37577154-162
TRANSCRIPT
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 1/162
SARI
Noorrodliyah, Asri. 2005. Peningkatan Keterampilan Menulis Proposal Kegiatandengan Pendekatan Kontekstual Komponen Pemodelan dan Inkuiri
pada Siswa Kelas XI IA 2 SMA Negeri 09 Semarang Tahun
Pelajaran 2004/ 2005. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Bahasa dan seni, Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing I: Drs. Wagiran, M.Hum., Pembimbing II: Drs.
Suparyanto.
Kata kunci: keterampilan menulis, proposal kegiatan, pendekatan kontekstual
komponen inkuiri, komponen pemodelan
Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi) mata pelajaran Bahasa
Indonesia merupakan refleksi atau pengkajian ulang terhadap Kurikulum 1994.
Kurikulum 2004 mengutamakan pencapaian standar kompetensi siswa. Dalam
pembelajaran, siswa dituntut untuk aktif dan kreatif memperoleh pengetahuan, guru
hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa. Pembelajaran Bahasa
Indonesia lebih menekankan pada empat keterampilan berbahasa, yaitu
keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Dalam kurikulum 2004
mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMA, ada beberapa kompetensi dasar
yang harus dikuasai siswa, untuk keterampilan menulis salah satunya adalah
menulis proposal. Mengingat pentingnya kemampuan menulis proposal, maka
kompetensi dasar menulis proposal harus benar-benar dikuasai siswa. Berdasarkan
hasil tes awal dan wawancara dengan guru kelas, keterampilan menulis proposalkegiatan siswa kelas XI IA 2 SMA 09 Semarang masih rendah, hal ini terlihat pada
nilai rata-rata hasil tes yang belum mencapai target. Rendahnya keterampilan siswa
ini disebabkan oleh faktor dari siswa dan faktor pola pembelajaran guru yang
kurang tepat. Pendekatan kontekstual komponen inkuiri dan pemodelan dapat
meningkatkan keterampilan menulis proposal kegiatan. Pendekatan kontekstual
membantu guru mengaitkan materi dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong keaktifan siswa untuk menghubungkan pengetahuan yang dimiliki
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka.
Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian tindakan kelas
dengan mengangkat masalah; 1) apakah pendekatan kontekstual komponen inkuiri
dan pemodelan dapat meningkatkan keterampilan menulis proposal kegiatan siswakelas XI IA 2 SMA 09 Semarang? dan 2) apakah terjadi perubahan perilaku siswa
kelas XI IA 2 setelah mengikuti pembelajaran menulis proposal kegiatan dengan
pendekatan kontekstual komponen inkuiri dan pemodelan? Berdasarkan masalah
yang dikaji dalam penelitian ini, tujuan penelitian ini adalah 1) mengetahui apakah
pendekatan kontekstual komponen pemodelan dan inkuiri dapat meningkatkan
keterampilan siswa kelas XI IA 2 dalam menulis proposal kegiatan, dan 2)
mengetahui apakah terjadi perubahan perilaku siswa kelas XI IA 2 dalam menulis
proposal kegiatan setelah dilakukan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual
komponen pemodelan dan inkuiri.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua tahap yaitu siklus I dan
siklus II. Masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan
i
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 2/162
refleksi. Data penelitian diambil melalui tes dan nontes. Alat pengambilan data
berupa pedoman observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto. Data yang
diperoleh dianalisis dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan menulis proposal
kegiatan siswa kelas XI IA 2 mengalami peningkatan setelah mengikuti
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual komponen inkuiri dan pemodelan.
Peningkatan keterampilan siswa ini dapat dilihat dari hasil tes prasiklus, siklus I
dan siklus II. Hasil tes prasiklus nilai rata-rata siswa 53,7. Setelah dilakukan
tindakan siklus I, nilai rata-rata siswa menjadi 68,9, artinya terjadi peningkatan
sebesar 18,89% dari prasiklus. Setelah dilakukan tindakan siklus II, nilai rata-rata
menjadi 76,1 atau meningkat sebesar 19,05%. Masing-masing aspek dalam menulis
proposal kegiatan juga mengalami peningkatan. Aspek kelengkapan unsur skor
rata-rata prasiklus sebesar 10,7, rata-rata siklus I sebesar 13,9 dan rata-rata siklus II
sebesar 17,1. Aspek penggunaan ejaan dan tanda baca pada prasiklus sebesar 5,8,siklus I menjadi 6,7, dan pada siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi 8,1.
Pada prasiklus, aspek pilihan kata skor rata-rata sebesar 10,6, siklus I 12,6, dan
pada siklus II meningkat menjadi 14,7. Aspek penyusunan kalimat pada prasiklus
sebesar 9,6, kemudian meningkat pada siklus I menjadi 10,6, pada siklus II menjadi
sebesar 12,9. Aspek kesesuaian tiap unsur pada prasiklus sebesar 4,9, siklus I
meningkat menjadi 5,9 dan siklus II menjadi 7,3. Aspek sistematika pada prasiklus
skor rata-rata sebesar 4,9, pada siklus I meningkat menjadi 6,4, dan pada siklus II
menjadi 7,6. Aspek kerapian tulisan untuk prasiklus sebesar 7,1, pada siklus I
meningkat menjadi 7,7 dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 8,4.
Peningkatan keterampilan menulis proposal kegiatan ini diikuti denganperubahan perilaku siswa keles XI IA 2. perilaku negatif siswa berubah menjadi
perilaku positif. Pada siklus II siswa terlihat menikmati pembelajaran, mereka juga
semakin aktif dan bersemangat mengikuti pembelajaran menulis proposal kegiatan
dengan pendekatan kontekstual komponen inkuiri dan pemodelan.
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian yaitu, (1)
pendekatan kontekstual komponen inkuiri dan pemodelan dapat dijadikan alternatif
untuk membelajarkan keterampilan menulis khususnya keterampilan menulis
proposal kegiatan. (2) peneliti lain hendaknya termotivasi untuk melengkapi
penelitian ini dengan menerapkan pendekatan lain yang dapat meningkatkan
keterampilan menulis proposal kegiatan siswa; (3) peneliti di bidang pendidikan
maupun di bidang bahasa hendaknya selalu termotivasi untuk melakukan penelitiantentang teknik-teknik pembelajaran sehingga diperoleh alternatif teknik
pembelajaran baru khususnya pembelajaran menulis.
ii
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 3/162
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian
Skripsi.
Semarang, Agustus 2005
Pembimbing I, Pembimbing II,
Drs. Wagiran, M. Hum. Drs. Suparyanto
NIP 132050001 NIP 132238498
iii
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 4/162
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Semarang
pada hari : Rabu
tanggal : 31 Agustus 2005
Panitia Ujian Skripsi
Ketua, Sekretaris,
Prof. Dr. Rustono Drs. Agus Yuwono, M.Si.
NIP 131281222 NIP 132049997
Penguji I, Penguji II, Penguji III,
Drs. Subyantoro, M.Hum. Drs. Suparyanto Drs. Wagiran, M.Hum.
NIP 132005032 NIP 130516901 NIP 132050001
iv
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 5/162
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Agustus 2005
Asri Noorrodliyah
v
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 6/162
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Kesabaran dan ketabahan mempunyai efek
ajaib yang bisa menghilangkan kesulitan
dan melenyapkan rintangan.
( John Quincy Adams )
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa
memanjatkan doa dan mencurahkan kasih
sayang yang tulus kepada penulis.
2. Kakak tersayang, Mba Ipung, dan Mas
Budi serta Si kecil Nasywa atas segala doa
dan dorongan semangat yang telah
diberikan3. Embah yang senantiasa memanjatkan doa
dan belaian kasih sayangnya.
4. Eko Purnomo, yang telah memberikan
warna indah dalam perjalanan hidupku.
5. Teman-teman PBSI angkatan 2001
6. Guru-guruku atas bekal ilmu pengetahuan
yang diberikan.
7. Almamaterku tercinta.
vi
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 7/162
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis ini dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Peningkatan Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan dengan Pendekatan
Kontekstual Komponen Pemodelan dan Inkuiri pada Siswa Kelas XI IA 2 SMA
Negeri 09 Semarang. Penulisan skripsi ini sebagai upaya meningkatkan
keterampilan siswa dalam menulis proposal kegiatan.
Penulis ini menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak
terlepas dari masukan, arahan dan bimbingan yang telah diberikan dengan tulus
ikhlas dan sabar oleh Drs. Wagiran, M.Hum., Dosen Pembimbing I dan Drs.
Suparyanto, Dosen Pembimbing II, selama penyusunan skripsi ini. Pada
kesempatan ini penulis ini juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Prof. Dr. Rustono, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.
2. Drs. Mukh Doyin, M.Si., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan izin penelitian dan segala kemudahan bagi penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
memberikan ilmu pengetahuan yang bermakna bagi penulis selama duduk
di bangku perkuliahan.
vii
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 8/162
4. Kepala SMA Negeri 9 Semarang atas izin yang diberikan untuk melakukan
penelitian di SMA Negeri 9 Semarang.
5. Bu Nur, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA Negeri 9 Semarang
atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis.
6. Keluargaku terkasih yang senantiasa mendukung langkahku dengan iringan
doa dan belaian kasih sayang.
7. Sahabat-sahabatku Wahyul, Juleha, Mba Fajri, Arum, Hesti ‘Ndut’, Vita,
dan Erni atas segala doa dan dorongan semangat yang diberikan.
8. Teman-teman Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2001 atas
doa, bantuan dan dukungan yang telah diberikan.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu terselesaikannya skripsi ini
Semoga segala bantuan, dukungan dan pengorbanan yang telah diberikan
kepada saya menjadi amal yang dapat diterima dan mendapat balasan yang
setimpal dari Allah S.W.T. Penulis ini juga berharap agar skripsi ini bermanfaat
bagi semua pihak.
Penulis ini
viii
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 9/162
DAFTAR ISI
SARI.................................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................... iii
PENGESAHAN KELULUSAN......................................................................... iv
PERNYATAAN.................................................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN...................................................................... vi
PRAKATA.......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI....................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................... xii
DAFTAR GRAFIK............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................... 5
1.3 Pembatasan Masalah .......................................................................... 6
1.4 Rumusan Masalah .............................................................................. 7
1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................ 7
1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS ......................... 9
2.1 Kajian Pustaka..................................................................................... 9
2.2 Landasan Teoretis ............................................................................... 12
2.1.1 Keterampilan Menulis....................................................................... 13
2.2.1.1 Hakikat Keterampilan Menulis ....................................................... 13
2.2.1.2 Tujuan Menulis ............................................................................... 14
ix
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 10/162
2.2.1.3 Ragam Tulisan ................................................................................ 17
2.2.1.4 Manfaat Menulis ............................................................................. 18
2.1.2 Proposal........................................................................................... 19
2.1.2.1 Pengertian Proposal ..................................................................... 20
2.1.2.2 Unsur-unsur Proposal ..................................................................... 21
2.1.2.3 Bahasa Proposal ............................................................................. 23
2.1.3 Pendekatan Kontekstual.................................................................. 25
2.1.3.1 Hakikat Pendekatan Kontekstual .................................................... 25
2.1.3.2 Komponen Inkuiri ........................................................................... 31
2.1.3.3 Komponen Pemodelan .................................................................... 33
2.1.4 Pembelajaran Menulis Proposal Kegiatan dengan Pendekatan
Kontekstual Komponen Pemodelan dan Inkuiri ............................. 34
2.2 Kerangka Berpikir........................................................................... 35
2.3 Hipotesis Tindakan ......................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 39
3.1 Desain Penelitian............................................................................... 39
3.1.1 Prosedur Tindakan pada Siklus I....................................................... 40
3.1.2 Prosedur Tindakan pada Siklus II ..................................................... 43
3.2 Subjek Penelitian............................................................................... 47
3.3 Variabel Penelitian............................................................................ 47
3.4 Instrumen Penelitian ......................................................................... 48
3.4.1 Instrumen Tes ................................................................................... 49
3.4.2 Instrumen Nontes ............................................................................. 53
3.5 Teknik Pengumpulan Data................................................................ 55
3.5.1 Teknik Tes......................................................................................... 55
x
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 11/162
3.5.2 Teknik Nontes ................................................................................... 55
3.6 Teknik Analisis Data......................................................................... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................... 59
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................ 59
4.1.1 Kondisi Awal ................................................................................ 59
4.1.2 Hasil Siklus I ................................................................................ 69
4.1.2.1 Hasil Tes ...................................................................................... 70
4.1.2.2 Hasil Nontes.................................................................................. 82
4.1.3 Hasil Siklus II................................................................................ 91
4.1.3.1 Hasi Tes......................................................................................... 92
4.1.3.2 Hasil Nontes.................................................................................. 106
4.2 Pembahasan................................................................................... 115
4.2.1 Peningkatan Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siswa
Kelas IX IA 2 SMA Negeri 9 Semarang Setelah Mengikuti
Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual Komponen
Pemodelan dan Inkuiri .................................................................... 115
4.2.2 Perubahan Perilaku Siswa Kelas XI IA 2 SMA Negeri 9
Semarang Setelah mengikuti Pembelajaran dengan Pendekatan
Kontekstual Komponen Pemodelan dan Inkuiri ............................. 118
BAB V PENUTUP.............................................................................................. 123
5.1 Simpulan ............................................................................................... 123
5.2 Saran...................................................................................................... 125
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 126
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................. 128
xi
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 12/162
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Skor Penilaian ....................................................................................... 49
Tabel 2 Kriteria Penilaian Proposal Kegiatan.................................................... 50
Tabel 3 Penilaian Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan............................. 52
Tabel 4 Hasil Tes Kognitif................................................................................. 60
Tabel 5 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Prasiklus............. 60
Tabel 6 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Prasiklus Aspek
Kelengkapan Unsur............................................................................... 63
Tabel 7 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Prasiklus Aspek
Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca ...................................................... 64
Tabel 8 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Prasiklus Aspek
Pilihan Kata........................................................................................... 65
Tabel 9 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Prasiklus Aspek
Penyusunan Kalimat ............................................................................. 66
Tabel 10 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Prasiklus Aspek
Kesesuaian Tiap Unsur ......................................................................... 67
Tabel 11 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Prasiklus Aspek
Sistematika Penulisan ........................................................................... 68
Tabel 12 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Prasiklus Aspek
Kerapian Tulisan ................................................................................... 69
Tabel 13 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus I............... 70
Tabel 14 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus I Aspek Kelengkapan Tiap Unsur ...................................................................... 72
Tabel 15 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus I Aspek
Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca ...................................................... 74
Tabel 16 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus I Aspek
Pilihan Kata........................................................................................... 75
Tabel 17 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus I Aspek
Penyusunan Kalimat ............................................................................. 77
Tabel 18 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus I Aspek
Kesesuaian Tiap Unsur ......................................................................... 78
Tabel 19 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus I Aspek
Sistematika Penulisan ........................................................................... 80Tabel 20 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus I Aspek
Kerapian Tulisan ................................................................................... 81
Tabel 21 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus II.............. 93
Tabel 21 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus II Aspek
Kelengkapan Tiap Unsur ...................................................................... 96
Tabel 22 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus II Aspek
Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca ...................................................... 98
Tabel 23 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus II Aspek
Pilihan Kata......................................................................................... 100
Tabel 24 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus II Aspek
Penyusunan Kalimat ........................................................................... 102
xii
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 13/162
Tabel 25 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus II Aspek
Kesesuaian Tiap Unsur ....................................................................... 104
Tabel 26 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus II Aspek Sistematika Penulisan ......................................................................... 105
Tabel 27 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus II Aspek
Kerapian Tulisan ................................................................................. 107
Tabel 28 Peningkatan Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan...................... 118
Tabel 29 Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II ................................................ 122
xiii
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 14/162
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Prasiklus........... 61
Grafik 2 Pencaran Nilai Tes Pratindakan .......................................................... 62
Grafik 3 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus I ............ 71
Grafik 4 Pencaran Nilai Tes Siklus I ................................................................. 71
Grafik 5 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus I Aspek
Kelengkapan Unsur ............................................................................ 73
Grafik 6 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus I Aspek
Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca .................................................... 75
Grafik 7 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus I Aspek
Pilihan Kata......................................................................................... 76Grafik 8 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus I Aspek
Penyusunan Kalimat ........................................................................... 78
Grafik 9 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus I Aspek
Kesesuaian Tiap Unsur ....................................................................... 79
Grafik 10 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus I Aspek
Sistematika Penulisan ......................................................................... 81
Grafik 11 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus I Aspek
Kerapian Tulisan ................................................................................. 82
Grafik 12 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus II............ 94
Grafik 13 Pencaran Nilai Tes Siklus II................................................................ 95Grafik 14 Hasil Tes Menulis Proposal Kegiatan Siklus II Aspek Kelengkapan
Unsur................................................................................................... 97
Grafik 15 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus II Aspek
Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca .................................................... 99
Grafik 16 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus II Aspek
Pilihan Kata......................................................................................... 100
Grafik 17 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus II Aspek
Penyusunan Kalimat ........................................................................... 103
Grafik 18 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus II Aspek
Kesesuaian Tiap Unsur ....................................................................... 104
Grafik 19 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus II Aspek Sistematika Penulisan ......................................................................... 106
Grafik 20 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus II Aspek
Kerapian Tulisan ................................................................................. 107
Grafik 21 Peningkatan Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan ..................... 120
xiv
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 15/162
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kegiatan Awal Pembelajaran Siklus I.................................................. 90
Gambar 2 Kegiatan Siswa Mengamati Model Siklus I......................................... 91
Gambar 3 Kegiatan Siswa Berdiskusi Siklus I ..................................................... 91
Gambar 4 Kegiatan Menempelkan Hasil Karya di Dinding Kelas Siklus I.......... 92
Gambar 5 Kegiatan Awal Pembelajaran Siklus II ................................................ 114
Gambar 6 Kegiatan Mengamati Model Siklus II .................................................. 115
Gambar 7 Kegiatan Diskusi Siswa Siklus II ......................................................... 116
Gambar 8 Kegiatan Menulis Proposal Kegiatan Siklus II .................................... 116
xv
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 16/162
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Penilaian Tes Menulis Proposal Kegiatan ......................... 130
Lampiran 2 Kriteria Penilaian .............................................................................. 131
Lampiran 3 Pedoman Observasi .......................................................................... 133
Lampiran 4 Lembar Jurnal .................................................................................... 138
Lampiran 5 Pedoman Wawancara ........................................................................ 139
Lampiran 6 Rencana Pembelajaran Siklus I ......................................................... 140
Lampiran 7 Rencana Pembelajaran Siklus I ......................................................... 141
Lampiran 8 Model Proposal Kegiatan .................................................................. 142
Lampiran 9 Daftar Subjek Penelitian.................................................................... 146
Lampiran 10 Hasil Prasiklus ................................................................................. 150Lampiran 11 Hasil Siklus I ................................................................................... 162
Lampiran 12 Hasil Siklus II .................................................................................. 163
Lampiran 13 Proposal Kegiatan Pratindakan........................................................ 164
Lampiran 14 Proposal Kegiatan Siklus I .............................................................. 165
Lampiran 15 Proposal Kegiatan Siklus II ............................................................. 166
Lampiran 16 Hasil Observasi Siklus I .................................................................. 186
Lampiran 17 Hasil Observasi Siklus II ................................................................ 187
Lampiran 18 Hasil Jurnal Siklus I......................................................................... 188
Lampiran 19 Hasil Jurnal Siklus II ....................................................................... 191
Lampiran 20 Hasil Wawancara Siklus I................................................................ 194
Lampiran 21 Hasil Wawancara Siklus II .............................................................. 197Lampiran 22 Surat Izin Penelitian......................................................................... 200
Lampiran 23 Surat Keterangan Selesai Penelitian................................................ 201
xvi
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 17/162
SARI
Noorrodliyah, Asri. 2005. Peningkatan Keterampilan Menulis Proposal
Kegiatan dengan Pendekatan Kontekstual Komponen Inkuiri
dan Pemodelan pada Siswa Kelas XI IA 2 SMA Negeri 09
Semarang Tahun Pelajaran 2004/ 2005. Skripsi. Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan seni,
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs. Wagiran,
M.Hum., Pembimbing II: Drs. Suparyanto.
Kata kunci: keterampilan menulis, proposal kegiatan, pendekatan kontekstual
komponen inkuiri, komponen pemodelan
Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi) mata pelajaranBahasa Indonesia merupakan refleksi atau pengkajian ulang terhadap
Kurikulum 1994. Kurikulum 2004 mengutamakan pencapaian standar
kompetensi siswa. Dalam pembelajaran, siswa dituntut untuk aktif dan kreatif
memperoleh pengetahuan, guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan
motivator bagi siswa. Pembelajaran Bahasa Indonesia lebih menekankan pada
empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, berbicara,
membaca dan menulis. Dalam kurikulum 2004 mata pelajaran Bahasa
Indonesia kelas XI SMA, ada beberapa kompetensi dasar yang harus dikuasai
siswa, untuk keterampilan menulis salah satunya adalah menulis proposal.
Mengingat pentingnya kemampuan menulis proposal, maka kompetensi dasar
menulis proposal harus benar-benar dikuasai siswa. Berdasarkan hasil tes
awal dan wawancara dengan guru kelas, keterampilan menulis proposal
kegiatan siswa kelas XI IA 2 SMA 09 Semarang masih rendah, hal ini terlihat
pada nilai rata-rata hasil tes yang belum mencapai target. Rendahnya
keterampilan siswa ini disebabkan oleh faktor dari siswa dan faktor pola
pembelajaran guru yang kurang tepat. Pendekatan kontekstual komponen
inkuiri dan pemodelan dapat meningkatkan keterampilan menulis proposal
kegiatan. Pendekatan kontekstual membantu guru mengaitkan materi dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong keaktifan siswa untuk
menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka.Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian tindakan
kelas dengan mengangkat masalah; 1) apakah pendekatan kontekstual
komponen inkuiri dan pemodelan dapat meningkatkan keterampilan menulis
proposal kegiatan siswa kelas XI IA 2 SMA 09 Semarang? dan 2) apakah
terjadi perubahan perilaku siswa kelas XI IA 2 setelah mengikuti
pembelajaran menulis proposal kegiatan dengan pendekatan kontekstual
komponen inkuiri dan pemodelan? Berdasarkan masalah yang dikaji dalam
penelitian ini, tujuan penelitian ini adalah 1) mengetahui apakah pendekatan
kontekstual komponen pemodelan dan inkuiri dapat meningkatkan
keterampilan siswa kelas XI IA 2 dalam menulis proposal kegiatan, dan 2)
mengetahui apakah terjadi perubahan perilaku siswa kelas XI IA 2 dalam
1
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 18/162
2
menulis proposal kegiatan setelah dilakukan pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual komponen pemodelan dan inkuiri.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua tahap yaitu siklus Idan siklus II. Masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Data penelitian diambil melalui tes dan nontes. Alat
pengambilan data berupa pedoman observasi, wawancara, jurnal, dan
dokumentasi foto. Data yang diperoleh dianalisis dengan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan menulis proposal
kegiatan siswa kelas XI IA 2 mengalami peningkatan setelah mengikuti
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual komponen inkuiri dan
pemodelan. Peningkatan keterampilan siswa ini dapat dilihat dari hasil tes
prasiklus, siklus I dan siklus II. Hasil tes prasiklus nilai rata-rata siswa 53,7.
Setelah dilakukan tindakan siklus I, nilai rata-rata siswa menjadi 68,9, artinyaterjadi peningkatan sebesar 18,89% dari prasiklus. Setelah dilakukan
tindakan siklus II, nilai rata-rata menjadi 76,1 atau meningkat sebesar
19,05%. Masing-masing aspek dalam menulis proposal kegiatan juga
mengalami peningkatan. Aspek kelengkapan unsur skor rata-rata prasiklus
sebesar 10,7, rata-rata siklus I sebesar 13,9 dan rata-rata siklus II sebesar
17,1. Aspek penggunaan ejaan dan tanda baca pada prasiklus sebesar 5,8,
siklus I menjadi 6,7, dan pada siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi
8,1. Pada prasiklus, aspek pilihan kata skor rata-rata sebesar 10,6, siklus I
12,6, dan pada siklus II meningkat menjadi 14,7. Aspek penyusunan kalimat
pada prasiklus sebesar 9,6, kemudian meningkat pada siklus I menjadi 10,6,
pada siklus II menjadi sebesar 12,9. Aspek kesesuaian tiap unsur pada
prasiklus sebesar 4,9, siklus I meningkat menjadi 5,9 dan siklus II menjadi
7,3. Aspek sistematika pada prasiklus skor rata-rata sebesar 4,9, pada siklus I
meningkat menjadi 6,4, dan pada siklus II menjadi 7,6. Aspek kerapian
tulisan untuk prasiklus sebesar 7,1, pada siklus I meningkat menjadi 7,7 dan
pada siklus II meningkat lagi menjadi 8,4.
Peningkatan keterampilan menulis proposal kegiatan ini diikuti
dengan perubahan perilaku siswa keles XI IA 2. perilaku negatif siswa
berubah menjadi perilaku positif. Pada siklus II siswa terlihat menikmati
pembelajaran, mereka juga semakin aktif dan bersemangat mengikuti
pembelajaran menulis proposal kegiatan dengan pendekatan kontekstualkomponen inkuiri dan pemodelan.
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian yaitu, (1)
pendekatan kontekstual komponen inkuiri dan pemodelan dapat dijadikan
alternatif untuk membelajarkan keterampilan menulis khususnya
keterampilan menulis proposal kegiatan. (2) peneliti lain hendaknya
termotivasi untuk melengkapi penelitian ini dengan menerapkan pendekatan
lain yang dapat meningkatkan keterampilan menulis proposal kegiatan siswa;
(3) peneliti di bidang pendidikan maupun di bidang bahasa hendaknya selalu
termotivasi untuk melakukan penelitian tentang teknik-teknik pembelajaran
sehingga diperoleh alternatif teknik pembelajaran baru khususnya
pembelajaran menulis.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 19/162
3
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi.
Semarang, Agustus 2005
Pembimbing I, Pembimbing II,
Drs. Wagiran, M. Hum. Drs. Suparyanto
NIP 132050001 NIP 132238498
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 20/162
4
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Semarang
pada hari : Rabu
tanggal : 31 Agustus 2005
Panitia Ujian Skripsi
Ketua, Sekretaris,
Prof. Dr. Rustono Drs. Agus Yuwono, M.Si.
NIP 131281222 NIP 132049997
Penguji I, Penguji II, Penguji III,
Drs. Subyantoro, M.Hum. Drs. Suparyanto Drs. Wagiran, M.Hum.
NIP 132005032 NIP 130516901 NIP 132050001
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 21/162
5
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Agustus 2005
Asri Noorrodliyah
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 22/162
6
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Kesabaran dan ketabahan mempunyai efek ajaib yang bisa menghilangkan
kesulitan dan melenyapkan rintangan.
( John Quincy Adams )
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa
memanjatkan doa dan mencurahkan
kasih sayang yang tulus kepada penulis.
2. Kakak tersayang, Mba Ipung, dan Mas
Budi serta Si kecil Nasywa atas segala
doa dan dorongan semangat yang telah
diberikan
3. Embah yang senantiasa memanjatkan
doa dan belaian kasih sayangnya.
4. Eko Purnomo, yang telah memberikan
warna indah dalam perjalanan hidupku.
5. Teman-teman PBSI angkatan 2001
6. Guru-guruku atas bekal ilmu
pengetahuan yang diberikan.
7. Almamaterku tercinta.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 23/162
7
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis ini dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan dengan
Pendekatan Kontekstual Komponen Pemodelan dan Inkuiri pada Siswa Kelas
XI IA 2 SMA Negeri 09 Semarang. Penulisan skripsi ini sebagai upaya
meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis proposal kegiatan.
Penulis ini menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya skripsi ini
tidak terlepas dari masukan, arahan dan bimbingan yang telah diberikan
dengan tulus ikhlas dan sabar oleh Drs. Wagiran, M.Hum., Dosen
Pembimbing I dan Drs. Suparyanto, Dosen Pembimbing II, selama
penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ini juga menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Rustono, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian
kepada penulis.
