37-sutinah-kl1-
TRANSCRIPT
7/21/2019 37-Sutinah-KL1-
http://slidepdf.com/reader/full/37-sutinah-kl1- 1/9
258
STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK ABON IKAN KERING
UNTUK MENGAKSES PASAR INTERNASIONAL
Sutinah Made, Sri Suro Adhawaty, Hamzah, Amiluddin.
Alamat Email; [email protected] Staff Dosen Sosial Ekonomi Perikanan FIKP UNHAS
ABSTRAKTujuan jangka panjang penelitian ini adalah mendesain strategi pengembangan produk olahan abon ikan
kering pada Toko Sepia Laboratorium Agribisnis. Target khusus yang ingin dicapai adalah 1.Mengidentifikasi
dan menganalisis tingkat kelayakan financial usaha pengolahan produk abon ikan kering pada skala industri
rumah tangga. 2.Mendesain strategi peningkatan keuntungan pada usaha industri rumah tangga .
3.Mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap rendahnya
keuntungan produk olahan abon ikan kering dan mendesain strategi pengembangannya, 4. Mendesain
penerapan strategi pemasaran pada produk olahan abon ikan kering agar dapat mengakses pasar yang luas. 5.
Mengidentifikasi dan mengkaji peran pemerintah terhadap bantuan modal usaha pengolahan produk perikanan
skala rumah tangga, 6. Mengidentifikasi dan mengkaji pola kemitraan industri dan lembaga keuangan yang
berperan dalam bantuan permodalan usaha pengolahan produk perikanan. Penelitian ini dilaksanakan pada
Toko SEPIA Laboratorium Agribisnis, Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan Unhas yang berlokasi di jalan Perintis Kemerdekaan VIII no. 23 Tamalanrea, yang memasarkan berbagai produk olahan perikanan (sentra
pemasaran). Analisis yang digunakan adalah analisis kelayakan finansial yakni, analisis keuntungan, R/C-
ratio, NPV, B/C- ratio, dan IRR. Serta analisis SWOT. Kesimpulan yang diperoleh adalah 1. Hasil analisis
finansial usaha abon ikan kering menyatakan usaha ini menguntungkan dan layak untuk dikembangkan, 2.
Hasil analisisi Swot memberikan strategi. a.Tingkatkan motivasi dan keterampilan kerja untuk mendukung produksi yang berkesinambungan b. Tingkatkan kualitas dan kuantitas produk untuk mengakses pasar yang
luas terutama pasar regional dan eksport. c. Penguatan modal untuk pengembangan usaha, Menjalin kemitraan
dan memperkuat jaringan, Program bantuan alat produksi hendaknya merata dan sesuai dengan kebutuhan
kelompok, d. Tingkatkan kualitas produk sesuai standar penjaminan mutu (ISO), e. Perlu ada toko yang
letaknya strategis di pinggir jalan yang mudah diakses sebagai tempat pemasaran olahan produk perikanan
sebagai oleh-oleh khas Sulawesi Selatan dan juga produk lain yang berprospek.
Kata kunci ; Strategi, Pengembangan, Abon ikan kering, Pasar Internasional.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Beberapa swalayan besar yang ada di kota Makassar seperti Hypermat, Carrefour, Alfa Mart tidak satupun
produk olahan perikanan yang berasal dari masyarakat pesisir di Provensi Sulawesi Selatan yang dijual di
swalayan tersebut.(Made, dkk 2010). Yang banyak dipajang di swalayan – swalayan tersebut justru produk
olahan perikanan dari luar negeri seperti Singapura dan lain-lain. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya
kualitas produk olahan perikanan akibat dari kurangnya pengetahuan masyarakat pesisir terhadap tekniknologi
tepat guna, utamanya keterampilan keluarga nelayan (isteri dan putrinya) untuk pengolahan perikan, menjadidiversifikasi produk pangan yang bernilai ekonomi tinggi.
Toko Sepia merupakan laboratorium Agribisnis Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas yang
merupakan pusat pemasaran produk olahan dan hasil-hasil perikanan seperti berbagai jenis ikan kering, bandeng
tanpa duri, bakso ikan, empek-empek Palembang, abon ikan tuna, abon ikan bandeng, abon ikan asin,
dan masih banyak lagi lainnya, yang diperoleh dari mitra kerja yakni industri rumah tangga
masyarakat pesisir yang berdomisili di Kota Makassar dan sekitarnya.
