38886526-per-men
TRANSCRIPT
BAB I
Latar belakang
Perkembangan teknologi dan pembangunan yang sangat pesat memiliki
dampak positif dan juga dampak negatif. Dampak positif adanya perkembangan
tersebut dapat menjadikan wilayah yang dikembangkan akan menjadi lebih maju
serta memiliki taraf perekonomian yang tinggi sehingga dapat menjadi sentral
kepemerintahan atau sentral bisnis para investor lokal maupun asing. Sedangkan
dampak negatif adanya perkembangan tersebut dapat menjadikan wilayah yang
dikembangkan akan menimbulkan kerusakan lingkungan seperti polusi udara,
kurangnya lahan hijau, kurangnya daerah resapan air, sanitasi yang buruk dan
berberapa faktor lain yang dapat merusak lingkungan dan dapat membahayakan
kesehatan masyarakat yang akan terus berkembang.
Dengan adanya hal tersebut tentunya akan berdampak pada nutrisi makanan
yang akan dikonsumsi oleh masyarakat untuk manjaga kestabilan tubuh mereka.
Dampak tersebut dapat dilihat dari pola makan dan pola hidup masyarakat atau
kandungan nutrisi makanan yang tercemar. Tentunya hal tersebut akan menjadi hal
yang serius jika tidak adanya pengendalian diri yang baik sehingga nutrisi yang di
perlukan oleh tubuh tidak terpenuhi.
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi didapatkan
dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh. Berdasarkan
adanya hal tersebut berbagai kalangan peneliti pun temotivasi untuk melakukan
inovasi dalam bidang pangan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh secara
maksimal, walaupun dalam keadaan lingkungan yang mungkin kurang bersahabat.
Hal itu pun juga yang telah melatarbelakangi kami dalam ikut peran serta
dalam menciptakan inovasi atau memodifikasi bahan pangan menjadi bentuk yang
sederhana yang diharapkan dapat mampu memenuhi nutrisi tubuh disetiap harinya
agar masyarakat dapat beraktifitas dengan baik dan juga terlindung dari berbagai
penyakit. Inovasi yang ingin kami ciptakan bernama “Be Health Candy”. Be Health
candy merupakan kembang gula yang bertekstur agak lunak yang mengandung
berberapa kandungan nutrisi yang sangat baik bagi tubuh diantaranya ialah ekstrak
klorofil, galaktomanan, dan sukrosa. Kami memilih ingin membuat produk ini
dikarenakan dapat di konsumsi berbagai kalangan seperti balita hingga orang
dewasa dan juga rasa yang dihasilkan dari kembang gula banyak diminati oleh
kalangan tersebut.
Alasan kami memilih ekstrak klorofil dikarenakan, dalam proses metabolisme,
energi bagi manusia datang dari sel-sel darah merah yang membawa oksigen ke
dalam sel-sel tubuh. Hemoglobin merupakan molekul dalam sel darah merah yang
membawa oksigen. Adapun klorofil adalah pembentuk sel darah merah yang paling
cepat di dalam tubuh manusia. Dengan mengkonsumsi klorofil, jumlah sel darah
dapat meningkat sangat cepat sehingga pasokan energi dalam tubuh dapat terus
menerus terjamin. Dalam bukunya, The Healing Power of Chlorophyll Bernard
Jensen menegaskan berbagai hasil eksperimen dengan tikus, dimana darah tikus
digantikan dengan klorofil, hasilnya klorofil tetap dapat menjaga kelangsungan hidup
tikus-tikus tersebut. Tim O’Shea dalam bukunya The Sancity of Human Blood juga
menegaskan bahwa klorofil merupakan satu-satunya molekul yang dapat diterima
oleh tubuh karena kesamaannya dengan hemoglobin sehingga potensial dalam
meningkatkan ketahanan tubuh manusian, ekstrak klorofil yang kami peroleh
merupakan hasil dari ekstraksi daun katuk. Sedangkan galaktomanan mempunyai
fungsi sebagai pengatur kolesterol dalam darah dan sukrosa sebagai sumber energi.
Tujuan
Adapun tujuan kami untuk melakukan inovasi ini ialah :
Tujuan Umum
Tujuan kami untuk melakukan inovasi ini ialah untuk menciptakan suplemen
makanan yang sederhana dan dapat diminati oleh semua kalangan baik dari
kalangan balita hingga dewasa.