2. Drs. Mukh Doyin, M.Si., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan izin penelitian dan segala kemudahan bagi penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
memberikan ilmu pengetahuan yang bermakna bagi penulis selama
duduk di bangku perkuliahan.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 24/162
8
4. Kepala SMA Negeri 9 Semarang atas izin yang diberikan untuk
melakukan penelitian di SMA Negeri 9 Semarang.
5. Bu Nur, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA Negeri 9
Semarang atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan
kepada penulis.
6. Keluargaku terkasih yang senantiasa mendukung langkahku dengan
iringan doa dan belaian kasih sayang.
7. Sahabat-sahabatku Wahyul, Juleha, Mba Fajri, Arum, Hesti ‘Ndut’,
Vita, dan Erni atas segala doa dan dorongan semangat yang diberikan.
8. Teman-teman Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2001
atas doa, bantuan dan dukungan yang telah diberikan.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah membantu terselesaikannya skripsi ini
Semoga segala bantuan, dukungan dan pengorbanan yang telah
diberikan kepada saya menjadi amal yang dapat diterima dan mendapat
balasan yang setimpal dari Allah S.W.T. Penulis ini juga berharap agar
skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis ini
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 25/162
9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi sudah
dilaksanakan di Indonesia mulai tahun ajaran 2004/ 2005. Kurikulum 2004
merupakan refleksi atau pengkajian ulang terhadap kurikulum 1994.
Kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi mengutamakan
pencapaian standar kompetensi setiap siswa. Melalui penerapan kurikulum
berbasis kompetensi diharapkan mutu pendidikan di Indonesia dapat
meningkat, yang pada akhirnya menghasilkan lulusan-lulusan yang
berkualitas sebagai generasi penerus bangsa yang dapat dihandalkan.
Di Semarang saat ini, Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis
Kompetensi) sudah dilaksanakan di sekolah-sekolah negeri maupun swasta,
mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Sekolah Menengah Atas (SMA) atau yang sederajat. SMA Negeri 9
Semarang adalah salah satu sekolah yang sudah menggunakan kurikulum
2004. Tentu saja kurikulum ini mencakup semua mata pelajaran termasuk
mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi) mata pelajaran
Bahasa Indonesia menitikberatkan pada pencapaian kompetensi siswa yang
meliputi penguasaan empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran Bahasa
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 26/162
10
Indonesia yang berpedoman pada kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis
Kompetensi), dalam pelaksanaannya guru bertindak sebagai fasilitator dan
motivator bagi siswa, jadi guru tidak menyampaikan materi-materi secara
langsung melalui ceramah kepada siswa, melainkan siswa yang dituntut
untuk aktif dan kreatif memperoleh pengetahuan dengan bimbingan guru.
Siswa tidak hanya menerima dan menghafal materi tentang tata bahasa,
pemajasan, dan sebagainya, tetapi lebih ditekankan pada penguasaan empat
keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca
dan menulis. Begitu juga dengan pembelajaran sastra, siswa harus mampu
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis sastra, bukan sekadar
menghafalkan sejarah sastra atau teori sastra. Siswa harus aktif dan kreatif
menerapkan teori-teori kebahasaan maupun kesusastraan dalam kehidupan
nyata.
Belajar bahasa pada hakikatnya adalah mempelajari bagaimana
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Seseorang bisa dikatakan
berhasil jika dia mampu memanfaatkan bahasa untuk berkomuniukasi, bukan
sekadar menghafalkan teori-teori kebahasaan. Mempelajari bahasa meliputi
empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Bersama dengan empat keterampilan tadi kita juga
belajar mengenai kosa kata dan tata bahasa.
Keterampilan menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa
merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Menulis juga merupakan
kegiatan komunikasi tidak langsung. Ada dua istilah yang berhubungan
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 27/162
11
dengan kegiatan menulis, yaitu mengarang dan menulis. Kegiatan mengarang
akan menghasilkan sebuah karangan, sedangkan kegiatan menulis akan
menghasilkan tulisan. Perbedaan dari keduanya yaitu, tulisan dilandasi fakta,
pengalaman, pengamatan, penelitian, pemikiran, atau analisis suatu masalah.
Contoh tulisan antara lain: makalah, proposal, artikel, buku umum dan buku
pelajaran. Sebaliknya karangan banyak dipengaruhi oleh imajinasi dan
perasaan pengarang, misalnya cerpen, novel, puisi (Wiyanto 2004:3). Jadi
dapat disimpulkan bahwa kegiatan menulis memiliki cakupan yang luas,
tidak hanya yang disebutkan di atas, membuat surat, pengumuman atau
laporan juga termasuk kegiatan menulis. Pada kenyataannya keterampilan-
keterampilan menulis surat, proposal, pengumuman, atau laporan sering
dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai contoh kemampuan menulis proposal, proposal merupakan
suatu bentuk rencana atau rancangan yang tertuang dalam bahasa tulis. Jika
kita akan menyelenggarakan suatu kegiatan, biasanya terlebih dahulu kita
harus menyusun sebuah proposal kegiatan untuk keperluan permohonan izin
atau permohonan bantuan dana. Begitu juga ketika kita akan melakukan
penelitian ilmiah.
Dalam kurikulum 2004 mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI,
terdapat kompetensi dasar menulis proposal. Mengingat pentingnya
kemampuan menulis proposal, maka kompetensi dasar menulis proposal
harus benar-benar dikuasai oleh siswa. Guru harus pandai memilih
pendekatan dan metode yang tepat sehingga indikator yang diharapkan dapat
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 28/162
12
tercapai, yaitu siswa mampu menyebutkan unsur-unsur proposal dan mampu
menulis proposal dengan baik. Pendekatan dan metode yang digunakan guru
juga harus mampu merangsang siswa untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam
proses pembelajaran.
Pendekatan kontekstual merupakan sebuah alternatif dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia yang berpedoman pada kurikulum 2004.
Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru
untuk mengaitkan materi yang disampaikan dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong keaktifan siswa untuk menghubungkan pengetahuan yang
dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga maupun masyarakat (Depdiknas 2003:4).
Dalam pendekatan kontekstual ada beberapa komponen, di antaranya
adalah komponen inkuiri (menemukan) dan modelling (pemodelan). Inkuiri
berarti menemukan, jadi siswa lebih aktif untuk menemukan pengetahuan-
pengetahuan baru, bukan semata-mata menghafal materi dari guru.
Pemodelan (modelling) adalah pemberian contoh dalam proses pembelajaran,
sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan baru dari model atau contoh
yang dihadirkan guru.
Berdasarkan pengamatan penulis, hanya sebagian kecil siswa dalam
satu kelas yang aktif saat mengikuti pembelajaran. Selain itu, masih ditemui
guru yang memilih metode ceramah dalam menyampaikan materi, sehingga
siswa terbiasa hanya menerima pengetahuan dari guru, begitu juga yang
terjadi di SMA Negeri 9 Semarang. Pendekatan kontekstual komponen
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 29/162
13
pemodelan dan inkuiri dirasa tepat untuk pembelajaran menulis proposal.
Siswa tidak akan menghafalkan pengertian proposal, jenis-jenis proposal atau
bagian-bagian proposal yang didapatkan dari ceramah guru. Akan tetapi
siswa akan menemukan sendiri pengetahuan tersebut dari contoh, kemudian
mampu menulis proposal yang baik untuk berbagai keperluan.
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh penulis, di SMA Negeri 9
Semarang kelas XI IA 2, kompetensi dasar menulis proposal kegiatan telah
diajarkan, tetapi hasil pembelajaran belum mencapai target nilai yang
ditetapkan, yaitu 70. Pembelajaran menulis proposal dilaksanakan melalui
ceramah dan pemberian contoh. Waktu untuk pembelajaran menulis proposal
relatif singkat sehingga belum dapat diketahui apakah seluruh siswa telah
menguasai kompetensi dasar tersebut. Proposal yang ditulis oleh siswa juga
masih terdapat banyak kesalahan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan menerapkan pendekatan kontekstual komponen pemodelan
dan inkuiri untuk pembelajaran kompetensi dasar menulis proposal kegiatan.
Dalam penelitian ini penulis memilih judul Peningkatan Keterampilan
Menulis Proposal Kegiatan dengan Pendekatan Kontekstual Komponen
Pemodelan dan Inkuiri pada Siswa Kelas XI IA 2 SMA Negeri 9 Semarang.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, kompetensi
dasar menulis proposal kegiatan telah diajarkan, tetapi dari hasil kerja siswa
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 30/162
14
teridentifikasi beberapa masalah berkaitan dengan pembelajaran menulis
proposal kegiatan. Masalah-masalah tersebut adalah 1) siswa memiliki
pengetahuan dan pengalaman yang terbatas tentang proposal kegiatan, 2)
siswa memiliki penguasaan kosa kata dan kemampuan menggunakan ejaan
yang terbatas, 3) siswa belum mampu menulis proposal kegiatan dengan baik.
Masalah lain dalam pembelajaran menulis proposal kegiatan adalah
penggunaan pendekatan pembelajaran yang kurang tepat. Guru hanya
memberikan ceramah dan memberikan contoh dalam membelajarkan menulis
proposal kegiatan, tetapi dalam waktu yang singkat sehingga kurang optimal.
Kemudian siswa menulis proposal kegiatan secara berkelompok. Pendekatan
kontekstual komponen pemodelan dan inkuiri paling tepat digunakan dalam
membelajarkan menulis proposal kegiatan karena dengan pendekatan
kontekstual komponen pemodelan dan inkuiri dihadirkan model yang dapat
dilihat dan dipelajari secara langsung oleh siswa, selain itu siswa juga
dituntut aktif menemukan sendiri pengetahuan tentang proposal kegiatan.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas,
ada beberapa masalah yang muncul dalam pembelajaran menulis. Tetapi pada
penelitian ini dibatasi pada penggunaan pendekatan kontekstual komponen
pemodelan dan inkuiri dalam membelajarkan keterampilan menulis proposal
kegiatan siswa kelas XI IA 2 SMA Negeri 9 Semarang.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 31/162
15
1.4 Rumusan Masalah
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah dengan pendekatan kontekstual komponen pemodelan dan
inkuiri dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas XI IA 2 dalam
menulis proposal kegiatan?
2. Apakah terjadi perubahan perilaku siswa kelas XI IA 2 dalam menulis
proposal kegiatan setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual komponen pemodelan dan inkuiri?
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui apakah dengan pendekatan kontekstual komponen
pemodelan dan inkuiri dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas
XI IA 2 dalam menulis proposal kegiatan.
2. Mengetahui apakah terjadi perubahan perilaku siswa kelas XI IA 2
setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan kontekstual
komponen pemodelan dan inkuiri.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dan
manfaat teoretis.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 32/162
16
1. Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini yaitu dapat meningkatkan
keterampilan siswa menulis proposal kegiatan dan meningkatkan
keaktifan dalam pembelajaran karena dalam penelitian ini peserta
didiklah yang menjadi subjek penelitian. Selain itu, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi guru mata pelajaran
Bahasa Indonesia tentang pendekatan kontekstual komponen
pemodelan dan inkuiri dalam pembelajaran menulis proposal kegiatan.
2. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan teori tentang pendekatan pembelajaran khususnya
pendekatan kontekstual komponen pemodelan dan inkuiri bagi
pembelajaran Bahasa Indonesia.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 33/162
17
BAB II
LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Kenyataan bahwa keterampilan menulis siswa masih rendah sampai
saat ini masih dirasakan. Hal ini yang membuat banyak peneliti mengangkat
topik ini. Keterampilan menulis yang menjadi penelitian sampai saat ini
masih terbatas pada keterampilan menulis berbagai jenis karangan, padahal
keterampilan menulis tidak hanya keterampilan menulis karangan, menulis
laporan, surat, atau proposal juga termasuk keterampilan menulis. Untuk itu,
penelitian di bidang menulis masih cukup luas dan masih banyak yang harus
diteliti untuk menyempurnakan penelitian terdahulu.
Di bawah ini disajikan penelitian-penelitian mengenai keterampilan
menulis, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Sukris (2000), Solekhah
(2002), Suryanto (2004), Ziyadati (2004), dan Astuti (2004).
Sukris (2000) dalam penelitian yang berjudul Peningkatan
Keterampilan Menulis Wacana Narasi Melalui Media Reka Cerita
Bergambar pada Kelas IIE SLTP Negeri 3 Jekulo, menyimpulkan bahwa
penggunaan media reka cerita bergambar dapat meningkatkan keterampilan
menulis wacana narasi ekspositoris dan dapat mengubah perilaku negatif
siswa saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, menjadi perilaku positif.
Perubahan ini ditandai dengan sikap tak acuh menjadi tertarik, enggan
menjadi bersemangat, siswa yang ragu-ragu menjadi lebih percaya diri dan
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 34/162
18
sikap pasif menjadi aktif. Peningkatan keterampilan menulis karangan narasi
dapat dilihat dari hasil tes yang mengalami peningkatan.
Solekhah (2002) melakukan penelitian yang berjudul Peningkatan
Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi dengan Metode Karya Wisata
pada Siswa Kelas II/I MA GUPPI Rakit Banjarnegara. Menyimpulkan bahwa
kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi meningkat setelah
digunakan metode karya wisata dalam pembelajaran menulis deskripsi. Hal
ini terbukti dengan hasil tes yang mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai
rata-rata 53,45 sedangkan pada siklus II menjadi 59,36. Selain itu, hasil
wawancara menunjukkan bahwa siswa lebih mudah menemukan dan
mengungkapkan ide atau gagasan dengan metode karya wisata.
Suryanto (2004) melakukan penelitian dengan judul Peningkatan
Keterampilan Menulis Karangan Narasi dengan Teknik Modelling pada
Siswa Kelas IID SLTP 1 Sukorejo Kendal. Dari hasil penelitian ini dapat
terlihat bahwa keterampilan menulis karangan narasi siswa mengalami
peningkatan setelah dihadirkan model dalam pembelajaran. Dengan adanya
model, siswa lebih mudah memahami seperti apa karangan narasi itu, mereka
juga lebih bersemangat menulis karangan, sehingga hasil tes menunjukkan
peningkatan. Berarti dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik modelling
cukup efektif untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi
siswa.
Penelitian lain dilakukan oleh Ziyadati (2004). Penelitiannya diberi
judul Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 35/162
19
Elemen Bertanya Pembelajaran Kontekstual pada Siswa Kelas IIE SMP
Negeri Garung Kabupaten Wonosobo. Dari hasil penelitiannya terbukti
bahwa pendekatan kontekstual elemen bertanya dapat meningkatkan
keterampilan menulis karangan deskripsi. Sebelum dilakukan pembelajaran
dengan pendekatan kontekstual elemen bertanya, nilai rata-rata kelas
keterampilan menulis karangan deskripsi sebesar 50,37 dan sebagian besar
siswa tidak bisa membedakan karangan narasi dengan karangan deskripsi.
Setelah dilakukan pembelajaran dengan elemen bertanya pendekatan
kontekstual, rata-rata nilai siswa sebesar 65,91, artinya ada peningkatan
sebesar 27,54, hasil siklus II menjadi 77,91. Perilaku siswa juga mengalami
perubahan ke arah positif. Kelemahan dari penelitian ini adalah siswa dalam
menulis karangan deskripsi terpaku pada pertanyaan-pertanyaan guru, siswa
tidak menemukan sendiri ide pokok atau gagasan dalam karangannya.
Penelitian yang dilakukan Astuti (2004) dengan judul Peningkatan
Keterampilan Menulis Karangan Narasi dengan Pendekatan Kontekstual
Komponen Pemodelan pada Siswa Kelas II PS 4 SMK Negeri 8 Semaran,g
membahas masalah upaya peningkatan keterampilan menulis karangan narasi
siswa kelas II PS 4 SMK Negeri 8 Semarang tahun pelajaran 2003/2004.
Dengan menghadirkan model dalam pembelajaran, ternyata kemampuan siswa
dalam menulis karangan narasi mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat
setelah membandingkan hasil tes pratindakan, hasil tes siklus I dan siklus II.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 36/162
20
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, dapat diketahui bahwa penelitian
tindakan kelas tentang keterampilan menulis siswa sangat menarik dan
banyak peneliti yang mengkaji topik tersebut. Akan tetapi penelitian-
penelitian di atas hanya berkisar pada peningkatan keterampilan menulis
karangan. Padahal seperti yang telah diketahui keterampilan menulis tidak
hanya sebatas menulis berbagai jenis karangan, tetapi kita juga dituntut untuk
terampil menulis surat resmi, pengumuman, laporan maupun proposal.
Penelitian mengenai upaya peningkatan keterampilan menulis
proposal belum pernah dilakukan. Penelitian tentang penggunaan pendekatan
kontekstual berdasarkan tinjauan pustaka di atas sudah pernah dilakukan,
tetapi hanya menekankan pada salah satu komponen. Untuk itu, peneliti
mencoba untuk melakukan penelitian tentang peningkatan keterampilan
menulis proposal kegiatan dengan pendekatan kontekstual penekanan pada
komponen pemodelan dan inkuiri. Penelitian ini sebagai pelengkap
penelitian-penelitian tentang upaya peningkatan keterampilan menulis yang
sudah pernah dilakukan.
2.2 Landasan Teoretis
Teori-teori yang akan dipaparkan berkaitan dengan penelitian ini
meliputi teori tentang keterampilan menulis, pendekatan kontekstual
komponen pemodelan dan inkuiri, pembelajaran menulis proposal dengan
pendekatan kontekstual komponen pemodelan dan inkuiri. Teori-teori ini
akan menjadi landasan dalam penelitian ini.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 37/162
21
2.2.1 Keterampilan Menulis
Teori tentang keterampilan menulis yang akan dipaparkan di sini
meliputi hakikat menulis, tujuan menulis, ragam tulisan, manfaat menulis dan
proposal kegiatan.
2.2.1.1 Hakikat Keterampilan Menulis
Tarigan (1986:3) memberikan pengertian bahwa menulis adalah suatu
keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak
langsung. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam
kegiatan menulis seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi,
struktur bahasa dan kosa kata untuk menyampaikan maksud serta tujuan yang
ingin diungkapkan. Menulis adalah keterampilan menurunkan atau
melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa
yang dapat dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca
lambang-lambang grafik tersebut jika mereka memahami bahasa dan
gambaran grafik yang dituliskan.
Akhadiah (1996:13) memberi pengertian bahwa menulis adalah suatu
aktivitas komunikasi bahasa yang menggunakan tulisan sebagai mediumnya.
Tulisan itu terdiri atas rangkaian huruf yang bermakna. Dalam komunikasi
tertulis paling tidak terdapat tiga unsur yang terlibat, yaitu penulis sebagai
penyampai pesan atau isi tulisan, saluran atau medium tulisan, dan pembaca
sebagai penerima pesan.
Menurut Marwoto (1987:12) menulis adalah kegiatan seseorang
mengungkapkan ide, pikiran, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman-
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 38/162
22
pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis yang jelas, runtut, ekspresif, enak
dibaca dan bisa dipahami orang lain. Maka dari itu, tulisan atau karangan
mempunyai teknis pengungkapan yang komunikatif dan menunjukkan
kerangka berpikir rasional. Kegiatan menulis sangat mementingkan unsur
pikiran, penalaran, dan data faktual karena itu wujud yang dihasilkan dari
kegiatan menulis berupa tulisan ilmiah atau nonfiksi.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
menulis merupakan bentuk komunikasi tidak langsung dengan memanfaatkan
grafologi, struktur bahasa dan kosa kata sehingga menghasilkan tulisan yang
runtut, ekspresif dan mudah dipahami untuk mengungkapkan ide, pikiran
atau gagasan kepada orang lain. Keterampilan menulis menuntut pengalaman,
waktu, kesempatan, dan latihan. Melalui latihan dan praktik secara terus
menerus serta teratur akan meningkatkan keterampilan menulis.
2.2.1.2 Tujuan Menulis
Setiap kita melakukan sesuatu pasti ada tujuan tertentu yang hendak
kita capai. Begitu juga dengan kegiatan menulis. Tujuan kegiatan menulis
adalah menyampaikan ide, gagasan atau buah pikiran melalui bahasa tulis.
Tujuan lain dari kegiatan menulis adalah untuk menyampaikan informasi
secara tertulis kepada orang lain atau umum.
Hugo Hartig dalam Tarigan (1986:24) menyebutkan bahwa tujuan
kegiatan menulis ada tujuh, yaitu assigment puspose (tujuan penugasan),
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 39/162
23
altruistic purpose (tujuan altruistik), persuasive purpose (tujuan persuasif),
informational purpose (tujuan informasional,tujuan penerangan), self
ekspressive purpose (tujuan pernyataan diri), creative purpose (tujuan
kreatif), dan problem solving purpose (tujuan pemecahan masalah).
Kegiatan menulis dengan tujuan penugasan (assigment purpose) jika
penulis melakukan kegiatan menulis karena adanya tugas, bukan atas
kemauan sendiri. Contoh kegiatan menulis yang memiliki tujuan penugasan
adalah para siswa yang merangkum buku karena tugas dari guru, sekretaris
yang ditugaskan membuat laporan atau notulen rapat. Mereka melakukan
kegiatan menulis tetapi bukan karena kemauan sendiri.
Tujuan altruistik yaitu menulis untuk menyenangkan para pembaca
sehingga dapat menghilangkan kedukaan para pembaca, menolong para
pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya. Penulis ingin
membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan
karyanya itu. Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan suatu tulisan.
Seseorang tidak akan dapat menulis secara tepat guna kalau dia percaya, baik
secara sadar maupun tidak sadar bahwa pembaca sebagai penikmat karyanya
adalah lawan atau musuh.
Menulis dengan tujuan persuasif akan menghasilkan tulisan yang
mampu meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.
Akan tetapi banyak penulis yang melakukan kegiatan menulis dengan tujuan
memberi informasi atau keterangan/ penerangan kepada para pembaca maka
tulisan yang dihasilkan berupa paparan atau deskripsi.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 40/162
24
Tujuan lain dari kegiatan menulis yaitu pernyataan diri. Penulis ingin
memperkenalkan diri sang pengarang melalui tulisan yang ditulis sehingga
pembaca dapat mengetahui atau mengenalnya dengan jelas.Tujuan lain yang
erat hubungannya dengan tujuan pernyataan diri yaitu tujuan kreatif atau
kreatif purpose. Akan tetapi keinginan kreatif di sini melebihi pernyataan
diri, dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik atau
seni yang ideal, seni yang menjadi idaman. Hasil dari kegiatan ini berupa
tulisan-tulisan dengan nilai artistik dan mengandung nilai kesenian.
Selain tujuan-tujuan di atas, adakalanya penulis ingin memecahkan
masalah yang dihadapi dengan menulis. Melalui tulisannya, penulis ingin
menjelaskan, menjernihkan serta menjelajahi dan meneliti secara cermat
pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan
diterima oleh pembaca. Kegiatan menulis seperti ini memiliki tujuan
memecahkan masalah ( problem solving).
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa kegiatan menulis memiliki
tujuan yang beragam. Oleh karena itu, kegiatan menulis menghasilkan
beragam jenis tulisan sesuai dengan maksud dan tujuan penulis.
Dalam kurikulum 2004 mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
SMA kelas XI, standar kompetensi untuk keterampilan menulis adalah siswa
mampu mengungkapkan gagasan, pendapat dan perasaan dalam bentuk
paragraf eksposisi (deduktif dan induktif), baik dari pikiran sendiri maupun
dari berbagai tulisan nonsastra, dalam berbagai bentuk (baik berupa memo,
surat, proposal, atau karya ilmiah).
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 41/162
25
Dari standar kompetensi tersebut, ada delapan kompetensi dasar yang
harus dikuasai siswa, yaitu (1) menulis karangan, (2) melengkapi karya tulis
dengan daftar pustaka dan catatan kaki, (3) menulis surat niaga, surat kuasa
dan memo, (4) menulis proposal, (5) menulis ringkasan isi buku, (6) menulis
rangkuman diskusi panel atau seminar, (7) menulis notulen rapat, (8) menulis
karya ilmiah.
Tentu saja kedelapan kompetensi dasar tersebut harus dikuasai siswa.
Dalam penelitian ini yang menjadi objeknya adalah keterampilan menulis
proposal. Tujuan pembelajaran menulis proposal adalah siswa mampu
mendaftar komponen atau unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah proposal,
tujuan yang utama adalah siswa mampu menulis proposal sesuai dengan
keperluan. Penelitian ini memfokuskan pada penulisan proposal kegiatan.
Jadi setelah mengikuti pembelajaran diharapkan siswa mampu menulis
proposal kegiatan dengan baik dan benar.
2.2.1.3 Ragam Tulisan
Banyak ahli yang telah membuat klasifikasi mengenai tulisan, Tarigan
(1986:26) memberikan contoh beberapa klasifikasi yang pernah dibuat oleh
para ahli, yaitu klasifikasi yang dibuat Salisbury dan Chenfeld. Salisbury
dalam Tarigan (1986:26) membedakan ragam tulisan berdasarkan bentuk
tulisan, yaitu, a) bentuk-bentuk objektif yang mencakup: penjelasan yang
terperinci mengenai proses, batasan, laporan, dokumen. b) bentuk-bentuk
subjektif, yang mencakup: otobiografi, surat-surat, penilaian pribadi, esai
informal, potret/ gambaran, satire.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 42/162
26
Chenfeld dalam Tarigan (1986:28) membuat klasifikasi atas: 1) tulisan
kreatif yang memberi penekanan pada ekspresi diri secara pribadi, 2) tulisan
ekspositori yang mencakup penulisan surat, laporan, resensi buku, rencana
penelitian.
Berdasarkan uraian tentang ragam tulisan yang telah dikemukakan di
atas, dapat disimpulkan bahwa tulisan itu beragam, dapat dilihat dari
bentuknya maupun sifat tulisan tersebut. Berdasarkan bentuknya dikenal
tulisan yang berupa penjelasan yang terperinci, laporan atau dokumen, surat-
surat, otobiografi, esai. Berdasarkan sifat tulisannya ada tulisan kreatif
misalnya artikel, karya ilmiah, cerpen, novel dan tulisan ekspositori yang
mencakup penulisan surat, laporan, resensi buku, rencana penelitian.
Proposal merupakan salah satu contoh tulisan yang berdasarkan bentuknya
termasuk jenis tulisan objektif. Dilihat dari sifat tulisan, proposal termasuk
tulisan ekspositori.
2.2.1.4 Manfaat Menulis
Banyak sekali manfaat atau keuntungan yang dapat diperoleh dari
kegiatan menulis. Menurut Akhadiah dalam Suriamiharja, dkk. (1996:4) ada
delapan manfaat yang dapat dirasakan dari kegiatan menulis, yaitu:
Pertama, melalui kegiatan menulis, penulis dapat mengenali
kemampuan dan potensi dirinya. penulis dapat mengetahui sampai di mana
pengetahuannya mengenai suatu topik karena menulis berarti
mengembangkan suatu topik tertentu dan proses pengembangan tersebut
membutuhkan keterampilan berpikir dan menggali pengetahuannya.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 43/162
27
Kedua, penulis dapat terlatih mengembangkan berbagai gagasan.
Seorang penulis harus bernalar, menghubungkan serta membanding-
bandingkan fakta untuk mengembangkan berbagai gagasannya. Manfaat yang
ketiga yaitu, penulis dapat lebih banyak menyerap, mencari serta menguasai
informasi sehubungan dengan topik yang ditulis. Penulis juga dapat
memperluas wawasan penulisan secara teoretis mengenai fakta-fakta yang
berhubungan.
Keempat, penulis dapat terlatih dalam mengorganisasikan gagasan
secara sistematis kemudian mengungkapkannya secara tersurat. Dengan
demikian, melalui tulisannya penulis dapat menjelaskan permasalahan yang
semula masih samar menjadi lebih jelas dan dimengerti oleh pembaca.
Kelima, penulis akan dapat meninjau serta menilai gagasannya sendiri secara
lebih objektif. Keenam, dengan menulis sesuatu di atas kertas, penulis akan
lebih mudah memecahkan permasalahan karena dapat menganalisis tulisan
tersebut secara tersurat dalam konteks yang lebih konkret.
Manfaat yang ketujuh adalah dengan menulis akan mendorong kita
untuk terus belajar secara aktif. Penulis menjadi penemu sekaligus pemecah
masalah, bukan sekedar penyadap informasi dari orang lain. Manfaat yang
terakhir yaitu, menulis akan membiasakan kita berfikir serta berbahasa secara
tertib dan teratur jika kegiatan menulis tersebut dilakukan secara terencana.
