36279367 persiapan produksi video shooting

Upload: dhaniaputri1

Post on 07-Jul-2015

1.046 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

By : M46 Corporation

BAB IA. Teori Dasar Pembuatan Film/Video Apa Itu Film ???? Film adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie atau video (semula pelesetan untuk 'berpindah gambar'). Film, secara kolektif, sering disebut 'sinema'. Gambar-hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dari hiburan, dan juga bisnis, yang diperankan oleh tokoh-tokoh sesuai karakter direkam dari benda/lensa (kamera)atau animasi. Dasar-dasar Produksi Film Menjelaskan tahapan produksi sebuah film, deskripsi kerja dalam tim produksi, dan manajemen produksi. Materi mencakup: Menyusun tim produksi; Menyeleksi kru (crew) dan Hal yang harus disiapkan dalam produksi film. Penulisan dan Penyutradaraan Menjabarkan dasar-dasar penulisan cerita untuk pembuatan film, penyusunan riset untuk film dokumenter, dan penerapan pembuatan sinopsis, director treatment, shotlist, script breakdown dan shooting schedule. Materi mencakup: Penulisan, Penyutradaraan pada tahap Pra Produksi, Produksi, dan Paska Produksi. Sinematografi Menjelaskan tentang pengoperasian kamera dengan baik serta cara pemeliharaannya, proses perekaman yang dapat menghasilkan gambar dan suara dengan baik, dan mengasah inisiatif untuk menyesuaikan diri dengan keterbatasan alat. Materi mencakup: Dasar-dasar sinematografi, Pengenalan teknologi kamera, Teknik pengambilan gambar, Tata cahaya, dan Penataan kamera saat produksi. Tata Suara Menguraikan dasar-dasar audio pada proses produksi film, baik yang dilakukan ketika perekaman suara saat pengambilan gambar, maupun kebutuhan pengisian suara saat pasca produksi. Materi mencakup: Dialog, Musik, dan Efek suara Tata Artistik Menjelaskan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh departemen artistik dan mengaplikasikan sinopsis dan director treatment menjadi breakdown artistik. Materi mencakup: Tata busana, Tata rias, Bagian set, Properti, dan Efek special Editing Menjelaskan proses editing, teori dasar editing, pengoperasian computer untuk editing. Memberi pemahaman tentang pola pikir editing pada setiap tahap produksi film dan penerapan konsep editing (paper edit). Materi mencakup: Sekilas tentang editing, Tahapan editing, dan Istilah teknis editing. Dokumentasi dan Dokumenter Menjelaskan dasar pengerjaan, pengelolaan dan pemanfaatan dokumentasi berdasarkan obyek dan kebutuhannya. Menjelaskan apa itu visual proposal dan kaitannya dengan pengelolaan kearifan budaya. Materi mencakup: Sekilas tentang dokumentasi dan dokumenter, Bagaimana cara kerja dokumentasi, dan Film dokumenter sebagai alat pengelolaan kearifan budaya Sumber: http://www.captun.net/proses_.html http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

1.2.

1

By : M46 Corporation

B. Tahap Pra Produksi Desain Produksi Pada tahap desain produksi ditentukan tujuan produksi, penentuan target-target, penyusunan kru, skeduling proyek, dan sebagainya. Tidak ada rumusan yang benar-benar baku pada tahap desain produksi ini, dan fleksibel tergantung skala proyek produksi. Pada dasarnya, desain produksi ialah tahap pendefinisian proyek sedemikian rupa dalam segala aspeknya sehingga kelak pada akhir proyek dapat menjadi rujukan, apakah proyek produksi yang telah dijalankan telah memenuhi kaidahkaidah yang telah ditetapkan. Tujuan Produksi Misalnya, rencana produksi profil video perusahaan ABCD dirumuskan tujuan produksinya untuk memberikan sekilas pandang perusahaan tersebut dimana produk yang kelak dihasilkan akan dibagikan kepada para klien perusahaan serta para prospek klien. Tujuan produksi ini dapat pula dijabarkan secara lebih detil menurut prinsip tujuan komunikasi, dimana di dalam komunikasi setidaknya ada 5 aspek yang harus diperhatikan, yaitu komunikator, komunikan (audiens), materi komunikasi (pesan yang hendak disampaikan), media komunikasi, dan cara penyaluran pesan. Tujuan produksi dapat pula secara spesifik menyebut tujuan-tujuan tertentu, misalnya : tujuan mengikuti festival film Indie, tujuan komersial, tujuan presentasi, dsb. Bahkan untuk sebuah tujuan eksperimental pun, sebaiknya dilakukan perumusan agar perumusan tujuan produksi ini kelak dapat dipakai sebagai rujukan saat menulis jurnal/evaluasi kegiatan. Penentuan Target-target Ini masih berkaitan erat dengan perumusan tujuan di atas, tapi dengan memakai indikator yang lebih terukur. Misalnya, target keberhasilan penyampaian pesan, target pencapaian finansial, target pencapaian kualitas gambar, target jumlah audiens, dsb. Penyusunan Kru Berbeda dengan produksi film komersial (apalagi film Hollywood) yang dikerjakan oleh banyak kru dengan tugas dan keahlian masing-masing, suatu home video dapat dikerjakan oleh suatu tim kecil dengan tugas serba rangkap. Sejumlah aspek pekerjaan penting ialah produser, penulisan skenario, penyutradaraan, kameramen, pencahayaan, make up & wardrobe, penata artisitik dan editing. Tidak masalah dengan keterbatasan sumberdaya manusia yang dapat terkumpul di dalam kru produksi, yang lebih penting ialah adanya kejelasan soal pembagian tugas dan deskripsi job masing-masing. Misalnya dapat berbentuk tim kecil beranggotakan 3 orang, dimana seorang berperan rangkap sebagai produser/penulis skenario/penyutradaraan, seorang sebagai kameramen/editor, dan seorang sebagai lighting man/penata artistik. tentang susunan kru yang lebih ideal, klik disini. Skeduling Proyek Skeduling proyek memegan peranan yang amat penting dalam pencapaian efektivitas dan efisiensi produksi, terutama kegiatan produksi (shooting video) dimana terlibat banyak sumberdaya Penjelasan lebih lengkap

1.2.

2

Sumber: http://www.captun.net/proses_.html http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

By : M46 Corporation

manusia, pemain dan peralatan shooting video yang digunakan. Idealnya, suatu pengambilan gambar telah direncanakan dan dijadwalkan pada tenggang waktu yang cukup sebelumnya sehingga semua pihak yang terlibat dalam shooting video tersebut dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk menunaikan peran/tugasnya masing-masing, yang melibatkan kesiapan mental, fikiran dan peralatan. Skeduling proyek juga amat berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam produksi video untuk mengukur sejauh mana kemajuan suatu proyek pada saat-saat tertentu, agar dapat melakukan evaluasi proyek berjalan. Pembuatan Skenario Pembuatan skenario, meskipun lazimnya dilakukan dalam proses produksi film komersial, namun dapat diadaptasi untuk proses pembuatan produk audio-visual lainnya dengan penyesuaian seperlunya. Hal ini dimungkinkan karena film dibuat untuk menyampaikan pesan komunikasi secara visual, sebagaimana di sini kita akan membuat sejumlah produk video juga sebagai media untuk menyampaikan pesan komunikasi. Prinsip-prinsip umum di bawah ini kelak akan dibahas lagi secara singkat cara penerapannya dalam konteks produksi masing-masing produk video di bagian ragam produksi. Empat aspek dalam penulisan skenario : 1. Konsep cerita, dirumuskan dalam sebuah kalimat tunggal yang menjelaskan tokoh utama dalam film dan apa yang ingin diperbuat atau diperjuangkannya. 2. Karakterisasi (perwatakan), yaitu tokoh-tokoh yang terlibat dalam cerita. Setiap tokoh dijelaskan karakter dasarnya dengan penekanan penjelasan pada tokoh-tokoh utama. Perbedaan karakter ini akan memainkan peranan penting yang melatarbelakangi bagaimana setiap tokoh bersikap dan bertindak tentang suatu isu/masalah. Seperti kita ketahui, sekelompok manusia dapat bersikap dan melakukan tindakan yang sama meski masing-masing memiliki pikiran/motivasi yang berbeda. Sebaliknya, sekelompok manusia dapat bersikap dan melakukan tindakan yang berbeda meski memiliki kesamaan pikiran/motivasi. Dengan demikian dapat dipahami bahwa kombinasi karakter dan isu yang unik dapat melahirkan cerita yang menarik. 3. Alur cerita; rangkaian kejadian dan hubungannya dengan karakter. Bagaimana kejadian demi kejadian dirangkai menjadi suatu cerita akan amat menentukan keberhasilan terjalinnya cerita yang menarik. Contoh : sebuah film yang diawali adegan pembunuhan sadis oleh seseorang terhadap korbannya yang tak bersalah akan menimbulkan rasa penasaran pemirsa, ketimbang jika lebih dulu ditampilkan gambar kejadian yang menyajikan fakta bahwa pada masa kecilnya si pembunuh tersebut seringkali mendapat penyiksaan dari orangtuanya sehingga ia menderita kelainan jiwa. Untuk memancing proses kreatif dalam menyusun alur cerita, dapat diajukan pertanyaan-pertanyaan berikut : bagaimana jika hal buruk ini terjadi, yaitu hal yang merintangi usaha tokoh utama mencapai tujuannya? bagaimana pula jika terjadi hal lain lagi? Kejadian

1.2.

Sumber: http://www.captun.net/proses_.html http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

3

By : M46 Corporation

demi kejadian ini juga harus dapat membangun emosi pemirsa, misalnya karena secara bergantian adegan-adegan kejadiannya mengandung ketegangan, tawa dan airmata. 4. Perancangan adegan per adegan; rangkaian rencana pengambilan gambar yang meliputi dialog, akting, set properti, setting lokasi, dsb. Dapat dengan mudah dibayangkan tentang suatu cerita yang memiliki konsep cerita, karakterisasi dan alur cerita yang menarik, tapi lantas berakhir menjadi film yang buruk karena kelemahan dialog, akting, setting lokasi dan properti? Penulis skenario yang berpengalaman pun belum tentu dapat menulis skenario sekali jadi. Yang lazim terjadi ialah dibuatnya draft skenario untuk kemudian dipelajari lagi demi mendapatkan ide-ide pelengkap untuk finishing pembuatan skenario tersebut. Bahkan bagi skenario yang sudah jadi pun, terjadinya revisi skenario merupakan hal yang lumrah terjadi. Sejumlah pertanyaan berikut ini harus dipertimbangkan saat menulis skenario, baik tahap awal maupun tahap lanjutan : Siapakah yang punya cerita ini? Tokoh utama dengan isu pokoknya harus jelas, jangan sampai tokoh pendukung memiliki karakterisasi lebih kuat dengan isu yang lebih menarik. Dari sudut pandang cerita siapa film akan dibuat, apakah dari tokoh utama, atau pihak ke-2 (orang yang diajak berdialog langsung oleh tokoh utama), atau dari pihak ke-3 yang mengamati tokoh utama dari luar. Di mana bagusnya adegan akan berawal, dimana pula akan berakhir? Apa poin-poin dari tiap adegan yang dirancang, akan mengarah ke mana? Apa informasi terpenting yang diperlukan pemirsa dari suatu adegan tertentu? Apakah adegan tertentu benar-benar berkaitan dengan cerita, dan menggerakkan cerita menuju akhir? Jika tidak, adegan ini berpotensi melambatkan cerita dan menimbulkan kebosanan kepada pemirsa. Selalu mengingat bahwa adegan ialah bahasa gambar. Idealnya, gambar murni yang tanpa dialog sudah bisa menyampaikan pesan komunikasi yang hendak disampaikan. Selalu mengingat untuk mengolah gambar, merancang konflik, dan membaur emosi Bagaimana membuat keterkaitan yang menarik antar satu adegan dengan adegan lainnya? Apakah terjadi perulangan adegan? Adegan yang benar-benar sama tentu saja hampir mustahil terjadi. Yang dimaksudkan disini ialah terjadinya sejumlah adegan yang sebenarnya mengandung pesan komunikasi yang mirip/sama. Saat pemirsa melihat suatu adegan lalu berhasil menangkap pesannya, lalu kepadanya disuguhkan adegan lain yang baginya punya pesan yang sama dengan adegan sebelumnya. Tentu saja ia akan menjadi bosan. Apakah adegan datar (minim konflik, minim emosi, minim informasi)? Jika ya, bagaimana caranya agar timbul suatu yang dramatis atau luarbiasa terjadi, bahkan dari hal-hal yang sepele atau biasa? Apakah pemirsa akan tertarik dengan semua rangkaian gambar ini? Sumber Potensi Kreatif bagi Penulisan Skenario Salahsatu wujud kreativitas ialah kemampuan memilih antara mana yang perlu dan mana yang tidak perlu dirangkai dalam suatu cerita.