7/21/2019 37-Sutinah-KL1-
http://slidepdf.com/reader/full/37-sutinah-kl1- 2/9
259
Rumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat kelayakan financial usaha abon ikan kering pada Skala industri rumah tangga?
2. Bagaimana strategi peningkatan keuntungan pada usaha abon ikan kering pada industri rumah tangga
masyarakat pesisir?
3.
Sejauh mana faktor internal dan eksternal pada pengembangan usaha abon ikan kering dan bagaimana
strateginya?
4. Bagaimana penerapan strategi pemasaran pada produk abon ikan kering agar dapat mengakses pasar
yang luas?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan utama penelitian ini adalah;
1. Mengidentifikasi dan menganalisis tingkat kelayakan financial usaha pengolahan produk abon ikan
kering skala industri rumah tangga.
2.
Mendesain strategi peningkatan keuntungan pada usahaabon ikan kering pada industri rumah tangga
3. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap
pengembangan produk olahan abon ikan kering dan mendesain strategi pengembangannya,
4. Mendesain penerapan strategi pemasaran pada produk olahan abon ikan kering agar dapat mengakses
pasar yang luas
METODOLOGI
Lokasi dan Waktu
Lokasi penelitian dan pengembangan ini dilaksanakan di Toko Sepia laboratorium Agribisnis FIKP –
UNHAS yang berlokasi di jalan Perintis Kemerdekaan VIII Tamalanrea yang merupakan pusat pemasaran oleh-
oleh khas Makassar yang mempunyai produk unggulan yaitu hasil olahan perikanan yakni abon ikan kering.
Penelitian ini akan dilaksanakan juga pada daerah-daerah sentra produksi atau industri rumah tangga yang
merupakan mitra kerja yang terdapat di Kabupaten Takalar. . Pemilihan lokasi secara purposive dengan
pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan daerah mitra kerja yang sudah terlaksana sejak dua tahun
terakhir. Waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan ini adalah selama 6 (enam ) bulan
Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi adalah seluruh masyarakat pesisir yang terlibat dalam pengolahan produk perikanan di lokasi
kegiatan. Sampel dipilih secara Cluster Sampling berdasarkan mitra kerja yang terdiri dari industri rumah
tangga atau kelompok usaha kecil menengah (UKM) yang memproduksi abon ikan kering. Saat ini ada 5 (lima)
kelompok UKM yang menjadi mitra toko SEPIA.Selain itu ada sample informan yang terdiri dari pengusaha,
koperasi, lembaga keuangan baik formal maupun informal dan pemerintah terkait serta tokoh masyarakat.
Metode Pendekatan
Metode yang ditawarkan dalam program ini adalah penerapan teknologi tepat guna pada pengolahan hasil
perikanan dalam rangka pemberdayaan perempuan nelayan melalui program pelatihan, pembinaan dan penelitian.
7/21/2019 37-Sutinah-KL1-
http://slidepdf.com/reader/full/37-sutinah-kl1- 3/9
260
Analisis Data
1. Permasalahan pertama akan dianalisis secara financial,
Untuk mengetahui kelayakan usaha abon ikan kering dengan penerapan teknologi tepat guna
analisis Keuntungan, NPV (Net Present Value), B/C RATIO, dan IRR (Internal Rate of Return)
2.
Permasalahan ke dua dan ke tiga akan menggunakan analisis deskriptif untuk menggambarkan peran
pemerintah dan pola kemitraan yang ada.
3. Permasalahan ke empat dan ke lima akan dianalis dengan analisis SWOT
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. ANALISIS FINANSIAL ABON IKAN KERING
1. Penerimaan Usaha Abon Ikan Kering
Penerimaan usaha atau nilai produksi abon ikan kering diperoleh dengan mengalikan jumlah produksi abon
ikan kering dengan harga jual abon ikan kering. Harga jual abon ikan kering diklasifikasi dalam dua kelompok
harga yaitu ; untuk abon ikan kering kemasan 1000 gr harga jual dasar per kg adalah sebesar Rp 180.000
sedangkan untuk abon ikan kering kemasa 100 gr harga jual dasarnya adalah sebesar Rp 20.000 per unit.