2.2.2 Menulis Proposal
Istilah proposal sudah bukan hal yang asing dalam keseharian kita,
dalam kehidupan sehari-hari sering kita mendengar kata proposal, membaca
proposal, bahkan menulis sebuah proposal. Lalu apa sebenarnya proposal itu?
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 44/162
28
2.2.2.1 Pengertian Proposal
Proposal merupakan rencana yang disusun untuk kegiatan tertentu
atau bisa juga dikatakan rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan
kerja (Hasnun 2004:84). Proposal bersifat memberitahukan yang disertai
harapan dan permohonan. Oleh karena itu, dalam sebuah proposal diuraikan
dengan jelas tentang apa yang direncanakan dan dibutuhkan. Untuk lebih
meyakinkan pembaca kadang sebuah proposal dilengkapi dengan gambar,
foto, jadwal kegiatan, peta, grafik atau hal-hal lain yang dibutuhkan agar
orang lain yang dikirimi tahu dan paham kegiatan-kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Pengertian lain diberikan oleh Hamilton (2002:67) yang
mengemukakan bahwa proposal adalah sebuah instrumen penjualan. Proposal
yang dimaksud di sini adalah proposal proyek.
Menyusun sebuah proposal harus jelas, transparan dan membutuhkan
ketelitian serta kecermatan. Seorang penulis proposal harus teliti dan cermat
dalam merumuskan masalah serta cermat mendesain kegiatan yang
disesuaikan dengan dana dan waktu pelaksanaan kegiatan tersebut (Hasnun
2004: 84).
Priyonggo dan Fanani (2004:7) mengemukakan bahwa keberhasilan
sebuah proposal perlu ditunjang dengan keahlian seseorang dalam
menuliskannya, bukan saja dasar pemikiran dan tujuan proyek atau kegiatan
yang jelas, namun juga kepiawaian dalam menjelaskan hal-hal yang berkaitan
dengan kegiatan tersebut.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 45/162
29
Proposal yang menarik akan memancing minat orang untuk
membacanya. Jika orang yang berminat itu benar-benar tertarik, maka inilah
keberhasilan penulisan proposal (Hamilton 2002: 215).
Tujuan penulisan proposal bisa bermacam-macam. Di antaranya
adalah untuk mendapatkan persetujuan dan mendapatkan bantuan dana
maupun sarana (Hasnun 2004: 84). Proposal ditulis dan diajukan misalnya
saat siswa akan mengadakan pameran atau studi banding, karang taruna akan
menyelenggarakan pelatihan komputer dan lain sebagainya. Tujuan yang
berbeda tersebut mempengaruhi bentuk proposal. Antara proposal kegiatan
studi banding tentu berbeda dengan proposal penelitian, meskipun dibuat
oleh orang atau kelompok yang sama dan ditujukan kepada pihak yang sama
pula (Hasnun 2004: 85). Perbedaan-perbedan tersebut meliputi (1) perbedaan
unsur proposal, (2) sasaran dan tujuan, (3) perbedaan bahasa yang digunakan.
2.2.2.2Unsur-unsur Proposal
Menurut Hasnun (2004:86) unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah
proposal adalah pendahuluan, dasar, maksud dan tujuan, tujuan dan manfaat
penelitian, metode penelitian, faktor penghambat, faktor pendorong, kegiatan
dan tema kegiatan, masalah, visi dan misi, manfaat, populasi dan sampel,
sasaran dan target kegiatan, waktu dan tempat kegiatan, jadwal pelaksanaan,
peserta, teknik pelaksanaan, biaya yang diperlukan (anggaran), kesimpulan
dan saran, lampiran.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 46/162
30
Tidak semua unsur dicantumkan dalam proposal, tergantung jenis dan
tujuan penulisan proposal. Untuk proposal kegiatan unsur-unsur yang harus
dicantumkan adalah (1) latar belakang, (2) dasar kegiatan (3) tujuan, (4)
kegiatan dan tema, (5) manfaat, (6) sasaran, (7) waktu dan tempat
pelaksanaan, (8) anggaran dana, dan (9) penutup.
Dalam latar belakang diuraikan dengan jelas dan singkat tentang
pokok permasalahan yang tentu saja berdasarkan isi dan tujuan proposal.
Misalnya proposal tentang pelaksanaan studi banding oleh OSIS SMA A,
maka dalam latar belakang harus dipaparkan secara singkat namun jelas hal-
hal yang melatarbelakangi pelaksanaan studi banding tersebut.
Dasar pelaksanaan juga perlu dicantumkan dalam proposal kegiatan.
Apa yang menjadi dasar pelaksanaan kegiatan tersebut. Misalnya dasar
pelaksanaan studi banding adalah program kerja OSIS SMA A periode 2004/
2005. Begitu juga dengan tujuan yang ingin dicapai serta manfaat yang ingin
dan akan diperoleh dari pelaksanaan kegiatan tersebut perlu dicantumkan
dalam proposal kegiatan. Selain tujuan dan manfaat, sasaran kegiatan yang
akan dilaksanakan juga bagian penting dalam proposal kegiatan. Kegiatan
tersebut dilaksanakan dengan sasaran siapa? Antara sasaran dan tujuan
berbeda tetapi keduanya saling mendukung.
Dalam proposal harus dituliskan dengan jelas bentuk kegiatan dan
tema kegiatan, juga kapan waktu pelaksanaan kegiatan, jika perlu
dilampirkan jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 47/162
31
Anggaran adalah biaya yang direncanakan akan digunakan dalam
pelaksanaan kegiatan. Dalam menyusun anggaran disesuaikan dengan dana
yang diharapkan akan didapatkan dari pengajuan proposal tersebut. Jadi
dalam membuat anggaran dana tidak bisa dikira-kira atau dikarang, artinya
dana disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi objektif yang diperlukan.
Biaya yang dibutuhkan dirinci berdasarkan jenis kegiatan dan diperhatikan
harga yang sesuai. Oleh karena itu, kematangan dan ketelitian dalam
perhitungan sangat penting.
Bagian akhir dari proposal kegiatan adalah penutup. Penutup berisi
kesimpulan, rangkuman dan harapan terhadap apa yang disampaikan. Contoh
kalimat penutup misalnya, Demikian proposal kegiatan ini kami susun, atas
bantuan dan kerja sama Bapak kami sampaikan terima kasih.
2.2.2.3 Bahasa Proposal
Melihat dari tujuan penulisan proposal yaitu untuk permohonan
persetujuan atau permohonan dana, maka bahasa yang digunakan dalam
proposal berbeda dengan bahasa karangan atau prosa. Bahasa yang digunakan
harus jelas, jelas dalam memberikan gambaran tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan dan harus dapat meyakinkan pembaca sehingga tertarik pada
kegiatan yang akan dilaksanakan. Hasnun (2004:83) mengemukakan bahwa
dalam menulis proposal harus memperhatikan penempatan dan penggunaan
kata yang tepat, tidak menggunakan kalimat yang panjang dan
membingungkan, penggunaan paragraf serta penggunaan ejaan.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 48/162
32
Menempatkan kata yang mempunyai arti sama secara bersamaan tidak
tepat, sebaiknya salah satu kata dihilangkan, misalnya penggunaan kata agar
dan supaya secara bersamaan menjadi agar supaya atau kata merupakan dan
adalah menjadi adalah merupakan. Juga perlu diperhatikan penggunaan kata
baku dan tidak baku, penggabungan kata dan sebagainya.
Dalam menulis proposal tidak ada tuntutan harus menggunakan
kalimat panjang karena kalimat yang panjang kadang membingungkan
pembaca, dampaknya isi proposal tidak terarah. Sebaiknya menggunakan
kalimat pendek dan jelas.
Paragraf yang baik harus memiliki kesinambungan dan runtut.
Keruntutan paragraf dapat dilihat dari paduan antara kalimat pertama dan
kalimat berikutnya. Dalam sebuah kalimat ada kalimat inti, dalam paragraf
ada pikiran utama. Kalimat inti tanpa dikembangkan dengan unsur
keterangan tidak akan menciptakan kalimat yang lengkap. Pikiran utama
tanpa dikembangkan dengan pikiran penjelas tidak akan menciptakan alinea
yang bulat dan padu.
Kesalahan penggunaan ejaan adalah kesalahan yang sering dijumpai
dalam berbagai tulisan di media massa, laporan, proposal dan jenis karya
ilmiah lainnya. Misalnya kesalahan penempatan tanda titik, koma, titik koma,
titik dua atau penulisan kata depan. Untuk itu, penggunaan ejaan harus benar-
benar diperhatikan.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa proposal merupakan
rencana kegiatan yang dituangkan dalam bahasa tulis. Bentuk dan unsur
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 49/162
33
proposal tergantung pada tujuan dan sasaran penulisan proposal. Proposal
disusun untuk permohonan izin atau permohonan dana, untuk itu bahasa yang
digunakan harus jelas dan mampu meyakinkan pembaca.
2.2.3 Pendekatan Kontekstual
Pada subbab ini akan dipaparkan teori-teori tentang hakikat
pendekatan kontekstual, komponen inkuiri, dan komponen pemodelan.
2.2.2.1 Hakikat Pendekatan Kontekstual
Pendekatan atau dalam Bahasa Inggris approach dalam dunia
pengajaran dapat diartikan sebagai cara memulai sesuatu. Pendekatan dalam
pengajaran bahasa dapat diartikan sebagai seperangkat asumsi tentang
hakikat bahasa, pengajaran bahasa, dan proses belajar bahasa.
Pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran diharapkan
selalu menjadikan siswa sebagai pusat perhatian. Peranan guru sebagai
fasilitator dan bukan hanya mengutamakan apa yang akan diajarkan saja,
melainkan pada bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman
belajar anak. Pengalaman belajar diperoleh melalui serangkaian kegiatan
untuk mengeksplorasi secara aktif lingkungan alam, lingkungan sosial, dan
lingkungan buatan serta berkonsultasi dengan narasumber lain (Depdiknas
2003:1).
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) menjadi
sebuah alternatif untuk pembelajaran di kelas. Pendekatan kontekstual (CTL)
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa untuk
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 50/162
34
menghubungkan pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep
seperti ini diharapkan hasil pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Dalam
proses pembelajaran, siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer
pengetahuan dari guru ke siswa (Depdiknas 2003:1). Dalam konteks itu siswa
perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaat bagi kehidupan mereka,
dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Siswa sadar bahwa
apa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti, sehingga mereka
memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan bekal untuk hidupnya
nanti. Mereka mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya dan berupaya
menggapainya. Dalam proses tersebut siswa memerlukan guru sebagai
pengarah dan pembimbing (Depdiknas 2003:1).
Pendekatan kontekstual lebih mengutamakan strategi daripada hasil.
Guru dalam kelas kontekstual mempunyai tugas untuk membantu siswa
mencapai tujuan. Tugas guru lebih banyak berurusan dengan strategi
daripada memberikan informasi kepada siswa karena dalam pendekatan
kontekstual siswa dituntut untuk aktif menemukan sendiri pengetahuan
tersebut bukan dari ceramah guru, guru hanya memberikan jalan dan
mengarahkan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan tersebut. Untuk
itu guru harus pandai memilih strategi yang tepat yang mampu membekali
siswa dengan pengetahuan untuk diterapkan dari satu masalah ke masalah
lainnya dan dari satu konteks ke konteks lainnya (Zulaeha 2003:1). Guru juga
harus mampu mengkondisikan kelas dan mengelola kelas sebagai sebuah tim
yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota
kelas.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 51/162
35
Ada lima belas kata kunci dalam pembelajaran CTL, yaitu. Real -
Worl Learning, mengutamakan pengalaman nyata, berpikir tingkat tinggi,
berpusat pada siswa, siswa aktif, kritis dan kreatif, pengetahuan bermakna
dalam kehidupan, dekat dengan kehidupan nyata, perubahan perilaku, siswa
praktek bukan menghafal, learning bukan teaching, pendidikan (education )
bukan pengajaran (instruction), pembentukan manusia.
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual menghadapkan siswa
dengan dunia nyata (real world ) di mana mereka berada. Sehingga materi-
materi yang mereka pelajari bukan hanya menjadi bayangan dalam pikiran
mereka. Siswa dalam kelas kontekstual akan mengalami sendiri kegiatan
belajar dan kaitannya dengan apa yang mereka pelajari, dengan begitu siswa
lebih mudah memahami apa yang mereka pelajari. Siswa diajak untuk
berfikir, bukan sekadar menerima apa kata guru. Siswa menjadi subjek dalam
kelas kontekstual, artinya pusat dari proses pembelajaran adalah siswa bukan
guru sehingga siswa harus aktif, kritis, dan kreatif menemukan sendiri
pengetahuan dan pengalaman baru yang akan memberikan manfaat bagi
mereka. Siswa duduk manis mendengarkan ceramah guru tidak berlaku dalam
kelas kontekstual.
Siswa dalam mengikuti kegiatan belajar harus mengetahui manfaat
yang akan mereka dapatkan dari apa yang mereka pelajari dan apakah
pengetahuan yang mereka pelajari bermakna dalam kehidupannya. Guru
sebagai fasilitator dan motivator di kelas harus mampu mengajak siswa
mengaitkan apa yang mereka pelajari dengan kehidupan nyata. Masalah-
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 52/162
36
masalah dalam kehidupan nyata menjadi bahan utama dalam pembelajaran
kontekstual.
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa diharapkan mengalami
perubahan perilaku ke arah positif, misalnya semula ia tidak bisa berbahasa
dengan baik setelah mengikuti pembelajaran siswa mampu berbahasa dengan
baik. Tujuan dari pendekatan kontekstual adalah pembentukan manusia,
maksudnya di sini yaitu dengan pembelajaran kontekstual diharapkan dapat
menghasilkan output (siswa) yang menguasai kompetensi-kompetensi
tertentu yang dibutuhkan dalam kehidupannya sebagai anggota keluarga atau
anggota masyarakat.
Dalam pembelajaran kontekstual siswa tidak menghapal materi tetapi
langsung mempraktekkan materi tersebut sehingga mereka mengalami sendiri
secara langsung. Pusat pembelajaran kontekstual pada kegiatan belajar siswa
bukan kegiatan mengajar guru siswalah yang melakukan kegiatan belajar,
sedangkan guru mengarahkan dan membimbing siswa dalam kegiatannya.
Atau dapat dikatakan bahwa pembelajaran kontekstual adalah proses
pendidikan bukan pengajaran.
Pembelajaran kontekstual juga berusaha memecahkan masalah
kesulitan belajar yang dialami siswa. Siswa diarahkan untuk mampu
menemukan pemecahan masalahnya sendiri.
Dalam pendekatan kontekstual hasil belajar siswa tidak hanya diukur
dengan tes, tetapi juga performan atau penampilan siswa.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 53/162
37
Menurut Zahorik dalam Depdiknas (2003:7) ada lima elemen yang
harus diperhatikan dalam praktik pembelajaran kontekstual, yaitu (1)
pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge), (2)
pemerolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge) dengan cara
mempelajari secara keseluruhan dulu, kemudian memperhatikan detailnya.
(3) pemahaman pengetahuan (understanding knowledge) yaitu dengan cara
menyusun konsep sementara (hipotesis), melakukan sharing kepada orang
lain agar mendapat tanggapan dan atas dasar tanggapan itu konsep tersebut
direvisi dan dikembangkan. (4) mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman
tersebut (applying knowledge); (5) melakukan refleksi (reflecting knowledge)
terhadap strategi pengembangan pengetahuan tersebut.
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual memiliki karakteristik
yang berbeda dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan lain.
Dalam pembelajaran kontekstual ada kerja sama antarsiswa, antara siswa
dengan guru sebagai fasilitator dan motivator. Karakteristik yang kedua yaitu
saling menunjang dalam kegiatan pembelajaran, menyenangkan dan tidak
membosankan sehingga siswa lebih bergairah dalam belajar. Kelas
kontekstual juga merupakan kelas yang terintegrasi, materi pembelajaran
menggunakan berbagai sumber bukan satu sumber saja.
Siswa dalam kelas kontekstual aktif dan senantiasa sharing atau
diskusi dengan teman mengenai materi yang sedang mereka pelajari. Mereka
juga kritis terhadap pelajaran yang sedang dipelajari. Guru hanya sebagai
fasilitator dan motivator bagi siswa, meskipun demikian guru juga harus
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 54/162
38
kreatif dalam mengelola kelas agar kelas tersebut tidak membosankan dan
dapat membangkitkan gairah belajar siswa.
Dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa,
peta-peta, gambar, artikel, humor, dan lain-lain yang dapat menambah
pengetahuan siswa juga memacu mereka untuk lebih kreatif. Hasil-hasil kerja
mereka juga dapat dijadikan model dalam pembelajaran bagi kelas lainnya.
Dalam pendekatan kontekstual, laporan hasil belajar siswa bukan
hanya rapor, tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan
siswa dan hasil kerja siswa lainnya.
Pendekatan kontekstual memiliki tujuh komponen utama, yaitu
kontruktivisme (contructivism), menemukan (inquiry), bertanya
(questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan
(modeling), refleksi (reflection) dan penilaian yang sebenarnya (authentic
assessment ). Sebuah kelas dikatakan kontekstual jika menerapkan ketujuh
komponen tersebut dalam pembelajarannya. Untuk menerapkan itu tidak sulit
karena CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, kelas yang
bagaimanapun, bidang studi apa saja dan kelas yang bagaimanapun
keadaannya (Depdiknas 2003:10).
Dari penjelasan mengenai pendekatan kontekstual di atas, dapat
disimpulkan bahwa pendekatan kontekstual merupakan salah satu alternatif
pendekatan yang sangat relevan digunakan dalam kurikulum 2004.
Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan kehidupan
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 55/162
39
nyata siswa sehingga siswa dapat menghubungkan pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan nyata. Dalam pendekatan
kontekstual siswa mengetahui manfaat apa yang diperoleh dari kegiatan
belajar yang ia lakukan. Dan mereka sendiri yang mengalami proses tersebut
karena siswa sebagai subjek pembelajaran, guru hanya sebagai fasilitator dan
motivator yang mengarahkan dan memotivasi siswa dalam prosos
pembelajaran. Pembelajaran kontekstual diharapkan mampu menghasilkan
siswa yang kritis, kreatif, mandiri dan berkompeten.
2.2.3.2 Komponen Inkuiri
Salah satu komponen dalam pendekatan kontekstual adalah
komponen inkuiri (menemukan). Inkuiri yang dalam bahasa inggris inquiry
berarti pertanyaan, pemeriksaan atau penyelidikan (Gulo 2002:84). Gulo
memberi pengertian tentang strategi inkuiri yaitu suatu rangkaian kegiatan
belajar yang melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki sacara sistematis, kritis, logis dan analitis sehingga siswa dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh rasa percaya diri.
Dalam pendekatan kontekstual salah satu komponennya adalah
inkuiri (menemukan). Menemukan menjadi bagian inti dari pembelajaran
berbasis CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa
diharapkan dari hasil menemukan sendiri bukan hasil mengingat atau
menghafal seperangkat fakta-fakta. Apapun materi yang diajarkan, guru
harus selalu kreatif dalam merancang kegiatan dalam kelas sehingga dapat
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 56/162
40
merangsang siswa untuk ,menemukan sendiri pengetahuan bukan semata-
mata mendengarkan apa yang disampaikan guru (Depdiknas 2003: 12)
Komponen inkuiri dalam pendekatan kontekstual merupakan sebuah
siklus belajar yang harus dilalui siswa. Siklus dalam pendekatan kontekstual
komponen inkuiri yaitu observasi (observation), bertanya (questioning),
mengajukan dugaan (hipotesis), pengumpulan data (data gathering), dan
penyimpulan (conclussion).
Kegiatan pertama yang harus dilakukan siswa dalam siklus inkuiri
adalah merumuskan masalah, setelah merumuskan masalah siswa melakukan
observasi terhadap objek dari masalah yang telah dirumuskan itu. Setelah
mengamati, siswa menanyakan hal-hal yang belum ia mengerti berkaitan
dengan masalah yang telah ia rumuskan kepada sumber-sumber yang
mengetahui tentang masalah tersebut. Salah satu sumber yang ada di kelas
adalah guru atau teman. Setelah mengobservasi dan bertanya selanjutnya
siswa dapat mengajukan dugaan (hipotesis). Untuk menjawab hipotesis
tersebut siswa melakukan pengumpulan data (data gathering). Setelah
hipotesis tersebut terjawab atau terbukti, langkah akhir dalam siklus inkuiri
adalah menarik kesimpulan berdasarkan apa yang telah mereka dapatkan.
Demikianlah kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual komponen inkuiri. Dalam
proses pembelajaran siswa secara menyeluruh dituntut untuk aktif. Guru
hanya berperan untuk mengoptimalkan kegiatan-kegiatan tersebut pada
proses belajar, sebagai motivator, fasilitator dan pengarah (Gulo 2002:94).
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 57/162
41
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa komponen inkuiri
merupakan bagian inti dari pendekatan kontekstual karena inkuiri berarti
siswa menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan dalam proses
pembelajaran bukan hasil mengingat atau menghafal seperangkat fakta-faka.
Dengan inkuiri siswa diarahkan untuk berpikir secara sistematis. Karena
dalam pembelajaran inkuiri siswa harus melalui sebuah siklus belajar yang
terdiri atas kegiatan observasi, bertanya, mengajukan dugaan, pengumpulan
data dan penyimpulan.
2.2.3.3 Komponen Pemodelan
Selain inkuiri komponen pendekatan kontekstual yang lain adalah
pemodelan (modelling). Dalam pembelajaran keterampilan atau pengetahuan
tertentu, guru sering menunjukkan cara mengapresiasikan sesuatu, cara
melempar bola dalam olah raga, menunjukkan contoh karya tulis, cara
melafalkan bahasa Inggris, dan sebagainya. Inilah yang disebut dengan
pemodelan. Jadi guru memberikan atau menunjukkan model tentang cara
belajar pada siswa (Depdiknas 2003:16). Tentu saja model yang ditampilkan
berkaitan dengan materi dan mampu membantu siswa dalam memahami
materi yang sedang dipelajari.
Dalam pendekatan kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Siswa
juga dapat dilibatkan untuk merancang sebuah model pembelajaran. Misalnya
dalam pembelajaran puisi, ada siswa yang pernah menjadi juara lomba puisi,
siswa tersebut dapat dijadikan model bagi siswa lain. Model juga dapat
didatangkan dari luar (Depdiknas 2003:17).
Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
komponen pemodelan dalam pendekatan kontekstual adalah pemberian model
atau contoh dalam proses pembelajaran sehingga dari model tersebut siswa
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 58/162
42
lebih mudah memahami materi yang sedang dipelajari. Model dalam
pembelajaran dapat berupa cara melakukan sesuatu, menunjukkan contoh
sesatu, tulisan misalnya dan lain sebagainya yang dapat membantu siswa
dalam proses pembelajaran. Guru bukan satu-satunya model dalam
pendekatan kontekstual. Akan tetapi siswa juga dapat menjadi model dalam
pembelajaran atau mendatangkan sumber dari luar yang benar-benar dapat
dijadikan model dalam pembelajaran.
2.2.4 Pembelajaran Menulis Proposal Kegiatan dengan Pendekatan
Kontekstual Komponen Pemodelan dan Inkuiri
Pembelajaran menulis proposal kegiatan di sini menggunakan
pendekatan kontekstual. Ketika melaksanakan pembelajaran kontekstual,
sebenarnya ketujuh komponen pendekatan kontekstual tidak dapat lepas satu
dengan yang lainnya. Akan tetapi kita dapat menekankan pada salah satu
komponen. Pembelajaran menulis proposal kegiatan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan kobntekstual dengan menekankan pada komponen
inkuiri dan pemodelan.
Dalam pembelajaran menulis proposal guru menghadirkan model di
kelas yang berupa contoh proposal kegiatan. Proposal yang dijadikan model
ini tidak untuk ditiru siswa, tetapi siswa harus aktif menemukan sendiri
pengetahuan tentang proposal dari model tersebut. Di sini peran guru hanya
sebagai fasilitator dan motivator yang mengarahkan dan memotivasi
keaktifan siswa.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 59/162
43
Setelah mengamati model, siswa berdiskusi dengan temannya untuk
membahas pengetahuan yang ia temukan, misalnya mereka menemukan
pengetahuan tentang unsur-unsur proposal. Proses inkuiri terjadi saat siswa
mengamati model kemudian menemukan pengetahuan-pengetahuan tentang
proposal kegiatan. Selanjutnya siswa dapat bertanya kepada guru atau
temannya tentang hal-hal yang berkaitan dengan proposal kegiatan, lalu
membuat menyimpulkan hal yang telah mereka temukan. Hasil simpulan
yang telah mereka tulis dapat ditempelkan di dinding kelas agar kelompok
lain dapat membandingkan dengan hasil temuannya. Setelah mengetahui hal-
hal tentang proposal kegiatan, siswa menulis proposal kegiatan. Kegiatan
yang dipilih sesuai dengan keinginan mereka, guru tidak membatasi. Ketika
siswa praktik menulis proposal, guru mengarahkan kegiatan siswa.
Melalui pembelajaran seperti ini diharapkan dapat memecahkan
masalah rendahnya keterampilan siswa menulis proposal kegiatan dan
diharapkan terjadi perubahan tingkah laku siswa dari tidak biasa menulis
proposal kegiatan menjadi terbiasa dan terampil menulis proposal kegiatan.
2.3 Kerangka Berpikir
Menulis merupakan bentuk komunikasi tidak langsung dengan
memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata sehingga
menghasilkan tulisan yang runtut, ekspresif dan mudah dipahami untuk
mengungkapkan ide, pikiran atau gagasan kepada orang lain. Keterampilan
menulis menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, dan latihan. Hugo Hartig
dalam Tarigan (1986:24) menyebutkan bahwa tujuan kegiatan menulis ada
tujuh, yaitu assigment puspose (tujuan penugasan), altruistic purpose
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 60/162
44
(tujuan altruistik), persuasive purpose (tujuan persuasif), informational
purpose ( tujuan informasional, tujuan penerangan), self ekspressive purpose
(tujuan pernyataan diri), creative purpose (tujuan kreatif), dan problem
solving purpose (tujuan pemecahan masalah). Jadi kegiatan menulis memiliki
tujuan yang beragam dan menghasilkan beragam jenis tulisan.
Ragam tulisan dapat dilihat dari bentuk maupun sifat tulisan tersebut.
Berdasarkan bentuknya Berdasarkan bentuknya dikenal tulisan yang berupa
penjelasan yang terperinci, laporan atau dokumen, surat-surat, otobiografi,
esai. Berdasarkan sifat tulisannya ada tulisan kreatif misalnya artikel, karya
ilmiah, cerpen, novel dan tulisan ekspositori yang mencakup penulisan surat,
laporan, resensi buku, rencana penelitian.
Berkaitan dengan tujuan dari ragam tulisan, dalam kurikulum 2004
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas XI, standar kompetensi untuk
keterampilan menulis adalah siswa mampu mengungkapkan gagasan,
pendapat dan perasaan dalam bentuk paragraf eksposisi (deduktif dan
induktif), baik dari pikiran sendiri maupun dari berbagai tulisan nonsastra,
dalam berbagai bentuk (baik berupa memo, surat, proposal, atau karya
ilmiah).
Salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa adalah
keterampilan menulis proposal kegiatan, yaitu keterampilan menyusun
rencana kegiatan yang dituangkan dalam bahasa tulis. Bentuk dan unsur
proposal tergantung pada tujuan dan sasaran penulisan proposal. Proposal
disusun untuk permohonan izin atau permohonan dana, untuk itu bahasa yang
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 61/162
45
digunakan harus jelas dan mampu meyakinkan pembaca. Proposal merupakan
salah satu contoh tulisan yang berdasarkan bentuknya termasuk jenis tulisan
objektif. Dilihat dari sifat tulisan termasuk tulisan ekspositori. Tujuan
pembelajaran menulis proposal adalah siswa mampu mendaftar komponen
atau unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah proposal dan mampu menulis
proposal sesuai dengan keperluan. Penelitian ini memfokuskan pada
penulisan proposal kegiatan. Jadi setelah mengikuti pembelajaran diharapkan
siswa mampu menulis proposal kegiatan dengan baik dan benar.
Tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai melalui pelaksanaan
pembelajaran yang efektif dan mengena bagi siswa. Pendekatan kontekstual
merupakan salah satu alternatif pendekatan yang sangat relevan digunakan
dalam kurikulum 2004. Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan
pembelajaran yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan kehidupan dunia nyata siswa sehingga siswa dapat menghubungkan
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan nyata.
Dalam pendekatan kontekstual siswa mengetahui manfaat apa yang diperoleh
dari kegiatan belajar yang ia lakukan. Dan mereka sendiri yang mengalami
proses tersebut karena siswa sebagai subjek pembelajaran, guru hanya
sebagai fasilitator dan motivator yang mengarahkan dan memotivasi siswa
dalam prosos pembelajaran. Pembelajaran kontekstual diharapkan mampu
menghasilkan siswa yang kritis, kreatif, mandiri dan berkompeten.
Ada tujuh komponen penting dalam pendekatan kontekstual, yaitu
kontruktivisme (contructivism), menemukan (inquiry), bertanya
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 62/162
46
(questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan
(modelling), refleksi (reflection) dan penilaian yang sebenarnya (authentic
assessment ).
Dari ketujuh komponen tersebut, komponen pemodelan dan inkuiri
dirasa paling tepat dalam membelajarkan keterampilan menulis proposal
kegiatan. Pemberian model yang berupa contoh proposal kegiatan akan
memberikan pengalaman nyata bagi siswa, yaitu dapat melihat dan
mempelajari secara langsung bagaimana bentuk proposal kegiatan, unsur-
unsur apa yang dicantumkan dalam proposal kegiatan. Penghadiran model
dalam pembelajaran dapat memotivasi dan membantu siswa dalam menulis
proposal kegiatan. Proses inkuiri yang dilalui siswa mendorong mereka untuk
aktif menemukan sendiri pengetahuan tentang proposal kegiatan dan
membiasakan siswa berpikir sistematis dan kritis yang pada akhirnya dapat
meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis proposal kegiatan.
2.4 Hipotesis Tindakan
Dengan digunakannya pendekatan kontekstual komponen inkuiri dan
pemodelan, diharapkan keterampilan siswa dalam menulis proposal kegiatan
dapat meningkat.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 63/162
47
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian mengenai pembelajaran menulis proposal kegiatan dengan
pendekatan kontekstual komponen pemodelan dan inkuiri ini merupakan
penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk memperbaiki
pelaksanaan pembelajaran. Dengan PTK diharapkan kualitas pembelajaran
menjadi lebih baik.
Penelitian ini menggunakan desain PTK model Kemmis dan Taggart
dalam Arikunto (2002:84) yang merupakan bentuk kajian yang bersifat
reflektif. Tiap siklus terdiri atas empat langkah, yaitu perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi.
Siklus tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
Siklus I Siklus II
R R
O O
T T
P1 P2
Keterangan:
P1: Perencanaan siklui 1
P2: Perencanaan siklus 2
T :Tindakan
O : Observasi
R : Refleksi
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 64/162
48
3.1.1 Prosedur Tindakan pada Siklus I
Prosedur tindakan pada siklus I dilakukan dalam empat tahap, yaitu
tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
3.1.1.1 Perencanaan
Pada tahap perencanaan dilakukan persiapan pembelajaran menulis
proposal kegiatan. Langkah awal yang dilakukan adalah menyusun rencana
pembelajaran yang merupakan program kerja guru dalam melaksanakan
pembelajaran untuk mencapai tujuan.
Pada tahap ini selain menyusun rencana pembelajaran juga membuat
instrumen nontes yang berupa lembar observasi, wawancara, jurnal dan
model yang akan digunakan dalam pembelajaran. Selain menyiapkan
instrumen nontes juga menyiapkan perangkat tes yang berupa kisi-kisi soal
dan pedoman skoring. Tentu saja penyusunan instrumen ini dikonsultasikan
dengan guru mata pelajaran dan dosen pembimbing.
3.1.1.2 Tindakan
Tindakan merupakan pelaksanaan rencana pembelajaran yang telah
dipersiapkan. Tindakan yang akan dilakukan secara garis besar adalah
pembelajaran menulis proposal kegiatan dengan pendekatan kontekstual
komponen inkuiri dan pemodelan. Pada tahap ini, dilakukan tiga tahap proses
belajar mengajar, yaitu apersepsi, proses pembelajaran, dan evaluasi.
Pada tahap apersepsi, siswa dikondisikan untuk siap mengikuti proses
pembelajaran. Guru memberikan penjelasan kepada siswa mengenai tujuan
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 65/162
49
pembelajaran serta manfaat yang akan diperoleh siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran tersebut.
Setelah siswa siap mengikuti kegiatan pembelajaran, selanjutnya
proses pembelajaran menulis proposal kegiatan dilaksanakan. Siswa
berkelompok, kemudian merumuskan masalah tentang apa dan bagaimana
proposal kegiatan itu. Guru membagikan contoh proposal kegiatan kepada
masing-masing kelompok untuk diamati dan dipelajari siswa. Dalam
mengamati model tersebut, siswa menemukan hal-hal yang berkaitan dengan
masalah yang telah dirumuskan, kemudian berdiskusi dengan kelompoknya.
Pengetahuan tentang proposal kegiatan yang telah mereka temukan dari
model mereka analisis dan dituliskan pada selembar kertas dan dibacakan di
depan kelas untuk mendapatkan masukan dari teman dan guru. Setelah
disajikan di depan kelas, hasil pekerjaan siswa ditempelkan di dinding kelas
agar siswa dari kelompok lain dapat membacanya.
Kegiatan yang selanjutnya adalah siswa merumuskan masalah tentang
akan membuat proposal untuk kegiatan apa? Untuk menjawab masalah
tersebut, mereka dapat mengamati contoh atau melihat program kerja OSIS
untuk memilih salah satu kegiatan, atau jika mereka ikut dalam organisasi di
luar sekolah misalnya Karang Taruna atau organisasi lainnya, dapat dijadikan
pilihan. Mereka juga dapat bertanya kepada teman untuk mendapatkan
masukan. Setelah mendapatkan kegiatan, siswa mulai menulis proposal
kegiatan. Proposal yang telah ditulis disajikan di depan kelas untuk
ditanggapi teman yang lain. Berdasarkan masukan dari teman atau guru,
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 66/162
50
siswa melakukan perbaikan terhadap proposal yang telah ditulis. Agar hasil
karyanya dapat dilihat oleh teman-teman yang lain, proposal yang telah
mereka buat ditempelkan di dinding kelas
Hasil tulisan siswa yang berupa proposal kegiatan dinilai guru untuk
mengetahui sampai di mana keterampilan siswa dalam menulis proposal
kegiatan.
3.1.1.3 Observasi
Observasi atau pengamatan adalah mengamati kegiatan dan tingkah
laku siswa selama penelitian berlangsung untuk mengetahui dampak
pelaksanaan tindakan dan respon siswa terhadap pembelajaran yang
dilakukan. Pengamatan dilakukan melalui data tes dan nontes. Pengamatan
melalui data tes dilakukan dengan mengamati hasil tes untuk mengetahui
tingkat keberhasilan tindakan. Pengamatan melalui data nontes dilakukan
dengan pelaksanaan observasi dan dokumentasi foto saat proses pembelajaran
berlangsung. Sasaran yang diamati meliputi keseriusan siswa mengikuti
pembelajaran, keaktifan dalam mengamati model, komunikasi antar anggota
kelompok, dan keaktifan mengerjakan tugas menulis proposal kegiatan.
Setelah kegiatan pembelajaran selesai, guru membagikan jurnal
kepada siswa untuk mengetahui kesan, tanggapan dan saran siswa terhadap
pembelajaran yang baru saja dilakukan, baik terhadap materi, teknik maupun
cara mengajar guru. Wawancara dilaksanakan setelah diketahui nilai hasil tes
untuk menentukan siswa yang akan diwawancarai pada siklus I ini.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 67/162
51
3.1.1.4 Refleksi
Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I, dilakukan refleksi dengan
menganalisis hasil tes dan nontes yang telah diperoleh pada siklus I ini.
Analisis hasil tes dilakukan dengan menganalisis nilai tes keterampilan
menulis proposal kegiatan siswa. Analisis hasil nontes dilakukan dengan
menganalisis hasil observasi, jurnal, wawancara dan dokumentasi foto.
Berdasarkan analisis hasil tes dan nontes, diketahui bahwa
pelaksanaan tindakan siklus I memberi dampak positif terhadap siswa, yang
terbukti dengan meningkatnya nilai tes menulis proposal kegiatan dari
sebelum pelaksanaan tindakan. Akan tetapi nilai rata-rata kelas belum
memenuhi target nilai yang ditetapkan, yaitu 70. Selain itu, siswa masih
menunjukkan perilaku-perilaku negatif selama pembelajaran. Dari hasil
refleksi tersebut kemudian dilakukan perbaikan rencana pembelajaran untuk
memecahkan masalah-masalah yang terjadi pada siklus I..
3.1.2 Prosedur Tindakan pada Siklus II
Prosedur tindakan pada siklus II juga dilakukan dalam empat tahap,
yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
3.1.2.1 Perencanaan
Pada tahap perencanaan dalam siklus II ini dipersiapkan rencana
pembelajaran yang telah diperbaiki dan disempurnakan. Dalam tahap ini
kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I diperbaiki dengan
menambah model dalam pembelajaran. Jadi pada tahap perencanaan ini
peneliti menyiapkan model baru untuk menambah model yang telah
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 68/162
52
dihadirkan pada siklus I. Guru juga menyiapkan soal tes dan nontes untuk
siklus II dan mengkoordinasikan kembali dengan guru mata pelajaran.
3.1.2.2 Tindakan
Tindakan pada siklus II adalah penyempurnaan tindakan pada siklus I.
Pada tahap apersepsi, siswa dikondisikan untuk siap mengikuti proses
pembelajaran. Guru memberikan penjelasan kepada siswa mengenai tujuan
pembelajaran serta manfaat yang akan diperoleh siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran tersebut.
Setelah siswa siap mengikuti kegiatan pembelajaran, selanjutnya
proses pembelajaran menulis proposal kegiatan siklus II dilaksanakan.
Pembelajaran masih dilaksanakan dengan pendekatan kontekstual komponen
pemodelan dan inkuiri. Siswa berkelompok, kemudian merumuskan masalah
tentang apa dan bagaimana proposal kegiatan itu. Guru menghadirkan model
proposal kegiatan kepada masing-masing kelompok untuk diamati dan
dipelajari siswa, pada siklus II ini guru menambah model dari siklus I.
Dalam mengamati model tersebut, siswa menemukan hal-hal yang berkaitan
dengan masalah yang telah dirumuskan, kemudian berdiskusi dengan
kelompoknya. Pengetahuan tentang proposal kegiatan yang telah mereka
temukan dari model mereka analisis dan dituliskan pada selembar kertas dan
dibacakan di depan kelas untuk mendapatkan masukan dari teman dan guru.
Setelah disajikan di depan kelas, hasil pekerjaan siswa ditempelkan di
dinding kelas agar siswa dari kelompok lain dapat membacanya.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 69/162
53
Pada siklus II ini guru juga memberikan latihan-latihan, antara lain
latihan menulis latar belakang, latihan menyusun kalimat efektif dan latihan
menggunakan ejaan yang baik dan benar. Tindakan ini dilakukan untuk
mengatasi masalah rendahnya kemampuan siswa menyusun kalimat yang
efektif dan kurang mampunya siswa menulis sesuai dengan ejaan yang benar,
sehingga berdampak pada rendahnya keterampilan mereka dalam menyusun
proposal kegiatan, khususnya pada bagian latar belakang.
Kegiatan yang selanjutnya adalah siswa merumuskan masalah tentang
akan membuat proposal untuk kegiatan apa? Untuk menjawab masalah
tersebut, mereka dapat mengamati contoh atau melihat program kerja OSIS
untuk memilih salah satu kegiatan, atau jika mereka ikut dalam organisasi di
luar sekolah misalnya Karang Taruna atau organisasi lainnya, dapat
dijadikan pilihan. Mereka juga dapat bertanya kepada teman untuk
mendapatkan masukan. Setelah mendapatkan kegiatan, siswa mulai menulis
proposal kegiatan. Proposal yang telah ditulis disajikan di depan kelas untuk
ditanggapi teman yang lain. Berdasarkan masukan dari teman atau guru,
siswa melakukan perbaikan terhadap proposal yang telah ditulis. Agar hasil
karyanya dapat dilihat oleh teman-teman yang lain, proposal yang telah
mereka buat ditempelkan di dinding kelas
Hasil tulisan siswa yang berupa proposal kegiatan dinilai guru untuk
mengetahui apakah terjadi peningkatan keterampilan siswa dalam menulis
proposal kegiatan setelah dilakukan tindakan siklus II.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 70/162
54
3.1.2.3 Observasi
Pada siklus II ini masih dilakukan pengamatan untuk melihat
peningkatan keterampilan menulis proposal kegiatan dan perubahan perilaku
siswa setelah dilakukan tindakan siklus II. Observasi yang dilakukan pada
siklus II hampir sama dengan pelaksanaan observasi pada siklus I.
Pengamatan dilakukan melalui data tes dan nontes. Pengamatan
melalui data tes dilakukan dengan mengamati hasil tes siklus II untuk
mengetahui tingkat keberhasilan tindakan pada siklus II. Pengamatan melalui
data nontes dilakukan dengan pelaksanaan observasi dan dokumentasi foto
saat proses pembelajaran berlangsung. Sasaran yang diamati meliputi
keseriusan mengikuti pembelajaran, keaktifan dalam mengamati model,
komunikasi antar anggota kelompok, dan keaktifan mengerjakan tugas
menulis proposal kegiatan.
Setelah kegiatan pembelajaran selesai, guru membagikan jurnal
kepada siswa untuk mengetahui kesan, tanggapan dan saran siswa terhadap
pembelajaran yang baru saja dilakukan, baik terhadap materi, teknik maupun
cara mengajar guru. Wawancara dilaksanakan setelah diketahui nilai hasil tes
siklus II untuk menentukan siswa yang akan diwawancarai pada siklus II ini.
3.1.2.4 Refleksi
Refleksi pada siklus II dilakukan dengan menganalisis hasil tes dan
nontes siklus II untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan perbaikan
tindakan pada siklus II. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes
keterampilan menulis proposal kegiatan dan hasil nontes yang dilakukan pada
siklus II. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa perbaikan pembelajaran
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 71/162
55
yang dilakukan pada siklus II berhasil meningkatkan keterampilan menulis
proposal kegiatan siswa yang terbukti dengan meningkatnya nilai tes pada
silklus II. Rata-rata kelas juga telah memenuhi target nilai yang telah
ditetapkan, yaitu 70. Analisis hasil nontes yang berupa hasil observasi,
jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto menunjukkan perubahan perilaku
siswa ke arah positif.
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah keterampilan menulis proposal
kegiatan siswa kelas XI IA 2 SMA Negeri 9 Semarang tahun pelajaran
2004/ 2005. Kelas XI IA 2 terdiri atas 46 siswa. Penulis memilih kelas ini
karena kompetensi menulis proposal kegiatan belum dikuasai siswa
meskipun sudah diajarkan. Selain itu, kelas ini memiliki kemampuan
menulis yang lebih rendah dari kelas lainnya.
3.3 Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu.
3.3.1 Variabel Peningkatan Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan
Variabel keterampilan menulis proposal kegiatan merupakan
keterampilan siswa dalam menulis proposal kegiatan, yaitu penyusunan
rencana kegiatan. Target keterampilan yang diharapkan adalah siswa mampu
menulis proposal kegiatan sesuai aspek penilaian. Aspek-aspek tersebut yaitu
kelengkapan bagian proposal, penggunaan ejaan dan tanda baca, pilihan kata,
penyusunan kalimat, kesesuaian tiap unsur, sistematika penulisan, dan
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 72/162
56
kerapian tulisan. Siswa dikatakan berhasil dalam pembelajaran menulis
proposal apabila telah mencapai nilai ketuntasan belajar klasikal sebesar 70.
3.3.2 Variabel Penggunaan Pendekatan Kontekstual Komponen
Pemodelan dan Inkuiri.
Variabel pendekatan kontekstual komponen pemodelan dan inkuiri
adalah pembelajaran menulis proposal dengan pendekatan kontekstual
komponen pemodelan dan inkuiri. Pendekatan kontekstual komponen
pemodelan dan inkuiri adalah pemberian model dalam pembelajaran dan
dorongan pada siswa untuk menemukan sendiri pengetahuan, konsep-konsep
atau prinsip-prinsip tentang materi yang dipelajari sehingga siswa
dimungkinkan untuk menemukan sendiri pengetahuan yang bermanfaat bagi
diri mereka sendiri. Melalui pembelajaran dengan pendekatan kontekstual
khususnya komponen inkuiri diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran.
Pendekatan kontekstual komponen pemodelan dan inkuiri merupakan
pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran menulis proposal kegiatan.
Untuk membelajarkan menulis proposal kegiatan, penghadiran model yang
berupa contoh proposal kegiatan dapat memotivasi dan membantu siswa
menemukan pengetahuan tentang proposal kegiatan dan meningkatkan
keterampilan mereka dalam menulis proposal kegiatan.
3.4 Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua bentuk instrumen, yaitu instrumen tes
dan nontes.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 73/162
57
3.4.1 Soal Tes
Penelitian ini diawali dengan pelaksanaan tes awal atau pretest untuk
mengetahui sampai sejauhmana pengetahuan siswa tentang proposal. Pada tes
awal ini siswa juga menulis proposal kegiatan untuk mengetahui
keterampilan siswa menulis proposal. Setelah proses pembelajaran, diadakan
tes menulis proposal kegiatan, tes ini dilaksanakan untuk mengetahui
sejauhmana kemampuan siswa menulis proposal kegiatan setelah mengikuti
proses pembelajaran.
Ada enam aspek pokok yang dijadikan kriteria penilaian, yaitu
kelengkapan unsur atau bagian-bagian proposal kegiatan, penggunaan ejaan
dan tanda baca, pilihan kata, penyusunan kalimat, kesesuaian tiap unsur,
sistematika penulisan, dan kerapian tulisan.
Tabel 1. Skor Penilaian
No Aspek Penilaian Skor Maksimal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kelengkapan unsur/ bagian-bagian proposal
Penggunaan ejaan dan tanda baca
Pilihan kata
Penyusunan kalimat
Kesesuaian tiap unsur
Sistematika penulisan
Kerapian tulisan
20
10
20
20
10
10
10
Jumlah 100
Pada tabel berikut dapat dilihat aspek-aspek yang dinilai dengan
rentangan skor dan kategori penilaian.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 74/162
58
Tabel 2. Kriteria Penilaian Proposal Kegiatan
No. Aspek penilaian Rentang skor
1. Kelengkapan unsur/ bagian-bagian proposal
a. sangat baik
b. baik
c. cukup
d. kurang
15<skor ≤20
10<skor ≤15
5<skor ≤10
0<skor ≤5
2. Ejaan dan tanda baca
a. sangat baik
b. baik
c. cukupd. kurang
7<skor ≤10
5<skor ≤7
2<skor ≤50<skor ≤2
3. Pilihan kata
a. sangat baik
b. baik
c. cukup
d. kurang
15<skor ≤20
10<skor ≤15
5<skor ≤10
0<skor ≤5
4. Penyusunan kalimat
a. sangat baik
b. baik
c. cukup
d. kurang
15<skor ≤20
10<skor ≤15
5<skor ≤100<skor ≤5
6. Kesesuaian tiap unsur
a. sangat baik
b. baik
c. cukup
d. kurang
7<skor ≤10
5<skor ≤7
2<skor ≤5
0<skor ≤2
7. Sistematika
a. sangat baik
b. baik
c. cukup
d. kurang
7<skor ≤10
5<skor ≤7
2<skor ≤
50<skor ≤2
8. Kerapian
a. sangat baik
b. baik
c. cukup
d. kurang
7<skor ≤10
5<skor ≤7
2<skor ≤5
0<skor ≤2
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 75/162
59
Keterangan pedoman penilaian sebagai berikut.
1. Kelengkapan bagian-bagian proposal
sangat baik : semua bagian-bagian proposal kegiatan tercantum
dan benar.
baik : 1-2 bagian tidak tercantum
cukup : 3-4 bagian proposal kegiatan belum tercantum
kurang : lebih dari lima bagian proposal kegiatan tidak
tercantum
2. Penggunaan ejaan dan tanda baca
Sangat baik : jumlah kesalahan 1-10
baik : jumlah kesalahan 11-30
cukup : jumlah kesalahan 31-50
kurang : penggunaan ejaan dan tanda baca salah
3. Pilihan kata
Sangat baik : pilihan kata yang tidak sesuai dengan maksud 0-5
baik : pilihan kata yang tidak sesuai dengan maksud 6-10
cukup : pilihan kata yang tidak sesuai dengan maksud 11-15
kurang : pilihan kata yang tidak sesuai dengan maksud lebih
dari 15
4. Penyusunan kalimat
sangat baik : semua kalimat urut dan efektif
baik : kalimat tidak efektif 1-3
cukup : kalimat tidak efektif 4-6
kurang : kalimat tidak efektif lebih dari 6
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 76/162
60
6. Kesesuaian tiap bagian
sangat baik : tiap bagian diungkapkan dengan tepat
baik : t iap bagian cukup tepat pengungkapannya
cukup : tiap bagian kurang tepat pengungkapannya
kurang : tiap bagian tidak tepat pengungkapannya.
7. Sistematika penulisan
sangat baik : sistematika penulisan benar.
baik : penulisan sesuai dengan sistematika, tetapi ada yang
kurang tepat.
cukup : ada penulisan yang tidak sesuai dengan sistematika
kurang : penulisan kurang sesuai sistematika.
8. Kerapian tulisan
sangat baik : tulisan terbaca, jelas bentuknya dan rapi
baik : tulisan terbaca, jelas dan cukup rapi
cukup : tulisan terbaca tapi kurang jelas dan tidak rapi
kurang : tulisan kurang bisa dibaca, tidak jelas dan tidak rapi
Dari pedoman di atas, guru dapat mengetahui kemampuan menulis
proposal siswa berhasil mencapai kategori sangat baik, baik, cukup dan
kurang.
Tabel 3. Penilaian Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan
No. Kategori Rentang Skor
1.
2.
3.
4.
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
85-100
70-84
55-69
0-54
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 77/162
61
3.4.2 Nontes
Bentuk instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pedoman observasi, lembar jurnal, pedoman wawancara, dan dokumentasi
foto.
3.4.2.1 Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati tingkah laku siswa
selama proses pembelajaran. Hal yang diamati meliputi keaktifan dan
keseriusan siswa dalam berdiskusi, kerja sama dengan kelompoknya,
keseriusan mengamati model dan menemukan pengetahuan tentang proposal
kegiatan. Apakah siswa di kelas ramai membahas materi yang sedang
dipelajari atau justru mengobrol sendiri. Apakah siswa aktif bertanya kepada
guru dan temannya atau hanya diam saja.
3.4.2.2 Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk mendapatkan data tentang
pembelajaran menulis proposal kegiatan. Wawancara dilakukan terhadap
siswa yang nilai tesnya tinggi dan rendah. Wawancara ini untuk mengetahui
minat siswa terhadap pembelajarn menulis, khususnya menulis proposal
kegiatan, untuk mengetahui permasalahan yang dialami siswa dalam menulis
proposal kegiatan dan keinginan siswa dalam pembelajaran menulis proposal
kegiatan. Dari wawancara ini juga digali saran siswa untuk memperbaiki
pembelajaran, saran perbaikan model serta saran untuk memperbiki
pembelajaran inkuiri.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 78/162
62
3.4.2.3 Jurnal
Jurnal digunakan untuk mendapatkan data tentang respon siswa
sebagai subjek penelitian selama proses pembelajaran. Siswa memberikan
respon positif atau negatif terhadap pembelajaran menulis proposal
menggunakan pendekatan kontekstual komponen pemodelan dan inkuiri.
Jurnal berisi empat pertanyan yang berkenaan dengan 1) minat siswa
terhadap pembelajaran menulis proposal kegiatan dengan pendekatan
kontekstual komponen inkuiri dan pemodelan, 2) kesulitan-kesulitan yang
dialami siswa dalam menulis proposal kegiatan, 3) pendapat siswa tentang
pembelajaran menulis proposal kegiatan dengan pendekatan kontekstual
komponen pemodelan dan inkuiri, 4) keinginan-keinginan siswa terhadap
pembelajaran yang telah diikuti.
3.4.2.4 Dokumentasi Foto
Foto digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan siswa saat proses
pembelajaran. Dari foto-foto yang diambil, dapat mempermudah peneliti
untuk mendeskripsikan hasil penelitiannya, khususnya yang berkaitan dengan
tingkah laku siswa saat proses pembelajaran. Dokumentasi foto ini
merupakan wujud nyata yang dapat dilihat dari pedoman observasi. Jadi
dengan adanya dokumentasi foto akan membantu peneliti mengingat data
kualitatif yang mungkin terlewatkan dan tidak teramati saat penelitian.
Kegiatan siswa yang akan didokumentasikan antara lain (1) keadaan siswa
pada awal pembelajaran, (2) sikap siswa saat mendengarkan penjelasan guru,
(3) aktivitas saat memberi tanggapan maupun pertanyaan, (4) aktivitas siswa
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 79/162
63
saat berdiskusi dengan kelompoknya, (5) saat siswa mengamati model
pembelajaran, dan (6) saat siswa mengerjakan tugas dari guru untuk menulis
proposal.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu
teknik tes dan teknik nontes.
3.5.1 Teknik tes
Teknik tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pelaksanaan tes
awal dan tes akhir. Tes awal dilakukan sekali pada awal siklus I untuk
mengetahui sejauhmana pengetahuan siswa tentang proposal kegiatan dan
sampai di mana kemampuan mereka menulis proposal kegiatan. Setelah itu
pada akhir siklus I dan II diadakan tes akhir. Tes akhir dilakukan dengan
memberikan tugas menulis proposal kegiatan kepada siswa. Tes ini untuk
mengetahui kemampuan siswa menulis proposal kegiatan dalam hal
kelengkapan bagian-bagian proposal, penggunaan ejaan dan tanda baca,
pilihan kata, penyusunan kalimat, kesesuaian tiap unsur, sistematika
penulisan serta kerapian tulisan.
3.5.2 Teknik Nontes
Teknik nontes yang digunakan adalah observasi, jurnal, wawancara,
dan dokumentasi foto.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 80/162
64
3.5.2.1 Observasi
Saat proses pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan terhadap
perilaku siswa. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui sikap dan perilaku
siswa terhadap pembelajaran menulis proposal kegiatan dengan pendekatan
kontekstual komponen pemodelan dan inkuiri. Pengamatan dilakukan oleh
peneliti dengan bantuan salah seorang rekan. Pelaksanaan pengamatan mulai
awal pembelajaran ketika guru melakukan apersepsi sampai akhir
pembelajaran.
3.5.2.2 Wawancara
Wawancara dilakukan setelah diketahui nilai tes keterampilan menulis
proposal kegiatan, untuk menentukan siswa yang akan diwawancarai. Siswa
yang diwawancarai adalah siswa yang nilai tesnya tinggi, sedang, dan rendah.
Wawancara dilakukan terhadap 18 orang siswa. Pada siklus I ada sembilan
siswa yang diwawancarai, yaitu tiga siswa dengan nilai tinggi, tiga siswa
dengan nilai sedang, dan tiga siswa dengan nilai rendah. Pada siklus II juga
dilakukan wawancara terhadap sembilan orang siswa, tiga siswa dengan nilai
tinggi, tiga siswa dengan nilai sedang, dan tiga siswa dengan nilai rendah.
Pelaksanaan wawancara menggunakan teknik bebas, artinya responden bebas
menjawab pertanyaan yang telah diajukan peneliti tanpa terikat. Wawancara
dilakukan oleh peneliti di luar jam pelajaran dengan menggunakan alat
perekam. Dari hasil wawancara ini diharapkan dapat diketahui respon siswa
terhadap pembelajaran dan kesulitan-kesulitan dalam menulis proposal
kegiatan.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 81/162
65
3.5.2.3 Jurnal
Jurnal dibagikan kepada siswa pada akhir pembelajaran, tetapi pada
awal pembelajaran siswa diberitahu bahwa pada akhir pembelajaran seluruh
siswa wajib menjawab pertanyaan dalam jurnal. Guru menjelaskan kepada
siswa bahwa pengisian jurnal sesuai dengan pendapat mereka sendiri, mereka
tidak perlu takut untuk menuliskan pendapat, kritik maupun saran terhadap
pembelajaran menulis proposal kegiatan dengan pendekatan kontekstual
komponen pemodelan dan inkuiri.