1.2.

4

Sumber: http://www.captun.net/proses_.html http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

By : M46 Corporation

Penggalian fakta terhadap setting cerita dan karakter yang akan di-skenariokan. Misalnya, penulisan skenario film Slumdong Millionaire tentu mustahil dilakukan jika tidak melakukan riset terhadap bentuk kehidupan miskin di India. Penggalian pemahaman dan pengetahuan yang telah ada. Penulis skenario sebelumnya telah memiliki nilai-nilai dan pemahaman tertentu atas isu tertentu hasil dari kehidupannya selama ini. Hal ini dapat digali untuk mendapatkan hal-hal menarik (mungkin ironi) dibandingkan dengan fakta yang telah digali. Penggalian imajinasi. Bagaimana suatu masalah dapat timbul dan terselesaikan dari benturan nilai-nilai dan kepentingan yang sudah ada atau potensial terjadi. Format Skenario Perancangan skenario sendiri lebih berupa aspek mental yang abstrak dari seorang penulis skenario yang dapat dituangkan ke dalam berbagai bentuk (tulisan) sesuai keperluannya. Pada produksi sebuah film, skenario dituangkan dalam format standar tertentu yang dimaksudkan agar kru produksi yang terlibat mengetahui perannya masing-masing saat pengambilan gambar. Namun untuk sebuah produk skala kecil dengan tim kecil, skenario dapat diadaptasi menjadi rumusan bersama yang sederhana, asal dapat dimengerti dan menjadi acuan kerja kru produksi (misalnya kameramen, sutradara, lighting man). Storyboard Storyboard ialah rangkaian gambar ilustrasi yang berusaha menjelaskan bahasa tulisan skenario ke dalam bahasa visual. Adegan demi adegan cerita yang sebelumnya telah dirumuskan dalam skenario diterjemahkan menjadi gambar oleh sutradara dengan bantuan kameramen dan storyboard artist, sedemikian rupa sehingga dalam potongan-potongan gambar ilustrasi yang dihasilkan terhimpun informasi tentang para pelaku adegan, adegan yang dilakukan, lokasi dan properti, sudut pengambilan gambar, dan sebagainya. Pada kenyataan dalam praktek, keberadaan storyboard merupakan barang mewah, yaitu meskipun memang dirasakan manfaat besarnya, namun kesulitan pengerjaannya membuat suatu tim produksi sering mengabaikannya dengan melewati proses ini, dan menyerahkan pelaksanaan shooting video kepada kemampuan langsung di lapangan. Salahsatu kendala yang sering dihadapi ialah tidak tersedianya tenaga ilustrator gambar. Layout Layout ialah bentuk lanjutan dan terakhir dari kegiatan pra produksi. Di sini, gambar-gambar storyboard dirangkai dalam suatu kegiatan editing video, sesuai skenario (di-scan sebelumnya), bagaikan hasil shooting video yang sudah selesai diambil. Elemen-elemen lain ditambahkan seperlunya sekedar untuk mencari gambaran awal dari produk yang telah selesai, misalnya dubbing narasi dan musik ilustrasi. Hasil akhir layout ini dapat berupa file video yang dapat disaksikan bersama oleh kru produksi dan klien, jika ada. Layout ini amat bermanfaat, antara lain : Kru produksi (maupun klien) mendapat gambaran yang lebih jelas tentang produk yang akan dihasilkan. Banyak orang yang daya imajinasinya tak cukup tinggi untuk bisa membayangkan hasil

1.2.

Sumber: http://www.captun.net/proses_.html http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

5

By : M46 Corporation

akhir sebuah produk dari sebuah skenario, yang mengerti tentang rencana produksi dengan adanya layout ini. Pace dari video dapat terasa. Idealnya, video menyampaikan pesan/informasi yang berkembang setiap saat dengan kecepatan yang tepat. Video yang terlalu cepat akan membingungkan pemirsa, sedangkan yang terlalu lambat akan membuat pemirsa bosan dan bahkan tertidur. Jika disadari pace yang kurang sesuai, akan menjadi catatan dalam kegiatan editing video kelak, untuk memanjangkan atau menyingkat adegan-adegan tertentu dalam rangka perbaikan pace ini. Peran ilustrasi musik terhadap pembentukan mood video dapat terasa, dan editor dapat bereksperimen dengan backsong yang akan digunakan kelak. Secara teknis, pembuatan layout ini juga amat membantu editor kelak saat berkegiatan editing video. Karena potongan gambar ilustrasi tersebut sudah diatur tempat dan durasinya sedemikian rupa sehingga kelak hanya tinggal diganti dengan hasil shooting video. Secara mental, kru produksi akan merasa bahwa video sudah hampir selesai, dan tinggal mengisi potongan-potongan gambar ilustrasi tersebut dengan hasil shooting video. C. Shooting Video Dalam menjalankan proyek produksi video, khususnya kegiatan pengambilan gambar atau shooting video, sejumlah hal berikut ini harus dipersiapkan dengan baik : a) desain produksi termasuk skenario, yang bisa menjadi panduan yang baik tentang apa-apa yang harus dikerjakan selama shooting; b) kesiapan kru dalam menjalankan perannya masing-masing; c) kesiapan perlengkapan yang juga merupakan tanggung jawab masing-masing kru. Berikut ini gambaran sejumlah fungsi produksi (shooting video) suatu proyek home video yang dilakukan oleh suatu tim kecil terdiri dari 3-5 orang, serta kompetensi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi-fungsi tersebut. Fungsi Sutradara Seorang sutradara berusaha menerjemahkan bahasa tulisan pada skenario menjadi bahasa visual video. Dalam upayanya itu, tergantung jenis produksi video yang dikerjakannya, ia bisa berurusan dengan aktor/aktris (atau "talent" yang mengisi peran pendukung), kameramen, penata artistik dan kru lainnya. Sutradara inilah yang mengatur akting artis/talent termasuk dialognya. Untuk mendapatkan pemeran yang tepat untuk peran tertentu, sebelumnya dapat dilakukan suatu uji peran yang disebut dengan "casting" terhadap sejumlah orang yang dinominasikan untuk peran itu. Bahkan dalam suatu produk non-cerita pun, misalnya dalam produk video profil perusahaan atau liputan video pernikahan, diperlukan sedikit banyak rekayasa adegan untuk menciptakan bahasa gambar yang lebih kuat, dan dalam hal inilah peran sutradara amat diperlukan. Misalnya, aktivitas di ruang kerja kantor diatur sedemikian rupa sehingga menimbulkan kesan suasana kerja yang sibuk dan dinamis, meskipun sebenarnya dalam kesehariannya kesibukan yang seperti itu tidak pernah terjadi.

1.2.

6

Sumber: http://www.captun.net/proses_.html http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

By : M46 Corporation

Fungsi Kameramen Kameramen membantu sutradara dalam upaya penerjemahan dari bahasa tulisan ke bahasa visual. Sudut pengambilan gambar amat menentukan keberhasilan penyampaian pesan. Sebagai suatu kontras dapat disebutkan bahwa sudut pengambilan gambar yang tinggi (high angle) terhadap obyek dapat menimbulkan kesan ketidakberdayaan obyek, dan sebaliknya low angle dapat membantu menimbulkan kesan perkasa pada obyek yang diambil. Demikian pula pergerakan kamera dapat membantu menciptakan kesan-kesan tertentu sesuai tuntutan cerita. Tips untuk Kameramen 1. Gambar goyang Gambar yang goyang umumnya tidak dikehendaki dan bisa memusingkan pemirsa. Gambar semacam ini dihasilkan dari shooting video dengan pegangan tangan pada kamera (grip) yang salah dan belum bagusnya pengaturan nafas. Solusi 1 : gunakan triphod yang kokoh saat shooting video. Pelajari cara penyetelan triphod termasuk rodanya jika perlu agar Anda tetap bisa bergerak dinamis mengikuti keperluan pengambilan gambar; 2) jika Anda memegang kamera dengan tangan maka ikuti tips berikut ini : a) sandarkan tubuh pada sesuatu yang kokoh, rapatkan pegangan kamera ke tubuh lalu atur nafas dengan baik; b) lebih baik lagi jika menyandarkan kamera pada sesuatu yang kokoh misalnya meja; 2. Terlalu banyak zoom Gambar zoom tidak baik karena detil obyek sulit tertangkap, fokus menjadi sulit disesuaikan (entah manual atau auto fokus) dan gambar menjadi mudah goyang. Padahal sebailknya, gambar close-up yang diambil dari dekat akan memiliki daya tarik yang kuat pada shooting video yang dihasilkan. Kebanyakan kameramen amatir menggunakan fasilitas zoom karena alasan berikut : a) senang memainkan fitur unik ini; b) ketinggalan obyek, yaitu obyek shooting yang dianggap penting berada jauh dari posisi kameramen c) malu atau malas mendekati obyek, misalnya ada wanita cantik peserta acara yang bagus untuk di-shooting namun kameramen merasa malu untuk mengambil shooting dari dekat untuk mengambil gambar close-up; d) berdalih mengambil candid camera. Solusi 1) : pikirkan matangmatang obyek yang hendak di-shooting (sekali lagi, idealnya telah dirumuskan dalam suatu skenario); 2) dalam peliputan suatu acara, mintalah lebih dulu jadwal acara lantas dipelajari, sambil terus berkonsultasi dengan panitia acara; 3) harus melatih kepercayaan diri untuk biasa tampil hilir mudik di muka umum, demi mendapatkan angle yang baik; 4) untuk kebanyakan kasus, dapat dipikirkan alternatif yang lebih baik daripada mendapatkan gambar candid camera yang buruk karena diambil dengan zoom.

3. Terlalu banyak PANNING ialah pergerakan kamera horisontal ke kiri atau ke kanan yangdilakukan seorang kameramen ketika hendak mengambil gambar keadaan sekeliling. Berbeda dengan pan lembut yang dapat menambah dinamis gambar, pan yang cepat akan memusingkan pemirsa, pula gambar yang dihasilkan kurang tajam (karena kamera bingung

1.2.