Tjuan Khusus
Tujuan kami untuk melakukan inovasi ini ialah :
1. Untuk mendapatkan formulasi yang tepat dalam pembuatan produk “Be
Health Candy”
2. Untuk memenuhi nutrisi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari secara
maksimal, sehingga masyarakat akan memiliki daya tahan tubuh yang baik.
3. Menjadi inovator yang dapat dipercaya oleh masyarakat.
4. Menambah cakrawala pengetahuan dan referensi data-data yang kami dapat
untuk membuat trobosan-trobasan yang sangat bermanfaat dalam bidang
pangan.
Manfaat
“BE HEALTH CANDY” yang ingin kami ciptakan ini diharapkan dapat
memberikan nutrisi maksimal yang bermanfaat sangat baik bagi kondisi tubuh
masyarakat, Sehingga masyarakat dapat ikut serta dalam pembangunan bangsa.
BAB II
Tinjau Pustaka
Klorofil atau pigmen utama tumbuhan banyak dimanfaatkan sebagai food
suplement yang dimanfaatkan untuk membantu mengoptimalkan fungsi metabolik,
sistem imunitas, detoksifikasi, meredakan radang (inflamatorik) dan
menyeimbangkan sistem hormonal (Limantara, 2007)
Penggunaan klorofil bagi tubuh manusia dapat membantu dalam hal
1. meningkatkan jumlah sel-sel darah, khususnya meningkatkan produksi
hemoglobin dalam darah.
2. mengatasi anemia.
3. membersihkan jaringan tubuh.
4. membersihkan hati dan membantu fungsi hati.
5. meningkatkan daya tahan tubuh terhadap senyawa asing (virus, bakteri,
parasit).
6. memperkuat sel, dan
7. melindungi DNA terhadap kerusakan. Yang terpenting dari molekul klorofil
adalah aman terhadap tubuh. (Chem-is-try.com)
Gambar 1 Kemiripan Struktur Klorofil dengan Sel Darah Merah
Katuk (Sauropus androgynus) merupakan tumbuhan sayuran yang banyak
terdapat di Asia Tenggara. Daun katuk merupakan sayuran minor yang dikenal
memiliki khasiat memperlancar aliran air susu ibu (ASI). Semak, tinggi dua sampai
tiga meter, tumbuh di dataran rendah hingga 1.300 di atas permukaan laut.
Daun kecil, berwarna hijau gelap dengan panjang lima sampai enam
cm.Bunganya berwarna merah gelap atau kuning dengan bercak merah gelap dan
berbunga sepanjang tahun.Tumbuhan ini termasuk dalam suku menir-meniran
(Phyllanthaceae), dan berkerabat denganmenteng, buni, dan ceremai. Ia termasuk
dalam tribus Phyllantheae dan subtribusFlueggeinae.Daun katuk dapat mengandung
hampir 7% protein dan serat kasar sampai 19%. Daun ini kaya vitamin K, selain pro-
vitamin A (beta-karotena), B, dan C.
Mineral yang dikandungnya adalah kalsium (hingga
2,8%), besi, kalium, fosfor, dan magnesium. Warna daunnya hijau gelap karena
kadar klorofil yang tinggi. Daun katuk dapat diolah seperti kangkung atau
daunbayam. Ibu-ibu menyusui diketahui mengonsumsi daunnya untuk
memperlancar keluarnya ASI.
Perlu diketahui, daun katuk mengandung papaverina, suatu alkaloid yang
juga terdapat pada candu (opium). Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek
samping seperti keracunan papaverin. Pucuk tunas yang muda dijual orang
di Indocina dan dimanfaatkan seperti asparagus.Tanaman ini banyak ditanam
di pekarangan karena mudah diperbanyak dan biasa dijadikanpagar hidup.
Galaktomanan adalah suatu polimer yang mengandung unit manopiranosa
dengan ikatan 1,4-β serta unit galaktopiranosa dengan ikatan 1,6-α. Polimer ini
cukup panjang dan dapat meningkatkan viskositas larutan.
Galaktomanan umumnya terdapat pada bagian endosperm biji-bijian yang
termasuk famili Leguminosae , dan juga terdapat pada biji kelapa sawit, kelapa,
kapas, dan alfalfa yang dikenal dengan nama gum “Lucerne” dan “purple medic”.
Polisakarida ini hampir seluruhnya larut dalam air membentuk larutan kental dan
membentuk gel jika ditambahkan garam anorganik, serta membentuk kompleks
dengan pereaksi fehling (Ketaren, 1975).