2. Biaya Produksi
Biaya produksi abon ikan kering setiap tahunnya rata-rata mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena
volume produksi yang terus mengalami peningkatan dan pengembangan produk dari inovasi rasa yang terus
dilakukan. Biaya produksi terdiri atas; biaya bahan baku yaitu ikan kering, kelapa, minyak, dan bumbu. biaya
kemasan, biaya serba-serbi, biaya sewa, biaya I-PRT, biaya Depkes dan upah/gaji tenaga kerja
Tabel 1: Kebutuhan Bahan Baku
3. Biaya Kemasan
Abon ikan kering yang akan dipasarkan dikemas dalam 2 pilihan kemasan yaitu; kemasan toples mika 100
gram dan , kemasan toples mika 1000 gram. Biaya Kemasan untuk kemasan toples mika 100 gr, Rp 3000 per
buah dan untuk kemasan toples mika 1000 gr Rp 5.600. per buah.
Bahan Baku Vol kebutuhan/bln Harga Nilai
(bln) (kg) (per kg) (Rp)
Ikan Kering 3 60 35,000 6,300,000
Kelapa 3 34 3,000 324,000
Minyak 3 6 12,000 216,000
Bumbu 3 6 10,000 180,000 Nilai Total 7,020,000
7/21/2019 37-Sutinah-KL1-
http://slidepdf.com/reader/full/37-sutinah-kl1- 4/9
261
Tabel 2: Biaya Kemasan
No kemasan Vol Kebutuhan Satuan Jumlah
1 toples mika 100 gr 3 420 3,000 3,780,000
2toples mika 1000 gr 3 25 6,000 450,000
Total 4,230,000
4. Biaya Promosi
Biaya promosi terdiri dari biaya iklan, dan biaya komunikasi (telphon). Jumlah dan nilai biaya promosi
terlihat pada tabel 3.
Tabel 3. Jumlah dan Nilai Biaya Serba Serbi abon ikan kering
Jenis Vol Nilai Satuan Jumlah
(bln) (Rp) (Rp)
Iklan 2 300,000 600,000
Komunikasi 12 200,000 2,400,000
Nilai Total 3,000,000
5. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja terdiri dari upah / gaji yang dibayarkan secara tetap setiap bulan. Besarnya gaji/upah
didasarkan pada besarnya beban tanggung jawab setiap orang di dalam kegiatan. Besarnya upah/gaji yang
dibayarkan adalah sebagai berikut
Tabel 4. Gaji/upah Tenaga Kerja
Tenaga Kerja Kualifikasi Jml Nilai gaji (Rp)
Bulan Tahun
Manager S2 1 600,000 7,200,000
M. Produksi S2 1 500,000 6,000,000
M. Keuangan/adm S2 1 500,000 6,000,000
M. Pemasaran S2 1 500,000 6,000,000
Staf Produksi S1 1 450,000 5,400,000
Staf Pemasaran S1 1 450,000 5,400,000
karyawan SMA/SMK 1 400,000 4,800,000
Jumlah 7 3,400,000 40,800,000
6. Biaya Sewa
Yang dimaksud dengan biaya sewa adalah sewa tempat kegiatan produksi usaha abon ikan kering yang
terdiri dari; 1 ruangan administrasi, 1 ruangan produksi, 1 ruangan pengemasan dan labeling, 1 ruangan
pemasaran (display) dan 1 ruangan penyimpanan (gudang). Besarnya biaya sewa adalah Rp 50.000.000 per
tahun.
7/21/2019 37-Sutinah-KL1-
http://slidepdf.com/reader/full/37-sutinah-kl1- 5/9
262
7. Biaya Investasi
Biaya Investasi usaha abon ikan kering setiap tahun semakin kecil. biaya investasi yang dikeluarkan sifatnya
melengkapi investasi untuk pengembangan kegiatan. Besarnya nilai investasi terlihat pada tabel 5.
Tabel 5. Nilai Investasi Usaha Abon Ikan Kering
8. Aliran Kas
Berdasarkan data-data yang telah disajikan, aliran kas usaha abon ikan kering dapat disusun sebagai berikut.