Sumber: http://www.captun.net/proses_.html http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

7

By : M46 Corporation

dengan penyesuaian fokus). Kebanyakan kameramen amatir sering menggunakan pan yang berlebihan karena : a. ingin menyampaikan selengkap mungkin informasi melalui gambarnya, tanpa didahului perencanaan pengambilan gambar; b. ia justru bingung, gambar apa yang hendak diambil dengan kamera videonya. Solusi 1) biasakan menulis rencana shooting sambil memaknai apa yang hendak disampaikan dengan obyek/kegiatan yang akan di-shooting tersebut; 2) sesuai dengan rencana shooting, persiapkan diri dengan baik untuk bertugas di tempat shooting, jika mungkin pelajari lebih dulu angle-angle yang baik dan mungkin untuk di-ambil. 4. Gambar tidak fokus (blur) Kameramen amatir diasumsikan menggunakan kamera dengan setting auto fokus, namun seringkali ada saat-saat hasil shooting video gagal untuk fokus. Ini sering disebabkan pergerakan kamera (pan) yang terlalu cepat , padahal fitur auto fokus kamera kadang membutuhkan waktu sepersekian detik untuk mengenali fokus obyek. Sebab lainnya yaitu jarak pengambilan gambar yang jauh (long shot) sehingga banyak obyek yang ada di frame yang berada pada jarak yang berbeda-beda sehingga kamera kesulitan menentukan fokus. Solusi 1) kurangi pan; 2) biasakan untuk mendekati obyek sebelum mengambil gambarnya, sehingga bisa mendapatkan gambar close-up atau setidaknya medium-shot, yang dapat menghasilkan detil obyek yang lebih baik. 5. Salah pencahayaan Kemampuan seorang kameramen menggunakan cahaya baik alam maupun buatan akan merupakan penentu keunggulannya. Kameramen amatir (dengan asumsi menggunakan kamera video auto) biasanya sering salah pada : a) backlight, yaitu pengambilan gambar pada angle yang melawan sumber cahaya; b) kontras terlalu tinggi, misalnya di ruang terbuka mengambil gambar orang yang berkulit gelap dengan background langit putih. Solusi 1) jika backlight tak terhindarkan (tak ada pilihan angle yang lain) maka jangan lupa untuk meng-aktifkan fitur backlight pada kamera video; 2) pengambilan angle yang dekat (medium-shoot, close-up bahkan extreme close-up) dapat mengurangi kontras warna yang tertangkan oleh lensa kamera video. 6. Framing Kebanyakan kameramen amatir selalu menempatkan obyeknya di tengah frame kamera. Padahal idealnya, framing ini mengikuti Kaidah Sepertiga (Rules of Third) sebagaimana yang juga dikenal dalam dunia fotografi. Kaidah ini menyebutkan bahwa jika layar kamera dibagi tiga (baik secara vertikal maupun horisontal), maka obyek harus berada di garis-garis pertemuannya (jadi bukan di tengah, tapi menyamping). Jika demikian maka ada ruang obyek dan ruang kosong. Ruang kosong ini bisa diisi dengan background penunjang yang menarik. Untuk framing adegan wawancara atau pun monolog dimana pada layar tampil

1.2.

8

Sumber: http://www.captun.net/proses_.html http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

By : M46 Corporation

seorang yang berbicara di depan kamera serong ke samping, maka arah serong-nya ialah menghadap ke bidang kosong tersebut. 7. Sudut pengambilan gambar (angle) Kebanyakan kameramen amatir juga sering mengambil gambar terlalu jauh, yaitu Medium Shot (MS) atau bahkan Long Shot (LS), padahal pada angle kamera ini detil obyek tidak tertangkap jelas. Pada sejumlah produk home video seperti wedding video, video liputan acara, video ulangtahun, dan lain-lain, potensi daya tarik terbesar ialah emosi/ekspresi manusia yang terpancar dari wajah-wajah para pelaku peristiwa. Karena itu disarankan untuk banyak melakukan eksperimen soal angle kamera, terutama memberanikan diri untuk mengambil angle Close Up (CU) dan Extreme Close Up (ECU). Fungsi Pencahayaan Jika fotografi sering disebut dengan "melukis dengan cahaya", kira-kira demikian pula halnya dengan video, yaitu bagaimana pentingnya memahami karakteristik pencahayaan pada proses shooting video. Gambar yang jelas/tajam dapat diperoleh pada intensitas cahaya tertentu. Sedangkan kelebihan cahaya (over exposure) menyebabkan detil warna tidak diperoleh dan gambar menjadi dominan putih, sedangkan pada kasus kekurangan cahaya (under exposure), detil warna obyek tidak diperoleh dan gambar menjadi dominan hitam. Peralatan video memang berbeda dengan peralatan produksi film. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa lensa kamera video memiliki kepekaan cahaya yang lebih rendah daripada kamera film sehingga ia memiliki keterbatasan dalam menangkap rentang cahaya. Karena itulah, lokasi shooting video akan amat menentukan kualitas gambar video yang dihasilkan, dimana pada indoor shooting dengan peralatan lighting yang memadai, sumber-sumber cahaya lebih mudah dikendalikan untuk pencapaian gambar yang ingin dihasilkan. Sementara outdoor shooting harus diatur sedemikian rupa agar kontras warna dapat diminimalkan (yang akan mengurangi ketajaman gambar yang akan dihasilkan). Fungsi pencahayaan ini dapat diperankan oleh seorang lighting man khusus (terutama jika indoor shooting menggunakan sumber cahaya buatan) atau sekedar bahan perhatian kameramen saat operasional kameranya. Tips Pencahayaan 1. Kontras Warna (gelap-terang) Secara umum dapat dikatakan bahwa kualitas kamera video tergantung dari kepekaan lensanya terhadap cahaya. Lensa disebut peka jika ia dapat menangkap gradasi warna (gelap-terang) yang lebar. Makin tidak peka lensa, makin sulit ia menangkap gradasi warna. Oleh lensa yang kurang peka, titik warna yang mendekati hitam akan ditangkap sebagai titik hitam, dan titik warna yang mendekati putih akan ditangkap sebagai titik putih. Demikianlah kita mengenal gambar sebagai tajam atau kurang tajam berdasarkan kekayaan informasi warna dan gelap terang yang berhasil disajikan.

1.2.

Sumber: http://www.captun.net/proses_.html http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

9

By : M46 Corporation

Karena itu, agar dapat menangkap gambar obyek secara detil, usahakan pada layar kamera video agar gambar yang tertangkap memiliki kontras warna yang rendah. Berikut ini ialah contoh buruk : mengambil obyek manusia berkulit gelap, dengan latar belakang langit putih. Kamera video auto akan mengambil cahaya rata-rata sedemikian rupa sehingga sebagai hasilnya gambar obyek akan gelap. Sedangkan pada kamera yang cahayanya dapat disetting manual, jika bukaan cahaya (diafragma) diperbesar agar dapat menangkap detil warna pada tubuh manusia, maka pada bagian langit warnanya akan meledak yaitu putih amat terang. 2. Cahaya "Lembut" dan "Keras" Cahaya yang lembut (soft) akan menghasilkan gambar yang lebih bagus dibandingkan dengan cahaya yang keras. Karena itu untuk keperluan shooting outdoor, terdapat waktu shooting yang ideal yaitu pagi atau sore hari dimana intensitas cahaya matahari tidak terlalu terang. Jika cahaya ini terlalu terang, sebaiknya dipakai semacam kain filter untuk menyaring cahaya yang menuju obyek shooting agar dihasilkan cahaya yang lebih soft. Pada penggunaan lambu buatan untuk indoor shooting, filter ini bisa dipakaikan pada sumber cahaya (lampu) sehingga cahaya akan berpendar dengan soft. Cara lainnya, cahaya dihadapkan ke atap atau tembok sehingga obyek shooting hanya akan menerima pantulan cahayanya yang lebih lembut. 3. Reflektor Reflektor dapat digunakan untuk memantulkan cahaya keras menjadi lebih lembut. Reflektor juga dipakai sebagai sumber cahaya lain selain sumber cahaya utama sehingga obyek shooting akan terkena cahaya secara lebih merata pada keseluruhan bagiannya. Pada prinsipnya reflektor dapat dibuat dari bahan apa saja yang berwarna putih/terang sehingga dapat secara optimal memantulkan cahaya yang diterimanya. Biasanya untuk dapat membuat reflektor dengan murah, bahan alumunium foil direkatkan pada sebidang busa (stereoform) untuk menjadi reflektor yang ringan dibawa. 4. Arah Cahaya Untuk kebanyakan kasus dimana diharapkan obyek shooting terekam gambarnya secara detil, arah cahaya harus berasal dari depan obyek, atau searah dengan arah kamera video. Cahaya yang berasal dari belakang obyek disebut backlight dan akan menghasilkan gambar siluet yaitu obyek yang gelap (catatan : ini dapat saja dipakai untuk keperluan khusus yaitu misalnya jika identitas obyek memang sengaja dikaburkan). Pengaktifan fitur backlight pada kamera video memang sedikit membantu tapi itu sebaiknya dilakukan jika sudah tidak ada pilihan angle yang lebih baik lagi.

1.2.

10 Sumber:

http://www.captun.net/proses_.html http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

By : M46 Corporation

5. Pencahayaan Tiga Titik (Three Point Lighting) Teknik pencahayaan dasar disebut dengan Three Point Lighting yang seperti tergambar dari namanya, menggunakan 3 sumber cahaya (yang kesemuanya sebaiknya berupa cahaya buatan). Dalam teknik ini terdapat 3 buah sumber cahaya dengan intensitas dan sudut masing-masing terhadap obyek shooting, yaitu key light, fill light, dan rim light. Contoh : sebuah adegan shooting wawancara, dimana seorang menghadap ke kamera video. Key light dipasang di depan orang dan menghadap ke orang yang diwawancara tersebut, dengan ketinggian sedikit di atasnya, dengan membentuk sudut sekitar 45 derajat terhadap kamera (segitiga yang dibentuk oleh key light, orang, dan kamera membentuk sudut 45 derajat). Key light ini merupakan sumber penerangan utama bagi obyek, tapi hanya dengan key light ini saja, akan timbul bayangan yang mengganggu di belakang obyek. Karena itu diperlukan sumber cahaya yang kedua, yang disebut dengan fill light yang ditempatkan berlawanan dengan key light, dengan intensitas cahaya yang lebih rendah. Lampu ketiga yaitu rim light berfungsi memperjelas pemisahan obyek dengan backgroundnya (dengan menghasilkan semacam outline pada obyek), juga ditempatkan di belakang orang dengan sudut yang berbeda, dengan intensitas yang lebih rendah pula. Variasi sudut dan ketinggian sumber cahaya serta intensitas cahaya dapat menghasilkan hasil gambar yang berlainan. Suatu eksperimen lighting pada lokasi shooting tertentu idealnya dilakukan sebelum jadwal shooting untuk mendapat setting pencahayaan demi mendapatkan hasil gambar yang maksimal. Kombinasi penggunaan sumber cahaya alami (sinar matahari) dan buatan juga dapat dilakukan dengan terlebih dulu harus dilakukan eksperimen dan penyesuaian secukupnya, termasuk setting kamera yang berbeda-beda tergantung jenisnya. 6. Fungsi Artistik Seorang penata artistik bertanggung jawab menyiapkan setting lokasi shooting termasuk semua properti yang merupakan bagian dari skenario. Misalnya, dalam skenario terdapat adegan kesibukan kerja di kantor maka penata artistik harus menyiapkan setting lokasi dan semua barang yang diperlukan agar adegan tersebut hidup sesuai dengan kenyatannya. Pada konteks home video yang berbeda dengan produksi film komersial, tugas penata artistik tetap penting. Meskipun mungkin tidak perlu dibuat suatu rekayasa khusus untuk setting lokasi dan adegan, namun ia harus mengoptimalkan kondisi lokasi dan properti yang sudah ada untuk membantu fungsi sutradara dan kameramen agar dapat dihasilkan gambar yang baik. Dalam pengambilan suatu gambar produk video amatir misalnya, sering ditemukan kemunculan benda-benda yang mengganggu penglihatan, yang sering luput dari perhatian kameramen. Peran seorang penata artistik lah yang harus membantu mengurangi kemungkinan terjadinya hal seperti ini. Pada tahap Pra Produksi, penata artistik memulai pekerjaannya dengan mempelajari skenario dengan teliti, lalu membuat list berisi detil kebutuhan set dan properti, lalu membuat bujet untuk penyediaan properti tersebut. Imajinasi dan kreativitas amat diperlukan pada tahap ini untuk mengupayakan agar properti dapat tersedia secara mudah, murah dan cepat,

1.2.