3.5.2.4 Dokumentasi foto
Pengambilan data melalui dokumentasi foto dilakukan saat proses
pembelajaran berlangsung, peneliti meminta bantuan rekan untuk mengambil
foto. Pengambilan foto dilakukan tanpa sepengetahuan siswa, jadi tidak
terjadi perubahan perilaku siswa saat pengambilan foto. Peneliti yang
sekaligus mengajar memusatkan perhatian siswa pada pelajaran, baik ketika
berdiskusi maupun bertanya jawab, sehingga ketika dilakukan pengambilan
foto, siswa tidak berpose atau bergaya.
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.
3.6.1 Teknik Kuantitatif
Teknik kuantitatif dipakai untuk menganalisis data kuantitatif yang
diperoleh dari hasil tes menulis proposal pada siklus I dan II. Nilai dari
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 82/162
66
masing-masing siklus kemudian dihitung jumlahnya dalam satu kelas
selanjutnya jumlah tersebut dihitung dalam persentase dengan rumus:
Persentase keterampilan menulis proposal kegiatan = 100%s
N×
∑
Keterangan:
∑ N : jumlah nilai dalam satu kelas
s : banyaknya siswa dalam satu kelas
Hasil perhitungan tersebut dari masing-masing siklus kemudian
dibandingkan. Hasil ini akan memberikan gambaran mengenai persentase
peningkatan keterampilan menulis proposal kegiatan dengan pendekatan
kontekstual komponen pemodelan dan inkuiri.
3.6.2 Teknik Kualitatif
Teknik kualitatif dipakai untuk menganalisis data kualitatif yang
diperoleh dari hasil nontes. Hasil analisis digunakan untuk mengetahui siswa
yang mengalami kesulitan dalam menulis proposal kegiatan dengan
pendekatan kontekstual komponen inkuiri dan pemodelan. Hasil ini sebagai
dasar untuk menentukan siswa yang akan diwawancarai selain hasil nilai tes.
Hasil wawancara dipakai untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan
menulis proposal kegiatan dengan pendekatan kontekstual komponen
pemodelan dan inkuiri. Hasil analisis tersebut sebagai dasar untuk
mengetahui peningkatan kemampuan menulis proposal kegiatan.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 83/162
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian yang berupa hasil tes dan
nontes. Hasil tes meliputi prasiklus, siklus I dan siklus II. Hasil prasiklus
adalah hasil tes keterampilan menulis proposal kegiatan sebelum dilakukan
tindakan. Hasil tes siklus I dan II adalah hasil tes menulis proposal kegiatan
setelah pembelajaran dengan pendekatan kontekstual komponen pemodelan
dan inkuiri. Hasil nontes berupa hasil observasi, jurnal, wawancara dan
dokumentasi foto.
4.1.1 Kondisi Awal
Kondisi awal adalah kondisi siswa sebelum dilaksanakan
pembelajaran kontekstual komponen inkuiri dan pemodelan. Untuk
mengetahui keterampilan siswa dalam menulis proposal kegiatan dilakukan
tes awal sebelum dilaksanakan pembelajaran menulis proposal kegiatan
dengan pendekatan inkuiri dan pemodelan. Pada tes awal ini, guru
memberikan empat soal untuk dikerjakan siswa secara individu. Empat soal
tersebut terdiri atas tiga soal untuk menguji kemampuan kognitif siswa dan
satu soal untuk menguji keterampilan menulis proposal kegiatan siswa.
Dari hasil tes ternyata pengetahuan siswa tentang proposal kegiatan
masih terbatas. Hasil ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 84/162
68
Tabel Tabel 4. Hasil Tes Kognitif Siswa
No Kategori Rentang Nilai Frekuensi Boot Skor % Rata-rata
1.
2.
3.
4.
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
84<Nilai≤100
69<Nilai≤84
54<Nilai≤69
0<Nilai≤54
2
26
18
-
172
1843
1131
-
4%
57%
39%
-
3146/46
68.4
Jumlah 46 3146 100%
Data pada tabel di atas menunjukkan nilai rata-rata siswa untuk
kemampuan kognitif sebesar 68,4 atau masih dalam kategori cukup. Hasil tes
ini menunjukkan tidak ada siswa yang memperoleh kategori kurang dengan
rentang nilai 0<Nilai≤54. Untuk kategori cukup dengan rentang nilai
54<Nilai≤69 diperoleh 18 siswa atau 39%. Kategori baik dengan rentang nilai
69<Nilai≤84 dicapai 26 siswa atau 57%. Untuk kategori sangat baik dengan
rentang skor 84<Nilai≤100 diraih 2 siswa atau sebesar 4%.
Sedangkan keterampilan siswa dalam menulis proposal kegiatan
sebelum dilakukan tindakan dapat dilihat pada tabel 5 berikut.
Tabel 5. Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Prasiklus
No Kategori Rentang Nilai Frekuensi Bobot
Skor
% Rata-rata
1.
2.
3.
4.
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
84<Nilai≤100
69<Nilai≤84
54<Nilai≤69
0<Nilai≤54
0
0
19
27
0
0
1087
1385
0,00%
0,00%
41,30%
58,70%
3499/46
53,7
Jumlah 46 2472 100% 53,7
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 85/162
69
Data pada tabel 5 di atas menunjukkan bahwa keterampilan menulis
proposal kegiatan siswa kelas II IA 2 sebelum dilakukan tindakan siklus I
untuk kategori kurang dengan nilai 0<Nilai≤54 diperoleh 27 siswa atau
58,70%. Kategori cukup dengan rentang nilai 54<Nilai≤69 dicapai 19 siswa
atau 41,30%. Untuk kategori baik dengan rentang nilai 84<Nilai≤100 belum
mampu diraih siswa atau 0,00%. Rata-rata nilai prasiklus adalah 53,7 atau
dengan kategori kurang.
Untuk lebih jelasnya, perolehan kategori nilai hasil tes pada prasiklus
dapat dilihat pada grafik 1 berikut ini.
0,00% 0,00%
41,30%
58,70%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Sangat baik Baik Cukup Kurang
Grafik 1. Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Prasiklus
Grafik 1 di atas terlihat batang untuk kategori cukup paling tinggi,
yaitu pada angka 58,70%. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan siswa
menulis proposal kegiatan sebagian besar berada pada kategori cukup,
sisanya berada pada kategori baik, yaitu 41,30%. Kategori sangat baik dan
kurang berada pada angka 0,00%.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 86/162
70
Hasil ini juga dapat dilihat pada Grafik 2 berikut ini.
Grafik 2. Grafik Pencaran Nilai Tes Prasiklus
Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa
memperoleh nilai antara 50-60, yaitu sebanyak 39 siswa. Tiga siswa
memperoleh nilai lebih dari 60 dan 4 siswa mendapatkan nilai di bawah 50.
Nilai prasiklus ini berasal dari skor masing-masing aspek, yaitu aspek
kelengkapan unsur, penggunaan ejaan dan tanda baca, pilihan kata,
penyusunan kalimat, kesesuaian tiap unsur, serta bentuk dan kerapian. Hasil
masing-masing aspek akan dijelaskan sebagai berikut.
4.1.1.1 Aspek Kelengkapan Unsur
Penilaian aspek kelengkapan unsur difokuskan pada lengkap tidaknya
unsur-unsur yang harus tercantum dalam proposal kegiatan. Hasil tes pada
aspek kelengkapan unsur dapat dilihat pada tabel 6 berikut.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 87/162
71
Tabel 6. Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Prasiklus
Aspek Kelengkapan Unsur
No Kategori Rentang skor Frekuensi Bobot
Skor
% Rata-rata
1.
2.
3.
4
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
15<Skor ≤20
10<Skor ≤15
5< Skor ≤10
0< Skor ≤5
-
23
23
-
0
277
217
0
0,00%
50,00%
50,00%
0,00%
494/46
10,7
Jumlah 46 494 100%
Data pada tabel 6 di atas menunjukkan bahwa keterampilan siswa
menulis proposal kegiatan aspek kelengkapan unsur untuk kategori sangat
baik dengan skor 15<Skor ≤20 belum ada siswa yang mencapainya atau
0,00% . Kategori baik dicapai 23 siswa atau 50%. Untuk kategori cukup
dengan rentang skor 5< Skor ≤10 dicapai 23 siswa atau 50%. Tidak ada
siswa yang mendapatkan skor 0< Skor ≤5 atau kategori kurang. Jadi rata-
rata keterampilan siswa kelas XI IA 2 dalam menulis proposal kegiatan
aspek kelengkapan unsur adalah 10,7 atau berada pada kategori baik.
4.1.1.2 Aspek Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca
Pada aspek penggunaan ejaan dan tanda baca penilaiannya difokuskan
pada penggunaan huruf kapital, pemenggalan kata, penggunaan ejaan dan
tanda baca. Hasil tes untuk aspek ini dapat dilihat pada tabel berikut.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 88/162
72
Tabel 7. Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Prasiklus
Aspek Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca
No. Kategori Rentang Skor Frekuensi Bobot
Skor
% Rata-rata
1.
2.
3.
4
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
7<Nilai≤10
5<Nilai≤7
2<Nilai≤5
0<Nilai≤2
1
20
25
-
8
135
125
0
2,17%
43,48%
54,35%
0,00%
268/46
5,8
46 268 100% 5,8
Data pada tabel 7 menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam
menggunakan ejaan dan tanda baca tidak ada yang berkategori kurang.
Kategori cukup dengan skor rentang skor 2<Nilai≤5 diperoleh 25 siswa atau
54,35%. Kategori baik dengan rentang skor 5<Nilai≤7 diperoleh 20 siswa
atau 43,48%.Sisanya 1 orang siswa memperoleh kategori sangat baik dengan
rentang skor 7<Nilai≤10. Jadi skor rata-rata kelas untuk aspek penggunaan
ejaan dan tanda baca prasiklus sebesar 5,8 atau kategori baik.
4.1.1.3 Aspek Pilihan Kata (Diksi)
Aspek pilihan kata panilaiannya difokuskan pada kesesuaian kata yang
dipilih untuk menyampaikan ide atau gagasannya. Hasil aspek ketepatan
pilihan kata dapat dilihat pada tabel berikut.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 89/162
73
Tabel 8. Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Prasiklus
Aspek Pilihan Kata
No. Kategori Rentang Skor Frekueensi Bobot
Skor
% Rata-
rata
1.
2.
3.
4
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
15<Nilai≤20
10<Nilai≤15
5<Nilai≤10
0<Nilai≤5
-
19
27
-
0
228
260
0
0,00%
41,30%
58,70%
0,00%
488/46
10,6
Jumlah 46 488 100% 10,6
Data pada tabel 8 menunjukkan bahwa keterampilan siswa dalam
memilih kata yang sesuai untuk menyusun proposal tidak ada yang
berkategori kurang. Untuk kategori cukup dengan rentang skor 5<Nilai≤10
diperoleh 27 siswa atau 58,70%. Kategori baik dengan rentang skor
10<Nilai≤15 19 siswa atau 41,30%. Untuk kategori sangat baik dengan
rentang skor 15<Nilai≤20 belum ada yang mencapainya. Jadi rata-rata
keterampilan siswa pada aspek pilihan kata sebesar 10,6 atau berkategori
baik.
4.1.1.4 Aspek Penyusunan Kalimat
Aspek penyusunan kalimat penilaiannya difokuskan pada kemampuan
siswa dalam menyusun kalimat yang efektif. Hasil tes untuk keterampilan
menyusun kalimat efektif dapat dilihat pada tabel berikut.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 90/162
74
Tabel 9. Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Prasiklus
Aspek Penyusunan Kalimat
No. Kategori Rentang
Skor
Frekuensi Bobot
Skor
% Rata-
rata
1.
2.
3.
4
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
15< skor ≤20
10< skor ≤15
5< skor ≤10
0< skor ≤5
-
3
43
-
0
37
405
0
0,00%
6,52%
93,48%
0,00%
442/46
9,6
Jumlah 46 442 100%
Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa keterampilan siswa dalam
menyusun kalimat efektif untuk kategori kurang dengan rentang skor 0< skor
≤5 tidak dicapai siswa atau sebesar 0,00%. Kategori cukup dengan skor 5<
skor ≤10 dicapai 43 siswa atau 93,48%. Untuk kategori baik dengan rentang
skor 10< skor ≤15 diperoleh 3 siswa atau 6,52%.Untuk kategori sangat baik
dengan skor 15< skor ≤20 belum ada siswa yang mencapainya atau 0,00%.
Rata-rata kelas untuk aspek penyusunan kalimat adalah sebesar 9,6 atau berada
pada kategori cukup.
4.1.1.5 Aspek Kesesuaian Unsur
Fokus penilaian untuk aspek kesesuaian unsur adalah tingkat
kesesuaian penjelasan masing-masing unsur proposal kegiatan. Hasil tes aspek
ini dapat dilihat pada tabel berikut.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 91/162
75
Tabel 10. Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Prasiklus
Aspek Kesesuaian Tiap Unsur
No. Kategori Rentang Skor Frekuensi Bobot
Skor
% Rata-
rata
1.
2.
3.
4
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
7< skor ≤10
5< skor ≤7
2< skor ≤5
0< skor ≤2
-
7
39
-
0
44
181
0
0,00%
15,22%
84,78%
0,00%
454/46
4,9
Jumlah 46 225 100% 4,9
Data pada tabel 10 di atas menunjukkan bahwa keterampilan menulis
proposal kegiatan siswa aspek kesesuaian tiap unsur untuk kategori kurang
dengan rentang skor 0< skor ≤2 tidak dicapai siswa atau sebesar 0,00%.
Kategori cukup dengan rentang skor 2< skor ≤5 dicapai 39 siswa atau
84,78%.Untuk kategori baik dengan rentang skor 5< skor ≤7 diperoleh 7 siswa
atau 15,22%.Untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 7< skor ≤10
belum ada siswa yang mencapainya atau 0,00%. Rata-rata kelas untuk aspek
kesesuaian tiap unsur adalah sebesar 4,9 atau berada pada kategori cukup.
4.1.1.6 Aspek Sistematika Penulisan
Aspek sistematika tulisan penilaiannya difokuskan pada benar
tidaknya cara penulisan proposal kegiatan yang ditulis siswa. Apakah sudah
sesuai dengan sistematika atau belum. Hasil tes prasiklus untuk aspek
sistematika penulisan dapat dilihat pada tabel 11 berikut.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 92/162
76
Tabel 11. Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Prasiklus
Aspek Sistematika Penulisan
No. Kategori Rentang Skor Frekuensi Bobot
Skor
% Rata-
rata
1.
2.
3.
4
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
7< skor ≤10
5< skor ≤7
2< skor ≤5
0< skor ≤2
-
9
37
-
0
55
172
0
0,00%
19,57%
80,43%
0,00%
227/ 46
4,9
Jumlah 46 227 100% 4,9
Data pada tabel 11 di atas menunjukkan bahwa keterampilan menulis
proposal kegiatan siswa aspek kesesuaian tiap unsur untuk kategori kurang
dengan skor 0< skor ≤2 tidak dicapai siswa atau sebesar 0,00%. Kategori
cukup dengan skor 2< skor ≤5 dicapai 37 siswa atau 80,43%.Untuk kategori
baik dengan rentang skor 5< skor ≤7 diperoleh 9 siswa atau 19,57%.Untuk
kategori sangat baik dengan skor 7< skor ≤10 belum ada siswa yang
mencapainya atau 0,00%. Rata-rata kelas untuk aspek kesesuaian tiap unsur
adalah sebesar 4,9 atau berada pada kategori baik.
4.1.1.7 Aspek Kerapian Tulisan
Pada aspek kerapian tulisan, fokus penilaiannya adalah pada kejelasan
dan kerapian tulisan. Hasil tes keterampilan menulis proposal kegiatan
prasiklus aspek kerapian tulisan dapat dilihat pada tabel 12 di bawah ini.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 93/162
77
Tabel 12. Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Prasiklus
Aspek Kerapian Tulisan
No. Kategori Rentang Skor Frekuensi Bobot
Skor
% Rata-
rata
1.
2.
3.
4
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
7< skor ≤10
5< skor ≤7
2< skor ≤5
0< skor ≤2
8
29
9
-
75
208
43
0
17,39%
63,04%
19,57%
0,00%
326/ 46
7,1
Jumlah 46 326 100% 7,1
Data pada tabel 12 menunjukkan bahwa aspek bentuk dan kerapian
untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 7< skor ≤10 dicapai 8 siswa
atau 17,39%. Kategori baik dengan rentang skor 5< skor ≤7 dicapai 29 siswa
atau 63,04%. Sisanya 9 siswa atau 19,57% mendapat kategori cukup dengan
rentang skor 2< skor ≤5. Pada prasiklus ini sudah tidak ada siswa yang
mendapat kategori kurang. Jadi rata-rata untuk aspek bentuk dan kerapian
adalah 7,1 atau berada pada kategori sangat baik.
4.1.2 Hasil Siklus I
Siklus I adalah pembelajaran menulis proposal kegiatan dengan
pendekatan kontekstual komponen pemodelan dan inkuiri tahap pertama. Hasil
siklus I meliputi hasil tes dan nontes. Hasil tes yaitu nilai tes keterampilan
menulis proposal kegiatan siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual komponen pemodelan dan inkuiri. Hasil nontes
meliputi data hasil observasi, jurnal, wawancara dan dokumentasi foto.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 94/162
78
4.1.2.1 Hasil Tes Siklus I
Hasil tes siklus I adalah hasil tes setelah dilaksanakan pembelajaran
dengan pendekatan kontakstual komponen inkuiri dan pemodelan . Hasil tes
siklus I dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 13. Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus I
No Kategori Rentang Nilai FrekuensiBobot
Skor % Rata-rata
1.
2.
3.
4
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
84<Nilai≤100
69<Nilai≤84
54<Nilai≤69
0<Nilai≤54
-
7
38
1
0
514
2371
54
0,00%
15,22%
82,61%
2,17%
2939/46
63,9
Jumlah 46 2939 100% 63,9
Data pada tabel 13 di atas menunjukkan bahwa keterampilan menulis
proposal kegiatan siswa kelas XI IA 2 setelah dilakukan tindakan siklus I
untuk kategori kurang dengan rentang skor 0< Nilai ≤54 diperoleh satu siswa
atau 2,17%. Kategori cukup dengan rentang nilai 54< Nilai ≤69 dicapai 38
siswa atau 82,61%. Untuk kategori baik dengan rentang nilai 69< Nilai ≤84
diraih oleh 7 siswa atau 15,22%. Sedangkan untuk kategori sangat baik
dengan rentang nilai 69< Nilai ≤84 belum ada yang mencapainya atau
sebesar 0,00%. Jadi rata-rata nilai keterampilan menulis proposal kegiatan
siklus I adalah sebesar 63,9 atau berada pada kategori cukup. Untuk lebih
jelasnya, perolehan nilai keterampilan menulis proposal kegiatan siswa kelas
XI IA 2 pada siklus I dapat dilihat pada grafik 3 di bawah ini.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 95/162
79
0,00%
15,22%
82,61%
2,17%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
P e r s e n t a s e s i s w a
Sangat baik Baik Cukup Kurang
Kategori
Grafik 3. Hasil Tes Menulis Proposal Kegiatan Siklus I
Grafik 3 di atas memperlihatkan bahwa keterampilan menulis proposal
siswa pada siklus I ini sebagian besar berkategori cukup, yaitu sebesar
82,61% kemudian kategori baik 15,22% dan kategori kurang sebesar 2,17%.
Hasil ini juga dapat dilihat pada grafik pencaran nilai berikut ini.
30
40
50
60
70
80
90
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46
Grafik 4 Pencaran Nilai Hasil Tes Siklus I
Grafik 4 menunjukkan perolehan nilai siswa pada siklus I. Setelah
dilaksanakan tindakan siklus I nilai yang diperoleh siswa lebih variatif. Nilai
pada siklus I antara 50-80. 11 siswa mendapatkan nilai kurang dari 60, 6
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 96/162
80
siswa mendapatkan nilai lebih dari 70 dan sisanya 29 siswa mendapatkan
nilai 60-70.
Nilai pada siklus I ini merupakan akumulasi dari skor masing-masing
aspek yang dinilai, yaitu 1)aspek kelengkapan unsur, 2) aspek penggunaan
ejaan dan tanda baca, 3) aspek pilihan kata, 4) aspek penyusunan kalimat, 5)
aspek kesesuaian tiap unsur, 6) aspek sistematika penulisan, dan 7) aspek
kerapian tulisan. Hasil masing-masing aspek dapat dilihat sebagai berikut.
4.1.2.1.1 Aspek Kelengkapan Unsur
Pada aspek kelengkapan unsur ini penilaian dipusatkan pada lengkap
tidaknya unsur-unsur yang harus tercantum dalam proposal kegiatan. Hasil
tes pada aspek kelengkapan unsur dapat dilihat pada tabel 14 berikut.
Tabel 14. Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus I
Aspek Kelengkapan Unsur
No KategoriRentang
Skor Frekuensi
Bobot
Skor % Rata-rata
1.
2.
3.
4
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
15< skor ≤20
10< skor ≤15
5< skor ≤10
0< skor ≤5
3
34
9
-
55
495
90
0
6,52%
73,91%
19,57%
0,00%
640/46
13,9
Jumlah 46 640 100% 13,9
Data pada tabel 14 menunjukkan bahwa keterampilan siswa menulis
proposal kegiatan aspek kelengkapan unsur pada siklus I untuk kategori
sangat baik dengan rentang skor 15< skor ≤20 dicapai 3 siswa atau 6,52% .
Untuk kategori baik dengan rentang skor 10< skor ≤15 dicapai 34 siswa atau
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 97/162
81
73,91%. Kategori cukup dengan rentang skor 5< skor ≤10 dicapai 9 siswa
atau 19,57%. Pada siklus I ini tidak ada siswa yang memperoleh kategori
kurang. Jadi rata-rata keterampilan siswa kelas II IA 2 dalam menulis
proposal kegiatan aspek kelengkapan unsur berada pada kategori baik dengan
rata-rata skor 13,9. Hasil tersebut juga dapat dilihat pada grafik 5 berikut ini.
6,52%
73,91%
19,57%
0,00%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
P e r s e n t a s e s i s w a
Sangat baik Baik Cukup Kurang
Kategori
Grafik 5. Hasil tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus I
Aspek Kelengkapan Unsur
Pada grafik 5 di atas dapat dilihat bahwa kategori baik yang paling
tinggi, yaitu 73,91%. Artinya sebanyak 73,91% siswa dari jumlah
keseluruhan memperoleh kategori baik. 6,52% mencapai kategori sangat baik
dan sisanya 19,57% mendapat kategori cukup. Untuk kategori kurang berada
pada angka 0,00%, atau tidak ada siswa yang menapatkan kategori kurang.
4.1.2.1.2 Aspek Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca
Pada aspek penggunaan ejaan dan tanda baca penilaiannya difokuskan
pada penggunaan huruf kapital, pemenggalan kata, penggunaan ejaan dan
tanda baca. Hasil tes untuk aspek ini dapat dilihat pada tabel 15 berikut.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 98/162
82
Tabel 15. Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus I
Aspek Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca
No. KategoriRentang
Skor Frekuensi
Bobot
Skor % Rata-rata
1.
2.
3.
4
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
7< skor ≤10
5< skor ≤7
2< skor ≤5
0< skor ≤2
6
25
15
-
60
75
175
0
13,04%
54,35%
32,61%
0,00%
310/46
6,7
Jumlah 46 310 100% 6.7
Data pada tabel 15 menunjukkan bahwa keterampilan siswa dalam
menggunakan ejaan sudah tidak ada yang memperoleh kategori kurang dengan
rentang skor 0< skor ≤2 atau 0,00%. Kategori cukup dengan rentang skor 2<
skor ≤5 diperoleh 15 siswa atau 32,61%. 25 siswa atau 54,35% mendapat skor
5< skor ≤7 dengan kategori baik. Untuk kategori sangat baik dengan rentang
skor 7< skor ≤10 dicapai 6 siswa atau sebesar 13,04% . Jadi rata-rata
kemampuan siswa kelas II IA 2 untuk aspek penggunaan ejaan dan tanda baca
pada siklus I adalah 6,7 atau berada pada kategori baik.
Hasil tes keterampilan menulis proposal kegiatan aspek penggunaan
ejaan dan tanda baca juga dapat dilihat pada grafik 6 berikut ini.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 99/162
83
13,04%
54,35%
32,61%
0,00%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
P e r s e n t a s e s i s w a
Sangat baik Baik Cukup Kurang
Kategori
Grafik 6. Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Aspek
Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca
Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa kategori baik paling tinggi,
yaitu 54,35%. Artinya sebanyak 54,35% siswa dari jumlah keseluruhan
memperoleh kategori baik. 13,04% mencapai kategori sangat baik dan
sisanya 32,61% mendapat kategori cukup. Untuk kategori kurang berada pada
angka 0,00%, atau tidak ada siswa yang menapatkan kategori kurang.
4.1.2.1.3 Aspek Pilihan Kata (Diksi)
Aspek pilihan kata panilaiannya difokuskan pada kesesuaian kata yang
dipilih untuk menyampaikan ide atau gagasannya. Hasil aspek ketepatan
pilihan kata dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 16. Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus I
Aspek Pilihan Kata
No. Kategori Skor FrekuensiBobot
Skor %
Rata-
rata
1.
2.
3.
4
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
15< skor ≤20
10< skor ≤15
5< skor ≤10
0< skor ≤5
-
28
18
-
0
400
180
0
0,00%
60,87%
39,13%
0,00%
580/4
6
12,6
Jumlah 46 580 100% 12,6
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 100/162
84
Tabel 16 menunjukkan bahwa keterampilan siswa dalam memilih kata
yang sesuai untuk menyusun proposal kegiatan mencapai kategori baik
dengan skor rata-rata 12,6. Berdasarkan hasil tes belum ada siswa yang
mencapai skor pada rentang 15< skor ≤20 atau kategori sangat baik.
Kategori baik dengan rentang skor 10< skor ≤15 dicapai 28 siswa atau
60,87%. Kategori cukup dengan rentang skor 5< skor ≤10 dicapai oleh 18
siswa atau 39,13%. Pada siklus I ini tidak ada siswa yang mendapatkan skor
di bawah 55 atau kategori kurang. Untuk lebih jelasnya, hasil tersebut dapat
dilihat pada grafik 7 berikut ini.
0,00%
60,87%
39,13%
0,00%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
P e r s e n t a s e
s i s w a
Sangat baik Baik Cukup Kurang
Kategori
Grafik 7. Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan
Aspek Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca
Grafik di atas memperlihatkan bahwa kategori baik paling tinggi,
yaitu berada pada angka 60,87%. Artinya sebanyak 60,87% siswa dari jumlah
keseluruhan memperoleh kategori baik. 39,13% mencapai kategori cukup.
Untuk kategori sangat baik dan kurang berada pada angka 0,00%, atau tidak
ada siswa yang mendapatkan kategori sangat baik dan kurang.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 101/162
85
4.1.2.1.4 Aspek Penyusunan Kalimat
Aspek penyusunan kalimat penilaiannya difokuskan pada kemampuan
siswa dalam menyusun kalimat yang efektif. Hasil tes untuk keterampilan
menyusun kalimat efektif dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 17. Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus I
Aspek Penyusunan Kalimat
No Kategori Rentang Skor FrekuensiBobot
Skor
%Rata-
rata
1.
2.
3.