Kadar galaktomanan cenderung menurun selama kematangan buah.
Galaktomanan pada buah yang masak berjumlah kira-kira 61% dari total
polisakarida diikuti oleh mannan sebanyak 26%.
Gambar 2 Struktur Galaktomanan
Saat ini Produksi kembang gula telah mengalami banyak variasi. Produk
kembang gula juga memiliki jenis-jenis yang lain. Dalah satu diantaranya yaitu
kembang gula tablet. Kembang gula jenis ini sebenarnya merupakan salah satu
bentuk sediaan farmasi namun memiliki rasa dan fungsi yang khas dengan kembang
gula biasa, sehingga produk ini sering digolongkan sebagai jenis kembang gula
pastilles candy walaupun belum terstandarisasikan.
Tablet adalah sediaan obat padat takaran tunggal. Tablet dicetak dari serbuk
kering, kristal atau granul, umumnya dengan bahan pembantu. Menurut Lachman
et.al. (1976) dalam mengembangkan suatu formulasi tablet perlu diperhatikan sifat-
sifat yang harus dimiliki oleh produk akhir, yaitu :
1. Produk yang menarik secara fisik.
2. Sanggup menahan guncangan mekanik selama proses produksi dan
pengepakan.
3. Mempunyai kestabilan kimia dan fisika untuk mempertahankan kelengkapan
fisiknya sepanjang waktu.
4. Dapat melepas zat berkhasiat ke dalam tubuh dengan cara yang tetap.
Menurut standar Nasional Indonesia (1994), kembang gula adalah makanan
selingan berbentuk padat, dibuat dari gula atau pemanis lain atau campuran gula
dengan pemanis lain dengan atau tanpa penambahan bahan makanan yang
diizinkan. Ada empat jenis klasifikasi kembang gula diantaranya :
a. Kembang gula keras
Kembang gula keras merupakan kembang gula yang memiliki tekstur
keras padat dan apa bila dikunyah tidak menjadi lunak melainkan akan
pecah.
b. Kembang gula lunak
Kembang gula lunak adalah kembang gula bertekstur relatif lunak atau
apabila dikunyah terasa lunak.
c. Kembang gula karet
Kembang gula karet adalah kembang gula yang mengandung getah
jelutung (Dyena costulata) atau getah sintetis khusus.
d. Kembang gula nirgula
Kembang gula nirgula merupakan kembang gula yang dibuat tanpa
menggunakan gula, tapi pemanis lain (pemanis buatan). Dan dibuat khusus
untuk penderita diabetes atau yang membutuhkan makanan berkalori rendah.
Komponen dari kembang gula tablet pastilles ini adalah :
1. Bahan pengisi (amilum)
Amilum merupakan bubuk putih yang halus, tidak memiliki rasa
maupun bau, tidak larut dalam alkohol dan air dingin, tetapi larut dalam air
hangat atau panas (Martindale, 1982).
2. Bahan Pengikat
Fungsi bahan pengikat ini dalam tablet bergranulasi basah adalah
sebagai penyatu berbagai granula-granula bahan tertentu yang terbentuk
akibat proses granulasi.
3. Penambah rasa
Penambah rasa khas yang digunakan dalam hampir semua
pembuatan kembang gula pastilles adalah peppermint oil, yaitu minyak
tanaman Mentha Piperita (Labiatae). Cairan ini memiliki aroma yang khas
pepermin dan rasa dingin segar yang sangat tajam.
4. Pelicin
Berfungsi untuk mengurangi gesekan antar partiket-partikel dalam
granulasi tablet.
Metoda Pembuatan dan Analisis
Pembuatan
A. Metoda sintesis untuk mengisolasi galaktomanan dari ampas kelapa ialah
1. Ampas kelapa ditambahkan methanol dengan perbandingan 1:3.
2. Dipanaskan pada suhu 80-90oC sambil diaduk sampai terbentuk dua lapisan.
3. Lapisan bawah diambil dengan proses penyaringan dan kemudian
dikeringkan di oven pada suhu 50oC.
4. Hasil yang diperoleh berupa serbuk.
B. Metoda ekstraksi Klorofil dari daun katuk
1. Daun katuk dicuci bersih dan kemudian diiris halus
2. Ditambahkan pelarut aceton
3. Dilakukan ekstraksi dengan cara dimaserasi
4. Ekstrak yang didapat dikeringkan dengan rotary evaporator.
C. Prosedur Pembuatan Kembang Gula Tablet
1. Bahan-bahan disiapkan dalam bentuk serbuk atau tepung halus (20-80
mesh).