Sumber: http://www.captun.net/proses_.html http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

11

By : M46 Corporation

tanpa mengorbankan kualitas properti yang berpotensi merusak cerita. Sedangkan pada tahap Produksi, penata artistik terus mengikuti kegiatan shooting untuk menyiapkan semua kebutuhan bagi adegan demi adegan yang akan di-shooting. Kecepatan dan keterampilan dalam membongkar pasang properti akan merupakan salahsatu penentu berlangsungnya kegiatan shooting yang efektif dan efisien. 7. Fungsi Make-up & Wardrobe Fungsi ini diperlukan untuk menyiapkan orang-orang yang akan tampil sebagai obyek shooting dalam hal busana/pakaian/kostum dan make-up. Dalam hal pakaian, beberapa faktor yang harus menjadi perhatiannya : kerapihan, kebersihan, kecocokan, dan warna. Tiga aspek yang disebutkan awal tadi mungkin mudah untuk dipahami, yaitu bahwa pemain/talent yang tampil harus berpakaian dengan layak sesuai dengan perannya. Adapun mengenai warna ialah, berhubung kamera video memiliki kepekaan lensa yang terbatas, maka sedapat mungkin harus dihindari pemakaian warna pakaian yang memiliki kontras tinggi dengan warna kulit/wajah. Yang sering terjadi ialah, bahwa kebanyakan orang Indonesia berwarna kulit gelap (sawo matang) namun karena udara yang cukup panas sering memakai pakaian/kaos berwarna cerah seperti putih, kuning. Kombinasi warna kulit dan pakaian dengan warna tersebut tidak cocok untuk keperluan shooting karena kontras warna tersebut menyebabkan detil obyek sulit tertangkap oleh kamera. Jadi disarankan untuk memilihkan pakaian yang warnanya dekat dengan warna kulit pemain/talent. Adapun soal make-up, pekerjaan minimal yang dapat dilakukan namun dapat memberi efek signifikan ialah soal kerapihan potongan rambut, pembersihan wajah dan pembedakan. Wajah pemain/talent yang berminyak akan memantulkan cahaya dan akan menjadi gambar yang buruk. Amat baik jika untuk keperluan home video pun tersedia fungsi make-up ini yang melakukan kegiatan pembersihan wajah dan pembedakan agar wajah para pemain/talent dapat tertangkap dengan baik oleh kamera video saat shooting. 8. Fungsi Asistensi Kegiatan pengambilan gambar sebenarnya melingkupi sejumlah banyak tugas yang kompleks. Sebagai perbandingan dapat kita lihat bahwa setelah berakhir suatu tayangan film komersial, film Hollywood misalnya, maka muncullah sekian ratus orang yang terlibat dalam proses produksi film tersebut. Pada produksi home video, meskipun hanya sedikit sumberdaya manusia yang bisa dilibatkan, sebaiknya fungsi-fungsi tertentu yang telah dijelaskan di atas tetap coba dijalankan meski dengan keterbatasan masing-masing. Untuk itu dapat diperbantukan seorang asisten yang melakukan segenap tugas rangkap untuk membantu tugas-tugas yang dijalankan oleh kru inti. Tugas asistensi ini bisa amat fleksibel, tergantung kondisi di lapangan.

1.2.

12 Sumber:

http://www.captun.net/proses_.html http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

By : M46 Corporation

BAB IIA. Tahap Paska Produksi Setelah shooting video dilaksanakan, tahapan berikutnya ialah Paska Produksi yang komponen pekerjaan utamanya ialah editing video. Berikut ini sejumlah fungsi dalam tahapan ini : Fungsi Editing Video Fungsi editing video mencakup capture video, editing, dan outputting. Pada capture video, hasil video shooting yang masih dalam bentuk tape ditransfer ke dalam bentuk file komputer melalui proses video capture. Meskipun mungkin diketahui bahwa banyak hasil shooting yang tidak sesuai dengan tuntutan skenario (misalnya karena adegan gagal, atau tes shooting), adalah kelaziman untuk meng-capture dulu semua hasil rekaman ke komputer untuk di-edit kemudian. Di proses editing video inilah dilakukan pemotongan, pemilihan dan penyusunan ulang gambar, agar sesuai dengan tuntutan skenario. Setelah dilengkapi dengan pekerjaan sound, animasi, visual efek dsb dan dianggap selesai, proses editing pun diakhiri dengan outputting, yaitu ekspor ke format file tertentu yang diinginkan untuk proses selanjutnya. Fungsi Sound Fungsi sound dapat dirangkap oleh seorang editor video, namun idealnya dilakukan secara tersendiri oleh seorang yang berkompeten di bidang ini. Fungsi sound meliputi sejumlah keperluan berikut ini : pembuatan musik ilustrasi, pembuatan sound efek, dan sound recording (untuk keperluan dubbing narasi). Fungsi Image Editing Untuk keperluan editing video, sering diperlukan elemen grafis penunjang misalnya untuk keperluan ilustrasi dan pembuatan titel. Pekerjaan image editing amat mungkin dirangkap oleh seorang editor video atau dapat pula dilakukan olah ahlinya, dimana editor hanya menerima input gambar tersebut untuk kemudian diolah dalam proyek editing videonya. Fungsi Animasi & Visual Efek Proyek editing video juga dapat melibatkan pekerjaan animasi dan visual efek. Bagian video yang berupa animasi/visual efek merupakan klip video berdurasi tertentu yang ditambahkan pada proyek video editing setelah sebelumnya dipersiapkan/dibuat secara khusus dalam proyek animasi/visual efek. Pekerjaan pembuatan animasi/visual efek ini bisa dikerjakan secara simultan bersamaan dengan proses editing, oleh orang yang berbeda. Sedangkan animasi/visual efek sederhana seringkali dapat dikerjakan oleh seorang editor video dengan menggunakan software editing videonya tersebut. Fungsi Distribusi Produk video yang telah dibuat mungkin selanjutnya akan didistribusikan kepada pemirsa yang merupakan target komunikasi dari produk video tersebut. Setelah proses editing video Sumber: http://www.captun.net/proses_.html http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

1.2.

13

By : M46 Corporation

menghasilkan format file tertentu, file ini kemudian dapat diproses lanjut dalam usaha pembuatan vcd/dvd agar kelak dapat digandakan dan didistribusikan secara massal. Pembahasan selanjutnya tentang fungsi-fungsi kerja proses Paska Produksi, terdapat di bagian Editing Video, Drawing, Image Editing, Sound Editing, Animasi, Visual Efek, CD/DVD. B. Kru Produksi Ketika sebuah film Hollywood usai, maka antri lah ratusan nama yang terlibat dalam produksi film tersebut mulai dari pemeran, produser, sutradara, kameramen, penulis naskah, editor film, penata artistik, penata kostum, make up artist, penata musik, penata cahaya, visual efek artist, stunt man, dst. Pada produksi home video, semua urusan tersebut juga idealnya diperhatikan meski dengan segala keterbatasannya. Sebuah studio syuting yang biasa mengerjakan liputan acara (wedding misalnya), biasanya minimal terdiri dari 2 unsur kerja, yaitu kameramen dan editor. Kedua person inilah yang dalam pekerjaannya masing-masing, mengambil banyak peran yang pada commercial film making dikerjakan oleh orang-orang khusus di bidang kompetensinya masingmasing. Sedangkan untuk keperluan dokumentasi kantor atau rumahan, mungkin pula kameramen dan editor itu dirangkap pula oleh satu orang, menjadikannya single fighter. Ini wajar saja terjadi, namun yang tetap harus diingat ialah, bahwa sejumlah unsur pekerjaan yang telah disebutkan di atas sebenarnya saling terkait dan saling menunjang dalam terciptanya proses produksi yang efektif, efisien, dalam rangka menghasilkan karya yang baik. Dengan kata lain, meskipun tak ada tenaga kerja khusus yang dialokasikan untuk peran kerja tertentu, sedapat mungkin hal-hal tersebut dipersiapkan sesuai dengan kemampuan yang ada. Adapun hal-hal yang perlu disiapkan sebelum produksi dimulai adalah, susunan Kru antara lain : 1. Producer Orang yang memproduksi film, yaitu yang merumuskan suatu proyek film, menyusun dan memimpin tim produksi agar proyek tersebut mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. 2. Product Designer (Desainer produksi) Tergantung kesepakatan job, dapat bertugas merancang sejumlah aspek produksi film hingga detil, misalnya hingga ke aspek marketing. 3. Scriptwriter (penulis naskah/skenario) Film dibuat berdasarkan suatu naskah/skenario yang memiliki format tertentu sedemikian rupa yang dimengerti oleh kru produksi film. Skenario ini dapat berasal dari cerita novel, naskah adaptasi, maupun cerita asli. Penulis naskah lah yang melakukan pekerjaan ini. 4. Director (Sutradara) Orang yang menerjemahkan bahasa tulisan dari sebuah skenario ke dalam bahasa visual hasil syuting maupun elemen visual lain. Termasuk mengarahkan adegan dan dialog para pelaku, serta mengkoordinasikan kru yang berkaitan dengan tugas utamanya tersebut. 5. Director of Photografy (Penata Kamera) Orang yang membantu sutradara dalam penerjemahan "bahasa tulisan ke visual" melalui pemilihan angle dan gerakan kamera, serta pencahayaan. Dalam proyek kecil, penata kamera ini

1.2.

14 Sumber:

http://www.captun.net/proses_.html http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

By : M46 Corporation

dirangkap oleh seorang kameramen yang juga mengatur peran petugas pencahayaan (lighting man). 6. Art Director (Penata Artistik) Menyediakan segala properti, tempat dan lingkungan pengambilan gambar untuk tiap-tiap adegan, menyesuaikan diri dengan setting adegan yang disebutkan dalam skenario. 7. 8. 9. yang ditata ulang. 10. Editor Melakukan pengeditan gambar, menyusunnya menjadi cerita yang utuh sesuai skenario, dan menambah elemen-elemen lain yang diperlukan, seperti sound dan musik ilustrasi, melakukan sentuhan-sentuhan artistik lain melalui grafis sehingga tercipta mood/style film tertentu. C. Ragam Produksi Video Film Indie Istilah film indie berasal dari Amerika, bagi film yang diproduksi bukan oleh studio-studio besar seperti 20th Century Fox, Warner Bros, Paramount, Columbia dan Universal. Praktek produksi film beserta akses-aksesnya yang cenderung dimonopoli oleh studio besar menyebabkan lahirnya studiostudio kecil yang memproduksi film sendiri. Kini istilah film indie telah mengalami perluasan makna, dan mencakup konsep baru yang antara lain mencakup film ber-bujet rendah dengan peralatan yang terbatas, dikerjakan oleh tim sendiri tanpa outsourcing, tidak berorientasi komersial. Film ini dapat berbentuk film cerita, film dokumenter ataupun genre lainnya, mengedepankan unsur kemandirian dan kebebasan berkarya dalam format audio-visual. Video Liputan Acara Dokumentasi suatu acara menjadikan suatu peristiwa abadi dengan menyimpannya dalam format video yang kemudian ditonton bersama dan/atau disebarluaskan kepada yang berkepentingan, atau disimpan untuk kenangan dari generasi ke generasi sehingga pesan/hikmah yang terkandung dalam acara tersebut menjadi tersebarluaskan. Produser video bertugas menjadi saksi mata yang menangkap atmosfir acara yang diliputnya, menyerap sebanyak mungkin informasi dan emosi yang terkandung di dalamnya, lalu mengemasnya (baca : mengeditnya) dengan style dan mood tertentu sedemikian rupa sehingga kelak akan menjadikan si pemirsa merasa hadir langsung pada acara tersebut. Demikianlah sejumlah acara seperti pernikahan, ulang tahun, pertemuan rutin, festival, seminar, lomba dsb, dapat menjadi produk liputan yang menarik untuk diproduksi, menantang kreativitas tak terbatas. Make-up Artist (Penata rias) Wardrobe/Costume Designer Music Arranger (Penata Musik) Melakukan penataan rias untuk para pelaku adegan, termasuk penataan rambut. Merancang pakaian untuk para pelaku adegan, sesuai dengan setting cerita dalam skenario. Mendesain ilustrasi musik untuk film, dapat berasal dari ciptaan sendiri atau karya orang lain

1.2.