Tabel 6. Aliran Kas Usaha Abon Ikan Kering Tahun 2013
Uraian TAHUN 0 TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013
1 Modal Awal -45,240,000 -50,206,000 7,671,000
2 penerimaan - 22,213,000 150,000,000 150,000,000
3 total kas masuk - -23,027,000 99,794,000 157,671,0004 Kas Keluar
a. Biaya Investasi 45,240,000 0 0 0
b. Biaya Bahan Baku 10,235,000 30,705,000 30,705,000
c. Biaya Kemasan 360,000 1,080,000 1,080,000
d. Biaya Serba Serbi 8,400,000 6,600,000 6,600,000
e. Biaya T.Kerja 8,100,000 8,100,000 8,100,000
f. Biaya Sewa 45,000,000 45,000,000 45,000,000
g. I-PRT/ DEPKES 500,000 0 0
h. Pelaporan dll 638,000 638,000 638,000
5 Total Kas Keluar 45,240,000 73,233,000 92,123,000 92,123,000
6 Saldo Akhir (45,240,000) -50,206,000 7,671,000 65,548,000
No Jenis Investasi Nilai Investasi
unit nilai (Rp)
1 Pencacah2 500,000
2 Blender1 2,000,000
4 Freezer1 5,000,000
Jumlah Total 7,500,000
7/21/2019 37-Sutinah-KL1-
http://slidepdf.com/reader/full/37-sutinah-kl1- 6/9
263
Tabel 7. Benefit Cost Ratio Usaha Abon Ikan Kering
TH BENEFIT COST DF PV Gross Benefit PV NET Benefit
14% BENEFIT COST POSITIF NEGATIF
0 0 -45,240,000 1 0 -45,240,000
-
45,240,000
1 22,213,000 73,233,000 0.88 19,547,440 64,445,040 5,621,440
2 150,000,000 92,123,000 0.77 115,500,000 70,934,710 44,565,290
3 150,000,000 92,123,000 0.67 100,500,000 61,722,410 38,777,590
322,213,000 212,239,000 235,547,440 151,862,160 86,841,660
-
45,240,000
PV gross benefit 235,547,440
Gross B/C Ratio = ------------------------- = ------------------- = 1,4
PV gross Cost 151,547,440
∑ PV net B Positif 86,841,660 Net B/C Ratio = --------------------------- = ----------------- = 1,9
∑ PV net B Negatif 45,2400,00
Hasil perhitungan Gross B/C Ratio sebesar 1.4 dan Net B/C Ratio sebesar 1.9 memberikan indikasi bahwa
usaha abon ikan layak untuk dikembangkan mengingat bahwa setiap rupiah yang ditanamkan sebagai modal
akan memberikan gross benefit sebesar 1.4 atau net benefit sebesar 1.9
Tabel 8. Internal Rate of Rate (IRR) Usaha Abon Ikan Kering
TAHUN NET NPV DF NPV + DF NPV +
22% 24%
0 1 -45,240,000 1 -45,240,000
1 5,621,440 0.82 4,609,581 0.806 4,530,880.64
2 35,325,290 0.672 23,738,595 0.65 22,961,438.50
3 30,737,590 0.551 16,936,412 0.524 16,106,497.16
44,588 -1,641,183.70
IRR = 22% + 44588/(44588-(-1641183.70)+ 1%
IRR= 22% + 0.535 +1%
IRR = 23.026 %
Dengan nilai IRR sebesar 23.026 % menjelaskan bahwa usaha abon ikan kering layak untuk dikembang karena
nilai yang diperoleh ini lebih besar dari nilai tingkat suku bunga bank yang berlaku saat ini yaitu sebesar 14 %.
9. Titik Impas (BEP)
Break-even poin atau titik impas merupakan suatu angka dimana volume produksi mencapai angka
keseimbangan yang dihitung dengan menggunakan rumus
BEP = Total Biaya (TC)/Harga Satuan (P)
BEP = 191,120,000/20,000
BEP= 9.556 unit
7/21/2019 37-Sutinah-KL1-
http://slidepdf.com/reader/full/37-sutinah-kl1- 7/9
264
B. ANALISIS SWOT
Analisis SWOT adalah suatu cara menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal menjadi langkah-langkah
strategi dalam pengoptimalan usaha yang lebih menguntungkan. Dalam analisis faktor-faktor internal dan
eksternal akan ditentukan aspek-aspek yang menjadi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakness), kesempatan
(Opportunities), dan yang menjadi ancaman (Treathment ) sebuah organisasi. Dengan begitu akan dapat
ditentukan berbagai kemungkinan alternatif strategi yang dapat dijalankan ( Freddy Rangkuti, 2005:19).