2. Campuran bahan pengisi (dekstrin dan aspartam) dicampurkan dengan
serbuk galaktomanan serta ekstrak klorofil menjadi campuran A
3. Penambah rasa cair dan dekstrin dicampurkan dengan air secukupnya (±2-3
ml/5 gram), untuk membuat cairan penggranul (campuran B)
4. Campuran Bditambahkan ke campuran A menjadi campuran C
5. Campuran C tersebut diayak lembab 10 mesh.
6. Hasil pengayaan lembab dikeringkan dalam oven dengan suhu ± 40oC
selama 1 jam.
7. Pengayakan kering 40 mesh
8. Bahan pelicin (tepung jagung ) yang berbentuk tepung halus ditambahkan,
diaduk hingga campuran merata.
9. Dilakukan pengujian.
10.Campuran dicetak untuk mendapatkan tablet.
Metoda analisis yang dilakukan terhadap kembang gula keras adalah sebagai
berikut :
1. Organoleptik (Penetapan keadaan, warna, bau, dan rasa)
Dasar
Kembang gula memiliki bau, bentuk, warna, dan rasa yang khas, yang
dapat dirasakan oleh indra.
Cara Kerja
Kembang gula dilihat, dibaui, dan dirasakan oleh berberapa panelis.
2. Gravimetri (Penetapan kadar air dan kadar abu)
Kadar air
Dasar
Penetapan kadar air dilakukan dengan pemanasan pada suhu 105οC.
Selisih bobot yang diperoleh setelah penguapan adalah bobot air.
Cara Kerja
a. Ditimbang sebanyak 2 gram contoh pada cawan petri yang telah
diketahui bobot kosongnya.
b. Dikeringkan di dalam oven pada suhu 105οC selama 3 jam.
c. Didinginkan dalam eksikator selama berberapa menit.
d. Ditimbang hingga diperoleh bobot tetap.
Perhitungan :
Kadar air=bobot air×100%bobot contoh
Kadar abu
Dasar
Penetapan kadar abu dilakukan berdasarkan perbandingan bobot abu
dengan bobot contoh setelah pemijaran.
Cara Kerja
a. Ditimbang sebanyak 2 gram contoh ke dalam cawan porselen yang telah
diketahui bobot kosongnya
b. Contoh dalam cawan porselen diperarang dan dipijarkan pada suhu
550οC
c. Didinginkan dalam eksikator.
d. Ditimbang sampai diperoleh bobot yang tetap.
Perhitungan :
Kadar abu=bobot abu×100%bobot contoh
3. Penetapan Angka Lempeng Total
Dasar
Pertumbuhan bakteri mesofil aerob setelah contoh diinkubasi dalam
pembenihan yang cocok selama 24 jam sampai 48 jam pada suhu 37 οC.
Cara Kerja
a. Meja kerja dan tangan praktikan dibersihkan dengan alkohol 70%.
b. Dipipet 9 ml larutan fisiologis kedalam empat buah tabung reaksi.
c. Dipipet 1ml contoh, dimasukkan kedalam tabung pengenceran 10-1.
d. Dipipet 1 ml contoh pengenceran 10-1 dan dituangkan ke petri kemudian
dituangkan kedalam PCA
e. Perlakuan yang sama dilakukan sampai pengenceran 10-3 .
f. Dituangkan ssampai 10-15 ml media PCA kedalam cawan petri,
dibiarkan membeku.
g. Kemudian dimasukkan kedalam inkubator dengan posisi terbalik selama
24-48 jam pada suhu 37 οC.
h. Dihitung jumlah koloni.
i. Dilakukan blanko.