Sumber: http://www.captun.net/proses_.html http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

15

By : M46 Corporation

Video Profil Suatu video profil dibuat oleh penyampai pesan (komunikator) kepada khalayak/audiens/komunikan tertentu yang menjadi target komunikasinya, untuk membangun citra positif tertentu yang pada akhirnya bertujuan agar audiens mengubah sikap dan melakukan suatu tindakan. Meskipun asas ini idealnya dipakai pada semua bentuk produksi video, namun video profil memiliki ciri khusus dalam hal kentalnya penampilan diri untuk membangun citra positif tersebut. Misalnya, profil perusahaan/instansi/sekolah banyak dibuat untuk membangun kesan baik tertentu, yang pada akhirnya banyak digunakan untuk keperluan marketing dan hubungan masyarakat. Biografi serta otobiografi juga dapat digolongkan ke dalam produk ini, yang dalam konteks keluarga dapat diproduksi sebagai perjalanan sejarah sebuah keluarga besar yang kelak akan bermanfaat untuk generasi keturunan. Video Training & Pembelajaran Video training dapat diproduksi untuk menjelaskan secara detil suatu proses tertentu, cara pengerjaan tugas tertentu, cara latihan, dsb, untuk memudahkan tugas para trainer/instruktur/guru/dosen/manajer. Dalam proses produksi video ini informasi dapat ditampilkan dalam kombinasi berbagai bentuk (syuting video, grafis, animasi, narasi, teks) yang memungkinkan informasi tersebut terserap secara optimal oleh pemirsa. Contoh : training safety proses produksi di pabrik kimia, latihan ritual manasik haji, training sepakbola, dan konsep-konsep ilmu pengetahuan yang lebih mudah dipahami jika dijelaskan secara visual. Videoklip musik Meskipun videoklip musik profesional yang sehari-hari kita saksikan di televisi kebanyakan merupakan masterpiece karya profesional yang melibatkan banyak tenaga ahli dan memakan biaya produksi besar, namun videoklip musik "indie" tetap dapat dibuat untuk memenuhi sejumlah tujuan yang tidak komersial, misalnya untuk demo video, just fun, kenangan pribadi/keluarga, atau sekedar eksperimental. Videoklip musik ini juga sering dibuat untuk tampil sebagai opening pada produk video wedding, atau menjadi materi visual yang ditampilkan di layar lebar (melalui proyektor) pada acara resepsi pernikahan dengan mengambil materi gambar dari foto-foto dokumentasi yang telah ada serta kegiatan pra wedding. Film documenter Film dokumenter sejak lama telah menjadi alat komunikasi yang secara efektif menyampaikan pesan-pesan tertentu kepada audiens, dengan menampilkan realitas mengengai suatu obyek/peristiwa dalam kehidupan yang ditampilkan dalam cara tertentu. Program kompetisi produksi film dokumenter Eagle Award yang disponsori oleh stasiun televisi Metro TV merupakan program yang mengembangkan ilmu pembuatan film dokumenter sebagai salahsatu cara membangun bangsa. Klik link berikut ini.

1.2.

16 Sumber:

http://www.captun.net/proses_.html http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

By : M46 Corporation

Video Amatir Banyak peristiwa penting di dunia, terutama yang bersifat tragedi (baca : "tidak direncanakan"), yang laporan saksi matanya kita lihat di televisi sebagai kontribusi video amatir, yaitu bukan hasil syuting kameramen stasiun televisi yang melakukan pekerjaannya sebagai profesional/komersial. Hasil pengambilan gambar ini tidak saja berguna bagi banyak orang yang sekedar ingin mengetahui terjadinya peristiwa tersebut, namun juga mungkin bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk menyelidiki dan mengambil hikmah dalam peristiwa tersebut (misalnya aparat, pemerintah). Banyak video amatir yang dengan mudah dikenali bukan karena kualitas gambar dari perlengkapannya yang terbatas, namun karena cara pengambilan gambarnya yang tidak memakai kaidah-kaidah yang berlaku. Jika para produser video amatir ini terus belajar dan berlatih dengan kaidah yang berlaku, maka hasilnya pun akan lebih dapat dinikmati oleh masyarakat umum. Program Eye Witness di Metro TV dapat menjadi wadah berkreasi bagi para praktisi video amatir yang melakukan kegiatan ini sebagai hobi, sambil memberi manfaat bagi masyarakat banyak. Film pendek & Iklan Jika dilihat sebagai alat komunikasi, maka tayangan audio-visual dapat mengambil bentuk panjang seperti full feature film berdurasi lebih dari 60 menit, maupun bentuk berdurasi pendek seperti film pendek (durasi 5 menit) bahkan iklan yang berdurasi 30 detik. Kesemuanya bisa memiliki tujuan yang sama, yaitu bagaimana mempengaruhi pemirsa untuk menerima pesan-pesan yang disampaikan, baik secara langsung maupun yang tersirat. Untuk keperluan produksi video rumahan dan kantor, suatu film pendek atau iklan dapat dibuat untuk membangun komunikasi positif, misalnya film pendek tentang keuletan seorang karyawan yang sukses meretas karir dari level terbawah. Suatu film pendek juga dapat dibuat dengan melibatkan keluarga terdekat sebagai kegiatan "workshop" yang mengasikkan sambil mengedukasi mereka tentang proses produksi film/video. Video for Fun Video juga dapat digunakan sebagai sarana ekspresi diri seperti yang difasilitasi oleh program Narsis TV. Produk lain sejenis Fun Family Video dapat diproduksi untuk merekam kegiatan-kegiatan dalam keluarga yang berpotensi menimbulkan kelucuan tertentu. Semacam kegiatan "reality show" baik dengan kamera terbuka maupun tersembunyi (canded camera) juga dapat dilakukan dengan tema, variasi dan kreativitas tak terbatas

1.2.

Sumber: http://www.captun.net/proses_.html http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

17

By : M46 Corporation

1.2.

18 Sumber:

http://www.captun.net/proses_.html http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

By : M46 Corporation

BAB IIIVIDEO EDIT Editing Video Dalam proses produksi video keseluruhan yang terbagi menjadi 3 tahap yaitu Pra Produksi, Produksi dan Paska Produksi, editing video termasuk ke tahap terakhir yaitu Paska Produksi yang meliputi sejumlah tugas pemilihan, pemotongan, dan merangkai ulang footage (klip video) seperti yang dijelaskan dalam bagian deskripsi kerja. Di bagian metode, dijelaskan tentang metode yang dipakai dalam editing video secara singkat, yaitu metode lama editing video secara linier dan cara yang umum digunakan pada era digital ini yang disebut sebagai editing non-linier atau lazim digunakan sekarang. Kemudian di bagian setup, akan dijelaskan tentang persiapan sejumlah peralatan yang diperlukan untuk bisa memulai kegiatan editing video. Setelah siap, hasil video shooting dari kaset video dapat ditransfer ke hard disk komputer melalui suatu proses yang disebut dengan capture video. Setelah itu, footage video yang kini telah berformat digital sebagai file komputer itu siap di-edit untuk mendapat hasil akhir yang diinginkan, yang siap di-output ke dalam sejumlah format alternatif. Penjelasan akan diberikan secara prinsip, tidak tergantung software apa yang akan Anda gunakan untuk editing video. Meski demikian, Anda tetap perlu mengenali sendiri interface software editing video yang Anda gunakan untuk memeriksa bagaimana cara melaksanakan perintah-perintah di atas tadi. Di bagian software akan diulas secara singkat tentang spesifikasi dan fitur-fitur dasar software editing video, sejumlah software yang tersedia di pasaran mulai dari yang murah, bahkan free, software yang banyak dipakai untuk produksi home video, hingga ke software yang banyak dipakai oleh para profesional editing video. Disertai sejumlah pertimbangan yang dapat dipakai untuk menentukan software mana yang sesuai untuk kebutuhan khusus proyek editing video Anda. Di bagian istilah, Anda akan menemukan sejumlah istilah dasar yang penting untuk dipahami karena kelak akan sering Anda jumpai dalam dunia editing video. Deskripsi Kerja Editing Video Editing video ialah kegiatan memilih, menyusun ulang, dan memanipulasi klip video untuk membuat rangkaian video yang memenuhi tujuan pembuatannya, misalnya untuk menceritakan sesuatu atau menyampaikan pesan (catatan : bahkan sebuah video dokumentasi keluarga atau video karya seni abstrak sebenarnya dapat dianggap memiliki pesan untuk disampaikan kepada pemirsa). Idealnya kegiatan editing video ini dilakukan dengan mengacu kepada dokumen tertentu berupa naskah skenario. Secara teknis, selengkap kegiatan editing video ini mencakup sejumlah tugas : digital editing. Penting untuk sedikit mengetahui metode yang dulu biasa digunakan yang pengerjaannya lebih sulit daripada metode editing yang

1) Menambah, memotong, menyusun ulang klip video/audio; 2) Memberi filter, efek dan manipulasi grafis lain untuk meningkatkan tampilan; 1.2. Sumber: http://www.captun.net/proses_.html http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

19

By : M46 Corporation

3) Memberi transisi antar klip-klip video; 4) Olah suara, baik suara asli hasil video shooting maupun suara-suara tambahan termasuk soundeffect yang ditambahkan kemudian; 5) Koreksi warna

6) Membuat titel, yaitu informasi teks tentang materi video tersebut.Pada dasarnya, intensitas tertinggi kegiatan editing video terletak pada usaha untuk menghapus gambar-gambar yang tidak dikehendaki, memilih gambar yang paling baik, menyusun ulang gambar, dan menambahkan gaya unik tertentu. Menghapus footage yang tidak dikehendaki Ini mungkin pekerjaan yang paling mudah tapi juga paling banyak dikerjakan selama editing video. Tergantung seberapa bagusnya hasil shooting video (baca : seberapa andalnya kameramen yang melakukan tugas shooting video), Anda mungkin perlu menghapus bagian video yang terlalu gelap, terlalu terang, blur (tidak fokus), terlalu goyang, atau gambarnya tidak mendukung konsep cerita/ konsep produk yang telah dirumuskan sebelumnya. Memilih gambar yang paling baik Gambar yang baik ialah gambar yang kuat yang mampu menyampaikan pesan komunikasi secara singkat tapi efektif. Seorang kameramen biasanya mengambil beberapa kali take shooting pada obyek atau adegan yang sama, seringkali dengan sejumlah variasi angle untuk memenuhi harapan tertentu termasuk aspek artistiknya. Dengan sejumlah stok gambar video yang ada, setelah Anda melakukan penghapusan gambar-gambar yang jelek seperti dijelaskan di atas, amat mungkin Anda masih akan memiliki sejumlah alternatif gambar yang harus Anda pilih salahsatunya yang terbaik, karena tidak baik jika Anda tampilkan semua gambar yang memiliki makna gambar yang sama ini sebab pemirsa akan mudah menjadi jenuh. Sebagai alternatif, bisa saja Anda menggabungkan sejumlah footage ini untuk mensimulasikan pemakaian multi-kamera, seolah-olah pada suatu adegan tertentu terdapat sejumlah kamera yang mengambil gambar dengan angle yang berbeda-beda. Ini merupakan tugas editing yang cukup sulit dilakukan namun akan memberi hasil yang lebih memuaskan bagi pemirsa. Menyusun ulang klip untuk menjalin alur cerita/informasi Kecuali Anda memproduksi sembarang video eksperimental, kebanyakan video dibuat untuk tujuan khusus misalnya untuk menceritakan sesuatu atau menyajikan informasi yang bermanfaat. Maka kegiatan editing video ialah tahapan kerja yang amat penting untuk mengupayakan agar klipklip video ini terangkai dengan baik sedemikian rupa sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Membuat gaya atau nuansa khusus Pernahkah Anda menyaksikan film horor yang menggunakan musik dangdut sebagai ilustrasi musik? Tentu saja tidak, karena nuansa horornya tidak akan tercapai malah akan jadi hancur. Sumber: http://www.captun.net/proses_.html http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

1.2.

