

tetapi kami tidak mengumpulkan data yang mengindikasikan lama waktu

minimum penggunaan kateter. tak ada penggunaan yang lebih dari 24 jam.

men Diagnosis pneumonia nosokomial sulit dan banyak penelitian pada

dewasa. Beberapa peneliti menyarankan dibutuhkannya tes diagnosis invasif

dengan menggunakan teknik bronkoskopis, dengan teknik tersebut

mengindikasikan kriteria klinis dengan sensitifitas diagnosis yang bagus dan

berhubungan baik dengan hasil pasien. Disini tidak ada protokol tentang

penggunaan test diagnostik nonbronchoscopis.

Angka infeksi pada penelitian ini kira-kira 5%, sangat rendah daripada apa

yang dilaporkan ada penelitian yang dicitasi sebelumnya, dimana angka peumonia

secara beragam dilaporkan sekitar 15%, 30%, 40%, dan 50%. Pnemuan ini tidak

mengejutkan karena pneunomia terkait ventilator diketahui prevalensinya lebih

sedikit pada anak. Bagaimanapun, sulit untuk membandingkan angka angka

infeksi yang ditemukan pada penelitian ini dengan penelitian lainnya dan institusi

yang lain; angka 5% hanya merepresentasikan kejadian pada pasien yang

diintubasi lebih dari 24 jam dan bukan kejadian pada semua pasien. Lebih jauh

lagi, tidak dilakukan perhitungan pada durasi intubasi yang pendek pada PICU.

Seperti yang dikemukakan sebelumnya, ekspresi paling pantas pada angka infeksi

secara umum disetujui menjadi infeksi per 1000 ventilator days. Waspada oleh

karena itu dibutuhkan dalam mengintrepresentasikan angka infeksi yang

ditemukan dalam penelitian ini sebagai sebuah ukuran pada keseluruhan performa

kerja PICU. Telah ditemukan bahwa insidensi pneumonia mningkat dengan lebih

lamanya durasi intubasi, sebuah penemuan bahwa yang didukung oleh literatur.

Satu kekurangan yang jelas pada desain penelitian ini bahwa peneliti tidak

mengkontrol atau merekam penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien

jantung. Sebuah review bahwa antibiotik profilaksis efektif dalam mencegah

pneumonia pada dewasa. Bagaimanapun, penelitian mereview pada artikel ini

semua melibatkan pemberian antibiotik sistemik dalam waktu setidaknya 3 hari,

dihubungkan dengan antibiotik topikal. Masih diperdebatkan apakah aturan yang

digunakan oleh unit ini yang terdiri atas 4 dosis cephazolin intravena yang

7

Page 8: 3.Jurnal 2 Effect of Reusing Suction Catheters

diisolasi, akan mempunyai efek yang sama. Bagaimanapun karena jumlah pasien

jantung sama pada tiap kelopok, penelit mempercayai bahwa jika faktor

kepentingan ini telah akan mempengaruhi pasien pada kedua kelompok dengan

sama.

Salah satu aspek yang kontroversial pada penelitian ini berkaitan dengan

perhatian etik dan legal ditingkatkan dengan penggunaan kembali peralatan yang

diberi label oleh perusahaan yaitu sekali penggunaan. Isu tersebut telah diterima

sebagai perhatian oleh medis dan aliansi literatur medis, utamanya pada relasi

infeksi darah bawaan dan proses pensterilan peralatan yang dimaksudkan menjadi

habis pakai. Pedoman yang disukan oleh National Health and Medical Research

Council of Australia merelasikan secara spesifik pada praktek tersebut. Praktek

yang diteliti mengenai kateter suction berbeda secara signifikan dari yang

didiskusikan pada literatur; Kateter tidak disterilisasi dan tidak digunakan dari

pasien ke pasien lainnya, karenanya resiko kontaminasi silang tidak meningkat.

Tidak ada rekomendasi bebas yang telah dibuat yang menghubungkan pada

prakek seperti itu. Peneliti menyarankan bahwa penggunakan kata penggunaan

sekali oleh perusahaan secara hormat tidak tepat dan akan menjdai lebih pantas

mereka menggunakan penggunaan satu pasien. Hal ini sulit untuk diperkenalkan

pada praktek menggunakan kateter suction kembali.

KESIMPULAN

Penelitian ini meneliti tentang praktek penggunaan ulang suction kateter

pada pasien pediatrik selama 24 jam yang mendapatkan perawatan intensif. Kami

menemukan bahwa praktek tersebut tidak ada dampak terhadap tingkat

pneumonia atau waktu berkembangnya infeksi. Kami menyimpulkan bahwa

praktek ini aman dan efektif dalam hal biaya.

8