4
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
15< skor ≤20
10< skor ≤15
5< skor ≤10
0< skor ≤5
-
8
38
-
0
106
380
0
0,00%
17,39%
82,61%
0,00%
486/46
10,6
Jumlah 46 486 100% 10,6
Data pada tabel 17 di atas menunjukkan bahwa keterampilan siswa
dalam menyusun kalimat efektif berada pada kategori baik dengan rata-rata
skor 10,6. Pada siklus I ini, tidak ada siswa yang memperoleh skor dengan
rentang skor 0< skor ≤5 dengan kategori kurang. Untuk kategori cukup
dengan rentang skor 5< skor ≤10 dicapai 38 siswa atau 82,61%. Sisanya 8
siswa atau 17,39% memperoleh kategori baik dengan rentang skor 10< skor
≤15. Untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 15< skor ≤20 tidak ada
siswa yang mencapainya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 8
berikut ini.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 102/162
86
0,00%
17,39%
82,61%
0,00%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
P e r s e n t a s e s i s w a
Sangat baik Baik Cukup Kurang
Kategori
Grafik 8. Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan
Aspek Penyusunan Kalimat
Grafik di atas memperlihatkan bahwa kategori cukup paling tinggi,
yaitu berada pada angka 82,61%. Artinya sebanyak 82,61% siswa dari jumlah
keseluruhan memperoleh kategori baik. Sisanya 17,39% mencapai kategori
baik. Untuk kategori sangat baik dan kurang berada pada angka 0,00%, atau
tidak ada siswa yang mendapatkan kategori sangat baik dan kurang.
4.1.2.1.5 Aspek Kesesuaian Unsur
Fokus penilaian untuk aspek kesesuaian unsur adalah tingkat
kesesuaian penjelasan masing-masing unsur proposal kegiatan. Hasil tes aspek
ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 18. Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus I
Aspek Kesesuaian Tiap Unsur
No. Kategori Rentang Skor FrekuensiBobot
Skor %
Rata-
rata
1.
2.
3.
4
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
7< skor ≤10
5< skor ≤7
2< skor ≤5
0< skor ≤2
5
21
20
-
40
150
85
0
10,87%
45,65%
32,61%
0,00%
275/46
6,0
Jumlah 46 275 100% 6,0
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 103/162
87
Tabel 18 di atas menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam
menulis proposal aspek kesesuaian unsur setelah dilakukan tindakan siklus I
mencapai kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata skor aspek ini
yaitu 6,0. Untuk kategori kurang dengan rentang skor 0< skor ≤2 tidak ada
yang memperolehnya. Kategori cukup dengan rentang skor 2< skor ≤5
dicapai 20 siswa atau 43,48%. Kategori baik dengan rentang skor 5< skor ≤7
dicapai 21 siswa atau 45,65%. Untuk kategori sangat baik dengan rentang
skor 7< skor ≤10 dicapai 5 siswa atau 10,87%. Untuk lebih jelasnya, hasil
tersebut dapat dilihat pada grafik 8 berikut.
10,87%
45,65% 43,48%
0,00%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
P e r s e n t a s e s i s w a
Sangat baik Baik Cukup Kurang
Kategori
Grafik 9. Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan
Aspek Kesesuaian Tiap Unsur
Grafik di atas memperlihatkan bahwa kategori baik paling tinggi,
yaitu berada pada angka 56,52%. Artinya sebanyak 56,52% siswa dari jumlah
keseluruhan memperoleh kategori baik. Sisanya 43,48% mencapai kategori
cukup. Untuk kategori sangat baik dan kurang berada pada angka 0,00%, atau
tidak ada siswa yang mendapatkan kategori sangat baik dan kurang.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 104/162
88
4.1.2.1.6 Aspek Sistematika Penulisan
Aspek sistematika tulisan penilaiannya difokuskan pada benar
tidaknya cara penulisan proposal kegiatan yang ditulis siswa. Apakah sudah
sesuai dengan sistematika atau belum. Hasil tes prasiklus untuk aspek
sistematika penulisan dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 19. Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus I
Aspek Sistematika Penulisan
No KategoriRentang
Skor Frekuensi
Bobot
Skor % Rata-rata
1.
2.
3.
4
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
7< skor ≤10
5< skor ≤7
2< skor ≤5
0< skor ≤2
10
21
15
-
81
147
75
0
21,74%
45,65%
32,61%
0,00%
303/46
6,4
Jumlah 46 303 100% 6,4
Data pada tabel 19 di atas menunjukkan bahwa keterampilan menulis
proposal kegiatan siswa aspek kesesuaian tiap unsur untuk kategori kurang
dengan skor 0< skor ≤2 tidak dicapai siswa atau sebesar 0,00%. Sedangkan
untuk kategori cukup dengan skor 2< skor ≤5 dicapai 37 siswa atau
80,43%.Untuk kategori baik dengan rentang skor 5< skor ≤7 diperoleh 9 siswa
atau 19,57%.Untuk kategori sangat baik dengan skor 7< skor ≤10 belum ada
siswa yang mencapainya atau 0,00%. Rata-rata kelas untuk aspek kesesuaian
tiap unsur adalah sebesar 4,9 atau berada pada kategori baik. Hasil ini juga
dapat dilihat pada grafik 10 berikut.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 105/162
89
21,74%
45,65%
32,61%
0,00%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
P e r s e n t a s e s i s w a
Sangat baik Baik Cukup Kurang
Kategori
Grafik 10. Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan
Aspek Sistematika Penulisan
Grafik 10 di atas memperlihatkan bahwa kategori baik paling tinggi,
yaitu berada pada angka 45,65%. Artinya sebanyak 45,65% siswa dari jumlah
keseluruhan memperoleh kategori baik. Kategori sangat baik mencapai angka
21,74%. Kategori cukup dicapai 32,61%. Untuk kategori kurang berada pada
angka 0,00%, atau tidak ada siswa yang mendapatkan kategori sangat baik
dan kurang.
4.1.2.1.7 Aspek Kerapian Tulisan
Aspek kerapian tulisan fokus penilaiannya adalah pada format proposal,
kejelasan dan kerapian tulisan.
Tabel 20. Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus I
Aspek Kerapian Tulisan
No. KategoriRentang
Skor Frekuensi
Bobot
Skor %
Rata-
rata
1.
2.
3.
4
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
7< skor ≤10
5< skor ≤7
2< skor ≤5
0< skor ≤2
17
20
9
-
170
140
45
0
36,96%
43,48%
19,57%
0,00%
355/46
7,7
Jumlah 46 355 100% 7,7
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 106/162
90
Tabel 20 di atas menunjukkan bahwa aspek bentuk dan kerapian untuk
kategori sangat baik dengan rentang skor 7< skor ≤10 dicapai 17 siswa atau
36,96%. Kategori baik dicapai 20 siswa atau 43,48%. Sisanya 9 siswa atau
19,57% mendapat kategori cukup dengan rentang skor 0< skor ≤2. Jadi aspek
kerapian tulisan pada siklus I ini mencapai nilai rata-rata 7,7 atau kategori
sangat baik. Hasil tersebut dapat dilihat pada grafik 11 berikut.
36,96%43,48%
19,57%
0,00%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
P e r s e n t a s e s i s w a
Sangat baik Baik Cukup Kurang
Kategori
Grafik 11. Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan
Aspek Kerapian Tulisan
Grafik 11 di atas memperlihatkan bahwa kategori baik paling tinggi,
yaitu berada pada angka 43,48%. Artinya sebanyak 43,48% siswa dari jumlah
keseluruhan memperoleh kategori baik. 36,96% mencapai kategori sangat
baik. Kategori cukup berada pada angka 19,57%.Untuk kategori kurang
berada pada angka 0,00%, artinya tidak ada siswa yang mendapatkan kategori
kurang.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 107/162
91
4.1.2.2 Hasil Nontes Siklus I
Data nontes siklus I berupa data hasil observasi yang dilakukan
selama proses pembelajaran, jurnal dan wawancara.
4.1.2.2.1 Observasi
Pada siklus I ini terdapat beberapa perilaku yang terdeskripsi melalui
observasi. Selama dilaksanakan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual
komponen pemodelan dan inkuiri, tidak semua siswa dapat mengikuti dengan
baik. Peneliti menyadari bahwa peneliti sendiri baru 3 kali masuk kelas
tersebut, jadi masih perlu penyesuaian.
Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa untuk jenis perilaku
keaktifan mendengarkan penjelasan guru mencapai 48% atau pada kategori
cukup. Observasi ini diperoleh dari kelima aspek yang diamati, yaitu semangat
siswa dalam mendengarkan penjelasan guru berada pada kategori cukup
dengan skor 3. Pada siklus I ini siswa cukup semangat dalam mendengarkan
penjelasan guru, meskipun ada beberapa siswa yang kurang bersemangat
mendengarkan penjelasan guru pada saat pembelajaran, lebih dari 50% siswa
cukup perhatian terhadap penjelasan guru, jadi untuk perilaku ini berada pada
kategori baik dengan skor 4. Pada siklus I ini hanya ada 2 siswa yang berani
bertanya pada guru, berarti masih dalam kategori kurang. Begitu juga dengan
jawaban yang diberikan siswa terhadap pertanyaan guru masih ada dalam
kategori kurang dengan skor 2.
Jenis perilaku kedua yang diamati adalah keaktifan siswa selama
pembelajaran menulis proposal kegiatan dengan pendekatan kontekstual
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 108/162
92
komponen inkuiri dan pemodelan. Ada 10 aspek yang menjadi sasaran
observasi. Sasaran pertama yaitu kerjasama antarsiswa saat pembelajaran
menulis proposal. Berdasarkan pengamatan, pada siklus I kerjasama siswa baik
dengan skor 4. Sasaran kedua yaitu keaktifan siswa dalam bekerja kelompok
mendapat skor 4 atau dalam kategori baik. Ini menunjukkan bahwa pada siklus
I masing-masing kelompok aktif bekerja. Pembelajaran menulis proposal ini
menggunakan berbagai sumber, dari buku paket dan contoh proposal yang
sudah ada. Jadi untuk aspek ini berada pada kategori cukup dengan skor 3.
Ketika guru menghadirkan model dalam pembelajaran, perhatian siswa
terhadap model sudah cukup baik dengan skor 4. artinya sebagian besar siswa
tertarik dan serius dalam mengamati model. Meskipun mereka memperhatikan
model, hanya beberapa siswa yang bertanya tentang model. Siswa melalui
kerja kelompok mulai merumuskan hipotesis tentang proposal kegiatan yang
baik, sehingga untuk aspek ini berada pada kategori kurang dengan skor 2.
untuk menjawab hipotesis tersebut, siswa terlihat mengumpulkan data dari
model, keseriusan siswa untuk mengumpulkan data berada pada kategori baik
dengan skor 4.
Setelah mengumpulkan data, terlihat siswa membuat simpulan untuk
menjawab hipotesis yang telah mereka ajukan. Simpulan yang dilakukan siswa
dapat dikategorikan kurang dengan skor 2. Peran guru sebagai fasilitator dan
motivator tergolong baik dengan skor 4. Artinya guru mampu membantu siswa
dalam belajar menulis proposal kegiatan.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 109/162
93
Penyajian hasil karya siswa tergolong baik dengan skor 4. Karena hasil
karya siswa ditempel di depan kelas sehingga siswa lain dapat melihat dan
membandingkan dengan proposal kegiatan yang telah mereka tulis. Dari
sepuluh aspek tersebut, untuk keaktifan siswa selama pembelajaran menulis
proposal kegiatan mencapai 35 atau 78%.
Perilaku ketiga yang diamati adalah keaktifan siswa dalam mengerjakan
tugas menulis proposal kegiatan. Untuk perilaku ini mencapai skor 11 atau
73.3%. Sasaran yang diobservasi ada tiga, yaitu keseriusan siswa dalam
menyelesaikan tugas menulis proposal kegiatan yang mencapai kategori baik
dengan skor 3. Sebagian siswa tampak serius dalam mengerjakan tugas
menulis proposal kegiatan. Perilaku siswa dalam mengerjakan tugas menulis
proposal kegiatan dapat dikategorikan baik dengan skor 4, karena sebagian
besar siswa mengerjakan dengan sungguh-sungguh tugas menulis proposal
yang diberikan guru. Sasaran yang ketiga yaitu ketepatan waktu, siswa dalam
mengerjakan tugas yang diberikan belum semuanya dapat selesai tepat waktu,
jadi masih pada kategori cukup dengan skor 3. artinya ada siswa yang mampu
menyelesaikan tugas tepat waktu dan ada yang tidak mampu menyelesaikannya
pada waktu yang telah ditentukan.
Dari ketiga jenis perilaku yang di amati dan beberapa sasaran observasi
diperoleh skor 58 atau 64,44%.
4.1.2.2.2 Jurnal
Jurnal yang digunakan pada siklus I ini adalah jurnal siswa dan jurnal
guru. Penggunaan jurnal dimaksudkan untuk mendapatkan data nontes yang
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 110/162
94
berkenaan dengan respon siswa terhadap pembelajaran menulis proposal
kegiatan dengan pendekatan kontekstual komponen pemodelan dan inkuiri.
A. Jurnal Siswa
Jurnal siswa dibagikan pada akhir pembelajaran menulis proposal
kegiatan dengan pendekatan kontekstual komponen inkuiri dan pemodelan.
Jurnal diisi secara individu untuk mengetahui respon siswa tarhadap
pembelajaran yang telah diikuti. Jurnal siswa berisi empat pertanyaan
berkenaan dengan 1) minat siswa terhadap pembelajaran menulis proposal
kegiatan dengan pendekatan kontekstual komponen inkuiri dan pemodelan, 2)
kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menulis proposal kegiatan, 3)
pendapat siswa tentang pembelajaran menulis proposal egiatan dengan
pendekatan kontekstual komponen inkuiri dan pemodelan, 4) keinginan-
keinginan siswa terhadap pembelajaran yang telah diikuti.
Dari hasil jurnal siswa pada siklus I ini diketahui bahwa sebagian
besar siswa senang mengikuti pembelajaran menulis proposal kegiatan
dengan pendekatan kontekstual komponen inkuiri dan pemodelan. Menurut
mereka pembelajaran cukup menyenangkan meskipun mereka masih bingung
dengan pola pembelajaran yang diterapkan guru. Kebebasan yang diberikan
guru untuk menemukan sendiri pengetahuan tentang proposal dan kebebasan
untuk berdiskusi membuat mereka tidak jenuh.
Pada siklus I ini mereka masih mengalami kesulitan dalam menulis
proposal kegiatan. Kesulitan yang dialami adalah saat menentukan jenis
kegiatan dan tema kegiatan, kesulitan dalam menyusun latar belakang, sulit
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 111/162
95
memilih kosa kata yang tepat dan kesulitan menyusun kalimat yang efektif.
Mereka juga sulit membiasakan diri menulis dengan ejaan yang baik dan
benar.
Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa merupakan hal yang wajar,
mengingat keterampilan menulis merupakan hal yang rumit karena menuntut
keterampilan mengolah kata untuk menyampaikan gagasan atau ide, dan
tidak semua siswa menguasainya. Selain itu, materi proposal kegiatan adalah
hal yang baru bagi sebagian besar siswa, meskipun ada beberapa siswa yang
sudah berpengalaman menulis proposal kegiatan karena mereka aktif dalam
kegiatan ekstrakurikuler atau kegiatan keorganisasian lain. Meski demikian,
pembelajaran menulis proposal kegiatan dapat memberikan pengetahuan baru
yang bermakna bagi siswa.
Setelah mengikuti pembelajaran menulis proposal dengan pendekatan
kontekstual komponen pemodelan dan inkuiri mereka berpendapat bahwa
pembelajaran ini dapat menambah pengetahuan mereka tentang proposal
kegiatan, karena guru menghadirkan model yang sangat membantu mereka
untuk menemukan pengetahuan tentang proposal. Proses inkuiri yang telah
dilakukan membuat mereka mampu berpikir sistematis dan meningkatkan
kemampuan mereka menulis proposal. Meskipun demikian, menurut mereka
guru harus menjelaskan lebih dalam teori tentang proposal, menjelaskan
langkah-langkah dalam menyusun proposal kegiatan dan menmberikan
latihan menyusun kalimat. Contoh proposal kegiatan yang dihadirkan guru
sebagai model pembelajaran juga perlu ditambah agar lebih variatif.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 112/162
96
B. Jurnal guru
Jurnal guru ditulis guru saat pembelajaran menulis proposal kegiatan
dengan pendekatan kontekstual komponen inkuiri dan pemodelan selesai.
Jurnal guru merupakan catatan-catatan kejadian dalam proses pembelajaran
yang berkenaan dengan hal yang dialami siswa dan keberhasilan
pembelajaran.
Dari hasil jurnal guru diketahui bahwa pada siklus I kegiatan
pembelajaan sudah berlangsung cukup baik, guru dalam menyampaikan
pelajaran cukup baik, hanya saja guru masih kurang tegas dalam menghadapi
siswa yang tidak disiplin. Pada siklus I ini memang ada beberapa siswa yang
kurang disiplin saat mengikuti pembelajaran, misalnya terlambat masuk
kelas, keluar kelas tanpa izin dan membicarakan sesuatu di luar materi
pelajaran dengan temannya.
4.1.2.2.3 Wawancara
Wawancara dilakukan peneliti setelah didapatkan nilai hasil tes untuk
siklus I ini. Peneliti mewawancarai sembilan orang siswa, tiga siswa dengan
nilai rendah, tiga siswa dengan nilai sedang, dan tiga siswa dengan nilai
tinggi. Wawancara dilakukan sendiri oleh peneliti di luar pembelajaran
dengan menggunakan alat perekam. Peneliti mengajukan sebelas pertanyaan
kepada masing-masing responden. Wawancara yang dilakukan pada siklus I
ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menulis
proposal kegiatan dengan pendekatan kontekstual komponen pemodelan
dan inkuiri yang telah dilaksanakan. Dari hasil wawancara, diketahui bahwa
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 113/162
97
tiga siswa yang memperoleh nilai tinggi dan tiga siswa yang memperoleh
nilai sedang, selama ini sangat berminat dengan pembelajaran menulis.
Sedangkan tiga siswa yang nilainya rendah selama ini memang kurang
berminat pada pembelajaran menulis karena cukup rumit dan sulit dalam
menuangkan gagasan dalam bahasa tulis. Dari kesembilan siswa tersebut, dua
orang siswa yang sudah pernah belajar menulis proposal kegiatan
sebelumnya. Bahkan di antara mereka sudah berpengalaman menulis
proposal kegiatan, karena mereka adalah pengurus OSIS dan aktif dalam
kegiatan karang taruna di kampungnya. Dengan dihadirkannya model dalam
pembelajaran, mereka merasa termotivasi dan terbantu dalam menyusun
proposal kegiatan. Ketika diminta untuk menulis proposal kegiatan mereka
mengaku agak malas mengingat proposal yang penulisannya sulit. Kesulitan
yang dialami saat menulis proposal kegiatan adalah dalam menentukan
kegiatan, tema kegiatan, membuat latar belakang dan menyusun kalimat yang
baik dan benar.
Setelah mewawancarai kesembilan siswa tersebut, terungkap
keinginan mereka dalam pembelajaran menulis proposal kegiatan, yaitu
keinginan untuk menambah model pembelajaran. Mereka juga menginginkan
agar guru menjelaskan langkah-langkah menulis proposal kegiatan. Mengenai
pembelajaran inkuiri yang telah dilaksanakan, menurut pendapat mereka
sangat membantu mereka untuk berpikir secara runtut dan sistematis, karena
melalui beberapa langkah.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 114/162
98
4.1.2.2.4 Dokumentasi Foto
Dokumentasi foto dilakukan saat proses pembelajaran menulis
proposal kegiatan berlangsung. Fokus pengambilan dokumentasi foto adalah
kegiatan diskusi, keaktifan siswa, dan kegiatan tes. Dokumentasi foto ini
sebagai bukti pelaksanaan kegiatan pembelajaran selama penelitian
berlangsung . Deskripsi hasil dokumentasi foto pada siklus satu adalah
sebagai berikut.
Gambar 1. Kegiatan Awal Pembelajaran
Gambar 1 di atas menunjukkan kegiatan siswa saat pembelajaran
berlangsung, yaitu pada awal pembelajaran saat guru melakukan apersepsi
dan menyampaikan tujuan pembelajaran . Dari gambar di atas terlihat kondisi
kelas dan siswa yang bermacam-macam terlihat sebagian siswa
memperhatikan guru, tetapi ada juga siswa yang kurang semangat, terlihat
salah seorang siswa yang menyandarkan kepalanya di atas meja. Salah
seorang siswa bertanya kepada guru tentang pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 115/162
99
Gambar 2. Aktivitas Siswa Mengamati Model
Gambar 2 di atas memperlihatkan aktivitas siswa saat mengamati
model pembelajaran yang dihadirkan guru. Dari gambar tersebut terlihat
bahwa siswa tertarik terhadap model yang dihadirkan guru. Masing-masing
kelompok mendapatkan satu model yang dapat diamati bersama anggota
kelompoknya pada gambar tersebut. Seorang siswa pada satu kelompok
terlihat serius mengamati model, meskipun belum terlihat kekompakan atau
kerjasama saat mengamati model.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 116/162
100
Gambar 3. Kegiatan Diskusi Siswa
Setelah mengamati model, masing-masing kelompok berdiskusi untuk
menemukan pengetahuan tentang proposal pada model tersebut. Kemudian
mereka mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, dan menyimpulkan apa
yang mereka rumuskan. Selanjutnya mereka menyusun proposal kegiatan.
Gambar 4. Aktivitas Siswa Menempelkan Hasil Karya pada Dinding Kelas
Gambar 4 memperlihatkan aktivitas siswa memperlihatkan hasil
karyanya. Salah satu anggota kelompok menempelkan hasil karyanya di
dinding kelas sehingga dapat diamati oleh kelompok lain.
4.1.2 Hasil Siklus II
Hasil tes siklus I menunjukkan bahwa keterampilan siswa menulis
proposal kegiatan siswa kelas II IA 2 baru dalam kategori cukup dan belum
memenuhi target maksimal pencapaian nilai rata-rata kelas yang telah
ditetapkan. Selain itu perubahan tingkah laku siswa masih tergolong normal,
artinya belum tampak perubahan yang berarti. Untuk itu, tindakan siklus II
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 117/162
101
ini dilaksanakan untuk mengatasi masalah tersebut. Penelitian pada siklus II
ini dilaksanakan dengan rencana dan persiapan yang lebih matang daripada
siklus I. Pembelajaran pada siklus II ini masih menggunakan pendekatan
kontekstual komponen pemodelan dan inkuiri, tetapi telah dilakukan
perbaikan-perbaikan untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul pada
siklius I. Berikut ini hasil tes dan nontes pada siklus II.
4.1.2.1 Hasil Tes Siklus II
Hasil tes siklus II adalah hasil tes menulis proposal kegiatan dengan
pendekatan kontekstual komponen pemodelan dan inkuiri yang kedua setelah
dilaksanakan perbaikan-perbaikan pembelajaran. Kriteria penilaiannya masih
sama, yaitu meliputi enam aspek, 1) aspek kelengkapan unsur, 2) aspek
penggunaan ejaan dan tanda baca, 3) aspek pilihan kata, 4) aspek penyusunan
kalimat, 5) aspek kesesuaian tiap unsur, 6) aspek sistematika penulisan, dan
7) aspek kerapian tulisan. Tabel 21 berikut akan menunjukkan hasil tes
keterampilan menulis proposal kegiatan pada siklus II.
Tabel 21. Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus II
No Kategori Rentang Nilai FrekuensiBobot
Skor % Rata-rata
1.
2.
3.
4
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
84<Nilai≤100
69<Nilai≤84
54<Nilai≤69
0<Nilai≤54
6
32
8
-
511
2453
536
0
13,04%
69,57%
17,39%
0,00%
76,1
Jumlah 46 3500 100%
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 118/162
102
Data pada tabel 21 menunjukkan bahwa pada siklus II keterampilan
siswa kelas XI IA 2 SMA Negeri 9 Semarang dalam menulis proposal
kegiatan yang pembelajarannya menggunakan pendekatan kontekstual
komponen inkuiri dan pemodelan untuk kategori sangat baik dengan skor
84<Nilai≤100 dicapai 6 siswa atau 13,04%. Untuk kategori baik dengan skor
69<Nilai≤84 dicapai 32 siswa atau 69,57%. Kategori cukup dengan skor
54<Nilai≤69 dicapai 8 siswa atau 17,39%. Pada siklus II ini tidak ada siswa
yang memperoleh nilai kurang dari 55 atau pada kategori kurang. Jadi rata-
rata keterampilan siswa kelas XI IA 2 dalam menulis proposal kegiatan
adalah 76,1 atau mencapai kategori sangat baik.
Hasil tes keterampilan menulis proposal kegiatan siklus II ini juga
dapat diamati pada grafik 12 berikut.
13,04%
69,57%
17,39%
0,00%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
P e r s e n
t a s e s i s w a
Sangat baik Baik Cukup Kurang
Kategori
Grafik 12 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus II
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 119/162
103
Grafik di atas memperlihatkan bahwa pada siklus II kategori baik
paling tinggi, yaitu berada pada angka 69,57%. Artinya sebanyak 69,57%
siswa dari jumlah keseluruhan memperoleh kategori baik. 13,04% memperoleh
kategori angat baik. Kategori cukup berada pada angka 17,39%. Untuk
kategori kurang berada pada angka 0,00%, artinya tidak ada siswa yang
mendapatkan kategori kurang pada siklus II ini.
Hasil tes menulis proposal kegiatan siklus II juga dapat dilihat pada
grafik pencaran nilai berikut ini.
30
40
50
60
70
80
90
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46
Grafik 13. Pencaran Nilai Hasil Tes
Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus II
Grafik 13 di atas menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa pada
siklus II berada antara 60-90. 8 siswa berada pada rentang 60-70, 13 siswa
berada pada rentang 80-90 dan sisanya 25 siswa berada pada rentang 70-80.
Peningkatan keterampilan siswa menulis proposal kegiatan tersebut
dapat disebabkan dua faktor, yaitu faktor dari siswa dan faktor strategi.
Faktor yang berasal darin siswa yaitu siswa sudah mampu memahami dan
menulis proposal kegiatan dengan baik, sehingga nilainya memenuhi target
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 120/162
104
yang ditentukan, meskipun beberapa siswa ada yang belum mencapai target
nilai yang ditentukan. Faktor yang kedua, yaitu strategi yang digunakan guru
dalam pembelajaran. Penerapan pendekatan kontekstual komponen inkuiri
dan pemodelan, guru berhasil meningkatkan kemampuan siswa dalam
menulis proposal kegiatan.
Hasil tersebut menunjukkan keberhasilan guru dalam menerapkan
pendekatann kontekstual komponen pemodelan dan inkuiri. Setelah
mengikuti pembelajaran, siswa sudah mampu menulis proposal kegiatan
dengan baik, yang terbukti dari kelengkapan unsur-unsur dalam proposal
yang ditulis siswa, sedikitnya kesalahan penggunaan ejaan dan tanda baca
dalam tulisan siswa, pilihan kata yang diigunakan tepat, meningkatnya
kemampuan menyusun kalimat, meningkatnya kemampuan mengungkapkan
tiap unsur dengan sesuai, meningkatnya kemampuan menulis proposal
kegiatan sesuai dengan sistematika dan meningkatnya kerapian tulisan siswa.
4.1.2.1.1 Aspek Kelengkapan Unsur
Pada aspek kelengkapan unsur siklus II ini penilaian masih dipusatkan
pada lengkap tidaknya unsur-unsur yang harus tercantum dalam proposal
kegiatan. Hasil tes pada aspek kelengkapan unsur dapat dilihat pada tabel 22
berikut.
Tabel 22. Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus II
Aspek Kelengkapan Unsur
No. Kategori Rentang Skor FrekuensiBobot
Skor %
Rata-
rata
1.
2.
Sangat baik
Baik
15< skor ≤20
10< skor ≤15
27
19
509
278
58,70%
41,30%
787/46
17,1
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 121/162
105
3.
4
Cukup
Kurang
5< skor ≤10
0< skor ≤5
-
-
0
0
0%
0%
Jumlah 46 787 100% 17,1
Data pada tabel 22 di atas menunjukkan bahwa pada siklus II
keterampilan siswa menulis proposal kegiatan aspek kelengkapan unsur
untuk kategori sangat baik dengan skor 15< skor ≤20 dicapai 27 siswa atau
58,70%. Untuk kategori baik dengan skor 10<skor ≤15 dicapai 19 siswa atau
41,30%. Kategori cukup dengan skor 5<skor ≤10 dan kategori kurang dengan
rentang skor 0<skor ≤5 tidak diperoleh siswa atau 0%. Jadi rata-rata
keterampilan siswa kelas XI IA 2 dalam menulis proposal kegiatan aspek
kelengkapan unsur pada siklus II ini adalah 17,1 atau sudah mencapai
kategori sangat baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 14
berikut ini.