20

By : M46 Corporation

Demikianlah, unsur audio amat membantu penciptaan gaya atau nuansa khusus pada produk video. Tapi bukan hanya suara, melainkan banyak aspek yang dapat digali untuk menciptakan nuansa khusus ini, termasuk gaya pemotongan klip, warna dan kecerahan gambar, kecepatan perpindahan adegan, jenis huruf yang digunakan pada titeling, ilustrasi musik, ilustrasi gambar pendukung (termasuk animasi dan visual efek). Kesemuanya ini dapat mempengaruhi reaksi pemirsa terhadap produk akhir video yang Anda hasilkan. Editing Linier & Digital Editing 1) Linier editing Sebelum terciptanya peningkatan kinerja mikroprosesor pada kurun tahun 1990-an yang menjadikan kegiatan editing video dapat dilakukan di personal komputer, metode linier editing ialah metode yang lazim digunakan. Dalam cara ini, kita melakukan peng-editan dengan cara merekam bagian gambar dari satu kaset master (hasil video shooting) ke suatu kaset kosong, dimana kita hanya akan merekam bagian yang kita inginkan dan tidak merekam bagian yang tidak kita inginkan. Maka demikianlah, gambar-gambar yang semula ada di kaset master shooting kini terekam pula di kaset baru dengan pemotongan gambar dan urutan yang baru. Untuk melakukan prosedur di atas kita memerlukan dua buah player video yang terhubung satu sama lain, satu player bertindak sebagai video sumber dan player lainnya bertindak sebagai perekam video. Langkahnya sederhana : simpan kaset master shooting di video player sumber, dan simpan kaset video kosong di player untuk merekam; lalu play video pada video sumber, amati gambarnya, dan tekan tombol record pada player rekam hanya jika kita melihat gambar yang kita kehendaki, demikian bisa terus berlanjut hingga muncul gambar yang tidak dikehendaki lalu kita tekan kembali tombol record untuk menghentikan proses perekaman. Metode di atas disebut sebagai editing linier karena harus dikerjakan secara linier (searah), mulai dari hasil shooting pertama hingga hasil shooting terakhir. Karena gambar langsung terrekam pada kaset kosong pada lokasi tertentu, maka editor video tak memiliki banyak keleluasaan untuk merubah urutan gambar, apalagi berbuat salah atau berubah pikiran kemudian. Jika demikian halnya, maka ia harus memakai kaset kosong baru dan memulai lagi dari awal. Kesulitan seperti ini takkan kita temui pada metode digital editing seperti yang akan dijelaskan berikut ini. 2) Editing Non-Linier atau Digital Editing Pada metode ini, gambar video dari kaset video lebih dulu di-transfer ke dalam format digital berupa file komputer dan disimpan di hard disk komputer melalui proses video capture. Saat kita telah punya stok file video di komputer ini, maka footages ini siap di-edit menggunakan software editing video khusus untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dalam metode digital editing ini, klip video ditampilkan dalam garis waktu di layar komputer sebagai bar (batang memanjang) yang berisi sejumlah informasi seperti cuplikan gambar, sound, durasi klip dan segenap informasi lain. Sebuah garis vertikal berperan sebagai indikator waktu yang dapat bergerak maju mundur (ke kanan atau ke kiri) sepanjang garis waktu tersebut, memberi kita kebebasan untuk menentukan bagian video mana yang ingin dikerjakan. Inilah sebabnya metode ini disebut sebagai non-

1.2.

Sumber: http://www.captun.net/proses_.html http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

21

By : M46 Corporation

linier, karena kita tidak melakukannya secara searah. Ketika proses editing video ini selesai, maka rangkaian video hasil edit ini dapat direkam kembali ke kaset video atau cd/dvd, biasanya setelah editor melakukan banyak cek serta perbaikan. 3) Setup Peralatan untuk Editing Video Sejumlah peralatan berikut ini harus dipersiapkan untuk membuat sistem editing video : Perangkat sumber video sebagai player kaset video, ini dapat berupa VCR, camcorder, atau player khusus yang dirancang khusus untuk kebutuhan tersebut. Satu unit komputer dengan spek tertentu tergantung software yang digunakan untuk editing video. Software yang sederhana memerlukan komputer dengan spesifikasi yang relatif minimal, sementara software editing video profesional mempersyaratkan komputer berkinerja tinggi agar software tersebut dapat berjalan dengan baik. Secara umum memang kita dapat mengharapkan kelancaran program dan kecepatan proses editing seiring dengan makin tingginya spesifikasi komputer yang digunakan, terutama dalam komponen prosesor, besar memori RAM, dan kapasitas hard disk. Peralatan capture video. Untuk dapat meng-capture video dari sumber analog (seperti kaset VHS dan Video8), kita memerlukan peralatan yang dapat mengkonversi kaset analog tersebut ke format digital. Ini dapat berupa peralatan tambahan khusus yang kemudian ditancapkan ke slot khusus di motherboard komputer, disebut dengan video capture card. Pada masa tahun-tahun terakhir ini kaset analog sudah jarang dipakai dan berganti dengan kaset digital (Video8 digital, atau MiniDV), maka peralatan capture yang kita butuhkan ialah IEEE-1394 Card atau yang lebih dikenal dengan istilah firewire. Port USB yang sudah amat lazim tersedia pada komputer juga bisa digunakan tapi resolusi gambar yang dihasilkannya kurang cocok untuk proyek DV editing video yang lazim digunakan. Kabel dan jack penghubung yang menghubungkan player dan komputer (yang sudah dilengkapi dengan perangkat capture video). Untuk diingat bahwa untuk beberapa kasus mungkin terjadi bahwa jack-nya tidak cocok sehingga masih memerlukan konektor penyesuai (adapter), baik firewire adapter atau USB adapter. 4) Software untuk meng-capture, meng-edit, dan menghasilkan output video. Banyak jenis produk dan merk yang tersedia di pasaran baik software maupun hardware, yang dapat membuat kita bingung dalam menentukan pilihan produk mana yang akan dibeli untuk dipakai. Saran sederhana : pertimbangkan sejumlah ulasan yang bisa Anda temukan di sejumlah sumber (majalah komputer, suratkabar, situs internet), lalu temukan sumber penjual hardware yang bisa Anda percayai, lalu silakan bertanya dan berdiskusi dengannya tentang kebutuhan khusus Anda dalam soal editing video ini. 5) Menghubungkan Player Video dengan Komputer Dianggap Anda telah mempersiapkan semua peralatan seperti dijelaskan di atas. Kini Anda dapat menghubungkan player video dengan komputer. Ini dapat berarti salah satu dari sejumlah alternatif berikut ini :

1.2.

22 Sumber:

http://www.captun.net/proses_.html http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

By : M46 Corporation

a. b. c.

Sebuah VCR (sebagai player kaset analog) dihubungkan ke komputer yang Sebuah camcorder tipe analog (sebagai player) dihubungkan ke komputer Sebuah VCR atau camcorder tipe digital (yang dengan demikian memiliki port

memiliki port Audio Video yang bersesuaian. serupa dengan kondisi di atas. firewire atau USB) dihubungkan dengan komputer yang juga memiliki port firewire/USB. Hidupkan kedua peralatan yang terhubung tersebut, yaitu player video dan unit komputer. Jika koneksi player dengan komputer ini berjalan baik, komputer biasanya akan melakukan deteksi otomatis disertai pemunculan suara lembut (ding). Tergantung sistem operasi yang digunakan, kita juga dapat mengharapkan tampilnya pop-up berupa pilihan menu untuk tindakan selanjutnya, salahsatunya ialah tawaran untuk meng-capture lalu meng-edit video menggunakan software tertentu yang sudah ter-install di sistem komputer kita. 6) Capture Video Setelah sistem editing dipersiapkan dengan benar dan telah terjadi koneksi, kita bisa memulai proses transfer dari player video ke hard disk komputer. Prosesnya berlangsung seperti berikut ini : Dalam keadaan sudah terhubung dan mungkin telah terjadi deteksi otomatis yang menampilkan tawaran meng-capture dan meng-edit video menggunakan software tertentu, maka jalankan software tersebut. Bagaimana cara kerja tiap software bisa jadi amat khas tergantung software tersebut, tapi secara umum kita dapat mencari menu capture pada software tersebut yang akan mengantar kita pada suatu window khusus untuk proses capture ini. Untuk memberikan ilustrasi lebih jelas, berikut ini akan ditampilkan contoh proses capture menggunakan software Adobe Premiere Pro. Pada Premire Pro, kita pilih menu File > Capture (F5) sehingga tampil capture window, Tekan tombol Play pada player video (atau bisa juga dengan menu yang ada pada capture window). Jika segalanya memang telah berjalan sebagaimana mestinya, kita bisa mengharapkan gambar video dari player video tampil pada capture window ini. Tekan tombol Record pada capture window untuk memulai proses transfer. Proses ini akan terus berlangsung hingga kita tekan lagi tombol yang sama untuk menghentikan proses. Pada kebanyakan kasus, tidak semua bagian gambar di kaset video ingin kita capture untuk suatu proyek editing tertentu. Namun lebih baik kita merekam secara berlebih lalu mengeditnya kemudian, daripada kita harus mengulang proses capture karena ternyata masih ada gambar yang diperlukan yang masih ada di kaset dan belum di-transfer. Ketika kita sudah selesai meng-capture semua footage yang dibutuhkan, lalu kita save filefile ini ke hard disk komputer, untuk selanjutnya siap di-edit.

1.2.

Sumber: http://www.captun.net/proses_.html http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

23

By : M46 Corporation

Berikut ini beberapa kendala yang sering ditemui pada proses editing video : a. Disk Full File video berukuran amat besar apalagi dalam format tanpa kompresi (uncompressed). Proses editing video umumnya menggunakan setting proyek Digital Video (DV) Editing menggunakan format kompresi standar Digital Video, dengan ukuran kira-kira 13.5 GB untuk file video berdurasi 1 jam. Maka sebelum memulai proses capture memang harus dipastikan dulu bahwa hard-disk pada komputer kita memiliki kapasitas yang memadai untuk menampung file hasil capture tersebut. Proses capture dapat terhenti dan memunculkan pesan Disk Full jika kapasitas ini tidak memadai. b. Drop Frame Setting proyek editing yang biasa kita gunakan ialah PAL Video dimana satu detik video terdiri dari 25 gambar/frame, atau biasa ditulis dengan 25 fps (frame per second). Jika terjadi kasus Drop Frame, ada frame dari kaset video yang gagal di-capture, menyebabkan klip video menjadi patah. Semakin tinggi nilai Drop Frame, artinya semakin banyak frame yang gagal di-capture, makin patah-patah pula gambar video yang dihasilkan. Maka nilai ideal Drop Frame selama proses capture ini ialah 0 (nol). Drop Frame berpotensi terjadi jika harddisk yang menjadi tempat tujuan penyimpanan hasil transfer dalam keadaan ter-fragmen, yang biasa terjadi jika kita sering mengisi dan menghapus file berukuran besar pada hard disk dan dalam jangka waktu lama tidak dilakukan fungsi Defragmentasi. Maka memang sebaiknya sebelum proses capture dilakukan, kita melakukan cek dulu terhadap hard disk yang akan digunakan untuk menampung hasil capture, apakah hard disk tersebut memiliki kapasitas yang memadai sesuai dengan jumlah/durasi kaset yang akan di-transfer, dan apakah hard-disk itu dalam keadaan defragmentasi. c. Device offline (not recognized) Meskipun player video dan komputer secara fisik telah terhubung, namun mungkin koneksi yang diharapkan tidak terjadi. Berikut ini sejumlah kemungkinan penyebabnya : 1) alat-alat yang terhubung belum dalam kondisi power ON, maka pastikan player video dan komputer dalam keadaan ON; 2) video capture card (atau firewire card) tidak terpasang dengan baik pada slot di motherboard komputer, maka matikan dulu komputer dan pastikan card tersebut tertancap dalam kondisi yang baik/kokoh; 3) Colokan kurang stabil. Baik colokan ke player video, maupun colokan ke komputer, seringkali longgar, cobalah untuk memantapkan colokan ini, dengan harapan ketika koneksi terjadi akan terdengar bunyi ding sebagai deteksi otomatis oleh komputer; 4) kabel koneksi gagal berfungsi. Cukup sering ditemui kabel firewire yang rusak sehingga gagal berfungsi dan harus diganti dengan kabel firewire yang baru. d. Editing Video Capture video ialah salah satu cara untuk mengumpulkan bahan-bahan dalam suatu proyek editing video. Kita mungkin perlu material lain seperti klip video lain (yang sudah dalam bentuk file video di hard disk komputer), file sound untuk ilustrasi musik, elemen grafis, klip animasi, dan lain-lain. Adalah kebiasaan yang baik untuk mengawali suatu proyek editing video dengan persiapan manajemen file. Di komputer kita, misalnya di partisi D, kita

1.2.