Perhitungan :
Jumlahkoloni per gram= jumlahkoloni× 1pengenceran
4. Penetapan Kapang Khamir
Dasar
Dalam suasana asam (pH5) dan dalam media Potatoes Dextrose Agar
(PDA), kapang dapat tumbuh dengan baik. Dengan menggunakan
pengenceran 10-1-10-3 dan diinkubasi pada suhu 28oC selama 3-5 hari, jumlah
kapang dapat diketahui
Cara Kerja
a. Meja kerja dan tangan praktikan dibersihkan dengan alkohol 70%.
b. Dipipet 9 ml larutan fisiologis kedalam 4 buah tabung reaksi .
c. Dipipet 1ml contoh dan dimasukkan kedalam tabung pengenceraan 10-1.
d. Dipipet 1ml contoh pengnceran 10-1 dan dituangkan ke petri kemudian
dituangkan media PDA.
e. Perlakuan yang sama dilakukan sampai pengenceran 10-3.
f. Dituangkan 10-15ml media PDA ke dalam cawan petri, dibiarkan
membeku.
g. Kemudian dimasukkan ke inkubator dengan posisi terbalik selama 3-5
hari pada suhu 25oC
h. Dihitung jumlah koloni
i. Dilakukan blanko.
Perhitungan :
Jumlahkoloni per gram= jumlahkoloni× 1pengenceran
5. Penetapan Uji Salmonella Staphylococcus Aureus
Dasar
Pertumbuhan bakteri salmonella, Staphylococcus aureus, dan Vibrio
sp. Pada pembenihan yang khusus setelah diinkubasi selama 24-48 jam pada
suhu 37oC.
Cara Kerja
a. Meja kerja dan tangan praktikan dibersihkan dengan alkohol 70%
b. Dipipet 1ml contoh kedalam cawan petri.
c. Dituangkan 10-15ml media spesifik (media Briliant Green Agar untuk
bakteri Salmonella dan media Manitol untuk bakteri Staphylococcus
aureus) yang sudah disterilkan kedalam cawan petri dan dibiarkan
membeku.
d. Cawan petri diinkubasi dengan posisi terbalik selama 24-48 jam pada
suhu 37oC
e. Diamati pertumbuhan bakteri.
6. Penetapan Bakteri Bentuk Koli (Coliform)
Dasar
Pertumbuhan bakteri bentuk koli ditandai dengan adanya gas di dalam
tabung durham setelah diinkubasi ke dalam pembenihan yang cocok selama
24-48 jam pada suhu 37oC dan selanjutnya dirujuk pada tabel Angka Paling
Mungkin (APM).
Cara Kerja
a. Meja kerja dan tangan praktikan dibersihkan dengan alkohol 70%.
b. Dibuat pengenceran 10-1,10-2, 10-3 contoh dalam larutan fisiologis.
c. Dimasukan 1 ml tiap pengenceran contoh kedalam tabung reaksi yang
telah berisi tabung durham.
d. Dimasukan kurang lebih 5 ml media Lactose broth (LB) ke dalam
tabung reaksi, lalu gelembung udara dalam tabung durham
dihilangkan.
e. Diletakkan semua tabung ke dalam piala gelas dan ditutup dengan
kapas.
f. Dieramkan ke dalam inkubator selama 24-48 jam pada suhu 37oC.
7. Penetapan E.Coli
Dasar
Pertumbuhan bakteri berbentuk koli ditandai dengan adanya gas
didalam tabung durham yang setelah diinkubasi kedalam pembenihan yang
cocok selama 24-48 jam pada suhu 37oC dan selanjutnya dirujuk pada tabel
Angka Paling Mungkin (APM).
Cara Kerja
a. Meja kerja dan tangan praktikan dibersihkan dengan alkohol 70%.
b. Dibuat pengenceran 10-1,10-2, 10-3 contoh dalam larutan fisiologis.
c. Dimasukan 1 ml tiap pengenceran contoh kedalam tabung reaksi yang
telah berisi tabung durham.
d. Dimasukkan 5 ml media Briliant Green Lactose Broth (BGLB) kedalam
tabung pereaksi, lalu gelembung udara dalam tabung durham
dihilangkan.
e. Diletakkan semua tabung ke dalam piala gelas dan ditutup dengan
kapas.
f. Dieramkan ke dalam inkubator selama 24-48 jam pada suhu 37oC.
8. Uji Cemaran Logam Cu, Zn, Sn, Pb, dan As
Dasar
Dengan Spektrofotometer Serapan Atom berdasarkan penyerapan
energi radiasi pada tingkat energi dasar.
Cara Kerja
Contoh diabukan dan diasamkan dengan HNO3. Kemudian
dimasukkan kedalam labu ukur dan dihimpitkan, setelah itu dianalisis dengan
SSA.