58,70%
41,30%
0,00% 0,00%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
P
e r s e n t a s e s i s w a
Sangat baik Baik Cukup Kurang
Kategori
Grafik 14 Hasil Tes Menulis Proposal Kegiatan Siklus II
Aspek Kelengkapan Unsur Proposal Kegiatan
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 122/162
106
Grafik 14 di atas memperlihatkan bahwa pada siklus II kategori sangat
baik paling tinggi, yaitu berada pada angka 58,70%. Artinya sebanyak 58,70%
siswa dari jumlah keseluruhan memperoleh kategori sangat baik. Sisanya
41,30% memperoleh kategori baik. Kategori cukup dan kurang berada pada
angka 0,00%, artinya tidak ada siswa yang mendapatkan kategori cukup dan
kurang pada siklus II ini.
4.1.2.1.2 Aspek Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca
Pada siklus II ini, untuk aspek penggunaan ejaan dan tanda baca
penilaiannya masih difokuskan pada penggunaan huruf kapital, pemenggalan
kata, penggunaan ejaan dan tanda baca. Hasil tes untuk aspek ini dapat dilihat
pada tabel 23 berikut.
Tabel 23 Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus II
Aspek Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca
No. KategoriRentang
Skor Frekuensi
Bobot
Skor % Rata-rata
1.
2.
3.
4
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
7< skor ≤10
5< skor ≤7
2< skor ≤5
0< skor ≤2
17
28
1
-
170
196
5
0
36,96%
60,87%
2,17%
0,00%
371/46
8,1
Jumlah 46 371 100% 8,1
Data pada tabel 23 menunjukkan bahwa keterampilan siswa dalam
menggunakan ejaan sudah tidak ada yang memperoleh kategori kurang atau
0,00%. Kategori cukup dengan rentang skor 2< skor ≤5 diperoleh 1 siswa atau
2,17%. 28 siswa atau 60,87% mendapat kategori baik dengan rentang skor
5< skor ≤7. Untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 7< skor ≤10
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 123/162
107
dicapai 17 siswa atau sebesar 36,96% . Jadi rata-rata kemampuan siswa kelas
XI IA 2 untuk aspek penggunaan ejaan dan tanda baca pada siklus II adalah
8,1 atau berada pada kategori sangat baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada grafik 12 berikut ini.
36,96%
60,87%
2,17%0,00%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
P e r s e n t a s e
s i s w a
Sangat baik Baik Cukup Kurang
Kategori
Grafik 15. Hasil Tes Menulis Proposal Kegiatan
Aspek Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca
Grafik 15 di atas memperlihatkan bahwa aspek penggunaan ejaan dan
tanda baca pada siklus II kategori baik paling tinggi, yaitu berada pada angka
60,87%. Artinya sebanyak 60,87% siswa dari jumlah keseluruhan memperoleh
kategori baik. Sisanya 36,96% memperoleh kategori sangat baik. Kategori
cukup hanya 2,17% dan kategori kurang berada pada angka 0,00%, artinya
tidak ada siswa yang mendapatkan kategori kurang pada siklus II ini.
4.1.2.1.3 Aspek Pilihan Kata
Aspek pilihan kata pada siklus II panilaiannya masih difokuskan pada
kesesuaian kata yang dipilih untuk menyampaikan ide atau gagasannya. Hasil
aspek ketepatan pilihan kata dapat dilihat pada tabel berikut.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 124/162
108
Tabel 24. Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus II
Aspek Pilihan Kata
No. Kategori Rentang Skor FrekuensiBobot
Skor %
Rata-
rata
1.
2.
3.
4
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
15< skor ≤20
10< skor ≤15
5< skor ≤10
0< skor ≤5
3
43
-
-
52
625
0
0
6,52%
93,48%
0,00%
0,00%
677/46
14,7
Jumlah 46 677 100% 14,7
Tabel 24 menunjukkan bahwa keterampilan siswa dalam memilih kata
yang sesuai untuk menyusun proposal kegiatan pada siklus II mencapai
kategori baik dengan skor rata-rata 14,7. Berdasarkan hasil tes 3 siswa
berhasil mencapai skor pada rentang 15< skor ≤20 atau kategori sangat baik.
Kategori baik dengan rentang skor 10< skor ≤15 dicapai 43 siswa atau
93,48%. Sudah tidak ada siswa yang mendapatkan kategori cukup dengan
rentang skor 5< skor ≤10 atau 0,00%. Begitu juga dengan rentang skor 0<
skor ≤5 atau kategori kurang sudah tidak ada siswa yang berada pada
kategori tersebut.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 125/162
109
6,52%
93,48%
0,00% 0,00%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
P e r s e n t a s e s i s w a
Sanga t ba ik Baik Cukup Kurang
Kategori
Grafik 16. Hasil Tes Menulis Proposal Kegiatan Aspek Pilihan Kata (Diksi)
Grafik 16 di atas memperlihatkan bahwa aspek pilihan kata pada siklus
II kategori baik paling tinggi, yaitu berada pada angka 93,48%. Artinya
sebanyak 93,48% siswa dari jumlah keseluruhan memperoleh kategori baik.
Sisanya 6,52% memperoleh kategori sangat baik. Kategori cukup dan kategori
kurang berada pada angka 0,00%, artinya tidak ada siswa yang mendapatkan
kategori cukup dan kurang untuk aspek pilihan kata (diksi) pada siklus II ini.
4.1.2.1.4 Aspek Penyusunan Kalimat
Aspek penyusunan kalimat penilaiannya masih difokuskan pada
kemampuan siswa dalam menyusun kalimat yang efektif. Hasil tes untuk
keterampilan menyusun kalimat efektif dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 25. Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus II
Aspek Penyusunan Kalimat
No. KategoriRentang
Skor Frekuensi
Bobot
Skor %
Rata-
rata
1.
2.
3.
Sangat baik
Baik
Cukup
15<skor ≤20
10<skor ≤15
5<skor ≤10
-
37
9
0
503
90
0,00%
80,43%
19,57%
593/46
12,9
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 126/162
110
4 Kurang 0<skor ≤5 - 0 0,00%
Jumlah 46 593 100% 12,9
Data pada tabel 23 di atas menunjukkan bahwa keterampilan siswa
dalam menyusun kalimat efektif berada pada kategori baik dengan rata-rata
skor 12,9. Pada siklus II ini, tidak ada siswa yang memperoleh skor di bawah 5
dengan kategori kurang. Untuk kategori cukup dengan rentang skor 5< skor
≤10 dicapai 9 siswa atau 19,57%. 37 siswa atau 80,43% memperoleh kategori
baik dengan rentang skor 10< skor ≤15. Jadi pada siklus II ini untuk aspek
penyusunan kalimat masih belum ada siswa yang mencapai skor sangat baik.
Hasil ini juga dapat dilihat pada grafik 15 berikut.
0,00%
80,43%
19,57%
0,00%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
P e r s e n t a s e s i s w a
Sanga t baik Ba ik Cukup Kurang
Kategori
Grafik 17. Hasil Tes Menulis Proposal Kegiatan
Aspek Penyusunan Kalimat
Grafik 17 di atas memperlihatkan bahwa aspek penyusunan kalimat
pada siklus II kategori baik paling tinggi, yaitu berada pada angka 80,43%.
Artinya sebanyak 80,43% siswa dari jumlah keseluruhan memperoleh kategori
cukup. Sisanya 19,57% memperoleh kategori cukup. Kategori sangat baik dan
kategori kurang berada pada angka 0,00%, artinya tidak ada siswa yang
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 127/162
111
mendapatkan kategori sangat baik dan kurang untuk aspek penyusunan kalimat
pada siklus II ini.
4.1.2.1.5 Aspek Kesesuaian Tiap Unsur
Fokus penilaian untuk aspek kesesuaian unsur adalah tingkat
kesesuaian penjelasan masing-masing unsur proposal kegiatan. Hasil tes aspek
ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 26. Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus II
Aspek Kesesuaian Tiap Unsur
No. KategoriRentang
Skor Frekuensi
Bobot
Skor %
Rata-
rata
1.
2.
3.
4
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
7< skor ≤10
5< skor ≤7
2< skor ≤5
0< skor ≤2
16
28
2
-
131
195
10
0
34,78%
60,87%
4,35%
0,00%
336/46
7,3
Jumlah 46 336 100% 7,3
Tabel 24 di atas menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis
proposal dengan kesesuaian unsur setelah dilakukan tindakan siklus II
mencapai kategori baik dengan skor rata-rata 7,3. Pada siklus II ini tidak ada
siswa yang mendapat rentang skor 0< skor ≤2 atau kategori kurang. Kategori
cukup dengan rentang skor 2< skor ≤5 diperoleh 2 siswa atau 4,35%. Kategori
baik dengan rentang skor 5< skor ≤7 dicapai 28 siswa atau 60,87%. Dan 4
siswa atau 34,78% memperoleh kategori sangat baik dengan rentang skor 7<
skor ≤10. Hasil tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 128/162
112
34,78%
60,87%
4,35%0,00%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
P e r s e n t a s e s i s w a
Sangat baik Baik Cukup Kurang
Kategori
Grafik 18. Hasil Tes Menulis Proposal Kegiatan
Aspek Penyusunan Kalimat
Grafik di atas memperlihatkan bahwa aspek kesesuaian tiap unsur pada
siklus II kategori baik paling tinggi, yaitu berada pada angka 60,87%. Artinya
sebanyak 60,87% siswa dari jumlah keseluruhan memperoleh kategori cukup.
34,78% memperoleh kategori sangat baik. Kategori cukup 4,35% dan kategori
kurang untuk aspek penyusunan kalimat pada siklus II ini tidak ada siswa yang
mendapatkannya.
4.1.2.1.6. Aspek Sistematika Penulisan
Aspek sistematika Penulisan penilaiannya difokuskan pada benar
tidaknya cara penulisan proposal kegiatan yang ditulis siswa. Apakah sudah
sesuai dengan sistematika atau belum. Hasil tes prasiklus untuk aspek
sistematika penulisan dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 27. Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus I
Aspek Sistematika Penulisan
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 129/162
113
No KategoriRentang
Skor Frekuensi
Bobot
Skor % Rata-rata
1.
2.
3.
4
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
7< skor ≤10
5< skor ≤7
2< skor ≤5
0< skor ≤2
29
16
1
-
81
147
75
0
63,04%
34,78%
2,17%
0,00%
303/46
7,6
Jumlah 46 303 100% 7,6
Data pada tabel 27 di atas menunjukkan bahwa keterampilan menulis
proposal kegiatan siswa aspek kesesuaian tiap unsur untuk kategori kurang
dengan skor 0< skor ≤2 tidak dicapai siswa atau sebesar 0,00%. Sedangkan
untuk kategori cukup dengan skor 2< skor ≤5 hanya diperoleh 1 siswa atau
2,17%.Untuk kategori baik dengan rentang skor 5< skor ≤7 diperoleh 16 siswa
atau 34,78%.Untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 7< skor ≤10
dicapai 29 siswa atau 63,04%. Rata-rata kelas untuk aspek kesesuaian tiap
unsur adalah sebesar 7,6 atau berada pada kategori sangat baik. Hasil ini juga
dapat dilihat pada grafik berikut.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 130/162
114
63,04%
34,78%
2,17% 0,00%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
P e r s e n t a s e s i s w a
Sangat baik Baik Cukup Kurang
Kategori
Grafik 19. Hasil Tes Menulis Proposal Kegiatan
Aspek Sistematika Penulisan
Grafik 19 di atas memperlihatkan bahwa aspek sistematika penulisan
pada siklus II untuk kategori sangat baik paling tinggi, yaitu berada pada
angka 63,04%. Kategori baik dicapai 34,78% siswa. Kategori cukup 2,17%
siswa dan kategori kurang untuk aspek sistematika penulisan pada siklus II ini
tidak ada siswa yang mendapatkannya atau 0,00%.
4.1.2.1.7 Aspek Kerapian Tulisan
Pada aspek kerapian tulisan, fokus penilaiannya adalah pada, kejelasan
dan kerapian tulisan.
Tabel 28. Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus II
Aspek Kerapian Tulisan No. Kategori Rentang
Skor
Frekuensi Bobot
Skor
% Rata-
rata
1.
2.
3.
4
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
7< skor ≤10
5< skor ≤7
2< skor ≤5
0< skor ≤2
22
21
3
-
295
167
15
0
47,83%
45,65%
6,52%
0,00%
385/46
8,4
Jumlah 46 385 100% 8,4
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 131/162
115
Tabel 28 di atas menunjukkan bahwa pada siklus II, aspek kerapian
tulisan untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 7< skor ≤10 dicapai
22 siswa atau 47,83%. Kategori baik dicapai 21 siswa atau 45,65%. Sisanya 3
siswa atau 6,52% mendapat kategori cukup dengan rentang skor 2< skor ≤5.
Jadi aspek bentuk da kerapian pada siklus II ini mencapai nilai rata-rata 8,4
atau kategori sangat baik.
47,83% 45,65%
6,52%0,00%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
P e r s e n t a s e s i s w a
Sangat baik Baik Cukup Kurang
Kategori
Grafik 20. Hasil Tes Menulis Proposal Kegiatan
Aspek Kerapian Tulisan
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 132/162
116
Grafik 20 di atas memperlihatkan bahwa aspek kerapian tulisan pada
siklus II untuk kategori sangat baik paling tinggi, yaitu berada pada angka
47,83%. Kategori baik dicapai 45,65% siswa. Kategori cukup 6,52% siswa dan
kategori kurang untuk aspek kerapian tulisan pada siklus II ini tidak ada siswa
yang mendapatkannya atau 0,00%.
4.1.2.2 Hasil Nontes Siklus II
Hasil penelitian nontes pada siklus II ini masih diperoleh dari
observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto. Hasil dari ketiganya
adalah sebagai berikut.
4.1.2.2.1 Observasi
Pada siklus II ini observasi dilakukan selama proses pembelajaran
dengan pendekatan kontekstual komponen inkuiri dan pemodelan.
Berdasarkan hasil observasi, terlihat adanya perubahan perilaku siswa dari
perilaku pada siklus I. Untuk jenis perilaku keaktifan mendengarkan
penjelasan guru mencapai 76% atau pada kategori sangat baik.
Pada siklus II ini siswa semakin bersemangat mendengarkan
penjelasan guru, kalau pada siklus I semangat siswa pada kategori cukup,
pada siklus II ini menjadi baik dengan skor 4. Perhatian siswa terhadap
penjelasan guru masih berkategori baik dengan skor 4. Artinya lebih dari
70% siswa mendengarkan penjelasan guru.
Pada siklus II ini tangggapan siswa terhadap penjelasan guru masih
pada kategori cukup dengan skor 3. Siswa yang memberikan tanggapan
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 133/162
117
terhadap penjelasan guru ada 5 siswa, empat orang siswa putri dan seorang
siswa putra.
Pertanyaan siswa terhadap penjelasan guru termasuk baik dengan skor
4. Pertanyaan yang mereka lontarkan seputar kesulitan mereka tentang
penyusunan proposal kegiatan. Siswa yang aktif bertanya pada siklus II ini
ada 5 siswa, dua orang siswa putra dan tiga orang siswa putri.
Jenis perilaku kedua yang diamati adalah keaktifan siswa selam
pembelajaran menulis proposal kegiatan dengan pendekatan kontekstual
komponen pemodelan dan inkuiri. Ada 10 aspek yang menjadi sasaran
observasi. Sasaran pertama yaitu kerjasama antarsiswa saat pembelajaran
menulis proposal. Berdasarkan pengamatan pada siklus I kerjasama siswa
sangat baik dengan skor 5. Sasaran kedua yaitu keaktifan siswa dalam
bekerja kelompok mendapat skor 5 atau dalam kategori sangat baik. Ini
menunjukkan bahwa pada siklus I masing-masing kelompok aktif bekerja.
Pembelajaran menulis proposal ini menggunakan berbagai sumber, sumber
dari buku paket dan contoh proposal yang sudah ada. Jadi untuk aspek ini
berada pada kategori baik dengan skor 4.
Ketika guru menghadirkan model dalam pembelajaran, perhatian siswa
terhadap model sudah sangat baik dengan skor 5, artinya sebagian besar siswa
memperhatikan model. Meskipun mereka memperhatikan model, hanya
beberapa siswa yang bertanya tentang model. Siswa melalui kerja kelompok
mulai merumuskan hipotesis tentang proposal kegiatan yang baik, sehingga
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 134/162
118
untuk aspek ini berada pada kategori baik dengan skor 4. Untuk menjawab
hipotesis tersebut, siswa terlihat mengumpulkan data, keseriusan siswa untuk
mengumpulkan data berada pada kategori sangat baik dengan skor 5.
Setelah mengumpulkan data, terlihat siswa membuat simpulan untuk
menjawab hipotesis yang mereka susun. Simpulan yang dilakukan siswa dapat
dikategorikan cukup. Peran guru sebagai fasilitator dan motivator tergolong
baik dengan skor 4. Ini berarti bahwa guru mampu membantu siswa dalam
belajar menulis proposal kegiatan.
Penyajian hasil karya siswa tergolong baik dengan skor 4. Karena hasil
karya siswa ditempel di depan kelas sehingga siswa lain dapat melihat dan
menilainya. Dari sepuluh aspek tersebut, untuk keaktifan siswa selama
pembelajaran menulis proposal kegiatan mencapai 44 atau 88%.
Perilaku ketiga yang diobservasi adalah keaktifan siswa dalam
mengerjakan tugas menulis proposal kegiatan. Untuk perilaku ini mencapai
skor 13 atau 86%. Sasaran yang diobservasi ada tiga, yaitu keseriusan siswa
dalam menyelesaikan tugas menulis proposal kegiatan yang mencapai kategori
sangat baik dengan skor 5, sebagian siswa tampak serius dalam mengerjakan
tugas menulis proposal kegiatan. Perilaku siswa dalam mengerjakan tugas
menulis proposal kegiatan dapat dikategorikan baik dengan skor 4, karena
sebagian besar siswa mengerjakan dengan sungguh-sungguh tugas menulis
proposal yang diberikan guru. Sasaran yang ketiga yaitu ketepatan waktu siswa
dalam mengerjakan tugas yang diberikan mencapai kategori baik dengan skor
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 135/162
119
4, artinya ada siswa yang mampu menyelesaikan tugas tepat waktu dan ada
yang tidak mampu menyelesaikannya pada waktu yang telah ditentukan.
Dari ketiga jenis perilaku yang di amati dan beberapa sasaran observasi
diperoleh skor 76 atau 86%.
4.1.2.2.2 Jurnal
Jurnal yang digunakan pada siklus II ini masih sama dengan siklus I,
yaitu jurnal siswa dan jurnal guru, yang bertujuan untuk mengetahui respon
siswa terhadap pembelajaran menulis proposal kegiatan dengan pendekatan
kontekstual komponen inkuiri dan pemodelan.
A. Jurnal Siswa
Jurnal siswa pada siklus II menunjukkan bahwa mereka cukup senang
mengikuti pembelajaran menulis proposal kegiatan dengan pendekatan
kontekstual komponen pemodelan dan inkuiri. Mereka juga semakin
menguasai materi tentang proposal kegiatan, kesulitan yang dialami pada
siklus I mulai dapat diatasi pada siklus II ini.
Setelah mengikuti pembelajaran menulis proposal dengan pendekatan
kontekstual komponen inkuiri dan pemodelan mereka berpendapat bahwa
pembelajaran ini dapat menambah pengetahuan mereka tentang proposal
kegiatan, karena guru menghadirkan model yang sangat membantu mereka
untuk menemukan pengetahuan tentang proposal. proses inkuiri yang telah
dilakukan membuat mereka mampu berpikir sistematis dan meniungkatkan
kemampuan mereka menulis proposal. Meskipun demikian, menurut mereka
guru harus menjelaskan lebih dalam teori tentang proposal, menjelaskan
langkah-langkah dalam menyusun proposal kegiatan dan menjelaskan tentang
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 136/162
120
penyusunan kalimat efektif karena mereka masih kesulitan menyusun sebuah
kalimat yang efektif dan runtut. Hal lain yang diinginkan siswa dalam
pembelajaran kontekstual komponen inkuiri dan pemodelan adalah
dihadirkan lebih dari satu model sehingga mereka dapat membandingkannya.
B. Jurnal Guru
Jurnal guru ditulis guru saat pembelajaran menulis proposal kegiatan
dengan pendekatan kontekstual komponen inkuiri dan pemodelan selesai.
Jurnal guru merupakan catatan-catatan kejadian dalam proses pembelajaran
yang berkenaan dengan hal yang dialami siswa dan keberhasilan
pembelajaran.
Dari hasil jurnal guru diketahui bahwa pada siklus II kegiatan
pembelajaan berlangsung lebih baik dari siklus I, guru dalam menyampaikan
pelajaran cukup baik dan sudah mampu memotivasi siswa. Komunikasi
antara guru dengan siswa maupun antarsiswa berlangsung dengan sangat
baik, sehingga kelas terlihat hidup. Pada siklus II ini siswa sudah semakin
disiplin, sudah tidak ada siswa yang terlambat masuk kelas, tidak ada siswa
yang keluar kelas tanpa izin dan perhatian siswa terpusat pada materi
pembelajaran yang sedang dipelajari.
4.1.2.2.3 Wawancara
Wawancara pada siklus II ini dilaksanakan setelah hasil tes siklus II
diketahui. Wawancara masih dilaksanakan oleh peneliti di luar pembelajaran
dan dilakukan terhadap sembilan siswa, 3 siswa dengan nilai tinggi, 3 siswa
dengan nilai sedang, dan 3 siswa dengan nilai rendah.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 137/162
121
Hasil wawancara siklus II menunjukkan bahwa pada dasarnya mereka
berminat terhadap pembelajaran menulis. Salah satu siswa mengaku sering
menulis essai untuk dikirimkan ke majalah-majalah remaja. Tiga siswa yang
nilainya rendah mengaku baru pertama belajar proposal. Siswa yang lain
mengaku pernah melihat bentuk proposal di luar pembelajaran yang
dilakukan.
Kesembilan siswa mengaku senang mengikuti pembelajaran menulis
proposal kegiatan dengan pendekatan kontekstual komponen pemodelan dan
inkuiri. Tetapi tiga siswa yang mendapatkan nilai rendah merasa kurang jelas
terhadap penjelasan guru karena mereka duduk di belakang. Mereka juga
merasa kurang berkonsentrasi saat pembelajaran.
Model yang telah di hadirkan guru saat pembelajaran sangat
memotivasi dan membantu mereka dalam menulis proposal kegiatan. Dengan
ditambahnya model pembelajaran pada siklus II ini, mereka mengaku
semakin jelas pengetahuan mereka tentang proposal, dan mereka tidak
kesulitan lagi dalam menyusun proposal kegiatan.
Pada siklus II ini mereka merasa senang ketika diminta menulis
proposal kegiatan oleh guru. Mereka juga memiliki kesempatan untuk
memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada pada proposal yang telah ditulis
sebelum dikumpulkan. Akan tetapi, mereka mengaku masih kesulitan dalam
mengolah kata menjadi kalimat yang efektif, serta sulit membiasakan menulis
sesuai dengan ejaan yang benar.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 138/162
122
Mengenai pembelajaran menulis proposal kegiatan dengan pendekatan
kontekstual komponen inkuiri dan pemodelan yang telah dilaksanakan,
mereka berpendapat bahwa pembelajaran tersebut sangat menyenangkan dan
tidak membosankan untuk diikuti karena mereka tidak harus duduk manis
mendengarkan ceramah guru. Hanya saja bagi siswa yang memperoleh nilai
rendah merasa kesulitan menyelesaikan proposal dengan waktu yang relatif
singkat.
Model yang telah dihadirkan pada siklus II ini menurut mereka lebih
menarik daripada siklus I, sehingga sangat memotivasi dan membantu
mereka dalam menulis proposal kegiatan. Proses inkuiri yang meliputi
observasi, bertanya, pengajuan hipotesis, pengumpulan data dan penyimpulan
membuat mereka belajar untuk berpikir sistematis.
4.1.2.2.4 Dokumentasi Foto
Dokumentasi foto pada siklus II masih dilakukan saat pembelajaran
menulis proposal kegiatan dengan pendekatan kontekstual komponen inkuiri
dan pemodelan dilaksanakan. Deskripsi dokumentasi foto pada siklus II dapat
dilihat sebagai berikut.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 139/162
123
Gambar 5. Kegiatan Awal Pembelajaran
Gambar 5 di atas memperlihatkan kegiatan siswa pada awal
pembelajaran. Untuk mengingat kembali materi tentang proposal yang telah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Guru meminta siswa untuk
menuliskan unsur-unsur proposal di papan tulis. Pada gambar di atas seorang
siswa putra menunjuk seorang siswa putri untuk maju menuliskan unsur-
unsur proposal, dan siswa lain menertawakannya. Dengan cara ini ternyata
dapat meningkatkan semangat siswa dan tidak membuat siswa bosan atau
jenuh.
Gambar 6 di atas menunjukkan kegiatan siswa saat mengamati model
Pada siklus II ini guru menghadirkan satu model lagi. Jadi ada dua
proposal yang diamati oleh siswa. Pada siklus II ini terlihat siswa lebih serius
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 140/162
124
dan lebih teliti dalam mengamati model. Juga terlihat adanya kerjasama yang
baik dalam kelompok saat mengamati model pembelajaran. Pada gambar di
atas salah seorang siswa memegang model, dan siswa lain mengamati sambil
menulis hal-hal yang dapat ditemukan dari model.
Gambar 7. Kegiatan diskusi siswa
Gambar 7 di atas memperlihatkan kegiatan diskusi yang lebih hidup
pada siklus II. Setiap kelompok terlihat antusias dalam berdiskusi. Proses
inkuiri terjadi pada gambar ini. Siswa pada masing-masing kelompok
melakukan observasi kemudian bertanya pada teman yang lain, mengajukan
hipotesis, mengumpulkan data, dan menyimpulkan.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 141/162
125
Gambar 8. Aktivitas siswa menulis proposal kegiatan
Gambar 8 menunjukkan aktivitas siswa saat mengerjakan tes menulis
proposal kegiatan yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran siklus II.
di atas terlihat seluruh siswa sangat serius dalam menulis proposal
kegiatan.
4.2 Pembahasan
Pembahasan dalam skripsi ini meliputi pembahasan tentang
peningkatan keterampilan menulis proposal kegiatan siswa kelas XI IA 2
SMA Negeri 9 Semarang dan perubahan perilaku siswa kelas XI IA 2 setelah
mengikuti pembelajaran menulis proposal kegiatan dengan pendekatan
kontekstual komponen inkuiri dan pemodelan
4.2.1 Peningkatan Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siswa
Kelas XI IA 2 SMA Negeri 09 Semarang Setelah Mengikuti
Pembelajaran Menulis Proposal Kegiatan dengan Pendekatan
Kontekstual Komponen Inkuiri dan Pemodelan
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 142/162
126
Pembahasan hasil penelitian ini berdasarkan hasil penelitian yang
telah diperoleh, meliputi hasil pratindakan, siklus I dan siklus II. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa keterampilan siswa kelas XI IA 2 dalam
menulis proposal kegiatan meningkat setelah mengikuti pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual komponen inkuiri dan pemodelan. Peningkatan
keterampilan siswa dalam menulis proposal kegiatan dapat dilihat pada tabel
29 berikut ini.