24 Sumber:

http://www.captun.net/proses_.html http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

By : M46 Corporation

membuat folder baru (misalnya dengan nama Proyek Wedding Video Romi dan Juli) lalu didalamnya kita membuat sejumlah subfolder lagi untuk menyimpan sejumlah file, baik untuk input proses editing maupun untuk outputnya kelak. Beberapa folder yang penting misalnya file capture, images, animasi, sound, supporting files, render, yang berfungsi menyimpan file-file sesuai yang tergambar dari namanya masing-masing. Kita mungkin punya sejumlah bahan foto hasil jepretan kamera digital, maka tinggal hubungkan kamera tersebut ke komputer dengan kabel transfer yang ada lalu meng-kopi fotofoto tersebut ke subfolder images. Kita mungkin punya sejumlah barang cetakan yang memiliki motif desain yang menarik, maka kita perlu men-scanning lebih dulu obyek tersebut lalu di-save di subfolder yang sama. Kita mungkin punya banyak gambar ilustrasi, klip art, klip animasi, sound dan materi pendukung lain yang sudah ada di hard-disk tapi di folder lain, maka inilah saatnya untuk mengumpulkannya di dalam folder khusus proyek editing kita. Setelah kita cukup yakin telah mengumpulkan material yang diperlukan untuk proyek editing, maka kita bisa mulai proses editing video. Catatan : Pada sejumlah software editing video seperti halnya Adobe Premiere Pro, langkah awal editing ialah mendefinisikan setting project lalu memberi nama project tersebut. Langkah ini tidak bisa dilewati dan secara teknis memang diperlukan mengingat banyaknya pilihan format video baik input maupun output. Dengan adanya setting project ini, sistem editing video akan menjalankan prosedur internal khusus yang optimal bagi masing-masing setting project yang dipilih. Baik menggunakan software editing video yang sederhana seperti Windows Movie Maker maupun software yang lebih canggih, kita dapat menemukan adanya 3 area di ruang kerja editing video kita, yaitu project window, monitor window dan timeline. 1. Project Window Terletak di kiri atas gambar di atas, window ini berisi semua elemen yang digunakan dalam proyek editing (klip video, sound, grafis, dll) 2. Monitor Window Di bagian kanan atar, monitor ini akan menampilkan hasil video yang sedang di-edit. Di wilayah ini dapat diset menjadi tampilan 2 monitor, dimana monitor yang satu dipakai untuk menampilkan klip video asli (source), dan yang satunya lagi klip video yang telah di-edit. 3. Timeline Sepanjang bagian bawah, ialah timeline yang terletak mendatar horisontal. Timeline ini menjelaskan alur video sejak awal. Di sinilah kita mensisipkan klip video dan elemen lain dan kemudian menyusunnya sesuai keinginan. Saat kita akan meng-ekspor video untuk mendapat hasil akhir, video akan menampilkan apa yang ada di timeline ini sejak

1.2.

Sumber: http://www.captun.net/proses_.html http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

25

By : M46 Corporation

awal hingga akhir (yaitu dari kiri ke kanan) dan menampilkan semua apa yang ada di timeline ini. Catatan : Interface software editing video yang lain akan berbeda dengan contoh gambar di atas. Anda perlu mempelajari dengan seksama interface software editing video yang Anda gunakan untuk dapat menemukan fungsi-fungsi yang serupa dengan yang telah dijelaskan di atas. Secara umum, berikut ini ialah langkap tahap demi tahap dalam proses editing video :

1. Tempatkan klip-klip video (dan elemen lain) di timeline dengan cara drag & drop file dariproject window. 2. Hapus bagian-bagian video yang tidak diinginkan dengan cara trim/cut, menggunakan razor tool atau alat sejenisnya di software editing video Anda. 3. Pilihlah footage yang paling baik untuk tiap adegan. Untuk keperluan ini kita cuma perlu Selection Tool untuk memilih klip lalu menghapusnya (cuma dengan tekan key Delete pada keyboard), dan menyusun ulang lokasi klip juga dengan Selection Tool. 4. Menyusun ulang klip-klip video dalam upaya membuat cerita yang menarik atau menyampaikan informasi secara sistematis. 5. Tambahkan suara narasi, sound effect dan musik ilustrasi jika sekiranya perlu; waspada agar konsisten dalam gaya atau nuansa yang hendak ditampilkan. 6. Tambahkan efek video, animasi dan materi grafis lain sekiranya perlu; ingatlah bahwa elemen-elemen ini dimaksudkan untuk memperkuat pesan komunikasi dari gambar video, bukan justru malah akan merusaknya. 7. Tambahkan titel jika perlu, entah untuk opening, closing, keterangan para penampil, dsb. Anda mungkin perlu mempelajari konsep tipografi agar dapat membuat titel dengan baik. 8. Tambahkan transisi antar klip. Banyak editor pemula membuat kesalahan dengan menggunakan banyak ragam transisi sekaligus dalam proyek yang sama. Nyataya, transisi sederhana seperti Cross Dissolve sudah memadai untuk kebanyakan klip. Bahkan di produk video tertentu yang memiliki ritme yang cepat, cut to cut scene (yaitu perpindahan klip video secara langsung tanpa pemakaian transisi) ialah cara paling lazim digunakan oleh praktisi profesional. 9. Koreksi warna, untuk menjamin bahwa unsur warna tampil secara konsisten di keseluruhan video. Unsur warna ini misalnya nuansa, kecerahan, level dan kontras. 10. Cek keseluruhan rangkaian video dan adakan penyesuaian/perbaikan yang dianggap perlu.

1.2.

26 Sumber:

http://www.captun.net/proses_.html http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

By : M46 Corporation

7) Output Video Ketika kita telah menyelesaikan pekerjaan editing video dan sudah yakin bahwa semuanya telah dikerjakan dengan baik, maka selanjutnya kita siap melakukan proses output video melalui suatu proses yang disebut dengan rendering. Banyak pilihan format output video yang kita miliki, dan pilihan kita tergantung pada media penyimpanan (atau distribusi) yang semula kita rencanakan yang sudah harus ditentukan ketika kita memulai suatu proyek editing video. Di bawah ini ialah setting project yang paling lazim digunakan, dengan mentargetkan vcd/dvd sebagai media penyimpanan dan distribusi : Project Setting : Editing Mode DV PAL Standard 48kHz, timebase 25 fps, ukuran frame 720h 576v, pixel aspect ratio : 1.067, audio sample rate : 48.000 Hz Dengan project setting di atas, input video kita baik dari hasil impor maupun capture haruslah dalam format yang sama, demikian pula kelak kita bisa ekspor ke dalam format itu pula. Sebaliknya, jika terdapat inkonsistensi antara project setting, file input dan target file output, maka kita akan menemukan kesulitan selama proses kerja maupun saat output, misalnya kecepatan proses yang rendah atau bahkan kegagalan output. Setelah kita berhasil melakukan output dan mendapatkan file video final, maka langkah berikutnya ialah proses encoding, yaitu semacam proses format ulang atau konversi dari satu format ke format lainnya. Jika kita berencana untuk membuat VCD maka kita perlu melakukan proses MPEG1 VCD Encoding. Serupa dengan itu, kita perlu melakukan proses MPEG2 DVD Encoding untuk keperluan produksi DVD, dan MPEG4 Encoding untuk keperluan distribusi file lewat internet. Jika kita berencana untuk menyimpan file video final ini dalam lokal komputer kita sendiri, maka kita perlu melakukan AVI encoding dengan program compressor tertentu, atau sebagai alternatif ialah mengkonversinya ke dalam format Windows Media Video (ekstension wmv). Dalam format ini kita akan mendapatkan file video dalam ukuran yang lebih kecil tapi dengan kualitas gambar yang optimal. Pilihan lain yang lazim ialah merekam kembali video hasil editing ke kaset video. Persiapan untuk prosedur ini serupa dengan proses capture video yaitu menghubungkan player video ke komputer. Kali ini komputer bertindak sebagai sumber video dan perangkat lainnya sebagai alat perekam ke kaset. Kita lalu mengaktifkan perintah Export to Tape (semoga menu ini tersedia pada software editing video yang Anda gunakan), maka setelah proses perekaman yang berjalan secara realtime yaitu sambil berjalannya video tersebut, kita akan dapatkan hasil akhir dalam bentuk kaset video, bukan file video di hard disk komputer. Pilihan Anda dalam meng-ekspor video tergantung dari banyak aspek seperti kepentingan proyek, media penyimpanan akhir atau media distribusi yang akan digunakan. Praktek yang lazim ialah mengekspornya ke format DV AVI PAL, lalu encoding dan proses selanjutnya hingga mendapatkan video DVD. Selanjutnya, kita melakukan ekspor ke kaset video sebagai back-up master proyek editing kita.

1.2.

Sumber: http://www.captun.net/proses_.html http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

27

By : M46 Corporation

8) Software Editing Video Software editing video yang tersedia di pasaran amat banyak jumlahnya, mulai dari yang gratis dengan kemampuan terbatas (seperti Movie Maker yang merupakan aplikasi standar pelengkap Windows) hingga yang berharga mahal tapi kaya fitur. Sejumlah peralatan video capture atau kamera video menyertakan bonus software editing tersendiri, kadang berupa suatu versi yang memiliki fitur terbatas dibandingkan paket profesionalnya. Untuk memutuskan software mana yang akan digunakan, sejumlah hal berikut ini perlu menjadi bahan pertimbangan :

a.

Untuk tahap awal, ada baiknya Anda menggunakan software murah (atau

bahkan free). Software ini pasti memiliki fitur yang amat terbatas, namun pada saat yang sama dapat mendorong Anda agar berkonsentrasi untuk melakukan 3 jenis pekerjaan utama pada editing, yaitu memotong, memilih, dan merangkai ulang gambar.

b.

Bujeting. Apakah kegiatan produksi video Anda hanya hobi sewaktu-waktu? atau

hobi yang intensif? atau bagian dari pekerjaan? atau pekerjaan utama? atau rencana usaha jangka panjang? Ini akan berpengaruh terhadap kebijakan bujeting.

c.

Kompatibilitas terhadap peralatan kamera, komputer dan perangkat lain yang

digunakan, termasuk sistem operasi dan program-program yang telah Anda miliki (catatan : Adobe Premiere Pro banyak digunakan karena kompatibilitas-nya yang tinggi dengan Adobe Photoshop sebagai program image editing terpopuler).

d.