9. Uji Cemaran Logam Hg
Dasar
Ion Hg dalam contoh dapat direduksi oleh SnCl2 menjadi Hg0,
kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 254,7nm dengan SSA
Cara Kerja
a. Ditimbang sebanyak 1 gram contoh kembang gula dan dimasukkan
kedalam labu didih, kemudian ditambahkan 5ml HNO3 p.a., lalu
dihubunrkan labu ukur dengan pendingin sampai uap hilang dan
didinginkan.
b. Ditambahkan 5 gram hablur KMnO4 sedikit demi sedikit, dimasukkan
dalam labu didih, kemudian dipanaskan selama 10 menit, didinginkan,
kemudian ditambahkan 15ml larutan NH2OH HCl 20%.
c. Dipindahkan larutan kedalam labu ukur 100ml, ditambahkan 2ml larutan
SnCl2 10%, dan dihimpitkan dengan air suling.
d. Dibaca absorbansi larutan deret standar, larutan blangko, dan larutan
contoh dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom tanpa
nyala pada panjang gelombang 253,7 nm.
10.Uji Sakarin
Dasar
Sakarin akan memberikan warna hijau fluoresen jika direaksikan
dengan resorsinol dan NaOH berlebih.
Cara Kerja
a. Contoh diasamkan dengan HCl lalu diekstrak dengan 1×25 ml eter
didalam tabung reaksi.
b. Setelah larutan terpisah, eter didalam tabung reaksi diuapkan di udara
terbuka.
c. Ditambahkan 10 tetes H2SO4 dan 10 mg resorsinol.
d. Dipanaskan perlahan-lahan dengan api kecil sampai berubah menjadi
warna hijau kotor.
e. Didinginkan dan ditambahkan 10 ml air dan NaOH 10% berlebih.
f. Bila terbentuk warna hijau fluoresein berarti sakarain positif.
11.Uji Siklamat
Dasar
Terbentuknya endapan putih dari reaksi antara BaCl2 dengan Na2SO4
(berasal dari reaksi antara siklamat dan NaNO2 dalam suasana asam kuat)
menunjukan adanya siklamat
Cara Kerja
a. Contoh dilarutkan dengan air kemudian disaring.
b. Ditambahkan 10ml HCl 10% kedalam hasil saringan contoh dan
ditambahkan pula 10ml BaCl2 10%.
c. Didiamkan 30 menit, disaring dengan kertas saring tak berabu nomor 42
lalu ditambahkan 10 ml NaNO2 10 % kemudian dipanaskan di atas
penangas air.
d. Bila timbul endapan putih dari BaSO4 berarti siklamat positif.
12.Penentuan Kadar Klorofil
Dasar
Klorofil akan menyerap cahaya visible pada panjang gelombang 664
nm dan 663 nm.
Cara Kerja
a. Ditimbang 2 gram sampel kembang gula
b. Sampel diekstrak dengan menggunakan aseton 85% dengan
perbandingan berat sampel dan aseton 1:100.
c. Ekstrak yang diproleh disaring.
d. Kemudian dianalisis dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada
panjang gelombang 664 nm dan 663 nm.
Perhitungan :
Penghitungan kandungan klorofil (mg/L)
ditentukan dengan rumus :
Klorofil a = 1.07 (OD 663) – 0.094 (OD 644)
Klorofil b = 1.77 (OD 644) – 0.28 (OD 663)
Klorofil total = 0.79 (OD 663) + 1.076 (OD 644)
Tabel Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan
Tabel 1. Alat Analisis Fisika
No Metode Parameter Alat Jumlah
1. OrganoleptikBau, Warna, rasa, dan
keadaan- -
Tabel 2. Alat Analisis Kimia
No Metode Parameter Alat Jumlah
1 Gravimetri Air dan Abu Neraca Analitik 1 buah
Cawan Petri 1 buah
Tanur 1 buah
Cawan Porselen 2 buah
Eksikator 1 buah
Gegep besi 1 buah
2Spektrofotometri
Serapan Atom
Cemaran
LogamNeraca Analitik 1 buah
Cawan Porselen 1 buah
Tanur 1 buah
SSA 1 unit
Lampu katoda Untuk semua logam
Tabel 3. Alat Analisis Mikrobiologi