1. ANALISIS SWOT
Tabel 9 ; Analisis Swot Usaha Pengolahan Produk abon ikan kering
IFE
EFE
KEKUATAN
1.Motivasi kerja tinggi
2.Umur produktif
3.Jumlah TK banyak
4.Bahan baku tersedia
5.Kualitas produk sudah baik.
6.Hasil produk olahan yang
cukup specifik atau unik
7.Waktu kerja yang cukup luang
terutama wanita nelayan
KELEMAHAN
1.Produk pesaing yg lebih berkualitas
2.Tingginya tuntutan masyakat
konsumen akan produk pangan
berkualitas
3.Pasar bebas yang semakin dekat
yang memungkinkan produk import
termasuk makanan olahan masuk ke
Indonesia
4.Tingkat perlindungan kunsumen
yang cukup tinggi oleh berbagai
lembaga standarisasi, memungkinkan
produk olahan masyarakat semakin
sulit untuk diterima
PELUANG
1.Permintaan yang semakin
tinggi akan produk pangan
olahan terutama produk
perikanan
2.Perhatian pemerintah yang
relative tinggi bagi
pengembangan usaha kecil
menengan dan mikro seperti
pemberian berbagai skim
bantuan usaha dan perlatan
produksi3.Gaya hidup yang semakin
menuntut kepraktisan dalam
mengkonsumsi makanan
sehingga diperlukan produk
pangan siap saji
4.Adanya dorongan dan
kepedulian dari berbagai
lembaga untuk kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat
pesisir baik pemerintah maupun
swasta seperti LSM5.Permintaan Eksport tinggi
STRATEGI SO
1. Tingkatkan motivasi
dan keterampilan kerja
untuk mendukung
produksi yang
berkesinambungan
2. Tingkatkan kualitas dan
kuantitas produk untuk
mengakses pasar yang
luas terutama pasareksport.
3. Tingkatkan program
KKP untuk
pemberdayaan
perempuan
4. Pendampingan & pembi
naan pada kelompok
perempuan perlu
diintensifkan
5. Pembinaan dan
pemberdayaankelompok usaha
STRATEGI WO
1. Penguatan modal untuk
meningkatkan kualitas produk
2. Menjalin kemitraan dan
memperkuat jaringan
3. Program bantuan alat produksi
hendaknya merata dan sesuai
dengan kebutuhan kelompok
4.
Tingkatkan kualitas produksesuai standar penjaminan
mutu (ISO) melalui
pendampingan dan pembinaan
program KKP
5. Diversifikasi produk yang
sesuai dengan kebutuhan dan
harga yang terjangkau oleh
konsumen
7/21/2019 37-Sutinah-KL1-
http://slidepdf.com/reader/full/37-sutinah-kl1- 8/9
265
untuk produk olahan perikanan
seperti abon ikan kering
berbasis sumberdaya
dan potensi daerah
masing-masing
6. Pencarian dan
pembukaan jaringan
pemasaran denganmenciptakan produk
spesifik dengan kualitas
yang terstandarisasi
ANCAMAN
1.Produk pesaing yg lebih
berkualitas
2.Tingginya tuntutan masyakat
konsumen akan produk pangan
berkualitas
3.Pasar bebas yang semakin
dekat yang memungkinkan
produk import termasuk
makanan olahan masuk ke
Indonesia
4.Tingkat perlindungan
kunsumen yang cukup tinggi
oleh berbagai lembaga
standarisasi, memungkinkan
produk olahan masyarakat
semakin sulit untuk diterima
STRATEGI ST
1. Memperkuat
kelembagaan kelompok
UKM
2. Meningkatkan
pembinaan kepada
kelompok UKM
STRATEGI WT
1. Melakukan riset pasar
2. Melakukan pengembangan
kualitas dan kuantitas produk
3. Perlu ada toko yang letaknya
strategis di pinggir jalan yang
mudah diakses sebagai tempat
pemasaran produk olahan
perikanan sebagai oleh-oleh
khas Sulawesi Selatan dan
juga produk lain yang
berprospek.