Fitur yang dimiliki. Termasuk kemampuannya dalam impor dan ekspor berbagai

format image/video/audio yang ada. Kebanyakan software editing memiliki sejumlah fungsi dasar berikut ini :

a. b. c.

Capture, merekam footage dari kaset video ke computer Edit, melakukan pengeditan yang fungsi paling dasarnya ialah selection

(pemilihan klip) dan cut (pemotongan). Output, meng-ekspor hasil edit dari komputer ke format dan media lain.

Selain Windows Movie Maker yang sudah tersedia dalam sistem operasi Windows, software lain yang tergolong sederhana ialah Pinnacle Studio dan Ulead Video Studio yang banyak dipakai untuk keperluan produksi video rumahan. Sedangkan software berikut ini banyak dipakai oleh para profesional : Avid Pro, Adobe Premiere Pro, Edius, Vegas, Final Cut Pro, Power Director.

1.2.

28 Sumber:

http://www.captun.net/proses_.html http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

By : M46 Corporation

BAB IVSound Editing Jika kita berkesempatan secara langsung membandingkan film bisu tempoe doeloe dengan film sekarang (terutama film genre drama musikal), tentu kita dapat memastikan amat pentingnya peran sound dalam video sebagai karya audio-visual. Pada lingkup profesional, sound editing dikerjakan oleh seorang sound editor profesional yang bertanggung jawab melakukan perekaman suara hingga ke tahap mixing akhir pada proses pembuatan film, program televisi, atau produksi audio-visual lain. Secara garis besar sound yang akan di-mixing di tahap akhir berasal dari 3 hal : sound yang berasal dari pengambilan gambar asli, sound efek, dan sound/musik ilustrasi. Sound editing dilakukan untuk menguatkan "jiwa" visual, meningkatkan efektivitas pesan komunikasi yang hendak disampaikan. Pada suatu film, dialog para pemeran jelas memberi informasi tentang cerita yang dibangun. Sering kali background suara antara pengambilan gambar yang satu dengan yang lain berbeda, sehingga perlu di-edit untuk menghindari kejanggalan. Suara-suara lain mungkin perlu ditambahkan sedemikian rupa untuk lebih "menghidupkan" adegan sesuai dengan pengambilan gambar yang telah diambil (misalnya, suara sepoi angin, desir ombak,,,). Efek suara mungkin perlu ditambahkan untuk mendramatisir adegan (misalnya, adegan baku hantam pada perkelahian). Sedangkan musik ilustrasi seringkali secara efektif menciptakan mood tertentu, akan jelas terasa misalnya pada film horror buatan Indonesia. Seorang sound editor mengawali pekerjaannya dari merekam suara-suara yang diperlukan (jika belum ada). Misalnya, merekam narasi untuk produk video profil, atau merekam suara benda dipukul (sebagai sound efek pada adegan baku hantam), atau mulai dari menciptakan musik baru (atau mengaransemen musik yang lama) untuk mengisi kebutuhan pengisian ilustrasi musik. Setelah direkam, sound ini kemudian di-edit lalu dimixing dengan elemen sound yang lain untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pada software-software video editing umumnya juga tersedia fitur untuk editing sound meski dalam kapasitas yang terbatas, sementara itu sejumlah aplikasi stand alone program seperti Audition, Sound Forge, Fruity Loops, Cakewalk, dan lain-lain memiliki kemampuan lanjutan untuk menciptakan dan mengolah suara sehingga lebih layak masuk ke dalam kategori sound enginering. Sedangkan program freeware seperti Audacity bagus digunakan oleh para pemula di bidang sound editing. Lingkup Kerja Sound Editing Pada lingkup profesional, sound editing dikerjakan oleh seorang sound editor profesional yang bertanggung jawab melakukan perekaman suara hingga ke tahap mixing akhir pada proses pembuatan film, program televisi, atau produksi audio-visual lain. Secara garis besar sound yang akan di-mixing di tahap akhir berasal dari 3 hal : sound yang berasal dari pengambilan gambar asli, sound efek, dan sound/musik ilustrasi. Seorang sound editor mengawali pekerjaannya dari merekam suara-suara yang diperlukan (jika belum ada). Misalnya, merekam narasi untuk produk video profil, atau merekam suara benda Sumber: http://www.captun.net/proses_.html http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

1.2.

29

By : M46 Corporation

dipukul (sebagai sound efek pada adegan baku hantam), atau mulai dari menciptakan musik baru (atau mengaransemen musik yang lama) untuk mengisi kebutuhan pengisian ilustrasi musik. Setelah direkam, sound ini kemudian di-edit lalu dimixing dengan elemen sound yang lain untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Berikut ini lingkup pekerjaan sound editing secara umum :

1. Capture sound, menggunakan sejumlah peralatan input ke PC. Kegiatan ini juga mencakuppengumpulan suara-suara yang diperlukan dari berbagai sumber.

2. Noise reduction, yaitu pengurangan noise (berupa dengung, desis, dsb) yang mengganggukejelasan suara utama.

3. Trim, yaitu memotong bagian suara yang tak diperlukan. 4. Cleaning. Sejumlah kombinasi fungsi di atas dan fungsi lain (dijelaskan kelak) dikerjakan untukmeminimalkan terdengarnya suara tertentu yang tidak diharapkan.

5. Normalize, yaitu untuk memastikan semua sound klip memiliki level suara yang sama.6. Penambahan efek. Efek seperti echo/delay, dapat ditambahkan sesuai keperluan. Langkah 1-6 di atas mungkin lebih sering dilakukan pada program sound editor yang khusus, untuk mendapatkan klip-klip sound tertentu yang kelak akan digabung pada kegiatan editing video, melalui kegiatan lanjutan berikut ini : 1. 2. 3. Pengaturan klip, yaitu penempatan klip pada timeline sesuai dengan kebutuhan, yaitu Setting transisi. Suatu sound mungkin diharapkan tidak muncul tiba-tiba melainkan Setting volume. Dari tiga jenis sound yang telah disebut : sound dari dialog/hasil syuting

tepat dengan tampilan visualnya. muncul perlahan (fade in) dan menghilang perlahan (fade out). asli, sound efek dan musik ilustrasi, kelak akan ditempatkan pada track masing-masing dan pada saat tertentu memiliki volume tertentu yang disesuaikan dengan kebutuhan gambar. 4. Levelling, yaitu sekali lagi mengecek level suara sepanjang tampilan audio-visual yang dibuat, agar konsisten, yaitu tidak ada bagian yang bervolume lebih rendah dibandingkan yang lainnya (kecuali memang dengan sengaja dimaksudkan demikian). Sound Recording Kegiatan merekam suara dilakukan misalnya untuk mengisi narasi pada suatu video profil, merekam suatu suara dalam rangka mengumpulkan sound efek, dan sebagainya. Peralatan sound recording yang terdapat pada kebanyakan PC tentu saja berbeda kualitas dan harganya dengan peralatan profesional yang ada di studio-studio musik atau stasiun radio, maka tentu saja akan berpengaruh terhadap kualitas audio yang dihasilkan. Pada perekaman di PC, berikut ini ialah sejumlah faktor yang mempengaruhi kualitas suara yang dihasilkan, yang dapat disiasati untuk mendapatkan hasil yang optimal :

1.2.

30 Sumber:

http://www.captun.net/proses_.html http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

By : M46 Corporation

Khusus untuk pengisian suara narasi, faktor yang paling menentukan ialah karakter suara narator. Sebagian orang memiliki suara yang "melengking" dan sebagian lagi memiliki suara yang "empuk". Maka carilah narator yang memang memiliki karakter dan warna suara yang baik dan cocok untuk produk yang dibuat. Untuk mudahnya, silakan dengarkan siaran radio, cari suara penyiar yang dirasa paling cocok, lalu lakukan audisi di antara calon pengisi suara untuk mencari suara yang paling mendekati suara yang dimaksud.

Kualitas sound card. Kebanyakan PC memiliki sound card on board (dari pabriknya sudah ada/tertanam pada motherboardnya) dan sound card jenis ini memiliki kemampuan standar saja. Untuk meningkatkan kualitas sound sebaiknya ditambahkan sound card yang bagus.

Kualitas microphone. Alat yang terhubung ke PC melalui sound card ini berfungsi merubah input suara ke sinyal digital yang diolah di komputer. Sehingga dapat dimaklumi bahwa kualitas alat ini akan mempengaruhi hasil rekaman.

Kualitas speaker/headset. Ada kemungkinan bahwa microphone telah bekerja dengan baik, demikian pula dengan sound card. Tetapi sinyal digital suara yang dikirim oleh sound card ke speaker tidak dapat diterjemahkan dengan baik oleh speaker/headset yang rusak atau berkualitas buruk, sehingga suara yang terdengar pun menjadi buruk. Sejumlah program berikut ini dapat digunakan untuk merekam suara menggunakan

microphone : Sound Recorder (program standar pada Windows), Ulead Video Studio (software editing), Pinnacle Studio 9 (software editing), dan tentu saja fasilitas ini dimiliki oleh aplikasi sound editing seperti Audition, Cakewalk, Fruity Loops, termasuk program freeware seperti Audacity Sound Effect Sound efek dapat membantu memperjelas visual, atau bahkan dapat "menjelaskan kejadian" yang sulit ditampilkan secara visual karena faktor biaya, bahaya, atau kendala lainnya. Misalnya, suara "bak-bik-buk" yang muncul dari balik tembok dapat menceritakan adanya perkelahian di situ. Peristiwa tabrakan mobil yang dapat dijelaskan dari suaranya saja (karena mahal untuk menampilkan adegan aslinya), atau peristiwa jatuhnya orang dari ketinggian. Sound efek juga digunakan untuk menguatkan aksen atau mendramatisir adegan. Ini sering kita lihat misalnya pada film Tom & Jerry atau pada tayangan-tayangan komedi dimana pada kejadian-kejadian lucu tertentu (kebanyakan yang bersifat slapstick), akan muncul suara-suara lucu tertentu berdurasi pendek, yang kadang, suara tersebut lebih lucu daripada adegannya. Di pasaran, maupun di internet, kita dapat mencari sound efek yang kemudian dikumpulkan sebagai library yang suatu waktu kelak diperlukan. Kebanyakan sound ini memiliki format wav untuk yang berdurasi pendek, dan format cda atau mp3 untuk yang berdurasi agak panjang. Jika kita memiliki waktu dan sumberdaya lebih, kita dapat pula mengumpulkan suara ini dengan lebih dulu merekam suara menggunakan sarana yang ada. Misalnya, suara kerumunan orang, suara kepadatan lalulintas, suara gemericik air, suara gelas pecah, dst. Jika rajin, kemungkinan koleksi hasil karya sendiri ini akan menjadi library tersendiri yang akan lebih memberi kepuasan ketika kelak dipakai sesuai dengan keperluan yang muncul. Sumber: http://www.captun.net/proses_.html http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

1.2.

31

By : M46 Corporation

Ilustrasi Musik Pada film komersial, untuk musik ilustrasi sering digunakan musik lama yang telah populer yang di-aransemen ulang. Sementara itu di Indonesia, sebuah sinetron sering menggunakan lagu tertentu yang telah amat dikenal masyarakat sebelumnya sehingga terkesan membonceng popularitas. Pilihan lainnya yang ditempuh ialah sebuah film menggunakan musik ilustrasi asli yang memang sengaja dibuat untuk itu, yang disebut dengan original sound track. Sedangkan untuk produksi video keseharian di rumah//kantor, berbagai jenis cara berikut ini merupakan alternatif : lagu dan musik instrumental yang ada dapat saja digunakan jika untuk keperluan pribadi yang non komersial, dengan mencantumkan identitas pemegang hak cipta. lagu dan musik instrumental tertentu dapat bebas digun