No Metode Parameter Alat Jumlah
1. Hitungan
Cawan
Angka Lempeng
Total
Cawan petri 6 buah
dan Perhitungan
Jumlah
Erlenmeyer 250ml 2 buah
Kapang dan Khamir Tabung reaksi 5 buah
Inkubator 1 buah
Pipet serologi 1ml 1 buah
Pipet serologi 10 ml 1 buah
Pengaduk 1 buah
Neraca 1 buah
Colony counter 1 buah
2. APM Uji Bakteri Bentuk
Koli
Cawan petri 1 buah
Dan E.coli Neraca 1 buah
Erlemeyer 250ml 2 buah
Pipet serulogi 1ml 1 buah
Pipet serulogi 10ml 1 buah
Inkubator 1 buah
Tabung durham 10 buah
Tabung reaksi 5 buah
2. Bahan Analisis
Tabel 4. Bahan Analisis Fisika
No Metode Parameter Bahan Jumlah
1 Organoleptik Bau, warna, rasa, dan Contoh 1 gram
Keadaan
Tabel 5. Bahan Analisis Kimia
No Metode Parameter Bahan Jumlah
1 Gravimetri Kadar air Contoh 2 gram
Kadar abu Contoh 5 gram
2. SSA Cemaran logam Contoh 5 gram
HNO3 350 ml
Standar As 30 ml
Standar Cu 30 ml
Standar Hg 30 ml
Standar Pb 30 ml
Standar Sn 30 ml
Standar Zn 30 ml
Air suling 3 liter
Tabel 6. Bahan Analisis Mikrobiologi
No Metode Parameter Bahan Jumlah
1 Hitungan
Cawan
Angka Lempeng Total Larutan Fisiologis 350 ml
dan Perhitungan
Jumlah
Media PCA 100 ml
Kapang dan Khamir Media PDA 100 ml
2 APM Uji Bakteri Bentuk Koli Larutan Fisiologis 200 ml
Media LB 100 ml
Anggaran Dana yang Diajukan
Tabel 7. Bahan Analisis Kimia
No Metode Parameter Bahan Jumlah Harga
1 Gravimetri Kadar air Contoh 2 gram -
Kadar abu Contoh 5 gram -
2. SSA Cemaran logam Contoh 5 gram -
HNO3 350 ml Rp 196,000
Standar As 30 ml Rp 60,000
Standar Cu 30 ml Rp 60,000
Standar Hg 30 ml Rp 60,000
Standar Pb 30 ml Rp 60,000
Standar Sn 30 ml Rp 60.000
Standar Zn 30 ml Rp 60,000
Air suling 3 liter Rp 54,000
3 Bahan
dasar
Daun Katuk 10 kg Rp 50.000
Kelapa 10 kg Rp 60.000
Tota
l
Rp 721,000
Tabel 8. Bahan Analisis Mikrobiologi
No Metode Parameter Bahan Jumlah Harga
1 Hitungan
Cawan
Angka Lempeng Total Larutan Fisiologis 350 ml Rp 18,000
dan Perhitungan
Jumlah
Media PCA 100 ml Rp 955, 000
Kapang dan Khamir Media PDA 100 ml Rp 1, 155, 000
2 APM Uji Bakteri Bentuk Koli Larutan Fisiologis 200 ml Rp 18,000
Media LB 100 ml Rp 1, 125, 000
Tota
l
Rp 3,271,000
Maka Total Pengajuan Dana Sebesar
Total Dana = Total bahan analisis kimia + Total bahan analisis mikrobiologi
= Rp 3,271,000 + Rp 721,000
= Rp 3,992,000
BAB III
Penutup
Demikian proposal ini dibuat sebenar-benarnya dengan harapan dapat
memberikan gambaran singkat dan jelas tentang maksud dan tujuannya. Besar
harapan kami untuk dapat melaksanakan inovasi yang sederhana ini. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat dan petunjuknya-Nya kepada
kita semua.
Atas bantuan dan kerja sama semua pihak yang terkait diucapkan terima
kasih.
Bogor, 22 September 2010
Tim Penyusun
LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui dan disahkan oleh
Pembimbing
_____________________
NIP
Koordinator Jurusan Analisis Kimia
Ir. Elly Suradikusumah, MS.
NIP :
Direktur Program Diploma Institut Pertanian Bogor
Prof. Dr. Ir. M. Zairin Junior, M.Sc.
NIP :
BE HEALTH CANDY
Proposal Praktikum Kimia Terpadu (PKT) Tahun Ajaran 2010/2011
Oleh:
Febian Achmad
Ainaroh
Dhila Alia Fadhila
DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Program Keahlian Analisis Kimia
Bogor
2010