Tabel 29. Peningkatan Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan
Skor Rata-rata Kelas Peningkatan (%)No Aspek Penilaian
PT S I S II PT-SI SI-SII PT-SII
1 Kelengkapan Unsur 10,7 13,9 17,1 29,55% 22,97% 59,31%
2 Penggunaan Ejaan dan
Tanda Baca
5,8 6,7 8,1 15,67% 19,68% 38,43%
3 Pilihan Kata 10,6 12,6 14,7 18,85% 16,72% 38,73%
4 Penyusunan Kalimat 9,6 10,6 12,9 9,95% 22,02% 34,16%
5 Kesesuaian Tiap Unsur 4,9 5,9 7,3 22,22% 22,18% 49,33%6 Sistematika Penulisan 4,9 6,4 7,6 29,07% 19,80% 54,63%
7 Kerapian Tulisan 7,1 7,7 8,4 8,90% 8,45% 18,10%
Jumlah 53,7 63,9 76,1 18,89% 19,05% 41,55%
Data pada tabel 29 di atas merupakan rekapitulasi hasil tes
keterampilan menulis proposal kegiatan prasiklus, siklus I dan siklus II. Dari
tabel tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata nilai mengalami peningkatan dari
prasiklus, siklus I dan siklus II. Pada prasiklus skor rata-rata kelas sebesar
53,7 termasuk kategori kurang. Skor rata-rata tersebut dari jumlah rata-rata
masing-masing aspek. Aspek kelengkapan unsur proposal kegiatan pada
pratindakan skor rata-rata sebesar 10,7, setelah dilakukan tindakan siklus I
meningkat menjadi 13,9 atau meningkat sebesar 29,55%. Pada siklus II skor
rata-rata aspek kelengkapan unsur meningkat 22,97% menjadi 17,1.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 143/162
127
Peningkatan dari pratindakan ke siklus II sebesar 59,31%. Aspek ejaan dan
tanda baca pratindakan sebesar 5,8. pada siklus I mengalami peningkatan
15,67% menjadi 6,7. setelah dilakukan perbaikan pada siklus II skor rata-rata
aspek ejaan dan tanda baca menjadi 8,1 atau meningkat sebesar 19,68%.
Peningkatan dari pratindakan sampai siklus II sebesar 38,43%. Aspek pilihan
kata pada pratindakan sebesar 10,6, pada siklus I mengalami peningkatan
18,85% menjadi 12,6. setelah dilakukan perbaikan pada siklus II skor rata-
rata aspek pilihan kata menjadi 14,7 atau meningkat sebesar 16,72%.
Peningkatan dari pratindakan sampai siklus II sebesar 38,73%. Aspek
penyusunan kalimat pratindakan sebesar 9,6, setelah dilakukan tindakan
siklus I meningkat sebesar 9,95% menjadi 10,6. Kemudian dilakukan
perbaikan pada siklus I sehingga skor rata-rata meningkat lagi sebesar
16,72% menjadi 12,9. Peningkatan dari pratindakan sampai siklus II sebesar
34,16%. Aspek kesesuaian tiap unsur pada pratindakan sebesar 4,9, pada
siklus I mengalami peningkatan 22,22% menjadi 5,9. setelah dilakukan
perbaikan pada siklus II skor rata-rata aspek kesesuaian tiap unsur menjadi
7,3 atau meningkat sebesar 22,18%. Peningkatan dari pratindakan sampai
siklus II sebesar 49,33%. Aspek sistematika penulisan pratindakan sebesar
4,9 setelah dilakukan tindakan siklus I meningkat sebesar 29,07% menjadi
6,4. Kemudian dilakukan perbaikan pada siklus II sehingga skor rata-rata
meningkat lagi sebesar 19,80% menjadi 7,6. Peningkatan dari pratindakan
sampai siklus II sebesar 54,63%. Aspek kerapian tulisan pratindakan sebesar
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 144/162
128
7,1 setelah dilakukan tindakan siklus I meningkat sebesar 8,90% menjadi 7,7.
Kemudian dilakukan perbaikan pada siklus II sehingga skor rata-rata
meningkat lagi sebesar 8,45% menjadi 8,4. Peningkatan dari pratindakan
sampai siklus II sebesar 18,10%. Peningkatan keterampilan menulis proposal
kegiatan siswa kelas XI IA 2 juga dapat dilihat pada grafik 20 berikut ini.
9,95%
29,07%
8,90%
54,63%
18,10%
29,55%
22,22%
18,85%
15,67%
19,68%
22,97%
19,80%
8,45%
22,18%22,02%
16,72%
59,31%
49,33%
38,43% 38,73%
34,16%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
1 2 3 4 5 6 7
Aspek Penilaian
P e n i n g k a t a n ( % )
PS-S I S I - S II PS - S II
Grafik 20. Peningkatan Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan
Peningkatan keterampilan menulis proposal kegiatan siswa ini
merupakan bukti keberhasilan pendekatan kontekstual komponan inkuiri dan
pemodelan dalam meningkatkan keterampilan siswa menulis proposal
kegiatan. Sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual komponen inkuiri dan pemodelan, keterampilan menulis proposal
kegiatan ssiwa masih kurang, setelah diberlakukan pendekatan kontekstual
komponen inkuiri dan pemodelan pada siklus I dan II keterampilan siswa
mengalami peningkatan. Pada siklus I masih pada kategori cukup, setelah
dilakukan perbaikan pada siklus II keterampilan menulis proposal kegiatan
siswa menjadi baik.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 145/162
129
4.2.2 Perubahan Perilaku Siswa Kelas XI IA 2 Setelah Mengikuti
Pembelajaran Menulis Proposal Kegiatan dengan Pendekatan
Kontekstual Komponen Inkuiri dan Pemodelan
Peningkatan keterampilan siswa dalam menulis proposal kegiatan
diikuti pula dengan perubahan perilaku siswa. Sebelum dilakukan tindakan,
kondisi awal menunjukkan lebih dari 50% siswa kurang bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran. Ketika diberi soal tes awal mereka mengeluh
meskipun pada akhirnya dikerjakan. Mereka cukup berminat dengan
pembelajaran menulis, tetapi untuk menulis proposal menurut mereka cukup
rumit. Perubahan perilaku siswa setelah mengikuti pembelajaran dapat dilihat
dari hasil observasi. Hasil observasi yang dilakukan pada siklus I dan siklus
II dapat dilihat pada tabel 30 berikut.
Tabel 30. Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II
Persentase Aktifitas SiswaNo Jenis Perilaku
Siklus I Siklus II
1.
2.
3.
Keaktifan siswa mendengarkan
penjelasan guru
Keaktifan siswa dan peran guru
selama proses pembelajaran menulis
proposal kegiatan
Keakrifan siswa dalam mengerjakan
tugas menulis proposal kegiatan
48%
70%
73,3%
76%
88%
86%
Data pada tabel 30 di atas menunjukkan perubahan perilaku siswa dari
siklus I ke siklus II. Ketiga jenis perilaku yang diamati mengalami perubahan
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 146/162
130
pada siklus II, hal ini merupakan bukti bahwa terjadi perubahan perilaku
siswa setelah dilakukan perbaikan pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual komponen inkuiri dan pemodelan. Untuk jenis perilaku keaktifan
mendengarkan penjelasan guru, pada siklus I mencapai 48% dan pada siklus
II meningkat menjadi 76%. Jenis perilaku ini ada lima sasaran observasi.
Siswa yang terlihat bersemangat pada siklus I hanya 20 orang, sedangkan
pada siklus II semua siswa terlihat bersemangat mengikuti pembelajaran.
Siswa juga semakin serius dalam memperhatikan penjelasan guru . Hal ini
disebabkan guru setiap memberikan penjelasan pada siswa selalu diselingi
humor sehingga menarik perhatian siswa. Beberapa siswa juga mulai aktif
menanggapi penjelasan guru dan menanyakan hal-hal yang belum mereka
pahami dari apa yang telah disampaikan guru. Komunikasi yang dilakukan
guru dengan siswa berhasil meningkatkan keaktifan siswa dalam
pembelajaran. Pertanyaan-pertanyan yang diberikan oleh guru dapat dijawab
dengan baik oleh siswa karena mereka selalu memperhatikan penjelasan
guru.
Keaktifan siswa dan peran guru selama proses pembelajaran menulis
proposal kegiatan meningkat. Pada siklus II untuk jenis perilaku ini mencapai
88%, artinya ada peningkatan sebesar 18 % dari jumlah siklus I. Hal iji
menunjukkan adanya perubahan ke arah positif untuk jenis perilaku ini.
Berdasarkan hasil observasi, sepuluh sasaran observasi pada jenis perilaku ini
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 147/162
131
berkategori sangat baik dan baik. Kerja sama antar siswa saat pembelajaran
berlangsung dengan sangat baik. Seluruh siswa terlihat mau bekerja sama
dengan siswa lain dalam memecahkan masalah yang telah mereka
temukan.Kebebasan yang diberikan guru membuat siswa dapat leluasa
bekerja sama dengan temannya. Adanya penilaian pada masing-masing
kelompok dan reward yang diberikan guru meningkatkan keaktifan siswa
dalam bekerja kelompok. Guru selain menggunakan buku sebagai sumber
pembelajaran, juga contoh proposal kegiatan dan pendapat-pendapat dari
siswa yang aktif dalam keorganisasian, baik di lingkungan sekolah maupun di
lingkungan tempat tinggalnya.
Perubahan perilaku juga terlihat pada keaktifan siswa mengerjakan
tugas menulis proposal kegiatan. Siswa terlihat serius mengerjakan tugas
menulis proposal kegiatan karena mereka semakin paham dan ingin
memperbaiki kesalahan untuk mendapatkan nilai terbaik. Siswa juga tidak
menunjukkan perilaku negatif seperti menyontek atau melihat pekerjaan
temannya saat menulis proposal kegiatan. Hasilnya siswa dapat
menyelesaikan proposal kegiatan pada waktu yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil jurnal dan wawancara ternyata pada siklus I siswa
masih bingung dengan pendekatan kontekstual komponen inkuiri dan
pemodelan yang diterapkan guru, khususnya proses inkuiri yang baru mereka
lalui. Model pembelajaran yang dihadirkan guru menurut siswa juga perlu
ditambah dengan kegiatan yang berbeda. Pada siklus II siswa mengaku lebih
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 148/162
132
senang mengikuti pembelajaran karena pembelajaran lebih menyenangkan,
guru dalam menyampaikan pelajaran lebih menyenangkan dan sering
diselingi humor jadi tidak membosankan. Penambahan model dan pemberian
latihan sangat membantu siswa dalam memahami dan menguasai materi.
Perubahan perilaku siswa yang dijelaskan di atas menunjukkan bahwa
pendekatan kontekstual komponen inkuiri dan pemodelan dapat mengubah
perilaku siswa dalam menulis proposal kegiatan. Hasil observasi, jurnal,
wawancara, dan dokumentasi foto menunjukkan adanya perubahan perilaku
siswa. Perilaku-perilaku negatif yang ditunjukkan pada kondisi awal dan
siklus I berubah menjadi perilaku positif pada siklus II setelah dilakukan
perbaikan-perbaikan pembelajaran.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 149/162
133
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 150/162
PEDOMAN PENILAIAN
KETERAMPILAN MENULIS PROPOSAL KEGIATAN
No. Kategori Rentang Skor
1.
2.
3.
4.
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
85<skor≤100
70<skor≤84
55<skor≤69
0<skor≤54
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 151/162
KRITERIA PENILAIAN PROPOSAL KEGIATAN
Aspek Kelengkapan Unsur/ bagian proposal
No Kriteria Kategori Skor
1.
2.
3.
4.
Semua bagian-bagian proposal kegiatan
tercantum dan benar.
Unsur yang tidak tercantum 1-2
Unsur yang tidak tercantum 3-4
Lebih dari lima bagian proposal kegiatan tidak
tercantum
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
15<skor≤20
10<skor≤15
5<skor≤10
0<sor≤5
Aspek Penggunaan Ejaan dan Tanda BacaNo Kriteria Kategori Skor
1.
2.
3.
4.
Jumlah kesalahan 1-10
Jumlah kesalahan 11-30
Jumlah kesalahan 31-50
Penggunaan ejaan dan tanda baca salah
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
7<skor≤10
5<skor≤7
2<skor≤5
0<skor≤2
Aspek Pilihan Kata
No Kriteria Kategori Skor
1.
2.
3.
4.
Pilihan kata yang tidak sesuai dengan maksud
0-5
Pilihan kata yang tidak sesuai dengan maksud
6-10
Pilihan kata yang tidak sesuai dengan maksud
11-15
Pilihan kata yang tidak sesuai dengan maksud
lebih dari 15
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
15<skor≤20
10<skor≤15
5<skor≤10
0<sor≤5
Aspek Penyusunan KalimatNo Kriteria Kategori Skor
1.
2.
3.
4.
Semua kalimat urut dan efektif
Kalimat tidak efektif 1-3
Kalimat tidak efektif 4-6
Kalimat tidak efektif lebih dari 6
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
15<skor≤20
10<skor≤15
5<skor≤10
0<sor≤5
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 152/162
Aspek Kesesuaian Tiap Unsur
No Kriteria Kategori Skor
1.
2.
3.
4.
Tiap bagian diungkapkan dengan tepat
Tiap bagian cukup tepat pengungkapannya
Tiap bagian kurang tepat pengungkapannya
Tiap bagian tidak tepat pengungkapannya
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
7<skor≤10
5<skor≤7
2<skor≤5
0<skor≤2
Aspek Sistematika Penulisan
No Kriteria Kategori Skor
1.
2.
3.
4.
Sistematika penulisan benar.
Penulisan sesuai dengan sistematika, tetapi ada
yang kurang tepat.
Ada penulisan yang tidak sesuai dengan
sistematika
Penulisan kurang sesuai sistematika
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
7<skor≤10
5<skor≤7
2<skor≤5
0<skor≤2
Aspek Kerapian Tulisan
No Kriteria Kategori Skor
1.
2.3.
4.
Tulisan terbaca, jelas bentuknya dan rapi
Tulisan terbaca, jelas dan cukup rapiTulisan terbaca tapi kurang jelas dan tidak rapi
Tulisan kurang bisa dibaca, tidak jelas dan
tidak rapi
Sangat baik
Baik Cukup
Kurang
7<skor≤10
5<skor≤
72<skor≤5
0<skor≤2
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 153/162
PEDOMAN OBSERVASI SIKLUS I DAN II
Jenis Perilaku Sasaran Observasi SB B C K SK SkorKeaktifan
mendengarkan
penjelasan
Guru
1. Semangat siswa dalam
mendengarkan penjelasan guru
2. Perhatian siswa saat
mendengarkan penjelasan guru.
3. Tanggapan siswa terhadap
penjelasan guru
4. Pertanyaan siswa terhadap
penjelasan guru
5. Jawaban siswa atas pertanyaan
yang diberikan guru
Keaktifan
siswa dan
peran guru
selama proses
pembelajaran
menulis
proposal
kegiatan
1. Kerja sama antar siswa saat
proses pembelajaran menulis
proposal kegiatan
2. Keaktifabn siswa dalam
bekerja kelompok.
3. Penggunaan berbagai sumber
dalam proses pembelajaran
menulis proposal kegiatan.
4. Perhatian siswa terhadap model
yang dihadirkan guru.
5.
Pertanyaan siswa tentangmodel yang diamati
6. Pengajuan hipotesis oleh siswa.
7. Keseriusan siswa dalam
mengumpuljkan data tentang
proposal kegiatan.
8. Simpulan yang dilakukan oleh
siswa.
9. Peran guru sebagai fasilitator
dan motivator.
10. Penyajian hasil karya siswa
Keaktifansiswa dalam
mengerjakan
tugas menulis
prop[osal
kegiatan
1. Keseriusan siswa dalammengerjakan tugas menulis
proposal kegiatan.
2. Perilaku siswa dalam
mengerjakan tugas menulis
proposal kegiatan.
3. Ketepatan waktu siswa dalam
mengerjakan tugas menulis
proposaal kegiatan.
Jumlah
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 154/162
1. Semangat siswa dalam mendengarkan penjelasan guru
Sangat Baik : Semua siswa semangat mengikuti pembelajaran
Baik : Siswa yang bersemangat mengikuti pembelajaran 25-35 siswa.Cukup : Siswa yang semangat mengikuti pembelajaran 18-24
Kurang : Siswa yang semangat mengikuti pembelajaran 10-17
Sangat kurang: Siswa yang semangat mengikuti pembelajaran kurang dari 10
2. Perhatian siswa saat mendengarkan penjelasan guru.
Sangat baik : Semua siswa semangat mengikuti pembelajaran
Baik : Siswa yang bersemangat mengikuti pembelajaran 25-35 siswa.
Cukup : Siswa yang semangat mengikuti pembelajaran 18-24
Kurang : Siswa yang semangat mengikuti pembelajaran 10-17
Sangat kurang: Siswa yang semangat mengikuti pembelajaran kurang dari 10
3. Tanggapan siswa terhadap penjelasan guru
Sangat baik : lebih dari 10 siswa menanggapi penjelasan guru
Baik : Siswa yang menanggapi penjelasan guru 6-10
Cukup : Siswa yang menanggapi penjelasan guru 3-5 siswa
Kurang : Siswa yang menanggapi penjelasan guru hanya 6 orang.
Sangat kurang: Tidak sioswa yang menanggapi penjelasan guru
4. Pertanyaan siswa terhadap penjelasan guru
Sangat baik : lebih dari 10 siswa menanggapi penjelasan guru
Baik : Siswa yang bertanya kepada penjelasan guru 6-10Cukup : Siswa yang menanggapi penjelasan guru 3-5 siswa
Kurang : Siswa yang menanggapi penjelasan guru hanya 6 orang.
Sangat kurang : Tidak sioswa yang menanggapi penjelasan guru
5. Jawaban siswa atas pertanyaan yang diberikan guru
Sangat baik : Semua siswa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan guru
dengan tepat dan lengkap
Baik : Semua siswa dapat menjawab pertanyaan guru tetapI kurang
tepat.
Cukup : Ada siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan yang
diajukan guruKurang : Banyak Siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan guru
Sangat kurang : Siswa yang semangat mengikuti pembelajaran kurang dari 10
siswa.
6. Kerja sama antar siswa saat proses pembelajaran menulis proposal kegiatan
Sangat baik : Semua siswa bekerja sama dengan baik di kelas
Baik : Lebih dari 50% siswa bekerja sama dengan baik dalam
proses pembelajaran
Cukup : 50% siswa bekerja sama dengan baik saat proses
pembelajaran
Kurang : kurang dari 50% siswa yang mu bekerja sama
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 155/162
Sangat kurang: Kerja sama antar siswa belum terjalin dengan baik.
7. Keaktifan siswa dalam bekerja kelompok.Sangat Baik : Semua siswa aktif bekerja kelompok
Baik : Siswa yang aktif bekerja kelompok 25-35 siswa.
Cukup : Siswa yang aktif bekerja kelompok 18-24
Kurang : Siswa yang aktif bekerja kelompok 10-17
Sangat kurang: Siswa yang aktif bekerja kelompok kurang dari 10 siswa.
8. Penggunaan berbagai sumber dalam proses pembelajaran menulis proposal
kegiatan.
Sangat baik : Guru menggunakan berbagai sumber dalam pembelajaran, dari
guru, buku-buku Bahasa Indonesia dan siswa yang aktif di
organisasi.Baik : Sumber pembelajaran dari guru, buku-buku Bahasa Indonesia
Cukup : Sumber pembelajaran dari guru, buku paket
Kurang : Sumber pembelajaran dari guru dan satu buku paket.
Sangat kurang: Sumber pembelajaran hanya dari guru saja
9. Perhatian siswa terhadap model yang dihadirkan guru.
Sangat Baik : Semua siswa memperhatikan model
Baik : Siswa yang memperhatikan model 25-35 siswa.
Cukup : Siswa yang memperhatikan model 18-24
Kurang : Siswa yang memperhatikan model 10-17Sangat kurang: Siswa yang memperhatikan model kurang dari 10 siswa.
10. Pertanyaan siswa tentang model yang diamati
Sangat baik : Pertanyaan yang diajukan siswa sangat baik
Baik : pertanyaan yang diajukan siswa baik
Cukup : pertanyan yang diajukan siswa cukup baik
Kurang : pertanyaan yang diajukan siswa kurang baik
Sangat kurang: tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan
11. Pengajuan hipotesis oleh siswa.
Sangat Baik : Semua siswa dapat mengajukan hipotesis dengan baik Baik : Siswa yang dapat mengajukan hipotesis 25-35 siswa.
Cukup : Siswa yang dapat mengajukan hipotesis 18-24
Kurang : Siswa yang dapat mengajukan hipotesis 10-17
Sangat kurang: Siswa yang dapat mengajukan hipotesis kurang dari 10 siswa.
12. Keseriusan siswa dalam mengumpulkan data tentang proposal kegiatan.
Sangat baik : Semua siswa serius dalam mengumpulkan data tentang
proposal kegiatan
Baik : Siswa yang serius dalam mengumpulkan data tentang proposal
kegiatan 25-35 siswa.
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 156/162
Cukup : Siswa yang serius dalam mengumpulkan data tentang proposal
kegiatan 18-24
Kurang : Siswa yang serius dalam mengumpulkan data tentang proposalkegiatan 10-17
Sangat kurang: Siswa yang serius dalam mengumpulkan data tentang proposal
kegiatan kurang dari 10 siswa.
13. Simpulan yang dilakukan oleh siswa.
Sangat baik : Semua siswa dapat membuat simpalan dengan baik
Baik : Siswa yang dapat membuat simpalan dengan baik 25-35 siswa.
Cukup : Siswa yang dapat membuat simpalan dengan baik 18-24
Kurang : Siswa yang dapat membuat simpalan dengan baik 10-17
Sangat kurang: Siswa yang dapat membuat simpalan dengan baik kurang dari
10
14. Peran guru sebagai fasilitator dan motivator.
Sangat baik : Guru dapat membantu siswa dan merangsang keaktifan siswa
Baik : Guru dapat membantu siswa dan memotivasi siswa.
Cukup : Guru dapat membantu siswa tetapi kurang memotivasi siswa
Kurang : Guru kurang membantu siswa dan kurang mampu memotivasi
siswa untuk aktif.
Sangat kurang: Guru belum mampu membantu dan memotivasi siswa.
15. Penyajian hasil karya siswaSangat baik : Semua siswa dapat menyajikan hasil karya dengan baik.
Baik : Siswa yang dapat menyajikan hasil karya dengan baik 25-35
siswa.
Cukup : Siswa yang dapat menyajikan hasil karya dengan baik 18-24
Kurang : Siswa yang dapat menyajikan hasil karya dengan baik 10-17
Sangat kurang: Siswa yang dapat menyajikan hasil karyanya dengan baik
kurang dari 10 siswa.
16. Keseriusan siswa dalam mengerjakan tugas menulis proposal kegiatan.
Sangat baik : Semua siswa serius dalam mengerjakan tugas menulis proposal
kegiatanBaik : Siswa yang serius dalam mengerjakan tugas menulis proposal
kegiatan 25-35 siswa.
Cukup : Siswa yang serius dalam mengerjakan tugas menulis proposal
kegiatan 18-24
Kurang : Siswa yang serius dalam mengerjakan tugas menulis proposal
kegiatan 10-17
Sangat kurang: Siswa yang serius dalam mengerjakan tugas menulis proposal
kegiatan kurang dari 10
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 157/162
17. Perilaku siswa dalam mengerjakan tugas menulis proposal kegiatan.
Sangat baik : Semua siswa menunjukkan perilaku baik dalam mengerjakan
tugas menulis proposal kegiatanBaik : Siswa yang menunjukkan perilaku baik dalam mengerjakan
tugas menulis proposal kegiatan 25-35 siswa.
Cukup : Siswa yang menunjukkan perilaku baik dalam mengerjakan
tugas menulis proposal kegiatan 18-24
Kurang : Siswa yang menunjukkan perilaku baik dalam mengerjakan
tugas menulis proposal kegiatan 10-17
Sangat kurang: Siswa yang menunjukkan perilaku baik dalam mengerjakan
tugas menulis proposal kegiatan kurang dari 10
19. Ketepatan waktu siswa dalam mengerjakan tugas menulis proposal kegiatan.
Sangat baik : Semua siswa dapat menyelasaikan tugasnya tepat waktuBaik : Siswa yang dapat menyelasaikan tugasnya tepat waktu 25-35
Cukup : Siswa yang dapat menyelasaikan tugasnya tepat waktu 18-24
Kurang : Siswa yang dapat menyelasaikan tugasnya tepat waktu 10-17
Sangat kurang: Siswa yang dapat menyelasaikan tugasnya tepat waktu dari 10
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 158/162
PROPOSAL KEGIATAN
PERINGATAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI KE 59WARGA RT 07 RW I
Jln. Ngesrep Timur V Kelurahan Sumurboto, Banyumanik Semarang 50229
A. LATAR BELAKANG
Kemerdekaan merupakan sesuatu yag tak ternilai harganya. Selain itu
kemerdekaan merupakan anugerah Allh SWT yang sangat besar dan harus
senantiasa kita syukuri. Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu
menghargai para jasa pahlawan yang telah banyak berberjasa dalam meraih
kemerdekaan negaranya. Kemerdekaan haruslah kita isi dengan hal-hal yang
membangun dan dalam rangka memajukan warga agar senantiasa kemerdekaan
yang telah diraih bisa terjaga dan dapat terus dinikmati oleh generasi- generasi
selanjutnya.
Tentunya dalam era Globalisasi yang makin pesat ini kita harus mampu
bersaing dan tidak hanya menjadi penonton saja. Namun kita harus bangkit untuk
berperan serta langsung dalam meningkatkan kemajuan bangsa kita. Melaluikemerdekaan yang telah dicapai oleh para pendahulu kita , kita harus senantiasa
melakukan hal-hal yang berhubungan dengan pengembangan mental dan jiwa
patriotisme dalam melindungi bangsa ini dari ancaman pihak luar maupun
ancaman dari dalam yang membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia. Dalam rangka memperingati proklamasi kemerdekaan Indobnesia yang
ke 60, perlu diadakan kegiatan-kegiatan sebagai sarana pemersatu antar warga
negara dan meningkatkjan kemajuan masyarakat.
B. NAMA KEGIATAN DAN TEMA
Peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke-59
C. DASAR KEGIATAN
1. Program Kerja Perkumpulan Warga Rt 07/I
2. Peringatan HUT RI ke 59
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 159/162
E. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Perlombaan:
Hari, tanggal: Minggu, 10 Agustus 2003
Waktu: pukul 08.00-selesai
2. Jalan Santai
Hari, tanggal: Minggu, 11 Agustus 2003
3. Tasyakuran dan Pentas Seni
Hari, tanggal: Minggu, 11 Agustus 2003
F. SASARAN KEGIATAN
Kegiatan ini diperuntukan bagi seluruh warga RT 07/I
G. SUSUNAN PANITIA
(Terlampir)
H. RINCIAN DANA
(Terlampir )
I. PENUTUP
Demikian proposal ini kami ajukan, besar harapan kami untuk partisispasi
dan bantuan semua pihak agar kegiatan ini dapat berjalan lancar dan sukses. Atas
perhatian dan partisipasi semua pihak, kami ucapkan terima kasih.
Semarang, Juli 2003
Ketua, Sekretaris,
Edward Fajar Sari Diana Y.
Mengetahui,
Ketua RT 07 RW I
Budi Santoso
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 160/162
Lampiran 1.
SUSUNAN PANITIA
Pembina : Ketua RT 07 RW I
Ketua : Edward Fajar Sari
Sekretaris : Diana Y
Bendahara : Nina
Uut
Seksi-seksi:
Humas dan Perijinan : Paryono
Dana Usaha : Imam,
Eko
Perlengkapan : Edi
Wawan
Koordinator Lomba : Heri
Nanang
Acara : Fani
Erni
Dekdok : Sofyan
Acara : Fani
Erni
Dekdok : Sofyan
Yuda
Konsumsi : Ibu Haryati
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 161/162
Lampiran 2
ANGGARAN DANA
Pemasukan:
Kas Remaja Rp 200.000,-
Kas RT Rp 500.000,-
Donatur Rp 970.000,-
Jumlah Pemasukan Rp 1.670.000,-
Pengeluaran :
Keskretariatan Rp 500.000,-
Perlengkapan lomba Rp 150.000
Hadiah Rp 400.000,-
Dekorasi Rp 100.000,-
Dokumentasi Rp 75.000,-
Konsumsi
Tumpeng Tasyakuran Rp 25.000,-
Snack Jalan Santai Rp 100.000,-
Makan Rp 500.000
Minum Rp 50.000
Dorprice Jalan Santai Rp 120.000,-
Jumlah Pengeluaran Rp 1.670.000,-
5/17/2018 37577154-162 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/37577154-162 162/162
PROPOSAL KEGIATAN
PERINGATAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI KE 59WARGA RT 07 RW I
Jln. Ngesrep Timur V Kelurahan Sumurboto, Banyumanik Semarang 50229
PERKUMPULAN WARGA RT 07 RW I
KELURAHAN BANYUMANIK
SEMARANG