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2013
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Tingkat kelayakan finansial usaha pengolahan produk abon ikan kering lebih besar satu, ini
mengindikasikan bahwa usaha tersebut layak untuk dikembangkan. Begitupun dengan nilai IRR
sebesar 23.026 % menjelaskan bahwa usaha abon ikan kering layak untuk dikembang karena nilai yang
diperoleh ini lebih besar dari nilai tingkat suku bunga bank yang berlaku saat ini yaitu sebesar 14 %.
2. Peran pemerintah terhadap bantuan modal pada usaha abon ikan kering belum ada, namun sebahagian
kecil dari kelompok perempuan tersebut sudah mendapat bantuan alat produksi, tapi belum merata
pada semua kelompok dan alat tersebut ada juga tidak sesuai kebutuhan kelompok.3. Pola kemitraan industri dan lembaga keuangan belum berperan dalam permodalan usaha pengolahan
produk abon ikan kering, sehingga kelompok usaha tersebut susah berkembang, hanya saja dengan
adanya program Dikti melalaui Program IbIKK ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan kelompok
melalui kemitraan usaha dengan laboratorium Agribisnis Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
Universitas Hasanuddin.
4. Strategi pengembangan usaha produk abon ikan kering adalah STRATEGI SO; Tingkatkan motivasi
dan keterampilan kerja untuk mendukung produksi yang berkesinambungan, Tingkatkan kualitas
dan kuantitas produk untuk mengakses pasar yang luas terutama pasar regional dan eksport.
Tingkatkan program DIKTI dan KKP untuk pemberdayaan perempuan dan Pendampingan/ pembinaan
7/21/2019 37-Sutinah-KL1-
http://slidepdf.com/reader/full/37-sutinah-kl1- 9/9
266
pada kelompok perempuan perlu diintensifkan. STRATEGI WO; Penguatan modal untuk
pengembangan usaha, Menjalin kemitraan dan memperkuat jaringan, Program bantuan alat produksi
hendaknya merata dan sesuai dengan kebutuhan kelompok, Tingkatkan kualitas produk sesuai standar
penjaminan mutu (ISO) melalui pendampingan dan pembinaan program KKP. STRATEGI ST;
Memperkuat kelembagaan kelompok UKM, dan Meningkatkan pembinaan kepada kelompok UKM
STRATEGI WT; Melakukan riset pasar, Melakukan pengembangan kualitas dan kuantitas produk.
Perlu ada toko yang letaknya strategis di pinggir jalan yang mudah diakses sebagai tempat pemasaran
produk olahan perikanan sebagai oleh-oleh khas Sulawesi Selatan dan juga produk lain yang
berprospek.
DAFTAR PUSTAKA
Adhawaty S, St. Fakhryyah, Firman, Yunus Tamamma. (2011). Ibikk Abon Ikan Kering . Laporan Pengabdian
Masyarakat, LP2M UNHAS Makassar.
Made S. (2002). Kajian Dampak Konversi Lahan Mangrove Terhadap Kehidupan Nelayan di Kabupaten Pinrang, Ketua , laporan penelitian kerjasama LP – Unhas dengan Bappeda Kabupaten Pinrang.
Made S, Hamzah. (2003). Studi jaringan Pemasaran Produk Hasil Perikanan dari Taman Nasional Laut
Takabonerte (ketua) (Coremap LIPI-PSTK Unhas) 2002 – 2003
Made S, Mardiana, Hamzah. (2005). Pengembangan Model Kelembagaan Ekonomi yang Dibutuhkan
Masyarakat Nelayan di Propinsi Sulawesi Selatan (LP UNHAS – Balitbangda SUL-SEL).
Kasmiaty, Sutinah Made. (2007). Penerapan Tekhnologi Tepat Guna Pada Diversifikasi Produk Perikanan
Untuk Pemberdayaan Keluarga Nelayan di Provinsi Sulawesi Selatan, Anggota, LP- Unhas dan
Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan.
Made S. (2009). Analisis Pendapatan Nelayan Pada Berbagai Alat Tangkap di Provinsi Sulawesi Selatan.
Prosiding seminar nasional Kelautan dan perikanan UGM yogyakarta.